PENGARUH KEMASAN BARU SUNSILK TERHADAP PREFERENSI PEMBELIAN KONSUMEN DI KOTA PURWOREJO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH KEMASAN BARU SUNSILK TERHADAP PREFERENSI PEMBELIAN KONSUMEN DI KOTA PURWOREJO"

Transkripsi

1 1 PENGARUH KEMASAN BARU SUNSILK TERHADAP PREFERENSI PEMBELIAN KONSUMEN DI KOTA PURWOREJO SKRIPSI Diajukan guna memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Oleh : DWI MEGO SUWONDO NIM PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 2012

2 2 PENGARUH KEMASAN BARU SUNSILK TERHADAP PREFERENSI PEMBELIAN KONSUMEN DI KOTA PURWOREJO Oleh : DWI MEGO SUWONDO NIM Skripsi ini telah disetujui Pembimbing untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Menyetujui Mengetahui, Ketua Program Studi Pembimbing Endah Pri Ariningsih, S.E., M.Sc. Titin Ekowati S.E., M.Sc. NIDN: NIDN: 06

3 3 PENGARUH KEMASAN BARU SUNSILK TERHADAP PREFERENSI PEMBELIAN KONSUMEN DI KOTA PURWOREJO Oleh : DWI MEGO SUWONDO NIM Skripsi ini telah dipertahankan didepan Panitia Penguji Skripsi Universitas Muhammadiyah Purworejo Pada tanggal: 12 September 2012 TIM PENGUJI Intan Puspitasari, S.E., M.Sc. NIDN ( Penguji Utama) Endah Pri Ariningsih, S.E., M.Sc.

4 4 PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama mahasiswa : Dwi Mego Suwondo NIM : Program Studi : Manajemen Dengan ini saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila terbukti/ dapat dibuktikan bahwa skripsi ini adalah hasil jiplakan, saya bersedia bertanggung jawab secara hukum yang diperkarakan oleh Universitas Muhammadiyah Purworejo. Purworejo, 24 September 2012 Yang membuat pernyataan, Dwi Mego Suwondo

5 5 MOTTO Masalahnya bukanlah apakah anda dijatuhkan tetapi apakah anda bangkit kembali. (Vince Lombardi) Bersungguhlah saat harapan anda kecil, lebih bersungguhlah saat anda mungkin kalah, dan makin bersungguh-sungguhlah saat anda tidak mungkin menang. (Mario teguh) Janganlah melepaskan harapan atau putus asa karena sudah lampau, meratapi sesuatu yang tidak dapat diperoleh kembali merupakan kelemahan yang paling rapuh. (Kahlil Gibran Suara Sang Nabi )

6 6 PERSEMBAHAN 1. Ayah dan ibu ku yang jauh disana, walaupun lautan memisahkan kita namun kasih sayang kalian tetap kurasakan disini. terimakasih semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan, keselamatan, dan kebahagiaan bagi mereka. Amin 2. Kakakku, mbak wijil yang selalu mensupport aku. 3. Simbah kakung (alm) dan simbah putri. 4. My lovely 5. Semua orang yang turut membantu baik tenga, fikiran, dan support nya, terimakasih banyak.

7 7 KATA PENGANTAR Assalamu alakum Wr.Wb. Dengan mengucapkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-nya, skripsi ini terselesaikan dengan lancar. Sehingga peneliti dapat menyesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Muhammadiyah Purworejo dengan judul PENGARUH KEMASAN BARU SUNSILK TERHADAP PREFERENSI PEMBELIAN KONSUMEN DI KOTA PURWOREJO Dalam penyusunan skripsi ini peneliti mendapatkan bimbingan, pengarahan, dan bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Tanpa bantuan dari berbagai pihak tersebut, tentunya peneliti tidak mampu menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu peneliti dengan rasa tulus ikhlas ingin menyampaikan terima kasih kepada : 1. Ibu Intan Puspitasari, S.E, M.Sc., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan ijin kepada peneliti dalam mengadakan penelitian. 2. Ibu Endah Pri Ariningsih, S.E, M.sc., selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Purworejo atas nasehat dan masukannya. 3. Ibu Titin Ekowati, S.E, M.Sc., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, masukan, dan pengarahan sepenuhnya untuk dapat terselesainya skripsi ini.

8 8 4. Segenap dosen beserta staf Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Purworejo. 5. Berbagai pihak yang telah memberikan motivasi, dorongan, dan doa yang senantiasa diberikan sehingga selesainya skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat menjadi jawaban atas semua dukungan dan dapat memberi manfaat bagi pihak-pihak yang membaca skripsi ini. Semoga Allah SWT melimpahkan berkah dan rahmat-nya kepada pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan dalam penyusunan skripsi ini. Amin. Purworejo, Juli 2012 Penyusun Dwi Mego Suwondo ABSTRAK

9 9 Penelitian ini berjudul: Pengaruh Kemasan Baru Sunsilk Terhadap Preferensi Pembelian Konsumen Di Kota Purworejo. Penelitian ini dilatarbelakangi ketatnya persaingan industri shampo di Indonesia serta telah bergesernya nilai-nilai mengenai rambut oleh para wanita yang telah memacu Sunsilk untuk melakukan inovasi dalam desain kemasannya dalam rangka menyesuaikan dengan perubahan nilai ini. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah warna, bentuk, merek/logo, ilustrasi, tipografi, dan tata letak berpengaruh positif terhadap terhadap preferensi pembelian konsumen pada shampo Sunsilk, Hasil penelitian ini akan menjelaskan pengaruh variabel warna, bentuk, ilustrasi, merek/ logo, tipografi, dan tata letak pada preferensi pembelian shampo Sunsilk. Populasi dalam penelitian ini adalah semua konsumen shampo Sunsilk di kota Purworejo. Sedangkan teknik pengambilan sampel menggunakan metode judgment sampling, dengan sampel sebanyak 100 responden. Metode analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Data yang digunakan adalah data primer dan kuesioner digunakan untuk pengambilan data. Analisis data yang digunakan adalah uji instrumen untuk mengukur uji validitas, uji reliabilitas serta regresi berganda. Berdasarkan pengujian tersebut diketahui bahwa variabel warna berpengaruh positif terhadap preferensi pembelian konsumen pada shampo Sunsilk, dengan tingkat signifikansi < α = 0.05, variabel bentuk berpengaruh positif terhadap preferensi pembelian konsumen pada shampo Sunsilk, dengan tingkat signifikansi < α = 0.05, variabel logo/ merek berpengaruh positif terhadap preferensi pembelian konsumen pada shampo Sunsilk, dengan tingkat signifikansi < α = 0.05, variabel ilustrasi berpengaruh positif terhadap preferensi pembelian konsumen pada shampo Sunsilk, dengan tingkat signifikansi < α = 0.05, variabel tipografi berpengaruh positif terhadap preferensi pembelian konsumen pada shampo Sunsilk, dengan tingkat signifikansi < α = 0.05 dan variabel tata letak berpengaruh positif terhadap preferensi pembelian konsumen pada shampo Sunsilk, dengan tingkat signifikansi < α = Kesimpulan dari penelitian ini adalah: semakin baik perubahan kemasan yang dibuat perusahaan semakin tinggi pula preferensi pembelian konsumen. Berdasarkan hasil tersebut disarankan pada pihak perusahaan untuk memperhatikan unsur-unsur warna, bentuk, ilustrasi, merek/ logo, tipografi, dan tata letak saat merubah kemasan suatu produk. Kata kunci: warna, bentuk, ilustrasi, merek/logo, tipografi, tata letak, Preferensi Pembelian Konsumen

10 10 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii PERNYATAAN... iv HALAMAN MOTTO... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi KATA PENGANTAR... vii ABSTRAK... ix DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 4 C. Batasan Masalah... 5 D. Tujuan Penelitian... 5 E. Manfaat Penelitian... 6 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS... 7 A. Kemasan... 7 B. Konsep Pengemasan... 7 C. Fungsi Pengemasan... 7 D. Daya Tarik kemasan Daya Tarik Visual Daya Tarik Praktis E. Unsur Grafis Kemasan Warna Bentuk Merek/ Logo Ilustrasi Tipografi Tata Letak F. Perubahan Kemasan G. Preferensi Pembelian H. Penelitian Terdahulu I. Hipotesis J. Kerangka Berpikir BAB III METODE PENELITIAN... 24

11 11 A. Desain Penelitian B. Jenis dan Sumber Data Jenis Data Sumber Data C. Populasi dan Sampel Populasi Sampel D. Teknik Pengambilan Sampel E. Teknik Pengukuran Data F. Definisi Operasional Definisi Operasional a. Variabel Independent (X) b. Variabel Dependent (Y) G. Alat Analisis Uji Instrumen a. Uji Validitas b. Uji Reliabilitas Analisis Data a. Analisis Regresi Berganda b. Kriteria Penerimaan dan Penolakan Hipotesis BAB IV PENYAJIAN HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Penelitian Pengumpulan Data Karakteristik Responden Distribusi Jawaban Responden B. Hasil Pengujian Instrumen Uji Validitas Uji Reliabilitas C. Hasil Pengujian Hipotesis BAB V PENUTUP A. Simpulan B. Keterbatasan Penelitian C. Implikasi Penelitian DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

12 12 DAFTAR TABEL Tabel 1 : Para pemimpin pasar shampo Indonesia tahun Tabel 2 : Hasil pengumpulan data responden Tabel 3 : Responden Berdasarkan Usia Tabel 4 : Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 5 : Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Tabel 6 : Distribusi Frekuensi Skor dari Variabel Warna (X 1 ) Tabel 7 : Distribusi Frekuensi Skor dari Variabel Bentuk (X 2 ) Tabel 8 : Distribusi Frekuensi Skor dari Variabel Logo/ Merek (X 3 ) Tabel 9 : Distribusi Frekuensi Skor dari Variabel Ilustrasi (X 4 ) Tabel 10 : Distribusi Frekuensi Skor dari Variabel Tipografi (X 5 ) Tabel 11 : Distribusi Frekuensi Skor dari Variabel Tata Letak (X 6 ) Tabel 12 : Distribusi Frekuensi Skor dari Variabel Preferensi Pembelian Konsumen Tabel 13 : Hasil Pengujian KMO and Bartlett s Test Data Pre Test Tabel 14 : Hasil Pengujian Validitas Data Pre Test Tabel 15 : Hasil Pengujian KMO and Bartlett s Test Data Akhir Tabel 16 : Hasil Pengujian Validitas Data Akhir Tabel 17 : Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Pre Test Tabel 18 : Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data Akhir Tabel 19 : Hasil Uji Regresi Berganda... 45

13 13 DAFTAR GAMBAR Gambar 1 : Evaluasi Alternatif dan Pembentukan Persepsi Gambar 2: Kerangka Pemikiran Penelitian... 23

14 14 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Surat Penetapan Doen Pembimbing Skripsi. Kartu Kemajuan Bimbingan Skripsi. Kuesioner. Hasil Uji Data Pre-Test. Hasil Uji Data Akhir.

15 15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan lingkungan senantiasa terjadi terus menerus dalam proses perkembangan suatu negara. Perkembangan ini secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi tata kehidupan sosial, ekonomi, budaya, teknologi serta gaya hidup masyarakatnya. Perubahan-perubahan dalam hal ekonomi, sosial masyarakat tentu saja mempengaruhi sistem pemasaran di negara tersebut. Perkembangan teknologi yang sangat pesat akhir-akhir ini telah mempengaruhi segala bidang kegiatan manusia. Perkembangan teknologi ini telah memperketat persaingan dalam dunia pemasaran, dimana para produsen harus melakukan inovasi secara berkesinambungan untuk dapat memenangkan dan mempertahankan loyalitas konsumennya (Mahrinasari & Indriani: 2009). Saat ini ketika berada di sebuah supermarket, berjajar berbagai macam produk yang dipajang dalam sebuah rak panjang. Semua produk ditempatkan sesuai dengan jenis dan kelompoknya. Ada bagian khusus untuk produk makanan, produk rumah tangga, produk makanan anak, produk shampoo dan lain-lain. Pada saat konsumen mempunyai daftar belanja yang sudah pasti, maka dengan mudah memasukkan produk-produk tertentu ke dalam keranjangnya. Bagi sebagian konsumen yang lain, pasti akan membandingkan, menimbang, dan memilih salah satu produsen dari sekian banyak jenis produk yang sama. Konsumen kini membutuhkan waktu lebih 1

16 16 banyak untuk memilih produk yang dicari, karena merek produk semakin banyak untuk satu jenis produk tertentu saja. Apa yang membedakan produk satu dengan produk yang lain? tidak lain adalah merk, dan kemasannya (Mahrinasari & Indriani: 2009). Kemasan merupakan suatu kegiatan merancang dan memproduksi wadah suatu produk yang dapat digunakan untuk meningkatkan citra dari barang dan jasa yang dihasilkan dengan memperhatikan apa yang diinginkan oleh perusahaan yang dituju dan kebutuhan konsumen (Wirya: 1999). Daniel Surya, direktur pengelola The Brand Union mengatakan bahwa dalam waktu belakangan banyak sekali produsen yang memutuskan untuk mengganti kemasan produknya Ada beberapa alasan dibalik perubahan kemasan ini, diantaranya : 1. Desain kemasan harus sesuai dengan gaya hidup konsumen. Jika terjadi perubahan gaya hidup konsumen, maka perubahan ini harus diimbangi dengan memperbaharui kemasan. 2. Pertumbuhan pasar modern yang sangat pesat belakangan ini juga sangat berpengaruh pada desain kemasan. Sunsilk, sebuah brand perawatan rambut milik PT Unilever telah ada di Indonesia sejak tahun Sebagai salah satu merek tertua dari Unilever, tentu saja Sunsilk merupakan salah satu produk unggulan. Pada tahun 2003 share penjualan dari unilever dalam penjualan shampo ini adalah sebesar 50% dengan 60% diantaranya disumbangkan oleh Sunsilk. Dalam riset Top of Mind (TOM) yang dilakukan oleh MARS SWA pada bulan Juli

17 (Majalah SWA Edisi Kamis 10 Juli 2003), merek Sunsilk memperoleh TOM yang tertinggi yaitu 36,2%, dengan nilai BV (Brand Value) sebesar 207,23. Meskipun memperoleh TOM dan BV tertinggi, dari segi customer satisfaction, Sunsilk memperoleh Gain Index (GI) terendah, yaitu hanya 13,8% Yuswohadi mengatakan bahwa rendahnya GI (Gain Index) yang diperoleh Sunsilk adalah suatu hal yang wajar terjadi. Hal ini dikarenakan Sunsilk terlalu konservatif dan kurang ekspansif dalam menginovasi produkproduknya, sehingga terkesan begitu-begitu saja. Pengembangan tetap dilakukan tetapi tidak seagresif produk lain. Pada tahap ini posisi Sunsilk bisa dibilang sudah mentok dan konsumen sudah jenuh karena tidak ada perubahan yang dapat dirasakan oleh konsumennya Tabel 1 Para Pemimpin Pasar Shampo Indonesia tahun Posisi Produk Pangsa Pasar Produsen 1 Clear 35% Unilever 2 Pantene 20% P&G 3 Sunsilk 18% Unilever Sumber : Majalah SWA, Edisi Kamis 24 Agustus 2006 Riset yang Sunsilk lakukan di Indonesia menemukan fakta bahwa 97% perempuan berpendapat rambut memiliki peran penting dalam penampilan, yang membuatnya lebih bahagia dan tampil percaya diri. Bahkan lebih dari 50%, perempuan di Surabaya dan Makassar mengatakan bahwa rambut lebih penting dibanding pakaian. Yang menarik, 94% perempuan di Indonesia menyatakan bahwa rambut dapat mengubah penampilan dalam seketika yang melahirkan rasa bahagia, percaya diri dan yakin dalam

18 18 menjalani hidup saat ini dan meraih cita-citanya. Sunsilk membaca fenomena tersebut. Awal tahun 2008, Sunsilk yang selama 50 tahun menemani wanita Indonesia melakukan perubahan besar dengan meluncurkan logo dan kemasan baru. Melalui kampanye global "Sebab Hidup Tak Bisa Menunggu". Secara resmi perubahan besar Sunsilk diluncurkan di hadapan pers pada tanggal 10 Maret 2008 di Four Season Hotel, Jakarta. Logo sunsilk dengan tagline tanda seru bermakna bahwa hidup tidak dapat menunggu Berdasar latar belakang tersebut maka penulis memilih judul penelitian Pengaruh Kemasan Baru Sunsilk Terhadap Preferensi Pembelian Konsumen di Kota Purworejo. B. Rumusan Masalah Dalam penelitian ini rumusan masalah disusun sebagai berikut: 1. Apakah warna berpengaruh positif terhadap preferensi pembelian konsumen? 2. Apakah bentuk berpengaruh positif terhadap preferensi pembelian konsumen? 3. Apakah merek/logo berpengaruh positif terhadap preferensi pembelian konsumen? 4. Apakah ilustrasi berpengaruh positif terhadap preferensi pembelian konsumen?

19 19 5. Apakah tipografi berpengaruh positif terhadap preferensi pembelian konsumen? 6. Apakah tata letak berpengaruh positif terhadap preferensi pembelian konsumen? C. Batasan Masalah Pada penelitian ini dilakukan pembatasan masalah pada objek penelitian adalah Shampo Sunsilk, sedangkan subjek penelitian yaitu konsumen Shampo Sunsilk di Kota Purworejo. Penelitian ini juga dibatasi pada variabel penelitian yaitu kemasan baru Sunsilk yang meliputi warna, bentuk, logo/ merek, ilustrasi, tipografi dan, tata letak. D. Tujuan Penelitian Penelitian ini disusun untuk tujuan sebagai berikut : 1. Untuk menguji pengaruh warna terhadap preferensi pembelian konsumen. 2. Untuk menguji pengaruh bentuk terhadap preferensi pembelian konsumen. 3. Untuk menguji pengaruh logo/merek terhadap preferensi pembelian konsumen. 4. Untuk menguji pengaruh ilustrasi terhadap preferensi pembelian konsumen. 5. Untuk menguji pengaruh tipografi terhadap preferensi pembelian konsumen.

20 20 6. Untuk menguji pengaruh tata letak terhadap preferensi pembelian konsumen. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi secara teoritis tentang pengertian preferensi pembelian konsumen, pengertian kemasan, pengertian kemasan, daya tarik kemasan yang meliputi warna, bentuk, logo/ merek, ilustrasi, tipografi, dan tata letak, serta perubahan kemasan dengan preferensi pembelian konsumen, juga memberikan tambahan informasi yang terkait dengan manajemen pemasaran khususnya strategi pemasaran produk. 2. Manfaat Secara Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi perusahaan untuk dapat menentukan strategi yang tepat dalam proses pengambilan keputusan dalam memasarkan produk serta dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan mempertahankan loyalitas pelanggan.

21 21 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Pengertian Kemasan Definisi kemasan menurut Kotler (1999) Kemasan adalah kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus bagi sebuah produk. Definisi kemasan menurut Wirya (1999) Kemasan merupakan suatu kegiatan merancang dan memproduksi wadah suatu produk yang dapat digunakan untuk meningkatkan citra dari barang dan jasa yang dihasilkan dengan memperhatikan apa yang diinginkan oleh perusahaan yang dituju dan kebutuhan konsumen. B. Konsep Pengemasan Konsep pengemasan telah menjadi bagian penting yang harus mencakup seluruh proses pemasaran dari konsepsi produk sampai ke pemakai akhir. Menilik situasi ini, pertimbangan-pertimbangan yang ditetapkan untuk suatu rancangan kemasan harus dilandasi pemahaman tentang karakteritik produk, proses produksi, harga produk, jalur distribusi, produk pesaing, sasaran pasar, promosi, dan kecenderungan mode (Wirya: 1999). C. Fungsi Kemasan Fungsi kemasan harus menampilkan sejumlah faktor penting sebagai berikut (Wirya: 1999). 1. Faktor Pengamanan Melindungi produk terhadap berbagai kemungkinan yang dapat menjadi penyebab timbulnya kerusakan barang, misalnya: cuaca, sinar, jatuh, tumpukan, kuman, serangga, dan lain-lain. 7

22 22 2. Faktor Ekonomi Perhitungan biaya produksi yang efektif termasuk pemilihan bahan, sehingga biaya tidak melebihi proporsi manfaatnya. 3. Faktor Pendistribusian Mudah didistribusikan dari pabrik ke distributor atau pengecer sampai ke tangan konsumen, di tingkat distributor atau pengecer, kemudahan penyimpanan dan pemajangan perlu dipertimbangkan. 4. Faktor Komunikasi Sebagai media komunikasi yang menerangkan atau mencerminkan produk, citra merek, dan juga sebagai bagian dari promosi, dengan pertimbangan mudah dilihat, dipahami, dan diingat. 5. Faktor Ergonomi Berbagai pertimbangan agar kemasan mudah dibawa/ dipegang, dibuka, dan mudah diambil / dihabiskan isinya. 6. Faktor Estetika Keindahan merupakan daya tarik visual yang mencakup pertimbangan penggunaan warna, bentuk, merek/logo, ilustrasi, huruf, dan tata letak, untuk mencapai mutu daya tarik visual secara optimal. 7. Faktor Identitas Secara keseluruhan, kemasan harus berbeda dengan kemasan lain, yakni memiliki identitas produk agar mudah dikenali dan membedakannya dengan produk-produk yang lain.

23 23 Sedangkan menurut Hermawan Kartajaya, seorang pakar di bidang pemasaran mengatakan bahwa teknologi telah membuat packaging berubah fungsi, dulu orang bilang Packaging protects what it sells (Kemasan melindungi apa yang dijual). Sekarang, Packaging sells what it protects (Kemasan menjual apa yang dilindungi). Dengan kata lain, kemasan bukan lagi sebagai pelindung atau wadah tetapi harus dapat menjual produk yang dikemasnya (Kartajaya: 1996). Perkembangan fungsional kemasan tidak hanya berhenti sampai di situ saja. Sekarang ini kemasan sudah berfungsi sebagai media komunikasi. Misalnya pada kemasan susu atau makanan bayi seringkali dibubuhi nomor telepon toll-free atau bebas pulsa. Nomor ini bisa dihubungi oleh konsumen tidak hanya untuk complain, tetapi juga sebagai pusat informasi untuk bertanya tentang segala hal yang berhubungan dengan produk tersebut (Kartajaya: 1996). Kemasan juga dapat berfungsi untuk mengkomunikasikan suatu citra tertentu. Contohnya, produk-produk makanan Jepang. Orang Jepang dikenal paling pintar membuat kemasan yang bagus. Permen Jepang seringkali lebih enak dilihat daripada rasanya. Mereka berani menggunakan bahan-bahan mahal untuk membungkus produk yang dijual. Walaupun tidak ada pesan apa-apa yang ditulis pada bungkus tersebut, tapi kemasannya mengkomunikasikan suatu citra yang baik (Kartajaya: 1996). Semua produk yang dijual di pasar swalayan harus benar-benar direncanakan kemasannya dengan baik. Karena produk dalam kategori yang

24 24 sama akan diletakkan pada rak yang sama. Jika produsen ingin meluncurkan suatu produk baru, salah satu tugas yang penting adalah membuat kemasannya stands out, lain daripada yang lain dan unik. Kalau tidak terkesan berbeda dengan produk lain, maka produk baru itu akan tenggelam. Sebelum mencoba isinya, konsumen akan menangkap kesan yang dikomunikasikan oleh kemasan, dengan demikian kemasan produk baru tersebut harus mampu beradu dengan kemasan produk-produk lainnya (Kartajaya: 1996). Dengan melihat fungsi kemasan yang sangat penting, maka konsep fungsional pengemasan harus mencakup seluruh proses pemasaran dari konsepsi produk sampai ke pemakai akhir (Kartajaya:1996). D. Daya Tarik Kemasan 1. Daya Tarik Visual Menurut (Wirya: 1999) daya tarik visual mengacu pada penampilan kemasan atau label suatu produk, yang mencakup warna, bentuk, merek, ilustrasi, teks, serta tata letak. Seluruhnya dikombinasikan untuk menciptakan suatu kesan menyeluruh untuk memberikan mutu daya tarik visual secara optimal. Daya tarik visual berhubungan dengan faktor emosi dan psikologis yang terletak pada bawah sadar manusia, desain yang baik memiliki efek positif yang sebagian besar tak disadari karena konsumen umumnya tidak menyadari bahwa mereka dipengaruhi oleh desain dan mereka tidak menganalisis setiap unsur.

25 25 2. Daya Tarik Praktis Menurut (Wirya: 1999) daya tarik praktis menunjukkan efektivitas dan efisiensi suatu kemasan yang ditujukan kepada konsumen maupun distributor/ pengecer. Beberapa daya tarik praktis yang lain, yaitu: a. Kemasan yang menjamin dapat melindungi produk. b. Kemasan yang mudah dibuka atau ditutup kembali untuk disimpan. c. Kemasan dengan porsi yang sesuai untuk produk makanan / minuman, atau dengan alternatif volume untuk pembelian eceran. d. Kemasan yang dapat digunakan kembali. e. Kemasan yang mudah dibawa, dijinjing, dipegang. f. Kemasan harus memudahkan pemakai untuk menghabiskan atau mengambil isinya dan mengisinya kembali untuk jenis produk yang dapat diisi ulang. E. Unsur Grafis Kemasan Menurut Wirya (1999) Elemen-elemen yang menjadi daya tarik suatu kemasan dapat dilihat dari 1. Warna Pada dasarnya warna adalah suatu mutu cahaya yang dipantulkan dari suatu objek ke mata manusia. Hal ini menyebabkan kerucut-kerucut warna pada retina mata bereaksi, yang memungkinkan timbulnya gejala warna pada objek-objek yang dilihat sehingga dapat mengubah persepsi manusia (Wirya: 1999). Konsumen melihat warna jauh lebih cepat

26 26 daripada melihat bentuk atau rupa, dan warnalah yang pertama kali terlihat bila produk berada di tempat penjualan. Menurut Wirya (1999) warna dibagi dalam kategori terang (muda), sedang, gelap (tua). Sebagai bahan pertimbangan keterlihatan konsumen, daya pantul cahaya dapat dinilai sebagai berikut: a. Warna terang nilai daya pantulnya 50% sampai 70%. b. Warna sedang nilai daya pantulnya 25% sampai 50%. c. Warna gelap nilai daya pantulnya 5% sampai 25%. Warna pada kemasan sangat penting artinya. Berikut adalah beberapa fungsi warna pada kemasan. a. Untuk identifikasi, komposisi warna harus berbeda dengan produkproduk pesaing agar konsumen dapat dengan mudah mengenali produk atau mencari produk yang kita tawarkan. b. Untuk menarik perhatian, warna terang/cerah akan memantulkan cahaya lebih jauh dibandingkan dengan warna gelap, sehingga warna terang lebih cepat menarik perhatian walaupun pada jarak penglihatan yang jauh. c. Untuk menimbulkan pengaruh psikologis. d. Untuk mengembangkan asosiasi, memberikan asosiasi tertentu terhadap produknya. e. Untuk menciptakan suatu citra, warna disesuaikan untuk mencerminkan atau menggambarkan keadaan produknya.

27 27 f. Untuk menghiasi produk, suatu produk tidak dapat ditampilkan secara akurat hanya dengan warna hitam-putih. g. Untuk memastikan keterbacaan yang maksimum, gunakan warna kontras untuk sesuatu yang ingin ditonjolkan. h. Untuk mendorong tindakan, dibandingkan dengan kemasan yang polos, pemberian warna dapat memberikan dampak lebih. Di sini peranan warna adalah untuk menjual. i. Untuk proteksi dari cahaya, warna dapat digunakan untuk melindungi isi dari efek cahaya yang merusak. j. Untuk mengendalikan temperatur, warna yang terang cenderung memantulkan panas dari sebuah benda dan menjaga bagian dalam kemasan tetap sejuk. k. Untuk membangkitkan minat dalam mode, warna dapat mencerminkan trend yang sedang berlangsung. 2. Bentuk Bentuk kemasan merupakan pendukung utama yang membantu terciptanya seluruh daya tarik visual (Wirya: 1999). a. Bentuk yang sederhana lebih disukai daripada bentuk yang rumit, karena konsumen cenderung melihat bentuk dari segi kepraktisannya. b. Suatu bentuk yang teratur akan memiliki daya tarik lebih. Bentuk yang tidak teratur ada kalanya manjur pada kondisi tertentu, tapi pada umumnya orang lebih menyukai sesuatu yang sederhana.

28 28 c. Suatu bentuk harus seimbang. d. Bentuk yang cembung lebih disukai daripada bentuk yang cekung, karena produk akan terlihat lebih padat atau lebih banyak isinya. e. Bentuk bulat lebih disukai oleh wanita, dan mereka lebih menyukai bentuk lingkaran daripada segitiga. f. Bentuk seharusnya mudah terlihat dan tidak bersistorsi bila dipandang dari jauh. 3. Merek / Logo Desain kemasan melibatkan pula keputusan yang berkenaan dengan tanda tanda identifikasi, terutama merek dagang dan logo perusahaan. Bila kita memperhatikan perilaku konsumen di pasar, sering terjadi seseorang membeli merek, terutama barang-barang yang dipandang dapat menaikkan gengsi atau statusnya di lingkungan sekitarnya, dengan demikian merek dagang dan logo dapat memainkan peranan penting untuk meningkatkan daya tarik kemasan. Beberapa faktor yang biasanya dipertimbangkan dalam menetapkan rupa merek dagang atau logo perusahaan adalah: (Wirya: 1999). a. Sejarah (heraldic) b. Identitas atau kekhasan c. Asosiatif d. Artistik e. Komunikatif f. Simbolik

29 29 g. Impresif Dan dari sudut reka bentuk suatu merek dagang sebaiknya: (Wirya: 1999). a. Mengandung keaslian b. Mudah dibaca atau diucapkan c. Menggugah d. Cocok dengan produknya e. Mudah diingat f. Sederhana dan ringkas. g. Mudah disisipkan pada media mana pun h. Tidak mengandung konotasi yang kurang menyenangkan. i. Cocok untuk diekspor j. Tidak sulit digambarkan. Berbeda dengan pendapat Murphy dan Rowe (1998) yang mengatakan bahwa: karena dari sifat, logo, dan simbol sering mudah dikenali dan dapat menjadi nilai untuk mengidentifikasi produk, meskipun kunci perhatian adalah sebagaimana baiknya mereka dapat saling berhubungan dalam ingatan bagi korespondensi nama merek dan produk untuk tambahan dalam penarikan merek Elemen visual memainkan peran yang penting dalam sebuah brand, terutama untuk mencapai awareness. Murphy dan Rowe (1998) mengklasifikasikan logo dalam tujuh kategori, yaitu:

30 30 a. Name-only logos, diambil dari brand name dengan visualisasi khusus. b. Name-symbol logos, diambil dari brand name dengan tipografis berkarakter dan termuat dalam symbol visual sederhana. c. Initial lettel logos, logo yang menggunakan huruf awal brand name. d. Pictorial name logos, logo yang menggunakan brand name sebagai komponen penting dari gaya logos. Secara keseluruhan logo ini tampil secara khas. e. Associate logos, logo yang berdiri bebas, biasanya tidak memuat brand name. f. Allusive logos, logo yang bersifat kiasan, biasanya berkaitan dengan produk atau jasa yang ditawarkan. g. Abstact logos, logo yang dapat menimbulkan berbagai kesan tergantung persepsi khalayak. 4. Ilustrasi Ilustrasi merupakan salah satu unsur penting yang sering digunakan dalam komunikasi sebuah kemasan karena sering dianggap sebagai bahasa universal yang dapat menembus rintangan yang ditimbulkan oleh perbedaan bahasa. Fungsi ilustrasi dalam kemasan adalah: (Wirya: 1999). a. Menarik perhatian b. Menonjolkan salah satu keistimewaan produk c. Memenangkan persaingan dalam menarik perhatian konsumen

31 31 d. Mendramatisasi pesan e. Merangsang minat membaca keseluruhan pesan f. Menjelaskan suatu pernyataan g. Menciptakan suatu suasana khas h. Menonjolkan suatu merek atau menunjang slogan yang ditampilkan 5. Tipografi Teks pada kemasan merupakan pesan kata-kata, digunakan untuk menjelaskan produk yang ditawarkan dan sekaligus mengarahkan sedemikian rupa agar konsumen bersikap dan bertindak sesuai dengan harapan konsumen. Beberapa tipe huruf mengesankan suasana-suasana tertentu, seperti kesan berat, ringan, kuat, lembut, jelita, dan sebagainya (Wirya: 1999). Sedangkan dalam buku (Natadjaja: 2008) Michael Beaumont berpendapat bahwa tipografi yang baik dikerjakan dengan bentuk, keseimbangan, dan warna. Selalu memperhatikan bentuk huruf yang dipakai, sangat penting untuk memperhatikan bukan hanya bentuk tapi juga karakter individual atau bentuk kata, juga space disekitarnya dan dalam bentuk yang aktual a. Tipografi sebagai brand personality Contoh : Aqua, Coca Cola b. Tipografi bisa mencerminkan jenis produk Contoh : Oreo, Mie & me c. Tipografi diterapkan untuk tulisan informasi

32 32 Contoh : peringatan pada produk rokok, produk obat. 6. Tata Letak Menurut Wirya (1999) tata letak adalah meramu semua unsur grafis, meliputi warna, bentuk, merek/ logo, ilustrasi, tipografi menjadi suatu kesatuan baru yang disusun dan ditempatkan pada halaman kemasan secara utuh dan terpadu. Enam butir pertimbangan dalam pengembangan tata letak adalah: a. Keseimbangan (balance) Penataan unsur-unsur untuk mencapai suatu kesan visual dengan penyebaran yang menyenangkan b. Titik Pandang (focus) Menonjolkan salah satu unsur untuk menarik perhatian. c. Lawanan (contrast) Penggunaan warna yang sangat berbeda untuk menarik perhatian dan keterbacaan. d. Perbandingan (proportion) Penggunaan ukuran yang serasi antara panjang-lebar, besarkecil, tebal-tipis, untuk mencapai keterpaduan yang enak dilihat. e. Alunan pirza (gaze-motion) Penataan yang sedemikian rupa antara merek /logo, ilustrasi, teks, dan tanda-tanda lainnya, dalam pengurutan yang paling logis untuk memberikan alur keterbacaan sesuai dengan kebiasaan orang membaca.

33 33 f. Kesatuan (unity) Mutu keseimbangan, titik pandang, lawanan, perbandingan, dan alunan pirza, digabungkan untuk pengembangan kesatuan pikir, penampilan dan tata letak. F. Perubahan Kemasan Beberapa alasan sebagai pertimbangan dalam mengubah desain kemasan antara lain (Wirya: 1999). 1. Turunnya penjualan 2. Perubahan kecenderungan konsumen 3. Perubahan sikap konsumen 4. Perubahan kondisi pasar 5. Kemasan pesaing lebih unggul 6. Perkembangan bahan dan teknologi 7. Perkembangan eceran baru 8. Kebijakan pemasaran baru G. Preferensi Pembelian Kotler (2000) mengatakan bahwa konsumen memproses informasi tentang produk didasarkan pada pilihan merek untuk membuat keputusan terakhir. Timbulnya pembelian suatu produk terlihat dimana konsumen mempunyai kebutuhan yang ingin dipuaskan. Konsumen akan mencari informasi tentang manfaat produk dan selanjutnya mengevaluasi atribut produk tersebut. Konsumen akan memberikan bobot yang berbeda untuk

34 34 setiap atribut produk sesuai dengan kepentingannya, dari sini akan menimbulkan preferensi konsumen terhadap merek yang ada. Menurut Lilien, Kotler dan Moriarthy (1995) dan Kotler (2000) dalam buku karangan Simamora (2003), ada beberapa langkah yang harus dilalui sampai konsumen membentuk preferensi : 1. Diasumsikan bahwa konsumen melihat produk sebagai sekumpulan atribut. Konsumen yang berbeda memiliki persepsi yang berbeda tentang atribut apa yang relevan. 2. Tingkat kepentingan atribut berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masing-masing. Konsumen memiliki penekanan yang berbedabeda dalam menilai atribut apa yang paling penting. Konsumen yang daya belinya terbatas, kemungkinan besar akan memperhitungkan atribut harga sebagai yang utama. 3. Konsumen mengembangkan sejumlah kepercayaan tentang letak produk pada setiap atribut. Sejumlah kepercayaan mengenai merek tertentu disebut kesan merek. 4. Tingkat kepuasan konsumen terhadap produk akan beragam sesuai dengan perbedaan atribut. Konsumen akan sampai pada sikap terhadap merek yang berbeda melalui prosedur evaluasi. Proses evaluasi yang dimaksud adalah aturan kompensasi dan bukan kompensasi.

35 35 Gambar 1 Evaluasi Alternatif dan Pembentukan Persepsi Faktor - faktor pertimbangan (criteria evaluative) Alternatif yang dipertimbangkan Tingkat kepentingan (criteria evaluative) EVALUASI ALTERNATIF PADA SETIAP KRITERIA Model yang digunakan PREFERENSI MEREK Sumber : Hawkins, Best dan Coney (2001) dalam Mahrinasari dan Indriani (2009) Hawkins, Best, dan Coney (2001) dalam Mahrinasari dan Indriani (2009) mengatakan bahwa berdasarkan faktor yang dipertimbangkan, pada dasarnya pengambilan keputusan bisa dibagi dua, yaitu pengambilan keputusan berdasarkan atribut produk dan pengambilan keputusan berdasarkan sikap. H. Penelitian Terdahulu Penelitian terkait dengan preferensi pembelian pernah diteliti sebelumnya oleh Mahrinasari dan Indriani pada tahun 2009 yang mengangkat judul Analisis Pengaruh Perubahan Kemasan Sunsilk Terhadap Preferensi Pembelian Konsumen (Studi Pada Mahasiswa Universitas Lampung). Variabel independen adalah warna, bentuk, logo, ilustrasi, tipografi, dan tata letak sedangkan variabel dependennya adalah preferensi pembelian. Metode

36 36 analisis yang digunakannya adalah analisis linier berganda dan hasil pengujian hipotesis menggunakan uji t menunjukkan bahwa variabel tipografi terbukti tidak mempengaruhi preferensi pembelian sedangkan variabel warna, bentuk, ilustrasi, logo, dan tata letak terbukti mempengaruhi preferensi pembelian. I. Hipotesis Kesimpulan sementara yang akan dibuktikan kebenarannya dalam penelitian ini adalah: H 1 : Diduga warna kemasan baru Sunsilk berpengaruh positif terhadap preferensi pembelian konsumen. H 2 : Diduga bentuk kemasan baru Sunsilk berpengaruh positif terhadap preferensi pembelian konsumen. H 3 : Diduga merek/logo kemasan baru Sunsilk berpengaruh positif terhadap preferensi pembelian konsumen. H 4 : Diduga ilustrasi kemasan baru Sunsilk berpengaruh positif terhadap preferensi pembelian konsumen. H 5 : Diduga tipografi kemasan baru Sunsilk berpengaruh positif terhadap preferensi pembelian konsumen. H 6 : Diduga tata letak kemasan baru Sunsilk berpengaruh positif terhadap preferensi pembelian konsumen. J. Kerangka Berpikir Kerangka pemikiran merupakan suatu sintesa tentang hubungan antara variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah diartikan. Berdasarkan

37 37 teori yang telah dideskriptifkan tersebut, selanjutnya di analisis secara kritis dan sistematis sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antara variabel variabel yang diteliti (Sugiyono: 2006). Kemasan Baru Gambar 2 Kerangka Pemikiran Penelitian Warna (X 1 ) Bentuk (X 2 ) Merek/ Logo (X 3 ) Ilustrasi (X 4 ) HI (+) H2 (+) H3 (+) H4 (+) Preferensi Pembelian Konsumen (Y) Tipografi (X 5 ) H5 H6 (+) Tata Letak (X 6 ) Keterangan : : Pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen.

38 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian survei dengan memberikan kuesioner terhadap responden. Survei adalah metode pengumpulan data utama melalui komunikasi, apakah komunikasi verbal atau non verbal, dengan responden yang terwakili (Zikmund dalam Subiantoro: 2000). B. Jenis Data Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer. Menurut Umar (2002: 130), Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perorangan. Data ini berupa kuesioner yang diberikan langsung kepada responden. Sumber data berasal dari responden. Data primer merupakan informasi yang dikumpulkan peneliti langsung dari sumbernya. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil pengisian kuesioner oleh responden, yaitu konsumen yang memakai/ mengkonsumsi produk shampo Sunsilk dan membeli shampo Sunsilk. Penyusunan item kuesioner dalam penelitian ini berdasarkan pada unsur grafis kemasan warna, bentuk kemasan, merek/ logo, ilustrasi, tipografi, dan tata letak pada shampo Sunsilk yang dilakukan di kota Purworejo. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi 24

39 39 Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi obyek penelitian. (Kuncoro, 2003: 103). Adapun populasi dari penelitian ini adalah semua konsumen shampoo Sunsilk di kota Purworejo. 2. Sampel Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi. (Kuncoro, 2003: 103). Adapun sampel yang diambil dalam penelitian ini sejumlah 100 sampel dengan pertimbangan bahwa jumlah tersebut sudah melebihi jumlah sampel minimal (n=30) dalam penelitian yang dilakukan untuk studi korelasional dan studi kausal-komparatif (Gay dan Diehl: 1996 dalam Kuncoro, 2003: 111). D. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah judgment sampling yang merupakan salah satu dari purposive sampling. Judgment sampling yaitu teknik pengambilan sampel dimana sampel dipilih berdasarkan penilaian terhadap karakteristik anggota sampel yang disesuaikan dengan maksud penelitian (Kuncoro, 2003: 119)). Dalam penelitian ini kriteria tersebut adalah konsumen yang sering (minimal 3 kali pemakaian dalam seminggu) menggunakan produk shampo Sunsilk. E. Teknik Pengukuran Data Data yang digunakan dalam penilitian ini berasal dari data primer. Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner. Menurut Umar (2002:

40 40 167), kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberikan pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Dalam penelitian ini pengukuran variabel dengan menggunakan skala likert dengan 5 pilihan jawaban yaitu. Tingkatan Skor Sangat Setuju 5 Setuju 4 Netral 3 Tidak Setuju 2 Sangat Tidak Setuju 1 F. Definisi Operasional Variabel 1. Variabel bebas / Independen (X) Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel lainnya. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kemasan iklan yang terdiri dari materi warna, bentuk, logo/ merek, ilustrasi, tipografi, dan tata letak. Penjelasan keenam variabel di atas adalah sebagai berikut: a. Variabel (X 1 ) Warna yaitu Pada dasarnya warna adalah suatu mutu cahaya yang dipantulkan dari suatu objek ke mata manusia. Hal ini menyebabkan kerucut-kerucut warna pada retina mata bereaksi, yang memungkinkan timbulnya gejala warna pada objek- objek yang dilihat sehingga dapat mengubah persepsi manusia. Indikatornya: 1) Komposisi warna

41 41 2) Keatraktifan warna 3) Penggambaran citra produk b. Variabel (X 2 ) Bentuk yaitu bentuk kemasan merupakan pendukung utama yang membantu terciptanya seluruh daya tarik visual. Indikatornya: 1) Keatraktifan bentuk 2) Kemudahan dilihat 3) Memenuhi kaidah kepraktisan c. Variabel (X 3 ) Logo/ merek yaitu bagian yang memainkan peranan penting untuk meningkatkan daya tarik kemasan Indikatornya : 1) Komunikatif 2) Menggugah keinginan 3) Kesesuaian dengan image produk d. Variabel (X 4 ) Ilustrasi yaitu bahasa universal yang dapat menembus rintangan perbedaan bahasa. Indikatornya : 1) Keatraktifan ilustrasi 2) Menonjolkan keistimewaan produk 3) Merangsang minat baca pesan e. Variabel (X5) Tipografi yaitu pemilihan jenis huruf yang ditampilkan dalam kemasan. Indikatornya :

42 42 1) Kesesuaian dengan pesan yang ingin disampaikan produk 2) Memberikan kesan kuat 3) Tidak cepat pudar oleh mode f. Variabel (X6) Tata letak yaitu meramu semua unsur grafis, meliputi warna, bentuk, merek, ilustrasi, tipografi menjadi suatu kesatuan baru yang disusun dan ditempatkan pada halaman kemasan secara utuh dan terpadu Indikatornya : 1) Keseimbangan tata letak 2) Titik pandang yang menjadi pusat perhatian 3) Perbandingan ukuran unsur- unsur dalam kemasan 2. Variabel Terikat / Dependen (Y) Variabel terikat disini adalah preferensi pembelian konsumen dalam membeli produk sunsilk (Y). Indikatornya : a. Pemenuhan kebutuhan akan produk b. Meningkatkan keterpilihan akan produk c. Pembentukan preferensi pembelian G. Alat Analisis 1. Uji Instrumen a. Uji validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika

43 43 pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan dikur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2007: 45). Cara yang digunakan untuk menguji valid tidaknya suatu kuesioner dengan menggunakan uji Confirmatory Factor Analysis (CFA). Uji dengan CFA adalah faktor yang digunakan untuk menguji apakah suatu konstruk mempunyai unidimensionalitas atau apakah indikator-indikator yang digunakan dapat mengkonfirmasikan sebuah konstruk atau variabel. Jika masing-masing indikator merupakan indikator pengukur konstruk maka akan memiliki nilai loading faktor (minimal 0,4) yang tinggi. Asumsi yang mendasari dapat tidaknya digunakan analisis faktor adalah data matrik harus memiliki korelasi yang cukup (Suffiction correlation). Alat uji lain yang digunakan untuk mengukur tingkat korelasi antar variabel dan dapat tidaknya dilakukan analisis faktor, adalah Kaiser Meyer Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO MSA). Nilai KMO bervariasi dari 0 sampai dengan 1. Nilai yang dikehendaki harus > 0,50 untuk dapat dilakukan analisis faktor (Ghozali, 2007: 49). b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

44 44 Instrumen dikatakan reliabel apabila instrumen tersebut cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,6 (Nunnualy dalam Ghozali, 2006: 42). 2. Analisis Data a. Analisis Regresi Linear Berganda Merupakan suatu alat analisis peramalan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsi atau hubungan kausal antara dua variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat. Persamaannya dirumuskan sebagai berikut: Y= a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 +b5x5 +b6x6 + e Keterangan : Y = preferensi pembelian konsumen X 1 = perubahan warna X 2 = perubahan bentuk X 3 = perubahan logo/ merek X 4 = perubahan ilustrasi X5= perubahan tipografi X6= perubahan tata letak a = konstanta b 1, b 2, b 3, b 4, b 5, b 6 = koefisien regresi e = pengganggu (error)

45 45 (Sugiyono, 2006: 261) b. Kriteria Penerimaan dan Penolakan Hipotesis Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis berdasarkan signifikansi. 1) Jika signifikansi > 0,05 (a = 5%) maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti pengaruh tidak signifikan. 2) Jika signifikansi < 0,05 (a = 5%) maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti pengaruh terbukti signifikan.

46 46 BAB IV PENYAJIAN HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Penelitian 1) Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dengan cara membagikan kuesioner secara langsung kepada responden. Proses pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri dengan membagikan kuesioner kepada responden yang ada di Kota Purworejo. Pengumpulan data dilakukan terhitung mulai dari tanggal 10 Juli 2011 sampai dengan 05 Agustus Kuesioner yang disebar sebanyak 115 kuesioner, karena dalam proses pengumpulan data kuesioner ada yang tidak kembali sebanyak 15 kuesioner sehingga diperoleh 100 kuesioner yang dapat diteliti. Hasil pengumpulan data secara lengkap disajikan dalam tabel berikut : Tabel 2 Hasil pengumpulan data responden Keterangan Kuesioner yang disebar Kuesioner yang tidak kembali Kuesioner yang dapat diolah Jumlah Sumber : Data Primer diolah 2) Karakteristik Responden Karakteristik responden pada penelitian ini dibedakan atas usia, jenis 32

47 47 kelamin, dan pendidikan terakhir yang tertera dalam kuesioner dan telah diisi oleh responden. a. Karakteristik responden berdasarkan usia tabel berikut: Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat dalam 20 tahun tahun tahun Tabel 3 Responden berdasarkan usia Usia Jumlah Responden Prosentase (%) 38 38% 55 55% 7 7% Jumlah % Sumber : Data Primer diolah Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak terdapat pada usia tahun dengan tingkat prosentase sebesar 55%. b. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 4 Responden Berdasarkan Jenis kelamin Jenis Kelamin Jumlah Responden Prosentase (%) Laki- laki Perempuan % 57% Jumlah % Sumber : Data Primer diolah Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak adalah responden perempuan dengan tingkat prosentase sebesar 57%.

48 48 c. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 5 Responden berdasarkan pendidikan terakhir Tahun Jumlah Responden Prosentase (%) SMP SMA Diploma S % 67% 9% 12% Jumlah % Sumber : Data Primer diolah Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak dengan pendidikan terakhir SMA dengan tingkat prosentase sebesar 67%. 3) Distribusi Jawaban Responden Analisa ini menunjukkan tentang distribusi jawaban responden pada masing-masing variabel yang diteliti yaitu variabel warna (X 1 ), bentuk (X 2 ), logo/merek (X 3 ), ilustrasi (X 4 ), tipografi (X 5 ), tata letak (X 6 ) dan preferensi pembelian konsumen (Y). Dalam distribusi jawaban ini tiap variabel disajikan dengan skor yang masing-masing memiliki bobot yang berbeda-beda sesuai dengan tingkatannya. Adapun tingkatan dan skor yang masing-masing memiliki bobot yang berbeda-beda sesuai dengan tingkatannya. Adapun tingkatan dan skor yang diberikan adalah sebagai berikut : Tingkatan Skor Sangat Setuju 5

49 49 Setuju 4 Netral 3 Tidak Setuju 2 Sangat Tidak Setuju 1 a. Variabel Warna (X 1 ) Berdasarkan jawaban responden terhadap variabel warna (X 1 ) ditunjukkan oleh tabel 6 berikut : Tabel 6 Variabel Warna (X 1 ) No Pertanyaan SS S N TS STS Jumlah Jumlah Prosentase (%) 6 58,3 32, Sumber : Data Primer diolah Dari data di atas menunjukkan sebesar 58,3% responden menyatakan bahwa perubahan warna kemasan sunsilk mempengaruhi preferensi pembelian. b. Variabel Bentuk (X 2 ) Berdasarkan jawaban responden terhadap variabel bentuk (X 2 ) ditunjukkan oleh tabel 7 berikut : Tabel 7 Variabel Bentuk (X 2 ) No Pertanyaan SS S N TS STS Jumlah Jumlah Presentase (%) 5 53,7 37,3 3,7 0,3 100 Sumber : Data Primer diolah

50 50 Dari data di atas menunjukkan sebesar 53,7 % responden menyatakan bahwa preferensi pembelian responden dipengaruhi oleh perubahan bentuk kemasan sunsilk. c. Variabel Logo/ merek (X 3 ) Berdasarkan jawaban responden terhadap variabel logo/merek (X 3 ) ditunjukkan oleh tabel 8 berikut : Tabel 8 Variabel Logo/ merek (X 3 ) No Pertanyaan SS S N TS STS Jumlah Jumlah Prosentase (%) ,7 4 0,3 100 Sumber : Data Primer diolah Dari data di atas menunjukkan sebesar 52% responden menyatakan bahwa responden setuju perubahan logo/merek kemasan sunsilk mempengaruhi preferensi pembelian. d. Variabel Ilustrasi (X 4 ) Berdasarkan jawaban responden terhadap variabel ilustrasi (X 4 ) ditunjukkan oleh tabel 9 berikut: Tabel 9 Variabel ilustrasi (X 4 ) No Pertanyaan SS S N TS STS Jumlah Jumlah Prosentase (%) 9 53,3 37 1, Sumber : Data Primer diolah

51 51 Dari data di atas menunjukkan sebesar 53,3% responden menyatakan setuju bahwa ilustrasi mempengaruhi preferensi pembelian. e. Variabel Tipografi (X 5 ) Berdasarkan jawaban responden terhadap variabel tipografi (X 5 ) ditunjukkan oleh tabel 10 berikut : Tabel 10 Variabel Tipografi (X 5 ) No Pertanyaan SS S N TS STS Jumlah Jumlah Prosentase (%) 5,3 55,3 36,3 2,3 0,7 100 Sumber : Data Primer diolah Dari data di atas menunjukkan sebesar 55,3% responden menyatakan setuju bahwa tipografi kemasan sunsilk mempengaruhi preferensi pembelian produk Sunsilk. f. Variabel Tata letak (X 6 ) Berdasarkan jawaban responden terhadap variabel tata letak (X 6 ) ditunjukkan oleh tabel 11 berikut: Tabel 11 Variabel Tata Letak (X 6 ) No Pertanyaan SS S N TS STS Jumlah Jumlah Prosentase (%) 5 52,7 38,7 3,3 0,3 100 Sumber : Data Primer diolah

52 52 Dari data di atas menunjukkan sebesar 52,7% responden menyatakan responden setuju bahwa perubahan tata letak kemasan baru Sunsilk mempengaruhi preferensi pembelian. g. Variabel Preferensi Pembelian Konsumen (Y) Berdasarkan jawaban responden terhadap variabel preferensi pembelian konsumen (Y) ditunjukkan oleh tabel 12 berikut : Tabel 12 Variabel Preferensi Pembelian Konsumen (Y) No Pertanyaan SS S N TS STS Jumlah Jumlah Prosentase (%) 7,3 62,7 28 1,3 0,7 100 Sumber : Data Primer diolah Dari data di atas menunjukkan sebesar 62,7% responden menyatakan setuju bahwa perubahan kemasan Sunsilk dapat mempengaruhi preferensi pembelian. B. Hasil Pengujian Instrumen Dalam melakukan suatu penelitian yang menggunakan suatu instrumen seperti kuesioner diperlukan pengukuran yang menyangkut validitas dan reliabilitas instrumen tersebut. Hal ini sangat penting untuk menentukan apakah alat pengukuran tersebut dapat digunakan atau tidak dalam mengumpulkan data yang diperlukan sehingga bisa didapat hasil

53 53 pengujian hipotesis yang tepat sasaran. Untuk itu sangat diperlukan instrumen penelitian yang memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi. 1. Uji Validitas Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur. Pengujian validitas dilakukan dengan Confirmatory Factor Analysis (CFA) menggunakan software SPSS 16.0 for windos. Uji CFA digunakan untuk menguji apakah indikator-indikator yang digunakan dapat mengkonfirmasikan sebuah variabel yaitu jika mempunyai nilai loading faktor yang tinggi, yaitu diatas 0.6, sedangkan nilai KMO MSA > 0.50 dengan nilai signifikansi untuk dapat dilakukan analisis faktor selanjutnya. Berdasarkan pre-test yang disebar kepada 50 responden di Purworejo didapatkan nilai KMO sebesar sehingga dapat dilakukan analisis factor. Begitu juga dengan nilai Bartlett s Test dengan Chi-square = dan signifikansi pada 0.000, maka dapat disimpulkan bahwa uji analisis faktor dapat dilanjutkan dengan Confirmatory Factor Analysis (CFA). Hasil uji KMO MSA Pre test ditunjukkan pada tabel berikut ini: Tabel 13 Pengujian KMO and Bartlett s Test KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy..522 Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square Sumber: Data Primer diolah Df 210 Sig..000

54 54 Berdasarkan nilai loading factor nya maka semua item valid karena melebihi loading factor minimal sebesar 0.4, dapat dilihat dalam tabel Rotated Component Matric berikut ini: Tabel 14 Hasil Pengujian Validitas Data Pre Test Rotated Component Matrix a Component W1.605 W2.824 W3.684 B1.787 B2.813 B3.832 L1.776 L2.815 L3.872 I1.859 I2.828 I3.732 T1.859 T2.797 T3.693 TL1.849 TL2.839 TL3.835 P1.770 P2.835 P3.785 Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. Sumber : Data Primer diolah Dari tabel tersebut dapat disimpulkan semua indikator dari masingmasing variabel valid, karena mengelompok pada satu faktor dengan nilai loading faktor diatas 0.6. Sedangkan hasil pengujian validitas akhir yang

55 55 disebar kepada 100 responden dari faktor analisis dapat dilihat dalam tabel 15 sebagai berikut : Tabel 15 Pengujian KMO and Bartlett s Test KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy..772 Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square Df 210 Sumber : Data Primer diolah Sig..000 Berdasarkan tabel di atas yang disebar kepada 100 responden didapatkan nilai KMO sebesar dimana nilainya > 0.50 berarti bahwa ada kedekatan antar variabel. Pada uji bartlett test diperoleh nilai statistik pada taraf signifikansi 0.000, maka dapat disimpulkan bahwa antar variabel terjadi korelasi (signifikansi < 0.05). Analisis ini dapat dilanjutkan ke analisis berikutnya karena syarat untuk dapat melakukan analisis faktor adalah jika nilai KMO lebih besar dari 0.50 (Ghozali, 2007:49). Berdasarkan nilai loading factor-nya maka semua item valid karena melebihi loading factor minimal sebesar 0.4, dapat dilihat dalam tabel Rotated Component Matrix berikut ini.

56 56 Tabel 16 Hasil Pengujian Validitas Akhir Rotated Component Matrix a Component W1.622 W2.776 W3.781 B1.656 B2.629 B3.808 L1.799 L2.785 L3.750 I1.747 I2.672 I3.591 T1.632 T2.597 T3.671 TL1.559 TL2.871 TL3.888 P1.569 P2.724 P3.730 Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a. Rotation converged in 10 iterations. Sumber : Data Primer diolah Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa semua indikator dari masing-masing variabel valid, karena mengelompok pada satu faktor dengan nilai loading faktor di atas 0.4. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa seluruh item pernyataan yang berhubungan dengan variabel penelitian telah memenuhi uji validitas.

57 57 2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas adalah suatu angka indeks yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas ini dilakukan dua kali dengan menggunakan Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.60 (Gozhali, 2007: 42). Hasil uji reliabilitas awal (Pre-test) ditunjukkan pada tabel 17 berikut : Tabel 17 Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Variabel a hitung Ket. a minimal Kesimpulan Warna (X 1 ) > 0.6 Reliabel Bentuk (X 2 ) > 0.6 Reliabel Logo/ merek (X 3 ) > 0.6 Reliabel Ilustrasi (X 4 ) > 0.6 Reliabel Tipografi (X 5 ) > 0.6 Reliabel Tata Letak (X 6 ) > 0.6 Reliabel Preferensi Pembelian (Y) > 0.6 Reliabel Sumber : Data Primer diolah Berdasarkan tabel di atas didapatkan hasil pengujian uji reliabilitas dengan menggunakan analisis Cronbach Alpha diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa masing-masing variabel memiliki nilai alpha yang melebihi 0.6 sehingga semua semua item pernyataan tersebut telah memenuhi uji reliabilitas.

58 58 Sedangkan hasil pengujian reliabilitas akhir ditunjukkan dalam tabel 18 sebagai berikut: Tabel 18 Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data Akhir Variabel a hitung Ket. a minimal Kesimpulan Warna (X 1 ) > 0.6 Reliabel Bentuk (X 2 ) > 0.6 Reliabel Logo/ merek (X 3 ) > 0.6 Reliabel Ilustrasi (X 4 ) > 0.6 Reliabel Tipografi (X 5 ) > 0.6 Reliabel Tata Letak (X 6 ) > 0.6 Reliabel Preferensi pembelian (Y) > 0.6 Reliabel Sumber : Data Primer diolah Dari hasil pengujian di atas dengan menggunakan analisis Cronbach Alpha diperoleh hasil yang menunjukkan reliabiltas alpha masing-masing variabel lebih besar dari 0,6. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa seluruh item pernyataan yang berhubungan dengan variabel penelitian telah memenuhi uji reliabilitas. C. Hasil Pengujian Hipotesis Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dilakukan analisis regresi berganda (multiple regression). Dalam penelitian ini analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel warna, bentuk, logo, dan ilustrasi, tipografi, serta tata letak terhadap preferensi pembelian konsumen. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan Program SPSS 16.0 for windows.

59 59 Pengujian yang dilakukan tersebut secara langsung menunjukkan bahwa persamaan matematis untuk model regresi berganda dapat digunakan sebagai peramalan terhadap preferensi pembelian konsumen. Tabel 19 Hasil Uji Regresi Berganda Variabel Bebas Standardized Signifikan Coefficients Beta Constanta Warna (X 1 ) Bentuk (X 2 ) Logo/ merek (X 3 ) Ilustrasi (X 4 ) Tipografi (X 5 ) Tata Letak (X 6 ) Sumber : Data Primer diolah a. Hipotesis pertama yang menyatakan terdapat pengaruh positif antara variabel warna kemasan baru shampo Sunsilk terhadap variabel preferensi pembelian konsumen produk Sunsilk terdukung dengan hasil penelitian ini. Berdasarkan tabel 19 dapat dilihat dari hasil analisis nilai koefisien regresi sebesar dengan tingkat signifikan sehingga hipotesis pertama terdukung oleh penelitian ini. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen menganggap warna kemasan baru Sunsilk lebih menarik dimana warna kemasan ini mendorong tindakan pembelian dari sisi konsumennya (1999) konsumen melihat warna jauh lebih cepat daripada melihat bentuk atau rupa, warna dapat mengubah persepsi manusia dan warnalah yang pertama kali terlihat bila produk berada ditempat penjualan.

60 60 b. Hipotesis kedua yang menyatakan terdapat pengaruh positif antara variabel bentuk botol kemasan baru shampo Sunsilk terhadap variabel preferensi pembelian konsumen produk Sunsilk terdukung dengan hasil penelitian ini. Berdasarkan tabel 19 dapat dilihat dari hasil analisis nilai koefisien regresi sebesar dengan tingkat signifikan sehingga hipotesis kedua terdukung oleh penelitian ini. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen menganggap bentuk botol baru Sunsilk menarik, dimana bentuk botol baru menjadikan produk menjadi lebih mudah terlihat dan juga lebih praktis. c. Hipotesis ketiga yang menyatakan terdapat pengaruh positif antara variabel logo/ merek kemasan baru shampo Sunsilk terhadap variabel preferensi pembelian konsumen produk Sunsilk terdukung dengan hasil penelitian ini. Berdasarkan tabel 19 dapat dilihat dari hasil analisis nilai koefisien regresi sebesar dengan tingkat signifikan sehingga hipotesis ketiga terdukung oleh penelitian ini. Dari sisi konsumen, logo dalam kemasan baru dianggap dapat lebih mengkomunikasikan keseluruhan produk, karena bentuk logo ini lebih sesuai dengan image produk, dan juga karena bentuk logo ini mudah diingat oleh konsumen. Logo baru Sunsilk berbentuk tanda seru yang diletakkan tepat ditengah-tengah kemasannya. Penempatan serta ukuran logo ini menjadikan logo mudah terlihat oleh konsumen.

61 61 d. Hipotesis keempat yang menyatakan terdapat pengaruh positif antara variabel ilustrasi kemasan baru shampo Sunsilk terhadap variabel preferensi pembelian konsumen produk Sunsilk terdukung dengan hasil penelitian ini. Berdasarkan tabel 19 dapat dilihat dari hasil analisis nilai koefisien regresi sebesar dengan tingkat signifikan sehingga hipotesis keempat terdukung oleh penelitian ini. Ilustrasi pada kemasan baru Sunsilk ilustrasi utama terdiri dari logo tanda seru yang terletak tepat di tengah kemasan dan membujur secara horizontal, sehingga produk terlihat lebih tinggi. Manfaat dan kandungan shampo masih tetap terdapat dalam ilustrasi muka kemasan. Dengan adanya pengaruh positif dan signifikan antara perubahan variabel ilustrasi kemasan shampo Sunsilk terhadap preferensi pembelian konsumen, konsumen menganggap bahwa penggambaran ilustrasi dalam kemasan baru Sunsilk dinggap dapat lebih menonjolkan keistimewaan produk karena lebih atraktif dan dapat lebih merangsang minat untuk membaca keseluruhan pesan. e. Hipotesis kelima yang menyatakan terdapat pengaruh positif antara variabel tipografi kemasan baru shampoo Sunsilk terhadap variabel preferensi pembelian konsumen produk Sunsilk terdukung dengan hasil penelitian ini. Berdasarkan tabel 19 dapat dilihat dari hasil analisis nilai koefisien regresi sebesar dengan tingkat signifikan sehingga hipotesis kelima terdukung oleh penelitian ini. Hal ini menunjukkan bahwa, tipografi pada kemasan baru

62 62 Sunsilk pada bagian muka kemasan untuk cetakan kata-kata yang menginformasikan manfaat dan kandungan shampo Sunsilk, bahwa jenis huruf pada tulisan Sunsilk menggunakan Sans-Serif dengan tipe huruf custom typefaces yaitu huruf-huruf yang diciptakan khusus untuk keperluan desain grafis dengan dominasi warma hitam dan putih pada tulisan Sunsilk memberikan kesan yang lebih kuat, indah, dan harmonis sehingga mudah dibaca dan tidak ketinggalan jaman. f. Hipotesis keenam yang menyatakan terdapat pengaruh positif antara variabel tata letak kemasan baru shampo Sunsilk terhadap variabel preferensi pembelian konsumen produk Sunsilk terdukung dengan hasil penelitian ini. Berdasarkan tabel 19 dapat dilihat dari hasil analisis nilai koefisien regresi sebesar dengan tingkat signifikan sehingga hipotesis keenam terdukung oleh penelitian ini. Tata letak pada kemasan Sunsilk disesuaikan mengikuti bentuk botol yang berbentuk cembung, sehingga tata letak semua unsur grafis dalam kemasan ditata dalam tatanan yang vertikal. Pada kemasan baru, tata letak semua unsur grafis dalam kemasan didominasi dengan penataan secara horizontal dengan penekanan pada logo Sunsilk yang berbentuk tanda seru. Adanya pengaruh dan signifikan ini menunjukkan bahwa konsumen setuju bahwa penataan unsur-unsur grafis pada kemasan baru memiliki persebaran yang lebih menyenangkan dengan lebih menonjolkan satu

63 63 unsur untuk menarik perhatian (logo) dan bahwa tata letak kemasan baru memiliki keterpaduan yang lebih enak dilihat.

64 64 BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh perubahan kemasan sunsilk terhadap preferensi pembelian konsumen di kabupaten purworejo, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Variabel warna berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel preferensi pembelian konsumen dalam membeli produk Sunsilk. Artinya konsumen menganggap warna kemasan baru Sunsilk menarik dimana warna kemasan ini mendorong tindakan pembelian dari sisi konsumen, karena warna dapat mengubah persepsi konsumen. 2. Variabel bentuk kemasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel preferensi pembelian konsumen dalam membeli produk Sunsilk. Artinya bahwa konsumen menganggap bentuk botol baru Sunsilk menarik, dimana bentuk botol yang sekarang menjadikan produk menjadi lebih mudah terlihat dan juga lebih praktis. 3. Variabel logo/ merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel preferensi pembelian konsumen dalam membeli produk Sunsilk. Dari sisi konsumen, logo dalam kemasan baru Sunsilk dapat lebih mengkomunikasikan keseluruhan produk, karena bentuk logo ini lebih sesuai dengan image produk, dan juga karena bentuk logo ini mudah diingat oleh konsumen 50

65 65 4. Variabel ilustrasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel preferensi pembelian konsumen, artinya konsumen menganggap bahwa penggambaran ilustrasi dalam kemasan baru Sunsilk dianggap dapat lebih menonjolkan keistimewaan produk karena lebih atraktif dan dapat lebih merangsang minat untuk membaca keseluruhan pesan. 5. Variabel tipografi berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel preferensi pembelian konsumen, dalam artian bahwa jenis huruf pada kemasan baru lebih sesuai dengan pesan yang disampaikan oleh produk dan bahwa jenis huruf pada kemasan baru memberikan kesan yang lebih kuat. 6. Variabel tata letak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel preferensi pembelian konsumen. Adanya pengaruh dan signifikan ini menunjukkan bahwa konsumen setuju bahwa penataan unsur-unsur grafis pada kemasan baru memiliki persebaran yang lebih menyenangkan dengan lebih menonjolkan satu unsur untuk menarik perhatian dan bahwa tata letak kemasan baru memiliki keterpaduan yang lebih enak dilihat. B. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan dalam penelitian ini diantaranya sampel yang diambil dalam penelitian ini masih terbatas, yaitu hanya pada konsumen di kota Purworejo. Sehingga kemungkinan hasilnya akan berbeda jika dilakukan penelitian di daerah lain.

66 66 C. Implikasi Penelitian 1. Berdasarkan temuan hasil penelitian, maka implikasi bagi perusahaan sebagai berikut: a. Supaya konsumen setia dengan produk sunsilk, ada baiknya pada saat merubah kemasannya produsen memperhatikan unsur warna, karena warnalah yang pertama kali terlihat bila produk berada ditempat penjualan. b. Bentuk kemasan merupakan pendukung utama yang membantu terciptanya seluruh daya tarik visual. Lain dari itu bentuk sebuah kemasan dapat mengidentifikasi merek, produk, dan fungsi. Maka produsen kemasan Sunsilk perlu memperhatikan bentuk kemasan yang paling sesuai dengan produknya dan disesuaikan dengan kondisi pasar saat ini pada saat merubah kemasannya sehingga dari bentuk kemasan tersebut apat menciptakan preferensi pembelian konsumen yang baik akan produk Sunsilk. c. Kaitannya dengan merek/ logo, perusahaan Sunsilk perlu mendesain merek/ logo yang lebih artistik, komunikatif dan impresif. Karena merek/ logo dapat memankan peranan yang penting untuk menigkatkan daya tarik kemasan produk. d. Kaitannya dengan ilustrasi, kemasan baru sunsilk sudah memiliki ilustrasi yang baik, namun perlu ditingkatkan dan hendaknya perusahaan Sunsilk perlu mendesain ilustrasi kemasan yang menarik perhatian, dapat menonjolkan keistimewaan prouk, dapat merangsang

67 67 minat membaca keseluruhan pesan dan dapat memenangkan persaingan dalam menarik perhatian konsumen. e. Kaitannya dengan tipografi, perusahaan sudah mampu mengkomunikasikan nama, fungsi, dan fakta produk kepada konsumen luas. Tipografi kemasan Sunsilk juga sudah mampu mengekspresikan produk sampo Sunsilk. Perusahaan harus mampu mempertahankan unsur ini bila perlu meningkatkan lagi dengan memperbaharui tipografi kemasan supaya tipografi kemasan Sunsilk sesuai dengan kondisi dan keinginan pasar. f. Kaitannya dengan tata letak, perusahaan mampu meramu ke lima unsur grafis yang meliputi warna, bentuk, merek/ logo, ilustrasi, dan tipografi menjadi satu kesatuan baru yang disusun dan ditempatkan pada halaman kemasan secara utuh dan terpadu. Yang perlu dilakukan oleh perusahaan adalah dengan mempertahankan unsur tata letak kemasan Sunsilk saat ini dan lebih baik lagi bila perusahaan mampu meningkatkan dan memperbaiki tata letak kemasan sunsilk dan mampu membaca selera pasar. 2. Selanjutnya implikasi hasil penelitian ini bagi penelitian-penelitian berikutnya adalah: a. Bagi para peneliti yang hendak melakukan penelitian pada hal yang sama, sebaiknya penelitian dilakukan pada lingkup yang lebih besar. b. Bagi peneliti berikutnya sebaiknya melakukan penelitian yang lebih baik dengan mengembangkan variabel-variabel lain yang turut

68 68 mempengaruhi preferensi pembelian konsumen seperti tekstur, bahasa gambar/ visual syntax, simbol dan image yang mana variabel tersebut belum disertakan dalam penelitian ini.

69 69 DAFTAR PUSTAKA Ghozali, Imam Aplikasi Analisis Multovariate dengan Progam SPSS. Semarang: Badan Penerbit Undip. Kartajaya, Hermawan Marketing Plus 2000 Siasat Memenangkan Persaingan Global. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Kotler, Phillip Marketing. Jakarta: Erlangga. Kuncoro, Mudrajat Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Bagaimana Meneliti dan Menulis Tesis?. Jakarta: Erlangga. Mahrinasari & Indriani, Cori Analisis Pengaruh Perubahan Kemasan Sunsilk Terhadap Preferensi Pembelian Konsumen (Studi Pada Mahasiswa Universitas Lampung) Jurnal Manajemen dan Bisnis. Vol 5, No. 2, Januari 2009, hal Murphy, John. & Michael Rowe How To Design Trademarks and Logos. Ohio: North Light Book Natadjaja, Listia Visual Communication Design. Surabaya. Universitas Kristen Petra. Simamora, Bilson Membongkar Kotak Hitam Konsumen. Jakarta: PT Gramedia Utama. Sugiyono Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Umar, Husein Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Wirya, Irwan Kemasan Yang Menjual: Menang Bersaing Melalui Kemasan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. lifestyle

70 70 / Majalah MARKETING - Edisi 08/2006/Bedah Kekuatan Produk-produk Unilever produk Sunsilk.

71 71

72 72

73 73

74 74

PENGARUH KEMASAN BARU SUNSILK TERHADAP PREFERENSI PEMBELIAN KONSUMEN DI KOTA PURWOREJO. Dwi Mego Suwondo Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK

PENGARUH KEMASAN BARU SUNSILK TERHADAP PREFERENSI PEMBELIAN KONSUMEN DI KOTA PURWOREJO. Dwi Mego Suwondo Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK PENGARUH KEMASAN BARU SUNSILK TERHADAP PREFERENSI PEMBELIAN KONSUMEN DI KOTA PURWOREJO Dwi Mego Suwondo Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah warna, bentuk,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kemasan dan desain kemasan telah menjadi faktor penting dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Kemasan dan desain kemasan telah menjadi faktor penting dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Kemasan dan desain kemasan telah menjadi faktor penting dalam memasarkan bermacam-macam produk dan merupakan kunci penting dalam mengkomunikasikan keunggulan produk

Lebih terperinci

Nurkhasanah Universitas Muhammadiyah Purworejo

Nurkhasanah Universitas Muhammadiyah Purworejo 1 Pengaruh Motivasi Personal, Motivasi Sosiologis, dan Motivasi Institusional Terhadap Terjalinnya Pemasaran Relasional Pada Konsumen Bisnis Eceran Modern (Survei Pada Konsumen Sarinah Supermarket di Purworejo)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang terlibat langsung di

III. METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang terlibat langsung di III. METODE PENELITIAN 3.1 Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang terlibat langsung di dalam penelitian. 2. Objek Penelitian Objek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang digunakan untuk mengetahui nilai variabel X yakni keunggulan asosiasi merek,

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH STRATEGI MARKETING DENGAN SETTING LAY-OUT

KARYA ILMIAH STRATEGI MARKETING DENGAN SETTING LAY-OUT KARYA ILMIAH STRATEGI MARKETING DENGAN SETTING LAY-OUT Dosen pengampu: M. Suyanto, Prof. Dr, M.M. Disusun Oleh: Nama : Suya darma Nim : 09.11.2705 Kelas : 09-S1TI-02 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 STRATEGI

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. produk Wellborn di Bandar Lampung. Dalam melaksanakan penelitian ini, desain

III. METODE PENELITIAN. produk Wellborn di Bandar Lampung. Dalam melaksanakan penelitian ini, desain 26 III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini objek penelitian adalah perusahaan yang bergerak dalam industri pakaian yaitu Wellborn. Penelitian ini dilakukan di Oraqle sebagai distributor

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian

BAB III. Metode Penelitian BAB III Metode Penelitian A. Obyek/Subyek Penelitian Obyek yang digunakan adalah kartu pra bayar IM3 Indosat. Subyek yang digunakan adalah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, yang beralamat,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksplanatori (eksplanatory

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksplanatori (eksplanatory 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksplanatori (eksplanatory research). Penelitian eksplanatory bermaksud menjelaskan hubungan kausal antara

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis akan melakukan penelitian dengan mengambil objek

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis akan melakukan penelitian dengan mengambil objek III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini penulis akan melakukan penelitian dengan mengambil objek penelitian pada Giant Supermarket, Jl Z. A. Pagar Alam, Bandarlampung. Adapun

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN 27 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Data dan Sumber Data 3.1.1 Data Primer Data primer adalah data yang pertama kali dicatat dan dikumpulkan oleh peneliti Sanusi ( 2014 : 104). Data primer dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2015) objek penelitian merupakan suatu atribut atau penilaian orang, subjek atau kegiatan yang mempunyai variasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh media komunikasi pemasaran

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh media komunikasi pemasaran 43 III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh media komunikasi pemasaran langsung multi tingkat terhadap pengambilan keputusan pembelian produk herbal dari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan adalah penelitian deskriptif asosiatif. Dimana

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan adalah penelitian deskriptif asosiatif. Dimana III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode dasar yang digunakan adalah penelitian deskriptif asosiatif. Dimana menggabungkan antara dua metode, yaitu metode deskriptif yang dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi tersebut mencakup konteks riset, data dan sumber data, lokasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi tersebut mencakup konteks riset, data dan sumber data, lokasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN Lingkup Penelitian Pada bab ini akan dibahas metodologi yang digunakan dalam penelitian ini. Metodologi tersebut mencakup konteks riset, data dan sumber data, lokasi penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam penelitian survei. Penelitian survei

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam penelitian survei. Penelitian survei BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian survei. Penelitian survei adalah suatu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuisioner

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini akan menjelaskan mengenai objek dan subjek penelitian, jenis data

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini akan menjelaskan mengenai objek dan subjek penelitian, jenis data BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan menjelaskan mengenai objek dan subjek penelitian, jenis data teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, definisi operasional, pengujian kualitas instrumen

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan 32 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan verifikatif, yang mana tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh citra merek terhadap Niat Beli

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh citra merek terhadap Niat Beli 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh citra merek terhadap Niat Beli Shampo Dove di Bandar Lampung. Objek penelitian yang menjadi variabel bebas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Objek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu penelitian yang mencoba mencari deskripsi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian explanatory. Menurut Singarimbun dan Effendi

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian explanatory. Menurut Singarimbun dan Effendi III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian explanatory. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006 : 5), explanatory research penelitian yang menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah di mana penelitian

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah di mana penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah di mana penelitian tersebut akan dilakukan. Adapun penelitian yang dilakukan oleh penulis mengambil lokasi

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. dengan membentuk identitas produk yang kuat melalui persaingan merek,

I.PENDAHULUAN. dengan membentuk identitas produk yang kuat melalui persaingan merek, I.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kondisi persaingan yang semakin ketat, perusahaan dituntut untuk melakukan berbagai upaya guna meraih pangsa pasar terbesar dan mendapatkan loyalitas pelanggan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian Deskriptif Penelitian deskriftif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai satu

Lebih terperinci

PENGARUH SHOPPING LIFESTYLE DAN FASHION INVOLVEMENT PADA IMPULSE BUYING BEHAVIOR KONSUMEN

PENGARUH SHOPPING LIFESTYLE DAN FASHION INVOLVEMENT PADA IMPULSE BUYING BEHAVIOR KONSUMEN PENGARUH SHOPPING LIFESTYLE DAN FASHION INVOLVEMENT PADA IMPULSE BUYING BEHAVIOR KONSUMEN Oleh Dea Susiska Manejemen Deasusiska10@gmail.com Abstrak Untuk membuat diri menjadi berbeda dan lebih baik serta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut karena Universitas Mercu Buana Jakarta merupakan salah satu universitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran

III. METODE PENELITIAN. status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Moh. Nazir (2003: 54) metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa FEB

BAB III METODE PENELITIAN. Objek yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa FEB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa FEB Universitas Lampung yang pernah berkunjung di tempat wisata Lembah Hijau. 3.2

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah masyarakat baik pria maupun wanita di sekitar

BAB III METODA PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah masyarakat baik pria maupun wanita di sekitar 27 BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Lingkup Penelitian Subjek penelitian ini adalah masyarakat baik pria maupun wanita di sekitar daerah operasi perusahaan yakni di daerah kampung Sakarum, Nasef, Malabam,

Lebih terperinci

Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh dimensi kualitas layanan dalam. menciptakan Word of Mouth (WOM) pada Klinik Kecantikan Kusuma di Bandar

Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh dimensi kualitas layanan dalam. menciptakan Word of Mouth (WOM) pada Klinik Kecantikan Kusuma di Bandar 37 III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh dimensi kualitas layanan dalam menciptakan Word of Mouth (WOM) pada Klinik Kecantikan Kusuma di Bandar Lampung.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif (explanatory),

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif (explanatory), 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif (explanatory), dengan verifikatif, yang mana tujuan dari penelitian deskriptif adalah

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. sebab-akibat antara variable-variabel dalam penelitian ini, yaitu antara munculnya

BAB 3 METODE PENELITIAN. sebab-akibat antara variable-variabel dalam penelitian ini, yaitu antara munculnya 23 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian Kausal, yaitu hubungan sebab-akibat antara variable-variabel dalam penelitian ini, yaitu antara munculnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketat, oleh karena itu bagi perusahaan yang mempunyai keinginan untuk

BAB I PENDAHULUAN. ketat, oleh karena itu bagi perusahaan yang mempunyai keinginan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis dalam dunia pemasaran semakin berkembang dengan ketat, oleh karena itu bagi perusahaan yang mempunyai keinginan untuk memenangkan persaingan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Giant Ekspres Jl. Zaenal Abidin No.4 Kel. Labuhan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Giant Ekspres Jl. Zaenal Abidin No.4 Kel. Labuhan 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Giant Ekspres Jl. Zaenal Abidin No.4 Kel. Labuhan Ratu Kec. Kedaton, Bandarlampung. Adapun penelitian ini dilakukan untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan, biasa juga ditambahkan

III. METODE PENELITIAN. penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan, biasa juga ditambahkan III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan, biasa juga ditambahkan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1.1.1 Variabel Penelitian Variabel Bebas Variabel bebas adalah 1ariable yang mempengaruhi 1ariable terikat baik yang pengaruhnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek penelitian 1. Obyek Objek penelitian menurut Sugiyono (2008) sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendahuluan Bagian ini membahas jenis dan sumber data, kerangka sampel, teknik pengumpulan data, definisi operasional, teknik pengujian dan pengukuran instrument penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek dan Lokasi Penelitian Obyek dari penelitian ini adalah pengguna sepatu Converse, dan lokasi dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang. 3.2 Populasi dan Sampel

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian. Tipe penelitian ini merupakan tipe penelitian eksplanatori. Penelitian

BAB III. Metode Penelitian. Tipe penelitian ini merupakan tipe penelitian eksplanatori. Penelitian 39 BAB III Metode Penelitian A. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini merupakan tipe penelitian eksplanatori. Penelitian eksplanatori merupakan penelitian yang menjelaskan kedudukan variabelvariabel yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan konsumen. Berbagai pendekatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di CV. Akar Daya Mandiri yang berlokasi di Jalan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di CV. Akar Daya Mandiri yang berlokasi di Jalan III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di CV. Akar Daya Mandiri yang berlokasi di Jalan Pangeran Emir M. Noor No.4A Bandar Lampung mulai bulan Juli 2011. B. Jenis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. verifikatif. Sugiyono (2012:206) menyatakan bahwa Statistik deskriptif adalah

III. METODE PENELITIAN. verifikatif. Sugiyono (2012:206) menyatakan bahwa Statistik deskriptif adalah III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Sugiyono (2012:206) menyatakan bahwa Statistik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Toserba Samudra yang beralamat di Jl. H.Z Mustofa No. 59 Tasikmalaya, Jawa Barat. 3.1. Gambaran Umum Toserba

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dan verifikatif. Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dan verifikatif. Penelitian 30 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode Deskriptif Verifikatif Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dan verifikatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah deskriptif (explanatory) dengan verifikatif

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah deskriptif (explanatory) dengan verifikatif BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif (explanatory) dengan verifikatif (quantitative). Adapun tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi,

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN 31 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dalam penulisan skripsi ini jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan dengan melakukan penggambaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek/Objek Penelitian Subjek dari penelitian ini adalah pengguna smartphone Xiaomi di wilayah Yogyakarta, sedangkan objek dalam penelitian ini adalah smartphone Xiaomi. B.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel penelitian yang digunakan dan definisi operasional dalam penelitian ini adalah : I. Variabel bebas (independent), yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku (Nazir,

III. METODE PENELITIAN. lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku (Nazir, III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian adalah suatu proses mencari sesuatu secara sistematik dalam waktu yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. digunakan adalah jenis penelitian eksplanatori (explanatpry research).

III. METODE PENELITIAN. digunakan adalah jenis penelitian eksplanatori (explanatpry research). 29 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Untuk membatasi permasalahan dan penelitian maka ditetapkan jenis penelitian yang akan dilakukan oleh penulis 1. Jenis penelitian Berdasarkan perumusan masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian survei. Penelitian survei adalah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian survei. Penelitian survei adalah suatu 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian survei. Penelitian survei adalah suatu jenis penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. objektif, valid, dan reliabel tentang suatu hal (variabel tertentu). Subjek adalah

BAB III METODE PENELITIAN. objektif, valid, dan reliabel tentang suatu hal (variabel tertentu). Subjek adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Objek penelitian menurut Sugiyono (2012) adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Objek penelitian difokuskan kepada masalah yang diteliti yaitu pengaruh pemasaran hijau terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif Sugiyono (2009:206) menyatakan bahwa statistik deskriptif adalah

Lebih terperinci

Persiapan Grafika SMK Negeri 3 Balikpapan.

Persiapan Grafika SMK Negeri 3 Balikpapan. Persiapan Grafika SMK Negeri 3 Balikpapan www.bambangherlandi.web.id Alat untuk menyimpan suatu barang/produk Melindungi dan membungkus produk Untuk membedakan barang/produk yang satu dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian Deskripsi responden disini akan menganalisa identitas para konsumen yang menjadi sampel dalam penelitian mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Untuk mendapatkan informasi dan data yang diperlukan untuk penyusunan penelitian ini, maka penulis memilih wilayah Parung Serab Ciledug Tangerang sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dimana ada variable independent (variabel yang mempengaruhi) dan

BAB III METODE PENELITIAN. dimana ada variable independent (variabel yang mempengaruhi) dan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini akan menggunakan jenis penelitian kuantitatif asosiatif, dimana penelitian ini akan menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Hypermart Jln. R.A. Kartini No.62 Central Plaza

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Hypermart Jln. R.A. Kartini No.62 Central Plaza BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Hypermart Jln. R.A. Kartini No.62 Central Plaza Bandar Lampung. Adapun penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. satu kota yang ada di Provinsi Lampung. Objek yang akan diambil ada pada PT.

BAB III METODE PENELITIAN. satu kota yang ada di Provinsi Lampung. Objek yang akan diambil ada pada PT. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada wilayah Bandar Lampung yang merupakan salah satu kota yang ada di Provinsi Lampung. Objek yang akan diambil ada pada PT. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Variabel merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. percaya diri seorang wanita maupun pria akan timbul dengan rambut yang

BAB I PENDAHULUAN. percaya diri seorang wanita maupun pria akan timbul dengan rambut yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rambut merupakan mahkota yang paling berharga, bahkan rasa percaya diri seorang wanita maupun pria akan timbul dengan rambut yang sehat dan indah. Hal ini senada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel adalah pengertian variabel (yang diungkap dalam

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel adalah pengertian variabel (yang diungkap dalam 53 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel adalah pengertian variabel (yang diungkap dalam definisi konsep) tersebut, secara operasional, secara praktik,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, objek penelitian ini adalah sepeda motor vario 150 yang berada di kota

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, objek penelitian ini adalah sepeda motor vario 150 yang berada di kota 25 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/subyek Penelitian Obyek penelitian adalah variabel atau yang menjadi titik perhatian suatu penelitian, objek penelitian ini adalah sepeda motor vario 150 yang berada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kampoeg Wisata Tabek Indah Resort yang beralamat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kampoeg Wisata Tabek Indah Resort yang beralamat BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kampoeg Wisata Tabek Indah Resort yang beralamat di Jalan Raya Natar, Desa Serbajadi Pemanggilan, Kecamatan Natar, Kabupaten

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 33 III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan, biasa juga ditambahkan

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian

BAB III. Metode Penelitian BAB III Metode Penelitian A. Objek / Subjek Peneletian Objek dalam penelitian ini adalah situs Traveloka, subjek adalah satu anggota dari sampel, sebagaimana elemen adalah satu anggota dari populasi (Sekaran,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. tentang variabel-variabel yang diteliti yang selanjutnya mencoba untuk menarik

III. METODE PENELITIAN. tentang variabel-variabel yang diteliti yang selanjutnya mencoba untuk menarik 32 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yaitu penelitian yang dilakukan dengan melakukan penggambaran atau pemaparan tentang

Lebih terperinci

Bab 3 METODE PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN Bab 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Metodologi Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif. Dengan metode kuantitatif ini diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai perilaku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kausal. Menurut Umar (2008 : 5), desain penelitian kausal merupakan penelitian

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini menganalisa tentang Pengaruh daya tarik iklan televisi terhadap

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini menganalisa tentang Pengaruh daya tarik iklan televisi terhadap III. METODELOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini menganalisa tentang Pengaruh daya tarik iklan televisi terhadap kesadaran merek jamu Tolak Angin. Objek penelitian yang menjadi variabel bebas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Menurut Husein Umar (2003) objek penelitian ini menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi objek penelitian juga di mana dan kapan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan kesadaran merek, asosiasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi konsumen untuk memilih selera mereka, dan menjadi tantangan tersendiri

BAB I PENDAHULUAN. bagi konsumen untuk memilih selera mereka, dan menjadi tantangan tersendiri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan pada industri makanan saat ini semakin ketat. Begitu banyaknya produk makanan yang berada di pasaran sekarang ini menjadi pilihan tersendiri bagi konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Aktivitas masyarakat saat ini yang semakin tinggi menyebabkan pola konsumsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Aktivitas masyarakat saat ini yang semakin tinggi menyebabkan pola konsumsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aktivitas masyarakat saat ini yang semakin tinggi menyebabkan pola konsumsi pangan masyarakat berubah. Perubahan pola atau gaya hidup masyarakat yang sudah semakin

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISA DATA. subyek penelitian. Subyek penelitian ini adalah konsumen yang pernah

BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISA DATA. subyek penelitian. Subyek penelitian ini adalah konsumen yang pernah BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISA DATA 4.1 Gambaran Subyek Penelitian Pembahasan dalam uraian ini adalah tentang gambaran subyek penelitian, dimana subyek penelitian ini menggambarkan karakteristik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Berkaitan dengan penelitian ini jenis penelitian akan dibagi menjadi dua yang

III. METODE PENELITIAN. Berkaitan dengan penelitian ini jenis penelitian akan dibagi menjadi dua yang III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Berkaitan dengan penelitian ini jenis penelitian akan dibagi menjadi dua yang terdiri dari penelitian deskriptif dan verifikatif. Sugiyono (2009: 206) menyatakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. gambaran penjelasan mengenai hasil penelitian serta penelitian ini. dari responden dengan menggunakan kuesioner.

BAB III METODE PENELITIAN. gambaran penjelasan mengenai hasil penelitian serta penelitian ini. dari responden dengan menggunakan kuesioner. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yakni pendekatan penelitian dengan menyajikan data-data yang bersifat deskriptif berupa gambaran penjelasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. subjek dalam penelitian ini adalah pelanggan/konsumenyang mengetahui dan

BAB III METODE PENELITIAN. subjek dalam penelitian ini adalah pelanggan/konsumenyang mengetahui dan BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini yaitu Alfamart di Yogyakarta, sedangkan subjek dalam penelitian ini adalah pelanggan/konsumenyang mengetahui dan pernah membeli

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pengaruh Customer Value dan Brand Image terhadap Customer Loyalty Nasabah

BAB III METODE PENELITIAN. Pengaruh Customer Value dan Brand Image terhadap Customer Loyalty Nasabah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Sehubungan dengan permasalahan yang diangkat oleh peneliti yaitu : Pengaruh Customer Value dan Brand Image terhadap Customer Loyalty Nasabah Bank BTN cabang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi adalah sekelompok elemen yang lengkap yang biasanya berupa orang, obyek, transaksi atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan yang semakin ketat di zaman modern sekarang ini, pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan yang semakin ketat di zaman modern sekarang ini, pemasaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam persaingan yang semakin ketat di zaman modern sekarang ini, pemasaran menjadi suatu fungsi bisnis yang sangat penting, yang berurusan dengan pelanggan.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan toko roti Shereen Cakes & Bread yang menjual

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan toko roti Shereen Cakes & Bread yang menjual III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan toko roti Shereen Cakes & Bread yang menjual berbagai Bakery, Cupcake Shop, and Gourmet Shop berlokasikan di Jl. Jenderal Sudirman

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Putra Baru Swalayan berlokasi di daerah Poncowati, Terbanggi Besar, Lampung

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Putra Baru Swalayan berlokasi di daerah Poncowati, Terbanggi Besar, Lampung IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Putra Baru Swalayan Putra Baru Swalayan merupakan salah satu dari bisnis ritel yang ada di Indonesia. Putra Baru Swalayan berlokasi di daerah Poncowati, Terbanggi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berlokasi di Jl. Kimaja no.2 Way Halim Bandar Lampung. dan dapat memberikan gambaran yang menyeluruh. Maka jenis data yang

BAB III METODE PENELITIAN. berlokasi di Jl. Kimaja no.2 Way Halim Bandar Lampung. dan dapat memberikan gambaran yang menyeluruh. Maka jenis data yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Rumah Makan Ayam Bakar Pak Gendut yang berlokasi di Jl. Kimaja no.2 Way Halim Bandar Lampung. 3.2 Jenis dan Sumber Data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian explanatory atau penelitian tingkat penjelasan. Berdasarkan jenis penelitian explanatory

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel adalah sebagian dari subjek penelitian populasi yang diteliti

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel adalah sebagian dari subjek penelitian populasi yang diteliti 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Populasi Dan Sampel Sampel adalah sebagian dari subjek penelitian populasi yang diteliti (Sugiyono,2005:56). Dalam penelitian ini yang akan dijadikan populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencakup latar belakang budaya yang berbeda, perekonomian yang berbeda, dll,

BAB III METODE PENELITIAN. mencakup latar belakang budaya yang berbeda, perekonomian yang berbeda, dll, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian ini dipilih mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana. Pemilihan lokasi penelitian ini dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan, antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Didalam suatu penelitian, obyek penelitian merupakan hal yang sangat penting

BAB III METODE PENELITIAN. Didalam suatu penelitian, obyek penelitian merupakan hal yang sangat penting BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Penetapan Obyek Penelitian Didalam suatu penelitian, obyek penelitian merupakan hal yang sangat penting untuk ditetapkan agar penelitian tersebut terarah pada sasaran yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah deskriptif (explanatory) dengan verifikatif

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah deskriptif (explanatory) dengan verifikatif 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif (explanatory) dengan verifikatif (quantitative). Adapun tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN. 3.. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Malang.Dilakukan di FE UIN Malang, untuk memudahkan peneliti mengambil sampel dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh direct marketing terhadap

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh direct marketing terhadap 43 III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh direct marketing terhadap pengambilan keputusan pembelian produk XAMthone plus dari PT. UFO BKB Syariah. Objek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus Berdasarkan jenis masalah yang

BAB III METODE PENELITIAN. Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus Berdasarkan jenis masalah yang 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Kudus. Penelitian ini dimulai dari bulan Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus 2013. Berdasarkan jenis masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Menurut Sugiyono (2014) mendefinisikan bahwa metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Aqua merupakan produsen pelopor air minum dalam kemasan di Indonesia. Berdiri pada tahun 1973, yang didirikan oleh Bapak Tirto Utomo dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pahlawan Seribu ITC BSD No. 33A&35 Serpong, Tangerang Selatan. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pahlawan Seribu ITC BSD No. 33A&35 Serpong, Tangerang Selatan. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah karyawan PT Bank BNI Syariah Kantor Cabang Bumi Serpong Damai yang beralamat di Jalan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Sugiyono (2009 : 206) menyatakan bahwa statistik deskriptif

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR PSIKOLOGI KONSUMEN PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN POND S

PENGARUH FAKTOR PSIKOLOGI KONSUMEN PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN POND S PENGARUH FAKTOR PSIKOLOGI KONSUMEN PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN POND S Oleh Titik Dwi Prastiti Berliana Universitas Muhammadiyah Purworejo titikprastiti@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menguji:

Lebih terperinci