Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II"

Transkripsi

1

2

3

4 4

5 Daftar Isi 5 DAFTAR ISI 10 SURAT EDARAN 16 LAMPIRAN 16 A. Tujuan dan Lingkup kegiatan 1 Tujuan Kegiatan 2 Lingkup Kegiatan 18 B. Kriteria Daerah Penerima Hibah 1 Kriteria Pemerintah Daerah Penerima Hibah (Provinsi/Kabupaten/Kota) 2 Kriteria Masyarakat Penerima Manfaat 3 Kriteria Teknis IPALD 4 Kriteria Teknis Sambungan Rumah 5 Jenis Kegiatan 20 C. Besaran dan Peruntukan Dana Hibah 1 Penentuan Besaran Dana Hibah Berdasarkan Kegiatan yang Diusulkan 2 Pembayaran Hibah Berdasarkan Pelaksanaan Kegiatan 3 Peruntukan Dana Hibah 4 Perhitungan Dana Hibah yang Dapat Dicairkan 23 D. Bantuan Teknis 1 Jenis Bantuan Teknis 2 Teknis Pelaksanaan 24 E. Persyaratan Bagi Pemerintah Daerah yang Mengikuti Program Hibah 25 F. Organisasi Pengelola 1 Central Project Management Unit (CPMU) 2 Provincial Project Management Unit (PPMU) 3 Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) 4 Project Implementation Unit (PIU) 5 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) 6 Tim Konsultan 5

6 29 G. Survei Kesiapan, Baseline dan Verifikasi 1 Kegiatan Analisa Usulan Program 2 Baseline Survey 3 Kegiatan Oversight 4 Verifikasi Pelaksanaan Kegiatan 5 Reviu Verifikasi 34 H. Tata Cara Pelaksanaan Program Australia Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II 1 Mekanisme Hibah 2 Mekanisme Pengusulan Calon Penerima Hibah 3 Mekanisme Pelaksanaan 4 Mekanisme Permintaan Pencairan Dana Hibah 5 Pencairan Dana Program Hibah 6 Kelengkapan Dokumen yang Harus Dilampirkan 39 I. Pelaporan, Pemantauan, dan Evaluasi 40 J. Skema/Bagan Alur 43 K. Peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam mendukung pelaksanaan program 49 L. Format Surat Kelengkapan Dokumen 63 M. Gambar dan Spesifikasi Teknis 6

7 Singkatan AMDAL : Analisa Mengenai Dampak Lingkungan PAD : Pendapatan Asli Daerah APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah PD : Perusahaan Daerah APBD-P APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara PIU PPLP : Project Implementation Unit : Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman BLUD : Badan Layanan Umum Daerah PPKD : Pejabat Pengelola Keuangan Daerah BPKP CPMU : Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan : Central Project Management Unit PPMU PPSP : Provincial Project Management Unit : Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman DAK : Dana Alokasi Khusus RKA : Rencana Kerja Anggaran DAU : Dana Alokasi Umum RKUD : Rekening Kas Umum Daerah DBH : Dana Bagi Hasil RKUN : Rekening Kas Umum Negara DED DFAT DJCK DJPK : Detail Engineering Design : Department of Foreign Affair and Trade : Direktorat Jenderal Cipta Karya (Kementerian PUPR) : Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (Kementerian Keuangan) RPIJM saiig SK : Rencana Program Investasi Jangka Menengah : Australia Indonesia Infrastructure Grant for Sanitation (Hibah Australia- Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi) : Surat Keputusan DPA : Dokumen Pelaksanaan Anggaran SP2D : Surat Perintah Pencairan Dana IC IPALD : Inspection Chamber (Bak Inspeksi) : Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik SPALD-T SPM : Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat : Surat Perintah Membayar IPLT KIAT : Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja : Kerjasama Indonesia Australia untuk Infrastruktur SPPh SR : Surat Persetujuan Penerusan Hibah : Sambungan Rumah MBR : Masyarakat Berpenghasilan Rendah SSK : Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota MCK : Mandi Cuci Kakus TAPD : Tim Anggaran Pemerintah Daerah MPS : Memorandum Program Sanitasi UKL : Upaya Pengelolaan Lingkungan OPD : Organisasi Perangkat Daerah UPL : Upaya Pemantauan Lingkungan PPH : Perjanjian Penerusan Hibah UPTD : Unit Pelaksana Teknis Daerah 7

8 Peristilahan Pemerintah Daerah Perjanjian Penerusan Hibah Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten, atau Pemerintah Kota Perjanjian penerusan hibah antara Pemerintah Pusat cq. Menteri Keuangan atau kuasanya dengan Kepala Daerah untuk pelaksanaan kegiatan yang didanai dari hibah luar negeri Donor/Lender Lembaga Multilateral atau Bilateral Program Hibah untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II 8

9 Surat Edaran 9

10 Kepada Yth.: Para Bupati/Walikota di- Tempat SURAT EDARAN NOMOR: 11/SE/DC/2018 A. Umum TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PROGRAM HIBAH AUSTRALIA-INDONESIA UNTUK PEMBANGUNAN SANITASI (saiig) TAHAP II Pemerintah pusat mempunyai komitmen untuk mendorong pemerintah daerah dalam pembangunan bidang sanitasi khususnya dalam bidang air limbah dalam kurun waktu lima tahun terakhir seiring dengan pemenuhan RPJMN dan agenda pembangunan global universal access melalui penyediaan akses sanitasi layak. Untuk mendukung pencapaian agenda nasional dan global tersebut, maka Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya telah menggagas suatu gerakan pencapaian , yang diantaranya adalah pencapaian akses sanitasi layak 100% di akhir tahun Dukungan dari pemerintah kabupaten/kota terhadap pembangunan sanitasi berkelanjutan telah dimulai melalui Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) yang pelaksanaannya dilakukan secara masif, sinergis dan komprehensif serta menghasilkan profil kondisi sanitasi, Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) hingga Memorandum Program Sanitasi (MPS) yang berisi indikasi program jangka menengah yang dibutuhkan oleh kabupaten/kota dalam pembangunan sektor sanitasi. Disamping itu, dalam mendukung percepatan dan perluasan akses sanitasi yang layak tersebut, Pemerintah Indonesia juga telah bekerjasama dengan dunia internasional, diantaranya dengan Pemerintah Australia melalui Hibah Australia Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi (saiig) Tahap I sebesar AUD 40 juta. Selanjutnya dalam rangka 10

11 meningkatkan efektivitas pelaksanaan program hibah saiig dilakukan modifikasi terhadap perubahan dalam besaran komponen hibah, mekanisme pelaksanaan program hingga bentuk bantuan teknis dari komite yang dibentuk oleh Pemerintah Australia yaitu Kerjasama Indonesia Australia untuk Infrastruktur (KIAT) dalam meningkatkan kapasitas kelembagaan dan perluasan akses sanitasi yang berkelanjutan yang dikenal sebagai hibah saiig tahap II. Berdasarkan hal tersebut di atas, untuk melaksanakan untuk Pembangunan Sanitasi (saiig) Tahap II perlu disusun Surat Edaran Direktur Jenderal Cipta Karya tentang untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II. B. Dasar Pembentukan 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 4438); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 5587), sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Hibah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 5272); 6. Peraturan Presiden Nomor 185 Tahun 2014 tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 389); 7. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3); 8. Keputusan Presiden Nomor 97/TPA Tahun 2016 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; 11

12 9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 224/PMK.07/2017 tentang Hibah dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah; 10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 15/PRT/M/2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 881); 11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 04/PRT/M/2017 Tentang Penyelenggaraan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik. C. Maksud dan Tujuan Surat Edaran ini dimaksudkan untuk menjadi acuan dalam pelaksanaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi (saiig) Tahap II melalui sumber pendanaan yang berasal dari Hibah Luar Negeri dengan pendekatan kinerja yang terukur (output based). Tujuan Surat Edaran ini yaitu untuk meningkatkan akses aman sanitasi layak melalui penerusan hibah dari Pemerintah Australia melalui Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah sebagai insentif dalam pelaksanaan peran dan tanggung jawabnya untuk menyelenggarakan penyediaan pelayanan sanitasi. D. Ruang Lingkup Ruang lingkup Surat Edaran ini meliputi pengelolaan untuk Pembangunan Sanitasi (saiig) Tahap II. E. untuk Pembangunan Sanitasi (saiig) Tahap II untuk Pembangunan Sanitasi (saiig) Tahap II merupakan penerusan hibah dari Pemerintah Australia melalui Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah dengan pendekatan kinerja terukur (output based), dimana Pemerintah Daerah diwajibkan melakukan investasi terlebih dahulu untuk meningkatkan layanan sanitasi yang layak, yang akan dilanjutkan dengan pencairan dana hibah dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah setelah dilakukan verifikasi oleh Kementerian Teknis. Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi (saiig) Tahap II mempunyai keluaran yaitu terbangun dan berfungsinya instalasi pengolahan air limbah domestik dan sambungan rumah air limbah. Ketentuan lebih rinci mengenai pelaksanaan untuk Pembangunan Sanitasi (saiig) Tahap II tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran ini, yang meliputi: 1. Tujuan dan lingkup kegiatan; 2. Kriteria daerah penerima hibah; 12

13 3. Besaran dan peruntukan dana hibah; 4. Bantuan teknis; 5. Persyaratan bagi Pemerintah Daerah yang mengikuti program hibah; 6. Organisasi pengelola; 7. Survei kesiapan, baseline, dan verifikasi; 8. Tata cara pelaksanaan program hibah; 9. Pelaporan, pemantauan, dan evaluasi; 10. Skema/bagan alur; 11. Peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam mendukung pelaksanaan program; 12. Format surat kelengkapan dokumen; dan 13. Gambar dan spesifikasi teknis. F. Penutup Surat Edaran Direktur Jenderal Cipta Karya ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Demikian atas perhatian Saudara disampaikan terima kasih. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 30 Mei 2018 DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA, IR. SRI HARTOYO, DIPL, SE, ME NIP Tembusan disampaikan kepada Yth. : 1. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; 2. Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan; 3. Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; 4. Inspektur Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; 5. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan, Kementerian Keuangan; 6. Deputi Bidang Pengembangan Regional, Bappenas; dan 7. Counselor for Infrastructure and Economic Governance, DFAT. 13

14 14

15 Lampiran 15

16 LAMPIRAN II SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA NOMOR: 11/SE/DC/2018 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PROGRAM HIBAH AUSTRALIA-INDONESIA UNTUK PEMBANGUNAN SANITASI TAHAP II PROGRAM HIBAH AUSTRALIA-INDONESIA UNTUK PEMBANGUNAN SANITASI TAHAP II A. Tujuan dan Lingkup Kegiatan 1. Tujuan Kegiatan Program Hibah saiig Tahap II ini ditujukan untuk mempercepat pencapaian pembangunan akses di bidang air limbah yang layak bagi masyarakat. Sasaran program dari hibah saiig tahap II adalah kabupaten/kota yang telah mempunyai dokumen perencanaan pengelolaan bidang sanitasi khususnya di sektor air limbah, berupa dokumen SSK dan RPIJM Bidang ke-cipta Karya-an, memiliki komitmen yang kuat, serta kemampuan untuk memperluas dan meningkatkan akses pelayanan air limbah bagi masyarakat di daerahnya. 2. Lingkup Kegiatan Kegiatan Program Hibah saiig Tahap II yaitu penerusan hibah dari Pemerintah Australia melalui Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah untuk membiayai pembangunan sektor air limbah sesuai dengan syarat dan ketentuan teknis dari Direktorat Jenderal Cipta Karya serta persyaratan lainnya terkait penyaluran dana hibah sesuai ketentuan dari Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, Kementerian Keuangan. Adapun menu pada hibah saiig tahap II antara lain: a. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPALD) termasuk jaringan sampai dengan IC dan 10 Sambungan Rumah pilot b. Perluasan cakupan pelayanan IPALD eksisting melalui pembangunan Sambungan Rumah 16

17 Lingkup kegiatan program hibah ini mencakup beberapa tahap yang meliputi: a. Tahap Persiapan 1. Pemerintah Pusat a) Pendataan Pemerintah Daerah calon penerima hibah; b) Penyusunan dan pengusulan kebutuhan anggaran tahunan; c) Sosialisasi rencana program hibah kepada Pemerintah Daerah; d) Penyiapan kriteria penilaian; e) Penilaian dokumen usulan kegiatan yang akan dibiayai oleh program hibah; f) Penyiapan rencana alokasi hibah terhadap Pemerintah Daerah; g) Penyampaian usulan Pemerintah Daerah calon penerima hibah dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat kepada Kementerian Keuangan; h) Pembahasan bersama atas usulan besaran hibah dan daftar nama Pemerintah Daerah penerima hibah; dan i) Penerbitan dokumen SPPh dan PPH. 2. Pemerintah Daerah a) Pelaksanaan sosialisasi program kepada masyarakat; b) Pelaksanaan koordinasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang terkait dengan kegiatan hibah saiig tahap II; c) Pendataan calon penerima manfaat; d) Penyampaian dokumen usulan kegiatan dan kelengkapan persyaratan penerima hibah; e) Pengalokasian anggaran dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun pelaksanaan hibah; f) Penyusunan rencana anggaran tahunan sesuai dengan rencana penerimaan hibah; dan g) Penyusunan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA). b. Tahap Pelaksanaan 1. Pemerintah Pusat a) Pemeriksaan kelengkapan dokumen usulan dari aspek teknis bidang sanitasi; b) Koordinasi pelaksanaan baseline terhadap kegiatan pembangunan IPALD dan sambungan rumah di kabupaten/kota; c) Koordinasi pelaksanaan verifikasi hasil pelaksanaan atas kegiatan pembangunan IPALD dan jaringan sampai dengan IC dan penambahan SR di kabupaten/kota; 17

18 d) Pemberian rekomendasi teknis oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat kepada Kementerian Keuangan atas hasil verifikasi lapangan untuk kelayakan pencairan dana hibah; dan e) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi secara periodik. 2. Pemerintah Daerah a) Penetapan pejabat Project Implementation Unit (PIU) yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Program Hibah saiig Tahap II; b) Pencairan atas alokasi APBD; c) Penyampaian data calon penerima manfaat Program Hibah saiig Tahap II ke Direktorat Jenderal Cipta Karya; d) Pendampingan proses pelaksanaan baseline survey, oversight, dan verifikasi; e) Pelaksanaan pembangunan IPALD dan jaringan sampai dengan IC dan sambungan rumah; f) Penyampaian permohonan verifikasi ke DJCK dan disertai data penerima manfaat yang akan diajukan verifikasi; g) Penyampaian surat permintaan penyaluran dana hibah dilampiri dokumen terkait kepada Kementerian Keuangan; dan h) Pelaksanaan pembinaan kelembagaan terhadap pengelola layanan sanitasi dan sistem monitoring yang sudah terbangun. c. Tahap Pencairan Dana Hibah Proses pencairan dana diajukan oleh Kepala Daerah kepada Ditjen Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan mengacu pada ketentuan PMK 224/PMK.07/2017. B. Kriteria Daerah Penerima Hibah 1. Kriteria Pemerintah Daerah Penerima Hibah (Provinsi/Kabupaten/Kota) mencakup: a. Memiliki dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) dan RPIJM bidang Cipta Karya yang disetujui oleh Kepala Daerah masing-masing dan masih berlaku pada tahun pelaksanaan program hibah ini; b. Memiliki lahan untuk pembangunan IPALD dan jaringan sampai dengan IC; c. Memiliki Institusi Pengelola Air Limbah, misalnya Dinas/OPD, UPTD, BLUD, atau BUMD; d. Memiliki atau siap membuat peraturan terkait pengelolaan air limbah domestik, yang dapat berupa Peraturan Daerah atau Peraturan Bupati/Walikota; e. Mempunyai Daftar Calon Penerima Manfaat; dan f. Menyiapkan atau sudah memiliki DED IPALD. 18

19 2. Kriteria Masyarakat Penerima Manfaat antara lain: a. Lingkungan hunian yang masyarakatnya belum memiliki Sambungan Rumah (SR) dan IPALD atau sudah memiliki IPALD namun masih dapat dilakukan perluasan jaringan; dan b. Lingkungan hunian berlokasi pada wilayah administrasi kabupaten/kota peserta program hibah dan bukan termasuk wilayah administrasi kabupaten/kota lain. 3. Kriteria Teknis IPALD Kriteria teknis Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPALD) terdiri dari: a. Pembangunan IPALD sampai dengan bak inspeksi (Inspection Chamber) dan 10 SR pilot untuk memastikan keberfungsian IPALD terbangun; b. IPALD yang dibangun harus dapat mengolah air limbah domestik yang dialirkan melalui sistem perpipaan, dimana air hasil pengolahan di IPALD yang dibuang ke badan air permukaan diharapkan dapat memenuhi standar baku mutu air limbah domestik sesuai dengan ketentuan yang berlaku; dan c. IPALD yang dibangun sesuai dengan standar teknis yang diatur dalam Peraturan Menteri PUPR Nomor 04/PRT/M/2017 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik. 4. Kriteria Teknis Sambungan Rumah a. Sambungan Rumah dibangun merupakan bagian dari Sub Sistem Pelayanan dalam komponen Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) yang terdiri atas prasarana dan sarana untuk menyalurkan air limbah domestik dari sumber melalui perpipaan ke Sub Sistem Pengumpulan; dan b. Sambungan Rumah yang dibangun harus dapat menampung buangan air mandi dan cuci (grey water) serta buangan air kakus (black water) dengan mengacu pada standar teknis yang diatur dalam Peraturan Menteri PUPR Nomor 04/PRT/M/2017 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik. 5. Jenis Kegiatan Kegiatan yang dapat dibiayai pada Program Hibah saiig Tahap II adalah kegiatan bidang air limbah yang didanai melalui APBD maupun APBD P (PAD, DAU, dan DBH). Jenis kegiatan yang dapat dibiayai oleh dana hibah saiig tahap II : a. Pembangunan sistem pengelolaan air limbah domestik terpusat (SPALD-T) skala permukiman minimal untuk 150 KK per sistem; b. Pekerjaan ini harus menghasilkan sistem yang lengkap, terdiri dari: sub-sistem pelayanan, sub-sistem pengumpulan, dan sub-sistem pengolahan terpusat; dan 19

20 c. Pembangunan sambungan rumah (SR) yang akan dihubungkan dengan sistem air limbah domestik terpusat skala permukiman atau skala kota yang sudah ada. C. Besaran dan Peruntukan Dana Hibah Besaran dan mekanisme dana hibah saiig tahap II telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat beserta pihak donor: 1. Penentuan Besaran Dana Hibah Berdasarkan Kegiatan yang Diusulkan Dana hibah akan diberikan berdasarkan IPALD dan SR yang dibangun dan berfungsi. Besaran dana hibah ini akan akan dihitung dengan ketentuan sebagai berikut: a. Pembangunan IPALD dan Jaringan sampai dengan IC (Inspection Chamber) dan 10 SR Pilot Desain IPALD (Jumlah SR) x Harga Satuan IPALD x 50% Acuan batas atas harga satuan IPALD yang ditentukan dalam Program Hibah saiig Tahap II ini adalah sebesar Rp ,- /sambungan rumah. Apabila harga satuan IPALD yang diusulkan oleh Pemerintah Daerah < Rp ,- maka penentuan besaran hibah menggunakan harga satuan usulan b. Penambahan SR Untuk setiap SR yang terbangun dan berfungsi dengan baik, besaran nilai hibah adalah Rp ,-/SR 2. Pembayaran Hibah Berdasarkan Pelaksanaan Kegiatan Jumlah hibah akan dibayarkan berdasarkan hasil verifikasi atas pelaksanaan pembangunan yang telah disetujui selama waktu pelaksanaan program dengan ketentuan sebagai berikut: a. Jumlah hibah yang akan dibayarkan maksimum sebesar jumlah hibah yang telah ditetapkan dalam PPH selama periode pelaksanaan Program Hibah saiig Tahap II; b. Jumlah hibah yang akan dibayarkan dihitung berdasarkan: 50% dari biaya yang direalisasikan (sesuai dengan nilai kontrak kepada pihak ketiga) untuk melaksanakan konstruksi IPALD dan jaringan sampai dengan IC 1) Acuan batas atas harga satuan IPALD dan jaringan sampai dengan IC dan 10 SR pilot berdasarkan besaran ratarata nilai konstruksi pada 34 provinsi yang dilaksanakan oleh Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman (Dit PPLP), Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 20

21 termasuk 10 SR pilot ditambah dengan jumlah Sambungan Rumah (SR) baru yang telah dibangun dan berfungsi dikurangi 10 SR pilot, dan/atau; Setiap jumlah Sambungan Rumah (SR) baru yang telah dibangun dan berfungsi. c. Untuk setiap akhir tahun anggaran akan dilaksanakan evaluasi terhadap kinerja pembangunan/pemasangan serta kinerja pencairan dari infrastruktur yang telah dibangun di tahun berjalan; dan d. Hasil evaluasi terhadap kinerja tersebut menjadi pertimbangan untuk mengalihkan dana hibah yang tidak diserap kepada Pemerintah Daerah lainnya yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. 3. Peruntukan Dana Hibah a. Dana hibah yang diberikan merupakan insentif atas biaya investasi yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah untuk pembangunan sistem pengelolaan air limbah sampai penerima manfaat memperoleh pelayanan air limbah; dan b. Dana hibah yang diterima Pemerintah Daerah selanjutnya diharapkan dialokasikan kembali untuk pembangunan prasarana dan sarana air limbah yang dinyatakan dalam APBD kabupaten/kota melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang terkait. 4. Perhitungan Dana Hibah yang Dapat Dicairkan Contoh Perhitungan I Kabupaten A mengajukan pembangunan IPALD dengan kapasitas 180 KK dan 180 SR, dengan pagu sebesar Rp. 2,7 Miliar (Rp 15 juta/sr) sehingga besaran dana hibah yang akan dituangkan dalam SPPh sebesar: (i) Nilai konstruksi IPALD (termasuk IC dan 10 SR pilot) 180 x Rp x 50% = Rp ,- (ii) Nilai SR (180 SR yg akan dibangun -10 SR pilot) 170 x Rp = Rp ,- Maka maksimal total nilai hibah yang akan tertuang dalam SPPh untuk Kabupaten A : (i)+ (ii) = Rp Rp = Rp ,- 21

22 Setelah dilaksanakan proses pengadaan barang dan jasa maka biaya konstruksi IPALD (sesuai nilai kontrak dengan pihak ketiga) adalah Rp. 2,61 Miliar (Rp 14,5 juta/sr) maka maksimal nilai hibah yang akan diterima sebesar: i) Nilai konstruksi IPALD (termasuk IC dan 10 SR pilot) 180 x Rp x 50% = Rp ,- (ii) Nilai SR (180 SR yg akan dibangun -10 SR pilot) 170 x Rp = Rp ,- Maka maksimal total nilai hibah yang akan diterima oleh Kabupaten A : (i)+ (ii) = Rp Rp = Rp ,- Contoh Perhitungan II Kabupaten mengajukan pembangunan IPALD dengan kapasitas 180 KK dan 180 SR, dengan pagu sebesar Rp. 2,34 Miliar (Rp 13 juta/sr) sehingga besaran dana hibah yang akan dituangkan dalam SPPh sebesar: (i) Nilai konstruksi IPALD (termasuk IC dan 10 SR pilot) 180 x Rp x 50% = Rp ,- (ii) Nilai SR (180 SR yg akan dibangun -10 SR pilot) 170 x Rp = Rp ,- Maka maksimal total nilai hibah yang akan tertuang dalam SPPh untuk Kabupaten B : (i)+ (ii) = Rp Rp = Rp ,- Setelah dilaksanakan proses pengadaan barang dan jasa maka biaya konstruksi IPALD (sesuai nilai kontrak dengan pihak ketiga) adalah Rp. 2,16 Miliar (Rp 12 juta/sr) maka maksimal nilai hibah yang akan diterima sebesar: 22

23 (i) Nilai konstruksi IPALD (termasuk IC dan 10 SR pilot) 180 x Rp x 50% = Rp ,- (ii) SR (180 SR yg akan dibangun - 10 SR pilot) 170 x Rp = Rp ,- Maka maksimal total nilai hibah yang akan diterima oleh Kabupaten B : (i)+ (ii) = Rp Rp = Rp ,- Contoh Perhitungan III Kabupaten C akan melakukan pembangunan 300 SR maka maksimal nilai hibah yang akan diterima sebesar: Nilai SR (300 SR) 300 x Rp ,- = Rp ,- Perhitungan nilai hibah yang akan diberikan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Pembangunan IPALD dan jaringan sampai dengan IC (Inspection Chamber) dan SR Apabila harga satuan untuk pembangunan IPALD dan jaringan sampai dengan IC dan 10 SR pilot > Rp ,-/KK, maka nilai hibah adalah sebesar 50% dari perhitungan desain IPALD (KK) dengan harga satuan Rp ,-/KK; Apabila harga satuan untuk pembangunan IPALD dan jaringan sampai dengan IC dan 10 SR pilot < Rp ,-/KK, maka nilai hibah adalah sebesar 50% dari biaya konstruksi IPALD; b. Penambahan SR Jumlah hibah yang akan dibayarkan dihitung berdasarkan jumlah Sambungan Rumah (SR) baru yang telah dibangun dan berfungsi sebesar Rp ,-/SR. D. Bantuan Teknis Bantuan teknis akan diberikan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat kepada Pemerintah Daerah peserta Program Hibah dengan dukungan donor. Penjelasan mengenai jenis bantuan teknis dan teknis pelaksanaan adalah sebagai berikut: 23

24 1. Jenis Bantuan Teknis a. Kegiatan Persiapan (Preparation), yang meliputi: Sosialisasi Program di tingkat kabupaten/kota; Reviu terhadap kondisi IPALD yang telah dibangun, jaringan eksisting dan yang sedang dibangun termasuk idle capacity-nya; Reviu kondisi kelembagaan dari institusi/opd yang membidangi sanitasi di kabupaten/kota; dan Reviu terhadap kesiapan DPA/RKA yang telah ditandatangani oleh TAPD (Tim Anggaran Pemerintah Daerah). b. Kegiatan Penilaian (Appraisal), yang meliputi: Pendampingan kepada Pemerintah Daerah dalam penyusunan DED; dan Reviu atas DED yang sudah disusun oleh pemerintah daerah. c. Kegiatan Pendampingan (Oversight), yang meliputi: Pendampingan dan pemberian advis teknis kepada pemerintah daerah sepanjang masa pelaksanaan konstruksi; Pelaksanaan sosialisasi program di tingkat masyarakat, penjaringan minat calon pelanggan baru, dan pendampingan kepada masyarakat penerima hibah dalam rangka pemeliharaan infrastruktur terbangun; dan Pengkajian terhadap kemampuan masyarakat penerima hibah untuk membayar tarif retribusi pelayanan air limbah. d. Kegiatan baseline survey; dan e. Kegiatan verifikasi pelaksanaan. 2. Teknis Pelaksanaan Teknis pelaksanaan pemberian bantuan teknis kepada Pemerintah Daerah akan dilaksanakan secara intensif untuk masing masing organisasi perangkat daerah yang membidangi sanitasi di kabupaten/kota penerima Program Hibah saiig Tahap II dalam bentuk pendampingan tenaga ahli teknis dan sosial ekonomi. E. Persyaratan Bagi Pemerintah Daerah yang Mengikuti Program Hibah 1. Menyampaikan surat pernyataan minat dari Pemerintah Daerah kepada Pemerintah Pusat untuk mengikuti Program Hibah saiig Tahap II; 2. Menyampaikan salinan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) kegiatan pembangunan IPALD dan jaringan sampai dengan IC dan/atau penambahan SR yang direncanakan; 3. Untuk kegiatan pembangunan IPALD, harus memiliki dokumen perencanaan teknis (DED) untuk IPALD dan jaringan sampai dengan IC dan 10 SR pilot yang akan dibangun; 4. Untuk kegiatan penambahan SR, harus menyampaikan surat pernyataan idle capacity dari Pemerintah Daerah kepada Pemerintah Pusat; 24

25 5. Menyampaikan daftar calon penerima manfaat; 6. Memiliki lembaga/instansi yang ditunjuk untuk mengelola fasilitas/prasarana air limbah yang akan dibangun (misalnya dinas/opd, UPTD, BLUD, BUMD atau PD); 7. Menyampaikan jadwal rencana pelaksanaan pembangunan IPALD dan jaringan sampai dengan IC dan 10 SR pilot dan/atau penambahan SR; 8. Bersedia menyelesaikan keseluruhan pembangunan IPALD dan jaringan sampai dengan IC dan 10 SR pilot dan/atau penambahan SR paling lambat akhir bulan Desember tahun 2019; 9. Bersedia mendampingi pelaksanaan baseline survey, oversight, dan verifikasi; 10. Pemerintah Daerah bersedia menerapkan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik, termasuk koordinasi lintas sektor untuk mengkoordinasikan beberapa komponen kegiatan seperti sosialisasi kepada masyarakat, pembinaan kelembagaan pengelola layanan, dan monitoring sistem terbangun dengan perangkat daerah terkait; dan 11. Pemerintah daerah bersedia menerapkan pendekatan kesetaraan gender dalam penyelenggaraan Program Hibah saiig Tahap II dan dinyatakan dalam surat pernyataan minat. F. Organisasi Pengelola 1. Central Project Management Unit (CPMU) Central Project Management Unit (CPMU) Program Hibah Air Minum dan Sanitasi ditetapkan berdasarkan SK Direktur Jenderal Cipta Karya. Tugas CPMU adalah sebagai berikut: a. Melaksanakan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan program lintas instansi di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota pada pelaksanaan Program Hibah Air Minum dan Sanitasi Bantuan Pemerintah Australia; b. Mengkoordinasikan dengan KIAT dan Pemerintah Daerah untuk pelaksanaan kegiatan baseline survey kepada seluruh calon penerima manfaat di masing masing kabupaten/kota sesuai dengan Surat Persetujuan Penerusan Hibah (SPPh) yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan; c. Memfasilitasi Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan Program Hibah saiig Tahap II mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan, hingga tahap pencairan hibah; d. Mengkoordinasikan dengan KIAT pelaksanaan verifikasi hasil pembangunan IPALD dan jaringan sampai dengan IC dan penambahan SR; e. Melakukan koordinasi dengan BPKP terkait pelaksanaan reviu terhadap hasil verifikasi yang dilaksanakan oleh konsultan; 25

26 f. Memberikan rekomendasi teknis untuk kelayakan pencairan dana hibah masingmasing kabupaten/kota kepada Kementerian Keuangan berdasarkan berita acara verifikasi yang dilaporkan oleh PPMU dan hasil reviu BPKP; dan g. Melakukan koordinasi pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program di provinsi dan kabupaten/kota bersama dengan wakil ketua CPMU, PPMU dan PIU. 2. Provincial Project Management Unit (PPMU) Provincial Project Management Unit (PPMU) ditetapkan berdasarkan SK Direktur Jenderal Cipta Karya dan bertugas untuk: a. Berkoordinasi dengan PIU di masing-masing kabupaten/kota dalam pengelolaan Program Hibah saiig Tahap II; b. Melakukan monitoring progress pelaksanaan fisik dan keuangan program hibah di tingkat provinsi; c. Membantu CPMU dalam pelaksanakan baseline survey, oversight, dan verifikasi; dan d. Menyampaikan laporan hasil verifikasi kepada CPMU. 3. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) BPKP dalam hal ini Direktorat Pengawasan Pinjaman dan Bantuan Luar Negeri (PBLN) di bawah Deputi Pengawasan Instansi Pemerintah Bidang Perekonomian dan Kemaritiman merupakan institusi yang akan melaksanakan pengawasan pelaksanaan Program Hibah saiig Tahap II, dengan tugas sebagai berikut: a. Tim BPKP (Direktorat Pengawasan Pinjaman dan Bantuan Luar Negeri (PBLN) selaku Perencana dan Pengendali dan Perwakilan BPKP Provinsi) melaksanakan reviu atas laporan pelaksanaan verifikasi; b. Tim BPKP melaksanakan uji petik terhadap IPALD terbangun dan SR terpasang yang lolos verifikasi pada Berita Acara Verifikasi yang diterbitkan oleh konsultan verifikasi untuk dinilai kelayakannya sesuai persyaratan dan kriteria teknis yang dipersyaratkan selama masa pelaksanaan program; dan c. Tim perwakilan BPKP provinsi melaporkan hasil reviu pelaksanaan verifikasi kepada: Tim Rendal untuk dilakukan Konsolidasi Laporan; dan Tembusan Laporan disampaikan kepada PPMU. Laporan Konsolidasi hasil reviu dari seluruh perwakilan BPKP provinsi disampaikan oleh tim Rendal kepada CPMU. 26

27 4. Project Implementation Unit (PIU) Project Implementation Unit (PIU) adalah Pejabat yang ditetapkan berdasarkan SK Kepala Daerah dan bertugas untuk membantu Kepala Daerah melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam pelaksanaan Program Hibah saiig Tahap II, antara lain: a. Mengkoordinasikan penyampaian surat minat dan dokumen kelengkapan lainnya; b. Menyampaikan rencana komprehensif dan rencana tahunan program hibah; c. Menyiapkan surat penyampaian data calon penerima manfaat berikut daftar masyarakat penerima manfaat Program Hibah saiig Tahap II ke CPMU; d. Menyampaikan surat pernyataan penyelesaian konstruksi fisik Program Hibah saiig Tahap II dan permohonan verifikasi ke CPMU, ditembuskan ke PPMU, disertai data masyarakat penerima manfaat yang akan diajukan untuk diverifikasi; e. Menyiapkan surat permohonan pelaksanaan reviu verifikasi Program Hibah saiig Tahap II kepada BPKP Perwakilan Provinsi; f. Menyusun dan mengirimkan laporan progress triwulan kepada PPMU, CPMU dan Kementerian Keuangan cq. DJPK yang terdiri dari laporan kemajuan pelaksanaan kegiatan dan laporan realisasi dana; g. Menyusun laporan akhir pelaksanaan program; dan h. Melaksanakan rapat koordinasi pelaksanaan Program Hibah saiig Tahap II setiap 2 bulan dengan Kelompok Kerja (Pokja) Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL)/Sanitasi atau kelompok kerja terkait lainnya dan stakeholders terkait lainnya di kabupaten/kota mengenai pelaksanaan, pemantauan, termasuk penyampaian progres pelaksanaan Program Hibah saiig Tahap II, dan evaluasi kegiatan ini. 5. Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Organisasi Perangkat Daerah (OPD) merupakan institusi yang akan melaksanakan kegiatan Program Hibah saiig Tahap II di kabupaten/kota, dengan tugas sebagai berikut : a. Menyusun rencana komprehensif sampai dengan berakhirnya masa konstruksi dalam Program Hibah saiig Tahap II dan rencana tahunan pelaksanaan kegiatan Program Hibah saiig Tahap II untuk disampaikan kepada PIU; b. Melaksanakan kegiatan pembangunan IPALD dan jaringan sampai dengan IC dan/ atau penambahan SR sesuai dengan kriteria sebagaimana tercantum pada poin kriteria teknis di atas; c. Memfasilitasi pelaksanaan baseline survey, oversight, dan verifikasi; 27

28 d. Menyusun laporan progres fisik dan keuangan bulanan atas pelaksanaan Program Hibah saiig Tahap II baik melalui format pelaporan maupun melalui SIM (Sistem Informasi Manajemen) Program Hibah Air Minum dan Sanitasi yang dilaksanakan oleh Pejabat Sistem Informasi Manajemen (Pj-SIM) yang telah ditunjuk di masing masing OPD; e. Setelah tahapan pekerjaan selesai dilaksanakan, menyampaikan laporan pekerjaan selesai tersebut kepada PIU untuk dilakukan verifikasi; dan f. Membuat laporan akhir penyelesaian Program Hibah saiig Tahap II. 6. Tim Konsultan Tim konsultan dalam rangka mendukung program ini terdiri dari: a. Tim konsultan Preparation, Appraisal, and Oversight yang dibiayai oleh Donor 1. Konsultan Preparation, bertugas untuk mendampingi Pemerintah Daerah dalam melaksanakan sosialisasi program di tingkat kabupaten/kota, melaksanakan reviu terhadap kondisi IPALD yang telah dibangun, jaringan eksisting dan yang sedang dibangun termasuk idle capacity-nya, serta daftar calon penerima manfaat; melaksanakan reviu terhadap kondisi kelembagaan dari institusi/ OPD yang membidangi sanitasi di kabupaten/kota serta melaksanakan reviu terhadap kesiapan DPA/RKA yang telah ditandatangani oleh TAPD; 2. Konsultan Appraisal, bertugas membantu CPMU untuk menganalisa usulan program, pendampingan penyusunan, dan reviu DED; dan 3. Konsultan yang bertugas secara penuh di masing masing kabupaten/kota penerima hibah saiig tahap II, minimal sebanyak 2 (dua) orang dengan penugasan antara lain: Tenaga Teknis, bertugas untuk melaksanakan pendampingan dan pemberian advis teknis kepada institusi atau organisasi perangkat daerah yang membidangi sanitasi pada saat pelaksanaan konstruksi; dan Tenaga Sosial Ekonomi, yang bertugas untuk melakukan sosialisasi program di tingkat masyarakat khususnya penerima hibah, menjaring calon pelanggan baru, meningkatkan partisipasi warga dalam pemeliharaan infrastruktur terbangun termasuk merumuskan besaran tarif retribusi pengolahan air limbah yang terjangkau bagi masyarakat penerima manfaat. Ketiga konsultan ini ditunjuk dan dibiayai oleh KIAT. b. Tim konsultan Manajemen dan Technical Advisory Konsultan ini bertugas untuk mendampingi CPMU dalam melaksanakan tugastugasnya sepanjang periode pelaksanaan Program Hibah saiig Tahap II. 28

29 c. Tim Konsultan Baseline Survey, Oversight, dan Verifikasi. Konsultan ini bertugas: 1) Melaksanakan baseline survey terhadap target output serta daftar calon penerima manfaat setiap tahunnya berdasarkan target output serta besaran alokasi hibah yang tertera dalam PPH; 2) Melaksanakan verifikasi pelaksanaan hasil pembangunan dan menyampaikan hasilnya kepada CPMU; dan 3) Berkoordinasi dengan PPMU dan CPMU terkait hasil pelaksanaan baseline survey dan verifikasi. Konsultan baseline dan verifikasi ini ditunjuk dan dibiayai oleh KIAT. G. Survei Kesiapan, Baseline dan Verifikasi Penilaian kelayakan Pemerintah Daerah dalam mengikuti Program Hibah saiig Tahap II akan dilakukan berdasarkan hasil kegiatan kesiapan program. Kemudian kegiatan baseline survey akan digunakan untuk mengetahui situasi sebelum program dimulai. Sedangkan kelayakan bagi peserta program hibah dalam mendapatkan pencairan dana hibah akan dilakukan setelah proses verifikasi dilaksanakan. Penjelasan mengenai hal tersebut adalah sebagai berikut: 1. Kegiatan Analisa Usulan Program Program Hibah saiig Tahap II menggunakan Output Based, sehingga diperlukan analisa kesiapan daerah sebelum dilaksanakannya program tersebut. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa dokumen perencanaan dan dokumen anggaran yang telah tersedia sejalan dengan SSK atau RPIJM Bidang ke-cipta Karya-an di daerah, dan siap untuk dilaksanakan sesuai tujuan Program Hibah saiig Tahap II. Kegiatan analisa kesiapan ini akan dilakukan oleh Tim Preparation dan Tim Appraisal Consultant dari KIAT, berkoordinasi dengan CPMU serta bekerja sama dengan Konsultan Manajemen Teknis. Lingkup tugas Tim Preparation meliputi : a. Mendampingi Pemerintah Daerah dalam melaksanakan sosialisasi program di tingkat Kabupaten/kota; b. Melakukan identifikasi terhadap kondisi IPALD yang telah dibangun, jaringan eksisting dan yang sedang dibangun termasuk idle capacity-nya, serta calon penerima manfaat; 29

30 c. Melakukan reviu terhadap kondisi kelembagaan dari institusi/opd yang membidangi sanitasi di kabupaten/kota; dan d. Melakukan reviu terhadap kesiapan dokumen anggaran daerah (DPA/RKA) yang telah ditandatangani oleh TAPD. Adapun lingkup tugas Tim Appraisal Consultant antara lain: a. Membantu pemerintah daerah menyiapkan dan merencanakan teknis pelaksanaan program/kegiatan; b. Memeriksa dan memberikan advis teknis jika diperlukan terhadap DED dari IPALD yang akan dibangun selambat-lambatnya sebelum diajukannya proses peminatan dari Pemerintah Daerah; c. Memeriksa kesiapan dokumen perencanaan dan data pendukung pelaksanaan kegiatan penambahan sambungan rumah (SR); dan d. Membantu upaya peningkatan kapasitas kelembagaan pengelola infrastruktur air limbah dari aspek pemahaman terhadap sistem pengelolaan serta standar teknis pembangunan infrastruktur air limbah kepada OPD pengelola kegiatan air limbah di masing masing kabupaten/kota penerima Program Hibah saiig Tahap II. 2. Baseline Survey Kegiatan baseline bertujuan untuk mengetahui kondisi awal dari masyarakat calon penerima manfaat sebelum intervensi program dilakukan. Informasi awal yang akan dikumpulkan meliputi kegiatan property identification untuk mengetahui lokasi setiap calon penerima manfaat, pengelolaan air limbah saat ini serta kondisi sosial ekonomi masyarakat penerima manfaat. Selain itu, kegiatan baseline juga bertujuan untuk mengetahui tingkat kinerja Pemerintah Daerah dalam pembangunan sektor sanitasi yang mencakup aspek perencanaan, penganggaran dan tata pemerintahan yang baik (good governance). Kedua kondisi dasar (baseline) ini, baik di tingkat penerima manfaat maupun Pemerintah Daerah, akan digunakan sebagai dasar bagi monitoring dan evaluasi pelaksanaan program hibah. Kegiatan baseline akan dilakukan berdasarkan SPPh, target output, dan alokasi hibah per tahun yang tertuang dalam PPH. Kegiatan ini akan dilaksanakan oleh tim konsultan yang didanai oleh KIAT, berkoordinasi dengan CPMU dan PPMU. Tim Konsultan Baseline akan bekerja sama dengan Tim Konsultan Appraisal khususnya dalam pengumpulan data baseline yang terkait dengan kinerja Pemerintah Daerah. 30

31 Mengingat bahwa kegiatan Program Hibah saiig Tahap II ini menggunakan mekanisme Output Based, maka diperlukan baseline survey sebelum dilaksanakan pembangunan IPALD dan SR. Baseline Survey ini dilakukan untuk mengetahui jumlah dan posisi penerima manfaat sebagai indikator input/masukan sebelum dilakukan pembangunan IPALD dan SR di daerah penerima hibah. Selain mengetahui jumlah dan posisi (distribusi) penerima manfaat, Baseline Survey juga dimaksudkan untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi masyarakat penerima manfaat dan kondisi pelayanan daerah penerima hibah. Adapun lingkup tugas Tim Konsultan Baseline adalah: a. Mengumpulkan data dan informasi dari penerima manfaat di setiap lokasi kegiatan yang telah disetujui dengan metode survei yang relevan. Data mengenai property identification akan dikumpulkan berdasarkan ukuran fisik di lapangan dan geo tagging, termasuk observasi lapangan untuk melihat kesesuaian rencana target (jumlah SR) dengan kondisi di lapangan; b. Survey sosial ekonomi untuk mengumpulkan data berupa komposisi dan ukuran rumah tangga, kondisi sosial ekonomi/tingkat kemiskinan, praktek sanitasi dan hygiene, tingkat partisipasi perempuan dalam pembangunan sanitasi; c. Mengumpulkan data dan informasi mengenai kualitas lingkungan terutama badan air di lokasi program; d. Mengumpulkan data dan informasi tentang tingkat kinerja Pemerintah Daerah peserta program dalam pembangunan sektor sanitasi, termasuk di dalamnya adalah data yang dapat digunakan untuk pengukuran indikator good governance seperti transparansi, akuntabilitas, dan pelibatan partisipasi publik; dan e. Membuat database yang terintegrasi untuk memudahkan kegiatan verifikasi dan evaluasi program. 3. Kegiatan Pendampingan (Oversight) Ruang lingkup tugas Konsultan Oversight adalah: a. Selama fase konstruksi, personil dari Konsultan Oversight di masing masing kabupaten/kota akan membantu PIU dalam memberikan arahan teknis, memantau pelaksanaan program, melakukan pendampingan kepada masyarakat, dengan tujuan meningkatkan quality assurance; b. Mengevaluasi Detail Engineering Design (DED) dari IPALD yang akan dibangun; c. Memastikan bahwa pembangunan IPALD dan SR sudah dilakukan pada: 1) lokasi sesuai dengan data baseline survey; 2) lahan dengan luas yang mencukupi; dan 3) kesesuaian pelaksanaan pekerjaan dengan gambar DED. 31

32 d. Pendampingan pemantauan serta pemberian advis teknis terkait proses konstruksi yang dilakukan agar dapat memenuhi standar dan kriteria teknis yang dipersyaratkan termasuk pemakaian bahan/material, teknis konstruksi, dan metode kerja yang baik; e. Memantau proses pelaksanaan serta melaporkan pada CPMU bilamana ada permasalahan yang mempengaruhi kemajuan kerja; f. Mendampingi Pemerintah Daerah dalam mensosialisasikan program di tingkat masyarakat, menjaring calon pelanggan baru, serta meningkatkan partisipasi warga dalam pemeliharaan infrastruktur; g. Mendampingi Pemerintah Daerah dalam merumuskan besaran tarif retribusi pengolahan air limbah yang terjangkau bagi masyarakat penerima manfaat dan mendukung operasional pengelolaan air limbah yang dilaksanakan oleh operator/ OPD yang ditunjuk; dan h. Menyusun laporan kegiatan oversight yang berisi hasil pelaksanaan oversight dan dokumentasi foto kepada CPMU. 4. Verifikasi Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan verifikasi akan dilaksanakan oleh tim konsultan verifikasi, untuk mendapatkan rekomendasi kelayakan pembayaran Program Hibah saiig Tahap II. Verifikasi dilakukan berdasarkan daftar penerima manfaat hasil baseline survey yang telah disetujui dan dilaksanakan kegiatan konstruksinya. Adapun lingkup pelaksanaan verifikasi adalah sebagai berikut: a. Verifikasi dilakukan terhadap IPALD yang terbangun dan berfungsi berikut jaringan hingga Bak Inspeksi (Inspection Chamber) serta jumlah SR yang terpasang (minimal 10 SR) dan dapat beroperasi; b. Verifikasi terhadap pemenuhan standar teknis DJCK dan sesuai dengan DPA tahun berjalan; c. Penyusunan laporan kondisi prasarana yang telah dibangun dan memberikan rekomendasi kepada PPMU mengenai kelayakan pembayaran dana hibah yang dapat dicairkan; d. Kegiatan verifikasi dilakukan bersama PIU dan PPMU atas persetujuan dari CPMU; e. Memastikan bahwa sambungan rumah yang dibangun sesuai dengan alamat hasil baseline survey; f. Menilai kelayakan teknis sambungan rumah yang telah dibangun mengacu pada hasil laporan dari Konsultan Oversight, antara lain: 32

33 1) Dimensi saluran perpipaan; 2) Konstruksi saluran perpipaan sambungan rumah (terintegrasi antara pipa saluran buangan Non Tinja (grey water) dan Tinja (black water) kedalam Bak Kontrol Akhir); 3) Kelengkapan sambungan rumah (kloset, tempat cuci/wash table, Bak Penangkap Lemak, Bak Kontrol Akhir, dan Pipa Persil); dan 4) Operasional sambungan rumah (kebocoran, jaringan perpipaan yang menghubungkan pipa persil sambungan rumah dengan bak inspeksi maupun jaringan pipa lateral menuju IPALD). g. Menilai kepuasan penerima manfaat; h. Menerbitkan Berita Acara Verifikasi beserta lampiran hasil pelaksanaan verifikasi yang meliputi jumlah RT yang memenuhi syarat dalam huruf b. di atas dan ditandatangani bersama serta dijadikan sebagai laporan ke CPMU; i. Menyusun laporan verifikasi kepada CPMU; dan j. Kondisi sambungan rumah yang dinyatakan memenuhi kriteria teknis adalah yang berfungsi menampung buangan Non Tinja (grey water) dan Tinja (black water) secara terintegrasi dalam satu sistem perpipaan yang terhubung dengan Bak Inspeksi (Inspection Chamber) serta jaringan pipa lateral menuju IPALD terbangun. 5. Reviu Verifikasi Kegiatan reviu dalam Program Hibah saiig Tahap II dilaksanakan oleh BPKP perwakilan provinsi setelah penerbitan berita acara verifikasi oleh konsultan verifikasi yang disampaikan kepada PPMU dan CPMU. Pelaksanaan uji petik dilaksanakan di masingmasing kabupaten/kota penerima hibah dengan metode sampling terhadap IPALD dan jaringan sampai dengan IC dan 10 SR pilot serta SR terbangun yang telah diverifikasi sebelumnya oleh Tim Konsultan Verifikasi. Mekanisme pelaksanaan uji petik adalah sebagai berikut : a. PIU akan menyampaikan surat permohonan reviu pelaksanaan verifikasi kabupaten/kota ke BPKP perwakilan provinsi dengan melampirkan dokumen Berita Acara Verifikasi dan Lampiran BA verifikasi; b. BPKP perwakilan provinsi melaksanakan reviu dan uji petik secara sampling berdasarkan Berita Acara Verifikasi dari tim verifikasi/konsultan; c. BPKP perwakilan provinsi menyampaikan laporan hasil reviu dan uji petik ke PPMU dengan tembusan ke BPKP pusat dan CPMU; d. PPMU berdasarkan laporan hasil reviu BPKP dan laporan hasil verifikasi konsultan, akan menyampaikan surat laporan hasil pelaksanaan verifikasi kepada CPMU, yang akan digunakan sebagai dasar penerbitan rekomendasi teknis ke Kementerian Keuangan; dan 33

34 e. CPMU mengeluarkan surat rekomendasi jumlah dana yang dapat dicairkan kepada kabupaten/kota berdasarkan hasil verifikasi. Surat rekomendasi tersebut menjadi dokumen pendukung teknis dalam pencairan dana hibah. H. Tata Cara Pelaksanaan Program Hibah Tata cara pelaksanaan Program Hibah saiig Tahap II terdiri atas mekanisme hibah, pengusulan calon penerima hibah, pelaksanaan program, permintaan pencairan dana hibah, pencairan dana hibah hingga mekanisme kelengkapan dokumen yang harus dilampirkan untuk pencairan dana hibah, yang akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Mekanisme Hibah a. Identifikasi awal, sosialisasi program dan peminatan pemerintah daerah; b. Penilaian terhadap usulan kegiatan, calon penerima manfaat, kelembagaan dan kondisi fiskal daerah; c. Pengajuan dan pembahasan usulan calon penerima hibah berikut target output dan alokasi besaran hibah dari Ditjen Cipta Karya kepada Ditjen Perimbangan Keuangan, Kemenkeu; d. Penerbitan Surat Persetujuan Penerusan Hibah (SPPh) oleh DJPK, Kemenkeu; e. Penandatanganan PPH (Perjanjian Penerusan Hibah) yang didalamnya memuat target output dan alokasi nilai hibah yang akan dicairkan selama periode Program Hibah saiig tahap II; f. Pelaksanaan Baseline Survey; g. Pelaksanaan konstruksi yang didanai APBD (konstruksi bisa dilaksanakan setelah, penerbitan SPPh, dan pelaksanaan baseline survey); h. Pelaksanaan verifikasi dari kegiatan konstruksi yang telah terbangun; i. Reviu verifikasi oleh BPKP; j. Penerbitan Rekomendasi Teknis dari CPMU; k. Pengajuan pencairan dana hibah oleh Pemerintah Daerah; dan l. Pembayaran dana hibah dari Kementerian Keuangan cq. Dirjen Perimbangan Keuangan kepada Pemerintah Daerah melalui Rekening Kas Umum Daerah (RKUD). 2. Mekanisme Pengusulan Calon Penerima Hibah a. Direktorat Jenderal Cipta Karya (DJCK) melakukan penjaringan terhadap calon peserta Program Hibah saiig Tahap II, dengan memperhatikan beberapa kriteria sebagai berikut: 34

35 Pemerintah kabupaten/kota yang masih memiliki idle capacity yang cukup dari IPAL yang telah dibangun dan berminat untuk meningkatkan jumlah sambungan rumahnya melalui penambahan SR dari jaringan yang telah terbangun; Pemerintah kabupaten/kota yang berminat untuk membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPALD) serta membangun jaringan sambungan rumah (SR) baru; dan Evaluasi terhadap kinerja pemasangan dan kinerja pencairan dari pemerintah kabupaten/kota yang telah mengikuti Program Hibah saiig sejak tahun b. DJCK melakukan Sosialisasi Program Hibah saiig Tahap II dengan mengundang pemerintah kabupaten/kota yang masuk dalam kegiatan penjaringan calon penerima manfaat; c. Untuk pemerintah kabupaten/kota yang berminat untuk membangun IPALD baru melalui Program Hibah saiig Tahap II ini, harus menyampaikan Detail Engineering Design (DED) dari IPALD yang akan dibangun kepada DJCK melalui CPMU Program Hibah Air Minum dan Sanitasi untuk dinilai dan jika diperlukan dilakukan reviu terhadap hasil DED tersebut bersama dengan KIAT; d. Konsultan yang ditunjuk oleh KIAT melakukan pengecekan dan penilaian terhadap dokumen usulan dan persiapan dari masing-masing kabupaten/kota yang meliputi: Hasil reviu terhadap Detail Engineering Design (DED) dari Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPALD) yang akan dibangun; Kondisi IPALD hingga Bak Inspeksi (Inspection Chamber) yang telah dibangun; Jaringan eksisting dan jaringan distribusi yang sedang dibangun termasuk idle capacity-nya; Data calon penerima manfaat SR air limbah; Kelembagaan dari institusi pengelola dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang membidangi air limbah/sanitasi di tingkat kabupaten/kota; dan Kesiapan terhadap Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) atau Rencana Kerja Anggaran (RKA) yang sudah ditandatangani Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD). e. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat cq. Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengajukan usulan pemerintah kabupaten/kota calon penerima hibah saiig tahap II serta usulan alokasi hibahnya kepada Kementerian Keuangan cq. Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan untuk dibahas dan dikeluarkan Surat Persetujuan Penerusan Hibah (SPPh) dan Perjanjian Penerusan Hibah-nya (PPH). 35

36 3. Mekanisme Pelaksanaan a. Kementerian Keuangan cq. DJPK menerbitkan Surat Persetujuan Penerusan Hibah (SPPh), dan dokumen Perjanjian Penerusan Hibah (PPH) dan kemudian Menteri Keuangan/Kuasanya dan Kepala Daerah penerima hibah melakukan penandatanganan PPH; b. CPMU akan mengkoordinasikan pelaksanaan baseline survey melalui Konsultan Baseline Survey yang ditunjuk oleh KIAT; c. Pemerintah kabupaten/kota mengkoordinasikan berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang terkait dengan kegiatan ini, seperti dinas yang membidangi urusan kesehatan, lingkungan hidup, pemberdayaan masyarakat, kemudian melalui OPD yang ditunjuk melaksanakan pembangunan IPALD dan jaringan sampai dengan IC dan 10 SR pilot serta penambahan sambungan rumah (SR) di lokasi penerima manfaat, sesuai dengan hasil baseline survey yang telah dilakukan; d. Konsultan yang ditunjuk oleh KIAT melakukan pendampingan, supervisi dan pemberian advis teknis kepada masing masing OPD di kabupaten/kota penerima hibah saiig tahap II selama proses konstruksi berlangsung dan memastikan agar proses pelaksanaan konstruksi diselesaikan sesuai target waktu yang ditentukan; e. Konsultan yang ditunjuk oleh KIAT membantu pemerintah kabupaten/kota dalam melaksanakan sosialisasi program di tingkat masyarakat, penjaringan minat calon pelanggan baru, dan pendampingan kepada masyarakat penerima hibah dalam rangka pemeliharaan infrastruktur terbangun; f. Konsultan yang ditunjuk oleh KIAT membantu pemerintah kabupaten/kota dalam melaksanakan kajian terhadap kemampuan masyarakat penerima hibah untuk membayar tarif retribusi pelayanan air limbah dan tingkat kepuasan pelayanan terhadap program saiig; g. Organisasi Perangkat Daerah (OPD) pelaksana menyampaikan laporan kemajuan pelaksanaan kegiatan setiap bulannya kepada CPMU, PPMU, dan PIU; h. Apabila proses pelaksanaan konstruksi IPALD dan jaringan sampai dengan IC dan 10 SR pilot dan/atau penambahan sambungan rumah (SR) tidak dapat diselesaikan sesuai batas waktu yang ditentukan (akhir Desember 2019), maka hasil kegiatan pembangunan yang dapat diajukan untuk diverifikasi adalah kegiatan konstruksi yang dapat diselesaikan sebelum batas waktu yang ditentukan tersebut; i. CPMU beserta PPMU dan PIU melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan konstruksi secara periodik; 36

37 j. Pemerintah kabupaten/kota melaksanakan kegiatan pembangunan IPALD dan jaringan sampai dengan IC dan 10 SR pilot dan/atau penambahan SR sesuai dengan target yang telah ditentukan dalam PPH, dengan ketentuan sebagai berikut: Kegiatan pembangunan IPALD dan jaringan sampai dengan IC dan 10 SR pilot dan/atau penambahan SR termasuk perbaikan SR terbangun berdasarkan hasil verifikasi yang telah dilaksanakan harus dapat diselesaikan paling lambat pada akhir Desember tahun Kegiatan konstruksi baik pembangunan IPALD maupun sambungan rumah (SR) yang tidak dapat diselesaikan pada akhir Desember 2019 tidak dapat diajukan untuk dilakukan verifikasi; k. Setiap penyelesaian tahapan pembangunan IPALD dan jaringan sampai dengan IC dan 10 SR pilot dan/atau penambahan SR yang memenuhi kriteria teknis, kabupaten/kota penerima hibah dapat mengajukan permintaan verifikasi kepada CPMU dan tembusan kepada PPMU; l. Batas akhir pengajuan permohonan verifikasi untuk pembangunan IPALD dan/atau penambahan SR termasuk perbaikan SR terbangun dari Pemerintah Kabupaten/ Kota kepada CPMU dan tembusan kepada PPMU adalah 31 Januari tahun Keterlambatan pengajuan verifikasi sesuai batas waktu tersebut menyebabkan proses pencairan dana hibah tidak dapat dilanjutkan; m. KIAT melalui konsultan verifikasi akan memeriksa kelayakan: 1) Pembangunan IPALD dan jaringan sampai dengan IC dan 10 SR pilot serta SR yang telah selesai dibangun dan telah berfungsi dengan baik; 2) Pemenuhan terhadap standar teknis IPALD berikut jaringan sampai dengan Bak Inspeksi (Inspection Chamber/IC) termasuk Sambungan Rumah (SR) sesuai Peraturan Menteri PUPR Nomor 04/PRT/M/2017; 3) Kepuasan pelanggan penerima manfaat Program Hibah saiig Tahap II, dengan pertimbangan: - Apabila kondisi angka 1) dan angka 2) di atas telah sesuai dengan ketentuan; - Apabila kondisi angka 1) dan angka 2) belum sesuai dengan ketentuan, maka CPMU akan memberi rekomendasi kepada PIU untuk melaksanakan perbaikan dalam rangka memenuhi standar teknis yang telah ditentukan dan harus dapat diselesaikan paling lambat akhir Desember Pengajuan verifikasi ulang terhadap perbaikan IPALD maupun SR dilakukan dapat dilakukan paling lambat di 31 Januari

38 n. Seluruh kegiatan verifikasi terhadap IPALD maupun SR terbangun dapat dilaksanakan selama waktu pelaksanaan program dengan batas akhir pengajuan verifikasi pada 31 Januari 2020 yang dilaksanakan oleh KIAT melalui Konsultan Verifikasi. Hasil dari pelaksanaan kegiatan verifikasi dituangkan dalam Berita Acara Hasil Verifikasi; o. Selanjutnya BPKP Perwakilan provinsi akan melaksanakan reviu dan uji petik terhadap hasil pelaksanaan verifikasi yang dilaksanakan oleh tim konsultan terhadap penerima manfaat di kabupaten/kota dari kegiatan yang dibangun yang menjadi sampling. Hasil dari pelaksanaan uji petik/reviu yang dilaksanakan oleh BPKP dituangkan dalam Laporan Reviu atas Laporan Verifikasi Pelaksanaan Hibah saiig Tahap II Bantuan Pemerintah Australia pada kabupaten/kota penerima program yang disampaikan kepada PPMU dan ditembuskan kepada PIU, CPMU, dan BPKP Pusat; dan p. PPMU kemudian akan akan menerbitkan Surat Laporan dan Rekomendasi Hasil Verifikasi berdasarkan laporan hasil verifikasi yang dilaksanakan oleh konsultan dan BPKP yang disampaikan kepada CPMU. 4. Mekanisme Permintaan Pencairan Dana Hibah Pencairan dana hibah saiig tahap II dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut: a. CPMU akan menerbitkan surat kepada DJPK terkait pemberian rekomendasi teknis untuk pencairan dana hibah kepada kabupaten/kota berdasarkan surat rekomendasi atas hasil verifikasi dari PPMU dan hasil reviu BPKP; b. Batas waktu untuk pengajuan rekomendasi teknis pencairan dana hibah ke CPMU untuk kegiatan konstruksi secara keseluruhan paling lambat disampaikan pada 30 April Keterlambatan pengajuan rekomendasi teknis kepada CPMU berakibat tidak dapat dicairkannya dana hibah dari kegiatan konstruksi yang telah terbangun; c. Kepala Daerah mengajukan surat pemohonan pencairan dana hibah kepada Kementerian Keuangan cq. DJPK dengan melampirkan dokumen pencairan dana hibah sebagaimana poin H.6; dan d. DJPK cq. Kementerian Keuangan melakukan penilaian dokumen administrasi persyaratan pencairan hibah untuk selanjutnya melakukan pencairan dana hibah ke Rekening Kas Umum Daerah (RKUD). 5. Pencairan Dana Program Hibah Tata cara penyaluran dana hibah saiig tahap II dilakukan melalui mekanisme pemindahbukuan dari RKUN ke RKUD, dan akan diatur dalam PPH, sesuai dengan PMK 224/ PMK.07/2017 tentang Pengelolaan Hibah dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah. 38

39 6. Kelengkapan Dokumen yang Harus Dilampirkan Setiap permintaan pencairan dana hibah saiig Tahap II dari penerima hibah, harus dilampiri dokumen sebagai berikut: a. Surat permintaan pencairan hibah yang ditandatangani oleh Kepala Daerah. Dalam hal ditandatangani selain oleh Kepala Daerah, maka disertakan surat kuasa; b. Rangkuman mengenai pelaksanaan kegiatan tahun berjalan, yang meliputi: 1) Salinan Surat Perintah Membayar (SPM) 2) Salinan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) c. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak Kepala Daerah mengenai penggantian dana hibah (sesuai format terlampir); d. Salinan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Organisasi Perangkat Daerah (DPA OPD) TA berjalan yang sudah ditandatangani; e. Surat Rekomendasi dari DJCK mengenai hasil verifikasi pelaksanaan kegiatan pada setiap tahun selama periode pelaksanaan Program Hibah saiig Tahap II; f. Salinan Rekening Koran dari Rekening Kas Umum Daerah (RKUD); g. Surat rekomendasi teknis pencairan dana hibah dari CPMU; h. Laporan Triwulan pelaksanaan Program Hibah saiig Tahap II; i. Berita Acara Pembayaran (sesuai format terlampir); dan j. Dokumen pendukung lainnya sesuai peraturan perundang-undangan. I. Pelaporan, Pemantauan, dan Evaluasi Pelaporan Program Hibah saiig Tahap II dilaksanakan oleh setiap unit di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota sebagaimana diuraikan sebelumnya. Pemantauan dan evaluasi dilakukan oleh PPMU dibantu oleh tim konsultan yang ditunjuk. Kegiatan pemantauan dan evaluasi yang dilakukan PPMU (per provinsi) dan CPMU (nasional) yang mencakup: 1. Kemajuan pekerjaan dan kualitas hasil pekerjaan sesuai skema Program Hibah saiig Tahap II; 2. Evaluasi kegiatan pada akhir tahun, untuk melihat kesesuaian pelaksanaan kegiatan; dan 3. Evaluasi kegiatan pada akhir tahun, untuk menilai keberlanjutan program peningkatan akses dan pelayanan infrastruktur air limbah yang telah dibangun melalui Program Hibah saiig Tahap II. 39

40 J. Skema/Bagan Alur 1. Struktur Organisasi Pengelolaan Program Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi 2. Mekanisme Pelaksanaan Program Hibah saiig 40

41 3. Mekanisme Pencairan Dana Program Hibah saiig Lampiran 41

42 4. Skema Sosialisasi Pemerintah Daerah Rencana Aksi PENYIAPAN PEMDA Sosialisai Penganggar Penyiapan Tim Program saiig an (DPA) Sosialisasi Pemda SKEMA SOSIALISASI PEMDA (REKOMENDASI) PRAKONSTRUKSI Pelatihan bagi Pemuka Masyarakat (Pemuka masyarakat Sebagai Agen Perubahan saiig) PENYIAPAN MASYARAKAT Pelatihan bagi Fasilitator) (Fasilitiator sebagai Agen Perubahan saiig) Tahapan Sosialisasi / Advokasi PELIBATAN MASYARAKAT Kegiatan Sosialisasi kepada Pendampingan stakeholder terkait dalam PEMDA: 1. Pokja Sanitasi 2. DPRD 3. Bappeda. 4. OPD Teknis 5. Camat, Lurah, RW, PKK & RT Memastikan Dana untuk Kegiatan Sosialisasi dan Penyiapan Masyarakat Teralokasikan dalam Anggaran 1. Pembentukan Fasilitator Lapangan 2. Pembentukan Tim Sosialisasi 3. Pembentukan Rencana Aksi Kegiatan Sosialisasi dan Advokasi TOT untuk pemuka masyarakat di tingkat Kelurahan (PKK, RT, RW, Tomas, Guru dan Toga) TOT untuk tenaga kesehatan dan relawan sanitasi (Kader Posyandu, Jumantik, KB dan Lingkungan) Pelatihan Pemicuan Masyarakat Kegiatan Pemicuan pada Masyarakat Target KONSTRUKSI Pelatihan untuk Kontraktordan Konsultan Supervisi Penyiapan bagi stakeholder yang terlibat dalam konstruksi 1. Pertemuan/ Musyawarah prakonstruksi (Aspek Teknik dan Sosial) 2. Pelatihan standar kualitas pekerjaan infrastruktur sanitasi untuk para pekerja/tukang (Aspek Teknik dan Sosial) Pendampingan Masa Konstruksi Pendampingan Tatap Muka 1. Pendampingan kepada masyarakat yang dilakukan oleh fasilitator lapangan/dinas/ kontraktor 2. Termasuk mengatasi keluhan saat konstruksi. Lebih baik kalau ada nomor kontak person yang sewaktu-waktu dapat dihubungi PASCA KONSTRUKSI Pemeliharaan- Operator Komunikasi Informasi Edukasi Pemeliharaan Mengkomunikasikan informasi dan pembelajaran kepada masyarakat target dan masyarakat luas berkaitan dengan pemeliharaan 3. Tim pendamping lapangan harus bisa merespon dengan cepat dan efektif Pelaksana Pencapaian 1. Pokja Sanitasi 2. PAO advisor Koordinasi antara Bupati/Walikota, DPRD dan Pokja Sanitasi 1. Bappeda & PU/CK 2. DPRD 3. PAO advisor Koordinasi antara DPRD, Bappeda dan PU 1. Pokja Sanitasi 2. PAO advisor Koordinasi dalam Pokja Sanitasi 1.Bappeda, Dinas Kesehatan & PU/CK 2. Fasilitator lapangan dan tim sosialisasi 3. PAO advisor Adanya Agen Perubahan 1.Bappeda, Dinas Kesehatan & PU/CK 2. Fasilitator lapangan dan tim sosialisasi 3. PAO advisor Adanya Agen Perubahan 1.Bappeda, Dinas Kesehatan& PU/CK 2. Fasilitator lapangan dan tim sosialisasi 1. kontraktor 2. Konsultan supervisi 3. Perwakilan Pemda 4. PAO advisor 3. PAO Advisor Masyarakat Terpicu 1. AspekTeknik dan Sosial dipahami 2. Pekerja/Tukang terampil dan terlatih 1. Fasilitator 2. Tim Sosialisasi Pemda, 3. Konsultan atau tim sosialisasi kontraktor 1. Adanya Pemantauan 2. Adanya Evaluasi 3. Permasalahan konstruksi teratasi dengan cepat dan tepat 1. Fasilitator 2. Tim Sosialisasi Pemda, 3. Konsultan atau tim sosialisasi kontraktor 1. Adanya Pemantauan 2. Adanya Evaluasi 3. Permasalahan pemeliharaan teratasi dengan cepat dan tepat Keluarandan Hasil Pemda memahami proses implementasi dan manfaat program saiig Pemda mengalokasika n dana untuk kegiatan sosialisasi dan advokasi 1. Fasilitator Lapangan 2. Tim Sosialisasi 3. Implementasi Rencana Aksi Sosialisasi 1. Informasi Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat skala kawasan Dipahami dan tersebar luas 2. Adanya Rencana Aksi Pemicuan di lokasi lain 1.Informasi Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat skala kawasan Dipahami dan tersebar luas 2.Adanya Rencana Aksi Pemicuan di lokasi lain Meningkatnya kesediaan untuk menyambung jaringan SR Kontraktor dan Tukang yang terlibat dalam konstruksi infrastruktur pengelolaan air limbah terpusat skala kawasan tersertifikasi 1. Tidak ada penolakan masyarakat 2. Kerjasama yang baik antara kontraktor dan masyarakat 3. Adanya Hotline service dan complaint handling (berkaitan dengan konstruksi) 1. Masyarakat paham tentang pemeliharaan sistem 2. Masyarakat bisa melakukan pemeliharaan sendiri 3. Adanya Kampanye Publik Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat Skala Kawasan 42

43 K. Peningkatan Peran Pemerintah Daerah dalam Mendukung Pelaksanaan Program 1. Peningkatan kinerja Pemerintah Daerah dengan menerapkan tata pemerintahan yang baik untuk meningkatkan kinerja pelayanan publik dasar sektor air limbah melalui penerapan tata pemerintahan yang baik Pemerintah Daerah harus melaksanakan Program Hibah saiig Tahap II dengan: a. Melaksanakan pengadaan sesuai dengan persyaratan dalam Perpres 16 tahun 2018; b. Pembentukan dan peningkatan institusi pengelola air limbah domestik seperti; OPD, BLUD, BUMD atau PD yang fleksibel, dan otonom; c. Menerapkan proses pengadaan barang dan jasa secara elektronik (e-procurement) dan pelaporan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan; d. Menerbitkan regulasi air limbah domestik sebagai payung hukum untuk memperjelas peran masing-masing Organisasi Pemerintah Daerah(OPD); e. Menerapkan tarif atau retribusi sebagai jasa atas layanan pemelihara aset SPALD-T yang diberikan oleh institusi pengelola; f. Melaksanakan komitmen menyediakan anggaran operasional dan pemeliharaan yang memadai; dan g. Menyampaikan laporan berkala triwulan atas pelaksanaan program hibah tepat waktu. Tata Pemerintahan yang baik sangat penting dalam Program Hibah saiig Tahap II karena tanpa institusi pengelola yang mampu, fleksibel dan otonom, Program Hibah saiig Tahap II kurang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dan investasi besar Pemerintah Daerah menjadi tidak optimal. Untuk meningkatkan kinerja institusi pengelola harus: a. Mengikuti dan mematuhi seluruh peraturan perundangan yang berlaku terkait dengan otonomi daerah yang dikeluarkan oleh Kementerian Dalam Negeri sebagai pembina Pemerintah Daerah; b. Memberikan pelayanan sesuai dengan standar yang telah ditentukan sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM); c. Mengikuti proses perencanaan dan penganggaran serta pelaksanaan pembangunan sesuai dengan tata ruang daerah; d. Menerapkan pengelolaan aset sesuai dengan peraturan yang berlaku serta dapat digunakan sebagai dasar menerapkan tarif atau retribusi; e. Menetapkan Perda Air Limbah Domestik yang menerapkan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik; dan f. Menerapkan struktur organisasi dan tata kerja yang menjelaskan peran dan tanggung jawab setiap OPD di sektor air limbah domestik. 43

44 2. Kesetaraan Gender dan Partisipasi Masyarakat Program Hibah saiig Tahap II merupakan program pengelolaan air limbah berbasis kelembagaan, tetapi tetap melibatkan masyarakat yang akan menjadi target sasaran program ini. Selain itu kesediaan masyarakat untuk ikut menyambung dengan sistem ini (WTC/ Willingness to Connect) dan kesediaan untuk membayar iuran (WTP/ Willingness to Pay) dan memeliharanya merupakan kunci dari keberhasilan dan keberlanjutan program ini. Program ini juga sangat berkaitan dengan masyarakat secara pribadi karena pada saat konstruksi, penyambungan pipa dilakukan secara langsung dari toilet dan dapur mereka. Hal ini tentu saja akan mengganggu aktivitas sehari-hari, terutama pada waktu pelaksanaan konstruksi penyambungan pipa tersebut. Hal lain yang tidak kalah penting adalah keterlibatan masyarakat setelah pelaksanaan konstruksi, dimana masyarakat harus terlibat secara langsung dalam pemeliharaan dan perawatan sistem agar lancar, tidak terjadi penyumbatan, dan tidak menimbulkan bau. Untuk itu, masyarakat perlu dibekali dengan pengetahuan tentang cara-cara mengelola dan merawat sistem ini. Selain itu masyarakat juga perlu dibekali informasi yang memadai tentang penetapan tarif pengelolaan sistem. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, diperlukan sosialisasi dan promosi sanitasi yang berkaitan dengan pengelolaan air limbah yang bertujuan untuk memberikan informasi yang jelas tentang pentingnya sistem tersebut sehingga masyarakat dapat memahami dan sadar bahwa lingkungan mereka membutuhkan sistem pengelolaan air limbah domestik. Setidaknya tim sosialisasi tersebut terdiri dari : Staf OPD/UPTD terkait (Kesehatan, Lingkungan Hidup) Pembina PKK kelurahan/kecamatan Fasilitator yang ditunjuk Konsultan Kontraktor Tokoh masyarakat (termasuk ketua Lurah/RW/RT) Beberapa kota/kabupaten memiliki POKJA AMPL/ POKJA SANITASI. Tim pelaksana dalam POKJA ini dapat berperan sebagai tim sosialisasi program pengelolaan air limbah. Sosialisasi dapat dilakukan paling tidak sebanyak 3 kali, yaitu pada saat prakonstruksi, selama konstruksi, dan pasca konstruksi. 44

45 Pada saat prakonstruksi, sebaiknya sosialisasi dilakukan di awal atau sebelum pembuatan DED. Survey sederhana ke masyarakat perlu dilakukan untuk mengetahui penerimaan dan tanggapan masyarakat (Acceptability). Pra Konstruksi Konstruksi Pasca Konstruksi Bappeda dan Leading sector saiig membekali Tim Sosialisasi dengan informasi dan persepsi yang baik tentang program sehingga dapat menjadi juru bicara program Leading sector saiig dan Bappeda memotivasi Tim Sosialisasi untuk membangkitkan rasa memiliki program yg kuat. Tim Sosialisasi ikut dalam rapat Penetapan Lahan IPALD Tim Sosialisasi ikut dalam rapat penetapkan lokasi layanan IPALD Lakukan pendekatan interpersonal ke warga saat door to door sketsa gambar SR. Dampingi warga saat dilakukan penyambungan saluran dari rumah mereka (kamar mandi dan dapur mereka) Mengawasi keadaan agar tetap aman untuk anak-anak pada saat lantai rumah mereka dibongkar untuk melakukan penyambungan pipa saluran. Tim Sosialisasi memberikan kesempatan kepada perempuan dan laki-laki untuk memantau proses instalasi pipa Berikan pelatihan tentang cara memelihara sambungan air limbah secara sederhana misal pengecekan, penggelontoran dan pembersihan bak kontrol secara berkala. Tetap melakukan promosi sanitasi tentang pengelolaan air limbah dengan cara menyelipkan pada acara-acara warga Membuat materi sosialisasi tentang cara-cara untuk ikut menyambung dengan sistem ini. Tim sosialisasi menentukan langkah kegiatan sosialisasi dan promosi sanitasi selanjutnya Tim sosialisasi membuat materi sosialisasi sederhana berupa gambar-gambar yang dapat memperjelas gambaran dan pelaksanaan pembangunan IPALD Pra Konstruksi Konstruksi Pasca Konstruksi Tim Sosialisasi melakukan Kegiatan Sosialisasi dan promosi sanitasi melalui forum diskusi dan door to door. 45

46 Selipkan kegiatan sosialisasi dan promosi sanitasi tentang pengelolaan air limbah rumah tangga dalam berbagai kegiatan di masyarakat seperti arisan RT/ RW, pengajian, acara PKK, kerja bakti rutin dll. Tim sosialisasi bernegosiasi dengan masyarakat tentang jadwal pelaksanaan konstruksi termasuk perbaikan jalan dll. Informasi yang Harus Disampaikan : Pra Konstruksi Konstruksi Pasca Konstruksi Bahaya air limbah domestik yang tidak diolah : mencemari sumber air lingkungan kotor dan tidak sehat Menimbulkan penyakit diare manfaat sistem pengelolaan air limbah domestik : menghemat uang karena terhindar dari penyakit (diare) lingkungan yang bersih dan sehat mencegah pencemaran sumber air Fitur produk (IPAL dan Sambungan Rumah) Proses konstruksi jaringan air limbah Bahaya air limbah domestik yang tidak diolah : mencemari sumber air lingkungan kotor dan tidak sehat Menimbulkan penyakit diare manfaat sistem pengelolaan air limbah domestik : menghemat uang karena terhindar dari penyakit (diare) lingkungan yang bersih dan sehat mencegah pencemaran sumber air Kalimat/ percakapan yang menenangkan dan menghibur penghuni rumah pada saat pembangunan sambungan rumah dilakukan Berhati-hati dengan kondisi lantai yang dibongkar Bahaya air limbah domestik yang tidak diolah : mencemari sumber air lingkungan kotor dan tidak sehat Menimbulkan penyakit diare manfaat sistem pengelolaan air limbah domestik : menghemat uang karena terhindar dari penyakit (diare) lingkungan yang bersih dan sehat mencegah pencemaran sumber air Kelembagaan yang akan mengelola sistem ini Himbauan pelanggan untuk tidak membuang sampah padat ke toilet dan bak kontrol (Inspection Chamber atau Manhole). 46

47 Informasi dan negosiasi mengenai jadwal dan rencana penyambungan saluran, perbaikan jalan dll Jadwal, lokasi dan perencanaan lainnya Biaya dan tarif Kelembagaan yang akan mengelola sistem ini sehingga sistem ini akan berkelanjutan cara memelihara sambungan air limbah secara sederhana misal pengecekan, penggelontoran dan pembersihan bak kontrol secara berkala. daftar aksi yang boleh dan tidak boleh dalam pemeliharaan. 3. Dampak Lingkungan dan Rencana Mitigasi a. Ketentuan Perlindungan Lingkungan Sebagai salah satu program yang didanai oleh Pemerintah Australia, Program Hibah saiig Tahap II diminta untuk mengikuti peraturan Pemerintah Australia dan Pemerintah Indonesia mengenai perlindungan lingkungan dan perjanjian multilateral terkait. Di bawah Commonwealth of Australia Environment Protection and Biodiversity Conservation Act 1999 (EPBC Act) IndII secara hukum wajib untuk memastikan bahwa kriteria yang sesuai dalam hal kepatuhan dan perlindungan lingkungan telah dimasukkan dalam semua kegiatan Program Hibah saiig Tahap II. Peraturan di Indonesia yang sesuai dengan manajemen dan perlindungan lingkungan mencakup UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan, PP No. 27/2012 tentang Izin Lingkungan, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5/2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Wajib AMDAL dan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 13/2010 tentang UKL-UPL dan SPPLH. b. Pemenuhan terhadap daya dukung lingkungan dan Proses Manajemen Lingkungan (ECOMAP) Pemenuhan terhadap daya dukung lingkungan dan Proses Manajemen Lingkungan (ECOMAP) menggabungkan antara peraturan Pemerintah Australia dan Pemerintah Indonesia dalam mengukur manajemen dan perlindungan lingkungan untuk semua kegiatan KIAT, termasuk Program Hibah saiig Tahap II harus diikuti di setiap tahap perencanaan sub-proyek. 47

48 Beberapa langkah dalam usaha perlindungan lingkungan tersebut antara lain: 1) Pengkajian kegiatan oleh Pemerintah Australia untuk menentukan sejauh mana analisa lingkungan diperlukan, baik sebagai strategi Analisa Dampak Lingkungan (AMDAL) atau Analisa Dampak Lingkungan yang lebih rinci. 2) Penerapan kriteria-kriteria sebagaimana dalam peraturan Pemerintah Indonesia yang berkaitan dengan aspek lingkungan seperti Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5/2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiata Wajib AMDAL dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 10/2008 (untuk UKL/ UPL) untuk menentukan level pelaporan lingkungan yang diperlukan. c. Analisis Dampak Strategi Usulan kegiatan Pemerintah Daerah untuk Program Hibah saiig Tahap II yang memerlukan Analisa Dampak Strategis berdasarkan UU No. 32/2009 tentang Manajemen dan Perlindungan Lingkungan harus dikonsultasikan dengan Kementerian Lingkungan Hidup untuk mengkonfirmasi format dan tingkat kedalaman analisis tersebut. d. Manajemen Lingkungan/Rencana Monitoring Apabila kegiatan Program Hibah saiig Tahap II berpotensi menimbulkan dampak negatif hanya terhadap lingkungan dan sosial tertentu, maka diperlukan UKL/UPL sesuai Peraturan Menteri PU No.10 Tahun e. Analisa Dampak Lingkungan Jenis kegiatan yang memerlukan analisa dampak lingkungan mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5/2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan Wajib AMDAL. 48

49 L. Format Surat Kelengkapan Dokumen 1. Format Surat Pernyataan Komitmen terhadap Kesetaraan Gender Perihal : Pernyataan Komitmen tentang Kesetaraan Gender dalam Program Hibah saiig Tahap II Kepada Yth. Dirjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia di Jakarta Dengan hormat, Berkaitan dengan ketentuan pengelolaan Program Hibah saiig Tahap II, maka dengan ini kami Pemerintah Kabupaten/Kota, berkomitmen dan bersedia untuk melaksanakan pendekatan kesetaraan gender dalam perencanaan dan pelaksanaan Program Hibah saiig Tahap II di Kabupaten/Kota kami. Komitmen ini akan kami buktikan melalui rencana aksi gender yang akan kami kirimkan setelah mendapat persetujuan sebagai penerima Program Hibah saiig Tahap II. Selanjutnya, kami akan mengacu pada pedoman pengelolaan proyek. Demikian kami sampaikan untuk mendapatkan persetujuannya. Bupati/ Walikota Kabupaten/Kota. (Nama dan Tanda Tangan) 49

50 2. Format Surat Rencana Aksi Gender Pemerintah Kabupaten/Kota. Rencana aksi ini minimal menguraikan informasi seperti matriks berikut: No Jenis Kegiatan Rencana Kegiatan (Kegiatan yang akan dilakukan) Penanggung jawab Waktu/ lokasi Sasaran 1 Konsultasi Publik 2 Sosialisasi/ penyadaran publik 3 Keterwakilan Perempuan dalam organisasi pengelola program Bupati/ Walikota Kabupaten/Kota (Nama dan Tanda Tangan) 50

51 3. Format Pemantauan Kegiatan Publikasi No Konsultasi Publik Tempat Waktu Kelompok Sasaran Judul kegiatan Tujuan rapat Topik pembahasan Daftar hadir: Jumlah perempuan Jumlah laki-laki Nama kelompok/ organisasi.. 1 Contoh Rapat Perencanaan Program Hibah saiig Tahap II Tujuan Topik. Contoh Kec. Kelurahan. RW/RT Contoh 17 September 2018 pk WIB Contoh Total Kehadiran: 30 org Perempuan = 15 orang Laki-laki = 15 orang PKK RT.. 2 Rapat Koordinasi pelaksanaan program Tujuan Topik Kec Kelurahan. RW/RT 26 September 2018 pk WIB Total Kehadiran: 25 org Perempuan = 13 orang Laki-laki = 12 orang PKK RT.. 4. Format Rencana Kegiatan Sosialisasi dan Penyadaran Publik No Konsultasi Publik Tempat Waktu Kelompok Sasaran Judul kegiatan Tujuan rapat Topik pembahasan Daftar hadir: Jumlah perempuan Jumlah laki-laki Nama kelompok/ organisasi.. 1 Contoh Pertemuan sosialisasi Program Hibah saiig Tahap II Contoh Kec Kelurahan RW/RT Contoh 17 Oktober 2018 pk WIB Contoh Total Kehadiran: 30 org Perempuan = 15 orang Laki-laki = 15 orang PKK RT.. 2 Penyuluhan tentang sanitasi sehat Kec. Kelurahan. RW/RT 26 Oktober 2018 pk WIB Total Kehadiran: 25 org Perempuan = 13 orang Laki-laki = 12 orang PKK RT.. 51

52 5. Format Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (KOP SURAT) SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama :... (1) Jabatan :... (2) sebagai Pengguna Dana Hibah pada Provinsi/Kabupaten/Kota...(3) untuk kegiatan.(4) dan sesuai dengan Perjanjian Hibah Daerah/Penerusan Hibah No:...(5) tanggal...(6) dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa saya bertanggung jawab penuh terhadap kebenaran perhitungan dan penetapan besaran serta penggunaan dana hibah untuk permintaan tahap..(7) sebesar...(8) (...(9) rupiah) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan menyatakan bahwa kegiatan hibah dimaksud telah dialokasikan dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran. Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya...., tanggal... (10)...(11) Materai Rp. 6000,- (12) STEMPEL... (13) NIP.... (14) Tembusan Kepada Yth. :...(15) 52

53 6. Format Surat Permintaan Penyaluran Hibah KOP SURAT Nomor :...(1) Lampiran :...(2) Perihal : Permintaan Penyaluran Hibah Kepada Yth. Direktur Pembiayaan dan Transfer Non Dana Perimbangan, DJPK Kementerian Keuangan RI selaku Kuasa Pengguna Anggaran Hibah Jl. Wahidin No. 1 Jakarta Berdasarkan Perjanjian Penerusan Hibah No...(3), tanggal...(4), bersama ini kami mengajukan Permintaan Penyaluran Hibah untuk kegiatan...(5) Tahun Anggaran...(6) sebesar Rp....(7) (...(8) rupiah). Dana hibah dimaksud agar disalurkan ke Rekening Kas Umum Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota...(9), pada Bank...(10) dengan Nama Rekening...(11) No. Rekening:...(12). Untuk mendukung Permintaan Penyaluran Hibah tersebut, dengan ini dilampirkan dokumen-dokumen pendukung sebagai berikut: a) Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak; b) Berita Acara Pembayaran; c) Surat Pertimbangan Penyaluran Hibah dari Kementerian Negara/Lembaga Non Kementerian; d)... (13) Demikian disampaikan, dan atas perhatian Bapak diucapkan terima kasih...., tanggal... (14)... (15) STEMPEL... (16)......(17) NIP... (18) Tembusan Yth: 1....(19) 53

54 7. Format Berita Acara Pembayaran BERITA ACARA PEMBAYARAN (BAP) No. BAP : I. Pada hari ini... tanggal... bulan..., tahun..., kami yang bertanda tangan dibawah ini : Nama :... Jabatan :... Alamat :... Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA Nama :... Jabatan :... Alamat :... Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA II. Berdasarkan : 1 a. PPH Nomor dan Tanggal b. Besaran Hibah dalam PPH : : a. Nomor dan Tanggal DIPA b. Nilai Hibah (bagian DIPA) c. Uraian Kegiatan : : : a. Permintaan Pencairan Tahap ini :... 4 Pembayaran Hibah Tahap ini :... Terbilang :... III. PIHAK KEDUA berhak menerima pembayaran dari Pihak Pertama dengan uraian sebagai berikut : 1 Perhitungan Pembayaran : a. Nilai Hibah Total b. Nilai Hibah s/d BAP yang lalu c. Nilai Hibah BAP ini d. Pembayaran Hibah Fisik BAP ini 2 Rincian Sumber Pembayaran : a. Fisik Porsi Hibah APBN b. Fisik Porsi Pendamping : : : : : :

55 IV. Rekapitulasi Pembayaran Hibah Kepada Pemerintah Kabupaten/Kota... No Uraian Nilai Phisik APBN (Rp) Pendamping Total (Rp) Porsi PHLN tidak dipungut PPN Porsi Pendamping Jumlah (Bruto) (Rp) 1 Nilai Hibah 2 Pembayaran Hibah s.d BAP yang lalu 3 Pembayaran Hibah BAP ini 4 Total Pembayaran Hibah s.d BAP ini 5 Sisa Hibah V. Pihak Kedua sepakat atas jumlah pembayaran hibah tersebut diatas dan ditransfer ke Rekening : Nomor Rekening :... Nama Rekening :... Nama Bank :... Demikian Berita Acara Pembayaran (BAP) ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. PIHAK KEDUA Bendaharawan Umum Daerah PIHAK KESATU Pejabat Pembuat Keputusan Materai Rp. 6000,- STEMPEL STEMPEL NIP :... NIP :... 55

56 8. Format Bukti Penerimaan Hibah (KOP SURAT) Telah terima dari Untuk Keperluan : Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan c.q Direktur Pembiayaan dan Kapasitas Daerah selaku Kuasa Pengguna Anggaran Hibah Kepada Pemerintah Daerah : Penyaluran Belanja Hibah untuk kegiatan...(1) Dengan rincian : TAHAP TANGGAL TERIMA JUMLAH (Rp) TERBILANG (dengan huruf) (2) (3) (4) (5) Dana tersebut telah diterima pada : Nomor Rekening :... (6) Nama Rekening :... (7) Nama Bank :... (8) Disampaikan ke DJPK maksimal 10 hari kerja setelah dana hibah masuk RKUD....,tanggal... (9)... (10) Materai Rp. 6000,-...(11) STEMPEL... (12) NIP.... (13) 56

57 9. Format Surat Minat untuk Mengikuti Program KOP SURAT PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA... No :... Kota/ Kabupaten,. 20. Lampiran :... Hal : Program Hibah Australia - Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi (saiig) Tahap II Kepada Yth.: Bapak Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum Jl. Pattimura No. 20, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (Bagi Pemerintah Daerah yang pernah menghadiri Sosialisasi Program Hibah Australia - Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi (saiig) Tahap II) Menindaklanjuti acara Sosialisasi Program Australia - Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi (saiig) Tahap II, yang diselenggarakan di..., pada hari/tanggal..., berikut kami sampaikan minat untuk mendapatkan hibah sebesar Rp...,-. Sebagai syarat mendapatkan hibah ini maka kami bersedia : 1. a. Mengalokasikan dana di APBD Tahun Anggaran 2018 sebesar Rp... (...rupiah) yang akan digunakan untuk pembiayaan pembangunan : Pembangunan IPALD berikut jaringan sampai dengan IC (Inspection Chamber)... unit berikut 10 Sambungan Rumah (SR) Pilot* Penambahan Sambungan Rumah sejumlah... unit SR* Penyusunan DED IPALD *(bisa diisi keduanya atau hanya sambungan rumah saja) b. Mengalokasikan dana di APBD Tahun Anggaran 2019 sebesar Rp... (...rupiah) yang akan digunakan untuk pembiayaan pembangunan : Pembangunan IPALD berikut jaringan sampai dengan IC (Inspection Chamber)... unit berikut 10 Sambungan Rumah (SR) Pilot* Penambahan Sambungan Rumah sejumlah... unit SR* *(bisa diisi keduanya atau hanya sambungan rumah saja) 2. Menunjuk Dinas/OPD, UPTD, BLUD, BUMD atau PD sebagai pengelola fasilitas/prasarana air limbah yang akan dibangun 3. Menyelesaikan pembangunan IPALD dan jaringan sampai dengan IC dan 10 SR pilot dan/atau penambahan SR paling lambat akhir bulan Desember tahun 2019 Terlampir kami sampaikan : 1. Salinan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) kegiatan tersebut yang direncanakan 2. Dokumen perencanaan teknis (DED)* untuk IPALD dan jaringan sampai dengan IC dan 10 SR pilot yang akan dibangun * (hanya untuk Kab/kota yang akan melaksanakan pembangunan IPALD) 3. Daftar calon penerima manfaat sesuai dengan kriteria penerima manfaat 4. Jadwal rencana pelaksanaan pembangunan IPALD dan jaringan sampai dengan IC dan 10 SR pilot dan/atau penambahan SR Demikian disampaikan, atas perhatian dan bantuannya kami ucapkan terima kasih. Bupati/Walikota. Tembusan 1. Direktur Pengembangan Penyehatan Lingkungan Pemukiman, Ditjen Cipta Karya; 2. Ketua CPMU Program Hibah Air Minum dan Sanitasi, DJCK ; 3. Ketua DPRD Kab/Kota 4. Kepala Bappeda Kab/Kota.. 5. Kepala Dinas/Badan... Kab/Kota... 57

58 10. Format Surat Hasil Verifikasi KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA No : (Ibukota), (tanggal/ bulan/tahun) Lampiran : Kepada Yth. Ketua CPMU Hibah Air Minum dan Sanitasi di Jakarta Perihal : Hasil Verifikasi IPALD dan/atau Sambungan Rumah Program Hibah saiig Tahap II Berdasarkan verifikasi yang dilakukan oleh... didampingi PPMU dan Dinas... Kabupaten/ Kota... dengan ini kami sampaikan beberapa hal sebagai berikut : 1. Pelaksanaan survey verifikasi dilaksanakan mulai.. sd.. (bulan / tahun) 2. Kapasitas IPALD dan jaringan yang terbangun adalah untuk. SR dengan nilai SP2D sesuai kontrak pelaksanaan pekerjaan dengan pihak ketiga, termasuk dengan penyambungan 10 SR sebesar Rp (copy DED & SP2D terlampir) 3. Jumlah SR yang diverifikasi.unit 4. Jumlah SR memenuhi kriteria dan lulus verifikasi..unit 5. Jumlah SR perlu perbaikan.unit Dengan ini kami merekomendasikan jumlah Hibah yang dapat diajukan sebanyak sbb: Jenis Hibah Nilai Hibah Hibah Pembangunan IPALD + Jaringan + 10 SR Pilot ( Tipe A ) Rp... Hibah Penambahan SR ( Tipe B ) Rp... TOTAL HIBAH YANG DIREKOMENDASIKAN Rp... Perincian nilai Hibah yang dapat diajukan terdapat pada Lembar Pengesahan Hasil Verifikasi. Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih. Ketua PPMU Provinsi... Tembusan Kepada Yth. : 1. Direktur PPLP Direktur Jenderal Cipta Karya 2. Kepala Bappeda Kabupaten/Kota Kepala Dinas PUPR Kabupaten/Kota... (...) NIP :... 58

59 9. Format Surat Pengesahan Verifikasi VERIFICATION VALIDITY LETTER LEMBAR PENGESAHAN VERIFIKASI Regency/City: Kabupaten/Kota: Operator Institution Pengelola Relevant Local Law Perda pengelolaan Date of verification Tanggal verifikasi Province: (Tahap )... Provinsi:.. Dinas... sd. (Bulan / Tahun ) No System Name Nama Sistem WWTP Capacity Kapasitas IPALD SP2D WWTP + Network+ 10 HCs SP2D IPALD Jaringan 10 SR Funcioning HCs (unit) SR Berfungsi (unit) Type of Grant Tipe Hibah Value of Grants (IDR) Nilai Hibah (Rp) Total Verified by Diverifikasi oleh Approved by: Disetujui oleh (.) Team Leader (..) NIP: Type of Grant / JenisHibah A IPALD / WWTP Capacity X (Construction cost of IPALD/WWTP according SP2D)* X 50% (Construction of a centralized wastewater treatment system neighbourhood scale including network and functional 10 HCs). *) Max value Rp 13,000,000 B Rp 6,000,000 (Construction of new House Connection that will be connected to existing centralized wastewater system) 59

60 10. Format Berita Acara Verifikasi Minute of Verification Berita Acara Verifikasi This Minute of Verification was signed on., (dd/mm/yy) to confirm that the verification survey has been implemented in accordance with the standards, procedures and criteria of the saiig Program, and the results are detailed as the following: Berita acara pelaksanaan survey verifikasi ini ditandatangani pada hari, (tanggal/bulan/tahun) untuk mengkonfirmasi bahwa Survey Verifikasi telah dilaksanakan dengan menggunakan standar, prosedur dan kriteria survei dari Program saiig dan hasilnya dengan rincian sebagai berikut: Kabupaten/Kota Dates From (Verifikasi tahap ke.). sd Data LG Result/Hasil No Location WWTP Capacity SP2D WWTP + Network + 10 HCs Total HCs request from LG Total to be Surveyed Not in accordance with Baseline Total Surveyed Full fill Criteria Repair** Nama Sistem Kapasitas IPALD SP2D IPALD + Jaringan + 10 SR Jumlah Request SR Jumlah di Survey Tidak sesuai baseline Jumlah di Survey Sesuai Kriteria Perbaikan Total ** Dapat ditindaklanjuti lagi pada tahapan verifikasi berikutnya jika pelaksanaan perbaikan dapat diselesaikan sebelum akhir Desember 2019 Data of surveyed respondents is attached with this minute. Data hasil survey terlampir bersama berita acara ini. Verified by Diverifikasi oleh Acknowledged by: Diketahui oleh Head of the PIU Kabupaten / Kota (.) Team Leader (..) NIP: 60

61 11. Format Surat Rekomendasi Pencairan KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Nomor : Kota, Lampiran : Hal : Rekomendasi Pencairan Dana Hibah Program Hibah Australia - Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi (saiig) Tahap II Kepada Yth. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan Jl. Wahidin No. 1 Jakarta Berdasarkan Surat Ketua PPMU Program Hibah saiig Tahap II Provinsi... Nomor... Tanggal... perihal Rekomendasi Pencairan Dana Hibah untuk Pembangunan Sanitasi (saiig) Tahap II Tahun Kabupaten/Kota... dan Hasil Verifikasi atas Program Hibah saiig Tahap II Tahun dengan Nomor... tanggal..., serta mengacu pada syarat dan ketentuan pelaksanaan Program Hibah saiig Tahap II Tahun 20..., bersama ini kami sampaikan rekomendasi hasil verifikasi sebagai berikut: Kabupaten/Kota No. PPH Jumlah SR Hasil Verifikasi (unit) Maksimal Pembayaran Hibah (Rp.) Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih. Ketua CPMU Program Hibah Air Minum dan Sanitasi Tembusan Kepada Yth.: 1. Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR (sebagai laporan); 2. Bupati/Walikota; 3. Direktur Keterpaduan Infrastruktur Permukiman, DJCK ; 4. Direktur Pengembangan PLP, DJCK; 5. Direktur Pembiayaan dan Transfer Non Dana Perimbangan, DJPK; 6. PPMU Program Hibah saiig Provinsi

62 12. Format Laporan Triwulan Pelaksanaan Kegiatan (KOP SURAT) LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN TRIWULAN... TA Nama Kegiatan :... (1) Periode Laporan :... (2) Tahun Anggaran :...(3) TANGGAL PELAKSANAAN NO NAMA KEGIATAN MULAI SELESAI TOTAL BIAYA KETERANGAN (4) (5) (6) (7) (8) (9) Jumlah...,tanggal... (10)... (11) STEMPEL (12)... (13) NIP.... (14) 62

63 M. Gambar dan spesifikasi Teknis 1. Pedoman Standar Teknis Prasarana Air Limbah Gambar dan spesifikasi teknis prasarana air limbah mengacu pada: a. Permen PUPR Nomor 04/PRT/M/2017 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik; dan b. Standar Nasional Indonesia yang digunakan dalam perencanaan dan pelaksanaan Sistem Air Limbah Perpipaan Lingkungan, antara lain: Nomor SNI SNI SNI SNI SNI SNI SNI SNI 2835:2002 SNI SNI SNI SNI SNI 1972:2008 SNI 1973:2008 SNI 2442:2008 SNI 2458:2008 SNI 4817:2008 SNI 3472:2009 SNI Deskripsi Pipa PVC untuk saluran air buangan didalam dan di luar bangunan SistemPlambing Spesifikasidan tata cara pemasangan perangkap bau Tata cara pengambilan contoh limbah tanpa pemadatan daritruk Metode pengujian kinerja lumpur aktif Tata cara evaluasilapangan untuk sistem peresapan pembuangan air limbah rumah tangga Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah Tata cara perencanaantangkiseptik dengansistemresapan Tata cara perencanaanbangunan MCK umum Spesifikasi pipa beton tidak bertulang untuk saluran air limbah, saluran air hujan, dan gorong-gorong Cara koreksi kepadatan tanah yang mengandungbutiran kasar Cara uji slump beton Cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton Spesifikasi kereb beton untuk jalan Tata cara pengambilan contoh uji beton segar Spesifikasi lembaran bahan penutup untuk perawatan beton Pengelasansaluran pipa dan fasilitas yang terkait Perencanaan pengelolaan air limbah rumah tangga dengan sistem reaktor anaerobik bersekat (SRAB) DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA, IR. SRI HARTOYO, DIPL, SE, ME NIP

64 64

65 65

66 66

Konsep Program Hibah Air Minum Perdesaan Sumber Dana APBN Murni TA 2016

Konsep Program Hibah Air Minum Perdesaan Sumber Dana APBN Murni TA 2016 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Konsep Program Hibah Air Minum Perdesaan Sumber Dana APBN Murni TA 2016 Bali, 1 September 2015 Latar Belakang Tujuan Lingkup

Lebih terperinci

Mekanisme Pelaksanaan Program Hibah Air Minum APBN Tahun Anggaran 2015

Mekanisme Pelaksanaan Program Hibah Air Minum APBN Tahun Anggaran 2015 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Mekanisme Pelaksanaan Program Hibah Air Minum APBN Tahun Anggaran 2015 Jakarta, 11 Februari 2015 1 Program Hibah Air Minum

Lebih terperinci

Program Hibah Air Minum APBN. Pedoman Pengelolaan. April Pedoman Pengelolaan Program Hibah Air Minum

Program Hibah Air Minum APBN. Pedoman Pengelolaan. April Pedoman Pengelolaan Program Hibah Air Minum KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Pedoman Pengelolaan Program Hibah Air Minum APBN April 2015 Program Hibah Air Minum 1 2 Program Hibah Air Minum Pedoman Pengelolaan Program Hibah Air Minum

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA. Tata Kelola Program Hibah Air Minum Perkotaan APBN Murni TA 2016

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA. Tata Kelola Program Hibah Air Minum Perkotaan APBN Murni TA 2016 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Tata Kelola Program Hibah Air Minum Perkotaan APBN Murni TA 2016 1 Program Hibah Air Minum APBN Tahun 2016 Latar Belakang

Lebih terperinci

Pedoman Program Hibah Air Limbah Setempat APBN

Pedoman Program Hibah Air Limbah Setempat APBN 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 LAMPIRAN 1: Surat Pernyataan Minat Pemerintah Daerah KOP SURAT PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA...

Lebih terperinci

Program Hibah Air Minum APBN. Pedoman Pengelolaan. Mei Pedoman Pengelolaan Program Hibah Air Minum

Program Hibah Air Minum APBN. Pedoman Pengelolaan. Mei Pedoman Pengelolaan Program Hibah Air Minum KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Pedoman Pengelolaan Program Hibah Air Minum APBN Mei 2015 Program Hibah Air Minum 1 2 Program Hibah Air Minum Pedoman Pengelolaan Program Hibah Air Minum

Lebih terperinci

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi Edisi Ke 2 Maret 2014 Kata Pengantar Pengelolaan lingkungan,

Lebih terperinci

Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi April 2012 Kata Pengantar Pengelolaan lingkungan dalam bidang

Lebih terperinci

Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi

Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi April 2012 Kata Pengantar Pengelolaan lingkungan dalam bidang

Lebih terperinci

Program Hibah Air Limbah

Program Hibah Air Limbah KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Pedoman Pengelolaan Program Hibah Air Limbah April 2012 Kata Pengantar Pengelolaan air limbah terutama air limbah yang berasal dari kawasan permukiman

Lebih terperinci

VERIFIKASI HIBAH AIR MINUM APBN TAHUN 2015 DIREKTORAT PENGAWASAN BUMD

VERIFIKASI HIBAH AIR MINUM APBN TAHUN 2015 DIREKTORAT PENGAWASAN BUMD VERIFIKASI HIBAH AIR MINUM APBN TAHUN 2015 DIREKTORAT PENGAWASAN BUMD DASAR PELAKSANAAN VERIFIKASI 1. Undang-Undang Nomor: 3 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 27 Tahun 2014 tentang

Lebih terperinci

Program Hibah Air Minum

Program Hibah Air Minum KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Pedoman Pengelolaan Program Hibah Air Minum April 2012 Kata Pengantar Sektor air minum merupakan salah satu pelayanan publik yang mempunyai kaitan

Lebih terperinci

2018, No Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran

2018, No Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.34, 2018 KEMENPU-PR. DAK Infrastruktur PU-PR. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/PRT/M/2017 TENTANG PETUNJUK

Lebih terperinci

-1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

-1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA -1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47/PRT/M/2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI

Lebih terperinci

MEKANISME PELAKSANAAN PROGRAM HIBAH AIR MINUM TA 2016

MEKANISME PELAKSANAAN PROGRAM HIBAH AIR MINUM TA 2016 MEKANISME PELAKSANAAN PROGRAM HIBAH AIR MINUM TA 2016 Ir. Mochammad Natsir, MSc. Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Lokakarya Penyiapan Pelaksanaan Program Hibah Air Minum APBN 2016 Jakarta,

Lebih terperinci

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presid

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presid BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1263, 2015 KEMENKEU. Pendanaan. Rehabilitasi. Rekontruksi. Pasca Bencana. Pemerintah Pusat. Pemerintah Daerah. Hibah. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PROGRAM HIBAH AIR MINUM. Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Pembiayaan dan Kapasitas Daerah

PROGRAM HIBAH AIR MINUM. Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Pembiayaan dan Kapasitas Daerah PROGRAM HIBAH AIR MINUM Jakarta, Februari 2015 Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Pembiayaan dan Kapasitas Daerah 1 O U T L I N E 1. HUBUNGAN KEUANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.85, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT. Dana Alokasi Khusus. Perumahan dan Kawasan Pemukiman. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

2 2015, No.1443 Pemerintah Pusat Kepada Pemerintah Daerah Dalam Rangka Bantuan Pendanaan Rehabilitasi Dan Rekonstruksi Pascabencana; Mengingat : 1. Un

2 2015, No.1443 Pemerintah Pusat Kepada Pemerintah Daerah Dalam Rangka Bantuan Pendanaan Rehabilitasi Dan Rekonstruksi Pascabencana; Mengingat : 1. Un No.1443, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Pendanaan. Rehabilitasi. Rekontruksi. Pasca bencana. Pemerintah Daerah. Pemerintah Pusat. Hibah. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM

PETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG Nomor 02 Tahun 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TANGERANG KEPADA PERUSAHAAN DAERAH AIR

Lebih terperinci

PROGRAM HIBAH AIR MINUM

PROGRAM HIBAH AIR MINUM PROGRAM HIBAH AIR MINUM Jakarta, Februari 2015 Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Pembiayaan dan Kapasitas Daerah 1 O U T L I N E 1. HUBUNGAN KEUANGAN

Lebih terperinci

SOSIALISASI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) FISIK 2019 DALAM MENDUKUNG AKSES UNIVERSAL AIR MINUM SANITASI

SOSIALISASI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) FISIK 2019 DALAM MENDUKUNG AKSES UNIVERSAL AIR MINUM SANITASI SOSIALISASI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) FISIK 2019 DALAM MENDUKUNG AKSES UNIVERSAL AIR MINUM SANITASI Jakarta, 4 April 2018 Direktorat Perkotaan, Perumahan dan Permukiman Kementerian PPN/ Bappenas CAPAIAN

Lebih terperinci

AGENDA KEGIATAN DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN TAHUN ANGGARAN 2017

AGENDA KEGIATAN DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN TAHUN ANGGARAN 2017 Subdirektorat Keterduan Perencanaan dan Kemitraan 1 Penyusunan Rancangan Peraturan Menteri PUPR tentang Pedoman dan Standar Kawasan Layak Huni 2 Sosialisasi dan Evaluasi Pencapaian SDG Berbasis RAD (Rencana

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PRT/M/2016 TENTANG PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN SENDIRI OLEH BADAN

Lebih terperinci

2013, No

2013, No 2013, No.834 8 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK

Lebih terperinci

HIBAH PENINGKATAN KINERJA & PEMELIHARAAN JALAN PROVINSI PROVINCIAL ROAD IMPROVEMENT & MAINTENANCE (PRIM)

HIBAH PENINGKATAN KINERJA & PEMELIHARAAN JALAN PROVINSI PROVINCIAL ROAD IMPROVEMENT & MAINTENANCE (PRIM) HIBAH PENINGKATAN KINERJA & PEMELIHARAAN JALAN PROVINSI PROVINCIAL ROAD IMPROVEMENT & MAINTENANCE (PRIM) DIREKTORAT PEMBIAYAAN & KAPASITAS DAERAH DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN HIBAH DAERAH

KEBIJAKAN HIBAH DAERAH Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Direktorat Pembiayaan dan Kapasitas Daerah KEBIJAKAN HIBAH DAERAH oleh: Direktur Pembiayaan dan Kapasitas Daerah 1 DASAR HUKUM UUD 1945 Perubahan kedua, BAB VI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.193,2012 KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT. Penggunaan Dana Alokasi Khusus. Tahun Anggaran 2012. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.972, 2015 KEMENKEU. Dana Keistimewaan. Daerah Istimewa Yogyakarta. Penyaluran. Pengalokasian. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 126/ PMK.07/2015

Lebih terperinci

2018, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan

2018, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.22, 2018 KEMENPU-PR. Bantuan Pembangunan dan Pengelolaan Rumah Susun. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01/PRT/M/2018

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 21/PMK.07/2009 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 21/PMK.07/2009 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN, PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 21/PMK.07/2009 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN, Menimban g : a. bahwa dalam rangka meningkatkan efisiensi pelaksanaan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 /PRT/M/2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG INFRASTRUKTUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2011 TANGGAL 23 AGUSTUS 2011

SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2011 TANGGAL 23 AGUSTUS 2011 SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2011 TANGGAL 23 AGUSTUS 2011 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2011 UNTUK PENINGKATAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jl. Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270 Telp. 5725058, 57906195

Lebih terperinci

2015, No Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, maka perlu dilakukan penyempurnaan petunjuk teknis Dana Al

2015, No Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, maka perlu dilakukan penyempurnaan petunjuk teknis Dana Al BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.371, 2015 KEMENPU PR. Dana Alokasi Khusus. Insfrastuktur. Petunjuk Teknis. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 03/PRT/M/2015 TENTANG

Lebih terperinci

Kementerian PUPR Mendorong Peran Aktif Pemda Mencapai Target 100% Akses Aman Air Minum

Kementerian PUPR Mendorong Peran Aktif Pemda Mencapai Target 100% Akses Aman Air Minum Rilis PUPR #1 23 Oktober 2017 SP.BIRKOM/X/2017/518 Kementerian PUPR Mendorong Peran Aktif Pemda Mencapai Target 100% Akses Aman Air Minum Jakarta - Tidak hanya membangun konektivitas dan bendungan, Kementerian

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2055, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Dana Perimbangan. Pemotongan. Penundaan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 257/PMK.07/2015 TENTANG TATA CARA PENUNDAAN

Lebih terperinci

-1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

-1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA -1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33/PRT/M/2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN DANA

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROGRAM PAMSIMAS III I. LATAR BELAKANG

GAMBARAN UMUM PROGRAM PAMSIMAS III I. LATAR BELAKANG GAMBARAN UMUM PROGRAM PAMSIMAS III I. LATAR BELAKANG Pemerintah Indonesia memiliki komitmen untuk melanjutkan keberhasilan capaian target Millennium Development Goals sektor Air Minum dan Sanitasi (WSS-MDG),

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa air minum

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 08/PERMEN/M/2006

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 08/PERMEN/M/2006 MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 08/PERMEN/M/2006 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBERIAN STIMULAN UNTUK PERUMAHAN SWADAYA BAGI MASYARAKAT

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang No.1000, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. PDN. PLN. Penerusan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 /PMK.05/2016 TENTANG TATA CARA PENERUSAN PINJAMAN

Lebih terperinci

MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI BIDANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.389, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESEHATAN. Penyediaan Air Minum. Sanitasi. Percepatan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1469, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Anggaran. Transfer. Pelaksanaan. Pertanggungjawaban. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 183/PMK.07/2013 TENTANG PELAKSANAAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 03/PRT/M/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 03/PRT/M/2015 TENTANG PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 03/PRT/M/2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG INFRASTRUKTUR KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2006

Lebih terperinci

2017, No untuk pembangunan bendungan serta sejalan dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 21/PMK.06/2017 tentang Tata Cara Pendanaan Pengadaan

2017, No untuk pembangunan bendungan serta sejalan dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 21/PMK.06/2017 tentang Tata Cara Pendanaan Pengadaan No.611, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPU-PR. Penggunaan Dana Badan Usaha Terlebih Dahulu. Pengadaan Tanah bagi Pembangunan Bendungan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Sanitasi di Indonesia telah ditetapkan dalam misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMPN) tahun 2005 2025 Pemerintah Indonesia. Berbagai langkah

Lebih terperinci

PERAN DAN FUNGSI Pj-SIM DALAM PELAKSANAAN PROGRAM HIBAH AIR MINUM DAN SANITASI Tahun Batam, 08 Mei 2018

PERAN DAN FUNGSI Pj-SIM DALAM PELAKSANAAN PROGRAM HIBAH AIR MINUM DAN SANITASI Tahun Batam, 08 Mei 2018 PERAN DAN FUNGSI Pj-SIM DALAM PELAKSANAAN PROGRAM HIBAH AIR MINUM DAN SANITASI Tahun 2018 Batam, 08 Mei 2018 PENGERTIAN PENANGGUNG JAWAB SIM (Pj-SIM) Sistem informasi Manajemen (SIM) merupakan istilah

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman. No.418, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 168 /PMK.07/2009 TENTANG

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 32 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011

SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 32 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011 SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 32 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2011 UNTUK SEKOLAH

Lebih terperinci

2016, No Anggaran 2016; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016 (L

2016, No Anggaran 2016; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016 (L BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1597, 2016 KEMENKEU. Dana Proyek. Desentralisasi. Rincian. Pedoman. TA 2016. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 160/PMK.02/2016 TENTANG PEDOMAN UMUM

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 136/PMK.05/2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 136/PMK.05/2006 TENTANG PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 136/PMK.05/2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 119/PMK.05/2006 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN, DAN PENGELOLAAN DANA DUKUNGAN INFRASTRUKTUR

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 1 TRANSFER KE DAERAH & DANA DESA 2018 Fokus untuk : Meningkatkan pemerataan keuangan antardaerah; Meningkatkan kualitas dan mengurangi ketimpangan layanan publik

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1339, 2015 KEMEN-PUPR. Perumahan Swadaya. Bantuan Stimulan. Pedoman. Perubahan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39/PRT/M/2015

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Dana Alokasi Khusus. Infrastruktur. Juknis.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Dana Alokasi Khusus. Infrastruktur. Juknis. No.606, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Dana Alokasi Khusus. Infrastruktur. Juknis. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PRT/M/2010 TENTANG PETUNJUK

Lebih terperinci

2016, No Dana Desa, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, per

2016, No Dana Desa, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, per No.478, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Dana. Desa. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49/PMK.07/2016 TENTANG TATA CARA PENGALOKASIAN, PENYALURAN,

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM

PETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DAK BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH TAHUN ANGGARAN 2013 I. KETENTUAN UMUM

Lebih terperinci

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 176 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 176 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN MENTERI SOSIAL PERATURAN MENTERI SOSIAL NOMOR 176 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN HIBAH DALAM NEGERI DALAM BENTUK UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : MENTERI SOSIAL, a. bahwa sumber

Lebih terperinci

2 menetapkan Peraturan Menteri Perumahan Rakyat tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Pedoman B

2 menetapkan Peraturan Menteri Perumahan Rakyat tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Pedoman B BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1731, 2014 KEMENPERA. Rumah Susun. Sewa. Pembangunan. Pedoman. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

DANA PERIMBANGAN DAN PINJAMAN DAERAH

DANA PERIMBANGAN DAN PINJAMAN DAERAH DANA PERIMBANGAN DAN PINJAMAN DAERAH Oleh: DR. MOCH ARDIAN N. Direktur Fasilitasi Dana Perimbangan dan Pinjaman Daerah KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DAERAH 2018 1 2 KEBIJAKAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/PMK.05/2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/PMK.05/2012 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/PMK.05/2012 TENTANG PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN LANJUTAN PROGRAM/KEGIATAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 153/PMK.05/2008 TENTANG PENYELESAIAN PIUTANG NEGARA YANG BERSUMBER DARI PENERUSAN PINJAMAN LUAR NEGERI, REKENING DANA INVESTASI,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1733, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPERA. Rumah Khusus. Pembangunan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN BANTUAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Nomor : 01/Per/Dep.

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Nomor : 01/Per/Dep. KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA Nomor : 01/Per/Dep.3/II/2014

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 52 /PMK. 010 /2006 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH KEPADA DAERAH MENTERI KEUANGAN,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 52 /PMK. 010 /2006 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH KEPADA DAERAH MENTERI KEUANGAN, PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 52 /PMK. 010 /2006 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH KEPADA DAERAH MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 3 ayat (2) dan Pasal 6 Peraturan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penyediaan Air Minum. Prosedur.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penyediaan Air Minum. Prosedur. No.515, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penyediaan Air Minum. Prosedur. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 229/PMK. 01/2009 TENTANG TATACARA PELAKSANAAN PEMBERIAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 52 /PMK. 010 /2006 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH KEPADA DAERAH MENTERI KEUANGAN,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 52 /PMK. 010 /2006 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH KEPADA DAERAH MENTERI KEUANGAN, PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 52 /PMK. 010 /2006 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH KEPADA DAERAH MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 3 ayat (2) dan Pasal 6 Peraturan

Lebih terperinci

Hibah Daerah. Hibah Daerah meliputi:

Hibah Daerah. Hibah Daerah meliputi: Hibah Daerah Hibah daerah adalah pemberian dengan pengalihan hak atas sesuatu dari Pemerintah atau pihak lain kepada Pemerintah Daerah atau sebaliknya yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1311, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Biaya Konstruksi. Proyek Kerja Sama. Infrastruktur. Dukungan Kelayakan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 223/PMK.011/2012

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.55/MenLHK/Setjen/Kum.1/6/2016 TENTANG PEDOMAN UMUM PENYALURAN BANTUAN LAINNYA YANG MEMILIKI KARAKTERISTIK BANTUAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG DRAFT BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN SERTA MONITORING DAN EVALUASI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Subsidi Beras. Masyarakat. Pendapatan Rendah.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Subsidi Beras. Masyarakat. Pendapatan Rendah. No.117, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Subsidi Beras. Masyarakat. Pendapatan Rendah. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99/PMK.02/2009 TENTANG SUBSIDI BERAS

Lebih terperinci

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 33 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 33 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011 SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 33 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2011 UNTUK SEKOLAH

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 04/PMK.07/2008 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 04/PMK.07/2008 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN, MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 04/PMK.07/2008 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam No. 2024,2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Pemberian. Jaminan. Percepatan. Jalan Tol Sumatera. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 253/ PMK.08/2015 TENTANG TATA

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.5,2012 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.673, 2015 KEMENKEU. Dana Alokasi Khusus. APBN. Tahun Anggaran 2015. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDOINESIA NOMOR 92/PMK.07/2015 TENTANG PELAKSANAAN DANA ALOKASI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT, PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA

Lebih terperinci

PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEPUTUSAN BUPATI LINGGA NOMOR : 132/KPTS/IV/2015 TENTANG

PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEPUTUSAN BUPATI LINGGA NOMOR : 132/KPTS/IV/2015 TENTANG PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEPUTUSAN BUPATI LINGGA NOMOR : 132/KPTS/IV/2015 TENTANG PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN LINGGA TAHUN ANGGARAN 2015 BUPATI LINGGA, Membaca : Surat Edaran Menteri Dalam

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM disampaikan oleh Direktur Pengembangan SPAM pada: Sosialisasi Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Air Minum TA 2019 Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 70 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2010 TANGGAL 1 FEBRUARI 2010

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2010 TANGGAL 1 FEBRUARI 2010 SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2010 TANGGAL 1 FEBRUARI 2010 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2010 I. KETENTUAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN HIBAH DARI PEMERINTAH PUSAT KEPADA PEMERINTAH DAERAH, DAN PENYERTAAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.156,2012 PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/PMK.011/2012 TENTANG BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS IMPOR BARANG DAN BAHAN UNTUK MEMPRODUKSI BARANG

Lebih terperinci

1 of 9 21/12/ :39

1 of 9 21/12/ :39 1 of 9 21/12/2015 12:39 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 223/PMK.011/2012 TENTANG PEMBERIAN DUKUNGAN KELAYAKAN ATAS SEBAGIAN BIAYA KONSTRUKSI

Lebih terperinci

2 dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 3. Undang-undang Nomor

2 dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 3. Undang-undang Nomor BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 204, 2014 KEMENPERA. Dana Alokasi Khusus. Perumahan. Kawasan Pemukiman. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN BANTUAN STIMULAN PERUMAHAN SWADAYA BAGI MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 119/PMK. 05/2006 TENTANG TATACARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN, DAN PENGELOLAAN DANA DUKUNGAN INFRASTRUKTUR

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 119/PMK. 05/2006 TENTANG TATACARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN, DAN PENGELOLAAN DANA DUKUNGAN INFRASTRUKTUR MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 119/PMK. 05/2006 TENTANG TATACARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN, DAN PENGELOLAAN DANA DUKUNGAN INFRASTRUKTUR MENTERI KEUANGAN, Menimbang

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 34 /PB/2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA PROGRAM

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 25 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 25 TAHUN 2011

BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 25 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 25 TAHUN 2011 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Bantuan Sosial kepada Rumah Tangga Miskin (RTM) Tahun 2011. BERITA DAERAH KOTA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi

Lebih terperinci

IV.B.7. Urusan Wajib Perumahan

IV.B.7. Urusan Wajib Perumahan 7. URUSAN PERUMAHAN Penataan lingkungan perumahan yang baik sangat mendukung terciptanya kualitas lingkungan yang sehat, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dengan meningkatnya kualitas

Lebih terperinci

BAB 5 RENCANA IMPLEMENTASI

BAB 5 RENCANA IMPLEMENTASI BAB 5 RENCANA IMPLEMENTASI 5.1 Kondisi Kesiapan Pelaksanaan Kesiapan implementasi/ pelaksanaan mencakup ketersediaan Studi dan Perencanaan Teknis (DED, AMDAL, dll), lahan, organisasi pelaksana, organisasi

Lebih terperinci