BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang diterapkan pada semua jenjang pendidikan.

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Berbagai usaha telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan Nasional, mulai dari pengembangan kurikulum, pelatihan guru, pengadaan buku pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana yang ada di sekolah dan perbaikan management sekolah. Usaha meningkatkan mutu pendidikan yang tidak kalah penting dan saat ini marak dilaksanakan adalah perbaikan dalam pembelajaran baik itu pendekatan, strategi dan metode pembelajaran yang diterapkan pada semua jenjang pendidikan. Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas tujuan, materi, metode, media, waktu, sistem penyampaian, serta hal-hal yang berkaitan dengan belajar. Maka pengertian pembelajaran merupakan suatu proses yang terdiri dari dua aspek, yaitu belajar tertuju pada apa yang harus dilakukan oleh siswa dan mengajar berorientasi pada apa yang harus dilakukan oleh guru.kedua aspek tersebut akan digabungkan secara terpadu menjadi suatu kegiatan pada saat terjadi interaksi antara guru dengan siswa, serta antara siswa dengan siswa lain saat pembelajaran berlangsung. Ilmu alam (bahasa inggris: natural science; atau ilmu pengetahuan alam) adalah istilah yang digunakan merujuk pada rumpun ilmu dimana obyeknya adalah benda-benda alam dengan hukum-hukum yang asli dan umum, berlaku kapan pun dimana pun (Vardiansyah, 2008). Sains memperoleh kebenaran tentang

2 2 fakta dan fenomena alam melalui kegiatan empirik yang dapat diperoleh melalui eksperimen laboratorium atau alam bebas. Sains harus dipandang sebagai suatu cara berpikir dalam upaya memahami alam, sebagai suatu cara penyelidikan tentang gejala, dan sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang didapatkan dari proses penyelidikan. Menurut Collete & Chiapetta(dalam Gustianah 2013),sains disini adalah suatu cara berpikir dan cara penyelidikan untuk mencapai suatu ilmu pengetahuan tentang alam. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Hatnia, selaku guru IPA di kelas VII-A SMP Negeri 3 Sapeken dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), diperoleh informasi bahwa proses pembelajaran IPA guru menggunakan metode ceramah dan sesekali menggunakan metode diskusi kelas. Metode yang digunakan ini dianggap kurang mengasah kerja ilmiah siswa karena proses pembelajaran masih dilakukan di dalam kelas tanpa meminta siswa untuk melakukan kegiatan yang mengarah pada sikap dan kerja ilmiah siswa. Siswa masih banyak yang kurang aktif dalam mengajukan pertanyaan atau menjawab pertanyaan dari guru maupun memberikan pendapatnya. Guru sebenarnya memberikan waktu pada siswa untuk bertanya atau memberikan pendapat, akan tetapi respon dari siswa sangat kurang terlihat bahkan siswa cenderung diam. Kebanyakan dari alasan beberapa siswa mereka malu atau merasa takut apabila mau bertanya langsung kepada gurunya tentang materi yang mereka tidak paham. Berdasarkan hasil dokumentasi mengenai hasil belajar kelas VII-A SMP Negeri 3 Sapeken, ditemukan juga bahwa masih banyak siswa yang mendapat nilai rata-rata ulangan harian biologi di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal

3 3 (KKM) yaitu dari 22 siswa terdapat 14 siswa yang mendapat nilai 65 sedangkan KKM untuk mata pelajaran IPA 75. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar masih tergolong cukup rendah. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut dibutuhkan pembelajaran yang mampu melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran, siswa akan lebih cepat memahami materi pembelajaran bila siswa mengalami sendiri serta menuntut peserta didik untuk melakukan kegiatan diskusi. Nampaknya sesuai dengan situasi sekolah yang heterogen yang sesuai dalam pembelajaran pada siswa kelas VII-A, SMP Negeri 3 Sapeken. Memanfaatkan lingkungan sekitar mereka sebagai sumber belajar akan memberikan pengalaman belajar secara langsung dan membagun sikap ilmiah bagi siswa sesuai dengan kurikulum 2013 yang mewajibkan pendekatan scientific untuk pembelajaran IPA, dan hal ini tentu saja telah disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan oleh peneliti yaitu Interaksi Makhluk Hidup dan Lingkungan. Pemilihan pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation) siswa diberdayakan agar mau dan mampu untuk memperkaya pengalaman belajarnya dengan mencari sendiri informasi-informasi sesuai topik yang mereka pelajari melalui berbagai sumber belajar, selain itu kegiatan diskusi atau persentasi akan melatih siswa dalam berkomunikasi. Pembelajaran kooperatif GI (Group Investigation) merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui sumber-sumber belajar. Model pembelajaran kooperatif tipe GI ini

4 4 menuntut siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok, dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran akan memberi peluang kepada siswa untuk lebih mempertajam gagasan dan guru kemungkinan akan mengetahui gagasan siswa yang salah sehingga guru dapat memperbaiki kesalahannya. Dalam pembelajaran tipe GI, interaksi sosial menjadi salah satu faktor penting bagi perkembangan siswa dalam proses belajar. Pembelajaran kooperatif memerankan peranannya dalam memberi kebebasan kepada siswa untuk berfikir secara analitis, kritis, kreatif, reflektif dan produktif.pada dasarnya model pembelajaran kooperatif dikembangkan dengan tiga tujuan penting yaitu: aktivitas belajar siswa, hasil belajar akademik, dan kemampuan yang baik dalam berkomunikasi. Slavin (2005), mengemukakan bahwa dalam pembelajaran tipe Group Investigationmempunyai beberapa kelebihan yaitu sebagai berikut: 1) meningkatkan kemampuan berfikir tingkat tinggi dan keterampilan inkuiri kompleks, 2) kegiatan belajar berfokus pada siswa sehingga pengetahuannya benar-benar diserap dengan baik, 3) meningkatkan keterampilan sosial dimana siswa dilatih untuk bekerjasama dengan siswa lain, 4) meningkatkan pengembangan softskill (kritis, komunikasi, kreatif) dan managemen kelompok, 5) menggunakan sumber dari dalam maupun dari luar sekolah, 6) mengembangkan pemahaman siswa melalui berbagai kegiatan, 7) mampu menumbuhkan sikap saling menghargai, saling menguntungkan, memperkuat ikatan sosial, tumbuh

5 5 sikap untuk mengenal kemampuan diri sendiri bertanggung jawab dan merasa berguna untuk orang lain dan 8) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu upaya yang dapat melatih kemandirian siswa dalam belajar dan melatih kerja ilmiah siswa sesuai kaedah pembelajaran IPA yang mengedepankan keterampilan proses yaitu dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar adalah metode dimana guru mengajak siswa belajar di luar kelas untuk melihat peristiwa langsung di lapangan dengan tujuan untuk mengakrabkan siswa dengan lingkungannya. Melalui metode ini, lingkungan di luar sekolah dapat digunakan sebagai sumber belajar, hal ini tentu saja harus sesuai dengan materi yang diajarkan. Peran guru dalam kegiatan ini adalah sebagai motivator, artinya guru sebagai pemandu agar siswa belajar secara aktif, mandiri, kreatif dan akrab dengan lingkungan dan tentu saja mencari informasi yang dibutuhkan dalam pembelajaran dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber pembelajaran. Penelitian terdahulu Rizki (2010), dalam penelitiannya yang berjudul Penerapan Pembelajaran Tipe GI untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Komponen Ekosistem dikelas X-B SMA Islam Hasanuddin Kesamben Kabupaten Blitar. Pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation) memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar peserta didik. Dilihat dari tes ulangan harian pada siklus I terdapat 62,07% siswa yang telah memenuhi KKM, sementara itu peningkatan juga terjadi pada siklus II yaitu 79,31% siswa telah memenuhi KKM dan selisihnya 17,24%. Dengan demikian diharapkan dengan

6 6 metode pembelajaran GI (Group Investigation), ini akan mampu meningkatkan hasil belajar siswa di kelas VII-A SMPN 03 Sepanjang. Berpijak pada uraian latar belakang masalah diatas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih luas permasalahan tersebut dengan penelitian yang berjudul: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe GI dengan Pemanfaatan Lingkungan Sekitar Sekolah Sebagai Sumber Belajar untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA, Siswa Kelas VII-A SMP Negeri 3 Sapeken 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah penerapan pembelajaran kooperatif tipe GI(Group Investigation) dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA, siswa kelas VII-A SMP Negeri 3 Sapeken? 2. Bagaimana peningkatan aktivitas dan hasil siswadikelas VII-A, SMP Negeri 3 Sapekendengan pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar dengan pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation)? 1.3 TujuanPenelitian 1. Mengetahui penerapan pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation) dengan pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswakelas VII-A, SMP Negeri 3 Sapeken?

7 7 2. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa di kelas VII-A, SMP Negeri 3 Sapeken? 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi siswa : a. Memberi suasana belajar yang bervariasi dan praktis sehingga dapat membangkitkan semangat belajar siswa. b. Memberi peluang siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses belajar. c. Dan memberi peluang siswa untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik 2. Bagi guru : a. Memberikan alternatif pilihan bagi guru dalam menyampaikan mata pelajaran dengan pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation). b. Memberikan informasi tentang pembelajaran yang efektif dan praktis sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. c. Memberikan informasi bagi guru untuk lebih menekankan keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar. 3. Bagi sekolah : Yaitu untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah dan hasil belajar siswa. 4. Bagi peneliti:

8 8 Menambah pengetahuan tentang penerapan pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation) dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. 1.5 Batasan Masalah Adapun beberapa batasan dalam penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 3 Sapeken kelas VII-A adalah sebagai berikut : 1. Objek dari penelitian ini adalah siswa kelas VII-A, SMP Negeri 3 Sapeken yang berjumlah 24 orang siswa. 2. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada siswa kelas VII-ASMP Negeri 3 Sapeken, dengan model pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation) dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar. 3. Siklus yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua siklus. Yang mana hal ini berhubungan dengan waktu yang telah diberikan oleh pihak sekolah dan guru kolaborasi sangat terbatas untuk mengikuti penelitian tindakan kelas ini. 4. Materi ajar yang digunakan pada penelitian ini hanya terbatas pada meteri Interaksi Makhluk Hidup dan Lingkungan. 5. Aktivitas siswa yang diukur dalam penelitian ini adalah aktivitas bekerja sama, bertanya dan berpendapat di dalam kelompok yang sesuai dengan lembar observasi aktivitas siswa.

9 9 6. Hasil belajar diperoleh dari hasil tes tulis yang dilakukan pada setiap akhir siklus. 1.6 Definisi Istilah 1. Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) yaitu pendekatan pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil peserta didik untuk bekerjasama dalam rangka mengoptimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar (Hanafiah dan Suhana, 2009). 2. Model pembelajaran Group Investigationmerupakan model pembelajaran kooperatif yang membagi kelas menjadi beberapa kelompok dengan anggota 5-6 siswa yang heterogen. Selanjutnya siswa memilih topik yang mereka minati untuk diselidiki, dan melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang dipilih. Selanjutnya siswa menyiapkan dan mempresentasikan hasil investigasi kelompok mereka. 3. Sumber Belajar merupakan segala macam sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan yang memungkinkan atau memudahkan terjadinya proses belajar (Sadiman,1989 dalam Rizqi, 2011). 4. Usman (2000), mengemukakan bahwa aktivitas belajar adalah aktivitas jasmaniah dan rohaniah, yang meliputi aktivitas visual, aktivitas lisan, aktivitas mendengarkan, aktivitas gerak dan aktivitas menulis. 5. Hasil belajar, hasil belajar diartikan sebagai penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan atau dapat diketahui dari nilai skor ulangan yang berupa angka atau huruf yang diberikan oleh guru.