BAB I PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah salah satu. penyakit menular yang ditandai dengan demam mendadak

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah salah satu. penyakit menular yang ditandai dengan demam mendadak"

Bambang Atmadjaja
5 tahun lalu
Tontonan:

1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah salah satu penyakit menular yang ditandai dengan demam mendadak dan pendarahan baik di kulit maupun dibagian tubuh lainnya yang dapat menyebabkan syok dan kematian (Suroso, 1984). Penyakit menular ini disebabkan oleh virus dengue,virus ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Penyakit ini tersebar tidak hanya di daerah tropis tetapi juga daerah subtropik. Penyakit ini bisamenjadi endemik maupun pandemik (Soemarno, 1988). Nyamuk merupakan salah satu jenis serangga penghisap darah yang paling menonjol diantara jenis serangga penghisap darah lainnya. Jumlahnya sangat banyak dan selalu menimbulkan gangguan pada manusia atau hewan melalui gigitannya sepanjang hari (Herms,1950). 1

2 Pencegahan untuk mengurangi angka kematian DBD salah satunya dengan memutuskan rantai penularan. Cara mengobati penderita sebagai sumber penularan dengan cara pemberian vaksin dan memutus rantai penularan oleh nyamuk. Sampai saat ini belum ada vaksin yang efektif untuk mengatasinya. Pemutusan rantai penularan oleh nyamuk vektor dapat dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk, membunuh jentik nyamuk dengan menggunakan larvisida dan menghilangkan atau mengurangi tempat perindukan nyamuk (Mardihusodo, 1992, Soedarmo, 1988). Pengendalian secara kimiawi dengan menggunakan insektisida yang ditujukan untuk nyamuk dewasa Ae.aegypti. Insektisida yang dapat digunakan terhadap larva Ae.aegypti (larvasida) merupakan golongan dari organophosphor (Temephos). Pemakaian insektisida kimiawi secara terus-menerus akan menimbulkan dampak negatif berupa terjadinya pencemaran lingkungan (WHO, 1984 cit Mardihusodo, 1992). Metode yang paling efektif untuk mengendalikan nyamuk vektor demam berdarah dengan cara membunuh jentik-jentiknya (Nurhasanah, 2001). Untuk mengurangi 2

3 dampak negatif ada cara alternatif yang aman yaitu dengan menggunakan bahan alami dari tumbuhan (pestisida nabati). Oleh karena terbuat dari bahan alami maka jenis pestisida ini mudah terurai (biodegradable) di alam sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan ternak peliharaan karena residunya mudah hilang.lebih dari 2400 jenis tumbuhan yang termasuk ke dalam 255 famili dilaporkan mengandung bahan pestisida, salah satunya adalah daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia). Daun Jeruk nipis mengandung bahan beracun yang disebut limonoida (Kardinan,2001). Senyawa dengan golongan terpenoid yaitu limonoida yang berfungsi sebagai larvisida (Ferguson, 2002). Kelebihan pestisida nabati dibandingkan dengan pestisida sintetik pada senyawa yang terkandung didalamnya. Dalam suatu ekstrak tumbuhan, selain beberapa senyawa aktif utama biasanya juga banyak terdapat senyawa lain yang kurang aktif, tetapi keberadaannya dapat meningkatkan aktivitas ekstrak secara keseluruhan (sinergi). Hal ini memungkinkan serangga tidak mudah menjadi resisten, karena 3

4 kemampuan serangga membentuk sistem pertahanan terhadap beberapa senyawa yang berbeda secara bersamaan lebih kecil daripada senyawa insektisida tunggal. I.2 Perumusan Masalah 1.Apakahinfus daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia)dapat membunuh jentik nyamuk Ae.aegypti? 2.Berapakah konsentrasi infusa daun jeruk nipis yang di butuhkan untuk membunuh larva Ae.aegypti sebesar 50% dan 90%? 3.Apakah peningkatan konsentrasi infusa dapat meningkatkan mortalitas larva Ae.aegypty? I.3 Keaslian penelitan Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan penulis, penelitian mengenaiinfus daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) terhadap larva Ae.aegypti di Laboratorium ini belum pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian terdahulu di lakukan untuk mengetahui : 4

5 1. Aradilla, Uji Efektifitas LarvasidaEkstrak Ethanol Daun Mimba (Azadirachta indica)terhadap LarvaAedes aegypti. Digunakan 375 sample Larva Aedes aegypti yang telah mencapai instar III/IV, dibagi menjadi 5 kelompok uji yaitu 0 g/l (kontrol), 2,5 g/l, 5 g/l, 10 g/l, dan 20 g/l. Masing-masing kelompok berisi 25 larva dalam 500 ml larutan ekstrak ethanol daun mimba. 2. Kusuma, Uji Larvasida Ekstrak dan Infusa Bunga Kenikir (Tagetes minuata L.)Terhadap Larva Vektor Demam Berdarah DengueAedes aegypti L.Penelitian ini menggunakan 1200 larva Aedes aegypti instar III dan dibagi dalam 6 kelompok uji perlakuan ekstrak dan 6 kelompok uji perlakuan infusa ( kontrol negatif, 0,10%, 0,20%, 0,30%, 0,40%, 0,50% ) dan tiap perlakuan baik ekstrak maupun infusa dilakukan 4 kali replikasi. 3. Syam, 2008 Uji Larvisidal Infus Buah Lerak (Sapindus rarak) Terhadap Larva Aedes aegypti di Laboratorium. Yang didapat kemudian dianalisis dengan analisis probit. Hasilnya adalah nilai LC50 dan LC90 berturut-turut adalah 2554,63 ppm dan 5

6 5213,53 ppm, infus buah lerak memiliki efek larvisida yang rendah terhadap larva Aedes aegyptiinstar III/IV. I.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan untuk menjadi alternatife bagi masyarakat dalam memberantas larva nyamuk Ae.aegypti dengan menggunakan bahan yang relative murah, aman, dan mudah didapat di kehidupan sehari-hari. I.5 Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui daya larvisida terhadap larva nyamuk Ae.aegypti dengan infusa daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia). 2. Mengetahui konsentrasi infusa daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia)yang menyebabkan kematian larva Ae.aegypti. 3. Mengetahui dosis infusa daun jeruk nipis dengan dosis kematian larva Ae.aegypti. 6

dokumen-dokumen yang mirip

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan di Indonesia. Pertama kali DBD terjadi di Surabaya pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan di Indonesia. Pertama kali DBD terjadi di Surabaya pada tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang menimbulkan masalah kesehatan di Indonesia. Pertama kali DBD terjadi di Surabaya pada tahun 1968, tetapi konfirmasi