ANALISIS NILAI RELIGIUS NOVEL SEBENING AIR MATA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS NILAI RELIGIUS NOVEL SEBENING AIR MATA"

Transkripsi

1 ANALISIS NILAI RELIGIUS NOVEL SEBENING AIR MATA KAYLA KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN PENERAPAN PEMBELAJARAN UNSUR INTRINSIK NOVEL DI KELAS XII SMA SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Zaki Rachman Hakim NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 2017 i

2 ii

3 iii

4 iv

5 MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTO 1. Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan (Qs. Al-Insyirah: 5-6). 2. Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun, karena yang menyukaimu tidak butuh itu, dan yang membencimu tidak percaya itu (Ali bin Abi Thalib). PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: 1. Universitas Muhammadiyah Purworejo. 2. Taufiqurrahman al-azizy selaku Penulis novel Sebening Air Mata Kayla. v

6 PRAKATA Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kepada Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis nilai relogius novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman Al-Azizy dan penerapan pembelajaran unsur intrinsik novel di kelas XII SMA dengan lancar. Skripsi ini disusun dalam rangka penyelesaian studi program Strata I Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo. Keberhasilan pelaksanaan penelitian ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo, yang telah memberikan kesempatan sehingga peneliti dapat menyelsaikan studi di Universitas Muhammadiyah Purworejo; 2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan pendidikan; 3. Ketua Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo; vi

7 4. Dr. H. Khabib Sholeh, M.Pd. selaku dosen pembimbing I dan Suci Rizkiana, M.Pd. selaku dosen pembimbing II, yang telah memberikan arahan dan bimbingan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan; 5. Dosen PBSI yang telah memberikan bekal dan dorongan terhadap penulis selama kuliah di Universitas Muhammadiyah Purworejo; 6. Bapak, ibu dan adik saya atas segenap doa, pendidikan, perjuangan dan pengorbanan untuk penulis. 7. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Semoga Allah Swt. selalu melimpahkan hidayah dan inayah-nya atas segala jasa dan bantuan mereka. vii

8 ABSTRAK Zaki Rachman Hakim. Analisis Nilai Religius Novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al-Azizy dan Penerapan Pembelajaran Unsur Intrinsik Novel di Kelas XII SMA. Skripsi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Universitas Muhammadiyah Purworejo. Tujuan dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan (1) unsur intrinsik novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al-Azizy, (2) nilai religius novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al-Azizy, dan (3) penerapan pembelajaran unsur intrinsik novel di kelas XII SMA. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Jigsaw. Objek penelitian ini adalah novel Sebening Air Mata Kayla. Fokus penelitian ini berupa nilai akidah, nilai akhlak dan nilai syariah novel Sebening Air Mata Kayla dan Penerapan Pembelajaran Unsur Intrinsik Novel di Kelas XII SMA. Instrumen penelitian ini adalah dengan kartu pencatatan data. Teknik analisis data penelitian ini adalah dengan analisis isi. Teknik yang digunakan penulis untuk menyajikan hasil analisis adalah teknik penyajian informal. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa (1) unsur intrinsik yang terdapat dalam novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman Al-Azizy mencakup lima aspek, yaitu: tema dalam novel ini adalah pertentangan antara orang tua dan anaknya. Tokoh dalam novel ini dibagi menjadi dua, yaitu tokoh utama: Kayla, Mansur, Wiwin, Rustam, Pak Prapto dan Bu Prapto. Tokoh tambahanya adalah Mbah Yah, Mbok Sofiah, Kiai Muchotob dan Pakde Tohar. Alur yang digunakan adalah alur campuran. Latar tempat dalam novel ini adalah di kampus, pesantren, Blog G dan Desa Tempelsari; latar waktu: pagi hari, siang hari, dan malam hari; latar sosial: kebiasaan hidup, adat-istiadat dan tradisi. Amanat yang disampaikan dari novel ini yaitu agar kita selalu bersabar menghadapi masalah atau ujian, semua permasalahan pasti akan ada keindahan di akhirnya. (2) Nilai religius yang terdapat dalam novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman Al-Azizy meliputi tiga nilai, yaitu: nilai akidah meliputi: iman kepada Allah, iman kepada Malaikat, iman kepada Nabi/Rasul, iman kepada kitab Allah, iman kepada takdir. Nilai akhlak meliputi: bersyukur, mengucapkan salam, saling mengingatkan, saling mendoakan, saling membantu, saling menguatkan, tidak berburuk sangka, dan bersabar. Nilai syariah: berdoa, bersedekah dan membaca al-qur an. (3) Langkah-langkah penerapan pembelajaran unsur intrinsik novel dengan metode Jigsaw. Langkah-langkahnya yaitu guru membagi dalam kelompok Jigsaw untuk menemukan permasalahannya dan jika kelompok Jigsaw kesulitan menemukan permasalahan itu maka guru akan membentuk kelompok ahli untuk menemukan permasalahan tersebut. Evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman Al-Azizy secara tertulis dengan menggunakan tes esai. Kata kunci : nilai religius, novel Sebening Air Mata Kayla viii

9 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii PERNYATAAN... iv MOTO DAN PERSEMBAHAN... v PRAKATA... vi ABSTRAK... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I BAB II PENDAHLUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 8 C. Batasan Masalah... 8 D. Rumusan Masalah... 8 E. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 9 F. Penegasan Istilah G. Sistematika Skripsi TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORETIS A. Tinjauan Pustaka B. Kajian Teoritis Pengertian Novel Ciri-Ciri Novel Jenis-Jenis Novel Unsur Intrinsik Novel a. Pengertian Tema b. Pengertian Tokoh dan Penokohan c. Pengertian Alur d. Pengertian Latar e. Pengertian Amanat Nilai Religius dalam Karya Sastra a. Pengertian Nilai Religius b. Macam-Macam Nilai Religius c. Religius dalam Karya Sastra Pembelajaran Sastra di SMA a. Pengertian Pembelajaran Sastra b. Tujuan Pembelajaran Sastra c. Manfaat Pembelajaran Sastra d. Materi Pembelajaran Sastra ix

10 e. Metode Pembelajaran Sastra f. Evaluasi BAB III BAB IV METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian B. Fokus Penelitian C. Data dan Sumber Data D. Instrumen Penelitian E. Teknik Pengumpulan Data F. Teknik Analisis Data G. Teknik Penyajian Hasil Analisis Data PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA A. PENYAJIAN DATA Unsur Intrinsik Novel Sebening Air Mata Kayla Nilai Religius Novel Sebening Air Mata Kayla Penerapan Pembelajaran Unsur Intrinsik Novel Sebening Air Mata Kayla di SMA B. PEMBAHASAN DATA Unsur Intrinsik novel Sebening Air Mata Kayla a. Tema b. Tokoh dan Penokohan c. Alur d. Latar e. Amanat Nilai Religius Novel Sebening Air Mata Kayla a. Nilai Akidah b. Nilai Akhlak c. Nilai Syariah Penerapan Pembelajaran BAB V PENUTUP A. SIMPULAN B. SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x

11 DAFTAR TABEL Tabel 4.1: Unsur Intrinsik Novel Sebening Air Mata Kayla Tabel 4.2: Nilai- NilaiPendidikan Novel Sebening Air Mata Kayla Tabel 4.3: Skor Penilian dengan ranah Afektif, Kognitif, dan Psikomotorik xi

12 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1: Daftar Pustaka Lampiran 2: Silabus Lampiran 3: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Lampiran 4: Sinopsis Lampiran 5: Biografi Pengarang Lampiran 6: Kartu Pencatat Data Lampiran 7: Kartu Bimbingan Skripsi xii

13 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dikemukakan lima hal pokok, yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, penegasan istilah, serta sistematika skripsi. A. Latar Belakang Masalah Ilmu sastra menunjukkan keistimewaan dan juga keanehan yang mungkin tidak dapat dilihat pada banyak cabang ilmu pengetahuan lain, yaitu objek utama penelitian tidak tentu dan tidak jelas. Sastra merupakan renungan gambaran kehidupan yang disaji secara luas dan mendalam, sehingga dapat mewakili persoalan persoalan zaman dan masyarakat tertentu yang memiliki pengaruh yang menentuakan tema-tema yang diangkat dalam karya-karya tersebut. Maka suatu kewajiban apabila dalam karya-karya sastra sering kita tentukan kisah-kisah yang bertemakan masyarakat, hak-hak, politik sosial, agama budaya dan cita-cita.karena itu bukanlah merupakan hayalan dan daya imajinasi seseorang pengarang melainkan suatu karya yang dihasilkan lewat tempaan pengalaman. Sastra senantiasa mengungkapkan kehidupan yang luas, mendalam dan juga kehidupan manusia yang penuh tantangan serta perjuangan.sastra juga berisikan cerita kemanusiaan, isyarat keimanan, cinta kasih, kejujuran dan realita. Banyak karya sastra yang jika terdapat hal-hal yang kurang menguntungkan dalam kehidupan masyarakat. 1

14 Karya sastra dapat digunakan untuk membentuk sikap dan kepribadian yang matang dan dewasa. sastra juga merupakan sarana untuk menanamkan kesadaran dan penghayatan tentang nilai-nilai kemanusiaan secara mendalam. Selain itu juga karya satra memberikan pesan moral yang berwujud nilai religius. Nilai sangat mempengaruhi perilaku dan tindakan manusia baik yang dilakukan secara perorangan maupun kelompok. Nilai religiusitas dalam karya sastra sangat diperlukan karena sastra tumbuh dari sesuatu yang bersifat religius. Dengan adanya nilai religius, dapat memberi kesadaran batin untuk membuat kebaikan, dan perlu ditanamkan kesadaran tentang pemahaman dan penghayatan terhadap nilai religius terutama pada zaman globalisasi sekarang ini sangat diperlukan sebuah karya fiksi berupa novel atau roman memiliki nilai religius sebagai pembangun iman. Salah satu kenyataan yang terjadi dalam sepanjang perjalanan sejarah umat manusia adalah fenomena keberagamaan (religiusitas). Religiusitas diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan manusia. Aktivitas beragama bukan hanya terjadi ketika seseorang melakukan ibadah, melainkan juga ketika melakukan aktivitas yang lain. Tidak hanya melakukan aktivitas yang dapat dilihat mata, tetapi juga aktivitas yang tidak tampak dan terjadi dalam hati seseorang (Glock & R. Stark dalam Djamaludin, 2011: 76). Karya sastra diciptakan sepanjang sejarah kehidupan manusia. Hal itu disebabkan manusia memerlukan karya sastra. Seorang pemikir Romawi bernama Horatius mengemukakan istilah dulce et utile yang berarti bahwa sastra memiliki fungsi ganda, yakni menghibur dan sekaligus bermanfaat bagi pembacanya. Sastra 2

15 menghibur karena menyajikan keindahan, memberikan makna terhadap kehidupan (kematian, kesengsaraan, maupun kegembiraan), atau memberikan pelepasan ke dunia imajinasi (Ginanjar, 2012: 1). Pengarang dalam menciptakan suatu karya sastra bertujuan untuk dipahami, dimanfaatkan, dan dinikmati oleh pembaca sekaligus memberikan hiburan. Karya sastra berfungsi bukan hanya memberikan hiburan atau keindahan saja terhadap pembacanya, melainkan karya sastra juga dapat memberikan sesuatu yang memang dibutuhkan manusia pada umumnya, yakni berupa nilai-nilai sastra seperti nilai pendidikan, nilai moral, nilai sosial dan nilai religius. Hal itu terjadi karena karya sastra berisi dimensi kehidupan. Contohnya jenis karya sastra berupa novel. Pada saat ini, perkembangan novel di Indonesia sedang mengalami kemajuan. Hal ini ditunjukkan dengan munculnya beraneka macam novel-novel sastra yang mengangkat cerita tidak jauh dari kehidupan masyarakat saat ini. Dalam penelitian ini akan dibahas salah satu jenis sastra, yaitu novel. Novel merupakan salah satu bentuk dari karya sastra. Novel biasanya menceritakan kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya. Novel juga mengandung nilai-nilai positif yang dapat dimanfaatkan pembaca setelah membacanya. Akan tetapi, tidak jarang ada novel yang beredar mengandung unsurunsur negatif, seperti unsur seksualitas dan kekerasan. Sebuah novel yang hadir di hadapan pembaca adalah sebuah totalitas. Novel dibangun dari sejumlah unsur, dan setiap unsur saling berhubungan secara saling menentukan, yang kesemuanya itu akan menyebabkan novel tersebut 3

16 menjadi sebuah karya yang bermakna, hidup. Di pihak lain, tiap-tiap unsur pembangun novel itu pun hanya akan bermakna jika ada dalam kaitannya dengan keseluruhannya. Dengan kata lain, dalam keadaan terisolasi, terpisah dari totalitasnya, unsur-unsur tersebut tidak ada artinya, tidak berfungsi (Nurgiyantoro, 2013: 13). Salah satu pengarang novel yang mampu menarik perhatian pembaca dengan nilai-nilai religius yang terkandung dalam novelnya adalah Taufiqurrahman Al-Azizy. Novel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sebening Air Mata Kayla. Alasan penulis memilih novel tersebut yaitu: (1) novel Sebening Air Mata Kayla merupakan salah satu novel yang bernuansa religius, sangat bagus untuk perkembangan akhlak dan pendidikan agama pada remaja usia tahun khususnya pelajar SMA. Selain itu, dari segi bahasa pun pengarang menggunakan bahasa yang mudah dipahami sehingga siswa tidak mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran, (2) novel Sebening Air Mata Kayla mempunyai keunikan dari segi bentuknya, yaitu keindahan alur, tema, tokoh dan penokohan, dan latar yang menceritakan novel tersebut juga menceritakan perjuangan, cinta, pengkhianatan, kesetiaan, pengorbanan dan keteguhan hati para tokohnya. Inilah makna yang terangkum dalam novel karya Taufiqurrahman Al- Azizy. Makna cinta terwakilkan oleh ketiga tokohnya yakni Mansur, Wiwin, dan Keyla. Pengkhianatan juga terwakilkan oleh sosok Roni, kesetiaan dan pengorbanan oleh sosok Rustam. Taufiqurrahman Al-Azizy adalah novelis muslim yang karya karyanya selalu dinantikan ribuan penggemar novel religius lintas umur, gender, dan etnis. 4

17 Setiap novel yang dilahirkannya memang sangat kuat, kaya mutu, readable, sarat hikmah, dan menggugah hati. Selain mengarang novel Sebening Air Mata Kayla, Taufiqurrahman Al-Azizy juga mengarang beberapa novel lainnya diantaranya; Daun pun Berzikir, Air Mata Kasih, Sholawat Zaki dan Zulfa, Jangan Biarkan Surau Ini Roboh!!, Kitab Cinta Yusuf Zulaikha (Novel Insfiratif Pembangun Kekuatan Jiwa), Makrifat Cinta (Novel Spiritual Pembangun Iman), Munajat Cinta 1, Munajat Cinta 2, Musafir Cinta (Novel Spiritual Pembangun Iman), Sahara Nainawa, Sukses dan Bahagia dengan Aurat AlInsyira ah, dan Syahadat Cinta. Kelebihan yang dimiliki oleh pengarang Taufiqurrahman Al-Azizy sendiri yakni pengarang dapat menggambarkan dengan detail setiap kejadian yang ada dengan menggunakan kata-kata yang bersifat eskplisit, dan kita sebagai pembaca dapat ikut larut dan terbawa ke dalam kisah tersebut. Sehingga kita dapat merasakan ikut berpetualang di dalamnya. Hal tersebut juga tampak dalam menggambarkan karakter dan penggunaan bahasa yang lugas serta mudah dipahami oleh pembaca sehingga dalam menceritakan perasaan dan emosi masing-masing tokoh dapat dengan mudah diterima pembaca. Banyak prestasi yang telah Taufiqurrahman dapatkan, diantaranya semua karyanya diterima luas sehingga dinobatkan sebagai National Bestseller, sebagian telah diterjemahkan ke dalam bahasa asing dan sebagian karyanya akan segera difilmkan. Taufiqurrahman Al-Azizy adalah seorang penulis yang berdakwah secara bersahabat dan menyenangkan bagi pembacanya, yaitu dengan cara menulis novel-novel religius. 5

18 Hal-hal di atas yang menjadi latar belakang dalam melakukan penelitian dengan judul Analisis Nilai Religius Novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al-Azizy dan Penerapannya Pembelajaran Unsur Instrinsik Novel di Kelas XII SMA. Analisis terhadap pembelajaran sastra di kelas XI SMA sesuai dengan Standar Kompetensi. Kurikulum 2013 mengupayakan lahirnya generasi penerus bangsa yang produktif, kreatif, inovatif, dan berkarakter. Dengan kreativitas, anak-anak bangsa mampu berinovasi secara produktif untuk menjawab tantangan masa depan yang semakin rumit dan kompleks. Meskipun demikian, keberhasilan Kurikulum 2013 dalam menghasilkan insan yang produktif, kreatif, dan inovatif, serta dalam merealisasikan tujuan pendidikan nasional untuk membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat sangat ditentukan oleh berbagai faktor (kunci sukses). Kunci sukses tersebut antara lain berkaitan dengan kepemimpinan kepala sekolah, kreativitas guru, aktivitas peserta didik, sosialisasi, fasilitas dan sumber belajar, lingkungan akademik yang kondusif, dan partisipasi warga sekolah (Mulyasa, 2013: 39). Penulis mengangkat judul Analisis Nilai Religius Novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al-Azizy dan Penerapannya Pembelajaran Unsur Instrinsik Novel di Kelas XII SMA dengan alasan sebagai berikut. 1. Untuk menyikapi degradasi moral dan akhlak yang semakin marak sekaligus mengantisipasi dampak negatif perkembangan teknologi, analisis nilai religius sangat perlu diterapkan sebagai bahan pembelajaran sastra di sekolah. Penanaman kembali nilai religius melalui kebiasaan berbuat kebaikan, akan membuat siswa 6

19 mampu memahami, mampu merasakan, dan gemar melakukan perbuatan yang baik. 2. Taufiqurrahman Al-Azizy adalah seorang pengarang yang produktif dengan karyakaryanya yang menarik dan mendidik. Salah satu novel terbarunya berjudul Sebening Air Mata Kayla. Dalam novel ini, pengarang menceritakan tentang menceritakan perjuangan, cinta, pengkhianatan, kesetiaan, pengorbanan dan keteguhan hati para tokohnya. 3. Novel Sebening Air Mata Kayla sangat layak untuk dibaca dan menarik untuk bahan pembelajaran sastra khususnya nilai religius, karena di dalam novel tersebut terdapat nilai religius yang ditampilkan oleh para tokohnya. Selain itu, novel tersebut dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk memiliki akidah dan akhlak yang baik, serta sebagai bahan kajian tentang proses pendidikan religius dan sosial di kehidupan masyarakat. Dalam lingkup sekolah, upaya pembinaan religius dapat dilakukan melalui pembelajaran sastra, khususnya pembelajaran sastra yang berorientasi pada nilai religius. Pembelajaran sastra merupakan bagian dari mata pelajaran bahasa Indonesia. Oleh sebab itu, pembelajaran sastra dapat dimanfaatkan sebagai media penanaman nilai religius. 4. Sepengetahuan penulis belum ada penelitian tentang nilai religius novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al-Azizy yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo sebagai materi untuk pembelajaran sastra. 7

20 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, terdapat beberapa masalah yang berkaitan dengan judul penelitian ini yaitu sebagai berikut. 1. Pendidik dalam melaksanakan pembelajaran sastra kurang menyisipkan nilai-nilai religius. 2. Pemilihan bahan ajar yang kurang sesuai dengan upaya meningkatkan pendidikan karakter pada peserta didik. 3. Pendidikan kurang memperhatikan metode pembelajaran yang di gunakan dalam pembelajaran sastra berbasis kurikulum C. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, batasan masalah dalam menganalisis novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman al- Azizy terfokus pada analisis nilai religius yang terdapat dalam novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman al-azizy dan bagaimana penerapan pembelajaran unsur intrinsik novel di kelas XII SMA. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah yang penulis rumuskan dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Bagaimana unsur intrinsik novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al-Azizy? 8

21 2. Bagaimana nilai religius novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al-Azizy? 3. Bagaimana penerapan pembelajaran unsur intrinsik dan nilai religius pada novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al-Azizy di kelas XI SMA? E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: a. unsur intrinsik novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al- Azizy; b. nilai religius novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al-Azizy; c. penerapan pembelajaran unsur intrinsik dan nilai religius novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al-Azizy di kelas XI SMA. 2. Kegunaan Penelitian Penelitian ini mempunyai dua macam kegunaan, yakni kegunaan secara teoretis dan kegunaan secara praktis. Uraian kedua kegunaan tersebut adalah sebagai berikut: a. Kegunaan Teoretis Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dan wawasan mengenai media sastra sebagai media pendidikan dalam rangka menanamkan nilai-nilai religius pada peserta didik. Penanaman nilai 9

22 religius melalui media novel akan lebih efektif karena dengan melalui media novel pembaca secara tidak sadar sedang mempelajari nilai-nilai keislaman yang tersirat dalam alur, tokoh, dan setting yang ada di dalam novel tersebut. b. Kegunaan Praktis 1) bagi mahasiswa Mahasiswa dapat berlatih menjadi peneliti, menambah pengetahuan di bidang ilmu pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, serta membekali diri sebagai calon pendidik. 2) bagi siswa Penelitian ini diharapkan dapat mempermudah siswa dalam memahami unsur intrinsik dan nilai religius dalam novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al-Azizy, serta dapat memberikan pelajaran mengenai nilai religius untuk diterapkan pada siswa. 3) bagi pendidik/guru bahasa Indonesia Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan keterampilan guru bahasa dan sastra Indonesia dalam menerapkan pembelajaran sastra khususnya nilai religius dalam novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al-Azizy. F. Penegasan Istilah Untuk menghindari kesimpangsiuran pengertian istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini, maka perlu ditegaskan kembali istilah-istilah dalam judul tersebut. Berikut ini dipaparkan pengertian istilah-istilah yang ada di dalam judul. 10

23 1. Nilai Religius Menurut Mangunwijaya, Erni (1994: 15) menegaskan bahwa nilai religius adalah nilai- nilai yang terdapat dalam karya sastra fiksi berupa penentuan manusia yang berhati nurani, berakhlak mulia atau saleh ke arah segala makna yang baik. Bagi manusia religius terdapat makna yang harus dihayati, suci dan nyata dalam bentuk kekuasaaan dan kekuatan yang tidak terhingga, sumber hidup dan kesuburan. Sesuatu yang dapat dihayati manusia religius yaitu kesadaran batin, mensyukuri nikmat yang telah Tuhan berikan berupa sumber kehidupan dan kesuburan bagi manusia. 2. Unsur Intrinsik Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur inilah yang menyebabkan suatu teks hadir sebagai teks sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra (Nurgiyantoro, 2013: 30). 3. Penerapan Penerapan adalah proses, cara, perbuatan menerapkan. Dapat disimpulkan bahwa penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya (KBBI, 2008:1506). 4. Pembelajaran Sastra Menurut Wellek dan Weren (dalam Nurhayati, 2012:8) sastra berkaitan erat dengan studi sastra. Sastra merupakan kegiatan penciptaan karya sastra secara 11

24 kreatif, sedangkan studi sastra mempelajari hasil penciptaan karya tersebut. Oleh karena itu, seorang penelaah sastra selayaknya dapat menerjemahkan pengalaman sastranyadalam bahasa ilmiah yang jelas dan rasional. Penelaah dapat dilakukan dengan menganalisis karya sastra atau menginterpretasikannya. Dengan demikian, studi sastra sebagai suatu ilmu dapat dijadikan alat bagi pembaca untuk memahami karya sastra. Jadi, maksud judul penelitian Analisis Nilai Religius Novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al-Azizy dan Penerapannya Pembelajaran Unsur Instrinsik Novel di Kelas XII SMA adalah penelitian terhadap unsur intrinsik, nilai religius pada novel Sebening Air Mata Kayla Karya Asma Taufiqurrahman Al-Azizy, dan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar di SMA. G. Sistematika Skripsi Agar diperoleh gambaran yang menyeluruh tentang skripsi tersebut, dikemukakan sistematika pembahasan sebagai berikut. Bab I berisi pendahuluan. Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan kegunaan penelitian, penegasan istilah, dan sistematika skripsi. Bab II berisi landasan teori yang terdiri dari tinjauan pustaka dan kajian teoretis. Tinjauan pustaka yang digunakan penulis sebagai landasan sebelum melaksanakan penelitian adalah skripsi karya Noviana (2009), dan skripsi karya Prasetyo (2014). Bab ini juga berisi kajian teoretis yang berisikan teori-teori dari beberapa ahli yang dijadikan landasan sebelum melaksanakan penelitian seperti pengertian tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, amanat yang tergabung dalam 12

25 unsur intrinsik, pengertian nilai religius dalam karya sastra, dan pembelajaran sastra di SMA. Bab III berisi metode penelitian. Metode penelitian ini berisi objek penelitian, fokus penelitian, sumber data, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan teknik penyajian hasil analisis data. Bab IV berisi penyajian data dan pembahasan data hasil penelitian. Dalam bab ini menguraikan data penelitian difokuskan pada novel Sebening Air Mata Kayla, dan sub bab pembahasan data yang menguraikan aspek-aspek religius dalam novel tersebut. Bab V penutup. Pada bab ini penulis menguraikan secara singkat pembahasan pada bab IV serta memberikan simpulan dan saran-saran yang relevan. Selain itu, sebagai bahan acuan penelitian, penulis juga melampirkan sinopsis novel, biografi pengarang, dan daftar pustaka. 13

26 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORETIS Bab ini terdiri atas tinjauan pustaka dan kajian teoretis. Tinjauan pustaka berisi kajian penelitian terdahulu yang relevan dengan topik yang diteliti, sedangkan kajian teoretis meliputi unsur intrinsik novel, nilai religius dalam karya sastra, dan pembelajaran sastra di SMA. A. Tinjauan Pustaka Penelitian yang dilakukan dengan melalui pendekatan religiusitas sastra telah banyak dilakukan oleh mahasiswa. Peneliti memilih beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini dengan tujuan mempermudah dalam melakukan penelitian dan menentukan persamaan dan perbedaan antara peneliti terdahulu dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti sekarang. Penelitian dengan pendekatan religiusitas sastra di antaranya dilakukan oleh Dian Noviana (2009) dan Dedy Tri Prasetyo (2014). Penelitian Noviana (2009) berjudul Nilai-Nilai Religi dalam Acara Taman Gabusan di TVRI Yogyakarta. Penelitian yang dilakukan Noviana bertujuan untuk mendeskripsikan nilai-nilai religius yang terdapat dalam Acara Taman Gabusan di TVRI Yogyakarta. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa nilai-nilai Religi dalam Acara Taman Gabusan di TVRI Yogyakarta Episode September 2008 dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu (1) Nilai Religi tentang Akidah sebesar 14,3%, (2) Nilai Religi tentang Ibadah sebesar 28,6%, (3) Nilai Religi tentang Akhlak sebesar 57,1%

27 Penelitian yang dilakukan Noviana mempunyai persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Persamaannya, yaitu sama-sama menganalisis nilai religius. Perbedaannya, dalam hal sumber penelitian, penelitian yang digunakan oleh Noviana yaitu acara Taman Gabusan di TVRI Yogyakarta, sedangkan sumber penelitian yang digunakan peneliti adalah novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman Al-Azizy. Selain itu, Noviana membahas nilai religius tanpa memberikan gambaran tentang pembelajarannya di SMA, sedangkan peneliti menganalisis nilai religius disertai dengan pembelajarannya di SMA. Prasetyo (2014) dalam penelitiannya yang berjudul Nilai Religius Tokoh Utama dalam Novel Hitam dan Putih Karya Musthofa Achmad dan Skenario Pembelajarannya di Kelas XI SMA. Penelitian yang dilakukan Prasetyo bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) unsur intrinsik pada novel Hitam dan Putih; (2) nilai religius tokoh utama pada novel Hitam dan Putih; (3) skenario pembelajaran nilai religius pada novel Hitam dan Putih di kelas XI SMA. Dari hasil penelitian Prasetyo, disimpulkan bahwa (1) unsur intrinsik dalam novel Hitam dan Putih karya Musthofa Achmad mencakup lima aspek, yaitu: tema tokoh utama, alur, latar tempat, dan amanat. (2) nilai religius novel Hitam dan Putih karya Musthofa Achmad mencakup empat aspek yaitu: hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan alam sekitar, hubungan manusia dengan diri sendiri. (3) Skenario pembelajaran nilai religius pada novel Hitam dan Putih terdiri atas enam langkah, yaitu: pelacakan, penentuan sikap praktis, introduksi, penyajian, diskusi; dan 15

28 pengukuhan. Skenario sesuai dengan kompetensi dasar menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan. Ada persamaan antara analisis Prasetyo dengan penelitian ini, yaitu sama-sama membahas unsur intrinsik dan nilai religius yang terkandung dalam sastra. Namun, ada pula perbedaannya, sumber penelitiannya adalah novel Hitam dan Putih karya Musthofa Achmad, sedangkan peneliti menggunakan novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman Al-Azizy sebagai sumber penelitian. Kebaruan dalam analisis ini yaitu dalam isi novel, karena pengarang novel Sebening Air Mata Kayla adalah Taufiqurrahman Al-Azizy, beliau dulunya pernah menyantri di Pesantren Ilmu al-qur an Hidayatul Qur an dan beliau juga membuat novel bernuansa religius, maka novel ini lebih detail dengan nuansa religiusannya, karena pengarangnya dulunya merupakan santri. B. Kajian Teoretis Teori yang dibahas dalam penelitian ini mencakup unsur intrinsik novel, nilai religius dalam karya sastra, dan pembelajaran sastra di SMA. Paparan mengenai teori-teori tersebut sebagai berikut. 1. Novel Nurgiyantoro (2013: 12) mendeskripsikan novel sebagai sebuah prosa karya fiksi yang cukup panjang tidak terlalu panjang namun tidak terlalu pendek. Novel merupakan pengungkapan dari fragmen kehidupan manusia (dalam jangka yang lebih panjang). Novel merupakan pengungkapan dari fragmen kehidupan manusia (dalam jangka yang lebih panjang), novel mengandung konflik-konflik 16

29 yang akhirnya menyebabkan terjadinya perubahan jalan hidup para pelakunya (Nurhayati, 2012:7). Berdasarkan beberapa pendapat di atas disimpulkan novel sebagai prosa yang cukup opanjang tetapi tidak terlalu pendek dan novel merupakan pengungkapan dari fragmen kehidupan manusia, didalam novel terdapat konflikkonflik yang berakhir dengan perubahan jalan hidup para tokoh didalamnya. 2. Ciri-ciri Novel Sebagai salah satu karya sastra, novel memiliki ciri khas tersendiri bila dibandingkan dengan karya sastra lain. dari segi jumlah kata ataupun kalimat, novel lebih mengandung banyak kata dan kalimat sehingga dalam proses pemaknaan relative jauh lebih mudah dari pada memaknai sebuah puisi yang cenderung mengandung beragam bahasa kias. dari segi panjang cerita novel lebih panjang dari pada cerpen sehingga novel dapat mengemukakan sesuatu secara lebih banyak, lebih rinci, lebih detail, dan lebih banyak melibatkan berbagai permasalahan yang komplek. Menurut Hendy, Saenal (1993: 225) menyebutkan ciri-ciri novel sebagai berikut. a. sajian cerita lebih panjang dari cerita pendek dan lebih pendek dari roman. Biasanya cerita dalam novel dibagi atas beberapa bagian. Maksudnya sebuah cerita yang panjang, katakanlah berjumlah ratusan halaman, jelas tidak dapat disebut sebagai cerpen, melainkan lebih tepat disebut sebagai novel. b. bahan cerita diangkat dari keadaan yang ada dalam masyarakat dengan ramuan fiksi pengarang. Maksudnya pengarang mendapatkan bahan untuk novel tersebut langsung dari keadaan masyarakat yang ditemuinya, karena sama dengan apa yang pembaca biasa rasakan, hanya saja pengarang mengisahkan cerita tersebut dengan kata-kata yang baik. c. penyajian berita berlandas pada alur pokok atau alur utama yang batang tubuh cerita, dan dirangkai dengan beberapa alur penunjang yang bersifat otonom (mempunyai latar tersendiri). 17

30 d. tema sebuah novel terdiri atas tema pokok (tema utama) dan tema bawahan yang berfungsi mendukung tema pokok tersebut. Maksudnya novel bisa saja menawarkan lebih dari satu tema, yaitu satu atau beberapa tema utamadan sejumlah tema tambahan. Tema-tema tambahan tersebut haruslah berfungsi menopang dan berkaitan dengan tema utama untuk mencapai efek kepaduan. e. karakter tokoh-tokoh utama dalam novel berbeda-beda. Demikian juga karakter tokoh lainnya. Selain itu, dalam novel dijumpai pula tokoh statis dan tokoh dinamis. Tokoh statis adalah tokoh yang digambarkan berwatak tetap sejak awal hingga akhir. Tokoh dinamis sebaliknya, ia bisa mempunyai beberapa karakter yang berbeda atau tidak tetap. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri novel adalah cerita yang lebih panjang dari cerita pendek, diambil dari cerita masyarakat yang diolah secara fiksi, serta mempunyai unsur intrinsik dan ekstrinsik. Ciri-ciri novel tersebut dapat menarik pembaca atau penikmat karya sastra karena cerita yang terdapat di dalamnya akan menjadikan lebih hidup. 3. Jenis-jenis Novel Menurut Nurgiyantoro (2013: 19) novel dibagi menjadi tiga jenis, yaitu novel populer, novel teenlit dan novel serius. Novel populer adalah novel yang populer pada masanya dan banyak penggemarnya, khususnya pembaca di kalangan remaja, novel ini menampilkan masalah-masalah yang aktual dan selalu menzaman. Novel teenlit merupakan novel populer dengan pangsa pembaca para remaja, novel ini dapat mewakili dan atau mencerminkan diri, dunia, cita-cita, keinginan, gaya hidup, gaya gaul, dan lain sebagainya. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulan bahwa novel popular adalah cerita yang bisa dibilang tidak terlalu rumit. Alur cerita yang mudah ditelusuri, gaya bahasa yang sangat mengena, fenomena yang diangkat terkesan sangat dekat. Hal ini pulalah yang menjadi daya tarik bagi kalangan remaja 18

31 sebagai kalangan yang paling menggemari novel populer. Novel populer juga mempunyai jalan cerita yang menarik, mudah diikuti, dan mengikuti selera pembaca. Selera pembaca yang dimaksudkan adalah hal-hal yang berkaitan dengan kegemaran naluriah pembaca, seperti motif-motif humor dan heroisme sehingga pembaca merasa tertarik untuk selalu mengikuti kisah ceritanya. Novel serius adalah novel yang diungkap dan disoroti sampai ke inti hakikat kehidupan yang bersifat universal. Berbeda dengan novel populer yang selalu mengikuti selera pasar, novel sastra tidak bersifat mengabdi pada pembaca. Novel sastra cenderung menampilkan tema-tema yang lebih serius. Teks sastra sering mengemukakan sesuatu secara implisit sehingga hal ini bisa dianggap menyibukkan pembaca. Nurgiyantoro (2013: 21) mengungkapkan bahwa dalam membaca novel serius, jika ingin memahaminya dengan baik diperlukan daya konsentrasi yang tinggi disertai dengan kemauan untuk itu. Novel jenis ini, di samping memberikan hiburan juga terimplisit tujuan memberikan pengalaman yang berharga kepada pembaca atau paling tidak mengajak pembaca untuk meresapi dan merenungkan secara lebih sungguh-sungguh tentang permasalahan yang dikemukakan. Kecenderungan yang muncul pada novel serius memicu sedikitnya pembaca yang berminat pada novel sastra ini. Meskipun demikian, hal ini tidak menyebabkan popularitas novel serius menurun. Justru novel ini mampu bertahan dari waktu ke waktu. Misalnya, roman Romeo Juliet karya William Shakespeare atau karya Sutan Takdir, Armin Pane, Sanusi Pane yang memunculkan polemik 19

32 yang muncul pada dekade 30-an yang hingga saat ini masih dianggap relevan dan belum ketinggalan zaman (Nurgiyantoro, 2013:23). Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulan bahwa novel serius adalah novel yang mengungkapkan sesuatu yang baru dengan cara penyajian yang baru pula. Secara singkat disimpulkan bahwa unsur kebaruan sangat diutamakan dalam novel serius. Di dalam novel serius, gagasan diolah dengan cara yang khas. Hal ini penting mengingat novel serius membutuhkan sesuatu yang baru dan memiliki ciri khas daripada novel-novel yang telah dianggap biasa. Sebuah novel diharapkan memberi kesan yang mendalam kepada pembacanya dengan teknik yang khas ini. 4. Unsur Intrinsik Novel Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unsur intrinsik sebuah novel adalah unsur-unsur yang (secara langsung) turut serta membangun cerita. Kepaduan antarberbagai unsur intrinsik inilah yang membuat sebuah novel berwujud (Nurgiyantoro, 2013: 30). Unsur intrinsik novel yaitu tema, tokoh dan penokohan, alur, latar dan amanat. a. Tema Menurut Nurgiyantoro (2013: 31) mengatakan Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita. Ia akan selalu berkaitan dengan berbagai pengalaman kehidupa, seperti masalah cinta, kasih, rindu, takut, maut, religius, sosial, dan sebagainya. Tema juga dapat disinonimkan dengan ide atau tujuan utama cerita. dari pendapat tersebut, 20

33 dapat disimpulkan bahwa tema adalah gagasan utama, ide pokok atau pikiran utama pada sebuah cerita atau karya sastra. Menurut Waluyo (2011: 7) berpendapat bahwa setiap prosa fiksi mengandung gagasan pokok yang lazim disebut tema. Tema adalah gagasan pokok dalam cerita fiksi. Tema cerita mungkin dapat diketahui oleh pembaca melalui judul atau petunjuk setelah judul, tetapi yang banyak ialah melalui proses pembacaan karya sastra yang perlu dilakukan beberapa kali karena belum cukup dilakukan hanya dengan sekali baca. Menurut Nurgiyantoro (2013: ) menggolongkan tema ke dalam beberapa kategori, yaitu tradisional, nontradisional, mayor dan minor. Tema tradisional menunjuk pada tema yang telah lama dipergunakan serta dapat ditemukan dalam berbagai cerita termasuk cerita lama, sedangkan tema nontradisional bersifat tidak lazim, tidak sesuai dengan harapan pembaca, bersifat melawan arus, mengejutkan, bahkan boleh jadi mengesalkan, atau berbagai reaksi afektif yang lain. Tema mayor merupakan makna pokok cerita yang menjadi dasar/gagasan umum karya sastra, sedangkan tema minor atau tema tambahan bersifat mempertegas eksistensi makna utama (tema mayor). Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tema adalah gagasan utama, ide pokok atau pikiran utama pada sebuah cerita atau karya sastra. 21

34 b. Tokoh dan Penokohan Tokoh cerita merupakan orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan sebagai kualitas moral, intelektual dan emosional tertentu dengan kesimpulan dari apa yang orang-orang katakan dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan tindakan (Wicaksono, 2014:171). Dapat dikatakan bahwa tokoh cerita adalah individu rekaan yang mempunyai watak dan perilaku tertentu sebagai pelaku yang mengalami peristiwa dalam cerita. Tokoh dapat dibagi menjadi dua hal, yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam sebuah cerita yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun dikenai kejadian. Sedangkan tokoh tambahan adalah tokoh yang kajadiannya lebih sedikit dibandingkan dengan okoh utama. Kejadiannya hanya ada ketika berkaitan dengan tokoh utamanya secara langsung. c. Alur Dalam suatu karya sastra, alur merupakan unsur yang penting karena tanpa adanya alur cerita sastra tidak akan menarik dan membuat pembaca penasaran. Waluyo (2011: 9) berpendapat bahwa alur atau plot sering juga disebut kerangka cerita, yaitu jalinan cerita yang disusun dalam urutan waktu yang menunjukkan hubungan sebab akibat dan memiliki kemungkinan agar pembaca menebak peristiwa yang akan datang. 22

35 Dalam suatu karya sastra, alur merupakan unsur yang penting karena tanpa adanya alur cerita sastra tidak akan menarik, dan membuat pembaca penasaran. Menurut Nurgiyantoro(2013: 173) membedakan tahapan alur (plot) menjadi tiga bagian yaitu: tahap situation (penyituasian), tahap generating circimtances (pemunculan konflik), tahap climax (klimak) 1) Tahap situation (penyituasian) Tahap ini berisi pelukisan dan pengenalan situasi latar dan tokoh cerita. Tahap ini merupakan tahap pembukaan cerita, pemberian informasi awal, dan lain-lain yang terutama berfungsi untuk melandastumpui cerita yang dikisahkan pada tahap berikutnya. 2) Tahap generating circimtances (pemunculan konflik) Tahap ini berisi masalah-masalah dan peristiwa-peristiwa yang menyulut terjadinya konflik mulai dimunculkan. 3) Tahap climax (klimak) Tahap ini berisi konflik atau pertentangan yang terjadi pada tokoh cerita ketika mencapai titik puncak. d. Latar Latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu sejarah, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan Abraham (dalam Nurgiyantoro, 2013: 302). Nurgiyantoro (2013: ) berpendapat bahwa unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu tempat, waktu, dan sosial. 23

36 1) Latar tempat Latar tempat menyarankan pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Keberhasilan latar tempat lebih ditentukan oleh ketepatan deskripsi, fungsi, dan keterpaduannya dengan unsur latar yang lain sehingga semuanya bersifat saling mengisi. 2) Latar waktu Latar waktu berhubungan dengan masalah kapan terjadinya peristiwaperistiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah kapan tersebut biasanya dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya atau dapat dikaitkan dengan peristiwa sejarah. 3) Latar sosial Latar sosial menyarankan pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. e. Amanat Dari sebuah karya sastra ada kalanya dapat diangkat suatu ajakan moral, atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang; itulah yang disebut amanat (Sudjiman, 1988:57). Amanat dalam sebuah karya sastra dapat disampaikan, baik secara implisit maupun eksplisit. Amanat yang diuraikan secara implisit yaitu jika jalan keluar atau ajaran moral itu disiratkan dalam tingkah laku tokoh menjelang akhir cerita. Amanat yang diuraikan secara eksplisit menuntut penikmat karya sastra menyimpulkan sendiri amanat yang terkandung dalam suatu karya sastra karena pengarang tidak menjelaskan langsung amanat yang terdapat dalam karya sastra tersebut. 24

37 Amanat merupakan opini, kecenderungan, dan visi pengarang terhadap tema yang dikemukakan. Amanat dalam karya sastra dapat terjadi lebih dari satu, asal kesemuanya itu terkait dengan tema. Amanat biasanya memberikan manfaat dalam kehidupan secara praktis (Waluyo 2011: 28). Fungsi karya sastra adalah dulce et utile. Jadi, amanat menyorot pada manfaat yang dapat dipetik dari sebuah karya sastra. Dalam keadaan demikian, karya sastra yang kurang baik sekalipun akan memberikan manfaat kepada kita, jika kita mampu memetik manfaatnya. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa amanat pada umumnya hampir sama, yaitu pesan moral yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. 5. Nilai Religius dalam Karya Sastra Pembahasan nilai religius dalam karya sastra di dalam analisis penulis terdiri dari pengertian nilai religius, macam-macam nilai religius, dan religiusitas dalam karya sastra. a. Pengertian nilai religius Menurut Mangunwijaya, Erni (1994: 15) menegaskan bahwa nilai religius adalah nilai- nilai yang terdapat dalam karya sastra fiksi berupa penentuan manusia yang berhati nurani, berakhlak mulia atau saleh ke arah segala makna yang baik. Bagi manusia religius terdapat makna yang harus dihayati, suci dan nyata dalam bentuk kekuasaaan dan kekuatan yang tidak terhingga, sumber hidup dan kesuburan. Sesuatu yang dapat dihayati manusia religius yaitu kesadaran batin, mensyukuri nikmat yang telah Tuhan berikan berupa sumber kehidupan dan kesuburan bagi manusia. 25

38 Menilai berarti menimbang, yaitu suatu kegiatan yang dilakukan untuk menghubungkan antara nilai yang satu dengan yang lain, dan kemudian diambil keputusan. Keputusan tersebut merupakan keputusan nilai yang menyatakan berguna atau tidak berguna, benar atau tidak benar, baik atau tidak baik, dan indah atau tidak indah. Keputusan nilai yang dilakukan oleh penilai tentu berhubungan dengan unsur-unsur yang ada, yaitu unsur-unsur jasmani, akal, rasa, kehendak dan kepercayaan. Segala sesuatu dikatakan bernilai apabila berharga, berguna, benar, indah, dan baik. Islam menyuruh umatnya untuk beragama (berislam) secara menyeluruh (QS 2: 208). Setiap Muslim, baik dalam berpikir, bersikap maupun bertindak, diperintahkan untuk berislam. Dalam melakukan aktivitas ekonomi, sosial, politik atau aktivitas apapun, si Muslim diperintahkan untuk melakukannya dalam rangka beribadah kepada Allah. Di mana pun dan dalam keadaan apa pun, setiap Muslim hendaknya berislam (Djamaludin, 2011: 79). Konsep religiusitas versi Glock & Stark (dalam Djamaludin, 2011: 80) yakni melihat keberagamaan seseorang bukan hanya dari satu atau dua dimensi, tapi mencoba memperhatikan segala dimensi. Keberagamaan seseorang tidak hanya dilihat dari satu atau dua dimensi, tapi mencoba memperhatikan segala dimensi. Keberagamaan dalam Islam bukan hanya diwujudkan dalam bentuk ibadah saja, tapi juga dalam aktivitas-aktivitas lainnya. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa nilai religius merupakan timbangan, keputusan terhadap sifat atau kualitas kebaikan keagamaan seseorang dan keyakinannya terhadap adanya Tuhan yang diwujudkan 26

39 dalam bentuk aktivitas sehari-hari serta mematuhi segala perintah-nya dan menjauhi larangan-larangan-nya dengan keikhlasan hati. b. Macam-macam nilai religius Menurut (Djamaludin, 2011: 80) untuk memahami Islam dan umat Islam, konsep yang tepat adalah konsep yang mampu memahami adanya beragam dimensi nilai dalam berislam. Dimensi nilai tersebut diantaranya mencakup tiga dimensi, diantaranya: a) dimensi keyakinan (akidah) Menurut (Djamaludin, 2011: 80) Aqidah dalam Islam menunjuk pada seberapa tingkat keyakinan Muslim terhadap kebenaran ajaran-ajaran agamanya, terutama terhadap ajaran-ajaran yang bersifat fundamental dan dogmatik. Dalam Islam, isi dimensi keimanan menyangkut keyakinan tentang Allah, para malaikat, Nabi/Rasul, kitab-kitab Allah, surga dan neraka, serta qadha dan qadar. b) dimensi pengamalan (akhlak) Menurut (Djamaludin, 2011: 80) akhlaq menunjuk pada seberapa tingkatan Muslim berperilaku dimotivasi oleh ajaran-ajaran agamanya, yaitu bagaimana individu berelasi dengan dunianya, terutama dengan manusia lain. Dalam Islam, dimensi ini meliputi perilaku suka tolong menolong, bekerjasama, berderma, menyejahterakan dan menumbuhkembangkan orang lain, menegakkan keadilan dan kebenaran, berlaku jujur, memaafkan, menjaga lingkungan hidup, menjaga amanat, tidak mencuri, tidak korupsi, tidak menipu, tidak berjudi, tidak meminum minuman yang memabukkan, mematuhi norma-norma Islam 27

40 dalam perilaku seksual, berjuang untuk hidup sukses menurut ukuran Islam, dan sebagainya. c) Dimensi peribadatan (syari at) Menurut Djamaludin (2011: 80) syari ah menunjukan pada seberapa tingkat kepatuhan Muslim dalam mengerjakan kegiatan-kegiatan ritual sebagaimana disuruh dan dianjurkan oleh agamanya. dalam keberislama, dimensi peribadatan menyangkut pelaksanaan sholat, puasa, zakat, haji, membaca al-qur an, doa, zikir, ibadah kurban, iktikaf, di masjid di bulan puasa, dan sebagainya. c. Religius dalam karya sastra Karya sastra memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai hiburan dan di sisi lain berusaha memberikan nilai-nilai yang bermanfaat bagi kehidupan. Salah satu fungsi tersebut berupa fungsi religius. Fungsi religius yaitu karya sastra mengandung ajaran-ajaran agama yang harus dan wajib diteladani oleh para penikmatnya. Sasaran karya sastra bukanlah pikiran penikmat, melainkan perasaan. Karya sastra tidak bermaksud agar penikmat tahu yang dikomunikasikan, tetapi mengajak apa yang dirasakan pengarang (Ginanjar, 2012: 58). Hal ini sejalan dengan pendapat Nurgiyantoro (2013: 448) bahwa sastra tumbuh dari sesuatu yang bersifat religius, termasuk yang bersifat keagamaan, dan kritik sosial banyak ditemukan dalam karya fiksi atau dalam genre sastra lain. 28

41 Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa karya sastra khususnya novel mengandung religius, tergantung bagaimana luas sempitnya dan banyak sedikitnya nilai religius yang terkandung di dalamnya. 6. Pembelajaran Sastra di SMA Pembahasan pembelajaran sastra di SMA dalam analisis penulis terdiri dari pengertian pembelajaran sastra, tujuan pembelajaran sastra, manfaat pembelajaran sastra, materi pembelajaran sastra, metode pembelajaran sastra, dan evaluasi. a. Pengertian pembelajaran sastra Menurut Wellek dan Waren (dalam Nurhayati, 2012: 8) sastra berkaitan erat dengan studi sastra. Sastra merupakan kegiatan penciptaan karya sastra secara kreatif, sedangkan studi sastra mempelajari hasil penciptaan karya tersebut. Oleh karena itu, seorang penelaah sastra selayaknya dapat menerjemahkan pengalaman sastranya dalam bahasa ilmiah yang jelas dan rasional. Penelaahan dapat dilakukan dengan menganalisis karya sastra atau meng-interpretasikannya. Dengan demikian, studi sastra sebagai suatu ilmu dapat dijadikan alat bagi pembaca untuk memahami karya sastra. Menurut UU Bab 1 Pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam pembelajaran terkandung lima konsep, yaitu interaksi, peserta didik, pendidik, sumber belajar, dan lingkungan belajar. Di sekolah SMA terdapat pembelajaran sastra, yang secara khusus membahas tentang novel. Kelebihan novel sebagai bahan pembelajaran sastra 29

42 yaitu cukup mudahnya karya tersebut dinikmati siswa sesuai dengan tingkat kemampuannya masing-masing. Akan tetapi, tingkat kemampuan tiap individu tidaklah sama. Hal ini tentu dapat menimbulkan masalah di dalam kelas. Di satu pihak guru harus berusaha meningkatkan kemampuan membaca para siswanya yang masih rendah, di pihak lain guru tidak ingin kemampuan membaca siswanya yang telah maju terhalang. Oleh karena itu, guru dituntut kreatif dalam memberikan pembelajaran dengan baik. Pembelajaran sastra dengan bahan novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman Al-Azizy, diharapkan dapat membantu siswa semakin mencintai sastra dan mempunyai moral yang baik sesuai dengan ajaran agama. b. Tujuan pembelajaran sastra Tujuan dari pembelajaran sastra adalah agar siswa memiliki rasa peka terhadap karya sastra yang berharga sehingga merasa terdorong dan tertarik untuk membacanya. Dengan membaca karya sastra diharapkan mereka mempunyai pengertian yang baik tentang manusia dan kemanusiaan, mengenai nilai, dan mendapatkan ide-ide baru. Setiap pembelajaran pasti memiliki tujuan. Rahmanto (1988: 16) mengemukakan bahwa tujuan dari pembelajaran sastra yaitu membantu keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan cipta dan rasa, dan menunjang pembentukan watak. Tujuan pembelajaran sastra berdasarkan silabus Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, pembelajaran sastra di SMA meliputi kemampuan dasar, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator. Kemampuan dasar berupa pengetahuan, ketrampilan dan sikap minimal 30

43 yang harus dikuasai siswa. Standar kompetensi dalam pembelajaran sastra adalah memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/novel terjemahan. Kompetensi dasar dalam pembelajaran sastra disesuaikan berdasarkan silabus dengan menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/novel terjemahan. c. Manfaat pembelajaran sastra Rahmanto (1988: 16-25) menyatakan bahwa pembelajaran sastra bermanfaat untuk: 1) melatih peserta didik supaya mampu menghayati nilai-nilai luhur, melihat dan mengenal nilai dengan tepat, dan menjawabnya dengan hangat dan simpatik; 2) membantu keterampilan berbahasa. Dalam berbahasa, ada 4 keterampilan dasar yang harus dimiliki siswa yaitu: (i) menyimak (ii) berbicara (iii) membaca (iv) menulis. Keterampilan tersebut sangat erat hubungannya dalam pembelajaran sastra; 3) pembelajaran sastra dapat meningkatkan pengetahuan budaya, karena sastra merupakan cerminan dari kebudayaan yang ada di dalam masyarakat yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia; dan 4) pembelajaran sastra dapat mengembangkan cipta dan rasa peserta didik; 5) pembelajaran sastra dapat memberikan bantuan dalam usaha mengembangkan berbagai kualitas kepribadian siswa. 31

44 d. Materi pembelajaran sastra Di dalam proses belajar mengajar, guru hendaknya dapat memilih bahan pengajaran yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu, guru harus mampu memperhatikan pedoman dalam menentukan materi pembelajaran sastra. Pembelajaran sastra harus sesuai dengan materi yang sudah disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan kemampuan siswa agar siswa lebih tertarik dan mudah dalam menerima materi. Dalam Kurikulum 2013, guru tidak lagi menjadi pusat pembelajaran, karena pembelajaran dalam Kurikulum 2013 berbasis kompetensi dapat menggunakan aneka sumber belajar yang ada (Mulyasa, 2013: 70). Dalam penyampaian materi, guru tidak harus menggunakan metode ceramah secara terus-menerus. Walaupun demikian, guru hendaknya tetap memperhatikan materi pembelajaran yang akan disampaikan. Materi pembelajaran erat kaitannya dengan sumber belajar. Sumber belajar dapat berupa buku pelajaran baik yang wajib maupun buku penunjang, media cetak, media elektronik, lingkungan sekitar, dan juga bisa berupa hasil karya dari siswa. Aneka sumber belajar yang dimiliki sekolah seperti televisi, radio, surat kabar, dan majalah dapat digunakan sebagai penunjang bagi peserta didik dalam memahami materi. e. Metode pembelajaran sastra Tema Kurikulum 2013 adalah menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Untuk mewujudkan hal tersebut, dalam implementasi 32

45 kurikulum, guru dituntut untuk secara profesional merancang pembelajaran efektif dan bermakna (menyenangkan), mengorganisasikan pembelajaran, memilih pendekatan pembelajaran yang tepat, menentukan prosedur pembelajaran dan pembentukan kompetensi secara efektif, serta menetapkan kriteria keberhasilan (Mulyasa, 2013:99). Kegiatan pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013 mengedepankan pengalaman personal melalui observasi (menyimak, melihat, membaca, mendengar), asosiasi, bertanya, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Pembelajaran yang diharapkan adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan sifat pembelajaran yang konstektual. Metode merupakan cara yang digunakan seorang guru dalam menyampaikan pelajaran untuk mencapai suatu tujuan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Seorang guru dapat memilih metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar dengan menyesuaikan materi pelajaran dan keadaan siswa. Dalam hal ini peneliti menggunakan metode Jigsaw. Slavin mengatakan (Suprihatin, 2005:5) metode Jigsaw ialah metode pembelajaran yang dalam aplikasi pembelajarannya dibentuk beberapa kelompok kecil dalam setiap satu kelompok ada satu yang bertanggung jawab untuk menguasai pokok bahan materi belajar dan satu orang tersebut yang harus bertanggung jawab untuk membelajarkan kepada kelompok lain dan kelompoknya. Dalam Jigsaw guru harus memahami kemampuan dan pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skema ini agar materi pelajaran menjadi lebih bermakna (Huda, 2014: 204). Guru juga memberikan banyak kesempatan kepada siswa untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan 33

46 berkomunikasi. Sintak metode Jigsaw dapat dilihat sebagai berikut (Huda, 2014: 205): 1) guru membagi topik pelajaran menjadi empat bagian/subtopik. Misalnya, topik tentang novel dibagi menjadi alur, tokoh, latar, dan tema. 2) sebelum subtopik-subtopik itu diberikan, guru memberikan pengenalan mengenalkan topik yang akan dibahas pada pertemuan hari itu. Guru bisa menuliskan topik ini di papan tulis dan bertanya kepada siswa apa yang mereka ketahui mengenai topik tersebut. Kegiatan ini bermaksud untuk mengaktifkan kemampuan siswa agar lebih siap menghadapi bahan pelajaran yang baru. 3) siswa dibagi dalam kelompok berempat. 4) bagian/subtopik pertama diberikan kepada siswa/anggota 1, sedangkan siswa/anggota 2 menerima bagian/subtopik yang ke dua. Demikian seterusnya. 5) kemudian, siswa diminta membaca/mengerjakan bagian/subtopik mereka masing-masing. 6) setelah selesai, siswa saling berdiskusi mengenai bagian/subtopik yang dibaca/dikerjakan masing-masing bersama rekan anggotanya. Dalam kegiatan ini, siswa bisa saling melengkapi dan berinteraksi antar satu dan lainnya. 7) khusus untuk kegiatan membaca, guru dapat membagi bagian-bagian sebuah cerita yang belum utuh kepada masing-masing siswa. Siswa 34

47 membaca bagian-bagian tersebut untuk memprediksikan apa yang dikisahkan dalam cerita tersebut. 8) kegiatan ini bisa diakhiri dengan diskusi mengenai topik tersebut. Diskusi ini bisa dulakukan antar kelompok atau bersama seluruh siswa. Jika tugas yang dikerjakan cukup sulit, guru dapat membentuk kelompok ahli (expret group). Setiap anggota yang mendapat bagian/subtopik yang sama berkumpul dengan anggota kelompok-kelompok yang juga mendapat bagian/subtopik tersebut. Misalnya, anggota yang memperoleh bagian/subtopik alur berkumpul dengan anggota atau kelompok yang mendapatkan alur. Perkumpulan inilah yang disebut kelompok ahli. Kelompok-kelompok ini lalu bekerja sama mempelajari/mengerjakan bagian/subtopik tersebut. Kemudian, masing-masing anggota dari kelompok ahli kembali ke kelompoknya yang semula, lalu menjelaskan apa yang baru saja dipelajarinya (dari kelompok ahli ) kepada rekan-rekan kelompoknya yang semula. Pembelajaran metode Jigsaw memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan metode Jigsaw adalah sebagai berikut: a) mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar, karena sudah ada kelompok ahli yang bertugas menjelaskan materi kepada rekan-rekannya. b) mengembangkan kemampuan siswa mengungkapkan ide atau gagasan dalam memecahkan masalah tanpa takut membuat salah. c) dapat meningkatkan kemampuan sosial, mengembangkan rasa harga diri dan hubungan interpersonal yang positif. 35

48 d) siswa lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat karena siswa diberikan kesempatan untuk berdiskusi dan menjelaskan materi pada masingmasing kelompok. e) siswa lebih memahami materi yang diberikan karena dipelajari lebih dalam dan menjelaskan materi pada masing-masing kelompok. f) siswa lebih menguasai materi karena mampu mengajarkan materi tersebut kepada teman kelompok belajarnya. g) siswa diajarkan bagaimana dalam kelompok. h) materi yang diberikan kepada siswa dapat merata. i) dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif. Adapun kekurangan yang bisa ditemukan didalam pembelajaran dengan metode Jigsaw adalah sebagai berikut: a) siswa yang tidak memiliki rasa percaya diri dalam berdiskusi maka akan sulit menyampaikan materi kepada rekannya. b) siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi, dan cenderung mengontrol jalannya diskusi. c) siswa yang memiliki kemampuan membaca dan berpikir rendah akan mengalami kesulitan untuk menjelaskan materi apabila ditunjuk sebagai tenaga ahli. d) siswa yang cerdas cenderung merasa bosan. e) siswa yang tidak terbiasa berkopetensi akan kesulitan untuk mengikuti proses pembelajaran. 36

49 f) penugasan anggota kelompok untuk menjadi tim ahli sering tidak sesuai antara kemampuan dan kopetensi yang harus dipelajari. g) keadaan kondisi kelas yang ramai, sehingga membuat siswa kurang bisa berkonsentrasi dalam menyampaikan pembelajaran yang dikuasainya. h) jika jumlah kelompok kurang maka akan menimbulkan masalah, misal jika ada anggota yang hanya membonceng dalam menyelesaikan tugastugas dan pasif dalam diskusi. i) jika tidak didukung dengan kondisi kelas yang mumpuni (luas) metode sulit dijalankan mengingat siswa harus beberapa kali berpindah dan berganti kelompok. j) membutuhkan waktu yang lebih lama apalagi bila penataan ruang belum terkondisi dengan baik, sehingga perlu waktu untuk merubah posisi yang dapat juga menimbulkan gaduh serta butuh waktu dan persiapan yang matang sebelum model pembelajaran ini bisa berjalan dengan baik. f. Evaluasi Evaluasi adalah suatu upaya untuk mengetahui sejauh mana siswa telah mengalami kemajuan belajar atau telah mencapai tujuan pembelajaran. Evaluasi dalam pembelajaran sastra ini ditujukan untuk mengetahui tingkat perkembangan siswa dan diarahkan terhadap semua aspek pribadi siswa, bukan hanya terhadap aspek penguasaan pengetahuan saja, melainkan aspek keterampilan juga perlu mendapatkan penilaian. 37

50 Evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran novel Sebening Air Mata Kayla secara tertulis dengan menggunakan tes esai. Tuckman (dalam Nurgiyantoro, 2010: 117) menyatakan bahwa tes esai adalah suatu bentuk pertanyaan yang menuntut jawaban siswa dalam bentuk uraian dengan mempergunakan bahasa sendiri. Dalam tes bentuk esai siswa dituntut berpikir tentang dan mempergunakan apa yang diketahui yang berkenaan dengan pertanyaan yang harus dijawab. Tes bentuk esai memberi kebebasan kepada siswa untuk menyusun dan mengemukakan jawabannya sendiri dalam lingkup yang secara relatif dibat asi. 38

51 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2016: 6). Pada bagian ini peneliti menguraikan gambaran umum tentang objek penelitian, fokus penelitian, sumber data, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan teknik penyajian hasil analisis data yang digunakan dalam penelitian ini. A. Objek Penelitian Objek penelitian adalah sebuah unit yang terdiri dari beberapa komponen yang saling kait mengkait dan bekerja sama untuk mencapai tujuan (Arikunto, 38:2010). Objek penelitian ini adalah unsur intrinsik dari novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman Al-Azizy yang diterbitkan oleh Diva Press (Anggota IKAPI) pada tahun 2014 dengan tebal 344 halaman. B. Fokus Penelitian Sugiono (286: 2016) menyatakan fokus penelitian merupakan pembatasan dalam penelitian kualitatif lebih di dasarkan pada tingkat kepentingan, urgensi, dan feasebilitas masalah yang akan dipecahkan. Fokus penelitian ini adalah unsur intrinsik dan nilai religius dalam novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqur rahman Al-Azizy yang meliputi nilai akidah, syariah, akhlak, dan penerapan pembelajaran unsur intrinsik novel di kelas XII SMA. 39

52 C. Data dan Sumber Data Arikunto (2010: 172) data merupakan segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang di pakai untuk suatu keperluan. Data peneliti ini berupa narasi dan percakapan yang berhubungan dengan objek penelitian. Sumber data penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto, 2010: 172). Sumber data meliputi data primer dan data sekunder.. Menurut Umi, Darman (2008: 98) sumber data primer adalah data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Data ini tidak tersedia dalam bentuk terkompilasi ataupun dalam bentuk file-file. Sumber data primer yang di gunakan dalam penelitian ini adalah novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman Al-Azizy yang diterbitkan oleh Diva Press (Anggota IKAPI) pada tahun 2014 dengan tebal 344 halaman. Menurut Sugiono, Darman (2008: 402) sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Penelitian ini sumber data yang di pakai adalah sumber tertulis seperti jurnal, sumber buku dan majalah ilmiah. D. Instrumen Penelitian Sugiono (2011: 102) menyatakan bahwa pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi, instrumen 40

53 penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan bantuan kertas pencatat data, dan alat tulisnya. Kertas pencatat data dipergunakan untuk mencatat data hasil dari pembacaan novel. Kartu data ini berisi kata-kata yang merupakan kutipan-kutipan novel yang berkaitan dengan pembahasan. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah metode observasi. Metode observasi adalah kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra (Arikunto, 2013: 199). Dalam penelitian ini, pengumpulan data menggunakan teknik observasi yaitu dengan cara membaca secara kritis dan teliti serta penuh pemahaman pada novel Sebening Air Mata Kayla. Peneliti juga menggunakan teknik catat untuk mencatat data-data penting yang ada di dalam novel sebagai data dalam penelitian. Selain itu, peneliti juga menggunakan teknik pustaka yaitu menggunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut. 1. Membaca keseluruhan secara kritis dan teliti. Setelah menemukan objek penelitian, kemudian objek tersebut dibaca secara kritis, teliti, dan berulangulang secara keseluruhan. 41

54 2. Membuat catatan dari novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman Al-Azizy baik berupa narasi maupun kutipan langsung mengenai nilai religius yang terkandung dalam novel. 3. Mengelompokkan aspek-aspek nilai religius yang terdapat dalam novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman Al-Azizy. F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahamu, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain (Sugiono, 2016: 334). Penelitian yang peneliti lakukan dalam novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman Al-Azizy merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data pada novel tersebut dengan menggunakan teknik contens analysis atau metode analisis isi. Di dalam penelitiannya, peneliti akan meneliti menggunakan analisis nilai religius. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam menganalisis sebagai berikut. a. Menafsirkan data mengenai unsur intrinsik dan nilai religius; b. Menganalisis data dari segi pembelajaran sebagai bahan ajar di SMA; c. Membuat simpulan. G. Teknik Penyajian Hasil Analisis Data Penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian kualitatif. Pengungkapan hasil dari analisis ini menggunakan metode informal. Metode informal adalah penyajian hasil analisis data dengan kata-kata biasa 42

55 (Sudaryanto, 2016:145). Jadi, peneliti menyajikan hasil penelitian mengenai nilai religius yang terdapat dalam novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman Al-Azizy yaitu dengan cara mendeskripsikan dengan katakata biasa. 43

56 BAB IV PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA Di dalam bab ini, disajikan hal paparan pokok, yakni (1) penyajian data dan (2) pembahasan data hasil penelitian yang terdiri dari unsur intrinsik, nilainilai pendidikan, dan (3) penerapan pembelajaran unsur intrinsik novel di kelas XII SMA. A. Penyajian Data Sebelum penulis membahas data penelitian tentang novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al-Azizy melalui kajian nilai-nilai religius, terlebih dahulu penulis menyajikan data. Data-data dalam penyajian ini merupakan gambaran mengenai masalah-masalah yang akan dibahas dalam pembahasan data. 1. Unsur Intrinsik Novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al-azizy Unsur intrinsik yang penulis analisis dalam novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al-Azizy terdiri atas tema, tokoh dan penokohan, alur, latar dan amanat disajikan dalam bentuk tabel 4.1 Berikut data hasil penelitian. 44

57 Tabel 4.1 Unsur Intrinsik Novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al-Azizy No Struktur Karya Sastra Halaman Data 1. Tema 2. Tokoh 3. Alur a. Masalah ekonomi 145, 177 b. Masalah Pertentangan Paham (agama) c. Masalah dalam rumah tangga a. Tokoh utama 1) Kayla (sabar dan baik hati) 2) Mansur (selalu bersyukur) 3) Wiwin (rendah hati dan penyayang) 4) Rustam (suka menolong) 5) Pak Prapto (dengki dan jahat) 6) Bu Prapto (sombong) b. Tokoh tambahan 1) Mbah Yah (baik dan suka menolong) 2) Mbok Sofiah (penyabar) 3) Kiai Muchotob (ramah) 4) Pakde Tohar (rendah hati) 5) Aziz Muslim (suka membantu) 6) Zarkasi (peduli terhadap orang lain) 7) Pak Haji Tohir (sering membantu) 8) Saifuddin (sahabat yang baik) 9) Mbak Ambar (pemberi motivasi) 10) Pak Prastowo (sering berbuat jahat) 11) Roni (suka merusak hubungan) 12) Mbah Apah (pemberi solusi) 151, 152, , 286, , , 27 29, , , , , 20 46, , , , , , , , , , , 292 a. Tahap penyituasian 16, 17 45

58 b. Tahap pemunculan konflik 22, 23 c. Tahap peningkatan konflik 119, 151, 217, 230 d. Tahap klimaks 254, 297 e. Tahap penyelesaian 318, 334, Latar a. Latar tempat 15, 17, 26, 43, 57, 190, 222, 314 b. Latar waktu 14, 67, 71, 240, 292, 308, 312 c. Latar social 47, 143, 147, Amanat 26, 38, 64, 115, 214, Nilai-Nilai Religius Dalam Novel Sebening air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al-Azizy Nilai Religius yang penulis analisis dalam novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al-Azizy adalah (1) aqidah, (2) akhlak, (3) syariah. Data tersebut disajikan dalam tabel 4.2 dibawah ini. Tabel 4.2 Nilai-Nilai Religius dalam novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al-Azizy 1. Akidah Wujud Nilai-Nilai Religius a) Iman kepada Allah Halaman Data 62, 80, 88, , 176, 94, 157, 256. b) Iman kepada Malikat 116,

59 c) Iman kepada Nabi/Rasul d) Iman kepada Kitab Allah e) Iman kepada Takdir 93, 86, 169, , 34 70, Akhlak a) Bersyukur b) Mengucapkan salam c) Saling mengingatkan d) Saling mendoakan e) Saling membantu 49, 103, 171, , 64, , 44, 64, 68, , 101, 142, 313, , 83, 84, 85, 126, 177, 214 f) Saling menguatkan g) Tidak berburuk sangka h) Bersabar 212, 214, , , Syariah a) Berdoa 27, 75, 110, 113, 134, 141, 258, 301 b) Bersedekah c) Membaca al-qur an d) Sholat e) Mengamalkan ilmu f) Puasa 18, 20 18, 80, 94, , 102, 147, 170, 187, 76, 28, , 27 47

60 3. Penerapan pembelajaran unsur intrinsik novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman Al-Azizy di kelas XII SMA Pembelajaran unsur-unsur intrinsik novel di dalam novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al-Azizy sangat bermanfaat bagi peserta didik. Pembelajaran sastra berkaitan dengan penerapan pembelajaran. Di bawah ini adalah pembelajaran tersebut. a. Tujuan Pembelajaran Kurikulum 2013 berbasis kompetensi memfokuskan pada pemerolehan kompetensi-kompetensi tertentu oleh peserta didik. Oleh karena itu, kurikulum 2013 mencakup sejumlah kopetensi, dan seperangkat tujuan pembelajaran yang dinyatakan sedemikian rupa sehingga pencapaiannya dapat diamati dalam bentuk perilaku atau keterampilan peserta didik sebagai suatu kriteria keberhasilan. b. Bahan atau Materi Pembelajaran Bahan pembelajaran merupakan suatu yang di ajarkan dala kegiatan pembelajaran. Bahan pembelajaran disesuaikan dengan kurikulum Dalam pemilihan bahan pembelajaran juga harus memperhatikan segi bahasa, latar belakang, kebudayaan dan psikologi. c. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran yang digunakan dapat disesuaikan dengan tujuan, keadaan peserta didik, dan ko ndisi kelas. Metode yang digunakan dalam pembelajaran peserta didik kelas XII SMA adalah metode Jigsaw. 48

61 d. Langkah-langkah Pembelajaran Langkah-langkah pembelajaran merupakan tahapan yang harus dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Tahap-tahap tersebut dipilih dan ditentukan oleh masing-masing guru sesuai metode yang digunakan. Dalam hal ini peneliti menggunakan metode Jigsaw, dalam Jigsaw guru harus memahami kemampuan dan pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skema ini agar materi pelajaran menjadi lebih bermakna (Huda, 2014: 204). Guru juga memberikan banyak kesempatan kepada siswa untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Sintak metode Jigsaw dapat dilihat sebagai berikut (Huda, 2014: 205): 1) guru membagi topik pelajaran menjadi empat bagian/subtopik. Misalnya, topik tentang novel dibagi menjadi alur, tokoh, latar, dan tema. 2) sebelum subtopik-subtopik itu diberikan, guru memberikan pengenalan mengenalkan topik yang akan dibahas pada pertemuan hari itu. Guru bisa menuliskan topik ini di papan tulis dan bertanya kepada siswa apa yang mereka ketahui mengenai topik tersebut. Kegiatan ini bermaksud untuk mengaktifkan kemampuan siswa agar lebih siap menghadapi bahan pelajaran yang baru. 3) siswa dibagi dalam kelompok berempat. 49

62 9) bagian/subtopik pertama diberikan kepada siswa/anggota 1, sedangkan siswa/anggota 2 menerima bagian/subtopik yang ke dua. Demikian seterusnya. 10) kemudian, siswa diminta membaca/mengerjakan bagian/subtopik mereka masing-masing. 11) setelah selesai, siswa saling berdiskusi mengenai bagian/subtopik yang dibaca/dikerjakan masing-masing bersama rekan anggotanya. Dalam kegiatan ini, siswa bisa saling melengkapi dan berinteraksi antar satu dan lainnya. 12) khusus untuk kegiatan membaca, guru dapat membagi bagian-bagian sebuah cerita yang belum utuh kepada masingmasing siswa. Siswa membaca bagian-bagian tersebut untuk memprediksikan apa yang dikisahkan dalam cerita tersebut. 13) kegiatan ini bisa diakhiri dengan diskusi mengenai topik tersebut. Diskusi ini bisa dulakukan antar kelompok atau bersama seluruh siswa. Jika tugas yang dikerjakan cukup sulit, guru dapat membentuk kelompok ahli (expret group). Setiap anggota yang mendapat bagian/subtopik yang sama berkumpul dengan anggota kelompok-kelompok yang juga mendapat bagian/subtopik tersebut. Misalnya, anggota yang memperoleh bagian/subtopik alur berkumpul dengan anggota atau kelompok yang mendapatkan alur. Perkumpulan inilah yang disebut kelompok ahli. Kelompok-kelompok ini lalu 50

63 bekerja sama mempelajari/mengerjakan bagian/subtopik tersebut. Kemudian, masing-masing anggota dari kelompok ahli kembali ke kelompoknya yang semula, lalu menjelaskan apa yang baru saja dipelajarinya (dari kelompok ahli ) kepada rekan-rekan kelompoknya yang semula. e. Sumber Belajar Sumber belajar merupakan buku pelajaran yang diwajibkan, buku pelengkap dan novel. 1. Buku pelajaran bahasa indonesia yang diwajibkan Buku bahasa Indonesia Sma yang terkait dengan unsur intrinsik dan ekstrinsik, khususnya tentang nilai religius dapat digunakan sebagai sumber belajar. Buku pelajaran bahasa Indonesia yang wajib dimiliki siswa kelas XII SMA, yaitu buku Bahasa Indoneia untuk SMA dan MA Kelas XII Program IPA dan IPS penyusun Suratno dan Wahono yang diterbitkan oleh Pusat Pembukuan Kementrian Pendidikan Nasional Buku pelengkap Buku pelengkap bersifat sebagai buku acuan materi belajar, isi buku tersebut benar-benar mendukung materi yang dipelajari, seperti LKS Bahara, Alfa Betha Purworejo. Dra. Ratna Adiarti, dkk. 3. Novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman Al-Azizy. 51

64 f. Alokasi Waktu Alokasi waktu sesuai dengan silabus, waktu yang disediakan untuk pembelajaran novel yaitu 2 x 45 menit atau 2 pertemuan. g. Evaluasi Evaluasi merupakan penilaian. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan materi peserta didik terhadap materi yang dipelajari. B. Pembahasan Data 1. Unsur Intrinsik novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman Al-Azizy Dalam skripsi ini penulis menganalisis unsur intrinsik novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman Al-Azizy yang meliputi (a) tema, (b) tokoh dan penokohan, (c) alur, (d) latar, (e) amanat. a. Tema dan masalah Setiap prosa fiksi mengandung gagasan pokok yang lazim disebut tema. Tema adalah gagasan pokok dalam cerita fiksi, tema cerita mungkin dapat diketahui oleh pembaca melalui judul atau petunjuka setelah judul, namun yang banyak adalah melalui proses membaca karya sastra yang mungkin perlu dilakukan beberapa kali. Nurgiyantoro (2013: 31) mengatakan Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita. Ia akan selalu berkaitan dengan berbagai pengalaman kehidupan, seperti masalah cinta, kasih, rindu, takut, maut, religius, sosial, dan sebagainya. Tema juga dapat disinonimkan dengan ide atau tujuan utama cerita. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat 52

65 disimpulkan bahwa tema adalah gagasan utama, ide pokok atau pikiran utama pada sebuah cerita atau karya sastra. Masalah masalah yang ada dalam novel meliputi: masalah ekonomi, perbedaan pendapat (agama) dan rumah tangga. 1) Masalah ekonomi Masalah ekonomi yang terjadi dalam rumah tangga Wiwin dan Mansur, tergambar dalam kutipan di bawah ini. suatu malam, dua minggu kemudian, ketika persediaan uang yang ia dan istrinya miliki mulai menipis, di dalam kamarnya, dengan cahaya lampu yang temaram, Mansur berkata kepada istrinya, Dik, dua hari ini aku selalu merenung, apa yang mesti kita lakukan di sini (SAMK, 145) Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa Mansur menghadapi masalah perekonomian, dia sangat bingung setelah berpindah rumah dia harus mencari pekerjaan untuk menyambung hidupnya dan hidup istrinya, selain itu istri mansur juga habis melahirkan seorang anak perempuan, menurut adat disana kalau anak perempuan diusahakan mengadakan akikah, yaitu satu ekor kambing. Disaat itu mansur bekerja serabutan dan tak punya uang. Setelah itu, Mansur mencoba mencari jalan lain yaitu dengan mencari pertolongan dengan tetangganya, seperti kutipan di bawah ini. Sesungguhnya saya sedang bingung, Bude, ujar Mansur, tanpa pretense apa pun, saya belum ada uang untuk akikah anak saya. Saya dari rumah Kiai Muchotob, dan beliau pun sedang tak ada uang (SAMK, 177) 53

66 Kutipan di atas terlihat bahwa Mansur sangat bingung dan akhirnya dia mencari hutang kepada teman dan tetangganya, dan akhirnya tetangganya pun meminjamkan uang ke mansur untuk mengadakan acara akikahan. Berdasarkan beberapa kutipan di atas terlihat bahwa Mansur yang sedang kesulitan perekonomian dan akan mengakikahkan anaknya dia mencari pertolongan kepada para tetangganya. 2). Masalah Pertentangan Paham (agama) Masalah pertentangan paham agama dalam hal ini terjadi pada Mansur, Wiwin dan Pak Prapto. Masalah tersebut tergambar dalam kutipan di bawah ini. Jadi kamu mau mengadakan acara pitonan? Seharusnya kau tahu, acara itu tidak ada dalam ajaran Islam. Tidak, tidak! Tidak mungkin aku membiarkannya (SAMK, 151). Dari kutipan di atas terlihat bahwa Mansur saat akan mengadakan acara pitonan dia meminta restu dulu dengan mertuanya, tetapi mertuanya menolak Mansur untuk mengadakan pitonan karena itu acara kejawen dan mertua Mansur tidak percaya dengan hal tersebut, tetapi Mansur semata-mata hanya ingin agar mendapatkan perlindungan dari Allah untuk istrinya seperti kutipan di bawah ini. Tetapi, Ayah bila saya ingin memperingati acara tujuh bulanan kehamilan Dik Wiwin, itu semata-mata untuk memohon kepada Allah agar Allah member keselamatan terhadap kandunganny (SAMK, 152). 54

67 Kutipan di atas terlihat bahwa Mansur mengadakan acara pitonan semata-mata hanya untuk mendapat keselamatan dari Allah untuk istrinya, tetapi mertua Mansur tetap saja tidak merestui hal tersebut. selain itu masalah yang hampir sama juga dialami Mansur saat mertuanya selalu ikut campur urusan keluarganya, seperti kutipan di bawah ini. saya tahu Pak Prapto itu ada pada posisi yang keliru. Hubungan antara Mbak dan Mansur sebagai suami istri memang tak bisa dibandingkan dengan hubungan Mbak sebagai anak dari orang tua Mbak. (SAMK, 281) Dari kutipan di atas terlihat bahwa mertua Mansur selalu ikut urusan keluarga Mansur, dan apapun yang akan dilakukan Mansur pasti mertuanya selalu ingin ikut campur. Berdasarkan beberapa kutipan diatas dapat terlihat bahwa Pak Prapto tidak menghendaki kalau mansur mengadakan acara pitonan, karena pak prapto menganggap bahwa islam tidak menganjurkan untuk mengadakan pitonan, itu hanya adat kejawen, dan mansur mengadakan pitonan itu semata-mata hanya untuk mengucapkan rasa syukur kepada allah swt atas kehamilan istrinya, dan tetangga pun ikut bersedih karena perbedaan antara mereka, sang tetangga hanya memberi masukan pada mansur agar selalu sabar menghadapi masalah yang dihadapinya. 3). Masalah dalam Rumah Tangga Masalah rumah tangga dalam hal ini adalah masalah yang menimpa keluarga Mansur dan Wiwin. Semenjak kedatangan Roni masalah yang terjadi anatar Pak Prapto dan Wiwin serta Mansur semakin memanas. 55

68 Entah dari mana kisah ini harus dimulai kembali. Entah bagaimana cara menjelaskan kehadiran pemuda Magelang itu di rumah kedua orang tua Wiwin kembali (SAMK, 240) Dari kutipan diatas terlihat masalah dalam rumah tangga mereka, karena kehadiaran Roni, pemuda dari magelang yang juga mantan kekasih Wiwin saat kuliah, Roni sering kali datang ke rumah Wiwin dan berusaha untuk merebut hatinya lagi, tetapi Wiwin sudah beristri dan sudah mempunyai keluarga yang harmonis, Roni pun tak menyerah bahwa orang tua Wiwin pun sangat senang dengan Roni, dan akhirnya berusaha untuk memisahkan Wiwin dan Mansur dan berusaha menjodohkan Wiwin dengan Roni. Tetapi Mansur terus berdoa dan berpasrah semua kepada allah swt untuk menguatkan hatinya dan yakin bahwa allah selalu melindungi keluarga mereka. demi Allah, perasaanku akan tetap sama. Ku kabulkan keinginan ayah untuk menceraikanmu. Tetapi, selamanya aku dan Kayla tak bisa dipisahkan, sebagaimana engkau dan ayahmu tak bisa berpisah. (SMAK, 286) Dari kutipan di atas terlihat saat ada permasalahan di rumah tangga Mansur dan Wiwin, kedua orang tua Wiwin memaksa agar Wiwin menceraikan Mansur, karena mereka sangat membenci Mansur, dan akhirnya Wiwin mau menceraikan Mansur karena tak kuat dengan siksaan dari orang tua Wiwin, merekapun akhirnya berpisah. Selain itu juga ada permasalahan lainnya, yaitu saat Mansur dan mertuanya berbeda paham tentang kepercayaan. Terlihat dalam kutipan di bawah ini. aku dan ayahmu itu hanya berbeda secara relatif, bukan mutlak, Dik. Menurut ayah aku salah, menurutku aku benar. (SMAK, 154) 56

69 Kutipan di atas terlihat saat Mansur meminta ijin untuk mengadakan acara pitonan, tetapi ayah Wiwin tidak mengijinkannya karena menurutnya acara tersebut tidak ada di ajaran islam. Berdasarkan beberapa maslah-masalah di atas penulis menyimpulkan bahwa tema Novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al- Azizy adalah Religius, karena tokoh utamanya yaitu Mansur selalu sabar dan berpasrah kepada allah atas setiap masalah yang dihadapinya, mulai dari masalah saat kesusahan tak mempunyai uang dia yakin kepada allah bahwa allah akan memberikan rezeki kepadanya, dan masalah saat berbeda pendapat yaitu dalam lingkup agama dengan mertuanya Mansur berpegang teguh dengan keyakinannya, dengan pengetahuannya saat dia mondok dan berkuliah di magelang. Juga saat masalah rumah tangganya yang tidak disukai oleh mertuanya dan juga saat ada seorang pemuda yang ingin merebut istrinya dari tangan Mansur, dia selalu menguatkan dirinya dan istrinya bahwa semua ini hanyalah ujian dari allah dan mereka pasti bisa melewatinya. Berdasarkan uraian-uraian masalah dalam teman dapat disimpulkan bahwa masalah utama novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al- Azizy adalah pertentangan antara orang tua dan anaknya. Karena keegoisan orang tua menyebabkan anak dan cucunya menderita. Tema sentralnya adalah keangkuhan orang tua menyebabkan anak dan cucunya menderita. 57

70 b. Tokoh 1) Tokoh Tokoh dan penokohan merupakan salah satu unsur penting dalam prosa. Istilah tokoh digunakan untuk menunjuk ppada orangnya atau pelaku cerita, sedangkan istilah penokohan digunakan untuk melukiskan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Tokoh dan penokohan yang penulis analisis dalam penelitian ini meliputi tokoh utama, tokoh tambahan, tokoh antagonis serta tokoh protagonis. Berikut merupakan pembahasan tokoh dan penokohan dalam novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman Al-Azizy. 1) Tokoh Utama Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya.ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Tokoh utama dalam novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al-Azizy ada enam tokoh utama, yaitu; (1) Kayla; (2) Mansur; (3) Wiwin; (4) Rustam; (5) Pak Prapto; dan (6) Bu Prapto. a) Kayla Kayla adalah anak dari Mansur dan Wiwin. Hal itu terlihat dalam kutipan di bawah ini. sudah kau carikan dia nama? Sudah kiai istri saya memberikan nama Kayla. Kayla? Iya, iya. Itu nama yang baik (SAMK, 174). Dari kutipan di atas terlihat bahwa Kayla adalah anak dari Wiwin dan Mansur. Nama kayla pun di carikan oleh Wiwin 58

71 yang sengaja memberikan nama Kayla bahkan sebelum Kayla lahir. Umurnya saat ini sudah memasuki lima tahun setengah. Di umur yang seperti itu, Kayla seperti tak bisa dibandingkan dengan teman-teman sebayanya. Kayla sudah bisa membaca. Pun sudah bisa sedikit demi sedikit mengaji. Kayla malah sudah bisa membedakan mana yang baik dan buruk. (SAMK, 186). Kutipan di atas terlihat Kayla merupakan anak yang pintar juga sabar dan baik hatinya, bahkan dia sudah bisa membaca al- Qur an saat umurnya masih sangat kecil tidak seperti anak-anak lainnya. Berdasarkan beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Kayla merupakan anak dari Mansur dan Wiwin, Kayla juga merupakan anak yang pintar, sabar dan juga baik hati. b) Mansur Mansur adalah seorang santri dari pesantren Api, dan dia sendiri berasal dari pedalaman Solo dan menyantri di Magelang. Hal itu terlihat dalam kutipan di bawah ini. Memang Mansur berasal dari pedalaman Solo dan dirinya sendiri berasal dari Magelang (SAMK, 25) Kutipan di atas terlihat bahwa Mansur berasal dari Solo dan dia hanya menyantri di Magelang. Selain itu, Mansur juga orang yang pendiam, seperti kutipan di bawah ini. Itulah Mansur. Pemuda pendiam, hobi menjalankan puasa Daud, tangkas dan cepat dalam menghafal al- Qur an, pa ndai berdiskusi, ramah dan banyak senyum (SAMK, 27) 59

72 Dari kutipan di atas terlihat bahwa Mansur adalah orang yang pendiam, suka menjalankan puasa Daud, dan cepat menghafal al-qur an. Dia juga orang yang ramah dan banyak senyum, apalagi saat bertemu dengan sahabat-sahabatnya di pesantren. Berdasarkan beberapa kutipan di atas terlihat bahwa Mansur berasal dari Solo dan dia menyantri di Magelang. Mansur pun orang yang cepat dalam menghafal al-qur an dan orang yang pendiam dalam pergaulannya di pesantren, tetapi dia juga sangat aktif saat dalam berorganisasi saat di kampusnya. c) Wiwin Wiwin adalah istri dari Mansur, dan dia merupakan Asli orang Magelang. Hal tersebut terlihat dalam kutipan di bawah ini. Dia orang sini. Namanya Wiwin; Wiwin Herlin. (SAMK, 29) Dari kutipan di atas terlihat jelas bahwa Wiwin asli orang Magelang. Dan nama lengkap Wiwin adalah Wiwin Herlina. Cinta dan kasih Wiwin kepada suaminya pun bertambah dengan cinta dan sayangnya kepada ibu mertuanya (SAMK, 106). Kutipan di atas terlihat Wiwin merupakan wanita yang cantik, apalagi setelah menikah dengan Mansur dia menjadi baik dan tidak sombong dengan yang lainnya walaupun dia kaya dan terbiasa dengan kekayaannya tetapi dia sangat sabar dengan 60

73 Mansur yang bekerja seadanya dan tidak mempunyai harta seperti orang tuanya. Hal itu terlihat dalam kutipan di bawah ini. Berdasarkan beberapa kutipan di atas terlihat Wiwin merupakan orang asli dari Magelang dan dia juga merupakan wanita yang cantik dan juga baik, bahka dia tidak sombong saat bergaul dengan orang-orang desa walaupun dia berasal dari kota dan mempunyai kehormatan yang cukup tinggi di kotanya. d) Rustam Rustam adalah sahabat karib Mansur, dia juga satu pesantren bahkan satu kamar dengan Mansur di pesantren tersebut. dia orang yang baik dan rendah hati. Pemuda yang mengangguk-angguk dan diajaknya berbicara itu hanya tersenyum, penuh pengertian. Namanya Rustam; Rustam Nurul Yakin (SAMK, 17) Berdasarkan kutipan di atas terlihat bahwa Rustam adalah orang yang baik, rendah diri dan penuh pengertian. Nama lengkapnya adalah Rustam Nurul Yakin. Tetapi maafkanlah aku sobat. Gajiku sebagai guru honorer tak seberapa. Tiap bulan aku hanya dibayar seratus lima puluh ribu. Maafkan aku, sebab aku belum bisa membantu. Suatu saat nanti, jika Allah member kelapangan rezeki, insya Allah aku akan membantumu! (SAMK, 172). Kutipan di atas terlihat jelas bahwa Rustam merupakan pemuda yang santun dan baik hati. Dia sangat suka menolong orang lain yang kesusahan dan membutuhkan bantuannya. dia bahkan menolong Mansur dengan segala kekuatannya, tetapi 61

74 sering kali nasibnya sebagai guru honorer tak bisa membantu sahabatnya itu. Dari beberapa kutipan di atas terlihat bahwa Rustam merupakan orang yang baik, rendah diri dan penuh perhatian. Dia juga suka menolong orang yang kesusahan dan membutuhkan bantuannya. e) Pak Prapto Pak Prapto adalah orang yang terpandang di daerah rumahnya, selain dia kaya, dia juga salah satu pegawai pemerintahan yang jabatannya cukup tinggi dan dia adalah ayah dari Wiwin. Hal tersebut terlihat dari kutipan di bawah ini. Mudah bagi seseorang untuk menilai kondisi dan keadaan sebuah keluarga dari perkawinan anaknya. Perkataan orang-orang disini tentang Pak Prapto memang benar. Dia adalah seorang pegawai dengan jabatan yang lumayan tinggi (SAMK, 57) Dari kutipan di atas terlihat bahwa Pak Prapto adalah orang yang kaya, dia adalah seorang pegawai dengan jabatan yang lumayan tinggi di pemerintahan. Pak Prapto seringkali menambah hawa panas yang diembuskan oleh istrinya hingga bertambah panas (SAMK, 202). Kutipan di atas terlihat bahwa Pak Prapto yang juga mertua Mansur itu selalu menambah-nambah masalah hingga menjadi tak terjaga di dalam rumah tangga Mansur, dia juga selalu mencari-cari perbuatan agar membuat Mansur tak betah dengan istrinya. Selain itu, dia juga pernah menampar Wiwin, seperti kutipan di bawah ini. 62

75 Berdasarkan beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Pak Prapto adalah orang yang kaya dan mempunyai jabatan di wilayahnya, dia juga merupakan mertua Mansur dan dia juga sangat membenci Mansur sehingga sering kali membuat masalah kepada Mansur. f) Bu Prapto Bu Prapto adalah istri dari Pak Prapto dan ibu dari Wiwin, dia adalah seorang guru dari salah satu sekolahan di Magelang. Hal tersebut terlihat dalam kutipan di bawah ini. Rustam dan Mansur telah sering melihat Ibu Wiwin itu kala berangkat atau pulang dari sekolah tempatnya mengajar. (SAMK, 46) Dari kutipan di atas terlihat bahwa Bu Prapto adalah seorang guru karena Rustam dan Mansur pun sering sekali melihat orang tersebut pulang dan bergi ke sekolah tempatnya mengajar. dengan segala cara, Pak Prapto bersekutu dengan istrinya untuk memaksa Wiwin mengajukan surat cerai ke pengadilan (SAMK, 274). Kutipan di atas terlihat bahwa Bu Prapto orang yang dengki dan tidak bisa berlapang dada dengan nasib yang diterimanya. Dia orang yang jahat dan selalu membenci menantunya. Dia juga selalu ingin memisahkan Wiwin dan Mansur dengan cara memaksa Wiwin untuk membuat surat perceraian. Berdasarkan beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Bu Prapti adalah seorang guru, dia juga merupakan 63

76 mertua Mansur, Bu Prapto juga sangat membenci menantunya dan dia sangat ingin memisahkan Wiwin dan Mansur. 2) Tokoh Tambahan Tokoh tambahan adalah tokoh yang hanya dimunculkan sekali atau beberapa kali dalam cerita dan itu pun mungkin dalam porsi penceritaan yang relarelatif pendek. Tokoh tambahan dalam novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al-Azizy diantaranya: Mbah Yah, Mbok Sofiah, Kiai Muchotob, pakde Tohar, Aziz Muslim, Siti Darojah, Zarkasi, Pak Haji Tohir, Saefuddin, Mbak Ambar, Pak Prastowo, Roni, Mbah Apah, Pak Badri dan Yono. Berikut ini merupakan kutipan tokoh tambahan dalam novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al-Azizy. a) Mbah Yah Mbah Yah adalah seseorang yang sudah lama sekali menetap di daerah pesantren, bahkan sebelum pesantren itu ramai. Dia sudah sangat tua. Hal itu terlihat dalam kutipan di bawah ini. Termasuk nenek itu orang-orang di sini memanggilnya dengan sebutan Mbah Yah, juga ada yang menyebut umurnya sembilan puluh tahun (SAMK, 16) Berdasarkan kutipan di atas terlihat bahwa Mbah Yah sudah sangat tua, dia sudah berumur sembilan puluh tahun. Mbah Yah sudah seperti neneknya sendiri. Bahkan memang, walau Rustam berstatus sebagai anak kos di rumah ini, Mbah Yah tak lagi meminta uang bulanan kepadanya (SAMK, 20). 64

77 Kutipan di atas terlihat bahwa Mbah Yah membantu Rustam saat Rustam mengekos di rumahnya. Dia tidak meminta uang kepada Rustam setiap bulannya. Dia hanya ingin membantu dan beramal kepada sesama. Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Mbah Yah merupakan orang yang sudah tua, dia sudah menempati daerah pesantren sejak dahulu, dia juga selalu membantu Rustam yaitu dengan memberi kos kepada Rustam dan dia tidak meminta imbalan kepada Rustam. b) Mbok Sofiah Mbok Sofiah adalah orang yang sangat baik, penyabar, penyayang dan sangat cinta kepada anak dan menantunya. Hal itu terlihat dalam kutipan di bawah ini. Itu adalah sepasang cincin pemberian ayahmu ketika menikahi ibumu. Itu satu-satunya barang berharga yang masih ibu punya. Jadikan ia sebagai mahar pernikahanmu (SAMK, 46). Kutipan di atas terlihat bahwa Mbok Sofiah memberikan cincin pemberian suaminya dulu kepada anaknya yaitu Mansur, Mbok Sofiah memang sangat baik dan selalu ingin membahagiakan anaknya. Selain itu, dia juga sangat ramah kepada menantunya seperti kutipan di bawah ini. Wiwin semakin menyadari bahwa ibu mertuanya itu adalah orang yang sangat penyabar, penyayang, halus bicaranya, dan tak pernah bersikap kasar (SAMK, 106). 65

78 Kutipan di atas terlihat bahwa Mbok Sofiah sangat baik kepada menantunya, dia sangat lembut berbicara kepada menantunya, dan menantunya pun semakin sayang kepadanya. Dari beberapa kutipan di atas terlihat bahwa Mbok Sofiah sangat baik dan sangat sayang kepada Mansur. Dia rela memberikan cincin pernikahannya dulu dijual oleh Mansur untuk membantu membiayai pernikahannya. Dia juga orang yang penyabar, penyayang dan halus bicaranya kepada siapapun, bahkan kepada orang yang membenci dirinya. c) Kiai Muchotob Kiai Muchotob adalah seorang pengurus pesantren, selain sebagai seorang kiai, beliau juga sebagai dosen di kampus dekat pesantrennya. Kiai Muchotob bukan hanya sekedar kiai. Beliau adalah dosen di kampus. Beliau juga bergelar magister di bidang agama (SAMK, 179) Kutipan di atas terlihat bahwa Kiai Muchotob adalah seorang kiai dan dosen, beliau juga menjadi dosen di kampus dekat pesantrennya dan beliau bergelar magister di bidang agama. Dan begitulah, memang keadaan rumah Kiai Muchotob: kiai besar, kiai luhur, kiai yang sederhana (SAMK, 173). Dari di atas terlihat bahwa kiai Muchotob adalah orang yang sederhana, meskipun beliau seorang kiai besar dan luhur 66

79 dia tetap sederhana dalam kehidupannya bahkan dalam rumah yang dihuninya. Berdasarkan beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Kiai Muchotob bukan hanya sekedar menjadi Kiai, tetapi dia juga bekerja sebagai dosen di dekat pesantren, Kiai Muchotob juga orang yang sederhana walaupun dia sudah termasuk kiai yang besar dan luhur. d) Pakde Tohar Pak Tohar adalah paman dari Mansur, dia juga yang membantu Mansur saat melamar Wiwin. Hal itu terlihat dalam kutipan di bawah ini/ Penerimaan pengantin putri yang akan di wakilkan oleh Pak Tohar, pakde Mansur. (SAM K, 96) Kutipan di atas terlihat bahwa Pakde Tohar adalah paman dari Mansur, dia juga yang menerima pengantin putri saat acara pernikahan di rumah Mansur. Perawakan Pak Tohar kecil. Badannya kurus. Kulit lengannya telah mengeriput, dan tonjol dipipinya telah amat jelas. Garis-garis di keningnya pun amat tergurat, rambutnya telah memutih. Sorot matanya teduh mendamaikan. Senyumnya selalu tulus dan tanpa dibuat-buat (SAMK, 127). Dari kutipan di atas terlihat bahwa Pakde Tohar merupakan orang yang baik, dengan sorot mata yang teduh terlihat bahwa Pakde Tohar orang yang baik hati. Dia juga orang yang murah 67

80 senyum dengan senyum yang tidak dibuat-buat dalam kesehariannya. Berdasarkan beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Pak Prastowo merupakan paman dari Mansur, dia merupakan orang yang baik dan juga murah senyum dalam kehidupan sehari-harinya. e) Azis Muslim Aziz Muslim adalah seorang mahasiswa dan dia adalah tetangga Mansur. Hal tersebut terlihat dalam kutipan di bawah ini. Aziz Muslim, seorang pemuda yang usianya tiga tahun lebih muda dari Mansur, (SAMK, 93) Kutipan di atas terlihat bahwa Aziz Muslim lebih mudah dari Mansur, dia lebih Mudah tiga tahun dari Mansur, dia juga merupakan tetangga Mansur. Aziz Muslim juga sedang berkuliah di UIN Semarang, seperti kutipan di bawah ini. Azis Muslim adalah seorang mahasiswa tingkat akhir di UIN Semarang. Pada kesempatan ini, ia ditunjuk sebagai pembawa acara (SAMK, 93) Dari kutipan di atas terlihat bahwa Aziz Muslim adalah seorang mahasiswa UIN semarang, dia juga yang membawakan acara pernikahan Mansur dan Wiwin di kediaman Mansur. Dari beberapa kutipan di atas terlihat bahwa Aziz Muslim lebih mudah tiga tahun dari pada Mansur, tetangga Mansur juga sekaligus teman kecil Mansur itu juga seorang mahasiswa 68

81 tingkat akhir di UIN Semarang. Dia juga sebagai pembawa acara di acara pernikahan Mansur. f) Zarkasi Zarkasi adalah teman dari Mansur dahulu dari desa tetangga Mansur. Hal itu terlihat dari kutipan di bawah ini. Mansur mengenal salah satu dari mereka, Kang Zarkasi, dari desa sebelah (SAMK, 110) Dari kutipan di atas terlihat bahwa Zarkasi adalah teman Mansur dahulu dari desa sebelah Mansur. Dia juga yang memberikan Mansur pekerjaan sebagai pendakwah. Subhanallah, saya juga mendengar Mas Mansur ini telah mengkhatamkan al-qur an. Saya bahagia mendengar ini, Mas. Terlebih, bila saya ingat apa yang sering disampaikan oleh ayah Mas saat member taklim di desa kami. (SAMK, 110). Kutipan di atas terlihat bahwa Zarkasi orang yang baik dan selalu mendukung kesuksesan orang lain, tidak seperti kebanyakan orang yang selalu iri dengan kesuksesan orang lain. Seperti saat Zarkasi telah tahu bahwa Mansur telah selesai mengkhatamkan al-qur an dan langsung memberikan selamat kepadanya. Berdasarkan beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Zarkasi adalah teman Mansur, Zarkasi merupakan orang yang baik hati dan selalu mendukung kesuksesan orang lain dan dia juga selalu menolong Mansur untuk mencarikannya pekerjaan. 69

82 g) Pak Haji Tohir Pak Haji Tohir adalah seseorang yang dibawa oleh Zarkasi saat menemui Mansur di rumahnya. Hal itu terlihat dalam kutipan di bawah ini. beliau ini adalah ketua yayasan yatim piatu di tempat kami. (SAMK, 111) Berdasarkan beberapa kutipan di atas terlihat bahwa Pak Haji Tohir adlah ketua yayasan yatim piatu di desa sebelah Mansur. Dia juga yang mencari pendakwah untuk yayasan yatim piatu. Di sisi lain, Kang Zarkasi dan Pak Haji Tohir benarbenar memintanya untuk mengisi taklim. Mereka mengatakan bahwa sosok seperti Mansur inilah yang mereka cari. (SAMK, 111). Dari kutipa di atas terlihat bahwa Pak Haji Tohir sangat mempercayai Mansur yang telah menjadi Sarjana dan percaya bahwa Mansur bisa mengisi acara yang akan dia buat, walaupun Mansur belum pernah sekalipun mengisi acara seperti itu. Berdasarkan beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Pak Haji Tohir merupakan ketua yayasan yatim piatu di desa sebelah Mansur, Pak Haji Tohir juga sering membantu Mansur saat Mansur sulit mencari pekerjaan, seperti saat Mansur disuruh untuk mengisi ceramah di acara yayasan tersebut. 70

83 h) Saifuddin Saifuddin adalah teman Mansur saat berjualan koran. Hal itu terlihat dalam kutipan di bawah ini. Oh iya mas, ucap Mas Saifuddin. Mas Mansur kan pernah mondok di tempat Mbah Mun? Mansur mengangguk Saya juga pernah nyantri disana, Mas! (SAMK, 149) Dari kutipan di atas terlihat bahwa Saifuddin adalah teman Mansur saat berjualan koran, dia juga salah satu santri diman Mansur dulu mengaji. Ada pekerjaan yang masih bisa kulakukan saat ini, menjual Koran seperti Mas Saifuddin, itu. Aku telah menemuinya di rumah. Walau dia merasa tak percaya, dia akhirnya mau membantuku untuk berjualan Koran (SAMK, 146). Kutipan di atas terlihat bahwa Saifuddin berusaha membantu Mansur saat Mansur kesusahan mencari pekerjaan, walaupun dia belum percaya Mansur bisa menjual Koran tetapi dia mau menerimanya untuk bekerja bersamanya. Berdasarkan beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Saifuddin adalah teman Mansur saat Mansur berjualan koran, Saifuddin juga suka membantu Mansur untuk mencarikan pekerjaan saat Mansur kesusahan mencari pekerjaan. 71

84 i) Mbak Ambar Mbak Ambar adalah seorang yang mempunyai warung di dekat rumah Wiwin. Hal itu terlihat dari kutipan di bawah ini. Mbak Ambar, perempuan paruh baya pemilik warung itu seperti yang kita tahu sudah seperti ibunya (SAMK, 176). Terlihat dari kutipan di atas bahwa Mbak Ambar adalah perempuan paruh baya dan mempunyai warung di dekat rumah Wiwin. Mbak Ambar amatlah baik. Mbak Ambar selalu mendukungnya, selalu mendorongnya, selalu memberinya semangat. Mbak Ambar adalah ibu yang jujur (SAMK, 177). Berdasarkan kutipan di atas terlihat bahwa Mbak Ambar adalah orang yang sangat baik, dia juga selalu menyemangati Mansur saat mertuanya menjelek-jelekannya kepada orang lain. Dia juga selalu jujur dalam kesehariannya. Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan Mbak Ambar adalah pemilik warung di dekat rumah Wiwin, perempuan paruh baya itu merupakan orang yang baik dan juga selalu membantu dan menyemangati Mansur saat Mansur mendapatkan kesusahan. j) Pak Prastowo Pak Prastowo adalah seorang sahabat dekat ayah Wiwin saat kuliah dulu. Hal itu terlihat dari kutipan di bawah ini. 72

85 Pak Prastowo adalah teman dekat mereka berdua saatsaat masih kuliah di Yogyakarta. (SAMK, 191) Berdasarkan kutipan di atas terlihat bahwa Pak Prastowo adalah teman dari Pak Prapto saat masih kuliah dulu di Yogyakarta. baru saat ini Pak Prastowo memiliki waktu untuk membalas silaturahmi yang dulu dilakukan Pak Prapto dan istrinya ke rumahnya. (SAMK, 191). Kutipan di atas terlihat bahwa Pak Prastowo adalah yang tidak lupa kepada temannya, walaupun hari-harinya dipenuhi kesibukan, dia tetap melakukan silaturahmi kepada temannya yang lama tidak bertemu dan jarak antara mereka sangat jauh. Berdasarkan beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Pak Prastowo merupakan rekan kuliah Pak Prapto, dia juga orang yang tidak lupa terhadap temannya, walaupun dia sibuk tetapi dia menyempatkan dirinya untuk mengunjungi Pak Prapto karena sangat lama tidak bertemu. k) Roni Roni adalah anak dari Pak Prastowo, dia juga sahabat Wiwin saat dulu di perkuliahan. Hal tersebut terlihat dari kutipan di bawah ini. Roni adalah anak sahabat karib ayahnya sendiri. Dan gadis yang telah mematahkan hati Roni pada saat itu adalah Wiwin, putri dari Pak Prapto. (SAMK, 192) 73

86 Dari kutipan di atas terlihat bahwa Roni adalah anak dari sahabat karib ayahnya Wiwin, Roni juga dahulu pernah suka dengan Wiwin tapi Wiwin menolak perasaannya. Tampak jelas bahwa Roni senang menemukan dirinya sendiri bisa duduk berhadap-hadapan dengan Wiwin yang amat dicintainya, dari zaman dulu hingga sekarang. Entah, di mana nuraninya berada. Nurani itu pastilah lenyap, tergencet dan terimpit nafsu yang menyelubungi selembar hatinya. Betapa tidak! Jelasjelas bahwa ia yang duduk di hadapannya itu bukanlah ia yang masih sendiri (SAMK, 247). Dari kutipan di atas terlihat bahwa Roni selalu mendekati Wiwin yang telah mempunyai suami dan anak, dia tidak malu dengan hal itu, dia ingin memisahkan mereka dan menikah dengan Wiwin, dia tidak sadar bahwa Wiwin telah mempunyai keluarga. Berdasarkan beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Roni adalah anak dari Pak Prastowo, Roni juga menyukai Wiwin bahkan dia mempunyai niat jahat mau merebut Wiwin dari suaminya yaitu Mansur. l) Mbah Apah Mbah Apah adalah seorang pemilik warung yang dekat dengan rumah Bu Prapto. Hal tersebut terlihat dari kutipan di bawah ini. Bu Prapto datang ke warung Mbah Apah dan Rustam pun langsung diam. (SAMK, 244) 74

87 Kutipan di atas terlihat bahwa Mbah Apah adalah seorang pemilik warung yang dekat dengan rumah Bu Prapto. Mbah Apah selama ini dikenal sebagai orang yang dekat dengan Mansur dan Rustam; selalu memihak Mansur dan Rustam. Mbak Apah tak pernah silau dengan harta dan kekayaan (SAMK, 292). Dari kutipan di atas terlihat bahwa Mbah Apah merupakan orang yang baik dan dekat dengan para santri seperti Rustam dan Mansur, dia juga orang yang sederhana dan juga tidak terlalu memikirkan kekayaan dunia. Berdasarkan beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Mbah Apah adalah seorang pemilik warung di dekat rumah Bu Prapto, Mbah Apah merupakan orang yang baik dan orang yang sederhana dalam kesehariannya. c. Alur Alur dibagi atas lima tahapan, yaitu: tahap penyituasian, pemunculan konflik, peningkatan konflik, klimaks, dan penyelesaian. 1) Tahap Penyituasian Tahap penyituasian ini, diceritakan saat Mbah Yah yaitu orang yang sering duduk di depan rumah dan mempunyai kontrakan. Hal itu terlihat dari kutipan di bawah ini. Termasuk nenek itu, orang-orang memanggilnya dengan sebutan Mbah Yah, setiap pagi, duduk di atas bangku panjang diteras rumahnya. (SAMK, 16) 75

88 Mbah Yah terlihat setiap hari bahkan setiap waktu dia selalu duduk-duduk di depan rumah. Dia lebih banyak menikmati waktunya di depan rumah dibandingkan dengan kegiatan lain. Dia merasa bahwa hatinya lebih nyaman ketika di depan rumah. Selain itu setiap dia didepan rumah, Mbah Yah sering di temani oleh Rustam, pemuda yang menjadi guru di pesantren juga orang yang mengontrak di rumah Mbah yah. Hal itu telihat dari kutipan di bawah ini. Dia yang di panggil Nak itu hanya mengangguk-angguk. Sudah tak terhitung lagi Mbah Yah berkata begitu, setiap pagi atau menjelang adzan magrib tiba, pemuda yang mengangguk-angguk dan dijaknya berbica itu tersenyum, penuh pengertian. Namanya Rustam, Rustam Nurul Yakin, pemuda yang santun, berkulit putih dan sorot mata yang teduh. (SAMK, 17) Berdasarkan kutipan di atas terlihat bahwa Mbah Yah dan Rustam sangatlah dekat, sudah seperti anak dan ibu sendiri. Hampir setiap hari saat Rustam tidak ada kegiatan, dia menemani Mbah Yah duduk dan mengobrol di depan rumah dan menikmati suasana di dekat rumah Mbah Yah. 2) Tahap Pemunculan Konflik Tahap pemunculan konflik digambarkan suatu masalah atau peristiwa yang menyulut terjadinya konflik mulai dimunculkan. Tahap ini merupakan tahap awal munculnya konflik. Pemunculan konflik ini terlihat saat Mbah Yah dan Rustam melihat anak kecil yang sedang bersedih di pinggir jalan dan begitu tersentuh saat melihatnya. Hal itu terlihat dari kutipan di bawah ini. 76

89 Beberapa saat kemudian, ketika anak-anak SD itu sudah melintas di hadapan Mbah Yah dan Rustam, tangan kanan Rustammendadak bergetar. Mbah Yah tak melihat perubahan itu. Mbah Yah sibuk makan nasi megono. Dari kejauhan, dari arah yang sama, Rustam melihat seorang anak kecil berjalan seorang diri dengan wajah yang menunduk. (SAMK, 22) Dari kutipan di atas terlihat bahwa Mbah Yah dan Rustam tersentuh saat melihat anak itu berjalan dengan wajah tertunduk. mereka bersedih melihatnya. Selain kutipan di atas juga dari kutipan di bawah ini mengenai kemunculan konflik. Tahap ini muncul ketika Mbah Yah dan Rustam melihat tubuh anak kecil tersebut. Hal itu terlihat dari kutipan di bawah ini. Tubuh anak itu agak kurus. Bila tubuh anak itu tak demikian, tentu itu akan sebanding dengan perawakannya yang agak tinggi. Kulitnya sawo matang. Rambutnya panjang sebahu. Sesekali, angin menyapu wajahnya dan menyentuh anak-anak rambutnya. Ujung-ujung rambutnya bergeraigerai. Rok dan baju seragam tampak kedodoran. (SAMK, 22) Terlihat jelas bahwa Rustam dan Mbah yah sangat kasihan melihatnya, tubuh anak itu seakan tidak terurus, tubuhnya memperlihatkan bahwa dia terlalu banyak mendapatkan beban. Dan benar sekali, dia adalah Kayla, Kayla adalah anak dari Mansur, teman satu Blog saat di pesantren bersama Rustam. Saat itu juga Rustam teringat kejadian dahulu saat Mansur akan menikah (flash back). Setelah itu, Rutam teringat sahabatnya yang juga sekaligus ayah Kayla, yaitu Mansur. Terlihat dari kutipan di bawah ini. Kayla terus berjalan, terus menunduk. Ketika gadis kecil itu melintas tepat di depan matanya, tiba-tiba air mata Rustam hendak berjatuhan, berguguran. Melihat Kayla berjalan seorang diri seperti itu, tanpa dengan teman-temannya, tanpa 77

90 diantar oleh ibunya, dengan wajah menunduk dan dengan bibir tampak pucat-pasi dan kering, jiwa Rustam disaput gelisah dan pedih yang sulit dilukiskan dengan kata-kata. Kasihan anak itu! ujar Mbah Yah lagi. Lebih kasihan lagi bapaknya. Rustam tak menanggapi. (SAMK, 23). Berdasarkan kutipan di atas terlihat saat Rustam dan Mbah Yah melihat Kayla berjalan seorang diri di jalanan, mereka sangat kasihan melihat keadaan Kayla saat ini, mereka juga langsung teringat dengan Mansur yaitu ayah Kayla, mereka teringat bagaimana menderitanya Mansur dulu saat masih satu rumah dengan mertuanya, mereka teringat bagaimana kepedihan Mansur dan keluarga kecilnya dulu saat dibenci oleh mertuanya hingga sampai Mansur bekerja ke Jakarta agar bisa mendapatkan ketenangan juga bisa mendapatkan pengakuan oleh mertua Mansur. 3) Tahap Peningkatan Konflik Tahap peningkatan konflik merupakan tahap konflik yang telah dimunculkan pada tahap sebelumnya semakin berkembang dan dikembangkan kadar intensitasnya. Seperti saat Rustam teringat dahulu saat Mansur tengah menjalin hubungan dengan istrinya Wiwin dan begitu banyak masalah yang menghatam keluarga Mansur. Hal itu terlihat dari kutipan di bawah ini. karena itu dengarkanlah!. Aku, juga atas nama ibumu, memintamu untuk pulang kembali ke rumah. Bukan berarti aku akan memisahkanmu dengan ibu mertuamu, Win. Tentunya kau harus pulang ke rumah ini dengan suamimu. (SAMK, 119) 78

91 Dari kutipan di atas terlihat bahwa orang tua Wiwin menginginkan agar Wiwin kembali ke rumah dan berpisah dengan ibu mertua Wiwin, semua itu dilakukan orang tua Wiwin karena dia merasa bahwa hidup Wiwin tidak bahagia disana dengan keadaan ibu mertua Wiwin yang misakin dan juga suami Wiwin yang tidak mempunyai pekerjaan tetap. Selain itu, setelah Wiwin dan Mansur memenuhi keinginan orang tua Wiwin untuk kembali ke rumah Wiwin terjadi pertentangan paham antara Mansur dan Mertuanya. Hal itu terlihat dari kutipan di bawah ini. Mansur menyampaikan maksud dan tujuan berbicara dengan ayah mertuanya, pak Prapto mendengarkannya dengan seksama, mendengarkan dengan sejelas-jelasnya. Lalu, dengan tatapan lurus ke ruang dalam, tanpa menoleh sedikitpun ke wajah menantunya, Pak Prapto menjawab, Jadi kamu mau mengadakan acara pitonan? Seharusnya kau tahu, acara itu tidak ada dalam ajaranislam. Tidak, tidak! Tidak mungkin aku membiarkannya. Aku tidak setuju dengan rencanamu! (SAMK, 151) Kutipan di atas memperlihatkan bahwa Pak Prapto tidak menyetujui dengan acara yang akan di adakan oleh Mansur, dan Pak Prapto menentang keras dengan hal itu, dia beranggapan bahwa dalam islam tidak ada acara pitonan, tetapi Mansur mengadakan acara tersebut hanya berharap mendapatkan ridho dan perlindungan dari Allah untuk anak dan istrinya. Selain itu juga terlihat bahwa mertua Mansur sudah sangat muak dengan Mansur bahkan bersikap dingin dengan Mansur dan menyuruh Mansur pergi merantau ke Jakarta. Hal itu terlihat dalam kutipan di bawah ini. Sikap ayah dan ibunya pun tampak semakin cuek semakin tak peduli. Bila sebelumnya mereka masih sering berucap 79

92 kasar dan keras padanya, kini mereka memilih bungkam. Setiap hari, mereka saling berdekatam, tetapi setiap hari pula mereka saling diam. Bara yang telah berubah kobar menyala, keluar dari sekam, kini tertutup sekam kembali seakan tengah mempersiapkan diri untuk menciptakan bara yang lebih dahsyat lagi. Mansurpun telah menetapkan niat: Jakarta akan menjadi tujuannya merantau. (SAMK, 217) Berdasarkan kutipan di atas terlihat bahwa mertua Mansur sudah sangat muak dengan Mansur, bahkan mereka sudah mendiamkan Mansur karena mereka malu punya menantu seperti Mansur. Mereka juga selalu menjelek-jelekan mansur di depan para tetangganya, dan akhirnya menyuruh Mansur untuk merantau mencari pekerjaan yang lainnya juga untuk memisahkannya dengan Wiwin. Dan setelah merantau mertua Mansur pun semakin tidak membaik. Mereka ingin memisahkan Mansur dan Wiwin. Hal itu terlihat dari kutipan di bawah ini. dua tahun adalah waktu yang amat berat bagiku, jauh darimu. Sementara, sementara (maafkan aku karena harus jujur padamu, walau itu akan menyakitimu), suasana hati Ayah dan Ibu tidak semakin membaik, malah semakin memburuk. Merinduimu adalah ujian bagiku dan Kayla saat ini, namun menghadapi kamauan Ayah dan Ibu saat ini adalah ujian yang sangat berat harus aku jalani. Ayah hendak memisahkan kita, mas. Untuk selama-lamanya. (SAMK, 230) Setelah dua tahun Mansur merantau dan meninggalkan keluarganya, mertua Mansur pun ingin memisahkan mereka, hal itu Mansur ketahui dari surat yang dikirim Wiwin untuknya. Mertua Mansur ingin memisahkan mereka untuk selama-lamanya yaitu dengan menceraikan mereka berdua. 80

93 4) Tahap Klimaks Tahap klimaks digambarkan saat orang tua Wiwin telah sangat benci dengan Mansur dan mereka memutuskan agar Wiwin dan Mansur harus bercerai. Hal itu terlihat dalam kutipan di bawah ini. Maka sebagai orang tuamu, sebagai ayahmu, sebagai orang yang memiliki ikatan lebih kuat dari suamimu, aku tentu tidak akan tinggal diam. Diam, dan selalu diam. Di mataku, dia datang dengan kesengsaraan di rumah ini, dan hanya mendatangkan kesengsaraan baru di rumah ini. Dan aku tidak mau lagi melihat anak dan cucuku sengsara. Karena itu, kuputuskan untuk mengakhiri hubunganmu dengan Mansur. Kau dan dia harus bercerai! (SAMK, 254) Berdasarkan kutipan di atas terlihat bahwa orang tua Wiwin menginginkan mereka untuk bercerai, menginginkan mereka untuk berpisah selama-lamanya, karena Mansur belum bisa mendapatkan pekerjaan yang baik untuk keluarganya. Semua itu sudah di rencanakan oleh orang tua Wiwin. Bahkan orang tua Wiwin bisa menceraikan mereka berdua walaupun kedua belah pihak tidak ada yang datang ke pengadilan, semua itu karena kekuasaan orang tua Wiwin yang bisa mengatur semuanya. Dan akhirnya mereka pun bercerai. Setelah perceraian itu ada dua pemuda yang melamar Wiwin secara bersamaan, yaitu Roni dan Rustam. Hal tersebut terlihat dalam kutipan di bawah ini. Di jawab Rustam, Hari ini anda dan keluarga hendak melamar Wiwin untuk anda. Hari ini pula saya mempunyai maksud yang sama seperti anda. Tidak ada yang lebih dahulu, dan tidak ada yang lebih terkemudian. Dulu adalah dulu, sedangkan hidup kita bukan untuk mengenang apa yang dulu. (SAMK, 297) 81

94 Dari kutipan di atas terlihat bahwa ada dua pemuda yang melamar Wiwin setelah Wiwin sudah bercerai dengan Mansur yaitu Roni dan Rustam. Wiwin pun sangat bingung, di satu sisi dia masih sangat sayang dan selalu merindukan Mansur, dan di sisi lain orang tua Wiwin selalu memaksa Wiwin untuk menikah dan melupakan Mansur. Wiwin pun harus memilih kedua pemuda itu, dan Kayla anak Wiwin pun juga ikut memilih, Kayla pun memilih Rustam, yang tidak lain adalah sahabat karib Mansur, di sosok Rustam Kayla melihat sosok Mansur, dia menganggap bahwa Rustam adalah Ayahnya dan Kayla sangat nyaman dengan Rustam. Akhirnya Wiwin memilih Rustam dan menikah dengan Rustam. 5) Tahap Penyelesaian Tahap penyelesaian ini di gambarkan pada akhir cerita yang di rasakan Mansur saat Mansur tahu kalau Wiwin dan Kayla sudah menjadi keluarga Rustam. Mansur pun merasa lega karena Wiwin dan Kayla berada di tangan yang tepat. Hal ini terlihat dalam kutipan di bawah ini. Jangan khawatir, dia selalu mengatakan bahwa dia sangat mencintai ayahnya. Dan jangan khawatir pula, aku tak akan pernah memisahkan antara engkau dengannya, untuk selamalamanya. Dia anakku, tetapi dia darah dagingmu. Darahmu mengalir dalam darahnya, sukmamu bersama sukmanya. (SAMK, 318) Dari kutipan di atas terlihat bahwa Rustam mengabari Mansur bahwa Wiwin dan Kayla baik-baik saja, mereka sangat merindukan 82

95 Mansur dan Rustam tak akan pernah memisahkan hubungan mereka. Rustam memang sahabat terbaik Mansur sejak dulu di pesantren sampai sekarang. Rustam juga selalu bercerita tentang keadaan Kayla kepada Mansur. Setelah Rustam selalu memberikan kabar kepada Mansur, Rustam pun membawa Wiwin dan Kayla pergi ke Jakarta menemui Mansur sekalian mengisi pengajian disana. Hal tersebut terlihat dalam kutipan di bawah ini. Ayah... Ayah!!! Suara itu. Seruan itu. Ya, Allah... Masya Allah... Ayah... Ayah!!! Benarkah itu? Benarkah ini, masya Allah, la hawla wa la quwwata illa billah. Isak tangis terdengar di teras kontrakan itu. Kayla memeluk ayahnya. Kayla mendekap ayahnya. Kayla menangis. Kayla merapatkan tubuh pada ayahnya. Kayla memandangi wajah ayahnya. Kayla merapatkan tubuh pada ayahnya. Kayla mengalirkan air matanya. Mansur pun tak kuasa menahan tangis. (SAMK, 334) Kutipan di atas terlihat bahwa Mansur bertemu dengan Kayla, Wiwin dan Rustam. Rustam sengaja tidak memberi tahu Mansur bahwa mereka akan ke sana. Mansur sangat bahagia dengan hal tersebut, begitu juga dengan Kayla dan Wiwin, setelah bertahun-tahun tidak bertemu. Mansur tidak menyangka dan mengira semua ini hanya mimpi. Akhirnya mereka bisa berkumpul kembali walaupun bukan menjadi keluarga lagi. Setelah kejadian itu saat Rustam mengisi pengajian di daerah itu dia meninggal dan memberikan Mansur sebuah surat. Hal itu terlihat dalam kutipan di bawah ini. 83

96 Sahabat... Kini kita telah jauh. Kematian adalah satu alasan yang pasti, agar yang hidup bisa meneruskan hidupnya, dan yang berpisah bisa kembali menyatu. Terimalah Wiwin yang tak pernah letih dan lelah merinduimu, sebagai istrimu lagi. Dan Kayla, oh, alangkah aku tak pernah bisa menyentuh hatinya untuk mengurangi cinta dan kerinduannya kepadamu. (SAMK, 342) Berdasarkan kutipan di atas terlihat bahwa Rustam menyerahkan Wiwin dan Kayla untuk Mansur agar mereka bisa berkumpul seperti dahulu lagi. Rustam setelah meninggal juga memohon agar mansur selalu mengingatnya sebagai sahabat karibnya. Akhirnya Mansur pun menikahi Wiwin kembali dan bisa berkumpul membangun keluarga kecilnya lagi bersama Wiwin dan Kayla. d. Latar atau Setting Latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu yang mengarah pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Kadangkadang dalam sebuah cerita ditemukan banyak latar yang mempengaruhi penokohan dan kadang membentuk tema. Pada banyak prosa khususnya novel, latar membentuk suasana emosional tokoh cerita, misalnya cuaca yang ada dilikungan tokoh dapat memberikan pengaruh terhadap perasaan tokoh cerita tersebut. Latar cerita dalam novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al-Azizy dibagi menjadi tiga, yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. 84

97 1) Latar Tempat Latar tempat menyaran pada lokasi tempat terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Dalam novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al-Azizy latar tempat terjadinya peristiwa secara umum di Kabupaten Magelang, Kabupaten Solo, Jakarta, dan beberapa tempat lainnya yang ikut berperan dalam terjalinnya cerita dalam novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al-Azizy seperti kampus, pesantren, Blog G, rumah Kayla, rumah Mbah Yah, desa Mansur, gedung pertemuan dan kontrakan. Dalam novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al-Azizy latar tempat terdiri lebih dari satu tempat, berikut ini merupakan kutipan latar tempat dalam novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al-Azizy. a) Kampus Latar tempat yang digunakan yaitu di kampus saat menceritakan tokoh ulama yang mendirikan kampus tersebut. Kampus kuning yang letaknya kurang lebih tiga setengah kilometer ke arah selatan dari kompleks pesantren juga didirikan oleh ulama itu (SAMK, 15) Dari kutipan di atas terlihat bahwa penulis menceritakan tempat berdirinya kampus kuning yang berada setengah kilometer dari pesantren, dan juga menjelaskan pendiri pesantren tersebut. 85

98 b) Pesantren Latar tempat yang di gunakan yaitu di pesantren yaitu berada di Tegalrejo. di dekat Pesantren API Tegalrejo, di antara harumnya wewangian daun-daun padi dan lambaian daun-daun kelapa (SAMK, 17) Dari kutipan di atas terlihat bahwa pesantren Api yang terdapat di Tegalrejo merupakan tempat dimana Rustam dan Mansur belajar agama. c) Blog G Latar tempat berikutnya yaitu di Blog G. Blog G yaitu tempat Rustam dan Mansur menjalin persahabatan saat di pesantren, seperti kutipan di bawah ini. Blok G (blok Tahfizhul Qur an) adalah saksi bagaimana Rustam dan Mansur menjadi karib dalam pergaulan, ilmu, dan agama (SAMK, 26) Dari kutipan di atas terlihat bahwa Mansur dan Rustam menjadi karib dalam pergaulan, ilmu dan agama di dalam Blog G, Blog G yaitu tempat Rustam dan Mansur tinggal saat di pesantren, dan menjadi satu komplek saat menjalani kehidupan di pesantren. d) Desa Mansur Selanjutnya latar tempat berada di desa Mansur, saat menceritakan dari mana Mansur berasal dan dimana Mansur menjalani kehidupannya dulu. 86

99 Di pedalaman Solo, desa Mansur seperti negeri asing, kecil, dan terpencil (SAMK, 43) Dari kutipan di atas terlihat bahwa Mansur berasal dari Solo, Mansur menjalani kehidupan saat kecil di Solo, dan semua keluarga, kerabat dan ibu Mansur berada yaitu di Solo. Desa Mansur merupakan desa terpencil, tertinggal dan berada di bukit hampir seperti hutan, jauh dari pusat kota Solo. e) Gedung Pertemuan Gedung pertemuan yaitu dimana Mansur dan Wiwin menjalankan pernikahan, disitu Mansur dan Wiwin juga merayakan pesta pernikahannya. Sebuah gedung pertemuan, di samping kiri antor polsek, dihias begitu rupa dengan janur kuning (SAMK, 57) Dari kutipan di atas terlihat jelas bahwa Mansur dan Wiwin melaksanakan pernikahannya di gedung pertemuan yang berada di Magelang, dekat dengan rumah Wiwin, gedung tersebut sengaja di sewa oleh orang tua Wiwin untuk menjalankan pernikahan Wiwin dan Mansur. f) Samping Rumah Kayla Di samping Rumah Pak Prapto yaitu rumah orang tua Wiwin dimana Kayla biasa menghabiskan waktunya bermain bersama teman-temannya. Kayla yang ayu tengah berlari-lari di samping rumah, bersama dua orang temannya (SAMK, 190) 87

100 Dari kutipan di atas terlihat bahwa Kayla dan temantemannya selalu bermain bersama di samping rumah Pak Prapto, Kayla menghabiskan hari-harinya di sana, bukan hanya dengan teman-temannya, dengan orang tua Kayla dan kakek nenek Kayla saat bermain disana. g) Rumah Mbah Yah Rumah Mbah Yah yang juga sekaligus sebagi tempat Rustam tinggal, dia mengontrak di dalam rumah Mbah Yah dan hidup berdua dengan Mbah Yah. Keesokan harinya, usai shalat Subuh, Mansur menemui Rustam di rumah Mbah Yah (SAMK, 222) Dari kutipan di atas terlihat jelas bahwa Mansur menemui Rustam di rumah Mbah Yah, Mansur ke sana setelah shalat subuh, Mansur menemui Rustam untuk menceritakan semua masalah yang dihadapinya dan meminta pertolongan kepada Rustam. Rumah Mbah Yah juga tidak jauh dari rumah mertua Mansur. h) Kontrakan Kontrakan yang dihuni oleh Mansur yaitu kontrakan yang dekat dengan tempat Mansur bekerja dan dia tinggal di sana dengan teman-teman sesama pekerja bangunan. Betapa tidak! Dulu, awal-awal keberadaan Mansur di kontrakan ini, rumah kontrakan ini adalah tempat yang kotor dan penuh maksiat (SAMK, 314) Dari kutipan di atas terlihat jelas bahwa kontrakan Mansur merupakan kontrakan yang kotor dan penuh maksiat. Tetapi setelah 88

101 Mansur mengontrak di sana semua menjadi berubah, kontrakan menjadi bersih, rapi dan tidak ada maksiat lagi di sana. Kontrakannya berada di Jakarta dan dekat dengan tempat Mansur bekerja menjadi pekerja bangunan. 2) Latar Waktu Latar waktu berhubungan dengan masalah kapan terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Berikut merupakan kutipan dari latar waktu yang tejadi dalam novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al-Azizy. a) Pagi hari Latar waktu yang di gunakan di sini adalah pagi hari. Pagi ketika adzan subuh dan selalu terdengar ayat-ayat al-qur an terdengar. Hal itu terlihat daro kutipan di bawah ini. Setiap pagi, jelang adzan subuh, lantunan ayat-ayat suci terdengar dari arah pesantren (SAMK, 14) Kutipan di atas terlihat bahwa para santri sebelum menjalankan sholat subuh mereka membaca al-qur an di pesantren, hal tersebut sering di lakukan bahkan hampir setia hari mereka lakukan secara rutin di pesantren. b) Siang hari Waktu siang digunakan untuk hiburan acara pernikahan Mansur dan Wiwin, di sebuah gedung pertemuan acara tersebut dilaksanakan dengan hiburan dangdut. 89

102 Kala itu lagu, lagu popular macam Bang SMS, Kucing Garong, Cinta Satu Malam dinyanyikan lumayan indah dan berirama koplo oleh Risti (SAMK, 67) Kutipan di atas terlihat bahwa pesta pernikahan tersebut tengah diadakan pada siang hari, para biduan dan pemain dangdut saling berunjuk kebolehan menghibur penonton, tetapi hal ini sangat mengecewakan bagi Mansur, karena Mansur berharap acara hiburannya di isi dengan pengajian. c) Malam hari Malam harinya acar pesta pernikahan Mansur dan Wiwin pun masih berlanjut, seharian penuh acara tersebut berlangsung dan puncaknya di malam harinya. Pesta perkawinan itu masih berlangsung di malam harinya, saat kesenian emblek dan kuda lumping seolah membakar malam di tengah-tengah lapangan (SAMK, 71) Kutipan di atas terlihat bahwa malam hari pernikahan Mansur dan Wiwin masih di adakan acara penutup, yaitu dengan acara kesenian emblek dan kuda lumping, semua penonton sangat senang dan terhibur atas acara tersebut, tetapi tidak dengan Mansur, dia merasa risih dan mengganggu jiwanya, karena seharian acara tersebut tidak ada pengajian seperti apa yang dia harapkan. d) Siang hari Siang hari jam setengah sepuluh tanggal 26 maret 2013, dimana ada berita duka yang menyelimuti hampir seluruh umat muslim di Indonesia, yaitu berita wafatnya ust Jefri al-bukhori. 90

103 Waktu menunjuk angka setengah sepuluh, 26 Maret 2013 (SAMK, 292) Kutipan di atas terlihat bahwa menyebarnya kabar meninggalnya ust Jefri al-bukhori karena kecelakaan, berita tersebut tersebar lewat media masa dan dari mulut ke mulut para warga. Atas kejadian tersebut Mansur merasa terpukul dan sangat sedih karena ust Jefri al-bukhori merupakan sosok yang sangat di kagumi oleh Mansur, dengan dakwah-dakwah yang gampang di terima oleh para pendengarnya membuat Mansur sangat mengidolakannya. e) Siang Hari Siang itu saat banyak orang berkumpul di rumah Pak Prapto dan ada dua pemuda yang akan melamar Wiwin dan Wiwin pun bingung dengan hal tersebut akhirnya Wiwin pingsan. Hal itu terlihat dari kutipan di bawah ini. Waktu terus bergerak maju. Adzan Zhuhur pun telah berkumandang, dari arah kampus, dari arah masjid di pesantren pula. Ketika itu Wiwin dan Kayla telah tersadar dari pingsannya. (SAMK, 308) Kutipan di atas terlihat bahwa Wiwin dan Kayla tersadar dari pingsannya karena Wiwin dan Kayla sangat bingung ada dua pemuda yaitu Rustam dan Roni yang akan melamar Wiwin. Wiwin dan Kayla tidak terima dengan hal itu karena mereka masih sangat mencintai Mansur. 91

104 f) Malam hari Malam itu bereda berita duka di daerah Jakarta, yaitu saat ust Jefri al-bukhori meninggal dunia karena kecelakaan. Hal itu terlihat dalam kutipan di bawah ini. Jum at, 26 Maret Duka menggulung langit Jakarta. Melalui peristiwa yang tragis, sebuah kecelakaan tunggal, Ustadz Jefri al-bukhori telah sampai di titik henti (SAMK, 312) Dari kutipan di atas terlihat bahwa kecelakaan yang menimpa ust Jefri al-bukhori terjadi di malam hari, di daerah Jakarta. Hal tersebut membuat hampir seluruh umat muslim di Indonesia merasa kehilangan sosok pemimpin yang sangat di cintainya. Begitu juga dengan Mansur yang amat sangat merasa kehilangan karena ust Jefri al-bukhori meripakan seseorang yang di cintai dan di idolakannya. 3) Latar Sosial Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehigcdupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang cukup kompleks. Ia dapat berupa kebiasaan hidup, adat-istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap. Berikut merupakan kutipan dari latar sosial yang ada dalam novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al-Azizy. 92

105 a) Kebiasaan Hidup ini: Latar sosial kebiasaan hidup terlihat dari kutipan di bawah Maka begitulah, sebelum adzan Subuh terdengar, Mansur dan istrinya telah terbangun dari tidurnya. Kebiasaan mereka untuk selalu berusaha bangun malam, sepertinya tak pernah berubah hingga saat ini. Mereka shalat malam. Mereka membaca al-qur an. Mereka berdoa kepada Allah (SAMK, 147) Berdasarkan kutipan di atas terlihat jelas bahwa ketaatan dan kecintaan Mansur dan istrinya kepada Allah terlihat, mereka selalu bangun malam dan menjalankan sholat malam, rutinitas tersebut mereka jalankan sejak dulu hingga sampai saat ini, setelah mereka menjalankan sholat malam mereka melanjutkan dengan membaca al-qur an dan berdoa kepada Allah agar mereka mendapatkan pertolongan karena banyaknya masalah yang mereka dapatkan akhir-akhir ini. Mereka menjalankan semua hal tersebut sampai adzan subuh berkumandang dan di lanjutkan dengan sholat subuh berjamaah. Selain itu juga terlihat dalam kutipan lain bahwa Mansur berasal dari keluarga yang miskin. Hal itu terlihat dari kutipan di bawah ini. b) Pandangan Hidup ini: Latar sosial pandangan hidup terlihat dari kutipan di bawah Mansur berasal dari keluarga yang miskin, keluarga yang tak berpunya (SAMK, 43) 93

106 Dari kutipan di atas terlihat bahwa Mansur berasal dari keluarga Miskin dan tak berpunya. Mansur tinggal hanya dengan ibunya setelah ayahnya telah lama meninggal, ibu Mansur hanyalah seorang janda yang tidak berpenghasilan tetap, dia hanya menjadi buruh tani di desa, bahkan rumahnya pun hampir roboh karena terlalu tua bangunan rumah itu dan tidak di perbaiki karena tidak adanya biaya untuk memperbaikinya. Berbeda jauh dengan rumah mertua Mansur yang indah dan besar. Hal itu terlihat dari kutipan di bawah ini. Ah, maka jangan dibandingkan dengan rumah ibu Mansur! Lihatlah lantainya; terbuat dari keramik berwarna hijau gelap dengan motif bunga yang bersusur-susur, bersih dan mengkilap, pertanda selalu di dibersihkan dan dipel. Lihatlah perabotannya itu. Guci-guci besar dan kecil tertata rapi di sudut-sudutnya. Ruang tamu ini sangat luas dengan dua meja kecil dan kursi-kursi yang mengelilinginya terbagi dua. Sebuah kaligrafi berwarna emas berukuran besar menempel di dinding, bersebelah dengan jam bandul berukuran besar dan berwarna keemasan pula (SAMK, 47) Dari kutipan di atas terlihat bahwa rumah mertua Mansur sangatlah besar dan indah, semua yang ada di dalamnya sangat bagus dan berbeda dengan rumah Mansur, karena mertua Mansur merupakan orang kaya dan orang berpunya, mertua Mansur bekerja di pemerintahan kota dan juga sebagai guru. Sangat jauh dengan keadaan Mansur dan ibunya yang hanya memiliki rumah kecil dan hampir roboh. Mertua Mansur pun sangat di segani di kota tersebut. Dengan kekayaan dan jabatan yang di miliki oleh 94

107 mertua Mansur, apapun yang mereka inginkan dengan gampang akan mereka dapatkan. Selain itu, ada juga kiai Muchotob, kiai yang besar dan kiai yang luruh dan juga sebagi guru ngaji Mansur itu malah rumahnya kecil tidak seperti rumah mertua Mansur dan rumah para kiai yang muncul di layar kaca. Hal tersebut terlihat dari kutipan di bawah ini. c) Cara berfikir dan bersikap Latar sosial cara berfikir dan bersikap dapat dilihat dari kutipan di bawah ini: Dan begitulah, memang, keadaan rumah Kiai Muchotob; kiai besar, kiai luhur, kiai yang sederhana; rumahnya malah kecil, tak bisa dibayangkan sebanding dengan rumah para ustadz yang sering kali muncul di layar kaca. (SAMK, 173) Dari kutipan di atas terlihat bahwa rumah kiai Muchotob kecil, kiai yang besar dan luhur tersebut kecil dan tidak sebanding dengan rumah kiai yang besar-besar lainnya. Kiai Muchotob memang orang yang sederhana, tidak suka memewah-mewahkan dunianya. Berdasarkan beberapa latar sosial di atas dapat disimpulkan bahwa latar sosial yanga ada di dalam novel Sebening Air Mata Kayla yaitu kebiasaan hidup, pandangan hidup dan cara berfikir. Seperti saat kebiasaan hidup Mansur dan keluarganya saat bangun pagi dan langsung melaksanakan sholat, pandangan hidup saat membandingkan kekayaan 95

108 Mansur dan mertuanya dan cara berfikir yang sederhana seperti cara berfikir Kiai Muchotob dalam menjalani kehidupannya. e. Amanat Amanat adalah pesan yang akan disampaikan oleh pengarang kepada penulis melalui tingkah laku dan peristiwa dalam suatu cerita. novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al-Azizy menyampaikan banyak pesan kebaikan dalam kehidupan. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut. Jangan menunda shalat agar Allah tak menunda kita masuk ke surga-nya (SAMK, 26). Dari kutipan di atas terlihat bahwa Mansur memberikan nasihat kepada anaknya agar dia tidak menunda-nunda sholat, karena nanti Allah juga tidak akan menunda untuknya masuk ke dalam surga-nya. Bukankah kita dinasehati agar kita berhati-hati dalam memilih pendamping hidup? Rasul telah tegas mengajarkan pada kita agar menjadikan agama sebagai dasar dan pedoman dalam memilih jodoh. (SAMK, 38) Kutipan di atas terlihat saat Rustam menasehati Mansur untuk memilih pendamping hidup yang baik, karena saat itu Rustam melihat Wiwin memiliki perilaku yang tidak baik dan dia tidak memakai busana islami di kehidupan sehari-harinya. Dia ingin Mansur mendapatkan pendamping baik karena Mansur merupakan orang yang baik. Jadilah suami dan imam yang yang shalih untuk istrimu (SAMK, 64) 96

109 Kutipan di atas terlihat bahwa ibu Mansur memberi masukan kepada Mansur saat Mansur akan menikah, dia berpesan untuk Mansur agar Mansur bisa menjadi imam yang Shalih untuk istrinya kelak. Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman dan berilmu dengan beberapa derajat (SAMK, 115) Pada kutipan di atas terlihat saat ibu Mansur memberi motivasi kepadanya saat Mansur mendapatkan rezeki saat Mansur berdakwah, dia memberi motivasi bahwa Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman dan berilmu. Bila kalian tabah, sabar, tawakal, dan berserah diri, kalian akan mendapatkan barakah, kedamaian, keindahan, dan kebahagiaan pada akhirnya nanti. Jangan menyerah. Jangan biarkan nafsu menguasai hati kalian untuk membalas sakit hati den gan menyakiti, terhadap siapa pun juga, bahkan terhadap orang tua kita sendiri (SAMK, 214) Kutipan di atas terlihat bahwa Kiai Muchotob memberi semangat kepada Mansur atas kejadian yang diterimanya akhir-akhir ini, Kiai Muchotob mengatakan bahwa tabah, sabar, tawakal dan berserah diri maka akan mendapatkan kebahagiaan dan keindahan di akhirnya nanti. tetapi ia yakin bahwa selama ada usaha, disitu ada hasil (SAMK, 217) Dari kutipan di atas terlihat saat Mansur akan pergi merantau ke Jakarta dan Mansur sangat yakin bahwa selama ada usaha pasti disitu ada hasil. Dari kutipan di atas, penulis menyimpulkan bahwa amanat atau pesan yang di sampaikan dalam novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al-Azizy yaitu agar kita selalu sabar dalam menghadapi 97

110 masalah atau ujian, semua ujian pasti ada sesuatu yang indah di akhirnya. Juga selalu untuk berusa dan mendekatkan diri kepada allah agar allah mengangkat orang-orang yang beriman kepada-nya dan semua usaha ada hasilnya. 2. Nilai-Nilai Religius yang terdapat dalam novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman Al-Azizy. a. Akidah Dalam novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al- Azizy, wujud nilai akidah di dalamnya antara lain: 1) Iman kepada Allah Iman kepada Allah merupakan rukun iman yang pertama, yaitu percaya terhadap Allah, dalam hal ini Rustam memuji kebesaran Allah yang telah menyatukan cinta Mansur dan Wiwin. Hal itu terlihat dalam kutipan di bawah ini. Wahai dzat yang maha cinta... Telah bersatu dua hati dalam kalimah-mu. (SAMK, 62) Terlihat jelas bahwa Rustam sangat percaya terhadap Allah, dia percaya kebesaran Allah yang telah menyatukan Mansur dan Wiwin, walaupun ada seseorang yang tidak setuju dan terus saja ingin memisahkan mereka. Selain itu Rustam juga berdoa kepada Allah Agar mendapat petunjuk untuk sahabatnya, yaitu mansur. Ketika malam semakin larut, titik terang itu belum juga mereka dapatkan. Rustam segera mengajak rekanrekannya itu untuk memohon petunjuk kepada Allah Rabbul Izzati. (SAMK, 80) 98

111 Kutipan di atas terlihat bahwa saat Rustam dan temantemannya memikirkan pernikahan Mansur esok, mereka sangat bingung apakah akan bisa berjalan dengan lancar atau tidak, karena itu Rustam mengajak teman-temannya untuk memohon petunjuk kepada Allah Rabbul Izzati. Semoga Allah Swt selalu membimbing, memberi petunjuk, memberi kekuatan, dan memberi pertolongan kepada kita. Amin, amin ya rabbal allamin. (SAMK, 96) Kutipan di atas terlihat saat Mansur berdoa kepada Allah agar dia dan keluarganya mendapatkan petunjuk dan mendapatkan pertolongan untuk keluarganya. Berdasarkan kutipan beberapa di atas terlihat Rustam dan teman-temannya memohon kepada Allah agar mendapatkan petunjuk- Nya, Rustam percaya bahwa hanya Allah yang dapat memberikan petunjuk untuknya. Hatinya menderaskan tasbih dan takbir, mengharap bacaan itu akan mendatangkan ketenangan di suasana batinnya. (SAMK, 88) Pada kutipan di atas Mansur saat malam itu mendapatkan masalah, dan dia selalu membaca tasbih dan takbir (mengesakan Allah), semua itu dia lakukan berharap agar dia mendapatkan ketenangan untuk hatinya, karena Mansur percaya Allah lah yang bisa membolak-balikan hati manusia. Mansur juga selalu memuji Allah, terlihat dalam kutipan di bawah ini. O, Maha suci Allah, Maha Besar Allah, (SAMK, 94) 99

112 Kutipan di atas terlihat saat Mansur menjunjung tinggi Allah yang telah memberikan pemuda dan pemudi yang memiliki kepribadian yang baik walaupun mereka dari desa. Sangat besar untuk dirinya, Rp ,-. Subhanallah, Walhamdulillah, Wa la ilaha illallah. Allahu akbar. (SAMK, 115) Berdasarkan kutipan di atas terlihat saat Mansur mendapatkan rezeki setelah dia mengisi dakwah di sebuah acara, dia sangat bersyukur bahwa Allah telah memberikan rezeki yang berlimpah untuknya. Segala puji bagi Allah, yang dari belas kasih-nya tiada orang kehilangan harapan, yang dari nikmat-nikmat-nya tak ada orang yang mendapatkan, yang dari kemampuan- Nya tak ada orang yang kecewa, dan ibadah kepada-nya tak ada yang terlalu tinggi. (SAMK, 176) Dari ketiga kutipan di atas terlihat bahwa Mansur sangat memuji Allah, dia percaya bahwa Allah telah memberi kenikmatan kepadanya, bahwa Allah yang memberi rizki kepadanya dan keluarganya. Allah telah memberikan belas kasihnya kepada Mansur. Selain itu istri Mansur yaitu Wiwin juga selalu berdoa dan mengesakan Allah, terlihat dari kutipan di bawah ini. Di dalam kamarnya air mata Wiwin berlinang, hatinya menjeritkan doa dan permohonan: Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. (SAMK, 157) Kutipan di atas terlihat saat Wiwin sangat sedih dan sangat bingung dengan nasibnya saat ini, dia sedang mengalami kejadian 100

113 yang sangat buruk, dia hanya percaya bahwa Allah akan memberikan pertolongan kepadanya, dan dia selalu berdoa kepada Allah. Hampir setiap malam ia lakukan itu: Tunduk pasrah di atas sajadah, merintih dan mengadu kepada Tuhan Yang Maha Kasih. Ia rintihkan dan adukan cinta dan kerinduannya kepada anak dan istrinya di hadapan Allah Rabbul izzati. (SAMK, 256) Dari beberapa kutipan di atas terlihat bahwa Wiwin selalu berdoa dan berpasrah hanya kepada Allah tentang apa yang akan dia dapatkan, dia percaya bahwa Allah lah yang mengatur semua itu dan Mansur pun juga seperti itu, dia begitu rindu kepada anak dan istrinya karena sekian tahun tidak bertemu dengan mereka, mansur bekerja di Jakarta dan istri anaknya di Magelang, ia hanya bisa melepaskan kerinduannya itu kepada Allah karena Allah lah yang Maha Kasih. 2) Iman kepada Malaikat Iman kepada malaikat merupakan rukun iman ke dua, yang artinya yakin kepada malaikat yang telah di utus oleh Allah untuk mengerjakan perintah-perintah Allah, dan manusia wajib meyakini bahwa malaikat itu ada. Seperti halnya dalam kutipan di bawah ini, meyakini bahwa Allah telah mengutus malaikat untuk memberikan anak kepada Mansur dan Wiwin. Delapan bulan setelah pernikahan itu, Allah pun mengutus malaikat-nya untuk memberikan amanah ke Mansur dan Wiwin, melalui benih yang ditanamkan di rahim Wiwin. (SAMK, 187 Kutipan di atas terlihat jelas bahwa malaikat telah datang dan memberikan amanah kepada Mansur dan Wiwin yaitu dengan 101

114 memberikan anak kepada Wiwin, dan Wiwin pun telah mengandung tiga bulan setelah delapan bulan menikah dengan Mansur. jiwanya suci karena terdominasi oleh roh ke tuhanan. Selama kurang lebih sembilan bulan sepuluh hari, ia telah tercerahkan jiwanya secara langsung melalui tangan Tuhan. (SMAK, 180) Terlihat dalam kutipan di atas saat Kiai Muchotob memberikan tausiahnya di acara tasyukuran kelahiran anak Mansur, Kiai Muchotob memberikan ceramah mengenai proses dan kesucian seorang anak. Kiai Muchotob saat itu mengatakan jiwanya tercerahkan secara langsung melalui tangan Tuhan, yaitu melalu malaikat-nya. Berdasarkan beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa para tokoh percaya akan keberadaan malaikat-malaikat yang ditugaskan oleh Allah. Mereka percaya bahwa malaikat-malaikat itu ada, seperti malaikat yang memberikan nyawa kepada manusia dan malaikat yang menjaga roh manusia saat masih di dalam kandungan. 3) Iman kepada Nabi/Rasul Iman kepada nabi/rasul merupakan rukun iman ke tiga, yaitu menyakini bahwa adanya nabi atau rasul yang telah di utus oleh Allah swt, iman kepada nabi terlihat dalam kutipan di bawah ini yang tergambar saat malam pesta perkawinan Mansur dan Wiwin mereka memutar shalawat kepada nabi yang mereka cintai. Malam harinya, kidung shalawat diputar dari pengeras suara. (SAMK, 86) 102

115 Kutipan di atas terlihat saat pernikahan Mansur dan Wiwin akan berlangsung di desa Mansur, sholawat selalu di putar karena cintanya mereka kepada Rasullullah. Ia ucapkan salam, puji-pujian, sholawat kepada Baginda Nabi dan keluarganya yang suci. (SAMK, 93) Berdasarkan kutipan di atas terlihat saat Aziz Muslim membawakan Acara pernikahan Mansur dan Wiwin dia mengucapkan salam dan puji-pujian kepada Nabi dan keluarga Nabi. Dari beberapa kutipan di atas terlihat jelas bahwa Mansur dan Wiwin sangat cinta kepada nabi mereka, dan percaya bahwa nabi adalah utusan dari Allah swt, dan mereka senantiasa berhalawat saat mereka senang dan saat mereka bersedih. Selain itu terlihat juga saat rustam menceritakan perjalan rasulullah pada zaman dahulu seperti kutipan di bawah ini. Ya Allah. Shalawat dan salam atas nabi-mu yang suci. Shalawat dan salam atas keluarga nabi-mu yang Engkau berkahi. Shalawat dan salam atas sahabat-sahabat nabi-mu yang mulia. Melalui perantara mereka, berikanlah kekuatan pada istriku, ya Rabb. Kuatkanlah dia. Cintailah dia. Berikan kemudahan kepadanya. (SAMK, 169) Kutipan di atas terlihat saat Wiwin akan melahirkan, Mansur mondar mandir dan selalu membacakan sholat kepada Nabi, agar istrinya diberikan kekuatan saat menjalani persalinan itu. Rustam menceritakan perjalanan Rasulullah di malam yang penuh berkah itu. (SAMK, 179) 103

116 Dari kutipan di atas terlihat saat Rustam menceritakan perjalanan Nabi kepada Mansur, agar Mansur lebih paham dengan apa yang akan dia lakukan kedepannya. Berdasarkan kutipan di atas terlihat bahwa mereka selalu menyenandungkan shalawat kepada nabi, mereka begitu cinta kepada nabi, dan juga Rustam menceritakan Zaman dahulu kepada Mansur saat istri Rasulullah selalu mematuhi sang suami dan tidak mau keluar walaupun orang tua sang istri meninggal dunia dan sang istri tidak mau keluar tanpa izin dari sang suami terlebih dahulu. 4) Iman kepada kitab Allah Iman kepada kitab Allah yaitu percaya kepada kitab yang telah di berikan oleh Allah untuk manusia agar manusia bisa belajar tentang kehidupan di dunia dan di akhirat. Disini iman kepada kitab Allah terlihat saat Mansur memberi arahan kepada Wiwin cara membesarkan anak mereka yaitu dengan cinta kepada al-qur an, terlihat dalam kutipan di bawah ini. Mari kita besarkan anak kita dengan cinta; cinta kepada Allah, cinta kepada Nabi-Nya, cinta kepada keluarga Nabi-Nya, cinta kepada al-qur an, cinta kepada agamanya. (SAMK, 272) Berdasarkan kutipan di atas terlihat bahwa Mansur mengajak istrinya agar membesarkan anak mereka dengan cinta kepada kitab al- Qur an, mereka ingin agar anak mereka cinta dan bahagia saat membaca al-qur an dan ingin anak mereka hidup dengan panutan yang dia pelajari dalam al-qur an. 104

117 suasana lebih sepi dibandingkan beberapa saat yang lalu. Sayup-sayup masih terdengar saat suara beberapa santri yang menghafalkan al-qur an dari lantai di bawahnya. (SMAK, 34) Dari kutipan di atas terlihat saat para santri membaca al- Qur an dan mereka mengimani kitab Allah tersebut. mereka secara rutin membaca al-qur an di setiap waktu mereka. Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al-Azizy terdapat iman kepada kitab Allah yaitu saat mereka sangat mencintai al-qur an dan selalu mengamalkan al-qur an dalam setiap kesehariannya. 5) Iman kepada takdir Iman kepada tadir Allah yaitu percaya bahwa Allah lah yang merancang takdir tersebut dan percaya bahwa Allah lah yang bisa merubah takdir seseorang, hal itu terlihat saat Mansur percaya bahwa dia telah memenuhi takdir yang telah Allah berikan kepadanya. Mansur telah memenuhi takdir-nya untuk menjemput Wiwin sebagai istrinya. (SAMK, 70) Berdasarkan kutipan di atas terlihat bahwa Mansur telah memenuhi takdir yang Allah berikan untuknya, yaitu menikan dan menemukan jodoh yang telah Allah takdirkan untuknya, Mansur percaya bahwa Wiwin lah jodoh yang telah di takdirkan Allah untuknya dan dan dia percaya bahawa takdir Allah lah yang terbaik untuknya. Kematian adalah satu alasan yang pasti, agar yang hidup bisa meneruskan hidupnya, dan yang berpisah kembali bersatu. (SMAK, 342) 105

118 Kutipan di atas terlihat saat Rustam mengucapkan kata-kata terakhirnya sebelum ia meninggal, ia percaya bahwa takdir kematian pasti ada dan takdir itu sudah diberikan oleh Allah untuk semua hambanya. Dari beberapa kutipan di atas terlihat saat iman dengan takdir mereka, mereka selalu yakin dengan takdir yang telah Allah berikan kepada mereka, dan itu semua pasti akan mereka alami. b. Akhlak Dalam novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al- Azizy, wujud nilai akhlak di dalamnya antara lain: 1) Bersyukur Bersyukur merupakan pengungkapan manusia kepada Allah karena bersyukur merupakan tingkah laku yang baik dalam hati manusia, seperti dalam kutipan di bawah ini saat ibu Mansur mengucap syukur saat mereka telah bisa melaksanakan pernikahan Mansur dengan baik dan mereka sangat bahagia telah melaksanakan kegiatan tersebut. Seperti kutipan di bawah ini. Ucap syukur terlontar di bibir ibu Mansur dan saudarasauaranya iyu. (SAMK, 49) Kutipan di atas terlihat saat Mansur sangat bahagia bisa meleaksanakan pernikahan dengan lancar, dia langsung emngucakan syukur atas nikmat yang telah di berikan oleh Allah kepadanya. hatinya berucap syukur bahwa sekarang dia telah kembali. Ia bersyukur kepada Allah karena anugerah-nya (SAMK, 103) 106

119 Berdasarkan kutipan tersebut terlihat saat Wiwin sangat bahagia melihat suaminya Mansur telah pulang dengan selamat, dan Wiwin pun langsung mengucap syukur atas berkah tersebut. Dari beberapa kutipan di atas terlihat jelas bahwa ibu Mansur sangat bahagia karena telah lancar melaksanakan acara pernikahan Mansur dengan baik dan hal tersebut tercurah saat ibu Mansur mengucao syukur kepada Allah, karena Allah lah hal tersebut bisa terlaksanakan dengan lancar dan juga karena anugerah Allah lah tak ada halangan yang mereka temui, dan saat Mansur telah kembali saat mengisi pengajian dan Mansur telah mengisi pengajian dengan lancar dan baik, semua itu karena anugerah dari Allah dan Wiwin pun mengucap syukur atas hal itu. Selain itu, ucapan syukur terlihat juga saat anak Wiwin telah lancar melakukan persalinan dan anak mereka lahir dengan keadaan sehat tanpa kendala apapun dan saat Mansur berhasil menjawab persoalan-persoalan yang di berikan orang tua Wiwin untuknya. Hal tersebut terlihat dari kutipan di bawah ini. Perempuan, Dik, seru bu bidan, anakmu perempuan. Selamat ya! ucap syukur menggema di bibir Mansur, seiring air matanya yang makin deras mengucur. (SAMK, 171) Kutipan di atas terlihat bahwa Mansur mengucapkan syukur atas kelahiran anaknya dan juga atas keselamatan Wiwin dan anaknya tersebut, dia merasakan kebahagiaan yang tak terhingga. Untuk persoalan ini aku bersyukur bahwa Allah masih memberi kesempatan untuk menjawab persoalan beliau itu dengan dasar-dasar dari agama. (SAMK, 266) 107

120 Berdasarkan kutipan di atas terlihat bahwa Mansur bersyukur masih bisa menjawab persoalan yang di terimanya, karena orang tua Wiwin menginginkan Mansur untuk bercerai dengan Wiwin. Dari beberapa kutipan di atas terlihat bahwa Mansur sangat bahagia karena Wiiwin berhasil dalam persalinan dan anaknya lahir dalam keadaan sehat tanpa ada kendala apapun, Mansur pun mengucap syukur atas hal tersebut dan sangat bagagia dengan hal itu, selali itu Mansur juga sangat bersyukur bisa menjawab semua persoalan yang di berikan oleh orang tua Wiwin kepadanya, Mansur sangat bersyukur bisa melewati hal tersebut atas pertolongan dari Allah. 2) Mengucapkan Salam Mengucapkan salam merupakan perilaku yang baik untuk di lakukan kepada sesama manusia, begitu juga terlihat dalam kutiapan di bawah ini yaitu saat para santri bertemu dengan Rustam, Rustam juga merupan guru mereka. Juga Rustampun begitu saat ia berada di rumah pak kiai. Terlihat dalam kutipan di bawah ini. Beberapa santri tampak berlalu lalang, berjalan-jalan pagi, mengenakan jaket kebanggaan, kain sarung dan peci. Sesekali, mengucapkan salam kepada Rustam. (SAMK, 21) Kutipan di atas terlihat saat para santri bertemu dengan orang maka mereka mengucapkan salam, juga saat mereka bertemu dengan Rustam, yaitu guru mereka di pesantren, mereka selalu mengucapkan salam. Rustam memanggil salam begitu tiba di depan pintu rumah sang kiai. (SAMK, 173) 108

121 Berdasarkan kutipan di atas terlihat saat Rustam berkunjung ke rumah Kiai Muchotob, dia mengucapkan salam saat di depan pintu rumah Kiai Muchotob. Dari kutipan di atas terlihat bahwa para santri mengucapkan salam kepada Rustam saat melihat Rustam di jalan, mereka sangat menghormati Rustam karena Rustam guru mereka juga karena Rustam lebih tua dari mereka, dan Rustam pun juga seperti itu saat dia berada di rumah pak kiai dia mengucapkan salam kepada pak kiai karena mengucapkan salam merupakan cerminan akhlak yang baik. Selain itu, juga terlihat saat Mansur dan Wiwin mendapatkan salam dari para tamu undangan, hal tersebut terlihat dalam kutipan di bawah ini. Mansur dan sang istri mendapatkan salam dari para tetamu yang hadir. Doa-doa berbahasa indonesia diucapkan kaum laki-laki, seraya menjabat erat tangan mempelai pria. (SAMK, 64) Dari kutipan di atas terlihat bahwa Mansur dan Wiwin mendapatkan salam dari para tamu yang hadir dalam pernikahan mereka, mereka sangat bahagia dengan kehangaan salam-salam dari para tamu undangan, karena hanya dengan salam pun bisa membuat hati orang lain bahagia. 3) Saling mengingatkan Saling mengingatkan juga merupakan tingkah laku yang baik kepada sesama manusia, hal-hal tersebut terlihat dari kutipan di bawah ini saat Mbah Mun mengingatkan agar Rustam mencari istri yang baik 109

122 agar kedepannya bisa membangun keluarga yang indah. Terlihat dalam kutipan di bawah ini. Nak, kau harus berhati-hati memilih istri. Mbah Mun mengajarkan kita untuk memilih hidup berdasarkan agama. Mbah hanya bisa memberikan saran dan nasihat, walau itu tak pantas dari orang yang bodoh kepada seorang yang berilmu sepertimu (SAMK, 24) Dari kutipan di atas terlihat bahwa Mbah Mun mengingatkan kepada Rustam agar mencari pendamping hidup yang baik agar bisa membangun keluarga yang indah berdasarkan agama, walaupun Mbah Mun merendahkan diri kepada Rustam karena Rustam lebih tinggih dari Mbah Mun sekolahnya tetapi Mbah Mun hanya ingin agar Rustam bisa membangun keluarga yang indah kedepannya. Selain itu, Rustam juga mengingatkan kepada Mansur agar Mansur selalu memohon petunjuk kepada Allah dan mengingatkan agar Mansur menjadi imam yang shalil dalam keluarga barunya. O, Mansur. Mohonlah petunjuk kepada-nya, sebab aku khawatir setan dan iblis tengah bersekutu di hatimu dengan cinta. (SAMK, 44) Kutipan di atas terlihat saat Rustam mengingatkan kepada Mansur agar Mansur memikirkan baik-baik saat memilih Wiwin, karena Rustam takut itu hanyalah nafsu belaka. Kini kau telah menjadi seorang suami, Sahabatku, ucap Rustam. Jadilah suami dan imam yang shalih untuk istrimu. Menjadi kuat dan bersabarlah. Allah pasti bersamamu. Allah bersamamu. (SAMK, 64) Berdasarkan kutipan di atas terlihat saat Rustam mengingatkan kepada Mansur agar Mansur menjadi imam yang shalih untuk 110

123 keluarganya kelak, dia mengingatkan agar Mansur tidak lupa dengan tanggung jawabnya kedepan sebagai seorang pemimpin keluarga. Dari beberapa kutipan di atas terlihat bahwa Rustam mengingatkan Mansur agar memohon petunjuk kepada Allah untuk memilih jodohnya kedepan agar Mansur tidak salah memilih jodoh, dan juga Rustam mengingatkan kepada Mansur agar menjadi imam yang shalih untuk istri dan keluarganya ke depan, karena Mansur adalah sabahat dari Rustam. Selain itu, ibu Mansur juga mengingatkan agar Mansur menjadi suami yang baik untuk istrinya dan mengingatkan agar Mansur selalu ingat kepada Allah dan selalu dekat kepada Allah. Jaga Allah, Nak. Jangan lupakan Allah. Jadilah suami yang baik, Nak. Jadilah imam yang baik. Ibu akan selalu mendoakanmu, nak. Ibu selalu mendoakanmu. (SAMK, 68) Dari kutipan di atas terlihat saat ibu Mansur mengingatkan Mansur agar menjadi imam yang baik untuk keluarganya nanti, agar Mansur bisa menjadi pemimpin yang baik untuk keluarganya. Ibu Mansur selalu berdoa untuk kebaikan Mansur. Takutlah hanya kepada Allah, Ucapnya, dan lembutkanlah hatimu. Ketika tak ada siapapun yang mendekatimu, ingatlah bahwa Allah selalu dekat dan jangan pernah meninggalkan-nya. Oh, Anakku. (SAMK, 130) Kutipan di atas terlihat ibu Mansur mengingatkan Mansur agar Mansur selalu mengingat Allah, agar Mansur takut kepada Allah, dan agar Mansur selalu kuat menjalani hari-harinya dengan begitu banyak masalah yang menimpanya. 111

124 Dari beberapa kutipan di atas terlihat bahwa ibu Mansur selalu mengingatkan Mansur agar menjadi Suami yang baik untuk istrinya dan agar Mansur selalu mengingat Allah dan tidak pernah meninggalkan Allah, karena ibu Mansur khawatir tidak bisa mengatur Mansur lagi karena Mansur telah memiliki keluarga baru dan berpisah dengan ibu Mansur. 4) Saling mendoakan Saling mendoakan sesama manusia merupakan salah satu Akhlak atau perilaku yang baik sesama manusia, hal itu juga terlihat dari beberapa kutipan di bawah ini. Seperti saat teman-teman Mansur mendoakan untuk hubungan mereka agar menjadi baik dan memudahkan jalan mereka kedepannya. Terlihat dalam kutipan di bawah ini. Jika kau berniat untuk itu, aku akan ikut berdoa kepada Allah Swt agar memberi kekuatan dan jalan untuk menjadi PNS. (SAMK, 27) Kutipan di atas terlihat saat Mansur ikut mendoakan agar Rustam bisa bekerja dan menjadi PNS, mereka berdua memang sahabat sejak dulu masih menyantri dan sampai sekarang mereka saling mendukung dengan keputusan-keputusan yang akan mereka jalani. Sekali lagi, kami berdoa, semoga Mas Mansur dan Mbak Wiwin, menjadi suami istri yang cinta-mencintai, sayangmenyayangi. (SAMK, 101) Dari kutipan di atas terlihat saat para tetangga Mansur yang saat itu sedang bersilaturahmi ke kediaman Mansur setelah Mansur menikah dan 112

125 mereka berdoa agar Mansur dan Wiwin menjadi suami istri yang saling mencintai dan saling menyayangi. Semoga Allah memudahkan kalian berdua... Amin, amin ya rabbal allamin. (SAMK, 142) Kutipan di atas terlihat saat Rustam mendoakan Mansur saat Mansur akan kembali ke kediaman Mertuanya, Rustam berdoa agar Allah memudahkan jalan Mansur dan Wiwin kedepannya, karena Rustam tau bagaimana keadaan mereka berdua saat ini. Dari beberapa kutipan di atas terlihat jelas bahwa teman-teman Mansur dan Wiwin mendoakan hubungan mereka agar menjadi suami istri yang baik dan rukun, juga agar Mansur menjadi PNS setelah menikah nanti, dan juga mereka berdoa agar Allah memudahkan jalan mereka berdua nanti kedepannya setelah berumah tangga. Selai itu, para tetangga banyak mendoakan untuk arwah bapak Wiwin yang telah meninggal dunia, mereka berdoa juga untuk memberikan barakah dan kekuatan untuk Mansur dan Wiwin. Seperti kutipan di bawah ini. Banyak orang-orang berbondong-bodong ke rumah duka, membaca surat Yasin dan tahlil, mendoakan arwahnya. (SAMK, 313) Kutipan di atas terlihat saat para tetangga Pak Prapto sedang berada di rumah duka, dan mereka saling mendoakan arwah Pak Prapto dan mereka membacakan tahlil dan yasin. Semoga Allah selalu melimpahkan barakah, kekuatan, dan pertolongan untukmu. (SAMK, 316) 113

126 Dari kutipan di atas terlihat saat Rustam memberikan kabar lewat surat kepada Mansur, Rustam juga selalu berdoa untuk sahabatnya itu agar Mansur selalu mendapatkan barakah, kekuatan dan pertolongan dari Allah. Beberapa kutipan di atas terlihat jelas bahwa para tetangga orang tua Wiwin berbondong-bondong ke rumah Wiwin untuk mendoakan arwah Pak Prapto atau ayah Wiwin yang telah meninggal dunia agar tenang di alam sana dan juga menerima amal ibadah dari Pak Prapto, selain itu juga mereka mendoakan agar Allah memberikan barakah dan kekuatan kepada keluarga Mansur dan Wiwin agar lebih tegar kedepannya dan bisa lebih baik untuk kedepannya. 5) Saling membantu Saling membantu merupakan kewajiban sesama manusia, merupakan akhlak yang baik dan akan terwujud kehidupan yang damai dan bahagia jika mau membantu sesama manusia, seperti hkutipan di bawah ini terliahat bahwa Rustam membantu Mansur untuk memberikan mahar dalam perkawinannya. Terlihat dalam kutipan di bawah ini. Cincin itu tak dijual oleh Mansur. Orang tua Rustam membantu Mansur untuk menyediakan seperangkat alat sholat dan mukena sebagai mahar dalam perkawinan nanti. (SAMK, 48) Dari kutipan di atas terlihat bahwa Rustam membantu Mansur dalam memberikan mas kawin dalam perkawinannya, Rustam tahu bahwa Mansur tidak mempunyai uang untuk membeli mas kawin tersebut, sebagai saabat Mansur, Rustampu menbelikan cincin untuk mas 114

127 kawin pernikahan Mansur. Selain itu, para tetangga Mansur juga membantu Mansur untuk pernikahannya, hal itu terlihat dalam kutipan di bawah ini. Keadaan memang tampak berbeda sejak dua hari yang lalu. Dengan ikhlas dan tulus, para tetangga bekerja bakti bergotong-royong memperbaiki keadaan gubug. (SAMK, 83) Kutipan di atas terlihat saat para tetangga Mansur saling membantu dan bekerja bakti untuk mempersiapkan perkawinan Mansur, mereka saling bergotong-royong untuk memperbaiki rumah Mansur agar terlihat tidak begitu mengecewakan saat mertuanya nanti datang. Gotong royong dan kerja bakti yang dilakukan dengan tulus dan ikhlas itu diikuti oleh warga. Dari pagi hingga sore, bahkan hingga malam hari. (SAMK, 84) Dari kutipan di atas terlihat saat para tetangga bergotong-royong dan bekerja bakti membantu mempersiapkan acara pernikahan Mansur, mereka melakukan semua itu dengan ikhlas dan tulus tanpa memikirkan imbalan dari Mansur, semua itu mereka lakukan dari sore hingga malam hari. Seorang pemuda dan ayahnya yang di desa itu, ahli dalam tata dekorasi, mengulurkan tangannya untuk memoles halaman dan ruang didalam dengan janur kuning. (SAMK, 85) Kutipan di atas terlihat saat ada pemuda dan ayahnya yang pekerjaannya sebagai seorang pendekorasi acara membantu mendekorasi acara penikahan Mansur dengan ikhlas, mereka membantu Mansur tanpa meminta imbalan sedikitpun kepadanya. 115

128 Pada hari itu juga, para ibu-ibu dan para gadis datang berduyun-duyun. Mereka menggendong bakul berisi beras, teh, gula, atau kelapa. Adapula yang membawa pisang bertandan-tandan, kerupuk, jenang, wajik, roti, dan uang. Pendek kata, istilah ngunduh mantu tampak saat ini di rumah Mbok Sofiah. (SAMK, 85) Dari kutipan di atas terlihat saat para ibu-ibu dan para gadis berduyun-duyun ke rumah Mansur dan membantu mempersiapkan hidangan pesta pernikahan Mansur, mereka juga membantu Mansur dengan cara membawakan bahan-bahan untuk membuat hidangan pesta tersebut. Berdasarkan beberapa kutipan di atas terlihat jelas bahwa tetanggatetangga mansur bergotong-royong untuk membantu Mansur dan keluarganya dalam mengadakan pernikahan tersebut, semua itu warga lakukan dari pagi hingga malam hari, mereka tahu bahwa besan dari ibu Mansur adalah orang kaya dan ibu Mansur adalah orang miskin dan rumahnya jelek, maka dari itu agar besannya tidak teralu kecewa saat melihat rumah Mansur mereka membangun rumah Mansur kembali agar terlihat lebih baik, selain itu mereka tahu bahwa ibu Mansur tidak mempunyai banyak uang untuk mengadakan acara pernikahan, banyak warga yang membawa hasil kebun dan juga rempah-rempah untuk memasak agar acara tersebut berjalan dengan lancar dan agar ada hidangan saat acara pernikahan nanti. Begitu juga terlihat setelah beberapa bulan menikah dan Mansur kembali ke kota ke rumah mertuanya, para tetangga yang begitu menyayangi Mansur dan istrinya atas kebaikan-kebaikannya mereka ikut mengantarkan mereka kembali 116

129 ke kota juga para tetangga memberikan bekal untuk Mansur saat kembali ke kota, seperti kutipan di bawah ini. iya, aku juga berpikiran begitu, ayo kita beritahu yang lain. Kita kumpulkan warga. Kita ikut membantu mereka untuk kembali ke kota. Aku akan menyembelih ayam, semoga mereka mau memakannya nanti di kota. (SAMK, 126) Dari kutipan di atas terlihat bahwa warga membantu Mansur dan Wiwin saat kembali ke kota, mereka sangat bahagia bisa membantu Mansur dan Wiwin karena kebaikan mereka berdua saat tinggal di desa. Selain itu tetangga Wiwin pun ikut membantu saat Mansur akan mengadakan acara pitonan, seperti kutipan di bawah ini. Kau butuh berapa, Mas? Mbak Ambar bertanya. Kontan Mansur mengangguk memandangi wajahnya. Mbak Ambar mengangguk. Mbak Ambar bertanya lagi, Saya ada simpanan. Kalau kau mau, pakailah dulu, tidak apa-apa, semoga bisa membantu. (SAMK, 177) Dari kutipan di atas terlihat saat Mbak Ambar menawarkan Mansur sejumlah uang untuk Mansur agar Mansur bisa mengakikahkan anaknya, Mbak Ambar memang sering membantu Mansur dalam segala urusan, karena Mbak Ambar tau bagaimana keadaan Mansur saat ini. Bude Ambar segera mengeluarkan amplop dan menyerahkannya pada Mansur. Amplop tersebut berisi sejumlah uang yang lebih dari cukup untuk menebus obat dan membiayai seluruh pengeluaran Wiwin menjalani rawat inap di rumah sakit ini. (SAMK, 214) Kutipan di atas terlihat saat Bude Ambar membantu Mansur saat istri Mansur sedang melahirkan dan Mansur tidak cukup uang untuk menebus semua obat dan biaya persalinan Wiwin. 117

130 Berdasarkan beberapa kutipan di atas terlihat bahwa tetangga Wiwin yaitu Bude Ambar ingin membantu Mansur dalam mengadakan pitonan, dia memberikan pinjaman kepada Mansur dan terserah Mansur akan kapan mengembalikan uangnya, selain itu juga Bude Ambar membantu Mansur saat Wiwin melakukan persalinan, Bude Ambar memberikan uang yang di masukan ke dalam amplop untuk Mansur, Bude Ambar tahu jelas tentang apa penderitaan yang tengah di alami oleh Mansur dan ingin sekali membantu Mansur. 6) Saling menguatkan Saling menguatkan merupakan perbuatan yang baik yang dilakukan untuk sesama manusia agar manusia yang sedang susah dan sudah berputus asa bisa bangkit dan bisa berdiri kembali dalam menjalani hidupnya, hal itu terlihat seperti kutipan di bawah ini yaitu saat Bude Ambar memberi kekuatan kepada Wiwin agar selalu kuat dan pasrah kepada Allah tentang apa yang akan ia dapatkan kedepannya dan juga saat kiai Muchotob menguatkan Mansur saat Mansur berkunjung ke rumahnya dan menceritakan masalahnya. Terlihat dalam kutipan di bawah ini. Bude Ambar mengelus-elus punggungnya, memintanya untuk bersabar. Bude Ambar berkata, dengan sepenuh mantap dan keyakinan, Pasrahlah, Mbak. Pasrahlah kepada Allah. (SAMK, 212) Dari kutipan di atas terlihat saat Bude Ambar menguatkan Wiwin untuk bersabaer dan menguatkan Wiwin untuk berpasrah kepada Allah, 118

131 karena Allah pasti akan memberikan jalan yang terbaik untuk keluarga Wiwin. Jangan menyerah, ucap kiai Muchotob. Ujian tidak hanya datang dari luar. Ia bisa datang dari dalam sendiri. Saat ini kalian tengah diuji oleh orang tua kalian sendiri. Bila kalian tabah, sabar, tawakal dan berserah diri, kalian akan mendapatkan barakah, kedamaian, keindahan dan kebahagiaan pada akhirnya nanti. (SAMK, 214) Kutipan di atas terlihat saat Mansur berkunjung ke rumah Kiai Muchotob dan menceritakan semua permasalahan kepadanya, dan Kiai Muchotob menguatkan Mansur agar Mansur tetao tabah, tawakal, sabar dan berserah diri kepada Allah, dan Allah pasti akan memberikan barakah dan kebahagian kepadanya nanti. Berdasarkan beberapa kutipan di atas terlihat jelas bahwa Bude Ambar memberikan dorongan kepada Wiwin karena banyaknya masalah yang Mansur dan Wiwin rasakan, selain dari orang tua Wiwin sendiri para tetangga juga banyak yang membicarakan keburukan Wiwin di belakang, juga kiai Muchotob juga memberikan dorongan kepada Mansur saat Mansur datang ke rumah kiai Muchotob dan menceritakan masalahnya, semua itu mereka lakukan agar Mansur dan Wiwin kuat dalam menjalani kehidupan kedepannya. Selain itu, saling menguatkan juga terlihat saat Mansur akan berpisah dengan anaknya dia menguatkan Kayla sebelum berpisah dengannya. Mengerti suasana hati putrinya, Mansur berusaha menenangkannya. Ketika pagi diajaknya jalan-jalan, terkadang dengan mengendarai motor, terkadang dengan jalan kaki, (SAMK, 217) 119

132 Dari kutipan di atas terlihat bahwa Mansur menguatkan Kayla saat mereka akan berpisah dan Mansur akan pergi dan bekerja di Jakarta, Mansur mengajak Kayla berjalan-jalan dengan motor untuk terakhir kalinya dan Mansur mengajak Kayla bernyanyi-nyanyi agar Kayla tenang dan melupakan kesedihannya. 7) Tidak berburuk sangka Tidak berburuk sangka merupakan sebuah perilaku yang baik yang harus di miliki oleh setiap manusia agar mendapatkan kehidupan yang damai, tenang dan bahagia. Seperti kutipan di bawah ini saat Mansur tidak berburuk sangka kepada mertua dan para tetangganya. Terlihat dalam kutipan di bawah ini. Mansur tidak ingin berburuk sangka, entah kepada mertuanya sendiri, entah kepada tetangga sekitar. (SAMK, 145) Dari kutipan di atas terlihat bahwa Mansur tidak berburuk sangka kepada mertua dan para tetangganya yang sering membicarakan keburukannya, padahal semua yang mereka bicarakan tidak benar sama sekali, seperti saat Mansur di kabarkan tidak memberi nafkah kepada istri dan anaknya dan juga saat Mansur bekerja di Jakarta di kabarkan bahwa selama Mansur bekerja di Jakarta tidak pernah memberikan kabar sama sekali kepada istri dan anaknya. Padahal Mansur selalu memberikan kabar juga nafkah, tetapi semua itu di sembunyikan oleh mertua Mansur, dan Mansur tidak ingin berburuk sangka dan hanya bisa ikhlas menghadapinya. 120

133 bila saya pulang, Ayah dan Ibu akan memaksa saya untuk bercerai dengan mas Mansur. yakinlah dengan nurani, Mbak! Kini Mbak sudah tahu bahwa keinginan mereka itu keliru. (SMAK, 282) Kutipan di atas terlihat saat Rustam mencoba meyakinkan Wiwin agar dia tidak berburuk sangka kepada orang tuanya, Wiwin berfikir kalau dia pulang dia akan dipaksa untuk bercerai dengan Mansur, sedangkan Rustam meyakinkan Wiwin agar tidak berburuk sangka kepada orang tuanya. Berdasarkan beberapa kutipan di atas terlihat bahwa ada akhlak tidak berburuk sangka, itu terlihat dalam kutipan-kutipan di atas saat Massur tidak ingin berburuk sangka kepada tetangga dan Rustam tidak berburuk sangka kepada orang tua Wiwin. 8) Bersabar Bersabar merupakan perilaku mulia yang baik sangat di anjurkan untuk di miliki oleh setiap manusia. Bersabar seperti kutipan di bawah ini saat Mansur dan Istrinya mendapat ujian dari mertua Mansur. Terlihat dalam kutipan di bawah ini. Kita harus lebih bersabar lagi terhadap Ayah dan Ibu, Dik. Kesabaran akan menolong kita! (SAMK, 207) Dari kutipan di atas terlihat bahwa Mansur memberikan nasihat kepada istrinya bahwa mereka harus bersabar menghadapi mertua Mansur yang tidak suka kepada keluarga mereka. Mertua Mansur selalu saja mencari-cari kesalahan Mansur agar mereka berpisah. Tetapi Mansur selalu bersabar dan yakin bahwa kesabarannya akan menolongnya kelak. 121

134 Mansur mengempaskan punggungnya di sandaran kursi, ia mendesah. Ia menatap langit-langit. Ia tersenyum, ia menyakini bahwa apa yang ia barusaja bicarakan dengan mertuanya adalah sebuah kebenaran. (SMAK, 152) Kutipan di atas terlihat saat Mansur bersabar menghadapi mertuanya yang memberncinya dan selalu melarangnya melakukan sesuatu yang mereka tidak suka, dan ia yakin kesabarannya akan membuahkan hasil yang indah. c. Syariah Dalam novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al- Azizy, wujud nilai akidah di dalamnya antara lain: 1) Berdoa Berdoa merupakan suatu wujud perbuatan yang baik yang di lakukan manusia kepada tuhan mereka. Berdoa terlihat dari kutipan di bawah ini saat teman-teman Mansur mendoakan Mansur mendapatkan kebaikan ke depannya. Terlihat dalam kutipan di bawah ini. Jika kau berniat untuk itu, aku akan ikut berdoa Kepada Allah swt agar Dia memberimu kekuatan dan jalan untuk menjadi PNS. (SAMK, 27) Kutipan di atas terlihat saat Mansur berdoa agar Rustam bisa bekerja dan diberi jalan agar bisa menjadi PNS, mereka memang sejak dahulu selalu saling mendoakan. Dan diam-diam hatinya menjeritkan doa pengharap pada Allah Swt, agar Allah menguatkannya, agar Allah menolongnya. (SAMK, 75) 122

135 Dari kutipan di atas terlihat Mansur tersentuh mendengar perkaan istrinya yang selalu bersabar menghadapi mertua Mansur, dan Mansur pun diam-diam berdoa agar Allah menolongnya. Mereka selalu berdoa agar Allah memberi kemudahan dan pertolongan kepada sahabatnya itu. (SAMK, 134) Kutipan di atas terlihat saat Rustam dan kawan-kawannya mendengar Mansur telah pulang ke desanya dan Mansur pulang membawa istrinya. Mereka pun berdoa agar Allah memberikan kemudahan dan pertolongan kepada Mansur. Berdasarkan beberapa kutipan di atas terlihat jelas bahwa temanteman Mansur mendoakan Mansur agar dia di beri kekuatan dan agar Allah menolongnya, karena mereka tahu bahwa Mansur sedang mendapatkan kesusahan dan mereka berharap Allah akan menolongnya. Mansur yang selalu di benci mertuanya karena kemiskinannya dan selalu ingin memisahkan keluarga Mansur. Selain itu, mereka juga mendoakan agar Mansur mendapatkan putra yang shalih dan istri Mansur juga selalu berdoa agar Allah selalu memudahkan jalan suaminya. betapa beliau selalu berdoa kepada Allah mengaruniai putra yang shalih, yang hidup dengan berdasarkan agama, dan memancarkan cahaya al-qur an. (SAMK, 110) Kutipan di atas terlihat saat Kang Zarkasih berdoa kepada Allah agar Allah memberikan putra yang shalih dan yang hidup dengan agama, seperti yang dia dengar dulu saat ayah Mansur mengisi pengajian di desanya. 123

136 Ya Allah, mudahkanlah suamiku. Berilah petunjuk kepada suamiku. Sampaikanlah ilmu ke dalam dada warga. Ya Allah, ya Rabbi. Ampunilah dosa-dosaku. (SAMK, 113) Dari kutipan di atas terlihat saat Wiwin berdoa agar suaminya mendapatkan petunjuk dari Allah dan ilmu yang di sampaikan oleh suaminya dapat masuk di pikiran para warga. Berdasarkan beberapa kutipan di atas terlihat jelas bahwa temanteman Mansur mendoakan Mansur agar mendapatkan putra yang shalih setelah Mansur menikah, mereka berharap anak Mansur kelak bisa seperti Mansur yang hidup berdasarkan agama dan selalu mengutamakan agama di bandingkan dengan dunianya. Selain itu, istri Mansur juga selalu berdoa agar melancarkan jalan suaminya saat mencari rezeki seperti saat Mansur pertama kali di beri pekerjaan sebagai pendakwah dan penjual koran. Tak hanya mereka, Mansur pun selalu berdoa agar Allah selalu melindungi keluarganya juga Kayla yaitu anak Mansur selalu berdoa untuk kebaikan Mansur dan ingin bertemu dengan Mansur. Doa-doa hatinya selalu terlontar ke petang langit, dan dengan caranya sendiri ia memohon kepada Illahi agar ia dan ayahnya segera dipertemukan. (SAMK, 258) Kutipan di atas terlihat saat Kayla sedang bersedih melihat ibu dan ayahnya berpisah dan dia terus berdoa agar kedua orang tua Kayla bisa di pertemukan kembali seperti dahulu. Jeritan doa sudah tak terhitung, agar Allah Swt membuka hati kedua orang tuanya, mencampakan rasa benci, dengki dan ketidak senangannya. (SAMK, 301) 124

137 Berdasarkan kutipan di atas terlihat saat Wiwin selalu berdoa agar Allah membuka hati kedua orang tuanya kepada Mansur, karena mereka sangat benci dan dengki terhadap Mansur. Dari beberapa kutipan di atas terlihat jelas bahwa Mansur selalu berdoa agar Allah selalu melindungi dan menyinari keluarganya, setelah dia bekerja di Jakarta dia selalu khawatir dengan keluarganya yang tinggal di Magelang, Kayla juga selalu berdoa agar Mansur selalu baikbaik saja di Jakarta dan selalu mendapatkan kebaikan. Selain itu, Kayla juga berharap bisa bertemu dengan Mansur karena sangat sulit mereka untuk bertemu setelah mertua Mansur selalu ingin memisahkan keluarga mereka, Kayla hanya bisa pasrah dan hanya bisa berdoa kepada Allah untuk hal yang baik kedepannya. 2) Bersedekah Bersedekah merupakan kebaikan yang di lakukan seseorang agar mendapatkan balasan kebaikan juga dari Allah. Bersedekah terlihat dari kutipan di bawah ini saat Rustam mengajar di pesantren dengan ikhlas dan tidak mempedulikan gajinya, juga saat memberikan sebagian gajinya untuk orang tua yaitu Mbah Yah. Terlihat dalam kutipan di bawah ini. ia memang selalu pergi ke pesantren itu, mengajar anakanak. Ia mengabdikan sebagai guru honorer di pesantren itu. (SAMK, 18) Kutipan di atas terlihat saat Rustam mengabdi di pesantren dulu dia mengaji, Rustam tidak perduli terhadap gaji yang akan dia terima, dia semata-mata hanya ingin bersedekah ilmu untuk anak-anak pesantren. 125

138 Rustam selalu memberikan setiap bagian gajinya dan memberi makanan kegemaran untuk Mbah Yah. (SAMK, 20) Berdasarkan kutipan di atas terlihat saat Rustam selalu memberikan sebagian gajinya untuk Mbah Yah, seseorang yang selalu dekat dengannya dan sudah dia anggap sebagai orang tuanya sendiri sejak dahulu dia masih di pesantren, Rustam juga selalu memberikan Mbah Yah makanan kegemaran yaitu nasi megono. Dari beberapa kutipan di atas terlihat jelas bahwa Rustam bersedekah dengan ikhlas yaitu mengajar di pesantren, walaupun gajinya kecil dan banyak pekerjaan lain yang lebih menjanjikan, tetapi Rustam tetap bekerja di pesanter dan hanya mengharap barakah dari Allah. Selain itu, Rustam juga selalu menyisihkan sebagian gajinya untuk Mbah Yah, orang yang selalu merawat Rustam sejak kuliah dulu dan sudah di anggap sebagi orang tua Rustam sendiri, Rustam juga selalu membelikan nasi megono kepada Mbah Yah agar Mbah Yah bahagia di hari tuanya. 3) Membaca al-qur an Mengamalkan al-qur an merupakan kepribadian yang baik agar bisa menjalani kehidupan sesuai perintah agama. Seperti kutipan di bawah ini saat Mansur masih belajar di pesantren selalu menghafal al- Qur an dan mengamalkannya. Terlihat dalam kutipan di bawah ini Dia menjadi pengurus pesantren, menghafal al-qur an, membaca kitab-kitab kuning. (SAMK, 18) Kutipan di atas terlihat saat Rustam di pesantren dahulu, dia menjadi pengurus pesantren juga menjadi murid kesayangan Kiai 126

139 Muchotob, Rustam juga selalu menghafalkan al-qur an juga kitab-kitab kuning. mari kita dirikan sholat, ujarnya, mari kita memohon petunjuk dan pertolongan Allah. Mari kita baca al- Qur an. (SAMK, 80) Berdasarkan kutipan di atas terlihat saat Mansur mengajak keluarganya untuk mengerjakan sholat dan juga membaca al-qur an, agar hati mereka tenang dan mendapatkan pertolongan dari Allah karena begitu banyak masalah yang menerpa keluarga mereka. Mansur hanya bisa berdoa, shalat sunah, membaca al- Qur an, (SAMK, 168) Kutipan di atas terlihat saat Mansur menghadapi begitu banyak masalah, Mansur juga sangat bingung dan dia hanya bisa berdoa, menjalankan sholat sunah dan membaca al-qur an agar mendapatkan ketenangan dari-nya. Dari beberapa kutipan di atas terlihat jelas bahwa Mansur selalu mengamalkan al-qur an, dia pecaya bahwa al-qur an lah jalan petujuk hidupnya, setiap hari di pesantren dia membaca dan menghafalkannya, juga mendidik istri dan anaknya untuk mencintai al-qur an. Selain itu, saat pernikahan Mansur, teman pesantren Mansur yaitu Siti Darojah membaca al-qur an dan membuat para tamu undangan mengagumi kebesaran Allah. pembacaan kalam-kalam suci yang dibacakan oleh Siti Darojah membuat semua hadirin terhanyut dan larut mengagungkan kebesaran illahi. (SAMK, 94) 127

140 Dari kutipan di atas terlihat bahwa Siti Darojah membaca al- Qur an di depan para tamu undangan, Siti Darojah tahu bahwa Mansur begitu cinta dengan al-qur an maka dia menyumbangkan bacaan al- Qur an saat pernikahan Mansur. 4) Sholat Sholat merupakan kewajiban yang harus di laksanakan oleh setiap manusia, jika sholat di tinggalkan maka akan berdosa, dan jika di laksanakan maka akan mendapatkan pahala. Sholat ada yang wajib dan ada yang sunah, sholat sunah kalau di kerjakan akan mendapatkan pahala dan jika tidak di kerjakan tidak berdosa. Seperti pada kutipan di bawah ini saat Rustam menjalankan sholat subuh di masjid. Terlihat dalam kutipan di bawah ini. Rustam pamit untuk menjalankan sholat subuh di masjid. (SAMK, 20) Dari kutipan di atas terlihat bahwa Rustam menjalankan sholat subuh di masjid, dia sejak dulu masih nyantri di pesantren Api Rustam selalu menjalankan sholat subuh berjamaah di masjid, hingga sampai selesai dari pesantren dia tetap menjalankan sholat subuh secara jamaah di masjid. Selain itu, Mansur juga selalu menegakan sholat Malam bersama istrinya, mereka selalu rutin sholat malam dan setelah shoalt malam mereka selalu memohon pertolongan dari Allah seperti kutipan di bawah ini. mereka akan tegakan malam dengan sholat dan permohonan. Lalu mereka akan membaca al-qur an yang telah mereka hafal itu. (SAMK, 81) 128

141 Dari kutipan di atas terlihat saat Mansur dan keluarganya akan menegakan sholat, mereka secara rutin mengerjakan sholat malam dan mereka akhiri dengan membaca al-qur an. Mansur mengajak istrinya untuk menjalankan Tahajjud. (SAMK, 102) Kutipan di atas terlihat saat Mansur mengajak istrinya menjalankan sholat Tahajjud, setelah menikah mereka sering kali bangun malam dan mengerjakan sholat Tahajjud secara bersama. Maka begitulah, sebelum adzan subuh terdengar, Mansur dan istrinya telah terbangun dari tidurnya. Kebiasaan mereka untuk selalu berusaha bangun malam, sepertinya tidak berubah hingga saat ini. Mereka shalat malam. Mereka membaca al-qur an. (SAMK, 147) Berdasarkan kutipan di atas terlihat terlihat saat Mansur dan istrinya selalu rutin bangun malam dan mengerjakan sholat malam, mereka hampir setiap hari mengerjakan hal tersebut, bahkan setelah sholat malam mereka membaca al-qur an hingga adzan subuh terdengar. Dari beberapa kutipan di atas terlihat jelas bahwa Mansur dan istrinya sering menjalankan sholat malam, setelah menikah Mansur selalu mendidik istrinya untuk rutin shoalt malam, mereka bangun saat sepertiga malam dan mendirikan sholat malam berjamaah, setelah sholat malam mereka berdoa agar Allah memberi pertolongan kepada keluarganya karena begitu berat masalah yang di hadapi oleh keluarga Mansur. Setelah mempunyai anak pun Mansur mendidik anaknya untuk rajin sholat bersamanya, seperti kutipan di bawah ini. 129

142 Teringatlah ia bahwa ia belum melaksanakan sholat ashar, maka ia pun masuk ke dalam rumah, lalu ke dalam dapur, ke kamar mandi, Mansur berwudhu, setelah itu ia menuju ruang sholat. (SAMK, 170) Kutipan di atas terlihat saat Mansur lupa belum melakukan sholat ashar dan dia segera pergi ke kamar mandi untuk melakukan wudhu dan segera melaksanakan sholat. Begitupun dengan Kayla saat sering ikut sholat bersama orang tuanya. Terlihat dalam kutipan di bawah ini. Ketika waktu shalat tiba, Kayla pun ikut sholat bersama Ayah dan mamanya. (SAMK, 187) Berdasarkan kutipan di atas terlihat saat Kayla ikut sholat bersama dengan orang tuanya. Kayla sejak kecil memang selalu dididik untuk tidak meninggalkan sholat oleh kedua orang tuanya. Dari beberapa kutipan di atas terlihat jelas bahwa Mansur selalu mengutamakan sholat dari pada dunianya, selain itu Kayla juga selalu ikut sholat bersama orang tuanya, Mansur selalu mendidik Kayla untuk tidak meninggalkan sholat dan mengutamakan sholat berjamaah dari pada sholat sendirian. Selain itu, juga terlihat bahwa saat para rombongan yang mengantarkan Rustam melamar Wiwin mendengar adzan, mereka langsung mendirikan sholat. 5) Mengamalkan ilmu Mengamalkan ilmu merupakan perbuatan yang baik dan wajib di lakukan oleh setiap manusia agar ilmu yang mereka dapatkan tidak siasia. Seperti kutipan di bawah ini saat Mansur mengamalkan ilmu agamanya saat di pesantren dahulu. Terlihat dalam kutipan di bawah ini. 130

143 Mansur mulai mengamalkan dengan sebenar-benarnya, ilmu agama yang selama ini dimilikinya, terutama berkaitan dengan hubungan rumah tangga, antara seorang suami dan istri. (SAMK, 76) Dari kutipan di atas terlihat bahwa Mansur mengamalkan ilmunya dahulu dengan baik, apalagi setelah dia membina rumah tangga dengan Wiwin, dia selalu mengamalkan ilmunya dengan sangat baik agar rumah tangganya berjalan dengan kedamaian, dia mendidik istrinya dan mengatur rumah tangganya dengan ilmu yang dia dapatkan dulu di pesantren. selama seminggu ini, Mansur kembali membuka kitabkitabnya, buku-bukunya, kepada istrinya dia meminta saran dan nasihat sebaik-baiknya tentang materi apa yang aka dia sampaikan nanti. (SMAK, 111) Kutipan di atas terlihat saat Mansur kembali membuka buku dan mengamalkan ilmu-ilmunya dulu saat di pesantren, Mansur akan mengisi sebuah acara dan dia akan menjadi penceramah dan akan membagikan semua ilmu-ilmunya. Mansur hanya ingin membagi ilmu-ilmunya nanti kepada orang yang bisa dijangkaunya. (SMAK, 28) Dari kutipan di atas terlihat saat Mansur ingin membagikan dan mengamalkan ilmu-ilmunya bersama dengan orang-orang yang bisa dijangkaunya, keinginan Mansur untuk mengamalkan ilmunya itu tidak ingin muluk-muluk, dia hanya ingin kepada orang yang bisa dijangkaunya. Berdasarkan beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa mengamalkan ilmu merupakan suatu perilaku yang terpuji, dalam 131

144 kutipan-kutipan di atas para tokoh mengamalkan ilmu mereka dan ingin membagikan ilmu mereka kepada orang-orang yang mau belajar bersama mereka. 6) Puasa Puasa merupakan kegiatan yang wajib di lakukan oleh umat muslim, kewajiban tersebut ada saat bulan ramadhan, tetapi puasa juga ada yang tidak wajib di lakukan oleh umat muslim, yaitu puasa sunah. Puasa sunah jika di kerjakan akan mendapatkan pahala dan jika tidak di kerjakan tidak berdosa. Seperti kutipan di bawah ini saat Mansur selalu mengerjakan puasa sunah dari zaman dahulu saat di pesantren sampai sekarang saat menikah. Terlihat dalam kutipan di bawah ini. Puasa sunnah yang selalu ia kerjakan setiap senin dan kamis sejak ia masih tinggal di pesantren Mbah mun hingga saat ini. (SAMK, 235) Dari kutipan di atas terlihat jelas bahwa Mansur selalu mengerjakan puasa sunah sejak zaman dahulu saat di pesantren hingga saat ini saat Mansur menikah, dia selalu rutin menjalankan puasa sunah, dia tidak ingin memanjakan perutnya selalu kenyang dan selalu menjaga hawa nafsunya dengan cara berpuasa itulah Mansur. Pemuda pendiam, hobi menjalankan puasa Daud. (SMAK, 27) Kutipan di atas terlihat saat menjelaskan tokoh Mansur yang hobi menjalankan puasa Daud itu kepada para pembaca. Ia memang Mansur merupakan orang yang hobi berpuasa. 132

145 Berdasarkan beberapa kutipan di atas disimpulkan bahwa nilai syariah salah satunya yaitu berpuasa terlihat dalam kutipan-kutipan di atas yaitu pada Mansur dan Rustam yang sering melakukan puasa-puasa apalagi semenjak mereka dulu masih menyantri di pesantren Api, mereka secara rutin melakukan puasa. 3. Penerapan Pembelajaran Unsur Intrinsik Novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman Al-Azizy di kelas XII SMA Dalam pembelajaran sastra, keterampilan yang dikembangkan merupakan keterampilan yang bersifat penalaran, efektif, sosial dan religius. Oleh karena itu, karya sastra dapat berperan dalam membantu sebagai pencerahan serta sebagai sarana pembelajaran sehingga dapat diambil manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran novel di SMA dengan menggunakan novel religius, diharapkan mempunyai akhlak terpuji sesuai dengan ajaran agama sehingga dapat membantu siswa ke arah jalan yang benar, seperti yang dicontohkan dalam novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman Al-Azizy tokoh-tokoh yang terdapat dalam novel tersebut memiliki sikap religius. Dalam kurikulum 2013 peserta didik dituntut untuk aktif dan kreatif. Selain itu, pendidik juga harus dapat membimbing dan mengarahkan peserta didik supaya peserta didik aktif dan kreatif ketika mengikuti pembelajaran. a. Tujuan pembelajaran novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman Al-Azizy Tujuan pembelajaran novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman Al-Azizy sesuai dengan penerapan pembelajaran dan 133

146 silabus. Kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator dipaparkan di bawah ini. 1. Kompetensi Inti Pembelajaran sastra khususnya novel sesuai dengan kompetensi inti yang terdapat di dalam silabus, yaitu menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, toleran, damai), santun, responsif dan menunjukan sikap proaktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam kehidupan sosial secara efektif dengan memiliki sikap positif terhadap bahasa dan sastra indonesia serta mempromosikan penggunaan bahasa indonesia dan mengapresiasi sastra indonesia. Selanjutnya, kompetensi inti yang ada dalam silabus adalah memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahu tentang bahasa indonesia serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian bahasa dan sastra spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Berdasarkan dengan pembelajaran sastra khususnya novel yang penulis kaji adalah novel indonesia dengan judul Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman Al-Azizy. Dalam novel Sebening Air Mata Kayla terdapat nilai-nilai religius yang dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran bagi peserta didik. 134

147 2. Kompetensi Dasar Kompetensi dasar merupakan sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pembelajaran tertentu. Kompetensi dasar dalam pembelajaran sastra ini adalah mengembangkan sikap apresiatif dalam menghayati karya sastra. 3. Indikator Indikator yang dikembangkan dari kompetensi dalam pembelajaran sastra khususnya novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman Al-Azizy adalah sebagai berikut. a) Siswa dapat menceritakan isi novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman Al-Azizy; b) Siswa dapat menganalisi unsur intrinsik novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman Al-Azizy yang meliputi tema, tokoh dan penokohan, alur, latar dan amanat; c) Siswa dapat menjelaskan nilai religius novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman Al-Azizy. b. Materi Pembelajaran Sastra Materi adalah sesuatu yang dijadikan bahan dalam pembelajaran. Materi pembelajaran sastra atau bahannya mencakup unsur intrinsik dan ekstrinsik. 1. Unsur Intrinsik Unsur intrinsik adalah unsur yang melekat langsung pada bagian pokok dari karya sastra. Unsur intrinsik yang penulis analisis 135

148 dalam novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman Al- Azizy, meliputi: tema, tokoh dan penokohan, alur, latar dan amanat. 2. Unsur ekstrinsik Unsur ekstrinsik adalah unsur yang secara tidak langsung melekat dan membangun suatu karya sastra, terlepas dari yang diceritakan. Unsur ekstrinsik meliputi: a) latar belakang kehidupan pengarang dan kondisi zaman saat karya sastra diciptakan; b) status sosial; c) budaya; d) agama; e) politik dan lain-lain. unsur ekstrinsik yang menjadi materi dalam novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman Al-Azizy adalah berkaitan dengan nilai religius di dalam kehidupan. Secara garis besar persoalan hidup dam kehidupan manusia itu dapat dibedakan ke dalam persoalan aqidah, akhlak dan syariat. c. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran yang dipakai dalam kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan materi yang disajikan, keadaan murid dan suasana kelas. Metode merupakan cara yang digunakan seorang guru dalam menyampaikan pelajaran untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode Jigsaw. Slavin mengatakan (Suprihatin, 2005:5) metode Jigsaw ialah metode pembelajaran yang dalam aplikasi pembelajarannya dibentuk beberapa kelompok kecil dalam setiap satu kelompok ada satu yang 136

149 bertanggung jawab untuk menguasai pokok bahan materi belajar dan satu orang tersebut yang harus bertanggung jawab untuk membelajarkan kepada kelompok lain dan kelompoknya. Dalam Jigsaw guru harus memahami kemampuan dan pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skema ini agar materi pelajaran menjadi lebih bermakna (Huda, 2014: 204). Guru juga memberikan banyak kesempatan kepada siswa untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Sintak metode Jigsaw dapat dilihat sebagai berikut (Huda, 2014: 205): 1) guru membagi topik pelajaran menjadi empat bagian/subtopik. Misalnya, topik tentang novel dibagi menjadi alur, tokoh, latar, dan tema. 2) sebelum subtopik-subtopik itu diberikan, guru memberikan pengenalan mengenalkan topik yang akan dibahas pada pertemuan hari itu. Guru bisa menuliskan topik ini di papan tulis dan bertanya kepada siswa apa yang mereka ketahui mengenai topik tersebut. Kegiatan ini bermaksud untuk mengaktifkan kemampuan siswa agar lebih siap menghadapi bahan pelajaran yang baru. 3) siswa dibagi dalam kelompok berempat. 4) bagian/subtopik pertama diberikan kepada siswa/anggota 1, sedangkan siswa/anggota 2 menerima bagian/subtopik yang ke dua. Demikian seterusnya. 137

150 5) kemudian, siswa diminta membaca/mengerjakan bagian/subtopik mereka masing-masing. 6) setelah selesai, siswa saling berdiskusi mengenai bagian/subtopik yang dibaca/dikerjakan masing-masing bersama rekan anggotanya. Dalam kegiatan ini, siswa bisa saling melengkapi dan berinteraksi antar satu dan lainnya. 7) khusus untuk kegiatan membaca, guru dapat membagi bagianbagian sebuah cerita yang belum utuh kepada masing-masing siswa. Siswa membaca bagian-bagian tersebut untuk memprediksikan apa yang dikisahkan dalam cerita tersebut. 8) kegiatan ini bisa diakhiri dengan diskusi mengenai topik tersebut. Diskusi ini bisa dulakukan antar kelompok atau bersama seluruh siswa. Jika tugas yang dikerjakan cukup sulit, guru dapat membentuk kelompok ahli (expret group). Setiap anggota yang mendapat bagian/subtopik yang sama berkumpul dengan anggota kelompokkelompok yang juga mendapat bagian/subtopik tersebut. Misalnya, anggota yang memperoleh bagian/subtopik alur berkumpul dengan anggota atau kelompok yang mendapatkan alur. Perkumpulan inilah yang disebut kelompok ahli. Kelompok-kelompok ini lalu bekerja sama mempelajari/mengerjakan bagian/subtopik tersebut. Kemudian, masingmasing anggota dari kelompok ahli kembali ke kelompoknya yang semula, 138

151 lalu menjelaskan apa yang baru saja dipelajarinya (dari kelompok ahli ) kepada rekan-rekan kelompoknya yang semula. Pembelajaran metode Jigsaw memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan metode Jigsaw adalah sebagai berikut: j) mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar, karena sudah ada kelompok ahli yang bertugas menjelaskan materi kepada rekan-rekannya. k) mengembangkan kemampuan siswa mengungkapkan ide atau gagasan dalam memecahkan masalah tanpa takut membuat salah. l) dapat meningkatkan kemampuan sosial, mengembangkan rasa harga diri dan hubungan interpersonal yang positif. m) siswa lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat karena siswa diberikan kesempatan untuk berdiskusi dan menjelaskan materi pada masingmasing kelompok. n) siswa lebih memahami materi yang diberikan karena dipelajari lebih dalam dan menjelaskan materi pada masing-masing kelompok. o) siswa lebih menguasai materi karena mampu mengajarkan materi tersebut kepada teman kelompok belajarnya. p) siswa diajarkan bagaimana dalam kelompok. q) materi yang diberikan kepada siswa dapat merata. r) dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif. 139

152 Adapun kekurangan yang bisa ditemukan didalam pembelajaran dengan metode Jigsaw adalah sebagai berikut: k) siswa yang tidak memiliki rasa percaya diri dalam berdiskusi maka akan sulit menyampaikan materi kepada rekannya. l) siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi, dan cenderung mengontrol jalannya diskusi. m) siswa yang memiliki kemampuan membaca dan berpikir rendah akan mengalami kesulitan untuk menjelaskan materi apabila ditunjuk sebagai tenaga ahli. n) siswa yang cerdas cenderung merasa bosan. o) siswa yang tidak terbiasa berkopetensi akan kesulitan untuk mengikuti proses pembelajaran. p) penugasan anggota kelompok untuk menjadi tim ahli sering tidak sesuai antara kemampuan dan kopetensi yang harus dipelajari. q) keadaan kondisi kelas yang ramai, sehingga membuat siswa kurang bisa berkonsentrasi dalam menyampaikan pembelajaran yang dikuasainya. r) jika jumlah kelompok kurang maka akan menimbulkan masalah, misal jika ada anggota yang hanya membonceng dalam menyelesaikan tugastugas dan pasif dalam diskusi. s) jika tidak didukung dengan kondisi kelas yang mumpuni (luas) metode sulit dijalankan mengingat siswa harus beberapa kali berpindah dan berganti kelompok. 140

153 t) membutuhkan waktu yang lebih lama apalagi bila penataan ruang belum terkondisi dengan baik, sehingga perlu waktu untuk merubah posisi yang dapat juga menimbulkan gaduh serta butuh waktu dan persiapan yang matang sebelum model pembelajaran ini bisa berjalan dengan baik. d. Langkah-langkah Pembelajaran Langkah-langkah pembelajaran sastra mengenai nilai religius novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman Al-Azizy dengan menggunakan metode jigsaw sebagai berikut. 1) Guru membagi topik pelajaran menjadi empat bagian/subtopik. Misalnya: topik tentang novel dibagi menjadi alur, tokoh, latar, dan tema. 2) Sebelum subtopik-subtopik itu diberikan, guru memberikan pengenalan mengenalkan topik yang akan dibahas pada pertemuan hari itu. Guru bisa menuliskan topik ini di papan tulis dan bertanya kepada siswa apa yang mereka ketahui mengenai topik tersebut. Kegiatan ini bermaksud untuk mengaktifkan kemampuan siswa agar lebih siap menghadapi bahan pelajaran yang baru. 3) Siswa dibagi dalam kelompok berempat. 4) Bagian/subtopik pertama diberikan kepada siswa/anggota 1, sedangkan siswa/anggota 2 menerima bagian/subtopik yang ke dua. Demikian seterusnya. 141

154 5) Kemudian, siswa diminta membaca/mengerjakan bagian/subtopik mereka masing-masing. 6) Setelah selesai, siswa saling berdiskusi mengenai bagian/subtopik yang dibaca/dikerjakan masing-masing bersama rekan anggotanya. Dalam kegiatan ini, siswa bisa saling melengkapi dan berinteraksi antar satu dan lainnya. 7) Kegiatan ini bisa diakhiri dengan diskusi mengenai topik tersebut. Diskusi ini bisa dulakukan antar kelompok atau bersama seluruh siswa. Sistematika pembelajaran nilai religius pada novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman Al-Azizy dapat dilakukan dengan urutan di bawah ini. Pertemuan pertama (2 x 45 menit) 1) Kegiatan Awal (15 menit) Dalam pembelajaran sastra kegiatan awal meliputi a) doa dan salam pembuka dengan penuh religius; b) guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti proses pembelajaran; c) presensi untuk mengetahui kehadiran siswa; d) guru memberikan motivasi kepada siswa untuk kegiatan pembelajaran yang akan di lakukan; e) siswa menerima informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan. 142

155 2) Kegiatan Inti Dalam pembelajaran sastra, kegiatan inti meliputi eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. a) Eksplorasi (25 menit) Dalam pembelajaran sastra eksplorasi meliputi: (1) siswa dibagi menjadi lima kelompok belajar sesuai dengan arahan guru untuk mengerjakan tugas menentukan tema, tokoh, alur, latar dan amanat. Anggota/siswa 1 mengerjakan tema, anggota/siswa 2 mengerjakan tokoh, anggota/siswa 3 mengerjakan alur, anggota/siswa 4 mengerjakan latar dan anggota/siswa 5 mengerjakan amanat; (2) masing-masing kelompok membaca dan memahami isi novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al-Azizy yang sudah di sediakan oleh guru; (3) siswa melakukan penyelidikan sesuai dengan bagian yang telah di berikan kepada masing-masing anggota kelompok yaitu mencari tema, tokoh, alur, latar dan amanat; (4) guru memfasilitasi dan membimbing kelompok belajar untuk menemukan hasil yang harus mereka cari. b) Elaborasi (25 menit) Dalam pembelajaran sastra kegiatan elaborasi meliputi: (1) siswa masing-masing dalam anggota kelompok merumuskan hasil temuannya mengenai unsur intrinsik yang di fokuskan pada bagian- 143

156 bagian yang telah mereka terima dalam novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al-Azizy; (2) siswa saling berkomunikasi memberikan pendapat temuannya dengan teman kelompok mereka; (3) siswa saling berdiskusi dan menentukan temuan siapa yang akan mereka gunakan; (4) jika masing-masing kelompok mengalami kesulitan, guru selanjutna membentuk kelompok ahli. Anggota kelompok yang mendapatkan tugas mencari tema pada kelompok 1, 2, 3, 4, dan 5 membentuk kelompok baru/kelompok ahli untuk menemukan tema. Demikian pula kelompok tokoh, alur, latar dan amanat. Anggota kelompok ahli berdiskusi mengenai permasalahan atau membahas topik yang harus diselesaikan. Jika sudah menemukan jawaban, masing-masing kelompok ahli kembali ke kelompok asal/kelompok jigsaw untuk menyampaikan hasil temuannya. c) Konfirmasi (15 menit) Dalam pembelajaran sastra, konfirmasi meliputi: (1) perwakilan masing-masing kelompok jigsaw diminta untuk menyampaikan hasil kesimpulannya; (2) anggota kelompok menemukan hasil temuannya mengenai unsur intrinsik yang di fokuskan pada alur, latar, tokoh dan tema yang terdapat dalam novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al-Azizy. 144

157 3) Penutup (10 menit) Dalam pembelajaran sastra, kegiatan penutup meliputi: a) guru membimbing siswa melakukan analisis terhadap pemecahanpemecahan masalah yang telah ditemukan siswa; b) guru melakukan penilaian mengenai kerja kelompok, dan sikap yang dilakukan selama pembelajaran; c) guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya; d) guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam. Pertemuan kedua (2 x 45 menit) 1) Kegiatan Awal (15 menit) Dalam pembelajaran sastra, kegiatan awal meliputi; a) doa dan salam dengan penuh religius; b) guru mengkondisikan untuk siap mengikuti proses pembelajaran; c) presensi untuk mengetahui kehadiran siswa; d) guru memberian motivasi kepada siswa untuk kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan; e) guru sedikit mengulas mengenai pembelajaran novel sebelumnya; f) siswa menyimak permasalahan yang disampaikan guru tentang analisis unsur intrinsik dalam novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al-Azizy; g) siswa menerima informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat dan langkah pembelajaran yang akan dilakukan. 145

158 2) Kegiatan Inti Dalam pembelajaran sastra, kegiatan inti meliputi: eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. a) Eksplorasi (25 menit) Dalam pembelajaran sastra, kegiatan eksplorasi meliputi: (1) guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bergabung dengan kelompok yang lalu; (2) guru mengemukakan unsur intrinsik dalam novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al-Azizy; (3) setiap siswa dalam kelompok memahami tentang unsur intrinsik dalam novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al- Azizy; (4) guru membahas tentang unsur instrinsik yang ada dalam novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al-Azizy. b) Elaborasi (25 menit) Dalam pembelajaran sastra, kegiatan elaborasi meliputi: (1) siswa mencoba mengemukakan hasil temuannya mengenai analisis unsur intrinsik dalam novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al-Azizy; (2) siswa dalam satu kelompok berdiskusi tentang temuannya yaitu unsur intrinsik dalam novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al-Azizy. 146

159 c) Konfirmasi (15 meit) Dalam pembelajaran sastra, kegiatan konfirmasi meliputi: (1) perwakilan masing-masing kelompok untuk menyampaikan hasil kesimpulannya; (2) melaporkan hasil temuannya mengenai unsur intrinsik yaitu alur, latar, tokoh dan tema yang telah dibagikan kepada masing-masing kelompok; (3) kelompok lain menanggapi hasil pembahasan kelompok yang mempresentasikan temuannya. 3) Penutup (10 menit) Dalam pembelajaran sastra, kegiatan penutup meliputi: a) umpan balik yang diberikan guru kepada siswa mengenai kesimpulan yang dihasilkan; b) penilaian kerja kelompok, sikap yang dilakukan selama proses pembelajaran; c) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya; d) guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam. e. Sumber Belajar Sumber belajar yang dipakai dalam pembelajaran sastra adalah sumber belajar yang ada kaitannya dengan sastra, pribadi guru, serta masyarakat. Sumber belajar dalam pembelajaran sastra khususnya novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman Al-Azizy sebagai berikut. 147

160 1) Buku pelajaran bahasa indonesia yang diwajibkan Buku bahasa Indonesia Sma yang terkait dengan unsur intrinsik dan ekstrinsik, khususnya tentang nilai religius dapat digunakan sebagai sumber belajar. Buku pelajaran bahasa Indonesia yang wajib dimiliki siswa kelas XII SMA, yaitu buku Bahasa Indoneia untuk SMA dan MA Kelas XII Program IPA dan IPS penyusun Suratno dan Wahono yang diterbitkan oleh Pusat Pembukuan Kementrian Pendidikan Nasional ) Buku pelengkap Buku pelengkap bersifat sebagai buku acuan materi belajar, isi buku tersebut benar-benar mendukung materi yang dipelajari, seperti LKS Bahara, Alfa Betha Purworejo. Dra. Ratna Adiarti, dkk. 3) Novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman Al-Azizy. f. Alokasi Waktu Waktu yang digunakan dalam pembelajaran sastra diatur sesuai dengan keleluasaan dan kedamaian materi. Pembelajaran novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman Al-Azizy sebaiknya 4 jam pelajaran (2x pertemuan). Menyampaikan materi yang panjang dan mendalam perlu waktu yang lebih lama. Pembelajaran novel sebaiknya satu minggu sebelum dimulai pembelajaran siswa diminta untuk membaca terlebih dahulu dirumah. 148

161 g. Evaluasi Penilaian proses dan hasil sastra di SMA dapat berlangsung lewat kegiatan, baik lisan maupun tulisan. Evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman Al- Azizy secara tertulis menggunakan tes esai. Evaluasi merupakan bagian yang tidak dipisahkan dari keseluruhan proses belajar mengajar. Evaluasi dimaksud untuk mengukur tingkat kemampuan siswa dalam memahami dan mendalami materi yang dijelaskan penulis. Pembelajaran novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman Al-Azizy menggunakan bentuk tes esai. Tes esai adalah sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata. Bentuk esai ini menuntut peserta didik untuk dapat berfikir sehingga daya kreativitas yang dimiliki peserta didik menjadi tinggi. Soal bentuk tes esai. 1) Jelaskan tema novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman Al-Azizy? 2) Berikan contoh perilaku Akhlak baik yang terdapat dalam novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman Al-Azizy? Skor Penilaian. a. Penilaian Kognitif No. Aspek yang dinilai Skor Jelaskan pengertian novel? Sebutkan unsur intrinsik dan ekstriksik? 149

162 Kriteria Skor: Setiap jawaban lengkap (5 unsur atau lebih) = 20 Jawaban kurang lengkap = 10 Tidak ada jawaban = 0 b. Penilaian Psikomotorik No. Aspek yang dinilai Skor 1. Mengidentifikasi unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik? Kriteria Skor: Sangat baik = 4 Baik = 3 Cukup = 2 Kurang = 1 c. Penilaian Afektif No Nama Siswa Indikator Sikap Tekun Rajin Disiplin Kerjasama Tanggung Jawab Kriteria Skor: Sangat baik = 4 Baik = 3 Cukup = 2 Kurang = 1 150

163 BAB V PENUTUP Bab ini berisi simpulan dan saran. Simpulan berisi jawaban singkat atas masalah yang diteliti, sedangkan saran berisi masukkan penulis yang berkaitan dengan hasil penelitian. A. Simpulan Berdasarkan pembahasan data, peneliti dapat menarik beberapa simpulan hasil penelitian sebagai berikut. 1. Unsur intrinsik yang terdapat dalam novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman Al-Azizy mencakup lima aspek, yaitu: tema dalam novel ini adalah pertentangan antara orang tua dan anaknya. Tokoh dalam novel ini dibagi menjadi dua, yaitu tokoh utama: Kayla, Mansur, Wiwin, Rustam, Pak Prapto dan Bu Prapto. Tokoh tambahanya adalah Mbah Yah, Mbok Sofiah, Kiai Muchotob, pakde Tohar, Aziz Muslim, Zarkasi, Pak Haji Tohir, Saefuddin, Mbak Ambar, Pak Prastowo, Roni dan Mbah Apah. Alur yang digunakan adalah alur campuran. Latar tempat dalam novel ini adalah di kampus, pesantren, Blog G, Desa Tempelsari, gedung pertemuan, rumah Kayla, rumah Mbah Yah dan kontrakan; latar waktu: pagi hari, siang hari, dan malam hari; latar sosial: kebiasaan hidup, pandangan hidup, cara berfikir dan bersikap. Amanat yang disampaikan dari novel ini yaitu agar kita selalu bersabar menghadapi masalah atau ujian, semua permasalahan pasti akan ada keindahan di akhirnya dan juga untuk selalu berusaha dan 151

164 mendekatkan diri kepada Allah agar Allah mengangkat derajat orangorang yang beriman kepada-nya dan semua usaha pasti ada hasilnya. 2. Nilai religius yang terdapat dalam novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman Al-Azizy meliputi tiga nilai, yaitu: nilai akidah meliputi: iman kepada Allah, iman kepada Malaikat, iman kepada Nabi/Rasul, iman kepada kitab Allah, iman kepada takdir. Nilai akhlak meliputi: bersyukur, mengucapkan salam, saling mengingatkan, saling mendoakan, saling membantu, saling menguatkan, tidak berburuk sangka, dan bersabar. Nilai syariah: berdoa, bersedekah, membaca al-qur an, sholat, mengamalkan ilmu dan puasa. 3. Penerapan pembelajaran unsur intrinsik novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman Al-Azizy. Kurikulum 2013 berbasis kompetensi memfokuskan pada pemerolehan kompetensi-kompetensi tertentu oleh peserta didik. Oleh karena itu, kurikulum 2013 mencakup sejumlah kompetensi, dan seperangkat tujuan pembelajaran yang dinyatakan sedemikian rupa sehingga pencapaiannya dapat diamati dalam bentuk perilaku dan keterampilan peserta didik sebagai suatu kriteria keberhasilan. Kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMA meliputi kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator. Kompetensi inti pelajaran sastra khusunya novel sesuai dengan kompetensi inti yang terdapat di dalam silabus, yaitu menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, toleransi dan damai), santun, 152

165 responsif dan menunjukan sikap pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam kehidupan sosial secara efektif dengan memiliki sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia dan mengapresiasi sastra Indonesia. Langkah-langkah penerapan pembelajaran unsur intrinsik novel dengan metode Jigsaw yaitu: guru membagi topik pelajaran menjadi lima bagian/subtopik. Sebelum subtopik-subtopik itu diberikan, guru memberikan pengenalan mengenalkan topik yang akan dibahas pada pertemuan hari itu. Siswa dibagi dalam kelompok berempat. Siswa diminta membaca/mengerjakan bagian/subtopik mereka masing-masing. Setelah selesai, siswa saling berdiskusi mengenai bagian/subtopik yang dibaca/dikerjakan masing-masing bersama rekan anggotanya. Dalam kegiatan ini, siswa bisa saling melengkapi dan berinteraksi antar satu dan lainnya. Kegiatan ini bisa diakhiri dengan diskusi mengenai topik tersebut. Evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman Al- Azizy secara tertulis dengan menggunakan tes esai. B. Saran 1. Bagi Guru Peran guru sangat besar dalam dunia pendidikan, khususnya guru dalam bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia. Untuk menciptakan kecintaan siswa dalam dunia sastra, diharapkan agar guru selalu membangkitkan minat para siswa dalam dunia kesusastraan. 153

166 2. Bagi siswa Para siswa hendakanya lebih kreatif dalam mengapresiasi novel, sehingga selain memiliki daya apresoasi, tetapi juga dapat menganalisis sebuah novel. Perbanyaklah membaca untuk menungkatkan ilmu pengetahuan dan wawasan terutama bacaan-bacaan (novel). 3. Bagi Pembaca Semoga penelitian ini dapat lebih mudah dalam memahami skripsi yang ada dalam novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman Al-Azizy. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Semoga penelitian ini dapat dijadikan referensi penelitian selanjutnya yang serupa dan mampu menemukan nilai-nilai pendidikan yang lain dalam sebuah novel, agar nantinya dapat dimanfaatkan bagi dunia pendidikan dalam menjawab permasalahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. 154

167 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Dedy Tri Prasetyo Nilai Religius Tokoh Utama dalam Novel Hitam dan Putih karya Musthofa Achmad dan Skenario Pembelajarannya di Kelas XI SMA. Skripsi. Purworejo: Universitas Muhammadiyah Purworejo. Erni Susilawati Nilai-Nilai Religius dalam Novel Sandiwara Bumi Karya Taufiqurrahman Al-Azizy. Jurnal Sastra, Bahasa dan pengajarannya, 2 (1), 38 Muhammad Saenal Perbandingan Karakter Tokoh Dalam Novel Jangan Bercerai Bunda Karya Asma Nadia Dengan Putri Kecilku dan Astrocytoma Karya dr. Elia Barasila, M.A.R.S dan dr. Sanny Santana, Sp.OG. Jurnal Humanika, 16 (1). Djamaludin, Fuat Psikologi Islami. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ginanjar, Nurhayati Pengkajian Prosa Fiksi Teori dan Praktik. Surakarta: Cakrawala Media. Mulyasa Pengembangan Implementasi Kurikulum Bandung: Posdakarya. Al-Azizy, Taufiqurrahman Sebening Air Mata Kayla. Jogjakarta: Diva Press. Noviana, Dian Nilai-Nilai Religi dalam Acara Taman Gabusan di TVRI Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Nurgiyantoro, Burhan Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Nurgiyantoro, Burhan Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Nurhayati Pengantar Ringkas Teori Sastra. Yogyakarta: Media Perkasa. Rahmanto, B Metode Pengajaran Sastra Pegangan Guru Pengajar Sastra. Yogyakarta: Kanisius. Roestiyah, N.K Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Rusyana, Yus Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan. Bandung: CV Diponegoro. 155

168 SISDIKNAS Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Sudaryanto Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Waluyo, Herman J Pengkajian dan Apresiasi Prosa Fiksi. Surakarta: UNS Press. Huda, Miftahul Model-model pengajaran dan pembelajaran. Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR 156

169 LAMPIRAN 1 SINOPSIS Mansur adalah teman akrab Rustam, keduanya bertemu ketika mondok di Pesantren Mbah Mun. Hubungan keduanya sangatlah dekat. Mereka seringkali bertukar pendapat, saling membantu satu sama lain dan kadangkala saling mencurahkan hatinya tentang wanita. Misalnya ketika Mansur mencurahkan hatinya kepada Rustam, bahwa Mansur sedang dekat Wiwin dan tak lama lagi akan menikahinya. Mendengar curahan hati sahabatnya itu, Rustam kaget dan tidak setuju sebab calon istri sahabatnya itu adalah wanita yang tak berjilbab dan seringkali memakai pakaian kecil dan ketat. Hal itu sangatlah bertolak belakang dengan kepribadian dengan Mansur, Mansur adalah pemuda yang shaleh, hafal al- Qur an dan pandai membaca kitab-kitab kuning. Selain itu, Rustam juga agak ragu akan keputusan Mansur untuk menikahi Wiwin, Mansur adalah seorang pemuda yang miskin dan hanyalah anak seorang janda yang tinggal di pedalaman Solo, sementara Wiwin adalah anak orang kaya yang tinggal di kota. Namun demikian Mansur tak menghiraukan anggapan yang negatif tentang diri Wiwin. Akhirnya Mansur pun menikahi Wiwin. Pesta pernikahan Mansur dan Wiwin berlangsung sangat meriah. Pesta pernikahan tersebut di adakan di sebuah gedung pertemuan di pusat kota. Hal itu sangatlah wajar karena orang tua Wiwin adalah kalangan yang berada dan sangat terhormat di kota tersebut. Acara tersebut berlangsung hingga malam hari dengan didatangkan grup organ tunggal dan kesenian emblek dan juga kuda lumping.

170 Kebahagiaan yang dirasakan Mansur dan Wiwin tidaklah lama. Kini Mansur sudah mempunyai tanggungan untuk menafkahi istrinya, sedangkan dirinya belum mempunyai pekerjaan. Menurut adat orang jawa setelah menikah, pengantin wanita wajib ikut dengan suaminya dan tinggal bersamanya. Begitu juga dengan Wiwin, setelah menikah dengan Mansur, Wiwin pun memutuskan untuk tinggal di rumah Mansur. Di desa Tempelsari, Wiwin seakan sudah menyatu dengan kehidupan warga. Tak jarang ia pergi ke sawah dan hutan untuk mencari kayu bakar. Meskipun Wiwin dan Mansur hidup dalam keadaan yang serba pas-pasan, namun keduanya tetap mensyukurinya. Hampir delapan bulan Wiwin tinggal di rumah Mansur, hal ini membuat Pak Prapto dan Bu Prapto merasa kehilangan anak semata wayangnya. Hingga mereka meminta Wiwin untuk pulang dan tinggal bersamanya. Hal ini membuat Wiwin terjerembab dalam keadaan yang sangat berat. Disamping ia sudah bahagia tinggal bersama suaminya, disisi lain ia tak bisa menolak keinginan ayahnya untuk tinggal bersama ayahnya. Setelah berdiskusi dengan Mansur, akhirnya Wiwin dan suaminya memutuskan untuk pulang dan tinggal di rumah Pak Prapto. Wiwin dan Mansur akhirnya tinggal di rumah Pak Prapto. Mansur pun masih dalam kebimbangan karena ia belum juga mendapatkan pekerjaan, sudah beberapa kali ia mengikuti tes CPNS namun selalu gagal, diitambah lagi kini Wiwin sedang mengandung. Sementara itu mertuanya selalu memojokkan dirinya untuk segera mendapatkan pekerjaan yang layak. Akhirnya Mansur memutuskan untuk ikut mas Saifuddin berjualan Koran di lampu merah ataupun angkot. Walaupun sudah bekerja keras, tetap saja mertuanya itu selalu menuntut lebih

171 agar Mansur bisa mendapat pekerjaan yang layak. Mertuanya merasa malu pada tetangganya, orang yang terhormat seperti Pak Prapto dan Bu Prapto kok mempunyai menantu penjual Koran. Sementara itu kandungan Wiwin sudah menginjak usia tujuh bulan. Hubungan Pak Prapto dan Mansur semakin memanas ketika Mansur hendak mengadakan acara tujuh bulanan atau pitonan dalam rangka memperingati tujuh bulan kehamilan Wiwin. Menurut Pak Prapto acara tersebut tidak ada dalam ajaran agama yang dipercayainya, berbeda dengan Mansur menurut Mansur acara tersebut diadakan semata-mata untuk mendo akan anaknya agar kelak bisa menjadi anak yang shalih/shalihah dan berbakti pada kedua orang tuanya. Setelah menginjak usia Sembilan bulan, akhirnya Wiwin pun melahirkan seorang bayi perempuan yang sangat imut. Bayi tersebut diberi nama Kayla. Kayla tumbuh menjadi gadis kecil yang cerdas. Diusianya yang baru menginjak usia lima tahun setengah, ia bisa dikatakan tidak seperti teman sebayanya, ia sudah pandai membaca, sedikit-sedikit ia juga sudah bisa membaca al-qur an. Selain itu, ia juga sudah bisa membedakan hal yang baik dan yang buruk. Ketika sedang bahagianya Wiwin dan Mansur mempunyai seorang anak yang cerdas dan juga periang, munculah masalah baru pada keluarga tersebut. Roni, masalalu Wiwin datang dalam kehidupan keluarga mereka. Roni adalah anak dari teman ayahnya Wiwin. Roni adalah pemuda yang sukses. Seringkali ketika Roni datang ke rumah Wiwin, membuat Wiwin merasa risih pada Roni karena kini Wiwin tak lagi sendiri. Berbeda halnya dengan Pak Prapto dan Bu

172 Prapto, mereka sangat mengagumi Roni, diusianya yang masih muda ia sudah menjadi orang yang sukses, hingga ada niatan untuk menjodohkan Wiwin dengan Roni. Hubungan Mansur dan Pak Prapto semakin renggang, disamping Rustam belum mempunyai pekerjaan yang layak, di sisi lain ada pemuda yang lebih segalanya dari Mansur yaitu Roni. Tidak tahan dengan sikap mertuanya yang selalu menjelek-jelekkan dan memojokkan dirinya, Mansur akhirnya memutuskan untuk merantau ke Jakarta. Hal itu ia lakukan berharap bisa memperbaiki keadaan keluarganya dan berharap bisa membanggakan mertuanya itu. Setelah mendapat restu dari Rustam, Wiwin dan mertuanya, akhirnya Masur berangkat ke Jakarta untuk mengadu nasib. Semenjak kepergian Mansur ke Jakarta, membuat Kayla sangat kehilangan sosok seorang Mansur. Kayla menjadi gadis kecil yang pemurung, suka menyendiri, dan sering menangis. Di Jakarta Mansur bekerja sebagai kuli bangunan, terkadang ia juga mengisi pengajian di masjid-masjid. Setiap bulan ia juga selalu mengirim uang untuk Wiwin dan Kayla. Namun ia belum bisa pulang menemui Wiwin dan Kayla karena menurutnya ia belum bisa menjadi apa yang diinginkan Pak Prapto dan Bu Prapto. Sementara itu, di Magelang tepatnya rumah Pak Prapto, Roni selalu datang untuk menemui dan merayu Wiwin. Hal itu membuat Wiwin tidak tahan dengan sikap Roni. Akhirnya ia memutuskan untuk pergi dari rumah dan tinggal di rumah Mbok Sofiah. Meskipun hal itu ditentang oleh Pak Prapto dan Bu

173 Prapto, Wiwin tetap pada pendirianya untuk tinggal di rumah Mbok Sofiah. Ia tidak tahan terhadap sikap kedua orag tuanya yang selalu memojokkan dirinya. Wiwin dan Kayla pun pergi dari rumahnya. Namun, ketika di perjalanan tepatnya di terminal, ia bertemu dengan Rustam. Rustam memberikan arahan kepada Wiwin agar mengurungkan niatnya untuk pergi dari rumah dalam keadaan dirinya yang masih kacau. Mendengar nasihat dari Rustam akhirnya Wiwin memutuskan untuk kembali ke rumah orang tuanya. Sepulangnya Wiwin ke rumah orang tuanya tidak membuat Pak Prapto senang, malahan membuat ia semakin membenci anaknya itu. Hingga suatu hari ia membuat surat perceraian Wiwin dan Mansur tanpa sepengetahuan anaknya itu. Dengan kekuatan dan kekuasannya, dengan mudah Pak Prapto mendapat surat cerai untuk Mansur dan Wiwin. Akhirnya Wiwin dan Mansur pun bercerai. Melihat apa yang terjadi pada Mansur dan istrinya, Rustam merasa prihatin dan hendak mengeluarkan Wiwin dari masalah yang menimpanya. Akhirnya setelah mendapatkan restu dari Mansur, Rustam memberanikan diri untuk melamar Wiwin. Ketika Rustam hendak melamar Wiwin, di rumah Prapto juga ada Roni yang juga hendak meminang Wiwin. Pak Prapto, Bu Prapto dan Wiwin pun bingung, mengapa ada dua pemuda yang secara bersamaan hendak melamar Wiwin. Ketika Wiwin di minta untuk memilih salah satu antara Roni dan Rustam, tiba-tiba Kayla berlari menuju ke Rustam dan memeluk tubuh Rustam dengan erat. Di mata Kayla, ada sosok Mansur di dalam diri Rustam. Wiwin pun akhirnya memilih Rustam untuk menjadi suaminya. Sementara itu Roni, Pak

174 Prapto dan Bu Prapto menyadari bahwa yang dilakukannya selama ini adalah salah. Mereka hanya terbakar nafsu yang demi kepentingan pribadi. Sementara itu, di Jakarta diam-diam sahabat Mansur yaitu Pak Badri telah menyusun rencana untuk mempertemukan Wiwin, Kayla dengan Mansur. Kala itu di masjid Istiqlal sedangdiadakan acara Isra Mi raj Nabi Muhammad saw. Rustam yang diminta untuk menjadi pembicara dalam acara tersebut, sedangkan Mansur diminta sebagai pembaca do a. Benar saja ketika Rustam dan keluarganya hendak menghadiri acara tersebut, mereka singgah dahulu di kontrakan Mansur. Pertemuan yang mengharukan antara Mansur, Wiwin dan Kayla benar-benar terjadi, tangis haru mewarnai pertemuan insane yang telah lama dipisahkan. Setelah mereka meluapkan kerinduannya, mereka lantas menuju ke masjid Istiqlal, untuk menghadiri acara Isra Mi raj nabi Muhammad saw. Ketika Rustam sedang berdakwah di mimbar dalam acara tersebut, tiba-tiba badanya terkulai dan akhirnya ia meninggal. Sontak saja peristiwa itu membuat para hadirin kaget, begitu juga dengan Mansur, Wiwin, dan Kayla. Ternyata sebelum meninggal, Rustam menulis surat Wasiat untuk Mansur. Isi surat tersebut adalah Rustam meminta agar Mansur bisa bersatu lagi dengan Wiwin. Tidak hanya itu, Rustam juga memberikan semua harta yang dimilikinya untuk Mansur.

175 Lampiran 2 BIOGRAFI PENGARANG Taufiqurrahman al-azizy, lahir pada 9 Desember Asli orang Indonesia, tepatnya Jawa Tengah. Pernah menyantri di Pesantren Ilmu al-qur an Hidayatul Qur an yang diasuh oleh KH. Drs. Ahsin Wijaya al-hafizh, M.A. Pernah pula kuliah di Universitas Sains al-qur an (UNSIQ) Jawa Tengah di Wonosobo, jurusan Dakwah dan Komunikasi. Beberapa karyanya antara lain: Syahadat Cinta (2006), Musafir Cinta (2007), Makrifat Cinta (2007), Kitab Cinta Yusuf Zulaikha (2007), Kidung Shalawat Zaki dan Zulfa (2010), Alif (2011), Laki-laki yang Menggenggam Ayatayat Tuhan (2012), Butiran Debu (2013), Emak; Aku Minta Surgamu, ya (2013), serta Kerling si Janda (2013).

176 Lampiran 3 DAFTAR TABEL 1. Daftar Tabel Unsur Intrinsik dan Nilai Religius Novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al-Azizy Tabel 1 Unsur Intrinsik Novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al- Azizy No Struktur Karya Sastra Halaman Data 1. Tema d. Masalah ekonomi 145, 177 e. Masalah Pertentangan Paham (agama) 151, 152, 281 f. Masalah dalam rumah tangga 240, 286, Tokoh c. Tokoh utama 7) Kayla (sabar dan baik hati) 8) Mansur (selalu bersyukur) 9) Wiwin (rendah hati dan penyayang) 10) Rustam (suka menolong) 11) Pak Prapto (dengki dan jahat) 12) Bu Prapto (sombong) 174, , 27 29, , , , 275 d. Tokoh tambahan 13) Mbah Yah (baik dan suka menolong) 14) Mbok Sofiah (penyabar) 15) Kiai Muchotob (ramah) 16) Pakde Tohar (rendah hati) 17) Aziz Muslim (suka membantu) 18) Zarkasi (peduli terhadap orang lain) 19) Pak Haji Tohir (sering membantu) 20) Saifuddin (sahabat yang baik) 16, 20 46, , , , , , , 146

177 21) Mbak Ambar (pemberi motivasi) 22) Pak Prastowo (sering berbuat jahat) 23) Roni (suka merusak hubungan) 24) Mbah Apah (pemberi solusi) 176, , , , Alur f. Tahap penyituasian 16, 17 g. Tahap pemunculan konflik 22, 23 h. Tahap peningkatan konflik 119, 151, 217, 230 i. Tahap klimaks 254, 297 j. Tahap penyelesaian 318, 334, Latar d. Latar tempat 15, 17, 26, 43, 57, 190, 222, 314 e. Latar waktu 14, 67, 71, 240, 292, 308, 312 f. Latar social 47, 143, 147, Amanat 26, 38, 64, 115, 214, 217

178 Tabel 2 Nilai Religius Novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al- Azizy 1. Akidah Wujud Nilai-Nilai Religius f) Iman kepada Allah Halaman Data 62, 80, 88, , 176, 94, 157, 256. g) Iman kepada Malikat , 86, 169, 336 h) Iman kepada Nabi/Rasul i) Iman kepada Kitab Allah 272, 34 70, Akhlak j) Iman kepada Takdir i) Bersyukur j) Mengucapkan salam k) Saling mengingatkan l) Saling mendoakan m) Saling membantu 49, 103, 171, , 64, , 44, 64, 68, , 101, 142, 313, , 83, 84, 85, 126, 177, , 214, 217 n) Saling menguatkan o) Tidak berburuk sangka 145, , Syariah p) Bersabar g) Berdoa 27, 75, 110, 113, 134, 141,

179 258, 301 h) Bersedekah i) Membaca al-qur an j) Sholat k) Mengamalkan ilmu l) Puasa 18, 20 18, 80, 94, , 102, 147, 170, 187, 76, 111, , Daftar Tabel Skor Penilaian a. Penilaian Kognitif No. Aspek yang dinilai Skor Jelaskan pengertian novel? Sebutkan unsur intrinsik dan ekstriksik? b. Penilaian Psikomotorik No. Aspek yang dinilai Skor 1. Mengidentifikasi unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik? c. Penilaian Afektif No Nama Siswa Indikator Sikap Tekun Rajin Disiplin Kerjasama Tanggung Jawab

180 Lampiran 4

181 Lampiran 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu : SMA : Bahasa Indonesia : XII/1 : 4 x 45 menit (2 x Pertemuan) A. Kompetensi Inti KI2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan menunjukan sikap pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam kehidupan sosial secara efektif dengan memiliki sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia serta mempromosikan penggunaan bahasa Indonesia dan mengapresiasi sastra Indonesia. B. Kompetensi Dasar 2.4 Mengembangkan sikap apresiatif dalam menghayati karya sastra. C. Indikator 1. Mencari isi novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman Al- Azizy. 2. Mengidentifikasi unsur intrinsik novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman Al-Azizy. 3. Menganalisi nilai religius novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman Al-Azizy.

182 D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu menceritakan isi novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman Al-Azizy. 2. Siswa dapat menjelaskan unsur intrinsik novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman Al-Azizy. 3. Siswa dapat menjelaskan nilai religius novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman Al-Azizy. E. Materi pelajaran 1. Pengertian novel adalah karangan prosa yang panjang yang mengandung rangkaian cerita yang melukiskan kehidupan para tokoh secara imajinatif berdasarkan desakan-desakan emosional atau rasional dalam masyarakat. 2. Unsur intrinsik adalah unsur yang melekat langsung pada bagian pokok dari karya sastra. Unsur intrinsik yang penulis analisis dalam novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman Al-Azizy meliputi tema, tokoh dan penokohan, alur, latar dan amanat. 3. Unsur ekstrinsik yang menjadi materi dalam novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman Al-Azizy, yaitu berkaitan dengan nilai religius di dalam kehidupan. Secara garis besar persoalan hidup dan kehidupan manusia itu dapat dibedakan ke dalam persoalan nilai akidah, nilai akhlak dan nilai syariah. F. Metode Pembelajaran Metode Jigsaw.

183 G. Langkah-langkah Penerapan Pembelajaran Unsur Intrinsik Pertemuan pertama (2 x 45 menit) 4) Kegiatan Awal (15 menit) Dalam pembelajaran sastra kegiatan awal meliputi f) doa dan salam pembuka dengan penuh religius; g) guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti proses pembelajaran; h) presensi untuk mengetahui kehadiran siswa; i) guru memberikan motivasi kepada siswa untuk kegiatan pembelajaran yang akan di lakukan; j) siswa menerima informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan. 5) Kegiatan Inti Dalam pembelajaran sastra, kegiatan inti meliputi eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. d) Eksplorasi (25 menit) Dalam pembelajaran sastra eksplorasi meliputi: (5) siswa dibagi menjadi lima kelompok belajar sesuai dengan arahan guru untuk mengerjakan tugas menentukan tema, tokoh, alur, latar dan amanat. Anggota/siswa 1 mengerjakan tema, anggota/siswa 2 mengerjakan tokoh, anggota/siswa 3 mengerjakan alur, anggota/siswa 4 mengerjakan latar dan anggota/siswa 5 mengerjakan amanat;

184 (6) masing-masing kelompok membaca dan memahami isi novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al-Azizy yang sudah di sediakan oleh guru; (7) siswa melakukan penyelidikan sesuai dengan bagian yang telah di berikan kepada masing-masing anggota kelompok yaitu mencari tema, tokoh, alur, latar dan amanat; (8) guru memfasilitasi dan membimbing kelompok belajar untuk menemukan hasil yang harus mereka cari. e) Elaborasi (25 menit) Dalam pembelajaran sastra kegiatan elaborasi meliputi: (5) siswa masing-masing dalam anggota kelompok merumuskan hasil temuannya mengenai unsur intrinsik yang di fokuskan pada bagian-bagian yang telah mereka terima dalam novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al-Azizy; (6) siswa saling berkomunikasi memberikan pendapat temuannya dengan teman kelompok mereka; (7) siswa saling berdiskusi dan menentukan temuan siapa yang akan mereka gunakan; (8) jika masing-masing kelompok mengalami kesulitan, guru selanjutna membentuk kelompok ahli. Anggota kelompok yang mendapatkan tugas mencari tema pada kelompok 1, 2, 3, 4, dan 5 membentuk kelompok baru/kelompok ahli untuk menemukan tema. Demikian pula kelompok tokoh, alur, latar dan amanat.

185 Anggota kelompok ahli berdiskusi mengenai permasalahan atau membahas topik yang harus diselesaikan. Jika sudah menemukan jawaban, masing-masing kelompok ahli kembali ke kelompok asal/kelompok jigsaw untuk menyampaikan hasil temuannya. f) Konfirmasi (15 menit) Dalam pembelajaran sastra, konfirmasi meliputi: (3) perwakilan masing-masing kelompok jigsaw diminta untuk menyampaikan hasil kesimpulannya; (4) anggota kelompok menemukan hasil temuannya mengenai unsur intrinsik yang di fokuskan pada alur, latar, tokoh dan tema yang terdapat dalam novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al-Azizy. 6) Penutup (10 menit) Dalam pembelajaran sastra, kegiatan penutup meliputi: e) guru membimbing siswa melakukan analisis terhadap pemecahanpemecahan masalah yang telah ditemukan siswa; f) guru melakukan penilaian mengenai kerja kelompok, dan sikap yang dilakukan selama pembelajaran; g) guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya; h) guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.

186 Pertemuan kedua (2 x 45 menit) 4) Kegiatan Awal (15 menit) Dalam pembelajaran sastra, kegiatan awal meliputi; h) doa dan salam dengan penuh religius; i) guru mengkondisikan untuk siap mengikuti proses pembelajaran; j) presensi untuk mengetahui kehadiran siswa; k) guru memberian motivasi kepada siswa untuk kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan; l) guru sedikit mengulas mengenai pembelajaran novel sebelumnya; m) siswa menyimak permasalahan yang disampaikan guru tentang analisis unsur intrinsik dalam novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al-Azizy; n) siswa menerima informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat dan langkah pembelajaran yang akan dilakukan. 5) Kegiatan Inti Dalam pembelajaran sastra, kegiatan inti meliputi: eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. d) Eksplorasi (25 menit) Dalam pembelajaran sastra, kegiatan eksplorasi meliputi: (5) guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bergabung dengan kelompok yang lalu; (6) guru mengemukakan unsur intrinsik dalam novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al-Azizy;

187 (7) setiap siswa dalam kelompok memahami tentang unsur intrinsik dalam novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al- Azizy; (8) guru membahas tentang unsur instrinsik yang ada dalam novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al-Azizy. e) Elaborasi (25 menit) Dalam pembelajaran sastra, kegiatan elaborasi meliputi: (3) siswa mencoba mengemukakan hasil temuannya mengenai analisis unsur intrinsik dalam novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al-Azizy; (4) siswa dalam satu kelompok berdiskusi tentang temuannya yaitu unsur intrinsik dalam novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al-Azizy. f) Konfirmasi (15 meit) Dalam pembelajaran sastra, kegiatan konfirmasi meliputi: (4) perwakilan masing-masing kelompok untuk menyampaikan hasil kesimpulannya; (5) melaporkan hasil temuannya mengenai unsur intrinsik yaitu alur, latar, tokoh dan tema yang telah dibagikan kepada masing-masing kelompok; (6) kelompok lain menanggapi hasil pembahasan kelompok yang mempresentasikan temuannya.

188 6) Penutup (10 menit) Dalam pembelajaran sastra, kegiatan penutup meliputi: e) umpan balik yang diberikan guru kepada siswa mengenai kesimpulan yang dihasilkan; f) penilaian kerja kelompok, sikap yang dilakukan selama proses pembelajaran; g) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya; h) guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam. H. Sumber Belajar 1. Buku Bahasa Indoneia untuk SMA dan MA Kelas XII Program IPA dan IPS penyusun Suratno dan Wahono yang diterbitkan oleh Pusat Pembukuan Kementrian Pendidikan Nasional LKS Bahara, Alfa Betha Purworejo. Dra. Ratna Adiarti, dkk. 3. Novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman Al-Azizy. I. Evaluasi 1. Evaluasi proses Bacalah Novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman Al-Azizy. 2. Evaluasi hasil a. Jelaskan tema dalam Novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman Al-Azizy? b. Jelaskan nilai akidah, nilai akhlak dan nilai syariah dalam Novel Sebening Air Mata Kayla karya Taufiqurrahman Al-Azizy?

189 Skor Penilaian. d. Penilaian Kognitif No. Aspek yang dinilai Skor Jelaskan pengertian novel? Sebutkan unsur intrinsik dan ekstriksik? Kriteria Skor: Setiap jawaban lengkap (5 unsur atau lebih) = 20 Jawaban kurang lengkap = 10 Tidak ada jawaban = 0 e. Penilaian Psikomotorik No. Aspek yang dinilai Skor 1. Mengidentifikasi unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik? Kriteria Skor: Sangat baik = 4 Baik = 3 Cukup = 2 Kurang = 1

190 f. Penilaian Afektif No Nama Siswa Indikator Sikap Tekun Rajin Disiplin Kerjasama Tanggung Jawab Kriteria Skor: Sangat baik = 4 Baik = 3 Cukup = 2 Kurang = 1 Kebumen, 28 Juli 2015 Mengetahui/Menyetujui, Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran Drs... Zaki Rachman Hakim NIP. NIM

191 Lampiran 6 KARTU PENCATATAN DATA Unsur Intrinsik Novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al- Azizy Tema No. Daftar Kutipan Novel Halaman 1. Masalah-masalah pembentuk tema a. Masalah ekonomi suatu malam, dua minggu kemudian, ketika persediaan uang yang ia dan istrinya miliki mulai menipis, di dalam kamarnya, dengan cahaya lampu yang temaram, Mansur berkata kepada istrinya, Dik, dua hari ini aku selalu merenung, apa yang mesti kita lakukan di sini Sesungguhnya saya sedang bingung, Bude, ujar Mansur, tanpa pretense apa pun, saya belum ada uang untuk akikah anak saya. Saya dari rumah Kiai Muchotob, dan beliau pun sedang tak ada uang b. Masalah pertentangan paham (agama) Jadi kamu mau mengadakan acara pitonan? Seharusnya kau tahu, acara itu tidak ada dalam ajaran Islam. Tidak, tidak! Tidak mungkin aku membiarkannya Tetapi, Ayah bila saya ingin memperingati acara tujuh bulanan kehamilan Dik Wiwin, itu semata-mata untuk memohon kepada Allah agar Allah member keselamatan terhadap kandunganny saya tahu Pak Prapto itu ada pada posisi yang keliru. Hubungan antara Mbak dan Mansur sebagai suami istri memang tak bisa dibandingkan dengan hubungan Mbak sebagai anak dari orang tua 286

192 Mbak. c. Masalah dalam rumah tangga Entah dari mana kisah ini harus dimulai kembali. Entah bagaimana cara menjelaskan kehadiran pemuda Magelang itu di rumah kedua orang tua Wiwin kembali 154 demi Allah, perasaanku akan tetap sama. Ku kabulkan keinginan ayah untuk menceraikanmu. Tetapi, selamanya aku dan Kayla tak bisa dipisahkan, sebagaimana engkau dan ayahmu tak bisa berpisah. aku dan ayahmu itu hanya berbeda secara relatif, bukan mutlak, Dik. Menurut ayah aku salah, menurutku aku benar. Tokoh No. Data Kutipan Novel Halaman 1. Tokoh Utama a. Kayla sudah kau carikan dia nama? Sudah kiai istri saya memberikan nama Kayla. Kayla? Iya, iya. Itu nama yang baik 174 b. Mansur Memang Mansur berasal dari pedalaman Solo dan dirinya sendiri berasal dari Magelang Itulah Mansur. Pemuda pendiam, hobi menjalankan puasa Daud, tangkas dan cepat dalam menghafal al-qur an, pa ndai berdiskusi, ramah dan banyak senyum. c. Wiwin 25 27

193 Dia orang sini. Namanya Wiwin; Wiwin Herlin. d. Rustam Pemuda yang mengangguk-angguk dan diajaknya berbicara itu hanya tersenyum, penuh pengertian. Namanya Rustam; Rustam Nurul Yakin e. Pak Prapto Mudah bagi seseorang untuk menilai kondisi dan keadaan sebuah keluarga dari perkawinan anaknya. Perkataan orang-orang disini tentang Pak Prapto memang benar. Dia adalah seorang pegawai dengan jabatan yang lumayan tinggi f. Bu Prapto Rustam dan Mansur telah sering melihat Ibu Wiwin itu kala berangkat atau pulang dari sekolah tempatnya mengajar Tokoh Tambahan a. Mbah Yah Termasuk nenek itu orang-orang di sini memanggilnya dengan sebutan Mbah Yah, juga ada yang menyebut umurnya sembilan puluh tahun b. Mbok Sofiah Mbok Sofiah begitulah kebanyakan warga memanggil ibu Mansur c. Kiai Muchotob Kiai Muchotob bukan hanya sekedar kiai. Beliau adalah dosen di kampus. Beliau juga bergelar magister di bidang agama 16 83

194 d. Pakde Tohar Penerimaan pengantin putri yang akan di wakilkan oleh Pak Tohar, pakde Mansur. e. Aziz Muslim Aziz Muslim, seorang pemuda yang usianya tiga tahun lebih muda dari Mansur. f. Siti Darojah Dia adalah qariah yang telah memenangkan kejuaraan MTQ tingkat provinsi. Dia adalah salah satu mutiara yang dimiliki oleh Tempelsari g. Zarkasi Mansur mengenal salah satu dari mereka, Kang Zarkasi, dari desa sebelah h. Pak Haji Tohir beliau ini adalah ketua yayasan yatim piatu di tempat kami. i. Saefudin Oh iya mas, ucap Mas Saifuddin. Mas Mansur kan pernah mondok di tempat Mbah Mun? 110 Mansur mengangguk Saya juga pernah nyantri disana, Mas! j. Mbak Ambar Mbak Ambar, perempuan paruh baya pemilik warung itu seperti yang kita tahu sudah seperti ibunya k. Pak Prastowo Pak Prastowo adalah teman dekat mereka berdua saat-saat masih kuliah di Yogyakarta l. Roni Roni adalah anak sahabat karib ayahnya sendiri. Dan gadis yang telah mematahkan hati Roni pada saat itu adalah Wiwin, putri dari

195 Pak Prapto. 176 m. Mbah Apah Bu Prapto datang ke warung Mbah Apah dan Rustam pun langsung diam. n. Pak Badri Pak Badri orang yang palig sepuh diantara penghuni kontrakan segera mendekatinya Alur No. Data Kutipan Novel Halaman 1. a) Tahap Penyituasian Termasuk nenek itu, orang-orang memanggilnya dengan sebutan Mbah Yah, setiap pagi, duduk di atas bangku panjang diteras rumahnya. Dia yang di panggil Nak itu hanya mengangguk-angguk. Sudah tak terhitung lagi Mbah Yah berkata begitu, setiap pagi 16 17

196 atau menjelang adzan magrib tiba, pemuda yang mengangguk-angguk dan dijaknya berbica itu tersenyum, penuh pengertian. Namanya Rustam, Rustam Nurul Yakin, pemuda yang santun, berkulit putih dan sorot mata yang teduh. 22 b) Tahap Pemunculan Konflik Beberapa saat kemudian, ketika anak-anak SD itu sudah melintas di hadapan Mbah Yah dan Rustam, tangan kanan Rustammendadak bergetar. Mbah Yah tak melihat perubahan itu. Mbah Yah sibuk makan nasi megono. Dari kejauhan, dari arah yang sama, Rustam melihat seorang anak kecil berjalan seorang diri dengan wajah yang menunduk. Tubuh anak itu agak kurus. Bila tubuh anak itu tak demikian, tentu itu akan sebanding dengan perawakannya yang agak tinggi. Kulitnya sawo matang. Rambutnya panjang sebahu. Sesekali, angin menyapu wajahnya dan menyentuh anak-anak rambutnya. Ujung-ujung rambutnya bergerai-gerai. Rok dan baju seragam tampak kedodoran c) Tahap Peningkatan Konflik karena itu dengarkanlah!. Aku, juga atas nama ibumu, memintamu untuk pulang kembali ke rumah. Bukan berarti aku akan memisahkanmu dengan ibu mertuamu, Win. Tentunya kau harus pulang ke rumah ini dengan suamimu. Mansur menyampaikan maksud dan tujuan berbicara dengan ayah mertuanya, pak Prapto mendengarkannya dengan seksama, mendengarkan dengan sejelas-jelasnya. Lalu, dengan tatapan lurus ke ruang dalam, tanpa menoleh sedikitpun ke wajah menantunya, Pak Prapto menjawab, Jadi 217

197 kamu mau mengadakan acara pitonan? Seharusnya kau tahu, acara itu tidak ada dalam ajaranislam. Tidak, tidak! Tidak mungkin aku membiarkannya. Aku tidak setuju dengan rencanamu! Sikap ayah dan ibunya pun tampak semakin cuek semakin tak peduli. Bila sebelumnya mereka masih sering berucap kasar dan keras padanya, kini mereka memilih bungkam. Setiap hari, mereka saling berdekatam, tetapi setiap hari pula mereka saling diam. Bara yang telah berubah kobar menyala, keluar dari sekam, kini tertutup sekam kembali seakan tengah mempersiapkan diri untuk menciptakan bara yang lebih dahsyat lagi. Mansurpun telah menetapkan niat: Jakarta akan menjadi tujuannya merantau. dua tahun adalah waktu yang amat berat bagiku, jauh darimu. Sementara, sementara (maafkan aku karena harus jujur padamu, walau itu akan menyakitimu), suasana hati Ayah dan Ibu tidak semakin membaik, malah semakin memburuk. Merinduimu adalah ujian bagiku dan Kayla saat ini, namun menghadapi kamauan Ayah dan Ibu saat ini adalah ujian yang sangat berat harus aku jalani. Ayah hendak memisahkan kita, mas. Untuk selama-lamanya d) Tahap Klimaks Maka sebagai orang tuamu, sebagai ayahmu, sebagai orang yang memiliki ikatan lebih kuat dari suamimu, aku tentu tidak akan tinggal diam. Diam, dan selalu diam. Di mataku, dia datang dengan kesengsaraan di rumah ini, dan hanya mendatangkan kesengsaraan baru di rumah ini. Dan aku tidak mau lagi melihat anak dan cucuku sengsara. Karena itu, kuputuskan untuk mengakhiri hubunganmu dengan Mansur.

198 Kau dan dia harus bercerai! Di jawab Rustam, Hari ini anda dan keluarga hendak melamar Wiwin untuk anda. Hari ini pula saya mempunyai maksud yang sama seperti anda. Tidak ada yang lebih dahulu, dan tidak ada yang lebih terkemudian. Dulu adalah dulu, sedangkan hidup kita bukan untuk mengenang apa yang dulu. 342 i) Tahap Penyelesaian Jangan khawatir, dia selalu mengatakan bahwa dia sangat mencintai ayahnya. Dan jangan khawatir pula, aku tak akan pernah memisahkan antara engkau dengannya, untuk selamalamanya. Dia anakku, tetapi dia darah dagingmu. Darahmu mengalir dalam darahnya, sukmamu bersama sukmanya. Ayah... Ayah!!! Suara itu. Seruan itu. Ya, Allah... Masya Allah... Ayah... Ayah!!! Benarkah itu? Benarkah ini, masya Allah, la hawla wa la quwwata illa billah. Isak tangis terdengar di teras kontrakan itu. Kayla memeluk ayahnya. Kayla mendekap ayahnya. Kayla menangis. Kayla merapatkan tubuh pada ayahnya. Kayla memandangi wajah ayahnya. Kayla merapatkan tubuh pada ayahnya. Kayla mengalirkan air matanya. Mansur pun tak kuasa menahan

199 tangis. Sahabat... Kini kita telah jauh. Kematian adalah satu alasan yang pasti, agar yang hidup bisa meneruskan hidupnya, dan yang berpisah bisa kembali menyatu. Terimalah Wiwin yang tak pernah letih dan lelah merinduimu, sebagai istrimu lagi. Dan Kayla, oh, alangkah aku tak pernah bisa menyentuh hatinya untuk mengurangi cinta dan kerinduannya kepadamu. Latar No. Data Kutipan Novel Halaman 1. Latar Tempat a. Kampus Kampus kuning yang letaknya kurang lebih tiga setengah 15 kilometer ke arah selatan dari kompleks pesantren juga didirikan oleh ulama itu b. Pesantren 17 di dekat Pesantren API Tegalrejo, di antara harumnya wewangian daun-daun padi dan lambaian daun-daun kelapa c. Blog G Blok G (blok Tahfizhul Qur an) adalah saksi bagaimana Rustam dan Mansur menjadi karib dalam pergaulan, ilmu, dan agama d. Desa Mansur Di pedalaman Solo, desa Mansur seperti negeri asing, kecil,

200 dan terpencil 190 e. Gedung Pertemuan Sebuah gedung pertemuan, di samping kiri antor polsek, dihias begitu rupa dengan janur kuning. f. Samping Rumah Kayla Kayla yang ayu tengah berlari-lari di samping rumah, bersama dua orang temannya g. Rumah Mbah Yah Keesokan harinya, usai shalat Subuh, Mansur menemui Rustam di rumah Mbah Yah h. Kontrakan Betapa tidak! Dulu, awal-awal keberadaan Mansur di kontrakan ini, rumah kontrakan ini adalah tempat yang kotor dan penuh maksiat 2. Latar Waktu a. Pagi Hari Setiap pagi, jelang adzan subuh, lantunan ayat-ayat suci terdengar dari arah pesantren b. Siang Hari Kala itu lagu, lagu popular macam Bang SMS, Kucing Garong, Cinta Satu Malam dinyanyikan lumayan indah dan berirama koplo oleh Risti Waktu menunjuk angka setengah sepuluh, 26 Maret Waktu terus bergerak maju. Adzan Zhuhur pun telah

201 berkumandang, dari arah kampus, dari arah masjid di pesantren pula. Ketika itu Wiwin dan Kayla telah tersadar dari pingsannya. c. Malam hari Pesta perkawinan itu masih berlangsung di malam harinya, saat kesenian emblek dan kuda lumping seolah membakar malam di tengah-tengah lapangan Jum at, 26 Maret Duka menggulung langit Jakarta. Melalui peristiwa yang tragis, sebuah kecelakaan tunggal, Ustadz Jefri al-bukhori telah sampai di titik henti 3. Latar Sosial Maka begitulah, sebelum adzan Subuh terdengar, Mansur dan istrinya telah terbangun dari tidurnya. Kebiasaan mereka untuk selalu berusaha bangun malam, sepertinya tak pernah berubah hingga saat ini. Mereka shalat malam. Mereka membaca al-qur an. Mereka berdoa kepada Allah Mansur berasal dari keluarga yang miskin, keluarga yang tak berpunya Ah, maka jangan dibandingkan dengan rumah ibu Mansur! Lihatlah lantainya; terbuat dari keramik berwarna hijau gelap dengan motif bunga yang bersusur-susur, bersih dan mengkilap, pertanda selalu di dibersihkan dan dipel. Lihatlah perabotannya itu. Guci-guci besar dan kecil tertata rapi di sudut-sudutnya. Ruang tamu ini sangat luas dengan dua meja kecil dan kursi-kursi yang mengelilinginya terbagi dua. Sebuah kaligrafi berwarna emas berukuran besar menempel di dinding, bersebelah dengan jam bandul berukuran besar dan

202 berwarna keemasan pula Dan begitulah, memang, keadaan rumah Kiai Muchotob; kiai besar, kiai luhur, kiai yang sederhana; rumahnya malah kecil, tak bisa dibayangkan sebanding dengan rumah para ustadz yang sering kali muncul di layar kaca. Amanat No. Data Kutipan Novel Halaman 1. Jangan menunda shalat agar Allah tak menunda kita masuk ke surga-nya Bukankah kita dinasehati agar kita berhati-hati dalam memilih pendamping hidup? Rasul telah tegas mengajarkan pada kita agar menjadikan agama sebagai dasar dan pedoman 64 dalam memilih jodoh. 115 Jadilah suami dan imam yang yang shalih untuk istrimu Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman dan berilmu dengan beberapa derajat Bila kalian tabah, sabar, tawakal, dan berserah diri, kalian akan mendapatkan barakah, kedamaian, keindahan, dan kebahagiaan pada akhirnya nanti. Jangan menyerah. Jangan biarkan nafsu menguasai hati kalian untuk membalas sakit hati den gan menyakiti, terhadap siapa pun juga, bahkan terhadap orang tua kita sendiri tetapi ia yakin bahwa selama ada usaha, disitu ada hasil.

203 Unsur Ekstrinsik (Nilai Religius) Novel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al-Azizy Nilai ReligiusNovel Sebening Air Mata Kayla Karya Taufiqurrahman Al-Azizy No. Data Kutipan Novel Halaman 1. Akidah a. Iman Kepada Allah Wahai dzat yang maha cinta... Telah bersatu dua hati dalam 62 kalimah-mu. Ketika malam semakin larut, titik terang itu belum juga mereka dapatkan. Rustam segera mengajak rekan-rekannya itu untuk memohon petunjuk kepada Allah Rabbul Izzati Semoga Allah Swt selalu membimbing, memberi petunjuk, memberi kekuatan, dan memberi pertolongan kepada kita. Amin, amin ya rabbal allamin. Hatinya menderaskan tasbih dan takbir, mengharap bacaan itu akan mendatangkan ketenangan di suasana batinnya. O, Maha suci Allah, Maha Besar Allah. Sangat besar untuk dirinya, Rp ,-. Subhanallah, Walhamdulillah, Wa la ilaha illallah. Allahu akbar. Segala puji bagi Allah, yang dari belas kasih-nya tiada orang kehilangan harapan, yang dari nikmat-nikmat-nya tak ada orang yang mendapatkan, yang dari kemampuan-nya tak ada orang yang kecewa, dan ibadah kepada-nya tak ada yang terlalu tinggi. Di dalam kamarnya air mata Wiwin berlinang, hatinya menjeritkan doa dan permohonan: Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah

204 utusan Allah. Hampir setiap malam ia lakukan itu: Tunduk pasrah di atas sajadah, merintih dan mengadu kepada Tuhan Yang Maha Kasih. Ia rintihkan dan adukan cinta dan kerinduannya kepada anak dan istrinya di hadapan Allah Rabbul izzati. b. Iman Kepada Malaikat Delapan bulan setelah pernikahan itu, Allah pun mengutus malaikat-nya untuk memberikan amanah ke Mansur dan Wiwin, melalui benih yang ditanamkan di rahim Wiwin. c. Iman Kepada Nabi/Rasul Malam harinya, kidung shalawat diputar dari pengeras suara. Ia ucapkan salam, puji-pujian, sholawat kepada Baginda Nabi dan keluarganya yang suci. Ya Allah. Shalawat dan salam atas nabi-mu yang suci. Shalawat dan salam atas keluarga nabi-mu yang Engkau berkahi. Shalawat dan salam atas sahabat-sahabat nabi-mu yang mulia. Melalui perantara mereka, berikanlah kekuatan pada istriku, ya Rabb. Kuatkanlah dia. Cintailah dia. Berikan kemudahan kepadanya Rustam menceritakan perjalanan Rasulullah di malam yang penuh berkah itu. d. Iman Kepada Kitab Allah Mari kita besarkan anak kita dengan cinta; cinta kepada Allah, cinta kepada Nabi-Nya, cinta kepada keluarga Nabi- Nya, cinta kepada al-qur an, cinta kepada agamanya.

205 suasana lebih sepi dibandingkan beberapa saat yang lalu. Sayup-sayup masih terdengar saat suara beberapa santri yang menghafalkan al-qur an dari lantai di bawahnya. e. Iman Kepada Takdir Mansur telah memenuhi takdir-nya untuk menjemput Wiwin sebagai istrinya. Kematian adalah satu alasan yang pasti, agar yang hidup bisa meneruskan hidupnya, dan yang berpisah kembali bersatu. (SMAK, 342) 2. Akhlak a. Bersyukur Ucap syukur terlontar di bibir ibu Mansur dan saudarasauaranya iyu. hatinya berucap syukur bahwa sekarang dia telah kembali. Ia bersyukur kepada Allah karena anugerah-nya Perempuan, Dik, seru bu bidan, anakmu perempuan. Selamat ya! ucap syukur menggema di bibir Mansur, seiring air matanya yang makin deras mengucur. Untuk persoalan ini aku bersyukur bahwa Allah masih memberi kesempatan untuk menjawab persoalan beliau itu dengan dasar-dasar dari agama. b. Mengucapkan Salam Beberapa santri tampak berlalu lalang, berjalan-jalan pagi, mengenakan jaket kebanggaan, kain sarung dan peci. Sesekali, mengucapkan salam kepada Rustam. Rustam memanggil salam begitu tiba di depan pintu rumah sang kiai

206 Mansur dan sang istri mendapatkan salam dari para tetamu yang hadir. Doa-doa berbahasa indonesia diucapkan kaum laki-laki, seraya menjabat erat tangan mempelai pria. c. Saling Mengingatkan Nak, kau harus berhati-hati memilih istri. Mbah Mun mengajarkan kita untuk memilih hidup berdasarkan agama. Mbah hanya bisa memberikan saran dan nasihat, walau itu tak pantas dari orang yang bodoh kepada seorang yang berilmu sepertimu O, Mansur. Mohonlah petunjuk kepada-nya, sebab aku khawatir setan dan iblis tengah bersekutu di hatimu dengan cinta. Kini kau telah menjadi seorang suami, Sahabatku, ucap Rustam. Jadilah suami dan imam yang shalih untuk istrimu. Menjadi kuat dan bersabarlah. Allah pasti bersamamu. Allah bersamamu. Jaga Allah, Nak. Jangan lupakan Allah. Jadilah suami yang baik, Nak. Jadilah imam yang baik. Ibu akan selalu mendoakanmu, nak. Ibu selalu mendoakanmu. Takutlah hanya kepada Allah, Ucapnya, dan lembutkanlah hatimu. Ketika tak ada siapapun yang mendekatimu, ingatlah bahwa Allah selalu dekat dan jangan pernah meninggalkan- Nya. Oh, Anakku d. Saling Mendoakan Jika kau berniat untuk itu, aku akan ikut berdoa kepada Allah Swt agar memberi kekuatan dan jalan untuk menjadi PNS. 84

207 Sekali lagi, kami berdoa, semoga Mas Mansur dan Mbak Wiwin, menjadi suami istri yang cinta-mencintai, sayangmenyayangi. Semoga Allah memudahkan kalian berdua... Amin, amin ya rabbal allamin. Banyak orang-orang berbondong-bodong ke rumah duka, membaca surat Yasin dan tahlil, mendoakan arwahnya Semoga Allah selalu melimpahkan barakah, kekuatan, dan pertolongan untukmu. e. Saling Membantu Cincin itu tak dijual oleh Mansur. Orang tua Rustam membantu Mansur untuk menyediakan seperangkat alat sholat dan mukena sebagai mahar dalam perkawinan nanti. Keadaan memang tampak berbeda sejak dua hari yang lalu. Dengan ikhlas dan tulus, para tetangga bekerja bakti bergotong-royong memperbaiki keadaan gubug. Gotong royong dan kerja bakti yang dilakukan dengan tulus dan ikhlas itu diikuti oleh warga. Dari pagi hingga sore, bahkan hingga malam hari. Seorang pemuda dan ayahnya yang di desa itu, ahli dalam tata dekorasi, mengulurkan tangannya untuk memoles halaman dan ruang didalam dengan janur kuning. Pada hari itu juga, para ibu-ibu dan para gadis datang berduyun-duyun. Mereka menggendong bakul berisi beras, teh, gula, atau kelapa. Adapula yang membawa pisang bertandan-tandan, kerupuk, jenang, wajik, roti, dan uang

208 Pendek kata, istilah ngunduh mantu tampak saat ini di rumah Mbok Sofiah. iya, aku juga berpikiran begitu, ayo kita beritahu yang lain. Kita kumpulkan warga. Kita ikut membantu mereka untuk kembali ke kota. Aku akan menyembelih ayam, semoga mereka mau memakannya nanti di kota Kau butuh berapa, Mas? Mbak Ambar bertanya. Kontan Mansur mengangguk memandangi wajahnya. Mbak Ambar mengangguk. Mbak Ambar bertanya lagi, Saya ada simpanan. Kalau kau mau, pakailah dulu, tidak apa-apa, semoga bisa membantu. Bude Ambar segera mengeluarkan amplop dan menyerahkannya pada Mansur. Amplop tersebut berisi sejumlah uang yang lebih dari cukup untuk menebus obat dan membiayai seluruh pengeluaran Wiwin menjalani rawat inap di rumah sakit ini. f. Saling Menguatkan Bude Ambar mengelus-elus punggungnya, memintanya untuk bersabar. Bude Ambar berkata, dengan sepenuh mantap dan keyakinan, Pasrahlah, Mbak. Pasrahlah kepada Allah. Jangan menyerah, ucap kiai Muchotob. Ujian tidak hanya datang dari luar. Ia bisa datang dari dalam sendiri. Saat ini kalian tengah diuji oleh orang tua kalian sendiri. Bila kalian tabah, sabar, tawakal dan berserah diri, kalian akan mendapatkan barakah, kedamaian, keindahan dan

209 kebahagiaan pada akhirnya nanti. Mengerti suasana hati putrinya, Mansur berusaha menenangkannya. Ketika pagi diajaknya jalan-jalan, terkadang dengan mengendarai motor, terkadang dengan jalan kaki, g. Tidak Berburuk Sangka Mansur tidak ingin berburuk sangka, entah kepada mertuanya sendiri, entah kepada tetangga sekitar. bila saya pulang, Ayah dan Ibu akan memaksa saya untuk bercerai dengan mas Mansur. yakinlah dengan nurani, Mbak! Kini Mbak sudah tahu bahwa keinginan mereka itu keliru. h. Bersabar Kita harus lebih bersabar lagi terhadap Ayah dan Ibu, Dik. Kesabaran akan menolong kita! Mansur mengempaskan punggungnya di sandaran kursi, ia mendesah. Ia menatap langit-langit. Ia tersenyum, ia menyakini bahwa apa yang ia barusaja bicarakan dengan mertuanya adalah sebuah kebenaran. 3. Syariah a. Berdoa Jika kau berniat untuk itu, aku akan ikut berdoa Kepada Allah swt agar Dia memberimu kekuatan dan jalan untuk menjadi PNS. Dan diam-diam hatinya menjeritkan doa pengharap pada Allah Swt, agar Allah menguatkannya, agar Allah menolongnya. Mereka selalu berdoa agar Allah memberi kemudahan dan

210 pertolongan kepada sahabatnya itu. betapa beliau selalu berdoa kepada Allah mengaruniai putra yang shalih, yang hidup dengan berdasarkan agama, dan memancarkan cahaya al-qur an. Ya Allah, mudahkanlah suamiku. Berilah petunjuk kepada suamiku. Sampaikanlah ilmu ke dalam dada warga. Ya Allah, ya Rabbi. Ampunilah dosa-dosaku. Doa-doa hatinya selalu terlontar ke petang langit, dan dengan caranya sendiri ia memohon kepada Illahi agar ia dan ayahnya segera dipertemukan. Jeritan doa sudah tak terhitung, agar Allah Swt membuka hati kedua orang tuanya, mencampakan rasa benci, dengki dan ketidak senangannya. b. Bersedekah ia memang selalu pergi ke pesantren itu, mengajar anakanak. Ia mengabdikan sebagai guru honorer di pesantren itu. Rustam selalu memberikan setiap bagian gajinya dan memberi makanan kegemaran untuk Mbah Yah. c. Membaca al-qur an Dia menjadi pengurus pesantren, menghafal al-qur an, membaca kitab-kitab kuning. mari kita dirikan sholat, ujarnya, mari kita memohon petunjuk dan pertolongan Allah. Mari kita baca al-qur an. Mansur hanya bisa berdoa, shalat sunah, membaca al- Qur an,

211 pembacaan kalam-kalam suci yang dibacakan oleh Siti Darojah membuat semua hadirin terhanyut dan larut mengagungkan kebesaran illahi d. Sholat Rustam pamit untuk menjalankan sholat subuh di masjid. mereka akan tegakan malam dengan sholat dan permohonan. Lalu mereka akan membaca al-qur an yang telah mereka hafal itu. Mansur mengajak istrinya untuk menjalankan Tahajjud. Maka begitulah, sebelum adzan subuh terdengar, Mansur an istrinya telah terbangun dari tidurnya. Kebiasaan mereka untuk selalu berusaha bangun malam, sepertinya tidak berubah hingga saat ini. Mereka shalat malam. Mereka membaca al-qur an Teringatlah ia bahwa ia belum melaksanakan sholat ashar, maka ia pun masuk ke dalam rumah, lalu ke dalam dapur, ke kamar mandi, Mansur berwudhu, setelah itu ia menuju ruang sholat. Ketika waktu shalat tiba, Kayla pun ikut sholat bersama Ayah dan mamanya. \ Sepeningga Roni dan rombongannya pun, lamaran segera dilanjutkan, tetapi didahului oleh shalat dzuhur berjamaah. e. Mengamalkan Ilmu Mansur mulai mengamalkan dengan sebenar-benarnya, ilmu agama yang selama ini dimilikinya, terutama berkaitan dengan hubungan rumah tangga, antara seorang suami dan

212 istri. selama seminggu ini, Mansur kembali membuka kitabkitabnya, buku-bukunya, kepada istrinya dia meminta saran dan nasihat sebaik-baiknya tentang materi apa yang aka dia sampaikan nanti. Mansur hanya ingin membagi ilmu-ilmunya nanti kepada orang yang bisa dijangkaunya. f. Puasa Puasa sunnah yang selalu ia kerjakan setiap senin dan kamis sejak ia masih tinggal di pesantren Mbah mun hingga saat ini. itulah Mansur. Pemuda pendiam, hobi menjalankan puasa Daud.

213 Lampiran 7

214 Lampiran 8

215

216

217

ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL ASSALAMUALAIKUM BEIJING! KARYA ASMA NADIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL ASSALAMUALAIKUM BEIJING! KARYA ASMA NADIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL ASSALAMUALAIKUM BEIJING! KARYA ASMA NADIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Laeli Nur Rakhmawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari kebudayaan. Usianya sudah cukup tua. Kehadiran hampir bersamaan dengan adanya manusia. Karena ia diciptakan

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Umi Fatonah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL SEPENGGAL BULAN UNTUKMU KARYA ZHAENAL FANANI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL SEPENGGAL BULAN UNTUKMU KARYA ZHAENAL FANANI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ASPEK SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL SEPENGGAL BULAN UNTUKMU KARYA ZHAENAL FANANI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Kukuh Iman Ujianto Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud dari pengabdian perasaan dan pikiran pengarang yang muncul ketika ia berhubungan dengan lingkungan sekitar. Sastra dianggap sebagai

Lebih terperinci

NILAI AKIDAH TOKOH UTAMA NOVEL BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA

NILAI AKIDAH TOKOH UTAMA NOVEL BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA NILAI AKIDAH TOKOH UTAMA NOVEL BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA KARYA HANUM SALSABIELA RAIS DAN RANGGA ALMAHENDRA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Prayudi Nursodik Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan problematika yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan medium bahasa. Sebagai

Lebih terperinci

NILAI MORAL NOVEL KUTITIPKAN AZEL KEPADAMU KARYA ZAYYADI ALWY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL NOVEL KUTITIPKAN AZEL KEPADAMU KARYA ZAYYADI ALWY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI MORAL NOVEL KUTITIPKAN AZEL KEPADAMU KARYA ZAYYADI ALWY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Febri Rizki Ananda Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan pelbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan mengekspresikan gagasan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai objeknya dan bahasa sebagai mediumnya. Menurut Esten (2000: 9), sastra merupakan pengungkapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan bagian dari kehidupan manusia, yang berkaitan dengan memperjuangkan kepentingan hidup manusia. Sastra merupakan media bagi manusia untuk berkekspresi

Lebih terperinci

NILAI MORAL NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI MORAL NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Meyin Mulyanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik, dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan sebuah karya sastra yang bermanfaat bagi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan sebuah karya sastra yang bermanfaat bagi masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan buah karya dari seorang pengarang, dengan menghasilkan sebuah karya sastra pengarang mengharapkan karyanya dapat dinikmati dan dipahami

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN AKIDAH TOKOH UTAMA NOVEL TAKBIR RINDU DI ISTANBUL KARYA PUJIA ACHMAD DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMK

NILAI PENDIDIKAN AKIDAH TOKOH UTAMA NOVEL TAKBIR RINDU DI ISTANBUL KARYA PUJIA ACHMAD DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMK NILAI PENDIDIKAN AKIDAH TOKOH UTAMA NOVEL TAKBIR RINDU DI ISTANBUL KARYA PUJIA ACHMAD DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMK Oleh: Anisa Mayasaroh Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL HITAM PUTIH KARYA MUSTHOFA ACHMAD DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL HITAM PUTIH KARYA MUSTHOFA ACHMAD DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL HITAM PUTIH KARYA MUSTHOFA ACHMAD DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Nadia Astikawati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tiika89unyiil@gmail.com

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH KARYA TERE-LIYE DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH KARYA TERE-LIYE DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH KARYA TERE-LIYE DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Heni Purwatiningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan emosi yang spontan yang mampu mengungkapkan aspek estetik baik yang berdasarkan aspek kebahasaan

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL PADA NOVEL BUMI BIDADARI KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS NILAI MORAL PADA NOVEL BUMI BIDADARI KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS NILAI MORAL PADA NOVEL BUMI BIDADARI KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh : Basuseno Sugeng Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan problematika yang dialaminya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak cukup dengan tumbuh dan berkembang akan tetapi. dilakukan dengan proses pendidikan. Manusia sebagai makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak cukup dengan tumbuh dan berkembang akan tetapi. dilakukan dengan proses pendidikan. Manusia sebagai makhluk sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan masalah yang sangat penting bagi manusia, karena pendidikan akan menentukan kelangsungan hidup manusia. Seorang manusia tidak cukup dengan tumbuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari luapan emosional. Karya sastra tidak menyuguhkan ilmu pengetahuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dari luapan emosional. Karya sastra tidak menyuguhkan ilmu pengetahuan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah suatu kegiatan kreatif pada sebuah karya seni yang tertulis atau tercetak (Wellek 1990: 3). Sastra merupakan karya imajinatif yang tercipta dari luapan

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Ady Wicaksono Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Adywicaksono77@yahoo.com Abstrak: Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti baik dan sastra (dari bahasa Sansekerta) berarti tulisan atau karangan. Dari pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan pengungkapan realitas kehidupan masyarakat secara imajiner. Dalam hal ini, pengarang mengemukakan realitas dalam karyanya berdasarkan

Lebih terperinci

NILAI MORAL NOVEL PENGANTIN HAMAS KARYA VANNY CHRISMA W. DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL NOVEL PENGANTIN HAMAS KARYA VANNY CHRISMA W. DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI MORAL NOVEL PENGANTIN HAMAS KARYA VANNY CHRISMA W. DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Patria Endah Safitri Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bentuk realita dari hasil imajinasi dan pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana ekspresi pengarang saja,

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER NOVEL LAMPAU KARYA SANDI FIRLY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER NOVEL LAMPAU KARYA SANDI FIRLY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN KARAKTER NOVEL LAMPAU KARYA SANDI FIRLY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Anang Famuji Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA Oleh: Intani Nurkasanah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

NILAI MORAL DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI MORAL DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Ari Handayani Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2)

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra yang lahir di tengah-tengah masyarakat merupakan hasil imajinasi atau ungkapan jiwa sastrawan, baik tentang kehidupan, peristiwa, maupun pengalaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI BAWAH LANGIT JAKARTA KARYA GUNTUR ALAM DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA

ANALISIS NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI BAWAH LANGIT JAKARTA KARYA GUNTUR ALAM DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA ANALISIS NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI BAWAH LANGIT JAKARTA KARYA GUNTUR ALAM DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA Oleh: Beni Purna Indarta Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL SURAT DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA DAN RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN DI SMA Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Ntriwahyu87@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut tersebar di daerah-daerah sehingga setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan seni yang bermediumkan bahasa dan dalam proses terciptanya melalui intensif, selektif, dan subjektif. Penciptaan suatu karya sastra bermula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat memberikan tanggapannya dalam membangun karya sastra.

Lebih terperinci

NILAI MORAL NOVEL BULAN KARYA TERE LIYE DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DENGAN METODE GROUP INVESTIGATION DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL NOVEL BULAN KARYA TERE LIYE DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DENGAN METODE GROUP INVESTIGATION DI KELAS XI SMA NILAI MORAL NOVEL BULAN KARYA TERE LIYE DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DENGAN METODE GROUP INVESTIGATION DI KELAS XI SMA Oleh: Nur Panca Pramudiyanto Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL GURU PARA PEMIMPI KARYA HADI SURYA DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DI SMA

NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL GURU PARA PEMIMPI KARYA HADI SURYA DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DI SMA NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL GURU PARA PEMIMPI KARYA HADI SURYA DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Wahyu Kartikasari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER TOKOH UTAMA NOVEL KEMBARA KARYA PRADANA BOY ZTF DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER TOKOH UTAMA NOVEL KEMBARA KARYA PRADANA BOY ZTF DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER TOKOH UTAMA NOVEL KEMBARA KARYA PRADANA BOY ZTF DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA Oleh: Inggar Rahmi Manggali Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sosiologi dan Sastra Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, sedangkan objek ilmu-ilmu kealaman adalah gejala alam. Masyarakat adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek dan Warren, 1990: 3). Karya sastra adalah suatu kegiatan kreatif, hasil kreasi pengarang. Ide

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena kehidupan

Lebih terperinci

NILAI RELIGIUS NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI RELIGIUS NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI RELIGIUS NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Ratri Mei Adhadilla Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra sangat berperan penting sebagai suatu kekayaan budaya bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal, mempelajari adat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu bentuk institusi sosial dan hasil pekerjaan seni kreatif dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Hubungan antara sastra, masyarakat

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM FILM CINTA SUCI ZAHRANA SUTRADARA CHAERUL UMAM DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM FILM CINTA SUCI ZAHRANA SUTRADARA CHAERUL UMAM DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM FILM CINTA SUCI ZAHRANA SUTRADARA CHAERUL UMAM DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA Oleh: Rochimah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

NILAI MORAL NOVEL TAHAJUD CINTA DI KOTA NEW YORK KARYA ARUMI EKOWATI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL NOVEL TAHAJUD CINTA DI KOTA NEW YORK KARYA ARUMI EKOWATI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI MORAL NOVEL TAHAJUD CINTA DI KOTA NEW YORK KARYA ARUMI EKOWATI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Tri Sugiarti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

NILAI RELIGI NOVEL SEBENING SYAHADAT KARYA DIVA SINAR REMBULAN DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA

NILAI RELIGI NOVEL SEBENING SYAHADAT KARYA DIVA SINAR REMBULAN DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA NILAI RELIGI NOVEL SEBENING SYAHADAT KARYA DIVA SINAR REMBULAN DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA SKRIPSI Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada diri pembaca. Karya juga merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang

Lebih terperinci

KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA Oleh: Anifah Restyana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di sekitarnya.

Lebih terperinci

NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA.

NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA. NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA. Oleh : Gilang Ratnasari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP-Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Karya sastra tidak mungkin tercipta jika para penulis tidak mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Karya sastra tidak mungkin tercipta jika para penulis tidak mempunyai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran sastra di era globalisasi saat ini merupakan suatu kegiatan yang kreatif dan imajinatif. Sastra diciptakan melalui kreativitas dari pencipta karya sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan berbagai fenomena kehidupan manusia. Fenomena kehidupan manusia menjadi hal yang sangat menarik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan struktur dunia rekaan, artinya realitas dalam karya sastra adalah realitas rekaan yang tidak sama dengan realitas dunia nyata. Karya sastra itu

Lebih terperinci

NILAI RELIGIUS NOVEL KERLING SI JANDA KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

NILAI RELIGIUS NOVEL KERLING SI JANDA KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA NILAI RELIGIUS NOVEL KERLING SI JANDA KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA Oleh: Diah Retnosari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah hasil ciptaan manusia yang mengandung nilai keindahan yang estetik. Sebuah karya sastra menjadi cermin kehidupan yang terjadi pada

Lebih terperinci

TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA NOVEL ELANG DAN BIDADARI KARYA PUPUT SEKAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA

TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA NOVEL ELANG DAN BIDADARI KARYA PUPUT SEKAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA NOVEL ELANG DAN BIDADARI KARYA PUPUT SEKAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA Oleh: Wahyuningsih Progam Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, Sastra merupakan. lukisan ataupun karya lingkungan binaan/arsitektur.

BAB I PENDAHULUAN. dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, Sastra merupakan. lukisan ataupun karya lingkungan binaan/arsitektur. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra sebagai hasil karya seni kreasi manusia tidak akan pernah lepas dari bahasa yang merupakan media utama dalam karya sastra. Sastra dan manusia sangat erat kaitannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan bagian bentuk seni yang kehadirannya untuk diapresiasi. Artinya, kehadiran karya sastra untuk dimanfaatkan, dinikmati, dihargai, dan dikaji. Karya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalamnya terdapat pengilustrasian, pelukisan, atau penggambaran kehidupan

I. PENDAHULUAN. dalamnya terdapat pengilustrasian, pelukisan, atau penggambaran kehidupan ` I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil ciptaan manusia melalui kesadaran yang tinggi serta dialog antara diri pengarang dengan lingkungannya. Sebuah karya sastra di dalamnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh pengarang untuk dipahami dan dinikmati oleh pembaca pada khususnya dan oleh masyarakat pada umumnya. Hal-hal yang diungkap oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan bentuk karya seni kreatif yang menggunakan objek manusia

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan bentuk karya seni kreatif yang menggunakan objek manusia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan bentuk karya seni kreatif yang menggunakan objek manusia dan segala macam kehidupannya. Di samping berfungsi sebagai media untuk menampung teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya terdapat daya kreatif dan daya imajinasi. Kedua kemampuan tersebut sudah melekat pada jiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati dan dipahami serta dimanfaatkan oleh masyarakat pembaca. Karya sastra memberikan kesenangan dan pemahaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian. 1.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide,

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang dituangkan dalam bahasa. Kegiatan sastra merupakan suatu kegiatan yang memiliki unsur-unsur seperti pikiran,

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Penelitian ini melibatkan beberapa konsep, antara lain sebagai berikut: 2.1.1 Gambaran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:435), gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam mempelajari bidang sastra tidak terlepas dengan kajian-kajian serta peroses terbentuknya suatu karya sastra. Karya sastra yang dikaji biasanya berkaitan

Lebih terperinci

NILAI MORAL DALAM NOVEL RINDU KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA

NILAI MORAL DALAM NOVEL RINDU KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA NILAI MORAL DALAM NOVEL RINDU KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA Oleh: Eka Destiani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo Ekadestiani0@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI RELIGIUS TOKOH NOVEL AYAT SUCI YANG MENARI KARYA GARINA ADELIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS NILAI RELIGIUS TOKOH NOVEL AYAT SUCI YANG MENARI KARYA GARINA ADELIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA ANALISIS NILAI RELIGIUS TOKOH NOVEL AYAT SUCI YANG MENARI KARYA GARINA ADELIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Yuli Lestari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti pernah mengalami konflik di dalam hidupnya. Konflik

I. PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti pernah mengalami konflik di dalam hidupnya. Konflik I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia pasti pernah mengalami konflik di dalam hidupnya. Konflik merupakan bagian penting dari kehidupan manusia dan merupakan situasi yang wajar dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (fiction), wacana naratif (narrative discource), atau teks naratif (narrativetext).

BAB I PENDAHULUAN. (fiction), wacana naratif (narrative discource), atau teks naratif (narrativetext). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra adalah sebuah karya imajiner yang bermedia bahasa dan memiliki nilai estetis. Karya sastra juga merupakan sarana untuk mengungkapkan ide, gagasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan dalam mengemukakan gagasan melalui karyanya, bahasa sastra

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan dalam mengemukakan gagasan melalui karyanya, bahasa sastra 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil imajinasi pengarang yang mengekspresikan pikiran, gagasan maupun perasaannya sendiri tentang kehidupan dengan menggunakan bahasa

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI SOSIOLOGI NOVEL RANTAU 1 MUARA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS IX SMA

ANALISIS NILAI SOSIOLOGI NOVEL RANTAU 1 MUARA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS IX SMA ANALISIS NILAI SOSIOLOGI NOVEL RANTAU 1 MUARA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS IX SMA Oleh: Wisanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL SEE YOU IN UZLIFATUL JANNAH KARYA FERYANTO HADI DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL SEE YOU IN UZLIFATUL JANNAH KARYA FERYANTO HADI DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL SEE YOU IN UZLIFATUL JANNAH KARYA FERYANTO HADI DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Rosiyani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nellasari Mokodenseho dan Dian Rahmasari. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nellasari Mokodenseho dan Dian Rahmasari. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Dari beberapa penelusuran, tidak diperoleh kajian yang relevan sebelumnya dengan penelitian ini. Adapun penelitian yang hampir sama adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan menyimpan nilai-nilai pendidikan karakter yang begitu kaya. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan menyimpan nilai-nilai pendidikan karakter yang begitu kaya. Begitu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan menyimpan nilai-nilai pendidikan karakter yang begitu kaya. Begitu pula dengan agama, kebudayaan, dan adat istiadat yang memberi pesan untuk menjadikan

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS NILAI MORAL NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS NILAI MORAL NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Eka Damayanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan membaca karya sastra pembaca atau masyarakat umum dapat mengetahui kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin dari

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN NOVEL PAK GURU KARYA AWANG SURYA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN NOVEL PAK GURU KARYA AWANG SURYA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN NOVEL PAK GURU KARYA AWANG SURYA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Rahmat Hidayat Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Dayattwins@gmail.com ABSTRAK: Tujuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Moral dalam Sastra Moral dari segi etimologis berasal dari bahasa latin yaitu Mores yang berasal dari suku kata Mos. Mores berarti adat istiadat, kelakuan, tabiat, watak, akhlak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Bahasa digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lain. Bahasa mempunyai fungsi intelektual,

Lebih terperinci

ANALIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN PADA KUMPULAN CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA

ANALIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN PADA KUMPULAN CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA ANALIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN PADA KUMPULAN CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA Oleh: Agung Prasetyo Program StudiPendidikanBahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini disebabkan karena seorang penulis itu memiliki kepekaan terhadap hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini disebabkan karena seorang penulis itu memiliki kepekaan terhadap hal-hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra dapat menjadi salah satu media yang multifungsi. Karya sastra berfungsi untuk menghibur sekaligus mengajarkan hal yang baru kepada masyarakat. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. faktor penting untuk menghidupkan seorang tokoh. dalam bahasa Inggris character berarti watak atau peran, sedangkan karakterisasi

BAB I PENDAHULUAN. faktor penting untuk menghidupkan seorang tokoh. dalam bahasa Inggris character berarti watak atau peran, sedangkan karakterisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Nurgiyantoro (2013:259) tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan dalam penceritaannya dalam novel yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran karya sastra di tengah-tengah masyarakat pembaca merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran karya sastra di tengah-tengah masyarakat pembaca merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran karya sastra di tengah-tengah masyarakat pembaca merupakan pencerminan dari kehidupan manusia. Karya sastra menyuguhkan potret kehidupan dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN Pada bab ini akan diuraikan empat hal pokok yaitu: (1) kajian pustaka, (2) landasan teori, (3) kerangka berpikir, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan erat kaitannya dengan proses belajar mengajar. Seperti di sekolah tempat pelaksanaan pendidikan, peserta didik dan pendidik saling melaksanakan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. emosional (Nurgiyantoro: 2007:2). Al-Ma ruf (2010:3) berpendapat bahwa,

BAB I PENDAHULUAN. emosional (Nurgiyantoro: 2007:2). Al-Ma ruf (2010:3) berpendapat bahwa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil ciptaan manusia yang mengekspresikan pikiran, gagasan, pemahaman, dan tanggapan perasaan penciptanya tentang hakikat kehidupan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra lahir dari luapan pengarang, jiwa pengarang berupaya menangkap gejala di dunia sekitarnya lalu diekspresikan melalui gagasan. Gagasan-gagasan tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra selalu muncul dari zaman ke zaman di kalangan masyarakat. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan manusia yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai potret kehidupan masyarakat dapat dinikmati,

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai potret kehidupan masyarakat dapat dinikmati, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra sebagai potret kehidupan masyarakat dapat dinikmati, dipahami, dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Sebuah karya sastra tercipta karena adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. refleksinya terhadap gejala-gejala sosial disekitarnya. Adanya imajinasi pada

BAB I PENDAHULUAN. refleksinya terhadap gejala-gejala sosial disekitarnya. Adanya imajinasi pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan bagian dari kehidupan masyarakat karena karya sastra lahir ditengah-tengah masyarakat dari hasil imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap

Lebih terperinci