BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Geologi Regional Daerah Penelitian Keseluruhan negeri Terengganu terletak dalam Jalur Timur. Batuan yang paling dominan ialah batuan sedimen (termasuk metasedimen) berusia Karbon (paling banyak) dan Perm serta batuan granit. Penelitian terdahulu memetakan seluruh batuan metasedimen Palaeozoik ( terutama Karbon) sebagai Grup Kuantan. Sebagian besarnya dipanggil Lapisan Sungai Perlis. Chand (1978) memperkenalkan nama Lapisan Sungai Perlis untuk rujukan batuan sedimen yang terdapat di kawasan Hulu Paka. Nama formasi batuan ini diambil selaras dengan Sungai Perlis yang mana batuan ini banyak tersingkap di sepanjang sungai. Lapisan Sungai Perlis didefinisikan sebagai satuan batuan yang dominan dengan batuan argilit, terutamanya serpih, sabak, filit, serta sekis bersama-sama dengan sedikit kuarsit, metakonglomerat dan hornfels. Gambar 2.1 Geologi regional Terengganu 4

2 2.2. Stratigrafi Regional Di Semenanjung Malaysia bagian Timur ini terdapat beberapa formasi yaitu: Formasi Dohol dan Formasi Sungai Perlis. Lapisan Sungai Perlis didefinisikan sebagai kumpulan batuan yang dominan dengan batuan argilit, terutamanya serpih, sabak, filit, serta sekis bersama-sama dengan sedikit kuarsit, metakonglomerat dan hornfels. Rohimi (1983) dan Mohd. Zukeri et al. (1985) telah membagi Lapisan Sungai Perlis kepada beberapa unit batuan, yaitu fasies pelitit dan fasies psamitit berumur Karbon. Stratigrafi daerah penelitian Gambar 2.2 Stratigrafi Semenanjung Malaysia Bagian Timur 5

3 2.3 Teori Medan Magnet Gaya magnetik merupakan gaya yang timbul dari hubungan antara dua kutub magnetik pada jarak tertentu, dimana bila tiap kutub magnetik memiliki arah berbeda maka akan terbentuk gaya yang saling menarik satu sama lain, sedangkan bila tiap kutub magnetik memiliki arah yang sama maka akan terbentuk gaya yang saling tolak-menolak satu sama lain (Hinze dkk, 2013). Hubungan antara gaya magnetik dan kutub magnetik dinyatakan dalam hukum Coulomb yang berbunyi bahwa gaya magnetik berbanding terbalik terhadap kuadrat jarak antara dua kutub magnetic F =µo/4µ *q1q2/r2 Persamaan 2.1 F : gaya magnetik pada 1 dan 2 dalam satuan Newton q1 dan q2 : besaran muatan kutub magnetik dalam satuan ampere meter R : jarak antara kedua kutub dalam satuan meter μ0 : permeabilitas magnetik pada ruang hampa (N/A2) Medan Magnet Charles Augustin de Coulomb pada tahun 1785 menyatakan bahwa gaya magnet berbanding terbalik terhadap kuadrat jarak antara dua muatan magnetik, yang persamaannya mirip hukum gaya gravitasi Newton. Dengan demikian, apabila dua buah kutub P1 dan P2 dari monopole magnet yang berlainan terpisah pada jarak r, maka persamaan gaya magnet dinyatakan sebagai Persamaan 2.2 Keterangan: Gm : Gaya magnet monopole pada P1 dan P2 P : Muatan kutub μ : Permeabilitas medium magnetik r 2 : Vektor satuan berarah dari P1 ke P2 Dengan demikian dihasilkan kuat medan magnet pada muatan P1 yang dapat dinyatakan sebagai, 6

4 Persamaan 2.3 Keterangan: H : kuat medan magnet terukur P : Muatan kutub μ : Permeabilitas medium magnetik r 2 F : Vektor satuan berarah dari P1 ke P2 : Gaya magnet Intensitas Magnetik Suatu benda magnet yang berada pada medan magnet luar (H ) akan termagnetisasi dikarenakan adanya proses induksi magnet (Telford dkk, 19 90). Besarnya magnetisasi diukur oleh magnetik polarisasi M atau biasa disebut sebagai intensitas magnetik (dipole momen per unit volume). Keterangan: M : Intensitas magnet (Am - 1) Χ : Nilai suseptibilitas H : kuat medan magnet terukur Persamaan Induksi Magnet Induksi magnetik ( B ) adalah medan maget total yang dihasilkan dari penjumlahan antara medan magnetik benda ( M) dan medan magnetik utama ( H) (Telford dkk, 1990). B = μ0 (H+M) Persamaan 2.5 B : induksi magnet μ0 : permeabilitas medium magnetik pada ruang hampa (μ0 =4π x 10-7 ) H : medan magnet utama 7

5 M : itensitas magnet Suseptibilitas Magnet Suseptibilitas magnet adalah kemampuan suatu material termagnetisasi yang ditentukan oleh nilai suseptibilitas kemagnetan pada Persamaan 3. Faktor yang mempengaruhi nilai suseptibilitas magnet suatu material adalah litologi batuan dan kandungan mineral batuan. Tabel 2.1 menunjukkan nilai suseptibilitas magnet beragam batuan dan Tabel 2.2 nilai suseptibilitas magnet beragam mineral. Tabel 2.1. Nilai Suseptibilitas Batuan (Telford, dkk, 2004) Tipe Susceptibilitasx 10 3 (nt) Range Rata-Rata Sedimen Dolomit Batugamping Batupasir Lanau Methamorf Amphibolit 0.7 Sekis Pilit Gneis Kuarsit Serpentin Sabak Batuan Beku Granit Riolit Dolorit Augit sienit Olivin diabas Diabas Porpirit Gabro Basalt Diorit Pirosin

6 Peridotit Andesit Batu Beku Asam Batu Beku Basa Tabel 2.2. Nilai Suseptibilitas Mineral (Telford, dkk, 2004) Tipe Susceptibility x 10 3 (nt) Range Rata-Rata Mineral Grapit 0 0,1 0.1 Kuarsa 0 0, Anidrit, gipsum 0,01 0, Kalcit ,1 1 Batubara Lempung 0,1-0,4 0.2 Kalkopirit 0,1-0,8 0.4 Spalerit 0,5-0, Kasiterit 0,8-0, Siderit Pirit Limonit Arsenopirit Hematit Kromit Franklinit Pyrrhotit Ilmenit Magnetit Medan Magnet Bumi Komponen medan magnet bumi biasa disebut elemen medan magnet bumi yang mempunyai tiga arah utama dan dinyatakan dalam koordinat kartesian (Gambar 2.1), yaitu komponen arah utara, komponen arah timur, dan komponen arah ke bawah. Isi dari elemen medan magnet bumi adalah deklinasi (D) yaitu sudut utara magnet bumi dengan komponen horizontal yang dihitung dari utara menuju timur (sudut antara utara magnet dan utara geografis), inklinasi (I) yaitu sudut antara medan 9

7 magnet total dengan bidang horizontal yang dihitung dari horizontal menuju ke bidang vertikal ke bawah (sudut antara bidang horizontal dan vektor medan total), intensitas horizontal (H e ) adalah magnitude dari medan magnet total pada arah horizontal, dan medan magnet total (F e ) adalah magnitudo dari vektor magnet total. Karena medan magnet utama berubah terhadap waktu, maka untuk menyeragamkan nilai-nilai medan magnet utama dibuat standar nilai yang dikenal dengan IGRF. Nilai IGRF diperbaharui setiap 5 tahun sekali. Gambar 2.3. Elemen Medan Magnet Bumi (Telford, dkk, 2004) Kemagnetan Material Bumi Medan magnet utama Bumi dihasilkan dari arus elektromagnetik yang berasal dari sirkulasi konveksi antara inti luar dengan inti dalam (Gambar 3.1). Inti dalam Bumi diasumsikan sebagai besi dan nikel yang berbentuk padat dimana keduanya merupakan konduktor listrik yang baik, sedangkan pada inti luar besi bersifat lebih cair. Proses sirkulasi konveksi antara inti luar dan inti dalam ini akan menimbulkan aliran elektron yang menghasilkan medan magnet Bumi atau biasa dikenal sebagai 10

8 geodinamo. Proses tersebut memberikan pengaruh sebesar 99% bagi sumber medan magnet utama Bumi. Medan magnet utama Bumi berubah-ubah nilainya terhadap waktu dan variasi perubahannya sangatlah kecil. Nilai tersebut diseragamkan kedalam standar nilai yang disebut sebagai International Geomagnetics Reference Field (IGRF) dimana nilai tersebut diperbaharui setiap lima tahun sekali Medan Magnet Luar (External Field) Pengaruh medan magnet luar berasal dari aliran arus elektron dikarenakan adanya aktivitas Matahari maupun badai magnetik pada lapisan ionosfer yang merupakan sisi paling atas dari atmosfer. Besarnya perubahan nilai medan magnet luar terhadap waktu terjadi begitu cepat dibandingkan medan magnet utama Bumi (gambar 2.4). Hal tersebut tersebut diakibatkan oleh beberapa hal, yakni: 1. Perubahan konduktivitas listrik di lapisan atmosfer dengan siklus sebelas tahun sekali 2. Variasi aktivitas Matahari dalam kurun waktu 24 jam sehari dengan jangkauan nilai sebesasr 30 nt yang bervariasi terhadap latitude dan musim 3. Variasi harian dalam periode 25 jam yang berhubungan dengan rotasi bulan dengan jangkauan maksimal 2 nt 4. Badai magnetik yang memberikan perubahan nilai signifikan dengan jangkauan maksimal hingga nt 11

9 Gambar 2.4 Sumber kemagnetan Bumi. Inti Bumi terdiri atas dua lapisan besi- nikel (kiri). Arus konveksi di dalam inti Bumi merupakan proses yang menyebabkan timbulnya medan geomagnetik (kanan) (Reeve, 2010) Medan Magnet Anomali Perubahan nilai medan magnet secara lokal dihasilkan dari variasi keterdapatan mineral magnetik yang ada pada batuan di dekat permukaan maupun batuan yang berasosiasi di lapisan kerak paling atas. Besarnya nilai anomali magnetik berkisar puluhan hingga ribuan nano Tesla, namun tidak jarang bahwa besar nilai anomali magnetik bisa mencapai lebih dari nt. Sumber dari anomali magnetik tidaklah mencapai lebih dari 40 km di bawah permukaan dikarenakan adanya efek suhu Currie ( 550 C) yang akan menghilangkan sifat kemagnetan suatu material bila melebihi kedalaman tersebut Komponen Medan Magnet Bumi Medan magnet Bumi terdiri atas tiga komponen (Gambar 2.5), yakni medan magnet komponen berarah utara - selatan (B Y ), komponen berarah timur - barat (B x ), dan komponen berarah vertikal (B z ). 12

10 a. Medan Magnet Horizontal Telford dkk (1990) mendefinisikan medan magnet horizontal sebagai komponen medan magnet Bumi yang sumbunya berada pada permukaan Bumi dan mengarah ke kutub magnet Bumi. Komponen horizontal medan magnet Bumi terdiri dari dua buah komponen yaitu komponen berarah timur - barat (B x ) dan komponen berarah utara - selatan (B Y ). Persamaan 2.6 Bh : medan magnet horizontal Bx : medan magnet arah timur - barat By : medan magnet arah utara - selatan Gambar 2.5. (a) Representasi sumber medan magnetik Bumi dengan model magnet batang, (b) Komponen medan magnet Bumi pada komponen x, y, dan z. I adalah nilai inklinasi dan D adalah nilai deklinasi (Hinze dkk, 2013). 13

11 a.medan Magnet Total Medan magnet total (Bt) merupakan medan magnet yang terukur pada suatu titik di permukaan Bumi yang terdiri atas tiga komponen, yaitu komponen berarah utara - selatan ( By), komponen berarah timur - barat (Bx ), dan komponen berarah vertikal (Bz ). = Persamaan 2.7 Bt : medan magnet total Bh : medan magnet horizontal Bx : medan magnet arah timur - barat By : medan magnet arah utara - selatan Bz : medan magnet vertikal b. Inklinasi Sudut inklinasi (I) menurut Blakely (1996) adalah sudut vertikal yang dibentuk antara medan magnetik total dengan medan magnetik horizontal Bumi (Gambar 2.5 b). I = arctan Persamaan 2.8 I : Inklinasi Bx : medan magnet arah timur - barat By : medan magnet arah utara - selatan Bz : medan magnet vertikal c. Deklinasi Sudut deklinasi ( I) menurut Blakely (1996) merupakan sudut yang dibentuk antara kutub magnetik Bumi dengan kutub utara geografis Bumi (Gambar 2.5b). D = arcsin Persamaan 2.9 D : Deklinasi 14

12 Bx By Bz : medan magnet arah timur - barat : medan magnet arah utara - selatan : medan magnet vertikal Setiap jenis material mempunyai sifat dan karakteristik tertentu dalam medan magnet. Hinze, dkk (2012) mengklasifikasikan material menjadi empat jenis berdasarkan nilai suseptibilitas magnet, yaitu diamagnet, paramagnet, ferromagnet, dan ferrimagnet. 1. Diamagnet Diamagnet adalah bahan yang kulit elektronnya lengkap dan terisi oleh elektron yang berpasangan. Jika dipengaruhi oleh medan magnet luar, spin elektron akan menghasilkan arah momen magnet yang berlawanan dengan arah medan magnet luar sehingga akan menghasilkan resultan yang berarah negatif. Diamagnet memiliki nilai suseptibilitas k< 0 dalam satuan cgs. Contohnya adalah bismuth, gypsum, marmer, kuarsa, garam, seng dan emas (Siswoyo, dkk, 2010). 2. Paramagnet Paramagnet adalah bahan yang jumlah elektron pada kulit atomnya tidak lengkap (sebagian ada elektron yang tidak berpasangan). Tanpa pengaruh kuat medan magnet luar, momen magnet memiliki arah orientasi yang acak. Jika ada pengaruh dari medan luar, maka momen magnet akan sejajar dengan medan tersebut. Paramagnet memiliki nilai suseptibilitas 0 <k< 10-6 dalam satuan cgs. Contohnya adalah pyrite, zincblende, dan hematite (Siswoyo, dkk, 2010). 3. Ferromagnet Ferromagnet adalah bahan yang sifat kemagnetannya dipengaruhi oleh temperatur, yaitu pada temperatur di atas temperatur Curie akan kehilangan sifat kemagnetannya. Jika dimasukkan ke dalam medan magnet luar, magnetisasi bahan ini akan meningkat tajam. Ferromagnet memiliki nilai suseptibilitas 1<k<106 dalam satuan cgs. Contohnya adalah besi, nikel, kobalt, dan baja (Siswoyo, dkk, 2010). 15

13 4. Ferrimagnet Ferrimagnet adalah bahan yang sifat kemagnetannya seperti ferromagnet yaitu dipengaruhi oleh temperatur. Tanpa adanya pengaruh kuat medan magnet luar, arah momen magnetnya parallel dan saling berlawanan. Ferrimagnet memiliki nilai suseptibilitas 10-6<k<1 dalam satuan cgs. Contohnya adalah magnetit, ilmenite, pirhotit, dan hematit (Siswoyo, dkk, 2010) Proton Precession Magnetometer Setiap proton adalah massa yang berputar dan membawa muatan listrik positif. Putaran muatan partikel ini menghasilkan momen magnet dan momentum angular pada arah sumbu putarnya. Sebagai akibatnya, sumbu proton akan berpresesi, seperti ditunjukkan pada Gambar 2.6. Jumlah putaran sumbu proton di sekitar sumbu dalam waktu tertentu disebut frekuensi presesi proton (f ). Nilai f tergantung pada momen magnet proton, momentum angular proton L, dan medan magnet bumi T yang dapat dinyatakan dalam persamaan (Telford, dkk, 2004): Persamaan 2.4 F : Jumlah putaran sumbu proton di sekitar sumbu dalam waktu tertentu L : Momentum angular proton T : Medan magnet bumi m : Kutub Magnet π : Phi Persamaan 2.5 G : gyromagnet ratio Dari, maka persamaan 5 dapat dituliskan sebagai: 16

14 Persamaan 2.6 G : gyromagnet ratio π : Phi Gambar 2.6 Analogi Proton Precession dan Spinning-Top (Telford, dkk, 2004) 17

Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Vetran Republik Indonesia

Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Vetran Republik Indonesia Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Vetran Republik Indonesia Sub Pokok Bahasan : Magnet Bumi Medan Magnet Luar Akuisisi dan Reduksi Data Pengolahan Data MetodaInterpretasi Metode Geomagnetik didasarkan

Lebih terperinci

BAB III DASAR TEORI. permeabilitas medium magnetik (untuk ruang hampa µ = 1). per satuan muatan P1 didefenisikan sebagai kuat

BAB III DASAR TEORI. permeabilitas medium magnetik (untuk ruang hampa µ = 1). per satuan muatan P1 didefenisikan sebagai kuat BAB III DASAR TEORI 3.1. Prinsip Dasar Magnetik 3.1.1. Gaya magnetik Charles Augustin de Coulomb (1785) menyatakan bahwa gaya magnetik berbanding terbalik terhadap kuadrat jarak antara dua muatan magnetik,

Lebih terperinci

Pengolahan awal metode magnetik

Pengolahan awal metode magnetik Modul 10 Pengolahan awal metode magnetik 1. Dasar Teori Tujuan praktikum kali ini adalah untuk melakukan pengolahan data magnetik, dengan menggunakan data lapangan sampai mendapatkan anomali medan magnet

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. Charles Augustin de Coulomb pada tahun 1785 menyatakan bahwa gaya magnetik

III. TEORI DASAR. Charles Augustin de Coulomb pada tahun 1785 menyatakan bahwa gaya magnetik III. TEORI DASAR 3.1. Prinsip Dasar Magnetik 3.1.1. Gayamagnetik Charles Augustin de Coulomb pada tahun 1785 menyatakan bahwa gaya magnetik berbanding terbalik terhadap kuadrat jarak antara dua muatan

Lebih terperinci

Teori Dasar GAYA MAGNETIK : (F) Jika dua buah benda atau kutub magnetik terpisah pada jarak r dan muatannya masing-masing m 1.

Teori Dasar GAYA MAGNETIK : (F) Jika dua buah benda atau kutub magnetik terpisah pada jarak r dan muatannya masing-masing m 1. GEOMAGNETIK Metoda magnetik merupakan metoda pengolahan data potensial untuk memperoleh gambaran bawah permukaan bumi atau berdasarkan karakteristik magnetiknya. Metode ini didasarkan pada pengukuran intensitas

Lebih terperinci

Deliniasi Prospek Bijih Besi Dengan Mengunakan Metode Geomagnetik (Lokasi Penelitian Pelaihari, Kab Tanah Laut, Kalimantan Selatan)

Deliniasi Prospek Bijih Besi Dengan Mengunakan Metode Geomagnetik (Lokasi Penelitian Pelaihari, Kab Tanah Laut, Kalimantan Selatan) Deliniasi Prospek Bijih Besi Dengan Mengunakan Metode Geomagnetik (Lokasi Penelitian Pelaihari, Kab Tanah Laut, Kalimantan Selatan) Zainul Arif 1, Piter Lepong 2, 1 Laboratorium Geofisika, Program Studi

Lebih terperinci

APPLICATION GEOMAGNETIC METHOD TO IDENTIFICATION CHROMIT MINERAL S IN SUKOREJO VILLAGE, KALIDAWIR DISTRICT, TULUNGAGUNG REGENCY

APPLICATION GEOMAGNETIC METHOD TO IDENTIFICATION CHROMIT MINERAL S IN SUKOREJO VILLAGE, KALIDAWIR DISTRICT, TULUNGAGUNG REGENCY APPLICATION GEOMAGNETIC METHOD TO IDENTIFICATION CHROMIT MINERAL S IN SUKOREJO VILLAGE, KALIDAWIR DISTRICT, TULUNGAGUNG REGENCY Onisan Aqil Perdana, Daeng Achmad Suaidi, Sujito ABSTRACT Physics Department,

Lebih terperinci

TEORI DASAR. batuan, yaitu kandungan magnetiknya sehingga efektifitas metode ini bergantung

TEORI DASAR. batuan, yaitu kandungan magnetiknya sehingga efektifitas metode ini bergantung 14 III. TEORI DASAR Metode geomagnetik didasarkan pada sifat kemagnetan (kerentanan magnet) batuan, yaitu kandungan magnetiknya sehingga efektifitas metode ini bergantung kepada kontras magnetik di bawah

Lebih terperinci

Teori Dasar GAYA MAGNETIK. Jika dua buah benda atau kutub magnetik terpisah pada jarak r dan muatannya masing-masing m 1. dan m 2

Teori Dasar GAYA MAGNETIK. Jika dua buah benda atau kutub magnetik terpisah pada jarak r dan muatannya masing-masing m 1. dan m 2 GEOMAGNETIK Metoda magnetik merupakan metoda pengolahan data potensial untuk memperoleh gambaran bawah permukaan bumi atau berdasarkan karakteristik magnetiknya. Metode ini didasarkan pada pengukuran intensitas

Lebih terperinci

BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran.. 66 DAFTAR PUSTAKA Lampiran-lampiran... 69

BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran.. 66 DAFTAR PUSTAKA Lampiran-lampiran... 69 DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul.... i Lembar Pengesahan.... ii Abstrak.... iii Kata Pengantar.... v Daftar Isi. vii Daftar Gambar.... ix Daftar Tabel.... xi BAB 1 : PENDAHULUAN.... 1 1.1. Latar Belakang...

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Tingkat suatu bahan magnet untuk mampu dimagnetisasi ditentukan oleh

BAB II DASAR TEORI. Tingkat suatu bahan magnet untuk mampu dimagnetisasi ditentukan oleh BAB II DASAR TEORI A. Suseptibilitas Magnet dan Induksi Magnet Tingkat suatu bahan magnet untuk mampu dimagnetisasi ditentukan oleh suseptibilitas kemagnetan, yang dituliskan sebagai : M = k H (1) dengan

Lebih terperinci

V. Medan Magnet. Ditemukan sebuah kota di Asia Kecil (bernama Magnesia) lebih dahulu dari listrik

V. Medan Magnet. Ditemukan sebuah kota di Asia Kecil (bernama Magnesia) lebih dahulu dari listrik V. Medan Magnet Ditemukan sebuah kota di Asia Kecil (bernama Magnesia) lebih dahulu dari listrik Di tempat tersebut ada batu-batu yang saling tarik menarik. Magnet besar Bumi [sudah dari dahulu dimanfaatkan

Lebih terperinci

1.2 Tujuan Makalah Makalah ini dibuat untuk membantu para taruna-taruni dalam hal memahami tentang hal-hal yang berkaitan dengan medan magnet Bumi.

1.2 Tujuan Makalah Makalah ini dibuat untuk membantu para taruna-taruni dalam hal memahami tentang hal-hal yang berkaitan dengan medan magnet Bumi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Magnet adalah suatu obyek yang mempunyai medan magnet. Pada saat ini, suatu magnet adalah suatu materi yang mempunyai suatu medan magnet. Materi tersebut bisa dalam

Lebih terperinci

Kata kunci: Metode geomagnetik, bendungan Karangkates (Lahor-Sutami), jenis batuan

Kata kunci: Metode geomagnetik, bendungan Karangkates (Lahor-Sutami), jenis batuan PENDUGAAN JENIS BATUAN BAWAH PERMUKAAN DAERAH BENDUNGAN KARANGKATES MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNETIK Faisol Mohammad Abdullah 1, Sunaryo 2, Adi Susilo 3 1) Mahasiswa Jurusan Fisika FMIPA Univ. Brawijaya

Lebih terperinci

PENENTUAN BATAS KONTAK BATUAN GUNUNG PENDUL DAN GUNUNG SEMANGU, BAYAT, KLATEN MENGGUNAKAN METODA MAGNETIK

PENENTUAN BATAS KONTAK BATUAN GUNUNG PENDUL DAN GUNUNG SEMANGU, BAYAT, KLATEN MENGGUNAKAN METODA MAGNETIK Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol. 4 No.3, Juli 2001, hal 63 68 PENENTUAN BATAS KONTAK BATUAN GUNUNG PENDUL DAN GUNUNG SEMANGU, BAYAT, KLATEN MENGGUNAKAN METODA MAGNETIK Yuliyanto, G 1 ; Hartantyo, E

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR ISI SKRIPSI... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii KATA PENGANTAR... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v ABSTRAK... vi ABSTRACT... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR...

Lebih terperinci

BAHAN AJAR 1 MEDAN MAGNET MATERI FISIKA SMA KELAS XII

BAHAN AJAR 1 MEDAN MAGNET MATERI FISIKA SMA KELAS XII BAHAN AJAR 1 MEDAN MAGNET MATERI FISIKA SMA KELAS XII MEDAN MAGNET 1. Kemagnetan ( Magnetostatika ) Benda yang dapat menarik besi disebut MAGNET. Macam-macam bentuk magnet, antara lain : magnet batang

Lebih terperinci

Identifikasi Struktur Lapisan Bawah Permukaan Daerah Manifestasi Emas Dengan Menggunakan Metode Magnetik Di Papandayan Garut Jawa Barat

Identifikasi Struktur Lapisan Bawah Permukaan Daerah Manifestasi Emas Dengan Menggunakan Metode Magnetik Di Papandayan Garut Jawa Barat Identifikasi Struktur Lapisan Bawah Permukaan Daerah Manifestasi Emas Dengan Menggunakan Metode Magnetik Di Papandayan Garut Jawa Barat Rian Arifan Kahfi dan Tony Yulianto Jurusan Fisika Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

Gaya Lorentz. 1. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi

Gaya Lorentz. 1. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi ruang / daerah di sekitar magnet dimana benda-benda magnetik yang diletakkan di daerah ini masih dipengaruhi oleh magnet tersebut medan magnetik di sekitar kawat lurus berarus listrik medan magnetik di

Lebih terperinci

Kata kunci : Metode geomagnet, Mineral Sulfida, Foward Modeling, Disseminated.

Kata kunci : Metode geomagnet, Mineral Sulfida, Foward Modeling, Disseminated. IDENTIFIKASI SEBARAN MINERAL SULFIDA (PIRIT) MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI DAERAH LIBURENG KABUPATEN BONE Muh. Zulfitrah 1, Dr. Lantu, M. Eng. Sc, DESS 2, Syamsuddin, S.Si, MT 3 e-mail: fitrafisikaunhas@gmail.com

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. II, No. 3 (2014), Hal ISSN :

PRISMA FISIKA, Vol. II, No. 3 (2014), Hal ISSN : PRISMA FISIKA, Vol. II, No. 3 (04), Hal. 74 78 ISSN : 337-804 Pendugaan Potensi Bijih Besi di Dusun Sepoteng Kecamatan Sungai Betung Kabupaten Bengkayang Dengan Metode Geomagnet Apriyanto Ramadhan * ),

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SEBARAN BIJI BESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI DAERAH GUNUNG MELATI KABUPATEN TANAH LAUT

IDENTIFIKASI SEBARAN BIJI BESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI DAERAH GUNUNG MELATI KABUPATEN TANAH LAUT IDENTIFIKASI SEBARAN BIJI BESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI DAERAH GUNUNG MELATI KABUPATEN TANAH LAUT Tris Armando Hidayati 1, Ibrahim Sota 1, Sudarningsih 1 Abstrak. Sumber daya mineral merupakan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SEBARAN BIJIH BESI DENGAN METODE GEOMAGNET DI DAERAH PEMALONGAN, BAJUIN TANAH LAUT

IDENTIFIKASI SEBARAN BIJIH BESI DENGAN METODE GEOMAGNET DI DAERAH PEMALONGAN, BAJUIN TANAH LAUT IDENTIFIKASI SEBARAN BIJIH BESI DENGAN METODE GEOMAGNET DI DAERAH PEMALONGAN, BAJUIN TANAH LAUT Siti Rusita 1, Simon Sadok Siregar 1, Ibrahim Sota 1 ABSTRAK. Bijih besi merupakan unsur utama dalam industri

Lebih terperinci

PENGARUH WAKTU LOOPING TERHADAP NILAI KOREKSI HARIAN DAN ANOMALI MAGNETIK TOTAL PADA PENGOLAHAN DATA GEOMAGNET STUDI KASUS : DAERAH KARANG SAMBUNG

PENGARUH WAKTU LOOPING TERHADAP NILAI KOREKSI HARIAN DAN ANOMALI MAGNETIK TOTAL PADA PENGOLAHAN DATA GEOMAGNET STUDI KASUS : DAERAH KARANG SAMBUNG PENGARUH WAKTU LOOPING TERHADAP NILAI KOREKSI HARIAN DAN ANOMALI MAGNETIK TOTAL PADA PENGOLAHAN DATA GEOMAGNET STUDI KASUS : DAERAH KARANG SAMBUNG 1 La Ode Marzujriban, 2 Sabriabto Aswad 1 Mahasiswa Program

Lebih terperinci

PEMODELAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAERAH SUMBER AIR PANAS SONGGORITI KOTA BATU BERDASARKAN DATA GEOMAGNETIK

PEMODELAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAERAH SUMBER AIR PANAS SONGGORITI KOTA BATU BERDASARKAN DATA GEOMAGNETIK PEMODELAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAERAH SUMBER AIR PANAS SONGGORITI KOTA BATU BERDASARKAN DATA GEOMAGNETIK Oleh: Dafiqiy Ya lu Ulin Nuha 1, Novi Avisena 2 ABSTRAK: Telah dilakukan penelitian dengan metode

Lebih terperinci

Muatan Listrik dan Hukum Coulomb

Muatan Listrik dan Hukum Coulomb Muatan Listrik dan Hukum Coulomb Apakah itu listrik? Listrik adalah salah satu bentuk energi. Energi adalah kemampuan untuk melakukan Usaha. Apakah itu Statis? Statis berarti diam, jadi listrik statis

Lebih terperinci

Medan magnet bumi, Utara geografik D. Utara magnetik I. Timur

Medan magnet bumi, Utara geografik D. Utara magnetik I. Timur Magnetometer. Medan magnet bumi mempunyai arah utara-selatan dan besarnya 45000 gama ( 1 gama = 1 nano Tesla), untuk posisi di katulistiwa. Medan ini disebut juga dengan medan normal. Keberadaan mineral

Lebih terperinci

V. HASIL DAN INTERPRETASI. panas bumi daerah penelitian, kemudian data yang diperoleh diolah dengan

V. HASIL DAN INTERPRETASI. panas bumi daerah penelitian, kemudian data yang diperoleh diolah dengan 37 V. HASIL DAN INTERPRETASI A. Pengolahan Data Proses pengolahan yaitu berawal dari pengambilan data di daerah prospek panas bumi daerah penelitian, kemudian data yang diperoleh diolah dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode dan Desain Penelitian Data geomagnet yang dihasilkan dari proses akusisi data di lapangan merupakan data magnetik bumi yang dipengaruhi oleh banyak hal. Setidaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sepertiga wilayah Indonesia berada di atas permukaan laut yakni belasan

BAB I PENDAHULUAN. Sepertiga wilayah Indonesia berada di atas permukaan laut yakni belasan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepertiga wilayah Indonesia berada di atas permukaan laut yakni belasan ribu pulau besar dan kecil. Dengan begitu cukup sedikit potensi lahan bisa termanfaatkan karena

Lebih terperinci

Massa m Muatan q (±) Menghasilkan: Merasakan: Tinjau juga Dipol p. Menghasilkan: Merasakan:

Massa m Muatan q (±) Menghasilkan: Merasakan: Tinjau juga Dipol p. Menghasilkan: Merasakan: KEMAGNETAN Menu hari ini (2 minggu): Medan dan Gaya Magnet Medan Gravitasi Listrik Massa m Muatan q (±) Menghasilkan: Merasakan: Tinjau juga Dipol p Menghasilkan: Merasakan: Magnet Batang Kutub sejenis

Lebih terperinci

Geohidrologi dan Oseanografi (Hidrosfer) 2 Geohidrologi dan Oseanografi (Hidrosfer)

Geohidrologi dan Oseanografi (Hidrosfer) 2 Geohidrologi dan Oseanografi (Hidrosfer) www.pelatihanosn-soc.com soc.scienceolympiad@gmail.com : Jl. Bintara Jaya IV, No. 108, Bekasi Barat 17136 Bekasi - Jawa Barat 0812-9508-9496 NO MATERI SUB MATERI Meteorologi-Klimatologi (Atmosfer) 1 Meteorologi-Klimatologi

Lebih terperinci

MEDAN MAGNET OLEH: ANDI SULIANA (15B08050) Program Studi Pendidikan Fisika Program Pascasarjana UNM 2016

MEDAN MAGNET OLEH: ANDI SULIANA (15B08050) Program Studi Pendidikan Fisika Program Pascasarjana UNM 2016 MEDAN MAGNET OLEH: ANDI SULIANA (15B08050) Program Studi Pendidikan Fisika Program Pascasarjana UNM 2016 Magnet dapat Menarik Benda-benda dari Bahan tertentu Asal-usul Kemagnetan Kata magnet berasal dari

Lebih terperinci

STUDI ANOMALI BAWAH PERMUKAAN DAERAH SEKITAR MANIFESTASI AIR PANAS, DESA WAGIR LOR, KEC. NGEBEL, KAB. PONOROGO DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK

STUDI ANOMALI BAWAH PERMUKAAN DAERAH SEKITAR MANIFESTASI AIR PANAS, DESA WAGIR LOR, KEC. NGEBEL, KAB. PONOROGO DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK STUDI ANOMALI BAWAH PERMUKAAN DAERAH SEKITAR MANIFESTASI AIR PANAS, DESA WAGIR LOR, KEC. NGEBEL, KAB. PONOROGO DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK Oleh: Khoiri Zamroni NRP: 1110100022 Dosen Pembimbing:

Lebih terperinci

Bab II Teori Dasar. Gambar 2.1 Fluks medan magnet dari partikel yang bergerak.

Bab II Teori Dasar. Gambar 2.1 Fluks medan magnet dari partikel yang bergerak. Bab II Teori Dasar Salah satu hal utama dalam penelitian tugas akhir ini adalah magnet induksi yang digunakan sebagai aktuator pada sistem steel ball magnetic levitation. Dalam bab ini akan dibahas mengenai

Lebih terperinci

MEDAN MAGNET KEMAGNETAN ( MAGNETOSTATIKA )

MEDAN MAGNET KEMAGNETAN ( MAGNETOSTATIKA ) MEDAN MAGNET KEMAGNETAN ( MAGNETOSTATIKA ) Benda yang dapat menarik besi disebut MAGNET. Macam-macam bentuk magnet, antara lain : magnet batang magnet ladam magnet jarum Magnet dapat diperoleh dengan cara

Lebih terperinci

REKAMAN DATA LAPANGAN

REKAMAN DATA LAPANGAN REKAMAN DATA LAPANGAN Lokasi 01 : M-01 Morfologi : Granit : Bongkah granit warna putih, berukuran 80 cm, bentuk menyudut, faneritik kasar (2 6 mm), bentuk butir subhedral, penyebaran merata, masif, komposisi

Lebih terperinci

MEDAN MAGNET SUGIYO,S.SI.M.KOM

MEDAN MAGNET SUGIYO,S.SI.M.KOM MEDAN MAGNET SUGIYO,S.SI.M.KOM PENDAHULUAN Magnet dalam teknologi terapan KEMAGNETAN Macam macam bentuk magnet Magnet batang, U bulat jarum 6.2 HUKUM COLUMB 6.3 PENGERTIAN MEDAN MAGNET Ruangan disekitar

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL DATA ANOMALI MAGNETIK UNTUK MENGIDENTIFIKASI STRUKTUR GEOLOGI DASAR LAUT PERAIRAN FLORES

ANALISIS MODEL DATA ANOMALI MAGNETIK UNTUK MENGIDENTIFIKASI STRUKTUR GEOLOGI DASAR LAUT PERAIRAN FLORES Fibusi (JoF) Vol. 3 No. 3, Desember 2015 ANALISIS MODEL DATA ANOMALI MAGNETIK UNTUK MENGIDENTIFIKASI STRUKTUR GEOLOGI DASAR LAUT PERAIRAN FLORES Triantara Nugraha. 1 ; Catur Purwanto 2* ; Mimin Iryanti

Lebih terperinci

Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014

Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014 IDENTIFIKASI CEKUNGAN DARI POLA ANOMALI MAGNET TOTAL DAN NILAI SUSCEPTIBILITAS DARI BATUAN DASAR DI PERAIRAN TELUK BONE SULAWESI SELATAN Oleh Delyuzar Ilahude (*) dan Dicky Muslim (**) *) Mahasiswa Program

Lebih terperinci

IR. STEVANUS ARIANTO 1

IR. STEVANUS ARIANTO 1 8/7/17 OLEH : STEVANUS ARIANTO DEFINISI DAN MACAM MAGNET KUTU MAGNET GARIS GAYA MAGNET RAPAT GARIS GAYA DAN KUAT MEDAN DIAMAGNETIK DAN PARAMAGNETIK MEDAN MAGNETIK DISEKITAR ARUS LISTRIK POLA GARIS GAYA

Lebih terperinci

Kata Kunci : Metode Geomagnet, suseptibilitas magnetik, perbandingan

Kata Kunci : Metode Geomagnet, suseptibilitas magnetik, perbandingan PENERAPAN METODE GEOMAGNET UNTUK MENGETAHUI NILAI SUSEPTIBILITAS MAGNETIK LAPISAN TANAH DIBANDINGKAN DENGAN PENGUKURAN SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SECARA LANGSUNG STUDI KASUS: LAPISAN TANAH DI DESA PANDENSARI

Lebih terperinci

INTERPRETASI ANOMALI GEOMAGNETIK DAERAH RABAU HULU, KALAN

INTERPRETASI ANOMALI GEOMAGNETIK DAERAH RABAU HULU, KALAN Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2016 Batam, 4-5 Agustus 2016 INTERPRETASI ANOMALI GEOMAGNETIK DAERAH RABAU HULU, KALAN Dwi Haryanto, Adhika Junara Karunianto, Mirna Berliana Garwan Pusat

Lebih terperinci

PENERAPAN METODA GEOMAGNET DALAM PENDUGAAN POTENSI LATERIT BIJIH BESI DI PANGALASIANG DONGGALA

PENERAPAN METODA GEOMAGNET DALAM PENDUGAAN POTENSI LATERIT BIJIH BESI DI PANGALASIANG DONGGALA PENERAPAN METODA GEOMAGNET DALAM PENDUGAAN POTENSI LATERIT BIJIH BESI DI PANGALASIANG DONGGALA Muhammad Altin Massinai, Syahwan Tolleng, Lantu, Maria *) *) Prodi Geofisika FMIPA UNHAS Makassar muhammad_altin@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR ISI halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii ABSTRAK... iii KATA PENGANTAR... iv UCAPAN TERIMAKASIH... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR LAMPIRAN... xi

Lebih terperinci

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK INDUKSI ELEKTROMAGNETIK Hukum Faraday Persamaan Maxwell Keempat (Terakhir) Induksi Elektromagnetik Animasi 8.1 Fluks Magnet yang Menembus Loop Analog dengan Fluks Listrik (Hukum Gauss) (1) B Uniform (2)

Lebih terperinci

BAB 5 KEMAGNETAN. A. SIFAT MAGNET 1. Garis Gaya Magnet

BAB 5 KEMAGNETAN. A. SIFAT MAGNET 1. Garis Gaya Magnet BAB 5 KEMAGNETAN STANDAR KOMPETENSI Menerapkan konsep magnet dan elektromagnet KOMPETENSI DASAR Menguasai konsep kemagnetan Menguasai hukum magnet dan elektromagnet Menggunakan magnet Menggunakan elektromagnet

Lebih terperinci

Magnet dapat menarik benda-benda dari bahan tertentu

Magnet dapat menarik benda-benda dari bahan tertentu BENDA MAGNET Magnet dapat menarik benda-benda dari bahan tertentu MAGNET BUATAN MAGNET BUMI Kemagnetan Material Ada 2 macam sifat magnet yang dipunyai benda / material : 1) buatan dan 2) alamiah. Magnet

Lebih terperinci

Rangkuman Listrik Statis

Rangkuman Listrik Statis Nama : Adinda Dwi Putri Kelas : XII MIA 2 Rangkuman Listrik Statis (Hukum Coulomb, Medan Listrik dan Potensial Listrik) Hukum Coulomb Pada tahun 1785, seorang ahli fisika Prancis bernama Charles Augustin

Lebih terperinci

d) Dipol magnet merupakan sebuah magnet dipol, akselerator partikel, magnet yang dibangun untuk menciptakan medan magnet homogen dari jarak tertentu.

d) Dipol magnet merupakan sebuah magnet dipol, akselerator partikel, magnet yang dibangun untuk menciptakan medan magnet homogen dari jarak tertentu. Tugas Perbaikan Mid Sifat Magnetik Batuan Soal : 1. Jelaskan tentang : a) Magnetisasi b) Permeabilitas Magnetic c) Suseptibilitas Magnetik d) Dipol Magnetik e) Suhu Curie f) Histeresis 2. Ceritakanlah

Lebih terperinci

Identifikasi Keberadaan Heat Source Menggunakan Metode Geomagnetik Pada Daerah Tlogowatu, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah

Identifikasi Keberadaan Heat Source Menggunakan Metode Geomagnetik Pada Daerah Tlogowatu, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah Identifikasi Keberadaan Heat Source Menggunakan Metode Geomagnetik Pada Daerah Tlogowatu, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah Fauzia Rizky Wijaya 1, Widodo Putra 2, Muhammad Bagus

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Skema Teori Listrik dan Magnetik Untuk mempelajari tentang ilmu kelistrikan dan ilmu kemagnetikan diperlukan dasar dari kelistrikan dan kemagnetikan yang ditunjukkan oleh gambar

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - MEDAN MAGNET - MEDAN MAGNET

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - MEDAN MAGNET - MEDAN MAGNET LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Nama : Kelas/No : / Medan Magnet - - MEDAN MAGNET - MEDAN MAGNET A. Medan Magnet 1. Medan Magnet oleh arus listrik

Lebih terperinci

MAGNET - Materi Ipa Fisika SMP Magnet magnítis líthos Magnet Elementer teori magnet elementer.

MAGNET - Materi Ipa Fisika SMP Magnet magnítis líthos Magnet Elementer teori magnet elementer. MAGNET - Materi Ipa Fisika SMP Magnet merupakan suatu benda yang dapat menimbulkan gejala berupa gaya, baik gaya tarik maupun gaya tolak terhadap jenis logam tertentu), misalnya : besi dan baja. Istilah

Lebih terperinci

Pengantar Praktikum Metode Gravitasi dan Magnetik

Pengantar Praktikum Metode Gravitasi dan Magnetik Modul 1 Pengantar Praktikum Metode Gravitasi dan Magnetik Di antara sifat fisis batuan yang mampu membedakan antara satu macam batuan dengan batuan lainnya adalah massa jenis dan suseptibiltas batuan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Suseptibilitas magnet adalah kemampuan suatu bahan magnet untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Suseptibilitas magnet adalah kemampuan suatu bahan magnet untuk BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Suseptibilitas Magnet Suseptibilitas magnet adalah kemampuan suatu bahan magnet untuk dimagnetisasi yang ditentukan oleh nilai suseptibilitas magnet yang ditunjukkan oleh persamaan:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN I.1. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Seorang geologist, perlu mengetahui berbagai cara pembacaan dan pengolahan data. Untuk mengetahui mengetahui kondisi geologi permukaan bumipada suatu lapisan

Lebih terperinci

PENYELIDIKAN MAGNET DAERAH PANAS BUMI AKESAHU PULAU TIDORE, PROVINSI MALUKU UTARA. Oleh Liliek Rihardiana Rosli

PENYELIDIKAN MAGNET DAERAH PANAS BUMI AKESAHU PULAU TIDORE, PROVINSI MALUKU UTARA. Oleh Liliek Rihardiana Rosli PENYELIDIKAN MAGNET DAERAH PANAS BUMI AKESAHU PULAU TIDORE, PROVINSI MALUKU UTARA Oleh Liliek Rihardiana Rosli SARI Penyelidikan geofisika dengan cara magnet telah dilakukan di daerah panas bumi Akesahu.

Lebih terperinci

Karya Tulis Ilmiah MAGNET

Karya Tulis Ilmiah MAGNET Karya Tulis Ilmiah MAGNET Ditulis oleh : Dina Kurnia Putri 1231120065 POLITEKNIK NEGERI MALANG JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK MALANG 2013 1 DAFTAR ISI Daftar Isi...2 Kata Pengantar...3

Lebih terperinci

EKSPLORASI GEOMAGNETIK UNTUK PENENTUAN KEBERADAAN PIPA AIR DI BAWAH PERMUKAAN BUMI

EKSPLORASI GEOMAGNETIK UNTUK PENENTUAN KEBERADAAN PIPA AIR DI BAWAH PERMUKAAN BUMI Eksplorasi Geomagnetik untuk... EKSPLORASI GEOMAGNETIK UNTUK PENENTUAN KEBERADAAN PIPA AIR DI BAWAH PERMUKAAN BUMI Widya Utama, Dwa Desa Warnana, Anik Hilyah, Syaeful Bahri, Firman Syaifuddin, Hasibatul

Lebih terperinci

Medan Magnet 1 MEDAN MAGNET

Medan Magnet 1 MEDAN MAGNET Medan Magnet 1 MEDAN MAGNET KEMAGNETAN ( MAGNETOSTATKA ) Benda yang dapat menarik besi disebut MAGNET. Macam-macam bentuk magnet, antara lain : magnet batang magnet ladam magnet jarum Magnet dapat diperoleh

Lebih terperinci

MEDAN MAGNETIK DISEKITAR KAWAT BERARUS

MEDAN MAGNETIK DISEKITAR KAWAT BERARUS MEDAN MAGNETIK DISEKITAR KAWAT BERARUS I. TUJUAN PERCOBAAN a. Menentukan arah simpangan kompas di sekitar kawat berarus b. Menemukan hubungan medan magnetik dengan kuat arus II. III. RUMUSAN MASALAH a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak terkait oleh mineralisasi endapan hidrotermal-magmatik. Dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. banyak terkait oleh mineralisasi endapan hidrotermal-magmatik. Dalam berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan sumberdaya mineral di Indonesia khususnya di pulau Jawa banyak terkait oleh mineralisasi endapan hidrotermal-magmatik. Dalam berbagai penyelidikan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. A. Kemagnetan Bahan. Secara garis besar, semua bahan dapat dikelompokkan ke dalam bahan magnet. seperti terlihat pada Gambar 2.

BAB II DASAR TEORI. A. Kemagnetan Bahan. Secara garis besar, semua bahan dapat dikelompokkan ke dalam bahan magnet. seperti terlihat pada Gambar 2. BAB II DASAR TEORI A. Kemagnetan Bahan Secara garis besar, semua bahan dapat dikelompokkan ke dalam bahan magnet seperti terlihat pada Gambar 2. Gambar 2: Diagram pengelompokan bahan magnet (Stancil &

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POLA SEBARAN INTRUSI BATUAN BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI SUNGAI JENELATA KABUPATEN GOWA

IDENTIFIKASI POLA SEBARAN INTRUSI BATUAN BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI SUNGAI JENELATA KABUPATEN GOWA ISSN : 2579-5821 (Cetak) ISSN : 2579-5546 (Online) Alamat URL : http://journal.unhas.ac.id/index.php/geocelebes Jurnal Geocelebes Vol. 1 No. 1, April 2017, Hal 17-22 IDENTIFIKASI POLA SEBARAN INTRUSI BATUAN

Lebih terperinci

19/11/2016. MAGNET Benda yang memiliki sifat dapat menarik besi atau baja Penggolongan bahan secara makroskopik. Sifat-sifat magnet.

19/11/2016. MAGNET Benda yang memiliki sifat dapat menarik besi atau baja Penggolongan bahan secara makroskopik. Sifat-sifat magnet. MAGNET Benda yang memiliki sifat dapat menarik besi atau baja Penggolongan bahan secara makroskopik Magnetik Non Magnetik KEMAGNETAN Penggolongan bahan secara mikroskopik Bila ditinjau secara mikroskopik

Lebih terperinci

Magnet adalah suatu benda yang memiliki gejala dan sifat dapat mempengaruhi bahan-bahan tertentu yang berada di sekitarnya.

Magnet adalah suatu benda yang memiliki gejala dan sifat dapat mempengaruhi bahan-bahan tertentu yang berada di sekitarnya. Medan Magnetik Muqoyyanah 1 KEMAGNETAN (MAGNETOSTATIKA) Magnet adalah suatu benda yang memiliki gejala dan sifat dapat mempengaruhi bahan-bahan tertentu yang berada di sekitarnya. Cara membuat magnet;

Lebih terperinci

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN PERTEMUAN 07 SUMBERDAYA MINERAL Sumberdaya Mineral Sumberdaya mineral merupakan sumberdaya yang diperoleh dari hasil ekstraksi batuan atau pelapukan p batuan (tanah). Berdasarkan

Lebih terperinci

Bahan Listrik. Bahan Magnet

Bahan Listrik. Bahan Magnet Bahan Listrik Bahan Magnet Sejarah Magnet Kata magnet berasal dari bahasa yunani magnitis lithos yang berarti batu magnesia. Magnesia adalah nama sebuah wilayah di Yunani pada masa lalu yang kini bernama

Lebih terperinci

Gambar (a) Arah medan magnet, (b) Garis-garis medan magnet

Gambar (a) Arah medan magnet, (b) Garis-garis medan magnet Pada pelajaran listrik telah dikaji bahwa jika sebuah muatan diletakkan dalam medan listrik, ia mengalami gaya listrik dan energi listriknya dapat dipakai sebagai tenaga gerak untuk berpindah tempat. Hal

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. Listrik statis adalah energi yang dikandung oleh benda yang bermuatan listrik.

LISTRIK STATIS. Listrik statis adalah energi yang dikandung oleh benda yang bermuatan listrik. KELISTRIKAN DAN KEMAGNETAN SITI MAESYAROH STKIP INVADA 2015 LISTRIK adalah adalah sesuatu yang memiliki muatan positif (proton) dan muatan negatif (elektron) yang mengalir melalui penghantar (konduktor)

Lebih terperinci

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 UAN-03-01 Perhatikan tabel berikut ini! No. Besaran Satuan Dimensi 1 Momentum kg. ms 1 [M] [L] [T] 1 2 Gaya kg. ms 2 [M] [L] [T] 2 3 Daya kg. ms 3 [M] [L] [T] 3 Dari

Lebih terperinci

MAGNET. Benda yang memiliki sifat dapat menarik besi atau baja Penggolongan bahan secara makroskopik

MAGNET. Benda yang memiliki sifat dapat menarik besi atau baja Penggolongan bahan secara makroskopik MAGNET Benda yang memiliki sifat dapat menarik besi atau baja Penggolongan bahan secara makroskopik Magnetik Non Magnetik Penggolongan bahan secara mikroskopik Bila ditinjau secara mikroskopik ( atom )

Lebih terperinci

Kelas XII Semester 1

Kelas XII Semester 1 MEDAN MAGNET Kelas XII Semester 1 MEDAN MAGNET Standart Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Materi STANDART KOMPETENSI Kelas XII 2 Semester 1 Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai

Lebih terperinci

MENGIDENTIFIKASI POTENSI HIDROKARBON DI KEPULAUAN ARU SELATAN, PAPUA BARAT MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET. Tri Nurhidayah, Muhammad Hamzah, Maria

MENGIDENTIFIKASI POTENSI HIDROKARBON DI KEPULAUAN ARU SELATAN, PAPUA BARAT MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET. Tri Nurhidayah, Muhammad Hamzah, Maria MENGIDENTIFIKASI POTENSI HIDROKARBON DI KEPULAUAN ARU SELATAN, PAPUA BARAT MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET Tri Nurhidayah, Muhammad Hamzah, Maria Program Studi Geofisika FMIPA Unhas Trinurhidayah16@gmail.com

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1 SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1 1. Terhadap koordinat x horizontal dan y vertikal, sebuah benda yang bergerak mengikuti gerak peluru mempunyai komponen-komponen

Lebih terperinci

STAG2022 Stratigrafi Malaysia

STAG2022 Stratigrafi Malaysia STAG2022 Stratigrafi Malaysia Stratigrafi Semenanjung Malaysia Geologi Terengganu GEOLOGI TERENGGANU Keseluruhan negeri Terengganu terletak dalam Jalur Timur. Batuan yang paling dominan ialah batuan sedimen

Lebih terperinci

SANGAT RAHASIA. 30 o. DOKUMEN ASaFN 2. h = R

SANGAT RAHASIA. 30 o. DOKUMEN ASaFN 2. h = R DOKUMEN ASaFN. Sebuah uang logam diukur ketebalannya dengan menggunakan jangka sorong dan hasilnya terlihat seperti pada gambar dibawah. Ketebalan uang tersebut adalah... A. 0,0 cm B. 0, cm C. 0, cm D.

Lebih terperinci

Fisika Dasar II Listrik, Magnet, Gelombang dan Fisika Modern

Fisika Dasar II Listrik, Magnet, Gelombang dan Fisika Modern Fisika Dasar II Listrik, Magnet, Gelombang dan Fisika Modern Pokok ahasan Medan Magnetik Abdul Waris Rizal Kurniadi Noitrian Sparisoma Viridi Topik Pengantar Gaya Magnetik Gaya Lorentz ubble Chamber Velocity

Lebih terperinci

Kelompok 3 : Ahmad Imam Darmanata Pamungkas Firmansyah Saleh Ryan Isra Yuriski Tomy Dwi Hartanto

Kelompok 3 : Ahmad Imam Darmanata Pamungkas Firmansyah Saleh Ryan Isra Yuriski Tomy Dwi Hartanto Kelompok 3 : Ahmad Imam Darmanata Pamungkas Firmansyah Saleh Ryan Isra Yuriski Tomy Dwi Hartanto 115060405111005 115060407111033 115060407111025 115060407111005 Sejarah Perkembangan Metode Magnetik Sejarah

Lebih terperinci

MEDAN MAGNET DAN ELEKTROMAGNET

MEDAN MAGNET DAN ELEKTROMAGNET BAB II MEDAN MAGNET DAN ELEKTROMAGNET Kompetensi dasar : Mengenal gejala kemagnetan Indikator Oersted : - Konsep medan magnet oleh arus listrik didapatkan dari percobaan - Konsep magnet dan medan magnet

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Harga komoditi untuk mineral-mineral saat ini telah mendekati rekor harga tertingginya, seperti Logam-logam industri (bijih besi, tembaga, alumunium, timbal, nikel

Lebih terperinci

INTERPRETASI BAWAH PERMUKAAN DAERAH MANIFESTASI EMAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK DI DAERAH GARUT JAWA BARAT

INTERPRETASI BAWAH PERMUKAAN DAERAH MANIFESTASI EMAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK DI DAERAH GARUT JAWA BARAT INTERPRETASI BAWAH PERMUKAAN DAERAH MANIFESTASI EMAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK DI DAERAH GARUT JAWA BARAT Disusun oleh: DIDI HERYANTO M0209015 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

Pendugaan Struktur Bawah Permukaan Daerah Prospek Panas Bumi Gunungapi Hulu Lais Lereng Utara dengan Menggunakan Metode Magnetik

Pendugaan Struktur Bawah Permukaan Daerah Prospek Panas Bumi Gunungapi Hulu Lais Lereng Utara dengan Menggunakan Metode Magnetik Pendugaan Struktur Bawah Permukaan Daerah Prospek Panas Bumi Gunungapi Hulu Lais Lereng Utara dengan Menggunakan Metode Magnetik Arif Ismul Hadi, Refrizon, dan Suhendra Abstrak: Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR 4. Medan Magnet MATERI FISIKA SMA KELAS XII

BAHAN AJAR 4. Medan Magnet MATERI FISIKA SMA KELAS XII BAHAN AJAR 4 Medan Magnet MATERI FISIKA SMA KELAS XII GAYA LORENTZ Pada percobaan oersted telah dibuktikan pengaruh arus listrik terhadap kutub magnet, bagaimana pengaruh kutub magnet terhadap arus listrik

Lebih terperinci

KETENTUAN MENGIKUTI PELAJARAN FISIKA : ^_^

KETENTUAN MENGIKUTI PELAJARAN FISIKA : ^_^ 1 KETENTUAN MENGIKUTI PELAJARAN FISIKA : ^_^ 1. ADA BUKU CATATAN & BUKU LATIHAN/PR 2. BUKU DISAMPUL DENGAN KERTAS EMAS / ASTURO / KARTON WARNA UNGU 3. PENAMPILAN COVER DEPAN BUKU SEPERTI GAMBAR BERIKUT

Lebih terperinci

Pengaruh Pola Kontur Hasil Kontinuasi Atas Pada Data Geomagnetik Intepretasi Reduksi Kutub

Pengaruh Pola Kontur Hasil Kontinuasi Atas Pada Data Geomagnetik Intepretasi Reduksi Kutub Pengaruh Pola Kontur Hasil Kontinuasi Atas Pada Data Geomagnetik Intepretasi Reduksi Kutub Puguh Hiskiawan 1 1 Department of Physics, University of Jember Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Jember

Lebih terperinci

INTERPRETASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DENGAN METODE GEOMAGNET DI JALUR SESAR OYO SKRIPSI

INTERPRETASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DENGAN METODE GEOMAGNET DI JALUR SESAR OYO SKRIPSI INTERPRETASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DENGAN METODE GEOMAGNET DI JALUR SESAR OYO SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. Judul penelitian Studi Karakteristik Mineralogi dan Geomagnetik Endapan

BAB. I PENDAHULUAN. Judul penelitian Studi Karakteristik Mineralogi dan Geomagnetik Endapan BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Judul Penelitian Judul penelitian Studi Karakteristik Mineralogi dan Geomagnetik Endapan Bijih Besi di Daerah Kecamatan Pelaihari Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan. 1.2. Latar

Lebih terperinci

1. Dalam suatu ruang terdapat dua buah benda bermuatan listrik yang sama besar seperti ditunjukkan pada gambar...

1. Dalam suatu ruang terdapat dua buah benda bermuatan listrik yang sama besar seperti ditunjukkan pada gambar... Kumpulan Soal Latihan UN UNIT LISTRIK & MAGNET Gaya Coulomb, Energi & Potensial Listrik 1. Dalam suatu ruang terdapat dua buah benda bermuatan listrik yang sama besar seperti ditunjukkan pada gambar....

Lebih terperinci

Fisika EBTANAS Tahun 1996

Fisika EBTANAS Tahun 1996 Fisika EBTANAS Tahun 1996 EBTANAS-96-01 Di bawah ini yang merupakan kelompok besaran turunan A. momentum, waktu, kuat arus B. kecepatan, usaha, massa C. energi, usaha, waktu putar D. waktu putar, panjang,

Lebih terperinci

Interpretasi Struktur Bawah Tanah pada Sistem Sungai Bribin dengan Metode Geomagnet

Interpretasi Struktur Bawah Tanah pada Sistem Sungai Bribin dengan Metode Geomagnet ISSN:2089-0133 Indonesian Journal of Applied Physics (2016) Vol. No. Halaman 31 April 2016 Interpretasi Struktur Bawah Tanah pada Sistem Sungai Bribin dengan Metode Geomagnet Khafidh Nur Aziz 1, Yosaphat

Lebih terperinci

Muatan Listrik dan Hukum Coulomb

Muatan Listrik dan Hukum Coulomb Materi ajar Muatan Listrik dan Hukum Coulomb Sesungguhnya fenomena elektrostatik merupakan pemandangan yang sering kita saksikan sehari-hari. Mungkin di antara qnda pernah mengalami peristiwa ketika menyetrika

Lebih terperinci

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07)

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) 1. Gambar di samping ini menunjukkan hasil pengukuran tebal kertas karton dengan menggunakan mikrometer sekrup. Hasil pengukurannya adalah (A) 4,30 mm. (D) 4,18

Lebih terperinci

GAYA LORENTZ Gaya Lorentz pada Penghantar Berarus di dalam Medan Magnet

GAYA LORENTZ Gaya Lorentz pada Penghantar Berarus di dalam Medan Magnet GAYA LORENTZ A. Tujuan Percobaan 1 Mengamati adanya gaya Lorentz penghantar kawat lurus disekitar medan magnet 2 Menentukan arah gaya Lorentz dengan kaidah tangan kanan 3 Menghitung besarnya gaya Lorentz

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 2010

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 2010 PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 200 Mata Pelajaran : Fisika Kelas : XII IPA Alokasi Waktu : 20 menit

Lebih terperinci

Physics Communication

Physics Communication Physics Communication 1 (1) (2016) Physics Communication http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/pc IDENTIFIKASI SEBARAN ANOMALI MAGNETIK DI PERAIRAN KABUPATEN SAMBAS KALIMANTAN BARAT DENGAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

PENYEBARAN DAN KETERDAPATAN MINERAL BERAT DI PERAIRAN KALIMANTAN BARAT. Noor Cahyo D. Aryanto

PENYEBARAN DAN KETERDAPATAN MINERAL BERAT DI PERAIRAN KALIMANTAN BARAT. Noor Cahyo D. Aryanto PENYEBARAN DAN KETERDAPATAN MINERAL BERAT DI PERAIRAN KALIMANTAN BARAT Noor Cahyo D. Aryanto Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan noor_aryanto@yahoo.com S A R I Berdasarkan pengambilan 45

Lebih terperinci

PENGARUH POLA KONTUR HASIL KONTINUASI ATAS PADA DATA GEOMAGNETIK INTEPRETASI REDUKSI KUTUB

PENGARUH POLA KONTUR HASIL KONTINUASI ATAS PADA DATA GEOMAGNETIK INTEPRETASI REDUKSI KUTUB PENGARUH POLA KONTUR HASIL KONTINUASI ATAS PADA DATA GEOMAGNETIK INTEPRETASI REDUKSI KUTUB Puguh Hiskiawan 1* 1 Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Jember, Indonesia Abstrak: Metode geomagnetik adalah salah

Lebih terperinci

Perkuliahan Fisika Dasar II FI-331. Oleh Endi Suhendi 1

Perkuliahan Fisika Dasar II FI-331. Oleh Endi Suhendi 1 Perkuliahan Fisika Dasar II FI-331 Oleh Endi Suhendi 1 Menu hari ini (2 minggu): Medan dan Gaya Magnet Oleh Endi Suhendi 2 Medan Gravitasi Listrik Massa m Muatan q (±) Menghasilkan: Merasakan: Tinjau juga

Lebih terperinci