BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Transkripsi

1 BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual Kerangka proses berpikir dalam penelitian ini berdasarkan pada studi teoritik dan studi empirik. Teori-teori yang dikemukakan dalam tinjauan teoretis dilakukan mengarahkan alur pikir penyajian berdasarkan penalaran deduktif, karena teori bersifat universal artinya bersifat umum yang dapat diterapkan untuk menganalisis hal-hal yang bersifat spesifik. Sedangkan studi empirik akan memperluas wawasan dalam rangka penyajian konsep disertasi dan menemukan serta mengarahkan sesuai penalaran induktif. Menurut Kuncoro (2009:56) kerangka proses berpikir dimulai dari kajian teori dan studi empirik bersumber dari berbagai macam tulisan yang relevan oleh beberapa peneliti terdahulu yang memperkaya wawasan untuk menyusun penelitian ini, dari studi tersebut dapat ditentukan rumusan masalah yang selanjutnya ditentukan rumusan hipotesis. Hipotesis merupakan dugaan sementara yang masih harus diuji kebenarannya secara statistik, selanjutnya dilakukan analisis data untuk menguji hipotesis. Pengujian hipotesis akan menghasilkan temuan-temuan yang berhubungan dengan teoretis maupun empirik, untuk temuan teori akan memperkuat atau melemahkan teori, sedangkan untuk temuan empirik akan memperkaya hasil penelitian. Secara rinci kerangka proses berpikir nampak sebagai berikut: 77

2 78 Gambar 3.1 Kerangka Proses Berpikir Setelah menyusun kerangka proses berpikir, maka perlu disusun kerangka konseptual. Kerangka konseptual ini disusun untuk menjelaskan variabel-variabel yang berkedudukan sebagai variabel eksogen, dan variabel endogen. Berdasarkan preposisi yang mengacu pada studi teoretis dan studi empirik, maka akan diketahui banyaknya hipotesis yang harus disusun.

3 79 Gambar 3.1 menunjukkan kerangka proses berpikir didasarkan pada studi teritik dan studi empirik. Agar perusahaan berjalan efisien maka seluruh komponen modal kerja harus dimonitor dan dikendalikan dengan seksama. Hal tersebut sangat penting karena investasi dalam modal kerja cepat sekali berubah dan sulit dikendalikan. Kelebihan jumlah aktiva lancar dapat berakibat pada realisasi pengembalian investasi akan berada dibawah standar yang ditentukan. Perusahaan dengan jumlah modal kerja kecil dapat menimbulkan kekurangan dan kesulitan menjaga kelancaran operasi. Namun lebih penting adalah dampak dari keputusan modal kerja, resiko, laba, dan harga saham. Modal kerja merupakan penentu tingkat optimal investasi aktiva lancar dan perpaduan antara pembiayaan jangka pendek dan jangka panjang yang digunakan untuk mendukung investasi pada aktiva lancar. Secara bergantian, keputusan akan dipengaruhi trade-off antara tingkat kemampuan memperoleh laba dan resiko. Mengurangi aktiva lancar namun mampu mendukung penjualan, akan meningkatkan pengembalian perusahaan pada total aktiva. Kemampuan investor memahami dan meramalkan kondisi ekonomi makro di masa datang akan berguna dalam pembuatan keputusan investasi yang menguntungkan. Seorang investor harus mempertimbangkan beberapa faktor ekonomi makro yang dapat membantu dalam membuat keputusan investasinya. Faktor ekonomi makro seringkali dihubungkan dengan kinerja dan nilai perusahaan adalah nilai tukar rupiah, tingkat suku bunga, dan inflasi.

4 80 Menurut Samsul (2006:200) perubahan faktor ekonomi makro mempengaruhi kinerja perusahaan dan harga saham. Sejalan penelitian Hooker (2004); Chiarella dan Gao (2004); Gjerde dan Saettem (1999), tingkat suku bunga berpengaruh negatif terhadap return pasar. Penelitian yang dilakukan Gupta et al., (1997); Kandir (2008), menemukan bahwa nilai tukar berpengaruh positif terhadap harga saham di Indonesia, Malaysia dan Filipina sebaliknya penelitian Wongbangpo dan Sharma (2002) nilai tukar berhubungan negatif terhadap harga saham di Singapura dan Thailand. Hasil penelitian Pareira, (2010); Permana, (2009) menunjukkan bahwa inflasi berpengaruh negatif terhadap harga saham. Kerangka konseptual menguraikan pengaruh variabel-variabel yang akan diteliti, seperti digambarkan berikut ini: Gambar 3.2 Kerangka Konseptual

5 81 Keterangan: SK PM SI SP LK NT SB IF KP NP : Siklus Konversi Kas : Perputaran Modal Kerja : Struktur Investasi : Struktur Pendanaan : Likuiditas : Nilai Tukar Rupiah : Tingkat Suku Bunga : Inflasi : Kinerja Perusahaan : Nilai Perusahaan Mengacu pada Gambar 3.2 dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Variabel eksogen dalam penelitian ini adalah: 1) Manajemen Modal Kerja yang diproksikan dengan: siklus konversi kas (SK), perputaran modal kerja (PM), struktur investasi (SI), struktur pendanaan (SP) dan likuiditas (LK). Variabel-variabel tersebut diteliti oleh Sadiamajeed et al., (2012); Akoto et al., (2013); Al-Debi e, (2011); Gill et al., (2010); Napompech, (2012); Raheman et a.l., (2010); Nzioki et al., (2013); Makori dan Ambrose, (2013); Ngwenya, (2012); Azam dan Heider, (2011). 2) Faktor Ekonomi Makro diproksi dengan: nilai tukar rupiah (NT), tingkat suku bunga (SB) dan inflasi (IF). Penelitian yang dilakukan oleh Ditria et al., (2008); Kewal,(2012); Kanwal dan Nadeem, (2013); Astriana, (2013); Demir, (2007) membahas variabelvariabel ekonomi makro. 2. Variabel endogen (KP) dalam penelitian ini kinerja perusahaan yang pengukurannya menggunakan Return On Asset (ROA). Penelitian tentang variabel ini telah dilakukan oleh Kaddumi dan Ramadan, (2012); Mumtaz et al., (2011); Karadagli, (2012); Attari dan kashif, (2012); Charitou dan Santoso, (2012); Huzaini, (2012).

6 82 3. Variabel endogen (NP) dalam penelitian ini nilai perusahaan yang pengukurannya menggunakan Tobins q. Penelitian tentang variabel ini telah dilakukan oleh Abuzayed, (2011); Ogundipe et al., (2012); Lotfinia et al.,(2012); Sudiyatno dan Puspitasari, (2010); Wolfe dan Sauaia, (2003); Sudiyanto, (2010); Montgomery, (1988). 3.2 Hipotesis Penelitian Berdasarkan masalah dan teori yang telah diuraikan dimuka maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: 1. Hipotesis pengaruh manajemen modal kerja dan faktor ekonomi makro terhadap H1.1 Siklus konversi kas berpengaruh negatif signifikan terhadap H1.2 Perputaran modal kerja berpengaruh positif signifikan terhadap H1.3 Struktur investasi berpengaruh positif signifikan terhadap H1.4 Struktur pendanaan berpengaruh negatif signifikan terhadap H1.5 Likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja perusahaan. H1.6 Nilai tukar rupiah berpengaruh negatif signifikan terhadap H1.7 Tingkat suku bunga berpengaruh negatif signifikan terhadap

7 83 H1.8 Inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja perusahaan 2. Hipotesis pengaruh faktor ekonomi makro dan kinerja perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. H2.1 Nilai tukar rupiah berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan. H2.2 Tingat suku bunga berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan. H2.3 Inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan. H2.4 Kinerja perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. 3. Hipotesis kinerja perusahaan memediasi pengaruh faktor ekonomi makro terhadap nilai perusahaan. H3.1 Kinerja perusahaan memediasi secara signifikan pengaruh nilai tukar rupiah terhadap nilai perusahaan. H3.2 Kinerja perusahaan memediasi secara signifikan pengaruh tingat suku bunga terhadap nilai perusahaan. H3.3 Kinerja perusahaan memediasi secara signifikan pengaruh inflasi terhadap nilai perusahaan.