KIAT-KIAT KEPALA MADRASAH MEMBANGUN PERUBAHAN PEMBELAJARAN. Oleh: Abd. Wahab WI BDK Aceh

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KIAT-KIAT KEPALA MADRASAH MEMBANGUN PERUBAHAN PEMBELAJARAN. Oleh: Abd. Wahab WI BDK Aceh"

Transkripsi

1 KIAT-KIAT KEPALA MADRASAH MEMBANGUN PERUBAHAN PEMBELAJARAN Oleh: Abd. Wahab WI BDK Aceh ABSTRAK Tulisan ini berjudul: Kiat-kiat Kepala Madrasah Membangun Perubahan Pembelajaran. Dari kegiatan pembelajaran mata diklat kepemimpinan pebelajaran angkatan I, II, dan III Madrasah belum memiliki kompetensi dalam ditemukan informasi bahwa Kepala membangun perubahan pembelajaran.masalah masalah yang ada dalam tema ini dirumuskan masalahnya sebagai berikut: Apakah dengan melalui tulisan makalah ini dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap Kepala Madrasah untuk melakukan perubahan pembelajaran?rumusan Makalah ini disusun dengan tujuan supaya mereka memiliki kiat-kiat membangun perubahan pembelajaran. Untuk memiliki kiat-kiat dimaksud dalam makalah ini disajikan konsep kiat-kiat sebagai berikut: pengertian kepemimpinan pembelajaran, ruang ingkup kepemimpinan pembelajaran, kriteria kepemimpinan pembelajaran, upaya kepemimpinan pembelajaran, dan peran kepemimpinan pembelajaran. Dengan memahami kiat-kiat ini diyakini bahwa kepala madrasahdapat membangun perubahan pembelajaran di lingkungan Madrasah. Kata Kunci:Kiat-Kiat, Kepala madrasah, perubahan pembelajaran ABSTRACT This paper is on the title: The Strategy for Headmasters to Build The Innovation of Learning. From leadership training activities batch I, II, and III, it is found that the Headmaster has no competence to build the innovation of learning. All the problems in this paper are concludedas follow: Isthis paper useful and gives the contribution for Headmaster to make the innovation of learning? This paper is to help people build the innovation of learning. In case 1

2 to make that purpose, this paper offers following concepts: understanding about leadership training, space range of leadership training, criteria of leadership training, efforts of leadership training, and characteristic of leadership training. By understanding the Headmaster will be able to build the innovation of learning in School area. Key word: Strategy, Headmaster, Innovation of Learning A. PENDAHULUAN Kepala Madrasah mempunyai tanggung jawab terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran untuk mencapai visi dan tujuan madrasah. Ia pemimpin Madrasah pada dimensi proses pembelajaran berperan sebagai orang yang dapat mempengaruhi, menggerakkan, mengarahkan, mengembangkan dan memberdayakan Guru Madrasah dalam proses pembelajaran. Apa yang dikemukakan di atas berkaitan dengan kompetensi yang harus dimiliki oleh Kepala Madrasah sebagai tanggung jawab dan fungsi dalam kepemimpinan pembelajaran. Asumsi penulis kebanyakan Kepala Madrasah belum memiliki kompetensi kepemimpinan pembelajaran secara profesional. Asumsi ini didukung oleh peserta diklat teknis substantif tugas tambahan Kepala Madrasah angkatan I, II, dan III Tahun Hal ini menjadi masalah bagi Kepala Madrasah, yakni Kepala Madrasah belum memiliki kompetensi kepemimpinan pembelajaran secara profesional. Dari masalah diatas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Kepala Madrasah belum memahami kepemimpinan pembelajaran; 2. Kepala Madrasah belum mengenal pemetaan kepemimpinan pembelajaran; 3. Kepala Madrasah belum memiliki trik-trik perubahan pembelajaran. Dari ketiga unsur masalah di atas yang menjadi fokus masalahnya adalah masalah nomor 3, yakni Kepala Madrasah belum memiliki trik-trik perubahan pembelajaran secara profesional. Hal ini merupakan sesuatu yang penting karena mengakibatkan rendahnya kualitas pengelolaan pembelajaran 2

3 dan rendahnya pristasi siswa di Madrasah. Oleh sebab itu masalah yang dirasakan kepala madrasah idealnya segera diatasi. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah Kepala Madrasah di atas, diantaranya adalah: Kepala Madrasah mengikuti diklat, Kepala Madrasah mengikuti Workshop, Kepala Madrasah mendapat pendampingan, dan Kepala Madrasah membaca makalah yang berkenaan dengan kepemimpinan pembelajaran. Dari beberapa alternatif solusi di atas penulis memilih penyusunan makalah dengan judul: Kiat-Kiat Kepala Madrasah Membangun Perubahan Pembelajaran. Sepanjang pengetahuan penulis judul ini merupakan sesuatu yang baru, artinya belum ada yang menulisnya, dibuktikan dengan penyelusuran melalui internet dan beberapa perpustakaan/ toko buku yang ada. Berorientasi kepada masalah dan latar belakang masalah serta tema makalah yang telah dikemukakan di atas maka dapat dirumusan masalahnya sebagai berikut: Apakah dengan melalui tulisan makalah ini dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap Kepala Madrasah untuk melakukan perubahan pembelajaran? Penulisan makalah ini bertujuan untuk mempercepat proses pertolongan kepada Kepala Madrasah dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan, keahlian, keterampilan dan sikap secara professional pada kepemimpinan pembelajaran sehingga dapat menciptakan perubahan pembelajaran. Makalah ini sangat berguna bagi Kepala Madrasah, sebab dengan membaca makalah ini dapat memiliki pengalaman yang berkenaan dengan pelaksanaan tugasnya sebagai pelaku kepemimpinan pembelajaran dalam mewujudkan perubahan pembelajaran. Pengumpulan data dalam menulis makalah ini mempergunakan pendekatan kualitatif, yakni melakukan penelitian perpustakan, dalam bentuk teori-teori/ konsep yang ada di masmedia baik dalam bentuk cetak maupun dalam bentuk elektronik, seperti buku, peraturan perundang undangan yang ditemukan di koleksi-koleksi perpustakaan maupun di dunia maya, yakni internet. Pembahasan penyajian materi mempergunakan metode Deduksi, yakni menguraikan materi dari hal umum kehal yang khusus, sehingga 3

4 pembahasannya berkesan mengkongkretkan materi yang abstrak menjadi sebuah materi kongkret/ faktual, dan dapat memecahkan masalah secara tuntas, fokus, terarah, sehingga pembaca menemukan hakikat dari penulisan makalah ini, yakni membedah pengetahuan, keahlian, keterampilan tentang kiat-kiat Keepala Masrasah untuk melakukan perubahan pembelajaran. B. PEMBAHASAN 1. Pengertian Kepemimpinan Pembelajaran Mengkaji pengertian kepemimpinan pembelajaran berarti mencari tahu, apa itu kepemimpinan, apa itu pembelajaran, dan apa itu kepemimpinan pembelajaran? kepemimpinan berasal dari kata pimpin, yakni meminij kepemimpinan pembelajaran, berkembang menjadi pemimpin. Menurut kaedah tata bahasa Indonesia manakala sebuah kata dasar diawali dengan ke dan diakhiri dengan an, misalnya kepemimpinan, artinya menjadi gaya seorang pemimpin dalam mengendalikan bawahannya berkinerja untuk mencapai tujuan. Kepemimpinan berasal dari kata pimpin. Pimpin artinya: dalam keadaan dibimbing. Kepemimpinan adalah perihal memimpin. Memimpin; mengetuai, mengepalai. Pemimpin adalah orang yang memimpin (. Kamus Besar Bahasa Indonesia). Pemimpin adalah orang yang mampu mempengaruhi pihak lain untuk berbuat, sesuai dengan kehendak pemimpin, sehingga tujuan yang telah ditentukan tercapai. Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi pihak lain, untuk berbuat atau tidak berbuat, sesuai dengan kehendaknya, sehingga berhasil mencapai tujuan yang telah ditentukan. Wihjisumijo mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah merupakan sifat-sifat, perilaku pribadi, pengaruh terhadap orang lain, pola-pola interaksi, hubungan kerja sama antar peran, kedudukan dari satu administratif, dan persepsi dari lain-lain tentang legitimasi pengaruh. Kata pembelajaran berasal dari kata belajar, yakni mencari tahu sesuatu yang sebelumnya belum tahu. Menurut kaedah tata bahasa Indonesia kata yang diawali dengan pe dan diakhiri dengan an,misalnya pembelajaran, mengandung arti sebuah proses belajar mengajar. Disini 4

5 ada yang belajar dan ada yang membimbing/menuntun dalam proses belajar mengajar, yang belajar adalah peserta didik yang membimbing adalah fasilitator/ guru. Jadi kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan peserta didik belajar sesuai bimbingan dan tuntutan fasilitator. fasilitator, yakni orang yang mempasilitasi proses kegiatan belajar mengajar. Kepemimpinan pembelajaran adalah: tindakan kepala sekolah untuk mengembangkan lingkungan kerjanya yang produktif dan memuaskan bagi guru, serta pada akhirya mampu mengkondisikan siswa belajarmengembangkanpotensidanprestasidirinya (Wihjosumijo. Kepemimpinan Kepala Sekolah). Tujuankepemimpinanpembelajaranadalahuntukmemfasilitasipembel ajaran agar siswanyameningkatdalamhal: (1) prestasibelajarnya, (2) kepuasanbelajarnya, (3) motivasibelajarnya, (4) keingintahuannya, (5) kreativitasnya, (6)inovasinya, (7)jiwakewirausahaannya, dan(8) kesadarannyauntukbelajarsepanjanghayatkarenailmupengetahuandantek nologisertaseni. Dalam kalimat kepemimpinan pembelajaran mengandung tiga unsur, yakni unsur peserta didik, guru, dan kepala madrasah. Dalam proses pembelajaran yang ideal dan dikehendaki secara ilmiah adalah pembelajaran PAIKEMI, yakni pembelajaran, aktif, inovatif, kreatif, efesien, menyenangkan, dan islami, yang selanjutnya dilakukan proses pembelajaran melalui pendekatan ilmiah yang dikenal dengan pembelajaran Scientific. Suatu proses kegiatan pembelajaran PAIKEMI sangat dipengaruhi oleh kepala madrasah dengan cara dan gaya tertentu. Tugas murni kepala madrasah mencakup: merencanakan, mengelola,memimpin, mengendalikan dengan tujuan meningkatkanperan guru dalammemfasilitasisiswamengembangkanprestasi. kepuasan belajar, motivasi, keingintahuan, kreativitas, inovasi, jiwa kewirausahaan, dan kesadaran untuk belajar sepanjang hayat. Bila proses pembelajaran belum PAIKEMI, maka kepala madrasah memberikan bimbingan arahan dan tuntunan sekaligus memfasilitasinya, sehingga guru yang bersangkuan dapat menerapkan pembelajaran yang PAIKEMI, dan bila sudah bisa menerapkannya maka kepala madrasah memberikan kepercayaan pemberdayaan sehingga terjadilah perubahan/ 5

6 peningkatan pembelajaran yang lebih PAIKEMI. Peran aktif kepala madrasah dalam kontek ini merupakan kegiatan kepemimpinan pembelajaran, yakini kepala madrasah memberdayakan semua daya yang ada di madrasah untuk mensukseskan proses pembelajaran, sehingga pristasi peserta ddidik meningkat dan berkembang menuju kesoksesan yang memadai. 2. Ruang lingkup Kepemimpinan Pembelajaran Di atas kita telah mengetahui tentang kepemimpinan pembelajaran. Disini kita akan melihat ruang lingkup kepemimpinan pembelajaran itu sendiri, namun sebelumnya terlebih dahulu didudukkan ruang lingkup pembelajaran yang biasanya dilakukan oleh seorang Guru. Sebagaimana disebutkan di atas bahwa pembelajaran itu adalah proses belajar mengajar. Seorang guru tidak dapat melakukan proses pembelajaran kalau tidak ada perencanaan pembelajaran, yang dikenal dengan RPP (rencana pelaksanaan pembelajaaran) dan setiap peroses pembelajaran panduan guru adalah RPP dan kemudian melakukan evaluasi perencanaan dan evaluasi terhadap hasil belajar, hasil evaluasi ini akan ditindak lanjuti dengan pengembangan diri. Jadi seorang guru harus memiliki kompetensi perencanaan pembelajaran, mengimplementasikan pembelajaran, mengevaluasi hasil pembelajaran dan memeberikan tidak lanjutnya, bahkan sekarang memberikan laporan pembelajaran, untuk mendapatkan angka kredit dan bukti fisik pelaksanaan tugas. Ruang lingkup kepemimpinan pembelajaran terkait erat dengan ruang lingkup pembelajaran bagi guru, hanya saja ruang lingkup pembelajaran dilakukan oleh guru, sementara ruanglingkup kepemimpinan pembelajaran dilakukan oleh Kepala Madrasah. Jadi kompetensi apa yang harus dimiliki guru, juga dimiliki oleh Kepala Madrasah, karena Kepala Madrasah merupakan tugas tambahan dari guru. Kepala Madrasah selain menguasai materi, ia juga harus memiliki lidership pembelajaran,inilah yang disebut dengan ruang lingkup keproesionalan Kepala Madrah, yakni memiliki ilmu dan pengalaman, dan keterampilan tentang bagaimana cara mengendalikan para guru untuk 6

7 melakukan dan tidak melakukan sesuatu yang disarankan, ditugaskan dalam proses pembelajaran. Jadi kepemimpinan pembelajaran merupakan tugas pembinaan dan pengembangan oleh Kepala Madraah terhadap para guru dalam rangka membangun perubahan/ peningkatan proses pembelajaran yang lebih profesional. Kepala Madrasah juga harus menguasai keahlian akademik, keahlian lidership untuk menggerakkan semua daya, memanfaatkan pasilitas, dan dana untuk memenuhi kebutuhan proses pembelajaran. 3. Kriteria Kepemimpinan Pembelajaran a. Bertindak sesuai dengan visi dan misi Madrasah. 1) Mampu menyusun program sekolah sesuai dengan visi dan misi madrasah; 2) Mampu menerapkan program sekolah sesuai dengan visi dan misi madrasah. 3) Mampu mengambil keputusan dan berani menghadapi tantangan/resiko untuk tercapai visi dan misi madrasah 4) Mampu mengevaluasi program sekolah sesuai dengan visi dan misi madrasah b. Merumuskan tujuan yang menantang diri sendiri dan orang lain untuk mencapai standar yang tinggi. Mampu merumuskan tujuan madrasah; yang sesuai prinsip SMART 1) Specific (tujuan yang fokus pada pencapaian standar); 2) Measurable (dapat diukur); 3) Achievable (dapat dicapai); 4) Realistic (berbasis kondisi nyata); 5) Time bound (target waktu yang jelas). c. Mengembangkan Madrasah menuju organisasi pembelajar (learning organization). 1) Mampu merencanakan program pengembangan SDM; 2) Mampu melaksanakan program pengembangan SDM melalui berbagai cara,antara lain: (1) pelatihan, (2) seminar (3) MGMP/MGP/KKG, (4) MKKS/KKKS/MKTAS, (5) studi lanjut; 7

8 3) Mampu melaksanakan Penelitian Tindakan Madrasah/Penelitian Tindakan Kelas; 4) Mampu menciptakan suasana madrasah yang mendorong semua warga sekolah untuk terus menerus belajar. d. Menciptakan budaya dan iklim Madrasah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran. 1) Mampu membuat program berkaitan dengan budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran; 2) Mampu melaksanakan program berkaitan dengan budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran; 3) Mampu mengevaluasi program berkaitan dengan budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran; 4) Mampu melaksanakan program tindak lanjut berkaitan dengan budaya dan iklim madrasah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran e. Memegang teguh tujuan madrasah dengan menjadi contoh dan bertindak sebagai pemimpin pembelajaran 1) Mampu menunjukkan konsistensi dalam memegang teguh tujuan sekolah berkaitan dengan prestasi akademik dan non akademik siswa (contoh: peningkatan KKM, pengembangan extrakurikuler); 2) Mampu menunjukkan konsistensi dalam memegang teguh tujuan sekolah berkaitan dengan peningkatan kompetensi guru (contoh: workshop pendidikan karakter); 3) Mampu menunjukkan konsistensi dalam memegang teguh tujuan sekolah berkaitan dengan peningkatan kompetensi tenaga kependidikan (contoh: bintek efektifitas dan efisiensi kerja ); 4) Mampu menjadi contoh pemimpin pembelajaran (contoh: memodelkan pembelajaran PAIKEMI, beradaptasi dengan perubahan baru dalam pembelajaran misalnya pendidikan kewirausahaan ) f. Melaksanakan kepemimpinan yang inspiratif. 1)Mampu menerapkan kepemimpinan yang dapat memotivasi warga madrasah dalam mencapai tujuan sekolah (contoh: memberi apresiasi terhadap prestasi yang dicapai warga sekolah) 8

9 2)Mampu menerapkan kepemimpinan yang kreatif (contoh: mendorong munculnya ide-ide baru berkaitan hemat energi, pelestarian lingkungan) 3)Mampu menerapkan kepemimpinan yang inovatif (contoh: memfasilitasi implementasi ide-ide baru berkaitan hemat energi, pelestarian lingkungan) 4)Mampu menjadi inspirasi warga sekolah berkaitan keteladanan penerapan nilai-nilai karakter (contoh; jujur, disiplin) g. Membangun rasa saling percaya dan memfasilitasi kerjasama dalam rangka untuk menciptakan kolaborasi yang kuat diantara warga sekolah/madrasah 1)Mampu berkomunikasi dengan baik dan bertindak secara efektif untuk membangun lingkungan kerja yang baik; 2)Mampu berkomunikasi dengan baik dan bertindak secara efektif untuk membangun rasa saling percaya diantara warga madasah; 3)Mampu berkomunikasi dengan baik dan bertindak secara efektif untuk memfasilitasi kerja sama yang baik; 4)Mampu berkomunikasi dengan baik dan bertindak secara efektif untuk menciptakan iklim kerja dan kolaborasi yang kuat diantara warga madrasah. h. Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan madrasah sebagai organisasi pembelajar yang efektif. 1)Mampu menunjukkan kesungguhan dalam membuat program yang melibatkan semua warga sekolah berkaitan dengan sekolah sebagai organisasi pembelajar (contoh : pengembangan keprofesionalan berkelanjutan guru dan tenaga kependidikan, program remedial teaching); 2)Mampu menunjukkan kesungguhan dalam melaksanakan program yang melibatkan semua warga sekolah berkaitan dengan sekolah sebagai organisasi pembelajar ; 3)Mampu menunjukkan kesungguhan dalam mengevaluasi program yang melibatkan semua warga madrasah berkaitan dengan madrasah sebagai organisasi pembelajar; 9

10 4)Mampu menunjukkan kesungguhan dalam membuat program tindak lanjut yang melibatkan semua warga madrasah berkaitan dengan madrasah sebagai organisasi pembelajar; i. Mengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan visi, misi, dan tujuan madrasah 1)Mampu menyusun program kurikulum dokumen1 (memuat mata pelajaran, muatan lokal, pengembangan diri, pengaturan beban belajar, ketuntasan belajar, kenaikan kelas, kelulusan, pendidikan kecakapan hidup, pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global), dokumen 2 ( silabus dan RPP) yang madrasah sesuai dengan visi, misi dan tujuan madrasah. 2)Mampu melaksanakan program kurikulum 2 KTSP. 3)Mampu melakukan evaluasi program kurikulum dokumen 2 KTSP. melibatkan stakeholder dokumen 1 dan dokumen dokumen 1 dan 4)Mampu melakukan program tindak lanjut untuk pengembangan kurikulum dokumen 1 dan dokumen 2 KTSP. j. Mengelola peserta didik dalam rangka pengembangan kapasitasnya secara optimal. 1) Mampu membuat program madrasah yang berkaitan dengan peserta didik baik akademik maupun non akademik dalam rangka pengembangan potensinya secara optimal (contoh : program pengenalan bakat minat, tes IQ, program OSIS, program extrakurikuler); 2) Mampu melaksanakan program sekolah yang berkaitan dengan peserta didik baik akademik maupun non akademik; 3) Mampu melakukan evaluasi program sekolah yang berkaitan dengan peserta didik baik akademik maupun non akademik; 4) Mampu membuat program pengembangan tindak lanjut yang berkaitan dengan peserta didik baik akademik maupun non akademik. 4. Upaya Kepemimpinan Pembelajaran Sebagaimana disebutkan di atas bahwa salah satu tugas kepala madrasah adalah memberikan bimbingan atau pendampingan kepada guru untuk menciptakan suasana pembelajaran yang PAIKEMI. Tugas ini 10

11 bukanlah ringan, akan tetapi berat, karena mengendalikan orang lain, sementara tugas lainnya masih banyak, yakni tugas pokoknya sebagai guru dan tugas tambahan lainnya sebagai kepala madrasah, oleh karena itu perlu dibuat sebuah upaya kepemimpinan pembelajaran, yakni mencari kelemahan dan kekuatan guru dalam proses pembelajaran. Mencari kekuatan dan kelemahan guru dapat dilakukan dengan UKG, yakni uji kompetensi guru yang berkaitan dengan pengetahuan, keahlian, keterampilan dan sikap dalam proses pembelajaran. Uji kompetensi guru ini adalah untuk menguji atau mengetes kemampuan guru baik yang berkenaan dengan perencaanaan pembelajaran maupun yang berkenaan dengan Implementasinya, evaluasinya, tindak lanjutnya, dan pelaporannya dari kompetensi yang harus dimiliki oleh guru ( paidagogik, profesionalisme, kepribadian, dan sosial). Upaya yang dilakukan disini adalah pembuatan instrumen, baik untuk ranah kognitif, psikomotorik, maupun untuk ranah afektif dari semua kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru. Bila UKG tidak dapat dilakukan secara external/on line dapat dilakukan dengan kekuatan internal/ menual. Unsur-unsur kompetensi guru terdiri dari: kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial. Kumpulan elemen kompetensi dari semua kompetensi berjumlah 14 elemen, secara rinci sebagaimana dalam tabel dibawah ini. TABEL 1 UNSUR KOMPETENSI YANG DINILAI JENIS KOMPETEN SI Kompetensi Pedagogik UNSUR KOMPETENSI 1. Mengenalkarakteristikanakdidik 2. Menguasaiteoribelajardanprinsip-prinsippembelajaran yang mendidik 3. Pengembangankurikulum 4. Kegiatanpembelajaran yang mendidik 11

12 5. Memahamidanmengembangkanpotensi 6. Komunikasidenganpesertadidik 7. Penilaiandanevaluasi Kompetensi Kepribadian 8. Bertindaksesuaidengannorma agama, hukum, sosial, dankebudayaannasional Indonesia 9. Menunjukkanpribadi yang dewasadanteladan 10. Etoskerja, tanggungjawab yang tinggi, rasa banggamenjadi guru Kopetensi Sosial 11. Bersikapinklusif, bertindakobyektif, sertatidakdiskriminatif 12. Komunikasidengansesama guru, tenagapendidikan, orang tuapesertadidik, danmasyarakat Kompetensi Profesional 13. Penguasaanmateristrukturkonsepdanpolapikirkeilm uan yang mendukungmatapelajaran yang diampu 14. Mengembangkankeprofesianmelaluitindakanreflekti f TABEL 2 NILAI KOMPETENSI K O M P E T E N S I NILAI *) A. Pedagogik Menguasaikarakteristikpesertadidik 3 Menguasaiteoribelajardanprinsipprinsippembelajaran yang mendidik Pengembangankurikulum

13 Kegiatanpembelajaran yang mendidik 4 Pengembanganpotensipesertadidik 3 Komunikasidenganpesertadidik 2 Penilaiandanevaluasi 3 B. Kepribadian Bertindaksesuaidengannorma agama, hukum, sosialdankebudayaannasional Menunjukkanpribadi yang dewasa dan teladan 3 2 Etoskerja, tanggungjawab yang tinggi, rasa banggamenjadi guru 1 C.Sosial Bersikapinklusif, bertindakobyektif, sertatidakdiskriminatif 4 Komunikasidengansesama guru, tenagakependidikan, orang tua, pesertadidik, danmasyarakat 3 D. Profesional Penguasaanmateri, struktur, konsepdanpolapikirkeilmuan yang mendukungmatapelajaran yang diampu 4 13

14 Mengembangkankeprofesionalanmelaluitinda kan yang reflektif 2 Jumlah (Hasilpenilaiankinerja guru) (38) TABEL 3 PENILAIAN KOMPETENSI KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK PenilaianKompetensi : Mengenalkarakteristikpesertadidik (Kompetensi 1) Indikator Skor Total skor yang diperoleh = 7 SkorMaksimumKompetensi =banyaknyaindikator x skortertinggi Prosentaseskorkompetensi = total skor yang diperolehdibagidenganskormaksimumkom petensidikalikandengan 100% KonversiNilaiKompetensi (0 % < X 25 % = 1; 25 % <X 50 % = 2; 50 % < X 75 % = 3; dan 75 % < X 100 % = 4) 6 x 2 = 12 7/12 x 100% = 58.33% 58.33% beradapad arange 50 % < X 75 %, jadikompet ensi 1 ininilainya 3 TABEL 4 14

15 RENTANG NILAI KOMPERSI Amatbaik Baik Cukup Sedang 125% 100% 75% 50% 50 Kurang 25%% Apa yang telah dikemukakan di atas merupakan salah atu contoh untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan kompetensi guru. Lebih dari itu dapat juga dilakukan melalui instrumen pola supervisi akademik secara bertahap. Hal ini dapat dilihat lampiran instrumen supervisi akademik. Dari tabel data inilah kepala madrasah bisa membuat upaya kepemimpinan pembelajaran, yakni rancang bangun pelaksanaan kepemimpinan pembelajaran untuk mengatasi kelemahan guru dalam pembelajaran yang diampunya. Sasaran dari upaya ini adalah merupakan kegiatan SIADIBA, yakni : siapa, apa, di mana, bagaimana. Siapa, maksudnya adalah siapa yang bermasalah. Siapa yang membantunya, maksudnya adalah orang yang menjadi fasilitator. apa maksudnya adalah apa yang menjadi kelemahannya, yakni materi apa yang menjadi masalah dan dengan materi apa pula mengatasinya. Dimana, maksudnya adalah tempat pelaksanaannya dimana (dimana dilakukan). Bagaimana melakukan, yakni jenis kegiatan dan bagaimana pelaksanaannya. 15

16 Tabel berikut ini merupakan salah satu percontohan, tabel yang dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan, tujuannya untuk dapat teridentifikasi dan dapat diatasi dalam upaya mengadakan perubahan. TABEL 5 REKAP KOMPETENSI GURU BIDANG AKADEMIK NO NAMA KURIKU LUM MATERI METO DE MEDIA PEMBE LA JARAN EVALU ASI Dst KET Rekap ini adalah merupakan hasil dari uji kompetensi guru bidang akademik yang telah dilaksanakan. Catatan: 1= 0-25 % 2 = % 3 = % 4. = % TABEL 6 DESAIN KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN NO 1. NAMA GURU KEKUATAN KELE MAHAN KEGI AT AN FASILI TA TOR TEMP AT WAKT U PENANG GUNG JAWAB dst 5. Peran Kepemimpinan Pembelajaran a. Merumuskan Tujuan Bersama 16

17 Merumuskan tujuan merupakan upaya untuk mencapai visi dan misi, jadi sebelum menyusun tujuan terlebih dahulu merumuskan visi dan misi, untuk mencapai visi dan misi diciptakan tujuan, untuk mencapai tujuan dibuat program kegiatan dan melaksanakannya. Jelasnya untuk membuat tujuan bersama berpatokan kepada hal-hal sebagai berikut: 1) Merumuskanvisidanmisi madrasah; 2) menentukanhierarkhitujuan; 3) Merencanakanstrategispencapaiantujuan; 4) menyusunrencanatindaklanjut. b. Mengalokasikan sumber daya dan dana pembelajaran Sumber daya yang menjadi kekuatan dalam mewujudkan perubahan di suatu madrasah adalah sumber daya manusia yang dikenal dengan SDM, tentunya disini adalah semua orang yang terlibat dalam organisasi madrasah mulai dari kepala madrasah, para pembantunya, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan harus memiliki SDM secara propersional dan profesional. Untuk menciptakan sebuah perubahan, harus melalui kegiatan dan setiap kegiatan memerlukan dana, artinya jangan ada dibuat sebuah kegiatan bila tidak ada dananya, rencana kegiatan tanpa dana pasti nihil. Sehubungan dengan hal tersebut seorang kepala madrasah dalam upaya membangun perubahan harus menyiapkan daya manusia dan daya dana dalam mewujudkan manajemen pembelajarann. Hal pembaharuan dalam manajemen pembelajaran, melalui gerakan sebagai berikut: 1) Inovasifisikdanprasarana; 2) Inovasimanajemen; 3) Inovasipendekatanpembelajaran; 4) MenyusunRencanapengembanganPembelajaran; 5) Menyusun RAPBM. c. Mengelola kurikulum Kurikulum yang dijadikan standar adalah standar kurikulum nasional. Kurikulum secara garis besarnya di lingkungan madrasah dikenal dengan dekumen 1 ( KTSP), dekumen 2 ( proses 17

18 pembelajaran), dan dekumen 3 ( penilaian). Salah satu unsu r KTSP adalah kurikulum mata pelajaran yang dibagi kepada 3 hal, yakni kurikulum mata pelajaran umum dan mata pelajaran agama serta mata pelajaran bahasa. Kurikulum nasional dapat dilaksanakan manakala peserta didik mempunyai kompetensi yang berjenjang dengan kurikulum nasional. Kondisi secara factual bahwa kompetensi peserta didik dapat digolongkan kepada tiga kondisi, yakni: kompetensi peserta didik dibawah standar nasional, setara dengan kurikulum nasional, di atas kompetensi kurikulum nasional. Dari ketiga hal ini dua kondisi yang bermasalah, yakni kompetensi peserta didik di bawah standar dan kompetensi peserta didik di atas standar nasional. Masalahnya adalah, madrasah belum memiliki kurikulum ini. Kondisi ini menuntut pengambil kebijakan untuk membuat kurikulum penjenjangan dan kurikulum pengembangan. Kurikulum penjenjangan untuk peserta didik yang dibawah standar nasional. Kurikulum pengembangan untuk peserta didik yang memiliki kompetensi diatas standar nasional. Mengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan visi, misi, dan tujuan sekolah. Seorang kepala madrasah dalam pengembangan kurikulum harus memiliki kompetensi sebagai berikut: 1) Mampu menyusun program kurikulum dokumen1 (memuat mata pelajaran, muatan lokal, pengembangan diri, pengaturan beban belajar, ketuntasan belajar, kenaikan kelas, kelulusan, pendidikan kecakapan hidup, pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global), dokumen 2 ( silabus dan RPP) yang melibatkan stakeholder sekolah sesuai dengan visi, misi dan tujuan sekolah. 2) Mampu melaksanakan program kurikulum dokumen 1 dan dokumen 2 KTSP. 3) Mampu melakukan evaluasi program kurikulum dokumen 1 dan dokumen 2 KTSP. 4) Mampu melakukan program tindak lanjut untuk pengembangan kurikulum dokumen 1 dan dokumen 2 KTSP. d. Memonitor perencanaan pembelajarann 18

19 Seorang kepala madrasah harus mempunyai kompetensi tentang perencanaan pembelajaran, yang istilahnya dikenal dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Kompetensi yang mendasar dalam RPP adalah kompetenssi sebagai berikut: 1) Kurikulum/ Standar Isi; 2) Metode pembelajara; 3) Media pembelajaran; 4) Implementasi pembelajaran (pembelajaran scientific) 5) Evaluasi proses dan hasil pembelajaran; 6) Tindak lanjut hasil evaluasi pembelajaran. e. Mengevaluasi pelaksanaan tugas guru Tugas utama guru adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Khusus untuk sub unsur proses pembelajaran atau pembimbingan dan sub unsur pengembangan keprofesian berkelanjutan.tugas tambahan dan/atau tugas lain yang relevan selain melaksanakan kegiatan guru dapat melaksanakan tugas tambahan dan/atau tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. (Permenpan Nomor 35 Tahun 2010) Seorang kepala madrasah dapat melakukan evaluasi pelaksanaan tugas guru manakala mempunyai kompetensi tentang kompetensi guru. Hasil evaluasi ini melalui UKG (uji kompetensi guru) secara makro dan secara micro kepala madrasah harus memiliki kemampuan memberi nilai dari apa yang dilakukan oleh seorang guru, mulai dari perencanaan sampai kepada evaluasi bahkan pelaporan untuk mendapatkan angka kredit bagi guru. f. Manajemen Perubahan Pembelajaran Kepemimpinan pembelajaran dalam memenij perubahan mempunyai prinsip. Prinsip itu adalah membangun tujuan bersama, meningkatkan kreasi dan inovasi dalam mengembangkan kurikulum, mengembangkan motivasi pendidik dalam mengembangkan kompetensi, menjamin pelaksanaan mutu proses pembelajaran 19

20 monitoring atau supervisi, mengembangkan sistem penilaian dalam memantau perkembangan belajar siswa, mengambil keputusan berbasis data. 1)Membangun tujuan bersama Membangun tujuan bersama dalam perubahan, artinya kepala madrasah mengajak unsur yang terkait untuk menyusun sebuah tujuan perubahan. Sebelum menyusun tujuan perubahan terlebih dahulu menyusun visi dan misi madrasah, kemudian menentukan hierarkhi tujuan, lalu merencanakan strategi pencapaian tujuan, kemudian dilanjutkan dengan rencana tindak lanjut, yakni upaya yang dilakukan untuk perubahan. 2) Meningkatkan kreasi dan inovasi dalam mengembangkan kurikulum Bermimpi mengadakan perubahan dari pembaharuan kreasi dan inovasi dalam mengembangkan kurikulum secara terpadu dengan inovasi fisik dan prasarana, inovasi manajemen, inovasi pendekatan pembelajaran, menyusun rencana pengembangan madrasah, dan menyusun RAPBM. 3) Mengembangkan motivasi pendidik dalam mengembangkan kompetensi Pengembangan kompetensi guru perlu dikembangkan sesuai dengan perkembangan teknologi pembelajaran, sehingga memiliki pencerahan tampilan karakter yang moderen, yang selalu menghampiri perkembanngan zaman tidak ketinggalan kalau dapat sebagai pembaharu pembelajaran. Unsur-unsur perubahan yang perlu dibangun berkenaan dengan pengelolaan kelas, penempatan metode yang digunakan, pemamfaatan media dan sumber belajar dan penilaian hasil pembelajaran. Semuanya harus mengalami perubahan kesasaran yang lebih menigkat dan hasilnya lebih bermakna, yakni meningkatnya pristasi peserta didik. Peran kepala madrasah memberi motivasi yang tinggi sehingga para guru memiliki komitmen yang tinggi untuk mengadakan peningkatan kompetensi perubahan. Kunci tumbuhnya motivasi guru 20

21 adalah kepandaian kepala madrasah untuk menyenangkkan guru dalam hal penanganan proses pembelajarann. Guru yang senang memiliki motivasi yang tinggi, sehingga dapat menciptakkan suassana pembelajara PAIKEMI. 4) Menjamin pelaksanaan mutu proses supervisi pembelajaran Kepala madrasah memiliki peran aktif sebagai penjamin pelaksanaan mutu, proses supervisi pembelajaran dan harus memiliki kejelasan sasaran monev (monitoring dan evaluasi), tujuan monev, hal yang harus dimonitoring, dan pengevaluasian sepenuhnya menjadi tanggung jawab kepala madrasah dan akan diminta pertanggunganjawabannya baik secara administratif maupun secara leadership. 5) Mengembangkan sistem penilaian Pengembangan sistem penilaian untuk perkembangan belajar siswa perlu dilakukan oleh kepala madrasah secara kontinu, sebab tidak mungkin bisa dilakukan pengembangan belajar siswa tanpa diawali dengan evaluasi hasil belajar. Oleh karenanya kepala madrasah membangun sistem evaluasi yang digunakan, jenis dan bentuk penilaian, jenis dan bentuk remidi dan pengayaan yang akan dilakukan. 6) Mengambil keputusan berbasis data Mengambil keputusan merupakan salah satu wewenang strategis kepala madrasah. Mengambil keputusan harus secara proporsional dan profesional dengan data yang akurat dan memadai dalam sebuah sistem modern dan canggih pada tempat dan masanya. Manajrial ini memerlukan pengembangan penggunaan Internet (dunia maya) sehingga perlu pengembangan website, pengolahan data dengan komputer, pemanfaatan multi media, dan analisis data dengan komputer. Dunia sekarang menuntut kecepatan yang luar biasa, termasuk kecepatan pengambilan keputusan. Dengan informasi data yang tersedia di dunia maya, dia dapat diakses kapan saja dan di mana saja, bila perangkat internet tersedia. 21

22 7) Latihan berprestasi dalam membangun perubahan Sebelum melakukan latihan ini terlebih dahulu dipersiapkan data kekuatan dan kelemahan madrasah yang dipimpin oleh kepala madrasah, kemudian lakukan analisis kebutuhan dengan instrumen berikut: TABEL 7 INSTRUMEN ANALISIS KEBUTUHAN VisidanMisi Madrasah:.. No. KondisiNyata. Target Perubahan BudayaS ekolah Kompete nsi SDM 1. Mengelola program: Kepalasekolahbelu mberperanoptimal dalammendorongse luruh guru berpartisipasipadap erumusan program jangkamenengahda n program tahunan. 2. Kepsekbelummenge mbangkanperankep emimpinanvisioner : 3. Mengembangkanlin gkungan yang kondusif: 22

23 4. Mengembangkan KTSP: 5. Mengembangkanpe mbelajarandanpenil aian yang efektif: 6. Mengevaluasikinerj a guru: 7. Membangun team work (MGMP): 8. MelaksanakanSuper visipembelajaran: 9. Kewirausahaan: Contohpernyataandan pertanyaandalammerumuskanmasalah. Pertanyaan Pernyataan BagaimanaKepalaMadrasahmenggunakanke Kepala wenangannyadalammempengauhiguru Madrasahbelummelak memenuhikriteriamutuperencanaanpembelaja ukanintervensipada ran? guru dalammerumuskanren canapembelajaran. Masalah pada peran kepemimpinan: Kepala Madrasahbelum menggerakan guru dalammerumuskanindikatorpencapaiankompetensisiswa yang masukdalamkategorihots. Kepala madrasah sebagai pemimpin pembelajaran mengarahkanmelaluikegiatan rapat tiap akhir bulan dengan guru-guru, membahas data yang terhimpun dari kegiatan supervisi, dan 23

24 menggunakan data untuk bahan perbaikan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Berikut rumusan contoh program kepemimpinan yang akan Saudara lakukan. NO. PROGRAM TUJUAN INDIKATOR KEBERHASILAN 1. Rapatbulanansecar aberkaladanmelaks anakanperbaikanber kelanjutan Mengarahkan guru-guru untukmemenu hikriteriastand ar. Pelaksanaan mengajarmen gacupada RPP yang memenuhi SKL, Isi, Proses danpenilaian. Menggerakan Buktipemanta guru-guru uanpelaksana melaksanakan ankeputusant keputusanrap erdokumentas atbulanan. i Memastikanba Terhimpun hwa proses data kerjamencapai hasilevaluasis hasilyangdihar ebagaibahanp apkan engarahan 2. Memfasilitasi pembentukan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Mengembangkank apasitas guru melaluipembentuk an Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Terbentuknya Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) yang bekerjaefektif. 24

25 3.... C. PENUTUP 1. Kesimpulan Dengan paparan pembahasan di atas yang disertai dengan analisis dan contoh serta instrumen yang dilampirkan, diyakini bahwa seorang kepala madrasah dapat memahami kepemimpinan pembelajaran dengan sebaik-baiknya, dengan mengenal ruang lingkup kepemimpinan pembelajaran,masalah-masalah yang ada di dalamnyya, kekuatan dan kelemahan apa yang ada pada madrasah, sekaligus dapat mengatasi masalah, melalui strategi pemecahan masalah, sehingga melahirkan perubahan-perubahan dari tiada menjadi ada, dari yang belum sempurna menjadi sempurna, dari yang belum memadai menjadi memadai, dan dari yang lemah menjadi kuat. 2. Saran-Saran Dengan harapan supaya makalah ini berdaya guna dan hasil guna bagi Kepala Madrasah maka penulis menyarankan sebagai berikut: a. Cermati makalah ini secara seksama, dan jadikan sebagai acuan dalam kepemimpinan pembelajaran! b. Gunakan konsep yang ada dimakalah ini untuk menemukan masalah di lapangan dan cari solusinya! c. Bawalah masalah kedalam kegiatan Kelompok Kerja Madrasah (KKM)! d. Kembangkan pemecahan masalah dengan membaca referensi lain! DAFTAR REFERENSI Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentangsistempendidikan Nasional 25

26 PeraturanPemerintahRepublik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentangperobahan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentangstandar NasionlPendidikan PermenMendikbudNomor 57, 58, 59, dan 70 tahun 2014 tentangkurikulumtingkatdasardanmenengah Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Informasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru Dan Angka Kreditnya, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Kompetensi Kepala Sekolah/ Madrasah Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 tentang Standar Proses Pembelajaran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014 tentang Standar Penilaian Peraturan Menteri Agama Nomor Madrasah 29 Tahun 2014, tentang Kepala Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 5 Tahun 2009, tentang Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Bagi Widyaiswara Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 9 Tahun 2008, tentang Pedoman Penulisan Modul Pendidikan dan Pelatihan Modul, Makalah dan Bahan Ajar TOT Kurikulum 2013 Tahun 2014 Tingkat Nasional di Jakarta 26

Bukti Instrumen PKKS Kompetensi KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN

Bukti Instrumen PKKS Kompetensi KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN Bukti Instrumen PKKS Kompetensi KEPEMIMPINAN Menyiapkan BUKTI ISTRUMEN PKKS Kompetens 2 : KEPEMIMPINAN 2.1 Bertindak sesuai Ditunjukkan dengan bukti dengan visi dan dokumen misi sekolah/madrasah. 1. program

Lebih terperinci

BUKTI FISIK PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH

BUKTI FISIK PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH KOMPONEN 1 BUKTI FISIK PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN CIREBON TAHUN 2014 : KEPRIBADIAN DAN SOSIAL NO KRITERIA INDIKATOR BUKTI FISIK 1 Berakhlak mulia, mengembangkan budaya

Lebih terperinci

BUKTI FISIK PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH

BUKTI FISIK PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH KOMPONEN 1 BUKTI FISIK PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN CIREBON TAHUN 2014 : KEPRIBADIAN DAN SOSIAL NO KRITERIA INDIKATOR BUKTI FISIK 1 Berakhlak mulia, mengembangkan budaya

Lebih terperinci

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Memimpin dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal Menciptakan budaya dan iklim yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran

Lebih terperinci

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS Berikut Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah (UKKS) DIMENSI KOMPETENSI INDIKATOR Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Merumuskan

Lebih terperinci

MODEL 2 INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH MEJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PD MUHAMMADIYAH MANDAILING NATAL

MODEL 2 INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH MEJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PD MUHAMMADIYAH MANDAILING NATAL MODEL 2 INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH MEJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PD MUHAMMADIYAH MANDAILING NATAL Nama Sekolah Alamat Cabang Daerah Nama Kasek : Mandailing Natal Petunjuk : Berikan

Lebih terperinci

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas PAPARAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 1 PERTAMA: KONSEP DASAR 2 Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 67 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 67 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 67 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN DAN INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

LAMPIRAN 3 INSTRUMEN PK GURU DENGAN TUGAS TAMBAHAN YANG RELEVAN DENGAN FUNGSI SEKOLAH/MADRASAH

LAMPIRAN 3 INSTRUMEN PK GURU DENGAN TUGAS TAMBAHAN YANG RELEVAN DENGAN FUNGSI SEKOLAH/MADRASAH LAMPIRAN 3 INSTRUMEN PK GURU DENGAN TUGAS TAMBAHAN YANG RELEVAN DENGAN FUNGSI SEKOLAH/MADRASAH 139 Lampiran 3B INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH (IPKWKS) A. PETUNJUK PENILAIAN 1. Penilaian

Lebih terperinci

LAMPIRAN 3 INSTRUMEN PK GURU DENGAN TUGAS TAMBAHAN YANG RELEVAN DENGAN FUNGSI SEKOLAH/MADRASAH

LAMPIRAN 3 INSTRUMEN PK GURU DENGAN TUGAS TAMBAHAN YANG RELEVAN DENGAN FUNGSI SEKOLAH/MADRASAH LAMPIRAN 3 INSTRUMEN PK GURU DENGAN TUGAS TAMBAHAN YANG RELEVAN DENGAN FUNGSI SEKOLAH/MADRASAH 139 Lampiran 3A A. PETUNJUK PENILAIAN INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH (IPPKS) 1. Penilaian kinerja

Lebih terperinci

UNIT 5 BAGAIMANA PERAN KEPALA SEKOLAH (KS) DAN PENGAWAS SEKOLAH (PS) DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN?

UNIT 5 BAGAIMANA PERAN KEPALA SEKOLAH (KS) DAN PENGAWAS SEKOLAH (PS) DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN? UNIT 5 BAGAIMANA PERAN KEPALA SEKOLAH (KS) DAN PENGAWAS SEKOLAH (PS) DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN? UNIT 5 BAGAIMANA PERAN KEPALA SEKOLAH (KS) DAN PENGAWAS SEKOLAH (PS) DALAM MENINGKATKAN MUTU

Lebih terperinci

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Memimpin dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal Menciptakan budaya dan iklim yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Negara Republik Indonesia dinyatakan bahwa salah satu tujuan negara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu dalam

Lebih terperinci

BAB III. MATRIKS IDENTIFIKASI RENCANA TINDAK LANJUT

BAB III. MATRIKS IDENTIFIKASI RENCANA TINDAK LANJUT BAB III. MATRIKS IDENTIFIKASI RENCANA TINDAK LANJUT A. Supervisi Manajerial Salah satu tugas pokok pengawas adalah menyusun, melaksanakan, mengevaluasi hasil pelaksanaan pengawasan manajerial. Fokus utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peranan guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peranan guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah sangat strategis. Walaupun perkembangan teknologi cukup pesat, sampai saat ini peranan guru sebagai pendidik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata dari rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah rendahnya perolehan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 41 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DENGAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1301, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Pendidikan. Agama. Madrasah. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG KEPALA MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya. 1 BAB I PENDAHAULUAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, dan Manfaat Penelitian. 1.1 Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan kejuruan. Menurut undang-undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan kejuruan. Menurut undang-undang No. 20 Tahun 2003 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Kebutuhan akan tenaga kerja yang terampil dalam menghadapi era globalisasi secara total pada tahun 2020 menjadi suatu tantangan sekaligus peluang bagi tenaga

Lebih terperinci

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH Kompetensi Kepribadian 1. Memiliki integritas kepribadian yang kuat sebagai pemimpin : Selalu konsisten dalam berfikir, bersikap, berucap, dan berbuat dalam setiap melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Guru merupakan komponen yang paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral, pertama dan utama. Figur

Lebih terperinci

KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN 1. KOMPETENSI PENGAWAS/PENILIK PAUD

KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN 1. KOMPETENSI PENGAWAS/PENILIK PAUD LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN 1. KOMPETENSI PENGAWAS/PENILIK

Lebih terperinci

(Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG

(Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG (Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG UPT SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB) KABUPATEN BANDUNG 2017 DESAIN PEMBELAJARAN Oleh: Yaya Sukarya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan formal merupakan upaya sadar yang dilakukan sekolah dengan berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan kemampuan kognitif,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) a. Pengertian KTSP Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian lapangan dan pembahasan, maka kesimpulan penelitian sebagai berikut:

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Bangsa Indonesia dengan jumlah

I. PENDAHULUAN. baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Bangsa Indonesia dengan jumlah 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan, karena pendidikan memegang peran penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Keberhasilan pembangunan

Lebih terperinci

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012 Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012 I. Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) huruf A, B, C, atau D pada lembar jawaban! 1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Kurikulun Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), guru berperan. dalam mengembangkan kurikulum yang berpedoman pada standar isi dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Kurikulun Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), guru berperan. dalam mengembangkan kurikulum yang berpedoman pada standar isi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Kurikulun Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), guru berperan dalam mengembangkan kurikulum yang berpedoman pada standar isi dan membentuk kompetensi siswa.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan secara harfiah berasal dari kata pimpin. Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga menunjukkan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENDAMPINGAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH

PEDOMAN PENDAMPINGAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2014 TENTANG PENDAMPINGAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH PEDOMAN

Lebih terperinci

Penyusunan KTSP Berbasis Kurikulum 2013 Dokumen 1 BIMBINGAN TEKNIS PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 BAGI KEPALA SMP

Penyusunan KTSP Berbasis Kurikulum 2013 Dokumen 1 BIMBINGAN TEKNIS PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 BAGI KEPALA SMP Penyusunan KTSP Berbasis Kurikulum 2013 Dokumen 1 BIMBINGAN TEKNIS PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 BAGI KEPALA SMP TUJUAN : Setelah mengikuti kegiatan bimtek diharapkan peserta mampu Menjelaskan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu sistem yang tidak bisa dipisah antara unsur yang satu dengan yang lainnya dan juga tidak bisa dipisahkan dengan sistem-sistem kehidupan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan 5.1.1 Peran LPMP Provinsi Kalimantan Timur dalam pelaksanaan Sistem Penjaminan mutu pendidikan LPMP Provinsi Kalimantan Timur dalam pelaksanaan tupoksinya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Deskripsi variabel a. Kepemimpinan kepala sekolah dengan dimensi orientasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang mudah, karena sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya dilihat dari penguasaannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya quality controll yang mengawasi jalannya proses dan segala. Sekolah adalah sebuah people changing instituation, yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. adanya quality controll yang mengawasi jalannya proses dan segala. Sekolah adalah sebuah people changing instituation, yang dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutu pendidikan sering diartikan sebagai karakteristik jasa pendidikan yang sesuai dengan kriteria tertentu untuk memenuhi kepuasan pengguna (user) pendidikan,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan sekolah di MTs Kabupaten Labuhanbatu Utara.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan sekolah di MTs Kabupaten Labuhanbatu Utara. 95 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan penelitian maka dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan yang signifikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pondasi utama dalam mengelola, mencetak dan meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan berwawasan yang diharapkan mampu untuk menjawab

Lebih terperinci

berpikir global (think globally), dan mampu bertindak lokal (act loccaly), serta

berpikir global (think globally), dan mampu bertindak lokal (act loccaly), serta BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang masalah, 2) identifikasi masalah, 3) pembatasan masalah, 4) rumusan masalah, 5) tujuan dan manfaat penelitian, dan 6) ruang lingkup penelitian.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kinerja mengajar guru merupakan komponen paling utama dalam meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga pendidik, terutama guru,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum 2013 pada tingkat dasar menggunakan pendekatan pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik saintifik mengedepankan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

PEDOMAN PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH/MADRASAH PEDOMAN PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH/MADRASAH PUSAT PENGEMBANGAN TENAGA KEPENDIDIKAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

Lebih terperinci

: Babakan Ciomas RT. 2/3 ds. Parakan Kec. Ciomas Kab. Bogor

: Babakan Ciomas RT. 2/3 ds. Parakan Kec. Ciomas Kab. Bogor Penyusun: Tim Pengembang Madrasah Nama Madrasah Alamat : MTs Al Inayah : Babakan Ciomas RT. 2/3 ds. Parakan Kec. Ciomas Kab. Bogor Program Prioritas MTs. Al Inayah STANDAR ISI 0 MENENTUKAN PROGRAM PRIORITAS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah

I. PENDAHULUAN. Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah mengadakan perubahan besar pada kebijakan pada sektor pendidikan dalam berbagai aspek,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut : BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan peneliti terhadap "Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Sekolah Efektif (Studi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh dari hasil pengolahan dan analisis data dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Servant Leadership (Kepemimpinan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 BAB II pasal 3 Undang- Undang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. tentang Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Iklim Organisasi

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. tentang Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Iklim Organisasi BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, analisis dan pembahasan data penelitian tentang Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Iklim Organisasi Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal abad XXI, dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga Negara yang beriman, produktif kreatif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh sebab itu hampir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. zaman yang semakin berkembang. Berhasilnya pendidikan tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. zaman yang semakin berkembang. Berhasilnya pendidikan tergantung pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu aspek yang berperan penting dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan tuntutan zaman yang semakin berkembang. Berhasilnya

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Pelaksanaan OJL Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah Tahun 2013

Petunjuk Teknis Pelaksanaan OJL Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah Tahun 2013 Pelaksanaan OJL Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah Tahun 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-nya sehingga LPPKS Indonesia di Surakarta dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Panduan Penyusunan KTSP jenjang Dikdasmen BSNP KURIKULUM 2013? (Berbasis Scientific Approach)

Lebih terperinci

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS)

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) Kp. Dadapan RT.06/RW.07, Desa Jatikuwung, Kec. Gondangrejo Kab. Karanganyar, Prov. Jawa Tengah Indonesia Telp. +62 0271 8502888; +62 0271 8502999;

Lebih terperinci

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016 ` LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016 LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2016 DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia. Selain itu pendidikan mempunyai tanggung jawab terhadap

Lebih terperinci

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016 ` LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016 LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2016 DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti kurikulum KTSP dengan kurikulum 2013 dengan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pembahasan penelitian yang telah dilaksanakan mengenai studi tentang Peranan Kinerja MGMP PKn dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru SMP (Studi Kasus Terhadap

Lebih terperinci

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN BLORA PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN BLORA PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016 ` LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN BLORA PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016 LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2016 DAFTAR

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perkembangan peserta didik sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perkembangan peserta didik sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakekat Guru Dalam pendidikan, Guru merupakan komponen dari perangkat sistem pendidikan yang ada di sekolah, sebagai pendidik guru membimbing dalam arti menuntun peserta didik

Lebih terperinci

INSTRUMEN PEMETAAN KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

INSTRUMEN PEMETAAN KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH FORMAT 2A dan 2B INSTRUMEN PEMETAAN KEPALA SEKOLAH TAHUN 2010 NAMA :... INSTANSI :... NUPTK :... KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN LEMBAGA

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. SIMPULAN Berdasarkan hasil perhitungan statistik dan analisis data seperti yang diuraikan pada bab sebelumnya, terkait dengan persepsi guru tentang efektivitas kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

Lebih terperinci

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP Makalah disampaikan pada Pelatihan dan Pendampingan Implementasi KTSP di SD Wedomartani Oleh Dr. Jumadi A. Pendahuluan Menurut ketentuan dalam Peraturan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENILAIAN PEMILIHAN KEPALA SEKOLAH BERPRESTASI TAHUN 2016

PEDOMAN PENILAIAN PEMILIHAN KEPALA SEKOLAH BERPRESTASI TAHUN 2016 PEDOMAN PENILAIAN PEMILIHAN KEPALA SEKOLAH BERPRESTASI TAHUN 2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT PEMBINAAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIKDASMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aspek yang paling utama dalam menghadapi era globalisasi dimana keberhasilan suatu bangsa dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kunci sukses tidaknya suatu bangsa dalam pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya melakukan pembangunan di segala

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Pengelolaan Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia Serpong sudah menggunakan pendekatan-pendekatan model madrasah efektif mulai dari input, proses, dan outputnya.

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Penyusunan Program Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah

Petunjuk Teknis Penyusunan Program Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-nya sehingga LPPKS Indonesia di Surakarta dapat menyelesaikan penyusunan Petunjuk Teknis Penyusunan Program Diklat

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN ON THE JOB LEARNING

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN ON THE JOB LEARNING PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN ON THE JOB LEARNING PROGRAM PENYIAPAN CALON KEPALA SEKOLAH TAHUN 2012 LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2011 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

1. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kepemimpinan kepala

1. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kepemimpinan kepala 108 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan penelitian maka dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut. 1. Terdapat hubungan yang signifikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat penting di dalam pembentukan dan pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi kemajuan zaman. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Keberhasilan suatu organisasi sangat tergantung pada kinerja Sumber

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Keberhasilan suatu organisasi sangat tergantung pada kinerja Sumber 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rendahnya kualitas pendidikan pada suatu bangsa mencerminkan rendahnya kinerja guru dan buruknya sistem pengelolaan pendidikan pada suatu bangsa. Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI KTSP PADA MATA PELAJARAN FIKIH KELAS VII DI MTS MIFTAHUL FALAH DAN PROBLEMATIKANYA SERTA SOLUSINYA

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI KTSP PADA MATA PELAJARAN FIKIH KELAS VII DI MTS MIFTAHUL FALAH DAN PROBLEMATIKANYA SERTA SOLUSINYA 52 BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI KTSP PADA MATA PELAJARAN FIKIH KELAS VII DI MTS MIFTAHUL FALAH DAN PROBLEMATIKANYA SERTA SOLUSINYA A. Analisis Implementasi KTSP Mata pelajaran Fikih 1. Analisis Kurikulum

Lebih terperinci

PUSAT PENGEMBANGAN TENAGA KEPENDIDIKAN BADAN PSDMP DAN PMP KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2011

PUSAT PENGEMBANGAN TENAGA KEPENDIDIKAN BADAN PSDMP DAN PMP KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2011 PUSAT PENGEMBANGAN TENAGA KEPENDIDIKAN BADAN PSDMP DAN PMP KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2011 LATAR BELAKANG Wakil kepala sekolah / madrasah pada satuan pendidikan merupakan salah satu komponen tenaga

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. semula bersifat sentralistik berubah menjadi desentralistik. Desentralisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. semula bersifat sentralistik berubah menjadi desentralistik. Desentralisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemberlakuan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan demokrasi dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian Tinjauan Pustaka akan didiskripsikan tentang teori peningkatan kinerjaruru, teori supervisi kunjungan kelas, PTS melalui supervisi kunjungan kelas, kajian penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diamanatkan dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 3, bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. yang diamanatkan dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 3, bahwa: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan sumber daya manusia yang lebih berkualitas dan mampu mempercedaskan kehidupan bangsa. Seperti yang diamanatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Pendidikan Nasional adalah upaya mencerdasakan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertaqwa dan berahlak mulia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan Millenium Development Goals (MDGS), yang semula dicanangkan

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan Millenium Development Goals (MDGS), yang semula dicanangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia bergantung pada kualitas pendidikan. Peran pendidikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 419 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan sebagaimana dibahas pada Bab IV terdahulu, disampaikan kesimpulan secara umum dan kesimpulan secara khusus yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demokratis, dan cerdas. Pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah

BAB I PENDAHULUAN. demokratis, dan cerdas. Pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi sampai kapanpun, manusia tanpa pendidikan mustahil dapat hidup berkembang sejalan dengan perkembangan jaman.

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2014 PENDIDIKAN. Pelatihan. Penyuluhan. Perikanan. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5564) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. PENGARUH PENGALAMAN MENGAJAR DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI IPS EKONOMI KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 JATIROTO TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Pelaksanaan In Service Learning 1 Tahun 2012

Petunjuk Teknis Pelaksanaan In Service Learning 1 Tahun 2012 i Pelaksanaan In Service Learning 1 Tahun 2012 LPPKS INDONESIA 2013 ii Pelaksanaan In-Service Learning 1 Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah Tahun 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 1. Strategi yang dilakukan Guru Fiqh dalam Meningkatkan Prestasi. Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh

BAB V PEMBAHASAN. 1. Strategi yang dilakukan Guru Fiqh dalam Meningkatkan Prestasi. Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh BAB V PEMBAHASAN 1. Strategi yang dilakukan Guru Fiqh dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan di Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan di Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengajaran bahasa Indonesia sebagai mata pelajaran pokok di setiap jenjang pendidikan di Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan berkomunikasi secara lisan

Lebih terperinci

PENYUSUNAN PENYUSUN KTSP

PENYUSUNAN PENYUSUN KTSP PENYUSUNAN KTSP Sosialisasi KTSP 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional a Pendidikan d Permendiknas No. 22/2006 tentang Standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Banyak penggamat pendidikan memberikan penilaian bahwa memasuki abad ke-21 dunia pendidikan Indonesia masih mengalami masalah yang berkaitan dengan rendahnya kualitas

Lebih terperinci

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS)

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) Jl. Parangkusumo No. 51 Purwosari, Surakarta 57147 Jawa Tengah Telp./Fax: +62 271 716657 E-mail : lp2kssolo@gmail.com ii KATA PENGANTAR Peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru merupakan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru merupakan orang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru merupakan orang yang paling penting karena gurulah yang melaksanakan proses pendidikan langsung menuju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dalam penyelenggaraan pendidikan sangat penting. pengelolaan sumber daya manusia dapat berjalan sesuai dengan apa yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dalam penyelenggaraan pendidikan sangat penting. pengelolaan sumber daya manusia dapat berjalan sesuai dengan apa yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia sangat penting bagi organisasi/lembaga dalam mengelola, mengatur, dan memanfaatkan pegawai sehingga dapat berfungsi secara produktif untuk

Lebih terperinci

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.71, 2013 PENDIDIKAN. Standar Nasional Pendidikan. Warga Negara. Masyarakat. Pemerintah. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBELAJARAN BER-TEAM PADA KURIKULUM 2013 DI SMK. Oleh : Sri Karyono

STRATEGI PEMBELAJARAN BER-TEAM PADA KURIKULUM 2013 DI SMK. Oleh : Sri Karyono STRATEGI PEMBELAJARAN BER-TEAM PADA KURIKULUM 2013 DI SMK Oleh : Sri Karyono A. PENDAHULUAN Keberhasilan Implementasi Kurikulum 2013 te rutama di SMK menuntut peran guru yang optimal. Pembelajaran dan

Lebih terperinci