BAB IV STUDI PEMIKIRAN SYEKH H. KHATIB IMAM MAULANA. kemudian serta iman akan qadar baik dan buruk.

Transkripsi

1 46 BAB IV STUDI PEMIKIRAN SYEKH H. KHATIB IMAM MAULANA A. Pemikiran Syekh H. Khatib Imam Maulana dalam Mengembangkan Ajaran Ahlussunnah Wa Al-Jamaah Bidang Akidah Akidah kita ialah iman kepada Allah, iman kepada Malaikat, kitab-kitab suci yang diturunkan Allah, para Rasul utusan Allah dan percaya kepada hari kemudian serta iman akan qadar baik dan buruk. Kita meyakini rububiyah Allah SWT yaitu bahwa Dialah Tuhan yang menjadikan, memiliki dan mengatur semua alam ini. Kita meyakini Uluhiyah Allah SWT yaitu bahwa Dialah Tuhan yang harus disembah. Menyembah selain kepada Allah adalah salah. Kita meyakini asma -asma dan sifat-sifat Allah yaitu nama-nama yang paling baik dan sifat-sifat sempurna seperti yang diturunkan dalam Al-Quran atau seperti yang disampaikan oleh Rasulullah saw. Kita meyakini ke-esaan Allah bahwa tiada satupun yang mempersekutui-nya maupun dalam uluhiyah ataupun dalam asma dan sifatsifatnya. 1 Firman Allah dalam SWT dalam Al-Quran:Q.S Maryam : 65 1 Muhammed bin Saleh Al-Uthaimin, Akidah Ahlussunnah Wal-Jamaah,( Kementrian Agama Islam, Waqaf, Dakwah dan Bimbingan Islam), h

2 47 DialahTuhan (yang menguasai) langit dan bumi dan apa -apa yang ada di antara keduanya, Maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadat kepada-nya. Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (yang patut disembah)? Kita meyakini bahwa Allah SWT senantiasa bersama hamba-hamba- Nya, Dia bersemayam diatas Arsy mengetahui keadaan hamba-hamba-nya serta mendengar dan mengetahui segala perkataan dan perbuatan hamba-nya, dan Allah mengatur segala urusan mereka. Dia berikan kemuliaan kepada siapa yang dia ingini dan menimpakan kehinaan kepada siapa yang Dia ingini. Kita meyakini bahwa Allah SWT akan datang pada hari kiamat yang akan menghukum hamban-nya, sebagaimana dikatakan dalam surat Al-Fajr: 21-23: 2 jangan (berbuat demikian). apabila bumi digoncangkan berturutturut,dan datanglah Tuhanmu, sedang Malaikat berbaris-baris. dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam, dan pada hari itu ingatlah manusia, akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya. I tikad kaum Ahlussunnah Wa Al-Jamaah yang telah disusun oleh Imam Abu Hasan Al-Asy ari adalah: 1. Tentang ketuhanan 2 Ibid, h

3 48 2. Tentang malaikat-malaikat 3. Tentang kitab-kitab 4. Tentang Rasul-Rasul 5. Tentang hari kiamat 6. Tentang qada dan qadar Dalam pembagian yang enam ini sesuai dengan sabda Nabi SAW: maka beritahukanlah kami (wahai Rasulullah) tentang iman, nabi Muhammad menjawab: mesti percaya kepada Allah, malaikat-malaikat, kitab-kitab, Rasul-rasul, hari kiamat dan qada dan qadar (H.R. muslim). 3 Kita mesti pecaya bahwa Allah memiliki sifat jamal (keindahan), dan sifat kamal (kesempurnaan). Tetapi yang wajib diketahui oleh setiap muslim yang berakal adalah : sifat yang wajib pada Allah sifat yang mustahil pada Allah 3. 1 sifat yang harus pada Allah 4 Allah menciptakan makhuk agar bisa mengenal-nya. Hal itu bisa dilakukan melalui perantara asma ul husna dan sfat-sifat-nya yang maha tinggi, sempurna dan jauh dari segala kekurangan. Allah SWT berfirman dalam Q.S Ath. Thalaq :12: 3 Imam Mauana Abdul Manaf Amin Al-katib, Risalah Mizan Al-Qulub, (Batang Kabung Koto Tangah Tabing Padang), h Ibid, h. 232

4 49 Allahlah yang telah menciptakan tujuh langit dan bumi seperti itu pula. Perintah Allah beraku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah maha kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya ilmu-nya benarbenar meliputi segala sesuatu. 5 Dalam masalah ketuhanan menurut pandangan Ahlussunnah Wa Al- Jamaah tidak berbeda dengan Asy ari Tuhan menurutnya dapat diihat di akhirat. Sifat-sifat yang tidak dapat diberikan kepada Tuhan hanyalah sifatsifat yang akan membawa kepada arti diciptakannya Tuhan. Karena apa yang dapat dilihat tidak mesti mengandung arti bahwa ia mesti bersifat diciptakan. Dengan demikian kaau dikatakan Tuhan dapat dilihat, itu tidak mesti berarti bahwa Tuhan harus bersifat diciptakan. 6 Kita mesti mempercayai malaikat-malaikat Allah dan mereka semua hamba-hamba Allah yang mulia. Sebagaimana firman-nya dalam surat Al- Anbiya :26-27: 7 Dan mereka berkata: "Tuhan yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak", Maha suci Allah. sebenarnya (malaikat -malaikat itu), adalah hamba-hamba yang dimuliakan. Mereka itu tidak mendahului-nya dengan Perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintahnya. 5 Yusuf Al-Qaradhawi, Akidah Salaf dan Khalaf, Kajian Komprehensif Seputar Asma wa Sifat Wai dan Karamah, Tawasul dan ziarah Kubur, (Pustaka Al-Kautsar : Jakarta 2009), h. 9 6 Harun Nasution, Teologi Islam Aliran Aliran Islam Sejarah Analisa Perbandingan, (Jakarta: UI-Press, 1986), 7 Muhammed bin Saleh Al-Uthaimin, op.cit. h.40

5 50 Para malaikat dijadikan oleh Allah dan mereka selalu memperhambakan dirinya kepada Allah dan patuh akan segala perintah-nya, dan kita mempercayai bahwa para malaikat mendapatkan tugas yang berbeda, sesuai dengan perintah yang diberikan oleh Allah SWT. 8 Dalam masalah kitab suci umat Islam mempercayai tentang adanya kitab-kitab suci yang diturunkan Allah kepada Rasul-Rasul-Nya untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia. Sebagaimana firman Allah dalam suratal-hadid :25 9 Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)nya dan rasul-rasul-nya Padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha kuat lagi Maha Perkasa. Kita meyakini bahwa Allah telah menurunkan kitab-kitab suci kepada para Rasul, untuk menjadi hujjah bagi seluruh isi alam dan pegangan bagi mereka yang mengamalkan ajaran-ajaran Allah. Kitabsuci memberi 8 Muhammad Shaleh Al-Uthaimin, Apakah yang di MaksudAqidahAhlussunnahWalJamaah, (PT. BinaIlmu Offset: Surabaya), h Imam Mauana Abdul Manaf Amin Al-katib, Op.Cit, h. 246

6 51 petunjukdanpengetahuanbagiumatmanusiadanuntukmembenarkankerasulanpa rarasul yang di utusoleh Allah. 10 Tentang Rasul Allah kita mempercayai bahwa Allah telah mengutus Rasul-Rasul-Nya kepada umat manusia sebagaimana firman Allah daam surat An-Nisa :165: (Mereka Kami utus) selaku Rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya Rasul-rasul itu. dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Tentang iman kepada hari kiamat, Dimana setiap manusia dihidupkan kemballi untuk hidup yang kekal. Ada yang masuk surga dengan segala kesenagannya dan ada pula yang masuk neraka dengan segala azab dan siksaan yang pedih. Maka kita mempecayai hari kebangkitan kelak yaitu di kala Allah menghidupkan manusia kembali diwaktu malaikat Israfil meniup sangkakala yang kedua kali. Seperti yang terdapat dalam surat Az- Zumar:68: Muhammad Shaleh Al-Uthaimin, Op.Cit, h Muhammed bin Saleh Al-Uthaimin, Op.Cit. h.68

7 52 Dan ditiuplah sangkakala, Maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi Maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing - masing). Dalam masalah Qada dan Qadar, kita mempercayai bahwa qadar baik dan buruk adalah ketentuan Allah bagi alam yang ada sesuai dengan pengetahuan dan ketentuan Allah serta hikmah-hikmah yang ditetapkan- Nya. 12 Keenamhaltersebutmerupakanakidah yangagungdantinggi.iamerupakanpokokdari agama yangakanmembuahkanhasil yang tiadataranyadisemuaaspekkehidupan. Imankepada Allah danasma sertasifat-sifatnyaakanbermanfaat, menanamkan rasa cintahambakepadakhaliq-nyadanmengaggungkan Allah SWT denganmelaksanakansegalaperintah-nyadanmenjauhisemualarangan- Nya. Mengerjakanperintah Allah sertameninggalkanlarangan- Nyamenjadisuatukebahagian yang sempurnadalamhidupdiduniadandiakhiratkelak, baikbagidiripribadimaupunmasyarakat Ibid. h Muhammed bin Saleh Al-Uthaimin, Op.Cit. h.84

8 53 Qadarituada 4 peringkat: 1. Ilmu Kita mempercayaibahwa Allah itumengetahuitentangsegalasesuatudiamengetahuiapa yang telahterjadidanapayang akanterjadi. PengetahuanAllahtentangsegalasesuatubukanlahdidahuluiolehk etidaktahuan-nya, Diatidak pula bersifatlupakarenakeabadianilmu-nya yang tidakberawaldantidakberakhir. 2. Kitabah Kita mempercayaibahwa Allah telahmenulissegalasesuatu di LauhMahfuz, dansemuaitutetapadahinggaharikiamat. 3. Masyi ah Kita mempercayaibahwa Allah telahmenentukansegalasesuatubaikdilangitmaupundibumisesuai denganmasyi ah-nya (kehendaknya).segalasesuatuterjadiataskehendak Allah, jika Allah menghendakidiaakanterjadidankalau Allah tidakmenghendakidiapastitidakakanterjadi. 4. Al-Khilq(kejadian)

9 54 Kita mempercayaibahwasesungguhnya Allah menjadikansegalasesuatusebagaimanafirmannya: QS Az- Zumar:62: Allah menciptakansesuatudandiamemeliharasegalasesuatu, kepunyaan-nyalahpembendaharaanlangitdanbumi Keempatperingkatinimelengkapiapa yang adabagi Allah danapa yang dimilikiolehhamba-nya, makasegalasesuatu yang dilakukanhamba- Nyabaikperkataan, perbuatandantermasukapa-apa yang tidakdilakukansemuaitudiketahuioleh Allah dantelahditulisdisisi- Nyadandikehendaki-Nyadandiciptakan-Nya. 14 B. Usaha Yang Dilakukan Syekh H. Khatib Imam Maulana Dalam Mengembangkan Ajaran Ahlussunnah Wa Al-Jamaah Dalam usahanya mengembangkan ajaran Ahlussunnah Wa Al-Jamaah Syekh H. Khatib Imam Maulana melakukan beberapa hal yaitu: a. Mebambangun surau Agar ajaran ahlussunnah wa al-jamaah dapat berkembang di daerah tempat tinggalnya, syekh H. Khatib Imam Maulana membangun beberapa surau, salah satunya surau Nurul Huda yang terletak di Batang Kabung. Di surau ini bukan hanya dijadikan tempat ibadah tetapi juga menjadi tempat tinggal Syekh H. Khatib Imam Maulana semasa hidupnya dan tempat belajar para jemaahnya. 14 Muhammed bin Saleh Al-Uthaimin, op.cit. h

10 55 Semasa hidupnya Syekh H. Imam Maulana sangat rutin mengadakan wirid bulanan dan acara Maulid nabi Muhammad SAW, meskipun setelah Syekh H. Khatib Imam Maulana wafat tidak ada lagi diadakan acara tersebut, tetapi masyarakat dan keluarga tetap membuka secara terbuka bagi para pemuda yang ingin belajar ibadah secara mendalam. Seperti yang katakan oleh salah satu keluarga dari Syekh H. Khatib Imam Maulana: Setelah Syekh H. Khatib Imam Maulana selesai membangun surau nurul huda, ia memilih untuk tinggal di surau tersebut dengan alasan agar para jemaahnya bisa menemuinya dengan mudah dan disini sekitar dua hingga tiga murid sangat setia mendampingi Syekh H. Khatib Imam Maulana. Disamping surau tersebut ia membuat sebuah asrama untuk para jemaahnya yang ingin memperdalam masalah-masalah keagamaan dengan mengadakan pengajian rutin setiap harinya. 15 b. Mendirikan Sarana Pendidikan Dengan menyumbangkan beberapa tanahnya yang ada, Syekh H. Khatib Imam Maulana mendirikan sebuah sarana pendidikan. Muridnya bukan hanya berasal dari kota padang tetapi juga luar kota Padang. Awal didirikannya sekolah ini Syekh H. Khatib Imam Maulana menggunakan sistem halaqoh atau duduk bersila. Dari tahun ketahun sekolah ini pondok pesantren ini semakin berkembang. Pada tahun 1966 dibentuklah sistem belajar dikelas. Hingga saat ini sekolah yang didirikannya selalu meningkat. 15 Mimi, (keluarga), wawancara, pada selasa 29 Agustus 2017, pukul WIB

11 56 Seperti yang dikatan oeh salah satu keluarga Syekh H. Khatib Imam Maulana: Syekh H. Khatib Imam Maulana mendirikan pondok pesantren ini karena cita-cita dari beliau yang ingin mendirikan sarana-sarana Islam terkhususnya Batang Kabung, ia mendirikan seklah ini dengan menyumbangkan tanahnya yang lebih kurang tiga hektar. Karena banyaknya para murid yang dari luar kota Pdang berminat akan masuk ke pesantren yang didirikannya maka Syekh H. Khatib Imam Maulana juga mendirikan asrama khusus untuk para murid wanita. 16 c. Melakukan Pengkaderan Syekh H. Khatib Imam Maulana bukan hanya selaku guru, tetapi ia juga telah melakukan pengkaderan terhadap muridmuridnya yang pandai untuk dijadikan guru bantu sesuai dengan disiplin ilmu yang dikuasainya. Metode tersebut sudah berhasil dengan baik dan telah melahirkan tenaga pendidik yang potensial untuk menyambung kepemimpinannya. Guru bantu yang dijadikan ini tentunya juga harus memiliki beberapa syarat yaitu harus menamatkan sekoahnya dalam tingkatan aliyah dan setelah itu harus melanjutkan pendidikan kejenjang selanjutnya dan akan diberi gelar Tuanku dan hrus mendapatkan ijazah izin untuk mengajar dan sudak mantap daam imu keagamaan. C. Metode pengembangan Ajaran Ahlussunnah Wa Al-Jamaah oleh Syekh H. Khatib Imam Maulana 16 M. Yunus (keluarga dari Syekh H. Khatib Imam Maulana), wawancara, pada selasa 29 maret 2017, pukul WIB

12 57 1. Dakwah Dalam penyampaian dakwahnya Syekh H. Khatib Imam Maulana dikenal dengan sosok yang keras, bahkan Syekh H. Khatib Imam Maulana jika ia tidak sepaham dengan ajaran orang lain maka ia tidak segan-segan akan menentangnya, bahkan tidak jarang Syekh H. Khatib Imam Maulana berdebat dengan banyak orang akan masalah ibadah seperti yang dikatakan oleh salah satu muridnya yaitu: Syekh H. Khatib Imam Maulana adalah sosok yang keras dan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam menegakkan agama Islam Khususnya dikoto Tangah. Sangat sering terjadi pertentangan antara Syekh H. Khatib Imam Maulana dan masyarakat dalam masalah-masalah ibadah. 17 Syekh H. Khatib Imam Maulana memiliki jasa yang sangat besar kepada masyarakat Batang Kabung karena pada tahun 1949 disaat terjadinya pertentangan antara kaum muda dan kaum tua akan masalahmasalah khilafiah, Syekh H. Khatib Imam Maulana telah memperjuangkan faham tua saat itu di Koto Tangah terkhususnya Batang Kabung, ia menjemput Syekh Salif TK. Sutan pada tahun 1955 untuk mendirikan sebuah pondok pesantren yang bertujuan untuk mempertahankan ajaran-ajaran kaum tuo, yang dulunya faham mudo ingin merubah pola pikir masyarakat dari segi tata cara ibadah di Batang Kabung dan disinilah peranan Syekh H. Khatib Imam Maulana ia telah mempertahankan ajaran-ajaran kaum tuo yang ingin dirubah oleh kaum mudo. 17 Zul Asri (murid dari Syekh H. Khatib Imam Maulana), wawancara, pada Minggu 14 maret 2017, pukul WIB

13 58 Dalam penyampaian ceramah Syekh H. Khatib Imam Maulana lebih sering menyampaikan melalui tulisan ketika ia melihat sesuatu yang dilakukan oleh masyarakat yang bertentangan dengan ajarannya, Syekh H. Khatib Imam Maulana akan menulisknnya melalui tulisan setelah itu baru ia sampaikan melalui dakwah secara lisan seperti yang disampaikan oleh salah satu keluarga dari Syekh H. Khatib Imam maulana: Syekh H. Khatib Imam maulana memiliki jasa yang sangat besar bagi masyarakat Batang Kabung bahkan Syekh H. Khatib Imam maulana merupakan salah satu ulama yang berperan penting dalam mempertahankan ajaran-ajaran Ahlussunnah Wa Al-Jamaah. Dalam penyampaian dakwah Syekh H. Khatib Imam maulana lebih sering menyampaikan lewat tulisan Pendidikan Syekh H. Imam Maulana merupakan sosok yang sangat dermawan karena ia telah menyumbangkan tanahnya yang lebih kurang dua hektar kepunyaannya disumbangkan untuk pendirian sekolah pesantren dibatang Kabung. Syekh H. Khatib Imam Maulanamenjemput Syekh Salif TK. Sutan pada tahun 1955 untuk mendirikan sebuah pondok pesantren yang bertujuan untuk mempertahankan ajaran-ajaran kaum tuo, yang dulunya faham mudo ingin merubah pola pikir masyarakat dari segi tata cara ibadah di Batang Kabung dan disinilah peranan Syekh H. Khatib Imam Maulana ia telah mempertahankan ajaran-ajaran kaum tuo yang ingin dirubah oleh kaum mudo. 18 M. Yunus (keluarga dari Syekh H. Khatib Imam Maulana), wawancara, pada Minggu 14 maret 2017, pukul WIB

14 59 Syekh H. Khatib Imam Maulana adalah salah seorang khalifah termuda yang diangkat oleh seorang Syekh yang bernama Syekh Paseban dimana ia telah lulus dan mendapatkan ijazah dalam proses pendidikan. Imam Maulana Abdul Manaf juga telah mendirikan Madrasah Tarbiyah Islamiyah Batang Kabung. Hingga sekarang sekolah ini masih eksis dalam dua tingkatan yaitu Tsanawiyah dan Aliyah. 19 Sekolah ini didirikan pada ahun 1955 yang mulanya menggunakan sistem halaqoh atau duduk besila. Dari tahun ketahun madrasah ini semakin berkembang dan pada tahun pertama dibentuklah sistem belajar kelas dengan tingkat MTS dan MA. Sampai saat ini sudah memiiki santri lebih kurang 600 orang pertahunnya. Bagi yang menamatkan Aliyah akan melanjutkan pendidikan kejenjang selanjutnya yang nantinya akan diberikan ijazah dan diberikan gelar Tuanku.Santri yang belajar di Madrasah ini berasal dari berbagai daerah baik dari Sumatera Barat maupun luar Sumatera Barat. Selain mendirikan Madrasah, Syekh H. Khatib Imam Maulana juga mendirikan beberapa tempat ibadah untuk mengebangkan ajaran-ajaran Ahlussunnah Wa Al-Jamaah, kurang lebih 3 tempat ibadah yang berpahamkan kepada ajaran Ahuusunnah Wa Al-Jamaah seperti Mushalla Batu Singka di Lubuk Minturun, Surau Bukit Cubadak Hutan dan mushalla Nurul Huda dibatang Kabung telah didirikan dan dikembangkan oleh Syekh H. Khatib Imam Maulana. 19 Ahmad Taufik Hidayat, Tradisi Intelektual Islam Minangkabau Perkembangan Tradisi Intelektual Tradisional Dikoto Tangah Awal Abad XX, ( Puslitbag Lektur Dan Khazanah Keagamaan Badan Litbag dan Diklat Kementrian Agama RI: 2011 ), h.133

15 60 Mushalla Nurul Huda selain dijadikan tempat ibadah oleh para jemaah Syekh H. Khatib Imam Maulana, disini juga merupakan tempat Syekh H. Khatib Imam Maulana Tinggal dan menetap dimushalla ini pula Syekh H. Khatib Imam Maulana menuliskan karya-karya yang telah ia buat. Mushala Nurul Huda hingga saat ini masih digunakan oleh masyarakat Batang Kabung untuk belajar berbagai ilmu agama seperti yang disampaikan oleh salah satu masyarakat Batang Kabung: Syekh H. Khatib Imam Maulana telah mendirikan beberapa tempat ibadah seperti Hingga saat ini mushalla tersebut masih digunakan oleh para jemaah dari Syekh H. Khatib Imam Maulan dan dijalankan oleh murid dari Syekh H. Khatib Imam Maulan sendiri, salah satunya mushalla nurul huda hingga kini masih digunakan oleh masayarakat Batang Kabung yang dibuka oleh keluarga Syekh H. Khatib Imam Maulana setiap harinya bagi para pemuda yang ingin belajar membaca al-quran dan memperdalam ilmunya akan masalah-masalah ibadah Tulisan Syekh H. Khatib Imam Maulana adalah sosok guru yang pantas ditauladani, seorang pekerja keras dan seorang ulama yang telah mendedikasikan dirinya selama berpuluh-puluh tahun untuk berdakwah baik secara lisan maupun tulisan. Ia telah banyak menulis naskah-naskah Islam. Masyarakat Batang Kabung sendiri sangat memahami, mengamalkan serta mematuhi ajaran-ajaran yang telah dibawa oleh Syekh H. Khatib Imam Maulana karena menurut mereka ia bukan saja seorang pukul WIB 20 Delviza, (Ketua Pemuda Batang Kabung), wawancara, pada Minggu 29 mei 2017,

16 61 yang berilmu tetapi akhlaknya menjadi contoh dan panutan ditengahtengah masyarakat. Syekh H. Khatib Imam maulana merupakan salah satu sosok yang sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat Batang Kabung, ia begitu dekat dan sangat dihargai oleh masyarakat Batang Kabung karena ia merupakan salah satu ulama yang telah mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan kepada masyarakat terutama dalam bidang agama. Dalam menulis manuskrip buku, Syekh H. Khatib Imam Maulana lebih memilih menggunakan bahasa Arab Melayu, bukan karena dia tidak bisa tulis baca, melainkankarena banyaknya yang meminta ia untuk menulis dengan menggunakan tulisan Arab Melayu seperti para murid dan masyarakat. Beberapa karya dari Syekh H. Khatib Imam Maulana adalah sebagai berikut: 1. Mizanul Qulub 1 dan 2, (pertimbangan bagi kaum muslim akan ibadah yang dipakai dalam mazhab Syafi i) 2. Fadhilatusshuhuri jilid 1 (kelebihan bulan Muharam dan kelebihan Asysyura) 3. Fadilatussuhur jiid 2 (sejarah maulid Nabi Muhammad SAW) 4. Riwayat hidup Imam Maulana Abdul Manaf Amin Al Khatib 5. Sejarah kampung Batang Kabung dan Sejarah Batu Singka 6. Sejarah Husain bin Ali 7. Kisah Isra Mi raj

17 62 8. Sejarah Syekh M. Nasir (ulama Koto Tangah) 9. Fiqih Syariah (masalah hukum-hukum agama) 10. Masalah bilangan Takwim dan Puasa (masalah menghitung bulan, hari, beserta aasan-alasannya) 11. Mau izatul hasanah (pedoman bagi umat Islam yang kembai kepada Allah) 12. Sejarah berdirinya Tarbiyah Islamiyah di Batang Kabung 13. Sejarah Abdul Rauf Singkel 14. Sejarah Burhanuddin 15. Sabilur Risad (masalah ketauhitan) 16. Tahakik (masalah ketauhitan) 17. Nunn Hakikat (masalah ketauhitan) 18. Tanbih Al-Masyi 19. Sejarah ringas Syekh Paseban 20. Kitab yang menerangkan perkembangan agama Isam di Minang Kabau. Dalam buku Tarikat Syattariyah di Minang Kabau karya dari Oman Fathurrahman ia menuliskan bahwa Syekh H. Khatib Imam Maulana adalah salah seorang penulis naskah-naskah dalam bahasa Melayu. 21 Secara umum, karya-karya Imam Maulana terbagi dalam berbagai tema keagamaan seperti : tasawuf, fiqih, sejarah serta berbagai amalan 2008), h Oman Faturahman, Tarekat Sytariah di Minagkabau, (Jakarta : P renada Media Group

18 63 tradisional. Kitab-kitab yang ditulis oleh Imam Maulana Amin Al-Khatib pada umumnya menggunakan bahasa Arab Melayu dengan aksen bahasa sedikit berbau Minang. Sebagian besar manuskrip tulisannya saat ini tersimpan di Surau Nurul Huda Batang Kabung Koto Tangah, tempat dimana ia melanjutkan aktifitas menulis hingga akhir hayatnya. Karakter hurufnya terihat khas, mudah dikenali dan dapat dibaca dengan baik. Aktifitas penulisan Imam Maulana sesunggunya terletak pada upaya penjabaran kembali nilai-nilai tradisional, terutama dalam kelompok yang dinamakan penganut Syattariyah dalam sebuah dunia yang mulai berubabah. Imam Maulana telah melakukan aktifitas menulis naskah ketika ia masih berusia 14 tahun. 22 Dari beberapa faham dan praktek keagamaan jelas bahwa Imam Maulana Abdul Manaf Amin lebih banyak mengemukakan identitas keberagamaan para pengikut tarikat Syattariyah dengan persoalan yang berifat fiqhiyah disamping persoalan-persoalan teologis (kalam) Ahmad Taufik Hidayat, op.cit, h Oman Faturahman,op.cit, h. 80