PROCEEDING SEMINAR NASIONAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROCEEDING SEMINAR NASIONAL"

Transkripsi

1 EFEKTIVITAS PELATIHAN IDENTIFIKASI DINI KETERLAMBATAN BICARA PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAUD Susiana Wijaya Magister Psikologi Program Pasca Sarjana Universitas Airlangga Surabaya Abstrak. Permasalahan keterlambatan bicara pada usia pra merupakan keluhan utama yang sering dicemaskan dan dikeluhkan orang tua kepada guru pra sekolah. Setiap tahunnya, 5% hingga 10% anak pra sekolah dipastikan mengalami gangguan keterlambatan bicara. Dalam menyikapi hal ini selain orang tua, tentunya pemahaman guru PAUD akan perkembangan anak didiknya memiliki peranan penting. Namun sangat disayangkan ketika di masyarakat ditemukan bahwa pemahaman guru terhadap karakteristik perkembangan anak didiknya masih tergolong rendah, termasuk pemahaman akan keterlambatan bicara pada anak. Padahal pemahaman tersebut tercakup dalam kompetensi yang harus dikuasai oleh guru yaitu kompetensi pedagogik. Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan sebuah pelatihan identifikasi dini keterlambatan bicara pada anak yang diharapkan dapat meningkatkan kompetensi pedagogik guru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-experimental one group pre test post test design. Subjek dalam penelitian ini sebanyak 24 orang guru Taman Kanak-Kanak Buah Hati dengan berbagai macam latar belakang pendidikan dan masa kerja. Alat pengumpulan data menggunakan tes prestasi yang digunakan sebelum dan sesudah pelatihan diberikan. Teknik analisis data diperoleh secara kuantitatif melalui tes prestasi dan kualitatif melalui wawancara dan observasi. Kata Kunci: Pelatihan, Identifikasi Dini, Terlambat Bicara, Kompetensi Pedagogik Guru PAUD 1.1 Latar Belakang Masalah Gangguan perkembangan yang sering dijumpai pada anak-anak usia pra sekolah adalah keterlambatan bicara atau lebih dikenal dengan istilah speech delay. Keterlambatan bicara merupakan keluhan utama yang sering dicemaskan dan dikeluhkan orang tua kepada guru-guru pra sekolah. Masalah tentang keterlambatan bicara pada anak usia pra sekolah semakin hari tampak semakin meningkat pesat. Hal ini didukung dengan beberapa laporan menyebutkan angka kejadian gangguan bicara berkisar 5% hingga 10% pada anak pra sekolah (Dworkin & Cullata, 1985). Selanjutnya beberapa peneliti (Felsenfeld, dkk., 1995; Lewis, dkk., 2000a) telah membuktikan bahwa anak yang mengalami keterlambatan berbicara akan menghadapi beberapa masalah dalam proses belajarnya di sekolah, diantaranya kesulitan belajar, kesulitan membaca dan menulis, dan beberapa masalah akademik lainnya secara menyeluruh. Hal ini dapat berlanjut hingga mereka telah beranjak dewasa. Pencapaian akademik yang rendah akibat keterlambatan berbicara akan mengalami masalah perilaku dan penyesuaian psikososial (Owens, 2001). Anak yang mengalami keterlambatan bicara dipastikan juga nantinya anak tersebut akan menghadapi kesulitan dalam belajarnya atau lebih dikenal dengan istilah learning disabilities (Tiel, 2011). Merujuk pada uraian di atas maka guru PAUD sangat diharapkan memiliki pemahaman terhadap perkembangan setiap siswanya. Terlebih bagi mereka yang 118

2 mengalami gangguan perkembangan dalam hal berbicara dan berbahasa mengingat jenis gangguan ini rentan dialami anak usia pra sekolah dan semakin meningkat jumlahnya dari hari ke hari (Dworkin & Cullata, 1985). Pemahaman akan perkembangan dan karakteristik pada anak usia dini bahkan menjadi salah satu indikator kompetensi guru PAUD yang harus dikuasai. Dalam UU nomor 14 tahun 2005 disebutkan pada pasal 1 ayat 10 tentang kompetensi seorang guru yaitu seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Menurut Barlow (dalam Syah, 1999:229) bahwa kompetensi guru adalah kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajibannya secara bertanggung jawab dan layak. Kompetensi yang dimiliki guru akan sangat bermanfaat bagi mereka dalam memahami karakteristik individu anak didik. Dengan pemahaman tersebut, maka guru juga diharapkan mampu mengenali setiap jenis kebutuhan yang diperlukan oleh masing-masing anak. Namun sangat disayangkan ketika saat ini ternyata kompetensi guru dalam masyarakat kita ditemukan semakin hari semakin menurun (Afifah, 2012). Berbagai upaya pun telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi kompetensi guru yang semakin menurun, diantaranya adalah guru PAUD diwajibkan mengikuti sejumlah program sertifikasi guru yang di dalamnya diadakan pelatihanpelatihan terkait dengan peningkatan kompetensi guru. Selain pelatihan, guru juga diwajibkan mengikuti uji kompetensi melalui penilaian portofolio. Pelatihan dalam program ini memang ditujukan bagi mereka yang memiliki profesi sebagai guru, namun tidak seluruh guru berkesempatan mengikuti pelatihan dan juga workshop yang diadakan. Pelatihan ini hanya berlaku bagi mereka yang telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Berdasarkan hal tersebut maka pelatihan yang secara internal dilakukan oleh pihak sekolah sangat memiliki peranan yang penting bagi peningkatan kompetensi guru-guru karena pelatihan ini sangat mungkin dilakukan oleh pihak sekolah untuk seluruh guru tanpa persyaratan di dalamnya. Seperti halnya pemerintah, sekolah TK Buah Hati juga berkomitmen untuk membekali guru-guru dengan pelatihanpelatihan yang sifatnya wajib diikuti oleh semua guru yang bertujuan untuk meningkatkan pengembangan profesional para guru yang tergabung dengan sekolah ini. Pelatihan diadakan baik secara internal dan eksternal. Setidaknya sebanyak dua kali dalam satu tahun ajaran, pelatihan secara internal diadakan dengan mengundang beberapa pembicara untuk memberikan training kepada seluruh guru di tempat ini. Sedangkan pelatihan eksternal dilakukan dengan mengirim beberapa guru-guru yang terpilih untuk mengikuti pelatihan-pelatihan di luar lingkungan sekolah yang diadakan oleh pemerintah maupun swasta. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, secara keseluruhan pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh pihak sekolah secara internal cukup efektif bagi peningkatan kemampuan dan pengetahuan guru dalam menguasai metode-metode mengajar. Namun sayang pelatihan tersebut ternyata tidak begitu efektif untuk meningkatkan pengetahuan mereka dalam memahami anak-anak dengan kebutuhan khusus. Berkaitan dengan paparan diatas, ketidak efektifan pelatihan yang diadakan oleh sekolah tentang anak berkebutuhan khusus ternyata berdampak pada pengetahuan guru terkait dengan perkembangan anak baik mencakup tahapan perkembangannya ataupun gangguan atau hambatan perkembangan yang sering dijumpai di pendidikan usia dini. Hal ini didasarkan pada kenyataan 119

3 yang ada di lapangan. Setelah dilakukan eksplorasi awal (preliminary) melalui observasi dan pemberian kuisioner oleh peneliti 58% guru di Buah Hati tidak memiliki pengetahuan tentang anak dengan keterlambatan bicara yang juga digolongkan sebagai anak berkebutuhan khusus terlebih lagi tentang bagaimana cara mengidentifikasinya ketika berada dalam kelas. Ketidaktahuan mereka tentunya dapat berdampak pada pemberian layanan pembelajaran di sekolah ini. Dampak lainnya didapati ketika ternyata permasalahan pada anak baru terdeteksi pada saat sudah berada di level akhir atau TK B dimana usia anak akan memasuki pendidikan sekolah dasar. Seharusnya permasalahan anak tersebut bisa diintervensi sejak dini apabila permasalahannya teridentifikasi sejak awal mereka bergabung di taman kanak-kanak. Berdasarkan permasalahanpermasalahan yang telah dipaparkan diatas maka penelitian ini diadakan untuk melihat keefektifan pelatihan yang diberikan terhadap peningkatan kompetensi pedagogik guru dalam mengidentifikasi dini keterlambatan bicara pada anak usia pra sekolah. 1.2 Tujuan Penulisan Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pedagogik pada guru TK Buah Hati Surabaya melalui pelatihan pelatihan identifikasi dini keterlambatan bicara pada anak usia pra sekolah. 1.3 Manfaat Penulisan Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi satu sumber informasi sekaligus memotivasi peneliti lain untuk mengembangkan penelitian dengan kajian peningkatan kompetensi guru TK melalui pelatihan identifikasi dini keterlambatan bicara pada anak usia pra sekolah. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan penjelasan dan wawasan kepada guru TK dalam mengenali permasalahan anak dalam proses perkembangan bahasa dan bicaranya. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan penjelasan dan wawasan kepada orang tua anakanak pra sekolah mengenai pentingnya identifikasi dini terhadap keterlambatan berbicara pada anak supaya orang tua dapat memberikan intervensi yang cepat dan tepat untuk anak tersebut sehingga anak tersebut dapat menjalankan tugas perkembangannya dengan baik. 1.4 Kajian Teori PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 14). Usia dini pada anak sering juga disebut sebagai usia keemasan atau golden age. Istilah ini menggambarkan bahwa pada usia ini proses pertumbuhan dan perkembangan akan berubah dengan cepat dalam retang perkembangan hidup manusia (Berk, 1992 dalam Sujiono, 2009). Usia ini pula merupakan usia yang sangat 120

4 menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak (Sujiono, 2009: 7). Setiap anak adalah pribadi yang unik. Antara satu anak dengan anak yang lainnya akan mengalami tahapan perkembangan yang berbeda-beda. Oleh sebab itu penyelenggaraan pendidikan untuk anak usia dini disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan yang dilalui mereka serta kebutuhan yang mereka perlukan. Menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman juga menjadi perhatian bagi pendidikan anak usia dini. Melalui lingkungan, anak akan lebih mudah memahami sesuatu yang diajarkan melalui pengalaman-pengalaman belajar secara langsung dari lingkungannya. Terdapat beberapa lembaga pendidikan anak usia dini yang selama ini sudah dikenal oleh masyarakat luas di Indonesia, yaitu: Taman Kanak-kanak (TK), Kelompok Bermain (KB), dan Taman Penitipan Anak (TPA) Profesi Guru Paud Berprofesi sebagai guru PAUD bukanlah hal mudah seperti anggapan masyarakat pada umumnya selama ini. Hal ini pula ditegaskan oleh Piaget (1969, dalam Seefeldt & Barbara, 2008) bahwa semakin belia anak semakin sulit mengajarnya. Usia pra sekolah merupakan usia belia, yaitu berkisar diantara umur 1 hingga 5 tahun (Seefeldt & Barbara, 2008). Pada kisaran umur tersebut, anak-anak akan mengalami perkembangan yang signifikan. Selama masa perkembangan, setiap anak memiliki proses perkembangan yang berbeda-beda. Terdapat anak yang mengalami perkembangan yang cepat dan ada pula yang mengalami keterlambatan. Tentunya hal ini menjadi bagian dari tugas utama guru dalam memahami perbedaan perkembangan individu muncul. Melalui pemahaman tersebut guru diharapkan dapat memberikan penanganan yang tepat demi pengoptimalkan perkembangan siswanya (Hartinah, 2008). Berdasarkan pernyataan yang disampaikan oleh Catron dan Allen (1999, dalam Sujiono, 2009) bahwa peranan guru anak usia dini lebih sebagai mentor atau fasilitator. Dalam proses pembelajaran, pemikiran guru menjadi titik tekan. Artinya penting bagi guru untuk dapat mengerti cara berpikir anak, mengembangkan dan menghargai pengalaman anak, memahami bagaimana anak mengatasi persoalan, menyediakan dan memberikan materi sesuai dengan taraf perkembangan kognitif anak agar lebih berhasil membantu anak berpikir dan membentuk pengetahuan, menggunakan berbagai metode belajar yang bervariasi yang memungkinkan anak aktif membangun pengetahuan. Menurut Merriam-Webster (dalam Gene, dkk., 2008) sebuah profesi didefinisikan sebagai sebuah panggilan yang membutuhkan pengetahuan khusus dan seringkali persiapan akademik yang panjang dan intensif. Kompetensi Guru Paud Memiliki pengalaman yang kaya dibidangnya serta kompetensi professional yang terdidik dan terlatih merupakan bagian dari pendidik yang ideal. Terdidik dan terlatih dapat menggambarkan kemampuan seseorang dalam kompetensinya. Artinya pendidik tersebut menguasai strategi atau teknik mendidik, memiliki pengetahuan tentang cara-cara mendidik, maupun membuat rancangan kegiatan yang biasanya digunakan dalam satu tahun, mingguan, dan harian serta mampu mengorganisasikan kelas. Tidak cukup hanya sampai kemampuan mengorganisasikan kelas, tetapi juga lebih kepada kemampuan seorang pendidik dalam memahami perbedaan setiap anak didiknya, yang meliputi tumbuh kembang mereka, kemampuan, kelemahan, dan bahkan kekuatan setiap anak didiknya. Penyelenggaraan pendidikan di tingkat pra sekolah sangatlah berbeda dengan pendidikan di tingkatan lainnya. Segala bentuk penilaian di pendidikan usia pra sekolah ditekankan pada kemampuan 121

5 pendidik untuk dalam mengamati kemajuan anak didiknya. Oleh karena itu pendidik dalam tingkatan pra sekolah hendaknya menguasai ciri-ciri setiap tahapan perkembangan dan keterbakatan anak (Anggani, 2000). Untuk mampu melakukan itu semua, guru harus memiliki kompetensi untuk menjadi guru yang professional. Hal serupa juga termuat dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005: Standar Nasional Pendidikan Bab VI bahwa dalam melaksanakan kewajibannya, maka guru PAUD harus memiliki sejumlah kompetensi. Kompetensi tersebut adalah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional, dan kompetensi sosial. Berdasarkan pengertian yang disampaikan oleh Sagala (2009) bahwa kompetensi merupakan gabungan dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diwujudkan dalam bentuk perbuatan. Kompetensi itu sendiri merupakan seperangkat pengetahuan keterampilan dan perilaku tugas yang harus dimiliki. Setelah dimiliki, tentu harus dihayati, dikuasai, dan diwujudkan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan di dalam kelas yang disebut sebagai pengajaran. Kompetensi Pedagogik Salah satu kompetensi guru PAUD yang dapat menggambarkan kemampuannya dalam memahami siswa adalah adalah kompetensi pedagogik. Dalam Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dikemukakan kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi pedagogi guru pendidikan anak usia dini dapat dilihat dari kemampuan mereka dalam memahami filosofi dan prinsip PAUD, kemampuan memahami perkembangan dan karakteristik anak usia dini, kemampuan memahami program transisi PAUD kependidikan dasar, kemampuan memahami peran bermain, memahami perkembangan kurikulum terpadu, memahami lingkungan belajar yang kondusif, pengelolaan kelas, dan evaluasi belajar. Secara khusus aspek kedua dari kompetensi ini menekankan bahwa kemampuan guru dalam memahami karakteristik perkembangan anak didiknya merupakan penilaian kompetensi guru PAUD yang sangat penting. Keterlambatan Bicara Kemampuan berbicara erat kaitannya dengan kemampuan berbahasa anak. Namun kedua hal tersebut adalah berbeda. Hurlock (1978) menjelaskan bahwa banyak orang yang menukar penggunaan istilah bicara dengan bahasa, meskipun kedua istilah tersebut sebenarnya tidak sama. Pada perkembangan awal bahasa seorang anak, terdapat sebuah istilah infant yang berasal dari kata Latin. Istilah ini mengandung sebuah arti tanpa bicara atau without speeching. Dalam konteks istilah tersebut, seorang anak dianggap sebagai makhluk primitif yang artinya mereka belum mampu mengungkapkan kata-kata, kalimat, ataupun ungkapan yang mengandung sebuah arti, bermakna atau dapat dipahami oleh orang lain Dariyo (2007). Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali didapati ketidakjelasan antara permasalahan pada perkembangan bahasa dan bicara pada anak. Meskipun berbeda namun keduanya saling berkaitan dalam hal tertentu. misalnya tahapan dalam perkembangan bahasa dapat dijadikan sebuah parameter untuk melihat kemampuan bicara pada anak. Kemampuan bicara pada anak adalah hal yang sangat penting untuk mendeteksi keterlambatan bicara atau speech delay. 122

6 Tabel 1. Daftar Perkembangan Bahasa dari Lahir Sampai Usia 3 Tahun Menurut Papalia, Olds dan Feldman Lahir Usia (Bulan) Karakteristik Perkembangan Bayi dapat menerima pembicaraan orang tua. Ia menangis untuk membuat respon terhadap suara yang gaduh 1,5-3 bulan Bayi mengoceh, tertawa, dan berteriak 3 bulan Bayi bermain dengan suara-suara untuk memperoleh rasa senang 5-6 bulan Bayi mampu membuat suara konsonan dan mencoba untuk merespon terhadap suara-suara yang didengarnya 6-10 bulan Bayi mampu mengoceh dengan memadukan suara konsonan dan vokal 9 bulan Mennggunakan gerak-gerik (gestur) untuk berkomunikasi dan bermain dengan gesture bulan Bayi mulai mamahami kata-kata (seperti kata tidak dan nama sendiri), serta mampu meniru kata-kata bulan Anak mampu mengatakan kata-kata pertama dan meniru suara orang lain bulan Anak dapat mengatakan kata-kata tunggal bulan Anak mampu membuat kalimat dua kata, misalnya: saya bica, caya bica, taya bita (maksudnya: saya bisa) 20 bulan Anak mampu mempelajari kata-kata dan memperluas perbendaharaan kata secara cepat dari 50 kata menjadi 400 kata. Anak mampu menggunakan kata-kata benda dan kata sifat 30 bulan Anak mampu menggunakan kalimat 2 kata sebagai frase dan ingin berbicara kepada orang lain. 36 bulan Anak belajar kata-kata baru hampir setiap hari. Ia berbicara dengan 3 atau lebih kata. Ia mampu memahami bahasa atau kata-kata dengan baik, mampu membuat kalimat dengan aturan tata bahasa tetapi sering salah. Anak mampu berkata-kata dengan 1000 kata, dan 80 persen dapat dimengerti (intelligle), tetapi salah dalam membuat sintaksis (kalimat). 123

7 Berdasarkan pengertian yang dipaparkan oleh Tiel (2007), gangguan bicara dan bahasa yang sering dijumpai di anakanak sendiri bukanlah diagnosis namun merupakan suatu gejala yang ditampilkan dari suatu diagnosis tertentu. Terdapat dua sifat di dalam gangguan bicara dan bahasa, yaitu primer dan sekunder. Primer memiliki arti bahwa gangguan bicara dan bahasa itu disebabkan oleh masalah perkembangannya sendiri, yaitu murni karena gangguan perkembangan bicara dan bahasa. Sedangkan sekunder memiliki arti bahwa gangguan bicara dan bahasa disebabkan oleh masalahmasalah lain yang menyebabkan fungsi bicara dan berbahasanya menjadi terganggu. Misalnya gangguan pendengaran, dyspraxia yaitu gangguan motorik sekitar mulut dan pernapasan yang pada akhirnya menyebabkan gangguan bicara dan bahasa pada anak. Keterlambatan bicara sendiri termasuk dalam gangguan bicara yang bersifat primer. Keterlambatan bicara bukan disebabkan karena masalah-masalah lain yang menyebabkan fungsi berbicara dan berbahasa seorang anak menjadi terganggu. Tetapi lebih kepada seberapa besar tingkat kematangan sistem neurobiologisnya yang mengatur perkembangan bicaranya. Terlambat bicara juga diartikan sebagai suatu gejala dari berbagai macam sebab dan setiap gangguan yang menyebabkan keterlambatan bicara, akan diikuti gejala lain-lainnya (Tiel, 2007). Pelatihan Atau Training Penggunaan istilah pelatihan (training) telah banyak dikemukakan oleh para ahli. Menurut Hamalik (2007) pelatihan merupakan bentuk pemberian bantuan. Bantuan yang diberikan dapat berupa pengarahan, bimbingan, fasilitas, penyampaian informasi, latihan keterampilan, pengorganisasian suatu lingkungan belajar, yang pada dasarnya peserta telah memiliki potensi dan pengalaman, serta motivasi untuk melaksanakan sendiri kegiatan latihan dan memperbaiki dirinya sendiri. Wexley dan Yulk (dalam Mangkunegara, 2009) menjelaskan bahwa pelatihan adalah sesuatu yang mengacu pada hal-hal yang berhubungan dengan usaha-usaha berencana yang dilaksanakan untuk mencapai penguasaan keterampilan, pengetahuan, dan sikap karyawan atau anggota organisasi. Pelatihan yang diberikan dalam hal ini adalah pelatihan untuk program pendidikan anak usia dini. Para guru dewasa ini dituntut memiliki banyak pengetahuan dan pengertian, tidak hanya tentang anak-anak dan cara mereka tumbuh dan belajar, tetapi juga cara menggarap kemampuan anak-anak dengan kebutuhan khusus. Terlebih lagi para guru usia anak pra sekolah memerlukan lebih banyak pelatihan atau training dari pada guru-guru untuk anak-anak sekolah dasar dan sekolah menengah. Bahkan Barnet, dkk. (dalam Seefeldt dan Wasik (2008) menegaskan bahwa sebagian besar negara menuntut guru mengikuti training secara terus menerus mengenai masa kanak-kanak usia dini. 1.5 Analisis Kritis Merujuk pada uraian di atas maka guru PAUD sangat diharapkan memiliki pemahaman terhadap perkembangan setiap siswanya. Terlebih bagi mereka yang mengalami gangguan perkembangan dalam hal berbicara dan berbahasa mengingat jenis gangguan ini rentan dialami anak usia pra sekolah dan semakin meningkat jumlahnya dari hari ke hari (Dworkin & Cullata, 1985). Pemahaman akan perkembangan dan karakteristik pada anak usia dini bahkan menjadi salah satu indikator kompetensi guru PAUD yang harus dikuasai. Dalam UU nomor 14 tahun 2005 disebutkan pada pasal 1 ayat 10 tentang kompetensi seorang guru yaitu seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Guru 124

8 wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Menurut Barlow (dalam Syah, 1999:229) bahwa kompetensi guru adalah kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajibannya secara bertanggung jawab dan layak. Kompetensi yang dimiliki guru akan sangat bermanfaat bagi mereka dalam memahami karakteristik individu anak didik. Dengan pemahaman tersebut, maka guru juga diharapkan mampu mengenali setiap jenis kebutuhan yang diperlukan oleh masingmasing anak. Namun sangat disayangkan ketika saat ini ternyata kompetensi guru dalam masyarakat kita ditemukan semakin menurun (Afifah, 2012). Berdasarkan data dari Direktorat PPTK PAUDNI tahun 2011 diantara guru PAUD yang tersebar di seluruh Indonesia, hanya 15% atau setara dengan orang yang telah memiliki kualifikasi pendidikan minimum Strata 1 (S1) dari berbagai bidang dan sisanya sebanyak 85% atau guru masih memiliki kualifikasi pendidikan di bawahnya. Guru dengan kualifikasi pendidikan di bawah S1 diantaranya dari pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) keguruan sebanyak 48% atau guru. Selanjutnya disusul oleh 8% atau guru dari D1, 26% atau guru dari D2, dan 3% atau guru dari D3. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa secara kualitas ketika dilihat dari kualifikasi pendidikan, sebagian besar guru PAUD di Indonesia belum memenuhi kualifikasi akademik sesuai dengan PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang mensyaratkan pendidik memiliki kualifikasi akademik S-1/D4. Gambaran tentang rendahnya kompetensi guru di Indonesia juga diperoleh dari hasil uji kompetensi yang dilakukan oleh Kementerian Kependidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) pada tahun Hasil rata-rata uji kompetensi guru secara nasional mencapai nilai 42,25 dengan nilai tertinggi 97,0 dan terendah 1,0. Berbagai upaya pun telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi kompetensi guru yang semakin menurun, diantaranya adalah guru PAUD diwajibkan mengikuti sejumlah program sertifikasi guru yang di dalamnya diadakan pelatihan, diklat, seminar, forum ilmiah, dan magang terkait dengan peningkatan kompetensi guru. Seperti halnya pemerintah, sekolah TK Buah Hati juga berkomitmen untuk membekali guru-guru dengan pelatihan-pelatihan yang sifatnya wajib diikuti oleh semua guru yang bertujuan untuk meningkatkan pengembangan profesional para guru yang tergabung dengan sekolah ini. Pelatihan diadakan baik secara internal dan eksternal. Setidaknya sebanyak dua kali dalam satu tahun ajaran, pelatihan secara internal diadakan dengan mengundang beberapa pembicara untuk memberikan training kepada seluruh guru di tempat ini. Sedangkan pelatihan eksternal dilakukan dengan mengirim beberapa guru-guru yang terpilih untuk mengikuti pelatihan-pelatihan di luar lingkungan sekolah yang diadakan oleh pemerintah maupun swasta. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, secara keseluruhan pelatihanpelatihan yang diberikan oleh pihak sekolah secara internal cukup efektif bagi peningkatan kemampuan dan pengetahuan guru dalam menguasai metode-metode mengajar. Namun sayang pelatihan tersebut ternyata tidak begitu efektif untuk meningkatkan pengetahuan mereka dalam memahami anak-anak dengan kebutuhan khusus. Di satu sisi yang lain, para guru dewasa ini dituntut memiliki banyak pengetahuan dan pengertian mengenai masa kanak-kanak usia dini untuk dapat mengajar di program pendidikan anak usia dini. Bahkan di sebagian besar negara bagian di dunia menuntut guru-guru mengikuti training secara terus-menerus mengenai masa kanakkanak usia dini (Barnet, Robin, Hustedt, & Schulman, 2003). Dengan kenyataan tersebut, melalui pelatihan ini diharapkan dapat 125

9 menambah daftar pelatihan tentang pemahaman terhadap karakteristik perkembangan siswa yang dapat diberikan tidak hanya kepada guru-guru tertentu namun kepada seluruh guru di Buah Hati untuk meningkatkan kompetensi mereka. 1.6 Kesimpulan Pelatihan identifikasi dini keterlambatan bicara pada anak usia para sekolah diharapkan dapat menjadi salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kompetensi pedagogi guru PAUD. Selayaknya pemerintah, sekolah juga memegang peranan penting dalam meningkatkan kompetensi guru-gurunya. Kompetensi yang dimaksudkan bukan hanya tentang pengetahuan tetapi juga pemahaman tentang anak didik mereka. Pemahaman tersebut sangatlah penting untuk mengetahui kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap anak didik untuk membantu mereka mencapai tugas perkembangannya dengan baik. 126

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pondasi awal untuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pondasi awal untuk 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pondasi awal untuk menumbuhkembangkan semua kemampuan, bakat, kreativitas dan kemandirian anak. Menurut Undang-Undang

Lebih terperinci

2/9/2014 MATA KULIAH PERBANDINGAN SISTEM PENDIDIKAN MANAJEMEN SISTEM PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS GALUH. Oleh: Pipin Piniman

2/9/2014 MATA KULIAH PERBANDINGAN SISTEM PENDIDIKAN MANAJEMEN SISTEM PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS GALUH. Oleh: Pipin Piniman Oleh: Pipin Piniman MATA KULIAH PERBANDINGAN SISTEM PENDIDIKAN MANAJEMEN SISTEM PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS GALUH Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini sebagai pribadi unik yang memiliki masa-masa emas dalam

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini sebagai pribadi unik yang memiliki masa-masa emas dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini sebagai pribadi unik yang memiliki masa-masa emas dalam hidupnya. Pribadi unik yang dimaksud adalah anak selalu memiliki cara tersendiri dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Guru memiliki peran dan tanggung jawab yang besar dalam proses pendidikan, di mana tugas seorang guru bukan hanya memberikan transfer ilmu dan seperangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1, ayat (14) dijelaskan bahwa pendidikan anak usia dini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan suatu kegiatan universal dalam kehidupan manusia. Karena pada hakikatnya, pendidikan merupakan usaha untuk memanusiakan manusia itu sendiri, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan untuk anak dalam rentang usia empat sampai dengan enam tahun yang sangat penting untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak usia dini (AUD) adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal. Anak memiliki karakteristik yang khas dan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah merupakan aset penting bagi sumber daya manusia terutama bagi kemajuan sebuah bangsa, oleh karena itu setiap warga negara harus dan wajib

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi seorang anak untuk mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan anak untuk menerjemahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia anak-anak merupakan dunia yang khas yang diindera dan dipersiapkan oleh anak-anak sesuai dengan kemampuan pikiran, perasaan, imajinasi dan pengalaman mereka.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan

I. PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan salah satu standar yang harus dikembangkan adalah standar proses. Standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga bagi setiap Negara. Indonesia yang memiliki jumlah penduduk terbanyak ke-3 di dunia, memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan (Uno, 2009: 11) pendidikan adalah proses pemberdayaan, yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan (Uno, 2009: 11) pendidikan adalah proses pemberdayaan, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang mempunyai nilai bagi kelangsungan hidup manusia di dunia. Untuk itu setiap negara yang ingin maju dan berkembang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidkan anak usia dini mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal

I. PENDAHULUAN. Pendidkan anak usia dini mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidkan anak usia dini mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal ini ditandai dengan terus berkembangnya lembaga PAUD, seperti Taman Kanak- kanak (TK),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan upaya pembinaan pada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendefiniskan pendidikan anak usia dini sebagai. boleh terpisah karena ketiganya saling berkaitan. Aspek kognitif berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. mendefiniskan pendidikan anak usia dini sebagai. boleh terpisah karena ketiganya saling berkaitan. Aspek kognitif berkaitan dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam rentang kehidupan manusia, memiliki peran yang strategis. Manusia melalui usaha sadarnya berupaya untuk mengembangkan segenap potensi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai tanggung jawab besar dalam menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai

Lebih terperinci

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI I. Pengertian Dan Karakteristik Anak Usia Dini Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan mengalami perubahan yang sangat cepat yang memberikan dampak sangat signifikan terhadap kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Usia Dini merupakan masa keemasan perkembangan anak atau yang biasa disebut Golden Age, dimana pada Pada masa itu anak menempati posisi paling vital. Keith

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam tahun,dilakukan melalui pemberian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia senantiasa mengalami perkembangan dalam masa hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia senantiasa mengalami perkembangan dalam masa hidupnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia senantiasa mengalami perkembangan dalam masa hidupnya. Santrock (2002) mendefinisikan perkembangan sebagai pola gerakan atau perubahan yang dimulai dari

Lebih terperinci

PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 1. Arah atau Sasaran Kurikulum PAUD Kurikulum diarahkan pada pencapaian perkembangan sesuai dengan tingkatan

PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 1. Arah atau Sasaran Kurikulum PAUD Kurikulum diarahkan pada pencapaian perkembangan sesuai dengan tingkatan PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 1. Arah atau Sasaran Kurikulum PAUD Kurikulum diarahkan pada pencapaian perkembangan sesuai dengan tingkatan pertumbuhan dan perkembangan anak berdasarkan standar perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu upaya untuk membantu memanusiakan manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari nilai kemanusiaannya. Melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Direktorat PAUD, 2005 dalam Yamin ( 2010: 1), menyebutkan bahwa pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang paling mendasar dan menempati kedudukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dadan Nugraha, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dadan Nugraha, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang diberikan kepada anak semenjak dini merupakan investasi yang berharga dalam proses tumbuhkembangnya, maka dari itu sangatlah penting memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang berkualitas. Menurut UNESCO pendidikan hendaknya dibangun dengan empat pilar yaitu, learning to know,

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 HAND OUT MATA KULIAH KELOMPOK BERMAIN KODE MK/SKS : UD 408/2 SKS 1 O L E H : N I N I N G S R I N I N G S I H, M. P D N I P. 1 3 2 3 1 6 9 3 0 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Melda, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Melda, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha membudayakan manusia atau memanusiakan manusia. Artinya pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan dan mengfungsikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah: Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar kekuatan spiritual keagamaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan yang mencakup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan yang mencakup 13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan yang mencakup seluruh aspek kehidupan masyarakat, termasuk aspek sosial, ekonomi, politik dan kultural,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh setiap orang dari generasi ke generasi dalam upaya peningkatan kualitas hidupnya. Undang- Undang Nomor 20

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara efektif dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak usia taman kanak-kanak adalah anak pada usia rentang 5-6 tahun atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak usia taman kanak-kanak adalah anak pada usia rentang 5-6 tahun atau 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia taman kanak-kanak adalah anak pada usia rentang 5-6 tahun atau usia prasekolah yang merupakan individu yang berbeda, unik, dan memiliki karakteristik

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GALUH PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS GALUH PROGRAM PASCA SARJANA TUGAS MATA KULIAH PERBANDINGAN SISTEM PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS GALUH Nama : Gretta Novianti (NIM: 82321314073) Kokom Komariah (NIM: 823213140) Pipin Piniman (NIM: 82321314086) Kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya pendidikan diselenggarakan bagi semua usia, salah satunya yaitu penyelenggaraan pendidikan bagi anak pada usia dini. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan manusia dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan manusia dalam mempersiapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan manusia dalam mempersiapkan generasi yang berkualitas dalam menghadapi era globalisasi. Dalam era globalisasi tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang berguna bagi kehidupan bangsa itu

BAB I PENDAHULUAN. berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang berguna bagi kehidupan bangsa itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa dampak kemajuan di berbagai bidang kehidupan. Agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks pembangunan pendidikan untuk semua atau education for all di Indonesia belum juga beranjak dari kategori medium atau sedang. Berdasarkan laporan Organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perkembangan fase selanjutnya (Dwienda et al, 2014). Peran pengasuhan tersebut

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perkembangan fase selanjutnya (Dwienda et al, 2014). Peran pengasuhan tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan kualitas kesejahteraan anak menduduki posisi sangat strategis dan sangat penting dalam pembangunan masyarakat Indonesia, sehingga anak prasekolah merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hidup adalah pendidikan dan pendidikan adalah hidup (life is education,

BAB I PENDAHULUAN. Hidup adalah pendidikan dan pendidikan adalah hidup (life is education, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hidup adalah pendidikan dan pendidikan adalah hidup (life is education, and education is life) merupakan semboyan yang menjelaskan bahwa pendidikan adalah pengalaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa bangsa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang bermutu merupakan syarat utama untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan alat menyatakan pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan alat menyatakan pikiran dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan alat menyatakan pikiran dan perasaan serta sekaligus sebagai alat komunikasi antar manusia. Pengembangan bahasa di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Molly Novianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Molly Novianti, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa awal kanak-kanak merupakan masa yang menarik, dimana anak senang bermain dan beragam pola permainan yang mereka lakukan (Santrock, 2002). Masa awal kanak-kanak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fifi Nurshifa Budiarti, 2016 Studi Implementasi Kurikulum 2013 PAUD di TK Negeri Pembina Se Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fifi Nurshifa Budiarti, 2016 Studi Implementasi Kurikulum 2013 PAUD di TK Negeri Pembina Se Kota Bandung 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan kelompok usia yang berada dalam proses perkembangan unik, karena proses perkembangannya (tumbuh dan kembang) terjadi bersama dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang paling mendasar menempati posisi yang sangat strategis dalam pengembangan sumber daya manusia (Direktorat PAUD,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya Meningkatkan Nilai-Nilai Keagamaan Anak Usia D ini Melalui Metode Bernyanyi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya Meningkatkan Nilai-Nilai Keagamaan Anak Usia D ini Melalui Metode Bernyanyi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa Anak Usia Dini (AUD) merupakan masa emas perkembangan (golden age) pada individu, masa ini merupakan proses peletakan dasar pertama terjadinya pematangan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum Sekolah Dasar (SD) yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK A

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK A PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK A Indah Putri Murdhani Nurul Khotimah PG-PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya Jalan Teratai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Robiah Adawiyah, 2014 Usaha Instruktur Dalam Optimalisasi Motivasi Belajar Bahasa Inggris

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Robiah Adawiyah, 2014 Usaha Instruktur Dalam Optimalisasi Motivasi Belajar Bahasa Inggris BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Motivasi merupakan suatu upaya untuk menumbuhkan dorongan yang paling berpengaruh terhadap bentuk perilaku seseorang. Motivasi itu dapat tumbuh di dalam diri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bellanita Maryadi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bellanita Maryadi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan manusia yang berkualitas. Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERDASARKAN MINAT ANAK (Studi Kasus di TK Negeri Pembina Surakarta) T E S I S.

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERDASARKAN MINAT ANAK (Studi Kasus di TK Negeri Pembina Surakarta) T E S I S. PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERDASARKAN MINAT ANAK (Studi Kasus di TK Negeri Pembina Surakarta) T E S I S Oleh: ARI YUDANI NIM : Q 100 070 620 Program Studi : Magister Manajemen Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya kemampuan bahasa bagi kehidupan manusia, tidak terkecuali bagi

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya kemampuan bahasa bagi kehidupan manusia, tidak terkecuali bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya tidak terlepas dari bahasa. Manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Dengan bahasa, manusia akan mudah dalam bergaul dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal yang penting untuk diberikan sejak usia dini. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. hal yang penting untuk diberikan sejak usia dini. Pendidikan merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan investasi yang sangat penting bagi penyiapan sumber daya manusia (SDM) di masa depan. Dalam rangka mempersiapakan SDM yang berkualitas untuk masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk membangun dan meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang ditandai dengan dinamika kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun menurut. Undang-Undang Republik Indonesia, dan 0-8 tahun menurut

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun menurut. Undang-Undang Republik Indonesia, dan 0-8 tahun menurut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun menurut Undang-Undang Republik Indonesia, dan 0-8 tahun menurut Nasional Association In Education

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 (enam) tahun yang dilakukan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lapangan pendidikan merupakan wilayah yang sangat luas. Ruang lingkupnya mencakup seluruh pengalaman dan pemikiran manusia tentang pendidikan. Setiap orang pernah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Bijaou (Hurlock, 1980: 5) menjelaskan bahwa usia 2-5 tahun merupakan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Bijaou (Hurlock, 1980: 5) menjelaskan bahwa usia 2-5 tahun merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa awal kanak-kanak merupakan masa yang penting dalam kehidupan manusia. Bijaou (Hurlock, 1980: 5) menjelaskan bahwa usia 2-5 tahun merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan sebagai salah satu aspek dalam meningkatkan sumber daya manusia yang terus diperbaiki dan direnovasi dari segala aspek. Pendidikan sebagai tempat pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak Usia Dini merupakan aset bangsa yang akan menentukan baik buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan pendidikan dan nilai-nilai yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah membentuk pribadi anak menjadi seorang dewasa yang. berdiri sendiri dan tidak tergantung pada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah membentuk pribadi anak menjadi seorang dewasa yang. berdiri sendiri dan tidak tergantung pada orang lain. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu faktor penting dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan, kita mentransfer pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik agar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (paud) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitiberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 Ayat 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini atau PAUD yaitu suatu upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak Usia Dini adalah sosok individu yang sedang dalam proses perkembangan.perkembangan anak adalah suatu proses perubahan dimana anak belajar menguasai tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia dini merupakan periode yang sangat penting untuk mendasari pemahaman terhadap pengetahuan, sikap, dan kepribadian atau yang lebih umum mendasari pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa keemasan (golden age), sekaligus dalam tahapan kehidupan manusia yang anak menentukan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat, baik fisik maupun mental. Maka tepatlah bila dikatakan bahwa usia dini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membaca dan keterampilan menulis. Anak-akan dituntut untuk dapat berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membaca dan keterampilan menulis. Anak-akan dituntut untuk dapat berbicara, 19 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa mempunyai tujuan agar siswa terampil berbahasa yang meliputi keterampilan berbicara, keterampilan menyimak, keterampilan membaca dan keterampilan

Lebih terperinci

penting dalam menentukan arah serta mutu pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Kemampuan orangtua dalam memenuhi kebutuhan anak akan asuh, asih,

penting dalam menentukan arah serta mutu pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Kemampuan orangtua dalam memenuhi kebutuhan anak akan asuh, asih, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan secara etimologis berasal dari kata kembang yang artinya maju, menjadi lebih baik. Perkembangan secara termitologis adalah proses kualitatif yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha

I. PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan anak prasekolah merupakan bentuk transisi perkembangan anak dari lingkungan keluarga kepada lingkungan sekolah. Masa transisi ini merupakan masa yang cukup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang - Undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 menyatakan bahwa. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai suatu upaya pembinaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Undang - Undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 menyatakan bahwa. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai suatu upaya pembinaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang - Undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Pendidikan ini bertujuan. pendidikan nasional Bab I, Pasal I, Butir 14 bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Pendidikan ini bertujuan. pendidikan nasional Bab I, Pasal I, Butir 14 bahwa: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan dasar yang diperuntukkan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Pendidikan ini bertujuan untuk merangsang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesionalisme berkembang sesuai dengan kemajuan masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PENDIDIKAN PAUD. Oleh: Fitta Ummaya Santi

KONSEP DASAR PENDIDIKAN PAUD. Oleh: Fitta Ummaya Santi KONSEP DASAR PENDIDIKAN PAUD Oleh: Fitta Ummaya Santi SIAPAKAH ANAK USIA USIA DINI? Latar Belakang Anak adalah penentu kehidupan pada masa mendatang. Usia dari kelahiran hingga enam tahun merupakan usia

Lebih terperinci

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK Oleh : Rita Mariyana, M.Pd UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010 APA ITU KOMPETENSI? Istilah kompetensi (competence) dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai kecakapan atau

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal. Menurut makna. tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa potensi anak harus

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal. Menurut makna. tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa potensi anak harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia dini merupakan periode masa emas bagi perkembangan anak dimana tahap perkembangan otak pada anak usia dini menempati posisi yang paling vital yakni meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan berlangsung seumur hidup. Oleh karena itu, pendidikan. sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan dan

BAB I PENDAHULUAN. dan berlangsung seumur hidup. Oleh karena itu, pendidikan. sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengertian pendidikan menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI ANAK MELALUI METODE BERCAKAP CAKAP PADA KELOMPOK B DI RA NURUL HIKMAH RINGINHARJO SRAGEN

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI ANAK MELALUI METODE BERCAKAP CAKAP PADA KELOMPOK B DI RA NURUL HIKMAH RINGINHARJO SRAGEN UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI ANAK MELALUI METODE BERCAKAP CAKAP PADA KELOMPOK B DI RA NURUL HIKMAH RINGINHARJO SRAGEN TAHUN AJARAN 2011 / 2012 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan tidak hanya penting tetapi menjadi keharusan bagi setiap orang yang hidup di era ini. Kemajuan teknologi menjadikan generasi penerus untuk tumbuh menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dessy Asri Astrianty, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dessy Asri Astrianty, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas anak didik yang merupakan pemilik masa depan sangat ditentukan oleh perlakuan kita terhadap mereka saat ini. Maju mundurnya suatu bangsa di masa depan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal1 angka 14 menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Astriana Rahma, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Astriana Rahma, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai kondisi pendidikan anak usia dini secara global.kemudian ditelaah menjadi lebih terfokus ke dalam fenomena-fenomena yang sedang dialami oleh lembaga-lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling potensial untuk belajar. Menurut Berk dalam Sujiono (2009:6) anak

BAB I PENDAHULUAN. paling potensial untuk belajar. Menurut Berk dalam Sujiono (2009:6) anak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kondisi kesejahteraan sebuah bangsa. kepada anak-anaknya. Namun seiring perkembangan zaman dan kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kondisi kesejahteraan sebuah bangsa. kepada anak-anaknya. Namun seiring perkembangan zaman dan kehidupan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia membutuhkan pendidikan sebagai bekal dalam kehidupannya. Manusia mendapatkan pendidikan sejak ia lahir sampai akhir hayatnya, karena itulah sering

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah individu yang berbeda, unik dan memiliki karakteristik yang berbeda sesuai dengan tahap usianya. Pendidikan anak usia dini sangat penting dilaksanakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Guru merupakan komponen pembelajaran yang memegang peranan penting dan utama, karena keberhasilan proses pembelajaran sangat ditentukan oleh faktor guru. Guru menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia pra sekolah. Masa anak usia dini itu dapat disebut sebagai masa peka

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia pra sekolah. Masa anak usia dini itu dapat disebut sebagai masa peka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan berpikir anak usia Taman Kanak-kanak atau Pra Sekolah juga yang disebut dengan masa keemasan ( golden age ) berkembang sangat pesat. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. usia tersebut otak anak tidak mendapat rangsangan yang maksimal, maka potensi otak anak

BAB I. Pendahuluan. usia tersebut otak anak tidak mendapat rangsangan yang maksimal, maka potensi otak anak BAB I Pendahuluan A. Latar Belang Masalah Hasil penelitian di bidang neurologi oleh Osborn, White dan Bloom menyebutkan bahwa pada usia 4 tahun pertama separuh kapasitas kecerdasan manusia sudah terbentuk.

Lebih terperinci

Sapto Purnomo STKIP Persada Khatulistiwa Sintang Jl. Pertamina Sengkuang Sintang

Sapto Purnomo STKIP Persada Khatulistiwa Sintang Jl. Pertamina Sengkuang Sintang PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN POKOK BAHASAN HAK ASASI MANUSIA DI KELAS VII PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Abstract: Keyword:

Lebih terperinci