BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemakaian bahasa dalam kehidupan sehari-hari merupakan wujud dari adanya bahasa sebagai alat komunikasi. Pemakaian bahasa dapat ditilik atau dipahami melalui sebuah kajian kebahasaan yang biasa dikenal dengan sosiolinguistik. Suwito menyatakan bahwa sosiolingusitik menempatkan kedudukan bahasa dalam hubungannya dengan pemakainnya di dalam masyarakat (Suwito, 1996:3). Dalam penggunaannya di masyarakat, bahasa dapat dipandang sebagai gejala sosial. Selanjutnya, Suwito berpendapat mengenai bahasa sebagai gejala sosial, sebagai gejala sosial, bahasa dan pemakainnya tidak hanya ditemukan oleh faktor linguistik, tetapi juga oleh faktor-faktor yang bersifat non-linguistik, antara lain adalah faktor sosial yang mempengaruhi pemakaian bahasa meliputi usia, tingkat pendidikan, status sosial, tingkat ekonomi, jenis kelamin, serta komunitas pemakai bahasa berada (Suwito, 1996:3). Selain itu, Suwito juga menerangkan bahwa adanya faktor-faktor sosial yang mempengaruhi pemakaian bahasa menimbulkan variasi-variasi bahasa. Berbagai variasi bahasa menunjukkan bahwa pemakaian bahasa bersifat aneka ragam. Keanekaragaman bahasa nampak dalam pemakaiannya baik secara individu maupun secara kelompok (Suwito, 1996:4). Adanya berbagai variasi bahasa di dalam masyarakat, banyak manfaat yang didapat dengan pengkajian ataupun penelitian, di antaranya adalah dengan mengkaji pemakaian bahasa di dalam suatu kelompok tertentu. 1

2 Penelitian ini akan mengkaji pemakaian bahasa dalam suatu kelompok kehidupan masyarakat yang lebih kecil atau terbatas, yaitu komunitas handy talky. Komunitas handy talky merupakan suatu komunitas yang dikelola, diperuntukkan, dan diinisiatifkan untuk masyarakat sebagai manifestasi kehidupan berorganisasi yang profesional. Para pengguna handy talky sering melakukan kegiatan yang berhubungan dengan kegemaran mereka, antara lain kemanusiaan, keamanan, penyelamatan, sosial kemasyarakatan, dan bantuan komunikasi (BANKOM). Terdapat beberapa jenis komunitas handy talky, seperti ORARI (Organisasi Amatir Republik Indonesia) bergerak di bidang kemanusian dan RAPI (Radio Antar Republik Indonesia) bergerak di bidang bantuan komunikasi dan tanggap darurat bencana. Handy talky merupakan sebuah alat komunikasi yang bentuknya mirip dengan telepon genggam, tetapi sifatnya searah. Karena searah, maka pengirim pesan dan penerima pesan tidak bisa berbicara pada saat bersamaan dan jangkaunnya luas, misalnya untuk sebuah kota bahkan antarkota. Selain itu, handy talky memiliki kelebihan yang tidak dimiliki pesawat telepon biasa maupun telepon seluler, yaitu kecepatan untuk menjangkau lawan bicara maupun reaksi penerimanya masih belum tertandingi oleh telepon seluler. Apalagi handy talky dapat langsung diterima oleh banyak orang sekaligus, maka handy talky merupakan fasilitas telekonferensi (sistem yang berbasis elektronik secara langsung di antara dua orang atau lebih). Seiring dengan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan, teknologi di berbagai bidang juga mengalami perkembangan. Misalnya, di bidang teknologi komunikasi. Banyak teknologi komunikasi yang bermunculan di tengah masyarakat pada saat ini. Hal ini terjadi karena kebutuhan masyarakat akan informasi yang terus meningkat sehingga dibutuhkan suatu alat penyampaian pesan atau informasi yang cepat dan tepat.

3 Handy talky menggunakan gelombang radio frekuensi khusus dan sering dipakai untuk komunikasi yang sifatnya sementara karena salurannya dapat diubah setiap saat. Di dalam menjalankan aktivitasnya, setiap individu dalam komunitas handy talky memerlukan bentuk interaksi sosial untuk berbagai tujuan. Ketika berinteraksi mereka sering menggunakan bahasa atau istilah khusus yang hanya dimengerti oleh komunitas tersebut. Hal ini bertujuan untuk mengutarakan keinginan seseorang atau memberikan tanda yang dapat dipahami bersama. Penelitian ini akan mengkaji penggunaan bahasa pada sebuah komunitas handy talky yang bergerak di bidang pendidikan, yaitu Satgas PGRI di Tawangmangu. Kegunaan handy talky pada Satgas PGRI di Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan karena alat komunikasi seperti telepon seluler tidak semuanya dapat digunakan pada tempat tersebut. Handy talky pada Satgas PGRI di Tawangmangu sangat efektif digunakan pada wilayah Tawangmangu dan sekitarnya yang merupakan dataran tinggi. Selain itu, komunitas handy talky pada Satgas PGRI di Tawangmangu juga dapat digunakan di wilayah Surakarta, Sukoharjo, Wonogiri, Klaten, Yogyakarta, Boyolali, Semarang, dan Sragen. Dalam pengamatan yang dilakukan oleh penulis, terbukti bahwa komunitas handy talky pada Satgas PGRI di Tawangmangu menggunakan variasi bahasa dan istilah-istilah khas yang mempunyai unsur khusus di dalam komunitas mereka. Segala bentuk interaksi dan komunikasi yang berhubungan dengan penggunaan bahasa selalu terikat dengan konteks dan situasi pembicaraan itu berlangsung. Variasi bahasa yang digunakan oleh komunitas handy talky pada Satgas PGRI di Tawangmangu banyak mendapatkan pengaruh bahasa Jawa. Sebagian besar pengguna handy talkypada Satgas PGRI di Tawangmangu adalah penutur bahasa Jawa sehingga kosa kata khusus yang digunakan oleh para pengguna banyak diserap dari bahasa Jawa.

4 Hal itu berarti penelitian ini menggunakan sumber data dari informan. Bentuk datanya adalah berupa kata, frasa, klausa, dan kalimat yang di dalamnya mengandung kosa kata register. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan metode simak, teknik rekam, teknik catat, dan teknik wawancara. Selanjutnya, data dianalisis dengan menggunakan metode padan referensial. Penulis sangat tertarik untuk meneliti berbagai variasi bahasa serta kosa kata yang digunakan oleh komunitas ini, sebab keunikan yang ada di dalam menjadi suatu wawasan bagi masyarakat, khususnya para pemerhati bahasa. Hal tersebut akan dapat lebih memperkaya khasanah kebahasaan yang ada. B. Pembatasan Masalah Suatu penelitian harus mempunyai tujuan yang jelas agar tidak masuk dalam permasalahan yang luas dan terfokus dalam satu hal. Oleh karena itu, perlu diberikan batasan dalam pembahasan masalah pada penelitian ini. Adanya pembatasan masalah ini bertujuan agar ruang lingkup penelitian lebih terarah dan dapat mempermudah penulis dalam menganalisis permasalahan inti yang dikaji. Penelitian ini terbatas pada karakteristik pemakaian bahasa, fungsi bahasa, kosa kata penentu register yang digunakan dalam komunitas handy talky pada Satgas PGRI di Tawangmangu berdasarkan tinjauan sosiolinguistik. C. Rumusan Masalah Berdasarkan pada pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut. 1. Bagaimanakah karakteristik bahasa yang digunakan oleh komunitas handy talky pada Satgas PGRI di Tawangmangu?

5 2. Bagaimana fungsi kebahasaan yang ada di dalam tuturan komunitas handy talky pada Satgas PGRI di Tawangmangu? 3. Bagaimana kosa kata penentu register yang digunakan oleh komunitas handy talky pada Satgas PGRI di Tawangmangu? D. Tujuan Penelitian Suatu penelitian harus mempunyai tujuan yang diharapkan dapat menjangkau hasil yang hendak dicapai dalam penelitian itu. Penelitian dalam ilmu pengetahuan empiris biasanya mempunyai tujuan untuk menentukan, mengembangkan, atau menguji kebenaran dari suatu pengetahuan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan karakteristik bahasa yang digunakan oleh komunitas handy talky pada Satgas PGRI di Tawangmangu. 2. Mendeskripsikan fungsi kebahasaan yang ada di dalam tuturan komunitas handy talky pada Satgas PGRI di Tawangmangu. 3. Mendeskripsikan kosakata penentu register yang digunakan oleh komunitas handy talky pada Satgas PGRI di Tawangmangu. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoretis Manfaat teoretis penelitian ini berkenaan dengan pengembangan ilmu pengetahuan, dalam hal ini ilmu kebahasaan (linguistik). Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan mengenai pemakaian bahasa dalam komunitas handy talky pada Satgas PGRI di Tawangmangu sehingga dapat memperkaya kajian sosiolinguistik. 2. Manfaat praktis

6 Manfaat praktis penelitian ini berkaitan dengan masalah yang bersifat praktis. Bagi pemerhati bahasa manfaat yang didapat dari penelitian ini, yaitu untuk memperkaya pengetahuan mengenai fenomena pemakaian bahasa. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadikan tambahan wawasan bagi penelitian lain dalam bidang yang sama. F. Sistematika Penulisan Penulisan penelitian ini terbagi menjadi lima bab. Uraian garis besar tentang kelima bab tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Bab I, memuat pendahuluan, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II, memuat kerangka pikir dan kajian pustaka yang menampilkan temuan penelitian terdahulu serta dasar-dasar teori ilmiah yang dipergunakan dalam penelitian, berisi teori-teori yang mendukung tentang karakteristik pemakaian bahasa yang mencakup definisi sosiolingusitik, variasi bahasa, campur kode, alih kode, fungsi bahasa, dan register. Bab III, memuat metode penelitian yang akan memaparkan tentang jenis penelitian, pendekatan, sumber data dan data, teknik pemerolehan data, teknik klasifikasi data, dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini. Bab IV, menyangkut analisis data. Bab ini akan mencoba untuk menjawab setiap persoalan yang telah ditetapkan di dalam perumusan dan tujuan penelitian. Bab V, penutup yang berisi simpulan dan saran.