BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dikemukakan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
|
|
- Farida Tanudjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Hambatan Kepolisian Resor Purbalingga dalam Mewujudkan Zero Street Crime a. Hambatan dalam menjalankan fungsi preemtif Polres Purbalingga dalam menjalankan fungsi preemtif terhadap penanggulangan kejahatan jalanan masih mengalami hambatan yaitu belum lengkapnya sarana-prasarana untuk kegiatan pembinaan terhadap PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial). Dalam pelaksanaan Zero Street Crime salah satu kendalanya adalah adanya Anjal (Anak Jalanan) dan PGOT (Pengemis, Gelandangan dan Orang Terlantar). Anjal dan PGOT ini menganggu kenyamanan dan ketertiban lalu lintas. Seharusnya ada sarananprasarana untuk pembinaan PMKS tersebut, akan tetapi kenyataan di lapangan masih minimnya sarana-prasarana dalam pembinaan PMKS ini. Oleh karena itu, pelaksanaan Zero Street Crime ini masih terkendala adanya Anjal dan PGOT. b. Hambatan dalam menjalankan fungsi preventif Untuk fungsi preventif, hambatan yang dihadapi Polres Purbalingga dalam penanggulangan kejahatan jalanan adalah 103
2 104 keterbatasan personil dan tenaga polisi yang ada di Polres Purbalingga. Wilayah Kabupaten Purbalingga yang cukup luas, yakni km 2 dengan jumlah penduduk sebanyak jiwa tidak didukung dengan jumlah personil keamanan yang memadai. Berdasarkan data rekap personil Polres Purbalingga tahun 2013, jumlah total keseluruhan personil yang ada di Polres Purbalingga, baik di Polresnya sendiri maupun di Polsek-Polseknya, yakni sebanyak 832 personil. Kenyataan tersebut masih jauh dari ideal yang seharusnya, yaitu 1 : 400, jadi tiap 400 orang dijaga oleh satu personil polisi. c. Hambatan dalam menjalankan fungsi represif Hambatan yang dihadapi Polres Purbalingga dalam menjalankan fungsi represif penanggulangan kejahatan jalanan meliputi: 1) Kesulitan saksi dalam pengungkapan kejahatan jalanan Terkait dengan saksi, dalam penanggulanan kejahatan jalanan pada praktiknya kebanyakan orang-orang yang melihat kejadian di TKP tidak mau dijadikan sebagai saksi. Kebanyakan orang kurang peduli dan tidak mau dikait-kaitkan dengan masalah orang lain, sehingga enggan dijadikan saksi untuk diambil keterangannya. Orang-orang tidak mau terkait dengan masalah-masalah kejahatan apalagi terlibat urusan dengan polisi.
3 105 2) Vonis yang diterima pelaku terlalu ringan Hambatan berikutnya dalam mewujudkan Zero Street Crime adalah masih ringannya vonis yang diterima oleh para pelaku kejahatan jalanan. Misalnya contoh perkara tindak pidana pencurian dengan pemberatan (penjambretan) yang terjadi di Jalan Raya Desa Kedungjati Kecamatan Bukateja, Kabupaten Purbalingga. Berdasarkan Surat Putusan Pengadian Negeri Purbalingga Nomor: 90/Pid.B/2012/PN Pbg., hakim hanya memutus para terdakwa, yaitu Misyoto dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun 7 (tujuh) bulan dan Solekhan dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun 2 (dua) bulan. Berdasarkan putusan yang ditetapkan oleh hakim tersebut menunjukkan bahwa vonis yang diterima para terdakwa terbilang ringan karena sangat jauh dari tuntutan maksimal yang bisa diberikan kepada para terdakwa, yaitu 7 (tujuh) tahun pidana penjara. 3) Lembaga-lembaga yang terkait dengan program Zero Street Crime belum bisa menjalankan fungsinya secara maksimal Pelaksanaannya seringkali instansi-instansi tersebut tidak bisa menjalankan fungsinya secara maksimal. Misalnya, LP sebagai wadah pembinaan narapidana diharapkan bisa merubah seorang penjahat menjadi orang yang lebih baik setelah bebas dari tahanan. Namun, yang sering terjadi justru setelah keluar
4 106 dari LP malah menjadi lebih pintar dalam melakukan tindak kejahatan. 2. Upaya Kepolisian Resor Purbalingga mengatasi hambatan dalam mewujudkan Zero Street Crime antara lain: a. Upaya untuk mengatasi hambatan dalam menjalankan fungsi preemtif Untuk mengatasi hambatan belum lengkapnya saranaprasarana untuk kegiatan pembinaan terhadap PMKS, yakni tidak adanya panti rehabilitasi di Kabupaten Purbalingga, maka Anjal dan PGOT yang berhasil terjaring razia dan diarahkan ke dinas sosial, akan dikirim ke Banjarnegara karena di sana sudah memiliki panti rehabilitasi untuk penanganan PMKS. Pihak Polres Purbalingga sendiri sudah memberikan masukan terkait dengan masalah PMKS ini, termasuk agar dibangunnya panti rehabilitasi. b. Upaya untuk mengatasi hambatan dalam menjalankan fungsi preventif Kemudian untuk masalah keterbatasan personil dan tenaga yang dimiliki Polres Purbalingga adalah dengan mengadakan terobosan kreatif yang merupakan kebijakan dari Kapolres, yakni berupa program Police Goes to School. Melalui program tersebut, polisi melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah untuk melakukan penyuluhan, pembinaan langsung, dan himbauan-himbauan
5 107 kamtibmas. Untuk SDM-nya sendiri pihak Polres Purbalingga seringkali melakukan pelatihan, seminar, maupun sosialisasi hukum. Upaya lain yang dilakukan oleh Polres Purbalingga untuk mengatasi hambatan dalam mewujudkan Zero Street Crime melalui fungsi preventif adalah dengan mengikutsertakan masyarakat dalam penanggulangan kejahatan jalanan. Secara sinergis Polri dan masyarakat ikut serta dalam kegiatan swakarsa dan peduli lingkungan. Selain keikutsertaan masyarakat, dalam menanggulangi kejahatan jalanan Polres Purbalingga juga meningkatkan kerjasama dengan instansi lain, seperti Satpol PP dan Dinas Sosial Kabupaten Purbalingga. c. Upaya untuk mengatasi hambatan dalam menjalankan fungsi represif Untuk mengatasi hambatan dalam menjalankan fungsi represif, Polres Purbalingga melakukan berbagai upaya, yaitu dalam hal kesulitan saksi, pihak Polres Purbalingga melakukan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat terkait dengan kesadaran hukum masyarakat. Diharapkan dengan adanya sosialisasi dan penyuluhan tersebut dapat menumbuhkan kesadaran hukum dan kepercayaan masyarakat kepada pihak kepolisian, sehingga masyarakat bisa bekerjasama dengan aparat kepolisian dalam menanggulangi kejahatan jalanan, termasuk bersedia menjadi saksi jika terlibat dalam suatu kasus kejahatan jalanan. Kemudian, untuk masalah vonis bagi pelaku kejahatan jalanan yang masih terlalu ringan dan
6 108 masalah lembaga-lembaga yang terkait dengan program Zero Street Crime belum bisa menjalankan fungsinya secara maksimal, pihak Polres Purbalingga tidak bisa melakukan upaya lebih karena sudah bukan merupakan kewenangan dari pihak kepolisian. 3. Sebagai tindak lanjut terhadap program Zero Street Crime, Polres Purbalingga tetap menjalankan program tersebut, karena personil Polres Purbalingga berkomitmen bahwa perintah atau kebijakan pimpinan itu harus dilaksanakan walaupun dengan berbagai hambatan-hambatan yang pasti akan muncul dalam pelaksanaannya. Selain itu, pada dasarnya kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam program Zero Street Crime merupakan kegiatan yang dilakukan setiap hari oleh polisi dalam menjalankan tugasnya sebagai pengayom dan pelayan masyarakat. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi Kepolisian Resor Purbalingga a. Kepolisian Resor Purbalingga hendaknya merefleksikan diri terkait dengan adanya hambatan dalam mewujudkan Zero Street Crime, karena segala permasalahan seringkali muncul tidak hanya dari orang/instansi lain, tetapi juga dari diri/instansi itu sendiri.
7 109 b. Meningkatkan program sosialisasi kepada masyarakat mengenai program Zero Street Crime, sehingga masyarakat bisa bekerja sama dengan pihak kepolisian dalam menanggulangi kejahatan jalanan. c. Mengintensifkan kegiatan Turjawali, terutama untuk daerah-daerah rawan kejahatan. d. Penambahan personil maupun pos pemantauan di daerah-daerah rawan kejahatan. e. Kepolisian Resor Purbalingga benar-benar melakukan tindakan tegas berupa sanksi hukum terhadap para pelaku tindak kejahatan, khususnya kejahatan jalanan. 2. Bagi Masyarakat a. Hendaknya masyarakat turut membantu dan bekerja sama dengan pihak kepolisian dalam menanggulangi kejahatan jalanan yang seringkali terjadi di tengah-tengah masyarakat. b. Diharapkan kesadaran dan kerjasama yang baik pada waktu terjadi tindak kejahatan agar segera melapor kepada pihak yang berwajib.
8 DAFTAR PUSTAKA Barda Nawawi Arief. (2011). Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana (Perkembangan Penyusunan Konsep KUHP Baru). Ed. 2, Cet. 3. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Bonger, W.A. (1982). Pengantar Tentang Kriminologi. Terjemahan: R.A. Koesnoen. Jakarta: Ghalia Indonesia. Burhan Bungin. (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif, Aktualisasi Metodologi ke Arah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta: Grafindo Persada. C.S.T. Kansil. (1989). Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Ed. 4. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Djoko Prakoso. (1987). Polri Sebagai Penyidik Dalam Penegakan Hukum. Jakarta: PT. Bina Aksara. G.W. Bawengan. (1974). Pengantar Psychologi Kriminil. Jakarta: PT. Pradnya Paramita. Haris Herdiansyah. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika. Lexy J. Moleong. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. rev.ed. Bandung: Remaja Rosdakarya. Moh Kemal Dermawan. (1994). Strategi Pencegahan Kejahatan. Bandung: Citra Aditya Bhakti. Ninik Widiyanti dan Yulius Waskita. (1987). Kejahatan dalam Masyarakat dan Pencegahannya. Jakarta: Bina Aksara. Pudi Rahadi. (2007). Hukum Kepolisian (Profesionalisme dan Reformasi Polri). Surabaya: Laksbang Mediatama. Rena Yulia. (2010). Viktimologi (Perlindungan Hukum Terhadap Korban Kejahatan). Yogyakarta: Graha Ilmu. Saifuddin Azwar. (2004). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 110
9 111 Sanapiah Faisal. (2008). Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: Rajawali Press. Sat Reskrim Polres Purbalingga. (2013). Data Kasus Kejahatan Jalanan Polres Purbalingga Tahun Data Tunggakan Kasus Tahun Sat Reskrim Polres Purbalingga. Soejono Dirdjosisworo. (1984). Ruang Lingkup Kriminologi. Bandung: Remaja Karya. Soerjono Soekanto. (2012). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum. Jakarta: PT. RajaRafindo Persada. Sudikno Mertokusumo. (2007). Mengenal Hukum (Suatu Pengantar). Yogyakarta: Liberty. Suhartono W. Pranoto. (2008). Bandit Berdasi Korupsi Berjamaah (Merangkai Hasil Kejahatan Pasca-Reformasi). Yogyakarta: Kanisius. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun (2009). Bandung: Nuansa Aulia. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2003 Tentang Peraturan Disiplin Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2010 Tentang Satuan Polisi Pamong Praja. Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Nomor 15 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tatakerja Dinas Daerah Kabupaten Purbalingga.
10 112 INTERNET Agus M. (2010). Street Crime, Sebagai Problematika Sosial di Negara Berkembang. Diakses dari pada Tanggal 28 Desember 2012, Jam WIB. Arbi Anugrah. (2012). Perampok Gasak Dana BOS Rp 60 Juta di Purbalingga. Diakses dari perampok-gasak-dana-bos-rp-60-juta-di-purbalingga, pada Tanggal 30 Maret 2013, Jam WIB. Arief Noegroho. (2010). Kompolotan Jambret Nasabah Bank Diringkus. Diakses dari Komplotan-Jambret-Nasabah-Bank-Diringkus, pada Tanggal 1 April 2013, Jam WIB. Budhi Masturi. (2013). Polisi dan Harapan Masyarakat dalam Pelayanan Publik (1). Diakses dari polisi-dan-harapan-masyarakat-dalam-pelayanan-publik1.html, pada Tanggal 2 September 2013, Jam WIB. Dody Pratama Wahab. (2013). Rendahnya Hukuman Peyebab Meningkatnya Kriminalitas. Diakses dari Rendahnya-Hukuman-Peyebab-Meningkatnya-Kriminalitas#.UW49g1Zto Y0, pada Tanggal 17 April 2013, Jam WIB. Icha Rastika. (2012). Setiap 91 Detik, Terjadi Satu Kejahatan di Indonesia. Diakses dari Setiap.91.Detik.Terjadi.Satu.Kejahatan.di.Indonesia, pada Tanggal 26 Maret 2013, Jam WIB. Jurnal Srigunting. (2011). Peran Polri Menanggulangi Kejahatan Jalanan dan Premanisme guna Memberikan Pelayanan Rasa Aman kepada Masyarakat. Diakses dari 12/penanggulangan-masalah-terorisme/, pada Tanggal 13 April 2013, Jam WIB.. (2012). Kejahatan Jalanan dan Premanisme Latar Belakang dan Penanggulangannya. Diakses dari com/2012/02/29/kejahatan-jalanan-dan-premanisme-latar-belakang-danpenanggulangannya-oleh-prof-dr-sarlito-wirawan-s/, pada Tanggal 16 April 2013, Jam WIB. Kotaperwira.com. (2012). Komplotan Perampas Motor Todong dan Setrum Korban. Diakses dari
11 113 todong-dan-setrum-korban#ixzz2p11puhit, pada Tanggal 30 Maret 2013, Jam WIB... Siswi SMP di Kecamatan Rembang Diperkosa saat Berangkat Sekolah. Diakses dari Pada Tanggal 1 April 2013, Jam WIB. Nila Galih Roosanti. (2009). Pelaksanaan Program Zero Street Crime Sebagai Usaha Penanggulangan Kejahatan Jalanan oleh Kepolisian Resor Kota Kediri. Diakses dari MTI=, pada tanggal 27 Desember 2012, Jam WIB. Pesat News. (2013). Kaca Mobil Dipecah, Rp 30 Juta Dibawa Kabur Penjahat. Diakses dari pada Tanggal 9 Februari 2013, Jam WIB. Seruu.com. (2012). Dua Penjambret Dihakimi Masa, Motor Dibakar dan Digantung. Diakses dari dua-penjambret-dihakimi-massa-motor-dibakar-dan-digantung, pada Tanggal 30 Maret 2013, Jam WIB. Tendy. (2011). Polres Purbalingga Siapkan Zero Street Crime. Diakses dari pada Tanggal 28 November 2012, Jam WIB.
BAB I PENDAHULUAN. manusia mempunyai keinginan dan kepentingan sendiri-sendiri. Tidak jarang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Interaksi dalam masyarakat seringkali menimbulkan berbagai benturan kepentingan di antara masing-masing anggota masyarakat. Setiap manusia mempunyai keinginan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengenai upaya polisi dalam menanggulangi pelanggaran Undang-undang
120 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan mengenai upaya polisi dalam menanggulangi pelanggaran Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. kekerasan. Hal ini dapat dilihat dari tabel tentang jumlah kejahatan yang
BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepolisian Polres Bantul terbukti kurang berhasil dalam menangani tindak pidana pencurian dengan kekerasan. Hal
Lebih terperinciBAB III PENUTUP A. KESIMPULAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap pembahasan dan hasil penelitian yang
39 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis terhadap pembahasan dan hasil penelitian yang telah diuraikan di dalam Bab II, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Upaya
Lebih terperinciPELAKSANAAN PERLINDUNGAN KHUSUS TERHADAP ANAK SEBAGAI KORBAN PENCABULAN MENURUT UU NO. 23 TAHUN 2002
SKRIPSI PELAKSANAAN PERLINDUNGAN KHUSUS TERHADAP ANAK SEBAGAI KORBAN PENCABULAN MENURUT UU NO. 23 TAHUN 2002 Oleh ALDINO PUTRA 04 140 021 Program Kekhususan: SISTEM PERADILAN PIDANA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Upaya yang dilakukan Polisi DIY dalam Penanggulangan Tindak. pidana Kesusilaan
49 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Upaya yang dilakukan Polisi DIY dalam Penanggulangan Tindak pidana Kesusilaan Berdasarkan wawancara dengan narasumber Bapak Kompol Zulham Efendi Lubis, S.iK dalam hal
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. disimpulkan beberapa hal dalam penulisan ini, yaitu:
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan Uraian pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal dalam penulisan ini, yaitu: 1. Upaya Penanggulangan tindak pidana di dunia maya yang di lakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan masyarakat kejahatan terhadap harta benda orang banyak sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap kepentingan
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. maka dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Dasar pertimbangan yang dipergunakan oleh hakim di dalam menerapkan
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pertimbangan hakim dalam menerapkan sanksi hukumnya terhadap pelaku pemalsuan dokumen yang terkait dengan tanah khususnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dilihat dari adanya indikasi angka kecelakaan yang terus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Terjadinya pelanggaran lalu lintas merupakan salah satu bentuk problematika yang sering menimbulkan permasalahan di jalan raya. Hal tersebut dapat dilihat
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. pengaruhi oleh beberapa penyebabnya antara lain:
58 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka dapat dirumuskan kesimpulan sebagai berikut: 1. Perjudian togel sulit di tanggulangi secara tuntas karena di pengaruhi oleh beberapa
Lebih terperinciSKRIPSI PERANAN PENYIDIK POLRI DALAM MENCARI BARANG BUKTI HASIL TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DI WILAYAH HUKUM POLRESTA PADANG
SKRIPSI PERANAN PENYIDIK POLRI DALAM MENCARI BARANG BUKTI HASIL TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DI WILAYAH HUKUM POLRESTA PADANG Diajukan Guna Memenuhi Sebahagian Persyaratan Untuk
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. wilayah Kulon Progo dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: Pidana Pencabulan Anak di Wilayah Kulon Progo
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang peranan Kepolisian Resort Kulon Progo dalam penanggulangan tindak pidana pencabulan anak di wilayah Kulon Progo
Lebih terperinciBab III. Penutup. dalam penulisan hukum/skripsi ini sebagai berikut:
Bab III Penutup A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dan analisis pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik bebarapa kesimpulan sebagai jawaban terhadap permasalahan yang diajukan dalam penulisan hukum/skripsi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. kejahatan pasti terjadi dimana terdapat manusia-manusia yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Kejahatan 1. Pengertian Kejahatan Masalah kejahatan dalam masyarakat akhir-akhir ini merupakan fenomena yang selalu menjadi topik pembicaraan karena senantiasa
Lebih terperinciSikap Dan Tindakan Kepolisian Terhadap Tindak Pidana Kekerasan Premanisme Yang Terjadi Di Masyarakat. Oleh : Suzanalisa
Sikap Dan Tindakan Kepolisian Terhadap Tindak Pidana Kekerasan Premanisme Yang Terjadi Di Masyarakat Oleh : Suzanalisa ABSTRAK Tindak pidana kekerasan premanisme yang sangat lekat dengan pelanggaran hukum
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. A. Simpulan. Berdasarkan pembahasan dan analisis pada bab-bab sebelumnya,
67 BAB III PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan pembahasan dan analisis pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik bebarapa kesimpulan sebagai jawaban terhadap permasalahan yang diajukan dalam penulisan hukum/skripsi
Lebih terperincimelaksanakan kehidupan sehari-hari dan dalam berinterkasi dengan lingkungannya. Wilayah
A. Latar Belakang Keamanan dan ketertiban di dalam suatu masyarakat merupakan masalah yang penting, dikarenakan keamanan dan ketertiban merupakan cerminan keamanan di dalam masyarakat melaksanakan kehidupan
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. POLRI dalam memberantas peredaran minuman keras illegal khususnya di
69 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah saya analisa mengenai peran POLRI dalam memberantas peredaran minuman keras illegal khususnya di wilayah hukum Polres Sleman
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. sebagai jawaban atas permasalahan, yaitu : Klaten, antara lain adalah :
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dan pembahasan yang telah penulis utarakan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai jawaban atas permasalahan, yaitu : 1.
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Arief, Barda Nawawi, (2008), Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, Cet. Ke- I, Jakarta: Prenada Media Group.
DAFTAR PUSTAKA A. BUKU-BUKU Arief, Barda Nawawi, (2008), Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, Cet. Ke- I, Jakarta: Prenada Media Group. -------------------------, (2008), Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan berkaitan dengan upaya
50 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisis yang telah dilakukan berkaitan dengan upaya Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta dalam menanggulangi tindak pidana yang dilakukan oleh geng motor
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat di simpulkan :
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat di simpulkan : 1. Secara Umum Hukum Pidana telah memberikan perlindungan hukum terhadap hak hak perempuan yang menjadi korban kejahatan,
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Penanggulangan pelanggaran lalu lintas oleh pengendara sepeda motor di
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Penanggulangan pelanggaran lalu lintas oleh pengendara sepeda motor di Kabupaten Sanggau merupakan tugas dan fungsi dari kepolisian lalu lintas Polres Sanggau. Berbagai upaya
Lebih terperinciLEMBAR WAWANCARA. 1. Kasus-kasus apa saja yang meresahkan dan mengganggu ketertiban
111 LEMBAR WAWANCARA 1. Kasus-kasus apa saja yang meresahkan dan mengganggu ketertiban masyarakat yang sering terjadi dalam 3 (tiga) tahun terakhir di wilayah hukum Polres Sibolga? 2. Jenis perjudian apa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Hukum merupakan seperangkat aturan yang diterapkan dalam rangka menjamin
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum merupakan seperangkat aturan yang diterapkan dalam rangka menjamin kepastian hukum, ketertiban dan perlindungan masyarakat, sehingga berbagai dimensi hukum
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. Yogyakarta melakukan upaya sebagai berikut : Pemasangan kamera CCTV di berbagai tempat.
51 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan uraian dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka untuk menjawab rumusan masalah yang telah diajukan sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Arief, Barda Nawawi, Kebijakan Kriminal, op.cit, hal.2
DAFTAR PUSTAKA A. Buku Arief, Barda Nawawi, Kapita Selekta Hukum Pidana Tentang Sistem Peradilan Terpadu, Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2006. Arief, Barda Nawawi, Kebijakan Kriminal,
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan analisis pembahasan, hasil penelitian yang penulis
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisis pembahasan, hasil penelitian yang penulis lakukan dalam penulisan hukum ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Aturan mengenai keberadaan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Upaya Polisi Dalam Menanggulangi Pencurian Kendaraan Bermotor Di Wonosobo. a. Upaya Preventif Adalah upaya penanggulangan kejahatan dengan lebih menitikberatkan
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. dalam perkara pelibatan anak dalam distribusi narkotika pada praktek. anak segera lepas dari rasa trauma.
68 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dipaparkan oleh penulis dalam BAB II, maka penulis menyimpulkan bahwa : 1. Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. dapat disimpulkan sebagai berikut:
79 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan terhadap upaya kepolisian dalam menanggulangi kekerasan yang dilakukan oleh organisasi masyarakat, dapat disimpulkan sebagai berikut: Upaya kepolisian
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Abdussalam dan DPM Sitompul, 2007, Sistem Peradilan Pidana, Restu Agung,
DAFTAR PUSTAKA Buku : Abdussalam dan DPM Sitompul, 2007, Sistem Peradilan Pidana, Restu Agung, Awaludin Marwan, Siti Rahma Mary dan Ikhsan Alfarisi, 2011, Narasi Historis Pemikiran Hukum Progresif Satjipto
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. 1. Secara umum hukum pidana telah memberikan perlindungan dan kontribusi
54 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Secara umum hukum pidana telah memberikan perlindungan dan kontribusi yang cukup terhadap hak wanita yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu aturan hukum tertulis yang disebut pidana. Adapun dapat ditarik kesimpulan tujuan pidana adalah: 2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Pasal 372 KUHP tindak pidana penggelapan adalah barang siapa dengan sengaja dan dengan melawan hukum memiliki barang yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Narkotika di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jumlah personil yang di Direktorat Reserse Narkotika dan
41 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Cara Polda DIY Dalam Memberantas Tindak Pidana Narkotika di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Jumlah personil yang di Direktorat Reserse Narkotika dan Obat Berbahaya
Lebih terperinciLex Privatum Vol. V/No. 6/Ags/2017
KAJIAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM ZERO STREET CRIME DALAM PENYALAHGUNAAN KEJAHATAN JALANAN OLEH KEPOLISIAN RI 1 Oleh: Noflanly S. I. Katihokang 2 ABSTRAK Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang telah tercakup dalam undang-undang maupun yang belum tercantum dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kejahatan dalam kehidupan manusia merupakan gejala sosial yang akan selalu dihadapi oleh setiap manusia, masyarakat, dan bahkan negara. Kenyataan telah membuktikan,
Lebih terperinciBAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh penulis di dalam bab 2 maka dapat
64 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh penulis di dalam bab 2 maka dapat disimpulkan sebagaimana menjadi jawaban dari rumusan masalah yaitu sebagai berikut : 1. Tindakan
Lebih terperinciBAB II. kejahatan adalah mencakup kegiatan mencegah sebelum. Perbuatannya yang anak-anak itu lakukan sering tidak disertai pertimbangan akan
BAB II KEBIJAKAN HUKUM PIDANA YANG MENGATUR TENTANG SISTEM PEMIDANAAN TERHADAP ANAK PELAKU TINDAK PIDANA DI INDONESIA A. Kebijakan Hukum Pidana Dalam Penanggulangan Kejahatan yang Dilakukan Oleh Anak Dibawah
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebagaimana diuraikan dalam bab sebelumnya dapat dikemukakan kesimpulan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan rumusan permasalahan serta hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana diuraikan dalam bab sebelumnya dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: massa untuk menghindari labelisasi. dari permasalahan yang dialaminya.
74 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Bentuk-bentuk perlindungan hukum yang diberikan oleh Polisi
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. sebelumnya maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
74 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dan uraian yang dipaparkan pada bab-bab sebelumnya maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Peran penyidik polisi dalam mengungkap
Lebih terperinciPERANAN INTEROGASI OLEH PENYIDIK TERHADAP TERSANGKA DALAM KASUS TINDAK PIDANA PENCURIAN. (Studi pada Polsekta Medan Baru) SKRIPSI
PERANAN INTEROGASI OLEH PENYIDIK TERHADAP TERSANGKA DALAM KASUS TINDAK PIDANA PENCURIAN (Studi pada Polsekta Medan Baru) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Guna Memenuhi Syarat Dalam Mencapai Gelar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyatakan Negara Indonesia adalah Negara hukum. 1 Adapun tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perlindungan hukum yang diterapkan di Indonesia saat ini kurang memperhatikan kepentingan korban yang sangat membutuhkan perlindungan hukum. Bisa dilihat dari banyaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan norma hukum tentunya tidaklah menjadi masalah. Namun. terhadap perilaku yang tidak sesuai dengan norma biasanya dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ditinjau dari segi hukum ada perilaku yang sesuai dengan norma dan ada pula perilaku yang tidak sesuai dengan norma. Terhadap perilaku yang sesuai dengan norma
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Adji, Indriyanto Seno. Korupsi dan Hukum Pidana. Jakarta : Kantor Pengacara & Konsultasi Hukum Prof. Oemar Seno Adji, SH&Rekan, 2001.
104 DAFTAR PUSTAKA 1. BUKU Adji, Indriyanto Seno. Korupsi dan Hukum Pidana. Jakarta : Kantor Pengacara & Konsultasi Hukum Prof. Oemar Seno Adji, SH&Rekan, 2001. Arief, Barda Nawawi, Masalah Penegakan Hukum
Lebih terperinciRestorica Vol. 1, Nomor 01, April 2015 ISSN:
IMPLEMENTASI SISTEM KEAMANAN SWAKARSA (STUDI PATROLI KEAMANAN POLISI) DI KECAMANTAN KATINGAN HILIR, KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Oleh Santi Bahar Ising dan Indra Chusin Program Studi Administrasi
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK DIBAWAH UMUR YANG MENJADI KORBAN TINDAK PIDANA PENCABULAN
KARYA ILMIAH PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK DIBAWAH UMUR YANG MENJADI KORBAN TINDAK PIDANA PENCABULAN Oleh: MOH. ZAINOL ARIEF NIM : 12 10 91 42 PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUM PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis sebagaimana diuraikan dalam permasalahan
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis sebagaimana diuraikan dalam permasalahan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa: 1. Bentuk dan praktek penerapan perlindungan
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Abdul Wahid Dan Mohammad Labib, Kejahatan Mayantara (Cyber Crime), PT Refika Aditama, Bandung, 2005
Buku: DAFTAR PUSTAKA Abdul Wahid Dan Mohammad Labib, Kejahatan Mayantara (Cyber Crime), PT Refika Aditama, Bandung, 2005 Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana I, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001 Amiruddin,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. penyalahgunaan, tetapi juga berdampak sosial, ekonomi dan keamanan nasional,
1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyalahgunaan narkotika dapat mengakibatkan sindroma ketergantungan apabila penggunaannya tidak di bawah pengawasan dan petunjuk tenaga kesehatan yang mempunyai
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Setelah dilakukan penelitian dan pembahasan, maka dapat dirumuskan
58 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Setelah dilakukan penelitian dan pembahasan, maka dapat dirumuskan kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahan dalam penulisan hukum ini : 1. Bahwa pelaksanaan penggabungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyaknya tawuran antar pelajar yang terjadi di kota kota besar di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Banyaknya tawuran antar pelajar yang terjadi di kota kota besar di Indonesia merupakan sebuah fenomena yang menarik untuk di bahas. Perilaku pelajar yang anarkis
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Alam, A.S Pengantar Kriminologi. Makassar:Pustaka Refleksi. Ali, Z Hukum Pidana Islam. Jakarta: Sinar Grafika
DAFTAR PUSTAKA Buku Alam, A.S. 2010. Pengantar Kriminologi. Makassar:Pustaka Refleksi Ali, Z. 2007. Hukum Pidana Islam. Jakarta: Sinar Grafika Arief, B.N. 2005. Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana. Bandung:
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Setelah dilakukan analisis terhadap data yang diperoleh dalam Penulisan
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Setelah dilakukan analisis terhadap data yang diperoleh dalam Penulisan Hukum / Skripsi ini, maka dapat dirumuskan suatu kesimpulan sebagai jawaban mengenai permasalahan dalam
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil pembahasan dapat dikemukakan kesimpulannya sebagai berikut:
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil pembahasan dapat dikemukakan kesimpulannya sebagai berikut: 1. Pelaksanaan penyidikan bagi anggota POLRI yang melakukan tindak pidana, pelaksanaannya pada prinsipnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum dinyatakan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara hukum dinyatakan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam negara hukum, hukum merupakan
Lebih terperinciPolda DIY juga memaparkan dampar-dampak dari trafficking. Hal ini agar
59 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan analisis yang penulis lakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Peran Polda DIY dalam menanggulangi tindak pidana perdagangan orang meliputi:
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. saat ini membutuhkan kendaraan dengan tujuan untuk mempermudah segala akses
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Provinsi Lampung adalah daerah yang sangat luas wilayahnya. Perkembangan teknologi serta kebutuhan akan kendaraan juga semakin meningkat, lampung adalah daerah
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai langkah
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai langkah Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta dalam menanggulangi tindak penipuan perdagangan online dapat dikemukakan
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, Pelajaran Hukum Pidana Bagian I, Raja Grafindo Persada,
DAFTAR PUSTAKA A. Buku Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002. Pelajaran Hukum Pidana Bagian I, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002. Ali Wisnubroto, Praktek Peradilan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian tindak pidana dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP)
18 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Tindak Pidana Pengertian tindak pidana dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) dikenal dengan istilah stratbaar feit dan dalam kepustakaan tentang hukum pidana
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. mengambil kesimpulan sebagai berikut: dilakukan oleh anak-anak, antara lain : bentuk penanggulangan secara preventif yaitu :
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Upaya BNNP DIY dalam penanggulangan penyalahgunaan narkotika
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. unsur-unsurnya adalah sebagai berikut : dapat diminta pertanggung jawaban atas perbuatannya.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Penerapan unsur-unsur tindak pidana tanpa hak memiliki menyimpan atau menguasai
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN
1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH SUMATERA BARAT RESOR PARIAMAN Jalan Imam Bonjol 37 Pariaman 25519 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN Pariaman, 02 Januari 2012 2 KEPOLISIAN
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Anak pidana oleh Petugas Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Pembinaan Anak pidana oleh Petugas Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Sleman yang telah dilaksanakan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh setiap masyarakat agar keseimbangan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum pada dasarnya bersifat mengatur atau membatasi setiap tindakan yang dilakukan oleh setiap masyarakat (individu). Pada garis besarnya hukum merupakan peraturan-peraturan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dari masyarakat yang masih berbudaya primitif sampai dengan masyarakat yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kejahatan merupakan suatu masalah yang ada di dalam kehidupan masyarakat, baik dari masyarakat yang masih berbudaya primitif sampai dengan masyarakat yang berbudaya modern
Lebih terperinciBAB III KESIMPULAN DAN SARAN. Untuk menjawab rumusan masalah yang dikemukakan penulis, berdasarkan
81 BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Untuk menjawab rumusan masalah yang dikemukakan penulis, berdasarkan uraian pembahasan diatas dapat diperoleh simpulan sebagai berikut : 1. Penerapan ketentuan
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. bencana terhadap kehidupan perekonomian nasional. Pemberantasan korupsi
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Umum Tindak pidana korupsi di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Meningkatnya tindak pidana korupsi yang tidak terkendali akan membawa bencana terhadap kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kepolisian Negara Republik Indonesia, adalah salah satu institusi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepolisian Negara Republik Indonesia, adalah salah satu institusi pemerintah yang bertugas sebagai ujung tombak penegakan hukum di Indonesia. Tugas yang diemban ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang berbunyi Negara Indonesia adalah Negara Hukum.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan Negara Hukum sebagaimana dicantumkan pada Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 yang berbunyi Negara
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. (Berita Acara Pelaksanaan Putusan Hakim) yang isinya. dalam amar putusan Hakim.
70 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Proses eksekusi putusan Hakim oleh Jaksa dalam perkara pidana korupsi: Sebelum melakukan eksekusi, Jaksa akan mengeluarkan Surat P- 48 (Surat Perintah Pelaksanaan Putusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum, maka
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum, maka kehidupan masyarakat tidak lepas dari aturan hukum. Hal tersebut sesuai dengan Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. 1. Kendala Polda DIY dalam penanganan tindak pidana penipuan : pidana penipuan melalui internet dan minimnya perangkat hukum.
49 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta (Dit.Reskrimsus) mengalami banyak kendala dalam penanganan dan pengungkapan tindak pidana kejahatan dan penipuan melalui internet.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. merupakan peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh setiap masyarakat agar
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum pada dasarnya bersifat mengatur atau membatasi setiap tindakan yang dilakukan oleh setiap masyarakat (individu). Pada garis besarnya hukum merupakan peraturan-peraturan
Lebih terperinciTUGAS DAN FUNGSI KEPOLISIAN DALAM PERANNYA SEBAGAI PENEGAK HUKUM MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN
TUGAS DAN FUNGSI KEPOLISIAN DALAM PERANNYA SEBAGAI PENEGAK HUKUM MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN KASMAN TASARIPA / D 101 08 313 ABSTRAK Masalah Keamanan dan Ketertiban Masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang mengintegrasikan bagian-bagian masyarakat dan hukum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin modern suatu masyarakat, semakin banyak bidang-bidang kehidupan yang di atur oleh hukum. Hal ini terutama disebabkan oleh karena suatu masyarakat modern
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perbuatan menyimpang yang ada dalam kehidupan masyarakat. maraknya peredaran narkotika di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dan perkembangan teknologi yang sangat cepat, berpengaruh secara signifikan terhadap kehidupan sosial masyarakat. Dalam hal ini masyarakat dituntut
Lebih terperinciPENYELESAIAN PERKARA PIDANA DI LUAR PENGADILAN TERHADAP DUGAAN KEJAHATAN PASAL 359 KUHP DALAM PERKARA LALU LINTAS
PENYELESAIAN PERKARA PIDANA DI LUAR PENGADILAN TERHADAP DUGAAN KEJAHATAN PASAL 359 KUHP DALAM PERKARA LALU LINTAS Setio Agus Samapto STMIK AMIKOM Yogyakarta Abstraksi Didalam kecelakaan lalu - lintas yang
Lebih terperinciPENYELESAIAN PERKARA PIDANA DI LUAR PENGADILAN TERHADAP DUGAAN KEJAHATAN PASAL 359 KUHP DALAM PERKARA LALU LINTAS
PENYELESAIAN PERKARA PIDANA DI LUAR PENGADILAN TERHADAP DUGAAN KEJAHATAN PASAL 359 KUHP DALAM PERKARA LALU LINTAS Setio Agus Samapto STMIK AMIKOM Yogyakarta Abstraksi Didalam kecelakaan lalu - lintas yang
Lebih terperinciTINJAUAN YURIDIS SOSIOLOGIS PENANGANAN KASUS TINDAK PIDANA PENCURIAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK. (Studi Di Wilayah Hukum Polres Jombang)
TINJAUAN YURIDIS SOSIOLOGIS PENANGANAN KASUS TINDAK PIDANA PENCURIAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK (Studi Di Wilayah Hukum Polres Jombang) PENULISAN HUKUM Oleh : Surya Dwi Novriyanto 08400199 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan itu dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya yaitu melalui peranan seseorang atau
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Peranan Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh seseorang memerlukan adanya suatu dorongan sehingga kegiatan itu dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya yaitu melalui
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. Berdasarkan penelitian yang dibuat maka penulis dapat memberikan kesimpulan
70 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dibuat maka penulis dapat memberikan kesimpulan terhadap upaya yang di lakukan oleh pihak kepolisian dalam penanganan kasus penipuan lewat media
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak merupakan genersi penerus bangsa di masa yang akan datang,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan genersi penerus bangsa di masa yang akan datang, karena anak mempunyai peran yang sangat penting untuk memimpin dan memajukan bangsa. Peran
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. permasalahan dalam penulisan hukum ini sebagai berikut: menggunakan telepon seluler pada saat berkendara adalah langsung
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, baik penelitian kepustakaan maupun penelitian lapangan, serta analisis yang telah penulis lakukan pada bab terdahulu, berikut disajikan kesimpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia segala sesuatu atau seluruh aspek kehidupan diselenggarakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Negara Indonesia adalah Negara Hukum ditegaskan dalam Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 setelah perubahan ketiga. Hal ini berarti bahwa di dalam negara Republik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hukum, tidak ada suatu tindak pidana tanpa sifat melanggar hukum. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tindak pidana adalah suatu pelanggaran norma-norma yang oleh pembentuk undang-undang ditanggapi dengan suatu hukuman pidana. Maka, sifat-sifat yang ada di dalam
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. Berdasarkan pembahasan diatas Pembuktian Cyber Crime Dalam. di dunia maya adalah : oleh terdakwa.
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan diatas Pembuktian Cyber Crime Dalam Perspektif Hukum tersebut, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Upaya upaya yang dilakukan dalam pembuktian
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI SKRIPSI PERBANDINGAN PENJATUHAN SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PERTAMA DAN RESIDIVIS.
NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI PERBANDINGAN PENJATUHAN SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PERTAMA DAN RESIDIVIS. Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. Berdasarkan uraian dan analisis pada bab-bab sebelumnya maka dapat. Yogyakarta melakukan upaya-upaya sebagai berikut:
61 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dan analisis pada bab-bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai jawaban terhadap permasalahan yang diajukan dalam penulisan hukum ini, yaitu:
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. masyarakat menimbulkan dampak lain, yaitu dengan semakin tinggi kepemilikan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan dan perkembangan teknologi yang sangat pesat dewasa ini yang diikuti dengan pertambahan penduduk yang cukup tinggi serta peningkatan kesejahteraan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kejahatan sebagai fenomena sosial yang terjadi di muka bumi ini mungkin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kejahatan sebagai fenomena sosial yang terjadi di muka bumi ini mungkin tidak ada habisnya, mengenai masalah ini dapat dilihat dari pemberitaan media masa seperti
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. umum dalam memberikan perlindungan terhadap korban sebagai saksi kekerasan. dalam rumah tangga maka dapat disimpulkan bahwa:
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisis yang telah dilakukan berkaitan dengan upaya jaksa penuntut umum dalam memberikan perlindungan terhadap korban sebagai saksi kekerasan dalam rumah tangga
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penyidikan oleh Polisi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penyidikan oleh Polisi Air DIY terhadap kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul, maka dapat dikemukakan
Lebih terperinciJURNAL PENEGAKAN HUKUM OLEH POLRI TERHADAP TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN KEKERASAN DI KABUPATEN SLEMAN
JURNAL PENEGAKAN HUKUM OLEH POLRI TERHADAP TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN KEKERASAN DI KABUPATEN SLEMAN Diajukan oleh : GERRY PUTRA GINTING NPM : 110510741 Program Studi : Ilmu Hukum
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Munculnya gelombang reformasi di akhir dekade 90-an yang ditandai dengan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Munculnya gelombang reformasi di akhir dekade 90-an yang ditandai dengan berakhirnya era orde baru pada tanggal 21 Mei 1998 membawa harapan baru perkembangan demokrasi
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian dan pembahasan berdasarkan rumusan masalah dapat
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan berdasarkan rumusan masalah dapat disimpulkan, sebagai berikut : 1. Pengaturan Protap Nomor 01 tahun 2010 Tentang Penanggulangan Anarki,
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. Berdasarkan uraian dan analisis pada bab - bab sebelumnya, maka dapat. 1. Upaya yang dilakukan oleh Kepolisian Resort Sleman dalam
55 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dan analisis pada bab - bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai jawaban atas permasalahan yang diajukan dalam penulisan hukum/skripsi ini,
Lebih terperinci