FISIOLOGI PENERBANGAN, KELAIKAN TERBANG DAN ANTISIPASI PENYAKIT MENULAR DI EMBARKASI/ DEBARKASI
|
|
- Johan Irawan
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 FISIOLOGI PENERBANGAN, KELAIKAN TERBANG DAN ANTISIPASI PENYAKIT MENULAR DI EMBARKASI/ DEBARKASI dr. Mirza Irwanda, Sp.KP Subdit Kekarantinaan Kesehatan Dit. Surveilans dan Karantina Kesehatan Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Rakon Penguatan Sistem Informasi Kesehatan Haji Tahun 1439 H/ 2018 M Hotel Bidakara Jakarta, 28 Juni 2018
2 PENDAHULUAN * Sedikitnya 2oo.000 jemaah haji diberangkatkan dari Indonesia setiap tahunnya (2017: jemaah), sebagian besar diantaranya merupakan jemaah haji risiko tinggi (2017: 62%). * Lingkungan Penerbangan/ ketinggian bukan lingkungan alamiah à Terjadi perubahan perubahan fisiologis à dapat memicu timbulnya penyakit/ masalah kesehatan baru dan memperberat kondisi/ penyakit sebelumnya. * Memahami pengaruh penerbangan terhadap fisiologi manusia, kegiatan penerbangan akan berlangsung aman tanpa ada gangguan penyakit maupun penularannya 2
3 Lingkungan Penerbangan * Komposisi udara (Table 1.1). * Tekanan atmosfer pada ketinggian permukaan air laut sebesar 760 mmhg/ 14.7 psi * Gas tunduk pada hukum-hukum fisika Hukum Boyle * Volume berbanding terbalik dengan tekanan * Gas mengembang saat tekanan menurun Hukum Dalton * Jumlah tekanan udara = jumlah tekanan parsial (tekanan setiap gas) * Komposisi persen dari atmosfer tetap konstan tetapi tekanan berkurang dengan ketinggian * Suhu udara rata rata turun 1.98 C setiap naik ketinggian 1000 kaki dari permukaan air laut ke kaki. Ernsting stextbook of Aviation Medicine
4 Zona Fisiologis Atmosfer ZONA FISIOLOGIS * Mulai dari permukaan laut sampai sekitar kaki * Tubuh manusia yang sehat dapat beradaptasi dengan baik pada zona ini * Tekanan udara turun dari sekitar 760 mm Hg ke 485 mm Hg di zona ini * Adaptasi gelap memanjang jika berada pada ketinggian > 5000 kaki * Zona dimana pesawat nonbertekanan beroperasi dengan aman Zona Non Fisiologis ZONA NON FISIOLOGIS * Ketinggian > kaki * Tubuh manusia tdk dpt beradaptasi Zona Fisiologis 4
5 Perubahan Fisiologis akibat Ketinggian/ Penerbangan * Tekanan Udara menurun, tekanan parsial oksigen dalam darah menurun * Expansion/ trapped gas * Suhu menurun * Kebisingan * Vibrasi * Adanya percepatan/ akselerasi * Masalah ergonomik * Faktor psikologis * Pelintasan Zona Waktu 5
6 Tekanan ~ Ketinggian ALTITUDE PRESSURE FEET mm/hg ATMOSPHERES , /2 34, /4 48, /8 63, /16
7 Ernsting stextbook of Aviation Medicine
8 Perubahan Tekanan Menurut Ketinggian: 8
9 Pesawat Udara * Kemajuan teknologi penerbangan à merancang pesawat terbang dengan kecepatan tinggi & dapat naik ke ketinggian cukup tinggi * JENIS PESAWAT UDARA : 1. Presurrized : Boeing, DC, Airbus, CN, dll 2. Unpresurrized : Helikopter, Cesna, pesawat2 kecil lainnya * Pressurized cabin : feet 9
10 PERMASALAHAN DALAM PENERBANGAN 1. Hipoksia 2. G - Force 3. Disorientasi 4. Jet Lag 5. Dysbarism 6. DVT 7. Fatigue
11 1. JET LAG Desinkronosis Kondisi fisiologis yg terjadi akibat gangguan terhadap irama sirkadian tubuh, mucul akibat perjalanan cepat lintas meridian, akibatnya sistem sirkadian tidak dapat segera menyesuaikan dengan waktu lokal yang baru tetapi membutuhkan beberapa hari sesuai dengan jumlah zona waktu yang telah dilewati. Semakin besar jumlah zona waktu, semakin lama waktu adaptasi yang diperlukan Handbook of Aviation Human Factor 2 nd Ed
12 JET LAG * Kecepatan sinkronisasi ini berbeda antara individu satu dengan yang lain. Orang berusia tua menyesuaikan lebih lambat dari orang muda. Banyak ritme tubuh memiliki periode jam. * Penyesuaian tersebut umumnya lebih cepat jika penerbangan dilakukan ke arah barat dari penerbangan menuju ke timur. * Karena perjalanan ke barat mengikuti perjalanan matahari, waktu siang lebih lama. * Perjalanan ke utara atau selatan juga membuat lelah walaudalam zona waktu yang sama. Fatigue yg muncul diakibatkan oleh penerbangan jarak jauh. * Perasaan umum kelelahan: kantuk, kelelahan, insomnia, kelaparan, dan gangguan pencernaan dengan sembelit atau diare. Handbook of Aviation Human Factor 2 nd Ed The Air Pilot s Manual Vol
13 Circadian Rhytms in Human Handbook of Aviation Human Factor 2 nd Ed
14 Mengatasi Jet Lag 1. Menyesuaikan diri dengan tempat tujuan 2. Hindari alkohol dan kafein 3. Nikmati perjalanan 4. Banyak minum air putih (udara kabin kering) 5. Tetap terjaga saat waktu di tempat tujuan masih siang 6. Sampai tempat tujuan buatlah badan rileks, istirahat cukup sblm aktivitas 7. Melatonin (suplemen hormon) Modul Dikkualsus Susdokbang, Aerofisiologi
15 2. Dysbarism * Kelainan akibat perubahan tekanan udara * Ada 2 : vakibat pengembangan gas dalam rongga tubuh (expansion) vakibat penguapan gas terlarut dalam tubuh (decompresion) Apabila ketinggian dicapai dengan perlahan, perbedaan tekanan akan disesuaikan dengan lancar Pengaruh pada : Sal cerna, THT, Gigi, Sinus Paranasal 15
16 Sal. Cerna : Discomfort pada perut (kembung), rasa penuh, lebih lanjut dapat terjadi sakit perut hebat, turun tekanan darah-pingsan Pencegahan : Agar tidak terkumpul gas dalam sal cerna : tidak minum soda,bir, makanan membentuk gas (singkong, kubis, cabai/ sambal, bawang), makan tidak tergesa gesa, makan teratur 16
17 THT * Ascent à Popping * Descent à Fullness Ekualisasi (open jaw, yawning, valsava)
18 Decompression Akibat berkurangnya Tek atmosfer krn ketinggian à pelepasan gas terlarut dlm drh A. Bends : Akibat pelepasan gas N2 yg terlarut dalam darah pada sendi sendi besar (lutut, bahu, siku, pergelangan tangan, dsb). Rasa nyeri yg dalam dan terus menerus, makin berat à kelumpuhan B. Chokes : Rasa sakit di bawah tulang dada yg disertai dgn batuk kering, akibat penguapan gas N2 di paru paru c. Gejala pada kulit : Perasaan nyeri spt ditusuk jarum, gatal, rasa panas, timbul bercak kemerahan, gelembung2x pd kulit 18
19 Dekompresi 19
20 3. DVT (Deep Vein Thrombosis) Deep vein thrombosis adalah terjadinya pembekuan darah di pembuluh darah balik (vena) dalam, biasanya terjadi di daerah tungkai. Panduan Sehat Penumpang Pesawat Udara
21
22
23 KELAIKAN TERBANG DAN ANTISIPASI PENYAKIT MENULAR DI EMBARKASI/ DEBARKASI
24 ISTITHAAH KESEHATAN JEMAAH HAJI IstithaahKesehatan Jemaah Haji adalah kemampuan jemaah haji dari aspek kesehatan yang meliputi fisik dan mental yang terukur dengan pemeriksaan yang dapat dipertanggungjawabkansehingga jemaah haji dapat menjalankan ibadahnya sesuai tuntunan Agama Islam Pemeriksaan kesehatan jemaah haji meliputi : Tahap pertama ( oleh Tim Penyelenggara Kesehatan Haji Kabupaten/Kota di puskesmas dan/atau rumah sakit pada saat jemaah Haji melakukan pendaftaran untuk mendapatkan nomor porsi) Jemaah Risti dan non Risti Tahap ke dua (oleh Tim Penyelenggara Kesehatan Haji Kabupaten/Kota di puskesmas dan/atau rumah sakit pada saat pemerintah telah menentukan kepastian keberangkatan Jemaah Haji pada tahun berjalan) penetapan istithaah kesehatan jemaah haji Tahap ke tiga (oleh PPIH Embarkasi Bidang Kesehatan di embarkasi pada saat Jemaah Haji menjelang pemberangkatan) penetapan laik/ tidak laik terbang PMK no. 15 tahun 2016 tentang Istithaah Kesehatan Jemaah Haji
25 lanjt... * KKP memiliki peranan besar dalam memberikan pelayanan kepada jemaah haji khususnya di embarkasi, maupun debarkasi (PPIH Embarkasi/ debarkasi). * Pemeriksaan kesehatan tahap ketiga dilakukan untuk menetapkan status kesehatan Jemaah Haji laik atau tidak laik terbang * Dalam menetapkan status kesehatan calon jemaah, PPIH (Panitia Penyelenggara Ibadah Haji) Embarkasi Bidang Kesehatan berkoordinasi dengan dokter penerbangan (PMK 15/ 2016 pasal 15)
26 TUGAS KKP Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 356/ 2008 Juncto No. 2348/ 2011 Pasal 2 KKP mempunyai tugas melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit, penyakit potensial wabah, surveilans epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan, pengawasan OMKABA serta pengamanan terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia dan pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara. Pintu Masuk Negara (PoE) di luar pintu masuk Negara (Wilayah Pemda) Cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit/masalah kesehatan masyarakat
27 KANTOR KESEHATAN PELABUHAN (KKP) MEMPUNYAI TANGGUNG JAWAB Mencegah masuk keluarnya penumpang, barang, dan alat-angkut yang terjangkit penyakit berpotensi wabah ke wilayah negara melalui Pintu Masuk Negara (termasuk ancaman penyakit menular/ wabah) Mengawal Peraturan Perundang-undangan bidang kesehatan di pintu masuk negara. Menerapkan International Health Regulation (IHR-2005) untuk mencegah terjadinya public health emergency of international concern (PHEIC) akibat agen biologi, kimia atau fisika.
28 PEMERIKSAAN KESEHATAN CALON JEMAAH HAJI & UMRAH Pemeriksaan kelengkapan dokumen kesehatan, ICV, Kartu kewaspadaan Kesehatan Jemaah haji (K3JH) Pelayanan rawat jalan dan rujukan Pemberian vaksinasi Meningitis bagi calon jamaah haji dan umrah yg blm divaksinasi di Kab/ Kota Melegalisir obat obatan yg dibawa oleh calon jamaah haji Menerbitkan surat Ket. laik terbang bagi calon jamaah haji (sakit, hamil, kondisi tertentu) Kepmenkes No. 424 Tahun 2007 Ttg Pedoman Upaya Kesehatan Pelabuhan Dalam Rangka Karantina Kesehatan
29 lanjt... Algoritma Prosedur Pemeriksaan Kesehatan Jemaah Haji Kepmenkes No. 424 Tahun 2007 Ttg Pedoman Upaya Kesehatan Pelabuhan Dalam Rangka Karantina Kesehatan
30 VAKSINASI INTERNASIONAL * Setiap orang yang akan melakukan perjalanan internasional dari dan ke negara terjangkit dan/atau endemis penyakit menular tertentu dan/atau atas permintaan negara tujuan wajib diberikan vaksinasi tertentu sesuai denganketentuanperaturan perundang-undangan (pasal 2 ayat 1). * Vaksinasi untuk Jemaah Haji dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatansesuai denganketentuanperaturan perundangundangan (pasal 2 ayat 4). PMK No. 13 Tahun 2016 Ttg Pemberian Sertifikat Vaksinasi Internasional
31 lanjt... * Setiap orang yang akan melakukan perjalanan internasional sesuai ketentuan Peraturan Menteri ini harus menunjukkan SertifikatVaksinasi Internasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) dan/atau surat keterangan kontra indikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) kepada petugas KKP (pasal 17 ayat 1). * Terhadap orang yang datang dari negara terjangkit dan/atau endemis penyakitmenular tertentu tidak dapat menunjukkan Sertifikat Vaksinasi Internasional, atau SertifikatVaksinasi Internasional yang ditunjukkan tidak valid sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, maka dilakukan karantina sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (pasal 17 ayat 2). * Terhadap orang yang berangkat ke negara terjangkit atau endemis penyakit menular tertentu tidak dapat menunjukkan Sertifikat Vaksinasi Internasional, atau Sertifikat Vaksinasi Internasional yang ditunjukkan tidak valid sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, maka harus dilakukan Vaksinasi dan/atau Profilaksis dan penerbitan SertifikatVaksinasi Internasional dan/atau surat keterangan kontra indikasi (pasal 17 ayat 3). PMK No. 13 Tahun 2016 Ttg Pemberian Sertifikat Vaksinasi Internasional
32 KELAIKAN TERBANG Pemeriksaan Kelaikan Terbang Penumpang pesawat udara adalah upaya Uji pemeriksaan kesehatan jasmani dan rohani calon penumpang pesawat udara yang meliputi rangkaian kegiatan anamnesis, PF, px penunjang yg hasilnya digunakan untuk menentukan status kesehatan calon penumpang apakah laik/ aman untuk terbang Sesuai peraturan internasional penerbangan sipil (IATA) bahwa penumpang pesawat udara diharuskan mempunyai kesehatan yang baik ( fitness for air travel) Dilaksanakan oleh Dokter yang mempunyai kompetensi dalam kesehatan penerbangan (SpKP, FS, dokter umum dgn pelat Kes penerbangan) dibantu tim kesehatan (FN, perawat dan bidan terlatih,dsb ) Penumpang dengan kondisi tertentu, sedang atau setelah sakit perlu mendapatkan pertimbangan medis dari dokter sebelummelakukan penerbangan dengan aman. KepDirjen PP&PL No. HK.03.05/D/I.4/273/2007
33 SDM KES. PENERBANGAN Kementerian Kesehatan (Ditjen P2P dan KKP) 7 Dokter Sp.KP 53 dokter Flight Surgeon (FS) 28 dokter Flight Health (FH) 27 Flight Nurse (FN) Sedang menempuh pendidikan saat ini (2 dokter utk Sp.KP) Profesional * ± 40 dr. Sp.KP seluruh Indonesia (dapat dilibatkan sebagai PPIH bidang kesehatan embarkasi/ debarkasi/ Arab Saudi)
34 KONDISI/PENYAKIT YANG PERLU PENILAIAN MEDIK 1. PENYAKIT YANG DIPERBERAT DENGAN PERJALANAN UDARA ( Penyakit Jantung, DM,THT, Anemia, dll) 2. PENYAKIT MENULAR 3. PENDERITA YANG MENGGANGGU PENUMPANG LAIN (Penderita Peny. Kejiwaan, gangguan perilaku) 4. KONDISI YANG MEMERLUKAN PENILAIAN MEDIK KHUSUS ( Kehamilan, Bayi, Lanjut Usia, Jetlag, dll)
35 Kriteria Penggolongan Hasil Pemeriksaan Kesehatan Penumpang Pesawat Udara No Aspek Penilaian Mandiri Observasi Pendampingan Tunda 1. Gangguan Kesehatan/ inkapasitasi Tidak Ya Ya Ya 2. Jenis Gangguan Kesehatan Tidak Ada Disfungsi, disorder Disabilitas Penyakit Menular 3. Koreksi Gangguan Tidak Perlu Alat/ obat Alat/ obat + org lain 4. Dampak Gangguan Kes Tidak ada Gangguan aktifitas Psikosis/ sakit berat Karantina, isolasi, terapi rutin/ sering Ancaman Jiwa 5. Fitness for air travel Baik Cukup Kurang Buruk 6. Kemandirian Mandiri Mandiri, perlu observasi Mandiri, perlu bantuan org lain Tidak mandiri 7. KESIMPULAN Memenuhi syarat baik MANDIRI Memenuhi syarat + PERLU OBSERVASI Memenuhi syarat + PERLU PENDAMPINGAN Tidak Memenuhi syarat TUNDA Juknis Laik Terbang Penumpang Pesawat Udara, 2007
36 Penyakit Kardiovaskuler * Penurunan Oksigen dalam penerbangan dapat mempengaruhi orang denganpenyakit jantung * Pasien tidak diperbolehkan terbang : Acute Myocard Infark, Angina tak stabil, Gagal jantung kongestif tdk terkontrol, aritmia tak terkontrol, post op cardiac surgery 36
37 Ibu Hamil dan Bayi baru lahir * Peningkatan resiko persalinan saat di pesawat, maskapai melarang ibu hamil akhir minggu 36 untuk nullipara dan 32 minggu untuk multipara * Bayi diijinkan setelah 1 minggu (normal), 6 bulan untuk yang prematur * Untuk jemaah haji usia kehamilan yang aman : minggu 37
38 Penyakit Pernapasan * Orang dengan gangguan pernapasan tidak diijinkan terbang : Sesak napas saat istirahat, pneumonia, PPOK, Pneumothorax, efusi pleura, post op chest surgery, Ca Paru (under active treatment) 38
39 Pasien Anemia vpenumpang denganhemoglobin < 9,5 g/dl tidak diizinkan terbang, karena memiliki resiko hipoksia lebih tinggi. vpasien dengan penyakit Anemia sel sabit juga tidak diijinkan terbang (sickling crisis) 39
40 Pasien dengan masalah THT * Penumpang dilarang terbang bilaada masalah THT : sinusitis akut, infeksi telinga tengah akut. * Hal ini berhubungan dengan penurunan tekanan udara dan berkurangnya kadar oksigen 40
41 Pasien dengan Psikotik dan Neurologis ØPasien Psikotik akut dan pasien epilepsi tak terkontrol tidak diijinkan terbang. ØPasien epilepsi terkontrol diijinkan terbang dengan pemberitahuan potensi ambang kejang karena efek kelelahan, makan tertunda, hipoksia dan irama sirkadian. 41
42 Fitness to Fly Medical Manual IATA
43 Fitness to Fly Medical Manual IATA
44 PMK 15/ 2016
45 MEDICAL SUPPLIES on Board : Ketersediaan Perlengkapan Medik yang perlu ada on board meliputi : 1. First Aid Kit (Perlengkapan dan bahan untukpertolongan Awal) 2. Medical Emergency Kit (Perlengkapan dan bahan untuk kasus yang lebih berat) 3. Universal Pecaution Kit (Alat Pelindung Diri, termasuk untuk penyakit menular) ICAO Annex 6 Operation of Aircraft Medical Supplies
46 ICAO Annex 6 Operation of Aircraft Medical Supplies
47
2016, No Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor190, Tamba
No.550, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Kesehatan. Jemaah Haji. Istithaah. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG ISTITHAAH KESEHATAN JEMAAH HAJI DENGAN
Lebih terperinciPROSEDUR TETAP (PROTAP) PEMERIKSAAN AKHIR KESEHATAN CALON JAMAAH HAJI I. PROSEDUR TETAP PENERIMAAN CJH
PROSEDUR TETAP (PROTAP) PEMERIKSAAN AKHIR KESEHATAN CALON JAMAAH HAJI I. PROSEDUR TETAP PENERIMAAN CJH 1. Calon Jamaah Haji (CJH) tiba di halaman depan Poliklinik Bidang Kesehatan PPIH. 2. CJH menyerahkan
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 68 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI
WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 68 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang
Lebih terperinciHASIL PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PENYELENGGARAAN ISTITHA AH KESEHATAN HAJI
HASIL PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PENYELENGGARAAN ISTITHA AH KESEHATAN HAJI oleh : Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan RI Disampaikan dalam Pertemuan Evaluasi Nasional Penyelenggaraan Kesehatan Haji
Lebih terperinciVISITASI KE KLOTER I. DESKRIPSI SINGKAT
VISITASI KE KLOTER I. DESKRIPSI SINGKAT Visitasi pada Jemaah haji merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk memantau kondisi kesehatan jemaah haji dan responnya serta adanya bimbingan kesehatan kepada
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 356/MENKES/PER/IV/2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN
CC: KKP Kelas I batam MENTERI KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 356/MENKES/PER/IV/2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN Menimbang : a. bahwa semakin meningkatnya aktifitas
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG KESEHATAN MATRA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG KESEHATAN MATRA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciRAPAT DENGAR PENDAPAT KEMENKES DENGAN PANJA KESEHATAN HAJI KOMISI IX DPR - RI
RAPAT DENGAR PENDAPAT KEMENKES DENGAN PANJA KESEHATAN HAJI KOMISI IX DPR - RI (Penjelasan ttg MERS CoV) Tanggal 27 Agustus 2013 Pengertian MERS CoV MERS CoV adalah singkatan dari Middle East Respiratory
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1150, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Setifikat. Vaksinasi. Internasional. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN
Lebih terperinci2016, No Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1962 tentang Karantina Udara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1962 Nomor 3, Tambahan Lembaran
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.578 2016 KEMKES. Vaksinasi Internasional. Sertifikat. Pemberian. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN SERTIFIKAT
Lebih terperinciNILAI STANDAR SUB UNSUR. Sub Unsur/Klasifikasi Data 1 <
2014,.127 10 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG KLASIFIKASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN NILAI STANDAR SUB UNSUR KLASIFIKASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN a. Unsur Utama Kekarantinaan
Lebih terperinciW A L I K O T A B A N J A R M A S I N
W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARA HAJI KHUSUS DAN UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARMASIN, Menimbang
Lebih terperinciIstit{a ah Kesehatan Jemaah Haji merupakan kemampuan Jemaah Haji
BAB III KEBIJAKAN MENTERI KESEHATAN TERHADAP KEBERANGKATAN CALON JAMAAH HAJI YANG SAKIT A. Deskripsi Kebijakan Menteri Kesehatan Terhadap Keberangkatan Calon Jamaah Haji Sakit Sebagaimana kita ketahui,
Lebih terperinciINTERVENSI ULTRA SOUND THERAPY LEBIH BAIK DARIPADA MICRO WAVE DIATHERMY TERHADAP PENGURANGAN NYERI PADA KASUS SINUSITIS FRONTALIS BAGI AWAK KABIN
INTERVENSI ULTRA SOUND THERAPY LEBIH BAIK DARIPADA MICRO WAVE DIATHERMY TERHADAP PENGURANGAN NYERI PADA KASUS SINUSITIS FRONTALIS BAGI AWAK KABIN SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam
Lebih terperinciMENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.127, 2014 KEMENKES. Kantor Kesehatan. Pelabuhan. Klasifikasi. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG KLASIFIKASI KANTOR KESEHATAN
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA PUSAT KESEHATAN HAJI TAHUN ANGGARAN 2016
LAPORAN KINERJA PUSAT KESEHATAN HAJI TAHUN ANGGARAN 2016 SISTEMATIKA 1.Evaluasi Pelayanan Kesehatan Haji Tahun 2016: a.penyelenggaraan Kesehatan Haji b.tantangan c.capaian d.upaya Peningkatan 2.Kesiapan
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 265/MENKES/SK/III/2004 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN
1 KEPUTUSAN NOMOR : 265/MENKES/SK/III/2004 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN Menimbang : a. bahwa peningkatan dan perkembangan peran pelabuhan laut, bandar udara dan pos lintas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal dalam lingkungan matra yang serba berubah. Matra adalah
1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1215/ Menkes/SK/XI/2001 tentang pedoman kesehatan matra pasal 1 menyebutkan bahwa Kesehatan Matra adalah bentuk khusus
Lebih terperinciSTRUKTUR ORGANISASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I (sesuai dengan PERMENKES No.356/MENKES/PER/IV/2008)
1 DASAR HUKUM 1) UU NO.1 TAHUN 1962 TTG KARANTINA LAUT 2) UU NO.4/84 TTG WABAH PENYAKIT MENULAR 3) UU NO.23 TAHUN 1992 TTG KESEHATAN 4) KEPMENHUB RI NO: KM 33 TGL 14 AGUSTUS 2003 TENTANG PEMBERLAKUKAN
Lebih terperinciSTRUKTUR ORGANISASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I (sesuai dengan PERMENKES No.356/MENKES/PER/IV/2008)
1 STRUKTUR ORGANISASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I (sesuai dengan PERMENKES No.356/MENKES/PER/IV/2008) KEPALA Bagian Tata Usaha Subbagian Keuangan dan Umum Subbagian Program dan Laporan BIDANG KAR.SE
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA PALEMBANG NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PEMERIKSAAN KESEHATAN BAGI CALON JAMA AH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
1 WALIKOTA PALEMBANG PERATURAN WALIKOTA PALEMBANG NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PEMERIKSAAN KESEHATAN BAGI CALON JAMA AH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, WALIKOTA PALEMBANG, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI TAHUN 2016 PUSAT KESEHATAN HAJI SEKRETARIS JENDERAL - KEMENTERIAN KESEHATAN RI Disampaikan pada : Pembekalan
KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI TAHUN 2016 PUSAT KESEHATAN HAJI SEKRETARIS JENDERAL - KEMENTERIAN KESEHATAN RI Disampaikan pada : Pembekalan Integrasi Petugas Haji Kloter Tahun 2016 SISTEMATIKA
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/405/2014 TENTANG
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/405/2014 TENTANG PENYAKIT VIRUS EBOLA SEBAGAI PENYAKIT YANG DAPAT MENIMBULKAN WABAH DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG KLASIFIKASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG KLASIFIKASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciMANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN PENDAHULUAN Seorang ibu akan membawa anaknya ke fasilitas kesehatan jika ada suatu masalah atau
Lebih terperinciKebijakan Pemerintah Dalam Bidang Pelayanan Medik. dr. Supriyantoro,Sp.P, MARS
Kebijakan Pemerintah Dalam Bidang Pelayanan Medik dr. Supriyantoro,Sp.P, MARS 1 UPAYA DITJEN BINA UPAYA KESEHATAN DALAM PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN I. PENGEMBANGAN INSTITUSI 1. Klasifikasi dan
Lebih terperinciKESIAPSIAGAAN MENGAHADAPI MERS-CoV
KESIAPSIAGAAN MENGAHADAPI MERS-CoV ( Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus) DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI MERS-CoV adalah singkatan dari Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus. Virus ini
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM HAJI TAHUN 2017 PUSKESMAS SEMAWUNG DALEMAN A. PENDAHULUAN
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM HAJI TAHUN 2017 PUSKESMAS SEMAWUNG DALEMAN A. PENDAHULUAN Amanat UU nomor 13tahun 2008, pasal 3 tentang Penyelenggaraan Ibdah haji bahwa Penyelenggaraan Ibadah Haji bertujuan
Lebih terperinciRISIKO PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA PADA IBU HAMIL BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI JAWA TENGAH
PROVINSI JAWA TENGAH RISIKO PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA PADA IBU HAMIL BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI JAWA TENGAH Latar Belakang Kehamilan merupakan st proses luar biasa, dimana ibu bertanggung jawab untuk
Lebih terperinciPENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI KEPALA PUSAT KESEHATAN HAJI
PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI KEPALA PUSAT KESEHATAN HAJI PERTEMUAN KOORDINASI KESEHATAN HAJI HOTEL CROWN JAKARTA, 1 S/D 3 FEBRUARI 2018 PENYELENGGARAAN OPERASIONAL KESEHATAN HAJI 1. MENGACU KEPADA PERMENKES
Lebih terperinciKehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013
Kehamilan Resiko Tinggi Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013 Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya.
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.865, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Sanitasi Kapal. Sertifikat. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG SERTIFIKAT SANITASI KAPAL DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPenyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio
Pengertian Polio Polio atau poliomyelitis adalah penyakit virus yang sangat mudah menular dan menyerang sistem saraf. Pada kondisi penyakit yang bertambah parah, bisa menyebabkan kesulitan 1 / 5 bernapas,
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 311/MENKES/SK/V/2009 TENTANG
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 311/MENKES/SK/V/2009 TENTANG PENETAPAN PENYAKIT FLU BARU H1N1 (MEXICAN STRAIN) SEBAGAI PENYAKIT YANG DAPAT MENIMBULKAN WABAH MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
Lebih terperinciREINFORECEMENT BLOK 11 Pemicu 2. DR.Harum Sasanti, drg, SpPM KaDep. Ilmu Penyakit Mulut FKGUI
REINFORECEMENT BLOK 11 Pemicu 2 DR.Harum Sasanti, drg, SpPM KaDep. Ilmu Penyakit Mulut FKGUI Pengantar Tugas Drg. tidak hanya tahu dan merawat masalah gigi saja, tetapi juga perlu tahu dan sebisa mungkin
Lebih terperinciBAB III MEKANISME PEMBERIAN VAKSIN MENINGITIS BAGI CALON JEMAAH HAJI OLEH DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG
BAB III MEKANISME PEMBERIAN VAKSIN MENINGITIS BAGI CALON JEMAAH HAJI OLEH DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG A. Kebijakan Penggunaan Vaksin Meningitis Pemerintah pusat berkoordinasi dengan pemerintah kota maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga ditetapkan penggunaan kabin bertekanan (cabin pressured) pada pesawat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Satu dekade terakhir dunia penerbangan di dunia dan di Indonesia tumbuh sangat pesat. Jumlah pesawat meningkat cepat seiring makin banyaknya masyarakat menggunakan
Lebih terperinciPELAYANAN TERPADU (PANDU) PTM DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA (FKTP) (KONSEP DASAR & RUANG LINGKUP)
PELAYANAN TERPADU (PANDU) PTM DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA (FKTP) (KONSEP DASAR & RUANG LINGKUP) DR.dr.H.RACHMAT LATIEF, SPpD-KPTI.,M.Kes., FINASIM Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.127, 2013 KEMENTERIAN KESEHATAN. Keracunan Pangan. Kejadian Luar Biasa. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG KEJADIAN LUAR BIASA
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Atmosfer adalah selubung gas atau campuran gas-gas, yang menyelimuti
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. ATMOSFER Atmosfer adalah selubung gas atau campuran gas-gas, yang menyelimuti bumi. Campuran gas-gas ini disebut udara. Di atas atmosfer disebut ruang angkasa. Ruang angkasa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang memiliki berbagai kepentingan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia merupakan mahluk sosial yang memiliki berbagai kepentingan dalam hidupnya dan setiap manusia tentu pernah dihadapkan dengan sebuah konflik. Konflik peran
Lebih terperinciLAKIP KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I DENPASAR TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PP DAN PL KEMENTERIAN KESEHATAN RI
LAKIP KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I DENPASAR TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PP DAN PL KEMENTERIAN KESEHATAN RI AKUNTABILITAS KINERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I TANJUNG PRIOK TAHUN 2013 [Type
Lebih terperinciProses Pemberangkatan Jamaah Haji Tahun 1428 H MES dalam Foto
1 Proses Pemberangkatan Jamaah Haji Tahun 1428 H MES dalam Foto Setelah menjalani proses di bagian penerimaan jamaah, seluruh CJH diwajibkan melakukan pemeriksaan kesehatannya di poliklinik Kesehatan Setelah
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO
PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN SERTIFIKASI PRODUKSI PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA, PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN
Lebih terperinciPreeklampsia dan Eklampsia
Preeklampsia dan Eklampsia P2KS PROPINSI SUMATERA UTARA 1 Tujuan Membahas praktek terbaik untuk mendiagnosis dan menatalaksana hipertensi, pre-eklampsia dan eklampsia Menjelaskan strategi untuk mengendalikan
Lebih terperinciMateri 13 KEDARURATAN MEDIS
Materi 13 KEDARURATAN MEDIS Oleh : Agus Triyono, M.Kes Pengertian Kedaruratan medis adalah keadaan non trauma atau disebut juga kasus medis. Seseorang dengan kedarutan medis dapat juga terjadi cedera.
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEKARANTINAAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KEKARANTINAAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan pembangunan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Kehamilan Risiko Tinggi Kehamilan berisiko adalah kehamilan yang akan menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar, baik terhadap ibu maupun terhadap janin
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang International Health Regulation 2005 (IHR), World Health Organization
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang International Health Regulation 2005 (IHR), World Health Organization (WHO) merekomendasikan kepada negara peserta antuk melakukan tidakan terhadap bagasi, kargo,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN SERTIFIKAT VAKSINASI INTERNASIONAL
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN SERTIFIKAT VAKSINASI INTERNASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciPenyuluhan Kesehatan Haji. Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Penyuluhan Kesehatan Haji Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tujuan umum Untuk meningkatkan kondisi kesehatan calon jemaah haji, dan mencegah masyarakat dari transmisi penyakit menular yang mungkin
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.665, 2013 KEMENTERIAN KESEHATAN. Hapus Tikus. Hapus Serangga. Alat Angkut. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG
Lebih terperinciGUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PELAYANAN PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PELAYANAN PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI, Menimbang : a. bahwa Negara Republik Indonesia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk air putih, selain menyusui selama 6 bulan sejak dilahirkan. 3 Cara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Susu Ibu 2.1.1 Definisi ASI Eksklusif ASI eksklusif adalah tidak memberi bayi makanan atau minuman lain, termasuk air putih, selain menyusui selama 6 bulan sejak dilahirkan.
Lebih terperinciPENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN
PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2011 / 2012 Program Studi Pendidikan Dokter
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/396/2016 TENTANG PANITIA PENYELENGGARA IBADAH HAJI (PPIH) EMBARKASI/ DEBARKASI BIDANG KEKARANTINAAN KESEHATAN TAHUN 2016 M/1437 H DENGAN
Lebih terperinciLINGKUP ILMU KESEHATAN MASYARAKAT. By. Irma Nurianti, SKM, M.Kes
LINGKUP ILMU KESEHATAN MASYARAKAT By. Irma Nurianti, SKM, M.Kes Dari pengalaman-pengalaman praktek kesehatan masyarakat yang telah berjalan sampai pada awal abad ke-20, Winslow (1920) akhirnya membuat
Lebih terperinciSTRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KESEHATAN
1. Staf Ahli Bidang Ekonomi Kesehatan; 2. Staf Ahli Bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi; 3. Staf Ahli Bidang Desentralisasi Kesehatan; dan 4. Staf Ahli Bidang Hukum Kesehatan STAF AHLI STRUKTUR
Lebih terperinciPRINSIP KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
PRINSIP KEBUTUHAN DASAR MANUSIA BY: BASYARIAH LUBIS, AMKeb, sst, mkes Makhluk Yang Utuh atau paduan dari unsur biologis, psikologis, sosial & Spiritual. Makhluk Biologis : Sistem organ tubuh Lahir, tumbang,
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN WILAYAH KERJA BANDARA INTERNASIONAL MINANGKABAU BULAN JUNI 2017
LAPORAN KEGIATAN WILAYAH KERJA BANDARA INTERNASIONAL MINANGKABAU BULAN JUNI 2017 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN & PENGENDALIAN PENYAKIT KANTOR KESEHATAN PELABUHAN
Lebih terperinciSTRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KESEHATAN
1. Staf Ahli Bid. Teknologi Kesehatan dan Globalisasi; 2. Staf Ahli Bid. Pembiayaan & Pemberdayaan Masyarakat; 3. Staf Ahli Bid. Perlindungan Faktor Resiko Kesehatan; 4. Staf Ahli Bid Peningkatan Kapasitas
Lebih terperinciLaporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Soekarno-Hatta 2014 KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Soekarno-Hatta tahun 2014 merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang diamanatkan sesuai dengan
Lebih terperinciKebutuhan Dasar Ibu Bersalin. By. Ulfatul Latifah, SKM
Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin By. Ulfatul Latifah, SKM Kebutuhan Dasar pada Ibu Bersalin 1. Dukungan fisik dan psikologis 2. Kebutuhan makanan dan cairan 3. Kebutuhan eliminasi 4. Posisioning dan aktifitas
Lebih terperinciGangguan Tidur (Sleep Disorder) Pertemuan-16
Gangguan Tidur (Sleep Disorder) Pertemuan-16 Dikelompokkan mjd 2 (DSM III) : 1. Dyssomnias 2. Parasomnias Dyssomnias Tanda : gangguan pada jumlah, kualitas, atau waktu tidur 5 tipe : 1. primary insomnias
Lebih terperinciPANDUAN PRATIKUM KESEHATAN INTERNASIONAL DAN KARANTINA
PANDUAN PRATIKUM KESEHATAN INTERNASIONAL DAN KARANTINA PENDAHULUAN Gobalisasi serta semakin cepat dan singkatnya perjalanan lintas dunia untuk perdagangan, wisata, bisnis dan transportasi barang, maka
Lebih terperinciPENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari gram (sampai dengan g
ASUHAN PADA BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH By. Farida Linda Sari Siregar, M.Kep PENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Belanja Negara (APBN)/Anggaran pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) berupa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang No.17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang- Undang No.1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, memberikan amanat kepada pemerintah mulai
Lebih terperinci6. Untuk donor wanita : apakah anda saat ini sedang hamil? Jika Ya, kehamilan keberapa?...
PETUNJUK ANAMNESA CALON PENDO Apakah anda : 1. Merasa sehat pada hari ini? 2. Sedang minum antibiotik? 3. Sedang minum obat lain untuk infeksi? Dalam waktu 48 Jam terakhir 4. Apakah anda sedang minum Aspirin
Lebih terperinciGUBERNUR KALIMANTAN TENGAH
SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PELAYANAN PENYELENGGARAAN EMBARKASI/DEBARKASI HAJI ANTARA UNIT PENYELENGGARA BANDAR UDARA TJILIK
Lebih terperinciPengaruh Ketinggian Pada Faal Tubuh
Pengaruh Ketinggian Pada Faal Tubuh Ada empat perubahan sifat atmosfer pada ketinggian yang dapat merugikan faal tubuh khususnya dan kesehatan pada umumnya, yaitu : Perubahan atau mengecilnya tekanan parsiil
Lebih terperinciKanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9
Kanker Paru-Paru Kanker paru-paru merupakan kanker pembunuh nomor satu di Hong Kong. Ada lebih dari 4.000 kasus baru kanker paru-paru dan sekitar 3.600 kematian yang diakibatkan oleh penyakit ini setiap
Lebih terperinciKEDARURATAN LINGKUNGAN
Materi 14 KEDARURATAN LINGKUNGAN Oleh : Agus Triyono, M.Kes a. Paparan Panas Panas dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh. Umumnya ada 3 macam gangguan yang terjadi td&penc. kebakaran/agust.doc 2 a. 1.
Lebih terperinciRELEVANSI Skm gatra
SURAT KETERANGAN DOKTER DIVISI BIOETIKA DAN MEDIKOLEGAL FK USU RELEVANSI Skm gatra SURAT KETERANGAN DOKTER Dalam menjalankan tugas profesinya, seorang dokter kadang kalanya harus menerbitkan surat-surat
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG PEMBEBASAN BIAYA PASIEN PENYAKIT INFEKSI EMERGING TERTENTU
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG PEMBEBASAN BIAYA PASIEN PENYAKIT INFEKSI EMERGING TERTENTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Peraturan Kesehatan Internasional/International Health Regulation (IHR) tahun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini pelabuhan tidak hanya berfungsi sebagai pintu keluar masuk barang, lebih dari itu sudah merupakan sebagai sentra industri, pusat perdagangan dan pariwisata
Lebih terperinciMengenal Penyakit Kelainan Darah
Mengenal Penyakit Kelainan Darah Ilustrasi penyakit kelainan darah Anemia sel sabit merupakan penyakit kelainan darah yang serius. Disebut sel sabit karena bentuk sel darah merah menyerupai bulan sabit.
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM HAJI TAHUN 2016 PUSKESMAS WONODADI
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM HAJI TAHUN 2016 PUSKESMAS WONODADI A. PENDAHULUAN Amanat UU nomor 13 tahun 2008, pasal 3 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji bahwa Penyelenggaraan Ibadah Haji bertujuan untuk
Lebih terperinciLAPORAN TAHUNAN KKP KELAS I SOEKARNO-HATTA
LAPORAN TAHUNAN KKP KELAS I SOEKARNO-HATTA TAHUN Area Perkantoran Bandara Soekarno-Hatta Tangerang KATA PENGANTAR Laporan Tahunan ini merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban atas penggunaan Anggaran
Lebih terperinciRONTGEN Rontgen sinar X
RONTGEN Penemuan sinar X berawal dari penemuan Rontgen. Sewaktu bekerja dengan tabung sinar katoda pada tahun 1895, W. Rontgen menemukan bahwa sinar dari tabung dapat menembus bahan yang tak tembus cahaya
Lebih terperinciINDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) TAHUN 2017 Kementerian Kesehatan RI Ditjen Pencegahan dan KKP Kelas I Soekarno-Hatta Area Perkantoran Bandara Soekarno-Hatta Email: kkp.soekarnohatta@yahoo.co.id ; www.kkpsoetta.com
Lebih terperinciPERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4
SKPD : Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi Tahun Anggaran : 2015 PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 2015
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG PENYEDIAAN TRANSPORTASI UDARA BAGI JEMAAH HAJI REGULER
PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG PENYEDIAAN TRANSPORTASI UDARA BAGI JEMAAH HAJI REGULER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciLAKIP KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I DENPASAR
2015 LAKIP KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I DENPASAR DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2015 i RINGKASAN EKSEKUTIF Akuntabilitas Kinerja Kantor Kesehatan
Lebih terperinciPENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI MENUJU ISTITHAAH
PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI MENUJU ISTITHAAH MUCHTARUDDIN MANSYUR Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Rakerkesnas, Jakarta 27 Februari 2017 Pendahuluan 1. Indonesia merupakan negara terbesar
Lebih terperinciKEBIJAKAN PROGRAM KARANTINA KESEHATAN NASIONAL
KEBIJAKAN PROGRAM KARANTINA KESEHATAN NASIONAL Oleh Moch. Mardi,SKM.M.Kes Kasubdit Karantina Kesehatan Ditjen PP & PL Disampaikan pada : Pertemuan Lintas Sektor Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung
Lebih terperinciV. Kapan mulai terapi antiretroviral pada bayi dan anak
ART untuk infeksi HIV pada bayi dan anak dalam rangkaian terbatas sumber daya (WHO) V. Kapan mulai terapi antiretroviral pada bayi dan anak Proses pengambilan keputusan untuk mulai ART pada bayi dan anak
Lebih terperinciPRAKIRAAN DAMPAK KEGIATAN TERHADAP KESMAS
PRAKIRAAN DAMPAK KEGIATAN TERHADAP KESMAS PENINGKATAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT PEMERINTAH PEMILIK USAHA SEHAT, merupakan suatu keadaan sejahtera (badan, jiwa,dan sosial). Hidup Produktif - Sosial - Ekonomi
Lebih terperinciBAB IV. TINGKAT KEBOCORAN yang DIIZINKAN PADA KABIN PESAWAT BOEING Bepergian dengan pesawat terbang sudah meningkat sejak beberapa tahun.
BAB IV TINGKAT KEBOCORAN yang DIIZINKAN PADA KABIN PESAWAT BOEING 747-400 Bepergian dengan pesawat terbang sudah meningkat sejak beberapa tahun. Menurut Federal Aviation AdministrationI, sudah mencapai
Lebih terperinciPATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
PATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA) DEFENISI PDA kegagalan menutupnya duktus arteriosus ( arteri yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal ) pd minggu pertama kehidupan, yang menyebabkan mengalirnya darah
Lebih terperinciApa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom?
Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom? Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom? Neuropati otonom Neuropati otonom mempengaruhi saraf otonom, yang mengendalikan kandung kemih,
Lebih terperinciHepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis
Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis Apakah hepatitis? Hepatitis adalah peradangan hati. Ini mungkin disebabkan oleh obat-obatan, penggunaan alkohol, atau kondisi medis tertentu. Tetapi dalam banyak
Lebih terperinciSUBDIT BINA KESEHATAN PERKOTAAN DAN OLAHRAGA DIREKTORAT BINA KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA DITJEN BINA GIZI DAN KIA KEMENTERIAN KESEHATAN RI
SUBDIT BINA KESEHATAN PERKOTAAN DAN OLAHRAGA DIREKTORAT BINA KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA DITJEN BINA GIZI DAN KIA KEMENTERIAN KESEHATAN RI Adalah : Upaya kesehatan yang memanfaatkan latihan fisik atau
Lebih terperinciPERAN DOKTER PENERBANGAN DALAM PELAKSANAAN KEWAJIBAN PEMERIKSAAN KESEHATAN BAGI PENERBANG UNTUK KESELAMATAN PENERBANGAN
174 PERAN DOKTER PENERBANGAN DALAM PELAKSANAAN KEWAJIBAN PEMERIKSAAN KESEHATAN BAGI PENERBANG UNTUK KESELAMATAN PENERBANGAN Dominiques Reggy Marfilan Tinggogoy, Endang Wahyati Y. dan Johnny Wirgho Dominiques_reggy@yahoo.com
Lebih terperinciLAPORAN SOSIALISASI RENCANA KONTIJENSI MENGHADAPI PHEIC DI PELABUHAN BUNGUS TANGGAL 26 APRIL 2017
LAPORAN SOSIALISASI RENCANA KONTIJENSI MENGHADAPI PHEIC DI PELABUHAN BUNGUS TANGGAL 26 APRIL 2017 I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pelabuhan merupakan point of entry (pintu masuk) negara yang berpotensi
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan
BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Bab ini membahas tentang gambaran pengelolaan terapi batuk efektif bersihan jalan nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance
Lebih terperinciPERATURAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 4 TAHUN 2012 NOMOR: PM 30 TAHUN 2012 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENETAPAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Efusi pleura Di Ruang Inayah RS PKU Muhamadiyah Gombong.
BAB I PENDAHULUAN A. JUDUL Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi Pada Tn S : Efusi pleura Di Ruang Inayah RS PKU Muhamadiyah Gombong. B. LATAR BELAKANG Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana
Lebih terperinciISNANIAR BP PEMBIMBING I:
HUBUNGAN ANTARA FAKTOR MANUSIA, LINGKUNGAN, MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN PENYAKIT DAN KECELAKAAN KERJA PADA PERAWATDI RAWAT INAP RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU TESIS OLEH: ISNANIAR BP.
Lebih terperinciPERTOLONGAN GAWAT DARURAT
PERTOLONGAN GAWAT DARURAT I. DESKRIPSI SINGKAT Keadaan gawatdarurat sering terjadi pada jemaah haji di Arab Saudi. Keterlambatan untuk mengidentifikasi dan memberikan pertolongan yang tepat dan benar dapat
Lebih terperinci