BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehadiran Kurikulum 2013 tidak lepas dari kurikulum sebelumnya,

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehadiran Kurikulum 2013 tidak lepas dari kurikulum sebelumnya, yakni KTSP Perubahan Kurikulum 2006 menjadi Kurikulum 2013 pada dasarnya adalah perubahan pola pikir (mindset), dapat dikatakan merupakan perubahan budaya mengajar dari para guru dalam melaksanakan pendidikan di sekolah serta menjadikan peserta didik lebih aktif dalam mengkonstruksi pengetahuan dan ketrampilannya. Dalam kondisi ini proses pembelajaran yang awalnya berpusat pada guru (teacher center) berubah menjadi berpusat pada peserta didik (student center). Pola pembelajaran dalam kurikulum 2013 menggunakan pola pembelajaran tematik-integratif yang artinya pembelajaran berdasarkan tema yang mencakup seluruh mata pelajaran beserta kompetensinya, dengan demikian tidak ada pemisah antar mata pelajaran. Implementasi kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba dan membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran. Proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah ini menyentuh tiga ranah, yaitu : sikap, pengetahuan dan ketrampilan sehingga dalam proses pembelajaran ini seorang guru dituntut 1

2 2 untuk menghasilkan peserta didik yang mempunyai keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills). Peranan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran sangatlah penting. Guru berperan dalam membina, mengembangkan, dan meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap peserta didik. Guru senantiasa berupaya semaksimal mungkin untuk mengatur proses pembelajaran sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti di kelas V SD N 1 Karanglewas Lor Kecamatan Purwokerto Barat Kabupaten Banyumas pada tahun ajaran 2014/2015 ini, guru sudah menggunakan pendekatan saintifik dalam proses pembelajarannya di kelas, tetapi guru belum sepenuhya dapat merubah budaya mengajarnya yang masih bersifat konvensional dan belum berpusat pada peserta didik seutuhnya. Dari hasil wawancara dengan guru kelas dan dari data pretest di bawah ini : Tabel 1.1 Hasil Pretest Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 1 Karanglewas Lor No KKM Persentase Ketuntasan ,27% Dapat peneliti simpulkan bahwa masih ada 15 dari total jumlah 29 peserta didik yang belum mampu untuk belajar secara mandiri, yang artinya peserta didik masih bergantung pada penjelasan guru pada saat proses pembelajaran berlangsung dan pada saat diberi tugas masih ada yang mencontek pekerjaan temannya, peserta didik malu bertanya ketika merasa

3 3 kesulitan dalam pembelajaran, dan peserta didik belum bisa belajar dengan kemauan sendiri. Kondisi yang demikian apabila tidak diubah dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Peneliti bersama dengan guru kelas akan melakukan penelitian tindakan kelas pada Tema 6 Organ tubuh manusia dan hewan dengan Sub tema 2 Organ tubuh manusia dan hewan. Dalam pembelajaran sub tema tubuh manusia dan hewan, peserta didik akan dibimbing oleh guru untuk mempelajari materi dari sub tema tersebut dengan diajak belajar mandiri untuk berpikir analitis melalui arahan dan dorongan dari guru sehingga peserta didik dapat terbiasa merumuskan masalah dengan berpikir logis melalui pendekatan ilmiah yang dipadukan dengan model Problem Based Learning. Model Problem Based Learning atau model pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu prosedur pembelajaran yang menghadapkan peserta didik pada situasi masalah di dunia nyata yang terjadi di lingkungannya. Dalam penerapan model ini, peserta didik diminta untuk mengobservasi suatu fenomena terlebih dahulu kemudian setelah itu tugas guru adalah merangsang peserta didik untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah, merangsang peserta didik untuk bertanya, membuktikan asumsi dan mendengarkan pendapat yang berbeda dari peserta didik sehingga diharapkan model ini dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti mengambil fokus penelitian dengan judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pada

4 4 Subtema Organ Tubuh Manusia dan Hewan Dengan Pendekatan Saintifik Melalui Model Problem Based Learning (PBL) Di Kelas V SD Negeri 1 Karanglewas Lor B. Rumusan Masalah Merujuk pada latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti memandang perlu merumuskan masalah yang dijabarkan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimana pendekatan saintifik melalui model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar ranah kognitif peserta didik pada subtema organ tubuh manusia dan hewan dikelas V SD Negeri 1 Karanglewas Lor? 2. Bagaimana pendekatan saintifik melalui model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar ranah afektif peserta didik pada subtema organ tubuh manusia dan hewan dikelas V SD Negeri 1 Karanglewas Lor? 3. Bagaimana pendekatan saintifik melalui model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar ranah psikomotor peserta didik pada subtema organ tubuh manusia dan hewan dikelas V SD Negeri 1 Karanglewas Lor? C. Tujuan Penelitian

5 5 Tujuan penelitian secara rinci diuraikan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar ranah kognitif peserta didik pada subtema organ tubuh manusia dan hewan di kelas V SD Negeri 1 Karanglewas Lor dengan pendekatan saintifik melalui model Problem Based Learning. 2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar ranah afektif peserta didik pada subtema organ tubuh manusia dan hewan di kelas V SD Negeri 1 Karanglewas Lor dengan pendekatan saintifik melalui model Problem Based Learning. 3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar ranah psikomotor peserta didik pada subtema organ tubuh manusia dan hewan di kelas V SD Negeri 1 Karanglewas Lor dengan pendekatan saintifik melalui model Problem Based Learning. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoretis Secara teoritis manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi dunia pendidikan dasar dan bermanfaat untuk menjembatani pengembangan penelitian-penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi peserta didik Membantu peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan ketrampilan-ketrampilan dan proses-proses kognitif serta dapat

6 6 menimbulkan rasa senang peserta didik, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil. b. Bagi guru Meningkatkan kreativitas guru untuk menciptakan pembelajaran yang menarik sehingga guru dapat memberikan nuansa lain dalam proses pembelajaran. c. Bagi sekolah Dapat digunakan untuk memotivasi guru agar mengembangkan berbagai macam model pembelajaran. BAB II