JURNAL PUBLIKASI ILMIAH
|
|
- Vera Hartanto
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEMODELAN SPASIAL UNTUK PANDUAN JALUR MOBILITAS PENDUDUK KELURAHAN CONDONGCATUR MENUJU PUSAT-PUSAT PELAYANAN PUBLIK DI WILAYAH PERKOTAAN YOGYAKARTA (INNER RINGROAD) JURNAL PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Derajat S-1 Program Studi Geografi Dan Memeproleh Gelar Sarjana Diajukan oleh: Teguh Priyanto NIRM : E Kepada FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2 2
3 3
4 EMODELAN SPASIAL UNTUK PANDUAN JALUR MOBILITAS PENDUDUK KELURAHAN CONDONGCATUR MENUJU PUSAT-PUSAT PELAYANAN PUBLIK DI WILAYAH PERKOTAAN YOGYAKARTA (INNER RINGROAD) SPATIAL MODELING FOR LANE GUIDANCE POPULATION MOBILITY CONDONGCATUR VILLAGE TOWARDS A PUBLIC SERVICE CENTER IN URBAN AREAS YOGYAKARTA (INNER RINGROAD) ABSTACT Teguh Priyanto Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta priyantoteguh44@yahoo.co.id Kegiatan mobilitas penduduk merupakan suatu interaksi yang terjadi antara manusia terhadap tata guna lahan. Interaksi yang terjadi antara penduduk dengan pusat-pusat pelayanan akan menimbulkan arus pergerakan/mobilitas penduduk dari tempat tinggalnya ke pusat-pusat pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhanya. Permasalahan yang sering dihadapi dalam kegiatan mobilitas saat ini adalah masalah transportasi perkotaan umumnya meliputi kemacetan lalulintas, parkir, angkutan umum, polusi dan masalah ketertiban lalulintas. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan solusi alternatif kususnya bagi penduduk Kelurahan Condongcatur mengenai jalur-jalur yang efektif untuk dilalui dalam melakukan mobilitas dengan membuat suatu pemodelan rute optimal dalam dengan memafaatkan teknologi penginderaan jauh dan sistem informasi geografis (SIG). Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan mengkaji kemampuan hasil interpretasi citra Quickbird, menghitung nilai impedasi lahan hambatan samping dan kecepatan rata-rata. Data yang digunakan sebagai sebagai parameter dalam penetuan jalur mobilitas adalah kecepatan rata-rata lintasan jalan, waktu tempuh dan gangguan samping jalan. Informasi mengenai ganggunan samping jalan dapat diketahui dari proses interpretasi penggunaan lahan samping jalan dengan bantuan citra Quickbird. Hasil akhir dari penelitian ini berupa beberapa model jalur-jalur mobilitas penduduk Kelurahan Condongcatur yang dapat memberikan informasi mengenai jalur yang optimal dan terkedat menuju pusat-pusat pelayanan publik dengan nilai impedansi 0, seperti halnya pada jalur dari JL. Kaliurang menuju Rumah Sakit Pantai Rapih yang melintasi JL. Persatuan kemudian belok kiri ke JL. Terban dan belok kanan ke JL. Cik Ditiro dan tiba di Rumah Sakit Pantai Rapih. Mobility activity is an interaction that occurs between people of the land. Interactions that occur between people with the service centers will lead to the current movement / mobility of people from their homes to the centers of public services to meet needs. Problems are often encountered in the current activities of mobility is a problem of urban transport generally include traffic congestion, parking, public transport, pollution and traffic problems of order. This study aims to provide alternative solutions particularly for residents of the Village Condongcatur effective pathways to be passed in the conduct of mobility by making an optimal route in modeling using remote sensing technology and geographic information systems (GIS). The method used in this study is to assess the ability of the Quickbird image interpretation, calculate the value of land impedasi side constraints and average speed. Information on the disordered side of the road can be seen from the interpretation of land use side of the road with the help of Quickbird imagery. The final results of this study a few models of mobility paths Condongcatur Village can provide information about the optimal path and terkedat toward public service centers with 4 1
5 the impedance value 0, as well as on the path of the Kaliurang street to the Pantai Rapih hospital crossing Persatuan steets then turn left into Terban steets then turn right into Cik Ditiro steets and arrive at Pantai rapih Hospital Key words: Pathway Population Mobility, Public Service, Spatial Modeling. PENDAHULUAN Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan Kota atau wilayah, khususnya di wilayah Kota Yogyakarta yang diiringi dengan kehidupan yang semakin kompleks, berimplikasi pada meningkatnya kebutuhan penduduk. Pertambahan jumlah penduduk yang selalu meningkat akan berdampak terhadap meningkatnya kegiatan atau aktivitas (mobilitas penduduk) yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya pada suatu wilayah atau kota. Mobilitas ini memerlukansarana dan prasarana transportasi yang memadai baik secara kualitas maupun kuantitas. Di wilayah Kota Yogyakarta kususnya di Kelurahan Condongcatur yang merupakan kawasan aglomerasi perkotaan dengan jumlah penduduk yang cukup padat dan selalu mengalami pertambahan penduduk setiap tahun. Wilayah Kota Yogyakarta yang mempunyai daya tarik wisata yang cukup tinggi, sehinggamemikakat banyakwisatawan berkunjung ke Kota Yogyakarta. Di sisi lain, Kota Yogyakarta memiliki daya tarik sebagai kota pelajar dengan keberadaan perguruan tinggi Negeri maupun swasta. Setiap tahun Kota Yogyakarta akan dibanjiri oleh penduduk pendatang sebagai calon mahasiwa baru dari berbagaiwilayahdi Indonesia untuk menuntut ilmu. Dilihat dari segi ekonomi akan sangat menguntungkan, sehingga perlu difasilitasi dengan sarana prasarana sistem transportasi yang memadai. Kegiatan mobilitas yang dilakukan penduduk merupakan suatu interaksi yang terjadi antara manusia terhadap tata guna lahan. Interaksi yang terjadi antara penduduk dengan pusat-pusat pelayanan publik yang menimbulkan arus pergerakan/mobilitas penduduk dari tempat tinggalnya menuju pusat-pusat pelayanan untuk memenuhi kebutuhanya. Berkaitan dengan usaha untuk memenuhi kebutuhannya maka akan terjadi pergerakan (mobilitas) penduduk ke wilayah-wilayah yang menyediakan kebutuhan dan fasilitas pelayanan, termasuk juga melakukan mobilitas menuju wilayah yang memiliki tingkat hierarki pelayanan lebih tinggi (Miro, 2002).Semakintinggi tingkat kesibukan penduduk dalam melakukan kegiatan mobilitas semakin tinggi pula 25
6 tingkat penggunaan sarana transportasi berupa jalan raya. Padakenyataannya laju mobilitas yang tinggi, tidakselalu dapat diimbangi oleh laju penyediaan sarana dan prasarana transportasi yang baik, sehingga berdampak pada menurunnya aksesibilitas dalam mencapai suatu titik tujuan perjalanan suatu tempat, lokasi kegiatan berupa pusatpusat pelayanan publik. Pusat pelayanan merupakan suatu sentra lokasi yang menyediakan berbagai jenis barang dan jasa, dan secara garis besar fasilitas pelayanan yang tersedia dalam suatu pusat pelayanan dapat dibagi menjadi beberpa fasilitas pelayanan ekonomi, pelayanan sosial dan pelayanan yang berkaitan dengan tata administrasi suatu daerah. Dalam perkembangan ekonomi suatu pusat kota membutuhkan kawasan ekonomi sekitarnya untuk mendukung pertumbuhan kota tersebut (Widodo, 1995). Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah masalah transportasi perkotaan umumnya meliputi kemacetan lalu lintas, parkir, angkutan umum, polusi dan masalah ketertiban lalu lintas (Munawar, 2004). Timbulnya kemacetan pada lokasi-lokasi baru juga disebakan karena, perbandingan antara volume kendaraan dengan kapasitas jalan yang tidak seimbang. Hal ini menyebabkan pada beberapa ruas jalan mengalami kemacetan, terutama pada waktu-waktu tertentu. Pada umumnya tingkat kepadatan lalu lintas tersebut terjadi pada pagi dan sore hari, dimana para penduduk mulai melakukan aktivitas ataupun mengakhiri aktivitasnya. Arus volume kendaraan ini timbul akibat dari perjalanan antar zona terkait dan pengendaranya memilih jalan yang sama, sehingga terjadilah beban yang cukup besar pada ruas jalan tertentu. (Anonim, 1988, dalam Purwanto, 2009). Hal ini terjadi karena tidak adanya pemerataan arus kepadatan lalu lintas pada beberapa setiap ruas jalan, selain itu kemacetan ini juga turut menjadi salah satu faktor meningkatnya angka kecelakaan di Kota Yogyakarta. Ditinjau dari posisi spasial perkembangan Kota Yogyakarta yang terus melebar dengan pusat-pusat pelayanan yang letakanya tersebar dan berada di pusat keramaian kota. Untuk mencapai tujuan berupa pusat-pusat pelayanan dalam berbagai kondisi dibutuhkan sarana transportasi dengan aksesibilitas yang baik berupa jalur yang optimal dengan jarak, waktu dan hambatan perjalanan yang seminimum mungkin. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap lamanya waktu tempuh, selain jarak adalah kondisi jaringan jalan dan lalu lintas di 6 3
7 wilayah Kota Yogyakarta yang memiliki tingkat kemacetan yang cukup tinggi. Untuk menghindari masalah tersebut maka dapat memilih jalur dengan jarak dan waktu tempuh yang efisien dan dengan hambatan seminimum mungkin untuk menuju pusatpusat pelayan tersebut. Maka dibutuhkan suatu pemodelan spasial rencana jalur transportasi yang efisien untuk melakukan kegiatan mobilitas. Perencanaan jalur transportasi tersebut dapat diterapkan dengan membuat suatu pemodelan sistem transportasi dengan bantuan Sistem Informasi Geografis (SIG) dan data spasial berupa citra Quickbird. SIG mempunyai kemampuan dalam melakukan analisis keruangan (spatial analyst) maupun waktu (temporal analyst) yang baik. Dengan kemampuan tersebut SIG dapat dimanfaatkan dalam perencanaan apapun karena pada dasarnya semua perencanaan akan terkait dengan dimensi ruang dan waktu. Terkait dengan penetuan jalur, network atau jaringan di dalam konteks perangkat lunak SIG dapat diartikan sebagai suatu sistem dimana komponenkomponennya saling terhubung secara linier (Prahasta, 2004). Untuk memecahkan permasalahan dalam mencari jalur sebagia alternatif dalam upaya mengurangi masalah kemacetan dibeberapa ruas jalan tertentu di wilayah perkotaan Yogyakarta. Citra Quickbird merupakan data keruangan yang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber data untuk poerolehan nilai impedansi (impedance) atau hambatan samping pergerakan kendaraan yang diperlukan dalam proses analisis jalur/rute. Data citra Quickbird dapat memberikan keringanan pekerjaan di lapangan (verification) sebagai data sekunder yang berfungsi sebagai perameter untuk penentuan hambatan samping jalan. (Sutanto, 1995) menekankan bahwa bagi peneliti penginderaan jauh hal yang terpenting adalah penginderaan jauhnya, bukan pekerjaan lapanganya. Dengan kata lain foto udara atau citra satelit dapat menjadi alternatif perolehan data bagi penentuan nilai impedansi itu, seperti penggunaan lahan dan jaringan jalan. Walaupun demikian data sekunder tetap diperlukan untuk melengkapi data primer. Penerapan SIG mempunyai kemampuan yang sangat luas, baik dalam proses pemetaan dan analisis sehingga teknologi tersebut sering dipakai dalam proses perencanaan tata ruang. Selain itu, bahwasanya pemanfaatan SIG dapat meningkatkan efisiensi waktu dan ketelitian 74
8 (akurasi). Dari sistem informasi ini akan direkomendasi suatu jalur yang optimal bagi pengguna jalan berdasarkan analisa-analisa data yang terkait, dan dapat membantu dalam mengidentifikasi dan menetapkan prioritas berdasarkan pada data yang ada. Dengan dukungan SIG, maka diharapkan mampu memberikan hasil rekomendasi berupa jalur optimal bagi pengguna jalan berdasarkan nilai impedansi terkecil, jarak dan waktu yang efisien. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah memadukan antara penginderaan jauh dan SIG, dengan melakukan analisis data keruangan hasil interpretasi citraquickbird.data hasil interpretasi penginderaan jauh, kemudian dihitung nilai impedasi lahan sebagai nilai hambatan samping jalan. Uji ketelitian dan analisis hasil interpretasi visual citra Quickbird diuji dengan menggunakan tabel uji ketelitian yang dilengkapi dengan kerja lapangan untuk memperjelas hasil interpretasi. Kemudian SIG digunakan sebagai alat pengolahan data digital dan Network Analsyt. Analisis digital dilakukan pada setiap ruas jalan dengan data utama adalah data rata-rata kecepatan lintasan setiap ruas jalan di wilayah Perkotaan Yogyakarta. Interpretasi penngunaan lahan samping jalan dilakukan dengan metode penginderaan jauh, dengan bantuan data citra Quickbird untuk meberikan data keruangan. Interpretasi penggunaan lahan samping dilakukan dengan cara membuat buffer tiap segmen jalan dengan lebar 100 meter pada bagian kiri dan kanan sebagai batas interpretasi gangguan samping jalan. kemudian dilakukan klasifikasi terhadap penggunaan lahan yang berada di samping jalan untuk menetahui jenis penggunaan lahan yang menjadi hambatan samping. MKJI (1997) mendefinisikan hambatan samping sebagai dampak terhadap kinerja lalu lintas akibat kegiatan di samping/ sisi jalan. Klasifikasi hambatan samping jalan menggunakan klasifikasi Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997 yang dikombinasikan dengan klasifikasi penggunaan lahan dari Sutanto. Teknik Analisis Data Analisis data pada tahap ini dilakukan dengan menggunakan bantuan software ArcGIS 9.10dengan menggunakan fasilitas extension Network Analsyt. Network Analsyt atauanalisis jaringan dilakukan untuk menentukan jalur terpendek dan waktu tercepat untuk menjangkau pusat-pusat pelayanan publik.analisisdilakukan pada setaip segmen jalan berdasarkan parameter 58
9 pendukung dipergunakan untuk penentuan jalur atau rute terbaik, dimana ketercapaian dari suatu obyek ke obyek yang lain, dilakukan melalui proses aritmetik garisgaris penghubung yang memiliki atribut (baik panjang maupun bobot). Parameter pendukung tersebut dapat berupa tipe jalur yang dimaksudkan misalnya jalan terbagi dan tak terbagi FT dan TF, jalan satu arah (oneway) dengan dua lajur atau lebih, dan jalan dua arah dengan satu lajur lebih. Kemudian Tingkat gangguan samping jalan merupakan suatu hal yang terkadang dapat menimbulkan suatu masalah, maka dari itu dalam penelitian ini objek yang dinilai dapat menimbulkan masalah dalam lalu lintas dikategorikan sebagai suatu nilai gangguan samping jalan. Teknik Perhitungan Data Pengaruh hambatan samping jalan terhadap penentuan jalur dihitung dengan persamaan yang diturukan dari rumus kecepatan yaitu fungsi jarak di bagi kecepatan rata yang kemudian dikalikan dengan nilai hambatan samping jalan, seperti persamaan yang ada di bawah ini. S V = x H T Di mana : V = Waktu tempuh S = Panjang Ruas Jalan (Km) T = Kecepatan Rata-Rata H = Hambatan Samping Nilai hambatan suatu jalan ruas jalan diklasifikasikan memiliki hambtan samping tinggi apabila pada ruas jalan tersebut diasumsikan memiliki nilai hambatan 1 (H=1) dan memiliki hambatan samping rendah apabila memiliki nilai hambatan 0 (H=0). B 10 km 2 km A 10 km C Gangguan Samping Jalan 10 1 Tv jalur 1 (A - C) = x 1 = 5 menit Tv jalur 2 (A - B - C ) = x 0 = 0 menit 2 Impedansi Jalur 1 = waktu tempuh 1 + Tv jalur 1 = = 15 menit Impedansi Jalur 2 = waktu tempuh 1 + Tv jalur 2 = = 12 menit 96
10 Dengan demikian jalur mobilitas penduduk yang mempertimbangkan gangguan samping jalan akan memilih jalur 2 dengan melalui titik B dimana jalur ini memiliki impedansi lebih kecil walaupun dengan jarak yang lebih jauh. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan Basis Data Pembuatan basis data jaringan jalan yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan kaidah yang ada dalam pembuatan basis data untuk penunjang extention Network Analyst. Model jaringan dasar dibentuk oleh beberapa link (segmen) dari garis yang memiliki sebuah atribut terkait yang dalam hal ini adalah impedansi. Atribut impedansi didapat dari hasil interptretasi penggunaan lahan samping jalan berdasarkan klasifikasi IHCM (1997) yang dijadikan suatu variabel dan pengaruhnya terhadap impedansi.kaidah yang paling utama dari pembuatan data atribut jalan yang dapat diakses oleh extension Network Analyst adalah pemberian nama field dari data atribut. Nilai impedansi diimplementasikan dalam field "cost" yang merupakan nilai impedansi dari hasil pengharkatan. Pengklasifikasian yang berupa arah gerak kendaraan dan penghalang diimplementasikan dalam field "Oneway". Sehingga dalam data atribut jalan terdapat nilai klasifikasi dari masing-masing variabel dan terdapat field "Cost" dan field"oneway" sebagai field yang dapat digunakan oleh extension Network Analyst. Penambahan field baru disini adalh FT (from to) dan TF (to From). FT dan TF ini mendefinisikan dari mana arah satu objek dapat melintas pada satu segmen garis network. Jadi jika kedua arah (bolak-balik) dalam suatu segeman garis mempunyai nilai biaya yang sama, FT TF dan jika kedua arah mempunyai nilai biaya berbeda maka FT TF, atau dengan kata lain jika jalur yang bergerak searah dengan arah digitasi segmen garis maka nilai FT-nya nol. Konsep FT TF ini juga merupakan konsep data yang sama pada impedansi aturan one way untuk penentuan kala satu arah. Interpretasi Penggunaan Lahan Samping Jalan Interpretasipenggunaan lahan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat gangguan samping jalan. Dalam hal ini digunakan klasifikasi yang terdapat pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) Klasifikasi gangguan samping untuk beberapa penggunaan lahan dilakukan melalui pembandingan penggunaan lahan tersebut dengan kondisi tipikal yang diasumsikan mempunyai peran yang sama dalam hal gangguan terhadap arus lalu-lintas. Pekerjaan interpretasi foto udara tidak 710
11 dilakukan pada seluruh daerah penelitian, tetapi hanya pada daerah dengan jarak 100 meter dari jalan. Untuk itu dilakukan buffering jalan terlebih dahulu, kemudian pada poligon hasil buffering itudipotongpotong oleh garis perbatasan penggunaan lahan. Eksekusi Network Sebelum proses eksekusi, perlu diketahui jenis topologi jaringan yang digunakan adalah topologi jaringan Non-Planar. Dalam hal ini tidak memperhatikan adanya perpotongan garis seperti halnya jalan bebas hambatan dan atau jalan layang sehingga tidak ada perpotongan garis (segemen arc/ segmen jalan). Kemudian memperhatikan jalan yang mempunyai nilai biaya lebih dari nol atau jalan tidak. Hal ini dimaksudkan agar data-data polyline yang mempunyai nilai nol atau data-data polyline yang tidak mempunyai identitas nama jalan tidak terlibat dalam proses eksekusi. Nilai 0 nol merupakan angka waktu terkecil yaitu nol menit sehingga network akan mencari waktu terkecil sebagai waktu tercepat untuk melintasi rute. fasilitas terdekat adalah hasil eksekusi network yang dihasilkan menjadi jalan yang tidak beraturan. Pemakaian data panjang (length) merupakan data jalan yang secara otomatis dapat ditampilkan dengan menggunakan fasilitas calculate geometripada ArcGIS. Untuk merepresentaiskan ukuran panjang dapat digunakan satuan meter (m). Karena file FT dan TF yang dipilih dalam kasus ini adalah minutes, maka travel cost yang digunakan adalah kecepatan untuk melintasi setiap segmen jalan dalam satu menit. Tahap terahir dalam proses eksekusi network yang merupakan proses untuk menuju satu fasilitas pelayanan publik yang paling terdekat. Event adalah lokasi aktual dan dinamis yang rutenya akan di analisis terhadap lokasi fasilitas. Pemilihan analisis find closest facility pada menu network akan memunculkan tampilan kotak dialog berupa facilities (lokasi titik pusat-pusat pelayanan publik. Kemudian menetukan jumlah jalur yang akan di lalui berdasarkan jumlah facilities, merupakan pusat-pusat pelayanan publik sehingga jalur yang terbentuk beberapa jalur dari event menuju beberapa facilitiesyang merupakan tujuan akhir. Kemudian dalam pengisian direction digunakan untuk distance unit (kilometer) dan time attribute (minutes). Hasil Anilisis dan Pemodelan Jalur Mobilitas Pelaku mobilitas penduduk adalah orang yang melakukan mobilitas, sedangkan mobilitas adalah proses gerak penduduk dari suatu wilayah menuju wilayah lain dalam 811
12 jangka waktu tertentu. Mobilitas penduduk dapat dibedakan antara mobilitas penduduk vertikal dan mobilitas penduduk horizontal. Mobilitas penduduk vertikal sering disebut dengan perubahan status, dan salah satu contohnya adalah perubahan status pekerjaan. Seseorang yang mula-mula bekerja dalam sektor pertanian sekarang bekerja dalam sektor non pertanian. Mobilitas penduduk horizontal, atau mobilitas penduduk geografi adalah gerak (movement) penduduk yang melintas batas wilayah menuju ke wilayah yang lain dalam periode waktu tertentu (Mantra, 1978). Kaitanya dengan penelitian ini yang membahas mengenai jalur yang dalam melakukan kegitan mobilitas horizontal. Pada beberapa jalur-jalur yang yang masuk dalam hasil pemodelan ini, termasuk jalur yang memang sudah biasa dilalui dan ada juga beberapa yang jarang dilalui. Hal ini merupakan salah satu tujuan dari pemodelan ini untuk mengurangi kemacaten dengan melakukan pemerataan penggunaan jalan untuk mendukung kegiatan mobilitas. Seperti halnya pemilihan jalur yang sama untuk menuju suatu zona yang sama dikarenakan jalur tersebut merupakan jalur yang biasa di lalui. Hal ini yang menyebabkan sering terjadi kemacetan pada beberapa ruas jalur utama karena sebagian besar memilih untuk menggunankan jalur tersebut dan juga di jalur-jalur utama ini merupakan suatu tempat yang memiliki beberapa tingkat aktivitas kesibukan yang tinggi seperti adanya beberapa pusat pelayanan publik. Informasi berupa pemodelan jalur mobilitas ini sangat membatu dalam menetukan rute dalam melakukan mobiltas, karena jalur yang dierekomendasikan merupakana jalur-jalur yang jarang dilalui dan juga jalur yang terdekat menuju lokasi pusat pelayanan publik tersebut. Tabel 4.1 Jalur Menuju Kantor Cabang Bank dan Pos Pusat No Nama rumah sakit dan Jalur yang dilalui 1. Jogja Internasional Hospital X = 434, Y = 9,142, Alamat : Jl. Ring Road Utara 1. Berangkat dari JL. Kaliurang Ring Road Utara JL. Ring Road Utara Jogja Internasional Hospital. 2. Berangkat dari JL. Anggajaya Ring Road Utara JL. Ring Road Utara Jogja Internasional Hospital. 3. Berangkat dari JL. Pawirokuat Ring Road Utara JL. Ring Road Utara Jogja Internasional Hospital. 4. Berangkat dari JL. W. Hasyim Nologaten JL Ring Road Utara JL. Ring Road Utara Jogja Internasional Hospital. 5. Berangkat dari JL. Suropadan/Jembatan Merah JL. Afandi / Gejayan Ring Road Utara JL. Ring 12 9
13 Road Utara Jogja Internasional Hospital. 2. RS Dr. S Harjo Lukito X = 434, Y = 9,138, Alamat : Jl. Jend. Sudirman No Berangkat dari JL. Kaliurang Ring Road Utara JL. Seturan Raya kemudian melintasi JL. Kledokan JL. Laksda Adisucipto JL. Ring Road Timur RS Dr. S Harjo Lukito. 2. Berangkat dari JL. Anggajaya JL. Ring Road Utara JL. Seturan Raya JL. Kledokjan JL. Laksda Adisucipto JL. Ring Road Timur RS Dr. S Harjo Lukito. 3. Berangkat dari JL. Pawirokuat JL. Seturan Raya JL. Kledokan JL. Laksda Adisucipto JL. Ring Road Timur RS. Dr. S Harjito Lukito. 4. Berangkat dari JL. W. Hasyim Nologaten JL. Selokan Mataram JL. Perumnas JL. Laksda Adisucipto JL. Ring Road Timur RS Dr. S Harjo Lukito. 5. Berangkat dari JL. Suropadan/Jembatan Merah JL. Tantular Pringwulung JL. Selokan Mataram JL. Perumnas JL. Laksda Adisucipto JL. Ring Road Timur RS Dr. S Harjo Lukito. 3. RS Dkt. Dr. Soetarto X = 431, Y = 9,139, Alamat : Jl. Juadi No Berangkat dari JL. Kaliurang JL. Ring Road Utara JL. Kaliurang JL. Persatuan JL. Terban JL. Cik Ditiro JL. Suroto JL.Suhartono JL. Hadidarsono JL. Juadi RS Dkt. Dr. Soetarto. 2. Berangkat dari JL. Anggajaya JL Ring Road Utara JL. Afandi / Gejayan JL. Urip Sumoharjo JL. Sudirman JL. Suroto JL.Suhartono JL. Hadidarsono JL. Juadi RS Dkt. Dr. Soetarto. 3. Berangkat dari JL. Pawirokuat JL. Ring Road Utara JL. Ring Road Utara JL. Afandi / Gejayan JL. Urip Sumoharjo JL. Sudirman JL. Suroto JL.Suhartono JL. JL. Juadi dan tiba di RS Dkt. Dr. Soetarto. 4. Berangkat dari JL. W. Hasyim Nologaten JL. Selokan Mataram JL. Afandi / Gejayan JL. Urip Sumoharjo JL. Sudirman JL. Suroto JL.Suhartono JL. Hadidarsono JL. Juadi RS Dkt. Dr. Soetarto. 5. Berangkat dari JL. Suropadan/Jembatan Merah JL. Tantular Pringwulung JL. Selokan Mataram JL. Afandi / Gejayan JL. Urip Sumoharjo JL. Sudirman JL. Suroto JL.Suhartono kemudian JL. Hadidarsono JL. Juadi RS Dkt. Dr. Soetarto. 4. RS Dr. Sardjito X = 430, Y = 9,141, Alamat : Jl. Kesehatan 1. Berangkat dari JL. Kaliurang JL. Ring Road Utara JL. Teknika JL. Kesehatan RS Dr. Sardjito. 2. Berangkat dari JL. Anggajaya JL Ring Road Utara JL. Ring Road Utara JL. Teknika JL. Kesehatan RS Dr. Sardjito. 3. Berangkat dari JL. Pawirokuat JL Ring Road Utara JL. Kaliurang JL. Teknika JL. Kesehatan RS Dr. Sardjito. 4. Berangkat dari JL. W. Hasyim Nologaten JL. Selokan Mataram JL. Afandi / Gejayan JL. Agro JL. Teknika JL. Kesehatan RS Dr. Sardjito. 5. Berangkat dari JL. Suropadan/Jembatan Merah JL. TantularPringwulung JL. Selokan Mataram JL. Afandi / Gejayan JL. Agro JL. Teknika JL. Kesehatan RS Dr. Sardjito. 5. RS Ludira Husada Tama X = 428, Y = 9,138, Alamat : JL. Wiratama 1. Berangkat dari JL. Kaliurang JL. Ring Road Utara JL. Kaliurang JL. Persatuan JL. Dr. Sarjito 10 13
14 JL. AM. Sangaji JL. Diponogoro JL. Kyai Mojo JL. Tentara Rakyat Mataram JL. Tentara Pelajar JL. Pem. Tanah Air JL. Hos. Cokroaminoto JL. Wirata RS Ludira Husada Tama. 2. Berangkat dari JL. Anggajaya JL Ring Road Utara JL. Afandi / Gejayan JL. Urip Sumoharjo JL. Jend. Sudirman JL. Suroto JL. Sabirin JL. Sunaryo JL. Jend. Sudirman JL. Diponogoro JL. Kyai Mojo JL. Tentara Rakyat Mataram JL. Tentara Pelajar JL. Pem. Tanah Air JL. Hos. Cokroaminoto JL. Wirata RS Ludira Husada Tama. 3. Berangkat dari JL. Pawirokuat JL Ring Road Utara JL. Ring Road Utara JL. Afandi / Gejayan JL. Urip Sumoharjo JL. Jend. Sudirman JL. Suroto JL. Sabirin JL. Sunaryo JL. Jend. Sudirman JL. Diponogoro JL. Kyai Mojo JL. Tentara Rakyat Mataram JL. Tentara Pelajar JL. Pem. Tanah Air JL. Hos. Cokroaminoto JL. Wirata RS Ludira Husada Tama. 4. Berangkat dari JL. W. Hasyim Nologaten JL. Selokan Mataram JL. Afandi / Gejayan JL. Urip Sumoharjo JL. Jend. Sudirman JL. Suroto JL. Sabirin JL. Sunaryo JL. Jend. Sudirman JL. Diponogoro JL. Kyai Mojo JL. Tentara Rakyat Mataram JL. Tentara Pelajar JL. Pem. Tanah Air JL. Hos. Cokroaminoto JL. Wirata RS Ludira Husada Tama. 5. Berangkat dari JL. Suropadan/Jembatan Merah JL. TantularPringwulung JL. Selokan Mataram JL. Afandi / Gejayan JL. Urip Sumoharjo JL. Jend. Sudirman JL. Suroto JL. Sabirin JL. Sunaryo JL. Jend. Sudirman JL. Diponogoro JL. Kyai Mojo JL. Tentara Rakyat Mataram JL. Tentara Pelajar JL. Pem. Tanah Air JL. Hos. Cokroaminoto JL. Wirata RS Ludira Husada Tama. 6. RS Mata Dr. YAP X = 431, Y = 9,139, Alamat : Jl. CIk Ditiro No Berangkat dari JL. Kaliurang JL. Ring Road Utara JL. Kaliurang JL. Persatuan JL. Terban JL. Cik Ditiro RS Mata Dr. YAP. 2. Berangkat dari JL. Anggajaya JL Ring Road Utara JL. Afandi / Gejayan JL. Urip Sumoharjo JL. Sudirman JL. Cik Ditiro RS Mata Dr. YAP. 3. Berangkat dari JL. Pawirokuat JL. Ring Road Utara JL. Ring Road Utara JL. Afandi / Gejayan JL. Urip Sumoharjo JL. Sudirman JL. Cik Ditiro RS Mata Dr. YAP. 4. Berangkat dari JL. W. Hasyim Nologaten JL. Selokan Mataram JL. Afandi / Gejayan JL. Urip Sumoharjo JL. Sudirman JL. Cik Ditiro RS Mata Dr. YAP. 5. Berangkat dari JL. Suropadan/Jembatan Merah JL. Tantular Pringwulung JL. Selokan Mataram JL. Selokan Mataram JL. Afandi / Gejayan JL. Urip Sumoharjo JL. Sudirman JL. Cik Ditiro RS Mata Dr. YAP. 7. RSI Hidayatullah X = 432, Y = 9,136, Alamat : Jl. Veteran No Berangkat dari JL. Kaliurang JL. Ring Road Utara JL. Kaliurang JL. Persatuan JL. Terban JL. Cik Ditiro JL. Suroto JL. Suhartono JL. Hadidarsono JL. Juadi JL. Trimo JL. DR. Wahidin Sudirohusodo JL. DR. Sutomo JL. Purwanggan JL. Ki. Mangunsarkoro JL. Sultan Agung JL. Tamansiswa JL. Mentri Supeno JL. Veteran RSI Hidayatullah. 2. Berangkat dari JL. Anggajaya JL Ring Road Utara JL. Afandi / Gejayan JL. Gruda JL. Demangan Baru JL. Laksda Adisucipto JL. Timoho JL. Ipda Tut Harsono JL. Kusumanegara JL. Gelagahsari JL. Pandean JL. Veteran RSI Hidayatullah. 3. Berangkat dari JL. Anggajaya JL. Ring Road Utara JL. Seturan Raya JL. Kledokan JL. Laksda Adisucipto JL. Ring Road Timur JL. Wonosari JL. Retnodumilah JL. Rejowinangun JL. Veteran RSI Hidayatullah. 4. Berangkat dari JL. W. Hasyim Nologaten JL. Selokan Mataram JL. Laksda Adisucipto JL. Timoho JL. Ipda Tut Harsono JL. Kusumanegara JL. Gelagahsari JL. Pandean JL. Veteran RSI Hidayatullah. 5. Berangkat dari JL. Suropadan/Jembatan Merah JL. Selokan Mataram i JL. Afandi / Gejayan JL. Gruda JL. Demangan Baru JL. Laksda Adisucipto JL. Timoho JL. Ipda Tut Harsono JL. Kusumanegara JL. Gelagahsari JL. Pandean JL. Veteran RSI Hidayatullah
15 8. RSU Bethesda X = 431, Y = 9,139, Alamat : Jl. Jend. Sudirman No Berangkat dari JL. Kaliurang JL. Ring Road Utara JL. Kaliurang JL. Persatuan JL. Terban JL. Cik Ditiro JL. Suroto JL.Suhartono JL. Johar Noorhadi RSU Bethesda. 2. Berangkat dari JL. Anggajaya JL Ring Road Utara JL. Afandi / Gejayan JL. Urip Sumoharjo JL. Jend Sudirman RSU Bethesda. 3. Berangkat dari JL. Pawirokuat JL. Ring Road Utara JL. Ring Road Utara JL. Afandi / Gejayan JL. Urip Sumoharjo JL. Jend Sudirman RSU Bethesda. 4. Berangkat dari JL. W. Hasyim Nologaten JL. Selokan Mataram JL. Afandi / Gejayan JL. Urip Sumoharjo JL. Jend Sudirman RSU Bethesda. 5. Berangkat dari JL. Suropadan/Jembatan Merah JL. Tantular Pringwulung JL. Selokan Mataram JL. Afandi / Gejayan JL. Urip Sumoharjo JL. Jend Sudirman RSU Bethesda. 9. RSU Bethesda Lempuyangwangi X = 430, Y = 9,138, Alamat : Jl. Hayam Wuruk No Berangkat dari JL. Kaliurang JL. Ring Road Utara JL. Kaliurang JL. Persatuan JL. Terban JL. Cik Ditiro JL. Suroto JL. Suhartono JL. Hadidarsono JL. Juadi JL. Trimo JL. DR. Wahidin Sudirohusodo JL. DR. Sutomo JL. Bausasran JL. Hayam Wuruk RSU Bethesda Lempuyangwangi. 2. Berangkat dari JL. Anggajaya JL Ring Road Utara JL. Afandi / Gejayan JL. Urip Sumoharjo JL. DR. Wahidin Sudirohusodo JL. DR. Sutomo JL. Bausasran JL. Hayam Wuruk RSU Bethesda Lempuyangwangi. 3. Berangkat dari JL. Pawirokuat JL. Ring Road Utara JL. Afandi / Gejayan JL. Urip Sumoharjo JL. DR. Wahidin Sudirohusodo JL. DR. Sutomo JL. Bausasran JL. Hayam Wuruk RSU Bethesda Lempuyangwangi. 4. Berangkat dari JL. W. Hasyim Nologaten JL. Selokan Mataram JL. Selokan Mataram JL. Afandi / Gejayan JL. Urip Sumoharjo JL. DR. Wahidin Sudirohusodo JL. DR. Sutomo JL. Bausasran JL. Hayam Wuruk RSU Bethesda Lempuyangwangi. 5. Berangkat dari JL. Suropadan/Jembatan Merah JL. Tantular Pringwulung JL. Selokan Mataram JL. Selokan Mataram JL. Afandi / Gejayan JL. Urip Sumoharjo JL. DR. Wahidin Sudirohusodo JL. DR. Sutomo JL. Bausasran JL. Hayam Wuruk RSU Bethesda Lempuyangwangi. 10. RSU Happyland Medical Center X = 433, Y = 433, Alamat : JL. Tut Harsono No Berangkat dari JL. Kaliurang JL. Ring Road Utara JL. Afandi / Gejayan JL. Gruda JL. Demangan Baru JL. Laksda Adisucipto JL. Timoho JL. Ipda Tut Harsono RSU Happyland Medical Center. 2. Berangkat dari JL. Anggajaya JL Ring Road Utara JL. Afandi / Gejayan JL. Garuda JL. Demangan Baru JL. Laksda Adisucipto JL. Timoho JL. Ipda Tut Harsono RSU Happyland Medical Center. 3. Berangkat dari JL. Pawirokuat JL. Seturan Raya JL. Kledokan JL. Laksda Adisucipto JL. Timoho JL. Ipda Tut Harsono RSU Happyland Medical Center. 4. Berangkat dari JL. W. Hasyim Nologaten JL. Selokan Mataram JL. Laksda Adisucipto JL. Timoho JL. Ipda Tut Harsono RSU Happyland Medical Center. 5. Berangkat dari JL. Suropadan/Jembatan Merah JL. Tantular Pringwulung JL. Selokan Mataram JL. Afandi / Gejayan JL. Gruda JL. Demangan Baru JL. Laksda Adisucipto JL. Timoho JL. Ipda Tut Harsono RSU Happyland Medical Center
16 11. RSU PKU Muhammadiyah X = 429, Y = 9,137, Alamat : JL. KHA Dahlan No Berangkat dari JL. Kaliurang JL. Ring Road Utara JL. Kaliurang JL. Persatuan JL. Terban JL. Cik Ditiro JL. Suroto JL. Suhartono JL. Hadidarsono JL. Juadi JL. JL. DR. Wahidin Sudirohusodo JL. DR. Sutomo JL. Bausasran JL. Juminahan JL. Mayor Suryotomo JL. Senopati JL. KHA. Dahlan RSU PKU Muhammadiyah. 2. Berangkat dari JL. Anggajaya JL Ring Road Utara JL. Afandi / Gejayan JL. Urip Sumoharjo JL. DR. Wahidin Sudirohusodo JL. DR. Sutomo JL. Bausasran JL. Juminahan JL. Mayor Suryotomo JL. Senopati JL. KHA. Dahlan RSU PKU Muhammadiyah. 3. Berangkat dari JL. Pawirokuat JL. Ring Road Utara JL. Afandi / Gejayan JL. Urip Sumoharjo JL. DR. Wahidin Sudirohusodo JL. DR. Sutomo JL. Bausasran JL. Juminahan JL. Mayor Suryotomo JL. Senopati JL. KHA. Dahlan RSU PKU Muhammadiyah. 4. Berangkat dari JL. W. Hasyim Nologaten JL. Selokan Mataram JL. Afandi / Gejayan JL. Urip Sumoharjo JL. DR. Wahidin Sudirohusodo JL. DR. Sutomo JL. Bausasran JL. Juminahan JL. Mayor Suryotomo JL. Senopati JL. KHA. Dahlan RSU PKU Muhammadiyah. 5. Berangkat dari JL. Suropadan/Jembatan Merah JL. Tantular Pringwulung JL. Selokan Mataram JL. Selokan Mataram JL. Afandi / Gejayan JL. Urip Sumoharjo JL. DR. Wahidin Sudirohusodo JL. DR. Sutomo JL. Bausasran JL. Juminahan JL. Mayor Suryotomo JL. Senopati JL. KHA. Dahlan RSU PKU Muhammadiyah. 12. RSU Pantai Rapih X = 431, Y = 9,140, Alamat : JL. Cik Ditiro No Berangkat dari JL. Kaliurang JL. Ring Road Utara JL. Kaliurang JL. Persatuan JL. Terban JL. Cik Ditiro RSU Pantai Rapih. 2. Berangkat dari JL. Anggajaya JL Ring Road JL. Afandi / Gejayan JL. Colombo JL. Terban JL. Cik Ditiro RSU Pantai Rapih. 3. Berangkat dari JL. Pawirokuat JL. Ring Road Utara JL. Afandi / Gejayan JL. Colombo JL. Terban JL. Cik Ditiro RSU Pantai Rapih. 4. Berangkat dari JL. W. Hasyim Nologaten JL. Selokan Mataram JL. Selokan Mataram JL. Afandi / Gejayan JL. Colombo JL. Terban JL. Cik Ditiro RSU Pantai Rapih. 5. Berangkat dari JL. Suropadan/Jembatan Merah JL. Tantular Pringwulung JL. Selokan Mataram JL. Afandi / Gejayan JL. Colombo JL. Terban JL. Cik Ditiro RSU Pantai Rapih 13. RSUD Kota Yogyakarta X = 431, Y = 9,134, Alamat : JL. Wirosaban No Berangkat dari JL. Kaliurang JL. Ring Road Utara JL. Kaliurang JL. Persatuan JL. Terban JL. Cik Ditiro JL. Suroto JL. Suhartono JL. Hadidarsono JL. Juadi JL. Trimo JL. DR. Wahidin Sudirohusodo JL. DR. Sutomo JL. Purwanggan JL. Ki. Mangunsarkoro JL. Sultan Agung JL. Tamansiswa JL. Lowano JL. Sorosutan RSUD Kota Yogyakarta. 2. Berangkat dari JL. Anggajaya JL Ring Road Utara JL. Afandi / Gejayan JL. Urip Sumoharjo JL. DR. Wahidin Sudirohusodo JL. DR. Sutomo JL. Purwanggan JL. Ki. Mangunsarkoro JL. Sultan Agung JL. Tamansiswa JL. Lowano JL. Sorosutan RSUD Kota Yogyakarta. 3. Berangkat dari JL. Pawirokuat JL. Ring Road Utara JL. Afandi / Gejayan JL. Urip Sumoharjo JL. DR. Wahidin Sudirohusodo JL. DR. Sutomo JL. Purwanggan JL. Ki. Mangunsarkoro JL. Sultan Agung JL. Tamansiswa JL. Lowano JL. Sorosutan RSUD Kota Yogyakarta. 4. Berangkat dari JL. W. Hasyim Nologaten JL. Selokan Mataram JL. Afandi / Gejayan JL. Urip Sumoharjo JL. DR. Wahidin Sudirohusodo JL. DR. Sutomo JL. Purwanggan JL. Ki. Mangunsarkoro JL. Sultan Agung JL. Tamansiswa JL. Lowano JL. Sorosutan RSUD Kota Yogyakarta
17 5. Berangkat dari JL. Suropadan/Jembatan Merah JL. Tantular Pringwulung JL. Selokan Mataram JL. Afandi / Gejayan JL. Urip Sumoharjo JL. DR. Wahidin Sudirohusodo JL. DR. Sutomo JL. Purwanggan JL. Ki. Mangunsarkoro JL. Sultan Agung JL. Tamansiswa JL. Lowano JL. Sorosutan RSUD Kota Yogyakarta. KESIMPULAN DAN SARAN Salah satu tujuan dari mobilitas untuk melihat suatu interaksi yang terjadi antara manusia terhadap tata guna lahan. Interaksi yang terjadi antara penduduk dengan pusatpusat pelayanan yang menimbulkan arus pergerakan/mobilitas penduduk dari tempat tinggalnya menuju pusat-pusat pelayanan untuk memenuhi kebutuhanya, berkaitan dengan usaha untuk memenuhi kebutuhannya. Citra Quickbird terbukti mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi untuk memperoleh data keruangan menegnai bentuk penggunaan lahan samping jalan yang berguna dalam studi analisis jaringan jalan dan berbagia macam studi terkait, dengan tingkat ketelitian interpretasi bentuk penggunaan lahan mencapai 82,2 %. Jalur-jalur hasil pemodelan dengan menggunakan network analiyst dapat digunakan sebagai pedoman dalam rencana untuk melakukan kegiatan mobilitas penduduk menuju pusat-pusat pelayanan publik SARAN DAFTAR PUSTAKA Sebaiknya ada suatu koordinasi antara pihak atau dinas tekait seperti Kepolisian, DLLAJ untuk wilayah Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman, dalam mengatur lalu lintas jalan yang bertujuan untuk pemerataan penggunaan jalan di dalam megurangi beban volume jalan akibat kepadatan pengguna jalan oleh kendaraan bermotor. DeMers, Michael N., 1996, Fundamentals of Geographic Information Systems, New York: Jhon Wiley & Sons. Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta, 2003, Studi Pola Jaringan Transportasi Jalan Kota Yogyakarta, Laporan Akhir, Pusat Studi Transportasi dan Logistik (PUSTRAL) UGM, Yogyakarta. Rosyadi, R. Ibnu.,2004, Pengembangan Software Untuk Pemodelan Jalur Pariwisata Di Daerah Inner Ringroad Perkotaan Yogyakarta, Skripsi Sarjana, Fakultas Geografi, Univeristas Gadjah Mada. Sutanto, 1986, Penginderaan Jauh Jilid I, Yogyakarta:Gadjah Mada University Press. Tamrin Z, Ofyar., Perencanaan dan Pemodelan Transportasi Edisi Kedua, Bandung :Jurusan Teknik Sipil, Insitut Teknologi Bandung
18 Gambar 1 Peta Jalur dari Jl. Kaliurang Menuju Rumah Sakit Gambar 3 Peta Jalur dari Jl. Pawirokuat Menuju Rumah Sakit Gambar 2 Peta Jalur dari Jl. Anggajaya Menuju Rumah Sakit Gambar4 Peta Jalur dari Jl. W. Hasyim Nologaten Menuju Rumah Sakit Gambar 5 Peta Jalur dari Jl.Suropadan Gejayan Menuju Rumah sakit 15 18
LAPORAN SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Derajat S-1 Program Studi Geografi dan Memeproleh Gelar Sarjana
PEMODELAN SPASIAL UNTUK PANDUAN JALUR MOBILITAS PENDUDUK KELURAHAN CONDONGCATUR MENUJU PUSAT-PUSAT PELAYANAN PUBLIK DI WILAYAH PERKOTAAN YOGYAKARTA (INNER RINGROAD) LAPORAN SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah
Lebih terperinciPEMODELAN SPASIAL TINGKAT KERAWANAN KEMACETAN LALU LINTAS DI RUAS JALAN KOLEKTOR SEKUNDER KELURAHAN TERBAN KOTA YOGYAKARTA
Pemodelan Spasial Tingkat (Muhammad Rizqan Agustiandy Mahardika) 1 PEMODELAN SPASIAL TINGKAT KERAWANAN KEMACETAN LALU LINTAS DI RUAS JALAN KOLEKTOR SEKUNDER KELURAHAN TERBAN KOTA YOGYAKARTA SPATIAL MODELING
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Angkutan umum khususnya di provinsi D.I. Yogyakarta dalam sejarah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Angkutan umum khususnya di provinsi D.I. Yogyakarta dalam sejarah perkembangannya, mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Hasil dari data Badan Pusat Statistik
Lebih terperinciANALISIS KEMACETAN LALU LINTAS DI JALAN ARTERI DAN KOLEKTOR DI KECAMATAN DEPOK DAN KECAMATAN NGAGLIK KABUPATEN SLEMAN
ANALISIS KEMACETAN LALU LINTAS DI JALAN ARTERI DAN KOLEKTOR DI KECAMATAN DEPOK DAN KECAMATAN NGAGLIK KABUPATEN SLEMAN Di susun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian dalam sebuah kota, maupun pendapatan masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mobilitas yang tinggi menjadikan transportasi sebagai prasarana yang sangat penting dalam aktivitas sehari-hari. Transportasi terus berkembang seiring dengan kebutuhan
Lebih terperinciPERENCANAAN WILAYAH KOMERSIAL STUDI KASUS RUAS JALAN MARGONDA DEPOK
PERENCANAAN WILAYAH KOMERSIAL STUDI KASUS RUAS JALAN MARGONDA DEPOK A.R. Indra Tjahjani 1, Gita Cakra 2, Gita Cintya 3 1Program Studi Teknik Sipil, Universitas Pancasila Jakarta, Lenteng Agung Jakarta
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,
WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG BESARAN TARIF SEWA PEMANFAATAN ASET UNTUK PENYELENGGARAAN REKLAME PERMANEN DI KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjangkau oleh daya beli masyarakat (Pasal 3, Undang-undang No. 14 Tahun 1992
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi jalan diselenggarakan dengan tujuan untuk mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan dengan selamat, aman, cepat, tertib dan teratur, nyaman dan efisien,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berada di Kota Yogyakarta dan banyaknya juga obyek wisata, menjadikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Yogyakarta merupakan kota pelajar dan kota wisata, selain itu kekayaan budaya yang dimiliki oleh kota yang dipimpin raja itu menjadikan Kota Yogyakarta kota istimewa.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang merupakan salah satu kota besar di Indonesia kekayaan alam dan budaya yang sangat indah. dikenal kehidupan masyarakatnya yang sederhana, kental budaya, arif, dan ramah.
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA. PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2006 TENTANG PEMBATASAN USAHA TOKO JEJARING Dl KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA
PERATURAN NOMOR 18 TAHUN 2006 TENTANG PEMBATASAN USAHA TOKO JEJARING Dl KOTA YOGYAKARTA Menimbang : a. bahwa untuk memberdayakan Usaha Mikro dan Kecil, serta mencegah terjadinya penguasaan pasar dan pemusatan
Lebih terperinciAPLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK ANALISIS RUTE OPTIMAL PENDISTRIBUSIAN SEMEN HOLCIM DI PERKOTAAN YOGYAKARTA. Reza Aldino
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK ANALISIS RUTE OPTIMAL PENDISTRIBUSIAN SEMEN HOLCIM DI PERKOTAAN YOGYAKARTA Reza Aldino rezaaldino@yahoo.com Taufik Hery Purwanto, S.Si., M.Si. taufik@ugm.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kian hari pergerakan transportasi di perkotaan semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk yang menyebabkan ketidakseimbangan pertumbuhan jumlah kendaraan
Lebih terperinciBAB III METODA PENELITIAN
BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Alur Kerja Gambar 3.1 Bagan Alir Tahapan Kegiatan III - 1 3.2 Pelaksanaan Survey Lalu Lintas 3.2.1 Definisi Survey Lalu Lintas Survey lalu lintas merupakan kegiatan pokok
Lebih terperinciKENAPA TRANSPORTASI PERLU DIRENCANAKAN?
Pertemuan Keenam Prodi S1 Teknik Sipil DTSL FT UGM KENAPA TRANSPORTASI PERLU DIRENCANAKAN? Supaya tercipta: - Transportasi yang efisien - Transportasi yang berkualitas - Transportasi untuk siapa saja 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan pembangunan di segala bidang. Pelaksanaan pembangunan tersebut bertujuan untuk mewujudkan masyarakat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yogyakarta merupakan salah satu kota besar yang ada di Indonesia. Banyaknya tempat wisata di sertai dengan suasana kota yang nyaman, membuat Yogyakarta menjadi salah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kian meningkat dalam aktivitas sehari-harinya. Pertumbuhan sektor politik,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Ambon merupakan ibu kota Provinsi Maluku di Negara Republik Indonesia yang semakin berkembang, dikarenakan pertumbuhan penduduk di kota Ambon semakin hari semakin
Lebih terperinciSejalan dengan berkembangnya suatu kota atau wilayah dan meningkatnya kebutuhan manusia, infrastruktur jalan sangat diperlukan untuk menunjang proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem transportasi terutama infrastruktur jaringan jalan merupakan salah satu modal utama dalam perkembangan suatu wilayah. Pada daerah perkotaan, terutama, dibutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpenduduk di atas 1-2 juta jiwa sehingga permasalahan transportasi tidak bisa
BAB I PENDAHULUAN I.1. Uraian Permasalahan transportasi berupa kemacetan, tundaan, serta polusi suara dan udara yang sering kita jumpai setiap hari di beberapa kota besar di Indonesia ada yang sudah berada
Lebih terperinciEstimasi Volume Sampah Domestik dan Rekomendasi Rute Pengangkutan Sampah Berdasarkan Analisis Spasial di Kota Surakarta
Estimasi Volume Sampah Domestik dan Rekomendasi Rute Pengangkutan Sampah Berdasarkan Analisis Spasial di Kota Surakarta Han Vito Prima Satya han_vito@yahoo.com Noorhadi Rahardjo noorhadi@ugm.ac.id Abstract
Lebih terperinciSISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN MEMANFAATKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)
SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN MEMANFAATKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) Fitri Purnama Sari Program Studi Teknik Lingkungan, Universitas Tanjungpura, Pontianak Email: ipitpurnama@yahoo.com ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan globalisasi yang semakin pesat sangat berpengaruh terhadap perkembangan arus transportasi pada beberapa daerah yang ada di Indonesia. Salah satu daerah
Lebih terperinciANALISIS KINERJA RUAS JALAN DAN MOBILITAS KENDARAAN PADA JALAN PERKOTAAN (STUDI KASUS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN)
PRO S ID IN G 20 11 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DAN MOBILITAS KENDARAAN PADA JALAN PERKOTAAN (STUDI KASUS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN) Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh Negara Negara yang telah maju maupun oleh Negara yang sedang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Transportasi merupakan masalah yang selalu dihadapi baik oleh Negara Negara yang telah maju maupun oleh Negara yang sedang berkembang seperti Indonesia,
Lebih terperinciGUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 76 TAHUN TENTANG JARINGAN TRAYEK PERKOTAAN REGULER
SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 76 TAHUN 2016. TENTANG JARINGAN TRAYEK PERKOTAAN REGULER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH
Lebih terperinciLokasi ATM di Yogyakarta
Lokasi ATM di Yogyakarta ATM Bank Lippo Ahmad Dahlan, Ngabean Jl. KH. Ahmad Dahlan No. 106 Yogyakarta INDONESIA 55261 ATM Bank Lippo Godean Jl. Kyai Mojo No. 100, Yogyakarta INDONESIA 55243 ATM Bank Lippo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk 261,860 juta jiwa (Badan Pusat Statistik, 2014) dan menjadikan negara dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi ke-5
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Besar Kunjungan Wisatawan di Kota Yogyakarta JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA DAN NUSANTARA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Kota Yogyakarta merupakan ibukota dan pusat pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta. Kota Yogyakarta terbagi menjadi 14 kecamatan dan 45 kelurahan dengan
Lebih terperinciTingkat pelayanan pada ruas jalan berdasarkan hasil
BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1. Umum Secara garis besar masalah lalulintas yang ada di kota Yogyakarta pada umumnya dan daerah studi kasus pada khususnya mempunyai kondisi sebagai berikut : a. Bercampurnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Transportasi memiliki peranan yang sangat besar dalam menunjang proses kehidupan manusia sebagai penunjang media perpindahan arus barang, orang, jasa serta informasi.
Lebih terperinciINTEGRASI PENGINDERAAN JAUH DAN SIG UNTUK PENENTUAN JALUR OPTIMUM BERDASARKAN TINGKAT KEMACETAN DI SEBAGIAN RUAS JALAN KECAMATAN CIBINONG KAB.
INTEGRASI PENGINDERAAN JAUH DAN SIG UNTUK PENENTUAN JALUR OPTIMUM BERDASARKAN TINGKAT KEMACETAN DI SEBAGIAN RUAS JALAN KECAMATAN CIBINONG KAB. BOGOR Muhamad Bambang Suwahyuono muhamad.bambang.s@mail.ugm.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah perkotaan mempunyai sifat yang sangat dinamis, berkembang sangat cepat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Perkembangan daerah perkotaan dapat secara
Lebih terperinciPEMETAAN TINGKAT KEPADATAN VOLUME KENDARAAN PADA RUAS JALAN JETIS KARAH DENGAN METODE LINEAR TUGAS AKHIR
PEMETAAN TINGKAT KEPADATAN VOLUME KENDARAAN PADA RUAS JALAN JETIS KARAH DENGAN METODE LINEAR TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH : ARYA RADITYA NPM : 0553310102 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Permasalahan di sektor transportasi merupakan permasalahan yang banyak terjadi
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan di sektor transportasi merupakan permasalahan yang banyak terjadi di berbagai kota. Permasalahan transportasi yang sering terjadi di kota-kota besar adalah
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA
KO T A P R A D J A JO J G A K TA R A LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor: 145 Tahun 2005 Seri: D PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 141 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN KEDUA
Lebih terperinciBAB IV METODELOGI PENELITIAN
BAB IV METODELOGI PENELITIAN 4.1 JENIS PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Menurut Sugiyono (2011) metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai fungsi sebagai penggerak, pendorong dan penunjang. dan prasarana yang didukung oleh tata laksana dan sumber daya manusia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1. Umum Transportasi sebagai urat nadi kehidupan berbangsa dan bernegara, mempunyai fungsi sebagai penggerak, pendorong dan penunjang pembangunan. Transportasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan jumlah penduduk, serta kebutuhan lainnya menyebabkan kebutuhan akan pergerakan ikut meningkat. Peningkatan ini berdampak pula pada transportasi yaitu
Lebih terperinciPEMERIKSAAN KESESUAIAN KRITERIA FUNGSI JALAN DAN KONDISI GEOMETRIK SIMPANG AKIBAT PERUBAHAN DIMENSI KENDARAAN RENCANA
PEMERIKSAAN KESESUAIAN KRITERIA FUNGSI JALAN DAN KONDISI GEOMETRIK SIMPANG AKIBAT PERUBAHAN DIMENSI KENDARAAN RENCANA Angga Marditama Sultan Sufanir Dosen / Jurusan Teknik Sipil / Politeknik Negeri Bandung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Istimewa (DIY) merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi yang cukup besar untuk dikunjungi oleh pendatang dari luar kota. Selain terkenal sebagai kota
Lebih terperinciJurnal. Skripsi S-1 Program Studi Geografi
ANALISIS TINGKAT KEMACETAN LALU-LINTAS DENGAN MEMANFAATKAN CITRA SATELIT IKONOS DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI RUAS JALAN AHMAD YANI, JALAN SLAMET RIYADI DAN JALAN OERIP SUMOHARJO KOTA SURAKARTA Jurnal
Lebih terperinciPENENTUAN JALUR TERBAIK MASUK KOTA SAMPAI KE KAMPUS UNEJ DENGAN METODE ALGORITMA DIJKSTRA
PENENTUAN JALUR TERBAIK MASUK KOTA SAMPAI KE KAMPUS UNEJ DENGAN METODE ALGORITMA DIJKSTRA AriefRachman E P Sri Sukmawati Sonya Sulistyono Program Studi S-1 Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komputer yang semakin pesat sangat berguna untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaannya. Komputer sudah banyak dipergunakan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkotaan ditunjukan dengan adanya peningkatan jumlah pemakaian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring pertambahan jaman dan perkembangan suatu kota dengan peningkatan pertumbuhan penduduk yang semakin pesat mengakibatkan peningkatan kebutuhan transportasi.
Lebih terperincipenting dalam menunjang penyelenggaraan angkutan darat. Keberhasilan pelayanan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan sebagai salah satu sarana transportasi darat mempunyai peranan sangat penting dalam menunjang penyelenggaraan angkutan darat. Keberhasilan pelayanan jasa angkutan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan data pada Badan Pusat Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta, jumlah kendaraan bermotor meningkat setiap tahunnya. Diperkirakan jumlah kendaraan akan meningkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak terjadi di kota-kota besar seperti di Yogyakarta. Untuk mengurangi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penduduk yang semakin meningkat menyebabkan masalah kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar seperti di Yogyakarta. Untuk mengurangi kemacetan tersebut, diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. instansi swasta, pemerintahan, pendidikkan, dan perbelanjaan yang memiliki
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Simpang merupakan zona tempat terjadinya konflik pertemuan arah kendaraan dan memastikan menurunnya kinerja simpang diantaranya penurunan kecepatan, peningkatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pada dasarnya, pembangunan jalan diharapkan mampu untuk memenuhi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, pembangunan jalan diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atas angkutan barang dan jasa (orang) yang aman, nyaman, dan berdaya guna.
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil dari analisis yang dilakukan oleh penulis, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja bus Transjogja adalah sebagai berikut: 1. Rute perjalanan
Lebih terperinciKOORDINASI SIMPANG BERSINYAL PADA SIMPANG KENTUNGAN-SIMPANG MONJALI YOGYAKARTA
KOORDINASI SIMPANG BERSINYAL PADA SIMPANG KENTUNGAN-SIMPANG MONJALI YOGYAKARTA Fitria Purnayanti Cahyaningrum Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Jln. Grafika 2, Kampus UGM, Yogyakarta, 55281 Telp:
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PARKIR PADA SISI JALAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KAPASITAS JALAN (STUDI KASUS: DI JALAN MATARAM YOGYAKARTA) TUGAS AKHIR
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PARKIR PADA SISI JALAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KAPASITAS JALAN (STUDI KASUS: DI JALAN MATARAM YOGYAKARTA) TUGAS AKHIR oleh : T A N T A W I L2D 300 379 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mobil Penumpang (emp) adalah faktor yang menunjukkan pengaruh berbagai tipe
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam perencanaan prasarana tranportasi jalan raya di Indonesia berpedoman pada Manual Kapasitas Jalan Raya (MKJI) tahun 1997. Ekivalensi Mobil Penumpang (emp) adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sleman DIY. Simpang ini menghubungkan kota Jogjakarta dengan kota-kota lain di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Simpang antara Jalan Laksda Adisucipto dengan Jalan Ring Road Utara Jogjakarta berada pada wilayah desa Maguwoharjo kecamatan Maguwoharjo kabupaten Sleman DIY. Simpang
Lebih terperinciE:mail :
Jurnal Ilmiah Elektronik Infrastruktur Teknik Sipil ANALISIS KINERJA RUAS JALAN RAYA SUKAWATI AKIBAT BANGKITAN PERGERAKAN DARI PASAR SENI SUKAWATI ok Agung Purnama Putra 1, I Gst. Raka Purbanto 2 dan I
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permasalahan lalu lintas yang sering terjadi khususnya daerah simpang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Permasalahan lalu lintas yang sering terjadi khususnya daerah simpang disebabkan oleh semakin meningkatnya mobilitas penduduk, perubahan tata guna lahan, serta
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. simpang merupakan faktor penting dalam menentukan penanganan yang paling tepat
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Simpang jalan merupakan tempat terjadinya konflik lalu lintas. Kinerja dari suatu simpang merupakan faktor penting dalam menentukan penanganan yang paling tepat untuk
Lebih terperinciPEMETAAN LOKASI RAWAN KECELAKAAN ( STUDI KASUS BUNDARAN WARU ) DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TUGAS AKHIR
PEMETAAN LOKASI RAWAN KECELAKAAN ( STUDI KASUS BUNDARAN WARU ) DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Lebih terperinciAPLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMILIHAN LOKASI TERMINAL PENUMPANG TIPE A DI KABUPATEN KLATEN
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMILIHAN LOKASI TERMINAL PENUMPANG TIPE A DI KABUPATEN KLATEN Fuad Rosyadi Prayoga fuad.rosyadi@mail.ugm.ac.id Taufik Hery Purwanto taufik@geo.ugm.ac.id Abstract
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORI
BAB 2 TINJAUAN TEORI Dalam bab ini akan membahas mengenai teori-teori yang berhubungan dengan studi yang dilakukan, yaitu mengenai pebgertian tundaan, jalan kolektor primer, sistem pergerakan dan aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lalu lintas yang ada. Hal tersebut merupakan persoalan utama di banyak kota.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masalah transportasi secara umum dan lalu lintas pada khususnya adalah merupakan fenomena yang terlihat sehari-hari dalam kehidupan manusia. Semakin tinggi tingkat mobilitas
Lebih terperinciEVALUASI PENENTUAN WAKTU SINYAL DI BERSINYAL GENDENGAN SAMPAI SIMPANG NOVOTEL (Studi Kasus Jalan Slamet Riyadi, Surakarta)
EVALUASI PENENTUAN WAKTU SINYAL DI SIMPANG BERSINYAL GENDENGAN SAMPAI SIMPANG NOVOTEL (Studi Kasus Jalan Slamet Riyadi, Surakarta) Tugas Akhir Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana
Lebih terperinciOPTIMASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL BERHIMPIT (STUDI KASUS SIMPANG DR. RAJIMAN LAWEYAN, SURAKARTA) NASKAH PUBLIKASI
OPTIMASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL BERHIMPIT (STUDI KASUS SIMPANG DR. RAJIMAN LAWEYAN, SURAKARTA) NASKAH PUBLIKASI diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai derajat S-1 Teknik Sipil Disusun Oleh : WAHYU
Lebih terperinciKonferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010
Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 PERBANDINGAN MANFAAT NILAI WAKTU PADA VOLUME LALU LINTAS JAM PUNCAK DENGAN VOLUME LALU LINTAS 24 JAM PENUH Studi Kasus pada Perbaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertahanan keamanan. Pertumbuhan sektor ini akan mencerminkan pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor transportasi merupakan salah satu mata rantai jaringan distribusi barang dan penumpang yang telah berkembang sangat dinamis serta berperan di dalam menunjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi adalah suatu pergerakan barang dan orang dari suatu tempat ke tempat lain. Transportasi digunakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi adalah suatu pergerakan barang dan orang dari suatu tempat ke tempat lain. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil Analisis Review Pengembangan Rute Trans Jogja ini, maka
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Dari hasil Analisis Review Pengembangan Rute Trans Jogja ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Load factor bus Trans Jogja hanya mengalami fluktuasi
Lebih terperinciMartius Dwi Astuti Nur Muhammad Farda
PEMANFAATAN CITRA QUICKBIRD DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK MENGETAHUI TINGKAT KEMACETAN LALU LINTAS SEBAGIAN KOTA SEMARANG (Studi Kasus : Kec. Padurungan, Gayamsari, dan Semarang Selatan) Martius
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pendekatan yang diambil dalam penyusunan penulisan ini berdasarkan pada metode analisa kinerja ruas jalan yang mengacu kepada Manual Kapasitas Jalan Indonesia tahun 1997 sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan meningkatnya pembangunan suatu daerah maka semakin ramai pula lalu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Dengan meningkatnya pembangunan suatu daerah maka semakin ramai pula lalu lintasnya. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi penduduk sehingga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. aspek. Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi merupakan suatu pergerakan atau perpindahan baik orang maupun barang dari suatu tempat asal ke suatu tujuan. Transportasi mempunyai peranan penting dalam
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DATA. A. Deskripsi
BAB V ANALISIS DATA A. Deskripsi Pada penelittian ini bertujuan untuk memodelkan satu kawasan. Pemodelan yang akan dibuat yaitu kondisi eksisting dan kondisi penutupan ruas Jalan Panembahan Senopati. Rencana
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA RUAS JALAN DI JALAN SUMPAH PEMUDA KOTA SURAKARTA (Study kasus : Kampus UNISRI sampai dengan Kantor Kelurahan Mojosongo) Sumina
EVALUASI KINERJA RUAS JALAN DI JALAN SUMPAH PEMUDA KOTA SURAKARTA (Study kasus Kampus UNISRI sampai dengan Kantor Kelurahan Mojosongo) Sumina Abstrak Pertumbuhan jumlah kendaraan yang tinggi berdampak
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI GEOGRAFIS KEPADATAN LALU LINTAS DAN DAERAH RAWAN KECELAKAAN KOTA SURABAYA
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS KEPADATAN LALU LINTAS DAN DAERAH RAWAN KECELAKAAN KOTA SURABAYA Witarjo 1, Arna Fariza 2, Arif Basofi 2 Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika 1, Dosen Pembimbing 2 Politeknik
Lebih terperinciKaji Banding Waktu Tundaan Dua Persimpangan Terkoordinasi Dengan Simulasi Jarak Antar Simpang Menggunakan Program Transyt 12 dan PTV Vissim 6
Reka Racana Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Sipil Itenas No.x Vol. Xx Juni 2015 Kaji Banding Waktu Tundaan Dua Persimpangan Terkoordinasi Dengan Simulasi Jarak Antar Simpang Menggunakan
Lebih terperinciANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2006 DAN 2014 BERDASARKAN CITRA QUICKBIRD
ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2006 DAN 2014 BERDASARKAN CITRA QUICKBIRD NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan Mencapai derajat Sarjana
Lebih terperinciPENEMUAN RUTE TERPENDEK PADA APLIKASI BERBASIS PETA
PENEMUAN RUTE TERPENDEK PADA APLIKASI BERBASIS PETA Putu Wira Buana Staf Pengajar Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Udayana E-mail : wbhuana@yahoo.com Abstrak Salah satu bidang Graphical
Lebih terperinciAplikasi Penentuan Rute Terbaik Berbasis Sistem Informasi Geografis
Aplikasi Penentuan Rute Terbaik Berbasis Sistem Informasi Geografis Much Aziz Muslim Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Stikubank Semarang email : a212@unisbank.ac.id ABSTRAK : Sistem informasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jalan Raya Jalan merupakan suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun yang meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemacetan adalah situasi keadaan tersendatnya atau terhentinya lalu lintas yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemacetan adalah situasi keadaan tersendatnya atau terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan banyak
Lebih terperinciMANAJEMEN LALU LINTAS DI PUSAT KOTA JAYAPURA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PENATAAN PARKIR
MANAJEMEN LALU LINTAS DI PUSAT KOTA JAYAPURA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PENATAAN PARKIR Sutardi, Hera Widyastuti, dan Budi Rahardjo Pasca Sarjana Bidang Manajemen dan Rekayasa Transportasi FTSP, ITS. Email
Lebih terperinciBIAYA UKUR, PEMBERIAN KETERANGAN TENTANG PERSIL DAN CARA PERHITUNGAN PULASI WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PEMERINTAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA -------------------------------------------------------------- PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (PERDA
Lebih terperinciAnalisis Volume, Kecepatan, dan Kepadatan Lalu Lintas dengan Metode Greenshields dan Greenberg
178 JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA Vol. 15, No. 2, 178-184, November 212 Analisis Volume, Kecepatan, dan Kepadatan Lalu Lintas dengan Metode Greenshields dan Greenberg (Analysis of The Volume, Speed and
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting untuk perkembangan suatu daerah, yaitu untuk mempermudah memindahkan barang dan manusia dari suatu tempat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan Agro merupakan salah satu ruas jalan yang padat di kawasan Universitas Gadjah Mada. Jalan ini merupakan salah satu alternatif menuju kawasan UGM bagian Timur
Lebih terperinciPERANCANGAN WEBSITE satutujuan.co.id SEBAGAI PORTAL RIDESHARING UNTUK CIVITAS AKADEMIKA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
PERANCANGAN WEBSITE satutujuan.co.id SEBAGAI PORTAL RIDESHARING UNTUK CIVITAS AKADEMIKA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Windha Mega Pradnya Dhuhita Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta Jl Ring road Utara,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. melewati suatu ruas jalan berhenti dalam waktu yang singkat maupun lama. Kemacetan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Kemacetan lalu lintas Kemacetan adalah keadaan dimana pada saat tertentu kendaraan yang sedang berjalan melewati suatu ruas jalan berhenti dalam waktu yang singkat maupun lama.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. raya adalah untuk melayani pergerakan lalu lintas, perpindahan manusia dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah transportasi darat yang menyangkut dengan masalah lalu lintas merupakan masalah yang sulit dipecahkan, baik di kota - kota besar maupun yang termasuk dalam
Lebih terperinciManajemen Pesepeda. Latar Belakang 5/16/2016
Manajemen Pesepeda Latar Belakang 2 Lebih dari setengah jumlah perjalanan seseorang dalam sehari < 4 km Bisa ditempuh dengan bersepeda < 20 menit Perjalanan pendek yang ditempuh dengan kendaraan bermotor,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Pengertian Transportasi Trasnportasi adalah untuk menggerakkan atau memindahkan orang dan/atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan sistem
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN OBYEK PENELITIAN. adapun obyek dalam penelitin ini adalah jalur sepeda tahap-1 di Kota Surabaya
BAB III GAMBARAN OBYEK PENELITIAN Pada penelitian ini, obyek penelitian yang dibahas adalah mengenai kebijakan jalur sepeda di kota Surabaya. Berdasarkan hal tersebut, peneliti akan menguraikan beberapa
Lebih terperinciANALISA DAMPAK HAMBATAN SAMPING DAN U-TURN TERHADAP KECEPATAN KENDARAAN (STUDI KASUS DEPAN PASAR FLAMBOYAN JALAN GAJAH MADA KOTA PONTIANAK)
ANALISA DAMPAK HAMBATAN SAMPING DAN U-TURN TERHADAP KECEPATAN KENDARAAN (STUDI KASUS DEPAN PASAR FLAMBOYAN JALAN GAJAH MADA KOTA PONTIANAK) Abdi Yuda Yadi 1)., Syafarudin AS 2) Siti Nurlaily Kadarini 2)
Lebih terperinciKata kunci: Bangkitan Pergerakan, Kinerja Ruas Jalan, Derajat Kejenuhan.
ABSTRAK Rumah sakit dengan segala fasilitas serta pelayanan kesehatan yang dimiliki cenderung menimbulkan bangkitan pergerakan sehingga berpengaruh terhadap tingkat pelayanan jalan raya di sekitar lokasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bergerak bersamaan. Persimpangan pun menjadi salah satu bagian yang harus diperhatikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan persimpangan tidak dapat dihindari pada sistem transportasi perkotaan. Hal ini pula yang terjadi pada kota Medan. Sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Indonesia, telah banyak mengalami perkembangan yang pesat dalam
BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Indonesia, telah banyak mengalami perkembangan yang pesat dalam intensitas aktifitas sosial ekonomi seiring dengan kemajuan ekonomi yang telah terjadi. Jumlah penduduk yang semakin
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan pengguna jalan dalam berlalu lintas. Menurut peranan pelayanan jasa
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Jalan Jalan merupakan prasarana darat yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan pengguna jalan dalam berlalu lintas. Menurut peranan pelayanan jasa distribusi (PKJI,
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA RUAS JALAN COKROAMINOTO AKIBAT BANGKITAN PERGERAKAN DI LOKASI SEMENTARA PASAR BADUNG
152 EVALUASI KINERJA RUAS JALAN COKROAMINOTO AKIBAT BANGKITAN PERGERAKAN DI LOKASI SEMENTARA PASAR BADUNG Muh. Rizky Prabowo Tri Subiran 1), I Wayan Muliawan 1), A.A Rai Asmani K. 1) 1) Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Permasalahan Transportasi di Perkotaan Menurut Abubakar, dkk (1995) salah satu ciri kota modern ialah tersedianya sarana transportasi yang memadai bagi warga kota. Fungsi, peran
Lebih terperinci