keinginan kepada seseorang baik secara lisan maupun tertulis, orang adalah alat yang digunakan seseorang untuk melahirkan pikiran-pikiran
|
|
- Bambang Susman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting sebagai alat komunikasi dalam kehidupan manusia, ketika kita menyampaikan ide, pikiran, hasrat dan keinginan kepada seseorang baik secara lisan maupun tertulis, orang tersebut bisa menangkap apa yang kita maksud, tidak lain karena ia memahami makna yang dituangkan melalui bahasa tersebut (Sutedi, 2003:5). Lebih lanjut Retnoningsih (2005:22) menyatakan bahwa, bahasa adalah alat yang digunakan seseorang untuk melahirkan pikiran-pikiran atau gagasan-gagasan dalam perasaan, ia berfungsi sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat sebagai pemakai bahasa, dan saling menginformasikan gagasan dan perasaannya dari informasi tersebut. Dalam Nasution (2010:1) dinyatakan bahwa dalam mempelajari bahasa ada empat komponen besar yaitu komponen bunyi, komponen kata, komponen kalimat, dan komponen makna. Komponen bunyi dipelajari dalam fonologi, komponen kata (bentuk kata) dipelajari dalam morfologi, komponen kalimat (susunan kalimat) dipelajari dalam sintaksis, dan komponen makna dipelajari dalam semantik. Teknik analisis makna merupakan satu usaha untuk mengelompokkan, membedakan, dan menghubungkan masing-masing hakikat makna.
2 Salah satu cara agar dapat mengerti makna yang terkandung dalam suatu karya tulis asing dapat dilakukan dengan cara mengalihbahasakannya ke dalam bahasa yang kita kuasai. Pengalihan bahasa ini disebut menerjemahkan/translation. Salah satu langkah dalam proses terjemahan, selain perlu memperhatikan makna dari kata-katanya, perlu juga memperhatikan tata bahasanya. Kata-kata adalah pertama, sebuah bunyi dan perpaduan bunyi yang keluar dari mulut seseorang (ucapan), kedua, sebuah paduan atau serangkai huruf yang membentuk sebuah makna dalam suatu bahasa tertentu (Moeliono, 2005:513). Tata bahasa adalah pengetahuan dan pelajaran mengenai pembentukan kata dan penyusunan kata-kata dalam kalimat (Moeliono, 2005:1148). Dalam bahasa Jepang terdapat sepuluh kelompok kelas kata yakni doushi verba, keiyoushi ajektiva-i, keiyoudoushi ajektiva-na, meishi nomina, fukushi adverbia, rentaishi prenomina, setsuzokushi konjungsi, kandoushi interjeksi, jodooshi verba bantu, dan joshi partikel, (Sudjianto, 2007:15). Salah satu kelas kata yang paling produktif adalah doushi. Doushi adalah verba yang bisa berfungsi menjadi predikat dalam suatu kalimat, mengalami perubahan bentuk (katsuyou) dan bisa berdiri sendiri (Sutedi, 2008:44). Banyak istilah yang menunjukkan jenis-jenis doushi tergantung pada dasar pemikiran yang dipakainya. Dalam Dedi Sutedi (2008:48)
3 dinyatakan bahwa verba bahasa Jepang berdasarkan pada perubahannya digolongkan ke dalam tiga kelompok berikut. 1. Kelompok I (godan-doushi) Verba kelompok ini disebut dengan godan-doushi, karena mengalami perubahan dalam lima deretan bunyi bahasa Jepang, yaitu A-I-U-E-O. Cirinya yaitu verba yang berakhiran huruf U, TSU, RU, BU, MU, NU, KU, GU, SU. Contoh: 買う ka-u membeli 立つ ta-tsu 売る u-ru 遊ぶ aso-bu 読む yo-mu 死ぬ shi-nu 書く ka-ku 泳ぐ oyo-gu berdiri menjual bermain membaca mati menulis berenang 話す hana-su berbicara 2. Kelompok II (ichidan-doushi) Verba kelompok ini disebut ichidan-doushi, karena perubahannya terjadi pada satu deretan bunyi saja. Contoh: 見る miru melihat 寝る neru tidur 食べる taberu makan
4 3. Kelompok III (henkaku doushi) Verba kelompok III merupakan verba yang perubahannya tidak beraturan dan hanya terdiri dari dua verba berikut. する suru melakukan くる kuru datang Selain itu Terada Nakano dalam Sudjianto (2007:150) menyatakan bahwa jenis-jenis doushi adalah: 1. Fukugo Doushi Fukugo doushi adalah doushi yang terbentuk dari gabungan dua kata atau lebih. Gabungan kata tersebut secara keseluruhan dianggap satu kata Contoh: hanashiau berunding (doushi+doushi) 2. Haseigo Toshite no Doushi Di antara doushi ada juga doushi yang memakai prefiks atau doushi yang terbentuk dari kelas kata lain dengan menambahkan sufiks. Kata-kata tersebut secara keseluruhan dianggap sebagai satu kata. Misalnya: Samayou Bunnaguru Samugaru mondar-mandir melayangkan tinju merasa dingin 3. Hojo Doushi Hojo doushi adalah doushi yang menjadi bunsetsu tambahan. Misalnya:
5 兄に数学を教えてもらう Ani ni suugaku o oshiete morau. Saya belajar matematika dari kakak laki-laki saya. Verba yang juga termasuk hojo doushi adalah verba bentuk te iku dan -te kuru. Bentuk verba ini membentuk makna perpindahan dan perubahan. Contoh: 1. 時間がないから タクシーに乗っていきましょう Jikan ga nai kara, takushii ni notte ikimashou. Karena tidak ada waktu, ayo kita pergi naik taksi. Verba bentuk te iku pada contoh nomor 1 berfungsi untuk menyatakan aktivitas pergi dan dengan cara apa aktivitas tersebut dilakukan. Makna dari bentuk te iku dalam kalimat tersebut adalah aktivitas pergi dengan naik taksi. 2. バスは時間がかかるから タクシーに乗ってきてください Basu wa jikan ga kakaru kara, takushii ni notte kite kudasai. Karena (naik) bus akan memakan waktu, datanglah dengan naik taksi. Verba bentuk te kuru pada contoh nomor 2 berfungsi menyatakan aktivitas datang dengan cara apa. Makna bentuk te kuru dalam kalimat tersebut adalah datang dengan naik taksi. 3. 雪が降ってきた Yuki ga futte kita
6 Salju sudah mulai turun. Verba bentuk te kuru pada kalimat nomor 3 di atas berfungsi menyatakan terjadinya suatu perubahan. Jadi makna verba bentuk te kuru pada kalimat tersebut adalah turunnya salju yang sebelumnya tidak ada. 4. 日本では子供の数がだんだん減っていくだろうといわれています Nihon de wa kodomo no kazu ga dandan hette iku darou to iwarete imasu. Dikatakan bahwa jumlah anak-anak di jepang akan semakin menurun. Verba bentuk te iku pada contoh nomor 4 berfungsi sebagai hal yang akan berubah secara terus menerus hingga masa yang akan datang. Verba bentuk te iku pada kalimat nomor 4 bermakna akan terus menurunnya jumlah anak hingga masa yang akan datang. Dari contoh 1 sampai dengan contoh 4 bisa dilihat bahwa verba bentuk te iku dan te kuru dapat membentuk makna yang berbeda-beda. Demikian juga verba bentuk te iku dan te kuru yang terdapat dalam novel Piitaa Pan to Wendi. Novel Piitaa Pan to Wendi yang merupakan novel anak-anak berbahasa Inggris karya J.M Barrie dengan Judul asli Peter and Wendy dan diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang oleh Momoko Ishii. Karena itulah penulis tertarik untuk
7 membahas tentang fungsi dan makna bentuk te iku dan te kuru dalam novel Piitaa Pan to Wendi. 1.2 Perumusan Masalah Permasalahan yang akan penulis analisis dalam penulisan ini adalah fungsi dan makna bentuk te iku dan te kuru dalam novel Piita Pan to Wendi yang dialihbahasakan dari bahasa sumber yaitu bahasa Jepang. Makna bentuk te iku dan te kuru sangat tergantung dengan verba yang dilekatinya, situasi pihak yang menyatakannya, dan fungsi yang ada pada bentuk te iku dan te kuru. Untuk itu penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana fungsi dan makna bentuk te iku dan te kuru dalam kalimat bahasa Jepang. 2. Bagaimana fungsi dan makna bentuk te iku dan te kuru dalam Novel Piitaa Pan to Wendi karya J.M. Barrie yang diterjemahkan oleh Momoko Ishii. 1.3 Ruang Lingkup Pembahasan Dalam penulisan ini penulis akan membatasi ruang lingkup pembahasannya pada bagaimana fungsi dan makna bentuk te iku dan te kuru yang terdapat dalam novel Piitaa Pan to Wendi.
8 Penulis akan membahas cuplikan-cuplikan kalimat yang memiliki verba bentuk te iku dan te kuru dalam novel tersebut, mengklasifikasikan dan menganalisis fungsi dan makna yang terdapat dalam kalimat-kalimat tersebut. Terdapat 73 kalimat bentuk te iku dan 149 kalimat bentuk te kuru dalam novel Piitaa Pan to Wendi. Akan tetapi penulis tidak akan membahas seluruh kalimat tersebut melainkan hanya masing-masing tiga kalimat dari setiap fungsi dan makna yang terdapat di dalam novel Piitaa Pan to Wendi. Adapun kalimat yang tersisa merupakan fungsi yang sama dan sudah termasuk dalam pengklasifikasian masing-masing bentuk te iku dan te kuru. Untuk mendukung pembahasan, penulis juga akan menjelaskan mengenai pengertian doushi dan jenis-jenis doushi. 1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori a. Tinjauan Pustaka Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, mempelajari makna merupakan kajian semantik. Makna berfungsi sebagai penghubung bahasa dengan dunia luar sesuai dengan kesepakatan para pemakainya sehingga dapat saling mengerti. Dalam sebuah bahasa makna akan muncul akibat proses gramatikal (Nasution, 2010:8). Gramatikal bahasa Jepang disebut bunpou. Bunpou adalah suatu fenomena yang umum pada waktu menyusun kalimat, secara teoritis
9 merupakan suatu sistem tentang bentuk kata, urutan kata dan fungsi kata dalam suatu kalimat (Sudjianto, 2007:133). Proses gramatikal yang paling produktif terdapat pada doushi (verba). Doushi (verba) dipakai untuk menyatakan aktivitas, keberadaan atau keadaan sesuatu. Doushi dapat mengalami perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat (Nomura dalam Sudjianto, 2007:149). Shimizu dalam Sudjianto (2007:150) menyatakan jenis-jenis doushi sebagai berikut: 1. Jidoushi Merupakan kelompok doushi yang tidak disertai objek penderita. Contohnya iku pergi, kuru datang, okiru bangun, dan sebagainya. 2. Tadoushi Merupakan kelompok doushi yang disertai objek penderita. Dengan kata lain menyatakan arti mempengaruhi pihak lain. Contohnya kata okosu membangunkan, nekasu menidurkan, dasu mengeluarkan, dan sebagainya. 3. Shodoushi Merupakan kelompok doushi yang memasukkan pertimbangan pembicara, maka tidak dapat diubah ke dalam bentuk pasif dan kausatif. Contohnya kata mieru terlihat, ikeru dapat pergi, dan sebagainya.
10 Perubahan bentuk kata disebut katsuyou (konjugasi) (Sutedi, 2008:49). Konjugasi verba bahasa Jepang secara garis besar ada enam macam yaitu: 1. Mizenkei ( 未然形 ) yaitu perubahan bentuk verba bahasa yang di dalamnya mencakup bentuk menyangkal (bentuk NAI), bentuk maksud (bentuk OU/YOU), bentuk pasif (RERU) dan bentuk menyuruh (bentuk SERU). 2. Renyoukei ( 連用形 ), yaitu perubahan bentuk verba yang mencakup bentuk sopan (bentuk MASU), bentuk sambung (bentuk TE), dan bentuk lampau (bentuk TA). 3. Shuushikei ( 終止形 ), yaitu verba bentuk kamus atau yang digunakan di akhir kalimat. 4. Rentaikei ( 連体形 ), yaitu verba bentuk kamus yang digunakan sebagai modifikator. 5. Kateikei ( 仮定形 ), yaitu perubahan verba ke dalam bentuk pengandaian (bentuk BA). 6. Meireikei ( 命令形 ), yaitu perubahan verba ke dalam bentuk perintah. b. Kerangka Teori Penelitian ini memfokuskan analisis makna bentuk te iku dan te kuru yang terdapat dalam novel Piitaa Pan to Wendi.
11 Semiotika merupakan ilmu yang mempelajari tanda-tanda yang ada dalam kehidupan manusia, termasuk bahasa (Chaer, 2007:37). Tanda adalah suatu atau sesuatu yang dapat menandai atau mewakili ide, pikiran, perasaan, benda, dan tindakan secara langsung dan alamiah (Chaer, 2007:37). Bahasa merupakan sistem lambang yang berwujud bunyi atau bunyi ujar. Sebagai lambang tentu ada yang dilambangkan. Maka, yang dilambangkan adalah suatu pengertian, suatu konsep, suatu ide, atau suatu pikiran dalam wujud bunyi itu. Karena lambang-lambang itu mengacu pada sesuatu konsep, ide, atau pikiran, maka dapat dikatakan bahwa bahasa itu mempunyai makna. Penelitian ini menggunakan pendekatan semantik. Semantik (imiron) merupakan salah satu cabang linguistik yang mengkaji tentang makna (Sutedi, 2003:13). Dalam memberi makna sebuah kata, perlu diperhatikan konteks dan situasi di mana tempat digunakan kata tersebut, dan perlu juga diperhatikan makna-makna lain yang tidak ada di dalam kamus. Depdikbud dalam Pateda (2001:82) menyatakan bahwa makna adalah; pertama, Arti, kedua, Maksud pembicara atau penulis, dan ketiga, Pengertian yang diberikan pada suatu bentuk kebahasaan. Untuk makna bentuk te kuru dan te iku yang akan dianalisis, penulis akan melihat makna bentuk te kuru dan te iku dari ketiga definisi makna tersebut untuk dapat lebih memperjelas makna sesuai dengan konteks dan situasi kalimat dalam novel.
12 Salah satu kajian makna dalam bahasa yaitu makna kontekstual. Makna kontekstual adalah, pertama, makna penggunaan sebuah kata (atau gabungan kata) dalam konteks kalimat tertentu; kedua, makna keseluruhan kalimat (ujaran) dalam konteks situasi tertentu (Chaer, 2007:81). Dari konteks kalimat yang terdapat bentuk te kuru dan te iku dalam novel ini, Penulis akan melakukan analisis makna kontekstual berdasarkan referensi definisi dari kedua makna kontekstual tersebut di atas. Dalam Moeliono (2005:322) fungsi diartikan sebagai 1) jabatan (pekerjaan) yang dilakukan; 2) faal (kerja suatu bagian tubuh; 3)dalam ilmu matematika, fungsi berarti besaran yang berhubungan, jika besaran yang satu berubah, besaran yang lain juga berubah; 4) kegunaan suatu hal; 5) dalam istilah linguistik fungsi berarti peran sebuah unsur bahasa dalam satuan sintaksis yang lebih luas. Dalam hal ini dilakukan analisis fungsi bentuk te iku dan te kuru berdasarkan arti poin 5) untuk arti fungsi dalam istilah linguistik. Terada Nakano dalam Sudjianto (2007:150) menyatakan bahwa jenis-jenis doushi adalah Fukugo Doushi, Haseigo Toshite no Doushi, dan Hojo Doushi. Verba bentuk te iku dan te kuru merupakan jenis hojo doushi. Iori (2007:116) menyatakan bahwa secara garis besar bentuk verba -te iku dan -te kuru merupakan hojo doushi yang membentuk verba yang menyatakan perpindahan.
13 Dalam Sunagawa (1998:241) fungsi bentuk te iku dijelaskan sebagai berikut: 1. Menyatakan pergi sambil melakukan suatu tindakan, juga menyatakan pergi dengan cara apa. 2. Menyatakan hal yang semakin menjauh dari penutur. 3. Menyatakan hal kepergian setelah melakukan suatu aktivitas. 4. Menyatakan hal atau kegiatan yang terus berlanjut yang distandarkan pada satu peristiwa.. 5. Menyatakan hal yang sebelumnya ada menjadi tidak ada, menjauh atau menghilang dari jangkauan pembicara. Masih dalam Sunagawa (1998:250), dinyatakan bahwa fungsi bentuk te kuru adalah untuk: 1. Menyatakan hal yang datang saat melakukan suatu tindakan, juga menyatakan datang dengan cara apa. 2. Menyatakan orang atau benda yang mendekati wilayah penutur. 3. Menyatakan kedatangan setelah terjadinya suatu aktivitas. 4. Menyatakan perubahan maupun perbuatan yang masih berlanjut sejak lampau hingga kini. 5. Menyatakan hal yang sampai saat ini tidak terlihat, tidak ada, tetapi kemudian muncul. 6. Menyatakan terjadinya suatu perubahan.
14 7. Menyatakan perbuatan yang mengarah pada penutur sebagai orang yang meletakkan sudut pandang. Orang yang melakukan perbuatan dinyatakan dengan partikel ga dan orang yang dikenai perbuatan dinyatakan dengan partikel ni. Penulis akan menggunakan teori fungsi bentuk te iku dan te kuru yang dinyatakan oleh Sunagawa dalam menganalisis fungsi dan makna kalimat bentuk te iku dan te kuru yang terdapat dalam novel Pitaa Pan to Wendi. 1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian a. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui fungsi dan makna bentuk te iku dan te kuru dalam bahasa Jepang. 2. Untuk mengetahui fungsi dan makna bentuk te iku dan te kuru dalam novel Pitaa Pan to Wendi karya J.M. Barrie yang diterjemahkan oleh Momoko Ishii. b. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Untuk menambah wawasan penulis tentang fungsi dan makna verba bentuk te iku dan te kuru khususnya dalam
15 novel Pitaa Pan to Wendi karya J.M. Barrie yang diterjemahkan oleh Momoko Ishii. 2. Sebagai referensi ilmu ketatabahasaan bagi institusi yang membutuhkan karangan ilmiah ini untuk diteliti lebih lanjut. 1.6 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subjek/objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Nawawi dalam Abdurrahman, 1999: 23). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui library research (studi kepustakaan), yaitu mencari dan mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penulisan. Sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah sebuah novel yang berjudul Pitaa Pan to Wendi. Untuk mempermudah melakukan analisis, akan dilakukan penerjemahan untuk konteks-konteks kalimat tertentu yang terdapat bentuk -te iku dan te kuru sehingga dapat lebih mempermudah dalam proses menganalisis dan dapat lebih memperjelas maknanya. Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1. Pengumpulan data-data dari referensi yang berkaitan dengan judul penulisan.
16 2. Membaca novel Pitaa Pan to Wendi. 3. Mencari dan mengumpulkan serta mengklasifikasikan kalimat yang menggunakan verba bentuk te iku dan te kuru pada novel tersebut. 4. Menerjemahkan konteks-konteks kalimat atau cuplikan kalimat yang terdapat verba bentuk te iku dan te kuru. 5. Melakukan analisis fungsi dan makna verba bentuk te iku dan te kuru dari cuplikan kalimat yang sudah diterjemahkan. 6. Memaparkan hasil analisis dalam bab pembahasan fungsi dan makna verba bentuk te iku dan te kuru dalam novel Piitaa Pan to Wendi.
BAB II GAMBARAN UMUM. kalimat sangat bervariasi dan tidak ada aturan-aturan khusus. Predikat dalam
BAB II GAMBARAN UMUM 2.1 Kata Kerja Bahasa yang kita gunakan diungkapkan dalam bentuk kalimat. Bentuk kalimat sangat bervariasi dan tidak ada aturan-aturan khusus. Predikat dalam sebuah kalimat merupakan
Lebih terperinciANALISIS MATERI AJAR VERBA BENTUK TE. Kun M. Permatasari, Juariah, Riri Hendriati Sastra Jepang Fakultas Sastra. Abstrak
ANALISIS MATERI AJAR VERBA BENTUK TE Kun M. Permatasari, Juariah, Riri Hendriati Sastra Jepang Fakultas Sastra Abstrak Penelitian ini dilakukan karena adanya keluhan dari mahasiswa tingkat dasar dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:88) mengartikan bahasa sebagai, sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. dari pada makhluk lain dimuka bumi ini. Bahasa memegang peranan penting
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan bahasa oleh manusia merupakan salah satu kelebihan manusia dari pada makhluk lain dimuka bumi ini. Bahasa memegang peranan penting sebagai alat komunikasi
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Masuoka dan Takubo (1992:8) membagi hinshi 品詞 atau kelas kata ke dalam beberapa jenis, yaitu : 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu salah satu jenis kelas kata yang dapat mengalami
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kesalahan Berbahasa Kesalahan berbahasa memiliki beberapa bagian, seperti pengertian kesalahan berbahasa, jenis-jenis kesalahan berbahasa, perbedaan kesalahan dan kekeliruan, dan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI
BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI 2.1 Pengertian Joshi Joshi memiliki beberapa pengertian. Salah satu pengertian joshi dapat dilihat dari penulisannya. Istilah joshi ditulis dengan dua buah huruf kanji.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa mempunyai kaidah-kaidah ataupun aturan-aturan masing-masing yang baik dan
BAB I PENDAHULUAN.1 Latar Belakang Masalah Robert Sibarani (1997: 65) mengemukakan, bahwa bahasa merupakan suatu sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan oleh masyarakat sebagai alat komunikasi. Setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa Jepang merupakan bahasa yang memiliki banyak karakteristik, menurut Sutedi (2011, hlm.7) karakteristik bahasa Jepang dapat dilihat dari segi huruf
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Linguistik merupakan ilmu bahasa yang diperlukan sebagai dasar untuk meneliti suatu bahasa. Ilmu linguistik terdapat dalam semua bahasa. Bahasa merupakan media komunikasi
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : 品詞というのはその語が文の中でどう使われているかで分類したものではなく ひとつひとつの語が潜在的な性質を調べて 日本語なら日本語の中にあるすべての語をグループ分けしたものです
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makhluk lain dimuka bumi ini. Semua orang menyadari betapa pentingnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penggunaan Bahasa merupakan salah satu kelebihan manusia dari makhluk lain dimuka bumi ini. Semua orang menyadari betapa pentingnya peranan bahasa sebagai
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau シンタクス. Sutedi (2003, hal.61) berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak
BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO 2.1 Pengertian Partikel Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak mengalami perubahan dan tidak bisa berdiri sendiri
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem lambang bunyi berartikulasi (yang dihasilkan alat-alat ucap) yang bersifat sewenangwenang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai macam aspek kehidupan manusia (Sutedi, 2003:2). Sehingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan kepada orang lain dan berperan dalam perkembangan berbagai macam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN 1.1.1 LATAR BELAKANG Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10 bagian yaitu doushi (verba), i-keiyoushi (adjektiva),
Lebih terperinciTHE FUNCTION AND MEANING OF THE FORMS ~ ていく ( ~ TE IKU) AND ~ てくる ( ~TE KURU) AT ANIME SKET DANCE
1 THE FUNCTION AND MEANING OF THE FORMS ~ ていく ( ~ TE IKU) AND ~ てくる ( ~TE KURU) AT ANIME SKET DANCE Rizka Septialis, Zuli Laili Isnaini, Nana Rahayu Email: rizka_septialis@yahoo.com, lulu_zahra@yahoo.com,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam berkomunikasi sesuai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam berkomunikasi sesuai dengan yang disepakati oleh masyarakat pengguna bahasa itu sendiri. Pada hakikatnya, manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan sarana yaitu bahasa. Di dalam bahasa terdapat kalimat yang terangkai dari katakata, frase-frase,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dunia ini terdapat beragam bahasa. Bahasa digunakan manusia untuk berkomunikasi antara satu dengan lainnya. Kridalaksana (2008:24) menyatakan bahwa bahasa
Lebih terperinciBAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat
BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat pengantar untuk berhubungan ataupun berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya. Bahasa adalah sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang banyak diminati, karena memiliki keunikan tersendiri. Sama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Jepang merupakan bahasa yang banyak dipelajari di Indonesia. Bahasa Jepang banyak diminati, karena memiliki keunikan tersendiri. Sama seperti bahasa lainnya,
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat yang ampuh untuk menghubungkan dunia seseorang dengan dunia di luar diri kita, dunia seseorang dengan lingkungannya, dunia seseorang dengan alamnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Begitu pula melalui bahasa, menurut Poerwadarmita (1985; 5), bahasa adalah alat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan bahasa oleh manusia merupakan salah satu kelebihan manusia dari pada makhluk lainnya di muka bumi ini. Semua orang menyadari betapa pentingnya peranan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kalimat. Untuk menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya, digunakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berkomunikasi digunakan kata-kata yang terangkai menjadi sebuah kalimat. Untuk menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya, digunakan kata sambung (konjungsi)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya, yaitu adverbia atau yang disebut dengan kata keterangan. Menurut Dr. Gorys Keraf (1984;71-72),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Ketika kita menyampaikan ide, pikiran, hasrat dan keinginan kepada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting sebagai alat komunikasi dalam kehidupan manusia. Ketika kita menyampaikan ide, pikiran, hasrat dan keinginan kepada seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membedakannya dengan bahasa lain. Sehingga tidaklah mengherankan jika
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya setiap bahasa di dunia memiliki kekhasan tersendiri yang membedakannya dengan bahasa lain. Sehingga tidaklah mengherankan jika kita banyak menemukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Linguistik dipelajari dengan pelbagai maksud dan tujuan. Untuk sebagian orang, ilmu itu dipelajari demi ilmu itu sendiri; untuk sebagian yang lain, linguistik
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal
BAB 3 ANALISIS DATA Dalam Bab 3 ini, saya akan menjelaskan mengenai spesifikasi kuesioner dan validasi instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal kuesioner yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makna apabila melekat pada kelas kata lain dalam suatu kalimat. Joshi dalam bahasa Jepang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Joshi dalam bahasa Indonesia biasa disebut partikel merupakan kata bantu dalam bahasa Jepang. Partikel adalah suatu kesatuan yang berdiri sendiri dan hanya akan memiliki
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semantik mempelajari hubungan antara tanda-tanda atau lambang-lambang yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Bahasa terus berkembang sesuai dengan perkembangan pemikiran pemakai bahasa. Pemakaian
Lebih terperinciぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.
Kanji MORFOLOGI BAHASA JEPANG Pengantar Linguistik Jepang 7 April 2014 morfologi 形態論 けいたいろん Definisi Objek Kajian Morfologi merupakan salah satu cabang linguistik yang mengkaji tentang kata dan proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari bahasa karena bahasa merupakan alat penghubung atau alat untuk berkomunikasi
Lebih terperinciPROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :
LAMPIRAN PROGRAM TAHUNAN Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Program : X Tahun Pelajaran : 2008 / 2009 Semester : 1 dan 2 Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang terbagi dalam 10 jenis kelas kata. Partikel merupakan salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Jepang terbagi dalam 10 jenis kelas kata. Partikel merupakan salah satu dari 10 jenis kelas kata tersebut. Partikel dalam bahasa Jepang disebut juga joshi. Jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu unsur yang menarik adalah mengenai kalimat, karena kalimat merupakan bentuk penyampaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berawal dari ketertarikan penulis dengan keunikan huruf dan cara pengucapan bahasa Jepang, penulis memperdalam bahasa Jepang dengan mempelajari tata bahasanya. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mempelajari bahasa kedua terjadi di seluruh dunia karena berbagai sebab seperti imigrasi, kebutuhan perdagangan dan ilmu pengetahuan serta pendidikan. Belajar bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu rangkaian kalimat. Kalimat merupakan rangkaian dari beberapa kata. Kata-kata itu terbagi dalam kelas kata, yaitu kata benda, kata kerja,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Beberapa penelitian mengenai morfologi sudah banyak dilakukan. Berikut
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Beberapa penelitian mengenai morfologi sudah banyak dilakukan. Berikut ini akan dipaparkan mengenai beberapa tulisan yang berkaitan
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau シンタクス. Sutedi (2003: 61), berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Tanda Baca Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat atau yang menyatakan sesuatu: dari kejauhan terdengar sirene -- bahaya; 2 gejala: sudah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia menggunakan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi. Untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia menggunakan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi. Untuk menyampaikan sesuatu, manusia dapat menggunakan bahasa lisan maupun tulisan. Dalam tataran lisan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana kita ketahui kelas kata dalam gramatika bahasa Jepang dibagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana kita ketahui kelas kata dalam gramatika bahasa Jepang dibagi menjadi sepuluh bagian, yaitu: doushi (verba), keiyoushi (ajektiva-i), keiyoudoushi (ajektiva-na),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesalahan dalam berbahasa lumrah terjadi dalam proses belajar bahasa, karena dengan adanya kesalahan pembelajar berusaha untuk mengerti dan memahami apa yang
Lebih terperinciPDF created with FinePrint pdffactory trial version YUK BELAJAR NIHONGO
1 YUK BELAJAR NIHONGO PENGANTAR Saat ini sedang bekerja di sebuah perusahaan Jepang? Atau barangkali sedang kuliah jurusan Bahasa Jepang, atau suatu saat anda ingin pergi ke Jepang baik untuk belajar atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu yang mempelajari bahasa disebut linguistik. Dalam bahasa Jepang linguistik disebut juga dengan gengogaku. Ada lima cabang ilmu linguistik yang dipelajari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia, bahasa mempunyai fungsi sebagai alat untuk berkomunikasi (Chaer, 2003: 31). Dengan adanya bahasa kita dapat menyampaikan informasi
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori
Bab 2 Landasan Teori 2.1. Teori Hinshi 品詞 Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan 続語論 atau シンタクス. Sutedi (2003: 61), berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji tentang
Lebih terperincidengan perubahan yang mengikuti perkembangan sosial budaya masyarakat dipakai manusia untuk membentuk pikiran, perasaan, keinginan-kenginan dan
BAB I PENDAHULLUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Bahasa merupakan sarana penting dalam berkomunikasi guna menjalin hubungan baik dengan orang lain. Bahasa bersifat dinamis yaitu berkembang sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karakteristik tertentu seperti huruf yang dipakainya, kosakata, sistem pengucapan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dilihat dari aspek-aspek kebahasaannya, bahasa Jepang memiliki karakteristik tertentu seperti huruf yang dipakainya, kosakata, sistem pengucapan, gramatika,
Lebih terperinciUJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007
UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan
Lebih terperinciBab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial yang perlu berkomunikasi dengan sesama, salah satunya menggunakan media bahasa yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan suatu pesan.
Lebih terperinciBAB 1. Pendahuluan. Manusia berinteraksi dengan manusia lain dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan
BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia berinteraksi dengan manusia lain dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi paling dasar yang digunakan manusia dan memiliki ciri khas yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak sosial antarmanusia, karena kehidupan manusia yang tidak lepas dari aktivitas berkomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi makhluk hidup di seluruh dunia. Fungsi bahasa merupakan media untuk menyampaikan suatu pesan kepada seseorang baik secara lisan
Lebih terperinciBAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup
BAB II SOFTWERE JLOOK UP 2.1 SOFTWERE KAMUS JLOOK UP Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup handal, karena di samping dapat mengartikan bahasa Jepang ke Inggris dan begitu juga
Lebih terperinciUJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008
UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. dari bahasa. Dirgandini (2004:1), mengemukakan bahwa masyarakat berinteraksi sosial
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Hampir dalam setiap kegiatan yang dilakukan manusia di dunia tidak pernah terlepas dari bahasa. Dirgandini (2004:1), mengemukakan bahwa masyarakat berinteraksi sosial
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam sebuah kehidupan bermasyarakat, saling berkomunikasi dan berinteraksi adalah hal yang selalu terjadi setiap saat. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai definisi hinshi beserta
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi ( 品詞 ) Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai definisi hinshi beserta dengan pembagian jenis-jenis hinshi dengan menggunakan beberapa teori. Iori (2000:340)
Lebih terperinciBab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa dan komunikasi memiliki hubungan saling berkesinambungan antara satu dengan yang lain. Dalam berkomunikasi, bahasa merupakan unsur penting yang memiliki fungsi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muthi Afifah,2013
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut hasil penelitian The Japan Foundation tahun 2006 tentang kelembagaan bahasa Jepang di dunia diketahui bahwa Indonesia menduduki peringkat IV di dunia dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jepang, yang di dalamnya terdapat unsur-unsur atau kaidah-kaidah yang berbeda.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mempelajari bahasa Indonesia maupun bahasa asing tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang harus diperhatikan. Demikian juga dalam mempelajari bahasa Jepang, yang
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. semua ahli yang bergerak dalam bidang pengetahuan yang lain semakin memperdalam
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Belakangan ini makin dirasakan betapa pentingnya fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Kenyataan yang dihadapi dewasa ini adalah bahwa selain ahli-ahli bahasa, semua
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan melalui bahasanya. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:88), yang selanjutnya
Lebih terperinciSILABUS. Kegiatan Pembelajaran
SILABUS Seklah : SMPN 2 CIAMIS Kelas : IX (Sembilan) Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Semester : 1 ( Satu ) Standar : Mendengarkan 1. Memahami lisan berbentuk paparan atau dialg hbi dan wisata 1.1 Mengidentifikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. subdisiplin diantaranya: sosiolinguistik, psikolinguistik, dialektologi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu tentang bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya disebut dengan linguistik. Kata linguistik berasal dari bahasa latin lingua yang berarti
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. dengan sendirinya dapat menjadi predikat, contoh : suatu kalimat. Keiyoushi memiliki beberapa perubahan bentuk.
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Sakakura (1992: 317) membagi hinshi 品詞 atau kelas kata ke dalam beberapa jenis, yaitu : 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu salah satu jenis kelas kata yang dapat dipakai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. pikiran, maupun ide kepada lawan bicara.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut beberapa pakar ahli bahasa, bahasa memiliki beraneka ragam definisi. Menurut Wibowo (2001:3), bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Melalui bahasa, manusia dapat saling berinteraksi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah kebutuhan yang sangat mendasar bagi kehidupan manusia di seluruh dunia. Melalui bahasa, manusia dapat saling berinteraksi dan berkomunikasi satu
Lebih terperinciANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)
ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III) Hargo Saptaji, Hani Wahyuningtias, Julia Pane, ABSTRAK Dalam Bahasa Jepang, partikel (joshi) sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa-bahasa di dunia sangat banyak, dan para penuturnya juga terdiri dari berbagai suku bangsa atau etnis yang berbeda-beda. Oleh sebab itu setiap bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ajektiva (keiyoushi), nomina (meishi), pronomina (rentaishi), adverbia (fukushi), interjeksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Jepang secara umum memiliki sembilan kelas kata diantaranya verba (doushi), ajektiva (keiyoushi), nomina (meishi), pronomina (rentaishi), adverbia (fukushi),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga pesan dimaksud dapat dipahami. (KBBI:1998:445) dengan adanya penggunaan joshi atau kata bantu dalam kalimat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana manusia untuk berkomunikasi. Komunikasi adalah pengiriman pesan berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat sehingga pesan dimaksud
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs. M.A. Work Shop Pendidikan Bahasa Jepang FPS UPI 2009 FAKTOR KEMAMPUAN BERCAKAP-CAKAP Faktor kemampuan memahami melalui
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prawiroatmodjo & Hoed (1997:115) dalam Dasar Dasar Linguistik Umum, menyatakan peranan bahasa sebagai berikut: Peranan bahasa dalam kehidupan manusia besar sekali.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang seperti layaknya bahasa lain pada umumnya, memiliki
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bahasa Jepang seperti layaknya bahasa lain pada umumnya, memiliki berbagai karakteristik sendiri termasuk dalam aspek fonologi, morfologi, semantik atau sintaksisnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan seiringnya waktu, bahasa terus mengalami perkembangan dan perubahan. Bahasa disampaikan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemikirannya, maka manusia menciptakan bahasa. Bahasa adalah sistem lambang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia memerlukan alat atau media untuk menyampaikan gagasan atau pemikirannya, maka manusia menciptakan bahasa. Bahasa adalah sistem lambang bunyi berartikulasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap bahasa yang ada di dunia memiliki keunikan kekhasan masingmasing termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah aya penggunaan 助詞 joshi
Lebih terperinci3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.
Lampiran 1 Soal Pre Test Terjemahkan kedalam bahasa jepang! 1. Anda boleh mengambil foto. ~てもいいです 2. Mandi ofuro Sambil bernyanyi. ~ ながら 3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang banyak dipelajari di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang banyak dipelajari di berbagai belahan dunia selain bahasa inggris. Dalam bahasa Jepang terdapat banyak ragam huruf, bahasa
Lebih terperinciABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu
ABSTRAK Bahasa adalah sistem lambang yang berwujud bunyi atau ujaran.sebagai lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu suatu pengertian, suatu konsep, suatu ide, atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu kelas kata dalam bahasa Jepang yang dapat berdiri sendiri dan dipakai untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Verba dalam bahasa Jepang disebut dengan 働詞 doushi. Doushi termasuk salah satu yoogen dalam kelas kata bahasa Jepang. Menurut Sudjianto (2007:149), verba merupakan
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi
Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi kepada sesamanya, baik itu lisan maupun tulisan. Menurut Parera (1997:27), bahasa ialah
Lebih terperinci2015 ANALISIS MAKNA ASPEKTUAL HOJODOUSHI TE IKU DAN TE KURU
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata kerja bantu dalam bahasa Jepang terbagi menjadi dua jenis, yaitu jodoushi dan hojodoushi. Jodoushi adalah kata kerja bantu murni yang tidak bisa berdiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling penting dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling penting dalam kehidupan manusia, karena dengan bahasa, manusia akan saling berinteraksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1992, Narrog: 2009). Hal ini berarti, setiap bahasa alami di dunia mempunyai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Modalitas merupakan salah satu fenomena kesemestaan bahasa (Alwi: 1992, Narrog: 2009). Hal ini berarti, setiap bahasa alami di dunia mempunyai modalitas, yakni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Kalimat- kalimat bahasa sebagai ungkapan sikap, perasaan, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa digunakan manusia sebagai alat untuk menyampaikan sikap, perasaan dan pikirannya kepada manusia lain. Bahasa yang digunakan manusia ketika bertutur dapat berupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menjadi modal dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan sosial di lingkungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan orang lain untuk berinteraksi dan berkomunikasi. Dan untuk melakukan hal tersebut, bahasa adalah aspek penting yang menjadi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. (lebih lanjut akan saya sebut dengan kata kerja) dan jenis-jenis kata kerja dalam Bahasa
BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam landasan teori ini, mula-mula akan dijelaskan mengenai pengertian doushi (lebih lanjut akan saya sebut dengan kata kerja) dan jenis-jenis kata kerja dalam Bahasa Jepang. Kemudian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupan seharihari. Bahasa yang digunakan bisa beragam sesuai bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam setiap ragam bahasa, baik dalam bahasa Indonesia, Inggris, maupun dalam bahasa Jepang, memiliki kaidah atau aturan dan beberapa keunikan, salah satu keunikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. struktur inilah menjadikan struktur bahasa Jepang menarik. Salah satunya disebabkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Jepang merupakan bahasa yang kaya akan struktur. Keberagaman struktur inilah menjadikan struktur bahasa Jepang menarik. Salah satunya disebabkan karena
Lebih terperinciTEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり
TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり Standar Kompetensi Mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog sederhana tentang Kehidupan Sekolah. Kompetensi Dasar - Mengidentifikasikan waktu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan berbahasanya. Salah satunya bahasa Jepang, Dewasa ini semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, perkembangan di dunia bahasa pun meningkat. Semakin banyak orang yang mempelajari dan mengembangkan
Lebih terperinci