BAB I PENDAHULUAN. anak. Menurut Plato (Makmun, 2003:105), secara potensial (fitrah) manusia
|
|
- Ratna Budiman
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keterampilan sosial menjadi keterampilan yang penting dikuasai setiap anak. Menurut Plato (Makmun, 2003:105), secara potensial (fitrah) manusia dilahirkan sebagai makhluk sosial (zoon politicon). Oleh karena itu, sebagai makhluk sosial, anak harus dapat mengembangkan keterampilan sosialnya sebagai bekal untuk memenuhi tugas-tugas perkembangan yang menjadi harapan masyarakat atau social expectations. Akan tetapi, tidak semua anak memiliki keterampilan sosial dan kemampuan menuntaskan tugas-tugas perkembangannya. Salah satu indikator ialah munculnya permasalahan yang dialami anak seperti ingin menang sendiri, merasa berkuasa, tidak mau berteman atau memilih-milih teman, bersikap agresif, dan tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan (Syaodih,1995:29). Anak-anak yang kurang memiliki keterampilan sosial sangat memungkinkan untuk ditolak oleh rekan yang lain. Anak yang tidak memiliki keterampilan sosial (tidak mampu bekerjasama, menyesuaikan diri, berinteraksi dengan baik, mengontrol diri, berempati, menaati aturan serta menghargai orang lain) akan sangat mempengaruhi perkembangan anak lainnya. Sebaliknya, terbinanya keterampilan sosial pada diri anak akan memunculkan penerimaan dari
2 2 teman sebaya, penerimaan dari guru, dan sukses belajarnya (Kurniati, 2006b: 112). Berdasarkan hal tersebut, maka keterampilan sosial menjadi kebutuhan bagi setiap individu untuk dapat diterima di lingkungan sosialnya, termasuk anak tunarungu. Tunarungu merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan keadaan kehilangan pendengaran yang dialami oleh seseorang. Secara umum tunarungu dikategorikan kurang dengar dan tuli, sebagaimana yang diungkap Hallahan dan Kauffman (1991:26) bahwa Tunarungu adalah suatu istilah umum yang menunjukkan kesulitan mendengar yang meliputi keseluruhan kesulitan mendengar dari yang ringan sampai yang berat, digolongkan ke dalam tuli dan kurang dengar. Berdasarkan hambatan tersebut, maka dapat mengakibatkan kesulitan dalam belajar di sekolah dan dalam berkomunikasi dengan orang yang dapat mendengar sehingga berdampak pada perkembangan sosial dan keragaman pengalamannya. Sebagian besar perkembangan sosial anak didasarkan atas komunikasi lisan, begitu pula perkembangan komunikasi itu sendiri, sehingga gangguan dalam proses pendengaran akan menimbulkan hambatan dalam berinteraksi dan berkomunikasi. Masalah mendasar yang dialami oleh anak tunarungu adalah hambatan dalam perkembangan bahasa, sehingga anak mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan lingkungannya. Anak yang dari lahir sudah mengalami kehilangan pendengaran tidak mendapatkan rangsangan bunyi/suara dari lingkungannya. Akibat dari tidak adanya masukan bunyi/suara yang diterima oleh
3 3 anak tunarungu, tidak terjadi umpan balik dan proses meniru ucapan, maka alat bicaranya pun tidak terlatih untuk mengucapkan kata-kata atau berkata. Alat bicaranya menjadi kaku, dalam arti mereka mengalami kesulitan untuk mengungkapkan sesuatu tanpa terlatih berbicara, karena alat bicara tidak bisa bergerak secara otomatis, melainkan harus mengeja. Oleh karena itu banyak anak tunarungu sulit untuk berkomunikasi secara verbal dengan orang lain dan mereka juga sulit untuk bisa berinteraksi dengan orang lain, sulit mengungkapkan isi hatinya, disebabkan dari masukan bahasa yang diterimanya sangat kurang, sehingga bahasanya pun kurang berkembang. Kekurangan anak tunarungu dalam perolehan bahasa secara verbal, maka kompensasi komunikasinya adalah dengan menggunakan bahasa isyarat. Kurangnya masukan bahasa yang bisa diterima oleh anak tunarungu akhirnya menyebabkan banyak dari mereka sulit berkomunikasi dengan orang lain. Dengan keterbatasannya dalam berkomunikasi ini maka banyak mempengaruhi keterampilan sosial anak tunarungu. Memang tidak semua dari anak tunarungu memiliki keterampilan sosial yang kurang baik, tetapi banyak juga dari mereka yang selalu merasa rendah diri dan sensitif (mudah curiga) jika berhadapan dengan orang lain pada umumnya. Banyak dari mereka yang menarik diri dari lingkungannya karena keterbatasan bahasa yang dimiliki, sehingga mereka kesulitan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Setiap anak, termasuk anak tunarungu membutuhkan orang lain dalam membantu perkembangan keseluruhan dirinya, dan orang yang paling pertama bertanggung jawab adalah kedua orang tua atau keluarganya. Keluarga sebagai lembaga pertama dan utama bagi pendidikan anak, mempunyai peranan penting
4 4 dalam mengembangkan keterampilan sosial anak tunarungu. Robandi, dkk. (2007:175) menyatakan bahwa: Disebut sebagai lembaga pertama karena pada umumnya setiap anak dilahirkan dan kemudian dibesarkan pada awal pertama dalam lingkungan keluarga. Kemudian disebut sebagai lembaga utama bagi anak, karena keberhasilan pendidikan dalam keluarga ketika anak berada dalam usia dini atau sering disebut masa golden age. Karena itulah keluarga dipandang sebagai lembaga pertama dan utama bagi anak. Hubungan anak dengan orang tua dan anggota keluarga lainnya menjadi landasan sikap anak terhadap orang lain, benda dan kehidupan secara umum. Keluarga merupakan primary group bagi anak yang pertama-tama mendidiknya dan merupakan lingkungan sosial pertama di mana anak berkembang sebagai mahluk sosial. Merawat dan mengasuh anak bukan hanya memenuhi kebutuhan fisik atau jasmaninya saja, melainkan juga pada pemenuhan optimalisasi perkembangan yang lain seperti emosi, sosial, bahasa, motorik dan kognitif. Hofman (Syaodih, E, 1999:5) menyatakan bahwa perlakuan orang tua dalam pengasuhan anak sangat menentukan perilaku anak menjadi perilaku yang prososial atau anti sosial. Sejalan dengan ini, Santrock (2002:257) menyatakan bahwa: Kasih sayang pengasuhan selama beberapa tahun pertama kehidupan merupakan ramuan kunci dalam perkembangan sosial anak, meningkatkan kemungkinan anak akan berkompeten secara sosial dan menyesuaikan diri dengan baik pada tahun-tahun prasekolah dan sesudahnya. Perbedaan pola asuh yang diterapkan orang tua kepada anaknya turut berpengaruh pada perkembangan sosial anak. Penelitian sebelumnya yang dilakukan Murphey, D.A. (2002), menunjukkan bahwa... 70% anak-anak dengan
5 5 pengalaman pengasuhan yang baik menunjukkan pemenuhan kriterianya dalam semua item (perkembangan sosial dan emosi, komunikasi, kognitif dan pengetahuan umum), dibandingkan dengan 30% anak-anak yang tidak mendapat pengalaman pengasuhan yang baik. Berdasarkan hal tersebut, maka orangtua dituntut untuk lebih optimal, dalam memberikan didikan, bimbingan, pengasuhan juga arahan pada anak khususnya anak tunarungu yang memiliki hambatan pendengaran dalam mencapai suatu kematangan sosial untuk bekalnya menghadapi kehidupan yang lebih luas, kompleks dan beragam. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini bermaksud untuk melihat pola asuh orangtua anak tunarungu usia dini yang memiliki keterampilan sosial baik di SLB Prima Bhakti Mulia, Kota Cimahi. B. Identifikasi dan Rumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah Keterbatasan bahasa yang dialami oleh anak tunarungu, tentunya akan berdampak pada kehidupannya khususnya dalam kemampuan bicaranya. Kemampuan berbicara seseorang sangat dipengaruhi oleh pengalaman bahasa yang dimilikinya. Secara umum anak tunarungu secara potensial sama dengan anak pada umumnya, tetapi secara fungsional perkembangan kognitif anak tunarungu dipengaruhi oleh tingkat kemampuan bahasanya. Selain hambatan tersebut di atas, ketunarunguan dapat mengakibatkan terasingnya individu dalam pergaulan sosial. Keadaan tersebut dapat menghambat
6 6 perkembangan kepribadian anak menuju proses kedewasaan. Egosentrisme yang melebihi anak pada umumnya, mempunyai perasaan takut akan lingkungan yang lebih luas, ketergantungan terhadap orang lain, lebih mudah marah dan cepat tersinggung, pemalu dan terkadang menarik diri apabila berada dalam suatu situasi yang baru dimana orang-orang yang hadir lebih beragam (cenderung menarik diri dan sulit beradaptasi dengan lingkungan yang baru). Berdasarkan hal tersebut, dalam mendukung keterampilan sosial anak tunarungu dibutuhkan peran serta keluarga khususnya orangtua dalam menerapkan pola asuh. Karena keterampilan sosial merupakan salah satu keterampilan yang penting bagi anak, keterampilan sosial perlu dimiliki dan dikembangkan oleh anak sejak dini untuk mencegah kegagalan dan kesulitan di masa sekolah dan masa dewasa kelak. Hasil temuan tentang keterampilan sosial (Field & Roopnarine, 1982; Doyle, Connoly & Rivest, 1980; Ladd, et al., 1992; dalam Spodek, 1993: 71) menyebutkan, keterampilan sosial anak lebih bergantung pada kualitas pertemanan dengan orang-orang yang telah dikenal atau familiar sebelumnya, yaitu lingkungan keluarga. Sejalan dengan hasil temuan Field & Roopnarine; Doyle, Connoly & Rivest; Ladd, et al., Nasution (2010: 1) mengungkapkan, anak akan baik perkembangan keterampilan sosialnya apabila pola asuh yang diberikan orang tuanya baik pula. Pendapat yang mengungkapkan keterampilan sosial anak lebih baik jika dikembangkan melalui lingkungan keluarga didasari alasan keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi anak untuk
7 7 mengembangkan dan menanamkan berbagai kebiasaan dan norma perilaku sebagai bekal kehidupan pribadi di keluarga dan masyarakat (Pemerintah Provinsi Jawa Barat, 2003:1). Hasil studi pendahuluan memperlihatkan bahwa sebagian anak-anak tunarungu memiliki keterampilan sosial yang baik, tetapi ada pula anak-anak tunarungu yang keterampilan sosialnya kurang baik, padahal anak-anak tunarungu tersebut relatif sama dalam hal kemampuan kognitif maupun tingkat kehilangan pendengarannya. Sehubungan dengan itu, yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana pola asuh orangtua mempengaruhi keterampilan sosial anak tunarungu? Berdasarkan permasalahan itulah peneliti ingin menelusuri bagaimana keluarga memperlakukan anak tunarungu di rumah sehingga mereka (anak tunarungu) ini memiliki keterampilan sosial yang baik. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah: pola asuh orangtua anak tunarungu usia dini yang memiliki keterampilan sosial baik di SLB Prima Bhakti Mulia, Kota Cimahi dengan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana keterampilan sosial anak tunarungu usia dini di Sekolah Luar Biasa Prima Bhakti Mulia Kota Cimahi? 2. Bagaimana pola asuh orangtua dari anak tunarungu usia dini yang memiliki keterampilan sosial baik?
8 8 C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini terdiri atas tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk pola asuh orangtua dilihat dari keterampilan sosial anak tunarungu usia dini di Sekolah Luar Biasa Prima Bhakti Mulia Kota Cimahi. Sedangkan tujuan penelitian secara khusus adalah untuk: 1. Mengetahui gambaran keterampilan sosial anak tunarungu usia dini di Sekolah Luar Biasa Prima Bhakti Mulia Kota Cimahi. 2. Mengetahui pola asuh orang tua anak tunarungu usia dini yang memiliki keterampilan sosial baik. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bernilai guna baik untuk keperluan teoritik maupun secara aplikatif. Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut: 1. Teoritik, untuk pengembangan ilmu pengetahuan dibidang pendidikan anak berkebutuhan khusus, khususnya dalam bidang intervensi dini dimana diharapkan orangtua dapat mengintervensi anaknya secara dini dengan menerapkan pola asuh yang baik agar dapat mengoptimalkan keterampilan sosial anaknya. 2. Aplikatif, hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat secara aplikatif terhadap orangtua yang memiliki anak tunarungu usia dini yang
9 9 keterampilan sosialnya kurang baik; sebagai masukan untuk menerapkan pola asuh yang lebih baik untuk meningkatkan keterampilan sosial anaknya. 3. Peneliti lain; hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan rujukan untuk penelitian lebih lanjut, khususnya dalam rangka untuk menerapkan dan mengembangkan pola asuh orangtua untuk meningkatkan keterampilan sosial bagi anak tunarungu. E. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam tesis ini dibagi dalam lima bab, setiap bab dirinci dalam beberapa sub bab sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan, berisi latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II : Kajian pustaka, meliputi: pengertian keterampilan sosial, kategori keterampilan sosial, faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan sosial, pengertian pola asuh orangtua, dimensi pola asuh orangtua, pengaruh pola asuh orangtua terhadap keterampilan sosial anak, tunarungu usia dini, keterampilan sosial dan pola asuh orangtua, juga penelitian-penelitian terdahulu. BAB III : Metodologi penelitian, meliputi: lokasi dan informan penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi istilah, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data penelitian, teknik keabsahan data, dan analisis data. BAB IV : Hasil penelitian dan pembahasan, meliputi: deskripsi hasil data observasi keterampilan sosial anak tunarungu usia dini dan deskripsi hasil data
10 10 wawancara pola asuh orangtua dari anak tunarungu usia dini yang memiliki keterampilan sosial baik, beserta pembahasan. BAB V : Kesimpulan dan rekomendasi.
BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) merupakan jenjang pendidikan formal pertama dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar (SD) merupakan jenjang pendidikan formal pertama dan mendasar bagi anak. Pendidikan dasar bertujuan memberikan bekal kemampuan dasar kepada anak
Lebih terperinciPELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VII SMPLB DI SLB-B PRIMA BHAKTI MULIA KOTA CIMAHI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan secara umum memiliki tujuan untuk membentuk kedewasaan individu dalam berbagai aspek, baik pengetahuannya, sikapnya, maupun keterampilannya. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terdapat kapasistas bagi timbulnya keterampilan anti sosial (anti-sosial behaviour)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rousseau (martini, 2004: 28) menyatakan bahwa dalam diri manusia terdapat kapasistas bagi timbulnya keterampilan anti sosial (anti-sosial behaviour) dan keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki perbedaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki perbedaan dengan anak-anak pada umumnya. Anak berkebutuhan khusus (dulu di sebut sebagai anak luar biasa) didefinisikan
Lebih terperinciBAB II HUBUNGAN SOSIAL KELOMPOK USIA 5-6 TAHUN DAN SENTRA IMAN DAN TAQWA. A. Perkembangan hubungan sosial kelompok usia 5-6 tahun
BAB II HUBUNGAN SOSIAL KELOMPOK USIA 5-6 TAHUN DAN SENTRA IMAN DAN TAQWA A. Perkembangan hubungan sosial kelompok usia 5-6 tahun 1. Pengertian hubungan sosial kelompok usia 5-6 tahun Perilaku sosial merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang dibutuhkan oleh setiap individu. Sejak lahir, setiap individu sudah membutuhkan layanan pendidikan. Secara formal, layanan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah hak setiap orang. Begitu pula pendidikan untuk orang orang yang memiliki kebutuhan khusus. Seperti dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang mana merupakan wujud cinta kasih sayang kedua orang tua. Orang tua harus membantu merangsang anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sejak awal kehidupannya, manusia dilahirkan belum bersifat sosial, dalam artian belum memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah TUTI FARHAN, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam hidup bermasyarakat akan saling berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain. Kebutuhan itulah yang dapat menimbulkan suatu proses interaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Periode emas atau yang lebih dikenal dengan golden age adalah masa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Periode emas atau yang lebih dikenal dengan golden age adalah masa dimana otak anak mengalami perkembangan paling cepat sepanjang sejarah kehidupannya. Periode ini
Lebih terperinci2015 PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BERMAIN PERAN MAKRO TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak merupakan makhluk sosial, artinya sepanjang hidup manusia tidak lepas untuk saling berhubungan, dan saling membutuhkan dengan orang lain dalam menjalani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai usaha mengoptimalkan potensi-potensi luar biasa anak yang bisa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum, tujuan pendidikan anak usia dini adalah mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Departemen Kesehatan RI pada tahun 2010 jumlah anak usia dini (0-4 tahun) di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan saat seseorang mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang sangat pesat dalam kehidupannya. Perkembangan dan pertumbuhan pada anak usia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Sosialisasi Anak Prasekolah 1. Pengertian Sosialisasi Sosialisasi menurut Child (dalam Sylva dan Lunt, 1998) adalah keseluruhan proses yang menuntun seseorang, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja berhubungan dengan perubahan intelektual. Dimana cara
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja berhubungan dengan perubahan intelektual. Dimana cara berpikir remaja mengarah pada tercapainya integrasi dalam hubungan sosial (Piaget dalam Hurlock, 1980).
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak pra sekolah yaitu anak dengan usia 4-6 tahun yang mengalami
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak pra sekolah yaitu anak dengan usia 4-6 tahun yang mengalami perubahan dari fase kehidupan sebelumnya. Masa anak prasekolah sering disebut dengan golden age atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan anak untuk optimalisasi bagi perkembangannya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Anak adalah anugerah, rezeki, amanah dan kekayaan yang paling berharga bagi orangtua dan keluarganya. Suatu kebahagian bagi orangtua yang selalu berharap agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia 0-6 tahun disebut juga sebagi usia kritis dalam rentang perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia 0-6 tahun disebut juga sebagi usia kritis dalam rentang perkembangan dan merupakan usia emas dalam proses perkembangan anak. Apabila pada masa tersebut anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa
26 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Masa kanak-kanak merupakan masa yang paling penting dalam perkembangan manusia. Pada fase inilah seorang pendidik dapat menanamkan prinsip-prinsip yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa kehadiran manusia lainnya. Kehidupan menjadi lebih bermakna dan berarti dengan kehadiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu unit terkecil dalam masyarakat yaitu keluarga. Dalam keluarga, manusia akan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Perkembangan hidup seorang manusia diawali dari pengalamannya dalam suatu unit terkecil dalam masyarakat yaitu keluarga. Dalam keluarga, manusia akan berinteraksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan tingkah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan tingkah lakunya dengan situasi orang lain. Sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan pergaulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan-perubahan yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya (maturation)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ke arah positif maupun negatif, maka intervensi edukatif dalam bentuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja (adolescence) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial emosional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu sistem Pendidikan Nasional yang diatur dalam UU No.20 Tahun tentang sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang 1945 mengamanatkan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem Pendidikan Nasional yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial. Sebagai makhluk individu ia memiliki sifat dan ciri-ciri yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk yang berketuhanan, makhluk individu dan makhluk sosial. Sebagai makhluk individu ia memiliki sifat dan ciri-ciri yang khas dan berbeda dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan anak yang berbeda-beda. Begitu pula dengan pendidikan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penanganan untuk anak berkebutuhan khusus menjadi suatu tantangan tersendiri bagi penyelenggara pendidikan luar biasa mengingat karakteristik dan kebutuhan anak yang
Lebih terperinciPermasalahan Anak Usia Taman Kanak-Kanak Oleh: Nur Hayati, S.Pd PGTK FIP UNY
Permasalahan Anak Usia Taman Kanak-Kanak Oleh: Nur Hayati, S.Pd PGTK FIP UNY Pendahuluan Setiap anak memiliki karakteristik perkembangan yang berbeda-beda. Proses utama perkembangan anak merupakan hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diinginkan karena adanya keterbatasan-keterbatasan, baik fisik maupun mental.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap manusia berharap dilahirkan dalam keadaan yang normal dan sempurna, akan tetapi tidak semua manusia mendapatkan kesempurnaan yang diinginkan karena adanya keterbatasan-keterbatasan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah masyarakat. Manusia senantiasa berhubungan dengan manusia lain untuk memenuhi berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden Age, masa-masa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak adalah individu yang unik, dimana anak selalu bergerak, memiliki rasa ingin tahu yang kuat, memiliki potensi untuk belajar dan mampu mengekspresikan diri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan merupakan pola perubahan yang dimulai sejak pembuahan, yang berlanjut sepanjang rentang hidup (Santrock, 2007 : 7). Perkembangan adalah hal yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk dapat saling mengisi dan saling membantu satu dengan yang lain.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia karena dibekali memiliki akal budi, kepribadian serta kecerdasan yang membedakannya dengan makhluk lainnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan anak usia 0-8 tahun. PAUD
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pendidikan telah berkembang pesat dan terspesialisasi, salah satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan anak usia 0-8 tahun. PAUD bertujuan untuk mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Melalui komunikasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nirma Shofia Nisa, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Remaja merupakan individu yang sedang mengalami perkembangan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Remaja berada diantara anak-anak dan dewasa, oleh sebab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan upaya pembinaaan dan pengasuhan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga anak usia 6 tahun, meskipun sesungguhnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atiasih, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat penting bagi perkembangan dasar anak. Perkembangan dasar anak usia dini memerlukan stimulus
Lebih terperinciJENIS-JENIS KOMPETENSI GURU TK
JENIS-JENIS KOMPETENSI GURU TK NO KOMPETENSI SUB KOMPETENSI INDIKATOR 1. Kompetensi a. Memahami wawasan dan landasan 1) Mengetahui wawasan kependidikan TK Pedagogik kependidikan. 2) Mengetahui landasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tahun-tahun pertama kehidupan anak atau yang sering dikenal dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tahun-tahun pertama kehidupan anak atau yang sering dikenal dengan usia dini merupakan masa yang sangat tepat untuk meletakkan dasar-dasar pengembangan kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak merupakan generasi penerus dan aset pembangunan. Anak menjadi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak merupakan generasi penerus dan aset pembangunan. Anak menjadi harapan orang tua, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Sebagai orang tua harus mempersiapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun sebelum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD ) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun sebelum memasuki pendidikan dasar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, motorik, kognitif, sosial emosi serta perkembangan bahasa.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan Anak Taman Kanak-kanak merupakan bagian dari perkembangan manusia secara keseluruhan. Perkembangan pada usia ini mencakup perkembangan fisik, motorik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi intelektual dan sikap yang dimilikinya, sehingga tujuan utama
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu fondasi yang menentukan ketangguhan dan kemajuan suatu bangsa. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal dituntut untuk melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi pada waktu dan tempat yang kadang sulit untuk diprediksikan. situasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya setiap individu pasti mengalami kesulitan karena individu tidak akan terlepas dari berbagai kesulitan dalam kehidupannya. Kesulitan dapat terjadi pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. yang di selenggarakan di lingkungan keluarga.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang di lakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial anak. Hurlock (1993: 250) berpendapat bahwa perkembangan sosial
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah perkembangan (developmental) merupakan bagian dari masalah psikologi. Masalah ini menitik beratkan pada pemahaman dan proses dasar serta dinamika perilaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0486/UI/1992 tentang Taman Kanak-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia dini merupakan kelompok potensial dalam masyarakat yang perlu mendapat perhatian dan proritas khusus, baik para orang tua dan lembaga pendidikan. Keputusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan seseorang memasuki masa dewasa. Masa ini merupakan, masa transisi dari masa anak-anak menuju dewasa.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat. Masa ini biasa disebut dengan masa the golden
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Masa ini biasa disebut dengan masa the golden age,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. halus). Oleh karena itu untuk menciptakan generasi yang berkualitas, dini disebut juga dengan The Golden Age ( Usia Emas ).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) telah berkembang sangat pesat. Salah satu diantaranya adalah pendidikan yang menitikberatkan pada perkembangan dan pertumbuhan.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. sehari-hari. Perilaku sosial mempengaruhi penyesuaian sosial individu. Individu yang
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Perilaku Sosial Anak 2.1.1) Pengertian Perilaku Sosial Anak Hakikat manusia adalah mahluk sosial yang selalu berhubungan dan membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Sebagai
Lebih terperinciSKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN DIRI DENGAN KOMPETENSI INTERPERSONAL PADA REMAJA PANTI ASUHAN SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengembangan berbagai potensi yang dimiliki anak. Usia 4-6 tahun adalah suatu tahap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia 4-6 tahun merupakan waktu paling efektif dalam kehidupan manusia untuk mengembangan berbagai potensi yang dimiliki anak. Usia 4-6 tahun adalah suatu tahap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hendaknya dibangun dengan empat pilar, yaitu learning to know, learning
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usia kanak-kanak mulai dari 0-6 tahun adalah masa the golden age atau masa usia. sehingga potensi yang dimilikinya semakin terasah.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa anak adalah masa yang sangat potensial, dimana pada masa ini anak sedang mengalami masa perkembangan secara optimal, pertumbuhan otak anak pada masa ini mengalami
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan
BAB II LANDASAN TEORI A. KEMANDIRIAN REMAJA 1. Definisi Kemandirian Remaja Kemandirian remaja adalah usaha remaja untuk dapat menjelaskan dan melakukan sesuatu yang sesuai dengan keinginannya sendiri setelah
Lebih terperincipenting dalam menentukan arah serta mutu pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Kemampuan orangtua dalam memenuhi kebutuhan anak akan asuh, asih,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan secara etimologis berasal dari kata kembang yang artinya maju, menjadi lebih baik. Perkembangan secara termitologis adalah proses kualitatif yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menitik beratkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga usia enam tahun melalui pemberian rangsangan untuk membantu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Lingkungan keluarga seringkali disebut sebagai lingkungan pendidikan informal
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan koloni terkecil di dalam masyarakat dan dari keluargalah akan tercipta pribadi-pribadi tertentu yang akan membaur dalam satu masyarakat. Lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) menurut undang undang sistem pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003 pasal 1 butir 14 merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satunya adalah krisis multidimensi yang diderita oleh siswa sebagai sumber
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dunia pendidikan Indonesia saat ini kembali tercoreng dengan adanya tindak kekerasan yang dilakukan oleh para siswanya, khususnya siswa Sekolah Menengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah merupakan aset penting bagi kemajuan sebuah bangsa. Oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti jenjang pendidikan, baik jenjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden age)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden age) yang merupakan masa dimana anak mulai peka dan sensitif untuk menerima berbagai rangsangan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siswa tunarungu adalah salah satu anak berkebutuhan khusus yang mengalami hambatan dalam pendengaran, sehingga untuk mengoptimalkan kemampuan yang dimilikinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sempurna, ada sebagian orang yang secara fisik mengalami kecacatan. Diperkirakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan ini, tidak semua orang berada pada kondisi fisik yang sempurna, ada sebagian orang yang secara fisik mengalami kecacatan. Diperkirakan ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadinya pengembangan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial-emosional,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa usia dini adalah masa yang sangat menentukan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya karena merupakan masa peka dan masa emas dalam kehidupan anak.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak prasekolah merupakan sosok individu yang sedang mengalami proses
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak prasekolah merupakan sosok individu yang sedang mengalami proses tumbuh kembang dengan pesat di berbagai aspek perkembangan. Salah satunya adalah aspek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adolescence yang berasal dari kata dalam bahasa latin adolescere (kata
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara psikologis perubahan merupakan situasi yang paling sulit untuk diatasi oleh seseorang, dan ini merupakan ciri khas yang menandai awal masa remaja. Dalam perubahannya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang berkembang saat ini
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang berkembang saat ini adalah Taman Kanak Kanak (TK) seperti yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Inne Yuliani Husen, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap anak terlahir dengan pertumbuhan dan perkembangannya masingmasing. Keduanya berjalan seiringan, menurut Witherington (Desmita) mengungkapkan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. A. Latar Belakang. Anak yang dilahirkan secara sehat baik dalam hal fisik dan psikis
14 BAB I PENDAHULUAN I. A. Latar Belakang Anak yang dilahirkan secara sehat baik dalam hal fisik dan psikis merupakan harapan bagi semua orangtua yang sudah menantikan kehadiran anak dalam kehidupan perkawinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Pendidikan bagi anak usia dini bukan sekedar meningkatkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) memiliki peran penting bagi perkembangan karakter anak yang bermoral/berakhlak mulia, kreatif, inovatif, dan kompetitif. Pendidikan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Persepsi keluarga terhadap anak dengan ID Keluarga dapat memiliki persepsi yang benar maupun salah terhadap anak dengan ID, khususnya terkait dengan disabilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dikenal dengan istilah adolescence merupakan peralihan dari masa kanakkanak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Salah satu fase dalam perkembangan individu adalah masa remaja. Remaja yang dikenal dengan istilah adolescence merupakan peralihan dari masa kanakkanak ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan untuk anak dalam rentang usia empat sampai dengan enam tahun yang sangat penting untuk mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara. Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, seperti yang tercantum dalam Undang Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai macam gangguan perkembangan yang diderita oleh anak-anak antara
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Anak merupakan anugerah terindah yang dimiliki oleh orang tua. Namun anugerah tersebut kadang-kadang memiliki kekurangan atau banyak dari mereka yang mengalami gangguan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lepas dari bantuan dan mengadakan interaksi sosial.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makluk sosial yang mempunyai dorongan untuk mengadakan hubungan sosial dengan orang lain. Selain sebagai makhluk individu yang memenuhi kebutuhannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena menentukan dasar kehidupan selanjutnya (Susilaningrum, 2013).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan merupakan aspek terpenting dalam kehidupan seseorang karena menentukan dasar kehidupan selanjutnya (Susilaningrum, 2013). Perkembangan diartikan sebagai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. selalu berhubungan dengan tema tema kemanusiaan, artinya pendidikan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dan kemanusiaan adalah dua entitas yang saling berkaitan, pendidikan selalu berhubungan dengan tema tema kemanusiaan, artinya pendidikan diselenggarakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang mahasiswa yang belajar di perguruan tinggi akan mendapatkan bekal berupa teori yang telah diterima selama perkuliahan, yang nantinya setelah lulus dari
Lebih terperinciPENGARUH PERMAINAN MUSIK TERHADAP PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK USIA 5-6 TAHUN DI PAUD ISLAM MAKARIMA KARTASURA TAHUN AJARAN 2013/2014
PENGARUH PERMAINAN MUSIK TERHADAP PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK USIA 5-6 TAHUN DI PAUD ISLAM MAKARIMA KARTASURA TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengalaman pertama. Sekolah juga sebagai salah satu lingkungan sosial. bagi anak yang dibawanya sejak lahir.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kerangka pelaksanaan pendidikan anak usia dini yang tertulis dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sejatinya bisa memberikan banyak pelajaran bagi hidup. Peristiwa yang mengharukan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan ini banyak peristiwa yang lepas dari pandangan orang yang sejatinya bisa memberikan banyak pelajaran bagi hidup. Peristiwa yang mengharukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan diperuntukkan bagi semua warga negara, hal ini sesuai dengan UU RI nomor 20 tentang Sisdiknas pasal 5 ayat 1 mennyatakan bahwa Setiap warga negara mempunyai
Lebih terperinciPENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA
PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA (STUDI EKSPERIMEN DI SMA NEGERI 2 SURAKARTA) PROPOSAL TESIS Diajukan Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Putri Permatasari, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya pendidikan di Indonesia telah dijamin seperti yang terdapat dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa : Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam kehidupan manusia, tak satupun keberhasilan manusia didalam kehidupan ini tercapai tanpa melalui proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap manusia pasti melewati tahap-tahap perkembangan yaitu masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja, dan masa dewasa. Namun ada suatu masa dimana individu
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
47 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kesimpulan mengenai hasil penelitian merupakan jawaban dari fokus masalah dalam Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan Merangkai Bunga Hias Dari Bahan Daur Ulang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agaranak memiliki kesiapan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan anak pada usia pra-sekolah atau sekarang lebih dikenal dengan anak usia dini yang berada pada rentang usia 0-6 tahun oleh para ahli dianggap sebagai usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi seorang anak untuk mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan anak untuk menerjemahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara luas diketahui bahwa periode anak dibagi menjadi dua
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara luas diketahui bahwa periode anak dibagi menjadi dua periode yang berbeda, yaitu masa anak awal dan masa anak akhir. Periode masa anak awal berlangsung
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Secara umum penelitian ini akan dilaksanakan dengan melakukan
34 BAB III METODE PENELITIAN Secara umum penelitian ini akan dilaksanakan dengan melakukan observasi terhadap keterampilan sosial anak tunarungu usia dini untuk menjaring anak tunarungu yang keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tunarungu dapat diartikan sebagai suatu keadaan kehilangan pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak dapat menangkap berbagai rangsangan, terutama melalui indera
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. perkembangan fase selanjutnya (Dwienda et al, 2014). Peran pengasuhan tersebut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan kualitas kesejahteraan anak menduduki posisi sangat strategis dan sangat penting dalam pembangunan masyarakat Indonesia, sehingga anak prasekolah merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini mempunyai peranan penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Lebih terperinci