PERKEMBANGAN MEKANISASI DAN MODERNISASI PERTANIAN TANPA DISKRIMINASI GENDER
|
|
- Suryadi Agusalim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERKEMBANGAN MEKANISASI DAN MODERNISASI PERTANIAN TANPA DISKRIMINASI GENDER Astu Unadi BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN Disampaikan pada: FGD KEGIATAN PENGARUS UTAMAAN GENDER DENGAN TEMA AKSES SDM PERTANIAN TERHADAP MEKANISASI PERTANIAN DALAM PERSPEKTIP GENDER
2 1 PENDAHULUAN NAWACITA 1. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di Pasar Internasional; 2. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor strategis Ekonomi Domestik; TUJUAN PEMBANGUNAN PERTANIAN Peningkatan ketersediaan dan diversifikasi pangan Peningkatan nilai tambah dan daya saing produk pangan dan pertanian Peningkatan ekspor dan pengurangan impor produk pangan dan pertanian Peningkatan penyediaan bahan baku bioindustri dan bioenergi Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani 2
3 UPAYA KHUSUS PENCAPAIAN SWASEMBADA PADI, JAGUNG KEDELAI Irigasi Kebijakan dan Regulasi 2 ) Benih Gudang Pupuk Penyuluhan ALSINTAN 1 ) Perluasan Areal Keterangan: 1) Alsintan: Traktor, Pompa Air, Transplanter, Combine Harvester, Power Thresher, Dryer, RMU, dll 2) Kebijakan dan Regulasi termasuk pengaturan terkait Harga Pembelian Pemerintah (HPP) dan pembelian hasil panen raya (stabilisasi harga) oleh pemerintah sebagai buffer stock 3
4 JUMLAH TENAGA KERJA DISEKTOR PERTANIAN Makin langka tenaga pertanian krn makin enggan pemuda bekerja dibidang pertanian mekanisasi pertanian meningkat
5 PERAN MEKANISASI PERTANIAN DALAM MENCAPAI SWASEMBADA PANGAN Meningkatkan efisiensi sumberdaya pertanian Tenaga kerja (Biaya tenaga kerja >50% dari biaya produksi, Upah tenaga pertanian < Non pertanian) Waktu meningkatkan IP, Produktivitas dan Produksi Air dampak perubahan iklim: jumlah hari hujan menjadi berkurang/ bertambah waktu budidaya harus cepat Menurunkan kehilangan hasil (Padi: +/-500 kg/ha), meningkatkan mutu hasil, devrsifikasi dan nlai tambah Menurunkan biaya produksi Mengurangi kejerihan kerja generasi muda dan wanita cenderung memilih pekerjaan non pertanian. Buruh tani berkurang 270 ribu/tahun, petani muda akan lebih prestise menggunakan alsintan
6 Bantuan Alsintan berbagai jenis dari Kementan 2014: unit 2015: unit 2016: unit Target: Peningkatan luas tanam Meningkatkan IP Menurunkan losses Menurunkan biaya produksi Jenis alsin bantuan: 1.TR2 2.TR4 3.Pompa air 4.Rice Transplanter 5.Chopper 6.Cultivator 7.Combine harvester
7 JUMLAH DAN KELAS UPJA ( ) Kelas UPJA TAHUN 2011 % 2012 % 2013 % Pemula Berkembang Profesional Total
8 Jenis Kegiatan Manual Full Mekanisasi Perubahan HOK % Pengolahan Lahan ,0 Semai s/d Tanam 19 7,5-11,5-60,5 Penyiangan ,7 Panen 40 7,5-32,5-81,3 Total ,4
9 Jenis Kegiatan Manual Full Mekanisasi Perubahan Rp % Pengolahan Lahan ,0 Semai s/d Tanam ,0 Penyiangan ,5 Panen*) ,0 Total ,9
10 2 DASAR PERTIMBANGAN DALAM PEREKAYASAAN DAN PENGEMBANGAN ALSINTAN KEBUTUHAN ALSINTAN SELEKTIF Alsintan spesifik Indonesia Alsintan berkualitas harga layak PEREKAYASAAN & PENGEMBANGAN ALSINTAN Alsintan spesifik Indonesia sesuai untk berbagai kalangan masyarakat PROGRESIF Tingkat teknologi bertahap Rendah Tinggi PARTISIPATIF Melibatkan masyarakat secara aktif
11 PRINSIP DASAR PEREKAYASAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN Permintaan calon pengguna Prospek pasar yang bagus Disain dan rekayasa Alsintan BARU Reversed Engineering Penyedehanaan Teknologi (Technology Simplification)
12 UNSUR GENDER DALAM PENGEMBANGAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN Aspek ekonomi (Harga, biaya operasi) Ukuran mesin (dimensi dan berat) Kemudahan dalam operasi alsintan Kemudahan dalam perawatan alsintan Sosial budaya
13 MESIN PERKAKAS UNTUK REKAYASA ALSINTAN SECARA KONVENSIONAL
14 ALSINTAN MODERN MEMERLUKAN MODERNISASI MESIN PERKAKAS UNTUK MENGHASILKAN PROTOTIPE ALSINTAN DAN PENGEMBANGAN SDM DASARPERTIMBANGAN Tntutan kebutuhan teknologi yg semakin canggih Tingkat pendidikan PNS perekayasa yang semakin baik Jumlah perekayasa baru semakin banyak perempuan MESIN PERKAKAS MODERN UNTUK FABRIKASI ALSINTAN BERBASIS COMPUTER Mesin Bubut CNC Mesin Milling CNC Cnc Machining Center Cnc Pipe Bending Machine Cnc Surface Grinder Cnc Cylindical Grinder Cnc Edm Machine Cnc Wire Cut Nc Shear Nc Plate Binder
15 LABORATORIUM REKAYASA ALSINTAN AUTO CAD SOLID WORK 3-D PRINTER 3-D SCANNER
16 BERBAGAI KOMPONEN YG DIPRODUKSI OLEH MESIN PERKAKAS BERBASIS KOMPUTER Plastic Mold and Dies CNC MACHINING CENTER Aluminium Mold and Dies
17 MESIN PERKAKAS FABRIKASI BERBASIS KOMPUTER CNC TURN MILL CNC MACHINING CENTER Hasil CNC Turn Mill
18 MESIN PERKAKAS FABRIKASI BERBASIS KOMPUTER Hasil kerja CNC Pipe Bending Machine CNC Pipe Binding Machine
19 MESIN PERKAKAS FABRIKASI BERBASIS KOMPUTER CNC Turret Punc Machine Hasil kerja CNC Turret Punch Machine
20 MESIN PERKAKAS FABRIKASI BERBASIS KOMPUTER NC Shearing Machine NC Plate Bending Machine
21 3 BEBERAPA ALAT DAN MESIN PERTANIAN SPESIFIK INDONESIA YANG SEDANG DIKEMBANGKAN OLEH BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN DAN SUDAH DIPRODUKSI OLEH INDUSTRI ALSINTAN INDONESIA
22 UNIT PERSEMAIAN HEMAT LAHAN
23 TRANSPLANTER JAJAR LEGOWO Meningkatkan Produkktiivitas padi rata-rata 15% Potensi peningkatan produksi padi nasional: ton Kapasitas : 6-7 JAM/HA NOMER PATEN: S LISENSOR: 1. PT. RUTAN 2. PT. SAININDO 3. PT. LAMBANG JAYA 4. CV. ADI SETIA UTAMA JAYA 5. PT. WIKA KONSTRUKSI 6. PT. BUKAKA TEKNIK 7. PT. SARANDI KARYA NUGRAHA
24 Jarwo transplater sedang dioperasikan oleh pemudi tani (kiri) dan siswi SMK pertanian (Kanan)
25 ALAT TANAM SEBAR LANGSUNG (ATABELA) Kapasitas kerja: 8 jam/ha Kebutuhan benih: kg/ha Tanah sawah harus terolah sempurna, kering s/d basah tidak sampai lengket dan macak-macak Dapat dioperasikan oleh tenaga kerja wanita
26 POWER WEEDER MENDUKUNG PERTANIAN ORGANIK POTENSI PENURUNAN BIAYA PENYIANGAN: RP. 3,9 T MENURUNKAN PENGGUNAAAN TENAGA KERJA: 50% NOMER PATEN: IDS LISENSOR : PT. YANMAR KAPASITAS KERJA: JAM/HA
27 Power Weeder dapat dioperasikan baik oleh tenaga kerja laki-laki maupun perempuan
28 MESIN PERONTOK MULTI KOMODITI A. Fungsi dan Keunggulan : 1. Merontok kedele dan padi 2. Mobilitas tinggi (menggunakan roda transportasi). 1. Meningkatkan efisiensi pekerjaan perontokan B. Spesifikasi : 1. Tipe : Bermotor, through in-drum perontok 2. Penggerak : motor 5,5 7,5 HP 3. Kapasitas Kerja : kg/jam (output) 4. Bobot : kg
29 MINI COMBINE HARVESTER POTENSI PENURUNAN BIAYA PANEN : Rp. 16,38 T TINGKAT KEHILANGAN HASIL : 1,87% LEBAR KERJA PEMANENAN KAPASITAS KERJA : 1,2 M : 7-9 JAM/HA POTENSI PENYELAMAAN HASIL : 4.9 JT TON GKP (Rp. 18,97 M) NOMER PATEN: S LISENSOR: 1. PT. WIKA KONSTRUKSI 2. PT. BUKAKA TEKNIK 3. PT. SARANDI KARYA NUGRAHA 4. PT. LAMBANG JAYA 5. CV. ADI SETIA UTAMA JAYA
30 Mini Combine padi sedang dioperasikan oleh Ka Dinas Pertanian Banten
31 INDO COMBINE HARVESTER POTENSI PENURUNAN BIAYA PANEN TINGKAT KEHILANGAN HASIL : 2% LEBAR KERJA PEMANENAN KAPASITAS KERJA POTENSI PENYELAMATAN HASIL : Rp. 16,38 T : 1,4 M : 4-6 JAM/HA : 4.9 JT TON GKP NOMER PATEN: P LISENSOR: 1. PT. RUTAN 2. PT. SAININDO 3. PT. LAMBANG JAYA 4. CV. ADI SETIA UTAMA JAYA
32 Indo Combine Harvester sedang dioperasikan oleh siswi SMK di Subang
33 UNIT PENGOLAHAN BENIH SUMBER
34 MESIN PENGERING PADI TIPE SIRKULASI Fungsi: Untuk mengeringkan biji-bijian (padi, jagung, dan kedelai) dengan cara mensirkulasikan atau mengalirkan bahan yang dikeringkan melalui zone pengeringan secara kontinyu sampai diperoleh kadar air yang diinginkan Spesifikasi: Dimensi: Panjang Lebar Tinggi Kapasitas Bahan bakar Lama pengeringan Laju pengeringan Sistem pemanasan Sistem pemanas Waktu loading/unloading Penggerak bucket elevator Penggerak screw conveyor Penggerak Blower : 2400 mm : 1200 mm : 4100 mm : 3-3,5 ton/proses : Gas LPG : jam : 0,8 1 %/jam : Langsung : Automatic Gas Burner : 3-4 jam : Motor listrik 1,5 HP : Motor listrik 1 HP : Motor listrik 1 HP
35 MESIN PEMBERSIH GABAH Fungsi : membersihkan dan memisahkan antara gabah bersih, setengah hampa, kotoran, dan seresah yang telah dikeringkan. Spesifikasi Mesin: Tipe : Ayakan bertingkat Dimensi pembersih : Panjang Lebar Tinggi Penggerak : 1500 mm : 800 mm : 2140 mm : Motor listrik 2 Hp atau motor bensin, 5,5 HP Kipas pembersih: tipe sentrifugal (2 buah) Dia. Kipas Kapasitas input : 400 mm dan 500 mm : kg/jam (tergantung kualitas gabah awal) Dimensi bucket elevator (P x L x T) : 120 x 60 x 3000 mm Penggerak bucket elevator : Motor listrik, 1 HP
36 MESIN PENIMBANG BENIH PADI SEMI OTOMATIS Fungsi: Untuk mengisi kantong kemasan benih padi dan sekaligus menimbang bobot benih dalam kemasan, dengan ukuran kemasan benih 5 kg.
37 ALSINTAN UNTUK BIO-INDUSTRY PADI BIO INDUSTRI PADI Provitas tinggi Efisien Daya saing Pupuk dan energy, Produk turunan OFF FARM SUSU dan DAGING BERAS TON ON FARM Skala Usaha 5000 ha PADI ton JERAMI ton LAHAN Ha CEF BERBASIS PADI ENERGI GJ ~ LPG eqv PAKAN 1000 ekor PUPUK ORGANIK ton ~ (200 t Urea, 130 t SP36, 700 t KCl) Penurunan Emisi BIOCHAR ton KOHE ton PUPUK ORGANIK ton ~ (200 t Urea, 180 t SP36, 230 t KCl) PTT/SRI (Intermiten, Var Rendah Emisi) Penurunan Emisi Digester BIO GAS PUPUK ORGANIK ton ~ (200 t Urea, 180 t SP36, 230 t KCl) ENERGI GAS GJ CH4 ~684nton LPG Penurunan Emisi PERBENIHAN SEKAM ton DEDAK ton MEDIA TANAMAN ENERGI GJ ton ~ ton LPG ABU / PUPUk K PANEN BAHAN INDUSTRI PULP PARTIKEL BOERD DLL TANAM Separator PENGOLAHAN Gabah bpk PANGGUNG PEMELIHARAAN Engine Cleaner Husker Polisher Grader beras
38 MESIN PEMANEN MULTI KOMODITAS (PADI DAN JAGUNG) Fungsi: Untuk panen padi dan jagung sekaligus merontok dan memipil Kapasitas: 5 jam/ha Operator: laki-laki atau perempuan
39 MESIN BUDIDAYA JAGUNG
40 MESIN PENGOLAH PAKAN TERNAK
41 MESIN UNTUK BUDIDAYA TEBU Mesin rawat ratoon dan pedot oyot Mesin penyiapan butt chip untuk benih tebu
42 Budidaya Cabe dan Bawang Merah Tradisional Penyiapan media semai Pemeliharaan Persemaian
43 Pembibitan cabe dan Bawang Merah Spesifikasi Mesin persemaian Cabe dan Bawang Merah: Sistem : Pmeumatic otomatis Kapasitas : tanaman /jam Power Operator : Listrik 4 kw : Laki-Laki atau Perempuan
44 Mesin Tanam Cabe dan Bawang Merah Spesifikasi Mesin persemaian Cabe dan Bawang Merah: Sistem : Hybrit Kapasitas : 3 ha/hari Power Operator : Motor Listrik 1 kw, Motor bensin 5,4 hp : Laki-Laki atau Perempuan
45 Model Mekanisasi Pengolahan Sayuran PENEPUNGAN BAHAN MENTAH PERAJANGAN BAHAN IRISAN PENGERINGAN PENGEMASAN HASIL BLEACING
46 PAKET MESIN PENGOLAHAN PURE/JUICE DAN SARI BUAH Mesin Pasturisasi Mesin pembubur buah (pulper) Mesin Filler-sealeri Tangki Pencampur Bubur Dan Sari Buah (Mixing Tank)
47 Pengering Lorong Deskripsi Alat Mesin : Pengering tipe lorong (tunnel dryer) dengan bahan bakar gas LPG untuk tenaga pemanas kompor dan listrik untuk menggerakkan kipas. Kontrol suhu dilakukan secara otomatis. Dimensi Alat Keseluruhan Panjang : 1280 mm Lebar : 649 mm Tinggi : 1137 mm Dimensi trolley Dimensi tray Panjang : 505 mm Lebar : 480 mm Tinggi : 531 mm Panjang : 440 mm Lebar : 457 mm Tinggi : 260 mm Berat total : 182 kg
48 PAKET MESIN PENGOLAHAN PISANG Tekn Tepat Guna untuk diterapkan pada agroindustri pisang Paket mesin: Mesin Perajang, Pengering, Penepung Kap. 0,5 3 Ton/Hari Proses: Diiris Dijemur Ditepungkan
49 Mesin Penggoreng Vakum (Vacuum Fryer) Spesifikasi mesin: Dimensi keseluruhan: Panjang : 1280 mm Lebar : 1220 mm Tinggi : 611 mm Volume minyak yang dibutuhkan : liter Kapasitas bahan masukan : 4 kg/proses Lama proses penggorengan : menit Penurunan persentase keutuhan maksimum : 0,44 % Rendemen maksimum : 23,8 % Tingkat kebisingan maksimum : 78 db Konsumsi LPG maksimum : 0,45 kg/jam Pencapaian tekanan vakum operasional : 27 menit Suhu air pendingin maksimum : 40 ºC Penurunan suhu minyak pada saat awal bahan masuk : 8 ºC
50 Mengembalikan Nilai Tambah ke pada Produsen ( petani) Melalui Pengolahan Kopi Terpadu Dengan Agribisnis Kopi Panen Pemisahan Pengupasan Pencucian Pengeringan Pengupasan Biji Kering Pemisahan Biji Kering Penyangrai Pembubuk Kopi Sangrai Hasil Akhir: Kopi Bubuk
51 Menjaring Nilai Tambah Kakao Melalui Agribisnis Berkerakyatan dan Terdesentralisasi Panen Pemecah Pemisah lendir Pengering dan Fermentasi Hasil Akhir Produk Utama Sortasi Penyangrai Penepung Lendir kakao Nata de kakao Kakao Butter Diversifikasi Produk
52 4 HILIRISASI TEKNOLOGI ALSINTAN BADAN LITBANG PERTANIAN Prototipe Alsintan Uji unjuk kerja >15 lisensor > unit telah diproduksi Patent Industri Kecil Industri medium/besar Lisensi ke Industri alsintan Distributor PENGGUNA
53
54 KEBUTUHAN ALSINTAN UTAMA UNTUK BUDIDAYA PADI NO JENIS ALSINTAN JUMLAH (UNIT) KEBUTUHAN (UNIT) KEKURANGAN (UNIT) 1 TR 2 (6,5-12 hp) TR 4 (35-90) Pompa Irigasi (3-4 in) Mesin Tanam Padi Mesin Panen Padi ( m) Mesin Perontok padi (750 kg/jam) Mesin pengeing biji2 an (5-10 ton) Catatan: - Luas lahan pertanian Indonesia: Sawah : 8.20 juta ha, Lahan kering : juta ha, dan Lahan sub optimal :11,30 juta ha - Kebutuhan alsintan baru dihitung untuk padi sawah saja dengan efisiensi penggunaan alsin optimal 100% - Jumlah tenaga kerja sektor pertanian (27 juta orang)
INOVASI TEKNOLOGI MEKANISASI PERTANIAN
INOVASI TEKNOLOGI MEKANISASI PERTANIAN BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN JAGUNG SCA PANEN/ NGOLAHAN NEN MELIHARAAN NAM RBENIHAN
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENGELOLAAN ALSINTAN
PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN MENUJU PERTANIAN MODERN KEBIJAKAN PENGELOLAAN ALSINTAN 1. Pengelolaan Alsintan Melalui Brigade Tanam: a. Bersifat task force b. Dikelola oleh Dinas Pertanian Propinsi
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nawa Cita (Sembilan Program Prioritas) merupakan agenda prioritas Kabinet Kerja Pemerintah Indonesia periode 2015 2019 mengarahkan pembangunan pertanian ke depan untuk
Lebih terperinciLaporan Tahunan 2015: Inovasi Pertanian Bioindustri Menuju Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani
92 Laporan Tahunan 2015: Inovasi Pertanian Bioindustri Menuju Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani Upaya peningkatan produksi tanaman pangan khususnya padi dihadapkan pada beberapa permasalahan,
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup penting keberadaannya di Indonesia. Sektor inilah yang mampu menyediakan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia, sehingga
Lebih terperinciLAPORAN HASIL LITBANG
SIDa.X.6 LAPORAN HASIL LITBANG Pengembangan Teknologi Pengolahan Makanan Ringan (Vacuum Frying, Deep Frying dan Spinner) untuk Meningkatkan Kualitas Makanan Olahan di Banjarnegara PROGRAM INSENTIF RISET
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman pangan yang antara lain terdiri atas padi, jagung, kedelai, kacang tanah,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Tanaman pangan yang antara lain terdiri atas padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar merupakan komoditas pertanian yang paling
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha pada Tahun * (Miliar Rupiah)
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan di Indonesia merupakan salah satu sektor yang telah berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk
Lebih terperinciPOHON KINERJA DINAS PERTANIAN
POHON KINERJA DINAS PERTANIAN II 1. Meningkatnya peningkatan produksi tanaman pangan, palawija dan 2. Mengembangkan Kegiatan Agribisnis menuju usaha tani modern 3. Meningkatnya pemanfaatan jaringan irigasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi sebuah negara pengekspor beras. Masalah ketahanan pangan akan lebih ditentukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara produsen beras yang besar, tetapi kebutuhan konsumsi beras dan pertumbuhan penduduk yang besar menyebabkan Indonesia tidak mampu menjadi
Lebih terperinciPOLICY BRIEF DINAMIKA SOSIAL EKONOMI PERDESAAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM
POLICY BRIEF DINAMIKA SOSIAL EKONOMI PERDESAAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM 2007-2015 Pendahuluan 1. Target utama Kementerian Pertanian adalah mencapai swasembada
Lebih terperinciKEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM BIDANG PERTANIAN UNTUK MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN PANGAN DAN ENERGI BERBASIS PERTANIAN
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM BIDANG PERTANIAN UNTUK MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN PANGAN DAN ENERGI BERBASIS PERTANIAN Dr. Suswono, MMA Menteri Pertanian Republik Indonesia Disampaikan pada Seminar Nasional Universitas
Lebih terperinciALAT DAN MESIN PANEN PADI
ALAT DAN MESIN PANEN PADI Sejalan dengan perkembangan teknologi dan pemikiran-pemikiran manusia dari jaman ke jaman, cara pemungutan hasil (panen) pertanian pun tahap demi tahap berkembang sesuai dengan
Lebih terperinciPROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Dukungan Aspek Mekanisasi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005
PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Dukungan Aspek Mekanisasi Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI
Lebih terperinciAGRIBISNIS Dukungan Aspek Mekanisasi Pertanian
PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS Dukungan Aspek Mekanisasi Pertanian Edisi Kedua Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2007 AGRO INOVASI MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP
KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2013
Lebih terperinciPeran dan Kontribusi Hand Tractor terhadap Efisiensi Usahatani di Banten
Peran dan Kontribusi Hand Tractor terhadap Efisiensi Usahatani di Banten Eka Rastiyanto Amrullah¹ dan Sholih Nugroho Hadi² ¹Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten Jl. Ciptayasa KM 01 Ciruas Serang
Lebih terperinciSTRATEGI PENANGANAN PASCA PANEN PADI DI DAERAH PASANG SURUT DAN RAWA LEBAK SUMATERA SELATAN HASBI
STRATEGI PENANGANAN PASCA PANEN PADI DI DAERAH PASANG SURUT DAN RAWA LEBAK SUMATERA SELATAN HASBI PUSAT UNGGULAN RISET PENGEMBANGAN LAHAN SUB OPTIMAL UNIVERSITAS SRIWIJAYA PASCA PANEN PENTING? Gabah adalah
Lebih terperinciPEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PEMANFAATAN DANA KUMK SUP-005 UNTUK MEMBIAYAI SEKTOR PERTANIAN
PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PEMANFAATAN DANA KUMK SUP-005 UNTUK MEMBIAYAI SEKTOR PERTANIAN Pusat Pembiayaan Pertanian Sekretariat Jenderal Departemen Pertanian Tahun 2006 I. PENDAHULUAN Salah satu faktor
Lebih terperinciAPLIKASI ALSINTAN MENDUKUNG UPSUS PAJALE DI NTB. Darwis,SP
APLIKASI ALSINTAN MENDUKUNG UPSUS PAJALE DI NTB Darwis,SP OUTLINE 1 PENDAHULUAN 2 - PENGENALAN ALAT 3 4 5 SISTEM PERSEMAIAN APLIKASI RICE TRANSPLANTER PENUTUP PENDAHULUAN Kegiatan penanaman memerlukan
Lebih terperinciRICE ESTATE + SRI Ha Mendukung Prog. Kemandirian Pangan KABUPATEN PPU
RICE ESTATE + SRI 30.000 Ha Mendukung Prog. Kemandirian Pangan KABUPATEN PPU Januari 2011 Data BPS tahun 2009; Jumlah Luas Panen di Kab. PPU adalah. ha. Tingkat Produktivitas ton GKG/ha. Total Produksi
Lebih terperinciKEMENTERIAN PERTANIAN
PROGRAM SWASEMBADA PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI SERTA PENINGKATAN PRODUKSI GULA DAN DAGING SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Dialog dalam Rangka Rapimnas Kadin 2014 Hotel Pullman-Jakarta, 8 Desember
Lebih terperinciSTRATEGI PENCAPAIAN UPAYA KHUSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI SUKOHARJO (STUDI KASUS DI DALANGAN TAWANGSARI)
1 STRATEGI PENCAPAIAN UPAYA KHUSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI SUKOHARJO (STUDI KASUS DI DALANGAN TAWANGSARI) Oleh S u j o n o BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN ACARA V PENGENALAN RICE MILL UNIT Disusun Oleh: Nama : Arif Ardiawan NIM : A1L008062 Rombongan : B Kelompok : 4 KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL
Lebih terperinciRAPAT KERJA BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN TAHUN 2014 SERPONG, FEBRUARI 2014
RUMUSAN SEMENTARA RAPAT KERJA BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN TAHUN 2014 SERPONG, 11 12 FEBRUARI 2014 Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan) Serpong telah menyelenggarakan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Alat Pengolahan Padi 1.2. Penggilingan Padi
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Alat Pengolahan Padi Umumnya alat pengolahan padi terdiri dari berbagai macam mesin, yaitu mesin perontok padi, mesin penggiling padi, mesin pembersih gabah, mesin penyosoh beras,
Lebih terperinciInovasi Pertanian 2015
Inovasi Pertanian 2015 Perubahan iklim, konversi dan degradasi lahan pertanian, lemahnya daya saing produk pertanian di pasar domestik dan internasional, kurangnya minat generasi muda untuk berusaha di
Lebih terperinciPertemuan ke-14. A.Tujuan Instruksional 1. Umum Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa
Pertemuan ke-14 A.Tujuan Instruksional 1. Umum Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa akan dapat menentukan jenis tenaga dan mesin peralatan yang layak untuk diterapkan di bidang pertanian 2. Khusus
Lebih terperinciCAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)
CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) TRIWULAN III TAHUN 2016 DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA Terminologi Pasca Panen Padi. A. Kualitas Fisik Gabah
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terminologi Pasca Panen Padi Kegiatan pascapanen padi perontokan, pengangkutan, pengeringan, penggilingan, penyimpanan dan pengemasan (Patiwiri, 2006). Padi biasanya dipanen pada
Lebih terperinciPersyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang
PRODUKSI BENIH PADI Persyaratan Lahan Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang ditanam sama, jika lahan bekas varietas
Lebih terperinciKode Produk Target : 1.3 Kode Kegiatan :
Kode Produk Target : 1.3 Kode Kegiatan : 1.03.02 PENGEMBANGAN PAKET TEKNOLOGI MESIN PERONTOK PADI LIPAT DI DAERAH TERASERING UNTUK MENEKAN LOSSES DAN MENGURANGI KEJERIHAN KERJA Oleh Koes Sulistiadji Joko
Lebih terperinciMasa berlaku: Alamat : Situgadung, Tromol Pos 2 Serpong, Tangerang Februari 2010 Telp. (021) /87 Faks.
Nama Laboratorium : Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian ; Ir. H. Koes Sulistiadji, M.S. Mekanik Traktor roda empat Pengukuran dimensi : - Dimensi unit traktor IK-SP TR4: 2007 butir 1 - Dimensi
Lebih terperinciPERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Ir. Bambang
Lebih terperinciPANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG
PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG Oleh : Sugeng Prayogo BP3KK Srengat Penen dan Pasca Panen merupakan kegiatan yang menentukan terhadap kualitas dan kuantitas produksi, kesalahan dalam penanganan panen dan pasca
Lebih terperinciJUDUL LAPORAN HASIL LITBANG INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA
JUDUL KODE : SIDA X 8 LAPORAN HASIL LITBANG INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA PENGEMBANGAN PAKET TEKNOLOGI PENGOLAHAN BIOFARMAKA UNTUK MENDUKUNG AGRIBISNIS BIOFARMAKA DI KABUPATEN
Lebih terperinci7. Pencapaian Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi
7. Pencapaian Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi Komoditi padi sebagai bahan konsumsi pangan pokok masyarakat, tentunya telah diletakkan sebagai prioritas dan fokus kegiatan program
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengangkutan Pengangkutan adalah kegiatan memindahkan padi setelah panen dari sawah atau rumah ke Pabrik Penggilingan Padi (PPP). Tingkat kehilangan hasil dalam tahapan pengangkutan
Lebih terperinciLAMPIRAN USULAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN 2015
1 LAMPIRAN USULAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN 2015 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI SULAWESI SELATAN DINAS PERTANIAN
Lebih terperinciSIMPUL KRITIS KEGIATAN BALAI BESAR MEKANISASI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TAHUN 2014
SIMPUL KRITIS KEGIATAN BALAI BESAR MEKANISASI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TAHUN 2014 INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Menjadi lembaga penelitian dan pengembangan mekanisasi
Lebih terperinciPengembangan Jagung Nasional Mengantisipasi Krisis Pangan, Pakan dan Energi Dunia: Prospek dan Tantangan
Pengembangan Jagung Nasional Mengantisipasi Krisis Pangan, Pakan dan Energi Dunia: Prospek dan Tantangan Anton J. Supit Dewan Jagung Nasional Pendahuluan Kemajuan teknologi dalam budidaya jagung semakin
Lebih terperinciMITRA BALAI INDUSTRI PUSAT TEKNOLOGI SARANA PERTANIAN mitrabalaiindustri.wordpress.com / mitrabalaiindustri.webs.com
KATALOG PASCA PANEN KEDELAI MBI/YANMAR SOLUSI MENINGKATKAN HASIL PRODUKSI MITRA BALAI INDUSTRI PUSAT TEKNOLOGI SARANA PERTANIAN mitrabalaiindustri.wordpress.com / mitrabalaiindustri.webs.com POWER THRESHER
Lebih terperinciIBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA
NO. 2, TAHUN 9, OKTOBER 2011 140 IBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA Muh. Anshar 1) Abstrak: Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas jagung yang dihasilkan agar sesuai
Lebih terperinciPROGRAM & KEBIJAKAN REVITALISASI PENGGILINGAN PADI DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN 2012
PROGRAM & KEBIJAKAN REVITALISASI PENGGILINGAN PADI DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN 2012 1 LATAR BELAKANG Kementerian Pertanian mengemban amanat untuk terus berupaya meningkatkan
Lebih terperinciPROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS : Dukungan Aspek Mekanisasi Pertanian AGRO INOVASI I. PENDAHULUAN
I. PENDAHULUAN Dukungan mekanisasi pertanian harus menjadi agenda pembangunan pertanian jika dikaitkan dengan program revitalisasi pertanian, yang mengisyaratkan tiga pilar utama yaitu ketahanan pangan,
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: padi, konfigurasi penggilingan, susut penggilingan, rendemen giling PENDAHULUAN
Konfigurasi Mesin Penggilingan Padi Untuk Menekan Susut dan Meningkatkan Rendemen Giling (Rice Milling Machine Configuration to Reduce Losses and Increase Milling Yield) Rokhani Hasbullah, Anggitha Ratri
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Dukungan Aspek Mekanisasi Pertanian
I. PENDAHULUAN Dukungan mekanisasi pertanian akan menjadi agenda pembangunan pertanian yang perlu diperhatikan jika dikaitkan dengan program revitalisasi pertanian, yang mengisyaratkan kepada tiga pilar
Lebih terperinciMEWUJUDKAN KEDAULATAN PANGAN NASIONAL
MEWUJUDKAN KEDAULATAN PANGAN NASIONAL Dr. Ir. Mei Rochjat Darmawiredja, M.Ed Sekretaris Badan Ketahanan Pangan Disampaikan pada: Rakor DKP Provinsi Jawa Tengah Rabu, 29 April 2015 1 I. PENDAHULUAN 2 Posisi
Lebih terperinciMESIN PERTANIAN YANG DI GUNAKAN DI DESA TLOGOSADANG, KECAMATAN PACIRAN, KABUPATEN LAMONGAN. Nanda Kusuma Arum, Mahrus Ali
MESIN PERTANIAN YANG DI GUNAKAN DI DESA TLOGOSADANG, KECAMATAN PACIRAN, KABUPATEN LAMONGAN Nanda Kusuma Arum, Mahrus Ali Universitas Muhammadiyah Gresik Universitas Merdeka Surabaya ABSTRAK Di desa Tlogosadang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai Negara agraris maka sebagian besar penduduknya. konsumsi untuk seluruh penduduk di Indonesia (Adiratma, 2004).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai Negara agraris maka sebagian besar penduduknya hidup dari pertanian. Bahan makanan seperti padi atau beras dan jagung hanya diproduksi oleh pertanian
Lebih terperincipelaksanaan pencapaian ketahanan pangan dan kemandirian pangan nasional.
pelaksanaan pencapaian ketahanan pangan dan kemandirian pangan nasional. 2.2. PENDEKATAN MASALAH Permasalahan yang dihadapi dalam upaya pencapaian surplus 10 juta ton beras pada tahun 2014 dirumuskan menjadi
Lebih terperinciUNJUK KERJA MESIN PENGGILING PADI TIPE SINGLE PASS 1
UNJUK KERJA MESIN PENGGILING PADI TIPE SINGLE PASS 1 Hanim Zuhrotul A 2, Nursigit Bintoro 2 dan Devi Yuni Susanti 2 ABSTRAK Salah satu faktor yang mengakibatkan kehilangan hasil pada produk pertanian tanaman
Lebih terperinciUJI KINERJA ALAT PENGERING LORONG BERBANTUAN POMPA KALOR UNTUK MENGERINGKAN BIJI KAKAO
UJI KINERJA ALAT PENGERING LORONG BERBANTUAN POMPA KALOR UNTUK MENGERINGKAN BIJI KAKAO Oleh M. Yahya Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Padang Abstrak Indonesia merupakan
Lebih terperinciAnalisis Kebutuhan Alsintan dalam Usahatani Tanaman Pangan (Padi) di Daerah Istimewa Yogyakarta
Analisis Kebutuhan Alsintan dalam Usahatani Tanaman Pangan (Padi) di Daerah Istimewa Yogyakarta Subagiyo, Budi Setyono dan Susanti Dwi Habsari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta Jl. Stadion
Lebih terperinciKEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN 2015-2019 Musrenbang Regional Kalimantan Jakarta, 24 Februari 2015 AGENDA 7 NAWACITA : Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi
Lebih terperinciV. KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM
V. KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM Hingga tahun 2010, berdasarkan ketersediaan teknologi produksi yang telah ada (varietas unggul dan budidaya), upaya mempertahankan laju peningkatan produksi sebesar
Lebih terperinciVI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL
VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL Sistem Pertanian dengan menggunakan metode SRI di desa Jambenenggang dimulai sekitar tahun 2007. Kegiatan ini diawali dengan adanya
Lebih terperinciDinamika Sosial Ekonomi Perdesaan dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya pada Berbagai Agroekosistem
PSE-KP/2015 LAPORAN AKHIR Dinamika Sosial Ekonomi Perdesaan dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya pada Berbagai Agroekosistem 2007-2015 Sri Hery Susilowati I Wayan Rusastra Supriyati Erma Suryani Tribastuti
Lebih terperinciProduksi Padi Tahun 2005 Mencapai Swasembada
47 Produksi Padi Tahun 2005 Mencapai Swasembada Abstrak Berdasarkan data resmi BPS, produksi beras tahun 2005 sebesar 31.669.630 ton dan permintaan sebesar 31.653.336 ton, sehingga tahun 2005 terdapat
Lebih terperinciPerkembangan Produksi dan Kebijakan dalam Peningkatan Produksi Jagung
Perkembangan Produksi dan Kebijakan dalam Peningkatan Produksi Jagung Siwi Purwanto Direktorat Budi Daya Serealia, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan PENDAHULUAN Jagung (Zea mays) merupakan salah satu
Lebih terperinciKEBIJAKAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL Dalam Mendukung KEMANDIRIAN PANGAN DAERAH
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL Dalam Mendukung KEMANDIRIAN PANGAN DAERAH Sekretariat Dewan Ketahanan Pangan Disampaikan dalam Rapat Koordinasi Dewan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu usahatani diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana mengalokasikan sumberdaya yang dimiliki secara efektif dan efisien dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan
Lebih terperinciUJI KINERJA MESIN SANGRAI TIPE SILINDER HARISONTAL BERPUTAR UNTUK PENYANGRAIAN BIJI KAKAO UNDER GRADE SKRIPSI SITI AZIZAH NIM.
UJI KINERJA MESIN SANGRAI TIPE SILINDER HARISONTAL BERPUTAR UNTUK PENYANGRAIAN BIJI KAKAO UNDER GRADE SKRIPSI Oleh SITI AZIZAH NIM. 001710201023 JURUSAN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciPROGRAM KEGIATAN DAN RENCANA KERJA KELOMPOK PEREKAYASA MESIN BUDIDAYA DAN PASCAPANEN PERTANIAN
PROGRAM KEGIATAN DAN RENCANA KERJA KELOMPOK PEREKAYASA MESIN BUDIDAYA DAN PASCAPANEN PERTANIAN Kelsa Mesin Budidaya dan Pascapane Pertanian Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian Badan Litbang Pertanian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi pertanian dari kondisi yang kurang menguntungkan menjadi kondisi yang lebih menguntungkan (long
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki berbagai jenis tanaman yang dapat tumbuh subur di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki berbagai jenis tanaman yang dapat tumbuh subur di iklim tropis. Tanaman kopi merupakan salah satu komoditas pertanian terbesar di Indonesia yang
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM. dan berpenduduk jiwa dengan luas wilayah 90,58 km 2. Kecamatan Raman. Utara memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :
44 IV. GAMBARAN UMUM A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Raman Utara Kecamatan Raman Utara merupakan bagian wilayah Kabupaten Lampung Timur dan berpenduduk 35.420 jiwa dengan luas
Lebih terperincisosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.
85 VI. KERAGAAN USAHATANI PETANI PADI DI DAERAH PENELITIAN 6.. Karakteristik Petani Contoh Petani respoden di desa Sui Itik yang adalah peserta program Prima Tani umumnya adalah petani yang mengikuti transmigrasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya peningkatan produksi tanaman pangan khususnya pada lahan sawah melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. Pertambahan jumlah penduduk
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2009 MODEL PROYEKSI JANGKA PENDEK PERMINTAAN DAN PENAWARAN KOMODITAS PERTANIAN UTAMA
LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2009 MODEL PROYEKSI JANGKA PENDEK PERMINTAAN DAN PENAWARAN KOMODITAS PERTANIAN UTAMA Oleh : Reni Kustiari Pantjar Simatupang Dewa Ketut Sadra S. Wahida Adreng Purwoto Helena
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perekonomian di sebagian besar negara-negara yang sedang berkembang. hal
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang sangat penting perananya dalam Perekonomian di sebagian besar negara-negara yang sedang berkembang. hal tersebut bisa kita lihat
Lebih terperinciSTRATEGI DAN PROGRAM PRIORITAS PENGUATAN EKONOMI MASYARAKAT KABUPATEN PASER BIDANG INDUSTRI TANAMAN PANGAN TAHUN 2018
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PASER STRATEGI DAN PROGRAM PRIORITAS PENGUATAN EKONOMI MASYARAKAT KABUPATEN PASER BIDANG INDUSTRI TANAMAN PANGAN TAHUN 2018 PAPARAN KEPALA BAPPEDA PADA RAPAT
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu negara dapat dicapai melalui suatu sistem yang bersinergi untuk mengembangkan potensi yang dimiliki
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2001 TENTANG ALAT DAN MESIN BUDIDAYA TANAMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2001 TENTANG ALAT DAN MESIN BUDIDAYA TANAMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa alat dan mesin budidaya tanaman merupakan
Lebih terperinciEkonomi Pertanian di Indonesia
Ekonomi Pertanian di Indonesia 1. Ciri-Ciri Pertanian di Indonesia 2.Klasifikasi Pertanian Tujuan Instruksional Khusus : Mahasiswa dapat menjelaskan ciri-ciri pertanian di Indonesia serta klasifikasi atau
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian
I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional. Peran strategis pertanian tersebut digambarkan melalui kontribusi yang nyata melalui pembentukan
Lebih terperinciBIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI
SUBSIDI PUPUK DALAM RANGKA MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN YANG BERKESINAMBUNGAN DALAM APBN TAHUN 2013 Salah satu dari 11 isu strategis nasional yang akan dihadapi pada tahun 2013, sebagaimana yang disampaikan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2001 TENTANG ALAT DAN MESIN BUDIDAYA TANAMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2001 TENTANG ALAT DAN MESIN BUDIDAYA TANAMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa alat dan mesin budidaya tanaman merupakan salah satu
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan. Secara geografis, wilayah Indonesia memiliki luas wilayah seluruhnya mencapai 5.193.252 km 2 terdiri atas luas daratan sekitar 1.910.931,32
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian telah terbukti memiliki peranan penting bagi pembangunan perekonomian suatu bangsa. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang berperan
Lebih terperinciARAHAN MENTERI PERTANIAN PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL (MUSRENBANGTANNAS) 2015 JAKARTA, 3-4 JUNI 2005
ARAHAN MENTERI PERTANIAN PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL (MUSRENBANGTANNAS) 2015 JAKARTA, 3-4 JUNI 2005 Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh; Yang Saya Hormati,
Lebih terperinciInovasi Pertanian Sumatera Selatan Mendukung Swasembada Beras Nasional
Inovasi Pertanian Sumatera Selatan Mendukung Swasembada Beras Nasional Dewasa ini, Pemerintah Daerah Sumatera Selatan (Sumsel) ingin mewujudkan Sumsel Lumbung Pangan sesuai dengan tersedianya potensi sumber
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. tersebut antara lain menyediakan pangan bagi seluruh penduduk, menyumbang
I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian memegang peranan penting dalam pembangunan nasional. Peranan tersebut antara lain menyediakan pangan bagi seluruh penduduk, menyumbang devisa,
Lebih terperinciBIOGAS DARI KOTORAN SAPI
ENERGI ALTERNATIF TERBARUKAN BIOGAS DARI KOTORAN SAPI Bambang Susilo Retno Damayanti PENDAHULUAN PERMASALAHAN Energi Lingkungan Hidup Pembangunan Pertanian Berkelanjutan PENGEMBANGAN TEKNOLOGI BIOGAS Dapat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu sentra produksi tanaman bahan makanan di
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki lahan pertanian yang sangat luas dan sebagian besar penduduknya bermatapencaharian sebagai petani. Jawa Barat merupakan
Lebih terperinciPENGARUH PERBAIKAN PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN TABA PENANJUNG KABUPATEN BENGKULU TENGAH ABSTRAK
PENGARUH PERBAIKAN PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN TABA PENANJUNG KABUPATEN BENGKULU TENGAH Andi Ishak, Bunaiyah Honorita, dan Yesmawati Balai Pengkajian Teknologi
Lebih terperinciPEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bermatapencaharian petani. Meskipun Indonesia negara agraris namun Indonesia
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang sebagian besar penduduknya bermatapencaharian petani. Meskipun Indonesia negara agraris namun Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan bahan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014
KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2014
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang dilakukannya penelitian, perumusan dari masalah yang akan diselesaikan, tujuan yang ingin dicapai, pembatasan masalah pada penelitian ini, serta sistematika
Lebih terperinciPROPOSAL PENAWARAN KERJASAMA PENGOLAHAN SAWAH DI BENCAH KELUBI KAMPAR RIAU
PROPOSAL PENAWARAN KERJASAMA PENGOLAHAN SAWAH DI BENCAH KELUBI KAMPAR RIAU DASAR PEMIKIRAN Negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, bertujuan antara lain mewujudkan kesejahtraan
Lebih terperinciMODUL POWER THRESHER. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA
MODUL POWER THRESHER Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN 2015 Sesi Perontok
Lebih terperinciPROSPEK TANAMAN PANGAN
PROSPEK TANAMAN PANGAN Krisis Pangan Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya menjadi hak asasi setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk melaksanakan
Lebih terperinciPENGANTAR. Ir. Suprapti
PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan tersusunnya Rencana Strategis Direktorat Alat dan Mesin Pertanian Periode 2015 2019 sebagai penjabaran lebih lanjut Rencana Strategis
Lebih terperinciVI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI
VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI 6.1. Keragaan Usahatani Padi Keragaan usahatani padi menjelaskan tentang kegiatan usahatani padi di Gapoktan Jaya Tani Desa Mangunjaya, Kecamatan Indramayu, Kabupaten
Lebih terperinciBAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI
BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI 7.1. Produktivitas Usahatani Produktivitas merupakan salah satu cara untuk mengetahui efisiensi dari penggunaan sumberdaya yang ada (lahan) untuk menghasilkan keluaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diantaranya sebagai sumber pendapatan petani dan penghasil bahan baku
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang mempunyai kontribusi yang cukup nyata dalam perekonomian Indonesia, diantaranya sebagai sumber pendapatan
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN PRODUKSI KAPUR PERTANIAN MASYARAKAT NAGARI SITANANG-HALABAN KABUPATEN LIMA PULUH KOTA
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI KAPUR PERTANIAN MASYARAKAT NAGARI SITANANG-HALABAN KABUPATEN LIMA PULUH KOTA Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Email: zulnadiujeng@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciPertemuan ke-1. A.Tujuan Instruksional 1. Umum Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa akan dapat menentukan jenis tenaga dan mesin
Pertemuan ke-1 A.Tujuan Instruksional 1. Umum Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa akan dapat menentukan jenis tenaga dan mesin peralatan yang layak untuk diterapkan di bidang pertanian. 2. Khusus
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap manusia untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari guna mempertahankan hidup. Pangan juga merupakan
Lebih terperinci