Lampiran Kegiatan Workshop

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Lampiran Kegiatan Workshop"

Transkripsi

1 Lampiran Kegiatan Workshop 1. Kegiatan Workshop Budidaya Budidaya dengan rimpang Gambar Budidaya Rimpang Bambu Sumber : didaya%20bambu%20-%20ardhany%20-%20bbppbpth.pdf - Pilih rimpang dari rumpun bambu - Potong batang pada 3 atau 4 buku di atas tanah - Potong lagi pada rimpangnya - Gali akar dan tanah sekitar 10-15cm dari pangkalnya - Jaga rimpang agar tetap basah hingga penanaman - Tanam rimpang kira-kira 10-15cm - Sirami dengan air dan pemupukan dengan kompos

2 Budidaya dengan potongan batang Gambar Budidaya Batang Bambu Sumber : data:image/jpeg;base64,/9j/4aaqskzjrgabaqaaaqabaad//wb oja/dpj+ - Pilih batang bambu yang berumur sekitar 2-3 tahun dan memiliki banyak cabang - Potong sedekat mungkin dengan tanah dan kemudiap potong-potong batangnya tapi sisakan 2atau 3 cabang pada satu sisinya. - Gali dan kubur batang kira-kira 15cm - Sirami dengan air Budidaya dengan cabang - Potong cabang sedekat mungkin dengan batang utama kira-kira 1 m. - Lakukan seperti budidaya potongan batang.

3 Budidaya kultur jaringan Gambar Seleksi Rumpun Bambu Sumber : - Seleksi rumpun bambu Gambar Tahap 1 sampai 3 Sumber : - Tahap 1 Inisiasi Pengambilan bagian tanaman berupa titik tumbuh dari indukkan, disterilisasi dan diinisiasi. - Tahap 2 Pembiakan kultur jaringan dan percabangan samping

4 Teknik percabangan samping menjamin bahwa tanaman yang dihasilkan akan sama dengan induknya dan diperoleh bibit yang seragam. - Tahap 3 Persiapan untuk pemindahan ke rumah plastik Menginduksi akar pada tanaman dan memproduksi tanaman yang berkualitas tinggi. Gambar Tahap 4 sampai 6 Sumber : - Tahap 4 Pemindahan ke rumah plastik Menggunakan kontainer potray dengan polybag. - Tahap 5 Pengangkutan produksi - Tahap 6 Penjualan tanaman Mempelajari bagian-bagian tanaman bambu secara langsung.

5 2. Kegiatan Workshop Pengawetan Cara pemilihan bambu yang siap digunakan - Umur bambu berkisar 3-6 tahun Pada umur ini bambu memiliki mutu dan kekuatan yang paling tinggi dan agak tahan dengan hama dan jamur jika di awetkan dengan baik. - Batang bambu dipotong sekitar 15-30cm di atas tanah. - Menggunakan parang untuk memotong batang bambu. - Bambu harus tua dan berwarna kuning jernih atau hijau tua. - Bambu memiliki bintik putih pada pangkalnya, berserat padat dengan permukaan yang mengkilap. - Ditempat ruas tidak ada yang pecah. - Jika dipukul bunyinya nyaring. Cara pengawetan alami dengan merendam bambu pada kolam pengawetan - Pengendalian waktu tebang Waktu memotong bambu yang benar adalah subuh pada saat bulan tua (pada seperempat terakhir sebelum bulan gelap) karena batang bambu pada waktu itu paling kering. Memotong bambu pada saat kandungan kanjinya berkurang.

6 Gambar Tabel Kandungan Kanji pada Batang Bambu Sumber : Heinz Frick hal 11 - Perendaman bambu Gambar Kolam Pengawetan Bambu Sumber : data:image/jpeg;base64,/9j/ Bambu yang sudah ditebang direndam selama satu bulan di dalam air tawar, air payau atau air laut sehingga kandungan kanji akan hilang. Di dalam air bakteri anaerob menyerang kanji di dalam batang bambu dan mengubahnya menjadi zat yang kurang lezat bagi hama dan kurang subur bagi jamur.

7 - Pencelupan dengan kapur Bambu dicelupkan ke dalam larutan kapur (CaOH2) yang kemudian berubah menjadi kalsium karbonat yang dapat menghalangi penyerapan air sehingga bambu terhindar dari serangan jamur. - Pemanggangan dan pembakaran Biasanya dilakukan untuk meluruskan bambu yang bengkok atau sebaliknya. Proses ini dapat merusak struktur gula yang ada pada bambu dengan membentuk karbon, sehingga tidak disenangi oleh kumbang atau jamur serta api dan asapnya akan membasmi hama yang berada di dalam batang bambu dan memperkeras permukaan bambu. Cara pengawetan buatan dengan mesin boucherie Gambar Cara Kerja Mesin Boucherie Sumber : tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:and9gcrv1aioa77zhilg-n0ld- 4E2XVlZ75FgzfnIb5cDtA1xCykNcbtDA - Memberikan tekanan untuk mengeluarkan cairan yang ada pada bambu yang masih basah dan pada saat

8 yang bersamaan menggantikan dengan larutan pengawet. - Metode ini membutuhkan alat seperti pompa atau tangki tekanan, pipa-pipa atau selang karet yang ditempatkan di salah satu ujung bambu. - Bahan pengawet yang digunakan adalah BoraxBoric, CCB, CCA dan Ter. Cara mengeringkan bambu - Bambu disimpan secara vertikal dengan bantuan gaya gravitasi sehingga dapat mempercepat pengeringan bambu dan menghindari dari jamur dan serangan serangga. Gambar Pengeringan Vertikal Sumber : - Bambu disimpan secara horisontal yang diletakkan di atas sebuah papan / alas agar tidak kontak langsung dengan tanah.

9 Gambar Pengeringan Horisontal Sumber : data:image/jpeg;base64,/9j/4aaqskzjrgabaqaaaq 3. Kegiatan Workshop Furniture Produk furniture bambu - Meja - Kursi Gambar Meja Bambu Sumber : Gambar Kursi Bambu Sumber : 8HKHacdkAqo/TuynMLoapvI/AAAAAAAAAFs/DHKyHFbZEn 4/s1600/kursi_bambu_C.jpg

10 - Furniture laminasi Gambar Kursi Laminasi Sumber : - Keranjang Anyaman Bambu Gambar Keranjang Anyaman Bambu Sumber : XXXW/Murni-buatan-tangan-murni-bambu-alami-Bungakeranjang-Buatan-Tangan-rajutan-polos-alami-artistikempat-baik.jpg - Nampan Anyaman Bambu Gambar Nampan Anyaman Bambu Sumber :

11 - Anyaman Gambar Motif Anyaman Bambu Sumber : WE0ZqtzDo84/TnyH7D8SPBI/AAAAAAAAAAQ/LrTSOswtOx w/s1600/xxx1043.jpg - Vas bunga Gambar VasBunga Sumber : - Penutup lampu anyaman bambu Gambar Penutup Lampu Anyaman Bambu Sumber : uploads/2015/05/lampu-dinding-dari-anyaman-bambu.jpg?

12 - Lemari Gambar Lemari Bambu Sumber : - Rak bambu Gambar Rak Bambu Sumber : NEWYI9q8/Tuy_qP0O0SI/AAAAAAAAAG8/HVo1hc4E0eY/s 1600/rak_bambu_A.jpg Cara membelah bambu - Menggunakan alat pembelah bambu manual Gambar Alat Pembelah Bambu Sumber : Heinz Frick Hal 16

13 - Menggunakan mesin pembelah bambu otomatis Gambar Mesin Pembelah Bambu Otomatis Sumber : bthkg5vqjoq/um9pzgho0zi/aaaaaaaaaqa/qf_olol0xl g/s1600/pembelah+bambu.jpeg Anyaman bambu Menganyam berarti menghubungkan bilah atau tutu bambu tanpa alat bantu sehingga tidak saling terlepas. Anyaman bambu dapat dibuat secara terbuka atau rapat dan dianyam dengan dua sisir bilah atau tutu bambu yang tegak lurus, atau dengan tiga sisir bilah atau tutu bambu yang terletak miring satu sama lain.

14 Gambar Motif Anyaman Bambu Sumber : Heinz Frick hal 18 Jenis sambungan bambu - Sambungan memanjang Sambungan memanjang dibutuhkan untuk peran atau pipa dari bambu yang perlu diperpanjang. Gambar Sambungan Memanjang Bambu Sumber : Heinz Frick hal 24

15 - Sambungan tiang dan kuda penopang dengan peran Sambungan tiang dan kuda penopang dengan peran merupakan sambungan yang menerima beban. Gambar Sambungan Memanjang Bambu Sumber : Heinz Frick hal 25 - Sambungan tiang dan palang penopang Sambungan tiang dengan palang penopang merupakan sabungan T atau + yang tidak menerima beban. Gambar Sambungan Tiang dengan Palang Sumber : Heinz Frick hal 25

16 Gambar Sambungan Penopang Horisontal dan Vertikal Sumber : Heinz Frick hal 26 - Pemasangan kasau pada peran Pemasangan kasau pada peran digolongkan atas sambungan kasau pada peran dan sambungan kasau pada balok hubungan. Gambar Sambungan Penopang Horisontal dan Vertikal Sumber : Heinz Frick hal 26 Gambar Sambungan Kasau pada Bubungan Sumber : Heinz Frick hal 26

17 - Pengikatan bambu Sambungan-sambungan pada konstruksi bambu secara tradisional dapat dilakukan menggunakan pasak, lubang dan pen, tangkai kayu dan pengikatan. Bahan ikatan terbuat dari belahan rotan atau kulit bambu yang dikupas. Ikatan pada sambungan bambu dapat dilakukan dengan cara menyilang. Bahan pengikat dari bambu maupun belahan rotan biasanya direndam dalam air sebelum digunakan sehingga lebih mudah dikerjakan pada waktu mengikat. Setelah kering, ikatan akan menyusut dan kencang. Ikatan bambu terbatas panjangnya menurut panjang ruasan bambu (30-40cm), lebarnya ± 3 mm dari kulit batang bambu. Bahan pengikat yang lain adalah tali ijuk. Gambar Pengikatan pada Sambungan Tiang dan Balok Sumber : Heinz Frick hal 28

18 Gambar Pengikatan pada Sambungan Tiang dan Penopang Sumber : Heinz Frick hal 29 Gambar Pengikatan Kasau pada Peran dan Bubungan Sumber : Heinz Frick hal 29 - Pengikat kestabilan dengan pasak Kestabilan vertikal pada konstruksi furniture selalu diperhatikan. Kestabilan furniture merupakan kombinasi antara batang yang kaku dalam arah vertikal dan arah horisontal. Gambar Kestabilan Vertikal Sumber : Heinz Frick hal 43

19 4. Kegiatan Workshop Arsitektur Produk arsitektur bambu - Tensegrity Gambar Tensegrity Bambu Sumber : CWSPhmOyDwzB9AeepEDZnTnOEQWn - Laminasi bambu - Anyaman bambu Gambar Papan Laminasi Bambu Sumber : Dokumen Company Profile ABN Gambar Motif Anyaman Bambu Sumber : WE0ZqtzDo84/TnyH7D8SPBI/AAAAAAAA AAQ/LrTSOswtOxw/s1600/Xxx1043.jpg

20 - Saung - Shelter Gambar Saung Bambu Sumber : Gambar Shelter Bambu Sumber : _ _ _n.jpg - Instalasi bambu Gambar Instalasi Bambu Sumber : BGdGokrsItw/UjGw8623haI/AAAAAAAAC Jc/V6NdUDl2Y- Q/s1600/dezeen_Telepathy-bamboo-

21 - Main entrance Cara membelah bambu Gambar Main Entrance Bambu Sumber : construction.com/wp-content/uploads/2014/09/clc- Bamboo-Entrance-Gate-3.jpg - Menggunakan alat pembelah bambu manual Gambar Alat Pembelah Bambu Sumber : Heinz Frick Hal 16 - Menggunakan mesin pembelah bambu otomatis Gambar Mesin Pembelah Bambu Otomatis Sumber : bthkg5vqjoq/um9pzgho0zi/aaaaaaaaaqa/qf_olol0xl g/s1600/pembelah+bambu.jpeg

22 Anyaman bambu Menganyam berarti menghubungkan bilah atau tutu bambu tanpa alat bantu sehingga tidak saling terlepas. Anyaman bambu dapat dibuat secara terbuka atau rapat dan dianyam dengan dua sisir bilah atau tutu bambu yang tegak lurus, atau dengan tiga sisir bilah atau tutu bambu yang terletak miring satu sama lain. Gambar Motif Anyaman Bambu Sumber : Heinz Frick hal 18 Bambu lapis / laminasi Bambu lapis dibuat dari bilah bambu mm lebar dan mm tebal. Jika di lem sejajar bebarengan,

23 terbentuk semacam vinir bambu yang akan disusun dan di lem mirip tripleks atau multipleks. Bambu lapis dari anyaman menggunakan bilah bambu yang sama dan yang dianyam. Kemudia anyaman tersebut di pres panas lalu disusun dan di lem menjadi bambu lapis bermotif anyaman. Ukuran papan bambu lapis misalnya 92x920x10mm atau 190x920x15 mm. Gambar Papan bambu lapis Sumber : Heinz Frick hal 102 Jenis sambungan bambu - Sambungan memanjang Sambungan memanjang dibutuhkan untuk peran atau pipa dari bambu yang perlu diperpanjang.

24 Gambar Sambungan Memanjang Bambu Sumber : Heinz Frick hal 24 - Sambungan tiang dan kuda penopang dengan peran Sambungan tiang dan kuda penopang dengan peran merupakan sambungan yang menerima beban. Gambar Sambungan Memanjang Bambu Sumber : Heinz Frick hal 25

25 - Sambungan tiang dan palang penopang Sambungan tiang dengan palang penopang merupakan sabungan T atau + yang tidak menerima beban. Gambar Sambungan Tiang dengan Palang Sumber : Heinz Frick hal 25 Gambar Sambungan Penopang Horisontal dan Vertikal Sumber : Heinz Frick hal 26

26 - Pemasangan kasau pada peran Pemasangan kasau pada peran digolongkan atas sambungan kasau pada peran dan sambungan kasau pada balok hubungan. Gambar Sambungan Penopang Horisontal dan Vertikal Sumber : Heinz Frick hal 26 Gambar Sambungan Kasau pada Bubungan Sumber : Heinz Frick hal 26 - Pengikatan bambu Sambungan-sambungan pada konstruksi bambu secara tradisional dapat dilakukan menggunakan pasak, lubang dan pen, tangkai kayu dan pengikatan. Bahan ikatan terbuat dari belahan rotan atau kulit

27 bambu yang dikupas. Ikatan pada sambungan bambu dapat dilakukan dengan cara menyilang. Bahan pengikat dari bambu maupun belahan rotan biasanya direndam dalam air sebelum digunakan sehingga lebih mudah dikerjakan pada waktu mengikat. Setelah kering, ikatan akan menyusut dan kencang. Ikatan bambu terbatas panjangnya menurut panjang ruasan bambu (30-40cm), lebarnya ± 3 mm dari kulit batang bambu. Bahan pengikat yang lain adalah tali ijuk. Gambar Pengikatan pada Sambungan Tiang dan Balok Sumber : Heinz Frick hal 28 Gambar Pengikatan pada Sambungan Tiang dan Penopang Sumber : Heinz Frick hal 29

28 Gambar Pengikatan Kasau pada Peran dan Bubungan Sumber : Heinz Frick hal 29 - Pengikat kestabilan dengan pasak Kestabilan vertikal pada konstruksi dinding bambu rangka terusan bambu selalu diperhatikan dalam ruang dan bukan hanya pada masing-masing dindingnya. Kestabilan gedung dalam ruang merupakan kombinasi antara dinding yang kaku dalam arah vertikal dan pelat lantai yang kaku dalam arah horisontal. Kestabilan dalam ruang juga menjamin agar gedung tahan gempa. Gambar Kestabilan Vertikal Sumber : Heinz Frick hal 43

29 Konstruksi dinding - Dinding bilah bambu Dinding bilah bambu merupakan konstruksi pelapis dinding luar yang sangat sederhana walaupun tidak kedap percikan air hujan. Bilah bambu dipaku pada palang reng kayu ukuran 30/50 mm. Gambar Dinding Bilah Bambu Sumber : Heinz Frick hal 81 Dinding bambu belah merupakan konstruksi pelapis dinding luar yang memperbaiki kelemahan dinding bilah bambu karena lebih rapat. Gambar Dinding Belah Bambu Sumber : Heinz Frick hal 81

30 - Dinding anyaman bambu Pelupuh yang dianyam secara vertikal pada batang pangkal yang tembus pada tiang. Semua jenis pelapis dinding luar yang berupa anyaman tidak kedap percikan air hujan. Anyaman dengan pakan dan lusi dari bilah bambu merupakan pelapis dinding luar yang memungkinkan tembus angin dan ikut menjamin kestabilan rangka gedung. Gambar Dinding Anyaman Bambu Sumber : Heinz Frick hal 82 Anyaman kepang yang agak kasar tetapi rapat merupakan pelapis dinding luar yang juga menjamin kestabilan rangka gedung bambu. Anyaman kepang yang halus dan agak kurang rapat merupakan pelapis dinding luar yang dapat dilapisi dengan bubur tanah liat dan kotoran sapi.

31 Gambar Dinding Anyaman Kepang Bambu Sumber : Heinz Frick hal 83 Anyaman bilik yang halus merupakan pelapis dinding luar prefab yang dipasang di antara rangka gedung bambu atau kayu dengan teknik jepitan atau yang dipaku dengan bilah bambu dari luar. Gambar Dinding Anyaman Kepang Bambu Sumber : Heinz Frick hal 84 - Dinding pelupuh Pengisian rangka dinding dengan pelupuh dengan bilah palang yang menembus tiang. Lubang tiang dalam bantalan mudah membusuk. Pengisian pelupuh dalam rangka dinding dengan tiang menengah dan

32 bilah palang berganda yang menembus tiang memberi kesan panel. Gambar Dinding Pelupuh Bambu Sumber : Heinz Frick hal 85 - Dinding bambu plesteran komposit Penggunaan bilah bambu horisontal yang dalam keadaan kering dicat aspal dan ditaburi pasir dipaku dengan bagian kulitnya pada tiang rangka gedung dapat dilapisi plesteran semen atau tanah liat. Gambar Dinding Bilah Bambu Plester Sumber : Heinz Frick hal 85 Penutup atap - Penutup atap daun bambu

33 Penutup atap daun bambu memiliki beberapa kekurangan seperti membutuhkan lebih banyak reng, kemiringan atap minimal 45 o dan bobotnya lebih berat. Ketahanan penutup atap daun bambu yang cukup tebal (>10 cm) bisa 6-8 tahun, melebihi rumbua yang hanya 3-4 tahun. Gambar Penutup Atap Daun Bambu Sumber : Heinz Frick hal 90 - Penutup atap sirap bambu Sirap bambu dibuat dari bilah bambu yang disesuaikan dengan panjang yang digunakan. Pada bagian kulit potong sebuah lidah yang akan dijepit pata reng yang berjarak 50 mm. Bagian dalam sirap mencembung ke atas sehingga air hujan mengalir dengan baik. Cara yang lain adalah mengikat sirap berlubang pada reng guna menghemat pemakaian reng.

34 Gambar Penutup Atap Sirap Sumber : Heinz Frick hal 91 - Penutup atap kelaka Penutup atap kelaka terbuat dari batang belah bambu. Pada bagian ujung atas (bubungan) bambu dilubangi dan diikat satu sama lain secara cekungcembung. Konstruksi penutup atap kelaka biasanya tidak memakai peran dan dengan begitu lebar bentang terbatas ± 4.00 m pada kemiringan minimal 30 o dan panjang kelaka 2.50 m. Gambar Penutup Atap Kelaka Sumber : Heinz Frick hal 92

35 - Talang bambu Talang merupakan perlengkapan atap bambu yang tidak terlalu umum yang digunakan untuk sarana penyalur air hujan yang murah dan efisien. Dibawah ujung talang diletakkan drum besi atau plastik sebagai penampung air hujan. Gambar Talang Bambu Sumber : Heinz Frick hal 93

36 Lampiran Tanaman Bambu 1. Sumber dari Buku Ilmu Konstruksi Bangunan Heinz Frick

37 2. Standar Nasional Indonesia (SNI) 8020:2014 Kegunaan Bambu

38

39

40

41 Lampiran Besaran Ruang (nonskalatis) 1. Aula Workshop Arsitektur 2. Aula Workshop Furniture 3. Ruang diskusi

42 4. Ruang Produksi Bambu 5. Resepsionis 6. Ruang Pameran Karya

43 7. Laboratorium Penelitian (4 ruang) 8. Taman Budidaya Tanaman Bambu 9. Ruang Penyimpanan Bambu

44 10. Kolam Pengawetan 11. Studio Desain 12. Homestay 13. R. Rapat

45 14. Kantin 15. Ruang Direktur 16. Ruang Manager

46 17. Ruang Kerja Kepala Bidang 18. Ruang Kerja Staff 19. Ruang Arsip

47 20. Ruang Tamu 21. Ruang Istirahat 22. Musholla

48 23. Toilet 24. Janitor 25. Pos Jaga 26. Ruang CCTV

49 27. Gudang

50 Lampiran Biofilter Water Treatment Sumber dari

51 Air limbah dialirkan melalui saringan kasar untuk menyaring sampah yang berukuran besar seperti daun, kertas, dll. kemudian menuju bak pengendap untuk mengendapkan partikel lumpur, pasir dan kotoran lainnya. Air dari bak pengendap kemudian dialirkan ke bak kontraktor anaerob dengan arah aliran dari atas dan bawah ke atas. Di dalam bak kontraktor anaerob diisi dengan media dari bahan palstik atau kerikil. Air limbah akan mengalami penguraian zat organik oleh bakteri anaerobik atau fakultatif aerobik setelah beberapa hari, pada permukaan media filter akan tumbuh lapisan film mikroorgabisme yang akan menguraikan zat organik yang belum sempat terurai. Di bak aerasi terjadi kontak aerasi dimana air limbah mengalami kontak dengan mikro-organisme yang tersuspensi dalam air maupun yang menempel pada permukaan media yang mana hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi penguraian zat organik, deterjen serta mempercepat proses nitrifikasi. Dari bak aerasi air dialirkan ke bak pengendap akhir yang terdapat lumpur aktif yang mengandung massa mikroorganisme diendapkan dan dipompa kembali ke bagian inlet

52 bak aerasi dengan popa sirkulasi, sedangkan air limpasan dialirkan ke bak khlorinasi. Di dalam bak inilah senyawa khlor membunuh mikro-organisme patogen. Air olahan yang dihasilkan merupakan proses olahan dari proses khlorinasi yang dapat langsung dibuang ke sungai atau saluran umum, pemanfaatan olahan air juga bisa digunakan untuk menyiram tanaman di taman dan kebun bambu atau sebagai cadangan air.

53 Lampiran Persyaratan Ramp Ketentuan dan Persyaratan Ramp (WM., Mujimin. Penyediaan Fasilitas Publik yang Manusiawi Aksesbilitasi Difabel), sebagai berikut : 1. Esensi Ramp adalah jalur sirkulasi yang memiliki bidang dengan kemiringan tertentu, sebagai alternatif bagi orang yang tidak dapat menggunakan tangga. 2. Persyaratan a) Kemiringan suatu ramp di dalam bangunan tidak boleh melebihi 7 o, perhitungan kemiringan tersebut tidak termasuk awalan atau akhiran ramp (curb ramps/ landing). Sedangkan kemiringan suatu ramp yang ada di luar bangunan maksimum 6 o. b) Panjang mendatar dari satu ramp (dengan kemiringan 7 o tidak boleh lebih dari 900 cm. Panjang ramp dengan kemiringan yang lebih rendah dapat lebih panjang. 3. Lebar minimum dari ramp adalah 95 cm tanpa tepi pengaman dan 120 cm dengan tepi pengaman. Untuk ramp yang juga digunakan sekaligus untuk pejalan kaki dan pelayanan angkutan barang harus dipertimbangkan secara seksama lebarnya, sehingga bisa dipakai untuk kedua fungsi tersebut atau dilakukan pemisahan ramp dengan fungsi masing-masing.

54 4. Bordes pada awalan atau akhiran dari suatu ramp harus bebas dan datar sehingga memungkinkan sekurang kurangnya untuk memutar kursi roda dengan ukuran minimum 160cm. 5. Permukaan datar awalan atau akhiran suatu ramp harus memiliki tekstur sehingga tidak licin baik diwaktu hujan. 6. Lebar tepi pengaman ramp (lowcurb) 10 cm, dirancang untuk menghalangi kursi roda agar tidak terperosok atau keluar dari jalur ramp. Apabila berbatasan langsung dengan lalu lintas jalan umum atau persimpangan harus dibuat sedemikian rupa agar tidak mengganggu jalan umum. 7. Ramp harus diterangi dengan pencahayaan yang cukup sehingga membantu penggunaan ramp saat malam hari. Pencahayaan disediakan pada bagian-bagian ramp yang memiliki ketinggian terhadap muka tanah sekitarnya dan bagian-bagian yang membahayakan. 8. Ramp harus dilengkapi dengan pegangan (handrail) yang dijamin kekuatannya dengan ketinggian yang sesuai.

LAMPIRAN. Peta Curah Hujan Kabupaten Magelang

LAMPIRAN. Peta Curah Hujan Kabupaten Magelang LAMPIRAN Peta Curah Hujan Kabupaten Magelang Sumber : Bappeda Kab. Magelang. 2014 xv Peta Rawan Bencana Kabupaten Magelang Sumber : Bappeda Kab. Magelang. 2014 xvi Persyaratan RAMP Ketentuan dan Persyaratan

Lebih terperinci

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 2 PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 2 PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH BAB 2 PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH 5 2.1 Proses Pengolahan Air Limbah Domestik Air limbah domestik yang akan diolah di IPAL adalah berasal dari kamar mandi, wastavel, toilet karyawan, limpasan septik tank

Lebih terperinci

II. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA

II. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA II. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA 2. 1 Pengumpulan Air Limbah Air limbah gedung PT. Sophie Paris Indonesia adalah air limbah domestik karyawan yang berasal dari toilet,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Limbah merupakan sisa suatu kegiatan atau proses produksi yang antara lain dihasilkan dari kegiatan rumah tangga, industri, pertambangan dan rumah sakit. Menurut Undang-Undang

Lebih terperinci

LAMPIRAN. : Hangat/putih, netral K. Lukisan pada umumnya dipasangkan di sepanjang dinding ruang pameran atau

LAMPIRAN. : Hangat/putih, netral K. Lukisan pada umumnya dipasangkan di sepanjang dinding ruang pameran atau LAMPIRAN Kebutuhan Pencahayaan Philips Lamp Tingkat pencahayaan umum Suhu warna Jumlah aksen : rendah, 100-300 lux : Hangat/putih, netral 2500-4000 K : Tinggi, intensitas sedang Pencahayaan umum Lukisan

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN IPAL & FASILITAS DAUR ULANG AIR GEDUNG GEOSTECH

PEMBANGUNAN IPAL & FASILITAS DAUR ULANG AIR GEDUNG GEOSTECH PEMBANGUNAN IPAL & FASILITAS DAUR ULANG AIR GEDUNG GEOSTECH Nusa Idaman Said Pusat Teknologi Lingkungan, Kedeputian TPSA Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Jl. M.H. Thamrin No. 8, Lantai 12, Jakarta

Lebih terperinci

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung MODUL PELATIHAN KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung Pendahuluan Konsep rumah bambu plester merupakan konsep rumah murah

Lebih terperinci

A. GAMBAR ARSITEKTUR.

A. GAMBAR ARSITEKTUR. A. GAMBAR ARSITEKTUR. Gambar Arsitektur, yaitu gambar deskriptif dari imajinasi pemilik proyek dan visualisasi desain imajinasi tersebut oleh arsitek. Gambar ini menjadi acuan bagi tenaga teknik sipil

Lebih terperinci

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS 13.1. Pendahuluan Tepung beras merupakan bahan baku makanan yang sangat luas sekali penggunaannya. Tepung beras dipakai sebagai bahan pembuat roti, mie dan

Lebih terperinci

BAB 2 BAMBU LAMINASI

BAB 2 BAMBU LAMINASI BAB 2 BAMBU LAMINASI 2.1 Pengertian Bambu Laminasi Bambu Laminasi adalah balok/papan yang terdiri dari susunan bilah bambu yang melintang dengan diikat oleh perekat tertentu. Pada tahun 1942 bambu laminasi

Lebih terperinci

PROSES PENGAWETAN KAYU. 1. Persiapan Kayu untuk Diawetkan

PROSES PENGAWETAN KAYU. 1. Persiapan Kayu untuk Diawetkan PROSES PENGAWETAN KAYU 1. Persiapan Kayu untuk Diawetkan Tujuan dari persiapan kayu sebelum proses pengawetan adalah agar 1 ebih banyak atau lebih mudah bahan pengawet atau larutannya meresap ke dalam

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH

V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH 5.1. Sejarah dan Perkembangan P4S Nusa Indah Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Nusa Indah adalah sebuah pusat pelatihan usaha jamur tiram dan tanaman hias

Lebih terperinci

MATERI BAHAN BANGUNAN BAMBU

MATERI BAHAN BANGUNAN BAMBU MATERI BAHAN BANGUNAN BAMBU Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di batangnya. Bambu memiliki banyak tipe. Bambu termasuk tanaman dengan laju pertumbuhan tercepat didunia.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sesuai dengan SNI no. 03 tahun 2002 untuk masing-masing pengujian. Kayu tersebut diambil

BAB III METODE PENELITIAN. sesuai dengan SNI no. 03 tahun 2002 untuk masing-masing pengujian. Kayu tersebut diambil BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Persiapan Penelitian Jenis kayu yang dipakai dalam penelitian ini adalah kayu rambung dengan ukuran sesuai dengan SNI no. 03 tahun 2002 untuk masing-masing pengujian. Kayu

Lebih terperinci

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao PENDAHULUAN Pengolahan hasil kakao rakyat, sebagai salah satu sub-sistem agribisnis, perlu diarahkan secara kolektif. Keuntungan penerapan pengolahan secara kolektif adalah kuantum biji kakao mutu tinggi

Lebih terperinci

Struktur dan Konstruksi II

Struktur dan Konstruksi II Struktur dan Konstruksi II Modul ke: Material Struktur Bangunan Fakultas Teknik Christy Vidiyanti, ST., MT. Program Studi Teknik Arsitektur http://www.mercubuana.ac.id Cakupan Isi Materi Materi pertemuan

Lebih terperinci

MACAM-MACAM KONSTRUKSI KAYU

MACAM-MACAM KONSTRUKSI KAYU MACAM-MACAM KONSTRUKSI KAYU KONSTRUKSI BANGUNAN Drs. Budi Jatnika Githa Rahmawati 1. KONSTRUKSI PINTU & JENDELA Konstruksi pintu dan jendela dibagi menjadi dua, yaitu kusen dan daun pintu & jendela. Fungsi

Lebih terperinci

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di III. TATA LAKSANA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di laboratorium fakultas pertanian UMY. Pengamatan pertumbuhan tanaman bawang merah dan

Lebih terperinci

DINDING DINDING BATU BUATAN

DINDING DINDING BATU BUATAN DINDING Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 Tentang Angkutan

BAB III LANDASAN TEORI. diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 Tentang Angkutan BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Sistem Angkutan Umum Sarana angkutan umum mengenai lalu lintas dan angkutan jalan di Indonesia diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 Tentang Angkutan Jalan.

Lebih terperinci

LAMPIRAN. xvi. Gb. Peta Pariwisata Kota Semarang. Sumber :

LAMPIRAN. xvi. Gb. Peta Pariwisata Kota Semarang. Sumber : LAMPIRAN a. Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) merupakan pusat kesenian budaya serta sebagai wisata sejarah di Kota Semarang. Dengan demikian seharusnya bangunan tersebut memiliki fasilitas dan sarana yang

Lebih terperinci

3.1. Penyajian Laporan BAB III METODE KAJIAN. Gambar 3.1 Bagan alir metode penelitian

3.1. Penyajian Laporan BAB III METODE KAJIAN. Gambar 3.1 Bagan alir metode penelitian 3.1. Penyajian Laporan BAB III METODE KAJIAN Gambar 3.1 Bagan alir metode penelitian 7 3.2. Data Yang Diperlukan Untuk kelancaran penelitian maka diperlukan beberapa data yang digunakan sebagai sarana

Lebih terperinci

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan tepat untuk mengurangi terbawanya bahan atau tanah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian, Jurusan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian, Jurusan 1 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung pada

Lebih terperinci

BAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL

BAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL BAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL 5.1 Masalah Air Limbah Layanan Kesehatan Air limbah yang berasal dari unit layanan kesehatan misalnya air limbah rumah sakit,

Lebih terperinci

SNI MUTU SIRAP DEWAN STANDARDISASI NASIONAL- DSN SNI UDC STANDAR NASIONAL INDONESIA

SNI MUTU SIRAP DEWAN STANDARDISASI NASIONAL- DSN SNI UDC STANDAR NASIONAL INDONESIA SNI STANDAR NASIONAL INDONESIA SNI 03-3529 - 1994 UDC 691.024.15.035.3 MUTU SIRAP DEWAN STANDARDISASI NASIONAL- DSN DAFTAR ISI Halaman 1. RUANG LINGKUP... 1 2. DEFiNISI... 1 3. ISTILAH... 1 4. KLASIFIKAS1...

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM BAB I DESKRIPSI 1.1 Ruang lingkup Tatacara ini meliputi ketentuan-ketentuan, cara pengerjaan bangunan utama

Lebih terperinci

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Bab 5 Kesimpulan dan Saran Bab 5 Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Desain konstruksi yang telah dilakukan dalam tugas akhir ini membuktikan bahwa anggaran yang besar tidak diperlukan untuk mendesain suatu bangunan tahan gempa.

Lebih terperinci

Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung

Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung Oleh Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP. A. Latar Belakang Budidaya jamur merang di dalam kumbung merupakan teknik budidaya jamur yang dilakukan secara modern dengan

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA NOMOR: 111/KPTS/CK/1993 TANGGAL 28 SEPTEMBER 1993 TENTANG: PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA A. DASAR DASAR PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Suatu bangunan gedung harus mampu secara struktural stabil selama kebakaran

LAMPIRAN. Suatu bangunan gedung harus mampu secara struktural stabil selama kebakaran LAMPIRAN Sistem proteksi pasif terdiri dari : Ketahanan Api dan Stabilitas Suatu bangunan gedung harus mampu secara struktural stabil selama kebakaran sehingga pada saat terjadi kebakaran pengguna gedung

Lebih terperinci

BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN SIPIL LAPANGAN

BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN SIPIL LAPANGAN BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN PELAKSANAAN LAPANGAN 4.1 Pekerjaan pondasi 1. papan bekisting 2. beton ready mix 3. pasir urug 4. Besi poer D16, D10, Ø8 2. Langkah Kerja a. Setelah Tiang pancang ditanam, b.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cross Laminated Timber 2.1.1 Definisi Cross Laminated Timber (CLT) pertama dikembangkan di Swiss pada tahun 1970-an. Produk ini merupakan perpanjangan dari teknologi rekayasa

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB III PERANCANGAN PROSES (pra Rancangan Pabrik,kgrtas kgrajinan dari enceng gondok. BAB III PERANCANGAN PROSES Perancangan pabrik home industri ini menghasilkan produk kertas kerajinan yang siap dibuat untuk kerajinan yang unik.

Lebih terperinci

BAB XIV INSTALASI PIPA PVC

BAB XIV INSTALASI PIPA PVC BAB XIV INSTALASI PIPA PVC Pipa PVC sudah banyak digunakan di dunia dan di Indonesia pada khususnya. Mulai untuk pipa air bersih, air kotor, kotoran, dan air hujan. Pipa PVC standar pipa pasar atau pipa

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGOLAHAN IPAL

BAB III PROSES PENGOLAHAN IPAL BAB III PROSES PENGOLAHAN IPAL 34 3.1. Uraian Proses Pengolahan Air limbah dari masing-masing unit produksi mula-mula dialirkan ke dalam bak kontrol yang dilengkapi saringan kasar (bar screen) untuk menyaring

Lebih terperinci

BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK

BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK 286 12.1 PENDAHULUAN 12.1.1 Permasalahan Masalah pencemaran lingkungan di kota besar misalnya di Jakarta, telah

Lebih terperinci

TEKNIK BUDIDAYA JAMUR TIRAM

TEKNIK BUDIDAYA JAMUR TIRAM TEKNIK BUDIDAYA JAMUR TIRAM Oleh : Masnun, S.Pt, M.Si I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budidaya jamur tiram adalah salah satu usaha pertanian yang saat ini sangat prospektif karena beberapa faktor yaitu:

Lebih terperinci

RANGKUMAN Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung

RANGKUMAN Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung RANGKUMAN Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung - 1983 Kombinasi Pembebanan Pembebanan Tetap Pembebanan Sementara Pembebanan Khusus dengan, M H A G K = Beban Mati, DL (Dead Load) = Beban Hidup, LL

Lebih terperinci

Tata cara perencanaan dan pemasangan tangki biofilter pengolahan air limbah rumah tangga dengan tangki biofilter

Tata cara perencanaan dan pemasangan tangki biofilter pengolahan air limbah rumah tangga dengan tangki biofilter Tata cara perencanaan dan pemasangan tangki biofilter pengolahan air limbah rumah tangga dengan tangki biofilter 1 Ruang lingkup Tata cara ini mencakup persyaratan, kriteria perencanaan dan cara pemasangan

Lebih terperinci

Pembesaran udang galah Macrobrachium rosenbergii kini mengadopsi

Pembesaran udang galah Macrobrachium rosenbergii kini mengadopsi 1 Udang Galah Genjot Produksi Udang Galah Pembesaran udang galah Macrobrachium rosenbergii kini mengadopsi gaya rumah susun. Setiap 1 m² dapat diberi 30 bibit berukuran 1 cm. Hebatnya kelulusan hidup meningkat

Lebih terperinci

Sanitasi Penyedia Makanan

Sanitasi Penyedia Makanan Bab 6 Sanitasi Penyediaan Makanan Sanitasi Penyedia Makanan Sanitasi Jasa Boga Sanitasi Rumah Makan & Restoran Sanitasi Hotel Sanitasi Rumah Sakit Sanitasi Transportasi Penggolongan Jasa Boga Jasa boga

Lebih terperinci

Sambungan dan Hubungan Konstruksi Kayu

Sambungan dan Hubungan Konstruksi Kayu Sambungan Kayu Konstruksi kayu merupakan bagian dari konstruksi bangunan gedung. Sambungan dan hubungan kayu merupakan pengetahuan dasar mengenai konstruksi kayu yang sangat membantu dalam penggambaran

Lebih terperinci

KONSTRUKSI ATAP 12.1 Menggambar Denah dan Rencana Rangka atap

KONSTRUKSI ATAP 12.1 Menggambar Denah dan Rencana Rangka atap KONSTRUKSI ATAP 12.1 Menggambar Denah dan Rencana Rangka atap Gambar 12.1 Rencana Atap Rumah Tinggal 12.2 Menggambar Ditail Potongan Kuda-kuda dan Setengah Kuda- Kuda Gambar 12.2 Potongan Kuda-kuda dan

Lebih terperinci

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

Pasal 6 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Pasal 6 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PEMANFAATAN AIR HUJAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa air hujan merupakan sumber air yang dapat dimanfaatkan

Lebih terperinci

A. Pasangan Dinding Batu Bata

A. Pasangan Dinding Batu Bata Perspektif dua titik lenyap digunakan karena bangunan biasanya mempunyai arah yang membentuk sudut 90. Sehubungan dengan itu, maka kedua garis proyeksi titik mata dari titik berdiri (Station Point = SP)

Lebih terperinci

BAK PENAMPUNGAN AIR BAMBU SEMEN (KAPASITAS LITER)

BAK PENAMPUNGAN AIR BAMBU SEMEN (KAPASITAS LITER) BAK PENAMPUNGAN AIR BAMBU SEMEN (KAPASITAS 2.500 LITER) 1. PENDAHULUAN Untuk daerah tropis seperti Indonesia, sebuah keluarga akan membutuhan puluhan liter air bersih per hari untuk minum, membasuh mulut,

Lebih terperinci

BATUAN PEMBENTUK PERMUKAAN TANAH

BATUAN PEMBENTUK PERMUKAAN TANAH BATUAN PEMBENTUK PERMUKAAN TANAH Proses Pembentukan Tanah. Tanah merupakan lapisan paling atas pada permukaan bumi. Manusia, hewan, dan tumbuhan memerlukan tanah untuk tempat hidup. Tumbuh-tumbuhan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton merupakan bahan kebutuhan untuk masyarakat modern masa kini. Beton adalah salah satu unsur yang sangat penting dalam struktur bangunan. Di Indonesia hampir seluruh

Lebih terperinci

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa Apakah mulsa itu? Mulsa adalah sisa tanaman, lembaran plastik, atau susunan batu yang disebar di permukaan tanah. Mulsa berguna untuk melindungi permukaan tanah dari terpaan hujan, erosi, dan menjaga kelembaban,

Lebih terperinci

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI Oleh : Ir. Nur Asni, MS Peneliti Madya Kelompok Peneliti dan Pengkaji Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian

Lebih terperinci

A. Regulasi IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) atau Sewage Treatment Plant Regulation

A. Regulasi IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) atau Sewage Treatment Plant Regulation A. Regulasi IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) atau Sewage Treatment Plant Regulation 1. UU No 32 thn 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Gambar 1. Pencemaran air sungai Pasal

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

Lebih terperinci

TATA CARA PELAKSANAAN BETON ASPAL CAMPURAN DINGIN DENGAN ASPAL EMULSI UNTUK PERKERASAN JALAN

TATA CARA PELAKSANAAN BETON ASPAL CAMPURAN DINGIN DENGAN ASPAL EMULSI UNTUK PERKERASAN JALAN TATA CARA PELAKSANAAN BETON ASPAL CAMPURAN DINGIN DENGAN ASPAL EMULSI UNTUK PERKERASAN JALAN BAB I DESKRIPSI 1.1. Maksud dan Tujuan 1.1.1. Maksud Tata cara ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Steam merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari teknologi modern. Tanpa steam, maka industri makanan kita, tekstil, bahan kimia, bahan kedokteran,daya, pemanasan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama 38 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama adalah pembuatan alat yang dilaksanakan di Laboratorium Mekanisasi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut : II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi dan Morfologi Tanaman Gladiol 2.1.1 Taksonomi Tanaman Gladiol Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut : Divisi : Tracheophyta Subdivisi : Pteropsida

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian III. BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN :

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN : PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN : Kompetensi Keahlian : Hari / Tanggal : Teknik Gambar Bangunan Kelas / Jurusan : III / Teknik Gambar Bangunan Waktu

Lebih terperinci

PERMASALAHAN STRUKTUR ATAP, LANTAI DAN DINDING

PERMASALAHAN STRUKTUR ATAP, LANTAI DAN DINDING PERMASALAHAN STRUKTUR ATAP, LANTAI DAN DINDING DEASY MONICA PARHASTUTI M. IRFAN NUGRAHA NOVSA LIRIK QORIAH TAUFAN HIDAYAT KELOMPOK 3 KG-3A PERMASALAHAN PADA ATAP PERMASALAHAN 5. BUBUNGAN RETAK PENYEBAB

Lebih terperinci

Dasar-Dasar Rumah Sehat KATA PENGANTAR

Dasar-Dasar Rumah Sehat KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Guna menunjang program pemerintah dalam penyediaan infrastruktur perdesaan, Puslitbang Perumahan dan Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Lebih terperinci

PENGARUH PERENDAMAN AIR PANTAI DAN LIMBAH DETERGEN TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR DINDING PASANGAN BATA MERAH.

PENGARUH PERENDAMAN AIR PANTAI DAN LIMBAH DETERGEN TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR DINDING PASANGAN BATA MERAH. PENGARUH PERENDAMAN AIR PANTAI DAN LIMBAH DETERGEN TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR DINDING PASANGAN BATA MERAH Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik

Lebih terperinci

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PENGGUNAAN BETON BERTULANG TERHADAP KAYU PADA KONSTRUKSI KUDA-KUDA. Tri Hartanto. Abstrak

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PENGGUNAAN BETON BERTULANG TERHADAP KAYU PADA KONSTRUKSI KUDA-KUDA. Tri Hartanto. Abstrak KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PENGGUNAAN BETON BERTULANG TERHADAP KAYU PADA KONSTRUKSI KUDA-KUDA Tri Hartanto Abstrak Pengetahuan tentang sistim struktur dan konstruksi, dan teknologi bahan sangat erat sekali

Lebih terperinci

Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan

Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan Jenis-jenis kayu untuk konstruksi di proyek- Pada kesempatan ini saya akan berbagi informasi tentang Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan Kayu adalah material

Lebih terperinci

1.2. ELEMEN STRUKTUR UTAMA

1.2. ELEMEN STRUKTUR UTAMA STRUKTUR MASSA 1.1. PENDAHULUAN Struktur bangunan adalah komponen penting dalam arsitektur. Tidak ada bedanya apakah bangunan dengan strukturnya hanya tempat untuk berlindung satu keluarga yang bersifat

Lebih terperinci

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM BAB VI KONSTRUKSI KOLOM 6.1. KOLOM SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang

Lebih terperinci

Sambungan Kayu. Sambungan Kayu: Hubungan Kayu:

Sambungan Kayu. Sambungan Kayu: Hubungan Kayu: Sambungan Kayu Sambungan Kayu: Adalah sebuah konstruksi untuk menyatukan dua atau lebih batang kayu untuk memenuhi kebutuhan panjang, lebar atau tinggi tertentu dengan bentuk konstruksi yang sesuai dengan

Lebih terperinci

KLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN

KLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN KLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN Klasifikasi berdasarkan jenis air buangan: Sistem pembuangan air kotor. Adalah system pembuangan untuk air buangan yang berasal dari kloset, urinal, bidet, dan air buangan

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan 3 BAB DASAR TEORI.1. Dasar Perencanaan.1.1. Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun

Lebih terperinci

GAMBAR KONSTRUKSI JALAN

GAMBAR KONSTRUKSI JALAN 1. GAMBAR KONSTRUKSI JALAN a) Perkerasan lentur (flexible pavement), umumnya terdiri dari beberapa lapis perkerasan dan menggunakan aspal sebagai bahan pengikat. Gambar 6 Jenis Perkerasan Lentur Tanah

Lebih terperinci

TATA CARA PEMANFAATAN AIR HUJAN

TATA CARA PEMANFAATAN AIR HUJAN Lampiran Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 12 Tahun 2009 Tanggal : 15 April 2009 TATA CARA PEMANFAATAN AIR HUJAN I. Pendahuluan Dalam siklus hidrologi, air hujan jatuh ke permukaan bumi,

Lebih terperinci

Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural

Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural SNI 03-3975-1995 Standar Nasional Indonesia Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural ICS Badan Standardisasi Nasional DAFTAR ISI Daftar Isi... Halaman i BAB I DESKRIPSI... 1 1.1

Lebih terperinci

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR 3.1. ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR PELAT Struktur bangunan gedung pada umumnya tersusun atas komponen pelat lantai, balok anak, balok induk, dan kolom yang merupakan

Lebih terperinci

Prima atau tidaknya tanaman kelak bergantung penuh pada bibit awal.

Prima atau tidaknya tanaman kelak bergantung penuh pada bibit awal. 1 SELEKSI DAN RAWAT AGLAONEMA Seleksi dan Rawat Aglaonema Sungkup plastik diikat dan digantung Prima atau tidaknya tanaman kelak bergantung penuh pada bibit awal. Karena itu, seleksi bibit yang unggul

Lebih terperinci

Gambar IV-1, Pondasi Menciptakan Kestabilan dan Kekokohan

Gambar IV-1, Pondasi Menciptakan Kestabilan dan Kekokohan PONDASI Pondasi Batu Belah Pondasi merupakan elemen pokok bangunan yang sangat vital, berfungsi sebagai penyangga konstruksi bangunan di atasnya. Kekuatan dan kekokohan suatu konstruksi bangunan gedung

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Badan Standardisasi Nasional (2010) papan partikel merupakan

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Badan Standardisasi Nasional (2010) papan partikel merupakan TINJAUAN PUSTAKA Papan Partikel Menurut Badan Standardisasi Nasional (2010) papan partikel merupakan papan yang terbuat dari bahan berlignoselulosa yang dibuat dalam bentuk partikel dengan menggunakan

Lebih terperinci

V. POLA DAN TEHNIK PEMBELAHAN

V. POLA DAN TEHNIK PEMBELAHAN V. POLA DAN TEHNIK PEMBELAHAN Sebelum diuraikan mengenai pola dan tehnik pembelahan kayu bulat, terlebih dahulu akan diuraikan mengenai urut-urutan proses menggergaji, dan kayu bulat sampai menjadi kayu

Lebih terperinci

Sumber : Manual Pembibitan Tanaman Hutan, BPTH Bali dan Nusa Tenggara.

Sumber : Manual Pembibitan Tanaman Hutan, BPTH Bali dan Nusa Tenggara. Penyulaman Penyulaman dilakukan apabila bibit ada yang mati dan perlu dilakukan dengan segera agar bibit sulaman tidak tertinggal jauh dengan bibit lainnya. Penyiangan Penyiangan terhadap gulma dilakukan

Lebih terperinci

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2 BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH AKULTURASI BUDAYA KAMPUNG LAYUR 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Berdasarkan analisa mengenai kebutuhan dan besaran ruang pada Rumah Akulturasi

Lebih terperinci

SABUT KELAPA SEBAGAI ALTERNATIF MATERIAL BANGUNAN

SABUT KELAPA SEBAGAI ALTERNATIF MATERIAL BANGUNAN SABUT KELAPA SEBAGAI ALTERNATIF MATERIAL BANGUNAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani, dimana dari hasil sampingnya diperoleh diantaranya

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Kelurahan Semanan Kelurahan Semanan yang berada pada wilayah Kecamatan Kalideres, berbatasan langsung dengan Sungai Cisadane di sebelah utara, Kelurahan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai dengan Maret

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai dengan Maret 20 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai dengan Maret 2013. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap pembuatan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL PENDAHULUAN 1. AIR Air merupakan sumber alam yang sangat penting di dunia, karena tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Air juga banyak mendapat

Lebih terperinci

BAB 1 STRUKTUR DAN KONSTRUKSI

BAB 1 STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BAB 1 STRUKTUR DAN KONSTRUKSI Sistem struktur dan konstruksi Rumah Gadang memiliki keunikan, dimulai dari atapnya yang rumit hingga pondasinya yang sederhana tetapi memiliki peran yang sangat penting bagi

Lebih terperinci

INDOCEMENT AWARDS STR WRITING COMPETITION

INDOCEMENT AWARDS STR WRITING COMPETITION INDOCEMENT AWARDS STR WRITING COMPETITION BASEMENT OF WATER TANK WRT-14-075 oleh: BAMBANG JOKO SUTONO UNIVERSITAS BALIKPAPAN Jl. Pupuk kel.gn.bahagia (BALIKPAPAN) (2014) ABSTRAK Rumah merupakan kebutuhan

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR I MEMBUAT KONSTRUKSI KUDA-KUDA KAYU

KEGIATAN BELAJAR I MEMBUAT KONSTRUKSI KUDA-KUDA KAYU KEGIATAN BELAJAR I MEMBUAT KONSTRUKSI KUDA-KUDA KAYU A. LEMBAR INFORMASI Bahan untuk kuda-kuda kayu ini harus dipilih dari kayu yang baik dan ukurannya mencukupi dengan ukuran yang dibutuhkan. Untuk kudakuda

Lebih terperinci

II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI

II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI 1. PENGERINGAN Pengeringan adalah suatu proses pengawetan pangan yang sudah lama dilakukan oleh manusia. Metode pengeringan ada dua,

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.

Lebih terperinci

Cara Mencangkok Pohon Mangga

Cara Mencangkok Pohon Mangga Cara Mencangkok Pohon Mangga Alat-alat yang diperlukan : 1. Pisau yang kuat dan tajam. 2. Serabut kelapa atau plastik. 3. Tali pengikat atau memakai tali rafia. 4. Paku untuk menusuk bagian bawah plastik.

Lebih terperinci

BIOGAS. Sejarah Biogas. Apa itu Biogas? Bagaimana Biogas Dihasilkan? 5/22/2013

BIOGAS. Sejarah Biogas. Apa itu Biogas? Bagaimana Biogas Dihasilkan? 5/22/2013 Sejarah Biogas BIOGAS (1770) Ilmuwan di eropa menemukan gas di rawa-rawa. (1875) Avogadro biogas merupakan produk proses anaerobik atau proses fermentasi. (1884) Pasteur penelitian biogas menggunakan kotoran

Lebih terperinci

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Strata

Lebih terperinci

Instalasi hydrant kebakaran adalah suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui

Instalasi hydrant kebakaran adalah suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui Teknik Perpipaan Instalasi hydrant kebakaran adalah suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui pipa-pipa dan slang kebakaran. Sistem ini terdiri

Lebih terperinci

BAB XII DINDING KAYU DAN PLAFON

BAB XII DINDING KAYU DAN PLAFON A. Dinding Kayu BAB XII DINDING KAYU DAN PLAFON Bahan bangunan memiliki sifat-sifat teknis yang berbeda-beda. Jika pemilihan kayu sebagai bahan bangunan yang akan dipakai dalam konstruksi bangunan maka

Lebih terperinci

PETUNJUK UMUM UNTUK MERAWAT SISTEM SEPTIK TANK

PETUNJUK UMUM UNTUK MERAWAT SISTEM SEPTIK TANK SISTEM BARU Sistem apapun yang anda pilih, baik sitem septik konvensional maupun jenis aerobik, tangki penampungan yang baru harus melalui masa tenang di mana bakteri-bakteri yang diperlukan mulai hidup

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBANGUNAN PRASARANA SEDERHANA TAMBATAN PERAHU DI PERDESAAN

PEDOMAN PEMBANGUNAN PRASARANA SEDERHANA TAMBATAN PERAHU DI PERDESAAN PEDOMAN PEMBANGUNAN PRASARANA SEDERHANA TAMBATAN PERAHU DI PERDESAAN NO. 0081T/Bt/1995 DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA DIREKTORAT PEMBINAAN JALAN KOTA PRAKATA Sejalan dengan mekanisme perencanaan Proyek

Lebih terperinci

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT DESKRIPSI OBJEK RUANG PUBLIK TERPADU RAMAH ANAK (RPTRA) Definisi : Konsep ruang publik berupa ruang terbuka hijau atau taman yang dilengkapi dengan berbagai

Lebih terperinci

KONSTRUKSI PONDASI Pondasi Dangkal Pasangan Batu bata/batu kali

KONSTRUKSI PONDASI Pondasi Dangkal Pasangan Batu bata/batu kali KONSTRUKSI PONDASI 9.1 Konstruksi Pondasi Batu Kali atau Rollaag Konstruksi pondasi ini merupakan bagian dari konstruksi bangunan gedung dan sangat penting karena sangat menentukan kekokohan bangunan.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. tinggal bercabang banyak dan berwarna kuning pucat atau abu-abu sampai merah

TINJAUAN PUSTAKA. tinggal bercabang banyak dan berwarna kuning pucat atau abu-abu sampai merah TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman akar wangi termasuk keluarga Gramineae, berumpun lebat, akar tinggal bercabang banyak dan berwarna kuning pucat atau abu-abu sampai merah tua. Rumpun tanaman akar

Lebih terperinci