SKRIPSI OLEH JUMINAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKRIPSI OLEH JUMINAH"

Transkripsi

1 SKRIPSI PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA SERTA PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP K INERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( SK PD )PADA KAB UPATEN LABUHAN B ATU UTARA OLEH JUMINAH PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017

2 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK NAMA : JUMINAH NIM : PROGRAM STUDI : S1 AKUNTANSI JUDUL SKRIPSI : PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA SERTA PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA SKPD PADA KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA Tanggal Ketua Departemen Akuntansi (Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak.CPA) NIP Tanggal Dekan (Prof. Dr. Ramli, SE, MS) NIP

3 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI NAMA : JUMINAH NIM : PROGRAM STUDI : S1 AKUNTANSI JUDUL SKRIPSI : PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA SERTA PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA SKPD PADA KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA Medan, 2017 Menyetujui,Pembimbing Prof.Erlina Msi,Phd,Ak,CA NIP

4 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN Telah diuji pada Tanggal 16 Oktober 2017 TIM PENGUJI SKRIPSI Ketua penguji : Prof.Erlina SE.Msi,Phd,AK Penguji : Drs. Chairul Nazwar, M.Si., Ak Pembanding : Drs.Arifin Lubis Msi,Ak

5 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan skripsi yang berjudul: pengaruh kualitas sumber daya manusia serta partisipasi anggaran terhadap kinerja satuan kerja perangkat daerah (skpd)pada kabupaten labuhan batu adalah benar hasil karya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program Studi S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh. Medan, Juni 2017 Yang membuat pernyataan Juminah NIM: i

6 ABSTRAK PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA SERTA PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) PADA KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA Penelitian ini mengenai Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia Serta Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja SKPD Pada Pemerintahan Kabupaten Labuhan Batu Utara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sumber daya manusia dan partisipasi anggaran baik secara parsial maupun simultan terhadap kinerja SKPD di Pemerintahan Kabupaten Labuhan Batu Utara. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan kepada merupakan staf yang bertanggung jawab langsung atau menilai garis komando langsung terhadap kepala SKPD sebagai penanggung jawab utama (berdasarkan struktur organisasi), yaitu seluruh sekretaris dan bendahara dari seluruh SKPD Pemerintahan Kabupaten Labuhan Batu Utara (30 SKPD). Responden dalam penelitian adalah berjumlah 60 karyawan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengujian kualitas data, Uji asumsi klasik, uji determinasi dan pengujian hipotesis. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Variabel SDM dan partisipasi anggaran secara simultan berpengaruh secara siknifikan terhadap kinerja SKPD dan Variabel SDM dan partisipasi anggaran secara parsial berpengaruh secara signifikan dan positip terhadap kinerja SKPD. Kata Kunci: Kualitas Sumber Daya Manusia, Partisipasi Anggaran dan Kinerja SKPD ii

7 ABSTRACT THE EFFECT OF HUMAN RESOURCES QUALITY AND BUDGET PARTICIPATION ON PERFORMANCE OF REGIONAL WORK UNIT LEVEL (SKPD) IN REGENCY OF STONE The research is about effect of human resourch and budget participation to Performance of SKPD to the govermant of langkat. The Purpose of this research is to knowing effect of human resourch and budget participation neither parsial nor simultan participation to Performance of SKPD to the govermant of labuhan batu utara. The collecting of date was done through questionare spread to staff that is directly responsible or directly value commando line to head of SKPD as a main authority (base on organization structure), that is all secretary and treasurer from all SKPD the govermant of labuha batu utara (30 SKPD). Number of Responden in this research is 50. Date analyse that is used in this research is data quality test, classic asumtion test, determination test and hypotesist test. The result of the research show that variabel of human resourch and budget participation simultanly have a significant effect to Performance of SKPD and variabel of human resourch and budget participation parsially have a significant effect and positive to Performance of SKPD. Keyword: Human Resourch, Budget Participation and Performance of SKPD iii

8 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis telah mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul pengaruh kualitas sumber daya manusia serta partisipasi anggaran terhadap kinerja satuan kerja perangkat daerah (skpd) pada kabupaten labuhan batu Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi serta doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Teristimewa untuk kedua orang tua saya yang sangat saya kagumi dan cintai yaitu Ayahanda Tukiran dan Ibunda Sitik yang tidak pernah lelah memberikan kasih sayang, doa, nasihat serta adik saya Leli Yusnida yang memberikan semangat yang tulus hingga saat ini dan teman spesial saya Novi Anggraini yang selalu ada untuk memberi semangat kepada saya. Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang tulus kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis. 2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak, CPA dan Bapak Drs. Syahrul Rambe, M.M, Ak selaku Ketua dan Sekretaris Departemen/Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara. iv

9 3. Ibu Prof.Erlina Msi,Ph.D,Ak,CA selaku Dosen Pembimbing saya yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan, dan perbaikan dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak Drs. Chairul Nazwar selaku Dosen Penguji dan bapak Drs.Arifin Lubis Msi,Ak selaku Dosen Pembanding yang telah memberikan arahan, kritik dan saran yang sangat membangun sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. 5. Serta seluruh teman-teman Mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Tahun 2013 yang telah bersama dengan penulis yang berjuang untuk mendapatkan ilmu bermanfaat 6. Sahabat-sahabat saya Eka, Novi, Mutia, Ade, Aisyah,Momo dan Ririe yang membantu dan memberikan saya semangat untuk menjadi seorang sarjana ekonomi. Penulis menyadari bahwa skripsi ini juga masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Medan, Juni 2017 Yang membuat pernyataan Juminah NIM: v

10 DAFTAR ISI PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii ABSTRACT... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN Latar Belakangan Masalah Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Teoritis Sumber Daya Manusia Manajemen Sumber Daya Manusia Perencanaan Sumber Daya Manusia Perekrutan Sumber Daya Manusia Seleksi Sumber Daya Manusia Sosialisasi atau Orientasi Pelatihan dan Pengembangan Penilaian Prestasi Partisipasi Anggaran Pengertian Anggaran Kinerja SKPD Tinjauan Penelitian Terdahulu Kerangka Konseptual Hipotesis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Populasi Penelitian Sampel Penelitian Jenis dan Sumber Data Teknik Pengumpulan Data vi

11 3.5 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Independen Variabel Dependen Model dan Teknik Analisis Data Model Analisis Data Pengujian Kualitas Data Uji Reliabilitas Uji Validitas Pengujian Asumsi Klasik Uji Normalitas Data Uji Multikolinieritas Uji Heterokedastisitas Pengujian Hipotesis Uji Signifikansi Simultan (t-test) Uji Signikansi Parsial (F-test) Koefisien Determinan (R 2 ) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Tempat dan Waktu Penelitian Karakteristik Respnden Uji Statistik Deskriptif Uji Kualitas Data Uji Validasi Uji Reliabilitas Asumsi Klasik Uji NormalitasData Uji Multikolinearitas Uji Heteroskedastisitas Uji Hipotesis Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) Hasi Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F) Hasil Uji Parsial (Uji Statistik t) Pembahasan Hasil Penelitian BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA55 LAMPIRAN vii

12 DAFTAR TABEL No. Tabel Judul Halaman 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Skpd pemerintahan kabupaten labuhan batu utara Tabel Definisi Oprasional dan Pengukuran Variabel Data Kuesioner Penelitian Hasil Uji Deskripsi Responden berdasarkan Jenis Kelamin Hasil Uji Deskripsi Responden berdasarkan Umur Hasil Uji Deskripsi Responden berdasarkan Pendidikan Terakhir Hasil Uji Deskripsi Responden berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Hasil Uji Deskripsi Responden berdasarkan Masa Kerja Hasil Uji Statistik Deskriptif Hasil Uji Validitas Kualitas Sumber Daya Manusia Hasil Uji Validitas Partisipasi Anggaran Kinerja SKPD Hasil Uji Reliabilitas Hasil Uji Normalitas Data Hasil Uji Multikolinearitas Hasil Uji Heteroskedastisitas Hasil Uji Koefisien Determinansi (R 2 ) Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statisitik F) Hasil Uji Parsial (Uji Statistik t) viii

13 DAFTAR GAMBAR No. Gambar Judul Halaman 2.1 Kerangka Konseptual ix

14 DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran Judul Halaman 1 Kuesioner Penelitian Surat Izin Penelitian Data Mentah Karakteristik Profil Responden Data Mentah Kualitas sumber daya manusia (X1) Data Mentah Partisipasi Anggaran (X2) Data Mentah Kinerja SKPD (Y) Hasil Output SPSS x

15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang (UU) No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah adalah bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, dan kekhasan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bahwa efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan daerah perlu ditingkatkan dengan lebih memperhatikan aspek-aspek hubungan antara Pemerintah Pusat dengan daerah dan antardaerah, potensi dan keanekaragaman daerah, serta peluang dan tantangan persaingan global dalam kesatuan sistem penyelenggaraan pemerintahan negara. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluasluasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Pengelolaan keuangan negara/daerah di Indonesia telah banyak mengalami perubahan atau perbaikan seiring dengan semangat reformasi manajemen keuangan pemerintah untuk mencapai keberhasilan otonomi daerah. Hal ini ditandai dengan dikeluarkannya paket peraturan perundang-undangan di bidang 1

16 keuangan negara beserta peraturan-peraturan turunannya yang juga telah banyak mengalami revisi dan penyempurnaan. Beberapa peraturan terkait dengan implementasi otonomi daerah yang telah dikeluarkan adalah paket undang-undang bidang keuangan negara yakni bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2013 yang diundangkan berdasarkan Undang- Undang Nomor 19 Tahun 2012 sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 15 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2012, pelaksanaannya perlu dilakukan pemeriksaan dan dipertanggungjawabkan sesuai Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Dalam rangka mengimplementasikan perundang-undangan bidang keuangan negara telah dikeluarkan berbagai aturan pelaksanaan dalam bentuk Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (PP 71/2010) dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual (Permendagri 64/2013), pemerintah daerah diwajibkan menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Berbasis Akrual paling lambat mulai tahun anggaran Peraturan-peraturan yang mengatur tentang pengelolaan keuangan daerah tersebut di atas sudah diimplementasikan secara bertahap di tahun Setiap daerah sudah mulai mempersiapkan semua perangkat yang diperlukan termasuk menata dan meningkatkan kemampuan SDM Aparaturnya khususnya di bidang keuangan guna mengantisipasi perubahanperubahan dalam pengelolaan APBD dan pertanggungjawabannya pada akhir 2

17 tahun anggaran. Berhasil-tidaknya pelaksanaan suatu sistem pengelolaan keuangan daerah sangat tergantung dari kompetensi para pengelolanya sehingga peningkatan kualitas SDM pengelola merupakan hal yang wajib dilaksanakan. Anggaran pada sektor publik terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap program dan aktivitas dalam satuan moneter yang menggunakan dana milik rakyat. Hal inilah yang menjadi perbedaan dengan anggaran sektor swasta karena tidak berhubungan dengan pengalokasian dana dari masyarakat. Pada sektor publik pendanaan organisasi berasal dari pajak dan retribusi, laba perusahaan milik daerah atau negara, pinjaman pemerintah berupa utang luar negri dan obligasi pemerintah, serta sumber dana lain yang sah dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan. Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura) menerima opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) untuk pertama kalinya dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI, Selasa (1/9). Kabupaten yang dipimpin Bupati H. Kharuddin Syah, SE ini berhasil meraih prestasi tertinggi dalam pengelolaan administrasi keuangan dan aset daerah pada APBD Kepala Perwakilan BPK RI Erwin SH. menyerahkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Labuhanbatu Utara TA 2014, yang diterima oleh Bupati Labuhanbatu Utara H. Kharuddin Syah, SE. bersama Ketua DPRD Labuhanbatu Utara Drs. H. Ali Tambunan, disaksikan beberapa pimpinan SKPD. Dalam sambutannya Kepala BPK Perwakilan Sumut, Erwin SH. mengatakan, pemeriksaan atas laporan keuangan tahun 2014 Pemkab Labuhanbatu Utara yang dilakukan sesuai kewajiban BPK berdasarkan UU No 17 Tahun 2003 bertujuan 3

18 untuk memberikan opini atas kewajaran informasi APBD Labuhanbatu Utara tahun BPK menggunakan beberapa kriteria di antaranya standar akuntansi pemeriksaan yang diatur dalam PP No 71 Tahun 2010, kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan seperti pengungkapan penyusunan APBD dan pola-pola penyusunannya. Kriteria selanjutnya terkait efektivitas pengendalian diatur dalam UU No 15 Tahun Inilah kriteria yang digunakan BPK sebagai standar penilaian. Untuk itu, terhadap pemeriksaan BPK bagi Pemkab Labuhanbatu Utara terdiri dari 3 buku yakni, pertama terhadap laporan keuangan yang memuat opini BPK, kedua laporan atas sistem pengendalian secara intern yang memuat kelemahan SKPD agar dapat diperbaiki, dan ketiga memuat temuan yang disertai rekomendasi," ujar Erwin. Syukur H. Kharuddin Syah, SE. usai menerima opini WTP mengucapkan syukur serta bangga, karena untuk pertama kalinya Pemkab Labuhanbatu Utara meraih opini WTP dari BPK RI. Sebelumnya kita hanya menerima opini WDP, pada kesempatan ini saya ucapkan terima kasih kepada BPK RI Perwakilan Sumut yang telah memberikan masukan dan bimbingan dalam upaya pengelolaan keuangan dan aset daerah," kata Kharuddin Syah. Pada kesempatan itu Bupati mengingatkan kepada seluruh SKPD untuk terus meningkatkan kinerja, dan meminimalisir kesalahan dalam pengelolaan keuangan. Ingat untuk 2014 kita dapat opini WTP, tetapi tidak ada yang bisa menjamin tahun- tahun berikutnya mendapat opini yang sama. Ditegaskan kepada seluruh Pimpinan SKPD untuk dapat mempertahankan opini WTP, ujar H. Kharuddin Syah. Ketua DPRD Labura Drs. H. Ali Tambunan, mengucapkan selamat kepada Pemkab. Labuhanbatu Utara yang berhasil meraih 4

19 opini WTP. Sebagai legislatif yang memiliki fungsi kontrol, budgeting dan legislasi kami akan segera menindaklanjuti apa yang telah diserahkan BPK tersebut.( Anggaran pada sektor publik terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap program dan aktivitas dalam satuan moneter yang menggunakan dana milik rakyat. Hal inilah yang menjadi perbedaan dengan anggaran sektor swasta karena tidak berhubungan dengan pengalokasian dana dari masyarakat. Pada sektor publik pendanaan organisasi berasal dari pajak dan retribusi, laba perusahaan milik daerah atau negara, pinjaman pemerintah berupa utang luar negri dan obligasi pemerintah, serta sumber dana lain yang sah dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan. Berdasarkan Undang-Undang No. 1 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara dan Perbendaharaan Negara pasal 51 ayat (2), Kepala SKPD selaku Pengguna Anggaran harus menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan, aset, utang, dan ekuitas dana, termasuk transaksi pendapatan dan belanja, yang berada dalam tanggung jawabnya. Hal ini berarti bahwa setiap SKPD harus membuat laporan keuangan unit kerja. Pasal 56 UU ini menyebutkan bahwa laporan keuangan yang harus dibuat setiap unit kerja adalah Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan Atas Laporan Keuangan, sedangkan yang menyusun laporan arus Kas adalah Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah selaku Bendahara Umum daerah. 5

20 Melalui Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 bahwa dengan adanya pengalihan dana Bantuan Operasional Sekolah dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara menjadi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, penetapan peraturan perundang-undangan mengenai Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang berimplikasi terhadap perubahan struktur pendapatan, penegasan terhadap kedudukan pejabat pembuat komitmen, penganggaran tahun jamak dan pengaturan pendanaan tanggap darurat bencana, perlu dilakukan penyempurnaan terhadap Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; Penggunaan anggaran merupakan konsep yang sering digunakan untuk melihat kinerja organisasi publik. Anggaran yang disusun harus dengan pendekatan kinerja. Penerapan anggaran berbasis kinerja pada instansi pemerintah di Indonesia dicanangkan melalui pemberlakuan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2014 yang diundangkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2013 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2013, pelaksanaannya perlu dilakukan pemeriksaan dan dipertanggungjawabkan. Namun demikian, hingga saat ini masih sulit untuk melihat tolak ukur memadai yang dapat dimanfaatkan untuk mengukur kinerja pemerintah daerah secara komprehensif. Padahal tolak ukur ini sangat diperlukan untuk menjadi pedoman, baik bagi pemerintah sendiri maupun pihak lain yang berkepentingan dalam menilai kinerja pemerintah daerah. 6

21 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas penulis merumuskan masalah sebagai berikut : Apakah sumber daya manusia dan partisipasi anggaran berpengaruh baik secara parsial maupun simultan terhadap kinerja SKPD di Pemerintahan Kabupaten Labuhan Batu utara? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sumber daya manusia dan partisipasi anggaran baik secara parsial maupun simultan terhadap kinerja SKPD di Pemerintahan Kabupaten Labuhan Batu Utara. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun penulisan skripsi ini bermanfaat bagi penulis selaku peneliti, pemerintah daerah dan peneliti selanjutnya. a. Bagi Penulis, melalui penelitian ini diharapkan dapat memperdalam pengetahuan penulis tentang pengaruh sumber daya manusia dan partisipasi anggaran terhadap kinerja SKPD. b. Bagi Pemerintah Daerah, melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada pihak-pihak yang terkait di pemerintah daerah. Penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi untuk perbaikan kinerja satuan kerja di masa yang akan datang. c. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam penelitian-penelitian selanjutnya yang 7

22 sejenis, khususnya yang berkaitan dengan sumber daya manusia dan partisipasi anggaran yang berpengaruh terhadap kinerja SKPD. 8

23 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Sumber Daya Manusia Sumber Daya Manusia merupakan faktor yang sangat penting untuk setiap usaha, begitu pula untuk pemerintahan agar dapat menjalankan fungsinya sebenarbenarnya. SDM berupa manusia yang dipekerjakan di sebuah organisasi sebagai penggerak, pemikir dan perencana untuk mencapai tujuan organisasi itu. Banyak defenisi yang dapat digunakan untuk mendefenisikan sumber daya manusia. Menurut Dessler (2010:4) sumber daya manusia adalah sebagai kebijakan dan latihan untuk memenuhi kebutuhan karyawan atau aspek-aspek yang terdapat dalam sumber daya manusia seperti posisi manajemen, pengadaan karyawan atau rekrutmen, penyaringan, pelatihan, kompensasi, dan penilaian kerja karyawan. Nilai sumber daya manusia adalah jumlah nilai dari sumber daya manusia pada sebuah organisasi yang dapat juga disebut sebagai modal intelektual yang terdiri dari orang-orang dalam organisasi, kemampuan yang mereka miliki, dan menggunakannya dalam pekerjaan mereka. Sehingga bagian terpenting dari peningkatan nilai sumber daya manusia adalah dengan mendayagunakan semua bakat-bakat orang-orang yang ada dalam organisasi dan mengambil yang terbaik dari populasi yang bervariasi di luar organisasi. Disebabkan perubahan kependudukan tenaga kerja, manajemen sumber daya manusia harus memaksimalkan kapabilitas sumber daya manusia yang bervariasi. Sumber daya 9

24 manusia juga kombinasi kegiatan yang berdampak biaya atas adanya pengelolaan sumber daya manusia, tetapi dampak biaya tersebut tidak harus dilihat sebagai biaya, Manajemen sumber daya manusia memandang manusia dalam organisasi sebagai aset yang perlu dirawat, ditingkatkan kemampuan keterampilan dan menjaga komitmennya dalam bekerja, hal-hal tersebut akan berdampak pada peningkatan daya saing yang unggul (competitive advantage) menurut Budiyanto (2013:47) Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia merupakan pengelolaan orang didalam organisasi secara optimal agar kinerja organisasi pun seperti yang diharapkan. Asumsi yang lahir dari manajemen sumber daya manusia adalah bahwa manusia memiliki akal, perasaan, keinginan, kemampuan, keterampilan, pengetahuan, dorongan, daya dan karsa. Semua potensi ini mempengaruhi upaya organisasi dalam pencapaian tujuannya. Bagaimana bagusnya rumusan tujuan dan rencana organisasi, maka akan sia sia jika unsur sumber daya manusia tidak dikelola secara profesional. Ada beberapa definisi yang dapat digunakan untuk mendefinisikan manajemen sumber daya manusia. Sedangkan menurut Bangun (2012:6), Manajemen Sumber Daya Manusia adalah suatu proses, perencanaan, pengorganisasian, penyusunan staf, penggerakan, dan pengawasan, terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian pemeliharaan dan pemisahan tenaga kerja untuk mencapai tujuan organisasi. 10

25 Menurut Flippo (2014: 21) secara lebih spesifik mengatakan bahwa, Mana jemen Sumber Daya Manusia adalah perencanaan, pengorganisasia, pengarahan, dan pengendalian dari pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemberhentian pegawai dengan maksud terwujudnya tujuan perusahaan, individu, pegawai dan masyarakat.manajemen sumber daya manusia dapat di artikan sebagai ilmu dan seni yang mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien dalam penggunaan kemampuan manusia agar dapat mencapai tujuan di setiap perusahaan. Dari pengertian pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan suatu gerakan pengakuan terhadap pentingnya unsur manusia sebagai sumber daya yang potensial dan perlu dikembangkan sehingga mampu memberikan dampak yang optimal terhadap kinerja organisasi. Proses manajemen yang akan dibahas dalam hal ini, menekankan pada: Perencanaan Sumber Daya Manusia Perencanaan sumber daya manusia merupakan proses dimana manajer menjamin bahwa organisasi memiliki jumlah dan jenis tenaga kerja yang tepat, dan pada saat yang tepat, yang memiliki kemampuan untuk menyelesaikan tugas tugas yang akan menolong organisasi tersebut mencapai sasaran secara keseluruhan secara efektif dan efisien. Dalam pengertian praktis, bahwa semua manajer harus memastikan bahwa semua pekerjaan dalam area tanggung jawab mereka selalu diisi dengan orang orang yang berkemampuan yang dapat melakukannya secara tepat. 11

26 Menurut Sutrisno (2010:33) mendefinisikan Perencanaan sumber daya manusia merupakan fungsi utama yang harus dilaksanakan dalam organisasi guna menjamin tersedianya tenaga kerja yang tepat untuk menduduki berbagai posisi, jabatan, dan pekerjaan yang tepat pada waktu yang tepat. Semua itu dalam rangka mencapai tujuan dan berbagai sasaran yang telah dan akan ditetapkan. Ada tiga macam tujuan yang ingin dicapai dalam perencanaan SDM, yaitu : 1) menjamin adanya jumlah dan kualitas SDM sesuai dengan waktu yang dibutuhkan, 2) dapat meningkatkan pendayagunaan SDM, dan 3) meningkatkan SDM dan memberikan kepuasan kerja Perekrutan Sumber Daya Manusia Penarikan (recruitment) SDM merupakan suatu proses atau tindakan yang dilakukan oleh organisasi untuk mendapatkan tambahan pegawai melalui beberapa tahapan yang mencakup identifikasi dan evaluasi sumber sumber penarikan tenaga kerja, menentukan kebutuhan tenaga yang diperlukan, proses seleksi, penempatan, dan orientasi tenaga kerja. Penarikan SDM bertujuan untuk menyediakan sumber daya manusia yang cukup agar manajer dapat memilih sumber daya manusia yang memenuhi kualifikasi yang mereka perlukan. Agar hasil dari perekrutan dapat dikatakan berhasil atau efektif, maka terdapat empat indikator untuk menunjukkan efektifitas dari perekrutan SDM, yaitu : a) jumlah (kuantitas) pelamar mencukupi, b) kualitas pelamar menunjukkan persyaratan yang dibutuhkan, c) biaya per pelamar yang direkrut, d) waktu yang dibutuhkan untuk mengisi jabatan yang kosong. 12

27 Seleksi Sumber Daya Manusia Seleksi adalah suatu proses untuk memilih individu yang memiliki kualifikasi sesuai dengan persyaratan untuk mengisi jabatan didalam organisasi. Proses seleksi bertujuan untuk menyesuaikan antara kemampuan dan keterampilan sumber daya manusia yang tertulis dalam lamaran kerja dan apa yang dibutuhkan organisasi. Proses seleksi yang baik akan memberikan kontribusi yang besar terhadap perkembangan sebuah organisasi, seleksi harus didasarkan pada standar yang jelas. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa dasar kebijaksanaan dalam mengadakan seleksi sumber daya manusi Sosialisasi atau Orientasi Orientasi atau Sosialisasi merupakan program yang didesain untuk membekali karyawan baru dengan informasi yang diperlukan agar dapat berfungsi secara baik dan efektif dalam organisasi ( Stoner :1995:45).Lebih jauh orientasi ditujukan untuk memperkenalkan sumber daya manusia pada tiga hal yang utama, yaitu : 1) informasi umum mengenai kerja rutin sehari hari, 2) tinjauan sejarah organisasi, tujuan, operasi, dan produk atau jasa, 3) kebijakan organisasi, peraturan kerja, dan tunjangan Pelatihan dan Pengembangan Istilah pelatihan (training) mengacu pada serangkaian kegiatan yang memberikan peluang untuk mendapatkan dan meningkatkan keterampilan yang berkaitan dengan pekerjaan. Program pelatihan diberikan kepada karyawan yang baru maupun karyawan yang telah ada, tujuannya adalah untuk menghadapi 13

28 situasi situasi yang berubah. Sementara itu program pengembangan (development) dimaksudkan untuk mengembangkan keterampilan untuk pekerjaan masa depan. Pengembangan merupakan suatu proses pendidikan jangka panjang yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir dimana karyawan manajerial mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis guna mencapai tujuan umum. Menurut (Yuniarsih dan Suwatno, 2011) Pendidikan dan Pelatihan merupakan penciptaan suatu lingkungan dimana para pegawai dapat memperoleh atau mempelajari sikap, kemampuan, keahlian, pengetahuan dan perilaku yang spesifik yang berkaitan dengan pekerjaan. Untuk pendidikan dan pelatihan ini, langkah awalnya perlu dilakukan analisis kebutuhan atau need assessment, yang menyangkut tiga aspek, yaitu : analisis organisasi, analisis pekerjaan, dan analisis pribadi Penilaian Prestasi Prestasi kerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Tujuan penilaian prestasi kerja adalah untuk mengetahui apakah sumber daya manusia yang ada telah bekerja sesuai dengan standar standar yang telah ditentukan sebelumnya. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari manajemen sumber daya manusia adalah menetapkan kebijaksanaan organisasi untuk dapat meningkatkan kontribusi atau peranan lain. Manajemen sumber daya manusia berusaha untuk meningkatkan efektivitas perusahaan melalui 14

29 kebijaksanaan, prosedur dan metode yang digunakan untuk mengelola orang orang dalam organisasi tersebut. Menurut Hasibuan (2012:21) Kegiatan manajer untuk mengevaluasi perilaku prestasi kerja karyawan serta menetapkan kebijaksanaan Partisipasi Anggaran Pengertian Anggaran Anggaran sebagai salah satu alat bantu manajemen memegang peranan penting karena dengan anggaran manajemen dapat merencanakan, mengatur dan mengevaluasi jalannya suatu kegiatan. Menurut M.Nafarin (2012:19) Anggaran adalah rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang. Sedangkan pengertian anggaran menurut Tendi Haruman (2010:6) Anggaran adalah rencana operasi keuangan yang mencakup estimasi pengeluaran yang diusulkan dan sumber pendapatan yang diharapkan untuk membiayainya dalam periode waktu tertentu. Sementara menurut Mardiasmo (2011:3) Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran financial. sebagai berikut: Menurut Dedi Nordiawan (2012:15) anggaran mempunyai banyak fungsi a. Anggaran merupakan alat komunikasi internal yang menghubungkan departemen (divisi) yang satu dengan departemen (divisi) lainnya dalam organisasi maupun dengan manajemen puncak. b. Anggaran menyediakan informasi tentang hasil kegiatan yang sesungguhnya dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan. c. Anggaran sebagai alat pengendalian yang mengarah manajemen untuk menentukan bagian organisasi yang kuat dan lemah. Hal ini akan dapat mengarahkan manajemen untuk menentukan tindakan koreksi yang harus diambil. 15

30 d. Anggaran mempengaruhi dan memotivasi manajer dan karyawan untuk bekerja dengan konsisten, efektif dan efisien dalam kondisi kesesuaian tujuan perusahaan dengan tujuan karyawan. e. Anggaran sebagai alat pengawasan yang baik, jika perusahaan sedang menyelesaikan suatu kegiatan, maka manajemen perusahaan dapat membandingkan pelaksanaan kegiatan dengan anggaran yang telah ditetapkan dalam perusahaan. jbptunikompp-gdl-sriananurh unikom_s-i.pdf Penganggaran (budgeting) merupakan aktivitas mengalokasikan sumber daya keuangan yang terbatas untuk pembiayaan belanja negara yang cenderung tanpa batas. Penganggaran merupakan aktivitas yang terus menerus dari mulai perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pelaporan, dan pemeriksaan. Proses ini dikenal sebagai siklus anggaran (budget cycle). Siklus ini tidak berjalan secara estafet, tetapi mengalami proses secara simultan. Ketika anggaran masih dilaksanakan dan belum dibuat pelaporan, proses perencanaan dan penyusunan telah dimulai. Disinilah terjadi kesulitan untuk memanfaatkan pelaporan dan hasil pemeriksaan untuk dipakai sebagai masukan dalam proses penyusunan anggaran. Menurut Dedi Nordiawan (2012:15), anggaran mempunyai fungsi sebagai berikut : a. Anggaran merupakan alat komunikasi internal yang menghubungkan departemen (divisi) yang satu dengan departemen (divisi) lainnya dalam organisasi maupun dengan manajemen puncak. b. Anggaran menyediakan informasi tentang hasil kegiatan yang sesungguhnya dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan. c. Anggaran sebagai alat pengendalian yang mengarah manajemen untuk menentukan bagian organisasi yang kuat dan lemah. Hal ini akan dapat mengarahkan manajemen untuk menentukan tindakan koreksi yang harus diambil. d. Anggaran mempengaruhi dan memotivasi manajer dan karyawan untuk bekerja dengan konsisten, efektif dan efisien dalam kondisi kesesuaian tujuan perusahaan dengan tujuan karyawan. e. Anggaran sebagai alat pengawasan yang baik, jika perusahaan sedang menyelesaikan suatu kegiatan, maka manajemen perusahaan dapat membandingkan pelaksanaan kegiatan dengan anggaran yang telah ditetapkan dalam perusahaan. Jbptunikompp-gdl-Sriananurh unikom s-i.pdf 16

31 Sedangkan fungsi anggaran menurut Dedi Ismatullah (2010:14) adalah sebagai berikut: a. Fungsi Perencanaan Fungsi perencanaan meliputi tindakan memilih dan menghubungkan fakta- fakta dan menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa yang akan datang dalam hal merumuskan aktifitas-aktifitas yang diusulkan dan dianggap perlu untuk mencapai hasil yang diinginkan. b. Fungsi Pengawasan Anggaran merupakan salah satu cara mengadakan pengawasan dalam perusahaan. Pengawasan itu merupakan usaha-usaha yang ditempuh agar rencana yang telah disusun sebelumnya dapat dicapai. Dengan demikian pengawasan adalah mengevaluasi prestasi kerja dan tindakan perbaikan apabila perlu. Aspek pengawasan yaitu dengan membandingkan antara prestasi dengan yang dianggarkan. Tujuan pengawasan itu bukanlah mencari kesalahan akan tetapi mencegah dan memperbaiki kesalahan. c. Fungsi Koordinasi Fungsi koordinasi menuntut adanya keselarasan tindakan bekerja dari setiap individu atau bagian dalam perusahaan untuk mencapai tujuan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa untuk menciptakan adanya koordinasi diperlukan perencanaan yang baik, yang dapat menunjukkan keselarasan rencana antara satu bagian dengan bagian yang lain. Anggaran yang berfungsi sebagai perencanaan harus dapat menyesuaikan rencana yang dibuat untuk berbagai bagian dalam perusahaan, sehingga rencana kegiatan yang satu akan selaras dengan yang lainnya. d. Anggaran sebagai pedoman kerja Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang disusun sistematis dan dinyatakan dalam unit moneter. Penyusunan anggaran berdasarkan pengalaman masa lalu dan taksirantaksiran pada masa yang akan datang, maka ini dapat menjadi pedoman kerja bagi setiap bagian dalam perusahaan untuk menjalankan kegiatannya. Tujuan yang paling utama dari anggaran adalah untuk pengawasan luar, yaitu untuk membatasi sumber- sumber daya keseluruhan yang tersedia untuk suatu instansi dan untuk mencegah pengeluaran-pengeluaran bagi hal-hal atau aktivitas-aktivitas yang tidak dibenarkan oleh undang-undang. jbptunikompp-gdl-sriananurh unikom_s-i.pdf Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran Proses penganggaran daerah dengan Permendagri No. 22 Tahun 2011 APBD disusun dengan pendekatan kinerja yaitu mengutamakan upaya pencapaian hasil kerja (output/outcome) dari perencanaan alokasi biaya atau input yang telah ditetapkan. Hasil kerjanya harus sepadan atau lebih besar dari biaya atau input yang telah. Secara umum dapat 17

32 diterangkan bahwa anggaran daerah disusun berdasarkan rencana kerja daerah yang telah disusun baik rencana kerja jangka panjang (RKJP), rencana kerja jangka menengah (RPJM), dan rencana kerja pembangunan daerah (RKPD). Pada tingkat SKPD, anggaran juga disusun berdasarkan rencana jangka menengah SKPD yang sering disebut renstra SKPD. Renstra SKPD dan RKPD menjadi acuan bagi SKPD untuk menyusun rencana kerja (renja) SKPD. Menurut Kepmendagri No. 13 Tahun 2006, Pasal 10, Kepala SKPD selaku pejabat pengguna anggaran/pengguna barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) huruf c mempunyai tugas, yaitu : a. menyusun RKA-SKPD, b. menyusun DPA-SKPD, c. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran belanja, d. melaksanakan anggaran SKPD yang dipimpinnya, e. melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran, f. melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak, g. mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lain dalam batas anggaran yang telah ditetapkan, h. menandatangani SPM, i. mengelola utang dan piutang yang menjadi tanggung jawab SKPD yang dipimpinnya, j. mengelola barang milik daerah/kekayaan daerah yang menjadi tanggung jawab SKPD yang dipimpinnya, k. menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD yang dipimpinnya, l. mengawasi pelaksanaan anggaran SKPD yang dipimpinnya, m. melaksanakan tugas-tugas pengguna anggaran/pengguna barang lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh kepala daerah, dan n. bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah. jbptunikompp-gdl-sriananurh unikom_s-i.pdf Dwi Ks dan Agustina (2010: ) menyatakan bahwa partisipasi anggaran mengarahkan pada pendiskusian tugas dengan orang yang lebih ahli 18

33 (biasanya pemegang kuasa anggaran/ atasan). Namun ketika tugasnya sederhana, pendekatan yang lebih efektif menjadi sangat jelas sehingga diskusi dengan atasan menjadi tidak terlalu penting karena bawahan dapat memutuskannya sendiri. SKPD mengikuti pedoman penyusunan rencana kerja dan anggaran dalam menyiapkan dokumen rencana kerja dan anggaran satuan kerja perangkat daerah (RKA-SKPD). Isi dari pedoman RKA-SKPD ini yaitu : a. perioritas dan plafon anggaran (PPA) yang dialokasikan untuk setiap program SKPD berikut rencana pendapatan dan pembiayaan, b. sinkronisasi program dan kegiatan antar SKPD dengan kinerja SKPD berkenaan sesuai dengan standar pelayanan yang diterapkan, c. batas waktu penyampaian RKA-SKPD kepada PPKD, d. hal-hal lainnya yang perlu mendapatkan perhatian dari SKPD terkait dengan prinsip-prinsip peningkatan efisiensi, efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas penyusunan anggaran dalam rangka pencapaian prestasi kerja, e. dokumen sebagai lampiran meliputi KUA, PPA, kode rekening APBD, format RKA-SKPD, analisis standar belanja, dan standar satuan harga. jbptunikompp-gdl-sriananurh unikom_s-i.pdf Dokumen pelaksanaan anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat DPA-SKPD adalah dokumen yang memuat pendapatan, belanja, dan pembiayaan yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh pengguna anggaran. PPA adalah program perioritas dan patokan batas maksimal anggaran yang diberikan kepada SKPD untuk setiap program sebagai acuan dalam penyusunan RKA-SKPD setelah disepakati oleh DPRD. Rencana kerja dan anggaran SKPD selanjutnya adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi rencana pendapatan, rencana belanja program dan kegiatan serta rencana pembiayaan sebagai dasar penyusunan APBD. 19

34 2.3.Kinerja SKPD SKPD adalah unit kerja Pemerintah Daerah yang mempunyai tugas mengelola anggaran dan barang daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Satuan Kerja dan bertanggung jawab atas aktivitas entitasnya. Pengukuran kinerja secara berkelanjutan akan memberikan umpan balik, sehingga upaya perbaikan secara terus menerus akan mencapai keberhasilan di masa mendatang. Menurut Sri mindarti (2009:34) Kinerja adalah penentuan secara periode efektivitas operasional organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Mangkunegara (2010:65) Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Menurut Lohman (2013:74) Indikator Kinerja adalah Suatu variabel yang digunakan untuk mengekspresikan secara kuantitatif efektifitas dan efisiensi proses atau operasi dengan berpedoman pada target-target dan tujuan organisasi Mahsun (2006:198), mengungkapkan bahwa : Pengukuran kinerja pemerintah daerah diarahkan pada masing-masing Satuan Kerja yang telah diberi wewenang mengelola Sumber daya sebagaimana bidangnya. Setiap satuan kerja adalah pusat pertanggung jawaban yang memiliki keunikan sendiri-sendiri. Dengan demikian perumusan indikator kinerja tidak bisa seragam untuk diterapkan pada semua satuan kerja yang ada. Namun demikian, dalam pengukuran kinerja setiap satuan kerja ini harus tetap dimulai dari pengidentifikasian visi, misi, falsafah, kebijakan, tujuan, sasaran, program, anggaran, serta tugas dan fungsi yang telah ditetapkan Stout (1993) yang 20

35 dikemukakan oleh Bastian (2005:275), mengungkapkan pengukuran/penilaian kinerja merupakan proses mencatat dan mengukur pencapaian pelaksanaan kegiatan dalam arah pencapaian misi (mission accomplishment) melalui hasilhasil yang ditampilkan berupa produk, jasa, ataupun suatu proses. Lain halnya menurut Bastian (2006:276), aspek yang diukur dalam pengukuran kinerja adalah aspek finansial, kepuasan pelanggan, operasi dan bisnis internal, kepuasan pegawai, kepuasan komunitas, Lebih lanjut Bastian (2006:267) dan shareholders/stakeholders, serta waktu. menjelaskan bahwa syarat-syarat indikator kinerja adalah sebagai berikut : a. spesifik, jelas, serta tidak ada kemungkinan kesalahan interpretasi, b. dapat diukur secara objektif baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif dan relevan, c. dapat dicapai, penting, dan harus berguna untuk menunjukkan keberhasilan masukan, proses keluaran, hasil, manfaat, dan dampak, d. harus cukup fleksibel dan sensitif terhadap perubahan/penyesuaian pelaksanaan dan hasil pelaksanaan kegiatan efektif. 2.4 Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian sejenis yang digunakan sebagai tinjauan penelitian terdahulu dalam penelitian ini meliputi penelitian yang dilakukan oleh Azhar (2007) yang meneliti mengenai Pengaruh Sumber Daya Manusia dan Perangkat Pendukungnya terhadap keberhasilan penerapan Permendagri 13 tahun 2006 Pemerintah Kota Langsa, Anggraini (2009) meneliti mengenai Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Labuhan Batu, Refikha (2009) mengenai Pengaruh partisipasi anggaran dan komitmen organisasi terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kota Binjai dan Elsa F.S (2009) mengenai Pengaruh partisipasi 21

36 anggaran dan komitmen organisasi terhadap Peningkatan SKPD di Kota Padang Panjang Tinjauan Penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut: Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu No. Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian 1. Azhar (2007) Pengaruh Sumber Daya Manusia dan Perangkat Pendukungnya terhadap keberhasilan penerapan Permendagri 13 tahun 2006 Pemerintah Kota Langsa. Dependen variabel:keberhasilan Permendagri 13. Independen variable: Sumber Daya Manusia dan Perangkat Pendukungnya Hasil Penelitian Sumber daya manusia dan perangkat pendukungnya mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keberhasilan penerapan Permendagri 13 tahun Anggraeni (2009) 3. Essy Refikha (2009) Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Labuhan Batu Pengaruh partisipasi anggaran dan komitmen organisasi terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kota Binjai Dependen variabel: Partisipasi Anggaran Dan Komitmen Organisasi Independen variable: Kinerja SKPD Dependen variabel: kinerja SKPD. Independen variabel: partisipasi anggaran dan komitmen organisasi secara parsial partisipasi anggaran tidak berpengaruh terhadap kinerja SKPD, sedangkan komitmen organisasi juga tidak berpengaruh terhadap kinerja SKPD partisipasi anggaran dan komitmen organisasi secara simultan tidak berpengaruh terhadap kinerja SKPD Partisipasi anggaran dan komitmen organisasi mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja SKPD 4. Haykal (2007) Analisis peran dan fungsi SKPD dalam Pengelolaan keuangan daerah serta pengaruhnya terhadap kinerja SKPD (studi kasus pada Pemkab Aceh Timur) Dependen variabel : Kinerja SKPD Independen variabel: Perencanaan anggaran, penyusunan anggaran, pelaksanaan anggaran, dan pelaporan anggaran Dalam pengujian secara simultan perencanaan anggaran, penyusunan anggaran, pelaksanaan anggaran dan pelaporan anggaran berpengaruh signifikan terhadap kinerja SKPD pada Pemkab Aceh timur, sedangkan parsial dapat diketahui hanya variabel penyusunan anggaran yang secara signifikan berpengaruh terhadap kinerja SKPD. Varabel perencanaan anggaran dan pelaporan anggaran 22

37 tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja SKPD. 2.5 Kerangka Konseptual Kerangka konseptual merupakan sintesis ataupun ekstrapolasi dari kejadian teori yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis dan merupakan tempat peneliti memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel ataupun masalah yang ada dalam penelitian. Sumber daya manusia menunjukkan sejauh mana kemampuan seseorang dalam menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab serta pemahamannya terhadap tujuan yang akan dicapai dalam organisasi. Kemampuan untuk memahami hal tersebut dapat dilihat dari kinerjanya dalam menyelesaikan seluruh tanggung jawabnya. Sumber daya manusia dalam penelitian ini adalah kemampuan dari anggota PPK SKPD dalam melaksanakan tugasnya dalam hal penyusunan laporan keuangan SKPD. Semakin baik sumber daya manusia yang dimiliki oleh kabupaten langkat, semakin baik pula kinerja SKPD hal itu ditandai dengan kecepatan dalam penyusunan rencana dan implementasi dari SKPD tersebut. Sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap kinerja SKPD. Sejak diberlakukannya anggaran daerah yang berorientasi pada kinerja maka partisipasi dan pertanggung jawaban pemerintah pada masyarakat sebagai stakeholders daerah menjadi sangat penting. Anggaran yang dibuat dan digunakan dapat dipandang pengaruhnya terhadap kinerja dari hasil yang telah dicapai. Aktivitas pemerintah tidak lagi berorientasi pada tingkat pemerintah di atasnya melainkan pada 23

38 kepentingan dan pertanggungjawaban publik. Pendekatan kinerja disusun untuk mengatasi berbagai kelemahan yang terdapat dalam anggaran tradisional, khususnya kelemahan yang disebabkan oleh tidak adanya tolak ukur yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja dalam pencapaian tujuan dan sasaran publik. Anggaran dengan pendekatan kinerja sangat menekankan pada konsep value for money (ekonomis, efisien, dan efektivitas 3E) dan tata pemerintahan yang baik (good governance) yang mencakup beberapa prinsip seperti hukum, transparansi, akuntabilitas partisipasi masyarakat, keadilan dan pengikutsertaan, pendelegasian pelayanan, efektivitas dan efisien, serta berkelanjutan. Partisipasi dalam penyusunan anggaran menyangkut suatu proses dimana individu-individu terlibat di dalamnya dan mempunyai pengaruh pada penyusunan target anggaran mereka. Selain itu, partisipasi sebagai suatu proses pengambilan keputusan bersama antara dua pihak atau lebih yang akan membawa pengaruh pada masa yang akan datang bagi para pembuat keputusan. Partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh positif terhadap knerja SKPD. Sumber Daya Manusia (X 1 ) H1 H3 Kinerja SKPD Partisipasi Anggaran (X 2 ) H2 (Y) Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 24

39 2.6 Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban ataupun dugaan sementara terhadap suatu masalah yang dihadapi, yang masih akan diuji kebenarannya lebih lanjut melalui analisa data yang relevan dengan masalah yang akan terjadi. Dalam penelitian ini, penulis mengemukakan hipotesis sebagai berikut: sumber daya manusia dan partisipasi anggaran berpengaruh baik secara parsial maupun simultan terhadap kinerja SKPD di Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Utara. H 1 : Sumber daya manusia berpengaruh terhadap kinerja SKPD pemerintah Kabupaten Labuhan Batu H 2 : Partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja SKPD Pemerintah Kabupaten Labuhan Batu H 3 : Sumber daya manusia dan partisipasi anggaran secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Labuhan Batu. 25

40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisa data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. Obyek yang alamiah adalah obyek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak mempengaruhi dinamika pada obyek tersebut (Sugiyono, 2012:8-9). 3.2 Populasi dan Sample Penelitian Populasi Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Apabila seorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi kelompok atau individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama. Menurut sugiyono (2012:119). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh staf SKPD dari seluruh SKPD yang ada di Pemerintahan Labuhan Batu Utara ( 30 SKPD), dengan rincian sebagai berikut : 26

41 Tabel 3.1 SKPD Pemerintahan Kabupaten Labuhan Batu Utara No. SKPD 1. Sekretariat Daerah Kabupaten 2. Sekretariat DPRD 3. Inspektorat 4. Dinas Pendidikan 5. Dinas Kesehatan 6. Dinas Pekerja Umum dan Penata Ruang 7. Satuan Polisi Pamong Praja 8. Dinas Sosial 9. Dinas Ketenaga Kerjaan dan Perindustrian Dinas Pemberdayaan Perempuan dan 10. Perlindungan Anak Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan 11. Asset Daerah 12. Dinas Ketahanan Pangan 13. Dinas Pemadam Kebakaran 14. Dinas Lingkungan Hidup 15. Dinas Kependudukan dan Pencatatan sipil 16. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 17. Dinas Perhubungan 18. Dinas Komunikasi dan Informatika Dinas Perdagangan dan Koperasi Usaha Kecil 19. Menengah Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Dinas Kepemudaan dan Pariwisata 22. Dinas Pertanian 23. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan 24. Badan Perencanaan Bangunan Daerah 25. Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah 26. Dinas Pengelola Pendapatan Daerah 27. Dinas Kepegawaian Daerah 28. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 29. Badan Penanggulangan Bencana Daerah 30. Rumah Sakit Umum Daerah Sumber : Pemerintahan Kabupaten Labuhanbatu Utara 27

42 Teknik pengambilan yang digunakan adalah sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2013 : 156) sampling jenuh merupakan teknik pengambilan sampel dimana seluruh anggota populasi digunakan sebagai sampel. Oleh sebab itu jumlah sampel penelitian sebanyak 30 SKPD (Tabel 3.1) Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi dijelaskan dalam buku Metode penelitian oleh Sugiyono (2012:120). Metode pengambilan sample adalah purposive sampling, adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012:126). Adapun pertimbangan penulis dalam mengambil sample adalah sebagai berikut: a. merupakan staf yang bertanggung jawab langsung atau menilai garis komando langsung terhadap kepala SKPD sebagai penanggung jawab utama (berdasarkan struktur organisasi), yaitu seluruh sekretaris dan bendahara dari seluruh SKPD Pemerintahan Labuhan Batu Utara (30 SKPD) kecuali Kecamatannya. b. responden pernah ikut dalam partisipasi perencanaan anggaran dinas tempatnya bekerja minimal satu kali. Pada kabupaten Labuhan Batu Utara terdapat 30 SKPD dan masing-masing SKPD terdiri dari 1 orang bagian Anggaran dan 1 orang bagian sekretaris yang berpartisipasi langsung terhadap perencanaan anggaran pada SKPD tersebut. 28

43 3.3 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang diperoleh sipeneliti langsung dari objek yang diteliti (Soewadji, 2012:147). Data diperoleh dari Kantor SKPD Kabupaten Labuhan Batu Utara dengan menyebarkan kuesioner kepada responden yaitu bagian keuangan/akuintansi SKPD dengan jumlah keseluruhan 60 orang responden. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data primer yang digunakan adalah teknik kuisioner. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data pada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya kalau dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview, kuesioner (angket), observasi (Sugiyono, 2012: ). Langkah langkah pengambilan sampel adalah sebagai berikut: 1. Kuesioner langsung diantar ke responden dan diserahkan kepada semua sampel, 2. Setelah 1 minggu, peneliti mengumpulkan kuesioner yang telah diisi responden. 3. Jika ada responden yang belum mengembalikan daftar pertanyaan tersebut, maka kepada mereka diberi waktu 1 minggu lagi. 4. Setelah batas waktu yang ditentukan dan kuesioner telah dikembalikan oleh responden, maka peneliti akan mengolah data jika jumlah data yang terkumpul sudah lebih dari 30, tetapi jika data belum mencukupi, maka akan dicoba lagi untuk mengirimkan kuesioner kepada responden yang belum mengembalikan kuesioner tersebut. 29

44 3.5 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel dalam penelitian ini terdiri atas variable bebas sumber daya manusia dan partisipasi anggaran serta variable terikat kinerja SKPD Variabel Independen (Independent Variabel) a. Sumber Daya Manusia (X1) Sumber daya manusia adalah kemampuan dari anggota PPK SKPD dalam melaksanakan tugasnya dalam hal penyusunan laporan keuangan SKPD. Pertanyaan mengenai variable ini terdiri atas lima pertanyaan dengan lima skala Likert, responden diminta untuk menjawab pertanyaan mengenai kualitas SDM yang terdapat ditiap-tiap SKPD. Kategori jawaban dalam pertanyaan ini adalah :1.sangat tidak setuju, 2. Tidak setuju,3. Tidak tahu, 4. Setuju b. Partisipasi Anggaran (X2) Dalam mengelolaan perusahaan, manajemen akan membuat perencanaan untuk mencapai tujuannya. Komponen kunci dari perencanaan adalah anggaran.mulyadi (2010:488) mendefinisikan anggaran sebagai suatu rencana karya yang dinyatakan secara kuantitatif,yang di ukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran lain,yang mencakup jangka waktu satu tahun. Anggaran merupakan sebuah rencana keuangan,biasanya mencakup periode satu tahun dan merupakan alat-alat perencanaan untuk jangka pendek dan pengendalian dalam organisasi (Anthony dan Govindrajan,2005 :90).Anggaran merupakan rencana keuangan untuk mencapai masa depan 30

45 yang mengidentifikasikan tujuan dan tindakan yang diperlukan untuk mencapainya (Hasen dan Mowen,2009:423) Variabel Dependen (Dependent Variabel) A. Kinerja SKPD Menurut Kumorotomo (2006,103), kinerja organisasi publik adalah: Hasil akhir (output) organisasi yang sesuai tujuan organisasi, transparan dalam pertanggungjawaban, efisien, sesuai dengan kehendak pengguna jasa organisasi, visi dan misi organisasi, berkualitas, adil, serta diselenggarakan dengan sarana dan prasarana yang memadai. Pertanyaan mengenai variable ini Menggunakan indikator yang dikembangkan oleh Mas ud (2004) meliputi : a. Perencanaan, b. Investigasi, c. Pengkoordinasian, d. Pengaturan, e. Staffing, f. Negosiasi, Pengawasan Tabel 3.2. Tabel Defenisi Operasional dan pengukuran Variabel Variabel Devinisi Oprasional Pengukuran Skala Sumber daya manusia (X1) Sumber daya manusia adalah kemampuan dari anggota PPK SKPD dalam melaksanakan tugasnya dalam hal penyusunan laporan keuangan SKPD Sumber daya manusia diukur berdasarkan persepsi mereka tentang kemampuan mereka dalam melaksanakan tugas yang diberikan. Variable ini diukur berdasarkan skala likert yaitu mengukur sikap dengan mengatakan setuju atau ketidaksetujuan terhadap pernyataan yang diajukannya dengan skor 5 (SS=sangat setuju), skor 4 ( S=setuju), skor 3 (TT=tidak tau), skor 2 (TS=tidak setuju), skor 1 (STS=sangat tidak setuju). Linkert Linkert 31

46 Partisipasi anggaran (X2) Kinerja SKPD Pemeritahan Kabupaten Labuhan Batu Utara (Y) Menurut M.Nafarin (2012:19) Anggaran adalah rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kua ntitatif untuk jangka waktu tertentu dan um umnya dinyatakan dal am satuan uang. Menurut Sri mindarti (2009:34) Kinerja ada lah penentuan secara periode efektivitas operasional organisasi, bagian organisasidan karyawannya berdasa rkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya Menggunakan indikator; Perencanaan,investigasi,pengk ordinasiaan,pengaturan,staffing,negosiasi,pengawasan dan evaluasi Menggunakan indikator yang dikembangkan oleh mahoney et al (1963) dalam mas ud 2004 meliputi:perencanaan, Investigasi, Pengkoordinasian, Pengaturan, Staffing, Negosiasi, Pengawasan Linker Linker 3.6 Model Dan Teknik Analisis Data Model Analisis Data Metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi berganda, karena ada dua variabel independen dan satu variabel dependen. Disamping itu, model analisis ini digunakan untuk melihat hubungan antara kedua variabel tersebut. Model persamaan regresi untuk menguji hipotesis dengan formulasi sebagai berikut : Y = a + b1 X1 + b2 X2 + e 32

47 Dimana : Y X1 X2 a b1 b2 e = Kinerja SKPD = Sumber Daya Manusia = Partisipasi Anggaran = Konstanta = Koefisien regresi sumber daya manusia = Koefisien regresi Partisipasi Anggaran = Tingkat kesalahan pengganggu Pengujian Kualitas Data Uji Reliabilitas Uji Reliabilitas menurut Riyadi (2000:54) dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama. Untuk melihat reliabilitas masing masing instrument yang digunakan, peneliti menggunakan koefisien cronbach alpha Menurut Ghozali (2005:89) Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0, Uji Validitas Validitas data adalah indeks yang mempengaruhi sejauh mana suatu alat pengukuran dapat dipercaya atau dapat di andalkan. Hal ini menunjukkan hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap asal bisa dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama 33

48 (Arikunto,2010:221). Ghozali (2009:49) Uji validitas digunakan untuk membuktikan sejauh mana data yang terdapat di kuesioner dapat mengukur tingkat ke validitasan suatu kuesioner. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan alat bantu program statistik, dengan kriteria sebagai berikut: 1. Jika r hitung positif dan r hitung > r tabel maka butir pertanyaan tersebut valid. 2. Jika r hitung negatif atau r hitung < r tabel, maka butir pertanyaan tersebut tidak valid. 3. r hitung dapat dilihat pada kolom Corrected Item Total Corelation Pengujian Asumsi Klasik Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi, maka diperlukan pengujian asumsi klasik yang meliputi pengujian: (1) normalitas, (2) multikolinearitas, dan (3) heterokedastisitas Uji Normalitas Data Tujuan uji Normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mendekati atau mengikuti distribusi normal, yaitu distribusi data dengan bentuk lonceng (bell shaped). Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal. Pedoman pengambilan keputusan dengan uji Kolmogorov-Smirnov tentang data tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal dapat dilihat dari : 34

49 1. Nilai Sig. Atau signifikan atau probabilitas <0,05, maka distribusi data adalah tidak normal. 2. Nilai Sig. Atau signifikan atau probabilitas > 0,05, maka distribusi data adalah normal Uji Multikolinieritas Multikolinieritas adalah bertujuan untuk menguji apakah suatu model regresi terdapat korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Pengujian dilakukan dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance. Tolerance mengukur independen yang terpilih yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya (Ghozali 2012:105) Uji Heterokedastisitas Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut heterokedastisitas. Uji heterokedastisitas dilakukan dengan melihat grafik. 3.7 Pengujian Hipotesis Uji Signifikan Simultan (Uji F) Uji ini pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model ini mempunyai pengaruh secara bersama sama terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya : 35

50 Ho : b1 = b2 = 0, artinya variabel independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Ha : b1, b2, 0, artinya semua variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan : Jika probabilitas < 0.10, maka Ha diterima. Jika probabilitas > 0.10, maka Ha ditolak Uji Signifikan Parsial(Uji t) Uji statistik t disebut juga sebagai uji signifikan individual. Uji ini menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya adalah : Ho : b1 = 0, artinya suatu variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Ha : b1 0, artinya variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan : Jika probabilitas < 0.10, maka Ha diterima Jika probabilitas > 0. 10, maka Ha ditolak 3.8 Koefisien determinan (R²) Pengujian koefisien determinan (R²) digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik turunnya variabel dependen. Koefisien determinan berkisar antara nol sampai dengan satu (0 R² 1). Hal ini berarti R²=0 menunjukkan tidak adanya 36

51 pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, bila R² semakin besar mendekati 1 menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan bila R² semakin kecil mendekati nol maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. 37

52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian menggunakan instrumen angket atau kuesioner yang telah disebar, dengan objek penelitian adalah Pegawai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Labuhan Batu Utara. Responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah pegawai bagian akuntansi/keuangan SKPD Kabupaten Labuhan Batu Utara. Sampel diambil dengan metode sampel jenuh, yaitu teknik penentuan sampel dengan mengambil semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Teknik pemilihan sampel ini dipilih karena seluruh SKPD Kabupaten Labuhan Batu Utara memberikan izin penelitian, sehingga penelitian ini dapat dilakukan pada tanggal 16 Mei Mei Kuesioner yang disebar berjumlah 60 kuesioner dan jumlah kuesioner yang kembali adalah sebanyak 30 kuesioner atau 77.3%. Kuesioner yang tidak kembali adalah sebanyak 30 kuesioner atau 22.7%. Kuesioner yang dapat diolah berjumlah 30 kuesioner atau 100%. Kuesioner yang tidak dapat diolah berjumlah 0 atau 0%. Gambaran mengenai data kuesioner disajikan pada tabel

53 Tabel 4.1 Data Kuesioner Penelitian No Keterangan Jumlah Presentase Kuesioner yang disebar Kuesioner yang dikembalikan Kuesioner yang tidak dikembalikan Kuesioner yang dapat diolah Kuesioner yang tidak dapat diolah % 50%% 50% 100% 0% Sumber : Olah data SPSS, Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah pegawai bagian akuntansi/keuangan SKPD Kabupaten Labuhan Batu Utara. Berikut ini deskripsi mengenai identitas pegawai responden penelitian yang terdiri dari jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir, latar belakang pendidikan, dan masa kerja sebagai Pegawai Pemerintah Kabupaten Labuhan Batu Utara. a. Deskripsi Responden berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.2 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin. Tabel 4.2 Hasil Uji Deskripsi Responden berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Laki-laki Perempuan ,7 53,3 46,7 53,3 46,7 100,0 Total ,0 100,0 Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa 14 orang atau 46,7% responden didominasi oleh jenis kelamin laki-laki, dan sisanya 16 orang atau 53,3% responden berjenis kelamin perempuan. 39

54 b. Deskripsi Responden berdasarkan Umur Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan umur. Tabel 4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden berdasakan Umur Umur Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Tahun Tahun > 40 Tahun ,3 50,0 16,7 33,3 50,0 16,7 33,3 83,3 100,0 Total ,0 100,0 Sumber : Olah data SPSS, 2017 Tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden yang berusia tahun sebanyak 10 responden atau 33,3%. Responden yang berusia tahun sebanyak 15 orang atau 50%. Responden yang berusia > 40 Tahun sebanyak 5 orang atau 16,7%. Mayoritas responden yang bekerja di kantor SKPD berusia tahun yaitu sebanyak 15 responden atau 50%. c. Deskripsi Responden berdasarkan Pendidikan Terakhir Tabel 4.4 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir. Tabel 4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden berdasakan Pendidikan Terakhir Keterangan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent SMA SMK D3 S1 S ,3 3,3 56,7 6,7 20,0 13,3 3,3 56,7 6,7 20,0 33,3 36,7 93,3 100,0 Total ,0 100,0 Sumber: Olah data SPSS,

55 Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa responden dengan pendidikan terakhir SMA berjumlah 6 orang atau 20,0%, responden dengan pendidikan terakhir SMK berjumlah 4 orang atau 13,3%, responden dengan pendidikan terakhir D3 berjumlah 1 orang atau 3,3%, responden dengan pendidikan terakhir S1 berjumlah 17 orang atau 56,7%, dan responden dengan pendidikan terakhir S2 berjumlah 2 orang atau 6,7%. d. Deskripsi Responden berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Tabel 4.5 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan latar belakang pendidikan. Tabel 4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden berdasakan Latar Belakang Pendidikan Keterangan Frequency Percent Valid Cumulative Akuntansi Pertanian Manajemen Mipa Lain-lain ,3 13,3 26,7 6,7 40,0 Percent 13,3 13,3 26,7 6,7 40,0 Total ,0 100,0 Sumber: Olah data SPSS, 2017 Percent 13,3 26,7 53,3 60,0 100,0 Tabel 4.5 menunjukkan bahwa responden dengan latar belakang pendidikan akuntansi berjumlah 4 orang atau 13,3%, responden dengan latar belakang pendidikan pertanian berjumlah 4 orang atau 13,3%, responden dengan latar belakang pendidikan manajemen berjumlah 8 orang atau 26,7%, responden dengan latar belakang pendidikan Mipa 41

56 berjumlah 2 orang atau 6,7%, dan responden dengan latar belakang pendidikan lain-lain berjumlah 12 orang atau 40,0%. e. Deskripsi Responden berdasarkan Masa Kerja Tabel 4.6 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan masa kerja di Pemerintah Kota (PEMKO) Labuhan Batu Utara. Tabel 4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden berdasakan Masa Kerja Masa Kerja Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 1-5 Tahun 11 36,7 36,7 36, Tahun Tahun > 20 Tahun ,7 20,0 6,7 36,7 20,0 6,7 73,3 93,3 100,0 Total ,0 100,0 Sumber: Olah data SPSS, 2017 Tabel 4.6 menunjukkan bahwa responden dengan masa kerja 1-5 tahun berjumlah 11 orang atau 36,7%, responden dengan masa kerja 6-10 tahun berjumlah 11 orang atau 36,7%, responden dengan masa kerja 10 tahun berjumlah 6 orang atau 20,0% dan responden dengan masa kerja 20 tahun berjumlah 2 orang 6,7% Uji Statistik Deskriptif Pengukuran statistik deskriptif variabel dilakukan untuk memberikan gambaran umum mengenai kisaran teoritis, kisaran aktual, rata-rata (mean), dan standar deviasi dari masing-masing variabel penelitian. 42

57 No Variabel X1 Total X2 Total Y Total Valid N (listwise) Sumber: Olah data SPSS, 2017 Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik Deskriptif Minimusimum Mak- N Ratarata 40,80 38,57 56,70 Std. Deviasi 2,384 5,090 5, Dari 30 responden ini variabel Sumber daya manusia memiliki nilai minimum sebesar 37, nilai maksimum sebesar 45 dan mean (nilai rata-rata) sebesar 40,80 dengan standar eror sebesar 0,737 dan standar deviasi sebesar 2, Dari 30 responden ini variabel Partisipasi anggaran memiliki nilai minimum 26 nilai maksimum sebesar 45 dan mean (nilai rata-rata) sebesar 38,57 dengan standar eror sebesar 0,177 dan standar deviasi sebesar 5, Dari 30 responden ini variabel Kinerja Skpd memiliki nilai minimum 40 nilai maksimum sebesar 64 dan mean (nilai rata-rata) sebesar 56,70 dengan standar eror sebesar 0,982 dan standar deviasi sebesar 5, Uji Kualitas Data Uji Validitas Nilai patokan untuk uji validitas adalah koefisien korelasi (Corrected Item- Total Correlation) yang mendapat nilai lebih besar dari 0,3. Berdasarkan hasil uji validitas pada Tabel 4.3, diketahui seluruh pertanyaan bersifat valid. Alternatif ketentuan validitas suatu pertanyaan pada kuesioner juga dapat dibandingkan dengan nilai r tabel. Untuk menentukan nilai r tabel terlebih dahulu dihitung nilai 43

58 derajat bebas (degree of freedom) dengan rumus n-2, di mana menyatakan banyaknya responden untuk uji validitas. Diketahui jumlah responden yang dilibatkan untuk uji validitas kuesioner sebanyakn n=30, sehingga derajat bebas bernilai n-2=30-2=28. Nilai r tabel dengan derajat bebas 28 adalah r tabel = 0,361. Nilai patokan untuk uji validitas adalah koefisien korelasi (Corrected Item-Total Correlation) yang mendapat nilai lebih besar dari r tabel = 0,361. Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Kualitas Sumber Daya Manusia Nomor Butir Pertanyaan Pearson Correlation Keterangan ,365 0,476 0,586 0,356 0,505 0,490 0,708 0,654 0,621 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber: Olah data SPSS, 2017 Tabel 4.8 menunjukkan variabel kualitas sumbe daya manusia mempunyai kriteria valid untuk setiap pertanyaan. Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Partisipasi Anggaran Nomor Butir Pearson Keterangan Instrumen Correlation ,793 0,411 0,890 0,866 0,672 0,736 0,772 0,838 0,730 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber: Olah data SPSS,

59 Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Kinerja SKPD Nomor Butir Pearson Keterangan Instrumen Correlation ,711 0,745 0,745 0,831 0,825 0,654 0,664 0,756 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber: Olah data SPSS, Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha berada di atas 0,6. Tabel 4.12 menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk empat variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. (X 1 ) (X 2 ) (Y) Variabel Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas Cronbach s Alpha 0,688 0,904 0,881 Sumber: Olah data SPSS, 2017 Keterangan Valid Valid Valid Tabel 4.11 menunjukkan nilai Cronbach s Alpha atas variabel kualitas sumber daya manusia sebesar 0,688, pemanfaatan sistem informasi keuangan daerah sebesar 0,904, sistem pengendalian internal sebesar 0,881. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setiap pertanyaan yang digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti apabila pertanyaan itu 45

60 diajukan kembali akan memperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya. 4.3 Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Data Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas Data Variabel Dependen Kolmogorov- Smirnov Z Asymp. Sig Kinerja Manajerial 0,857 0,455 Sumber: Olah data SPSS, 2017 Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel diketahui nilai kolmogorovsmirnov sebesar 0,857 dan nilai Asymp.Sig. (2-tailed) sebesar 0,455. Karena nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,455 lebih besar dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05. Hal ini berarti asumsi normalitas terpenuhi Uji Multikolinearitas Deteksi ada atau tidaknya multikolonieritas dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Model regresi yang baik adalah tidak terjadi multikolinearitas. Hasil pengujian multikolinearitas dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut ini. 46

61 Tabel 4.13 Hasil Uji Multikolinearitas Kualitas LKPD Variabel Collinearity Statistics Tolerance VIF (X 1 ) (X 2 ) 0,985 0,985 1,015 1,015 Sumber: Olah data SPSS, 2017 Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel masing-masing nilai VIF tidak lebih besar dari 10 dan nilai tolerance diatas 0.1 maka tidak terdapat gejala multikolinearitas Uji Heteroskedastisitas Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi kesamaan varians dari residual dari suatu pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Tabel 4.14 Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel Independen Sig. Keterangan (X 1 ) (X 2 ) 0,779 0,085 Bebas Heteroskedastisitas Bebas Heteroskedastisitas Sumber: Olah data SPSS, 2017 Tabel 4.14 menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,779; 0,085. Tingkat probabilitas di atas 0,05 berarti tidak ada indikasi heteroskedastisitas dalam model regresi. 47

62 4.3.4 Hipotesis Analisis Regresi Berganda Analisis regresi berganda merupakan salah satu pengujian hipotesis untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas (independen) terhadap variabel tetapnya ( depende ).Tabel 4.16 menyajikan hasil uji Analisis regresi berganda. Model 1 (Constant) X1 Total X2 Total Tabel 4.16 Hasil Uji Parsial (Uji Statistik t) Standardize Unstandardize d d Coefficients Coefficients Std. Beta B 5,024 0,952 0,601 Eror 2,020 0,441 0,252 0,327 0,361 T 2,487 1,156 2,386 Sig. 1,015 1,015 Sumber: Olah data SPSS, 2017 Berdasarkan Tabel 4.7. diperoleh persamaan regresi linear sebagai berikut berikut. Y = 5, ,952X1 + 0,601X2 + e Dimana : Y X 1 X 2 e : kinerja SKPD : sumber daya manusia : partisipasi anggaran : Error Berdasarkan Tabel 4.7. disajikan kembali nilai koefisien regresi untuk masing-masing variabel bebas. Untuk Variabel sumber daya manusia bernilai 0,952 (bernilai positif), berarti sumber daya manusia memiliki 48

63 pengaruh positif terhadap kinerja SKPD. Sumber daya manusia yang semakin baik berdampak positif terhadap Akuntabilitas Kinerja Pemerintah. Variabel partisipasi anggaran bernilai 0, (bernilai positif), berarti partisipasi anggaran memiliki pengaruh positif terhadap kinerja SKPD. Partisipasi anggaran yang semakin baik berdampak positif terhadap Akuntabilitas Kinerja Pemerintah. 4.4 Uji Hipotesis Uji Koefisien Determinansi (R 2 ) Koefisien determinasi (R 2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen. Tabel 4.17 menyajikan hasil uji koefisien determinasi (R 2 ) variabel Y, X 1, X 2. Tabel 4.16 Hasil Uji Koefisien Determinansi (R 2 ) Adjusted R Std. Error of the Model R R Square Square Estimate 1 0,457 0,209 0,163 6,5643 Sumber: Olah data SPSS, 2017 Tabel 4.16 menunjukkan nilai R square sebesar 0,209. Hal ini menandakan bahwa variasi variabel kualitas sumber daya manusia dan partisipasi anggaran 20,9%.Sedangkan sisanya, yaitu 79,1 % dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam model penelitian ini, misalnya variabel pelatihan, pengalaman kerja, dan kompetensi sumber daya manusia. 49

64 4.4.2 Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F) Hasil uji signifikan simultan (uji statistik F) dilakukan pada tingkat signifikansi 0,05. Apabila nilai probability F lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis diterima. Berikut ini merupakan hasil uji signifikansi simultan (uji statistik F). Tabel 4.17 Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F) Model Sum of Mean F Sig. Df Squares Square 1 Regression Residual Total 3,973 15,081 19, ,986 0,431 4,610 0,017 Sumber: Olah data SPSS, 2017 Berdasarkan tabel 4.17 mengenai tabel uji signifikansi simultan (uji statistik F) dapat diketahui bahwa nilai F hitung sebesar 1,986 dan dengan signifikansi 0,017. Nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel (4,20) dan signifikansi/probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa secara simultan variabel independen (kualitas sumber daya manusia dan partisipasi anggaran) mempengaruhi variabel dependen yaitu kinerja SKPD Hasil Uji Parsial (Uji Statistik t) Tabel 4.17 berikut ini menyajikan hasil uji statistik t untuk variabel Kualitas Sumber Daya Manusia, dan Partisipasi Anggaran.Jika nilai signifikan t lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis diterima. 50

65 Model 1 (Constant) X1 Total X2 Total Tabel 4.18 Hasil Uji Parsial (Uji Statistik t) Standardize Unstandardize d d Coefficients Coefficients Std. Beta B 5,024 0,952 0,601 Eror 2,020 0,441 0,252 0,327 0,361 T 2,487 1,156 2,386 Sig. 1,015 1,015 Sumber: Olah data SPSS, 2017 Berdasarkan tabel 4.18, dapat disimpulkan mengenai hasil uji hipotesis secara parsial dari masing-masing variabel independen sebagai berikut : Nilai t hitung variabel sumber daya manusia diperoleh tingkat signifikansi sebesar 0.1,015 > 0.05, maka hipotesis yang diajukan ditolak. Hal ini berarti bahwa sumber daya manusi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja SKPD pada taraf signifikan α = 5%. Nilai t hitung variabel partisipasi anggaran diperoleh tingkat signifikansi sebesar 0.1,015 > 0.05, maka hipotesis yang diajukan ditolak. Hal ini berarti bahwa partisipasi anggaran secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja SKPD pada taraf signifikan α = 5%. 4.5 Pembahasan Hasil Penelitian Hasil pengujian determinasi pada menunjukkan nilai R adalah dan Adjusted berarti hubungan antara Sumber Daya Manusia dan partisipasi anggaran artinya terdapat hubungan yang erat antara kedua variabel independen itu. Nilai R Square berarti kinerja SKPD dapat dijelaskan oleh Sumber Daya Manusia dan partisipasi anggaran. Sedangkan dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang 51

66 tidak diteliti dalam penelitian ini. Hasil pengujian Hipotesis menunjukan bahwa Sumber Daya Manusia dan partisipasi anggaran secara simultan berpengaruh secara siknifikan terhadap kinerja SKPD. Secara parsial Sumber Daya Manusia dan partisipasi anggaran berpengaruh secara signifikan dan positip terhadap kinerja SKPD. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Roesyanto (2008), Azhar (2007) yang menyatakan bahwa kualitas SDM berpengaruh signifikan terhadap kinerja SKPD. Kualitas SDM sangat mempengaruhi kinerja SKPD karena keberhasilan suatu SKPD itu tergantung dari kualitas SDM yang mereka miliki. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Anwar Nasution bahwa kinerja pengelolaan keuangan daerah semakin memburuk. Buruknya pengelolaan keuangan daerah menurut anwar nasution disebabkan karena lemahnya SDM disetiap daerah dalam pengelolaan keuangan daerah.. 52

67 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian yang telah diuraiakan pada sebelumnya,maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Variabel SDM dan Partisipasi anggaran secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja SKPD. 2. Variabel SDM dan partisipasi anggran secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja SKPD. 3. Variabel partisipasi anggran berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap kinerja SKPD. 4. Penelitian ini sejalan dengan Refikka (2009) dan Elsa (2009) dan tidak sejalan dengan penelitian Anggraeni (2009). 5.2 Saran 1. Peneliti selanjutnya sebaiknya mengusahakan untuk menggunakan observasi atau pengamatan langsung kepada objek, atau menggunakan metode eksperimen sebagai pengganti metode kuesioner. 2. Penelitian ini selanjutnya dikembangkan lebih jauh lagi untuk mendapatkan hasil yang lebih kuat. Peneliti dapat menambah variabel lain sehingga penelitian dapat lebih digeneralisasi. 53

68 DAFTAR PUSTAKA Agustina, dan Christine Dwi K. S Pengaruh Participation Budgeting, Information Asimetry, dan Job Relevant Information Terhadap Budget Slack pada Institusi Pendidikan. Jurnal Akuntansi. Volume 2. Nomor 2. Hal : Agus Krisno Budiyanto Mikrobiologi Terapan. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang. Anggraeni, Hubungan beberapa faktor obesitras dan hipertensi. Semarang. Medika Indonesia : Rineka Cipta. Jakarta. Anoraga, Pandji, 2000, Manajemen Bisnis, Jakarta : Rineka Cipta. Anthony dan Govindaran 2005, Management control system,edisi Pratama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Arikunto, S Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi Revisi). Jakarta : Rineka Cipta Azhar, Susanto Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: T. Lingga Jaya. Bangun, Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga. Budiyanto 2013,Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya Manusia,Yogyakarta,Graha Ilmu. Bastian, 2005Akuntansi Sektor Publik.Jakarta: Penerbit Erlangga. Dedi Ismatullah, 2010, Akuntansi Pemerintah, Unit Penerbit dan Percetakan Akademik, YKPN, Bandung. Dedi Nordiawan Anggaran disuatu pemerintahan. Jakarta : Salemba Empat. Dessler, G Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat. Erlina dan Rasdianto, Akuntansi Keuangan Daerah Berbasis Akrual. Brama Ardian, Medan. Flippo, Edwin B Manajemen Personalia Edisi Ketujuh, Jakarta: Raja Grafind. FS, Elsa, Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja SKPD Pemko Padang Panjang, Skripsi Akuntansi Fakultas Ekonomi. Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang., Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang : UNDIP. 54

69 Hansen, dan Mowen.2009 Akuntansi Manajerial Buku 1.Edisi 8.Terjemahan oleh Denny Kwary. Jakarta :Salemba Empat. Hariati, Eli, 2000, Pengaruh Manajemen Konflik terhadap Kinerja Karyawan di Direktorat Sumber Daya Manusia PT POS INDONESIA (Persero) di Bandung, Skripsi Hasibuan. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta: PT. Bumi Aksara., Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.Jakarta :Bumi Aksara. Kumorotomo, Wahyudi., Akuntabilitas Birokrasi Publik. Yogyakarta. Pustaka Pelajar. Lohman 2013.Tersedia (Online) mohmahsun.blogspot.com Tentang Indikator Kinerja Anitah W, Sri, dkk Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Mahsun,Muhammad.2006.Pengukuran kinerja sektor pelayanan publik.yokyakarta BPTE. Mulyadi Sistem Akuntansi, Edisi ke-3, Cetakan ke-5. Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Mangkunegara Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.Bandung :PT. Remaja Rosdakarya M.Nafarin penganggaran perusahaan. Edisi keempat. Jakarta : Salemba Empat. Mardiasmo. Perpajakan Edisi Revisi 2011.Yogyakarta: Penerbit Andi Mas ud, Fuad Survai Diagnosis Organisasional, Konsep & Aplikasi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Refikha, Essy, Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Komitmen Terhadap Kinerja SKPD Pemerintah Kota Binjai, Skripsi Akuntansi Fakultas Ekonomi,. Medan. Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah., Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara., Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah., Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. 55

70 Riyadi, S Motivasi dan Pelimpahan Wewenang Sebagai Variabel Moderating dalam Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Kinerja Manajerial.Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol 3, No. 2, Hal Soewadji, Jusuf Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: Mitra Wacana Media. Sugioyono 2012.Memahami Penelitian Kuantitas.Bandung :ALFABETA., 2013.Statistika Untuk Penelitian.Bandung :Alfabeta Suliyanto. (2006). Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: Andi. Stoner, 1995.Pengantar Bisnis GRAHA ILMU.Yogyakarta. Sutrisno,edy Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta:Kencana Prenada Media Grup. Tendi Haruman dan Sri Rahayu. Penyusunan Anggaran. Penerbit :Graha Ilmu, Yogyakarta, Yuniarsih dan Suwatno Manajemen Sumber Daya Manusia.Bandung:Alfabeta. 56

71 Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA SERTA PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) PADA KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA Yth. Bapak/Ibu Responden Saya memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk meluangkan waktu sejenak guna mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini dibuat untuk meneliti Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia Serta Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja SKPD Pada Kabupaten Labuhan Batu Utara. Informasi Bapak/Ibu sangat berguna bagi penelitian ini, karena Bapak/Ibu adalah orang yang tepat untuk mengutarakan pengalaman dan pendapat mengenai hal ini. Saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk menjawab pertanyaan dengan jujur dan benar. Sesuai dengan kode etik penelitian, jawaban Bapak/Ibu akan saya jaga kerahasiaannya. Atas waktu dan kerja sama Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih. PENELITI Pembimbing Mahasiswa Prof.Erlina SE.Msi,Ph.D,AK JUMINAH NIP :

72 LEMBAR KUESIONER A. IDENTITAS RESPONDEN Mohon kesediaan Bapak/Ibu mengisi daftar berikut : 1. Nama : 2. Jenis Kelamin : Pria Wanita 3. Umur : 4. Nama SKPD : 5. Pendidikan Terakhir : SMA SMK D3 S1 S2 S3 6. Latar Belakang Pendidikan : Akuntansi Manajemen Pertanian MIPA Lain-lain (...) 7. Lama Bapak/Ibu bekerja : 1-5 th 5-10 th >10 th 58

73 B. DAFTAR PERTANYAAN 1. KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA Mohon Bapak/Ibu memberikan tanda check list ( ) pada salah satu jawaban yang sesuai dengan pendapat dari Bapak/Ibu. SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju N = Netral NO PERNYATAAN SS S N TS STS 1 Pejabat yang terlibat dalam penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA) SKPD mampu menentukan program kerja untuk kegiatan yang akan dianggarkan 2 Pejabat yang terlibat dalam penyusunan RKA SKPD mampu menyusun kegiatan sesuai program yang telah direncanakan sebelumnya 3 Pejabat yang terlibat dalam penyusunan RKA SKPD memahami cara menyusun RKA untuk penyusunan APBD 4 Badan Anggaran telah memahami isi Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara berkaitan dengan penyusunan RKA SKPD 5 Badan Anggaran belum sepenuhnya memahami Isi KUA - PPAS sehingga sering kali terjadi pergeseran program/ kegiatan yang telah disusun. 6 Badan Anggaran kurang memahami bahwa RKA-SKPD harus mengacu pada isi KUA - PPAS yang telah disusun. 7 Tersedianya peraturan di SKPD tentang penngelolaan keuangan dapat menambah pengetahuan pejabat yang terlibat dalam penyusunan RKA SKPD 8 Pejabat yang terlibat dalam penyusunan RKA SKPD dan Badan Anggaran mudah memahami peraturan perundangundangan tentang penyusunan APBD 9 Badan Anggaran seharusnya telah memahami peraturan perudangundangan yang terkait dengan penyusunan APBD. 59

74 2. PARTISIPASI DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN Mohon Bapak/Ibu memberikan tanda check list ( ) pada salah satu jawaban yang sesuai dengan pendapat dari Bapak/Ibu SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju N = Netral NO PERNYATAAN SS S N TS STS 1 Proporsi partisipasi saya dalam menyusun anggaran bidang tanggung jawab saya 2 Frekuensi diskusi dengan atasan berkaitan dengan penyusunan anggaran bidang 3 Besarnya pengaruh saya terhadap anggaran akhir untuk anggaran di bidang tanggung jawab saya 4 Pentingnya kontribusi saya terhadap anggaran bidang tanggung jawab saya 5 Frekuensi diskusi yang dimulai oleh atasan saya ketika penyusunan anggaran untuk bidang tanggung jawab saya ditentukan 6 Kategori yang manakah yang menjelaskan keterlibatan Bapak/ibu ketika Rencna Anggaran (RKA) sedang disusun dan ditetapkan.saya ikut dan terlibat serta dalam penetapan 7 Kategori yang manakah yang menjelaskan alasan yang diberikan oleh pimpinan Bapak/ibu ketika revisi anggaran dibuat? Alasan yang diberikan pimpinan saya ketoka saya merevisi anggaran yang saya susun 8 Seberapa sering Bapak/ibu menyatakan dan usulan tentang anggaran kepada pemimpinan Bapak/ibu tanpa diminta? 9 Seberapa sering Bapak/ibu merasa bahwa Bapak/ibu memiliki pengaruh dalam penetapan Rencana Kegiatan Anggaran (RKA). 60

75 3. KINERJA MANAJERIAL Kuesioner ini menggunakan skala 1 sampai 9 sebagai berikut: Kinerja Rendah Kinerja Rata-Rata Kinerja diatas Rata-rata Kepada Bapak/ibu diminta untuk memberikan nilai (1,2,3,4,5,6,7,8 atau 9 ) untuk setiap pertanyaan pada kotak yang telah disediakan: NO Kegiatan Uraian Nilai 1 Perencanaan menentukan tujuan,sasaran,kebijakan dan tindakan 2 Investigasi Mengumpulkan dan menyiapkan informasi,biasanya dalam bentuk laporan,catatan dan rekening 3 Koordinasi Pertukaran informasi dengan orang dalam organisasi tidak hanya dengan anak buah,tetapi juga pihak lain untuk menyesuaikan program-program 4 Evaluasi Mengevaluasi dan menilai proposal,laporan dan kinerja ( prestasi kinerja) 5 Mengawasi (Supervisi) Mengarahkan,memimpin dan mengembangkan anak buah 6 Staffing Memelihara dan mempertahankan anak buah dalam unitnya atau beberapa unit 7 Negosiasi Pembelian,penjualan,kontrak untuk barang dan jasa 8 Perwakilan Menyampaikan informasi tentang visi,misi dan kegiatan-kegiatan organisasi dengan cara pidato,konsultasi dan lain-lain kepada pihak luar organisasi. 61

76 Lampiran 2 : Surat izin riset Lampiran 3 : Data Mentah Karakteristik Profil Responden No. Demografi JK Umur Pend. L.B. Pend. Lama Bek

77 Lampiran 4: Data Mentah Kualitas Sumber Daya Manusia (X1) X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1.9 X1 Total

78 Lampiran 5: Data Mentah Partisipasi Anggaran (X2) X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2.8 X2.9 X2 Total

79 Lampiran 5: Data Mentah Kinerja SKPD (Y) Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7 Y.8 Y Total

80 Lampiran 6 : Hasil Output SPSS UJI DESKRIPSI BERDASARKAN JENIS KELAMIN Jenis Kelamin Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Pria Wanita Total UJI DESKRIPSI BERDASARKAN UMUR Umur 66

81 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid tahun tahun tahun Total UJI DESKRIPSI BERDASARKAN PENDIDIKAN TERAKHIR Pendidikan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sma Smk D S S Total UJI DESKRIPSI BERDASARKAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN LB..Pendidikan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid AKUNTANSI PERTANIAN MANAJEMEN MIPA LAIN-LAIN Total UJI DESKRIPSI BERDASARKAN MASA KERJA Lama Bekerja 67

82 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 1-5 TAHUN TAHUN TAHUN Total UJI STATISTIK DESKRIPTIF Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic X1 Total X2 Total Y Total Valid N (listwise) 30 UJI VALIDITAS X1 X1.1 Pearson Correlati on Sig. (2- tailed) X1.2 Pearson Correlati on Correlations X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X 1. 7 X1.8 X 1. 9 X1 Total **.631 ** N ** ** ** 68

83 Sig. (2- tailed) X1.3 Pearson Correlati on N Sig. (2- tailed) X1.4 Pearson Correlati on.631 **.493 ** ** N Sig. (2- tailed) X1.5 Pearson Correlati on N Sig. (2- tailed) X1.6 Pearson Correlati on * **.505 ** N Sig. (2- tailed) X1.7 Pearson Correlati on * ** N Sig. (2- tailed) X1.8 Pearson Correlati on *.383 * *.473 **.708 ** N Sig. (2- tailed) X1.9 Pearson Correlati on X1 Total * *.654 ** N Sig. (2- tailed) ** **.401 * ** N Pearson Correlati on Sig. (2- tailed) **.585 ** **.490 **.708 **.654 **.621 ** N

84 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). UJI VALIDITAS X2 X2.1 Pearson Correlati on Sig. (2- tailed) X2.2 Pearson Correlati on X2.1 X2.2 Correlations X2. 3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2.8 X2.9 X2 Total **.710 **.545 **.385 *.597 **.512 **.549 **.637 **.793 ** N Sig. (2- tailed) X2.3 Pearson Correlati on.476 ** * * N Sig. (2- tailed) X2.4 Pearson Correlati on.710 **.450 * **.479 **.602 **.562 **.683 **.554 **.890 ** N Sig. (2- tailed) X2.5 Pearson Correlati on.545 ** ** **.615 **.608 **.732 **.531 **.866 ** N Sig. (2- tailed) X2.6 Pearson Correlati on.385 * **.489 ** **.459 *.676 **.563 **.672 ** N Sig. (2- tailed) X2.7 Pearson Correlati on.597 ** **.615 **.532 ** **.573 **.401 *.736 ** N Sig. (2- tailed).512 ** **.608 **.459 *.524 ** **.538 **.772 ** N

85 X2.8 Pearson Correlati on Sig. (2- tailed) X2.9 Pearson Correlati on X2 Total.549 ** **.732 **.676 **.573 **.634 ** **.838 ** N Sig. (2- tailed).637 ** **.531 **.563 **.401 *.538 **.599 ** ** N Pearson Correlati on Sig. (2- tailed).793 **.411 *.890 **.866 **.672 **.736 **.772 **.838 **.730 ** N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). UJI VALIDITAS Y Correlations Y1 Y2 Y3 Y4 Pearson Correlati on Sig. (2- tailed) Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 Y Total ** **.490 ** *.419 *.711 ** N Pearson Correlati on Sig. (2- tailed).564 ** **.527 **.607 ** *.745 ** N Pearson Correlati on Sig. (2- tailed) ** *.597 **.591 ** *.745 ** N Pearson Correlati on Sig. (2- tailed).718 **.527 **.399 * **.375 *.592 **.647 **.831 ** N

86 Y5 Y6 Y7 Y8 Y Total **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Pearson Correlati on Sig. (2- tailed).490 **.607 **.597 **.720 ** **.414 *.536 **.825 ** N Pearson Correlati on Sig. (2- tailed) **.375 *.511 ** *.569 **.654 ** N Pearson Correlati on Sig. (2- tailed).441 * **.414 *.401 * **.664 ** N Pearson Correlati on Sig. (2- tailed).419 *.383 *.409 *.647 **.536 **.569 **.624 ** ** N Pearson Correlati on Sig. (2- tailed).711 **.745 **.745 **.831 **.825 **.654 **.664 **.756 ** N UJI RELIABILITAS X1 Case Processing Summary N % Cases Valid Excluded a 0.0 Total a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Cronbach's Alpha Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items

87 Item Statistics Mean Std. Deviation N X X X X X X X X X Inter-Item Correlation Matrix X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1.9 X X X X X X X X X Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item- Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted X X X X X X X X X Scale Statistics 73

88 Mean Variance Std. Deviation N of Items UJI RELIABILITAS X2 Case Processing Summary N % Cases Valid Excluded a 0.0 Total a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Cronbach's Alpha Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items Item Statistics Mean Std. Deviation N X X X X X X X X X Inter-Item Correlation Matrix X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2.8 X2.9 74

89 X X X X X X X X X Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Item-Total Statistics Corrected Item- Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted X X X X X X X X X Scale Statistics Mean Variance Std. Deviation N of Items UJI RELIABILITAS Y Case Processing Summary N % Cases Valid Excluded a 0.0 Total a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items

90 Item Statistics Mean Std. Deviation N Y Y Y Y Y Y Y Y Inter-Item Correlation Matrix Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7 Y.8 Y Y Y Y Y Y Y Y Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Item-Total Statistics Corrected Item- Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted Y Y Y Y Y Y Y Y Scale Statistics Mean Variance Std. Deviation N of Items

91 UJI NORMALITAS One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 30 Normal Parameters a,,b Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute.156 Positive.100 Negative Kolmogorov-Smirnov Z.857 Asymp. Sig. (2-tailed).455 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Uji multikolinearitas Model Unstandardized Coefficients Coefficients a Standardized Coefficients Collinearity Statistics B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF 1 (Constant) X X a. Dependent Variable: Y UJI HETEROSKEDASITAS Model Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta 1 (Constant) X1 Total t Sig. 77

92 X2 Total a. Dependent Variable: RES2 Tidak terjadi heteroskedasitas UJI AUTOKORELASI Model R R Square Model Summary b Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson a a. Predictors: (Constant), X2 Total, X1 Total b. Dependent Variable: Y Total uji koefisien determinansi (r) Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate a a. Predictors: (Constant), X2 Total, X1 Total Uji t Model Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta 1 (Constant) X1 Total X2 Total a. Dependent Variable: Y Total t Sig. Model Variables Entered/Removed Variables Entered Variables Removed 1 X2, X1 a. Enter a. All requested variables entered. Method Model Summary b 78

93 Model Unstandardized Coefficients Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate a a. Predictors: (Constant), X2, X1 b. Dependent Variable: Y Coefficients a Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF 1 (Constant) Collinearity Statistics X X a. Dependent Variable: Y Model Collinearity Diagnostics a Dimensi on Eigenvalue Condition Index Variance Proportions (Constant) X1 X a. Dependent Variable: Y Residuals Statistics a Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value Std. Predicted Value Standard Error of Predicted Value Adjusted Predicted Value Residual Std. Residual Stud. Residual Deleted Residual Stud. Deleted Residual Mahal. Distance Cook's Distance Centered Leverage Value a. Dependent Variable: Y 79

94 80

95 81

96 82

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. usaha, begitu pula untuk pemerintahan agar dapat menjalankan fungsinya sebenarbenarnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. usaha, begitu pula untuk pemerintahan agar dapat menjalankan fungsinya sebenarbenarnya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Sumber Daya Manusia Sumber Daya Manusia merupakan faktor yang sangat penting untuk setiap usaha, begitu pula untuk pemerintahan agar dapat menjalankan fungsinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembuatan panitia, pengumpulan dan pengklasifikasian data, pengajuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembuatan panitia, pengumpulan dan pengklasifikasian data, pengajuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian dan Fungsi Anggaran 2.1.1.1 Pengertian Anggaran Penganggaran ialah proses penyusunan anggaran, yang dimulai pembuatan panitia, pengumpulan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI STRATA 1 DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

PROGRAM STUDI STRATA 1 DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA BKD (BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH), BAPPEDA (BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH) DAN BPKAD (BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menggambarkan kondisi keuangan dari suatu organisasi yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN. yang menggambarkan kondisi keuangan dari suatu organisasi yang meliputi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan, organisasi dan sektor publik memerlukan anggaran sebagai pedoman dalam melaksanakan aktivitasnya. Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi

Lebih terperinci

PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK

PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK ANGGARAN Rencana operasi keuangan, yang mencakup estimasi pengeluaran yang diusulkan, dan sumber pendapatan yang diharapkan untuk membiayainya dalam periode waktu tertentu Fungsi

Lebih terperinci

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan akuntansi sektor publik, khususnya di Indonesia semakin pesat dengan adanya era reformasi dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah otonomi daerah

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH : JEAN WINDI PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015

SKRIPSI OLEH : JEAN WINDI PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015 SKRIPSI PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL DAN CODE OF CONDUCT (PEDOMAN PERILAKU) TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN AKUNTANSI PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN OLEH : JEAN WINDI 140522031 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah di Indonesia yang didasarkan pada undang-undang nomor

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah di Indonesia yang didasarkan pada undang-undang nomor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Otonomi daerah di Indonesia yang didasarkan pada undang-undang nomor 22 tahun 1999 digantikan dengan undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah

Lebih terperinci

strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi.

strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Dalam rangka meningkatkan kinerja SKPD disuatu daerah masalah penatausahaan keuangan dan pengelolaan barang milik daerah, khususnya yang berkaitan dengan penerapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik (Good Governance) menuntut negara-negara di dunia untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. baik (Good Governance) menuntut negara-negara di dunia untuk terus i BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keinginan setiap masyarakat agar terciptanya tata pemerintahan yang baik (Good Governance) menuntut negara-negara di dunia untuk terus berusaha memperbaiki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong pemerintah pusat dan pemerintah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pemerintah Daerah Dan Fungsi Pemerintah Daerah 1. Pengertian Pemerintah Daerah Menurut Undang-Undang Dasar 1945 pasal 18 ayat (5), pengertian pemerintahan daerah adalah sebagai

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH RAHMAT AKBAR SIMBOLON

SKRIPSI OLEH RAHMAT AKBAR SIMBOLON SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH, KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA,PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI TERHADAP KUALITAS LAPORAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. birokrasi dalam berbagai sektor demi tercapainya good government. Salah

BAB I PENDAHULUAN. birokrasi dalam berbagai sektor demi tercapainya good government. Salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam satu dekade terakhir ini, bangsa Indonesia sedang berupaya memperbaiki kinerja pemerintahannya melalui berbagai agenda reformasi birokrasi dalam berbagai sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang (UU) No. 5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok. pemerintahan daerah, diubah menjadi Undang-Undang (UU) No.

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang (UU) No. 5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok. pemerintahan daerah, diubah menjadi Undang-Undang (UU) No. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang Undang (UU) No. 5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintahan daerah, diubah menjadi Undang-Undang (UU) No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah yang

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH RIZKA NADHIRA HUTASUHUT

SKRIPSI OLEH RIZKA NADHIRA HUTASUHUT SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN, KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KOTA MEDAN OLEH RIZKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulai mencoba mengenalkan konsep baru dalam pengelolaan urusan publik

BAB I PENDAHULUAN. mulai mencoba mengenalkan konsep baru dalam pengelolaan urusan publik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja yang dicapai oleh suatu organisasi pada dasarnya adalah prestasi para anggota organisasi itu sendiri, mulai dari tingkat atas sampai pada tingkat bawah.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 2 TAHUN 2007

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 2 TAHUN 2007 LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 2 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB II. individu atau suatu organisasi pada suatu periode tertentu. Menurut Stoner (1996 :

BAB II. individu atau suatu organisasi pada suatu periode tertentu. Menurut Stoner (1996 : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Dalam konteks pengelolaan keuangan daerah, khususnya dalam kaitannya dengan penerapan sistem akuntansi keuangan daerah, pemahaman yang memadai tentang sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena entitas ini bekerja berdasarkan sebuah anggaran dan realisasi anggaran

BAB I PENDAHULUAN. karena entitas ini bekerja berdasarkan sebuah anggaran dan realisasi anggaran BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan akan menjadi salah satu bahan penilaian yang penting, karena entitas ini bekerja berdasarkan sebuah anggaran dan realisasi anggaran tersebut tercantum

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA NOMOR 1 TAHUN 2015 SISTEM PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA NOMOR 1 TAHUN 2015 SISTEM PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA TAHUN 2015 NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA NOMOR 1 TAHUN 2015 SISTEM PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH BAGIAN HUKUM DAN ORGANISASI SEKRETARIAT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Tinjauan pustaka yang digunakan dalam penelitian ini berkaitan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Tinjauan pustaka yang digunakan dalam penelitian ini berkaitan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka yang digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan tata kelola pemerintahan dalam penganggaran sektor publik, yang

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH. Isnan Zakaria Lubis

SKRIPSI OLEH. Isnan Zakaria Lubis SKRIPSI PENGARUH KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA, PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI, SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN PENGEMBANGAN MUTU KARYAWAN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PADA RUMAH SAKIT UMUM YANG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. arah dan tujuan yang jelas. Hak dan wewenang yang diberikan kepada daerah,

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. arah dan tujuan yang jelas. Hak dan wewenang yang diberikan kepada daerah, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Isu di Indonesia saat ini yang semakin mendapat perhatian publik dalam beberapa tahun terakhir ini adalah akuntabilitas keuangan publik. Hal tersebut disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. reformasi yang semakin luas dan menguat dalam satu dekade terakhir. Tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. reformasi yang semakin luas dan menguat dalam satu dekade terakhir. Tuntutan A.Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan akuntansi di instansi-instansi pemerintahan di Indonesia sudah mulai menjadi keharusan dan tuntutan jaman seiring dengan tuntutan reformasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang. Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang. Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah telah melakukan perubahan penting dan mendasar, dengan maksud untuk memperbaiki berbagai kekurangan yang ada serta upaya untuk mengakomodasi berbagai tuntutan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) merupakan pusat. pertanggungjawaban yang dipimpin oleh kepala satuan kerja dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) merupakan pusat. pertanggungjawaban yang dipimpin oleh kepala satuan kerja dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Kinerja SKPD Pemerintah SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) merupakan pusat pertanggungjawaban yang dipimpin oleh kepala satuan kerja dan bertanggung

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH MELISA ZURIANI HASIBUAN PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

SKRIPSI OLEH MELISA ZURIANI HASIBUAN PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 SKRIPSI ANALISIS PENGARUH SISTEM PENGUKURAN KINERJA, SISTEM REWARD DAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DI PT. OLAGAFOOD INDUSTRY TANJUNG MORAWA, SUMATERA UTARA OLEH MELISA ZURIANI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat dari otonomi daerah adalah adanya kewenangan daerah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat dari otonomi daerah adalah adanya kewenangan daerah yang lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hakekat dari otonomi daerah adalah adanya kewenangan daerah yang lebih besar dalam pengurusan maupun pengelolaan pemerintahan daerah, termasuk didalamnya pengelolaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik di pusat

BAB 1 PENDAHULUAN. menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik di pusat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan sektor publik di Indonesia dewasa ini ditandai dengan menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik di pusat maupun daerah. Dalam

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : TAHUN 2009 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 02 TAHUN 2009 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 02 TAHUN 2009 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 02 TAHUN 2009 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini bukan hanya orang-orang dari bidang akuntansi yang dapat memahami laporan

BAB I PENDAHULUAN. ini bukan hanya orang-orang dari bidang akuntansi yang dapat memahami laporan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menyusun laporan keuangan merupakan sebuah kewajiban bagi setiap kepala daerah, hal ini bertujuan untuk mempertanggungjawabkan penggunaan uang negara sesuai

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT (PPKS) MEDAN OLEH

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT (PPKS) MEDAN OLEH SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT (PPKS) MEDAN OLEH WINNI NADYA LUBIS 080503208 PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

Lebih terperinci

SKRIPSI PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) DI SEKTOR PUBLIK (STUDI KASUS PADA PT.PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA) OLEH CITRA MARISA

SKRIPSI PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) DI SEKTOR PUBLIK (STUDI KASUS PADA PT.PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA) OLEH CITRA MARISA SKRIPSI PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) DI SEKTOR PUBLIK (STUDI KASUS PADA PT.PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA) OLEH CITRA MARISA 090503223 PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 5 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 5 TAHUN 2008 91 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG POKOK - POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH UMUM Dalam rangka pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana telah

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Sektor Publik Pengertian Akuntansi Sektor Publik Bastian (2006:15) Mardiasmo (2009:2) Abdul Halim (2012:3)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Sektor Publik Pengertian Akuntansi Sektor Publik Bastian (2006:15) Mardiasmo (2009:2) Abdul Halim (2012:3) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Sektor Publik 2.1.1 Pengertian Akuntansi Sektor Publik Definisi Akuntansi Sektor Publik menurut Bastian (2006:15) adalah sebagai berikut : Akuntansi Sektor Publik adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pengendalian organisasi karena pengukuran kinerja diperkuat dengan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pengendalian organisasi karena pengukuran kinerja diperkuat dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu manajer publik dalam menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat dengan

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kinerja pemerintah saat ini sering menjadi sorotan publik. Masyarakat yang merima pelayanan dari instansi pemerintah mulai mempertanyakan kinerja pemerintah dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan wilayah yang luas yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan wilayah yang luas yang terdiri 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan wilayah yang luas yang terdiri dari ribuan pulau dengan budaya, sosial dan kondisi perekonomian yang berbeda antar masing-masing

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang. maka Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI. Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang. maka Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Standar Akuntansi Pemerintahan Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan pasal 9 menyatakan bahwa dengan diberlakukannya peraturan ini

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BREBES

PEMERINTAH KABUPATEN BREBES 1 BREBES PEMERINTAH KABUPATEN BREBES PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG POKOK POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Paradigma/pandangan masyarakat umumnya membentuk suatu pengertian tertentu di dalam dinamika perkembangan kehidupan masyarakat, bahkan dapat mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor publik yang ditandai dengan munculnya era New Public Management

BAB I PENDAHULUAN. sektor publik yang ditandai dengan munculnya era New Public Management BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuntutan good coorporate governance dan reformasi pengelolaan sektor publik yang ditandai dengan munculnya era New Public Management (NPM), dengan tiga prinsip utamanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan UU No. 15 Tahun 2004

BAB I PENDAHULUAN. No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan UU No. 15 Tahun 2004 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang (UU) No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Reformasi dalam bidang pengelolaan keuangan Negara khususnya dalam sistem perencanaan dan penganggaran telah banyak membawa perubahan yang sangat mendasar dalam pelaksanaannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu organisasi. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anggaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu organisasi. Pada organisasi privat atau swasta, anggaran merupakan suatu hal yang sangat dirahasiakan,

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH DIMENSI KUALITAS LAYANAN, DIMENSI KUALITAS SISTEM DAN DIMENSI KUALITAS INFORMASI TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PENGGUNA ONLINE SHOPPING

SKRIPSI PENGARUH DIMENSI KUALITAS LAYANAN, DIMENSI KUALITAS SISTEM DAN DIMENSI KUALITAS INFORMASI TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PENGGUNA ONLINE SHOPPING SKRIPSI PENGARUH DIMENSI KUALITAS LAYANAN, DIMENSI KUALITAS SISTEM DAN DIMENSI KUALITAS INFORMASI TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PENGGUNA ONLINE SHOPPING PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam rangka pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang diikuti

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Anggaran Organisasi Sektor Publik Bahtiar, Muchlis dan Iskandar (2009) mendefinisikan anggaran adalah satu rencana kegiatan

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH KOMPENSASI FINANSIAL DAN KOMPENSASI NONFINANSIAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA OLEH

SKRIPSI PENGARUH KOMPENSASI FINANSIAL DAN KOMPENSASI NONFINANSIAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA OLEH SKRIPSI PENGARUH KOMPENSASI FINANSIAL DAN KOMPENSASI NONFINANSIAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA OLEH DESI APRIYANI 090503025 PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH INTERNAL AUDIT TERHADAP EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL ASET TETAP PADA PT. PERKEBUNAN SUMATERA UTARA. Oleh :

SKRIPSI PENGARUH INTERNAL AUDIT TERHADAP EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL ASET TETAP PADA PT. PERKEBUNAN SUMATERA UTARA. Oleh : SKRIPSI PENGARUH INTERNAL AUDIT TERHADAP EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL ASET TETAP PADA PT. PERKEBUNAN SUMATERA UTARA Oleh : MEGA PUSPITA SARI 120522034 PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH OFALYN OCTARYA SITEPU

SKRIPSI OLEH OFALYN OCTARYA SITEPU SKRIPSI PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS PUBLIK, DAN PENGENDALIAN AKUNTANSI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DI INSPEKTORAT PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

TAHUN : 2006 NOMOR : 07

TAHUN : 2006 NOMOR : 07 LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2006 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2006 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Berdasarkan Peraturan Walikota Bandung Nomor 1404 tahun 2016 tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja badan pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan ekonomi, sudah pasti disemua negara di dunia

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan ekonomi, sudah pasti disemua negara di dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Prinsip tata kelola yang baik merupakan prinsip pokok yang harus diberlakukan di seluruh negara di dunia termasuk di Indonesia. Seiring dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bougette (Perancis) yang berarti sebuah tas kecil. Menurut Indra Bastian (2006),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bougette (Perancis) yang berarti sebuah tas kecil. Menurut Indra Bastian (2006), BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruk, dan Variabel Penelitian 2.1.1 Anggaran 2.1.1.1 Definisi Anggaran Anggaran berasal dari kata budget (Inggris), sebelumnya dari kata bougette (Perancis) yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pengertian anggaran menurut Mardiasmo (2004:62) menyatakan bahwa :

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pengertian anggaran menurut Mardiasmo (2004:62) menyatakan bahwa : 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Anggaran Pendapatan 2.1.1.1 Pengertian Anggaran Pengertian anggaran menurut Mardiasmo (2004:62) menyatakan bahwa : Anggaran Publik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai hal, salah satunya pengelolaan keuangan daerah. Sesuai dengan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. berbagai hal, salah satunya pengelolaan keuangan daerah. Sesuai dengan Undang- BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bidang dalam akuntansi sektor publik di Indonesia yang mendapatkan perhatian besar adalah Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah. Ini dikarenakan pemerintah

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: good governance, pengelolaan keuangan, sistem pengendalian intern pemerintah, kinerja pemerintah.

ABSTRAK. Kata kunci: good governance, pengelolaan keuangan, sistem pengendalian intern pemerintah, kinerja pemerintah. Judul : Pengaruh Good Governance, Pengelolaan Keuangan Daerah dan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada Kinerja Pemerintah Daerah (Studi Empiris pada Pemerintah Kota Bima) Nama : M Rayindha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan negara. Hal ini diindikasikan dengan telah diterbitkannya Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan negara. Hal ini diindikasikan dengan telah diterbitkannya Undangundang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Reformasi yang terjadi pada bidang politik mulai merambah pada bidang keuangan negara. Hal ini diindikasikan dengan telah diterbitkannya Undangundang No.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG POKOK - POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG POKOK - POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BATU BARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG POKOK - POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BATU BARA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, Menimbang Mengingat : a. bahwa untuk menciptakan Pemerintah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Seiring dengan adanya perubahan masa dari orde baru ke era

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Seiring dengan adanya perubahan masa dari orde baru ke era BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seiring dengan adanya perubahan masa dari orde baru ke era reformasi sangat memberikan dampak yang positif bagi perubahan paradigma pembangunan nasional. Adapun perubahan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI STRATA 1 DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

PROGRAM STUDI STRATA 1 DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN SKRIPSI PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNPEMERINTAH, KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang (UU) No. 5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok. pemerintahan daerah, diubah menjadi Undang-Undang (UU) No.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang (UU) No. 5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok. pemerintahan daerah, diubah menjadi Undang-Undang (UU) No. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Undang-Undang (UU) No. 5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintahan daerah, diubah menjadi Undang-Undang (UU) No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu indikator baik buruknya tata kelola keuangan serta pelaporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. satu indikator baik buruknya tata kelola keuangan serta pelaporan keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan otonomi daerah memberikan agenda baru dalam pemerintahan Indonesia terhitung mulai tahun 2001. Manfaat ekonomi diterapkannya otonomi daerah adalah pemerintah

Lebih terperinci

follows function, yakni kewenangan yang diserahkan kepada daerah harus diikuti

follows function, yakni kewenangan yang diserahkan kepada daerah harus diikuti RUANG LINGKUP KEUANGAN DAERAH A. KEUANGAN DAERAH DAN DESENTRALISASI Perjalanan otonomi daerah di Indonesia telah memasuki tahap perkembangan baru dengan disahkannya UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Governance (GGG) sejak tahun 2003 telah mengeluarkan undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. Governance (GGG) sejak tahun 2003 telah mengeluarkan undang-undang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Upaya pemerintah untuk mewujudkan Good Government Governance (GGG) sejak tahun 2003 telah mengeluarkan undang-undang pengelolaan keuangan negara yang meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan perubahan secara holistik terhadap pelaksaaan pemerintahan orde baru.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan perubahan secara holistik terhadap pelaksaaan pemerintahan orde baru. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semangat reformasi telah mendorong para pemimpin bangsa Indonesia untuk melakukan perubahan secara holistik terhadap pelaksaaan pemerintahan orde baru. Keinginan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Peraturan dan Perundang-undangan yang Berkaitan dengan Keuangan Daerah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Peraturan dan Perundang-undangan yang Berkaitan dengan Keuangan Daerah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Peraturan dan Perundang-undangan yang Berkaitan dengan Keuangan Daerah Sejak otonomi daerah mulai diberlakukan di Indonesia maka sejak saat itu hingga kini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong pemerintah pusat dan pemerintah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah merupakan penyelenggara seluruh urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut azas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI BANTEN TAHUN ANGGARAN 2016

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI BANTEN TAHUN ANGGARAN 2016 PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI BANTEN TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pengelolaan keuangan, pemerintah melakukan reformasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pengelolaan keuangan, pemerintah melakukan reformasi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pengelolaan keuangan, pemerintah melakukan reformasi dengan mengeluarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang mensyaratkan bentuk dan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO 1 PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 09 TAHUN 2008 TENTANG POKOK - POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan ekonomi untuk daerah maupun kebijakan ekonomi untuk pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan ekonomi untuk daerah maupun kebijakan ekonomi untuk pemerintah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemberdayaan ekonomi daerah sangat penting sekali untuk ditingkatkan guna menunjang peningkatan ekonomi nasional. Dalam konteks ini, peran kebijakan pemerintah yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah pelaksanaan pemerintahan yang bersih menuntut seluruh pemerintah daerah bekerja secara professional sebagai syarat akuntanbel atau transparansi kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 pasal 32 ayat 1 dan 2 tentang keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 pasal 32 ayat 1 dan 2 tentang keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 pasal 32 ayat 1 dan 2 tentang keuangan negara mensyaratkan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD disusun dan disajikan

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP BELANJA MODAL PADA PEMKAB/PEMKOT DI PROVINSI SUMATERA UTARA. Oleh :

SKRIPSI PENGARUH PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP BELANJA MODAL PADA PEMKAB/PEMKOT DI PROVINSI SUMATERA UTARA. Oleh : SKRIPSI PENGARUH PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP BELANJA MODAL PADA PEMKAB/PEMKOT DI PROVINSI SUMATERA UTARA Oleh : DEWINA PUTRI BR GINTING 080522058 PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia sebagai bagian dari masyarakat di dunia memiliki kewajiban untuk secara terus-menerus berpartisipasi dalam mewujudkan kepemerintahan yang baik (good

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH UMPAN BALIK ANGGARAN TERHADAP KINERJA SKPD PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA OLEH RETNO PRATIWI

SKRIPSI PENGARUH UMPAN BALIK ANGGARAN TERHADAP KINERJA SKPD PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA OLEH RETNO PRATIWI I SKRIPSI PENGARUH UMPAN BALIK ANGGARAN TERHADAP KINERJA SKPD PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA OLEH RETNO PRATIWI 100522013 DEPARTEMEN STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui Otonomi Daerah. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.22 tahun

BAB I PENDAHULUAN. melalui Otonomi Daerah. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.22 tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan keleluasaan kepada Pemerintah Daerah dalam menyelenggarakan pemerintah melalui Otonomi

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARMASIN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Anggaran 2.1.1.1 Pengertian Anggaran Menurut Mardiasmo ( 2002:61) : Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersih dan berwibawa. Paradigma baru tersebut mewajibkan setiap satuan kerja

BAB I PENDAHULUAN. bersih dan berwibawa. Paradigma baru tersebut mewajibkan setiap satuan kerja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Reformasi keuangan pemerintah yang dilaksanakan pada awal tahun 2000 berdampak meningkatnya tuntutan masyarakat akan suatu pemerintahan yang bersih dan berwibawa.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 4 TAHUN 2007 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN INDRAMAYU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 4 TAHUN 2007 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN INDRAMAYU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 4 TAHUN 2007 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN INDRAMAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU Menimbang Mengingat :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan atau berkembangnya suatu daerah adalah tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan atau berkembangnya suatu daerah adalah tidak terlepas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan atau berkembangnya suatu daerah adalah tidak terlepas dari kinerja pemerintah dan dukungan masyarakat daerah tersebut dalam mengembangkan daerahnya.

Lebih terperinci

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA STRATEGIS BISNIS PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BIMA

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA STRATEGIS BISNIS PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BIMA BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA STRATEGIS BISNIS PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : BUPATI BIMA, a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH EFEKTIVITAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM POWER PLANT PARITOHAN-PORSEA OLEH

SKRIPSI PENGARUH EFEKTIVITAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM POWER PLANT PARITOHAN-PORSEA OLEH SKRIPSI PENGARUH EFEKTIVITAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM POWER PLANT PARITOHAN-PORSEA OLEH FRANSEN JONATHAN T 090522093 PROGRAM STUDI AKUNTANSI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL.... i LEMBAR PERSETUJUAN.... ii LEMBAR PENGESAHAN.... iii LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR.... iv ABSTRAK..... v RIWAYAT HIDUP... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. internal, intuisi, pemahaman terhadap SAP dan pengetahuan tentang pengelolaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. internal, intuisi, pemahaman terhadap SAP dan pengetahuan tentang pengelolaan 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Bab ini akan menguraikan pengertian pengetahuan tentang proses audit internal, intuisi, pemahaman terhadap SAP dan pengetahuan tentang pengelolaan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Otonomi daerah merupakan upaya pemberdayaan daerah dalam pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Otonomi daerah merupakan upaya pemberdayaan daerah dalam pengambilan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Otonomi daerah merupakan upaya pemberdayaan daerah dalam pengambilan keputusan daerah berkaitan dengan pengelolaan sumber daya yang dimiliki sesuai dengan kepentingan,

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN ANGGARAN PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) KOTA MEDAN OLEH SATYA WIRAWAN

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN ANGGARAN PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) KOTA MEDAN OLEH SATYA WIRAWAN SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN ANGGARAN PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) KOTA MEDAN OLEH SATYA WIRAWAN 140522037 PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS

Lebih terperinci

Lab. Politik dan Tata Pemerintahan, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya. 4. Prinsip APBD 5. Struktur APBD

Lab. Politik dan Tata Pemerintahan, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya. 4. Prinsip APBD 5. Struktur APBD OMNIBUS REGULATIONS DR. TJAHJANULIN DOMAI, MS Lab. Politik dan Tata Pemerintahan, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya 1. Pendahuluan - Pengantar - Tujuan - Definisi 2. dasar Hukum 3. Fungsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas wilayah tertentu yang berhak,

Lebih terperinci