BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP CERITA NOVEL HIDAMARI NO KANOJO KONSEP AJARAN KONFUSIANISME, STUDI PRAGMATIK SASTRA DAN SEMIOTIK
|
|
- Agus Sutedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP CERITA NOVEL HIDAMARI NO KANOJO KONSEP AJARAN KONFUSIANISME, STUDI PRAGMATIK SASTRA DAN SEMIOTIK 2.1 Definisi Novel Kata novel berasal dari bahasa Italia novella, yaitu sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, biasanya dalam bentuk cerita. Novel adalah salah satu bentuk karya sastra yang berisikan cerita-cerita fiksi yang biasanya menceritakan atau menggambarkan tentang realita kehidupan dan interaksi yang terjadi antara masyarakat dengan lingkungan sekitarnya. Menurut Aminuddin (2000:66), Novel adalah kisahan atau cerita yang diemban oleh pelaku-pelaku tertentu dengan pemeranan, latar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita. Purba (2001 : 63) menyatakan, Novel adalah jenis prosa yang mengandung unsur tokoh, alur, latar rekaan yang menggelarkan kehidupan manusia atas dasar sudut pandang pengarang, dan mengandung nilai hidup, diolah dengan teknik kisahan dan ragaan yang menjadi dasar konvensi penulisan. Novel berfungsi untuk memberikan pandangan kepada pembaca tentang apa yang terjadi dalam sosial masyarakat, kehidupan, religious dan hal yang lainnya. Novel dapat memberikan nilai moral ataupun pesan positif dalam suatu karya sastra. Sebuah novel biasanya menceritakan tentang kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya. Dalam sebuah novel, si
2 pengarang berusaha semaksimal mungkin untuk mengarahkan pembaca kepada gambaran-gambaran realita kehidupan melalui cerita yang terkandung dalam novel tersebut. Sebagai bahan bacaan, novel dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu karya serius dan karya hiburan. Pendapat demikian memang benar tetapi juga ada kelanjutannya, yakni bahwa tidak semua yang mampu memberikan hiburan bisa disebut sebagai karya sastra serius. Sebuah novel serius bukan saja dituntut agar dia menjadi karya yang indah, menarik dan juga memberikan hiburan, tetapi novel juga dituntut lebih dari itu, syarat utamanya adalah bawa novel mesti menarik, menghibur dan mendatangkan rasa puas setelah selesai membacanya. Novel yang baik adalah novel yang isinya dapat memanusiakan para pembacanya. Sebaliknya novel hiburan hanya dibaca untuk kepentingan santai belaka. Yang penting memberikan keasyikan pada pembacanya untuk menyelesaikannya. Tradisi novel hiburan terikat dengan pola pola, dengan demikian dapat dikatakan bahwa novel serius punya fungsi sosial, sedang novel hiburan hanya berfungsi personal. Novel berfungsi sosial lantaran novel yang baik ikut membina orang tua, masyarakat dan yang lainnya menjadi manusia yang lebih baik. Sedangkan novel hiburan tidak memperdulikan apakah cerita yang dihidangkan tidak membina manusia atau tidak, yang penting adalah bahwa novel tersebut memikat dan orang-orang ingin cepat untuk membacanya. Peristiwaperistiwa yang terdapat dalam sebuah novel dapat mencerminkan nilai dan norma yang terjadi di masyarakat. Novel Hidamari no Kanojo ini termasuk kedalam novel hiburan yang bersifat fantasi. Namun pengarang novel ini tidak hanya memberikan cerita fantasi
3 fiktif belaka tetapi ada sedikit pesan dimana pengarang mengangkat nilai yang mungkin dihadapi oleh masyarakat/pembaca sehingga pembaca mengetahui isi-isi pesan yang terdapat dalam novel ini. 2.2 Resensi Novel Hidamari no Kanojo Novel mempunyai unsur-unsur intrinsik. Yang dimaksud unsur - unsur intrinsik dalam sebuah karya sastra adalah unsur-unsur pembangun karya sastra yang dapat ditemukan di dalam teks karya sastra itu sendiri. Yaitu tema, alur, latar, penokohan dan sudut pandang Tema Tema adalah sesuatu yang menjadi pokok permasalahan atau sesuatu yang menjadi pemikiran pengarang (ide cerita) yang ingin disampaikan kepada pembacanya. Selain ide cerita, tema dapat berupa pandangan hidup, hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Brooks dalam Aminuddin (2000 : 92) mengungkapkan bahwa dalam mengapresiasi tema suatu cerita, apresiator harus memahami ilmu-ilmu humanitas karena tema sebenarnya merupakan pendalaman dan hasil kontemplasi pengarang yang berkaitan dengan masalah kemanusiaan serta masalah lain yang bersifat universal. Tema merupakan ide pokok atau permasalahan utama yang mendasari jalan cerita novel. Biasanya dalam menyampaikan tema, pengarang tidak berhenti pada pokok persoalannya saja. Akan tetapi, disertakan pula pemecahannya atau jalan keluar menghadapi persoalan tersebut. Hal ini tentu sangat bergantung pada pandangan pengarang, itulah yang disebut amanat atau pesan (Suroto, 1989:89).
4 Berdasarkan pengertian tema yang sudah dijelaskan diatas, maka tema yang diambil dalam novel Hidamari no Kanojo ini adalah mengenai kisah seorang wanita bernama Mao yang selalu setia kepada lelaki yang dicintainya sejak SMP. Kesetiaan dan kasih sayang antara 2(dua) insan manusia di zaman modern Jepang yang tak pernah lekang oleh waktu, yang selalu diperlihatkan saat masalah dan pertengkaran yang mereka miliki dan bagaimana usaha 2 (dua) insan tersebut menunjukkan kepada pasangannya bahwa kesetiaan dan kasih sayang yang mereka miliki tidak akan pernah hilang dan pudar Alur (Plot) Dalam sebuah novel ada rangkaian peristiwa yang saling berhubungan secara erat dan dasar hubungan itu adalah sebab akibat dan hubungan itu sangat logis. Alur dalam karya fiksi pada umumnya adalah rangkaian peristiwa yang tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita. Tahapan peristiwa yang menjalin suatu cerita bisa berbentuk dalam rangkaian peristiwa yang berbagai macam (Aminuddin, 2000:83 ) Menurut Bahrudin, dkk (2006:14) Alur dibagi dalam bermacam-macam, yaitu : 1. Alur maju atau Progresif yaitu pengungkapan cerita dari sudut peristiwa peristiwa yang terjadi dari masa kini ke masa yang akan datang 2. Sorot balik atau Regresif yaitu pengungkapan cerita dari sudut peristiwa peristiwa yang terjadi sebelumnya atau masa lampau ke masa kini 3. Alur campuran yaitu pengungkapan cerita kadang-kadang peristiwa terjadi
5 pada masa kini dan masa lampau kemudian kembali menceritakan masa kini. 4. Alur erat yaitu hubungan antara peristiwa yang satu dengan yang lainnya penting sekali. Tidak ada satu peristiwa pun yang dpat dihilangkan. 5. Alur tunggal yaitu hanya menceritakan satu episode kehidupan. Berdasarkan pengertian alur diatas, Alur yang terdapat dalam novel Hidamari no Kanojo adalah alur campuran. Hal ini terlihat bahwa cerita dalam novel ini tidak berurut dari awal cerita namun dimulai dari masa kini, kemudian kembali ke masa lalu dan kembali lagi menceritakan masa depan Latar (Setting) Yang dimaksud dengan latar atau setting adalah penggambaran situasi tempat dan waktu serta suasana terjadinya peristiwa. Sudah tentu latar yang dikemukakan, yang berhubungan dengan sang tokoh atau beberapa tokoh (Suroto, 1989:94). Latar berfungsi sebagai pendukung alur atau perwatakan. Gambaran situasi yang tepat akan membantu memperjelas peristiwa yang sedang dikemukakan oleh pengarang. Leo Hamalian dan Frederick R. karel dalam Aminuddin (2000:68), menjelaskan bahwa latar (setting) dalam karya fiksi bukan hanya berupa tempat, waktu, peristiwa, suasana serta benda-benda dalam lingkungan tertentu, melainkan juga dapat berupa suasana yang berhubungan dengan sikap, jalan pikiran, prasangka maupun gaya hidup suatu masyarakat dalam menanggapi suatu problema tertentu. Latar memberikan pijakan cerita secara konkrit dan jelas. Hal ini penting untuk memberi kesan realistis kepada pembaca, menciptakan suasana pada dalam cerita
6 seolah-olah sungguh-sungguh terjadi. Pembaca dengan demikian merasa dipermudah dalam menggunakan daya imajinasinya. Latar yang terdapat dalam novel Hidamari no Kanojo ada beberapa tempat, yaitu sebuah Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang berada di kota Chiba, yang merupakan awal pertemuan antara Kosuke dan Mao. Kemudian ada Taman Ichiyou yang merupakan tempat dimana Kosuke dan Mao sering menghabiskan waktu senggang disana. Tepi kolam kecil yang berada didekat kuil Igusa Hachimangu yang menjadi tempat favorit mereka kencan. Apartemen di wilayah Saitama yang menjadi rumah Kosuke dan Mao saat berumah tangga. Kemudian yang menjadi latar sosial antara pria dan wanita dalam novel ini adalah saat berhubungan percintaan dalam sosial masyarakat modern di jepang yang menunjukkan nilai-nilai kesetian dan kasih sayang yang berhubungan dengan ajaran konfusianisme Penokohan Pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita disebut dengan tokoh. Sedangkan cara pengarang menampilkan tokoh atau pelaku itu disebut dengan penokohan. Para tokoh yang terdapat dalam suatu cerita memiliki peranan yang berbeda-beda. Seorang tokoh yang memiliki peranan penting dalam suatu cerita disebut dengan tokoh inti atau tokoh utama. Sedangkan tokoh yang memiliki peranan tidak penting karena pemunculannya hanya melengkapi, melayani, mendukung pelaku utama disebut tokoh tambahan atau tokoh pembantu. Seorang pengarang sering kali memberikan penjelasan kepada pembaca secara langsung tentang macam apa tokoh yang ditampilkannya itu (Aminuddin, 2000: 79)
7 Sayuti dalam Wiyatmi (2006:31), tokoh disebut tokoh utama (sentral) apabila memenuhi tiga syarat : 1. Paling terlibat dengan makna atau tema 2. Paling banyak berhubungan dengan tokoh lainnya. 3. Paling banyak memerlukan waktu penceritaan. Tokoh utama merupakan tokoh yang sering diberi komentar dan dibicarakan pengarangnya, sedangkan tokoh tambahan lainnya hanya dibicarakan ala kadarnya (Aminuddin, 2000:80). Berikut beberapa penokohan yang terdapat dalam novel Hidamari no Kanojo. 1. Watarai Mao, yang merupakan salah satu tokoh utama dalam novel Hidamari no Kanojo. Mao adalah seorang gadis ceria dan periang yang merupakan jelmaan dari seekor kucing. Mao berusaha mengejar impiannya yaitu ingin bersama dengan seorang lelaki yang dicintainya yang bernama Okuda Kosuke. 2. Okuda Kosuke, yang juga merupakan tokoh utama dalam novel Hidamari no Kanojo adalah seorang lelaki biasa yang mulai mengejar cintanya kepada Mao. Kosuke selalu mendukung, memberi perhatian, dan kasih sayang kepada Mao dan rela melakukan apa saja untuk terus bersama dengan Mao. Saat Mao mulai sekarat dan kehilangan satu per satu nyawanya, Kosuke sangat takut untuk kehilangan Mao. 3. Takana-san merupakan tokoh pembantu dalam novel ini, seorang lelaki yang bekerja di perusahaan iklan terbesar di Tokyo dan merupakan atasan dari Mao. Tanaka seorang yang realistis, baik dan mahir dalam pekerjaannya
8 selalu memberikan bantuan atau nasihat dan menjadi teman yang baik untuk Mao dan Kosuke. 4. Ayah Mao merupakan seorang mantan polisi di Jepang yang sangat mencintai dan menyayangi Mao. Seorang yang tegas dan disiplin yang menjaga Mao dan selalu menganggap Mao seperti anak perempuan kecil yang harus selalu dilindungi dan dimanja. 5. Ibu Mao merupakan seorang ibu rumah tangga yang juga mencintai dan menyayangi anak angkat semata wayangnya Mao. Ibu yang tidak ingin merepotkan orang lain untuk kesusahan yang dilakukan oleh Mao. Ibu yang lembut tutur kata dan berbudi pekerti yang selalu memberi kehangatan kepada keluarganya. Dalam novel ini juga banyak tokoh lain seperti teman-teman sekolah Kosuke dan Mao, Direktur perusahaan, teman kantor, dan sepasang suami istri yang memiliki anak kecil berumur 5(lima) tahun yang menjadi tentangga di apartemen Kosuke dan Mao. Dan yang menjadi tokoh utama dalam novel ini adalah Kosuke dan Mao yang berhubungan percintaan Sudut Pandang Sudut pandang adalah kedudukan atau posisi pengarang dalam cerita novel tersebut. Dengan kata lain posisi pengarang menempatkan dirinya dalam cerita tersebut, apakah ia ikut terlibat langsung atau hanya sebagai pengamat yang berdiri di luar cerita (Aminuddin, 2000:90). Sudut pandang merupakan cara yang digunakan oleh pengarang sebagai sarana untuk menjadikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada
9 pembaca. Pratiwi (2005:45) menyatakan ada 3 macam sudut pandang, yaitu: 1. Sudut pandang orang pertama, ialah pengarang menampilkan tokoh dalam ceritanya menggunakan kata aku, saya, beta dan lainnya sebagai orang pertama yang menceritakan tokoh-tokoh lainnya. 2. Sudut pandang orang ketiga, ialah pengarang menampilkan tokoh dengan menggunakan kata seperti ia, dia, atau nama orang. 3. Sudut pandang orang ketiga serba tahu yaitu pengarang seolah-olah serba tahu sehingga pengarang dapat mengemukakan segala tingkah laku dan pikiran semua tokoh. Dalam hal ini, sudut pandang yang digunakan oleh pengarang Koshigaya Osamu dalam novelnya Hidamari no Kanojo adalah sudut pandang orang pertama. Koshigaya Osamu hanya sebagai seorang pengarang yang menceritakan orang lain dalam segala hal yang ditunjukkan pada tokoh Kosuke dan Mao. 2.3 Konsep ajaran Konfusianisme Ajaran konfusianisme mulai masuk ke Jepang pada abad ke-6. Ajaran ini mulai masuk ke Jepang ketika pangeran shotoko mengirim wakil-wakilnya untuk belajar di China. Sepulang dari China mereka membawa banyak ilmu pengetahuan China salah satunya adalah ajaran konfusianisme. Nilai-nilai konfusius menjadi jiwa dan karakter Jepang hingga kini dan menjadikan jepang sebagai Negara maju.
10 Masyarakat Jepang masih memegang erat nilai-nilai konfusianisme yang mengajarkan etika/moral dan mementingkan akhlak yang mulia. Ajaran ini merupakan susunan falsafah dan etika yang mengajarkan bagaimana seharusnya manusia bertingkah laku. Bagi masyarakat Jepang ajaran konfusianisme ini dianggap penting sebagai dasar dalam menjalankan kehidupan, terutama yang berhubungan dengan alam dan manusia. (Nosco dalam chang and kalmanson,2010:57). Dalam kitab Analects atau disebut juga kitab Lun Yu (Saputra: 2002), Berikut nilai-nilai ajaran dari Konfusius, yaitu : 1. Ren (Cinta kasih/kasih sayang) Menurut konfusius manusia yang bermatabat adalah manusia yang memiliki Ren. Konsep Ren merupakan pusat kualitas moral manusia, intisari dari cinta terhadap sesama, perikemanusiaan, hati nurani, keadilan, halus budipekerti, dan kasih sayang. Cinta kasih itu adalah mengendalikan diri pulang kepada kesusilaan dan tergantung kepada usaha diri sendiri. Seseorang yang berperi cinta kasih rela menderita lebih dahulu dan membelakangkan keuntungan. Seseorang yang berperi cinta kasih ingin dapat tegak, maka berusaha agar orang lain pun tegak ; ingin maju maka berusaha orang lain pun maju. Sikap saling mengasihi mendasari seseorang yang memiliki Ren pastilah mempunyai kemampuan yang baik dalam memikirkan keadaan orang lain dan juga mampu mengetahui apa yang tidak diinginkan oleh orang lain karena ia lebih dahulu mengetahui hal apa yang tidak diinginkan terjadi pada dirinya. Ren adalah
11 kesanggupan untuk mencapai lima hal di dunia, yaitu hormat, lapang hati, dapat dipercaya, cekatan, murah hati. 2. Yi (Kebenaran) Sifat mulia pribadi seseorang dalam solidaritas serta senantiasa membela kebenaran. Konsep ini juga bisa berarti Apa yang sebaiknya dilakukan pada suatu situasi tertentu 3. Li (Kesusilaan) Li merupakan kepatutan atau kepantasan perilaku terhadap orang lain. Pengertian ini memiliki arti luas yang meliputi sifat mulia pribadi seseorang yang sopan santun, etika, moral social, tata krama dan budi pekerti. Setiap orang memperlakukan sesama dengan kesusilaan dan bukan karena pertimbangan yang lain. 4. Zhi (Bijaksana) Sifat mulia pribadi seseorang yang arif bijaksana dan penuh pengertian. Konfusius merangkaikan munculnya kebijaksanaan seseorang dengan selalu sabar dalam mengambil tindakan, penuh persiapan, melihat jauh kedepan, serta memperhitungkan segala kemungkinan yang akan terjadi. Pengetahuan diperoleh dengan memperlajari fakta-fakta dan peristiwa, tetapi kebijaksanaan itu berkembang dari pengalaman batin. Yang paling bermutu dalam hidup adalah kebijaksanaan. 5. Xin (Layak dipercaya) Manusia yang konsisten dengan kata-katantanya maka ia layak dipercaya. Sifat pribadi seseorang yang selalu percaya diri, dapat dipercaya orang lain, dan senantiasa menepati janji.
12 6. Zhong Shu (Setia & Tepa sarira) Zhong ( 忠 ) terdiri dari huruf ( 中 ) yang berarti tengah, tepat dan juga bisa berarti perwujudan. Sedangkan ( 心 ) berarti hati, tembusan, sesuai, berlandas pada hati nurani/ sanu bari. Orang yang berperilaku setia adalah orang yang memiliki hati tepat di tengah atau hati yang terletak ditempat semestinya. Maka Zhong artinya perilaku yang tepat, berlandaskan suara hati nurani dengan mewujudkan dalam segala tindakan. Zhong bertindak sesuai dengan cinta dan kebaikan, tanpa pamrih dan dengan tulus. Setia kepada seseorang berarti selalu membimbingny. Zhong juga berarti kepatuhan/ketaatan-kesetian terhadap tuhan, atasan, teman, kerabat, negara. Sedangkan Shu ( 恕 ) terdiri dari ( 如 ) yang berarti seperti/sama/serupa/menurut dengan ( 心 ) hati nurani/sanu bari. Shu berdimensi larangan (negatif) : jangan melakukan sesuatu kepada orang lain kalau anda tidak mau orang lain melakukan hal itu terhadap anda. Shu merupakan tindakan bagaimana mengaktualisasikan Ren sebagai cinta. Perikemanusiaan mengutamakan sikap tenggang rasa. Jadi Shu artinya sebagai perbuatan tenggang rasa yang disesuaikan dengan suara hati nurani/ sanu bari. Maka seorang yang sudah kehilangan hatinya tentu sudah kehilangan kemapuannya untuk tenggang rasa. Manusia harus melihat dirinya agar dapat mengerti orang lain dan mengarahkan manusia untuk bertindak sesuai dengan cinta dan kebaikan, dengan tulus menghormati orang lain. Prinsip Zhong-shu sekaligus merupakan prinsip Ren, sehingga pengalaman Zhong-shu berarti mengamalkan Ren yang
13 mengakibatkan pelaksanaan tanggung jawab serta kewajiban seseorang dalam masyarakat. 7. Tian Ming (Takdir) Tian ming merupakan ajaran untuk mempercayai takdir, nasib, titah, dan kehendak tuhan. Ming berarti mengakui sifat yang tak dapat dielakkan sebagaimana adanya dunia, dan juga bersikap tidak mengindahkan keberhasilan atau kegagalan yang bersifat lahiriah dari seseorang. 8. Jun Zi (Manusia budiman) Seseorang yang memiliki seluruh kebijakan dan keagungannya. Jun zi merupakan idealisme moral manusia tertinggi yang harus dicapai dalam konfusianisme. 9. San Gang (Tiga hubungan tatakrama) Dalam masyarakat pasti diperlukan suatu tata karma hubungan yang mengatur norma-norma kepantasan hubungan antara anggota masyarakat, yaitu : a. Seorang raja dengan para menterinya atau atasan dengan para bawahannya. b. Seorang ayah dengan anaknya. c. Seorang suami dengan istrinya. 10. Wu Lun (Lima Etika) Lima hubungan norma etika dalam bermasyarakat merupakan bentuk dasar interaksi manusia. a. Hubungan antara pimpinan dan bawahan. b. Hubungan antara suami dan istri.
14 c. Hubungan antara orang tua dan anak. d. Hubungan antara kakak dan adik. e. Hubungan antara teman dengan teman. Dalam ajaran Konfusianisme yang sudah dijelaskan diatas, banyak terdapat nilai-nilai moral yang menjadi pedoman bagi masyarakat Jepang dahulu sampai sekarang. Sosial masyarakat Jepang yang sudah lekat dengan nilai ajaran konfusius ini hingga sekarang dapat dilihat dari kehidupan sehari-hari mereka. Untuk menganalisis novel Hidamari no Kanojo karya Koshigaya Osamu ini penulis menggunakan ajaran Konfusius sesuai dengan nilai yang akan penulis analisis yaitu mengenai nilai kesetiaan dan kasih sayang yang juga terdapat dalam konfusianisme berupa Ren (Cinta kasih/kasih Sayang) dan Zhong (Setia). 2.4 Studi Pragmatik Sastra dan Semoitik 1. Studi Pragmatik Sastra Pradopo dalam Wiyatmi (2006:85) mengemukakan bahwa pendekatan pragmatik adalah pendekatan yang memandang karya sastra sebagai sarana untuk menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca, yaitu berupa tujuan pendidikan, moral, politik, agama, ataupun tujuan lainnya yang memberikan manfaat bagi pembaca. Pendekatan pragmatik secara keseluruhan berfungsi untuk menopang teori resepsi, teori sastra yang memungkinkan pemahaman hakikat karya sastra tanpa batas. Pada tahap tertentu pendekatan pragmatik memiliki hubungan yang cukup
15 dekat dengan sosiologi, yaitu dalam pembicaraan mengenai masyarakat pembaca (Abrams, 1981: 14-21). Penggunaan teori pragmatik dalam penganalisisan karya sastra dapat membantu menentukan apa saja fungsi karya sastra dalam kehidupan masyarakat, bagaimana penyebaran dan perluasan karya sastra tersebut, serta manfaat yang dihasilkan oleh karya sastra dalam tatanan kehidupan masyarakat. Selain itu teori pragmatik juga melihat apa saja tujuan dari pengarang dan karakter dalam karya sastra guna memenuhi keinginan para pembacanya. Teori pragmatik juga memungkinkan para kritikus untuk melihat bagaimana tanggapan suatu masyarakat terhadap suatu karya sastra, serta melihat dampak dan realisasi pada pembacanya. Sesuatu yang berguna dan bermanfaat dan yang mendidik kita agar dapat direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari merupakan nilai pragmatik yang sangat berperan bagi masyarakat khususnya pembaca. Begitu pula dengan nilai kesetiaan dan kasih sayang yang berguna bagi pembaca untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan pengertian pragmatik yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa pendekatan pragmatik dapat bermanfaat bagi pembaca berupa nilai-nilai moral dan lainnya, maka ajaran konfusianisme dapat dikatakan sebagai nilai pragmatik, karena nilai-nilai yang ada dalam ajaran Konfusianisme dapat mendidik dan memberikan manfaat yang berguna bagi pembaca. Nilai-nilai dalam ajaran konfusianisme yang bermanfaat berupa nilai kesetiaan dan kasih sayang antara sesame manusia yang meningkatkan solidaritas dan menjalin hubungan baik terhadap orang lain maupun orang yang dicintai.
16 2. Studi Semiotik Selain pendekatan pragmatik, penulis juga menggunakan teori semiotik untuk melihat tanda (makna) nilai-nilai dalam novel dan manfaat novel tersebut bagi para pembaca. Semiotik adalah teori tentang tanda, adapula yang mengatakan bahwa ini adalah teori tentang gaya bahasa. A. Teeuw (1984: 6) mengatakan bahwa semiotik adalah tanda sebagai tindakan komunikasi dan kemudian disempurnakan menjadi model sastra yang mempertanggungjawabkan semua faktor dan aspek hakiki, untuk pemahaman gejala sastra sebagai alat komunikasi yang khas dalam masyarakat. Semiotik terbagi atas tiga konsep, yaitu : 1. Semiotik pragmatik, berkaitan dengan asal-usul tanda, kugunaan tanda dalam penerapan, dan efek tanda bagi yang menginterpretasikannya. Semiotik pragmatik ini dalam batas perilaku objek. 2. Semiotik sintakis adalah kombinasi tanda tanpa memperhatikan maknanya ataupun hubungannya terhadap perilaku subjek. 3. Semiotik semantik adalah tanda dalam arti yang disampaikan. ( Analisis sastra dengan pendekatan semiotik merupakan cara menganalisis sistem tanda-tanda, setelah menentukan konvensi-konvensi yaitu yang memungkinkan karya sastra mempunyai makna. Banyak penikmat karya sastra (pembaca) yang sulit untuk menafsirkan hal-hal yang terjadi dalam sebuah karya
17 sastra. Karena itu, untuk memahaminya kita memerlukan adanya analisis dengan menguraikan tanda-tanda kata yang terdapat dalam sebuah karya sastra. Kita akan bisa memahami sebuah karya sastra bila kita membacanya secara berulang-ulang. Dengan demikian, penulis akan menggunakan kajian semiotik ini untuk menjelaskan makna dari nilai pragmatik melalui tanda-tanda terhadap bacaan teks novel Hidamari no Kanojo karya Koshigaya Osamu. 2.5 Biografi Pengarang Koshigaya Osamu adalah seorang penulis novel fantasy yang dilahirkan di Tokyo pada tahun Ia memulai debutnya sebagai penulis dengan novel berjudul Bonus Track yang memenangkan penghargaan khusus dalam ajang Fantasy Novel Award di tahun Koshigaya Osamu dikenal sebagai penulis yang sangat suka menggunakan imajinasi tingkat tinggi dengan memasukkan sedikit misteri dan keanehan yang tidak terduga bagi pembaca. Contohnya pada novel Hidamari no Kanojo, sebuah novel yang menyandang peringkat pertama dengan title Novels which Japanese Girls wanted boys to read Pada tahun Novel ini juga terjual lebih dari satu juta kopi ekslempar di Jepang pada saat itu juga. Pada novel ini Koshigaya Osamu menggunakan gaya bahasa yang ringan dan bergenre romantis drama yang menggunakan seorang laki-laki sebagai sudut pandang orang pertamanya.
18 Alasan Koshigaya osamu menjadi penulis adalah karena di Jepang sangat banyak buku yang membuatnya berpikir salah paham dan membuatnya ingin menulis sebuah novel dengan ide fantasi luar biasa yang mungkin penulis lain tidak bisa melakukannya. Karya-karya lainnya dari Koshigaya Osamu adalah Kaidan Tochuu no Big Noise, Sorairo Memory, Kinyou no baka, sekireisou no Tamaru. (
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya sastra merupakan sebuah karya seni. Kata sastra
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya sastra merupakan sebuah karya seni. Kata sastra merupakan kata serapan dari bahasa Sansekerta śāstra, yang berarti teks yang mengandung instruksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikatakan sebagai luapan emosi pengarang yang diekspresikan melalui kata-kata.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya novel adalah sebuah karya sastra yang membangun sebuah dunia yang utuh sesuai dengan keinginan pengarangnya. Dunia tersebut dapat dikatakan sebagai luapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan salah satu media yang digunakan seseorang untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Semi, 1998:
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. sudah banyak yang meneliti, diantaranya : unsur-unsur intrinsik dalam novel 鸿 三代中国女人的故事
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Penelitian tentang tokoh utama dalam novel tentu sudah banyak diteliti. Berikut ini peneliti memaparkan mengenai penelitian-penelitian
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Penelitian ini melibatkan beberapa konsep, antara lain sebagai berikut: 2.1.1 Gambaran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:435), gambaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang selain dikenal sebagai negara maju dalam bidang industri di Asia, Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra prosa,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai objeknya dan bahasa sebagai mediumnya. Menurut Esten (2000: 9), sastra merupakan pengungkapan
Lebih terperinciINTISARI BAB I PENDAHULUAN
INTISARI Novel teenlit menjadi fenomena menarik dalam perkembangan dunia fiksi di Indonesia. Hal itu terbukti dengan semakin bertambahnya novel-novel teenlit yang beredar di pasaran. Tidak sedikit pula
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkrit yang membangkitkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan seni dan karya yang sangat berhubungan erat dengan ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka karya sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegigihan adalah semangat pantang menyerah yang harus dimiliki untuk mencapai kesuksesan. Setiap manusia harus dapat membiasakan diri melihat setiap masalah yang muncul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari sastra adalah karya sastra. Hal yang dilakukan manusia biasanya dikenal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra sebagai karya lisan atau tulisan yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinalan, keartistikan, keindahan dalam isi, dan ungkapannya (Panuti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud dari pengabdian perasaan dan pikiran pengarang yang muncul ketika ia berhubungan dengan lingkungan sekitar. Sastra dianggap sebagai
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. dalam cerita, dan bagaimana penempatannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Tokoh Penokohan merupakan suatu bagian terpenting dalam membangun sebuah cerita. Penokohan mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan tokoh dalam cerita, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti baik dan sastra (dari bahasa Sansekerta) berarti tulisan atau karangan. Dari pengertian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut, Jabrohim, dkk. (2003:4) menjelaskan yaitu, Bahasa memang media
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah sebuah kreasi yang indah, baik lisan maupun tulisan yang memiliki peran penting dalam menciptakan karya sastra dengan hakikat kreatif dan imajinatif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan emosi yang spontan yang mampu mengungkapkan aspek estetik baik yang berdasarkan aspek kebahasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesusastraan merupakan sebuah bentuk ekspresi atau pernyataan kebudayaan dalam suatu masyarakat. Sebagai ekspresi kebudayaan, kesusastraan mencerminkan sistem sosial,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra yang lahir di tengah-tengah masyarakat merupakan hasil imajinasi atau ungkapan jiwa sastrawan, baik tentang kehidupan, peristiwa, maupun pengalaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari kebudayaan. Usianya sudah cukup tua. Kehadiran hampir bersamaan dengan adanya manusia. Karena ia diciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan medium bahasa. Sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJUAN UMUM TERHADAP NOVEL HER SUNNY SIDE, PSIKOANALISA SIGMUND FREUD DAN BIOGRAFI PENGARANG
BAB II TINJUAN UMUM TERHADAP NOVEL HER SUNNY SIDE, PSIKOANALISA SIGMUND FREUD DAN BIOGRAFI PENGARANG 2.1 Definisi Novel Novel diartikan sebagai suatu karangan atau karya sastra yang lebih pendek daripada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya terdapat daya kreatif dan daya imajinasi. Kedua kemampuan tersebut sudah melekat pada jiwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan cerminan keadaan sosial masyarakat yang dialami pengarang, yang diungkapkan kembali melalui perasaannya ke dalam sebuah tulisan. Dalam tulisan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL "KITCHEN", STUDI PRAGMATIK DAN SEMIOTIK
BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL "KITCHEN", STUDI PRAGMATIK DAN SEMIOTIK 2.1 Defenisi Novel Novel berasal dari bahasa italia Novella. Secara harfiah, Novella berarti sebuah "barang baru yang kecil"
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sosiologi dan Sastra Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, sedangkan objek ilmu-ilmu kealaman adalah gejala alam. Masyarakat adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan berbagai fenomena kehidupan manusia. Fenomena kehidupan manusia menjadi hal yang sangat menarik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan seni yang bermediumkan bahasa dan dalam proses terciptanya melalui intensif, selektif, dan subjektif. Penciptaan suatu karya sastra bermula
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dipaparkan mengenai tinjauan pustaka yaitu tentang peneliti penelitian sebelumnya, konsep dan landasan teori. Pertama-tama penulis memaparkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. peneliti memaparkan mengenai penelitian-penelitian yang pernah menganalisis tokoh utama
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Penelitian tentang tokoh utama dalam novel tentu sudah banyak diteliti. Berikut ini peneliti memaparkan mengenai penelitian-penelitian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra mempunyai dua manfaat atau fungsi sebagaimana yang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra mempunyai dua manfaat atau fungsi sebagaimana yang dikemukakan oleh Horatius, yaitu dulce et utile yang berarti menghibur dan mengajar. Kesenangan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil ungkapan kejiwaan seorang pengarang, yang berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik suasana pikir maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang dituangkan dalam bahasa. Kegiatan sastra merupakan suatu kegiatan yang memiliki unsur-unsur seperti pikiran,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra bukanlah hal yang asing bagi manusia, bahkan sastra begitu akrab karena dengan atau tanpa disadari terdapat hubungan timbal balik antara keduanya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra sangat berperan penting sebagai suatu kekayaan budaya bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal, mempelajari adat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipahami anak. Sastra anak secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra anak adalah karya sastra yang dari segi isi dan bahasa sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual dan emosional anak. Bahasa yang digunakan dalam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. nilai-nilai moral terhadap cerita rakyat Deleng Pertektekkendengan menggunakan kajian
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Sepanjang pengamatan peneliti, tidak ditemukan penelitian yang membahas nilai-nilai moral terhadap cerita rakyat Deleng Pertektekkendengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, Sastra merupakan. lukisan ataupun karya lingkungan binaan/arsitektur.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra sebagai hasil karya seni kreasi manusia tidak akan pernah lepas dari bahasa yang merupakan media utama dalam karya sastra. Sastra dan manusia sangat erat kaitannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karya sastra yang bersifat imajinasi (fiksi) dan karya sastra yang bersifat non
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra berdasarkan sifatnya dibagi menjadi dua macam sifat yaitu, karya sastra yang bersifat imajinasi (fiksi) dan karya sastra yang bersifat non imajinasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi, sastra berasal dari bahasa latin, yaitu literatur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologi, sastra berasal dari bahasa latin, yaitu literatur (litera=huruf atau karya tulis). Dalam bahasa Indonesia karya sastra berasal dari bahasa sansakerta,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra selalu muncul dari zaman ke zaman di kalangan masyarakat. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan manusia yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk dibahas. Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang digunakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kajian mengenai bahasa adalah kajian yang tidak akan pernah habis untuk dibahas. Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan ide
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KORELASI AJARAN WU CHANG TERHADAP PERILAKU EKONOM. A. Ajaran Wu Chang (lima kebajikan) dalam Agama Khonghucu
BAB IV ANALISIS KORELASI AJARAN WU CHANG TERHADAP PERILAKU EKONOM A. Ajaran Wu Chang (lima kebajikan) dalam Agama Khonghucu Khonghucu merupakan salah satu agama yang sangat menekankan etika moral, namun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh manusia. Ada yang menceritakan pengalaman hidup orang lain dan bahkan ada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra memiliki hubungan erat dengan kehidupan nyata yang dialami oleh manusia. Ada yang menceritakan pengalaman hidup orang lain dan bahkan ada pula
Lebih terperinciMENU UTAMA UNSUR PROSA FIKSI PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN
ENCEP KUSUMAH MENU UTAMA PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN UNSUR PROSA FIKSI CERPEN NOVELET NOVEL GENRE SASTRA SASTRA nonimajinatif Puisi - esai - kritik - biografi - otobiografi - sejarah - memoar - catatan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI Pada bab ini penulis akan memaparkan beberapa penelitian sebelumnya,konsep dan landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini. Pertama-tama penulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di sekitarnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (keindahan bahasa) yang dominan.karya sastra merupakan ungkapan pribadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan suatu hasil karya manusia baik lisan maupun nonlisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki nilai estetik (keindahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar, memberi petunjuk atau intruksi, tra artinya alat atau sarana sehingga dapat disimpulkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. uraian-uraian atau kalimat dan bukan angka-angka. Pendekatan ini adalah
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, yaitu pengumpulan data berupa uraian-uraian atau kalimat dan bukan angka-angka. Pendekatan ini adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat memberikan tanggapannya dalam membangun karya sastra.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Nellasari Mokodenseho dan Dian Rahmasari. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Dari beberapa penelusuran, tidak diperoleh kajian yang relevan sebelumnya dengan penelitian ini. Adapun penelitian yang hampir sama adalah penelitian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL THE DEVIL S WHISPER DAN KONSEP PSIKOANALISA SIGMUND FREUD
BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL THE DEVIL S WHISPER DAN KONSEP PSIKOANALISA SIGMUND FREUD 2.1 Definisi Novel Sebutan novel berasal dari bahasa Itali, yaitu novella yang berarti sebuah barang baru yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ekstrinsik. Unsur intrinsik novel adalah unsur-unsur yang berada di dalam
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengapresiasi sebuah novel dapat dilakukan melalui unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik novel adalah unsur-unsur yang berada di dalam novel dan secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan proses kreatif seorang pengarang melalui daya imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini dapat berupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah salah satu seni yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya dan kehidupan manusia subjeknya. Kata sastra dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sansekerta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari kehidupan masyarakat dalam satu
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Karya sastra merupakan cermin dari kehidupan masyarakat dalam satu zaman. Artinya, melalui karya sastra, kita dapat mengetahui bagaimana kehidupan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ataupun kitab-kitab pengajaran, Teeuw dalam Susanto (2012 : 1).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara etimologis sastra atau sastera berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari akar kata Cas atau sas dan tra. Cas dalam bentuk kata kerja yang diturunkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Sastra juga cabang ilmu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Sastra juga cabang ilmu pengetahuan. Studi sastra memiliki metode-metode yang absah dan ilmiah, walau tidak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia pada dasarnya mempunyai berbagai permasalahan yang kompleks. Permasalahan-permasalahan tersebut menyangkut berbagai hal, yakni permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan termasuk salah satu dasar pengembangan karakter seseorang. Karakter merupakan sifat alami jiwa manusia yang telah melekat sejak lahir (Wibowo, 2013:
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penelitian dari penelitian mengenai citra perempuan dalam novel Bidadari-
I. PENDAHULUAN Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian dari penelitian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL DAN SOSIOLOGI SASTRA. Novel berasal dari bahasa Italia, yaitu novella yang secara harfiah berarti
BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL DAN SOSIOLOGI SASTRA 2.1 Definisi Novel Novel berasal dari bahasa Italia, yaitu novella yang secara harfiah berarti sebuah barang baru yang kecil dan kemudian diartikan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori
BAB II LANDASAN TEORI Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori pendukungnya antara lain; hakekat pendekatan struktural, pangertian novel, tema, amanat, tokoh dan penokohan,
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada diluar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut.
BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep. 1. Pengertian Novel. Novel atau sering disebut sebagai roman adalah suatu cerita prosa yang fiktif dalam panjang yang tertentu, yang melukiskan para tokoh, gerak serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah titipan Yang Mahakuasa. Seorang anak bisa menjadi anugerah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah titipan Yang Mahakuasa. Seorang anak bisa menjadi anugerah sekaligus ujian untuk orangtuanya. Dalam perkembangannya pendidikan terhadap anak merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan mengekspresikan gagasan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kajian pustaka adalah paparan atau konsep-konsep yang mendukung pemecahan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan Yang Relevan Dalam menyusun sebuah karya ilmiah sangat diperlukan kajian pustaka. Kajian pustaka adalah paparan atau konsep-konsep yang mendukung pemecahan masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan refleksinya. Penyajiannya disusun secara menarik dan terstruktur dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu bentuk kontemplasi dan refleksi pengarang terhadap keadaan di luar dirinya, misalnya lingkungan atau masyarakat. Hal ini sejalan dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah ciptaan, sebuah kreasi, bukan semata-mata sebuah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan sebuah ciptaan, sebuah kreasi, bukan semata-mata sebuah imitasi (Luxemburg, 1984: 1). Sastra, tidak seperti halnya ilmu kimia atau sejarah, tidaklah
Lebih terperinciNILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Umi Fatonah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang bersifat indah dan dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang bersifat indah dan dapat menimbulkan kesan pada pembaca. Imaji adalah daya pikir untuk membayangkan atau menciptakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1.1.1. Latar Belakang Sastra 1 merupakan curahan hati manusia berupa pengalaman atau pikiran tentang suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada diri pembaca. Karya juga merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh pengarang untuk dipahami dan dinikmati oleh pembaca pada khususnya dan oleh masyarakat pada umumnya. Hal-hal yang diungkap oleh
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. Dalam melakukan sebuah penelitian memerlukan adanya kajian pustaka.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Dalam melakukan sebuah penelitian memerlukan adanya kajian pustaka. Kajian pustaka merupakan pedoman terhadap suatu penelitian sekaligus
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan aspek penting dalam penelitian. Konsep berfungsi untuk menghindari kegiatan penelitian dari subjektifitas peneliti serta mengendalikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban manusia sesuai dengan lingkungan karena pada dasarnya, karya sastra itu merupakan unsur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan struktur dunia rekaan, artinya realitas dalam karya sastra adalah realitas rekaan yang tidak sama dengan realitas dunia nyata. Karya sastra itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. refleksinya terhadap gejala-gejala sosial disekitarnya. Adanya imajinasi pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan bagian dari kehidupan masyarakat karena karya sastra lahir ditengah-tengah masyarakat dari hasil imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penikmatnya. Karya sastra ditulis pada kurun waktu tertentu langsung berkaitan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra terbentuk atas dasar gambaran kehidupan masyarakat, karena dalam menciptakan karya sastra pengarang memadukan apa yang dialami dengan apa yang diketahui
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. yang terkandung dalam novel tersebut sebagai berikut.
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan analisis data pada Bab IV, dapat disimpulkan bahwa novel Sebelas Patriot merupakan novel yang berlatar belakang kecintaan terhadap tanah air,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Karya satra merupakan hasil dokumentasi sosial budaya di setiap daerah. Hal ini berdasarkan sebuah pandangan bahwa karya sastra mencatat kenyataan sosial budaya
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. diabstrakkan dari peristiwa konkret; gambaran mental dari objek atau apapun
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Landasan Teori 2.1.1 Konsep Konsep adalah rancangan atau buram surat; ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret; gambaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan jabaran dari kehidupan yang terjadi di muka bumi ini. Sastra merupakan salah satu seni yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah,
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian mengenai karakterisasi dalam novel
Lebih terperinci05. MEMBUAT CERITA KOMIK. KOMIK 04 MEMBUAT CERITA KOMIK / Hal. 1
05. MEMBUAT CERITA KOMIK KOMIK 04 MEMBUAT CERITA KOMIK / Hal. 1 KOMIK 04 MEMBUAT CERITA KOMIK / Hal. 2 Komik = Cerita + Gambar PENDAHULUAN Komik Intrinsik Ekstrinsik Jiwa Komik Tema Cerita Plot Penokohan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan pelbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991: 11) seperti halnya budaya, sejarah dan kebudayaan sastra yang merupakan bagian dari ilmu humaniora.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saat ini, banyak sekali bermunculan karya-karya sastra yang nilai keindahannya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil karya seseorang baik lisan maupun tulisan jika mengandung unsur estetik maka akan banyak disukai oleh semua kalangan. Di era globalisasi seperti saat ini, banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan hiburan atau kesenangan juga sebagai penanaman nilai edukatif.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra dipakai untuk menyebutkan gejala budaya yang dapat dijumpai pada semua masyarakat global meskipun secara sosial, ekonomi dan keagamaan keberadaanya tidak merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra atau kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai perwujudan kehidupan manusia dan masyarakat melalui bahasa, sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya sebuah karya sastra tentu tidak akan terlepas dari kehidupan pengarang baik karya sastra yang berbentuk novel, cerpen, drama, maupun puisi. Latar belakang
Lebih terperinci