Rosmadina¹, -². ¹Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom

Transkripsi

1 Powered by TCPDF ( ANALISA KINERJA SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK DENGAN TEKNOLOGI SDH PADA DINAS AKSPEL KANDATEL SUKABUMI ( PERFORMANCE ANALYSIS OF FIBER OPTIK COMMUNICATION SYSTEM BY SDH AT AKSPEL KANDATEL SUKABUMI) Rosmadina¹, -² ¹Teknik Telekomunikasi,, Universitas Telkom Abstrak Semakin bertambahnya kebutuhan akan jaringan telekomunikasi dengan kapasitas bandwidth yang lebih besar menyebabkan banyaknya perubahan pada teknologi telekomunikasi. Mulai dari berubahnya jaringan transport tembaga menjadi jaringan transport serat optik dan sistem analog menjadi sistem digital. Teknologi SDH (Synchronous Digital Hierarchy) adalah merupakan hierarki pemultipleks yang berdasarkan pada transmisi sinkron dan banyak dipakai dalam jaringan serat optik maupun gelombang mikro. SDH yang menggunakan serat optik mampu meningkatkan kehandalan jaringan secara menyeluruh dengan kemampuan sistem penguatan yang dimilikinya sehingga dapat memberikan layanan yang lebih baik. Analisis terhadap kehandalan (reliability) perangkat Alcatel 1660SM menunjukkan tingkat ketersediaan (availability) mencapai nilai yang telah direkomendasikan PT Telkom untuk ketersediaan jaringan akses yaitu 99,94 % dan dengan down time system rata-rata 77 menit/tahun. Nilai MTTR rata-rata tahun 2005 sebesar 1,33 jam. Keleluasa jaringan dipengaruhi oleh laju bit transmisi dan jumlah fiber optik yang digelar. Kinerja sistem komunikasi serat optik SDH masih bagus dimana daya receiver lebih kecil dari daya threshold (-27 dbm) dan rise time budget diperoleh sebesar 0,3531 ns dengan kapasitas maksimum 1984 Mbps dan BER Kata Kunci : Abstract By increasing the requirement of telecomunications network with larger capacities bandwidth cause improvement of telecomunications technology. It begin from changing network of transport copper become network of transport fiber optic or radio and from analog system become digital system. SDH (Synchronous Digital Hierarchy) technology is multiplex hierarchy based on transmission synchronize and weared many in fiber optic network and microwave. SDH which use fiber optic can improve network mainstay by totally ably owned reinforcement system so that can give better service. Analysis of reliability peripheral Alcatel 1660SM shows the level availability value has attained the recommendation of PT Telkom for availability access network, that is 99,94 % and the avarage of down time system 77 minute/years. The average of MTTR value in 2005 is 1,33 hours. Flexibility network influenced by accelerateing the transmission bitt and the number of fiber optic performace. The performance of fiber optic communications system SDH is still undercontrol when energy receiver is smaller than energy threshold (- 27 dbm) and rise time budget is 0,3531 ns with capacities maximum 1984 Mbps and BER Keywords : SDH ( synchronous Digital Hierarchy)

2 BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Jaringan telekomunikasi yang dapat menyediakan layanan berkualitas tinggi, terutama pada jaringan yang cukup strategis, sangat diperlukan demi kepuasan pemakai jasa. Telekomunikasi telah menjadi hal yang sangat penting bagi kehidupan sehingga gangguan terhadap kondisi jaringan akan berpengaruh yang tidak menguntungkan. Perkembangan jasa telekomunikasi akan mempengaruhi teknologi jaringan, terutama jaringan lokal yang merupakan sarana penghubung antara pemakai jasa dengan sentral. Pergeseran penggunaan kabel tembaga ke kabel serat optik pada jaringan lokal merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan jaringan yang telah ada selama ini, dimana kabel serat optik dipandang memiliki karakteristik transmisi dan berbagai kelebihan lainnya yang lebih baik dibandingkan kabel tembaga. PT TELKOM sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia dalam menghadapi perkembangan ini merencanakan suatu jaringan transport yang mampu memberikan solusi terhadap kekurangan sistem sebelumnya. Alternatif teknologi yang dipilih adalah SDH (Synchronous Digital Hierarchy), karena SDH telah diakui mampu memberikan solusi terhadap kekurangan yang ada pada sistem sebelumnya yaitu PDH (Plesiochronous Digital Hierarchy). SDH memiliki dua keuntungan pokok, yaitu fleksibilitas yang cukup tinggi dalam hal konfigurasi kanal pada simpul simpul jaringan dan meningkatkan kemampuan manajemen jaringan baik untuk payload traffic-nya maupun elemenelemen jaringan. Secara bersama-sama, kondisi ini akan memungkinkan jaringannya untuk dikembangkan dari struktur transport yang bersifat pasif pada PDH ke dalam jaringan lain yang secara aktif mentransportasikan dan mengatur informasi. 1

3 BAB I Pendahuluan 2 Penerapan teknologi SDH di jaringan lokal terutama di mulai dari pelanggan bisnis, mengingat pemakai utama layanan jasa berasal dari pelanggan bisnis. PT Telkom menjadikan pelanggan bisnis sebagai prioritas pembangunan SDH. Karakteristik pelanggan bisnis yang mempunyai kebutuhan trafik yang besar, pertumbuhan demand yang tinggi, dan adanya perkembangan teknologi maju multimedia akan membutuhkan jaringan dengan performansi transmisi, kehandalan (reliability), dan keleluasaan (fleksibility) yang tinggi serta mudah dalam pengoperasiannya. Penerapan fiber optik dituntut mampu memenuhi semua kebutuhan tersebut. Dalam Tugas Akhir ini dibahas mengenai unjuk kerja SKSO dengan teknologi SDH. Jaringan transport SDH di Kandatel Sukabumi sebagian besar menggunakan produk Alcatel. Sedangkan untuk topologi jaringan yang digunakan adalah ring yaitu bentuk jaringan yang apabila terjadi kerusakan pada salah satu link maka jaringan tersebut masih dapat bekerja secara normal. 2. TUJUAN Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah : 1. Untuk memahami sistem transmisi SDH 2. Menganalisis kelayakan kinerja sistem komunikasi serat optik dengan teknologi SDH di Kandatel Sukabumi. 3. PERUMUSAN MASALAH Untuk mencapai tujuan tersebut maka dalam Tugas Akhir ini permasalahan yang dibahas adalah: 1. Bagaimana kinerja link fisik serat optik (sumber cahaya, serat optik dan detektor cahaya) di Kandatel Sukabumi 2. Bagaimana kehandalan dan ketersediaan sistem komunikasi serat optik dengan teknologi SDH. 3. Dalam Tugas Akhir ini yang dibahas jaringan transport SDH yang menggunakan perangkat Alcatel Sekolah Tinggi Teknologi Telkom

4 BAB I Pendahuluan 3 3. BATASAN MASALAH Untuk mempertajam pokok bahasan dalam tugas akhir ini maka berbagai hal yang menjadi batasan masalah dalam penulisan adalah sebagai berikut: 1. Jaringan yang dibahas adalah jaringan akses di Kandatel Sukabumi 2. serat optik yang digunakan adalah jenis Serat Optik Single Mode Non Dispersion- Shifted Fiber (NDSF), G tidak menganalisis tentang data trafik dan coverage 4. Analisis kinerja sistem komunikasi serat optik SDH di Kandatel Sukabumi yang dilakukan dengan pendekatan perhitungan secara teoritis meliputi : performansi sistem transmisi SDH yang dilewatkan melalui serat optik dengan perhitungan teoritis power link budget, Rise Time budge,dan Bit Error Rate (BER). Kehandalan (reliability) konfigurasi, aspek keleluasaan (fleksibility) jaringan terhadap perubahan dan aspek yang berpengaruh terhadap kemudahan pengoperasian dan pemeliharaan jaringan (maintainability) 5. Analisis kinerja sistem dilakukan untuk meneliti apakah sistem masih layak untuk 5 tahun. 5. METODOLOGI PENYELESAIAN Metode yang digunakan dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah : Studi literatur Dengan mengkaji teori teori dasar dan teori pendukung yang tersedia dalam buku referensi. Analisa Matematis Studi kasus Pengumpulan data berupa data teknis maupun data hasil pengukuran yang dilakukan Konsultasi dengan para pembimbing dan para ilmuwan yang mengerti dengan bidang optik. Sekolah Tinggi Teknologi Telkom

5 Powered by TCPDF ( BAB I Pendahuluan 4 6. SISTEMATIKA PENULISAN Tugas Akhir ini disusun dalam beberapa bab dengan sistematika pembahasan sebagai berikut : BAB I Pendahuluan Pendahuluan membahas mengenai latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan pembahasan, metodologi penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II Landasan Teori Bab ini membahas mengenai teori dasar serat optik dan teknologi SDH serta teori pendukungnya. BAB III Aspek Performansi dan Kondisi Eksisting Sistem komunikasi serat optik SDH di Dinas Akspel Kandatel Sukabumi Dalam Bab ini membahas mengenai konfigurasi jaringan, topologi, elemen yang digunakan, teknologi sistem yang digunakan, kapasitas eksisting jaringan. BAB IV Analisis kinerja Sistem komunikasi serat optik SDH di Dinas Akspel Kandatel Sukabumi Dalam Bab ini membahas mengenai analisis unjuk kerja dan kehandalan sistem komunikasi serat optik SDH di Kandatel Sukabumi, meliputi beberapa aspek utama seperti power link budget, rise time budget dan BER BAB V Penutup Bab ini berisi kesimpulan dan saran untuk pengembangan serta penyempurnaan tugas akhir ini Sekolah Tinggi Teknologi Telkom

6 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil analisis dan perhitungan didapat kesimpulan sebagai berikut : 1. Desain SKSO (Sistem Komunikasi Serat Optik) SDH di Kandatel Sukabumi, perangkat SDH Alcatel 1660SM fleksibel dari segi kapabilitas karena memiliki kanal yang cukup besar yaitu setengah kapasitas STM-16 atau 504 E1(tanpa proteksi) sedangkan kapasitas dengan adanya proteksi sebesar 378 E1. 2. Dalam hal kompatibilitas, perangkat Alcatel 1660 SM fleksibel karena bersifat multi interface, universal transport karena sudah menggunakan platform yang universal. 3. Nilai avaibilitas pada periode Januari-Desember 2005 adalah 99,94 % dan nilai ini memenuhi standar yang ditetapkan PT. Telkom yaitu 99,85 %, 4. MTTR rata-rata pada periode Januari-Agustus 2005 adalah 1,33 jam, nilai ini telah memenuhi standar PT. Telkom yaitu 18 jam setiap bulan. Nilai ini dapat dikatakan baik karena memenuhi Standar Operation Prosedure (SOP) dan Standar Maintenance Prosedure (SMP). 5. Performansi jaringan akses di Kandatel Sukabumi dilihat dari anggaran rise time telah terpenuhi untuk mendapatkan link dengan kualitas yang baik. dimana rise time total (t r ) lebih kecil dari rise time sistem (t rnrz ) yaitu 0,3422-1,3531 ns sedangkan t rnrz = 4,5 ns. Dan dilihat dari analisis power link budget, daya di receiver tidak kurang dari level daya minimum yang dapat dideteksi oleh sensitivitas receiver (-27 dbm) yaitu s/d -13,56 dbm. 6. Margin pada umumnya mencukupi standar yaitu 6 db kecuali pada link RAD- RAB sebesar 4,32 db dikarenakan jarak yang cukup jauh sedangkan daya kirim (P tx ) kecil. 44

7 Powered by TCPDF ( BAB V Penutup BER (Bit Error Rate) berdasarkan data lapangan besarnya pada sensitivitas -27 dbm, berarti sistem yang ada dalam kondisi yang baik. 5.1 Saran 1. Untuk optimalisasi perangkat sebaiknya maintenance bersifat rutin agar gangguan yang terjadi dapat ditekan sekecil mungkin sehingga lalu lintas trafik tidak terganggu. 2. Memperbesar daya transmit menjadi +1 dbm agar didapatkan margin sebesar 6 db sesuai dengan standar ITU-T untuk menjaga umur perangkat dan mempertahankan daya terima dari nilai kritis yang didapatkan dari hasil perhitungan. 3. perlu dianalisis juga mengenai trafik dan coverage Sekolah Tinggi Teknologi Telkom

8 Powered by TCPDF ( DAFTAR PUSTAKA [1] PT.Industri Telekomunikasi Indonesia, Persero Divisi Jaringan Telekomunikasi Tetap, Alcatel OMSN Product Overview dan Operation Procedure, Bandung, [2] PT. Telkom, Divre III, Divlat Telkom, Dasar Perencanaan Jaringan Akses, Bandung [3], SDH Overview, Lucent Technologies,1995. [4] Ganda P, Agus, Diktat Kuliah Perencanaan Jaringan Akses, Sekolah Tinggi Teknologi Telkom, Bandung, [5] Siregar, Rustam Drs, Diktat Kuliah, Sistem Komunikasi Serat Optik, Bandung, [6] Keiser, Gerd. Optical Fiber Communication. Mc Graw-Hill, Second Edition [7] Freeman, R.L, Telecommunication Transmission Handbook, Ed. Ke-4, John Willey&Sons, Canada, [8] Juran, J.M, Quality Control Handbook, 1988 [9] E.E Lewis, Introduction to Reliability Engineering, 1987 [10] Wahyu,Yaumil, Analisa Unjuk Kerja Sistem Synchronous Digital Hierarchy (SDH) pada High Performance Backbone (HPBB) Sumatera Link Padang-Pekan Baru, Sekolah Tinggi Teknologi Telkom, 2004 [9] 46