Pengantar (Edisi Revisi)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengantar (Edisi Revisi)"

Transkripsi

1

2 Pengantar (Edisi Revisi) Memaca peraturan perundang undangan ukanlah sesuatu yang mudah, terutama ila peraturan terseut terpisah pisah di dalam dokumen yang ereda. Tantangan ini tampak dari 3 (Tiga) undang - undang yang menjadi dasar hukum penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Walaupun ada ada Peraturan Pemerintah Pengganti Undang undang nomor 1 tahun 2014 tentang Pemilihan Guernur, Bupati dan Walikota, akan tetapi peraturan ini menjadi dasar hukum yang erkekuatan hukum tetap pasca diteritkannya Undang undang nomor 1 tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang undang nomor 1 tahun 2014 tentang Pemilihan Guernur, Bupati dan Walikota menjadi Undang undang. Setelah itu, peraturan ini pun mengalami peruahan melalui Undang undang nomor 8 tahun 2015, hingga akhirnya diatur dalam Undang undang nomor 10 tahun Dokumen ini disusun untuk memantu pemahaman terhadap pengaturan Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di tingkat undang undang. Dokumen ini tidak hendak untuk menggantikan pengaturan yang di dalam undang undangnya, oleh karena itu disandingkan pula undang undang yang mengatur tentang pemilihan Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Hal ini diharapkan agar pemaca dapat merujuk kepada dokumen resmi ilamana diperlukan. Dokumen ini merupakan kompilasi, atau kodifikasi terhadap pengaturan tentang Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Untuk dapat memahaminya maka perlu diketahui ahwa : Tulisan yang ewarna hitam menunjukkan pengaturannya di dalam Undang undang nomor 1 tahun 2015; Tulisan yang ewarna hijau menunjukkan pengaturannya di dalam Undang undang nomor 8 tahun 2015; dan Tulisan yang ewarna orange menunjukkan pengaturannya di dalam Undang undang nomor 10 tahun 2016 Atas dasar itu, maka akan leih aik jika dokumen ini dicetak erwarna untuk dapat melihat asal muasal daripada pengaturannya. Bahkan akan leih aik jika masing- masing dokumen, aik itu dokumen satu naskah dan masing masing undang undangnya dapat dicetak dengan kertas erwarna yang ereda untuk memudahkan penggunaannya. Bukan itu saja, dokumen ini dapat dicetak dalam entuk uku untuk menghemat jumlah kertas yang akan digunakan. Seagai agian dari revisi, maka ada eerapa peruahan di edisi revisi kali ini. Peruahan peruahan yang terjadi seperti peraikan terhadap sustansi dari dokumen, memaksimalkan layout untuk memasimalkan penggunaan kertas yang mungkin nantinya dilakukan, dan yang terakhir adalah menghapuskan informasi permohonan atas masukan dan saran, yang tadinya terdapat pada setiap halaman. Walaupun dokumen ini merupakan edisi revisi, maka masih tidak menutup kemungkinan adanya kesalahan ataupun peruahan untuk yang leih aik. Dengan dihapuskannya informasi permohonan atas masukan dan saran yang terdapat pada setiap halaman, maka hal ini dapat dilakukan dengan menghuungi purnomo.s.pringgodigdo@gmail.com. Semoga dokumen ini dapat ermanfaat agi kehidupan demokrasi di negara ini, khususnya agi penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Indonesia Suraaya, 1 Agustus 2016 Penyusun S. Pringgodigdo

3 Pengantar (Edisi Revisi Kedua) Kompilasi Undang undang tentang Pemilihan Guernur, Bupati, dan Walikota merupakan salah satu agian dari niatan untuk memuat agian dari proses demokrasi di Indonesia agar leih dikenal dan dipahami, khususnya agi rakyat Indonesia sendiri. Seagai salah satu upaya, maka kompilasi ini sendiri tidak luput dari kesalahan,ataupun kekurangan. Revisi kedua dari dokumen ini sendiri mencoa untuk mengakomodir masukkan masukkan yang dierikan kepada penyusun, khususnya diteritkannya edisi revisi yang pertama. Untuk itu, Penyusun hendak mengapresiasi dengan mengucapkan anyak terima kasih atas masukan masukkan yang ada. Namun demikian, kami juga masih erharap masukkan atas peraikan peraikan yang mungkin diperlukan agar dokumen ini dapat leih ermanfaat. Semoga peraikan dokumen ini dapat leih memahamkan pesta demokrasi ke rakyat Indonesia. Suraaya, 15 Novemer 2017 Penyusun S. Pringgodigdo

4 = Ba I Ketentuan Umum Pasal 1 purnomo Dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: 1 Pemilihan Guernur dan Wakil Guernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota yang selanjutnya diseut Pemilihan adalah pelaksanaan kedaulatan rakyat di wilayah provinsi dan kaupaten/kota untuk memilih Guernur dan Wakil Guernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota secara langsung dan demokratis. 2 Dihapus. 3 Calon Guernur dan Calon Wakil Guernur adalah peserta Pemilihan yang diusulkan oleh partai politik, gaungan partai politik, atau perseorangan yang didaftarkan atau mendaftar di Komisi Pemilihan Umum Provinsi. 4 Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati, Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota adalah peserta Pemilihan yang diusulkan oleh partai politik, gaungan partai politik, atau perseorangan yang didaftarkan atau mendaftar di Komisi Pemilihan Umum Kaupaten/Kota. 5 Partai Politik adalah organisasi yang ersifat nasional dan dientuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan memela kepentingan politik anggota, masyarakat, angsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Repulik Indonesia erdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Repulik Indonesia Tahun Pemilih adalah penduduk yang erusia paling rendah 17 (tujuh elas) tahun atau sudah/pernah kawin yang terdaftar dalam Pemilihan. 7 Komisi Pemilihan Umum yang selanjutnya disingkat KPU adalah lemaga penyelenggara pemilihan umum seagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai penyelenggara pemilihan umum yang dierikan tugas dan wewenang dalam penyelenggaraan Pemilihan erdasarkan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini. 8 KPU Provinsi adalah lemaga penyelenggara pemilihan umum seagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai penyelenggara pemilihan umum yang dierikan tugas menyelenggarakan Pemilihan Guernur dan Wakil Guernur erdasarkan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini. 9 KPU Kaupaten/Kota adalah lemaga penyelenggara pemilihan umum seagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai penyelenggara pemilihan umum yang dierikan tugas menyelenggarakan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota erdasarkan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini. 10 Badan Pengawas Pemilihan Umum yang selanjutnya diseut Bawaslu adalah lemaga penyelenggara pemilihan umum yang ertugas mengawasi penyelenggaraan pemilihan umum di seluruh wilayah Negara Kesatuan Repulik Indonesia seagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai penyelenggara pemilihan umum yang dierikan tugas dan wewenang dalam pengawasan penyelenggaraan Pemilihan erdasarkan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini. Page 1 of 101

5 = 11 Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum yang selanjutnya disingkat DKPP adalah lemaga yang ertugas menangani pelanggaran kode etik penyelenggara pemilihan umum dan merupakan satu kesatuan fungsi penyelenggaraan pemilihan umum seagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai penyelenggara pemilihan umum yang dierikan tugas dan wewenang dalam menangani pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilihan erdasarkan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini. 12 Panitia Pemilihan Kecamatan yang selanjutnya disingkat PPK adalah panitia yang dientuk oleh KPU Kaupaten/Kota untuk menyelenggarakan Pemilihan di tingkat Kecamatan atau nama lain. 13 Panitia Pemungutan Suara yang selanjutnya disingkat PPS adalah panitia yang dientuk oleh KPU Kaupaten/Kota untuk menyelenggarakan Pemilihan di tingkat Desa atau seutan lain/kelurahan. 14 Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara yang selanjutnya disingkat KPPS adalah kelompok yang dientuk oleh PPS untuk menyelenggarakan pemungutan suara di tempat pemungutan suara. 15 Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya disingkat TPS adalah tempat dilaksanakannya pemungutan suara untuk Pemilihan. 16 Bawaslu Provinsi adalah lemaga penyelenggara pemilihan umum yang ertugas mengawasi penyelenggaraan pemilihan umum di wilayah provinsi seagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai penyelenggara pemilihan umum yang dierikan tugas dan wewenang dalam pengawasan penyelenggaraan Pemilihan Guernur dan Wakil Guernur erdasarkan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini. 17 Panitia Pengawas Pemilihan Kaupaten/Kota yang selanjutnya diseut Panwas Kaupaten/Kota adalah panitia yang dientuk oleh Bawaslu Provinsi yang ertugas untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilihan di wilayah Kaupaten/Kota. 18 Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan yang selanjutnya diseut Panwas Kecamatan adalah panitia yang dientuk oleh Panwas Kaupaten/Kota yang ertugas untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilihan di wilayah Kecamatan. 19 Pengawas Pemilihan Lapangan yang selanjutnyan disingkat PPL adalah petugas yang dientuk oleh Panwas Kecamatan untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilihan di Desa atau seutan lain/kelurahan. 20 Pengawas Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya diseut Pengawas TPS adalah petugas yang dientuk oleh Panwas Kecamatan untuk memantu PPL. 21 Kampanye Pemilihan yang selanjutnya diseut Kampanye adalah kegiatan untuk meyakinkan Pemilih dengan menawarkan visi, misi, dan program Calon Guernur dan Calon Wakil Guernur, Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati, serta Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota. 22 Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi dan tugas pemantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Repulik Indonesia seagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Repulik Indonesia Tahun Pemerintah Daerah adalah kepala daerah seagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. Page 2 of 101

6 = 24 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi yang selanjutnya diseut DPRD Provinsi atau seutan lainnya adalah lemaga perwakilan rakyat daerah di provinsi dan erkedudukan seagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 25 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kaupaten/Kota yang selanjutnya diseut DPRD Kaupaten/Kota atau seutan lainnya adalah lemaga perwakilan rakyat daerah di kaupaten/kota seagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 26 Pemerintah Pusat yang selanjutnya diseut Pemerintah adalah Presiden Repulik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Repulik Indonesia seagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Repulik Indonesia Tahun Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negeri. 28 Hari adalah hari kalender. purnomo BAB II ASAS DAN PRINSIP PELAKSANAAN Bagian Kesatu Asas Pasal 2 Pemilihan dilaksanakan secara demokratis erdasarkan asas langsung, umum, eas, rahasia, jujur, dan adil. Bagian Kedua Prinsip Pelaksanaan Pasal 3 (1) Pemilihan dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sekali secara serentak di seluruh wilayah Negara Kesatuan Repulik Indonesia. (2) Dihapus. Dihapus Pasal 4 Pasal 5 (1) Pemilihan diselenggarakan melalui 2 (dua) tahapan yaitu tahapan persiapan dan tahapan penyelenggaraan. (2) Tahapan persiapan seagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a c d e perencanaan program dan anggaran; penyusunan peraturan penyelenggaraan Pemilihan; perencanaan penyelenggaraan yang meliputi penetapan tata cara dan jadwal tahapan pelaksanaan Pemilihan; pementukan PPK, PPS, dan KPPS; pementukan Panwas Kaupaten/Kota, Panwas Kecamatan, PPL, dan Pengawas TPS; Page 3 of 101

7 = f g h pemeritahuan dan pendaftaran pemantau Pemilihan; penyerahan daftar penduduk potensial Pemilih; dan pemutakhiran dan penyusunan daftar Pemilih. (3) Tahapan penyelenggaraan seagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a c d e f g h i j k l Dihapus. Dihapus. pengumuman pendaftaran pasangan poe calon Guernur dan Calon Wakil Guernur, pasangan poe calon Bupati dan Calon Wakil Bupati, serta pasangan poe calon Walikota dan Calon Wakil Walikota; pendaftaran pasangan poe calon Guernur dan Calon Wakil Guernur, pasangan poe calon Bupati dan Calon Wakil Bupati, serta pasangan poe calon Walikota dan Calon Wakil Walikota; penelitian persyaratan Calon Guernur dan Calon Wakil Guernur, Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati, serta Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota; penetapan pasangan poe calon Guernur dan Calon Wakil Guernur, pasangan poe calon Bupati dan Calon Wakil Bupati, serta pasangan poe calon Walikota dan Calon Wakil Walikota; pelaksanaan Kampanye; pelaksanaan pemungutan suara; penghitungan suara dan rekapitulasi hasil penghitungan suara; penetapan calon terpilih; penyelesaian pelanggaran dan sengketa hasil Pemilihan; dan pengusulan pengesahan pengangkatan calon terpilih. (4) Ketentuan leih lanjut mengenai rincian tahapan persiapan dan penyelenggaraan Pemilihan diatur dengan Peraturan KPU. Pasal 6 (1) KPU Provinsi menyampaikan laporan kegiatan setiap tahapan penyelenggaraan Pemilihan Guernur dan Wakil Guernur kepada DPRD Provinsi dan KPU dengan temusan kepada Presiden melalui Menteri. (2) KPU Kaupaten/Kota menyampaikan laporan kegiatan setiap tahapan penyelenggaraan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota kepada DPRD Kaupaten/Kota dengan temusan kepada KPU Provinsi dan Guernur. (3) Laporan seagaimana dimaksud pada ayat (2) oleh KPU Provinsi diteruskan kepada KPU dan oleh Guernur diteruskan kepada Menteri. Purn omo Page 4 of 101

8 = BAB III PERSYARATAN CALON Pasal 7 (1) Setiap warga negara erhak memperoleh kesempatan yang sama untuk mencalonkan diri dan dicalonkan seagai Calon Guernur dan Calon Wakil Guernur, Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati, serta Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota. (2) Calon Guernur dan Calon Wakil Guernur, Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati, serta Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota seagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan seagai erikut: a ertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; setia kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Repulik Indonesia Tahun 1945, cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, dan Negara Kesatuan Repulik Indonesia; c erpendidikan paling rendah sekolah lanjutan tingkat atas atau sederajat; d e f dihapus; erusia paling rendah 30 (tiga puluh) tahun untuk Calon Guernur dan Calon Wakil Guernur serta 25 (dua puluh lima) tahun untuk Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati serta Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota; mampu secara jasmani, rohani, dan eas dari penyalahgunaan narkotika erdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan menyeluruh dari tim; g tidak pernah seagai terpidana erdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap atau agi mantan terpidana telah secara teruka dan jujur mengemukakan kepada pulik ahwa yang ersangkutan mantan terpidana; Yang dimaksud dengan mantan terpidana adalah orang yang sudah tidak ada huungan aik teknis (pidana) maupun administratif dengan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di idang hukum dan hak asasi manusia, kecuali mantan terpidana andar narkoa dan terpidana kejahatan seksual terhadap anak. h tidak sedang dicaut hak pilihnya erdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap; Page 5 of 101

9 = i tidak pernah melakukan peruatan tercela yang diuktikan dengan surat keterangan catatan kepolisian; Yang dimaksud dengan melakukan peruatan tercela antara lain judi, mauk, pemakai/pengedar narkotika, dan erzina, serta peruatan melanggar kesusilaan lainnya. Page 6 of 101 j menyerahkan daftar kekayaan priadi; k tidak sedang memiliki tanggungan utang secara Yang dimaksud dengan perseorangan dan/atau secara adan hukum yang menjadi merugikan keuangan tanggung jawanya yang merugikan keuangan negara; negara adalah kekurangan uang, surat erharga, dan arang, yang nyata dan pasti jumlahnya seagai akiat peruatan melawan hukum aik sengaja maupun lalai. l tidak sedang dinyatakan pailit erdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap; m memiliki Nomor Pokok Waji Pajak dan memiliki laporan pajak priadi; n o p q elum pernah menjaat seagai Guernur, Wakil Guernur, Bupati, Wakil Bupati, Walikota, dan Wakil Walikota selama 2 (dua) kali masa jaatan dalam jaatan yang sama untuk Calon Guernur, Calon Wakil Guernur, Calon Bupati, Calon Wakil Bupati, Calon Walikota, dan Calon Wakil Walikota; elum pernah menjaat seagai Guernur untuk calon Wakil Guernur, atau Bupati/Walikota untuk Calon Wakil Bupati/Calon Wakil Walikota pada daerah yang sama erhenti dari jaatannya agi Guernur, Wakil Guernur, Bupati, Wakil Bupati, Walikota, dan Wakil Walikota yang mencalonkan diri di daerah lain sejak ditetapkan seagai calon; tidak erstatus seagai penjaat Guernur, penjaat Bupati, Ketentuan ini dan penjaat Walikota; dimaksudkan untuk mencegah penjaat Guernur, penjaat Bupati, dan penjaat Walikota mengundurkan diri untuk mencalonkan diri menjadi Guernur, Wakil Guernur, Bupati, Wakil Bupati, Walikota, atau Wakil Walikota.

10 = r s t u dihapus; menyatakan secara tertulis pengunduran diri seagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat, anggota Dewan Perwakilan Daerah, dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sejak ditetapkan seagai pasangan poe calon peserta Pemilihan; menyatakan secara tertulis pengunduran diri seagai anggota Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Repulik Indonesia, dan Pegawai Negeri Sipil serta Kepala Desa atau seutan lain sejak ditetapkan seagai pasangan poe calon peserta Pemilihan; dan erhenti dari jaatan pada adan usaha milik negara atau adan usaha milik daerah sejak ditetapkan seagai calon. purnomo BAB IV PENYELENGGARA PEMILIHAN Bagian Kesatu Umum Pasal 8 (1) Penyelenggaraan Pemilihan menjadi tanggung jawa ersama KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kaupaten/Kota. (2) Pemilihan Guernur dan Wakil Guernur dilaksanakan oleh KPU Provinsi. (3) Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota dilaksanakan oleh KPU Kaupaten/Kota. Bagian Kedua Tugas, Wewenang, dan Kewajian KPU Pasal 9 Tugas dan wewenang KPU dalam penyelenggaraan Pemilihan meliputi: a c d e f menyusun dan menetapkan Peraturan KPU dan pedoman teknis untuk setiap tahapan Pemilihan setelah erkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat, dan Pemerintah dalam forum rapat dengar pendapat yang keputusannya ersifat mengikat mengoordinasi dan memantau tahapan Pemilihan; melakukan evaluasi penyelenggaraan Pemilihan; menerima laporan hasil Pemilihan dari KPU Provinsi dan KPU Kaupaten/Kota; memfasilitasi pelaksanaan tugas KPU Provinsi dan KPU Kaupaten/Kota dalam melanjutkan tahapan pelaksanaan Pemilihan jika Provinsi, Kaupaten, dan Kota tidak dapat melanjutkan tahapan Pemilihan secara erjenjang; dan melaksanakan tugas dan wewenang lain yang dierikan oleh peraturan perundangundangan. Page 7 of 101

11 = KPU dalam penyelenggaraan Pemilihan waji: a Pasal 10 memperlakukan Calon Guernur dan Calon Wakil Guernur, Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati, serta Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota secara adil dan setara; menyampaikan semua informasi penyelenggaraan Pemilihan kepada masyarakat; 1 c d melaksanakan dengan segera rekomendasi dan/atau putusan Bawaslu mengenai sanksi administrasi Pemilihan melaksanakan Keputusan DKPP; dan Yang dimaksud dengan segera yakni tidak melampaui tahapan erikutnya. melaksanakan kewajian lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Pasal 10A KPU memegang tanggung jawa akhir atas penyelenggaraan Pemilihan oleh KPU Provinsi, KPU Kaupaten/Kota, PPK, PPS, KPPS, dan petugas pemutakhiran data Pemilih. purnomo Bagian Ketiga Tugas, Wewenang, dan Kewajian KPU Provinsi Pasal 11 Tugas dan wewenang KPU Provinsi dalam Pemilihan Guernur dan Wakil Guernur meliputi: a c d e f g merencanakan program dan anggaran; merencanakan dan menetapkan jadwal Pemilihan Guernur dan Wakil Guernur; menyusun dan menetapkan tata kerja KPU Provinsi, KPU Kaupaten/Kota, PPK, PPS, dan KPPS dalam Pemilihan Guernur dan Wakil Guernur dengan memperhatikan pedoman dari KPU; menyusun dan menetapkan pedoman teknis untuk setiap tahapan penyelenggaraan Pemilihan Guernur dan Wakil Guernur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; mengoordinasikan, menyelenggarakan, dan mengendalikan semua tahapan penyelenggaraan Pemilihan Guernur dan Wakil Guernur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dengan memperhatikan pedoman dari KPU; menerima daftar Pemilih dari KPU Kaupaten/Kota dalam penyelenggaraan Pemilihan Guernur dan Wakil Guernur; memutakhirkan data Pemilih erdasarkan data kependudukan yang disiapkan dan diserahkan oleh Pemerintah dengan memperhatikan data terakhir: 1 pemilihan umum anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; 2 pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden; dan Page 8 of 101

12 = h i j k l m n o p q r s t u 3 Pemilihan, serta menetapkannya seagai daftar Pemilih; menetapkan Calon Guernur dan Wakil Guernur yang telah memenuhi persyaratan; menetapkan dan mengumumkan hasil rekapitulasi penghitungan suara Pemilihan Guernur dan Wakil Guernur erdasarkan hasil rekapitulasi penghitungan suara di KPU Kaupaten/Kota dalam wilayah Provinsi yang ersangkutan; memuat erita acara penghitungan suara dan sertifikat hasil penghitungan suara serta waji menyerahkannya kepada saksi peserta Pemilihan dan Bawaslu Provinsi; meneritkan Keputusan KPU Provinsi untuk mengesahkan hasil Pemilihan Guernur dan Wakil Guernur dan mengumumkannya; mengumumkan pasangan poe calon Guernur dan Calon Wakil Guernur terpilih dan memuat erita acaranya; melaporkan hasil Pemilihan Guernur dan Wakil Guernur kepada KPU dan Menteri; menindaklanjuti dengan segera rekomendasi Bawaslu Provinsi atas temuan dan laporan adanya dugaan pelanggaran Pemilihan; mengenakan sanksi administratif dan/atau menonaktifkan sementara anggota KPU Kaupaten/Kota, sekretaris KPU Provinsi, dan pegawai sekretariat KPU Provinsi yang terukti melakukan tindakan yang mengakiatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilihan erdasarkan rekomendasi Bawaslu Provinsi dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan; melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan Pemilihan Guernur dan Wakil Guernur dan/atau yang erkaitan dengan tugas dan wewenang KPU Provinsi kepada masyarakat; melaksanakan pedoman yang ditetapkan oleh KPU; memerikan pedoman terhadap penetapan organisasi dan tata cara penyelenggaraan Pemilihan Guernur dan Wakil Guernur sesuai dengan tahapan yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan; melakukan evaluasi dan memuat laporan penyelenggaraan Pemilihan Guernur dan Wakil Guernur; menyampaikan laporan mengenai hasil Pemilihan Guernur dan Wakil Guernur kepada DPRD Provinsi; dan melaksanakan tugas dan wewenang lain yang dierikan oleh KPU dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan. Page 9 of 101 Pasal 12 Dalam pelaksanaan Pemilihan Guernur dan Wakil Guernur, KPU Provinsi waji: a c melaksanakan semua tahapan penyelenggaraan Pemilihan Guernur dan Wakil Guernur dengan tepat waktu; memperlakukan peserta Pemilihan Guernur dan Wakil Guernur secara adil dan setara; menyampaikan semua informasi penyelenggaraan Pemilihan Guernur dan Wakil Guernur kepada masyarakat;

13 = d e f g h i j k melaporkan pertanggungjawaan penggunaan anggaran sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; menyampaikan laporan pertanggungjawaan semua kegiatan penyelenggaraan Pemilihan Guernur dan Wakil Guernur kepada KPU dan Menteri; mengelola, memelihara, dan merawat arsip/dokumen serta melaksanakan penyusutannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; menyampaikan laporan periodik mengenai tahapan penyelenggaraan Pemilihan Guernur dan Wakil Guernur kepada KPU dan Menteri dengan temusan kepada Bawaslu; memuat erita acara pada setiap rapat pleno KPU Provinsi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; menyediakan dan menyampaikan data hasil Pemilihan Guernur dan Wakil Guernur di tingkat Provinsi; melaksanakan Keputusan DKPP; dan melaksanakan kewajian lain yang dierikan KPU dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 13 Tugas dan wewenang KPU Kaupaten/Kota dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota meliputi: a merencanakan program dan anggaran; c d e f g merencanakan dan menetapkan jadwal Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota; menyusun dan menetapkan tata kerja KPU Kaupaten/Kota, PPK, PPS, dan KPPS dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota dengan memperhatikan pedoman dari KPU dan/atau KPU Provinsi; menyusun dan menetapkan pedoman teknis untuk setiap tahapan penyelenggaraan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; mementuk PPK, PPS, dan KPPS dalam Pemilihan Guernur dan Wakil Guernur, Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati, serta Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota dalam wilayah kerjanya; mengoordinasikan, menyelenggarakan, dan mengendalikan semua tahapan penyelenggaraan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dengan memperhatikan pedoman dari KPU dan/atau KPU Provinsi; menerima daftar Pemilih dari PPK dalam penyelenggaraan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota; Page 10 of 101

14 = h i j k l m n o p q r s t u v memutakhirkan data Pemilih erdasarkan data kependudukan yang disiapkan dan diserahkan oleh Pemerintah dengan memperhatikan data terakhir: 1 pemilihan umum anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; 2 pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden; dan 3 Pemilihan, serta menetapkannya seagai daftar Pemilih; menerima daftar Pemilih dari PPK dalam penyelenggaraan Pemilihan Guernur dan Wakil Guernur dan menyampaikannya kepada KPU Provinsi; menetapkan pasangan poe calon Bupati dan Calon Wakil Bupati serta pasangan poe calon Walikota dan Calon Wakil Walikota yang telah memenuhi persyaratan; menetapkan dan mengumumkan hasil rekapitulasi penghitungan suara Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota erdasarkan rekapitulasi hasil penghitungan suara dari seluruh PPK di wilayah Kaupaten/Kota yang ersangkutan; memuat erita acara penghitungan suara serta memuat sertifikat penghitungan suara dan waji menyerahkannya kepada saksi peserta Pemilihan, Panwaslu Kaupaten/Kota, dan KPU Provinsi; meneritkan Keputusan KPU Kaupaten/Kota untuk mengesahkan hasil Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota; mengumumkan pasangan poe calon Bupati dan Wakil Bupati serta pasangan poe calon Walikota dan Wakil Walikota terpilih dan diuatkan erita acaranya; melaporkan hasil Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota kepada Menteri melalui Guernur dan kepada KPU melalui KPU Provinsi; menindaklanjuti dengan segera rekomendasi Panwaslu Kaupaten/Kota atas temuan dan laporan adanya dugaan pelanggaran Pemilihan; mengenakan sanksi administratif dan/atau menonaktifkan sementara anggota PPK, anggota PPS, sekretaris KPU Kaupaten/Kota, dan pegawai sekretariat KPU Kaupaten/Kota yang terukti melakukan tindakan yang mengakiatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan pemilihan erdasarkan rekomendasi Panwaslu Kaupaten/Kota dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan; melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan Pemilihan dan/atau yang erkaitan dengan tugas KPU Kaupaten/Kota kepada masyarakat; melaksanakan tugas dan wewenang yang erkaitan dengan pemilihan Guernur dan Wakil Guernur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan pedoman KPU dan/atau KPU Provinsi; melakukan evaluasi dan memuat laporan penyelenggaraan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta pemilihan Walikota dan Wakil Walikota; menyampaikan hasil pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta pemilihan Walikota dan Wakil Walikota kepada KPU Provinsi, Guernur, dan DPRD kaupaten/kota; dan melaksanakan tugas dan wewenang lain yang dierikan oleh KPU, KPU Provinsi, dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan. Page 11 of 101

15 = Page 12 of 101 Pasal 14 KPU Kaupaten/Kota dalam pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta pemilihan Walikota dan Wakil Walikota waji: a melaksanakan semua tahapan penyelenggaraan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta pemilihan Walikota dan Wakil Walikota dengan tepat waktu; memperlakukan peserta pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta pemilihan Walikota dan Wakil Walikota secara adil dan setara; c menyampaikan semua informasi penyelenggaraan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta pemilihan Walikota dan Wakil Walikota kepada masyarakat; d melaporkan pertanggungjawaan penggunaan anggaran sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; e menyampaikan laporan pertanggungjawaan semua kegiatan penyelenggaraan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta pemilihan Walikota dan Wakil Walikota kepada Menteri melalui Guernur dan kepada KPU melalui KPU Provinsi; f mengelola, memelihara, dan merawat arsip/dokumen serta melaksanakan penyusutannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; g mengelola arang inventaris KPU Kaupaten/Kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; h menyampaikan laporan periodik mengenai tahapan penyelenggaraan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta pemilihan Walikota dan Wakil Walikota kepada Menteri melalui Guernur, kepada KPU dan KPU Provinsi serta menyampaikan temusannya kepada Bawaslu Provinsi; i memuat erita acara pada setiap rapat pleno KPU Kaupaten/Kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; j menyampaikan data hasil Pemilihan dari tiap TPS pada tingkat Kaupaten/Kota kepada peserta Pemilihan paling lama 7 (tujuh) hari setelah rekapitulasi di Kaupaten/Kota; k melaksanakan Keputusan DKPP; dan l melaksanakan kewajian lain yang dierikan KPU, KPU Provinsi dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan. Bagian Keempat PPK Pasal 15 (1) Untuk menyelenggarakan Pemilihan di tingkat Kecamatan dientuk PPK. (2) PPK erkedudukan di iu kota Kecamatan. (3) PPK dientuk oleh KPU Kaupaten/Kota paling lamat 6 (enam) ulan seelum pemungutan suara dan diuarkan 2 (dua) ulan setelah pemungutan suara. (4) Hak keuangan anggota PPK dihitung sesuai dengan waktu pelaksanaan tugasnya. Pasal 16 (1) Anggota PPK seanyak 5 (lima) orang yang memenuhi syarat erdasarkan Undang-Undang. (1a) seleksi penerimaan anggota PPK dilaksanakan secara teruka dengan memperhatikan kompetensi, kapasitas, integritas, dan kemandirian calon anggota PPK

16 = (2) Anggota PPK diangkat dan dierhentikan oleh KPU Kaupaten/Kota. (3) Komposisi keanggotaan PPK memperhatikan keterwakilan perempuan paling sedikit 30% (tiga puluh persen). (4) Dalam menjalankan tugasnya, PPK diantu oleh sekretariat yang dipimpin oleh Sekretaris dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi persyaratan. (5) PPK melalui KPU Kaupaten/Kota mengusulkan 3 (tiga) nama calon sekretaris PPK kepada Bupati/Walikota untuk selanjutnya dipilih dan ditetapkan 1 (satu) nama seagai Sekretaris PPK dengan Keputusan Bupati/Walikota. Tugas, wewenang, dan kewajian PPK meliputi: a c d e Pasal 17 memantu KPU Provinsi dan KPU Kaupaten/Kota dalam melakukan pemutakhiran data pemilih, Daftar Pemilih Sementara, dan Daftar Pemilih Tetap; memantu KPU Provinsi dan KPU Kaupaten/Kota dalam menyelenggarakan Pemilihan; melaksanakan semua tahapan penyelenggaraan Pemilihan di tingkat Kecamatan yang telah ditetapkan oleh KPU Provinsi dan KPU Kaupaten/Kota; menerima dan menyampaikan daftar pemilih kepada KPU Kaupaten/Kota; mengumpulkan hasil penghitungan suara dari seluruh PPS di wilayah kerjanya; f melakukan rekapitulasi hasil penghitungan suara seagaimana dimaksud pada huruf e dalam rapat yang dihadiri oleh saksi peserta Pemilihan dan Panwas kecamatan; g mengumumkan hasil rekapitulasi seagaimana dimaksud pada huruf f; h i j k l m n o menyerahkan hasil rekapitulasi suara seagaimana dimaksud pada huruf f kepada seluruh peserta Pemilihan; memuat erita acara penghitungan suara serta memuat sertifikat penghitungan suara dan waji menyerahkannya kepada saksi peserta Pemilihan, Panwas Kecamatan, dan KPU Provinsi dan KPU Kaupaten/Kota; menindaklanjuti dengan segera temuan dan laporan yang disampaikan oleh Panwas Kecamatan; melakukan evaluasi dan memuat laporan setiap tahapan penyelenggaraan Pemilihan di wilayah kerjanya; melakukan verifikasi dan rekapitulasi dukungan calon perseorangan; melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan Pemilihan dan/atau yang erkaitan dengan tugas dan wewenang PPK kepada masyarakat; melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajian lain yang dierikan oleh KPU Kaupaten/Kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajian lain yang dierikan oleh ketentuan peraturan perundang-undangan. Purno Page 13 of 101

17 = Bagian Kelima PPS Pasal 18 (1) Untuk menyelenggarakan Pemilihan di Desa atau seutan lain/kelurahan dientuk PPS. (2) PPS erkedudukan di Desa atau seutan lain/kelurahan. (3) PPS dientuk oleh KPU Kaupaten/Kota 6 (enam) ulan seelum pemungutan suara dan diuarkan paling lamat 2 (dua) ulan setelah pemungutan suara. (4) Hak keuangan anggota PPS dihitung sesuai dengan waktu pelaksanaan tugasnya. (1) Anggota PPS erjumlah 3 (tiga) orang. Pasal 19 (2) Seleksi penerimaan anggota PPS dilaksanakan secara teruka dengan memperhatikan kompetensi, kapasitas, integritas, dan kemandirian calon anggota PPS. (3) Anggota PPS diangkat dan dierhentikan oleh KPU Kaupaten/Kota Tugas, wewenang, dan kewajian PPS meliputi: a c purnomo Pasal 20 memantu KPU Kaupaten/Kota dan PPK dalam melakukan pemutakhiran data Pemilih, Daftar Pemilih Sementara, daftar Pemilih hasil peraikan, dan Daftar Pemilih Tetap; mementuk KPPS; melakukan verifikasi dan rekapitulasi dukungan calon perseorangan; Yang dimaksud dengan verifikasi dukungan calon perseorangan adalah penelitian mengenai keasahan surat pernyataan dukungan, fotokopi Kartu Tanda Penduduk Elektronik, pemuktian tidak adanya dukungan ganda, tidak adanya pendukung yang telah meninggal dunia, tidak adanya pendukung yang sudah tidak lagi menjadi penduduk di wilayah yang ersangkutan, atau tidak adanya pendukung yang tidak mempunyai hak pilih. Page 14 of 101

18 = Yang dimaksud dengan rekapitulasi dukungan calon perseorangan adalah pemuatan rincian nama-nama pendukung calon perseorangan erdasarkan hasil verifikasi yang ditandatangani oleh ketua dan anggota PPS serta diketahui oleh kepala kelurahan/kepala desa atau seutan lain. d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w mengusulkan calon petugas pemutakhiran data Pemilih kepada KPU Kaupaten/Kota; mengumumkan daftar Pemilih; menerima masukan dari masyarakat tentang Daftar Pemilih Sementara; melakukan peraikan dan mengumumkan hasil peraikan Daftar Pemilih Sementara; menetapkan hasil peraikan Daftar Pemilih Sementara seagaimana dimaksud pada huruf g untuk menjadi Daftar Pemilih Tetap; mengumumkan Daftar Pemilih Tetap seagaimana dimaksud pada huruf h dan melaporkan kepada KPU Kaupaten/Kota melalui PPK; menyampaikan daftar Pemilih kepada PPK; melaksanakan semua tahapan penyelenggaraan Pemilihan di tingkat Desa atau seutan lain/kelurahan yang telah ditetapkan oleh KPU Kaupaten/Kota dan PPK; mengumpulkan hasil penghitungan suara dari seluruh TPS di wilayah kerjanya; Dihapus. Dihapus. Dihapus. Dihapus. menjaga dan mengamankan keutuhan kotak suara setelah penghitungan suara dan setelah kotak suara disegel; meneruskan kotak suara dari setiap TPS kepada PPK pada hari yang sama setelah terkumpulnya kotak suara dari setiap TPS dan tidak memiliki kewenangan memuka kotak suara yang sudah disegel oleh KPPS; menindaklanjuti dengan segera temuan dan laporan yang disampaikan oleh PPL; melakukan evaluasi dan memuat laporan setiap tahapan penyelenggaraan Pemilihan di wilayah kerjanya; melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan Pemilihan dan/atau yang erkaitan dengan tugas dan wewenang PPS kepada masyarakat; memantu PPK dalam menyelenggarakan Pemilihan, kecuali dalam hal penghitungan suara; melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajian lain yang dierikan oleh KPU Kaupaten/Kota, dan PPK sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan Page 15 of 101

19 = x Page 16 of 101 melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajian lain yang dierikan oleh peraturan perundang-undangan. Pasal 21 purnomo (1) Anggota KPPS erjumlah 7 (tujuh) orang yang erasal dari anggota masyarakat di sekitar TPS yang memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (1a) Seleksi penerimaan anggota KPPS dilaksanakan secara teruka dengan memperhatikan kompetensi, kapasitas, integritas, dan kemandirian calon anggota KPPS (2) Anggota KPPS diangkat dan dierhentikan oleh PPS atas nama Ketua KPU Kaupaten/Kota. (3) Pengangkatan dan pemerhentian anggota KPPS waji dilaporkan kepada KPU Kaupaten/Kota. (4) Susunan keanggotaan KPPS terdiri atas seorang ketua merangkap anggota dan anggota. Tugas, wewenang, dan kewajian KPPS meliputi: a c d e f g h I j k Pasal 22 mengumumkan dan menempelkan Daftar Pemilih Tetap di TPS; menyerahkan Daftar Pemilih Tetap kepada saksi peserta Pemilihan yang hadir dan PPL; melaksanakan pemungutan dan penghitungan suara di TPS; mengumumkan hasil penghitungan suara di TPS; menindaklanjuti dengan segera temuan dan laporan yang disampaikan oleh saksi, PPL, peserta Pemilihan, dan masyarakat pada hari pemungutan suara; menjaga dan mengamankan keutuhan kotak suara setelah penghitungan suara dan setelah kotak suara disegel; memuat erita acara pemungutan dan penghitungan suara serta memuat sertifikat penghitungan suara dan waji menyerahkannya kepada saksi peserta Pemilihan, PPL, dan PPK melalui PPS; menyerahkan hasil penghitungan suara kepada PPS dan PPL; menyerahkan kotak suara tersegel yang erisi surat suara dan sertifikat hasil penghitungan suara kepada PPK melalui PPS pada hari yang sama; melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajian lain yang dierikan oleh KPU Kaupaten/Kota, PPK, dan PPS sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; dan melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajian lain yang dierikan oleh peraturan perundang-undangan. Bagian Keenam Pengawas Penyelenggaraan Pemilihan Pasal 22A (1) Pengawasan penyelenggaraan Pemilihan menjadi tanggung jawa ersama Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Panwas Kaupaten/Kota.

20 = (2) Pengawasan penyelenggaraan pemilihan Guernur dan Wakil Guernur dilaksanakan oleh Bawaslu Provinsi. (3) Pengawasan penyelenggaraan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati, serta pemilihan Walikota dan Wakil Walikota dilaksanakan oleh Panwas Kaupaten/Kota. Pasal 22B Tugas dan wewenang Bawaslu dalam pengawasan penyelenggaraan Pemilihan meliputi: a c d e f g h i j menyusun dan menetapkan Peraturan Bawaslu dan pedoman teknis pengawasan untuk setiap tahapan Pemilihan serta pedoman tata cara pemeriksaan, pemerian rekomendasi, dan putusan atas keeratan setelah erkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat dan Pemerintah dalam forum rapat dengar pendapat yang keputusannya ersifat mengikat; menerima, memeriksa, dan memutus keeratan atas putusan Bawaslu Provinsi terkait pemilihan Calon Guernur dan Calon Wakil Guernur, Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati, atau Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota terkait dengan Pemilihan yang diajukan oleh pasangan poe calon dan/atau Partai Politik/gaungan Partai Politik terkait penjatuhan sanksi diskualifikasi dan/atau tidak diizinkannya Partai Politik/gaungan Partai Politik untuk mengusung pasangan poe calon dalam Pemilihan erikutnya. mengoordinasikan dan memantau tahapan pengawasan penyelenggaraan Pemilihan; melakukan evaluasi pengawasan penyelenggaraan Pemilihan; menerima laporan hasil pengawasan penyelenggaraan Pemilihan dari Bawaslu Provinsi dan Panwas Kaupaten/Kota; memfasilitasi pelaksanaan tugas Bawaslu Provinsi dan Panwas Kaupaten/Kota dalam melanjutkan tahapan pelaksanaan pengawasan penyelenggaraan Pemilihan jika Provinsi, Kaupaten, dan Kota tidak dapat melanjutkan tahapan pelaksanaan pengawasan penyelenggaraan Pemilihan secara erjenjang; melaksanakan tugas dan wewenang lain yang dierikan oleh peraturan perundangundangan; melakukan peminaan dan pengawasan terhadap Bawaslu Provinsi dan Panwas Kaupaten/Kota; menerima dan menindaklanjuti laporan atas tindakan pelanggaran Pemilihan; dan menindaklanjuti rekomendasi dan/atau putusan Bawaslu Provinsi maupun Panwas Kaupaten/Kota kepada KPU terkait terganggunya tahapan Pemilihan. Pasal 22C Bawaslu dalam pengawasan penyelenggaraan Pemilihan waji: a memperlakukan Calon Guernur dan Calon Wakil Guernur, Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati, serta Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota secara adil dan setara; menyampaikan semua informasi pengawasan penyelenggaraan Pemilihan kepada masyarakat; c melaksanakan Keputusan DKPP; dan Page 17 of 101

21 = d Page 18 of 101 melaksanakan kewajian lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. purnomo Pasal 22D Bawaslu memegang tanggung jawa akhir atas pengawasan penyelenggaraan Pemilihan oleh Bawaslu Provinsi, Panwas Kaupaten/Kota, Panwas Kecamatan, PPL, dan Pengawas TPS. Pasal 23 (1) Pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemilihan dilaksanakan oleh Bawaslu Provinsi, Panwas Kaupaten/Kota, Panwas Kecamatan, PPL, dan Pengawas TPS. (2) Keanggotaan Bawaslu Provinsi, Panwas Kaupaten/Kota, Panwas Kecamatan, PPL, dan Pengawas TPS erasal dari kalangan profesional yang mempunyai kemampuan dalam melakukan pengawasan dan tidak menjadi anggota Partai Politik. (3) Bawaslu Provinsi, Panwas Kaupaten/Kota, dan Panwas Kecamatan masing-masing eranggotakan 3 (tiga) orang. (4) PPL erjumlah 1 (satu) orang setiap Desa atau seutan lain/kelurahan. (5) Pengawas TPS erjumlah 1 (satu) orang setiap TPS. Pasal 24 (1) Panwas Kaupaten/Kota dientuk paling lamat 1 (satu) ulan seelum tahapan persiapan penyelenggaraan Pemilihan dimulai dan diuarkan paling lamat 2 (dua) ulan setelah seluruh tahapan penyelenggaraan Pemilihan selesai. (2) Panwas Kaupaten/Kota dientuk dan ditetapkan oleh Bawaslu Provinsi. (3) Penetapan anggota Panwas Kaupaten/Kota seagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan setelah melalui seleksi oleh Bawaslu Provinsi. Pasal 25 (1) Panwas Kecamatan dientuk 1 (satu) ulan seelum tahapan pertama penyelenggaraan Pemilihan dimulai dan erakhir paling lamat 2 (dua) ulan setelah seluruh tahapan penyelenggaraan Pemilihan selesai. (2) Panwas Kecamatan untuk Pemilihan dientuk oleh Panwas Kaupaten/Kota dan ditetapkan dengan Keputusan Panwas Kaupaten/Kota. Pasal 26 (1) PPL dientuk 1 (satu) ulan seelum tahapan pertama penyelenggaraan Pemilihan dimulai dan diuarkan paling lamat 2 (dua) ulan setelah seluruh tahapan penyelenggaraan Pemilihan selesai. (2) Anggota PPL erjumlah 1 (satu) orang setiap Desa atau seutan lain/kelurahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

22 = (3) Anggota PPL seagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Panwas Kecamatan. Pasal 27 (1) Dalam melaksanakan tugas pengawasan, PPL dapat diantu 1 (satu) orang Pengawas TPS di masing-masing TPS erdasarkan usulan PPL kepada Panwas Kecamatan. (2) Pengawas TPS dientuk 23 (dua puluh tiga) hari seelum hari pemungutan suara Pemilihan dan diuarkan 7 (tujuh) hari setelah hari pemungutan suara Pemilihan. (3) Tugas dan wewenang Pengawas TPS: a c d e f mengawasi persiapan pemungutan dan penghitungan suara; mengawasi pelaksanaan pemungutan suara; mengawasi persiapan penghitungan suara; mengawasi pelaksanaan penghitungan suara; menyampaikan keeratan dalam hal ditemukannya dugaan pelanggaran, kesalahan, dan/atau penyimpangan administrasi pemungutan dan penghitungan suara; dan menerima salinan erita acara dan sertifikat pemungutan dan penghitungan suara. (4) Kewajian Pengawas TPS: a c d menyampaikan laporan hasil pengawasan pemungutan dan penghitungan suara; menyampaikan laporan dugaan pelanggaran pidana pemilihan yang terjadi di TPS kepada Panwas Kecamatan melalui PPL; menyampaikan dokumen hasil pemungutan dan penghitungan suara kepada PPL; dan melaksanakan kewajian lain yang diperintahkan oleh ketentuan peraturan perundangundangan. Pasal 28 (1) Tugas dan wewenang Bawaslu Provinsi adalah: a mengawasi tahapan penyelenggaraan Pemilihan di wilayah provinsi yang meliputi: 1 pemutakhiran data Pemilih erdasarkan data kependudukan dan penetapan Daftar Pemilih Sementara dan Daftar Pemilih Tetap; 2 pencalonan yang erkaitan dengan persyaratan dan tata cara pencalonan Guernur dan Wakil Guernur; 3 proses penetapan pasangan poe calon Guernur dan Calon Wakil Guernur; 4 penetapan pasangan poe calon Guernur dan Calon Wakil Guernur; 5 pelaksanaan Kampanye; 6 pengadaan logistik Pemilihan dan pendistriusiannya; 7 pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara dan penghitungan suara hasil Pemilihan; 8 pengawasan seluruh proses penghitungan suara di wilayah kerjanya; Page 19 of 101

23 = c d e f g h 9 proses rekapitulasi suara dari seluruh Kaupaten/Kota yang dilakukan oleh KPU Provinsi; 10 pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara ulang, Pemilihan lanjutan, dan Pemilihan susulan; dan 11 proses penetapan hasil Pemilihan Guernur dan Wakil Guernur; mengelola, memelihara, dan merawat arsip/dokumen serta melaksanakan penyusutannya erdasarkan jadwal retensi arsip yang disusun oleh Bawaslu Provinsi dan lemaga kearsipan Provinsi erdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Bawaslu dan Arsip Nasional Repulik Indonesia; menerima laporan dugaan pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan perundangundangan mengenai Pemilihan; menyampaikan temuan dan laporan kepada KPU Provinsi untuk ditindaklanjuti; meneruskan temuan dan laporan yang ukan menjadi kewenangannya kepada instansi yang erwenang; menyampaikan laporan kepada Bawaslu seagai dasar untuk mengeluarkan rekomendasi Bawaslu yang erkaitan dengan adanya dugaan tindakan yang mengakiatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilihan oleh Penyelenggara Pemilihan di tingkat Provinsi; mengawasi pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi Bawaslu tentang pengenaan sanksi kepada anggota KPU Provinsi, sekretaris dan pegawai sekretariat KPU Provinsi yang terukti melakukan tindakan yang mengakiatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilihan yang sedang erlangsung; mengawasi pelaksanaan sosialisasi penyelenggaraan Pemilihan; dan i melaksanakan tugas dan wewenang lain yang dierikan oleh peraturan perundangundangan. (2) Dalam pelaksanaan tugas dan wewenang seagaimana dimaksud pada ayat (1), Bawaslu Provinsi dapat: a memerikan rekomendasi kepada KPU untuk menonaktifkan sementara dan/atau mengenakan sanksi administratif atas pelanggaran seagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f; dan memerikan rekomendasi kepada yang erwenang atas temuan dan laporan terhadap tindakan yang mengandung unsur tindak pidana Pemilihan. Bawaslu Provinsi waji: a c d Pasal 29 ersikap tidak diskriminatif dalam menjalankan tugas dan wewenangnya; melakukan peminaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas pengawas pemilihan umum pada tingkatan di awahnya; menerima dan menindaklanjuti laporan yang erkaitan dengan dugaan adanya pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan mengenai Pemilihan; menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Bawaslu sesuai dengan tahapan Pemilihan secara periodik dan/atau erdasarkan keutuhan; Page 20 of 101

24 = e f menyampaikan temuan dan laporan kepada Bawaslu erkaitan dengan adanya dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh KPU Provinsi yang mengakiatkan terganggunya penyelenggaraan tahapan Pemilihan di tingkat Provinsi; dan melaksanakan kewajian lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Page 21 of 101 Pasal 30 Tugas dan wewenang Panwas Kaupaten/Kota adalah: a c d e mengawasi tahapan penyelenggaraan Pemilihan yang meliputi: 1 pelaksanaan pengawasan rekrutmen PPK, PPS, dan KPPS; 2 pemutakhiran data pemilih erdasarkan data kependudukan dan penetapan Daftar Pemilih Sementara dan Daftar Pemilih Tetap; 3 pencalonan yang erkaitan dengan persyaratan dan tata cara pencalonan; 4 proses dan penetapan calon; 5 pelaksanaan Kampanye; 6 perlengkapan Pemilihan dan pendistriusiannya; 7 pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara hasil Pemilihan; 8 pelaksanaan pengawasan pendaftaran pemilih; 9 mengendalikan pengawasan seluruh proses penghitungan suara; 10 penyampaian surat suara dari tingkat TPS sampai ke PPK; 11 proses rekapitulasi suara yang dilakukan oleh KPU Provinsi, Kaupaten, dan Kota dari seluruh Kecamatan; 12 pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara ulang, Pemilihan lanjutan, dan Pemilihan susulan; dan 13 proses pelaksanaan penetapan hasil Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota. menerima laporan dugaan pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan perundangundangan mengenai Pemilihan; menyelesaikan temuan dan laporan pelanggaran Pemilihan dan sengketa Pemilihan yang tidak mengandung unsur tindak pidana; menyampaikan temuan dan laporan kepada KPU Provinsi dan KPU Kaupaten/Kota untuk ditindaklanjuti; meneruskan temuan dan laporan yang ukan menjadi kewenangannya kepada instansi yang erwenang; f menyampaikan laporan kepada Bawaslu seagai dasar untuk mengeluarkan rekomendasi Bawaslu yang erkaitan dengan adanya dugaan tindakan yang mengakiatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilihan oleh penyelenggara di Provinsi, Kaupaten, dan Kota; g mengawasi pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi Bawaslu tentang pengenaan sanksi kepada anggota KPU Provinsi dan KPU Kaupaten/Kota, sekretaris dan pegawai sekretariat KPU Provinsi dan KPU Kaupaten/Kota yang terukti melakukan tindakan yang mengakiatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilihan yang sedang erlangsung;

25 = h Page 22 of 101 i mengawasi pelaksanaan sosialisasi penyelenggaraan Pemilihan; dan melaksanakan tugas dan wewenang lain yang dierikan oleh peraturan perundangundangan Pasal 31 Dalam pelaksanaan tugas seagaimana dimaksud dalam Pasal 28, Bawaslu Provinsi erwenang: (1) memerikan rekomendasi kepada KPU dan KPU Provinsi untuk menonaktifkan sementara dan/atau mengenakan sanksi administratif atas pelanggaran seagaimana dimaksud pada Pasal 28 huruf g dan Pasal 30 huruf g; (2) memerikan rekomendasi kepada yang erwenang atas temuan dan laporan terhadap tindakan yang mengandung unsur tindak pidana Pemilihan. Pasal 32 Dalam Pemilihan Bupati dan Walikota, Panwas Kaupaten/Kota waji: a c d e f ersikap tidak diskriminatif dalam menjalankan tugas dan wewenangnya; melakukan peminaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas Panwas pada tingkatan di awahnya; menerima dan menindaklanjuti laporan yang erkaitan dengan dugaan adanya pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan mengenai Pemilihan; menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Bawaslu sesuai dengan tahapan Pemilihan secara periodik dan/atau erdasarkan keutuhan; menyampaikan temuan dan laporan kepada Bawaslu erkaitan dengan adanya dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh KPU Provinsi atau KPU Kaupaten/Kota yang mengakiatkan terganggunya penyelenggaraan tahapan Pemilihan; dan melaksanakan kewajian lain yang dierikan oleh peraturan perundang-undangan. Purn Pasal 33 Tugas dan wewenang Panwas Kecamatan dalam Pemilihan meliputi: a mengawasi tahapan penyelenggaraan Pemilihan di wilayah Kecamatan yang meliputi: 1 pemutakhiran data Pemilih erdasarkan data kependudukan dan penetapan Daftar Pemilih Sementara dan Daftar Pemilih Tetap; 2 pelaksanaan Kampanye; 3 perlengkapan Pemilihan dan pendistriusiannya; 4 pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara hasil Pemilihan; 5 penyampaian surat suara dari TPS sampai ke PPK; 6 proses rekapitulasi suara yang dilakukan oleh PPK dari seluruh TPS; dan; 7 pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara ulang, Pemilihan lanjutan, dan Pemilihan susulan;

Pengantar. Purnomo S. Pringgodigdo

Pengantar. Purnomo S. Pringgodigdo Pengantar Membaca peraturan perundang undangan bukanlah sesuatu yang mudah. Selain bahasa dan struktur, dalam hal Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah tantangan ini bertambah dengan perubahan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.23, 2015 PEMERINTAHAN DAERAH. Pemilihan. Gubernur. Bupati. Walikota. Penetapan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5656) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.245, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Pemilihan. Gubernur. Bupati. Walikota. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5588) PERATURAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA MENJADI UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA MENJADI UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemilihan umum

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemilihan umum

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 101, 2011 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5246) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa penyelenggaraan pemilihan umum

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pemilihan umum

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pemilihan umum secara langsung

Lebih terperinci

Lampiran I : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 02/Kpts/KPU-Kab /2012 Tanggal : 7 Mei 2012

Lampiran I : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 02/Kpts/KPU-Kab /2012 Tanggal : 7 Mei 2012 Lampiran I : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 02/Kpts/KPU-Kab-014.329801/2012 Tanggal : 7 Mei 2012 PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN, PANITIA PEMILIHAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pemilihan umum secara langsung

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 130, 2016 PEMERINTAH DAERAH. Pemilihan. Kepala Daerah. Perubahan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5898) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TATA KERJA DAN POLA HUBUNGAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, BADAN PENGAWAS PEMILIHAN

Lebih terperinci

2 Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pengawasan Pemilihan Umum; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembar

2 Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pengawasan Pemilihan Umum; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembar BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.773, 2015 BAWASLU. Pemilihan Umum. Pengawasan. Perubahan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DRAFT KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM,

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DRAFT KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM, BAHAN UJI PUBLIK 12 MARET 2015 RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR TAHUN 2015 TENTANG TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM, KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH, KOMISI

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 11 TAHUN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA 1 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG- UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pemilihan umum secara langsung

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN WONOGIRI

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN WONOGIRI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN WONOGIRI SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN WONOGIRI NOMOR : 02/Kpts/KPU-Wng-012329512/2010 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN,

Lebih terperinci

Pemilihan Umum Kecamatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 187);

Pemilihan Umum Kecamatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 187); -2- Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 5 Tahun 2015 tentang Pengawasan Tahapan Pencalonan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati serta

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG- UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM, PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM, KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM/KOMISI INDEPENDEN

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA PENYELENGGARA PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2013

PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA PENYELENGGARA PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2013 LAMPIRAN II KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 02/Kpts/KPU-Prov-011/VII/2012 TANGGAL : 20 JULI 2012 TENTANG : PEDOMAN TEKNIS PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN,

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAROLANGUN

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAROLANGUN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAROLANGUN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAROLANGUN NOMOR: 20/Kpts/KPU-Kab/005.435316/Pilbup/Tahun 2016 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA CARA KERJA PANITIA PEMILIHAN

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk memilih Presiden

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI SULAWESI TENGGARA

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI SULAWESI TENGGARA S A L I N A N KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI SULAWESI TENGGARA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI SULAWESI TENGGARA NOMOR : 49/PP.02.3-Kpt/74/Prov/IX/2017 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA KOMISI

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk menjamin tercapainya cita-cita dan tujuan

Lebih terperinci

2017, No d. bahwa Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, Undang- Undang Nomor 15 Tahun 2011 tent

2017, No d. bahwa Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, Undang- Undang Nomor 15 Tahun 2011 tent LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.182, 2017 PEMERINTAHAN. Pemilihan Umum. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6109) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab 014329920/2010 TENTANG TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN, PANITIA PEMILIHAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NO. 10 TH 2005 PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI NO. 10 TH 2005 PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NO. 10 TH 2005 PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER -10/MEN/V/2005 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN KONSILIATOR SERTA TATA KERJA KONSILIASI

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR : 03/Kpts-K/KPU-Kab-012.329506/2013 TENTANG PENETAPAN PEDOMAN TEKNIS ORGANISASI DAN TATA KERJA KOMISI

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk menjamin tercapainya cita-cita dan

Lebih terperinci

KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KPU KABUPATEN TABANAN Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Tabanan sebagai suatu sub sistem dari Komisi Pemilihan Umum,

KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KPU KABUPATEN TABANAN Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Tabanan sebagai suatu sub sistem dari Komisi Pemilihan Umum, KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KPU KABUPATEN TABANAN Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Tabanan sebagai suatu sub sistem dari Komisi Pemilihan Umum, menempati kedudukan yang cukup penting dalam menjaga proses

Lebih terperinci

TANDA TERIMA DOKUMEN PERBAIKAN PASANGAN CALON BUPATI DAN WAKIL BUPATI BATANG TAHUN 2017

TANDA TERIMA DOKUMEN PERBAIKAN PASANGAN CALON BUPATI DAN WAKIL BUPATI BATANG TAHUN 2017 [~M=ODEL TT=.2-KWK~] TANDA TERIMA DOKUMEN PERBAIKAN PASANGAN CALON BUPATI DAN WAKIL BUPATI BATANG TAHUN 2017 Bahwa pada hari..$.'~~.. tanggal...4... ulan Oktoer tahun 2016, telah diterima dokumen peraikan

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 PETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN DAN SELEKSI CALON ANGGOTA KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA (KPPS) DAN PETUGAS KETERTIBAN TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI MUARO JAMBI PADA PEMILIHAN

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk menjamin tercapainya cita-cita dan

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAMBAS

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAMBAS KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAMBAS KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAMBAS NOMOR 6/Kpts/KPU-Kab-019.435667/2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN, PANITIA PEMILIHAN

Lebih terperinci

QANUN ACEH NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DAN PEMILIHAN DI ACEH

QANUN ACEH NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DAN PEMILIHAN DI ACEH QANUN ACEH NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DAN PEMILIHAN DI ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

Lebih terperinci

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM - 2 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN SUARA, DAN KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA DALAM

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KEBUMEN SERTA PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA

PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KEBUMEN SERTA PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA Lampiran I KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 3/Kpts/KPU-Kab-012.329455/2015 TANGGAL : 18 APRIL 2015 TENTANG : PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KEBUMEN SERTA

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI, KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN/KOTA, PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMILIHAN KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMILIHAN KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PEMILIHAN KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan Pemilihan Kepala

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR: 03/Kpts/KPU-Prov-010/2011 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA KOMISI

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA DAN PENETAPAN HASIL

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SOLOK KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SOLOK NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SOLOK KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SOLOK NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SOLOK KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SOLOK NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SOLOK, PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN SELATAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN SELATAN. NOMOR: 015/Kpts/KPU-Prov-022/2015

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN SELATAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN SELATAN. NOMOR: 015/Kpts/KPU-Prov-022/2015 - 1 - SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN SELATAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR: 015/Kpts/KPU-Prov-022/2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN

Lebih terperinci

Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik... 133 I. Umum... 133 II. Pasal Demi Pasal...

Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik... 133 I. Umum... 133 II. Pasal Demi Pasal... DAFTAR ISI Hal - Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum... - BAB I Ketentuan Umum... 4 - BAB II Asas Penyelenggara Pemilu... 6 - BAB III Komisi Pemilihan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SEMARANG. NOMOR : 5/Kpts/KPU-Kota /2015 TENTANG

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SEMARANG. NOMOR : 5/Kpts/KPU-Kota /2015 TENTANG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SEMARANG NOMOR : 5/Kpts/KPU-Kota-012.329521/2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SEMARANG, PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN TAHAPAN PENCALONAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR,

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN SUARA, DAN KELOMPOK

RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN SUARA, DAN KELOMPOK RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN SUARA, DAN KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 8 TAHUN

Lebih terperinci

PENTINGNYA KETERWAKILAN PEREMPUAN DI LEMBAGA PENYELENGGARA PEMILU

PENTINGNYA KETERWAKILAN PEREMPUAN DI LEMBAGA PENYELENGGARA PEMILU PENTINGNYA KETERWAKILAN PEREMPUAN DI LEMBAGA PENYELENGGARA PEMILU DIAN KARTIKASARI, KOALISI PEREMPUAN INDONESIA DISKUSI MEDIA PUSKAPOL, PENTINGNYA KETERWAKILAN PEREMPUAN DALAM KPU DAN BAWASLU, JAKARTA,

Lebih terperinci

2 b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, perlu menetapkan Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum tentang Pengawasan Tahapan

2 b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, perlu menetapkan Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum tentang Pengawasan Tahapan BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.776, 2015 BAWASLU. Tahapan. Pencalonan Pilkada. Pengawasan. Pencabutan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN LAMPIRAN : I SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KENDAL NOMOR : 04/Kpts/KPU-Kab-012.329248/TAHUN 2015 TENTANG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KENDAL TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN BARAT

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN BARAT S A L I N A N KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN BARAT KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR : 17/HK.03.1-Kpt/61/Prov/VIII/2017 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA KOMISI

Lebih terperinci

- 2 - Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Toba Samosir Tahun 2015; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b, perlu

- 2 - Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Toba Samosir Tahun 2015; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b, perlu - 2 - Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Toba Samosir Tahun 2015; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten

Lebih terperinci

MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD

MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD 1945 yang diamandemen Hukum, terdiri dari: Pemahaman Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum Pemahaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN LAMPIRAN I : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 05/Kpts/KPU-Kab- 012.329279/IV/2015 TANGGAL 18 APRIL 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN PEKALONGAN

Lebih terperinci

- 1 - BAB I PENDAHULUAN

- 1 - BAB I PENDAHULUAN - 1 - SALINAN LAMPIRAN I : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BUTON TENGAH NOMOR:12/Kpts/KPU-Kab.026.419168/TAHUN 2016 TENTANG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BUTON TENGAH TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENCALONAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL

Lebih terperinci

TUGAS DAN FUNGSI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2017

TUGAS DAN FUNGSI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2017 TUGAS DAN FUNGSI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2017 KPU Kabupaten 1) Tugas dan wewenang KPU Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan

Lebih terperinci

QANUN ACEH NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DI ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM,

QANUN ACEH NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DI ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM, QANUN ACEH NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DI ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM, Menimbang : a. bahwa pemilihan umum secara langsung, umum, bebas,

Lebih terperinci

2 Kepala Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 10 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Badan Pen

2 Kepala Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 10 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Badan Pen BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.996, 2015 BAWASLU. Penghitungan Suara. Pilkada. Rekapitulasi. Hasil. Pengawasan. Pencabutan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA, RPKPU UNTUK UJI PUBLIK Draft tanggal 17 November 2017 RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN LUAR NEGERI DAN

Lebih terperinci

2015, No tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 23 Tahun 2009 Tentang Pengawasan Kampanye Pemilihan Umu

2015, No tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 23 Tahun 2009 Tentang Pengawasan Kampanye Pemilihan Umu No.992, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Kampanye. Pilkada. Pengawasan. Pencabutan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN KAMPANYE

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BOJONEGORO Jl. K.H.R. Moh. Rosyid No. 93 Bojonegoro Email : kpubojonegoro@gmail.com website : kpud-bojonegorokab.go.id 1.1 Kondisi Umum Komisi Pemilihan Umum (KPU) adalah

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN, PEMBERHENTIAN, DAN PENGGANTIAN ANTAR WAKTU BADAN PENGAWAS

Lebih terperinci

8. Menerima daftar pemilih dari PPK dalam penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah

8. Menerima daftar pemilih dari PPK dalam penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah TUGAS DAN WEWENANG Sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 10 Undang- undang nomor 32 tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilu bahwa tugas, wewenang dan kewajiban KPU Kota dalam menyelenggarakan Pemilu adalah

Lebih terperinci

Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 10 ayat (3) huruf b Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum, KPU

Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 10 ayat (3) huruf b Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum, KPU Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 10 ayat (3) huruf b Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum, KPU Kabupaten/Kota bertugas dan berwenang menyusun dan menetapkan

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN KAMPANYE PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI

Lebih terperinci

2017, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5246); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti U

2017, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5246); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti U No.826, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KPU. Pemilihan. Gubernur dan Wagub. Bupati dan Wabup. Walikota dan Wawali.Pencalonan. Pencabutan. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

2017, No b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 124, Pasal 128, dan Pasal 132 Undang-Undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, Ba

2017, No b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 124, Pasal 128, dan Pasal 132 Undang-Undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, Ba No.1892, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Bawaslu Provinsi. Bawaslu Kab/Kota. Panwaslu Kecamatan. Panwaslu Kelurahan/Desa. Panwaslu LN. Pengawas TPS. Pembentukan, Pemberhentian, dan Penggantian

Lebih terperinci

2012, No Mengingat membentuk Undang-Undang tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan

2012, No Mengingat membentuk Undang-Undang tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.117, 2012 POLITIK. PEMILU. DPR. DPD. DPRD. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5316) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.299, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMISI PEMILIHAN UMUM. Panitia Pemilihan. Pemungutan Suara. Pemilu 2014. Pembentukan. Tata Kerja. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM I. UMUM Pemilihan Umum merupakan perwujudan kedaulatan rakyat guna menghasilkan pemerintahan yang

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PELAPORAN DAN PENANGANAN PELANGGARAN PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang:

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan Persetujuan Bersama

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan Persetujuan Bersama www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN PATI KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN PATI NOMOR : 10/Kpts/KPU-Kab.012.329311/VI/2016 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN PATI, PEMBENTUKAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB II DISKRIPSI ORGANISASI

BAB II DISKRIPSI ORGANISASI BAB II DISKRIPSI ORGANISASI 2.1. Sejarah Organisasi Pemilihan umum adalah sarana pelaksanaan kadaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.704, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KPU. Panitia Pemilihan Pemungutan Suara. Kecamatan. Pembentukan. Tata Kerja. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA

Lebih terperinci

Tugas dan Wewenang KPU Kabupaten Mamuju. Written by sysadmin Rabu, 07 September :40 - Last Updated Rabu, 23 Mei :25

Tugas dan Wewenang KPU Kabupaten Mamuju. Written by sysadmin Rabu, 07 September :40 - Last Updated Rabu, 23 Mei :25 Sesuai dengan ketentuan pasal 10 Undang Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum bahwa tugas, wewenang dan kewajiban KPU Kabupaten dalam menyelenggarakan Pemilu adalah: Tugas dan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMILIHAN KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMILIHAN KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PEMILIHAN KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan Pemilihan

Lebih terperinci