BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanggung Jawab Sosial atau CSR menurut World Business Council on
|
|
- Devi Hardja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Tanggung Jawab Sosial atau CSR menurut World Business Council on Sustainable Development adalah komitmen dari bisnis/perusahaan untuk berperilaku etis dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, seraya meningkatkan kualitas hidup karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat luas. Program CSR merupakan investasi bagi perusahaan demi pertumbuhan dan keberlanjutan (sustainability) perusahaan dan bukan lagi dilihat sebagai sarana biaya (cost centre) melainkan sebagai sarana meraih keuntungan (profit centre). Program CSR merupakan komitmen perusahaan untuk mendukung terciptanya pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Disisi lain masyarakat mempertanyakan apakah perusahaan yang berorientasi pada usaha memaksimalisasi keuntungankeuntungan ekonomis memiliki komitmen moral untuk mendistribusi keuntungankeuntungannya membangun masyarakat lokal, karena seiring waktu masyarakat tak sekedar menuntut perusahaan untuk menyediakan barang dan jasa yang diperlukan, melainkan juga menuntut untuk bertanggung jawab sosial.adapun ciri program CSR yang baik (Urip, 2014:40): 1. Terpadu dan menjadi bagian dari program bisnis. 2. Menghasilkan manfaat yang berkelanjutan. 3. Menyediakan pemecahan masalah yang saling menguntungkan (win-win). 22
2 4. Hanya akan berkelanjutan apabila peningkatan kompetensi dan pemberdayaan masyarakat dilakukan secara terus-menerus, dengan didukung oleh prasarana yang dibutuhkan. 5. Perbaikan berkesinambungan melalui pengawasan, evaluasi, dan pelaporan. CSR dibagi menjadi beberapa jenis, berikut adalah jenis-jenis CSR dan manfaatnya bagi perusahaan dan masyarakat (Urip, 2014:58): 1. CSR terkait rantai nilai panjang Manfaat bagi masyarakat: a. Menciptakan tenaga kerja dan kemakmuran b. Pelaksanaan praktik terbaik dalam kegiatan operasi c. UKM yang sehat dan menguntungkan d. Pengaruh tak langsung bagi terlaksananya tata kelola yang baik Manfaat bagi perusahaan: a. Sumber pengadaan yang baik dan terpercaya b. Efesiensi penggunaan mesin sangat tinggi c. Keunggulan operasi dan daya saing 2. CSR terkait pengembangan pasar Manfaat bagi masyarakat: a. Manfaat yang berkelanjutan b. Pelatihan dan perubahan perilaku c. Peningkatan gaya hidup Manfaat bagi perusahaan: a. Manfaat yang berkelanjutan 23
3 b. Meningkatnya citra dan tingkat penggunaan oleh pelanggan c. Kekuatan merek d. Daya saing 3. CSR untuk peningkatan gaya hidup dan untuk menjamin pasar serta lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan Manfaat bagi masyarakat: a. Manfaat berkelanjutan b. Peningkatan kompetensi dan pemberdayaan masyarakat c. Perubahan perilaku terkait masalah lingkungan hidup dan pengelolahan limbah d. Pendidikan dan kesehatan masyarakat, infrastruktur Manfaat bagi perusahaan: a. Manfaat berkelanjutan jangka panjang b. Citra perusahaan dan persepsi masyarakat c. Peningkatan daya saing d. Kegiatan amal perusahaan Manfaat bagi masyarakat: a. Manfaat langsung yang bersifat khusus (ad-hoc) Manfaat bagi perusahaan: b. Tidak ada manfaat yang berkelanjutan Pengertian Bank Syariah Bank Islam atau selanjutnya disebut dengan Bank Syariah, adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga.bank Islam atau biasa 24
4 disebut dengan Bank Tanpa Bunga, adalah lembaga keuangan/ perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur an dan Hadis Nabi MUHAMMAD SAW. Atau dengan kata lain, Bank Islam adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang mengoperasikannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam. Antonio dan Perwataatmadja (1997) dalam Muhamad (2014:2) membedakan menjadi dua pengertian, yaitu Bank Islam dan Bank yang beroperasi dengan prinsip syariah Islam. Bank Islam adalah (1) bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam; (2) adalah bank yang tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al-Qur an dan Hadis; Sementara bank yang beroperasi sesuai prinsip syariah Islam adalah bank yang dalam beroperasinya itu mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalat secara Islam. Dikatakan lebih lanjut, dalam tata cara bermuamalat itu dijauhi praktik-praktik yang dikhawatirkan mengandung unsur-unsur riba untuk diisi dengan kegiatan-kegiatan investasi dengan atas dasar bagi hasil dan pembiayaan perdagangan Karakteristik Bank Syariah Pada prinsipnya, bank syariah tidak benar-benar berbeda dengan bank konvensional. Bahkan, ada beberapa persamaan yang terutama dilihat dari manajemen perbankan. Akan tetapi, terdapat sedikit perbedaan yang merupakan substansi dari hakikat kesyariahan dari lembaga keuangan perbankan.tabel 2.1 memberikan perbedaan antara bank syariah dan bank konvensional. 25
5 Tabel 2.1 Perbedaan bank syariah dengan bank konvensional No Bank Syariah Bank Konvensional 1. Harus memenuhi prinsip syariah, yaitu kegiatan usaha yang bebas dari: a. Riba Penambahan pendapatan secara tidak sah (batil) antara lain dalam transaksi pertukaran barang sejenis yang tidak sama kualitas, kuantitas, dan waktu penyerahan (fadhl) atau transaksi yang mensyaratkan nasabah penerima fasilitas mengembalikan dana melebihi pokok pinjamannya karena berjalannya waktu (nasi ah). b. Maisir Transaksi yang bersifat untung-untungan (bergantung pada keadaan yang tidak pasti). c. Gharar Transaksi yang objeknya tidak jelas, tidak dimiliki, tidak diketahui keberadannya, dan tidak dapat diserahkan saat transaksi. d. Haram Transaksi yang objeknya di larang dalam syariah. e. Zalim Transaksi yang menimbulkan ketidakadilan bagi pihak lainnya. (Sumber: UU No. 21 Tahun 2008) Tidak harus memenuhi prinsip syariah. 26
6 Lanjutan Tabel 2.1 Perbedaan bank syariah dengan bank konvensional No Bank Syariah Bank Konvensional 2. Sumber pendapatan nonriba: a. Pendapatan jual beli (margin) b. Pendapatan bagi hasil (bagi hasil) c. Pendapatan sewa (ijarah) 3. Hanya untuk jenis usaha yang halal dan bermanfaat saja 4. Dasar ketentuan usaha: a. Fatwa Dewan Syariah (DSN) b. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) c. Opini Dewan Pengawas Syariah (DPS) 5. Hubungan yang terbentuk dengan nasabah adalah hubungan kemitraan Sumber: Muhamad (2014:97) Sumber pendapatan riba: Pendapatan bunga bank. Jenis usaha dapat halal dan haram, dapat bermanfaat dan tidak bermanfaat (mudharat) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hubungan yang terbentuk dengan nasabah adalah kreditur-debitur 2.1.4Kinerja Sosial Bank Syariah Secara umum, dengan melihat sejarah dan idealism awal pendirian bank syariah dapat disimpulkan bahwa bank syariah memiliki dua fungsi penting yaitu fungsi bisnis dan juga fungsi sosial.kegiatan bank syariah antara lain, sebagai (Muhamad, 2014:10): 1. Manajer investasi yang mengelola investasi atas dana nasabah dengan menggunakan akad mudharabah atau sebagai agen investasi; 2. Investor yang menginvestasikan dana yang dimilikinya maupun dana nasabah yang dipercayakan kepadanya dengan menggunakan alat investasi yang sesuai 27
7 dengan prinsip syariah dan membagi hasil yang diperoleh sesuai nisbah yang disepakati antara bank dan pemilik dana; 3. Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran seperti bank non-syariah sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah; dan 4. Pengembangan fungsi sosial berupa pengelola dana zakat, infaq, shadaqah serta pinjaman kebajikan (qardhul hasan) sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dari penjelasan diatas sangat jelas bahwa kegiatan pertama dan ketiga berkaitan dengan fungsi bisnis, sedangkan kegiatan keempat adalah fungsi sosial dari bank syariah. Dalam UU No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah, fungsi sosial dari bank syariah ini juga dipertegas. Pada pasal 4 dinyatakan, bahwa selain berkewajiban menjalankan fungsi menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat, Bank Syariah dan UUS dapat menjalankan fungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul mal, yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infaq, sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya dan menyalurkan kepada organisasi pengelola zakat. Selain itu Bank Syariah dan UUS juga dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf uang dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf (nazhir) sesuai dengan kehendak pemberi wakaf. Selain penghimpunan dan penyaluran zakat dan wakaf, bank syariah juga memiliki produk pembiayaan qardh (dana kebajikan). Produk ini juga dapat dikategorikan sebagai wujud tanggung jawab sosial bank syariah yang tidak dapat diperoleh dari bank konvensional. Dengan demikian jelas sekali bahwa fungsi sosial dari bank syariah 28
8 sangat strategis dalam merealisasikan upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui instrumen ekonomi Islam yang lain. Evaluasi kinerja dalam penelitian Setiawan (2009) dalam Firmansyah (2013:131) adalah satu metode untuk mengukur pencapaian perusahaan berbasis pada target-target yang disusun diawal. Hal ini menjadi bagian penting control pengukur yang dapat membantu perusahaan memperbaiki kinerjanya dimasa depan. Dalam Islam, keberadaan evaluasi kinerja sangat dianjurkan. Konsep mushabahah merupakan representasi yang mendasar dari evaluasi kinerja, yang bias diterapkan untuk individu atau perusahaan. Hal ini kemudian menjadi landasan filosofi penting mengapa perlu dilakukan evaluasi kinerja bagi bank syariah, termasuk kinerja sosialnya. Menurut Setiawan (2009) dalam Firmansyah (2013:131), jika penelitianpenelitian yang berkaitan dengan kinerja bank syariah di Indonesia lebih banyak berfokus pada kinerja keuangan atau bisnis. Maka, beberapa pakar perbankan syariah internasional telah mencoba melihat kinerja bank syariah lebih komprehensif.hal ini didasari oleh sebuah kesadaran bahwa perbankan syariah berbeda dengan perbankan konvensional.perbankan syariah sebagai bagian dari sistem ekonomi Islam didirikan juga untuk mencapai sosial-ekonomi Islam seperti mewujudkan keadilan distribusi dan seterusnya. Setiawan (2009) dalam Firmansyah (2013:132) misalnya, selain menggunakan beberapa rasio keuangan yang umum digunakan seperti rasio profitability, liquidity, risk and solvency juga mengevaluasi komitmen perbankan syariah terhadap pembangunan ekonomi dan masyarakat muslim (commitment to 29
9 domestic and Muslim community). Untuk mengevaluasi komitmen perbankan syariah terhadap pembangunan ekonomi digunakan analisis: 1. Long Term Loan Ratio (LTA) 2. Government Bond Investment Ratio (GBD) 3. Mudharabah-Musyarakah Ratio (MM/L) Dalam penelitian Setiawan (2009), upaya lebih serius untuk merumuskan sekaligus menggunakan kinerja yang khas bagi perbankan syariah dilakukan Hameed, et.al (2004). Dalam metode pengukuran kinerja bagi bank syariah tersebut rasio keuangan yang digunakan antara lain: 1. Profit Sharing Ratio (Mudharabah+Musyarakah/Total Financing) 2. Zakat Performance Ratio (Zakat/Net Asset) 3. Equitable Distribution Ratio 4. Directors-Employees Welfare Ratio (Average directors remuneration/average employees welfare) 5. Islamic Investment vs Non-Islamic Ratio 6. Inslamic Income vs Non-Islamic Income Ratio. Rumusan indeks kinerja bank syariah diaplikasikan mereka untuk mengevaluasi kinerja Bank Islam Malaysia Berhad (BIMB) dan Bahrain Islamic Bank (BIB) secara deskriptif.dalam Islamicity Performance Index sebagian besarnya dapat disebut sebagai kinerja sosial sebagaimana alat evaluasi komitmen perbankan syariah terhadap pembangunan ekonomi yang digunakan oleh Samad dan Hasan diatas. 30
10 2.1.5 Rasio Kinerja Sosial Bank Syariah Untuk menilai kinerja sosial bank syariah, penulis menggunakan pendekatan yang pernah dilakukan oleh Setiawan (2009) dalam Firmansyah (2013:132).Adapun komponen dalam kinerja sosial bank syariah ini mencakup Kontribusi Kepada Masyarakat (KKM).Selanjutnya dari nilai rasio yang dihasilkan dari perhitungan kemudian ditentukan peringkatnya, dari peringkat 1 (tertinggi) dengan 5 (terendah) yang kriterianya sebagian besar merupakan assessment Setiawan (2009) dan beberapa telah ada dalam ketentuan BI (2007) Penilaian Kinerja Sosial Bank Syariah Penilaian kinerja sosial bank syariah dimaksudkan untuk menilai kontribusi langsung perbankan syariah kepada masyarakat, diantaranya untuk nasabah yang sedang membutuhkan dan masyarakat miskin.penilaian ini penting mengingat perbankan syariah juga diharuskan untuk menjalankan peran sosialnya terutama berkaitan dengan distribusi zakat, memberikan pembiayaan kebajikan (qard) dan bahkan juga pendidikan publik. Sedangkan pada pengukuran kesehatan BI (2007) untuk bank syariah juga memasukkan rasio pelaksanaan fungsi sosial (RFS) yang digunakan untuk mengukur besarnya pelaksanaan fungsi sosial bank syariah (Firmansyah, 2013:132). Dalam penelitian ini kinerja sosial bank syariah dinilai dari aspek Rasio Pembiayaan Qardh (QR), Rasio Kinerja Zakat (ZR), dan Rasio Pelaksanaan Fungsi Sosial (RPFS) Rasio Pembiayaan Qardh (QR) Dalam aktivitasnya bank syariah juga berkewajiban untuk menjalankan fungsi sosial dengan diantaranya memberikan pembiayaan kebajikan 31
11 (qard).dengan demikian maka perlu dinilai sejauh mana peran ini telah dijalankan.rasio pembiayaan qardh atau qardh ratio (QR) digunakan untuk mengukur besarnya kontribusi pembiayaan qardh bank syariah tersebut. Rasio ini dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: QR = Pembiayaan Qardh Total Pembiayaan Semakin tinggi komponen ini mengindikasikan kepedulian bank syariah yang tinggi kepada pihak yang mengalami kesulitan. Kriteria penilaian peringkat untuk QR adalah: Peringkat 1 = QR > 5%; Peringkat 2 = 3% < 5%; QR Peringkat 3 = 2% < QR 3%; Peringkat 4 = 1% < QR 2%; dan Peringkat 5 = QR 1% Rasio Kinerja Zakat (ZR) Rasio kinerja zakat atau zakat ratio (ZR) digunakan untuk mengukur besarnya kontribusi zakat perusahaan yang dikeluarkan oleh bank syariah. Menurut Hameed, et. al. (2004) rasio ini penting karena zakat sendiri merupakan perintah dalam ajaran Islam.Menurutnya, untuk melihat kinerja bank syariah harus berbasis pada pembayaran zakat yang dilakukan oleh bank syariah untuk menggantikan indikator kinerja konvensional earning per share (EPS).Lembaga keuangan syariah diwajibkan untuk membayar zakat dengan berbasis pada asset bersih. Rasio ini dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: ZR = Penyaluran Zakat Perusahaan Laba Sebelum Pajak 32
12 Secara konsesus umum bank syariah di Indonesia menghitung zakat berbasis pada laba sebelum pajak. Kriteria penilaian peringkat untuk ZR adalah: Peringkat 1 = ZR > 2,5%; Peringkat 2 = 2% < ZR 2,5%; Peringkat 3 = 1,5% < ZR 2%; Peringkat 4 = 1% < ZR 1,5%; dan Peringkat 5 = ZR 1% Rasio Pelaksanaan Fungsi Sosial (RPFS) Rasio Pelaksanaan Fungsi Sosial (RPFS) digunakan untuk mengukur besarnya pelaksanaan fungsi sosial bank syariah. Rasio ini dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: RPFS = Pembiayaan Qardh +Pembayaran Zakat Modal Inti Menurut BI (2007) semakin tinggi komponen ini mengindikasikan pelaksanaan fungsi sosial bank syariah semakin tinggi. Kriteria penilaian peringkat untuk RPFS adalah: Peringkat 1 = RPFS > 20%; Peringkat 2 = 15% < RPFS 20%; Peringkat 3 = 10% < RPFS 15%; Peringkat 4 = 5% < RPFS 10%; dan Peringkat 5 = RPFS 5% Kinerja Keuangan Bank Syariah Penggunaan rasio-rasio keuangan sebagai variabel adalah salah satu metode untuk mengukur kinerja sebuah perusahaan terutama yang bergerak dalam sector keuangan, baik sudah go public maupun yang belum demikian pula halnya pada bank syariah. Dalam laporan keuangan bank syariah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum mencakup pula pedoman akuntansi dan pelaporan terkait yang ditetapkan oleh otoritas perbankan. Rasio-rasio keuangan yang digunakan pada bank syariah umumnya sama dengan yang digunakan pada bank konvensional. Banyak peneliti menggunakan rasio keuangan 33
13 yang dikategorikan dalam beberapa kategori seperti rasio likuiditas, profitabilitas, solvabilitas, efisiensi usaha, dan rasio komitmen kepada masyarakat untuk meneliti kondisi keuangan perusahaan Rasio Keuangan Bank Syariah Hingga saat ini analisis rasio keuangan bank syariah masih menggunakan aturan yang berlaku di bank konvensional. Rasio-rasio yang digunakan bank syariah sama dengan bank konvensional pada umumnya (Muhamad, 2014:252) sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas adalah ukuran kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang berupa hutang-hutang jangka pendek. 2. Rasio profitbilitas/ rasio rentabilitas, adalah rasio yang menunjukkan tingkat efektivitas yang dicapai melalui usaha operasional bank yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan. 3. Rasio solvabilitas atau rasio leverage, yaitu mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut. Pada penelitian ini, rasio yang digunakan adalah rasio profitabilitas, yaitu return on assets (ROA). Return on Assets (ROA) merupakan rasio penunjang dalam menghitung profitabilitas bagi bank syariah. Rasio ini digunakan untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam menghasilkan laba. Rasio ini dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: ROA = Laba Sebelum Pajak Total Asset 34
14 Semakin kecil rasio ini mengindikasikan kurangnya kemampuan manajemen bank dalam hal mengelola aktiva untuk meningkatkan pendapatan dan atau menekan biaya. Kriteria penilaian peringkat ROA ini menurut BI (2007) adalah: Peringkat 1= ROA > 1,5%; Peringkat 2 = 1,25% < ROA 1,5%; Peringkat 3 = 0,5% < ROA 1,25%; Peringkat 4 = 0% < ROA 0,5%; dan Peringkat 5 = ROA 0%. 2.2 Penelitian Terdahulu Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian penulis disajikan pada Tabel 2.2 sebagai berikut: Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti 1. Abdus Samad dan M. Khabir Hassan (2000) Judul Penelitian The Performance of Malaysian Islamic Bank During : An Exploratory Study Variabel Penelitian Long Term Loan Ratio (LTA), Government Bond Investment Ratio (GBD), Mudharabah -Musyarakah Ratio (MM/L). Hasil Penelitian ROA dan ROE BIMB pada akhir periode lebih baik (diuji dengan t- test). Tetapi tidak ada perbedaan yang signifikan antara ROA dan ROE BIMB dan kelompok bank konvensional. Selain itu likuiditas kelompok bank konvensional, dilihat dari DER, LDR, dan CR. BIMB juga memiliki risiko yang lebih rendah dan solvensi yang lebih baik bila dilihat dari DER, DTAR, EM, dan LDR disbanding kelompok bank konvensional. kontribusi terhadap pembangunan tidak lebih baik dibandingkan dengan kelompok bank konvensional. Meski F-value tidak signifikan (ditunjukkan oleh GBD, LTA, dan MM/L) 35
15 Lanjutan Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu N o Nama Peneliti 2. Shahul Hamee d Bin Moham ed Ibrahim, Ade Wirman, et. al. (2004) 3. Azis Budi Setiawa n (2009) Judul Peneliti an Alternat if Disclosu re and Perform ance Measure for Islamic Banks Kesehat an Finansia l dan Kinerja Sosial Bank Umum Syariah di Indonesi a Variabel Penelitian Profit Sharing Ratio (Mudharabah + Musyarakah/Total Financing), Zakat Performance Ratio (Zakat/Net Assets), Equitable Distribution Ratio, Directors- Employees Welfare Ratio, Islamic Investment vs Non-Islamic Ratio, Islamic Income vs Non- Islamic Income Ratio Mudharabah+Mu syarakah Ratio, Qardh Ratio, Intensitas fungsi agency bank syariah (AR), Rasio Kontribusi Kesejahteraan Sohibul Maal (KSM), Rasio Alokasi Kesejahteraan Mudharib (KM), Rasio Kontribusi Kesejahteraan Investor (KI) dan variabel lainnya Hasil Penelitian BIB secara umum memiliki kinerja sosial lebih baik dari BIMB. Dalam Islamicity Performance Index sebagian besarnya dapat disebut sebagai kinerja sosial sebagaimana alat evaluasi komitmen perbankan syariah terhadap pembangunan ekonomi yang digunakan oleh Samad dan Hasan. Secara keseluruhan dalam periode tahun , kesehatan finansial BMI lebih baik dari BSM. Secara rata-rata dari periode tersebut tingkat kesehatan finansial BMI mendapat nilai kredit setelah pembobotan kumulatif sebesar 77,25. Nilai tersebut lebih tinggi 6,15 dari nilai kesehatan finansial BSM yang hanya sebesar 71,10. Tingkat kinerja sosial BSM dalam periode tahun lebih baik dari BMI. Secara ratarata dalam periode tersebut tingkat kinerja sosial BSM mendapat nilai kredit setelah pembobotan kumulatif sebesar 64,07. Nilai tersebut lebih tinggi 8,17 dari nilai kinerja sosial BMI yang hanya sebesar 55,89. 36
16 Lanjutan 2.2 Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti 4. Sinta Yuliani (2012) 5. Akhmad Fauzi (2014) Judul Penelitian Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Kinerja Sosial Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun Pengaruh Zakat Perbankan Dan Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode Variabel Penelitian Size, Return On Assets (ROA), Leverage, Mudharabah Musyarakah Ratio (MMR), dan Qardh Ratio (QR) Zakat Perbankan,CS R, dan kinerja perbankan Hasil Penelitian Secara bersama-sama ketiga variabel independen berpengaruh terhadap MMR dan QR. Sedangkan secara parsial model 1 hanya dua variabel independen yang signifikan berpengaruh positif terhadap MMR sementara ROA berpengaruh negatif terhadap MMR. Model 2 hanya dua variabel independen yang signifikan berpengaruh positif terhadap QR sementara ROA berpengaruh negatif terhadap QR.Hubungan negatif antara ROA terhadap MMR dan QR menunjukkan bahwa bank syariah di Indonesia belum memprioritaskan kinerja sosialnya. Hasil pengujian secara parsial dengan analisis regresi multinominal logistic (uji chi square) menunjukkan bahwa variabel CSR tidak berpengaruh terhadap kinerja perbankan dan variabel zakat berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perbankan. 37
17 Lanjutan Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti 6 Insyiroh (2010) Judul Penelitian Pengaruh Pembiayaan Qard, Pelaksanaan Fungsi Sosial, dan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Insani Terhadap Kinerja Perbankan pada Bank Umum Syariah Variabel Penelitian Pembiayaan Qard, Pelaksanaan Fungsi Sosial, Kapasitas Sumber Daya Insani, dan Return On Assets (ROA). Hasil Penelitian Penelitian menunjukkan bahwa secara parsial rasio pembiayaan qard, rasio pelaksanaan fungsi sosial, dan peningkatan kapasitas SDI berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. 2.3 Kerangka Konseptual Penelitian ini dilakukan untuk memberi gambaran tentang praktek tanggung jawab sosial yang dilaksanakan oleh bank syariah di Indonesia dan mengetahui pengaruhnya terhadap kinerja keuangan perusahaan.untuk melaksanakan CSR berarti perusahaan akan mengeluarkan sejumlah biaya. Biaya pada akhirnya akan menjadi beban yang mengurangi pendapatan sehingga tingkat profit perusahaan akan turun. Akan tetapi dengan melaksanakan CSR, citra perusahaan akan semakin baik sehingga loyalitas konsumen makin tinggi. Seiring meningkatnya loyalitas konsumen dalam waktu yang lama, maka penjualan perusahaan akan semakin membaik, dan pada akhirnya dengan pelaksanaan CSR, diharapkan tingkat profitabilitas perusahaan juga meningkat (Satyo, 2005:8).Hal ini 38
18 menunjukkan bahwa CSR atau tanggung jawab sosial perusahaan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan pada tahun berikutnya. Untuk menilai kinerja sosial pada bank syariah dapat diwakili oleh rasio pembiayaan qardh (QR), rasio kinerja zakat (ZR), dan rasio pelaksanaan fungsi sosial (RPFS) (Firmansyah, 2013:132).Rasio Pembiayaan Qardh (QR) menunjukkan besarnya penyaluran pembiayaan qardh dari total pembiayaan yang dilakukan oleh bank syariah. Rasio kinerja zakat atau zakat ratio (ZR) digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi zakat perusahaan yang dikeluarkan oleh bank syariah dari laba sebelum pajak bank syariah. Rasio Pelaksanaan Fungsi Sosial (RPFS) digunakan untuk mengukur seberapa besarbank syariah menyalurkan pembiayaan qardh dan pembayaran zakat dari modal yang dimiliki oleh bank syariah Kinerja keuangan bank syariah diwakili oleh Return on Assets (ROA).Return on Asset merupakan rasio penunjang dalam menghitung profitabilitas bagi bank syariah. Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba dari total asset yang dimiliki bank syariah. Berdasarkan hal-hal diatas dapat ditentukan model kerangka konseptual seperti dibawah ini: 39
19 Tanggung Jawab Sosial Pembiayaan Qardh Kinerja Zakat Kinerja Keuangan (ROA) Pelaksanaan Sosial Fungsi Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.4 Hipotesis Berdasarkan tinjauan teoritis dan penelitian terdahulu yang telah diuraikan maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: terdapat pengaruh yang signifikan Pembiayaan Qardh (QR), Kinerja Zakat (ZR), dan Pelaksanaan Fungsi Sosial (RPFS) terhadap kinerja keuangan perusahaan (ROA) pada perbankan syariah di Indonesia. 40
BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kemajuan yang pesat. Hal ini juga menunjukkan bahwa perkembangan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia perkembangan bank berbasis prinsip syariah kini tengah mengalami kemajuan yang pesat. Hal ini juga menunjukkan bahwa perkembangan ekonomi Islam di Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembiayaan Rakyat Syariah.Bank Umum Syariah adalah Bank Syariah yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. melakukan investasi dan perdagangan. Dalam al-qur an surah al-baqarah
digilib.uns.ac.id BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Syariah Ketentuan dalam al-qur an yang mengharuskan umat Islam untuk melakukan investasi dan perdagangan. Dalam al-qur an surah al-baqarah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur an
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tinjauan Umum Perbankan Syariah 2.1.1.1 Pengertian Bank Syariah Bank syariah merupakan lembaga keuangan perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup besar dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebutan Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) An-Nuur merupakan salah satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koperasi Syari ah An-Nuur yang saat ini lebih dikenal oleh masyarakat dengan sebutan Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) An-Nuur merupakan salah satu lembaga keuangan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak sepuluh tahun terakhir di Indonesia telah diperkenalkan suatu sistem perbankan dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam
Lebih terperinciMajalah Ilmiah UPI YPTK, Volume 18, No 2,Oktober 2011 ISSN :
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN LABA RUGI DAN NILAI TAMBAH PADA BANK SYARI AH (Studi Kasus pada PT Bank Syahriah Mandiri) Ir. Zefriyenni, MM, Fakultas Ekonomi Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perbankan syariah di Indonesia telah menjadi tolak ukur keberhasilan ekonomi syariah. Perkembangan bank syariah di Indonesia secara umum cukup menggembirakan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perbankan syariah di Indonesia diawali dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tanggal 1 November 1991 yang kemudian diikuti dengan keluarnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Lembaga Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Lembaga Keuangan Menurut Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.792
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan perkembangan ekonomi global sangat mempengaruhi pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Salah satunya perubahan perubahan pada nilai suatu mata uang Rupiah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Bank Syariah 1. Pengertian Bank Syariah Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keuangan atau biasa disebut financial intermediary. Sebagai lembaga keuangan,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian suatu negara dibangun atas dua sektor, yaitu sektor riil dan sektor moneter. Sektor riil adalah sektor ekonomi yang ditumpukan pada sektor manufaktur dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam (Islamic Bank) adalah bank yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. indikator utama bank syariah, yakni dana pihak ketiga (DPK), total aset dan total
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan syariah menunjukkan perkembangan yang positif selama satu dekade terakhir. Dari segi kelembagaan, pada tahun 2015 terdapat 12 bank umum syariah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pada Al Qur an dan Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, Bank syari ah adalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank Islam atau biasa disebut dengan Bank Tanpa Bunga, adalah lembaga keuangan/ perbankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia. Terbukti dengan bermunculannya bank umum syariah lainnya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bank syariah dalam beberapa tahun belakangan mengakibatkan persaingan diantara lembaga keuangan dengan basis syariah maupun konvensional. Bank
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana. Pada dasarnya bank syariah sebagaimana
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Indonesia ada dua macam yaitu bank konvensional dan bank syariah.
31 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran, dan yang tidak kalah pentingnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini perusahaan diharapkan peduli pada kepentingan stakeholder dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini perusahaan diharapkan peduli pada kepentingan stakeholder dan memiliki tanggung jawab kepada lingkungan sosial mereka. Pengungkapan tanggung jawab sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan tingkat perekonomian yang terjadi di Indonesia, peningkatan pertumbuhan pada sektor ekonomi perbankan juga terjadi. Saat ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan salah satu urat nadi perekonomian suatu negara. Bank di dalam perekonomian sebagai lembaga perantara keuangan, yang dimana perbankan merupakan salah
Lebih terperinciBAB II TUJUAN PUSTAKA. dikembangkan berlandaskan pada Al Qur an dan Al-Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, bank
BAB II TUJUAN PUSTAKA 2.1 Tinjuan Pustaka 1. Tinjuan umum perbankan syariah a. Pengertian bank syariah Bank syariah merupakan lembaga keuangan perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Struktur Pembiayaan Struktur pembiayaan adalah upaya untuk mengatur suatu pembiayaan sehingga tujuan dan jenis pembiayaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peran sebagai lembaga perantara antara unit-unit yang memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga keuangan merupakan salah satu instrumen yang penting dalam ekonomi modern, terutama dalam pembangunan suatu negara di bidang ekonomi. Bank memiliki peran sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 yang lalu tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak diperkenalkan pertama kali pada tahun 1992 di Indonesia sampai pada saat sekarang ini, bank syariah semakin menunjukkan eksistensinya ditengah-tengah lembaga
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), Non Performing Loan (NPL),
Lebih terperinciLEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA
LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA PENGERTIAN LEMBAGA KEUANGAN Lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat dan menanamkannya dalam bentuk aset keuangan lain, misalnya kredit,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Pemikiran 2.1.1 Landasan Teori 2.1.1.1 Pengertian Bank Menurut Kasmir (2012), bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan suatu bisnis setiap perusahaan perbankan memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana merupakan elemen utama yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan pembangunan perekonomian tidak dapat lepas dari sektor perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan stabilitas ekonomi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan syariah (syariah financial institution) merupakan suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset-aset keuangan (financial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Awal kelahiran sistem perbankan syariah di latar belakangi oleh pembentukan sistem berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk meminjamkan atau memungut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berperan dalam berbagai aktivitas jasa keuangan yang dilaksanakan oleh lembaga
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sistem keuangan merupakan suatu aturan perekonomian di Negara yang berperan dalam berbagai aktivitas jasa keuangan yang dilaksanakan oleh lembaga keuangan. Tugas utama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang perbankan merupakan salah satu bidang yang mendapat perhatian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diantara berbagai kebijaksanaan ekonomi yang dilaksanakan pemerintah, bidang perbankan merupakan salah satu bidang yang mendapat perhatian pemerintah karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada kegiatan ekonomi baik di negara maju maupun negara berkembang. Negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tahun 2009 merupakan tahun terjadinya krisis global mulai berdampak pada kegiatan ekonomi baik di negara maju maupun negara berkembang. Negara maju pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat; kedua, penyaluran dana (financing) merupakan kegiatan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan syariah di Indonesia tengah menjamur dimana-mana. Bank-bank konvensional di Indonesia banyak membuka Unit Usaha Syariah (UUS) dan Bank Umum Syariah (BUS).
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. produktif, bebas dari hal-hal yang tidak jelas (gharar), berprinsip keadilan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank Syariah Bank syariah adalah lembaga intermediasi dan penyedia jasa keuangan yang bekerja berdasarkan etika dan sistem nilai islam, khususnya yang bebas dari bunga (riba),
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem ekonomi syariah atau biasa disebut dengan Ekonomi Islam, semakin popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negaranegara barat. Banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan. manajemen bank perlu memperhatikan kinerja bank.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia merupakan salah satu tujuan yang hendak dicapai dalam pelaksanaan program pembangunan. Meningkatkan kualitas hidup antara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. statistik deskriptif. Menurut Moleong penelitian kualitatif sebagai penelitian yang
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menggunakan analisis statistik deskriptif. Menurut Moleong penelitian kualitatif sebagai penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bank Syariah Mandiri hadir sebagai bank yang mengkombinasikan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani yang melandasi operasinya. Keseimbangan antara idealisme usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Triandaru dan Totok Budi Santoso, 2009). Perkembangan Perbankan Syariah Indonesia (LPPSI) Bank Indonesia tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank adalah lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat dari pihak yang surplus dan menyalurkan dana kepada pihak yang defisit. Bank yang menjalankan usaha
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Menurut McKinsey (2013), perekonomian Indonesia sangat menjanjikan. Saat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut McKinsey (2013), perekonomian Indonesia sangat menjanjikan. Saat ini, perekonomian Indonesia berada diurutan keenambelas dan pada 2030, diperkirakan perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pihak lain untuk pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah),
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bank syariah melakukan kegiatan operasionalnya dengan menghimpun dana dari masyarakat, dana yang telah dihimpun kemudian akan disalurkan kembali kepada nasabah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bank syari ah merupakan bank yang beroperasi dengan prinsip-prinsip syari ah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank syari ah merupakan bank yang beroperasi dengan prinsip-prinsip syari ah Islam. Di dalam operasinya bank syari ah mengikuti aturan Al-Qur an dan Hadits dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam berbagai alternatif investasi. Sehubungan dengan fungsi penghimpunan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian Bank Syariah Berdasarkan Undang Undang No 21 Tahun 2008
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Bank Syariah 2.1.1.1 Pengertian Bank Syariah Pengertian Bank Syariah Berdasarkan Undang Undang No 21 Tahun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sektor ekonomi dan keuangan mengalami banyak perkembangan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor ekonomi dan keuangan mengalami banyak perkembangan untuk mencari model ekonomi yang lebih komprehensif.salah satu alternatif pilihan adalah mengembangkan
Lebih terperinciKERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008
KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008 1 FUNGSI BANK SYARIAH Manajer Investasi Mudharabah Agen investasi Investor Penyedia jasa keuangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank berasal dari kata banque dalam bahasa Prancis, dan dari kata banco
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Bank Syariah 1. Pengertian Bank Syariah Bank berasal dari kata banque dalam bahasa Prancis, dan dari kata banco dari bahasa Italia, yang berarti peti/lemari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis yang melanda dunia perbankan Indonesia sejak tahun 997 telah menyadarkan semua pihak bahwa perbankan dengan sistem konvensional bukan merupakan satu-satunya
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL
ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL Nama : Suci Lestari NPM : 26210706 Kelas : 3EB14 Jurusan : Akuntansi Latar Belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ekonomi islam identik dengan berkembangannya lembaga keuangan syariah. Bank syariah sebagai lembaga keuangan telah menjadi lokomotif bagi berkembangnya
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. keuangan menerapkan prinsip-prinsip syariah diantaranya adalah:
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Perbankan Syariah Perbankan syariah bergerak menggunakan sistem berbasis ekonomi Islam. Muhammad (2013:178) menjelaskan bahwa
Lebih terperinci2015 PENGARUH PEMBIAYAAN BAGI HASIL TERHADAP PROFITABILITAS
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Bank syariah merupakan bank yang secara operasional berbeda dengan bank konvensional. Bank syariah tidak membebankan bunga kepada nasabah, akan tetapi menerima
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan suatu lembaga atau badan usaha yang saat ini mulai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan suatu lembaga atau badan usaha yang saat ini mulai berkembang. Bank berperan untuk menghimpun dana dari masyarakat berupa simpanan dan menyalurkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan. konvensional menggunakan bunga (interest) sebagai landasan
i BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Menurut UU Nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan, perbankan nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan konvensional dan sistem perbankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hal ini terlihat dari tindakan bank bank konvensional untuk membuka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berkembang pesatnya kegiatan ekonomi dan keuangan syariah telah menarik banyak pihak untuk mengetahui lebih dalam tentangnya. Hal ini terlihat dari tindakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara garis besar lebih cenderung mengacu pada hal-hal yang bertentangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Seperti yang telah kita ketahui bahwasannya pada era modern saat ini sistem ekonomi yang sedang berkembang adalah sistem kapitalisasi dan solialisme yang secara garis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian pasti ada hubungannya dengan dunia keuangan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian pasti ada hubungannya dengan dunia keuangan dan perbankan. Pertumbuhan ekonomi tergantung dari baik atau buruknya keadaan keuangan Negara dan peran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perbankan merupakan salah satu institusi yang sangat berperan dalam bidang perekonomian suatu Negara, khususnya di bidang pembiayaan perekonomian. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Bank Syariah Berdasarkan Undang-undang nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah bab 1 pasal 1. Perbankan syariah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lembaga perbankan merupakan salah satu instrumen penting dalam sistem
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Lembaga perbankan merupakan salah satu instrumen penting dalam sistem ekonomi modern. Tidak satu pun negara modern yang menjalankan kegiatan ekonominya tanpa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 10 tahun 1998 (Perubahan atas undang-undang nomor 7 tahun 1992) pasal 1 tentang perbankan, menjelaskan bahwa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan memiliki peranan yang sangat strategis dalam menunjang berjalannya roda perekonomian dan pembangunan nasional mengingat fungsinya sebagai lembaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan bank syariah di dunia, baru dimulai di Mesir pada tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan bank syariah di dunia, baru dimulai di Mesir pada tahun 1971 yaitu Social Bank, di Jeddah yaitu Saudi Arabian Islamic Bank pada tahun 1975, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana. Pada dasarnya bank syariah sebagaimana
Lebih terperinci1997, 1. 1 Zamir Iqbal, Islamic Financial System, World Bank: Finance and Development, June
CORPORATE SOCIAL PERFORMANCE (CSP) BANK SYARIAH DI INDONESIA Luhur Prasetiyo, M.E.I. A. Latar Belakang Masalah Perbankan Islam atau yang lebih dikenal dengan Perbankan Syariah di Indonesia telah menjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah atau yang dikenal dengan Islamic Banking, pada awalnya
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perbankan syariah atau yang dikenal dengan Islamic Banking, pada awalnya dikembangkan sebagai suatu respon dari desakan berbagai pihak yang menginginkan agar tersedianya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. juga terdapat dalam Al-Qur an surat Al- Baqarah ayat 275, yang potongan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank syariah adalah bank yang menjalankan sistemnya berdasarkan prinsip syariah. Terdapat dua jenis yaitu Bank Umum Syariah (BUS), dan Bank Perkreditan Rakyat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimulainya industri perbankan syariah di Indonesia. Namun hal ini dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdirinya Bank Muamalat Indonesia pada tahun 1992 menandakan dimulainya industri perbankan syariah di Indonesia. Namun hal ini dapat dikatakan cukup terlambat mengingat
Lebih terperinciPenyajian Laporan Keuangan Bank Syariah. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.
Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. Syarat Transaksi sesuai Syariah a.l : Tidak Mengandung unsur kedzaliman Bukan Riba Tidak membahayakan pihak sendiri atau pihak lain.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peluang kepada masyarakat untuk menerima return saham, sesuai dengan. karakteristik investasi yang dipilih sebelumnya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu indikator penentu kemajuan perekonomian suatu negara, di karenakan pasar modal memiliki dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan masyarakat, tempat untuk meminjam, menukar, memindahkan dan menerima
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata syariah berasal dari bahasa Arab, dari kata syara a, yang berarti
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Perbankan Syariah Kata syariah berasal dari bahasa Arab, dari kata syara a, yang berarti jalan, cara dan aturan. Syariah digunakan dalam arti luas dan sempit.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perbankan nasional. Bank Islam telah berkembang pesat pada dekade terakhir
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian suatu negara terutama Indonesia diharapkan akan lebih maju dengan keberadaan perbankan syariah sebagai bagian dari sistem perbankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis jenis usaha yang dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi ditandai dengan disetujuinya Undang undang Nomor 10 tahun 1998. Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bank pada hakikatnya merupakan lembaga perantara (intermediary) yaitu. menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perekonomian dunia saat ini tidak dapat dipisahkan dari dunia perbankan. Jika dilihat dari pendanaan, hampir semua aktivitas pendanaan menggunakan perbankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian yang mengelola dana dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank, lembaga pembiayaan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perbankan secara umum menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perbankan Syariah Pengertian perbankan secara umum menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank yang mencakup kelembagaan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank Menurut Kasmir (2012), bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga merupakan tempat untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manufaktur dan jasa. Sedangkan sektor moneter ditumpukan pada sektor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian suatu negara dibangun atas dua sektor, yaitu sektor riil dan sektor moneter. Sektor riil adalah sektor ekonomi yang ditumpukan pada sektor manufaktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHALUAN. Sistem ekonomi berbasiskan syariah dalam beberapa tahun belakangan
BAB I PENDAHALUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sistem ekonomi berbasiskan syariah dalam beberapa tahun belakangan ini semakin popular, bukan hanya di Negara-negara islam tetapi juga di Negaranegara barat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utamanya menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan giro, tabungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada umumnya, bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan giro, tabungan dan deposito serta menyalurkan
Lebih terperinciISTILAH-ISTILAH DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARI AH
ISTILAH-ISTILAH DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARI AH (Sulhan PA Bengkulu) 1. Perbankan Syari ah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syari ah dan Unit Usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah Satu faktor penting dalam pembangunan suatu negara adalah adanya dukungan sistem keuangan yang sehat dan stabil, demikian pula dengan negara Indonesia ini. Sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan teori yang perkembangannya dimulai sejak tahun 1950-an,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berdasarkan teori yang perkembangannya dimulai sejak tahun 1950-an, bahwa perbankan syariah merupakan perbankan yang bebas bunga (interest-free banking)
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN KENERJA KEUANGAN BANK DKI KONVENSIONAL DAN BANK DKI SYARIAH
ANALISIS PERBANDINGAN KENERJA KEUANGAN BANK DKI KONVENSIONAL DAN BANK DKI SYARIAH Latar Belakang Masalah Sebagai salah satu lembaga kuangan, bank perlu menjaga kinerja agar dapat beroperasi secara optimal.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang keuangan, salah satunya adalah bank. Dalam al-qur an, istilah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan perekonomian di Indonesia diiringi dengan munculnya berbagai institusi komersial yang bergerak di bidang keuangan, salah satunya adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi perbankan di Indonesia saat ini memang sangat baik, dimana terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut terlihat dari berkurangnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya. Untuk melakukan kegiatan bisnis tersebut para pelaku usaha
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan semakin memburuknya keadaan perekonomian di Indonesia yang di tandai dengan penurunan nilai tukar rupiah, maka masyarakat mulai banyak mencari penghasilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan Islam pertama kali muncul di Mesir tanpa menggunakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan Islam pertama kali muncul di Mesir tanpa menggunakan embel-embel Islam, karena adanya kekhawatiran rezim yang berkuasa saat itu akan melihatnya sebagai
Lebih terperincihidup rakyat (Anshori:2009:226). Mengingat semakin berkembangnya zaman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya
Lebih terperinciCORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSP) BANK SYARIAH DI INDONESIA Luhur Prasetiyo
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSP) BANK SYARIAH DI INDONESIA Luhur Prasetiyo Jurusan Syari ah Sekolah Tnggi Agama Islam (STAIN) Ponorogo Abstrak: Bank syariah memiliki karakteristik unik yang berbeda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama untuk membiayai investasi perusahaan. 1 Di Indonesia terdapat dua jenis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, peran lembaga keuangan sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan perekonomian Indonesia. Menurut SK Menkeu RI No. 792 Tahun 1990, lembaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pengertian bank dalam pasal 1 ayat (2) UU Nomor 10 Tahun 1998 mengenai perubahan UU Nomor 7 Tahun 1992 menyatakan: Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
Lebih terperinci