Design Transporter of Waste in Waterways
|
|
- Widyawati Makmur
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 I PUTU ANGGA KRISTYAWAN dkk. Rancang Bangun Alat ISBN : olume 1, Nomor 1, Maret 2015 Pages: xx-xx Rancang Bangun Alat Pengangkat Sampah pada Saluran Air Design Transporter of Waste in Waterways I PUTU ANGGA KRISTYAWAN *, MANIS YULIANI, IKBAL, RUDI NUGROHO Pusat Teknologi Lingkungan, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Puspiptek Area, Gedung 820 Geostek, Tangerang Selatan, Banten Telp Fax * putu.angga@bppt..go.id. PENDAHULUAN Indonesia diestimasi membuang sampah plastik ke laut sebesar 0,48 1,29 metric million tons pertahunnya (Janbeck et al 2015). Nilai ini diperoleh dengan mempertimbangkan tingkat ekonomi, populasi, sampah yang dihasilkan perorang dan persentase kesalahan dalam pengelolaan sampah. Dengan nilai tersebut, Indonesia mampu meraih posisi kedua dalam kumpulan negara negara penyumbang polusi sampah plastik di laut. Keberadaan sampah plastik dan juga sampah lainnya di laut menimbulkan permasalahan. Sampah plastik di laut dapat ditemui pada badan air maupun di dasar air laut. Sampah plastik di dalam laut dikategorikan menjadi macroplastic dan microplastic. Sampah plastik tersebut yang akan menumpuk di beberapa organisme seperti ikan, burung laut atau singa laut (Li, 2016). Tercemarnya laut akibat sampah plastik dapat dicegah dengan menerapkan tindakan pencegahan berupa peraturan, pendidikan dan teknologi (Derraik, 2002). Pengelolaan yang tepat dapat mengurangi jumlah sampah plastik di laut. Sampah plastik memiliki potensi untuk digunakan kembali. Sampah plastik dapat digunakan menjadi bahan pembuatan beton (Dutta et al., 2016) dan juga sebagai bahan campuran pembuat jalan (Appiah et.al., 2017). Selain dilakukan daur ulang, plastik juga telah dibuat dengan lebih ramah lingkungan. Selain mengembangkan teknologi tersebut, perlu diaplikasikan teknologi yang menanggulangi sumber sampah di laut. Sampah yang terbuang di laut tidak hanya plastik. Sampah yang terbuang di laut bersumber dari sampah yang dibuang di sungai. Perilaku membuang sampah sembarang memang masih menjadi masalah di Indonesia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, seharusnya perhatian lebih diberikan kepada hal yang menyangkut pengumpulan sampah serta perilaku sosial budaya di Indonesia (Mac Rae et.al., 2015). Apalagi masyarakat masih menggunakan cara tradisional yaitu membuang sampah di sungai untuk membersihkan sampah di pemukiman (Nurhidayat,2013). Telah ada beberapa teknologi yang diciptakan untuk mengatasi permasalahan sungai yang ditimbulkan oleh sampah. Salah satunya adalah Trash Wheel (Lindquist,2016) yang mampu mengangkat sampah di sungai sebesar 19,09 ton perbulan. Teknologi ini dimanfaatkan di sungai Baltimore, Amerika Serikat. Teknologi lain yang telah ada adalah pengumpul sampah sungai bergerak. Terdapat banyak jenis dari teknologi ini. Kontur sungai Baltimore yang sudah tertata sangat mendukung aplikasi teknologi ini. Kondisi sungai di Indonesia sangat berbeda dengan sungai Baltimore. Sungai di Indonesia sebagian besar dibiarkan sesuai kondisi alaminya dan masih banyak pemukiman di sekitaran sungai. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 38 Tahun 2011, sungai diartikan sebagai suatu wadah air alami mulai dari hulu hingga ke muara yang dibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan. Wadah air ini selain menerima air dari hujan juga ada yang menerima air dari saluran air 34
2 atau drainase. Saluran air yang dimaksud adalah saluran air primer, saluran air tersier maupun saluran air sekunder. Walaupun tidak diketahui jumlah pastinya, saluran air tersebut ada yang dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah oleh penduduk. Terutama saluran air yang berdekatan dengan pemukiman penduduk. Menyesuaikan dengan kondisi Indonesia tersebut maka kegiatan ini bertujuan untuk merancang alat pengangkat sampah yang sesuai dengan kondisi saluran air di Indonesia. BAHAN DAN METODE Skema Pengujian Perancangan alat pengangkat sampah dikhususkan untuk saluran air. Alat pengangkat sampah terdiri atas : satu set conveyor pengangkut sampah, satu set conveyor pemindah sampah dan satu set bak penampung. Alat pengangkat sampah menggunakan chain conveyor. Conveyor disusun oleh spigot L dengan jarak antar spigot hanya 1 cm. Design conveyor yang difungsikan sebagai pengangkut sampah dan pemindah sampah adalah sama. Conveyor pengangkut sampah berfungsi untuk memindahkan sampah dari saluran air ke conveyor pemindah sampah. Conveyor pemindah sampah berfungsi untuk memindahkan sampah ke bak pengumpul. Conveyor digerakkan oleh motor dengan kecepatan 1200 RPM. Alat pengangkut sampah ini kemudian diletakkan diaatas sebuah simulator saluran air. Simulator saluran air merupakan sebuah kolam seperti pada Gambar 1. Kolam air berupa saluran tertutup dengan pedal untuk menimbulkan arus. Lebar saluran adalah 60 cm dengan kedalaman 40 cm. Pedal untuk saluran air digerakkan oleh sebuah motor dengan kecepatan 1400 RPM dihubungkan dengan speed reducer (ratio 1:60). Pengujian akan dilakukan untuk dua tahapan. Tahapan yang pertama adalah mengetahui jenis sampah yang bisa diangkut oleh alat. Tahapan kedua adalah mengetahui kapasitas alat pengangkut sampah. Bahan Pengujian Alat Pengangkat Sampah Bahan pengujian untuk alat pengangkat sampah merupakan sampah yang memiliki potensi mengapung pada saluran air. Sampah yang dijadikan bahan pengujian adalah : Kertas, Sachet Kopi, Styrofoam, Kayu, Plastik kresek, Botol air 250 ml utuh, botol air 250 ml remuk, daun, kaleng aluminium 110 ml utuh, dan kaleng aluminium 110 ml remuk. Untuk simulator air sungai, menggunakan air yang berasal dari PDAM dengan ketinggian 30 cm. 35
3 Gambar 1. Pemasangan alat pengangkut sampah pada simulator saluran air Cara Kerja Pengujian Alat Pengangkat Sampah a. Jenis Sampah yang dapat diangkat oleh alat Cara kerja yang dilakukan dalam pengujian tahap pertama, yaitu untuk mengetahui jenis sampah yang dapat diangkut oleh alat adalah sebagai berikut : Gambar 2. Cara kerja pengujian jenis sampah yang dapat diangkat oleh alat Bahan pengujian dipilah berdasarkan jenisnya. Jenis sampah yang dikelompokkan secara spesifik dimana sampah dikelompokkan menjadi sampah kertas, sachet kopi, Styrofoam, kayu, plastik kresek, botol air, daun dan kaleng aluminium. Satu persatu kelompok sampah kemudian dimasukkan ke dalam simulator saluran air, dimulai dari sampah sachet kopi. Sampah sachet kopi yang masuk kemudian diamati. Data yang diambil adalah lama waktu sampah sachet kopi diangkat dari permukaan air menuju ke penampungan. Lama waktu pengangkutan sampah dicatat menggunakan stopwatch. Perilaku sampah selama dinaikkan juga dicatat. Setelah selesai dengan sampah sachet kopi, dilanjutkan dengan jenis sampah lainnya. Data yang juga diambil adalah waktu pengangkutan sampah dan perilaku jenis sampah ketika 36
4 dinaikkan. Pengujian berhenti pada saat seluruh jenis sampah telah diujikan satu persatu. b. Kapasitas alat pengangkat sampah Kapasitas pengangkatan sampah diukur berdasarkan sampah tercampur. Pengujiannya dilakukan dengan cara kerja sebagai berikut : Gambar 3. Cara kerja kapasitas alat pengangkut sampah Sampah campuran diukur berat dan volumenya. Berat diukur menggunakan timbangan duduk. Volume sampah diukur melalui volume bak penampung yang dipenuhi oleh sampah. Panjang, lebar dan tinggi bak penampung merepresentasikan volume sampah campuran yang digunakan dalam pengujian. Sampah campuran kemudian dimasukkan kedalam simulator saluran air. Waktu pengangkutan seluruh sampah campuran diukur menggunakan stopwatch. Berat sampah campuran yang terangkat diukur menggunakan timbangan. Pengukuran volume sampah campuran yang terangkat juga dihitung lewat volume bak penampung. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengujian dibagi atas dua sub berdasarkan pengujian yang dilakukan. Pengujian yang pertama adalah untuk mengetahui jenis sampah yang dapat diangkat, lama waktu pengangkutan dan perilaku sampah yang diangkat. Hasil pengujian pertama disajikan melalui ilustrasi jenis sampah diurutkan berdasarkan waktu pengangkatan. Hasil pengujian kedua merupakan kapasitas pengangkatan sampah. Dalam pengujian kedua dilakukan tiga kali pengulangan, hasil pengujian disajikan lewat table. Hasil Pengujian Jenis Sampah yang dapat diangkat Alat Pengangkat Sampah Hasil pengujian menunjukkan bahwa semua jenis sampah yang diujikan dapat diangkat oleh alat pengangkat sampah (Gambar 2). Waktu yang diperlukan untuk mengangkat sampah oleh alat pengangkut sampah bervariasi. Sampah seperti sachet kopi, kayu, plastik kresek, botol air, daun dan kaleng aluminium dapat diangkat dengan waktu antara detik. Sampah styrofoam baru bisa diangkat setelah 41 detik. Hasil Pengujian Kapasitas Alat Pengangkat Sampah Pengujian kapasitas alat pengangkat sampah dilakukan sebanyak tiga kali dan diambil rata rata untuk menentukan kapasitas pengangkatan (Tabel 1). Rata rata volume sampah yang dapat diangkat adalah m3/jam dan berat sampah yang dapat diangkut 2,89 kg/menit. 37
5 Gambar 4. Perbandingan waktu antara jenis sampah yang diangkut alat pengangkut sampah Tabel 1. Kapasitas alat pengangkut sampah Percobaan Volume (m 3 ) Berat (kg) Waktu (menit) Volume (m 3 / menit) Kapasitas Berat (kg/menit) I II III Rata-rata Pembahasan Sampah sachet kopi berbentuk persegi, tipis, dan tekstur yang keras. Sampah jenis ini bisa terangkat tetapi ada beberapa yang lolos dari conveyor pengangkat sampah. Sampah kayu memiliki ukuran 22 cm x 7 cm x 3 cm. Permukaan sampah kayu kasar dan bisa terangkat dari posisi horizontal maupun vertical. Sampah botol plastik yang masih utuh hanya bisa terangkat dalam posisi horizontal. Sampah botol plastik yang sudah remuk mudah terangkat baik pada posisi horizontal maupun vertical. Sampah plastik kresek tidak beraturan dan sangat tipis. Sampah jenis ini dapat terangkat namun ada beberapa sampah plastik yang melilit poros rantai. Sampah daun dengan bentuk yang tidak beraturan, tipis dan tekstur yang kasar dapat terangkat oleh conveyor. Sampah daun juga mudah lolos dari bawah conveyor. Kontur aliran air yang timbul akibat adanya conveyor menyebabkan ada beberapa daun yang tertekan kedalam aliran dan baru muncul ke permukaan lagi di belakang conveyor. Sampah kaleng aluminium yang masih utuh dapat terangkat pada posisi 38
6 horizontal. Sampah kaleng lebih mudah terangkat pada kondisi telah remuk. Sampah jenis styrofoam memerlukan waktu yang lebih lama untuk diangkat hingga 41 detik. Hal ini disebabkan karena permukaan Styrofoam yang licin. Permukaan licin styrofoam menyebabkan sampah styrofoam sering kembali ke permukaan air. Hal lain yang memepengaruhi lama pengangkatan sampah styrofoam adalah ukuran. Ukuran styrofoam yang digunakan melebih tinggi tiang conveyor pemindah sampah. Ukuran styrofoam 48 cm x 22 cm x 7 cm, sedangkan tinggi rangka hanya 13 cm. Sampah styrofoam akhirnya bisa dipindahkan karena rangka mampu menghancurkan sampah styrofoam. Setelah dicoba dengan ukuran yang lebih kecil yaitu 7 cm x 4 cm x 1 cm, sampah styrofoam dapat diangkat dengan waktu 15 detik. Prototipe alat pengangkut sampah memiliki rata rata kapasitas pengangkutan 2,89 kg/menit. Jika beroperasi terus menerus selama satu bulan, maka alat ini dapat mengangkut 126,582 ton. Jumlah ini jauh lebih besar dibandingkan dengan kapasitas Mr. Trash Wheels yang mencapai 19,09 ton perbulan (Lindquist,2016). KESIMPULAN Kegiatan ini telah berhasil merancang alat pengangkat sampah untuk saluran air. Sampah yang dapat diangkat adalah sampah styrofoam, sachet kopi, kayu, plastik kresek, botol air, daun dan kaleng aluminium. Rata rata sampah dapat diangkat dengan waktu antara detik. Kapasitas pengangkatan sampah mencapai m 3 /menit atau 2,89 kg/menit. Ucapan Terima Kasih Terimakasih kepada Pusat Teknologi Lingkungan, TPSA, BPPT yang telah mendukung pendanaan kegiatan ini dan juga dukungan dari berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu - persatu. DAFTAR PUSTAKA Appiah, Johnson Kwabena. Berko-Boateng, Victor Nana. Tagbor, Trinity Ama Use of waste plastic materials for road construction in Ghana. Case Studies in Construction Materials,6, 1 7 Concord Consulting No time to waste: Indonesia s Garbage Problem. INA MAGAZINE Derraik, Jose G.B The pollution of the marine environment by plastic debris: a review. Marine Pollution Bulletin, 44, Dutta, Sushovan. Nadaf, M.B. Mandal, J.N An Overview on the Use of Waste Plastic Bottles and Fly Ash in Civil Engineering Applications. Procedia Environmental Sciences, 35, Jambeck, Jenna R. Geyer, Roland. Wilcox, Chris. Siegler, Theodore R. Perryman, Miriam. Andrady, Anthony. Narayan, Ramani. Law, Kara Lavender Plastic waste inputs from land into the ocean. Science, 347, Li, W.C. Tse, H. F. and Fok, L Plastic waste in the marine environment: A review of sources, occurrence and effects. Science of the Total Environment, , Lindquist, Adam Baltimore s Mr. Trash Wheel. The Journal of Ocean Technology,11-2,
7 MacRae, Graeme The weak link in waste management in tropical Asia? Solid waste collection in Bali. Habitat International, 150, Nurhidayat, Ade Komposisi timbulan limbah padat dan kualitas air sungai sugutamu pada sub-das sugutamu. FT UI Singh, P. and Sharma, V.P Integrated Plastic Waste Management : Environmental and Improved Health Approaches. Procedia Environmental Sciences, 35, PROFIL PENULIS I Putu Angga Kristyawan, lahir di Buleleng 6 Agustus Menyelesaikan studi S1 di Jurusan Teknik Fisika ITS di tahun Sejak tahun 2015 bekerja di unit Pusat Teknologi Lingkungan, Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Selama bekerja aktif mengikuti kegiatan kerekayasaan terutama dalam bidang pengolahan sampah dan limbah cair. Penulis dapat dihubungi melalui putu.angga@bppt.go.id Manis Yuliani, lahir di Sragen pada tanggal 12 Juli Merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan masa sekolah TK sampai SMA di kota Klaten. Tahun 2006, penulis lulus SMA dan masuk ke jenjang perkuliahan S1 Jurusan Teknik Kimia di Universitas Sebelas Maret (UNS). Tahun 2011, penulis menamatkan jenjang S1- nya, kemudian bekerja sebagai Tester and Trainer di PT. Astra Graphia Information Technology (AGIT) sampai tahun Dari tahun 2013 sampai sekarang, penulis bekerja sebagai staf Perekayasa Pertama di Pusat Teknologi Lingkungan Kedeputian Bidang Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam, BPPT. Ikbal, lahir di Lintau, Sumatera Barat pada tanggal 9 April Menyelesaikan pendidikan S1 di Jurusan Teknik Kimia, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Menamatkan S2 tahun 1992, S3 tahun 1995 di Graduate School of Engineering, Kumamoto University, Jepang. Judul Tesis S3 Development of Anaerobic Precess for the Treatment of Organic Waste and Wastewater. Tahun 2001 sampai 2004, mengikuti program Post Doctoral di Kumamoto University, Jepang. Bekerja di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dari tahun 1986 sampai sekarang. Tahun 2010 sampai 2013 menjabat Kepala Balai Teknologi Lingkungan, BPPT. Saat ini sebagai Perekayasa di Pusat Teknologi Lingkungan. Menulis beberapa karya ilmiah tentang pengembangan proses anaerobik untuk mengolah limbah organik, dimuat dalam majalah luar negeri dan dalam negeri. 40
BAB VII TEKNOLOGI PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN PROSES TERMAL (PROTOTIPE ALAT PENGANGKAT SAMPAH SALURAN AIR)
BAB VII TEKNOLOGI PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN PROSES TERMAL (PROTOTIPE ALAT PENGANGKAT SAMPAH SALURAN AIR) Manis Yuliani, Ikbal, I Putu Angga K., Fajar Eko P., Yosep Widi N., Acep Waluyo, Dinda Rita K. H.,
Lebih terperinciPENANGANAN SAMPAH BERDASARKAN KARAKTERISTIK SAMPAH DI KOTA SURAKARTA
SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VIII Peningkatan Profesionalisme Pendidik dan Periset Sains Kimia di Era Program Studi Pendidikan FKIP UNS Surakarta, 14 Mei 2016 MAKALAH PENDAMPING PARALEL
Lebih terperinciPENGAMBILAN DAN PENGUKURAN CONTOH TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH BERDASARKAN SNI (STUDI KASUS: KAMPUS UNMUS)
PENGAMBILAN DAN PENGUKURAN CONTOH TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH BERDASARKAN SNI 19-3964-1994 (STUDI KASUS: KAMPUS UNMUS) Dina Pasa Lolo, Theresia Widi Asih Cahyanti e-mail : rdyn_qyuthabiez@yahoo.com ;
Lebih terperinciB P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN
B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN 1 Sampah merupakan konsekuensi langsung dari kehidupan, sehingga dikatakan sampah timbul sejak adanya kehidupan manusia. Timbulnya
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK MENDUKUNG PERKEMBANGAN INDUSTRI KREATIF DI DAERAH PARIWISATA
PERANCANGAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK MENDUKUNG PERKEMBANGAN INDUSTRI KREATIF DI DAERAH PARIWISATA Rany Puspita Dewi 1 Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Tidar Jl Kapten Suparman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di jaman yang kemajuan teknologinya semakin pesat, masyarakat justru
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di jaman yang kemajuan teknologinya semakin pesat, masyarakat justru melalaikan satu faktor yang pada awalnya hanya merupakan masalah minor, yaitu meningkatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Populasi dunia meningkat dan dengan perkiraan terbaru akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Populasi dunia meningkat dan dengan perkiraan terbaru akan mencapai 10,4 miliar di tahun 2100 (Andrady, 2003). Meningkatnya populasi menuntut peningkatan kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paling sering ditemui diantaranya adalah sampah plastik, baik itu jenis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah merupakan hasil aktivitas manusia yang tidak dapat dimanfaatkan. Namun pandangan tersebut sudah berubah seiring berkembangnya jaman. Saat ini sampah dipandang
Lebih terperinciBAB III STUDI LITERATUR
BAB III STUDI LITERATUR 3.1 PENGERTIAN LIMBAH PADAT Limbah padat merupakan limbah yang bersifat padat terdiri dari zat organic dan zat anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan telah didapatkan rancangan mesin penangkap sampah padat yang mengapung di aliran sungai yang sesuai dengan permintaan
Lebih terperinciBAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH ALAM
BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH ALAM 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Pelaku Kegiatan Berdasarkan analisa pada bab sebelumnya, didapatkan jumlah pelaku kegiatan di Sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota akan selalu berhubungan erat dengan perkembangan lahan baik dalam kota itu sendiri maupun pada daerah yang berbatasan atau daerah sekitarnya. Selain itu lahan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Upaya kesehatan lingkungan berdasarkan Sustainable Development Goals (SDGs) tahun 2030 pada sasaran ke enam ditujukan untuk mewujudkan ketersediaan dan pengelolaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Beton merupakan bahan yang paling banyak pemakaiannya di seluruh dunia dan digunakan secara luas di dunia sebagai bahan kontruksi selain baja dan kayu. Beton digunakan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN SAMPAH DI JEPANG
BAB II GAMBARAN UMUM GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN SAMPAH DI JEPANG 2.1 Definisi Sampah Sampah adalah suatu materi yang di buang oleh orang karena rusak, tidak terpakai, tidak dapat digunakan lagi, tidak di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupannya sehari-hari, manusia tidak bisa dilepaskan dari suatu benda. Benda ini ada yang dapat digunakan seutuhnya, namun ada juga yang menghasilkan sisa
Lebih terperinciEVALUASI KAPASITAS LAHAN TPA LADANG LAWEH DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN MENUJU PENERAPAN SISTEM CONTROLLED LANDFILL
EVALUASI KAPASITAS LAHAN TPA LADANG LAWEH DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN MENUJU PENERAPAN SISTEM CONTROLLED LANDFILL Rofihendra 1 dan Yulinah Trihadiningrum 2 1 Mahasiswa Program Magister Teknik Prasarana
Lebih terperinciTEKNIK PENGELOLAAN SAMPAH DI TPA PIYUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR PENGELOLAAN LIMBAH PADAT *) Oleh : Suhartini **) Abstrak
TEKNIK PENGELOLAAN SAMPAH DI TPA PIYUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR PENGELOLAAN LIMBAH PADAT *) Oleh : Suhartini **) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teknik pengelolaan sampah di TPA Piyungan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari hasil survey serta perhitungan di lapangan dan dari hasil perencanaan MRF TPS Bendul Merisi. Maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. a. Komposisi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Timur. Letak tersebut berada di Teluk Lampung dan diujung selatan pulai
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada kedudukan 5 0 20 sampai dengan 5 0 30 lintang Selatan dan 105 0 28 sampai dengan 105 0 37 bujur Timur.
Lebih terperinciWASTE (Pengelolaan Limbah)
WASTE 2016 (Pengelolaan Limbah) Adanya penurunan kualitas lingkungan secara global telah menggugah kesadaran masyarakat dunia dalam berbagai sector termasuk dunia pendidikan. Perguruan tinggi sebagai gerbong
Lebih terperinci1.2 Tujuan Penelitian
Karakteristik dan Potensi Daur Ulang Sampah Di Lingkungan Kampus Universitas Indonesia (Studi Kasus: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Fakultas Ekonomi, dan Fakultas Teknik) Cut Keumala Banaget, Gabriel
Lebih terperinciGambar 2.1 organik dan anorganik
BAB II SAMPAH DAN TEMPAT SAMPAH 2.1 Pembahasan 2.1.1 Pengertian Sampah Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan manusia,dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di negeri kita yang tercinta ini, sampah menjadi masalah yang serius.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di negeri kita yang tercinta ini, sampah menjadi masalah yang serius. Bahkan di wilayah yang seharusnya belum menjadi masalah telah menjadi masalah. Yang lebih
Lebih terperinciBAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sampah plastik merupakan salah satu permasalahan utama di Indonesia yang masih belum ditemukan solusinya yang paling optimum. Data dari Kementerian Lingkungan Hidup
Lebih terperinciCara Mengukur dan Menghitung Debit Saluran
Cara Mengukur dan Menghitung Debit Saluran Beberapa waktu lalu sudah dibahas mengenai cara menghitung debit rencana untuk kepentingan perencanaan saluran drainase. Hasil perhitungan debit rencana bukan
Lebih terperinciBAB VII PENGKAJIAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH GEDUNG GEOSTEK
BAB VII PENGKAJIAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH GEDUNG GEOSTEK 7.I. Latar Belakang Mengacu pada Undang-undang nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah serta Permen PU No. 21/PRT/M/2006 tentang kebijakan
Lebih terperinciEVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK
EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK Joko Widodo dan Yulinah Trihadiningrum Program Pasca Sarjana Jurusan Teknik Lingkungan FTSP - ITS Surabaya ABSTRAK Pembuangan akhir sampah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berwarna hitam merupakan salah satu jenis plastik yang paling banyak beredar di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan dan memberikan pengaruh satu sama lain, mulai dari keturunan, lingkungan, perilaku
Lebih terperinciPenerapan Komposter Anaerobik Dalam Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Basah Di Perumahan Pondok Cempaka Indah Kota Malang
Penerapan Komposter Anaerobik Dalam Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Basah Di Perumahan Pondok Cempaka Indah Kota Malang I Nyoman Sudiasa, SSi.,MSi (1), Anis Artiyani. ST.,MT (2), Dwiana Anggorowati.,
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH LUMPUR (SLUDGE) WASTEWATER TREATMENT PLANT PT.X SEBAGAI BAHAN BAKU KOMPOS
31 JTM Vol. 05, No. 1, Juni 2016 PEMANFAATAN LIMBAH LUMPUR (SLUDGE) WASTEWATER TREATMENT PLANT PT.X SEBAGAI BAHAN BAKU KOMPOS Dicky Cahyadhi Progam Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Mercu
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Pengelolaan lingkungan hidup merupakan bagian yang tak terpisahkan
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengelolaan lingkungan hidup merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pembangunan kota. Angka pertumbuhan penduduk dan pembangunan kota yang semakin meningkat secara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sungai terbentuk akibat aliran air dari daerah tinggi (gunung) menuju daerah yang lebih rendah (laut) karena adanya energi potensial. Asal air yang mengalir adalah
Lebih terperinciKarakteristik dan Komposisi Sampah di TPA Buku Deru-Deru, Takome Kota Ternate dan Alternatif Pengelolaannya
Karakteristik dan Komposisi Sampah di TPA Buku Deru-Deru, Takome Kota Ternate dan Alternatif Pengelolaannya Muhammad Nurlete, Gabriel S.B.Andari, Irma Gusniani Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebersihan lingkungan. Tempat pembuangan juga tidak dipergunakan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman modern ini proses penularan penyakit atau infeksi disebabkan oleh mikroba, penyakit dapat diartikan sebagai sebuah keadaan dimana terdapat gangguan terhadap
Lebih terperinciDESAIN KOLAM PENGENDAPAN
DESAIN KOLAM PENGENDAPAN (SETTLING POND) REKAYASA LINGKUNGAN TAMBANG Lecture : Meinarni Thamrin, ST., MT. TUJUAN SETTLING POND DATA-DATA UNTUK MEMBUAT SETTLING POND MENENTUKAN DIMENSI SETTLING POND ANGGA
Lebih terperinciKRITERIA DAN TIPOLOGI PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH
- 1 - LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 02/PRT/M/2016 TENTANG PENINGKATAN KUALITAS TERHADAP PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH KRITERIA DAN TIPOLOGI PERUMAHAN KUMUH
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 54 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH DAN ZAT KIMIA PENGOPERASIAN PESAWAT UDARA DAN BANDAR UDARA DENGAN
Lebih terperinciPENGELOLAAN SAMPAH KANTOR SECARA TERPADU: (Studi Kasus Kantor BPPT)
JRL Vol.7 No.2 Hal. 153-160 Jakarta, Juli 2011 ISSN : 2085.3866 No.376/AU1/P2MBI/07/2011 PENGELOLAAN SAMPAH KANTOR SECARA TERPADU: (Studi Kasus Kantor BPPT) Rosita Shochib Pusat Teknologi Lingkungan-BPPT
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN BERAT JENIS DAN KOMPOSISI SAMPAH
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN BERAT JENIS DAN KOMPOSISI SAMPAH Oleh : Kelompok : VI (Enam) Anggota Kelompok : Dwi Mina Intan Permadi (1007151626) Febrian Maulana (1007133960) Imelda Dewi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Masalah sampah di Indonesia merupakan salah satu permasalahan yang kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat Indonesia dalam membuang
Lebih terperinciPENGELOLAAN PERSAMPAHAN
PENGELOLAAN PERSAMPAHAN 1. LATAR BELAKANG PENGELOLAAN SAMPAH SNI 19-2454-1991 tentang Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan, mendefinisikan sampah sebagai limbah yang bersifat padat, terdiri atas
Lebih terperinciDINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN KARANGANYAR
DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN KARANGANYAR PENINGKATAN KESADARAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA 1. Latar Belakang Sampah yang menjadi masalah memaksa kita untuk berpikir dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumberdaya alam (SDA) dan lingkungan merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dan merupakan tempat hidup mahluk hidup untuk aktivitas kehidupannya. Selain itu,
Lebih terperinciDEBIT AIR DI SUNGAI TERINDIKASI CEMAR DESA BERINGIN MALUKU UTARA
DEBIT AIR DI SUNGAI TERINDIKASI CEMAR DESA BERINGIN MALUKU UTARA Zulkifli Ahmad Universitas Khairun Ternate e-mail : ahmadzulkifli477@gmail.com ABSTRAK Salah satu masalah yang paling meresahkan bagi masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk yang banyak dan terbesar ke-4 di dunia dengan jumlah penduduk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki jumlah penduduk yang banyak dan terbesar ke-4 di dunia dengan jumlah penduduk sebanyak 255.993.674 jiwa atau
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian sampah Sampah adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi bagi sebagian orang masih bisa dipakai jika dikelola
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bagian ini akan membahas tentang latar belakang diadakan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian yang akan diperoleh dari penelitian ini, batasan penelitian serta keaslian penelitian
Lebih terperinciKARAKTERISTIK FISIK SAMPAH KOTA PADANG BERDASARKAN SUMBER SAMPAH DAN MUSIM
KARAKTERISTIK FISIK SAMPAH KOTA PADANG BERDASARKAN SUMBER SAMPAH DAN MUSIM Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Andalas Email: yenni@ft.unand.ac.id ABSTRAK Pada penelitian ini dianalisis
Lebih terperinciTPST Piyungan Bantul Pendahuluan
TPST Piyungan Bantul I. Pendahuluan A. Latar belakang Perkembangan teknologi yang semakin maju dan kemegahan zaman mempengaruhi gaya hidup manusia ke dalam gaya hidup yang konsumtif dan serba instan. Sehingga
Lebih terperinciVisi dan Misi. Sumber Sampah % Komposisi Sampah %
Mesin Pembakar Sampah Teknologi Ramah Lingkungan dan Efisiensi Bahan Bakar Karya anak bangsa dan produksi dalam negeri Visi dan Misi Visi : Usaha penanggulangan semua jenis sampah sampai tuntas Misi :
Lebih terperinciANALISIS KARAKTERISTIK BIOLOGI SAMPAH KOTA PADANG
ANALISIS KARAKTERISTIK BIOLOGI SAMPAH KOTA PADANG Yenni Ruslinda*, Raida Hayati Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Andalas Kampus Limau Manis, 25163 *E-mail: yenni@ft.unand.ac.id ABSTRAK
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah lingkungan erat sekali hubungannya dengan dunia kesehatan. Untuk mencapai kondisi masyarakat yang sehat diperlukan lingkungan yang baik pula. Dalam hal ini
Lebih terperinciAnalisis Konsentrasi dan Laju Angkutan Sedimen Melayang pada Sungai Sebalo di Kecamatan Bengkayang Yenni Pratiwi a, Muliadi a*, Muh.
PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 3 (214), Hal. 99-15 ISSN : 2337-824 Analisis Konsentrasi dan Laju Angkutan Sedimen Melayang pada Sungai Sebalo di Kecamatan Bengkayang Yenni Pratiwi a, Muliadi a*, Muh. Ishak
Lebih terperinciSUMMARY. PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA GORONTALO (Studi Kasus di UD. Loak Jaya)
SUMMARY PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA GORONTALO (Studi Kasus di UD. Loak Jaya) Sri Wedari Rusmin Djuma, 811409010. 2013. Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas
Lebih terperinciUji Kinerja Alat Penjerap Warna dan ph Air Gambut Menggunakan Arang Aktif Tempurung Kelapa Suhendra a *, Winda Apriani a, Ellys Mei Sundari a
Uji Kinerja Alat Penjerap Warna dan ph Air Gambut Menggunakan Arang Aktif Tempurung Kelapa Suhendra a *, Winda Apriani a, Ellys Mei Sundari a a Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Sambas Jalan Raya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti yang kita ketahui, kebutuhan pokok manusia terdiri atas kebutuhan sandang, pangan dan papan. Kebutuhan sandang adalah kebutuhan akan pakaian; pangan merupakan
Lebih terperinciDESAIN DAN PEMBANGUNAN RUMAH KOMPOS KANTOR BPPT JAKARTA
JRL Vol.7 No.3 Hal. 287-293 Jakarta, November 2011 ISSN : 2085.3866 No.376/AU1/P2MBI/07/2011 DESAIN DAN PEMBANGUNAN RUMAH KOMPOS KANTOR BPPT JAKARTA Hendra Tjahjono dan Rosita Shochib Pusat Teknologi Lingkungan
Lebih terperinciPUSAT TEKNOLOGI LINGKUNGAN
PUSAT TEKNOLOGI LINGKUNGAN Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam (TPSA) BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI MISI Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi lingkungan dalam rangka
Lebih terperinciTEKNOLOGI TEPAT GUNA PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK
TUGAS SANITASI MASYARAKAT TEKNOLOGI TEPAT GUNA PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK Disusun Oleh : KELOMPOK Andre Barudi Hasbi Pradana Sahid Akbar Adi Gadang Giolding Hotma L L2J008005 L2J008014 L2J008053 L2J008078
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengabaikan pentingnya menjaga lingkungan hidup. Untuk mencapai kondisi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan hidup yang semakin tinggi membuat manusia mengabaikan pentingnya menjaga lingkungan hidup. Untuk mencapai kondisi masyarakat yang hidup sehat
Lebih terperinciKONSEP PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT VOLUME 5 Nomor 03 November 2014 Tinjauan Pustaka KONSEP PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN CONCEPT OF HOUSEHOLD WASTE IN ENVIRONMENTAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I- 1
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perkembangan penduduk daerah perkotaan yang sangat pesat dewasa ini tidak terlepas dari pengaruh dorongan berbagai kemajuan teknologi, transportasi, dan sebagainya.
Lebih terperinciPPM REGULER. Oleh : Suhartini
PPM REGULER PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA DAN REMAJA PUTRI DI BERBAH SLEMAN DALAM PENGOLAHAN SAMPAH DAPUR DENGAN TEKNOLOGI YANG SEDERHANA DAN RAMAH LINGKUNGAN SEHINGGA DAPAT BERNILAI EKONOMI DAN BERDAYA
Lebih terperinciSampah manusia: hasil-hasil dari pencernaan manusia, seperti feses dan urin.
1. DEFINISI SAMPAH Sampah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Sementara di dalam UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, disebutkan
Lebih terperinciPEMANFAATAN TIMBUNAN SAMPAH ZONA NON-AKTIF TPA PUTRI CEMPO SURAKARTA
PEMANFAATAN TIMBUNAN SAMPAH ZONA NON-AKTIF TPA PUTRI CEMPO SURAKARTA MUSA ARRIDHO *), WIHARYANTO OKTIAWAN *), TITIK ISTIROKHATUN *) Jl. Prof H Soedarto, SH Tembalang-Semarang 50275 Telp. +628126388657,
Lebih terperinciPERENCANAAN SISTEM PEWADAHAN DAN PENGUMPULAN SAMPAH DI PERMUKIMAN PENDUDUK DESA SUMBERGEDANG, KECAMATAN PANDAAN, PASURUAN
TUGAS AKHIR PL 1603 PERENCANAAN SISTEM PEWADAHAN DAN PENGUMPULAN SAMPAH DI PERMUKIMAN PENDUDUK DESA SUMBERGEDANG, KECAMATAN PANDAAN, PASURUAN KURNIA RETNO DWI KRISTANTI NRP 3302 109 009 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciTRUST NO TRASH SAMPAH BUKAN WARISAN Tim Peneliti IMPALA UB Fajri Anugroho, STP, M.Agr, Ph.D * ) * ) Pengajar Teknik Lingkungan, Universitas Brawijaya
TRUST NO TRASH SAMPAH BUKAN WARISAN Tim Peneliti IMPALA UB Fajri Anugroho, STP, M.Agr, Ph.D * ) * ) Pengajar Teknik Lingkungan, Universitas Brawijaya ABSTRAK Kehidupan manusia tidak terlepas dari lingkungan.
Lebih terperinciBAB.I 1. PENDAHULUAN. Limbah pada umumnya adalah merupakan sisa olahan suatu pabrik atau industri.
BAB.I 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Limbah pada umumnya adalah merupakan sisa olahan suatu pabrik atau industri. Bentuk limbah pada dasarnya cair atau padat yang jumlahnya cukup besar tergantung pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Semakin meningkatnya perindustrian di era globalisasi dan kemajuan teknologi yang terus berkembang, mengakibatkan munculnya berbagai jenis limbah. Diantara limbahlimbah
Lebih terperinciDEVELOPMENT OF A WASTE TO ENERGY PILOT : PERSPECTIVE FROM JAMBI CITY
DEVELOPMENT OF A WASTE TO ENERGY PILOT : PERSPECTIVE FROM JAMBI CITY H. SY. Fasha, ME National Workshop on Pro-Poor and Sustainable Solid Waste Management in Secondary Cities and Small Towns: Prospects
Lebih terperinciPEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN ( Pertemuan ke-7 ) Disampaikan Oleh : Bhian Rangga Program Studi Pendidikan Geografi FKIP -UNS 2013
PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN ( Pertemuan ke-7 ) Disampaikan Oleh : Bhian Rangga Program Studi Pendidikan Geografi FKIP -UNS 2013 Standar Kompetensi 2. Memahami sumberdaya alam Kompetensi Dasar 2.3.
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kawasan kota pantai merupakan tempat konsentrasi penduduk yang paling padat. Sekitar 75% dari total penduduk dunia bermukim di kawasan pantai. Dua pertiga dari kota-kota
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai saluran air bagi daerah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sungai merupakan suatu bentuk ekosistem akuatik yang mempunyai peran penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai saluran air bagi daerah sekitarnya. Oleh karena
Lebih terperinciKONSEP PENANGANAN SAMPAH TL 3104
KONSEP PENANGANAN SAMPAH TL 3104 Environmental Engineering ITB - 2010 KELOMPOK 2 Dian Christy Destiana 15308012 Vega Annisa H. 15308014 Ratri Endah Putri 15308018 M. Fajar Firdaus 15308020 Listra Endenta
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
3. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan expost facto yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mempelajari dinamika hubungan atau korelasi atau pengaruh antara faktor-faktor terukur yaitu jumlah
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN LOKASI Penelitian dimulai pada bulan Oktober sampai Desember 2008, bertempat di beberapa TPS pasar di Kota Bogor, Jawa Barat yaitu pasar Merdeka, pasar Jl. Dewi
Lebih terperinciEdu Geography 4 (3) (2016) Edu Geography.
Edu Geography 4 (3) (2016) Edu Geography http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo TINGKAT PENGETAHUAN WARGA KAMPUS DI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jakarta adalah ibukota dari Indonesia dengan luas daratan 661,52 km 2 dan tersebar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jakarta adalah ibukota dari Indonesia dengan luas daratan 661,52 km 2 dan tersebar ±110 pulau di wilayah Kepulauan Seribu. Jakarta dipadati oleh 8.962.000 jiwa (Jakarta
Lebih terperinciBAB VI DISAIN PENGELOLAAN SAMPAH GEDUNG GEOSTEK
BAB VI DISAIN PENGELOLAAN SAMPAH GEDUNG GEOSTEK 6.1. Latar Belakang Penanganan sampah di sumbernya, yang meliputi pemilahan/sortasi, pewadahan, pemindahan, penampungan sementara/penyimpanan, pemindahan,
Lebih terperinciKajian Timbulan Sampah Sistem Pengelolaan Sampah Berbasis 3R Studi Kasus RW 17 Kelurahan Cilengkrang Kabupaten Bandung
Reka Lingkungan [Teknik Lingkungan] Itenas No.1 Vol.3 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional [Februari 2015] Kajian Timbulan Sistem Pengelolaan Berbasis 3R Studi Kasus RW 17 Kelurahan Cilengkrang Kabupaten
Lebih terperinciFISIKA SUNGAI CURAM DI PULAU AMBON
FISIKA SUNGAI CURAM DI PULAU AMBON Sanny Virginia Aponno 1, Lilik Hendrajaya 2 1 Prodi Magister Pengajaran Fisika FMIPA ITB, Jl. Ganesha No.10, Bandung 40132 2 Fisika FMIPA Institut Teknologi Bandung,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah sampah di Indonesia merupakan salah satu permasalahan yang sangat kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar memakai konsep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahan plastik dalam pemanfaatannya di kehidupan manusia memang tak dapat dielakkan, sebagian besar penduduk di dunia memanfaatkan plastik dalam menjalankan aktivitasnya.
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini merupakan hasil temuan dan hasil analisa terhadap kawasan Kampung Sindurejan yang berada di bantaran sungai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian sampah Sampah adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi bagi sebagian orang masih bisa dipakai jika dikelola
Lebih terperinciPENGELOLAAN SAMPAH GEDUNG GEOSTECH
PENGELOLAAN SAMPAH GEDUNG GEOSTECH Suprapto Pusat Teknologi Lingkungan, Kedeputian TPSA Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Jl. M.H. Thamrin No. 8, Lantai 12, Jakarta 10340 e-mail: suprapto.bpptbas@yahoo.com
Lebih terperinci4.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Hygiene
BAB 4 Program Pengembangan Sanitasi saat ini dan yang direncanakan 4.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Hygiene 4.2 Peningkatan Pengelolaan Air Limbah Domestik 4.3. Peningkatan Pengelolaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sampah merupakan salah satu penyebab kerusakan lingkungan di berbagai wilayah termasuk Indonesia. Menurut Ramang, R, dkk. (2007) permasalahan sampah tidak dapat terelakkan
Lebih terperinciMulai. Sistem Pengolahan Sampah Organik dan Anorganik. Formulasi Masalah. Menentukan Tujuan sistem. Evaluasi Output dan Aspek
Lampiran 1. Bagan Alir Penelitian Mulai Sistem Pengolahan Sampah Organik dan Anorganik Analisis Kondisi Aktual Menentukan stakeholder sistem Kondisi Saat Ini Menentukan kebutuhan stakeholder sistem Ya
Lebih terperinciBagaimana Solusinya? 22/03/2017 PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS PENGERTIAN SAMPAH
SOSIALISASI DAN PELATIHAN PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS Nedi Sunaedi nedi_pdil@yahoo.com PENGERTIAN SAMPAH Suatu bahan yang terbuang dari sumber aktivitas manusia dan/atau alam yang tidak
Lebih terperinciStudi Timbulan Komposisi Dan Karakteristik Sampah Domestik Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru
Studi Timbulan Komposisi Dan Karakteristik Sampah Domestik Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru Khalika Jaspi 1), Elvi Yenie 2), Shinta Elystia 2) 1) Mahasiswa Teknik Lingkungan, 2) Dosen Teknik lingkungan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan responden pemukiman elite
94 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN 1. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan responden pemukiman elite seluruhnya memiliki bak tempat sampah sendiri sedangkan responden pemukiman kumuh
Lebih terperinciInfrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat
Infrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat Direktorat Pengembangan PLP Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat APA YANG DISEBUT SANITASI?? Perpres 185/2014
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sampah yang merupakan sisa akhir pembuangan manusia, merupakan kumpulan benda yang sudah tidak terpakai oleh manusia, baik dalam bentuk padat, cair maupun gas.
Lebih terperinciPERENCANAAN MESIN PENGHANCUR SAMPAH ORGANIK DENGAN KAPASITAS SAMPAI 30 KG/JAM SKRIPSI
PERENCANAAN MESIN PENGHANCUR SAMPAH ORGANIK DENGAN KAPASITAS SAMPAI 30 KG/JAM SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S.T) Pada Program Studi Teknik Mesin OLEH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan yang kotor merupakan akibat perbuatan negatif yang harus ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh
Lebih terperinciPEMBUATAN BIOGAS DARI SAMPAH ORGANIK MENGGUNAKAN STARTER LUMPUR SAWAH
PEMBUATAN BIOGAS DARI SAMPAH ORGANIK MENGGUNAKAN STARTER LUMPUR SAWAH Desti Nola Putri 1, Deni Hidayat 1, Pasymi ST.MT 1, Dra. Elly Desni Rahman, M.Si 1 Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri
Lebih terperinciKERJA SAMA BISNIS PENDIRIAN BANK SAMPAH MODEL BARU
KERJA SAMA BISNIS PENDIRIAN BANK SAMPAH MODEL BARU A. LATAR BELAKANG Satu RW berpenduduk 1.600 jiwa menghasilkan sampah sekitar 800 kg/hari, 70 % (420 kg) berupa sampah organik, 30 % (jika dilakukan pemilahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara jumlah sampah yang dihasilkan dengan sampah yang diolah tidak seimbang. Sampah merupakan
Lebih terperinci