PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KUNJUNGAN PASIEN RAWAT JALAN GUNA MENUNJANG PELAPORAN LB4 MENGGUNAKAN MICROSOFT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KUNJUNGAN PASIEN RAWAT JALAN GUNA MENUNJANG PELAPORAN LB4 MENGGUNAKAN MICROSOFT"

Transkripsi

1 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KUNJUNGAN PASIEN RAWAT JALAN GUNA MENUNJANG PELAPORAN LB4 MENGGUNAKAN MICROSOFT VISUAL STUDIO 2010 DI UPT PUSKESMAS GRIYA ANTAPANI BANDUNG SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Kelulusan Ujian Akhir Program Diploma IV Program Studi Manajemen Informatika Konsentrasi Informatika Rekam Medis Disusun Oleh : DEVI NOPIANA NPM POLITEKNIK PIKSI GANESHA BANDUNG 2017

2 DEVI NOPIANA NPM Manajemen Informatika Konsentrasi Informatika Rekam Medis ABSTRAK PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KUNJUNGAN PASIEN RAWAT JALAN GUNA MENUNJANG LB4 MENGGUNAKAN MICROSOFT VISUAL STUDIO 2010 DI UPT PUSKESMAS GRIYA ANTAPANI BANDUNG Skripsi : 167 halaman Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem informasi kunjungan pasien rawat jalan guna menunjang LB4 menggunakan Microsoft Visual Studio 2010 di UPT Puskesmas Griya Antapani Bandung. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara,observasi, dan studi pustaka. Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah waterfall. Permasalahan yang ditemukan penulis selama melakukan penelitian yaitu petugas mengalami kesulitan dalam bentuk pencatatan laporan yang harus dilakukan secara manual dan petugas melakukan pengisian laporan pada saat pendaftaran pasien sehingga terjadinya penumpukan pasien dan keterlambatan penyerahan laporan. Adapun saran yang diberikan yaitu perlunya sistem kunjungan rawat jalan guna menunjang pelaporan LB4 berbasis komputer menggunakan Microsoft Visual studio 2010 sebagai aplikasi program serta MySQL sebagai database dan diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan yang ada. Kata Kunci : Perancangan, Sistem Informasi, rawat jalan, Pelaporan LB4, Microsoft Visual studio 2010.

3

4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelayanan kesehatan masyarakat adalah bagian dari pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya yaitu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok, dan ataupun masyarakat. Salah satu institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang terdapat di Indonesia diantaranya yaitu Puskesmas. Puskesmas ( Pusat Kesehatan Masyarakat) yang merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan. Kita sebagai masyarakat atau lebih tepatnya sebagai pengguna fasilitas atau pasien dari pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh suatu Puskesmas, akan merasa lebih aman dan puas apabila mendapatkan pelayanan kesehatan dengan mutu pelayanan kesehatan yang baik. Oleh karena itu, Puskesmas sebagai penyedia layanan kesehatan harus mampu untuk memberikan pelayanan yang bermutu dan memuaskan bagi pasiennya sesuai

5 dengan standar yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Salah satu upaya untuk meningkatan mutu pelayanan kesehatan diinsitusi pelayanan seperti puskesmas dengan mengadakan pelayanan rekam medis, PerMenKes No. 269/Menkes/Per/III/2008 tentang rekam medis menyatakan bahwa sarana pelayanan kesehatan wajib menyediakan fasilitas yang diperlukan dalam rangka penyelenggaraan rekam medis. Rekam medis adalah berkas yang berisikan sekumpulan data dan informasi yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan, serta tindakan dan pelayanan lain yang diberikan kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan. Rekam medis didokumentasikan dan disimpan secara sistematis dan aman untuk keperluan pelayanan kesehatan. Kegiatan rekam medis meliputi penerimaan pasien, pencatatan kegiatan pelayanan medis, pengolahan rekam medis, pengkodean, penyimpanan dan pengambilan kembali serta pelaporan. Kegiatan penerimaan pasien adalah kegiatan yang dilakukan oleh petugas untuk mencatat data pasien pada saat pasien datang ke puskesmas. Data yang dicatat oleh petugas merupakan data dasar pasien yang kemudian akan diserahkan kepada poli yang sesuai dengan kondisi pasien. Pada saat pasien datang ke puskesmas, bagi pasien lama atau pasien yang sudah pernah berkunjung akan dimintai kartu berobat (KIB) agar memudahkan petugas mencari berkas rekam medis pasien dan bagi pasien yang belum pernah datang

6 berkunjung akan di minta data KTP untuk ditulis secara lengkap di berkas rekam medis. Selain kegiatan penerimaan pasien adapula kegiatan pelaporan yang sama pentingnya untuk puskesmas. Di dalam pembuatan laporan kegiatan rumah sakit berkaitan dengan proses penghitungan data yang dihasilkan di unit pelayanan yang terdapat dalam puskesmas. Dimulai dari proses pengumpulan data, pengolahan data, dan penyajian data yang berasal dari berkas rekam medis pasien, yang diolah teknologi informasi menjadi suatu informasi yang dapat digunakan oleh pemimpin puskesmas untuk pengambilan keputusan secara cepat, tepat dan akurat. Puskesmas Griya Antapani merupakan puskesmas pemerintah yang berlokasi di Jl. Plered No. 5 Kecamatan Antapani Kabupaten Bandung Barat. Berdasarkan hasil dari pengamatan selama melakukan PKL secara langsung permasalahan yang ada di UPT Puskesmas Griya Antapani. Yaitu, petugas mengalami kesulitan dalam bentuk pencatatan yang harus dilakukan secara manual dan memerlukan konsentrasi tinggi sehingga mengakibatkan kurang efektifnya waktu yang diperlukan dalam pencatatan laporan LB4. petugas melakukan pengisian laporan pada saat pendaftaran sehingga terjadinya penumpukan pasien yang belum dilayani, kurang telitinya petugas dalam pengisian berkas rekam medis pasien yang dikarenakan banyaknya laporan yang harus diisi secara manual sehingga terjadinya ketidak lengkapan pada saat pengisian berkas rekam medis dan mengakibatkan keterlambatan pelaporan dengan tepat waktu.

7 Perkembangan sistem informasi manajemen dan didukung dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat menjadikan sebagian besar kegiatan berjalan dengan mudah dan cepat. Dengan kemajuan ini puskesmas memiliki banyak pilihan untuk mengurangi beban pekerjaan dari setiap kegiatan pelayanan di puskesmas, memberikan kemudahan bagi pasien dalam menerima setiap informasi yang dibutuhkan dan kecepatan dalam segi pelaporan kegiatan puskesmas. Dengan demikian, untuk meminimalisir hambatan dalam pelaksanaan pendaftaran serta pelaporan kunjungan. Maka dibutuhkan suatu aplikasi yang dapat memudahkan pekerjaan. Berdasarkan masalah diatas, maka diambil judul PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KUNJUNGAN PASIEN RAWAT JALAN GUNA MENUNJANG PELAPORAN LB4 DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT VISUAL STUDIO 2010 DI PUSKESMAS GRIYA ANTAPANI BANDUNG. 1.2 Pokok Permasalahan Berdasarkan latar belakang di atas maka pokok permasalahan yang akan di bahas adalah bagaimana mempermudah proses sistem informasi kunjungan guna menunjang kembali efektifitas sistem laporan yang akan mendukung LB4 di UPT Puskesmas Griya Antapani Bandung.

8 1.3 Pertanyaan penelitian Adapun pertanyaan penelitian yang terdapat dalam pokok permasalahan diatas adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan kunjungan pasien rawat jalan di UPT Puskesmas Griya Antapani Bandung? 2. Permasalahan apa saja yang menghambat pelaksanaan kegiatan kunjungan pasien rawat jalan di UPT Puskesmas Griya Antapani Bandung? 3. Upaya apa saja yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan pelaksanaan kegiatan kunjungan pasien rawat jalan di UPT Puskesmas Griya Antapani Bandung? 4. Bagaimana perancangan Sistem Informasi pelaksanaan kegiatan kunjungan pasien rawat jalan dengan menggunakan Microsoft Visual Studio 2010 di UPT Puskesmas Griya Antapani Bandung? 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian A. Tujuan penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui cara mempermudah proses proses kunjungan pasien rawat jalan dan laporan pemeriksaan guna menunjang LB4 di UPT Puskesmas Griya Antapani Bandung.

9 2. Tujuan Khusus Mengacu pada rumusan masalah yang ada, maka tujuan khusus yang ingin dicapai bagi penulis dari penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan kunjungan pasien rawat jalan di UPT Puskesmas Griya Antapani Bandung. b. Untuk mengidentifikasi dan menganalisi permasalahan yang menghambat pada saat pelaksanaan kegiatan kunjungan pasien rawat jalan di UPT Puskesmas Griya Antapani Bandung. c. Untuk mengetahui upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan pelaksanaan kegiatan kunjungan pasien rawat jalan di UPT Puskesmas Griya Antapani Bandung. d. Untuk mengetahui rancangan sistem informasi kunjungan pasien rawat jalan dengan menggunakan Microsoft Visual Studio 2010 di UPT Puskesmas Griya Antapani Bandung. B. Manfaat Penelitian Kegiatan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Puskesmas Memberi sumbangan perancangan sistem informasi kunjungan pasien rawat jalan guna menunjang laporan LB4 di UPT Puskesmas Griya Antapani Bandung.

10 2. Bagi pembaca Diharapkan penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca. 3. Bagi peneliti Penelitian ini untuk menambah wawasan dan pengalaman tentang perancangan sistem informasi kunjungan pasien rawat jalan guna menunjang pelaporan LB4 dan sebagai sarana untuk menerapkan ilmu yang diperoleh selama kuliah dengan yang ada di lapangan. 1.5 Ruang Lingkup/Batasan Analisis Perancangan Ruang lingkup yang penulis tentukan yaitu dari permasalahan yang ada pada pelaksanaan kegiatan kunjungan pasien rawat jalan agar tidak keluar dari perancangan sistem informasi yang telah direncanakan. Adapun batasan masalah sistem informasi yang akan dirancang adalah: A. Pembahasan mengenai kegiatan pelayanan kunjungan pasien rawat jalan di UPT Puskesmas Griya Antapani Bandung. B. Perancangan sistem informasi kunjungan pasien rawat jalan menggunakan Microsoft Visual Studio C. Membahas dalam rancangan keluaran berupa pelaporan LB4. D. 1.6 Metode penelitian Pada penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriftif.

11 A. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Observasi Observasi yaitu menggumpulkan data yang tepat dengan mengamati dan meliti secara langsung ke lapangan untuk memperoleh data yang dibutuhkan sesuai kebutuhan penelitian, sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas tentang aktivitas yang terjadi. 2. Studi Pustaka Studi pustaka adalah metode pengumpulan data dengan mempelajari buku, dokumen yaitu mendukung sebagai bahan dalam penulisan pelaporan. Untuk menambah referensi mengenai sistem yang diteliti, penulis melakukan studi pusaka dengan memepelajari dan mengupulkan data dari beberapa sumber buku, dokumen dan internet yang berkaitan dengan materi atau sisteem tersebut. 3. Wawancara Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data dimana mendapat keterangan atau informasi pada secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (responden), atau secara langsung bertanya dan berhadapan muka dengan petugas yang bersangkutan.

12 B. Metode Pengembangan Perangkat Lunak Selain metode penelitian dengan teknik untuk pengumpulan data, penulis menggunakan metode pengembangan perangkat lunak dalam menganalisa sistem yang sedang berjalan dengan menggunakan metode waterfall. Metode Waterfall adalah suatu proses pengembangan perangkat lunak berurutan, di mana kemajuan dipandang sebagai terus mengalir ke bawah (seperti air terjun) melewati fase-fase perencanaan, pemodelan, implementasi (konstruksi), dan pengujian. 1.7 Waktu dan Tempat Penelitian Kegiatan penelitian dilakasanakan di bagian rekam medis Puskesmas Griya Antapani yang bertempat di jalan Plered No. 5 Kecamatan Antapani Kabupaten Bandung Barat, waktu penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 oktober 2016 sampai dengan 10 januari Sistematika Penulisan Penelitian Adapun sistematika penulisan Perancangan Sistem Informasi Kunjungan Pasien Rawat Jalan Dengan Menggunakan Microsoft Visual Studio 2010 di UPT Griya Antapani Bandung dibagi beberapa bab dengan uraian sebagai berikut :

13 BAB I PENDAHULUAN Bab I berisi tentang penjelasan latar belakang permasalahan, pokok permasalahan, pertanyaan penelitian, tujuan dan permasalahan penelitian, ruang lingkup dan batasan masalah, waktu dan tempat penelitian, serta sistematika penulisan penelitian. BAB II LANDASAN TEORI Bab II berisi tentang teori-teori yang mendukung terhadap penelitian yang dilakukan dari inti permasalahan yang ada. Seperti teori mengenai konsep puskesmas, rekam medis, rekam medis kesehatan elektronik, sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas, rawat jalan, penerimaan pasien rawat jalan, pasien, sistem, data dan informasi, analisis sistem, perancangan sistem, basis data, UML, MySQL, Microsoft Visual Studio BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab III berisi metodologi penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskritif. Metode ini diharapkan dapat mendeskripsikan permasalahan-permasalahan sistem sensus harian rawat jalan yang akan dirancang. BAB IV ANALISA SISTEM YANG BERJALAN Bab IV berisi tentang uraian secara singkat letak demografis puskesmas di tempat dilaksanakannya penelitian. Dimana berisi tentang analisa sistem yang berjalan di UPT Puskesmas Griya Antapani Bandung. Permasalahan yang dihadapi dalam proses pendaftaran guna menunjang laporan LB4.

14 BAB V PERANCANGAN SISTEM Bab V berisi tentang gambaran sistem yang dirancang oleh penulis, seperti rancangan masukan, rancangan proses, dan rancangan keluaran. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab VI berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan saran terhadap sistem informasi kunjungan pasien rawat jalan yang diusulkan pada Puskesmas untuk menghadapi permasalahan yang ada di UPT Puskesmas Griya Antapani Bandung.

15 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Tentang Konsep, Analisis dan Perancangan A. Konsep Puskesmas 1. Pengertian Puskesmas Menurut Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat Pasal 1 ayat (2) Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. 2. Prinsip Puskesmas Dalam penyelenggaraan upaya kesehatan sebuah Puskesmas mempunyai beberapa prinsip sebagaimana yang diatur dalam Permenkes No. 75 Tahun 2014 Pasal 3, meliputi: a. Paradigma sehat Puskesmas mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk berkomitmen dalam upaya mencegah dan mengurangi resiko

16 kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. b. Pertanggungjawaban wilayah Puskesmas menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. c. Kemandirian masyarakat Puskesmas mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. d. Pemerataan Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang dapat diakses dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya dan kepercayaan. e. Teknologi tepat guna Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan memanfaatkan teknologi tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan. f. Keterpaduan dan kesinambungan Puskesmas mengintegrasikan dan mengkoordinasikan penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) lintas program dan lintas

17 sektor serta melaksanakan sistem rujukan yang didukung dengan manajemen Puskesmas. 3. Tugas dan Fungsi Puskesmas Sebagaimana diatur dalam Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat Pasal 4 dan 5, Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dan untuk melaksanakan tugasnya, Puskesmas mempunyai fungsi: 1. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat pertama di wilayah kerjanya. 2. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama di wilayah kerjanya. 4. Kegiatan Pokok Puskesmas 1) KIA 2) KB 3) Usaha Kesehatan Gizi 4) Kesehatan Lingkungan 5) Pemberantasan dan pencegahan penyakit menular 6) Pengobatan termasuk penanganan darurat karena kecelakaan 7) Penyuluhan kesehatan masyarakat

18 8) Kesehatan sekolah 9) Kesehatan olah raga 10) Perawatan kesehatan 11) Kesehatan kerja 12) Kesehatan Gigi dan Mulut 13) Kesehatan jiwa 14) Kesehatan mata 15) Laboratorium sederhana 5. Kategori Puskesmas Menurut Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat Pasal 20 dan 21 menjelaskan bahwa dalam rangka pemenuhan pelayanan kesehatan yang didasarkan pada kebutuhan dan kondisi masyarakat, Puskesmas dapat dikategorikan berdasarkan karakteristik wilayah kerja dan kemampuan penyelenggaraan, meliputi: 1) Puskesmas kawasan perkotaan, 2) Puskesmas kawasan pedesaan, 3) Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil. 6. Satuan Penunjang a) Puskesmas Pembantu Pengertian puskesmas pembantu yaitu unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan berfungsi menunjang dan

19 membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil. b) Puskesmas Keliling Pengertian puskesmas keliling yaitu unit pelayanan kesehatan keliling yang dilengkapi dengan kendaraan bermotor roda empat dan peralatan kesehatan, peralatan komunikasi serja sejumlah tenaga yang berasal dari puskesmas. Puskesmas keliling berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan puskesmas dalam wilayah kerjanya yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan. c) Bidan Desa Pada setiap desa yang belum ada fasilitas pelayanan kesehatannya ditempatan seorang bidan yang bertempat tinggal di desa tersebut dan bertanggung jawab langsung kepada kepala puskesmas. Wilayah kerja bidan desa adalah satu desa dengan jumlah penduduk rata-rata jiwa. Tugas utama bidan desa adalah membina peran serta masyarakat melalui pembinaan posyandu dan pembianaan kelompok dasawisma, di samping memberi persalinan di rumah penduduk. Selain itu juga menerima rujukan masalah kesehatan anggota keluarga dasawisma untuk diberi pelayanan seperlunya atau dirujuk lebih lanjut ke puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu dan terjangkau secara rasional.

20 7. Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Berdasarkan kategori puskesmas yang diatur dalam Permenkes No 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat Pasal 22, 23, 24 ayat (2) Pelayanan Kesehatan di Puskesmas meliputi: a. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas kawasan perkotaan memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) Memprioritaskan pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) 2) Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat 3) Pelayanan Unit Kesehatan Perseorangan (UKP) dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat 4) Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan 5) Pendekatan pelayanan yang diberikan berdasarkan kebutuhan dan permasalahan yang sesuai dengan pola kehidupan masyarakat perkotaan b. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas kawasan pedesaan memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat

21 2) Pelayanan Unit Kesehatan Perseorangan (UKP) dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat 3) Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan 4) Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola kehidupan masyarakat perdesaan c. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) Memberikan pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Unit Kesehatan Perseorangan (UKP) dengan penambahan kompetensi tenaga kesehatan 2) Dalam pelayanan Unit Kesehatan Perseorangan (UKP) dapat dilakukan penambahan kompetensi dan kewenangan tertentu bagi dokter, perawat, dan bidan 3) Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) diselenggarakan dengan memperhatikan kearifan lokal 4) Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola kehidupan masyarakat di kawasan terpencil dan sangat terpencil 5) Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan

22 6) Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Unit Kesehatan Perseorangan (UKP) dapat dilaksanakan dengan pola gugus pulau/cluster dan/atau pelayanan kesehatan bergerak untuk meningkatkan aksesibilitas. 8. Upaya Kesehatan di Puskesmas Menurut Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat Pasal 36 ayat (2) dan Pasal 37 ayat (1) menjelaskan bahwa upaya kesehatan di puskesmas meliputi: a. Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama dilaksanakan dalam bentuk: 1) Pelayanan promosi kesehatan, 2) Pelayanan kesehatan lingkungan, 3) Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana, 4) Pelayanan gizi, 5) Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit. b. Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dilaksanakan dalam bentuk: 1) Pelayanan rawat jalan, 2) Pelayanan gawat darurat, 3) Pelayanan satu hari (one day care), 4) Home care, dan/atau 5) Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan.

23 B. Konsep Rekam Medis 1. Pengeritan Rekam Medis Didalam buku Ery Rustiyanto (2012:5) yang berjudul Etika Profesi Perekam Medis & Informasi Kesehatan berisikan pengertian rekam medis menurut Permenkes No. 269/MENKES/PER/III/2008 rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Rekam medis memiliki pengertian yang sangat luas tidak hanya sekedar kegiatan pencatatan, akan tetapi mempunyai pengertian sebagai penyelenggaraan rekam medis. Sedangkan kegiatan pencatatanya sendiri hanya merupakan salah satu kegiatan dari pada penyelenggaraan rekam medis. Penyelenggaraan rekam medis merupakan proses kegiatan yang dimulai pada saat diterimanya pasien di puskesmas, diteruskan pencatatan data medis pasien selama pasien itu mendapatkan pelayanan medis di puskesmas. Dilanjutkan dengan penanganan berkas rekam medis yang meliputi penyelenggaraan untuk melayani permintaan/peminjaman apabila dari pasien atau keperluan lainnya.

24 2. Tujuan Rekam Medis Tujuan diselenggarakannya Rekam Medis menurut Dirjen Yanmed (2006:13) yaitu menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tanpa didukung suatu sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan benar, tidak akan tercapai tertib administrasi rumah sakit sebagaimana yang diharapkan. Sedangkan tertib administrasi adalah merupakan salah satu faktor yang menentukan di dalam upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tujuan utama rekam medis adalah untuk mendukung terciptanya peningkatan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien melalui pengolahan administrasi atau pengolahan rekam medis sejak penerimaan pasien sampai rekam medis digunakan lagi dengan tertib atau sesuai dengan ketentuan yang telah ditentukan sebelumnya sehingga adanya pendokumentasian semua kegiatan pelayanan yang dilakukan, serta adanya kegiatan pengolahan data atau adanya informasi yang lengkap, akurat dan dapat dipertagung jawabkan. 3. Nilai Guna Rekam Medis Adapun nilai guna rekam medis menurut Ery Rustiyanto (2012:7), yaitu :

25 1) Bagi Pasien a. Menyediakan bukti asuhan keperawatan/tindakan medis yang diterima oleh pasien. b. Menyediakan data bagi pasien jika pasien dating untuk yang kedua kali dan seterusnya. c. Menyediakan data yang dapat melindungi kepentingan hokum pasien dalam kasus-kasus kompensasi pekerja kecelakaan pribadi atau mal praktek. 2) Bagi Fasilitas layanan kesehatan a. Memiliki data yang dipakai untuk pekerja professional kesehatan. b. Sebagai bukti atas biaya pembayaran pelayanan medis pasien. c. Mengevaluasi penggunaan sumber daya. 3) Bagi Pemberi pelayanan a. Menyediakan informasi untuk membantu seluruh tenaga professional dalam merawat pasien. b. Membantu dokter dalam menyediakan data perawatan yang bersifat berkesinambungan pada berbagai tingkatan pelayanan kesehatan. c. Menyediakan data-data untuk penelitian dan pendidikan.

26 4. Kegunaan Rekam Medis Menurut Dirjen Yanmed (2006:13) kegunaan rekam medis dapat dilihat beberapa aspek, antara lain: a. Aspek Administrasi Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi karena isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan. b. Aspek Medis Suatu berkas rekam Medis mempunyai nilai Medis, karena catatan tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan /perawatan yang harus diberikan seorang pasien. c. Aspek Hukum Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum karena isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan bukti untuk menegakkan keadilan. d. Aspek Keuangan Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang karena isinya menyangkut data dan informasi yang dapat digunakan dalam menghitung biaya pengobatan/tindakan dan perawatan.

27 e. Aspek Penelitian Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya menyangkut data/informasi yang dapat dipergunakan dalam penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan. f. Aspek Pendidikan Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya menyangkut data/informasi tentang perkembangan/ kronologis dan kegiatan pelayanan medis yang diberikan kepada pasien. Informasi tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan/referensi pengajaran di bidang profesi kesehatan. g. Aspek Dokumentasi Suatu berkas reka medis mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan sarana pelayanan kesehatan. 5. Manfaat Rekam Medis Manfaat rekam medis berdasarkan Permenkes Nomor 269/MenKes/Per/III/2008, tentang Rekam Medis adalah sebagai berikut: a. Pengobatan. Rekam medis bermanfaat sebagai dasar dan petunjuk untuk merencanakan dan menganalisis penyakit serta

28 merencanakan pengobatan, perawatan dan tindakan medis yang harus diberikan kepada pasien b. Peningkatan Kualitas Pelayanan. Membuat Rekam Medis bagi penyelenggaraan praktik kedokteran dengan jelas dan lengkap akan meningkatkan kualitas pelayanan untuk melindungi tenaga medis dan untuk pencapaian kesehatan masyarakat yang optimal. c. Pendidikan dan Penelitian. Rekam medis yang merupakan informasi perkembangan kronologis penyakit, pelayanan medis, pengobatan dan tindakan medis, bermanfaat untuk bahan informasi bagi perkembangan pengajaran dan penelitian di bidang profesi kedokteran dan kedokteran gigi. d. Pembiayaan Berkas rekam medis dapat dijadikan petunjuk dan bahan untuk menetapkan pembiayaan dalam pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan. Catatan tersebut dapat dipakai sebagai bukti pembiayaan kepada pasien e. Statistik Kesehatan Rekam medis dapat digunakan sebagai bahan statistik kesehatan, khususnya untuk mempelajari perkembangan kesehatan masyarakat dan untuk menentukan jumlah penderita pada penyakit- penyakit tertentu f. Pembuktian Masalah Hukum, Disiplin dan Etik Rekam medis merupakan alat bukti tertulis utama, sehingga bermanfaat dalam penyelesaian masalah hukum, disiplin dan etik.

29 6. Falsafah Rekam Medis Dengan demikian menurut Dirjen Yanmed (2006:10) falsafah dari rekam medis mendukung nilai-nilai ALFRED AIR yaitu sebagai berikut: Administration Legal Financial Akurat Iinformatif Responsibility Riset Education Documentatio a) Administration Karena isinya menyangkut tindakan wewenang dan tanggung jawab dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan. b) Legal Karena isinya menyangkut jaminan kepastian hokum atas dasar keadilan. c) Financial Karena isinya menyangkut informasi yang dipergunakan sebagai aspek keuangan. d) Riset Karena isinya menyangkut informasi sebagai aspek penelitian dan pengembangan iptek.

30 e) Education Karena isinya menyangkut informasi tentang perkembangan kronologis dan pelayanan medis yang diberikan. f) Documentation Karena dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan. g) Akurat Karena isinya sesuai dengan kebenaran. h) Informatif Karena menyangkut sebagai informasi dengan cepat. i) Responsibility Karena dapat direspon atau cepat tanggap dan bertanggung jawab dalam pelayanan kesehatan. C. Konsep Rekam Kesehatan Elektronik 1. Pengertian Rekam Kesehatan Elektronik Menurut Gemala Hatta (2014:73) Rekam Kesehatan Elektronik (RKE) adalah kegiatan komputerisasi isi rekam kesehatan dan proses elektronisasi yang berhubungan dengannya. Elektronisasi ini menghasilkan sistem yang secara khusus dirancang untuk mendukung pengguna dengan berbagai kemudahan fasilitas bagi kelengkapan dan keakuratan data; memberi tanda waspada; sebagai peringatan; tanda sistem

31 pendukung keputusan klinik dan menghubungkan data dengan pengetahuan medis serta alat bantu lainnya. 2. Kemampuan/fitur dari Rekam Kesehatan Elektronik Rekam kesehatan elektronik menurut Gemala Hatta (2014:292) minimal harus memiliki kemampuan/fitur berikut: a. Kemampuan mengidentifikasi seluruh informasi pasien yang dibentuk dan dikelola oleh saryankes. b. Kemampuan untuk menyiapkan seluruh informasi pasien agar siap digunakan oleh seluruh pemberi layanan yang bekerja di saryankes tersebut. c. Ketersediaan stasiun kerja (workstation) yang dapat didayagunakan oleh setiap pemberi layanan d. Ketersediaan sistem keamanan yang mampu melindungi integritas dan kerahasiaan setiap informasi pasien dalam sistem tersebut. 3. Kekuatan dan Kelemahan Rekam Kesehatan Elektronik Gemala Hatta (2014:120) mengemukakan bahwa kekuatan dan kelemahan dari rekam kesehatan elektronik adalah sebagai berikut: a. Kekuatan Rekam Kesehatan Elektronik 1) Memungkinkan akses informasi secara cepat dan mudah. 2) Memungkinkan adanya copy cadangan (duplikat) informasi yang dapat diambil bila yang asli hilang atau rusak.

32 3) Memproses transaksi dalam jumlah besar dan sulit secara cepat. 4) Memungkinkan siap mengakses secara cepat untuk beragam sumber professional. 5) Memungkinkan mengakses secara lebih canggih dan dapat melihat rancang yang sesuai dengan kehendak (customization). b. Kelemahan Rekam Kesehatan Elektronik 1) Kurang definisi yang jelas 2) Sulit memenuhi kebutuhan pengguna yang beragam 3) Kurangnya standarisasi 4) Adanya potensi ancaman terhadap privasi dan sekuritas 5) Biaya 4. Langkah Memaksimalkan Sistem Komputerisasi Adapun langkah-langkah yang ditempuh agar sistem komputerisasi dapat berfungsi maksimal sesuai yang dikemukakan oleh Gemala Hatta (2014:121) adalah sebagai berikut: a. Menstandarisasikan perangkat data elemen yang dikumpul oleh seluruh perencana kesehatan dan pemberi pelayanan (provider). b. Menghubungkan semua sistem. c. Menstandarisasikan cara informasi medis didefinisi dan dikodekan.

33 d. Menyaring dan monitor semua data secara teratur. e. Membuat protokol yang menjamin kerahasiaan dan sekuritas rekaman pasien. f. Menyimpan rekam kesehatan purna otomatisasi. g. Membagi data antara perencana kesehatan, pemberi pelayanan kesehatan (provider), badan-badan (pemerintah, masyarakat) dalam mendukung ukuran kinerja dan peningkatan. D. Konsep Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) 1. Pengertian Pencatatan dan Pelaporan Yang dimaksud dengan pencatatan adalah kegiatan/proses pendokumentasian suatu aktifitas dalam bentuk tulisan. Pencatatan dilakukan diatas kertas, disket, pita nama dan pita film. Bentuk catatan dapat berupa tulisan, grafik, gambar dan suara (syahlan : 253) dalam buku Syafrudin, Theresia dan Jomima yang berjudul Ilmu Kesehatan Masyarakat(2002 : 122). Sedangkan setiap kegiatan yang dilakukan diakhiri dengan pembuatan laporan. Laporan adalah catatan yang memberikan informasi tentang kegiatan tertentu dan hasilnya yang disampaikan ke pihak yang berwenang/berkaitan dengan kegiatan tersebut (syahlan:256).

34 2. Tujuan Dalam buku Syafrudin, Theresia dan Jomima yang berjudul Ilmu Kesehatan Masyarakat (2002 : 122) memiliki tujuan pencatatan dan pelaporan sebagai berikut : a. Tujuan umum Tersedianya data dan informasi yang akurat, tepat waktu dan mutakhir secara periodic dan teratur untuk pengelola program kesehatan masyarakat melalui puskesmas di berbagai tingkat administrasi. b. Tujuan khusus 1) Tersedianya data yang meliputi keadaan fisik, tenaga, sarana dan kegiatan pokok puskesmas yang akurat, tepat waktu dan mutakhir secara teratur. 2) Terlaksananya pelapor data secara teratur diberbagai jenjang administrasi, sesuia dengan peraturan yang berlaku. 3) Digunakannya data tersebut untuk pengambilan keputusan dalam rangka pengelolaan program kesehatan masyarakat melalui puskesmas diberbagai tingkat administrasi. 3. Ruang lingkup Ruang lingkup yang dijelaskan dalam buku Syafrudin, Theresia dan Jomima yang berjudul Ilmu Kesehatan Masyarakat (2002 : 123) yaitu:

35 a. SP2TP dilakukan oleh semua puskesmas termasuk puskesmas pembantu dan puskesmas keliling. b. Pencatatan dan pelaporan mencangkup : 1) Data umum dan demografi wilayah kerja puskesmas 2) Data ketenagaan di puskesmas 3) Data saran yang dimiliki puskesmas 4) Data kegiatan pokok puskesmas (18 upaya pokok) baik didalam gedung maupun diluar gedung. c. Pelaporan dilakukan secara periodic (bulanan, tribulan,semester dan tahunan). 4. Manfaat Pencatatan dan Pelaporan Menurut buku Syafrudin, Theresia dan Jomima yang berjudul Ilmu Kesehatan Masyarakat (2002 : 125) manfaat dari pencatatan dan pelaporan yaitu: a. Untuk memenuhi kebutuhan kadministrasi pada jenjang yang lebih tinggi dalam rangka pembinaan, perencanaan dan penetapan kebijaksanaan. b. Dimanfaatkan puskesmas untuk meningkatkan upaya kesehatan puskesmas, melalui : 1) Perencanaan (perencanaan mikro) 2) Penggerakan dan pelaksanaan (lokakarya mini puskesmas) 3) Pengawasan, pengendalian dan penilaian (stratifikasi).

36 5. Mekanisme Pencatatan Pencatatan kegiatan harian program puskesmas dapat dilakukan di dalam dan di luar gedung 1. Pencatatan yang dibuat di dalam gedung puskesmas Pencatatan yang dibuat di dalam gedung puskesmas adalah semua data yang di peroleh dari pencatatan kegiatan harian program yang dilakukan dalam gedung puskesmas seperti tekanan darah, laboratorium, KB dan lain-lain. Pencatatan dan pelaporan ini menggunakan family folder, kartu indeks penyakit, buku register dan sensus harian. 2. Pencatatan yang dibuat di luar gedung puskesmas Pencatatan yang dibuat di luar gedung Puskesmas adalah data yang dibuat berdasarkan catatan harian yang dilaksanakan diluar gedung Puskesmas seperti Kegiatan progam yandu, kesehatan lingkungan, UKS, dan lain-lain. Pencatatan dan Pelaporan ini menggunakan kartu register dan kartu murid. 6. Pelaporan Sesuai dengan Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Kesehatan masyarakat No.590/BM/DJ/Info/Info/96, pelaporan puskesmas menggunakan tahun kalender yaitu dari bulan Januari sampai dengan Desember dalam tahun yang sama. Formulir pelaporan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan/beban kerja di puskesmas.

37 Formulir Laporan dari Puskesmas ke kabupaten: 1. Laporan Bulanan a) Data Kesakitan (LB 1) b) Data obat-obatan (LB 2) c) Data kegiatan gizi, KIA/KB,imunisasi termasuk pengamatan penyakit menular (LB 3) d) Data jumlah kegiatan pelayanan kunjungan, pelayanan kesehatan gigi dan mulut, kegiatan penyuluhan, kegiatan pelayanan laboratorium (LB 4). 2. Laporan Sentinel Berikut adalah bentuk laporan sentinel. a) Laporan bulan sentinel (LB 1S) Laporan yang memuat data penderita penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD31), penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Dan diare, menurut umur dan status imunisasi. Puskesmas yang memuat LB 1S adalah puskesmas yang ditunjukyaitu satu puskesmas dari setiap kab/kota dengan periode laporan bulan serta dilaporkan ke dinas kesehatan kab/kota, Dinas kesehatan provinsi dan pusat (Ditjen PPM dan PLP). b) Laporan bulanan sentinel (LB 2S) Dalam laporan ini memuat data KIA, gizi, tetanus neonatorum, dan penyakit akibat kerja. Laporan bulanan

38 sentinel hanya diperuntukkan bagi puskesmas rawat inap. Laporan ini dilaporkan ke dinas kesehatan. 3. Laporan Tahunan Laporan tahunan meliputi : Data dasar puskesmas (LT-1) Data kepegawaian (LT-2) Data peralatan (LT-3) 8. Alur Pelaporan Laporan dari Dinas Kesehatan TK II dikirimkan ke Dinas Kesehatan Dinas Kesehatn TK I kemudian diteruskan ke Kanwil Depkes Propinsi serta Pusat (Ditjen Pembinaan Kesehatan Masyarakat) dalam bentuk rekapitulasi dari laporan SP2TP. Laporan tersebut meliputi sebagai berikut : 1. Laporan Triwulan : a. Hasil entri data/rekapitulasi laporan LB 1 b. Hasil entri data/rekapitulasi laporan LB 2 c. Hasil entri data/rekapitulasi laporan LB 3 d. Hasil entri data/rekapitulasi laporan LB 4 2. Laporan Tahunan : a. Hasil entri data/rekapitulasi laporan LT 1 b. Hasil entri data/rekapitulasi laporan LT 2 c. Hasil entri data/rekapitulasi laporan LT 3

39 9. Frekuensi Laporan 1. Laporan Triwulan Laporan triwulan dikirim paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya dari triwulan yang dimaksud (contoh : laporan triwulan pertama tanggal 20 April 2009, maka laporan triwulan berikutnya adalah tanggal 20 Mei 2009). Laporan ini diberikan kepada dinasdinas terkait di bawah ini : Kepala Dinas Kesehatan Dati I Kepala Kantor Wilayah Depkes Provins Depkes RI Cq Ditjen Binkesmas 2. Laporan Tahunan Laporan tahunan dikirim paling lambat akhir bulan Februari di tahun berikutnya dan diberikan kepada dinas-dinas terkait berikut ini : Kepala Dinas Kesehatan Dati I Kepala Kantor Wilayah Depkes Provinsi Depkes RI Cq Ditjen Binkesmas E. Konsep Rawat Jalan 1. Pengertian Rawat Jalan Pelayanan Rawat Jalan (Ambulatory) adalah salah satu bentuk dari pelayanan kedoskteran. Secara sederhana yang dimaksud dengan pelayanan rawat jalan menurut (Feste,1989) adalah pelayanan

40 kedokteran yang disediakan untuk pasien tidak dalam bentuk rawat inap (Hospitalization). (Azwar,2010:75) 2. Pengertian Rawat Jalan Tingkat Lanjut (RJTL) Menurut keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 379/ MENKES/SK/IV/2008. RJTL, adalah Pelayanan RJTL, berdasarkan rujukan dari unit pelayanan kesehatan secara berjenjang. Yang dimaksudkan dengan berkunjung adalah berdasarkan rujukan dari puskesmas atau rumah sakit daerah asal pasien. 3. Sistem Penomoran Rekam Medis Sistem Penomoran Rekam Mesid atau PmeberianNomor Pasien menurut Dirjen Yanmed Pelayanan Medik (2006:24), yaitu : Nomor Rekam Medis yang diberikan pada saat masuk rumah sakit (Admission Pastient Number). Penyimpanan secara alpabets menurut nama-nama pasien lebih menyulitkan dibandingkan dengan penyimpanan berdasarkan nomor pasien. Menurut Dirjen Yanmed Pelayanan Medik (2006:24) ada tiga sistem pemberian nomor pasien (Administrasion Numbering System) yaitu: a. Pemberian Nomor Cara Seri (Serial Numbering System) Merupakan suatu sistem penomoran dimana setiap pasien yang berkunjung di puskesmas atau sarana pelayanan kesehatan akan mendapatkan nomor baru.

41 Keuntungan dengan menggunakan sistem ini : 1) Petugas rekam medis lebih mudah dalam memberikan nomor kepada pasien. 2) Petugas rekam medis lebih cepat dalam memberi pelayanan kepada pasien. Kerugian dengan menggunakan sistem ini : 1) Membutuhkan waktu lama dalam pencarian Dokumen Rekam Medis lama, karena satu pasien dapat memperoleh lebih dari satu nomor. 2) Informasi pelayanan klinik menjadi tidak berkesinambungan. b. Pemberian Nomor Secara Unit (Unit Numbering System) Suatu sistem penomoran dimana sistem ini memberikan satu nomor kepada pasien rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat. Setiap pasien yang berkunjung mendapatkan satu nomor pada saat pertama kali pasien datang ke Puskesmas dan digunakan selamanya pada kunjungan berikutnya. Sistem Penomoran Unit dibagi menjadi dua, yaitu : 1) Social Security Numbering Social Security Numbering yaitu penomoran yang berhubungan dengan lingkungannya dan hanya di Amerika Serikat dan efektif pada veteran administration hospital.

42 Keuntungannya adalah dapat dibedakan dengan pasien lainnya. 2) Family Numbering Family Numbering yaitu penomoran yang berhubungan dengan keluarga (satu nomor untuk satu keluarga). Biasanya dilaksanakan di puskesmas. Terdiri dari sepasang digit tambahan yang ditempatkan pada setiap keluarga. Keuntungan dari sistem ini adalah semua informasi pada satu keluarga terkumpul. Keuntungan dengan menggunakan sistem Family Numbering yaitu : 3) Informasi klinis dapat berkesinambungan karena semua data dan informasi mengenai pasien dan pelayanan berada dalam satu folder. 4) Setiap pasien hanya mempunyai satu kartu berobat yang digunakan oleh seluruh keluarga pada sarana pelayanan Puskesmas. Kerugian dengan menggunakan sistem ini yaitu pelayanan pasien kunjungan ulang memerlukan waktu yang cukup lama.

43 c. Pemberian Nomor Cara Seri Unit ( Serial Unit Numbering Sistem) Pemberian nomor dengan cara ini menggabungkan sistem seri dan unit. Dimana setiap pasien datang berkunjung ke Puskesmas diberikan nomor baru tetapi dokumen Rekam Medis terdahulu digabungkan dan disimpan jadi satu di bawah nomor yang baru. Kekurangan dengan menggunakan sistem ini : Petugas menjadi lebih sibuk setelah selesai pelayanan dan informasi yang diberikan kepada pasien tidak berkesinambungan. Kelebihan menggunakan sistem ini : 1) Pelayanan menjadi lebih cepat karena tidak memilih antara pasien baru atau pasien lama, semua pasien yang datang dianggap pasien baru. 2) Tidak perlu mencari Dokumen Rekam Medis. 4. Alur Rekam Medis Rawat Jalan Pasien mengambil nomor antrian dan kemudian mendaftar kepada TP2RJ ( Tempat Penerimaan Pasien Rawat Jalan) Petugas mencatat pada buku register, nama, nomor rekam medis, identitas, dan data social pasien, serta mencatat keluhan pada kartu poliklinik. Dan alur selanjutnya dari rawat jalan yaitu:

44 1. Petugas mencari berkas rekam medis pasien jika si pasien. Pasien lama dan yang baru dibuatkan nomor rekam medis. 2. Jika pasien memiliki kartu rujukan dari ASKES maka dibuatkan paket ASKES yang dicatat diruang rekam medis. 3. Kurir membawa berkas rekam medis pasien beserta kartu poloklinik sesuai poliklinik yang dituju. 4. Petugas mencatat dibuku register nama, nomor rekam medis, jenis kunjungan tindakan pelayanan yang diberikan. 5. Dokter pemeriksa mencatat riwayat penyakit, hasil pemeriksaan, diagnosis, dan penyakitnya pda kartu/ lembaran berkas rekam medis. 6. Setelah diberi pelayanan maka semua laporan serta berkas yang diisi tadi dikirim atau diambil kembali oleh kurir ke unit rekam medis paling lambat 1 jam sebelum berkahirnya jam kerja. 7. Petugas di unit rekam medis memeriksa kelengkapan berkas kemudian dimasukan ke kartu indeks penyakit setelah diolah. 8. Petugas rekam medis membuat rekapitulasi setiap akhir bulan, berkas rekam medis disimpen menurut nomor rekam medis ditempat penerimaan pasien rawat jalan.

45 F. Konsep Penerimaan Pasien Rawat Jalan 1. Pengertian Pendaftaran atau Penerimaan Pasien Rawat Jalan Menurut Dirjen Yanmed (2006:33) Pelayanan Pendaftaran atau Penerimaan pasien rawat jalan merupakan salah satu kegiatan dan penyelenggaraan rekam medis yang diambil ketika pasien mendaftar diri sampai mendapat pelayanan pemeriksaan dokter dan kembali pulang, dirujuk atau dirawat inap. Penerimaan pasien merupakan pelayanan pertama yang diberikan oleh pihak puskesmas atau sarana pelayanan kesehatan. Dapat dikatakan disinilah pelayanan pertama kali yang diterima oleh seseorang pasien saat tiba di puskesmas, maka tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa didalam tata cara inilah seorang pasien mendapatkan kesan baik atau tidak dari pelayanan suatu puskesmas atau sarana pelayanan lainnya. Tata cara melayani pasien dapat dinilai baik bilamana dilaksanakan oleh petugas dengan sikap yang ramah, sopan, tertib dan penuh tanggungjawab. Ada 4 hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan kegiatan pelayanan penerimaan pasien, yaitu: a. Petugas yang kompeten b. Cara penerimaan pasien yang tegas dan jelas (clear out) c. Ruang kerja yang menyenangkan d. Lokasi yang tepat dari bagian penerimaan pasien.

46 Tugas pokok dari kegiatan pada penerimaan pasien, secara garis besar yaitu : 1) Melakukan pendaftaran pasien rawat jalan 2) Mencatat data dasar pasien kedalam berkas rekam medis. 3) Mendistribusikan berkas rekam medis ke poli yang dituju oleh pasien. 2. Prosedur Penerimaan Pasien Rawat Jalan Menurut Dirjen Yanmed(2006:34), Prosedur Penerimaan Pasien adalah sebagai berikut : a. Pasien Baru Setiap pasien baru diterima ditempat penerimaan pasien rawat jalan (TPPRJ) dan akan diwawancara oleh petugas guna mendapatkan informasi mengenai data identitas social pasien yang harus diisikan pada rekam medis dan kartu berobat serta buku register rawat jalan. Setiap pasien baru akan memperoleh nomor pasien yang akan digunakan sebagai kartu identitas berobat yang harus dibawa pada setiap kunjungan berikutnya ke puskesmas yang sama. Pada puskesmas yang telah menggunakan sistem komputerisasi, identitas social pasien yang disertai nomor rekam medis pasien baru harus disimpan untuk dijadikan database pasien sehingga sewaktu-waktu pasien berobat kembali ke

47 puskesmas maka data pasien tersebut akan mudah ditemukan dengan cepat. Setelah selesai dalam proses pendaftaran, pasien baru dipersilahkan menunggu di poloklinik yang dituju oleh petugas rekam medis dipersiapan berkas rekam medisnya lalu dikirim ke poliklinik yang dituju pasien. Setelah mendapat pelayanan yang cukup dari poliklinik, ada beberapa kemungkinan dari setiap pasien untuk: 1) Pasien boleh langsung pulang. 2) Pasien boleh pulang tapi keesokan harinya harus berobat kembali untuk Kontrol. 3) Pasien dirujuk / dikirim ke rumah sakit. b. Pasien Lama Untuk pasien lama atau pasien yang pernah datang/ berobat sebelumnya ke puskesmas, maka pasien mendatangi tempat pendaftaran penerimaan pasien yang telah ditentukan. Pasien lama dapat dibedakan : 1) Pasien yang datang dengan perjanjian sebelumnya. 2) Pasien yang datang atas kemauannya sendiri (pasien yang tidak dengan perjanjian) Pasien yang datang dengan perjanjian maupun pasien yang datang atas kemauannya sendiri, setelah mengambil nomer antrian

48 baru akan mendapat pelayanan di tempat pendaftaran pasien. Pasien yang datang dengan perjanjian sebelumnya akan langsung menuju poli yang dituju karena rekam medisnya telah disiapkan oleh petugas rekam medis. Sedangkan untuk pasien yang datang atas kemauan sendiri setelah mengambil nomor antrian harus menunggu sementara waktu untuk mendaftar. Setelah mendaftar pasien harus menunggu sementara rekam medisnya dimintakan oleh petugas TPPRJ ke instalansi Rekam Medis. Setelah berkas rekam medisnya ditemukan maka berkas rekam medisnya tersebut dikirim ke poliklinik oleh petugas, selanjutnya pasien akan mendapat pelayanan kesehatan di poloklinik yang dimaksud. G. Konsep Pasien 1. Pengertian Pasien Pasien menurut UU No.44/2009 adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada doketr atau doketer gigi.

49 2. Jenis Pasien Menurut Alwi (2005:834), Pasien dibagi menjadi dua jenis, yaitu: a. Pasien rawat jalan adalah pasien luar, pasien yang harus memperoleh pelayanan kesehatan tertentu, tidak menginap pada saat pelayanan kesehatan. b. Pasien rawat inap adalah pasien opname, pasien dalam, pasien yang menperoleh pelayanan kesehatan menginap dan dirawat. 2.2 Teori Tentang Aplikasi A. Konsep Dasar Sistem 1. Pengertian Sistem Definisi sistem menurut Jogiyanto dalam bukunya yang berjudul Analisis & Desain Sistem Informasi (2005:1), menyatakan bahwa terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau elemennya. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan sistem sebagai berikut: Suatu sistem adalah suatu jaringan erja dari prosedurprosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya mendefinisikan sistem sebagai berikut ini: Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

50 2. Karakteristik Sistem Menurut Jogiyanto (2005:3) suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang tertentu sebagai berikut : a. Komponen Sistem Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap sistem tidak perduli betapapun kecilnya, selalu mengandung komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. b. Batas Sistem Batas sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut. c. Lingkungan Luar Sistem Lingkungan luar (environment) dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan

51 dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedang lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak maka akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem. d. Penghubung Sistem Penghubung (interface) merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu susistem ke subsistem yang lainnya. Keluaran (output) dari satu subsistem akan menjadi masukan (input) untuk subsistem yang lainnya dengan melalui penghubung. Dengan penghubung satu subsistem data berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan. e. Masukan Sistem Masukan (input) adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluran. Sebagai contoh di dalam sistem komputer, program adalah maintenance input yang digunakan untuk

52 mengoperasikan komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi. f. Keluaran Sistem Keluaran (output) adalah hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supra sistem. Misalnya untuk sistem komputer, panas yang dihasilkan adalah keluaran yang tidak berguna dan merupakan hasil sisa pembuangan, sedang informasi adalah keluaran yang dibutuhkan. g. Pengolah Sistem Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi. h. Sasaran Sistem Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.

53 Sumber : Jogiyanto, 2005, Analisis & Desain Sistem Informasi, ANDI Yogyakarta Gambar 2.1 Karakteristik suatu sistem 3. Klasifikasi Sistem Pada buku Jogiyanto (2005:6) mengatakan bahwa sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya adalah sebagai berikut : a. Sistem diklasifikasikan sebagai sistemabstrak (abstract system) dan sistem fisik (physical system) Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ideide yang tidak tampak secara fisik. Sistem fisik adalah sistem yang ada secara fisik.

54 b. Sistem diklasifikasikan sebagai alamiah (natural system) dan sistem buatan manusia (human made system) Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi dalam proses alam dan tidak dibuat manusia. Sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia dan melibatkan interaksi manusia dengan mesin. c. Sistem diklasifikasikan sebagai tertentu (deterministic system) dan sistem tak tentu (probabilistic system) Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi, interaksi diantara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti sehingga keluarannya dapat diramalkan. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas. d. Sistem diklasifikasikan sebagai tertutup (closed system) dan sistem terbuka (open system) Sistem tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak diluarnya, yang ada hanyalah relatively closed system. Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya, sehingga harus memiliki sistem pengendalian yang baik.

55 B. Konsep Data dan Informasi 1. Pengertian Data Menurut Jogiyanto (2005:8), data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data-item. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian (event) adalah suatu yang terjadi pada saat tertentu. Data yang telah didapat dan dikumpulkan akan diolah menjadi sebuah informasi yang lebih berguna dan bermanfaat. 2. Pengertian Informasi Menurut Jogiyanto (2005:8) Informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti dan berguna bagi penerimanya untuk mengambil keputusan masa kini maupun masa yang akan datang. Informasi didefinisikan sebagai hasil pengolahan data agar menjadi lebih berarti dan digunakan untuk sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan. 3. Siklus Informasi Data merupakan bentuk yang masih mentah yang belum dapat bercerita banyak, sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data diolah melalui suatu model untuk dihasilkan informasi.

56 Data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data tersebut akan ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya membentuk suatu siklus. Siklus ini oleh John Burch disebut dengan siklus informasi (information cycle). Siklus ini disebut juga dengan siklus pengolahan data (data processing cycles). (Jogiyanto, 2005:8) Sumber : Jogiyanto, 2005, Analisis & Desain Sistem Informasi, ANDI Yogyakarta Gambar 2.2 Siklus informasi

57 4. Kualitas Informasi Berdasarkan pengertian Informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan maka sebuah informasi haruslah berkualitas, menurut Burch dan Grudnitski (1989) dalam Abdul Kadir dan Terra CH. Triwahyuni (2003:546) menjelaskan bahwa kualitas informasi ditentukan oleh tiga faktor, yaitu: Sumber : Jogiyanto, 2005, Analisis & Desain Sistem Informasi, ANDI Yogyakarta Gambar 2.3 kualitas informasi a. Akurat Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. b. Tepat waktu Tepat waktu berarti informasi yang datang pada penerimaa tidok boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak punya nilai guna lagi. Karena informasi merupakan landasan di dalam

58 pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat, maka dapat berakibat fatal untuk organisasi. c. Relevan Relevasi berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya atau berguna bagi suatu tindakan keputusan yang dilakukan oleh seseorang. C. Konsep Sistem Informasi 1. Pengertian Sistem Informasi Sistem informasi didefinisikan oleh Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis dalam buku Jogiyanto (2005:11) yang berjudul Analisis & Desain Sistem Informasi sebagai berikut: Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transakasi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Sedangkan menurut Markus (2003:5) berpendapat bahwa sistem informasi adalah suatu sistem yang terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai tujuan yakni menyajikan informasi. Jadi sistem informasi bisa diartikan sebagai sistem yang terpadu untuk menjadikan informasi dan pengambilan keputusan yang dibutuhkan dalam organisasi dengan menggunakan perangkat keras, perangkat lunak computer dan data untuk mengoprasikannya.

59 2. Manfaat Sistem Informasi Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengelola transaksi-transaksi, mengurangi biaya dan menghasilkan pendapat sebagai salah satu produk atau pelayanan mereka. 3. Komponen Sistem Informasi John Burch dan Gary Grudnitski dalam Jogiyanto (2005:12) mengemukakan bahwa sistem informasi terdiri dari komponenkomponen yang disebutkan dengan istilah blok bangunan (building block), yaitu: a. Blok masukan Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar. b. Blok Model Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

60 c. Blok Keluaran Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentas yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem. d. Blok Teknologi Teknologi merupakan kotak alat (tool-box) dalam sistem informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 bagian utama, yaitu teknisi (humanware atau brainware), perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware). e. Blok Basis Data Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. f. Blok Kendali Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti misalnya bencana alam, api, temperature, air, debu, kecurangankecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak

61 sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahankesalahan dapat langsung cepat diatasi. D. Konsep Analisis Sistem Analisis sistem sangat bergantung pada teori sistem umum sebagai sebuah landasan konseptual. Tujuannya adalah memperbaiki berbagai fungsi didalam sistem yang sedang berjalan agar menjadi lebih efisien, mengubah sasaran sistem yang sedang berjalan, merancang atau mengganti output yang sedang digunakan, untuk mencapai tujuan yang sama dengan seperangkat input yang lain (bias jadi lebih sederhana dan lebih interaktif) atau untuk melakukan beberapa perbaikan serupa. Tahapan analisis merupakan tahapan awal dalam perancangan sistem. Menurut Jogiyanto (2005:130) Langkah-langkah dalam analisis sistem adalah: a. Mengidentifikasi masalah Mengidentifikasi (mengenal) masalah merupakan langkah pertama yang dilakukan dalam tahap analisis sistem. Tugas-tugas yang harus dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Mengidentifikasi penyebab masalah Analisis sistem harus mempunyai pengetahuan yang cukup tentang aplikasi yang dianalisisnya. Tugas mengidentifikasi penyebab masalah dapat dimulai dengan mengkaji ulang terlebih dahulu subyek-subyek permasalahan yang telah diutarakan oleh

62 manajemen atau yang telah ditemukan oleh analis sistem di tahap perencanaan sistem. 2) Mengidentifikasi titik keputusan Setelah penyebab terjadinya masalah dapat diidentifikasi, selanjutnya juga harus diidentifikasi titik keputusan penyebab masalah tersebut. Titik keputusan menunjukkan suatu kondisi yang menyebabkan sesuatu terjadi. 3) Mengindentifikasi personil-personil kunci Setelah titik-titik keputusan penyebab masalah dapat diidentifikasi, maka selanjutnya yang perlu diidentifikasi adalah personil-personil kunci baik yang langsung maupun yang tidak langsung dapat menyebabkan terjadinya masalah tersebut. b. Memahami kerja dari sistem yang ada Langkah kedua dari tahap analisis sistem adalah memahami kerja dari sistem yang ada. Langkah ini dapat dilakukan dengan mempelajari secara terinci bagaimana sistem yang ada beroperasi. Tugas yang perlu dilakukan dalam tahap ini yaitu sebagai berikut: 1) Menentukan jenis penelitian Sebelum penelitian dilakukan, sebaiknya ditentukan terlebih dahulu jenis dari penelitian untuk masing-masing titik keputusan yang akan diteliti, jenis penelitian tersebut antara lain wawancara, observasi, daftar pertanyaan, pengambilan sampel. 2) Merencanakan jadwal penelitian

63 Penelitian biasanya akan dilakukan oleh beberapa peneliti dan memakan waktu yang cukup lama (harian, mingguan bahkan bulanan). Supaya penelitian dapat dilakukan secara efisien dan efektif, maka jadwal dari penelitian harus direncanakan terlebih dahulu yang meliputi: a) Dimana penelitian akan dilakukan b) Apa dan siapa yang akan diteliti c) Siapa yang akan ditetili d) Kapan penelitian dilakukan 3) Membuat penugasan penelitian Setelah rencana jadwal penelitian selesai dibuat, maka tugas dari tiap-tiap anggota team analis sistem untuk melakukan penelitian telah dapat ditentukan. 4) Membuat agenda wawancara Sebelum suatu wawancara dilaksanakan, akan lebih bijaksana bila waktu dan materi wawancara ini direncanakan terlebih dahulu. Rencana ini dapat ditulis di agenda wawancara dan dibawa selama wawancara berlangsung. 5) Mengumpulkan hasil penelitian Fakta atau data yang diperoleh dari hasil penelitian harus dikumpulkan sebagai suatu dokumentasi sistem lama.

64 c. Menganalisis hasil penelitian Langkah ini dilakukan berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan. 1) Menganalisis kelemahan sistem Analis sistem perlu menganalisis masalah yang terjadi untuk dapat menemukan jawaban apa penyebab sebenarnya dari masalah yang timbul tersebut. Menganalisis kelemahan sistem dilakukan untuk menjawab pertanyaan: Mengapa dikerjakan? Perlukah dikerjakan? Apakah telah dikerjakan dengan baik? 2) Menganalisis kebutuhan informasi pemakai/manajemen Tugas lain dari analis sistem yang diperlukan sehubungan dengan sasaran utama sistem informasi, yaitu menyediakan informasi yang dibutuhkan bagi para pemakainya perlu dianalisis. d. Membuat laporan hasil penelitian Setelah proses analisis sistem ini selesai dilakukan, tugas berikutnya dari analis sistem dan teamnya adalah membuat laporan hasil analisis. Laporan ini diserahkan kepada streering committee yang nantinya akan diteruskan ke manajemen.

65 E. Konsep Perancangan Sistem 1. Pengertian Perancangan Definisi perancangan menurut John Burch & Gary Grudnitski pada buku Jogiyanto H.M yang berjudul Analisis dan Desain Sistem Informasi (2005:196), yaitu: Desain sistem dapat didefinisikan sebagai penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu ksatuan yang utuh dan berfungsi. Sedangkan menurut George M. Scott: Perancangan merupakan desain sistem yang menentukan bagaimana suatu sistem akan menyelesaikan apa yang mesti diselesaikan, tahap ini menyangkut mengkonfigurasi dari komponen komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem sehingga setelah instalasi dari sistem akan benar benar memuaskan rancang bangun yang telah ditetapkan pada akhir tahap analisis sistem. Dengan demikian Perancangan Sistem dapat diartikan sebagai berikut: a. Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem b. Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional c. Persiapan untuk rancang bangun implementasi d. Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk. Dapat berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi e. Termasuk menyangkut mengkonfigurasi dari komponenkomponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem.

66 2. Tujuan dan Sasaran Perancangan Tahap desain sistem atau perancangan sistem menurut Jogiyanto (2005:197) mempunyai dua maksud atau tujuan utama, yaitu: a. Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem b. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada pemrogram computer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat. Dan tujuan kedua lebih condong pada desain sistem yang terinci, yaitu pembuatan rancang bangun yang jelas dan lengkap untuk nantinya digunakan untuk pembuatan program komputernya. Untuk mencapai tujuan ini, analis sistem harus dapat mencapai sasaran-sasaran sebagai berikut ini: a. Desain sistem harus berguna, mudah dipahami dan nantinya mudah digunakan. b. Desain sistem harus dapat mendukung tujuan utama perusahaan sesuai dengan yang telah didefinisikan pada tahap perencanaan sistem yang dilanjutkan pada tahap analisis sistem. c. Desain sistem harus efisien dan efektif untuk dapat medukung pengolahan transaksi, pelaporan manajemen dan mendukung keputusan yang akan dilakukan oleh manajemen, termasuk tugastugas yang lainnya yang tidak dilakukan oleh komputer. d. Desain sistem harus dapat mempersiapkan rancang bangun yang terinci untuk masing-masing komponen dari sistem informasi

67 yang meliputi data dan informasi, simpanan data, metode-metode, prosedur-prosedur, orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak dan pengendalian intern. 3. Tekanan-Tekanan Desain Tekanan-tekanan desain (desain forces) adalah tekanan-tekanan (forces) yang harus dipertimbangkan dalam mendesain suatu sistem informasi supaya dapat mengena sasarannya. Supaya sukses, analis sistem harus mempertimbangkan design forces yang ada dan bagaimana tekanan-tekanan ini mempengaruhi proyek sistem informasi. Perancangan sistem informasi harus memperhatikan sejumlah design forces yang mempengarhi kerjanya, yaitu: a. Integrasi (integration) b. Jalur pemakai/sistem (user/system interface) c. Tekanan-tekanan persaingan (competitive forces) d. Kualitas dan kegunaan informasi (information quality and usability) e. Kebutuhan-kebutuhan sistem (systems requirements) f. Kebutuhan-kebutuhan pengolahan data (data processing requirements) g. Factor-faktor organisasi (organization factors) h. Kebutuhan-kebutuhan biaya-efektivitas (cost-effectiveness requirements)

68 i. Faktor-faktor manusia (humans factors) j. Kebutuhan-kebutuhan kelayakan (feasibility requirements) F. Konsep Basis Data 1. Pengertian Basis Data Menurut Jugiyanto (2005:217) Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan disimpanan luar computer dan digunakan perangkat lunak tertentu untuk memanipulasinya. Database merupakan salah satu komponen yang penting di sistem informasi, karena berfungsi sebagai basis penyedia informasi bagi para pemakainya. 2. Database Management System (DBMS) Database yang sudah tersedia dalam suatu media penyimpanan tidak akan pernah bisa diakses tanpa adanya suatu perangkat lunak aplikasi yang familiar dengannya, misalkan saja perangkat lunak yang berbasis database. Kumpulan/gabungan database dengan perangkat lunak aplikasi yang berbasis database tersebut dinamakan Database Manajemen System (DBMS). Dengan pendekatan Database Manajemen System (DBMS), maka sharing data dapat dengan mudah dilakukan siapa saja. Dibandingkan dengan sistem tradisional yang berbasis kertas, Database Manajemen

69 System (DBMS) memiliki keunggulan yaitu kepraktisan, kecepatan, mengurangi kejemuan dan kekinian. Database Manajemen System (DBMS) umumnya mengandung komponen-komponen berikut: kamus data, utilitas, pembangkit laporan, pembangkit aplikasi, pengatur keamanan akses, dan pemulihan sistem (Abdul Kadir dan Terra CH. Triwahyuni 2003:499) Tabel 2.1 Komponen-komponen dalam DBMS Komponen Kamus Data Utilitas Pembangkit laporan Pembangkit aplikasi Keamanan akses Pemulihan sistem Keterangan Menjabarkan berkas (tabel) dan field Digunakan untuk memudahkan pemakai dalam meciptakan basis data dan table serta dalam memanipulasi data Memudahkan dalam membuat laporan Memudahkan dalam membuat aplikasi Mengatur hak akses pemakai Untuk mengembalikan data ke basis data sekiranya terjadi kegagalan sistem Sumber : Abdul Kadir dan Terra CH. Triwahyuni, 2003, Pengenalan Teknologi Informasi, ANDI Yogyakarta

70 G. Konsep Diagram Unified Modeling Languange (UML) 1. Pengertian Unified Modeling Languange (UML) Menurut Adi Nugroho (2010:6) mengemukakan bahwa Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma berorientasi objek. Unified Modeling Language yang berarti bahasa pemodelan standar, menurut Chonoles (2003: bab 1) dalam buku Prabowo Pudjo Widodo dan Herlawati (2011:6) mengatakan sebagai bahasa, berarti UML memiliki sintaks dan semantik. Ketika kita membuat model menggunakan konsep UML ada aturan-aturan yang harus diikuti. Bagaimana elemen pada model-model yang kita buat berhubungan satu dengan lainnya harus mengikuti standar yang ada. UML bukan hanya sekedar diagram, tetapi juga menceritakan konteksnya. Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas, dapat dikatakan bahwa Unified Modeling Language (UML) adalah sebuah bahasa yang berdasarkan grafik atau gambar untuk menspesifikasi, memanipulasi, membangun dan mendokumentasi dari sebuah sistem pengembangan perangkat lunak berbasis Objek (Object Oriented programming). UML tidak hanya digunakan dalam pemodelan perangkat lunak, namun hamper semua bidang yang membutuhkan pemodelan.

71 Menurut Prabowo Pudjo Widodo dan Herlawati (2011:6), UML diaplikasikan untuk maksud tertentu, biasanya antara lain untuk: a. Merancang perangkat lunak b. Sarana komunikasi antara perangkat lunak dengan proses bisnis c. Menjabarkan sistem secara rinci untuk analisa dan mencari apa yang diperlukan sistem d. Mendokumentasikan sistem yang ada, proses-proses dan organisasinya. 2. Diagram-diagram Unified Modeling Languange (UML) Menurut Prabowo Pudjo Widodo dan Herlawati (2011:10), model-model diagram dalam UML dapat dikelompokkan berdasarkan sifatnya yaitu statis atau dinamis. Jenis diagram itu antara lain: a. Diagram Kelas. Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan himpuan kelas-kelas, antarmuka-antarmuka, kolaborasikolaborasi, serta relasi-relasi. Diagram ini umu dijumpai pada pemodelan sistem berorientasi objek. Meskipun bersifat statis, sering pula diagram kelas memuat kelas-kelas aktif. b. Diagram paket (Package Diagram). Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan kumpulan kelas-kelas, merupakan bagian dari diagram komponen. c. Diagram Use-Case. Bersiat statis. Diagram ini memperlihatkan himpunan use-case dan actor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas).

72 Diagram ini terutama sangat penting untuk mengorganisasikan dan memodelkan perilaku suatu sistem yang dibutuhkan serta diharapkan pengguna. d. Diagram interaksi dan Sequence (urutan). Bersifat dinamis. Diagram urutan adalah diagram interaksi yang menekankan pada pengiriman pesan dalam suatu waktu tertentu. e. Diagram komunikasi (Communication Diagram). Bersifat dinamis. Diagram sebagai pengganti diagram kolaborasi UML 1.4 yang menekankan organsasi structural dari objek-objek yang menerima serta mengirim pesan. f. Diagram Statechart (Statechart Diagram). Bersifat dinamis. Diagram status memperlihakan keadaan-keadaan pada sistem, memuat status (state), transisi, kejadian serta aktifitas. Diagram ini terutama penting untuk memperlihatkan sifat dinamis dari antarmuka (interface), kelas kolaborasi dan terutama penting pada peodelan sistem-sistem yang reaktif. g. Diagram Aktivitas (Activity Daigram). Bersifat dinamis. Dagram aktivitas adalah tipe khusus dari diagram status yang memperlihatkan aliran dari suatu aktivitas lainnya dalam suatu sistem. Diagram ini terutama penting dalam pemodelan fungsifungsi suatu sistem dan member tekanan pada aliran kendali antar objek.

73 h. Diagram Komponen (Component Diagram). Bersifat statis. Diagram komponen ini memperlihatkan organisasi serta kebergantungan sistem/perangkat lunak pada komponenkomponen yang telah ada sebelumnya. Diagram ini berhubungan dengan diagram kelas dimana komponen secara tipikal dipetakan ke dalam satu atau lebih kelas-kelas, antarmuka-antarmuka serta kolaborasi-kolaborasi. i. Diagram Deployment (Deployment Diagram). Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan konfigurasi saat aplikasi dijalankan (run-time). Menurut simpul-simpul beserta komponen-komponen yang ada di dalamnya. Diagram deployment berhubungan erat dengan diagram komponen dimana diagram ini memuat satu atau lebih komponen-komponen. Diagram ini sangat berguna saat aplikasi kita berlaku sebagai aplikasi yang dijalankan pada banyak mesin (distributed computing). 3. Diagram Usecase (Usecase Diagram) Menurut Prabowo Pudjo Widodo dan Herlawati (2011:16) Use Case menggambarkan external view dari sistem yang akan dibuat modelnya. Pooley (2003:15) mengatakan bahwa model use case dapat dijabarkan dalam diagram use case, tetapi yang perlu diingat, diagram tidak identik dengan model karena model lebih luas dari diagram (Prabowo Pudjo Widodo dan Herlawati, 2011:16).

74 Komponen pembentuk diagram use case adalah: a. Aktor (actor), menggambarkan pihak-pihak yang berperan dalam sistem. Sumber: Prabowo Pudjo Widodo dan Herlawati, 2011, Menggunakan UML, Informatika Bandung Gambar 2.4 Aktor Dalam buku Prabowo Pudjo Widodo dan Herlawati (2011:17) Chonoles (2003:bab 8) menyarankan sebelum membuat use case dan menentukan aktornya, agar mengdentifikasi siapa saja pihak yang terlibat dalam sistem. Pihak yang terlibat biasanya dinamakan stakeholder. Langkah awal yang baik adalah mempertimbangkan kebutuhan klien dan pelanggan sebelum membentuk usecase. b. Use case, aktivitas/sarana yang disiapkan oleh bisnis/sistem. Dalam buku Prabowo Pudjo Widodo dan Herlawati (2011:21) Menurut Pilone (2005:bab 7.1) use case menggambarkan fungsi tertentu dalam suatu sistem berupa komponen, kejadian atau kelas. Sedangkan menurut Whitten (2004:258) mengartikan use case sebagai urutan langkah-langkah yang secara tindakan saling terkait (skenario), baik terotomatisasi maupun secara manual,

75 untuk tujuan melengkapi satu tugas bisnis tunggal. Use Case digambarkan dalam bentuk ellips/oval. Sumber: Prabowo Pudjo Widodo dan Herlawati, 2011, Menggunakan UML, Informatika Bandung Gambar 2.5 Simbol Use Case c. Hubungan (link), aktor mana saja yang terlibat dalam use case ini. Gambar dibawah ini merupakan salah satu contoh bentuk Diagram Use Case. Sumber: Prabowo Pudjo Widodo dan Herlawati, 2011, Menggunakan UML, Informatika Bandung Gambar 2.6 Diagram Use Case

76 Menurut Prabowo Pudjo Widodo dan Herlawati (2011:24) Pada diagram use case, relasi digambarkan sebagai sebuah garis antara dua simbol. Pemaknaan relasi berbeda-beda tergantung bagaimana garis tersebut digambarkan dan tipe symbol apa yang digunakan untuk menghubungkan garis tersebut. Adi Nugroho (2010:36) menggambarkan relasi-relasi dalam use case yaitu sebagai berikut: Tabel 2.2 Relasi-relasi dalam Use Case Relasi Fungsi Notasi Asosiasi (association) Lintasan komunikasi antara actor dengan use case. Extend Penambahan perilaku ke suatu use case dasar. Generalisasi Use Case Menggambarkan hubungan antara use case yang bersifat umum dengan use case-use case yang bersifat lebih spesifik. Include Penambahan perilaku ke suatu use case dasar yang secara eksplisit mendeskripsikan penambahan tersebut. Sumber : Adi Nugroho, 2010, Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Objek dengan Metode USDP, ANDI, Yogyakarta. 4. Diagram Kelas (Class Diagram)

77 Diagram kelas merupakan kumpulan kelas-kelas objek. Oleh karena itu pengertian kelas sangat penting sebelum merancang diagram kelas. (Whitten, 2004:410) dalam buku Prabowo Pudjo Widodo dan Herlawati (2011:39) mengartikan kelas sebagai satu set objek yang memiliki atribut dan perilaku yang sama. Kelas kadangkadang disebut kelas objek (object class). Sumber: Prabowo Pudjo Widodo dan Herlawati, 2011, Menggunakan UML, Informatika Bandung Gambar 2.7 Notasi Kelas Sederhana Kita bisa mereprentasikan atribut dengan cara menghubungkan dengan kelas lainnya. Untuk itu notasi relasi digunakan sebagai sarana pembentuk atribut relasi dalam diagram kelas yang besar. Dengan cara itu kita dapat membuat atribut yang lebih detil dan kompleks. Sumber: Prabowo Pudjo Widodo dan Herlawati, 2011, Menggunakan UML, Informatika Bandung Gambar 2.8 Atribut Relasi

78 5. Diagram Komponen (Component Diagram) Menurut Prabowo Pudjo Widodo dan Herlawati (2011:95), Hubungan antara komponen dengan kelas adalah bahwa komponen merupakan subsistem berisi kelas-kelas yang bekerja sama merealisasikan antarmuka yang diinstruksikan. Sumber: Prabowo Pudjo Widodo dan Herlawati, 2011, Menggunakan UML, Informatika Bandung Gambar 2.9 Penggambaran komponen (kiri UML 2.0 dan kanan UML 1.4) Dalam melaksanakan fungsinya, komponen mungkin saja bekerja sama dengan komponen lain. Untuk menggambarkannya kita menarik garis putus-putus dengan panah terbuka menuju komponen lain (Pilone, 2005: bab 5.1) dalam Prabowo Pudjo Widodo dan Herlawati (2011:96).

79 Sumber: Prabowo Pudjo Widodo dan Herlawati, 2011, Menggunakan UML, Informatika Bandung Gambar 2.10 Ketergantungan antar komponen 6. Diagram Deployment (Deployment Diagram) Model diagram deployment bagian-bagian perangkat lunak suatu sistem ke perangkat keras yang akan mengeksekusinya. Elemenelemen perangkat lunak seperti komponen, kelas, paket dan sebagainya dimanifestasikan menggunakan artifak serta dipetakan ke perangkat keras yang akan menjalankannya dengan titik (nodes). Artifak merupakan bagian fisik dari informasi yang berhuungan dengan proses pengembangan. Suatu artifak bisa dibuat untuk mempresentasikan dynamic link libraries (DLL) terhadap sistem yang kita buat, sebuah user s manual atau sebuah produk executable saat perangkat lunak dikompilasi. Artifak digambarkan dengan empat persegi panjang classifier dengam gambar kertas berujung tertekuk pada pojok kanan atasnya. Sumber: Prabowo Pudjo Widodo dan Herlawati, 2011, Menggunakan UML, Informatika Bandung Gambar 2.11 Artifak sederhana

80 Aspek utama dari pendistribusian (deployment) adalah membawa hubungan dari artifak ke titik. Ketika kita mengadakan asosiasi antara artifak dengan suatu target deployment (apa saja bisa piranti atau lingkungan eksekusi) kita dikatakan mendistribusikan (deploy) artifak tersebut. Sumber: Prabowo Pudjo Widodo dan Herlawati, 2011, Menggunakan UML, Informatika Bandung Gambar 2.12 Artifak didistribusikan ke piranti Beberapa perancangan lebih suka menggambarkan diagram deployment seminimal mungkin seperti gambar dibawah ini, terutama ketika menjelaskan syarat minimum.

81 Sumber: Prabowo Pudjo Widodo dan Herlawati, 2011, Menggunakan UML, Informatika Bandung Gambar 2.13 Diagram deployment minimal Sedangkan untuk penggambaran Diagram Deployment yang ingin fokus terhadap konfigurasi deployment perangkat lunaknya dan detail eksekusinya dapat dibuat seperti contoh berikut: Sumber: Prabowo Pudjo Widodo dan Herlawati, 2011, Menggunakan UML, Informatika Bandung Gambar 2.14 Penggambaran detail terhadap deployment aplikasi 7. Diagram Statechart (Statechart Diagram) Diagram statechart dalam UML kadang disebut dengan istilah diagram state machine menurut Adi Nugroho (2010:48) merupakan model yang di dalamnya memuat state-state dan transisi-transisi. Biasanya state machine dilampirkan ke suatu kelas dan fungsinya adalah untuk mendeskripsikan tanggapan instance suatu kelas terhadap event-event yang diterima. State machine mungkin juga

82 dilampirkan pada operasi-operasi, use case-use case, serta kolaborasikolaborasi, untuk mendeskripkan eksekusinya. Sumber: Adi Nugroho, 2010, Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Objek dengan Metode USDP, ANDI, Yogyakarta Gambar 2.15 State machine diagram Event merupakan sesuatu yang terjadi yang memiliki lokasi tertentu dalam kaitannya dengan ruang dan waktu, ia terjadi pada suatu titik dalam waktu. Sedangkan state mendeskripsikan suatu perjalanan pengklasifikasi dalam perjalanan waktu, ia bisa dicirikan dalam 3 cara yang saling melengkapi: sebagai sejumlah nilai objek yang secara kualitatif mirip dalam beberapa hal; sebagai periode waktu selama objek menunggu event-event yang akan terjadi; atau

83 sebagai periode waktu di mana objek melaksanakan aktivitas-aktivitas tertentu. Tabel 2.3 Jenis-jenis state Relasi Fungsi Notasi State sederhana State tanpa struktur apapun di dalamnya. State komposit konkuren State yang dibagi menjadi 2 atau lebih substate konkuren. Initial state State mengindikasikan awal rangkaian state dalam diagram state. Final state State mengindikasikan akhir rangkaian state dalam diagram state. Sumber: Adi Nugroho, 2010, Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Objek dengan Metode USDP, ANDI, Yogyakarta. 8. Diagram Aktivitas (Activity Diagram) Menurut Adi Nugroho (2010:62) Diagram aktivitas (activity diagram) sesugguhnya merupakan bentuk khusus dari state machine yang bertujuan memodelkan komputasi-komputasi dan aliran-aliran kerja yang terjadi dalam sisem/perangkat lunak yang sedang dikembangkan. State pada diagram aktivitas merepresentasikan state dari komputasi yang dieksekusi, bukan state dari suatu objek biasa. Biasanya, suatu diagram aktivitas mengasumsikan komputasi-

84 komputasi dilaksanakan tanpa adanya interupsi-interupsi eksternal berbasis event terjadi padanya. Sumber: Adi Nugroho, 2010, Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Objek dengan Metode USDP, ANDI, Yogyakarta Gambar 2.16 Diagram aktivitas

85 Diagram aktivitas mencakup di dalamnya simbol-simbol yang relatif mudah digunakan. Activity state diperlihatkan sebagai kotak empat persegi panjang yang memuat deskripsi aktivitas yang bersangkutan. Selesainya transisi sederhana ditunjukkan dengan tanda panah. Pencabangan-pencabangan (branching) diperlihatkan sebagai kondisi yang bias diuji pada suatu transisi atau bentuk intan yang diberi label. Suatu fork atau join kendali diperlihatkan dengan cara yang sama pada statechart, yaitu dengan tanda panah majemuk yang masuk atau meninggalkan garis sinkronisasi tebal. 9. Diagram Sequence (Sequence Diagram) Sequence diagram menurut Adi Nugroho (2010:42) memperlihatkan interaksi sebagai diagram dua matra (dimensi). Matra vertical adalah sumbu waktu; waktu bertambah dari atas ke bawah. Matra horizontal memperlihatkan peran pengklasifikasi yang merepresentasikan objek-objek mandiri yang terlihat dalam kolaborasi. Masing-masing peran pengklasifikasi di representasikan sebagai kolom-kolom vertical dalam sequence diagram sering disebut sebagai garis waktu (lifeline).

86 Sumber: Adi Nugroho, 2010, Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Objek dengan Metode USDP, ANDI, Yogyakarta Gambar 2.17 Sequence diagram 10. Diagram Collaboration (Collaboration Diagram) Menurut Adi Nugroho (2010:44), collaboration diagram pada dasarnya merupakan diagram kelas yang memuat peran-peran pengklasifikasi dan peran-peran asosiasi, alih-alih hanya menampilkan pengklasifikasi-pengklasifikasi serta asosiasi-asosiasi. Peran pengklasifikasi dan peran asosiasi mendeskripsikan konfigurasi objek-objek dan tautan-tautan yang mungkin terjadi saat suatu instance kolaborasi dieksekusi. Saat kolaborasi dibentuk, objek-objek

87 yang terikat ke peran-peran pengklasifikasi dan tautan-tautan diikat ke peran asosiasi. Sumber: Adi Nugroho, 2010, Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Objek dengan Metode USDP, ANDI, Yogyakarta Gambar 2.18 Collaboration diagram H. Konsep MySQL 1. Pengertian MySQL MySQL adalah sistem manajemen basis data relasi yang bersifat terbuka atau open source. Sistem manajemen basis data ini adalah hasil pemikiran dari. MySQL sebenanya merupakan turunan dari SQL. SQL adalah sebuah konsep pengoperasian database, terutama untuk pemilihan atau seleksi dan pemasukan data, yang memungkinkan pengoprasiandata dikerjangan dengan mudah secara otomatis. Sebagai database server, MySQL dapat dikatakan lebih unggul dibandingkan

88 database server lainya dalam query data. Hal ini terbukti untuk query yang dilakukan oleh single user, kecepatan query MySQL bisa sepuluh kali lipat cepat dari postgresql, dan lima kali lebih cepat dibandingkan interbase. 2. Kelebihan MySQL MySQL menawarkan berbagai keunggulan dibandingkan database server lain. Berikut ini adalah bebrapa keunggulan MySQL. a. Portabilitas. MySQL dapat berjalan dengan stabil pada sistem operasi seperti Windows, Linux, FreeBSD, Mac, Solaris, Amiga dan masih banyak lagi. b. Perangkat lunak sumber terbuka. MySQL didistribusikan sebagai perangkat lunak sumber terbuka, dibawah lisensi GPL, sehigga dapat digunakan secara gratis. c. Multi-user. MySQL dapat digunakan oleh beberapa pengguna dalam waktu yang bersamaan tanpa mengalami masalah. d. Ragam tipe data. MySQL memiliki ragam tipe data yang sangat kaya seperti signed / unsigned integer, float, double, chat, test, date, timestamp, dan lain-lain. e. Berlisensi GPL dan Multi Platform. f. Dapat diintegrasikan dengan beberapa bahasa pemograman seperti Net, Java, Phyton, Perl yang merupakan bahasa pemograman yang paling dominan dikalangan programmer

89 g. Mendukung ODBC untuk sistem operasi Windows sehingga bisa digunakan aplikasi yang berjalan diwindows. h. Bisa dijalankan pada spesifikasi hardware yang rendah karena lebih hemat resource memory (dibandingkan database lain) sehingga mudah digunakan untuk bahan pembelajaran. I. Konsep Microsoft Visual Studio Pengertian Microsoft Visual Studio 2010 Microsoft Visual Studio merupakan sebuah perangkat lunak lengkap yang dapat digunakan untuk melakukan pengembangan aplikasi, baik itu aplikasi bisnis, aplikasi personal, ataupun komponen aplikasinya, dalam bentuk aplikasi console, aplikasi Windows, ataupun aplikasi Web. Visual Studio mencakup compiler, SDK, Integrated Development Environment (IDE), dan dokumentasi (umunya berupa MSDN Library). Compiler yang dimasukkan ke dalam paket Visual Studio antara lain Visual C++, Visual C#, Visual Basic, Visual Basic.NET, Visual InterDev, Visual J++, Visual J#, Visual FoxPro, dan Visual SourceSafe. Microsoft Visual Studio dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi dalam native code (dalam bentuk bahasa mesin yang berjalan di atas Windows) ataupun managed code (dalam bentuk Microsoft Intermediate Language di atas.net Framework), serta dapat

90 digunakan untuk mengembangkan aplikasi Silverlight, aplikasi Windows Mobile (yang berjalan di atas.net Compact Framework). 2. Menjalankan Visual Studio 2010 Untuk menjalankan aplikasi Visual Studio 2010 kita dapat melakukan dengan langkah sebagai berikut : a. Klik menu Start b. Klik All Programs c. Klik Microsoft Visual Studio 2010 d. Selanjutnya akan muncul splash screen pada Visual Studio 2010 Express sebagai berikut : Gambar 2.19 Splash Screen pada Visual Studio 2010

91 e. Setelah muncul splash screen, akan muncul IDE Visual Studio 2010 seperti gambar dibawah ini : Gambar 2.20 IDE pada Visual Studio Jendela Pada Visual Studio 2010 a. Toolbox Toolbox adalah tempat dimana kontrol dan komponen dilambangkan dengan icon yang sesuai dengan kegunaan masingmasing dan sangat membantu pada saat proses merancang tampilan Form dalam pembuatan program aplikasi.

92 Gambar 2.21 Toolbox pada Visual Studio 2010 b. Design Jendela ini menampilkan form Design merupakan suatu objek yang digunakan untuk merancang tampilan program. form Design juga dapat dikatakan sebagai objek utama pada pemrograman. Gambar 2.22 Layar Design pada Visual Studio 2010 c. Solution Explorer Solution Explorer adalah Jendela yang menampilkan hierarki dan solution. Sebuah solution dapat berisi banyak projeck, dimana projeck dapat mengandung banyak Form, class, module dan

93 komponen lain untuk menyelesaikan masalah. Jika pada sat kita mengaktifkan visual studio 2010 jendela Solution Explorer tidak ada, maka dapat menampilkannya kembali dari menu bar View, Solution Explorer atau menggunakan tombol Ctrl + Alt + L Gambar 2.23 Solution Explorer pada Visual Studio 2010 d. Properties Jendela Properties ini menampilkan properti dari objek yang terpilih pada jendela desain. Properties digunakan untuk mengubah nilai property atau karakteristik dari objek terpilih sesuai dengan kebutuhan aplikasi. Gambar 2.24 Properties pada Visual Studio 2010

94 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Menurut Sugiyono (2014:2), Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis. Adapun metode yang digunakan penulis dalam tugas akhir ini adalah metodologi penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif dengan metode ini diharapkan dapat mendeskripsikan permasalahan-permasalahan sistem serta kebutuhan informasi pada sistem yang akan dirancang. Menurut Sugiyono (2011:9) bahwa metode penelitian kualitatif yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah

95 eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan dengan triangulasi (gabungan) analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna dari pada generalisasi. 3.1 Teknik Pengumpulan Data A. Wawancara Menurut Esterberg (2002) yang terdapat pada buku Sugiyono (2014:231) mendefinisikan wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan telepon. Penulis melakukan wawancara terhadap pihak-pihak yang berkaitan dengan Perancangan Sistem Informasi Kunjungan Pasien Rawat Jalan Guna Menunjang Pelaporan LB4 di UPT Puskesmas Griya Antapani Bandung. B. Obervasi Menurut Sutrisno Hadi (1986) yang terdapat pada buku Sugiyono (2014:145) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis

96 dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Penulis melakukan observasi dengan cara praktek kerja lapangan. Sehingga, dapat dilakukan pengamatan langsung di lapangan, terhadapperistiwa dan masalah penelitian yang muncul mengenai Perancangan Sistem Informasi Kunjungan Pasien Rawat Jalan Guna Menunjang Pelaporan LB4 di UPT Puskesmas Griya Antapani Bandung. C. Studi Pustaka Studi pustaka merupakan suatu teknik pengumpulan data atau analisis data dengan cara memperoleh informasi dari penelitian terdahulu, tanpa memperdulikan sebuah penelitian menggunakan data primer atau sekunder dan apakah penelitian tersebut menggunakan penelitian lapangan ataupun laboratorium atau museum. Penulis melakukan studi pustaka untuk mempelajari dan mendapatkan dokumentasi dari tempat penelitian agar memperoleh gambaran dan dokumentasi yang penulis butuhkan, serta mempelajari dan membaca refernsi-referensi yang diambil dari dokumen-dokumen, buku ilmiah,maupun internet mengenai landasanteoriyang penulis butuhkan untuk menunjang penelitian.

97 3.2 Metode Pengembangan Perangkat Lunak Dalam mengembangkan sistem yang telah penulis rancang untuk sistem informasi pendaftaran pasien rawat jalan dipuskesmas dengan menggunakan Microsoft visual studio 2010 dan MySQL untuk mengetahui sistem informasi pendaftaran pasien rawat jalan di UPT Puskesmas Griya Antapani. Penulis menggunakan metode Waterfall dikarenakan metode waterfall ini lebih teratur, dari satu tahap ke tahap berikutnya.disebut waterfall (air terjun) karena memang diagram tahapan prosesnya mirip dengan air terjun yang bertingkat. Metode Waterfall adalah suatu proses pengembangan perangkat lunak berurutan, di mana kemajuan dipandang sebagai terus mengalir ke bawah (seperti air terjun) melewati fase-fase perencanaan, pemodelan, implementasi (konstruksi), dan pengujian. [Sumber : Pressman, Roger S Rekayasa Perangkat Lunak Buku Satu, Pendekatan Praktisi (Edisi 7). ANDI Yogyakarta.] Gambar 3.1 Metode Waterfall

98 A. Tahapan Metode Waterfall Dalam pengembangannya metode waterfall memiliki 5 tahapan yang saling terkait dan mempengaruhi, yaitu : 1. Requirement (Analisis Kebutuhan) Penulis melakukan analisa terhadap Sistem Informasi Kunjungan Pasien Rawat Jalan Guna Menunjang LB4 di UPT Puskesmas Griya Antapani Bandung adalah sistem informasi yang masih dilakukan secara manual dan belum terkomputerisasi. Adapun data yang diperlukan untuk kelancaran kegiatan kunjungan pasien rawat jalan ini yaitu Data Social Pasien, Data Klinis Pasien, Nama petugas dan Password untuk mengolah data. 2. System Design (Desain Sistem) Desain atau rancangan sistem merupakan tahap awal dalam fase pengembangan rekayasa produk, sistem atau penyusunan proses, yang bertujuan untuk menentukan spesifikasi detail dari komponenkomponen sistem informasi seperti brainware, software, hardware, dan data. 3. Penulisan Kode Program Dalam merancang dan mengembangkan sistem kunjungan pasien rawat jalan ini, penulis menggunakan aplikasi bahasa program Mirosoft Visual Studio 2010 untuk menjalakannya. 4. Pengujian Program

99 Pengujian software dilakukan untuk memastikan bahwa software yang dibuat telah sesuai dengan desainnya dan semua fungsi dapat berjalan dengan maksimal agar pada saat program dijalankan tidak ada lagi kesalahan-kesalahan yang akan terjadi dan jika terjadi kesalahan dapat segera diperbaiki. 5. Penerapan Program Penerapan program merupakan tahapan akhir dimana dalam pembuatan sebuah sistem yang telah lulus uji. Setelah melakukan analisa, design dan pengkodean maka sistem yang sudah jadi akan digunakan oleh user. B. Keuntungan Metode Waterfall Keuntungan Metode Waterfall antara lain : a. Kualitas dari sistem yang dihasilkan akan baik, dikarenakan olek pelaksanaannya yang secara bertahap sehingga terfokus pada tahap tertentu. b. Dokumen pengembangan sistem sangat terorganisir karena setiap fasenya harus terselesaikan dengan lengkap sebelum ke fase berikutnya. Jadi setiap fase atau tahapan akan mempunyai dikumen tertentu.

100 BAB IV ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 4.1 Tinjauan Organisasi A. Letak Geografis UPT Puskesmas Griya Antapani memiliki dua puskesmas jejaring yaitu Puskesmas Antapani dan Puskesmas Jajaway yang bersama-sama membina wilayah di Kecamatan Antapani. Wilayah kerja UPT Puskesmas Griya Antapani terdiri dari 4 (empat) kelurahan yaitu : 1. Kelurahan Antapani Kulon dengan luas wilayah 95 Ha 2. Kelurahan Antapani Wetan dengan luas wilayah 115 Ha 3. Kelurahan Antapani Tengah dengan luas wilayah 93 Ha 4. Kelurahan Antapani Kidul dengan luas wilayah 97,543 Ha Dengan luas keseluruhan Kecamatan Antapani adalah 400,543 Ha. Wilayah Kecamatan Antapani terbagi atas RW dan RT, sehingga pembagian ini juga dimanfaatkan oleh UPT Puskesmas Griya Antapani dan Puskesmas jejaringnya dalam membina kesehatan di wilayah kerjanya. Pembagian RW dan RT di tiap kelurahan adalah sebagai berikut:

101 1. Kelurahan Antapani Kulon : a. Jumlah Kepala Keluarga : 2721 KK b. Jumlah RT : 41 RT c. Jumlah RW : 7 RW d. Jumlah Rumah : 2016 Rumah 2. Kelurahan Antapani Wetan : a. Jumlah Kepala Keluarga : 5075 KK b. Jumlah RT : 69 RT c. Jumlah RW : 12 RW d. Jumlah Rumah : 3003 Rumah 3. Kelurahan Antapani Tengah : a. Jumlah Kepala Keluarga : 4474 KK b. Jumlah RT : 113 RT c. Jumlah RW : 24 RW d. Jumlah Rumah : 4414 Rumah 4. Kelurahan Antapani Kidul : a. Jumlah Kepala Keluarga : 4280 KK b. Jumlah RT : 112 RT c. Jumlah RW : 19 RW d. Jumlah Rumah : 4776 Rumah

102 Gambar 4.1 Peta Wilayah UPT Puskesmas Griya Antapani Bandung Sumber : Laporan Tahunan (2015) Wilayah Kecamatan Antapani pada umumnya merupakan komplek perumahan yang tertata rapi. Sebagian lain adalah penduduk perkampungan asli. Kecamatan Antapani merupakan wilayah kerja UPT Puskesmas Griya Antapani, terletak di ketinggian tanah dari permukaan laut 700 m dengan curah cujan rata-rata 2400 mm/tahun. Udara sehat serta suhu rata-rata 25 C. Jarak tempuh dari kelurahan 500 m, dari pemerintahan kecamatan 2 Km dan dari pemerintah kota jarak tempuhnya 6 Km. Kecamatan Antapani merupakan daerah yang datar, sehingga bukan merupakan daerah rawan longsor, akan tetapi daerah ini mempunyai potensi untuk bahaya banjir yang merupakan banjir kiriman. Oleh karena merupakan daerah pemukiman yang padat, wilayah Kecamatan Antapani juga memiliki potensi KLB Demam Berdarah Dengue ( DBD ) dan Demam Chikungunya.

103 Tabel 4.1 Situasi georafis di Wilayah UPT Puskesmas Griya Antapani Tahun 2015 NO KELURAHAN LUAS (Ha) JML Jarak Kondisi Keterjangkauan Rata-rata tempuh Ket WIL RT/RW Terjauh (Km) Roda 2 Roda 4 Jalan Kaki Roda 2 Roda Antapani Kulon 95 41/ Menit 12 Menit 2 Antapani Wetan / Menit 8 Menit 3 Antapani Tengah / Menit 20 Menit 4 Antapani Kidul / Menit 8 Menit JUMLAH /62 Sumber: Data Kecamatan Antapani 2015 Seluruh wilayah dapat dijangkau oleh kendaraan Roda 4 dan meskipun terdapat jalan gang, tetapi masih dapat terjangkau oleh kendaraan Roda 2 dan jalan kaki. Hal ini mempermudah petugas untuk menjangkau wilayah kerja serta memudahkan jika ada kasus-kasus yang perlu dirujuk. UPT Puskesmas Griya Antapani mudah dijangkau oleh masyarakat di wilayah kerja karena posisinya hampir ditengah-tengah Kelurahan Antapani Tengah, kecuali oleh masyarakat dari RW 22 dan RW 23 Kelurahan Antapani Tengah. Selain jauh, Angkutan Kota juga tidak ada yang melewati RW 22 dan RW 23, sehingga masyarakat di daerah tersebut yang juga status sosial ekonominya pada umumnya rendah, sulit untuk menjangkau Puskesmas. Sedangkan Puskesmas Antapani terletak dipinggir dibandingkan dengan wilayah kerjanya ( Kel. Antapani Kulon & Kel. Antapani

104 Wetan), sehingga masyarakat, khususnya dari Kel. Antapani Kulon dan masyarakat yang bertempat tinggal di daerah RW 10 Kel. Antapani Wetan agak sulit menjangkau Puskemas. Puskesmas Jajaway juga terletak dipinggir wilayah kerjanya ( Kel. Antapani Kidul ), dan Puskesmas ini sendiri tidak dilalui oleh angkutan umum, akibatnya Puskesmas Jajaway sulit dijangkau masyarakat terutama dari RW 01, 02, 03, 04, 05, 06, 07 dan 12 Kel. Antapani Kidul. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap kurangnya jumlah kunjungan pasien dari dalam wilayah kerja Puskesmas Jajaway dan lebih banyak kunjungan dari luar wilayah kerja ke Puskesmas Jajaway. B. Demografi 1. Jumlah dan komposisi penduduk berdasarkan golongan umur Tabel 4.2 Jumlah Penduduk dan Komposisi Penduduk di Wilayah UPT Puskesmas Griya Antapani Tahun 2015 No. Kelurahan Jml KK Jml Pddk Jumlah Penduduk Laki-laki Perempuan >65 JML >65 JML Antapani Kulon Antapani Wetan Antapani Tengah Antapani Kidul JUMLAH Sumber: Data Kecamatan Antapani 2015

105 Penduduk Kelurahan Antapani Tengah yang dibina oleh UPT Puskesmas Griya Antapani tahun 2015 berjumlah jiwa, yang terdiri dari laki-laki jiwa, dan perempuan jiwa. Jumlah ini kurang dari jumlah penduduk maksimal untuk satu wilayah kerja Puskesmas yaitu jiwa per satu Puskesmas. Penduduk di Kelurahan Antapani Kulon dan Kelurahan Antapani Wetan berjumlah Jiwa, sehingga jumlah penduduk yang dibina oleh Puskesmas Antapani tidak melebihi jumlah maksimal penduduk di satu wilayah kerja puskesmas. Sedangkan Penduduk di Kelurahan Antapani Kidul berjumlah jiwa artinya Puskesmas Jajaway juga memiliki jumlah penduduk binaan yang tidak melebihi batas maksimal. Dapat disimpulkan bahwa secara umum UPT Puskesmas Griya Antapani berserta jejaringnya memiliki jumlah penduduk binaan yang ideal untuk dibina, sehingga hal ini akan memudahkan Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan atau upaya-upaya kesehatan di wilayah kerjanya.

106 Grafik 4.1 Piramida Penduduk Tahun > Lali-laki Perempuan Sumber: Data Kecamatan Antapani 2015 Penduduk yang terbanyak di wilayah Kecamatan Antapani terdapat pada kelompok umur tahun sehingga dalam pelaksanaan program kesehatan perlu ditekankan pada penyakitpenyakit yang umum didapati pada golongan umur tersebut serta upaya kesehatan ibu. Dari piramida penduduk tampak sebaran penduduk terbesar pada usia Tahun, terlihat juga penduduk kelompok umur Tahun ( pra lansia ) yang lebih besar daripada kelompok umur anak dan remaja. Hal ini mengindikasikan bahwa penduduk usia tua akan semakin bertambah bahkan akan menjadi lebih besar dari kelompok usia muda. Masalah Kesehatan yang sering muncul pada kelompok pra lansia diantaranya penyakit Gastritis, Hipertensi, Myalgia, Artritis, Diabetes Melitus, Penyakit Jantung Koroner dan Anemia. Tampak bahwa komposisi Perempuan dan Laki-laki cukup seimbang dan kelompok terbanyak terdapat pada kelompok usia

107 SLTP /MTs SMU /MA SLTP /MTs SMU /MA produktif, sehingga dapat diperoleh gambaran bahwa tingkat sosial ekonomi masyarakat secara umum cukup baik. 2. Tingkat Pendidikan Berikut ini adalah tabel tingkat pendidikan penduduk di wilayah kerja UPT Puskesmas Griya Antapani dan Puskesmas jejaringnya pada penduduk dengan usia 10 tahun ke atas. Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan Di Wilayah UPT Puskesmas Griya Antapani Tahun 2015 Laki-laki Jumlah Penduduk Perempuan No Kelurahan Tdk/ blm sekola h & SD/ MI tdk/bl m tmt SD D1 / D3 S1 S2/ S3 JML Tdk/ blm sekola h & tdk/blm tmt SD SD/ MI D1 / D3 S1 S2/ S3 JML Antapani Kulon Antapani Wetan Antapani Tengah Antapani Kidul JUMLAH Sumber: Data Kecamatan Antapani 2015 Berdasarkan tingkat pendidikan yang ditamatkan, tampak bahwa sebagian besar penduduk memperoleh pendidikan formal, dimana dari antara penduduk yang mendapatkan pendidikan formal ini yang paling banyak adalah sampai tingkat SMU. Hal ini memudahkan dalam penyampaian informasi kesehatan. Akan tetapi masih banyak penduduk tidak tamat SD, sehingga saat menyampaikan informasi

108 kesehatan perlu dipergunakan bahasa dan media yang lebih sederhana dan lebih mudah dimengerti oleh masyarakat. 3. Pertumbuhan penduduk dan persebarannya. Pertumbuhan dan persebaran penduduk di wilayah kerja UPT Puskesmas Griya Antapani selama tahun Tabel 4.4 Pertumbuhan dan Persebaran Penduduk di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Griya Antapani Tahun 2015 No. Kelurahan Jumlah Rumah Tangga ( KK ) Rata-rata Jiwa/KK Kepadatan Penduduk (KM2) Pertumbuhan Penduduk Kel. Antapani Kulon Jiwa/Ha = 2721 Rata-Rata Jiwa/KK 3-4 Jiwa 2 Kel. Antapani Wetan Jiwa/Ha = 5075 Rata-Rata Jiwa/KK 3-4 Jiwa 3 Kel. AntapaniTengah Jiwa/Ha = 4474 Rata-Rata Jiwa/KK 4-5 Jiwa 4 Kel. Antapani Kidul Jiwa/Ha = 5004 Rata-Rata Jiwa/KK 4-5 Jiwa Kec. Antapani Jiwa/Ha = Rata-Rata Jiwa/KK 4-5 Jiwa JUMLAH Sumber: Data Kecamatan Antapani 2015 Kepadatan penduduk rata-rata di Kec. Antapani adalah 173 Jiwa/Ha. Tampak pula bahwa Kel. Antapani Kidul dan Kel. Antapani Tengah memiliki kepadatan penduduk yang lebih besar dari kepadatan penduduk rata-rata. Dengan adanya kepadatan penduduk seperti itu, perlu kita perhatikan penyakit-penyakit yang kemungkinan ditimbulkan, seperti TBC dan ISPA.

109 Apabila dibandingkan dengan tahun 2015, maka penduduk di setiap wilayah Kelurahan mengalami peningkatan karena adanya penambahan jumlah RT dan RW, sehingga hamper di seluruh Kelurahan mengalami peningkatan jumlah KK. Hal ini disebabkan dengan penambahan PUS baru. 4. Data pencaharian Penduduk Mata pencaharian penduduk di wilayah kerja UPT Puskesmas Griya Antapani sangat beragam seperti yang terlihat pada tabel 4.5 berikut ini. Tabel 4.5 Distribusi Produktivitas Penduduk Menurut Mata Pencaharian Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Griya Antapani Tahun 2015 No. JENIS MATA KELURAHAN PENCAHARIAN Antapani Kulon Antapani Wetan Antapani Tengah Antapani Kidul Jml PNS TNI/POLRI Dagang Pegawai Swasta Wiraswasta/Tani Lain-lain Tidak Bekerja Sumber: Data Kecamatan Antapani 2015 Sebagian besar pekerjaan / mata pencaharian penduduk Kecamatan Antapani adalah pegawai swasta ( orang) dan lainlain ( orang). Total penduduk yang bekerja adalah orang dari penduduk yang ada atau sebesar 66%. Adapun penduduk yang tidak bekerja adalah pelajar, mahasiswa, dan pensiunan.

110 Dengan adanya penduduk yang mempunyai pekerjaan sebagai Pegawai Swasta dan PNS dapat disimpulkan bahwa tingkat pendapatan masyarakat cukup baik dan daya beli masyarakat juga cukup baik. Hal ini berpengaruh kepada derajat kesehatan masyarakat karena masyarakat dapat membeli makanan yang bergizi dan dapat mengakses pelayanan kesehatan, baik milik Pemerintah maupun Swasta. 5. Jumlah Penduduk Miskin Tabel 4.6 Jumlah Penduduk Miskin Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Griya Antapani Tahun 2015 Jumlah penduduk Jumlah Kepala Keluarga KK Jml Maskin dlm SK Walikota No. KELURAHAN Seluruh nya Miskin Seluruh nya Jml % Jml % Jml % Jml % Antapani Kulon Antapani Wetan Antapani Tengah Antapani Kidul JUMLAH Sumber: BPS 2015 Miskin Yang memiliki kartu BPJS Yang belum memiliki kartu BPJS Dari data diatas diketahui bahwa penduduk miskin tahun 2015 sebesar 5154 Jiwa atau 7,27% dengan jumlah penduduk miskin terbanyak di Kel. Antapani Wetan. Penduduk miskin yang sudah tercantum di SK Walikota rata-rata sudah memiliki kartu Jamkesmas dan juga mengajukan Surat Keterangan Miskin ( SKM ), sehingga jumlahnya melebihi jumlah penduduk miskin yang didata

111 sebelumnya. Akan tetapi masih juga terdapat maskin yang belum mendapat kartu Jamkesmas ataupun tidak mengajukan SKM karena tidak memerlukannya. Masyarakat ini perlu untuk didata ulang oleh BPS dan segera memperoleh Kartu BPJS ( Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial ) sebagai masyarakat PBI ( Penerima Bantuan Iuran ). Hal ini dikarenakan berlakunya program pemerintah berupa Jaminan Kesehatan Nasional ( JKN ) pada tanggal 1 Januari 2014 untuk seluruh rakyat Indonesia. 6. Jumlah Penduduk Kelompok rentan / khusus Tabel 4.7 Jumlah Penduduk kelompok Rentan Di Wilayah UPT Puskesmas Griya Antapani Tahun 2015 Neo Anak Sekolah No. Kelurahan Bumil Bulin Buteki Bayi Balita LANSIA natus SD SMP SMA Antapani Kulon Antapani Wetan Antapani Tengah Antapani Kidul JUMLAH Sumber: BPS 2015 Kelompok rentan terbanyak adalah kelompok remaja serta lansia. Dalam penanganan masyarakat rentan ini perlu diprioritaskan untuk pelaksanaan pelayanan kesehatan remaja dan program lansia, sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan bagi remaja dan kualitas hidup bagi para lansia. Dalam pelayanan kesehatan remaja

112 perlu memperhatikan kondisi pergaulan dari remaja tersebut karena Kecamatan Antapani merupakan salah satu kantung HIV/AIDS yang disebarkan pengguna Napza suntik. C. Visi dan Misi UPT Puskesmas Griya Antapani a. Visi Puskesmas Bertekad menuju kecamatan antapani yang mandiri hidup sehat menuju (Bersih,Tertib,Berkarya,dan Dinamis ). b. Misi 1) Meningkatkan SDM Profesionalisme mental spiritual 2) Meningkatkan perberdayaan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat 3) Meningkatkan ketertiban administrasi pelayanan 4) Meningkatkan mutu pelayanan yang efektif dan efisien kepada masyarakat 5) Meningkatkan kerjasama lintas sekitar dan lintas program 4.2 Unit Kerja, Fungsi dan Tugas Pokok Urusan Rekam Medis 1. Urusan Rekam Medis Tugas pokok : pengolahan Rekam Medis Fungsi :

113 a. Membantu kepala Puskesmas dalam bidang perencanaan, pengaturan pelaporan dan pengawasan terhadap kelancaran rekam medis rawat jalan. b. Mengkoordinir pengumpulan dan pengolahan data yang berhubungan dengan pelayanan medis dan perawatan yang diberikan puskesmas. c. Mengkoordinir penyelenggaraan, pengadaan dan penyimpanan rekam medis rawat jalan. d. Menyediakan informasi kesehatan guna membantu pelaksanaan tugas lain dilingkungan puskesmas dalam kegiatan pendidikan, penelitian yang berhubungan denan data-data sistem medis sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan oleh kepala puskesmas e. Bertanggung jawab atas terselenggaranya pengadaan, penyediaan data dan ketertiban serta menjaga keamanan rekam medis. 2. Penerimaan atau Pencatatan Data Sosian Pasien Petugas Pendaftaran Pasien Rawat Jalan Tugas Pokok : Mencatat data social pasien pada rekam medis rawat jalan, untuk pasien baru dibuatkan KIB ( Kartu Identitas Berobat) maupun pasien lama. 3. Pencatatan dan Pelayanan Petugas distribusi rekam medis rawat jalan Tugas Pokok :

114 Mencatat data pasien yang akan berobat dan mengantar reka medis pasien ke poliklinik yang dituju. 4. Pengolahan data a. Koding Tugas Pokok : Menerima dan membaca diagnose pasien, kemudian member kode diagnose penyakit sesuai dengan buku ICD X. bila diagnosa sulit dibaca, petugas berhak untuk menanyakan secara langsung kepada dokter yang memberi pelayanan/ memeriksa. b. Penyimpanan atau Pengembalian Tugas Pokok : 1) Mengambil rekam medis rawat jalan untuk pasien yang telah berobat sebelumnya. 2) Menerima rekam medis raat jalan dari poliklinik untuk disimpan kembali. 4.3 Ketenagaan Putugas Rekam Medis UPT Puskesmas Griya Antapani Table 4.8 Ketenagaan Putugas Rekam Medis di UPT Puskesmas Griya Antapani NO Pendidikan Jumlah Status Kepegawaian 1 SMA 4 PNS JUMLAH 4 PNS

115 Sumber : UPT Puskesmas Griya Antapani (2015) 4.4 Jumlah Kunjungan Pasien Per Hari Petugas penerimaan pasien melayani jumlah kunjungan pasien per hari kurang lebih sebanyak 100 orang per haridengan ketentuan kerja setiap hari senin sampai hari sabtu, dengan penerimaan sebagai berikut: 1. Penerimaan pasien Senin-Sabtu : Pukul Istirahat Senin-Kamis dan Sabtu : Pukul Jum at : Pukul Pulang Senin-Sabtu : Pukul Struktur Organisasi Dalam menjalankan kepemimpinan seorang kepala UPT Puskesmas Griya Antapani dibantu oleh Sub Tata Usaha dan kelompok Jabatan Fungsional diantaranya Dokter, Bidan, Perawat, Gizi, Kesling, Obat dan Laboratorium. Kepala Sub Bagian membawahi diantaranya Bagian Kepegawaian, Bagian Umum dan Bagian Bendahara. Kepala Puskesmas juga membawahi diantaranya Bagian Promkes, Kesling, KIA/KB, Gizi, P2M, dan Pengobatan. Berikut adalah kepemimpinan di UPT Puskesmas Griya Antapani.

116 Gambar 4.2 Struktur Organisasi UPT Puskesmas Griya Antapani Sumber : UPT Puskesmas Griya Antapani (2015)

117 4.6 Uraian Prosedur Uraian prosedur merupakan cara yang dilakukan berulang-ulang yang menggambarkan jalannya alur pekerjaan untuk mencapai suatu tujuan. Didalam prosedur pendaftaran pasien yang berjalan di puskesmas saat ini melalui beberapa tahap. A. Prosedur pendaftaran pasien rawat jalan baru : 1. Pasien datang mengambil nomor antrian ke loket pendaftaran. 2. Pasien dipanggil sesuai dengan nomor urut dan poli tujuannya. 3. Petugas penerimaan pasien menanyakan apakah sebelumnya pasien sudah pernah berobat atau baru pertama kali datang bedorbat ke UPT Puskesmas Griya Antapani. 4. Apabila pasien baru pertama kali berobat, petugas mencatat identitas pasien di KIB ( Kartu Identitas Berobat) yang terdiri dari Nomor Rekam Medis, Nama KK (Kepala Keluarga), Nama Pasien, Tanggal Lahir, Alamat, Jenis Kelamin. 5. Data pasien yang berada di KIB ( Kartu Identitas Berobat) akan ditulis pada berkas rekam medis setelah mencatat data pasien, maka pasien mendapatkan satu nomor rekam medis. 6. Kemudian petugas memberikan KIB ( Kartu Identitas Berobat). 7. Pasien akan dipanggil sesuai dengan nomor antrian.

118 B. Prosedur pendaftaran pasien rawat jalan lama : 1. Pasien datang mengambil nomor antrian ke loket pendaftaran. 2. Pasien dipanggil sesuai dengan nomor urut dan poli tujuannya. 3. Petugas penerimaan pasien menanyakan apakah sebelumnya pasien sudah pernah berobat atau baru pertama kali datang berobat ke UPT Puskesmas Griya Antapani. 4. Apabila pasien sudah pernah berobat sebelumnya, maka petugas meminjam KIB ( Kartu Identitas Berobat) pasien. 5. Petugas melihat nomor rekam medis pada KIB ( Kartu Identitas Berobat) pasien dan meregistrasi sesuai dengan Poli yang dituju. 6. Kemudian petugas memberikan KIB ( Kartu Identitas Berobat) pada pasien. 7. Pasien akan dipanggil sesuai dengan nomor antrian. 4.7 Dekomposisi Fungsi Dekomposisi fungsi merupakan gambar tersusun tentang pemisahan fungsi-fungsi yang ada dalam organisasi. Di dalam hal dekomposisi fungsi mengenai sistem informasi pendaftaran pasien rawat jalan di UPT Puskesmas Griya Antapani, berjalan sebagau berikut : 1. Pencatatan identitas pasien pada berkas rekam medis. 2. Pemberian nomor rekam medis pada KIB (Kartu Identitas Berobat) dan berkas rekam medis. 3. Pemeriksaan pasien.

119 4. Pencatatan diagnosa pasien pada berkas rekam medis. 5. Melakukan pengkodean diagnosa. 6. Pemberian obat resep. 7. Pembuatan laporan LB4. Gambar 4.3 Dekomposisi Fungsi Sistem Informasi Manajemen Puskesmas Sumber : UPT Puskesmas Griya Antapani (2015) a. Analisis Masukan Analisis sistem ini berisikan informasi atau gambaran tentang data pasien yang dibutuhkan oleh sistem, format yang dimasukan atau input data yang berkaitan dengan sistem informasi pendaftaran pasien rawat jalan di UPT Puskesmas Griya Antapani Bandung sebagai berikut :

120 1. Pasien Baru Nama masukan Sumber Fungsi :form kunjungan pasien baru : petugas :sebagai data identitas pasien dan catatan kunjungan pasien ke poliklinik Waktu pengisian Item data :setiap pasien berobat :No.RM, nama kepala keluarga, nama pasien, tanggal lahir, umur, jenis kelamin, status, alamat lengkap. 2. Pasien Lama Nama masukan Sumber Fungsi : form kunjungan pasien lama : petugas :sebagai data identitas pasien dan catatan kunjungan pasien poliklinik Waktu pengisisan Item data :setiap pasien berobat :No.RM, nama kepala keluarga, nama pasien, tanggal lahir, umur, jenis kelamin, status, alamat lengkap. b. Analisis proses Proses pengolahan data sistem informasi manajemen Puskesnas yang berjalan di UPT Puskesmas Griya Antapani berjalan melalai beberapa tahap,

121 yang dalam proses pengolahannya sampai menjadi laporan LB4 dilakukan secara tertulis. Penjelasnya sebagai berikut : 1. Petugas mengumpulkan semua berkas rekam medis pasien yang berisikan data-data pasien. Proses pengumpulan berkas ini dilakukan setelah pasien selesai berobat. 2. Petugas mencatat semua kegiatan perpoli yang ada dipuskesmas. 3. Petugas mengelompokan data yang akan dimasukan pada laporan LB4 yang terdapat dilaporan pemeriksaan pasien. Diantaranya, data sasaran, pengunjung pukesmas, rawat jalan, rawat inap, upaya kesehatan mata, kegiatan penyuluhan dan JPKM kesehatan, upaya kesehatan lingkungan, gizi, kegiatan laboratorium, dan kegiatan transfuse darah. Proses pengumpulan data tersebut dilakukan secara manual,dan proses penghitungan akan dilakukan satu bulan sekali untuk laporan tiap bulan kemudian laporan dapat dicetak. c. Analisis Keluaran Dalam menentukan format keluaran diperlukan kecermatan, ketelitian, dan kesabaran karena keluaran dari suatu sistem merupakan hal yang menentukan dipakai atau tidaknya suatu sistem tersebut. Keluaran yang dihasilkan merupakan laporan laporan yang akurat, relevan, dan mudah dimengerti. Keluaran yang dihasilkan dari sistem informasi kunjungan pasien rawat jalan di UPT Puskesmas Griya Antapani Bandung adalah sebagai berikut :

122 Dokumen Distribusi Jumlah Frekuensi : Laporan Pemeriksaan, LB4 : Bagian pendaftaran ke staf TU : 3 rangkap : setiap satu bulan sekali 4.8 Analisis Proses yang sedang Berjalan A. Uraian Prosedur dan Aliran Kerja Dalam Use Case Diagram Use Case Diagram memperlihatkan hubungan-hubungan yang terjadi antara actor dengan proses didalam sistem. Adapun diagram usecase sistem informasi kunjungan pasien rawat jalan guna menunjang laporan LB4 di UPT Puskesmas Griya Antapani Bandung, sebagai berikut :

123 Gambar 4.4 Use Case Diagram Sistem Informasi Kunjungan Pasien Rawat Jalan di UPT Puskesmas Griya Antapani Sumber : Diolah, Penulis (2017) 1. Deskripsi Aktor Table 4.9 Tabel aktor sistem yang berjalan. No Aktor Deskripsi 1 Petugas Pendaftaran Actor yang berperan sebagai mencatat data pasien, membuat KIB, menyediakan berkas rekam medis. 2 Dokter Memeriksa dan mencatat

124 diagnosa pasien 3 Petugas TU Merekap laporan pemeriksaan dari setiap poli dan mengkategorikan dari laporan pemeriksaan untuk membuat laporan LB4. Sumber : Diolah, Penulis (2017) 2. Deskriptif Use Case Tabel 4.10 Tabel Use Case sistem yang berjalan NO Use Case Deskripsi 1 Pendaftaran Pasien Petugas pendaftaran melakukan identifikasi terhadap pasien, mengecek identitas pasien, melakukan pencatatan data pasien, dan membuat KIB (Kartu Identitas Berobat) yang akan selalu dibawa oleh pasien ketika hendak berobat kembali. 2 Pemeriksaan Pasien Dokter memeriksa pasien yang sudah terdaftar untuk berobat.

125 3 Mencatat Diagnosa Pasien Dokter mencatat semua diagnosa pasien pada saat beobat. 4 Merekap Laporan Pemeriksaan Merekap semua laporan pemeriksaan dari setiap poli. 4 Merekap Laporan LB4 Petugas mengkategorikan data pemeriksaan (rekam medis) pasien untuk merekap data menjadi sebuah laporan LB4 yang akan di serahkan kepada kepala puskesmas dan Dinas Kesehatan. Sumber : Diolah, Penulis (2017) B. Uraian Prosedur dan Aliran Kerja Activity Diagram Activity Diagram berfungsi untuk melakukan alur kerja (workflow) dari sistem informasi kunnjungan puskesmas.

126 Gambar 4.5 Activity Diagram Sistem Informasi Kunjungan Pasien di UPT Puskesmas Grya Antapani Bandung Sumber : Diolah, Penulis (2017)

127 1. Deskripsi Activity Diagram Table 4.11 Tabel Activity Diagram sistem yang berjalan NO Activity Deskripsi 1 Pendaftaran Pasien Petugas pendaftaran melakukan identifikasi terhadap pasien, mengecek identitas pasien, melakukan pencatatan data pasien, dan membuat KIB (Kartu Identitas Berobat) yang akan selalu dibawa oleh pasien ketika hendak berobat kembali. 2 Pemeriksaan Pasien Dokter memeriksa pasien yang sudah terdaftar untuk berobat. 3 Mencatat Diagnosa Pasien Dokter mencatat semua diagnosa pasien pada saat beobat. 4 Merekap Laporan Pemeriksaan Merekap semua laporan pemeriksaan dari setiap poli.

128 3 Merekap Laporan LB4 Petugas mengkategorikan data pemeriksaan (rekam medis) pasien untuk merekap data menjadi sebuah laporan LB4 yang akan di serahkan kepada kepala puskesmas dan Dinas Kesehatan. Sumber : Diolah, Penulis (2017) 4.9 Masalah yang Dihadapi Selama melakukan PKL (Praktek Kerja Lapangan) di UPT Puskesmas Griya Antapani selama tiga bulan, penulis menemukan permasalahan yang ada dalam sistem kunjungan dalam pembuatan laporan guna menunjang LB4 di UPT Puskesmas Griya Antapani Bandung, antara lain : a. Pengelolaan dan pengolahan data pada UPT Puskesmas Griya Antapani mengalami kesulitan dalam bentuk pencatatan yang harus dilakukan secara manual dan memerlukan konsentrasi tinggi sehingga mengakibatkan kurang efektifnya waktu yang diperlukan dalam mengkategorikan pencatatan laporan LB4 dan terjadinya keterlambatan penyerahan laporan. b. petugas melakukan pengisian laporan pada saat pendaftaran sehingga terjadinya penumpukan pasien yang belum dilayani.

129 c. kurang telitinya petugas dalam pengisian berkas rekam medis pasien yang dikarenakan banyaknya laporan yang harus diisi secara manual sehingga terjadinya ketidak lengkapan pada saat pengisian berkas rekam medis dan mengakibatkan keterlambatan pelaporan dengan tepat waktu Upaya Pemecahan Masalah Adapun upaya-upaya yang dilakukan pihak Puskesmas Griya Antapani dalam mengatasi masalah yang timbul dibagian pembuatan pelaporan guna menunjang LB4, yaitu : a. Untuk permasalahan keterlambatan pembuatan laporan, petugas medis telah menentukan jadwal pembuatan laporan bulanan serta penanggung jawab yaitu 1 mingu sebelum laporan dikumpulkan untuk meminimalisirkan terjadinya keterlambatan dalam pengumpulan laporan LB4. b. Untuk mengatasi penumpukan pasien yang belum dilayani petugas rekam medis dibantu oleh petugas-petugas diruangan lain, yang telah menyeselesaikan tugasnya. Sehingga penumpukan pasien pun bisa teratasi. c. Untuk masalah ketidak lengkapan berkas yang diisi petugas perlu melakukan pengecekan dalam mengisi berkas rekam medis pasien untuk menghindari kesalahan tersebut Kesimpulan Hasil Analisis

130 Dari hasil analisis yang telah dilakukan penulis terdapat beberapa kendala dalam kegiatan pelaporan terutama dalam mengkategorikan data yang akan dimasukan ke dalam laporan LB4, dikarenakan petugas mengalami kesulitan dalam bentuk pencatatan laporan yang harus dilakukan secara manual dan karena banyaknya laporan yang harus diisi secara manual petugas melakukan pengisian laporan pada saat pendaftaran pasien sehingga terjadinya penumpukan pasien, ketidak lengkapan berkas rekam medis dan keterlambatan penyerahan laporan. Maka penulis dapat menyimpulkan bahwa perlu adanya Sistem Informasi Kunjungan Pasien Rawat Jalan Guna Menunjang LB4 Menggunakan Microsoft Visual Studio 2010 sehingga dapat mengatasi keterlambatan penyerahan laporan dan meringankan beban petugas dalam pengolahan data rekam medis khususnya dalam kegiatan pelaporan LB4.

131 BAB V PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem merupakan tindak lanjut dari analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya yang menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk untuk menjadi solusi dari permasalahan yang terjadi, berdasarkan identifikasi pada proses analisis terhadap sistem yang berjalan. Tujuan peracangan sistem adalah untuk mendesain program dengan menggunakan bentuk operasi berupa diagram-diagram alur sistem. Dari tahapan perancangan sistem ini dapat,emghasilkan suatu sistem baru yang benar-benar dapat menjalankan semua aktivitas dengan baik sehingga yang dihasilkan sesuai dengan keinginan pengguna dan diharapkan dapat meminimalisir kesalahan Rancangan Fungsional Rancangan sistem yang digunakan oleh penulis adalah rancangan UML (Unified Modelling Language). UML adalah bahasa pemodelan untuk sistem paradigma berorientasi objek. A. Use Case Diagram 1. Petugas pendaftaran melakukan login. 2. Petugas pendaftaran menginput data pasien. 3. Petugas pendaftaran menginput pendaftaran pasien. 4. Dokter melakukan login.

132 5. Dokter menginput data pemeriksaan pasien yang berobat. 6. Petugas TU melakukan login. 7. Petugas TU mencetak laporan pemeriksaan. 8. Petugas TU mencetak laporan LB4. Gambar 5.1 Use Case Diagram Sumber : Diolah, Penulis (2017) Berikut adalah penjelasan dari gambar 5.1 Use Case Diagram : a. Use Case : Login Actor Deskripsi : Petugas Pendaftaran, Dokter, Petugas TU : Aktor melakukan login untuk dapat menggunakan aplikasi

133 Tabel 5.1 Deskripsi Use Case Login Aktor Sistem 1) Aplikasi pendaftaran pasien menampilkan halaman login. 2) Petugas pendaftaran memasukan username dan password. 3) Dokter memasukan username dan password. 4) Petugas TU memasukan username dan password. 4) Aplikasi pendaftaran pasien menampilkan halaman menu. Sumber : Diolah, Penulis (2017) b. Use Case : Input data pasien Actor Deskripsi : Petugas Pendaftaran : Petugas pendaftaran menginput dan menyimpan data pasien. Table 5.2 Deskripsi Use Case Input Data Pasien

134 Aktor Sistem 1) Aplikasi pendaftaran pasien menampilkan halaman pasien. 2) Petugas Pendaftaran memasukan data pasien. 3) Aplikasi pendaftaran pasien menyimpan data yang sudah dimasukan Sumber : Diolah, Penulis (2017) c. Use Case : Input data pendaftaran pasien Actor Deskripsi : Petugas Pendaftaran : Aktor menginput data pasien yang akan berobat dan menyimpannya. Tabel 5.3 Deskripsi Use Case Input Pendaftaran Pasien Aktor Sistem 1) Aplikasi pendaftaran pasien menampilkan halaman pendaftaran. 2) Petugas Pendaftaran memasukan data pasien. 3) Aplikasi pendaftaran pasien

135 menyimpan data yang sudah dimasukan Sumber : Diolah, Penulis (2017) d. Use Case : Input Data Pemeriksaan Pasien Actor Deskripsi : Petugas TU : Aktor menginput data Pemeriksaan pada saat pasien berobat dan menyimpannya. Tabel 5.4 Deskripsi Use Case Input Data LB4 Aktor Sistem 1) Aplikasi pendaftaran pasien menampilkan halaman Pemeriksaan. 2) Dokter memasukan data pemeriksaan pasien yang berobat. 3) Aplikasi pendaftaran pasien menyimpan data pemeriksaan pasien yang sudah dimasukan. Sumber : Diolah, Penulis (2017) e. Use Case : Cetak Laporan Pemeriksaan Actor Deskripsi : Petugas TU : Aktor Mencetak Laporan Pemeriksaan.

136 Tabel 5.5 Deskripsi Use Case Input Data LB4 Aktor Sistem 1) Aplikasi pendaftaran pasien menampilkan halaman laporan. 2) Petugas TU mencetak laporan pemeriksaan. 3) Aplikasi pendaftaran pasien menyimpan data laporan pemeriksaan yang sudah dicetak. Sumber : Diolah, Penulis (2017) f. Use Case : Cetak Laporan LB4 Actor Deskripsi : Petugas TU : Aktor mencetak laporan LB4 yang sudah disimpan. Tabel 5.6 Deskripsi Use Case Cetak Laporan LB4 Aktor Sistem

137 1) Aplikasi pendaftaran pasien menampilkan halaman laporan. 2) Petugas TU mencetak data LB4. 3) Aplikasi pendaftaran pasien menyimpan data laporan LB4 yang sudah dicetak. Sumber : Diolah, Penulis (2017) B. Class Diagram

138 Tabel 5.7 Deskripsi Class Login Gambar 5.2 Class Diagram Sumber : Diolah, Penulis (2017) No Field Name Data Type Field Description Size 1 Username Varchar 25 Username 2 Password Varchar 8 Password

139 Sumber : Diolah, Penulis (2017) Tabel 5.8 Deskripsi Class Pasien No Field Name Data Type Field Size Description 1 No_RM Varchar 6 No Rekam Medis 2 Nama_Pasien Varchar 50 Nama Pasien 3 Tanggal_Lahir Date Tanggal Lahir Pasien 4 Umur Varchar 3 Umur Pasien 5 Jenis Kelamin Varchar 20 Jenis Kelamin Pasien 6 Alamat Varchar 250 Alamat Pasien 7 No_Telpon Varchar 13 Nomor Telpon Pasien 8 Asuransi Varchar 10 Kartu Jaminan Kesehatan Pasien Sumber : Diolah, Penulis (2017) Tabel 5.9 Deskripsi Class Pendaftaran

140 No Field Name Data Type Field Description Size 1 No_RM Varchar 6 No Rekam Medis 2 Jenis_Kunjungan Varchar 20 Jenis Kunjungan Pasien 3 Nama_Poli Varchar 20 Nama Poli Sumber : Diolah, Penulis (2017) C. Activity Diagram Gambar 5.3 Activity Diagram Sumber : Diolah, Penulis (2017)

141 Table 5.10 Deskripsi Activity Diagram No Aktivitas Deskripsi 1 Display Tampilan Awal 2 Login Masuk Pengguna 3 Autentikasi Autentikasi username dan password masuk 4 Pendaftaran Input pendaftaran pasien Pasien 5 Pasien Input data pasien 6 Pemeriksaan Input data pemeriksaan pasien 6 Cetak Laporan Pemeriksaan Mencetak laporan pemeriksaan pasien yang sudah berobat 7 Cetak Laporan Mencetak laporan LB4 LB4 8 Logout Keluar system Sumber : Diolah, Penulis (2017)

142 D. Statechart Diagram Gambar 5.4 Statechart Diagram Sumber : Diolah, Penulis (2017) Table 5.11 Deskripsi Statechart Diagram No Aktivitas Deskripsi 1 Display Tampilan Awal 2 Login Masuk Pengguna

143 3 Autentikasi Autentikasi username dan password masuk 4 Pendaftaran Pasien Input pendaftaran pasien 5 Pasien Input data pasien 6 Pemeriksaan Input data pemeriksaan pasien 6 Cetak Laporan Pemeriksaan Mencetak laporan pemeriksaan pasien yang sudah berobat 7 Cetak Laporan LB4 Mencetak laporan LB4 8 Logout Keluar system Sumber : Diolah, Penulis (2017) E. Sequence Diagram 1. Sequence Diagram Petugas Pendaftaran Gambar 5.5 Sequence Diagram Petugas Pendaftaran

144 Sumber : Diolah, Penulis (2017) Table 5.12 Deskripsi Sequence Diagram Petugas Pendaftaran No Deskripsi 1 Petugas pendaftaran memilih untuk login 2 Petugas pendaftaran menginput username dan password 3 Kemudian memilih menu pasien 4 Petugas pendaftaran menginputkan data Pasien 5 Kemudian petugas pendaftaran masuk pada menu pendaftaran 6 Petugas pendaftaran menginputkan data pendaftaran pasien 6 Petugas pendaftaran melakukan logout 7 Petugas pendaftaran keluar dari system Sumber : Diolah, Penulis (2017) 2. Sequence Diagram Dokter

145 Gambar 5.6 Sequence Diagram Dokter Sumber : Diolah, Penulis (2017) Table 5.11 Deskripsi Sequence Diagram Dokter No Deskripsi 1 Dokter memilih untuk login 2 Dokter menginput username dan password 3 Kemudian memilih menu pemeriksaan 4 Dokter menginputkan data pemeriksaan pasien pada sistem 5 Dokter melakukan logout 6 Dokter keluar dari sistem Sumber : Diolah, Penulis (2017) 3. Sequence Diagram Petugas TU

146 Gambar 5.7 Sequence Diagram Petugas TU Sumber : Diolah, Penulis (2017) Table 5.14 Deskripsi Sequence Diagram Petugas TU No Deskripsi 1 Petugas TU memilih untuk login 2 Petugas TU menginput username dan password 3 Kemudian memilih menu laporan 4 Petugas TU mencetak laporan pemeriksaan 5 Kemudian petugas pendaftaran masuk pada menu pendaftaran 6 Petugas pendaftaran menginputkan data pendaftaran pasien 6 Petugas pendaftaran melakukan logout

147 7 Petugas pendaftaran keluar dari sistem Sumber : Diolah, Penulis (2017) F. Communication Diagram G. Component Diagram Gambar 5.8 Communication Diagram Sumber : Diolah, Penulis (2017)

148 Gambar 5.9 Component Diagram Sumber : Diolah, Penulis (2017) H. Deployment Diagram

149 Gambar 5.10 Component Diagram Sumber : Diolah, Penulis (2017) 4.13 Rancangan Basis Data Rancangan basis data adalah perancangan data yang tersimpat dimedia penyimpanan dan perangkat lunak yang akan memanipulasinya. Untuk mendukung perancangan antar muka, maka dibutuhkan data masukan, data proses dan data keluaran sebagai hasil interaksi sistem dengan pengguna. Maka rekayasa perangkat lunak menyediakan basis data untuk menyimpan data masukan dari pengguna. A. Basis Data

150 Berikut ini adalah uraian perancangan basis data sistem informasi kunjungan guna menunjang LB4 dengan menggunakan Microsoft Visual Studio 2010 di UPT Puskesmas Griya Antapani. a. Nama table : Pasien Fungsi Primary key : Menyimpan data pasien : No Rekam Medis Tabel 5.15 Struktur Tabel Pasien No Nama Field Jenis Lebar Keterangan 1 No_RM Varchar 6 Primary Key 2 Nama_Pasien Varchar 50 3 Tanggal_Lahir Date 11 4 Umur Varchar 3 5 Jenis_Kelamin Varchar 10 6 Agama Varchar 10 7 Alamat Varchar No_Telepon Varchar 12 9 Asuransi Varchar No_Asuransi Varchar 12 Sumber : Diolah, Penulis (2017) b. Nama tabel : Pendaftaran

151 Fungsi Primary key : Menyimpan data pasien : No RM Tabel 5.16 Struktur Tabel Pendaftaran No Nama Field Jenis Lebar Keterangan 1 No_RM Varchar 6 Primary Key 2 Nama_Pasien Varchar 50 3 Tanggal_Lahir Date 11 4 Umur Varchar 3 5 Jenis_Kelamin Varchar 10 6 Agama Varchar 10 7 Alamat Varchar Jenis_Kunjungan Varchar 50 9 Poliklinik Varchar Asuransi Varchar No_Asuransi Varchar Status_Periksa Varchar 5 13 Tanggal_Daftar Date Sumber : Diolah, Penulis (2017) c. Nama tabel : Pemeriksaan

152 Fungsi Primary key : Menyimpan data pemeriksaan pasien : Nama Poli Tabel 5.17 Struktur Tabel Pemeriksaan No Nama Field Jenis Lebar Keterangan 1 Nama_Poli Varchar 10 Primary Key 2 Tanggal_Berobat Date 11 3 No_RM Varchar 6 4 Nama_Pasien Varchar 50 5 Tanggal_Lahir Date 11 6 Umur Varchar 3 7 Jenis_Kelamin Varchar 10 8 Alamat Varchar Jenis_Kunjungan Varchar Asuransi Varchar No_Asuransi Varchar Nama_Dokter Varchar Keluhan Varchar Diagnosa Varchar 150

153 15 Tindakan Varchar 150 Sumber : Diolah, Penulis (2017) B. Skema Relasi Gambar 5.11 Skema Relasi Sumber : Diolah, Penulis (2017) 4.14 Rancangan Masukan Tabel 5.18 Rancangan Masukan No Masukan Item Data 1 Data Login Nama, Username,Password 2 Data Pasien No Rekam Medis, Nama, Tanggal Lahir, Umur, Jenis Kelamin, Agama, Alamat, Pendidikan, Pekerjaan, Status, No Telepon, Asuransi. 3 Data Pendaftaran No RM, Nama, Tanggal Lahir, Umur, Jenis Kelamin, Agama, Alamat, Jenis Kunjungan, Poliklinik, Asuransi.

154 4 Data Pemeriksaan Nama Poli, Tanggal Berobat, No RM, Nama, Tanggal Lahir, Umur, Jenis Kelamin, Agama, Alamat, Jenis Kunjungan, Asuransi, Nama Dokter, Anamnesa, Diagnosa, Tindakan. Sumber : Diolah, Penulis (2017) 4.15 Rancangan Keluaran Tabel 5.20 Rancangan Keluaran No Masukan Item Data 1 Laporan Pemeriksaan Laporan Pemeriksaan didapat dari data pemeriksaan pasien yang diinput oleh Dokter. 2 Laporan LB4 Laporan LB4 dari data yang dikategorikan didapat dari laporan pemeriksaan. Sumber : Diolah, Penulis (2017) 4.16 Rancangan Dialog Layar A. Rancangan Tampilan Login

155 Gambar 5.12 Tampilan Login Sumber : Diolah, Penulis (2017) B. Rancangan Tampilan Daftar

156 C. Rancangan Tampilan Utama Gambar 5.13 Tampilan Daftar Sumber : Diolah, Penulis (2017) D. Racangan Tampilan Pasien Gambar 5.14 Tampilan Utama Sumber : Diolah, Penulis (2017)

157 E. Rancangan Tampilan Pendaftaran Gambar 5.15 Tampilan Pasien Sumber : Diolah, Penulis (2017) F. Rancangan Tampilan Poliklinik Gambar 5.16 Tampilan Pendaftaran Sumber : Diolah, Penulis (2017)

158 Gambar 5.17 Tampilan Poliklinik Sumber : Diolah, Penulis (2017) G. Rancangan Tampilan Pemeriksaan Gambar 5.18 Tampilan Pemeriksaan Sumber : Diolah, Penulis (2017) H. Rancangan Tampilan Laporan

159 Gambar 5.19 Tampilan Laporan Sumber : Diolah, Penulis (2017) I. Rancangan Tampilan Laporan Pasien Gambar 5.20 Tampilan Laporan Pasien Sumber : Diolah, Penulis (2017) J. Rancangan Tampilan Laporan Kunjungan

160 Gambar 5.21 Tampilan Laporan Kunjungan Sumber : Diolah, Penulis (2017) K. Rancangan Tampilan Laporan Dokter Gambar 5.22 Tampilan Laporan Dokter Sumber : Diolah, Penulis (2017) L. Rancangan Tampilan Laporan Poliklinik

161 Gambar 5.23 Tampilan Laporan Poliklinik Sumber : Diolah, Penulis (2017) M. Rancangan Tampilan Laporan Asuransi Gambar 5.24 Tampilan Laporan Asuransi Sumber : Diolah, Penulis (2017) N. Rancangan Tampilan Laporan Pemeriksaan

162 Gambar 5.25 Tampilan Laporan Pemeriksaan Sumber : Diolah, Penulis (2017) O. Rancangan Tampilan Laporan LB Spesifikasi Hardware dan Software Gambar 5.26 Tampilan Laporan LB4 Sumber : Diolah, Penulis (2017)

163 A. Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware) Spesifikasi minimal perangkat keras yang digunakan dalam menjalankan Pengembangan Sistem Informasi Rekapitulasi Data Administrasi Pegawai ini adalah sebagai berikut: 1. Processor dengan kecepatan minimal Pentium IV 3,5 GHz 2. RAM minimal 1 GB 3. Ruang kosong Harddisk minimal 5 GB 4. VGA minimal 128 MB 5. Monitor Resolusi minimal 1024 x Keyboard dan mouse standar 7. Printer B. Spesifikasi Perangkat Lunak (Software) Kebutuhan perangkat lunak merupakan faktor - faktor yang harus dipenuhi untuk merancang sebuah perangkat lunak sehingga perangkat lunak tersebut sesuai dengan maksud dan tujuan pembuatannya. Beberapa perangkat lunak yang digunakan penulis untuk merancang sistem ini adalah sebagai berikut: 1. Windows 7 Ultimate 2. Browser Google Chrome versi 49.0 dan browser lainnya yang support HTML Tool rancangan diagram UML Diagram menggunakan Astah Professional.

164 4. Tool local server dan database menggunakan XAMPP Implementasi dan Pengujian Sistem Implementasi dialog layar dilakukan dengan setiap program yang dibangun dan pengkodeannya dalam bentuk file program. Berikut ini adalah implementasi dialog layar : A. Rancangan Tampilan Login Gambar 5.27 Tampilan Login Sumber : Diolah, Penulis (2017) B. Rancangan Tampilan Daftar

165 C. Rancangan Tampilan Home Gambar 5.28 Tampilan Daftar Sumber : Diolah, Penulis (2017) Gambar 5.29 Tampilan Home Sumber : Diolah, Penulis (2017) D. Racangan Tampilan Pasien

166 Gambar 5.30 Tampilan Pasien Sumber : Diolah, Penulis (2017) E. Rancangan Tampilan Pendaftaran F. Rancangan Tampilan Poliklinik Gambar 5.31 Tampilan Pendaftaran Sumber : Diolah, Penulis (2017)

167 Gambar 5.32 Tampilan Poliklinik Sumber : Diolah, Penulis (2017) G. Rancangan Tampilan Pemeriksaan H. Rancangan Tampilan Laporan Gambar 5.33 Tampilan Pemeriksaan Sumber : Diolah, Penulis (2017)

168 Gambar 5.34 Tampilan Laporan Sumber : Diolah, Penulis (2017) I. Rancangan Tampilan Laporan Pasien Gambar 5.35 Tampilan Laporan Pasien Sumber : Diolah, Penulis (2017) J. Rancangan Tampilan Laporan Kunjungan

SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN PUSKESMAS

SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN PUSKESMAS SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN PUSKESMAS MAKALAH ASKEB V TENTANG SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN PUSKESMAS D I S U S U N OLEH : RIZKY RAHMADHANI 0112042 DOSEN PEMBIMBING : YULIARNI S.SIT. MPH PRODI DIII

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN PUSKESMAS Merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota Bertanggung Jawab Terhadap Kesehatan di Satu

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

No. Kode : Terbitan : No. Revisi : Tgl.Mulai Berlaku:

No. Kode : Terbitan : No. Revisi : Tgl.Mulai Berlaku: PENCATATAN DAN PELAPORAN PUSKESMAS SPO No. Kode : Terbitan : No. Revisi : Tgl.Mulai Berlaku: Ditetapkan Oleh Kepala Puskesmas Wates PUSKESMAS WATES Halaman : 1 5 Drg. Citra Mayangsari NIP. 19820101 200604

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Definisi Rumah Sakit a. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN TINGKAT PUSKESMAS (SP2TP)

KERANGKA ACUAN KERJA SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN TINGKAT PUSKESMAS (SP2TP) KERANGKA ACUAN KERJA SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN TINGKAT PUSKESMAS (SP2TP) 1.Latar Belakang Sistem Pencatatan dan Pelaporan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas (SP3) merupakan instrumen vital

Lebih terperinci

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan I. Latar Belakang Beberapa pertimbangan dikeluarkannya Permenkes ini diantaranya, bahwa penyelenggaraan Pusat Kesehatan Masyarakat perlu ditata ulang untuk meningkatkan aksesibilitas, keterjangkauan, dan

Lebih terperinci

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang mempunyai tenaga medik, keperawatan, penunjang medik dan rujukan, pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Pengertian Rumah Sakit Rumah sakit adalah sebagai salah satu pelayanan kesehatan yang di harapkan dapat memberikan kepuasan pelayanan bagi pasien. Pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Puskesmas Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kenyamanan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam memperbaiki kualitas suatu organisasi atau instansi. Penggunaannya tidak

BAB I PENDAHULUAN. dalam memperbaiki kualitas suatu organisasi atau instansi. Penggunaannya tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini teknologi informasi dan komunikasi sangat berperan penting dalam memperbaiki kualitas suatu organisasi atau instansi. Penggunaannya tidak hanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Di dalam membahas pengertian rekam medis terlebih dahulu akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Di dalam membahas pengertian rekam medis terlebih dahulu akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. REKAM MEDIS Di dalam membahas pengertian rekam medis terlebih dahulu akan dikemukakan arti dari rekam medis itu sendiri. Rekam medis disini di artikan sebagai keterangan baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih. kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih. kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Puskesmas merupakan salah satu ujung tombak dalam hal pelayanan kesehatan yang dapat membantu mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, hal itu dikarenakan puskesmas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masayrakat setinggi-tingginya diwilayah kerjanya.

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masayrakat setinggi-tingginya diwilayah kerjanya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permenkes RI nomor 46 tahun 2015 pasal 1, Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 Puskesmas adalah unit pelaksananan teknik dinas kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan (kuratif) dan pemulihan

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan (kuratif) dan pemulihan 7 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rumah sakit merupakan suatu institusi di mana segenap lapisan masyarakat bisa datang untuk memperoleh upaya penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif). Upaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM RUJUKAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM RUJUKAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM RUJUKAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 15 Tahun : 2010 Seri : E PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Kinerja adalah penampilan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No.269 tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No.269 tahun 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Rekam Medis 1. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No.269 tahun 2008 adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,pemeriksaan,pengobatan,tindakan,pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Medis, pengertian sarana pelayanan kesehatan adalah tempat. untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Rumah sakit merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Medis, pengertian sarana pelayanan kesehatan adalah tempat. untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Rumah sakit merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Permenkes Nomor 269 Tahun 2008 tentang Rekam Medis, pengertian sarana pelayanan kesehatan adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang dapat

Lebih terperinci

PERANGKAT LUNAK REKAM MEDIS BAGI PEGAWAI DI RUMAH SAKIT UMUM BINA SEHAT BANDUNG

PERANGKAT LUNAK REKAM MEDIS BAGI PEGAWAI DI RUMAH SAKIT UMUM BINA SEHAT BANDUNG PERANGKAT LUNAK REKAM MEDIS BAGI PEGAWAI DI RUMAH SAKIT UMUM BINA SEHAT BANDUNG Endang Sunandar 1, Edwan Arif Gusaeni 2 Program Studi Sistem Informasi, STMIK LPKIA Bandung Jl. Soekarno Hatta No.456 Kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rumah Sakit merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang mutlak dibutuhkan oleh segenap lapisan masyarakat dalam upaya peningkatan derajat kesehatan baik individu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan lain yang telah diberikan pada pasien. (3) peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. (4)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan lain yang telah diberikan pada pasien. (3) peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. (4) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rekam Medis 1. Pengertian Rekam Medis Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT

Lebih terperinci

Bidan disini dapat berperan sebagai petugas administrasi, petugas pemberi pelayanan kesehatan serta petugas farmasi dan kasir (pembayaran).

Bidan disini dapat berperan sebagai petugas administrasi, petugas pemberi pelayanan kesehatan serta petugas farmasi dan kasir (pembayaran). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut PERMENKES No.269 /MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis. Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, diagnosa, tindakan

Lebih terperinci

TUGAS MANAJEMEN PELAYANAN RUMAH SAKIT

TUGAS MANAJEMEN PELAYANAN RUMAH SAKIT TUGAS MANAJEMEN PELAYANAN RUMAH SAKIT PENYUSUN : INDAH WIYANTI 201431350 UNIVERSITAS ESAUNGGUL FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2015 Buatlah prosedur pelayanan administrasi disertai langkah-demi langkah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAPUAS,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAPUAS, SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 15 TAHUN 2015 T E N T A N G IZIN OPERASIONAL PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DI KABUPATEN KAPUAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berkembangnya teknologi sistem informasi, maka penyajian informasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berkembangnya teknologi sistem informasi, maka penyajian informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya teknologi sistem informasi, maka penyajian informasi yang cepat dan efisien menjadi sangat dibutuhkan. Perkembangan teknologi yang semakin pesat saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beragam macamnya, salah satunya ialah puskesmas. Puskesmas adalah unit

BAB I PENDAHULUAN. beragam macamnya, salah satunya ialah puskesmas. Puskesmas adalah unit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fasilitas pelayanan kesehatan yang berkembang di Indonesia sangat beragam macamnya, salah satunya ialah puskesmas. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang terus mengalami perkembangan adalah rumah sakit.rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang terus mengalami perkembangan adalah rumah sakit.rumah sakit xv BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Indonesia saat ini telah memasuki era globalisasi yang terus-menerus mengalami perkembangan. Perkembangan yang terjadi tidak hanya pada bidang ilmu pengetahuan, teknologi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Dokumen adalah berkas yang berisikan data-data identitas, data. dalam suatu pelayanan kesehatan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Dokumen adalah berkas yang berisikan data-data identitas, data. dalam suatu pelayanan kesehatan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dokumen Rekam Medis 1. Pengertian Dokumen a. Dokumen adalah berkas yang berisikan data-data identitas, data sosial maupun data medis yang sewaktu-waktu bisa digunakan lagi dalam

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Klinik Gigi Klinik gigi berdasarkan peraturan menteri kesehatan RI nomor 920/Menkes/Per/XII/1986 adalah sarana layanan kesehatan gigi dan mulut yang diberikan kepada masyarakat.

Lebih terperinci

Sistem Informasi Kesehatan

Sistem Informasi Kesehatan Sistem Informasi Kesehatan Definisi Sistem : Sekumpulan komponen yang bekerja bersama untuk mencapai suatu tujuan Sistem Informasi : Sekumpulan komponen yang bekerja sama untuk menghasilkan suatu informasi

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. yaitu pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (1,2)

BAB 1 : PENDAHULUAN. yaitu pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (1,2) BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat untuk tetap bisa melaksanakan aktivitas sehari-hari. Berbagai macam sarana pelayanan kesehatan telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kuliah pengelolaan system rekam medis 1 yang diberikan dosen pengasuh, juga

BAB I PENDAHULUAN. kuliah pengelolaan system rekam medis 1 yang diberikan dosen pengasuh, juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Salah satu fungsi yang paling penting dari sebuah rumah sakit adalah menyediakan perawatan berkualitas tinggi terhadap pasien. Pimpinan rumah sakit bertanggung jawab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan begitu kompleksnya masalah hidup sekarang ini menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Rekam medis a. Pengertian rekam medis Menurut permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 rekam medis adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Rekam medis a. Pengertian rekam medis Menurut permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 rekam medis adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Rekam medis a. Pengertian rekam medis Menurut permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dokumen tentang identitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan salah satu sarana kesehatan dan tempat

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan salah satu sarana kesehatan dan tempat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit merupakan salah satu sarana kesehatan dan tempat penyelenggaraan upaya kesehatan serta suatu organisasi dengan sistem terbuka dan selalu berinteraksi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Salah satu fungsi dari Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Salah satu fungsi dari Rumah Sakit 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan UU RI no 44 tahun 2009, pengertian Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan di berbagai instansi kesehatan dengan dukungan dari

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan di berbagai instansi kesehatan dengan dukungan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyedia sarana pelayanan kesehatan harus selalu memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh lapisan masyarakat agar dapat terwujud derajat kesehatan yang optimal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tantangan pembangunan kesehatan menuntut adanya dukungan sumber daya yang cukup serta arah kebijakan dan strategi pembangunan kesehatan yang tepat. Namun, seringkali

Lebih terperinci

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK RSUD KOTA DEPOK 1 BAB I PENDAHULUAN Meningkatkan derajat kesehatan bagi semua lapisan masyarakat Kota Depok melalui pelayanan

Lebih terperinci

WALIKOTA TANGERANG SELATAN. Menimbang : a. bahwa pembangunan di bidang kesehatan pada. dasarnya ditujukan untuk peningkatan

WALIKOTA TANGERANG SELATAN. Menimbang : a. bahwa pembangunan di bidang kesehatan pada. dasarnya ditujukan untuk peningkatan PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBEBASAN RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DASAR DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT BAGI PENDUDUK KOTA TANGERANG

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. (1)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. (1) 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Rekam Medis Dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No.269 tahun 2008 tentang rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 46

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 46 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 46 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 182 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1. Analisa Organisasi 3.1.1. Puskesmas Kabupaten Maros Kabupaten Maros merupakan salah satu Kabupaten yang secara astronomi terletak dibagian Barat Sulawesi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing. Kewajiban lainnya adalah melakukan administrasi. medis yang tertib yaitu dengan sistem dan prosedur yang efisien dan

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing. Kewajiban lainnya adalah melakukan administrasi. medis yang tertib yaitu dengan sistem dan prosedur yang efisien dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fasilitas pelayanan kesehatan mempunyai kewajiban memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan pokok sasarannya masing-masing. Kewajiban lainnya adalah melakukan administrasi

Lebih terperinci

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Permenkes,

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Permenkes, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Puskesmas 2.1.1 Pengertian Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Pengertian Rumah Sakit Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersifat mutlak. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,

BAB I PENDAHULUAN. bersifat mutlak. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan pokok hidup manusia yang bersifat mutlak. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal

Lebih terperinci

Deskripsi: Sistem Informasi Kesehatan (SIK) di Puskesmas merupakan bagian dari sumber data dalam Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS).

Deskripsi: Sistem Informasi Kesehatan (SIK) di Puskesmas merupakan bagian dari sumber data dalam Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS). Deskripsi: Sistem Informasi Kesehatan (SIK) di Puskesmas merupakan bagian dari sumber data dalam Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS). SIK di puskesmas dikenal dengan Sistem Informasi Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hak atas kesehatan ini dilindungi oleh konstitusi, seperti : tercantum

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hak atas kesehatan ini dilindungi oleh konstitusi, seperti : tercantum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kesehatan adalah merupakan hak dan investasi bagi semua warga negara Indonesia. Hak atas kesehatan ini dilindungi oleh konstitusi, seperti : tercantum dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Pelayanan untuk pasien di rumah sakit umumnya meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas, Puskesmas adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas, Puskesmas adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas, Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan kepada masyarakat dituntut untuk melayani dengan cepat dan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan kepada masyarakat dituntut untuk melayani dengan cepat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia saat ini sudah memasuki era globalisasi. Setiap aspek kehidupan dituntut untuk bekerja dengan cepat dan tepat. Begitu juga dengan dunia kesehatan, sebagai salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelanggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelanggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelanggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Di masa yang lampau sistem kesehatan lebih banyak berorientasi pada penyakit, yaitu hanya

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS TAROGONG

PEDOMAN PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS TAROGONG PEDOMAN PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS TAROGONG BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Akreditasi Puskesmas dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama merupakan upaya peningkatan mutu dan kinerja pelayanan

Lebih terperinci

JURNAL SISTEM REKAM MEDIS RAWAT JALAN PADA PUSKESMAS PEMBANTU SUKOREJO DI KABUPATEN NGANJUK

JURNAL SISTEM REKAM MEDIS RAWAT JALAN PADA PUSKESMAS PEMBANTU SUKOREJO DI KABUPATEN NGANJUK JURNAL SISTEM REKAM MEDIS RAWAT JALAN PADA PUSKESMAS PEMBANTU SUKOREJO DI KABUPATEN NGANJUK SYSTEM OF OUTPATIENT MEDICAL RECORDS AT PUBLIC HEALTH SUKOREJO CENTERS IN THE DISTRICK NGANJUK Oleh: YAYAN BAGUS

Lebih terperinci

PROVINSI KALIMANTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SINGKAWANG,

PROVINSI KALIMANTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SINGKAWANG, WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 39 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT PADA DINAS KESEHATAN DAN KELUARGA BERENCANA

Lebih terperinci

PENINGKATAN MUTU PUSKESMAS AN PEDOMAN PENINGKATAN MUTU PUSKESMAS PINKER

PENINGKATAN MUTU PUSKESMAS AN PEDOMAN PENINGKATAN MUTU PUSKESMAS PINKER PENINGKAT MUTU PUSKESMAS PENINGKAT MUTU PUSKESMAS PINKER PENINGKAT MUTU PUSKESMAS BAB I PENDAHULU A. Latar Belakang Puskesmas merupakan pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit umum daerah di provinsi Jawa Timur merupakan salah satu rumah sakit yang cukup besar di wilayah Jawa Timur. Sebagian besar masyarakat yang menjadi pasien

Lebih terperinci

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 2, Juni 2017 ISSN

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 2, Juni 2017 ISSN MANAJEMEN ORGANISASI SUMBER DAYA MANUSIA DI UNIT KERJA REKAM MEDIK RUMAH SAKIT UMUM MUHAMMADIYAH PONOROGO Khasyyati Setya Wardani (STIkes Buana Husada Ponorogo) Rumpiati (STIkes Buana Husada Ponorogo)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk. memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan

BAB I PENDAHULUAN. sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk. memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah

Lebih terperinci

Perbedaan puskesmas dan klinik PUSKESMAS

Perbedaan puskesmas dan klinik PUSKESMAS Perbedaan puskesmas dan klinik PUSKESMAS 1. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih

Lebih terperinci

PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS

PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS DASAR : 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat 2. Peraturan Meteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Rumah Sakit 2.1.1 Sistem Sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan dengan suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menemukan dan menggunakan teknologi untuk mengeksploatasi alam dalam. manusia dengan ruang dan waktunya (Kusumadewi, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. menemukan dan menggunakan teknologi untuk mengeksploatasi alam dalam. manusia dengan ruang dan waktunya (Kusumadewi, 2009). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia yang dikaruniai akal dan budi akan selalu berusaha dalam menemukan dan menggunakan teknologi untuk mengeksploatasi alam dalam kehidupannya. Perkembangan dalam

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS ADMINISTRASI KLAIM DAN VERIFIKASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT 2008 PADA PEMBERI PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT LANJUTAN

PETUNJUK TEKNIS ADMINISTRASI KLAIM DAN VERIFIKASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT 2008 PADA PEMBERI PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT LANJUTAN PETUNJUK TEKNIS ADMINISTRASI KLAIM DAN VERIFIKASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT 2008 PADA PEMBERI PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT LANJUTAN I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Jaminan Pelayanan Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini perkembangan teknologi informasi di dunia semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini perkembangan teknologi informasi di dunia semakin berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini perkembangan teknologi informasi di dunia semakin berkembang pesat, di mana teknologi informasi yang beredar sekarang dapat dirasakan dimanapun berada. Manusia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang Undang Nomor 24 tahun 2011 mengatakan bahwa. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang Undang Nomor 24 tahun 2011 mengatakan bahwa. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) 2.1.1. Definisi Menurut Undang Undang Nomor 24 tahun 2011 mengatakan bahwa Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum

Lebih terperinci

TINJAUAN FAKTOR PENYEBAB WAKTU TUNGGU PELAYANAN PENDAFTARAN PASIEN UMUM RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN

TINJAUAN FAKTOR PENYEBAB WAKTU TUNGGU PELAYANAN PENDAFTARAN PASIEN UMUM RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN TINJAUAN FAKTOR PENYEBAB WAKTU TUNGGU PELAYANAN PENDAFTARAN PASIEN UMUM RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN Christina Sulistiyorini 1, Tri Lestari 2, Rohmadi 2 Mahasiswa APIKES Mitra Husada Karanganyar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no 75 tahun 2014 tentang Puskesmas, Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (IPTEK) yang ditemukan seperti berbagai peralatan canggih dibidang

BAB I PENDAHULUAN. (IPTEK) yang ditemukan seperti berbagai peralatan canggih dibidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini pembangunan dibidang kesehatan sangat pesat kemajuannya. Banyak perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang ditemukan seperti

Lebih terperinci

PUSKESMAS. VISI Tercapainya Kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat 2010

PUSKESMAS. VISI Tercapainya Kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat 2010 PUSKESMAS VISI Tercapainya Kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat 2010 Masyarakat yang hidup dlm lingk dan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau yankes yang bermutu secara adil

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH

KERANGKA ACUAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH KERANGKA ACUAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH 1. PENDAHULUAN Permasalahan kesehatan yang dihadapi sampai saat ini cukup kompleks, karena upaya kesehatan belum dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Berdasarkan

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu institusi pelayanan umum membutuhkan keberadaan suatu sistem informasi yang akurat dan handal, serta cukup memadai untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Perawatan Kesehatan Masyarakat Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya pelayanan keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spriritual yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spriritual yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perawat 1. Pengertian Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rekam medis harus dijaga kerahasiaannya. (1) c. Rekam medis dalam arti sempit dimaksud kasus-kasus yang tercatat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rekam medis harus dijaga kerahasiaannya. (1) c. Rekam medis dalam arti sempit dimaksud kasus-kasus yang tercatat BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rekam Medis 1. Pengertian Rekam Medis a. Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan

Lebih terperinci

JENIS FORMULIR REKAM MEDIS

JENIS FORMULIR REKAM MEDIS JENIS FORMULIR REKAM MEDIS Formulir kertas Formulir elektronik Formulir elektronik merupakan ruang yang ditayangkan dalam layar komputer yang digunakan untuk mencatat data yang akan diolah dalam pengolahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alenia 4 adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan

Lebih terperinci

Perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat mengutamakan pelayanan promotif dan preventif

Perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat mengutamakan pelayanan promotif dan preventif Perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif

Lebih terperinci

MANAJEMEN REKAM MEDIS DALAM STANDAR AKREDITASI VERSI 2012

MANAJEMEN REKAM MEDIS DALAM STANDAR AKREDITASI VERSI 2012 MANAJEMEN REKAM MEDIS DALAM STANDAR AKREDITASI VERSI 2012 EMAN SULAEMAN, SKM DPP PORMIKI (Perhimpunan Profesional Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia) TUJUAN AKREDITASI (PMK NO.12/2012 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut UU No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rekam Medis 1. Pengertian Disebutkan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis, sarana pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis, sarana pelayanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis, sarana pelayanan kesehatan adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya jasa pelayanan kesehatan pada rumah sakit ataupun klinik adalah bentuk dari sebuah praktik bisnis. Selain mengedepankan kesehatan masyarakat, seharusnya

Lebih terperinci

RIATI ANGGRIANI,SH,MARS,MHum ANGGOTA PERHUKI DKI

RIATI ANGGRIANI,SH,MARS,MHum ANGGOTA PERHUKI DKI RIATI ANGGRIANI,SH,MARS,MHum ANGGOTA PERHUKI DKI DASAR HUKUM UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 1992 TENTANG KESEHATAN. UNDANG-UNDANG NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PUSKESMAS DAN KLINIK

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PUSKESMAS DAN KLINIK KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PUSKESMAS DAN KLINIK KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Dr. dr. H. Rachmat Latief, Sp.PD. KPTI, M.Kes., FINASIM Disampaikan pada PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIS PENDAMPING

Lebih terperinci

I. PENDAHULAN. Puskesmas merupakan suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang

I. PENDAHULAN. Puskesmas merupakan suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang 1 I. PENDAHULAN 1.1 Latar Belakang Puskesmas merupakan suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan yang memiliki misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang melaksanakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Kepuasan 1.1 Defenisi Kepuasan Pasien Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan. Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan. Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Sebagai

Lebih terperinci