commit to user BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak takraw adalah suatu permainan yang menggunakan bola yang terbuat dari rotan (takraw), dimainkan di atas lapangan yang datar berukuran panjang 13,40 m dan lebar 6,10 m. Di tengah-tengah dibatasi oleh jaring/net seperti permainan bulutangkis. Pemainnya terdiri dari dua pihak yang berhadapan, masing-masing terdiri dari 3 (tiga) orang. Pada permainan sepak takraw terdiri dari teknik-teknik dasar yang bermacam-macam. Teknik dasar antara lain sepaksila, sepakkuda, sepakcungkil, memaha, mendada, heading, smash, servis (sepakmula), dan blocking. Servis adalah salah satu teknik untuk memulai permainan dan juga salah satu teknik menyerang untuk mendapatkan poin dari lawan. Namun, untuk para pemula jenis teknik ini sulit dilakukan karena selain membutuhkan konsentrasi yang tinggi untuk koordinasi mata dan kaki, juga ukuran bola yang kecil mempersulit perkenaan bola terhadap kaki. Untuk pemula servis dilakukan dengan menggunakan servis bawah atau sepak sila. Masalah sering muncul ketika melakukan servis bawah atau sepak sila adalah bola yang di sepakkan tidak sampai ke daerah lawan atau menyangkut di net. Begitu pula yang dirasakan oleh para siswa kelas VI SD Negeri 1 Sudimoro. Mereka merasa kesulitan dalam pelajaran permainan sepak takraw khususnya servis bawah atau sepak sila. Padahal dalam sepak takraw servis bawah sangatlah penting untuk memulai suatu permainan. Pada kenyataannya, mereka baru mengenal permainan sepak takraw, sehingga koordinasi mata dan kaki mereka belum terbiasa. Kurangnya koordinasi mata dan kaki mengakibatkan perkenaan pada bola tidak tepat sehingga bola yang disepakan menjadi liar dan lebih cenderung bola tersebut menyangkut di net atau tidak sampai di daerah lawan. Menyangkutnya bola di net disebabkan juga jarak dari tempat awal 1

2 2 melakukan servis ke net dan tinggi net selain penguasaan teknik dasar. Sehingga pengusaan teknik dasar servis bawah lebih ditekankan. Dari data yang diperoleh, di kelas VI SD Negeri 1 Sudimoro menunjukkan bahwa proses pembelajaran belum melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan belajar dan pembelajaran khususnya pada pelajaran sepak takraw yaitu pada servis bawah. Dari 25 siswa, yang tuntas hanya sebanyak 8 siswa atau 30% dan yang tidak tuntas sebanyak 17 siswa atau 70%. Sedangkan KKM pada materi ini adalah 75. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor di antaranya, guru sekolah dasar biasanya hanya memberikan materi permainan sepakbola dan kasti saja, tidak ada variasi materi jadi anak terbiasa dengan permainan tersebut. Sehingga jika diberikan materi baru seperti permainan sepak takraw mereka sulit melakukannya dan terkesan baru. Faktor lain adalah pembelajaran yang membosankan dan kurang disenangi karena model pembelajaran guru yang tidak menyenangkan dan cenderung kepada hasil belajar siswa bukan prosesnya. Tidak sesuai dengan karakteristik, kemampuan, dan perkembangan anak. Akibatnya hanya sebagian siswa saja yang aktif mengikuti proses pembelajaran, sedangkan beberapa siswa masih asik bercanda, ngobrol dengan teman atau bermain sendiri tanpa menghiraukan mmateri yang tengah disampaikan. Kurangnya partisipasi siswa dalam mengikuti pelajaran akan menurunkan timgkat keberhasilan siswa dalam belajar oleh karena itu diperlukan suatu tindakan yang mampu melibatkan partisipasi siswa dan sekaligus dapat digunakan untuk mempermudah siswa dalam mengikuti proses pembelajaran demi tercapainya tujuan pembelajaran yang direncanakan. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam belajar servis bawah sepak takraw menuntut seorang guru penjas harus memiliki kreatifitas dalam pembelajaran servis sepak takraw. Guru tradisional cenderung menggunakan pendekatan yang mendasarkan pada olahraga prestasi dalam pengajarannya. Pendekatan seperti itu menjadikan anak kurang senang atau bahkan merasa frustasi untuk melakukan program pendidikan jasmani karena mereka tidak mampu dan sering gagal untuk melaksanakan tugas yang diberikan dalam

3 3 bentuk kompleks. Untuk itu kebutuhan untuk memodifikasi olahraga sebagai suatu pendekatan alternatif dalam pengajaran pendidikan jasmani mutlak perlu dilakukan. Guru dalam hal ini harus memiliki kemampuan untuk melakukan modifikasi keterampilan yang hendak diajarkan agar sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Kesulitan-kesuitan yang dihadapi siswa harus dicarikan solusi yang tepat, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, pembelajaran yang dilakukan antara guru dan siswa hendaknya mengacu pada peningkatan aktifitas dan partisipasi siswa. Guru tidak hanya melakukan kegiatan penyampaian pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada siswa akan tetapi guru diharapkan mampu membawa siswa untuk aktif dalam berbagai bentuk pembelajaran. Seorang guru harus memiliki kreatiftas, inovasi baru, atau memilki perbendaharaan pendekatan pembelajaran, model pembelajaran atau gaya mengajar. sehingga permasalahan yang dihadapi siswa dapat dipecahkan sesuai permasalahan siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Gaya mengajar yang dikembangkan oleh Muka Mosston yang terdiri dari 11 macam gaya mengajar ternyata belum diketahui dan dipahami oleh guru Penjasorkes. Sebagian besar guru melaksanakan pembelajaran secara konvensional dan tidak berusaha untuk mengembangkan pengetahuannya tentang gaya mengajar yang dapat digunakan untuk pembelajaran, termasuk pembelajaran servis bawah sepak takraw. Permasalahan yang dihadapi siswa kelas VI SD N 1 Sudimoro tentunya berbeda-beda. berdasarkan permasalahan siswa kelas VI SD N 1 Sudimoro yang berbeda-beda tersebut, maka seorang guru harus memahaminya dan mampu mencarikan solusi yang tepat dan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan permasalahan siswa. Untuk mengatasi permasalahan pembelajaran servis bawah sepak takraw yang terjadi pada siswa kelas VI SD N 1 Sudimoro. Seorang guru dapat merancang bentuk pembelajaran yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi siswa. Untuk kesalahan sepakan servis bawah yang mengenai net dapat menggunakan net dengan ketinggian yang lebih rendah, ketinggian net sedang, hingga pada ketinggian net yang sebenarnya. Dari perancangan

4 pembelajaran servis bawah sepak takraw tersebut, guru mengamati kemampuan siswa dengan mengarahkan ke bagian mana yang harus dilakukan sesuai dengan kemampuan. Siswa juga diberikan kesempatan untuk memilih sendiri rancangan pembelajaran mana yang sesuai dengan kemampuannya. Rancangan pembelajaran dilakukan dari tahapan yang mudah kemudian ditingkatkan hingga mencapai ketinggian net yang sebenarnya. Untuk membuat rancangan pembelajaran dengan membuat level yang mudah hingga dan sulit tersebut dapat diterapkan dengan gaya mengajar inklusi. Adang Suherman & Agus Mahendra (2001: 151) menyatakan, Gaya mengajar inklusi (partisipatif/inclusion style) yaitu, guru menentukan tugas pembelajaran yang memiliki target atau kriteria yang berbeda tingkat kesulitannya dan siswa diberi keleluasan untuk menentukan tingkat tugas mana yang sesuai dengan kemampuannya. Dengan begitu setiap anak akan merasa berhasil dan tidak ada yang merasa tidak mampu. Berdasarkan karakteristik dari gaya mengajar inklusi, gaya mengajar ini dapat diterapkan dalam pembelajaran servis bawah sepak takraw pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Sudimoro yang permasalahannya berbeda-beda. Melalui pembelajaran servis bawah sepak takraw yang dirancang sesuai dengan permasalahan siswa kelas VI SD Negeri 1 Sudimoro diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar servis bawah sepak takraw. Untuk mengetahui apakah gaya mengajar inklusi dapat meningkatkan hasil belajar servis bawah sepak takraw, maka perlu dilakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul, Aplikasi Gaya Mengajar Inklusi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Servis Bawah Sepak Takraw Pada Siswa Kelas VI SD N Sudimoro 1 Tahun Ajaran 2013/ B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, msalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan yaitu : Bagaimanakah gaya mengajar inklusi dapat meningkatkan hasil belajar servis bawah sepak takraw pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Sudimoro Tahun Ajaran 2013/2014?

5 5 C. Tujuan Masalah Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini mempunyai tujuan : Untuk meningkatkan hasil belajar servis bawah sepak takraw dengan menggunakan gaya mengajar inklusi pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Sudimoro Tahun Ajaran 2013/2014. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yaitu : 1. Siswa Kelas VI SD Negeri 1 Sudimoro a. Memudahkan siswa dalam menguasai servis bawah melalui aplikasi model pembelajaran inklusi sehingga dapat meningkatkan kemampuan servis bawah b. Menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan meningkatkan peran aktif siswa dalam mengikuti pembelajaran, serta meningkatkan hasil servis bawah sepak takraw. 2. Guru Penjasorkes SD Negeri 1 Sudimoro a. Untuk meningkatkan kreatifitas guru dalam pembelajaran Penjasorkes agar diperoleh hasil belajar yang optimal. b. Sebagai bahan masukan guru dalam memilih alternatif gaya mengajar untuk membelajarkan Penjasorkes yang akan dilakukan. 3. Sekolah SD Negeri 1 Sudimoro a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan sekolah untuk mengembangkan model pembelajaran.

6 6