BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Permasalahan gizi terjadi disetiap siklus kehidupan, dimulai sejak dalam kandungan (janin), bayi, anak, dewasa, dan usia lanjut. Periode dua tahun pertama kehidupan merupakan masa kritis dan pada masa ini terjadi pertumbuhan serta perkembangan yang sangat pesat. Peran penimbangan balita secara teratur untuk dapat diikuti status gizi balita (Anonim, 2007). Data dari UNICEF tahun 1999 menunjukkan bahwa sebanyak juta (50-69,7%) anak balita di Indonesia, dimana 4 juta diantaranya dibawah satu tahun, berstatus gizi sangat buruk sehingga mengakibatkan kematian, dan malnutrisi berkelanjutan. Setiap tahun diperkirakan sebanyak 7% anak balita Indonesia (sekitar jiwa) meninggal dan hal ini berarti setiap 2 menit terjadi kematian satu anak balita, dimana sebanyak anak (60%) diantaranya akibat gizi buruk. Seluruh anak usia 4-24 bulan yang berjumlah 4,9 juta di Indonesia, sekitar seperempatnya sekarang berada dalam kondisi kurang gizi. Herwin (2004) dalam Purwanti (2009). Kasus gizi buruk di Jawa Tengah pada tahun 2008 dengan berat badan menurun tinggi badan sebanyak balita (0,28 %), pada tahun 2009 turun menjadi balita (0,26 %). (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009) sedangkan kasus gizi buruk di Kota Semarang tahun 2008 ditemukan sebanyak 30 kasus, tahun 2009 meningkat menjadi 39 kasus. (Profil Kesehatan Kota Semarang, 2009). Masalah gizi di Indonesia pada umumnya masih didominasi oleh masalah Kurang Energi Protein (KEP), masalah anemia besi, masalah gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY), masalah kurang vitamin A (KVA) dan masalah obesitas terutama di kota-kota besar. Masalah kekurangan gizi di indonesia, masih lebih tinggi dari pada negara ASEAN lainnya (Atmawkarta, 2007). 1

2 2 Ibu memiliki peran besar dalam keluarga. Ibu-ibu di indonesia bertanggungjawab dalam belanja pangan, mengatur menu keluarga, mendistribusikan makanan, dan berperan langsung dalam pemeliharaan anak. Pengetahuan gizi ibu akan sangat berpengaruh terhadap keadaan gizi keluarga (Suhardjo, 1989). Tingkat pengetahuan gizi ibu yang baik akan mempermudah pelaksanaan tanggungjawabnya dalam pemilihan jenis pangan yang mengandung gizi tinggi untuk seluruh keluarganya (Harper et al., 1986). Gizi buruk adalah keadaan kekurangan energi dan protein tingkat berat akibat kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi dan atau menderita sakit dalam waktu lama. Hal ini ditandai dengan status gizi sangat kurus (menurut BB terhadap TB) dan atau hasil pemeriksaan klinis menunjukkan gejala marasmus, kwashiorkor atau marasmik kwashiorkor. Fenomena gizi buruk dan kurang sering kali dikaitkan dengan kondisi ekonomi yang buruk jika merajuk pada fakta bahwa keterbatasan pemenuhan pangan dapat menyebabkan busung lapar, kwashiorkor dan penyakit kekurangan vitamin seperti beri-beri (Profil Kesehatan Indonesia, 2010). Kwashiorkor adalah keadaan gizi buruk yang ditandai dengan edema seluruh tubuh terutama di punggung kaki, wajah membulat dan sembab, perut buncit, otot mengecil, pandangan mata sayu dan rambut tipis/kemerahan. (Direktorat Bina Gizi Masyarakat, 2008). Menurut Istiono, dkk 2009 menyatakan kurang gizi pada balita tidak terjadi secara tibatiba, tetapi diawali dengan kenaikkan berat badan anak yang tidak cukup. Perubahan berat badan anak dari waktu ke waktu merupakan petunjuk awal tentang perubahan status gizi anak. Secara perlahan kekurangan gizi akan berdampak pada tingginya angka kematian ibu, bayi, dan balita, serta rendahnya umur harapan hidup. Selain itu, dampak kekurangan gizi terlihat juga pada rendahnya partisipasi sekolah, rendahnya pendidikan, serta lambatnya pertumbuhan ekonomi. Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga (Sembiring, 2004).

3 3 Salah satu jenis kegiatan pokok posyandu adalah kesehatan ibu dan anak dan perbaikan gizi masyarakat. Sedangkan jumlah posyandu tahun 2010 yang berada di Kota Semarang berjumlah buah (Profil Kesehatan Kota Semarang, 2010). Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat. Masalah gizi kurang di posyandu Rowosari Semarang cukup memprihatinkan. Jumlah posyandu di Rowosari sejumlah 9 posyandu, dimana posyandu Nusa Indah 9 adalah posyandu dengan penderita gizi buruk terberat 3 balita mengalami gizi buruk, sedangkan 2 balita yang sudah di tanggani oleh DKK, sedangkan 1 balita yang ditangani oleh posyandu Nusa Indah 9, meskipun sering berkaitan dengan kekurangan pangan, pemecahannya tidak selalu berupa peningkatan produksi dan pengadaan pangan. Pada kasus tertentu, seperti dalam keadaan krisis (bencana kekeringan, krisis ekonomi) masalah gizi muncul akibat masalah ketahanan pangan di tingkat rumah tangga, kemampuan rumah tangga memperoleh makanan untuk semua anggotanya. Menyadari hal itu, peningkatan status gizi masyarakat memerlukan kebijakan yang menjamin setiap anggota masyarakat untuk memperoleh makanan yang cukup jumlah dan mutunya dalam konteks itu masalah gizi tidak lagi semata-mata masalah kesehatan, tetapi juga masalah kemiskinan, dan masalah kesempatan kerja (Supariasa, 2005 dalam Pramularsih, 2009). Berdasarkan studi pendahuluan di Posyandu Kelurahan Rowosari Semarang pada bulan Desember Diperoleh data jumlah balita yang ada di posyandu Nusa indah 9 Rowosari Semarang ada 80 balita. Atas Dasar latar belakang Tersebut peniliti terdorong melakukan penelitian Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Status Gizi Anak Balita di Posyandu Nusa Indah 9 Kelurahan Rowosari Semarang.

4 4 B. Rumusan masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dirumuskan Apakah ada hubungan pengetahuan ibu dengan status gizi anak balita di Posyandu Nusa Indah 9 Kelurahan Rowosari Semarang. C. Tujuan penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan status gizi anak balita di posyandu nusa indah 9 kelurahan rowosari, semarang. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan pengetahuan ibu dengan status gizi anak balita di posyandu nusa indah 9 kelurahan rowosari semarang. b. Mendeskripsikan status gizi anak balita di posyandu nusa indah 9 kelurahan rowosari semarang. c. Menganalisis hubungan pengetahuan ibu dengan status gizi anak balita di posyandu nusa indah 9 kelurahan rowosari semarang. D. Manfaat penelitian a. Ibu yang mempunyai anak balita Menambah pemahaman dan pengetahuan ibu dengan status gizi anak balita di posyandu. b. Posyandu Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan tentang masalah status gizi di posyandu. c. Peneliti Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis mengenai Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Status Gizi Anak Balita Di Posyandu Nusa Indah 9 Kelurahan Rowosari Semarang.

5 5 E. Bidang ilmu Bidang Ilmu dalam penelitian ini adaalah Ilmu Keperawatan Anak. F.Originalitas penelitian Tabel 1.1 Originalitas Penelitian Tahun/ Peneliti 2011/ Indriya Hapsari 2011/ Arman, Rizaldi Judul Sampel Hasil Hubungan Pengetahuan Gizi Ibu dengan Status Gizi Balita di Desa Jatisari Kecamatan Subah Kabupaten Batang. Hubungan Antara Pengetahuan Ibu sampel yang di Ada hubungan antara gunakan adalah sebanyak 65 responden. Di kecamatan subah kabupaten batang teknik pengambilan sample nya adalah proportional sampling Sample yang di gunakan adalah 51 status gizi menurut indeks BB/U (p: 0,000), status gizi menurut indeks BB/TB. Ada hubungan antara pengetahuan ibu Tentang Gizi responden di tentang gizi dengan Dengan Status Puskesmas Karang nilai p sebesar 0,000 Gizi Balita Usia 2- Dowo Klaten. (P< 0,05) 5 Tahun di Teknik Wilayah Kerja pengambilan Puskesmas Karangdowo Klaten sampelnya adalah Total sampling.

6 6 Ikti Sri Hubungan tingkat Sampel yang Ada hubungan antara Wahyuni pengetahuan ibu tentang ibu tentang gizi dan gizi anak balita desa digunakan adalah 74 anak balita di desa kemplak di desa karang anyar tingkat pengetahuan tentang gizi dengan status gizi anak balita. dengan nilai p = 0,009 (p<0,05). kemplak pengambilan kecamatan Karang sampelnya adalah Pandang total sampling Karanganyar 2010/ Susilo Wati Anjhani Hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi dan pemberian ASI eksklusif dengan usia bayi 7 sampai 36 bulan di Sampel yg di gunakan adalah sempel yg di gunakan adalah 61 balita. Pengambil Ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang status gizi balita. dengan nilai p = 0,009 (p<0,05). posyandu desa sampelnya adalah Watu gede kec. Total sampling Singosari kabupaten Malang 2010 Originalitas Penelitian ini adalah: 1. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional dimana jenis penelitian ini yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi dari variabel bebas dan variabel terikat hanya pada satu kali saat itu. 2. Populasi penelitian ini yaitu semua anak usia 1-5 tahun dan yang mempunyai ibu yang berada di posyandu 3. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner dan Z-Score