BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Produsen Tahu dan Tempe yang ada di kota Bandung tergabung dalam sebuah kelompok Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang dinaungi oleh Koperasi Tempe dan Tahu Indonesia (KOPTI). UMKM tersebut menyebar di beberapa daerah kota Bandung seperti Cibuntu, Cibolerang, Sukahaji dan Bojongloa. Pada akhir tahun 2012, UMKM berjumlah 577 unit usaha namun yang masih aktif sebagai anggota KOPTI sebanyak 147 pelaku usaha dan sisanya sebanyak 430 pelaku usaha dinyatakan tidak aktif. Banyaknya angggota KOPTI yang tidak aktif disebabkan oleh anggota yang tidak dapat melunasi hutang sehingga berpindah tempat tinggal dan tidak diketahui alamat yang baru, anggota yang meninggal dunia serta anggota yang sudah tidak berproduksi lagi. (Buku laporan tahunan KOPTI, 2012). KOPTI mempunyai komplek pemukiman khusus untuk para produsen tahu dan tempe. Komplek pemukiman KOPTI terletak di daerah Cibolerang Kabupaten Bandung. Selain untuk komplek pemukiman anggota KOPTI, disini juga terdapat tempat untuk menyimpan kedelai atau biasa disebut dengan gudang kedelai KOPTI. Anggota KOPTI yang ingin membeli kedelai bisa membelinya di gudang penyimpanan. Hasil produksi dari anggota KOPTI biasanya dijual langsung ke pasar tradisional, ada juga yang mempunyai reseller untuk dijual ke warga daerah lain hingga dijual ke supermarket yang ada di kota Bandung. Namun untuk penjualan ke supermarket tidak terlalu diminati oleh anggota KOPTI karena hasil penjualan tidak langsung diterima pada hari yang sama tetapi hasil penjualan diterima ketika produk tempe dan tahu sudah habis terjual. 1.2 Latar Belakang Keberadaan UMKM masih terus dikembangkan oleh pemerintah dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini dapat dilihat pada gambar 1.1 yang menunjukkan jumlah pertumbuhan wirausaha nasional Tahun mampu mencapai sekitar 2,5% dari jumlah penduduk atau sekitar orang. Jumlah yang diperhitungkan itu meningkat dari angka sebelumnya yaitu 1,56% atau sekitar orang pada tahun Sedangkan pada tahun 2011, jumlah wirausaha baru mencapai sekitar orang. 1

2 Gambar 1.1 Pertumbuhan Wirausaha Nasional Tahun Sumber : Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. Diakses Oktober Berdasarkan gambar 1.1, diketahui bahwa pertumbuhan wirausaha nasional berkembang sangat pesat sehingga dibutuhkan peran pemerintah untuk mendorong UMKM supaya tetap bertahan dan lebih maju, karena UMKM merupakan salah satu kelompok usaha yang kreatif dan inovatif, sehingga mampu bertahan dalam kondisi ekonomi yang kurang stabil. (Kementerian Koperasi dan UKM, 2013) Sektor UMKM siap mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga berkisar di angka 6,5% Tahun (Kementerian Koperasi dan UKM 2013). Hal tersebut berarti bahwa UMKM mampu menekan angka kemiskinan di Indonesia yang dapat diperkuat dalam gambar 1.2. Dari gambar dapat terlihat bahwa UMKM memberikan sumbangan Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2011 dan 2012 yaitu sebesar ,7 Milyar atau sebesar 13,15% sedangkan Usaha Besar memberikan PDB pada negara hanya sebesar ,5 Milyar atau sebesar 7,96%. Gambar 1.2 Nilai PDB UMKM dan UB 2011 dan 2012 untuk Negara ,00 Nilai PDB UMKM dan UB , ,00 0,00 UMKM Usaha Besar 2011 (dalam Milyar) 2012 (dalam Milyar) Sumber : Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. Diakses Oktober Berdasarkan gambar 1.2 dapat diketahui bahwa nilai PDB UMKM lebih besar daripada Usaha Besar sehingga dapat menyebabkan penyerapan tenaga kerja yang tinggi dan dapat mengurangi kemiskinan di Negara Indonesia. Sedangkan jumlah UKM di Indonesia mencapai sekitar 56,5jt. Dan 2

3 sebesar 99.8% ialah UMKM, jumlahnya selalu meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi bangsa Indonesia. Kontribusi koperasi dan UMKM terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) ialah sebesar 56%. (Kementerian Koperasi dan UKM 2013). Oleh karena itu diperlukan pemberdayaan UMKM supaya ekonomi bangsa Indonesia bisa semakin tumbuh dari tahun ke tahunnya. Salah satu cara untuk pemberdayaan UMKM adalah dengan pemberian kredit yang dapat digunakan sebagai modal supaya usaha yang sedang dijalankan dapat berjalan dengan baik atau bahkan berkembang. Debitur kredit mendapatkan manfaat positif yaitu kegiatan usaha anggota meningkat dan begitu juga dengan pendapatannya setelah menerima kredit dari Koppas Terpadu Pekanbaru. (Arif Budiman, 2012). Namun kredit tidak dapat langsung diberikan tanpa adanya jaminan dari peminjam untuk menghindari kredit macet. Permasalahan paling utama yang dihadapi oleh UMKM ialah keuangan dimana pengajuan kredit yang sulit diakses ketika jaminan (Collateral) tidak dapat dipenuhi oleh peminjam sehingga peminjam tidak mendapatkan kredit dan masalah keuangan yang dihadapi UMKM tidak dapat diselesaikan, (Obamunyi, 2009). Dalam menghadapi permasalahan keuangan yang dialami UMKM khususnya produsen Tahu dan Tempe, maka KOPTI menyalurkan usaha simpan pinjam dimana anggota KOPTI bisa mendapatkan program pinjaman untuk pertambahan modal anggotanya. Namun hal tersebut belum dapat dijalankan dengan baik dengan adanya kredit macet yang disebabkan oleh anggota yang telah meninggal dan ahli waris yang tidak sanggup untuk menanggung beban, anggota yang pindah rumah dan tidak diketahui alamat yang baru, anggota yang sudah tidak mampu untuk berproduksi lagi,dan daftar piutang di Kartu Wajib Pokok (KWP) tidak ada sehingga sulit untuk dikonfirmasi. (Buku Laporan Tahunan KOPTI, Tahun 2012) Untuk menghindari kredit macet, KOPTI memberikan syarat jaminan surat berharga yang berupa buku pemilik kendaraan bermotor (BPKB) kepada anggota yang akan melakukan pinjaman diatas Rp ,00 namun pada kenyataannya masih saja ada anggota yang mengalami kredit macet. Purwati Lestarini (2013) menyatakan, kredit Simpan Pinjam Kelompok Perempuan sangat berpengaruh positif terhadap tingkat pendapatan masyarakat di Desa Lanji Kec. Patebon Kabupaten Kendal. Namun Yoseva dan Syarif (2010) menyatakan, modal yang diperoleh dari pihak ketiga yang didapat UMKM berpengaruh negatif terhadap peningkatan laba UMKM. Karena banyaknya anggota KOPTI yang mengalami kredit macet pada saat mengembalikan pinjaman, maka peneliti ingin mengetahui apakah pinjaman yang diberikan oleh KOPTI bermanfaat untuk laba usaha anggotanya atau tidak, mengingat tidak semua anggota bisa mendapatkan pinjaman sebelum mengajukan jaminan. Berdasarkan masalah diatas, dapat ditarik judul untuk penelitian ini Analisis Dampak Pemberian Program Pinjaman Terhadap Laba Usaha Anggota Pada Koperasi Tempe Tahu Indonesia di Bandung 3

4 1.3 Perumusan Masalah Dengan penjabaran latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana Program Pinjaman yang terdapat pada Koperasi Tempe Tahu Indonesia di Bandung Tahun 2012? 2. Bagaimana Laba Usaha Anggota pada Koperasi Tempe Tahu Indonesia di Bandung Tahun 2012? 3. Bagaimana Pengaruh Program Pinjaman terhadap Laba Usaha Anggota pada Koperasi Tempe Tahu di Bandung Tahun 2012 secara parsial maupun secara simultan? 1.4 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui Program Pinjaman yang terdapat pada Koperasi Tempe Tahu Indonesia di Bandung Tahun Untuk mengetahui Laba Usaha Anggota pada Koperasi Tempe Tahu Indonesia di Bandung Tahun Untuk mengetahui Pengaruh Program Pinjaman terhadap Laba Usaha Anggota pada Koperasi Tempe Tahu di Bandung Tahun 2012 secara parsial maupun secara simultan. 1.5 Kegunaan Penelitian a. Bagi Praktisi Dapat menambah wawasan pelaku usaha UMKM Produsen Tahu dan Tempe yang menjadi anggota KOPTI di Bandung supaya dapat memanfaatkan simpan pinjam yang diperoleh dari Koperasi Tempe Tahu Indonesia di Kota Bandung agar mampu meningkatkan laba pada usahanya. b. Bagi Akademik Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang kewirausahaan secara langsung tentang usaha mikro, kecil, dan menengah dan mampu melihat sudut pandang ekonomi secara nyata dalam bidang wirausaha. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan Tugas Akhir adalah sebagai berikut: Bab I : Pendahuluan Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum objek penelitian latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II : Tinjauan Pustaka dan Lingkup Penelitian Bab ini menjelaskan tentang rangkuman teori, penelitian terdahulu yang relevan atau yang mendukung penelitian, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian dan ruang lingkup penelitian. 4

5 Bab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, skala pengukuran, variabel operasional, populasi dan sample, metode pengumpulan data dan metode analisis data. Bab IV: Analisis Data dan Pembahasan Bab ini berisi hasil analisis data karakteristik responden, deskriptif, dan pembahasan. Bab V : Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian dan saran bagi penelitian. 5