Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat 2. Departemen Administrasi Kebijakan dan Kesehatan 3

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat 2. Departemen Administrasi Kebijakan dan Kesehatan 3"

Transkripsi

1 HUBUNGAN JENIS KELAMIN, PENGETAHUAN, SIKAP, LINGKUNGAN KELUARGA DAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA SISWA SLTA (Studi Observasional Di Wilayah Kecamatan Banjarmasin Utara Tahun 2017) THE CORRELATION BETWEEN GENDER, KNOWLEDGE, ATTITUDE, FAMILY ENVIRONMENT AND PEERS AGAINST DRUG ABUSE IN HIGH SCHOOL STUDENTS (Observational Study in Banjarmasin Utara 2017) Aidina Puteri 1, Adenan 2, Rudi Fakhriadi 3 1 Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat 2 Departemen Administrasi Kebijakan dan Kesehatan 3 Departemen Epidemiologi Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru aidinaputeri@gmail.com Abstrak Pengguna narkoba di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, tahun 2015 mengalami peningkatan menjadi 2,20%. Menurut Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Kalimantan Selatan, data kasus pengguna narkoba di Kalimantan Selatan tahun 2015 pada usia 0-19 tahun sejumlah 432 orang (35,35%). Data rehabilitasi BNN Kota Banjarmasin tahun 2016 jumlah tertingginya adalah pelajar dengan jumlah 83 orang dan berdasarkan tingkat kecamatan bahwa kecamatan Banjarmasin Utara merupakan peringkat tertinggi dengan jumlah 38 orang. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan jenis kelamin, pengetahuan, sikap, lingkungan keluarga, dan teman sebaya terhadap penyalahgunaan NAPZA pada siswa SLTA. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan desain cross sectional. Populasi adalah siswa dan siswi dari SLTA yang berada di Banjarmasin Utara. Sampel yang diteliti berjumlah 113 sampel dengan menggunakan teknik Multi stage sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan penyalahgunaan NAPZA pada remaja adalah jenis kelamin (pvalue=0,003), sikap (p-value=0,001), lingkungan keluarga (p-value=0,002), dan teman sebaya (pvalue=0,0001). Sedangkan variabel yang tidak berhubungan dengan penyalahgunaan NAPZA pada remaja adalah pengetahuan (p-value=0,107). Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya hubungan antara jenis kelamin, sikap, lingkungan keluarga, dan teman sebaya terhadap penyalahgunaan NAPZA pada remaja, namun tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan penyalahgunaan NAPZA pada siswa SLTA di wilayah Kecamatan Banjarmasin Utara. Kata kunci: Jenis kelamin, sikap, lingkungan keluarga, teman sebaya, penyalahgunaan NAPZA Abstract Drug users in Indonesia have increased year by year, in 2015 it increased into 2,20%. According to the National Narcotics Agency (BNN) of South Kalimantan Province, the data of drug user cases in South Kalimantan in 2015 at the age of 0 to 19 years old is up to 432 people (35,35%). According to the rehabilitation data of National Narcotics Agency (BNN) Banjarmasin in 2016, the highest rank of drug users are among the students age which it is up to 83 people. Furthermore, Banjarmasin Utara is the highest rank between sub-district levels of drug user which it is up to 38 people. This study aims to explain the correlation between gender, knowledge, attitude, family environment and peers against drug abuse in high school students. This research is a quantitative research using cross sectional design. The population is high school students in Banjarmasin Utara area. The sample was taken to 113 people using Multi stage sampling technique. The results showed that the variables related to drug abuse in adolescents were gender (pvalue=0,003), attitude (p-value=0,001), family environment (p-value=0,002), and peers (p-value=0,0001). In other hand, the variables that are not related to drug abuse in adolescents is knowledge (p-value=0,107). In conclusion, this study is telling about there is correlation between gender, attitude, the environment of family and peers against drug abuse in adolescents, yet it has no correlation between knowledge with drug abuse in high school students in Banjarmasin Utara area. Keywords: Gender, attitude, family environment, peers, drug abuse

2 PENDAHULUAN NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lain), berdasarkan World Drug Report (2012) menyatakan bahwa pada tahun 2010 terdapat sekitar 230 juta orang atau sekitar 5% penduduk dunia usia tahun yang menyalahgunakan obat setidaknya 1 kali dalam 12 bulan. Dari semua jenis penyalahgunaan obat, ganja merupakan zat yang paling banyak digunakan yaitu antara 119 juta sampai 224 juta (1). Laporan badan PBB untuk obat dan kriminalitas pada tahun 2013 menemukan bahwa sudah ada 236 jenis obat-obatan baru selang waktu Laporan United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) (2013) juga mengatakan bahwa Asia merupakan daerah terbesar kedua sebagai tempat munculnya jenis-jenis obat narkotika baru. Daerah daerah di Asia didominasi oleh Asia timur dan Asia Tenggara (Brunei Darussalam, China, Hongkong, Indonesia, Japan, Phillippines, Singapore, Thailand, Vietnam) (2) Pengguna narkoba di Indonesia mengalami tren peningkatan dari tahun ke tahun. Fakta tersebut dapat dilihat dari data statistik prevalensi penyalahgunaan narkoba di Indonesia. Pada tahun 2008 ada 1,99 % ( jiwa), pada tahun 2011 ada 2,23% ( jiwa), pada tahun 2014 mengalami penurunan 2,18% ( jiwa), dan mengalami peningkatan lagi pada tahun 2015 menjadi 2,20 % ( jiwa), dari jumlah penduduk (3). Menurut Badan Narkotika Nasional Provinsi Kalimantan Selatan, data kasus pengguna narkoba di Kalimantan Selatan tahun 2015 berjumlah 1222 orang, dengan pengguna narkoba yang terbanyak pada usia 0-19 tahun sejumlah 432 orang (35,35%) (4). Remaja cenderung menyalahgunakan NAPZA karena terkait dengan tahap perkembangannya. Remaja mengalami perubahan fisik, emosi, intelektual, dan sosial. Fase transisi ini dari masa kanak-kanak ke masa dewasa disebut fase krisis dalam pembentukan identitas diri. Fase ini menimbulkan berbagai permasalahan kompleks sehingga remaja menjadi kelompok berisiko NAPZA (5). Data rehabilitasi BNN Kota Banjarmasin tahun 2016 sejumlah 141 orang. Dari data rehabilitasi tersebut jumlah tertingginya adalah pelajar dengan jumlah 83 orang. Kota Banjarmasin menempati peringkat pertama dari 13 kabupaten di Kalimantan Selatan tahun Laporan dari Badan Narkotika Nasional dilaporkan bahwa dari data rehabilitasi kota Banjarmasin tahun 2016 berdasarkan kecamatan bahwa Banjarmasin Utara merupakan peringkat tertinggi dengan jumlah 38 orang (4,6). Penyalahgunaan NAPZA terjadi karena beberapa faktor. Penelitian Diantini (2012) menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan remaja tentang NAPZA terhadap sikap penyalahgunaan NAPZA. Selain itu, Ismawati, (2007) mengatakan bahwa sebagian besar penyalahgunaan narkoba 97% berumur antara tahun dan 90% berjenis kelamin laki-laki. Yanti Shalatiah (2010) juga menyebutkan bahwa faktor remaja menyalahgunakan NAPZA dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan teman sebaya. Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan penelitian tentang Hubungan jenis kelamin, pengetahuan, sikap, lingkungan keluarga, dan teman sebaya terhadap penyalahgunaan NAPZA pada siswa SLTA di wilayah Kecamatan Banjarmasin Utara METODE Rancangan pada penelitian ini menggunakan observasional analitik dengan metode pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa dan siswi dari SLTA yang berada di wilayah Banjarmasin Utara tahun 2017 berjumlah 7072 siswa. Sampel pada penelitian adalah sekolah yang berada di wilayah Banjarmasin Utara sebanyak 3 sekolah yang memiliki tingkat absensi (jumlah tidak hadir) tertinggi kelas X dan XI pada bulan Februari tahun 2017, alasan memilih dari tingkat absensi karena salah satu akibat dari penyalahgunaan NAPZA pada remaja yaitu membolos sekolah (7). Penentuan metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini dengan metode multi stage sampling yang merupakan teknik sampling yang dilakukan secara bertahap (8). Multi stage sampling yang terdiri dari tahap 1 (cluster sampling) dan tahap II (random sampling). Penetapan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus uji hipotesis beda proporsi sehingga sampel berjumlah 113 orang. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner yang mencakup identitas diri (umur, jenis kelamin), kuesioner yang berkaitan dengan pengetahuan, sikap, lingkungan keluarga, teman sebaya dan penyalahgunaan NAPZA yang telah diuji validitas dan reabilitas. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Univariat Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh distribusi frekuensi penyalahgunaan NAPZA yang disajikan pada tabel 1 berikut ini

3 Tabel 1 distribusi frekuensi variabel yang diteliti di STLA wilayah Kecamatan Banjarmasin Utara No. Variabel Frekuensi Persentase (%) Penyalahgunaan NAPZA 1 Ya 23 20,4% Tidak 90 79,6% Jenis kelamin 2 Laki-laki 71 62,8% Perempuan 42 37,2% Pengetahuan Baik 58 51,3% 3 Cukup Kurang ,2% 11,5% Sikap 4 Baik 75 66,4% Kurang 38 33,6% Lingkungan keluarga 5 Baik 59 52,2% Kurang 54 47,8% Teman sebaya 6 Baik 85 75,2% Kurang 28 24,8% Sumber: Data Primer Hasil Penelitian Tahun 2017 Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa distribusi penyalahgunaan NAPZA ada 2 yaitu penyalahguna dan tidak penyalahguna. Dari 113 responden pelajar yang penyalahguna sebanyak 23 (20,4%) reponden dan pelajar yang tidak penyalahguna sebanyak 90 (79,6%) responden. 23 responden yang mengaku menggunakan NAPZA, ada sebanyak 23 responden menggunakan psikotropika berjenis zenith, dari segi penggunaan zenith ada 14 orang yang cuma menggunakan satu kali dan ada 9 orang yang menggunakan zenith lebih dari satu kali. Sebanyak 21 responden menggunakan zat adiktif, ada sebanyak 4 orang yang memakai zat adiktif berjenis alcohol, ada sebanyak 2 orang yang memakai zat adiktif berjenis lem fox (castol), dan ada sebanyak 15 orang yang memakai zat adiktif berjenis rokok. Dari segi penggunaan zat adiktif ada 4 orang yang cuma menggunakan satu kali dan ada 17 orang yang menggunakan zat adiktif lebih dari satu kali. Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa dari 113 responden, sebagian besar pelajar yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 71 (62,8%) responden dan pelajar yang memiliki jenis kelamin perempuan sebanyak 42 (37,2%) responden. Distribusi frekuensi berdasarkan pengetahuan dari 113 responden sebagian besar memiliki pengetahuan baik sebanyak 58 (51,3%) responden dibandingkan pelajar yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 42 (37,2%) responden dan pelajar yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 13 (11,5%) responden. Menurut Notoatmodjo bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang maka semakin baik pula menghindari perilaku yang tidak baik. Dapat diartikan semakin tinggi tingkat pengetahuan remaja semakin baik pula dalam pencegahan penyalahgunaan NAPZA (9). Distribusi frekuensi berdasarkan sikap dari 113 responden sebagian besar tergolong baik sejumlah 75 (66,4%) responden, karena kebanyakan responden tetap menolak menggunakan NAPZA walaupun mendapatkan tekanan dari temannya dan akan mengikatkan teman jika ada teman yang mencoba NAPZA. Sedangkan 38 (33,6%) responden memiliki sikap kurang karena responden tersebut cenderung menggunakan NAPZA jika ada keluarga yang menggunakan NAPZA. Sikap merupakan suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable). Perasaan ini menjadi konsep yang merepresentasikan suka atau tidak sukanya (positif, negatif, atau netral) seseorang pada sesuatu, siswa yang memiliki sikap baik terhadap penyalahgunaan NAPZA lebih menolak untuk menggunakan NAPZA (10). Distribusi frekuensi berdasarkan lingkungan keluarga dari 113 responden sebagian besar lingkungan keluarga responden tergolong baik sejumlah 59 (52,2%), karena kebanyakan responden lebih sering berada dirumah dan memiliki orang tua yang perhatian terhadap mereka. Sedangkan 54 (47,8%) responden yang

4 memiliki lingkungan keluarga yang kurang baik memiliki orang tua yang sering keluar rumah sehingga cenderung tidak memperhatikan anak-anaknya. Penyalahgunaan NAPZA dapat disebabkan salah satunya karena faktor lingkungan keluarga. Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu masyarakat. Penyebab penyalahgunaan NAPZA pada lingkungan keluarga salah satunya yaitu karena keharmonisan (11). Distribusi frekuensi berdasarkan teman sebaya dari 113 responden sebagian besar teman sebaya responden tergolong baik sejumlah 85 (75,2%) karena responden yang memiliki teman sebaya yang baik memiliki teman yang tidak mengajaknya menyalahgunakan NAPZA sehingga mereka tidak mengikuti trend menyalahgunakan NAPZA. Sedangkan 28 (24,8%) responden yang memiliki teman sebaya kurang baik dikarenakan responden tersebut memiliki teman sebaya yang cenderung memaksanya untuk menggunakan NAPZA. Interaksi teman sebaya tidak selalu memiliki dampak positif tetapi juga memiliki dampak negatif seperti halnya pada penyalahgunaan NAPZA. Hal ini menjelaskan untuk dapat diterima dalam interaksi teman sebaya. Perubahan sikap dan perilaku sesuai aturan/norma yang sudah ditetapkan kelompok teman sebaya. Demikian pula bila anggota kelompok mencoba minuman alkohol, NAPZA, perilaku agresif, merokok, membolos, terlambat masuk sekolah, dan perilaku yang dianggap melanggar norma/aturan, remaja cenderung mengikuti tanpa mengetahui akibat yang dapat terjadi bagi diri remaja sendiri (12). B. Analisis Bivariat Analisis ini adalah untuk melihat hubungan dari masing-masing variabel independen dengan variabel dependen yaitu jenis kelamin, pengetahuan, sikap, lingkungan keluarga dan teman sebaya dengan penyalahgunaan NAPZA. Hasil analisis bivariat dapat dilihat pada tabel 2 berikut. Tabel 2 Hubungan antara variabel yang diteliti dengan penyalahgunaan NAPZA Penyalahgunaan NAPZA Variabel Ya Tidak Total p value n % n % N % Jenis Kelamin Laki-laki 21 29, , Perempuan 2 4, , ,003 Pengetahuan Kurang 5 38,5 8 61, Cukup Baik ,8 13, ,2 86, ,107 Sikap Kurang 15 39, , ,001 Baik 8 10, , Lingkungan keluarga Kurang 18 33, , Baik 5 8, , ,002 Teman sebaya Kurang 16 57, , Baik 7 8, , ,0001 Sumber: Data Primer Hasil Penelitian Tahun 2017 Berdasarkan tabel 2 hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang yang signifikan antara jenis kelamin dengan penyalahgunaan NAPZA p-value = 0,003. Hasil ini sejalan dengan penelitian Sandy Kurniawan (2014), bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan penyalahgunaan NAPZA pada pelajar SMAN 1 Kotabaru (p- value = 0,000) (13). Selain itu, penelitian yang dilakukan Ahmad Riyadi (2015) pada remaja Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kabupaten Sragen, menyatakan bahwa terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan penyalahgunaan NAPZA (p-value = 0,000) (14).Hasil ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Afandi, dkk (2009), faktor penyalahgunaan NAPZA salah satunya dipengaruhi oleh jenis kelamin (15). Hal senada diungkapkan pula oleh Ruminiati (2010) bahwa remaja laki-laki lebih ambisius dan memiliki tingkat agresi yang lebih tinggi dibandingkan dengan remaja perempuan (16). Afandi (2009) juga menegaskan bahwa jenis kelamin laki-laki lebih berisiko terhadap penyalahgunaan NAPZA (15). Diperkuat oleh pendapat yang dikemukakan oleh Kartono (2010) bahwa salah satu faktor yang memengaruhi kenakalan pada remaja adalah jenis kelamin (17). Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan yang yang signifikan antara pengetahuan dengan penyalahgunaan NAPZA p-value = 0,107. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Kurniawan S (2014) pada pelajar SMAN 1 Kotabaru, menyatakan tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan penyalahgunaan NAPZA (p=0,142) (13). Selain itu, penelitian Kusumawati Ega (2015) menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan penyalahgunaan zat adiktif Pada Siswa Kelas XI SMA Swadaya Bandung dengan nilai (p-value) adalah sebesar 0,225 (18).

5 Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang yang signifikan antara sikap dengan penyalahgunaan NAPZA p-value = 0,001. Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfoverable) pada objek tersebut. Sikap juga merupakan cerminan jiwa seseorang. Sikap adalah cara seseorang mengkomunikasikan perasaannya kepada orang lain (melalui perilaku) (19). Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang yang signifikan antara lingkungan keluarga dengan penyalahgunaan NAPZA p-value = 0,002. Menurut Sudarsono (2004), menyebutkan keluarga mempunyai peran yang sangat penting dalam memberikan pendidikan dan pembentuk karakter pada anak. Keluarga tidak akan bisa lepas dalam mengasuh seorang anak mulai dari pertumbuhan sampai perkembangan anak dalam keluarga (20). Sesuai dengan hasil penelitian Rahmadona dan Agustin (2014) juga menyebutkan bahwa peran keluarga memiliki risiko 4,2 kali lebih besar terhadap penyalahguna NAPZA terlebih jika memiliki keluarga yang kurang berperan dalam pencegahan penyalahgunaan NAPZA (21). Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang yang signifikan antara teman sebaya dengan penyalahgunaan NAPZA p-value = 0,0001. Jaji (2009) risiko penyalahgunaan NAPZA pada 4 umumnya pertama kali dikenalkan oleh teman. Perilaku menyalahgunakan NAPZA pada remaja juga merupakan akibat sosialisasi atau interaksi remaja dengan lingkungannya, hal ini dapat dilihat dari hasil penelitiannya yang menunjukkan bahwa interaksi sosial remaja berisiko menyalahgunakan NAPZA pada remaja SMP dan SMA berisiko tinggi menyalahgunakan NAPZA yaitu berisiko tinggi sebesar 71.1% artinya remaja yang memiliki sosialisasi tinggi berisiko tinggi pada penyalahgunaan NAPZA (22). SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan simpulan sebagai berikut: 1. Ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan penyalahgunaan NAPZA (p-value = 0,003). 2. Tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan penyalahgunaan NAPZA (pvalue = 0,107). 3. Ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan penyalahgunaan NAPZA (p-value = 0,001). 4. Ada hubungan yang signifikan antara lingkungan keluarga dengan penyalahgunaan NAPZA (pvalue = 0,002). 5. Ada hubungan yang signifikan antara teman sebaya dengan penyalahgunaan NAPZA (p-value = 0,0001). SARAN Berdasarkan hasil penelitian, dapat disarankan hal sebagai berikut: 1. Remaja laki-laki memiliki agresifitas dan emosi yang tinggi, serta pergaulan yang luas dibandingkan perempuan sehingga hendaknya mencari kesibukan dan mengikuti kegiatankegiatan yang positif, seperti mengikuti kegiatan pengembangan minat bakat dan ikut organisasi sekolah sehingga dapat meminimalisir hal-hal negatif yang tidak diinginkan. Pihak sekolah hendaknya lebih melakukan pengawasan pada siswa di sekolah, seperti melakukan pemeriksaan barang bawaan pada siswa minimal 1 kali dalam seminggu. 2. Bagi pihak sekolah diharapkan dapat memberikan penyuluhan tentang bahaya NAPZA minimal 1 kali sebulan untuk meningkatkan pengetahuan siswa/siswi tentang NAPZA. 3. Bagi remaja hendaknya bisa memperbaiki sikap dan perilakunya dikehidupan sehari-hari dengan cara bersikap sopan santun dan tata kerama serta menumbuhkan sikap disiplin dari dalam diri seperti tidak terlambat dan menepati janji. Pihak sekolah hendaknya dapat mendidik sikap siswa seperti sikap kedisiplinan dan sikap sopan santun. 4. Orang tua hendaknya dapat meningkatkan pengawasan terhadap anaknya terutama pada kegiatan pada saat waktu luang, dan hendaknya orang tua dapat menimbulkan suasana yang harmonis pada lingkungan keluarga. Pihak sekolah hendaknya memberikan pengertian kepada orang tua agar selanjutnya orang tua dapat mendidik siswa pada saat jam diluar sekolah. 5. Bagi remaja hendaknya dapat selektif dalam memilih teman, dan carilah teman atau membentuk kelompok yang dapat saling menngingatkan saat diri kita melakukan hal-hal negatif. Pihak sekolah hendaknya memberikan masukan kepada siswa dan memberikan pengetahuan tentang bagaimana cara memilih teman yang baik agar dapat menunjang prestasi di sekolah. 6. Penelitian selanjutnya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang penyalahgunaan NAPZA pada remaja dengan variabel penelitian yang berbeda dari penelitian ini, seperti tingkat religius, ketersediaan fasilitas dan lingkungan sekolah.

6 DAFTAR PUSTAKA 1. UNODC. World Drug Report 2012, online drugsrepoort- 2012, Diakses pada tanggal 10 Februari Robert J. Thoma. The effects of alcohol and marijuana on neuropsychological performance. Adolescent Substance Abuse 2010; 5(1): Badan Narkotika Nasional. Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional, Badan Narkotika Nasional Provinsi Kalimantan Selatan. Rekapitulasi data penyalahguna dan pecandu narkoba Provinsi Kalimantan Selatan, Soekanto, S. Sosiologi. Suatu pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada, Badan Narkotika Nasional Kota Banjarmasin. Rekapitulasi data penyalahguna dan pecandu narkoba Kota Banjarmasin, Rejeki Sri. Penanggulangan narkoba di kalangan remaja. Jurnal Majalah Ilmiah Pawiyatan 2014;21(1) Djoko Widono. Prosedur proposal dan laporan penelitian kesehatan. Surabaya: CV. Duta Prima Airlangga, Notoatmodjo. Konsep perilaku dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, Azwar, S. Sikap Manusia teori dan pengukurannya, Yogjakarta: Pustaka Pelajar, Oktavia Dwi S A. Soenarnatalina Melaniani. Pengaruh lingkungan keluarga terhadap penyalahgunaan NAPZA pada remaja. Jurnal Biometrika dan Kependudukan, 2016; 5(1): Sugiarti. Hubungan antara interaksi teman sebaya dalam lingkungan sekolah dengan risiko penyalahgunaan NAPZA pada remaja. Skripsi. Surakata: Universitas Muhammadiyah Surakarta, Kurniawan S. Hubungan pengetahuan, sikap, jenis kelamin terhadap penyalahgunaan NAPZA di kalangan pelajar di SMAN 1 Kotabaru. Skripsi. Banjarbaru: Universitas Lambung Mangkurat, Riyadi A. Risiko penyalahgunaan NAPZA pada remaja ditinjau dari jenis kelamin, status tinggal dan status orangtua. Skripsi. Surakata : Universitas Muhammadiyah Surakarta, Afandi, D, Chandra, F, Novitasari, D, Riyanto, I, Kurniawan, L. Tingkat penyalahgunaan obat dan faktor risiko di kalangan siswa sekolah menengah umum. Majalah Kedokteran Indonesia, 2009; 59(6). 16. Novalinda E. Wibowo, H. Fuad Nashori. Self regulation and aggressive behavior on male adolescence. Jurnal RAP UNP, 2017; 8(1) : Kartono, K. (2010). Patologi Sosial II: Kenakalan Remaja. Jakarta Cet. 9: Rajagrafindo Persada, Kusmawati Ega, Antonius Ngadiran Dan Sulastri. Hubungan pengetahuan dengan sikap siswa kelas XI tentang penyalahgunaan zat adiktif di Sma Swadaya Bandung. Jurnal Ilmu Kesehatan, 2015; 9(1): Azwar, S. Sikap dan perilaku dalam sikap manusia teori dan pengukurannya. 2 nd ed, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Sudarsono. Kenakalan remaja. Jakarta: Rineka Cipta, Rahmadona E, Agustin H. Faktor yang berhubungan dengan penyalahguna NAPZA di RSJ Prof. Hb Sa anin. Jurnal kesehatan, 2014; 8(2): Jaji. Hubungan faktor sosial dan spiritual dengan risiko penyalahgunaan NAPZA pada remaja SMP dan SMA di kota Palembang. Tesis. Depok: Universitas Indonesia, 2009.

7

Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Siswa Kelas XI Tentang Penyalahgunaan Zat Adiktif di SMA Swadaya Bandung

Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Siswa Kelas XI Tentang Penyalahgunaan Zat Adiktif di SMA Swadaya Bandung Abstrak Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Siswa Kelas XI Tentang Penyalahgunaan Zat Adiktif di SMA Swadaya Bandung 1 Ega Kusmawati 2 Antonius Ngadiran 3 Tri Sulastri 1,2,3 Program Studi Sarjana Keperawatan

Lebih terperinci

DETERMINAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA REMAJA DI SMAN 24 JAKARTA

DETERMINAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA REMAJA DI SMAN 24 JAKARTA DETERMINAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA REMAJA DI SMAN 24 JAKARTA Oki Fitriani 1, Sarah Handayani 2, Nur Asiah 2 1) Rumah Sakit Ibu Anak Asih, Jakarta 2) Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-Ilmu

Lebih terperinci

Efektivitas Penyuluhan NAPZA Terhadap Tingkat Pengetahuan Siswa Di SMK DD Kabupaten Tanah Laut

Efektivitas Penyuluhan NAPZA Terhadap Tingkat Pengetahuan Siswa Di SMK DD Kabupaten Tanah Laut Efektivitas Penyuluhan NAPZA Terhadap Tingkat Pengetahuan Siswa Di SMK DD Kabupaten Tanah Laut The Effectiveness of Socialization about Drug Abuse on the Knowledge of Students in Vocational High School

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA REMAJA DI SMK NEGERI 2 SRAGEN KABUPATEN SRAGEN

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA REMAJA DI SMK NEGERI 2 SRAGEN KABUPATEN SRAGEN GAMBARAN PENGETAHUAN DAN UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA REMAJA DI SMK NEGERI 2 SRAGEN KABUPATEN SRAGEN Putri Eka Hidayati, Indarwati Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta

Lebih terperinci

(Submited : 10 Oktober 2017, Accepted : 25 Oktober 2017) Muhsinin, Zaqyyah Huzaifah, Noor Khalilati

(Submited : 10 Oktober 2017, Accepted : 25 Oktober 2017) Muhsinin, Zaqyyah Huzaifah, Noor Khalilati PENGARUH TEMAN SEBAYA TERHADAP KECENDERUNGAN MENGGUNAKAN NAPZA PADA REMAJA DI BANJARMASIN (Peer Influence Against The Tendency To Use Drugs In Adolescents In Banjarmasin) (Submited : 10 Oktober 2017, Accepted

Lebih terperinci

UNIVERSITAS UDAYANA LUH GD. DWI KARTIKA PUTRI

UNIVERSITAS UDAYANA LUH GD. DWI KARTIKA PUTRI UNIVERSITAS UDAYANA PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG TRIAD KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA (KRR) PADA SEKOLAH DENGAN PUSAT INFORMASI KONSELING REMAJA (PIK-R) DAN TANPA PIK-R DI KOTA DENPASAR TAHUN 2016

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. jangka panjang terutama terhadap kesehatan, salah satunya perilaku berisiko NAPZA

BAB 1 : PENDAHULUAN. jangka panjang terutama terhadap kesehatan, salah satunya perilaku berisiko NAPZA 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menjadi dewasa. Pada masa ini seseorang cenderung mencari jati diri, memiliki rasa ingin tahu yang besar

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 20 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : DINI ARIANI NIM : 20000445 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya hidup masyarakat dewasa ini menimbulkan banyak masalah yang mengancam berbagai aspek kehidupan masyarakat terutama generasi muda. Salah satunya adalah penyalahgunaan

Lebih terperinci

efek stupor atau bingung yang lama dalam keadaan yang masih sadar serta menimbulkan adiksi atau kecanduan (Fransiska, 2012).

efek stupor atau bingung yang lama dalam keadaan yang masih sadar serta menimbulkan adiksi atau kecanduan (Fransiska, 2012). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena penggunaan narkoba di kalangan generasi muda semakin mencemaskan. Narkoba adalah singkatan dari narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lainnya. Menurut

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA KELOMPOK REMAJA DESA DUMOGA I KECAMATAN DUMOGA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Berlandy C. Mamangkey*, Ardiansa

Lebih terperinci

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Penyalahgunaan Narkoba pada Remaja Usia Tahun Di Kecamatan Semarang Utara Kota Semarang

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Penyalahgunaan Narkoba pada Remaja Usia Tahun Di Kecamatan Semarang Utara Kota Semarang Faktor-faktor yang dengan Perilaku Penyalahgunaan Narkoba pada Remaja Usia 15-19 Tahun Di Kecamatan Semarang Utara Kota Semarang Vikiat Ika Maharti *) *) mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN PECANDU TERHADAP PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA REMAJA (Studi di BNN Kota Surabaya) Oleh: DWI OKTAVIA SRI ASMORO UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT SURABAYA 2016

Lebih terperinci

BAB I PENAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENAHULUAN A. Latar Belakang Penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika merupakan permasalahan global yang sudah menjadi ancaman serius dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Saat ini, penyalahgunaan

Lebih terperinci

Meilitha Carolina*, Septian Mugi Rahayu**, Elin Ria Resti.***

Meilitha Carolina*, Septian Mugi Rahayu**, Elin Ria Resti.*** Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 Carolina, et. al.,pengaruh Pendidikan... PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG BAHAYA NAPZA DI MADRASAH ALIYAH MIFTAHUL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan antara masa anak dan masa dewasa. Masa ini juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan antara masa anak dan masa dewasa. Masa ini juga merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah suatu periode transisi dalam fase pertumbuhan dan perkembangan antara masa anak dan masa dewasa. Masa ini juga merupakan periode pencarian

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. remaja. Perubahan yang dialami remaja terkait pertumbuhan dan perkembangannya harus

BAB 1 : PENDAHULUAN. remaja. Perubahan yang dialami remaja terkait pertumbuhan dan perkembangannya harus BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia salah satunya ditentukan oleh kualitas upaya kesehatan pada setiap periode kehidupan sepanjang siklus hidup, termasuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, PERAN KELUARGA DAN SUMBER INFORMASI (MEDIA) DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA PRANIKAH DI SMP 1 PARANG KABUPATEN MAGETAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, PERAN KELUARGA DAN SUMBER INFORMASI (MEDIA) DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA PRANIKAH DI SMP 1 PARANG KABUPATEN MAGETAN HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, PERAN KELUARGA DAN SUMBER INFORMASI (MEDIA) DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA PRANIKAH DI SMP 1 PARANG KABUPATEN MAGETAN Skripsi ini disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG NAPZA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA KELAS III SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG NAPZA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA KELAS III SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG NAPZA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA KELAS III SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-I

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMP TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DI SMP YANG MENERAPKAN PIK-R DAN TIDAK MENERAPKAN PIK-R

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMP TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DI SMP YANG MENERAPKAN PIK-R DAN TIDAK MENERAPKAN PIK-R PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMP TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DI SMP YANG MENERAPKAN PIK-R DAN TIDAK MENERAPKAN PIK-R Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosialisasi, transisi agama, transisi hubungan keluarga dan transisi moralitas.

BAB I PENDAHULUAN. sosialisasi, transisi agama, transisi hubungan keluarga dan transisi moralitas. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa transisi merupakan faktor risiko utama timbulnya masalah kesehatan pada usia remaja. Masa transisi pada remaja meliputi transisi emosional, transisi sosialisasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anastesi yang dapat mengakibatkan tidak sadar karena pengaruh system saraf

BAB I PENDAHULUAN. anastesi yang dapat mengakibatkan tidak sadar karena pengaruh system saraf BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH NAPZA adalah singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif. Narkotika disebut juga sebagai obat-obatan yang dipakai untuk anastesi yang dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, DAN MOTIVASI DIRI TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA SISWA-SISWI SMA PERKOTAAN DI KABUPATEN SRAGEN

PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, DAN MOTIVASI DIRI TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA SISWA-SISWI SMA PERKOTAAN DI KABUPATEN SRAGEN PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, DAN MOTIVASI DIRI TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA SISWA-SISWI SMA PERKOTAAN DI KABUPATEN SRAGEN Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN BAHAYA NAPZA DENGAN SIKAP DAN TINDAKAN PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN BAHAYA NAPZA DENGAN SIKAP DAN TINDAKAN PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN BAHAYA NAPZA DENGAN SIKAP DAN TINDAKAN PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEADAAN KELUARGA DENGAN PERILAKU RELAPSE (KEKAMBUHAN) NARKOBA PADA RESIDEN

HUBUNGAN ANTARA KEADAAN KELUARGA DENGAN PERILAKU RELAPSE (KEKAMBUHAN) NARKOBA PADA RESIDEN ISSN 089-0346 (Print) ISSN 503-39 (Online) Volume 7, Nomor, Desember 07 HUBUNGAN ANTARA KEADAAN KELUARGA DENGAN PERILAKU RELAPSE (KEKAMBUHAN) NARKOBA PADA RESIDEN THE CORRELATION BETWEEN A FAMILY SITUATION

Lebih terperinci

The Factors Related to Pre Marriage Sexual Behavior of Adolescents in Grade X and XI in State Senior High School 1 in Bandar Lampung

The Factors Related to Pre Marriage Sexual Behavior of Adolescents in Grade X and XI in State Senior High School 1 in Bandar Lampung The Factors Related to Pre Marriage Sexual Behavior of Adolescents in Grade X and XI in State Senior High School 1 in Bandar Lampung Sari MN, Islamy N, Nusadewiarti A Faculty of Medicine in Lampung University

Lebih terperinci

Hubungan Faktor Lingkungan dengan Penggunaan Trihexyphenidyl pada Remaja di BNN Kota Surabaya

Hubungan Faktor Lingkungan dengan Penggunaan Trihexyphenidyl pada Remaja di BNN Kota Surabaya Hubungan Faktor Lingkungan dengan Penggunaan Trihexyphenidyl pada Remaja di BNN Kota Surabaya Indri Riza Priescisila, Mahmudah Departemen Biostatistika dan Kependudukan FKM Universitas Airlangga Jl. Mulyorejo

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau AIDS. tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV (Kemenkes RI, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau AIDS. tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV (Kemenkes RI, 2014). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus atau HIV adalah sejenis virus yang menyerang/menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. Acquired

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kanak-kanak menuju masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (2007) adalah

BAB I PENDAHULUAN. kanak-kanak menuju masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (2007) adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah mereka yang mengalami masa transisi (peralihan) dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (2007) adalah 12-24 tahun.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jika masuk kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak/susunan

BAB I PENDAHULUAN. jika masuk kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak/susunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lain) adalah bahan/zat/obat jika masuk kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak/susunan saraf pusat,

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan generasi muda pada umumnya (Waluyo, 2011).

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan generasi muda pada umumnya (Waluyo, 2011). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyalahgunaan NAPZA merupakan salah satu ancaman yang cepat atau lambat dapat menghancurkan generasi muda. Negara Indonesia merupakan negara yang tidak lepas dari

Lebih terperinci

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2) HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN PADA MAHASISWA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI MALANG Meity Asshela 1), Swito Prastiwi 2), Ronasari Mahaji

Lebih terperinci

Hubungan Penyuluhan Bahaya Merokok dengan Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta

Hubungan Penyuluhan Bahaya Merokok dengan Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta The Relationship Between the Counseling of Smoking Dangers and the Adolescent Knowledge and Attitude Towards the Smoking Dangers in SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta Hubungan Penyuluhan Bahaya Merokok dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa remaja seseorang akan mengalami tugas-tugas perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa remaja seseorang akan mengalami tugas-tugas perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa yang tumbuh dan berkembang, bukan hanya dalam dimensi fisik tetapi juga dalam kompetensi kognitif

Lebih terperinci

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN PENULARAN KUSTA PADA KONTAK SERUMAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMSARI SEMARANG TAHUN 2013 Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun

Lebih terperinci

PELATIHAN PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA BAGI SISWA-SISWI SMA MUHAMMADIYAH 2 DAN 3 YOGYAKARTA

PELATIHAN PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA BAGI SISWA-SISWI SMA MUHAMMADIYAH 2 DAN 3 YOGYAKARTA PELATIHAN PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA BAGI SISWA-SISWI SMA MUHAMMADIYAH 2 DAN 3 YOGYAKARTA W. Widyaningsih 1, I. Wahyuningsih 2 1 2 Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan email : widyaningsihwahyu@yahoo.com

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA ASUH PERMISIF ORANG TUA DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI ALKOHOL PADA ANAK USIA REMAJA DI DESA BULUDE SELATAN KABUPATEN TALAUD

HUBUNGAN POLA ASUH PERMISIF ORANG TUA DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI ALKOHOL PADA ANAK USIA REMAJA DI DESA BULUDE SELATAN KABUPATEN TALAUD HUBUNGAN POLA ASUH PERMISIF ORANG TUA DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI ALKOHOL PADA ANAK USIA REMAJA DI DESA BULUDE SELATAN KABUPATEN TALAUD Ana Stevi Udampo Franly Onibala Yolanda B. Bataha Program Studi

Lebih terperinci

J. Kesehat. Masy. Indones. 10(2): 2015 ISSN

J. Kesehat. Masy. Indones. 10(2): 2015 ISSN J. Kesehat. Masy. Indones. 10(2): 2015 ISSN 1693-3443 HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP SISWA TENTANGBAHAYA NARKOBA DAN PERAN KELUARGA TERHADAPUPAYA PENCEGAHAN NARKOBA (Studi Penelitian di SMP Agus Salim Semarang)

Lebih terperinci

Skripsi Ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh: NORDINA SARI J

Skripsi Ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh: NORDINA SARI J PERBEDAAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI, SIKAP SEKSUALITAS, DAN PERILAKU PACARAN PADA PELAJAR SLTA DAMPINGAN PKBI JATENG DAN PADA PELAJAR SLTA KONTROL DI KOTA SEMARANG Skripsi Ini Disusun Guna Memenuhi

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. bahan aktif lainya, dimana dalam arti luas adalah obat, bahan atau zat. Bila zat ini masuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. bahan aktif lainya, dimana dalam arti luas adalah obat, bahan atau zat. Bila zat ini masuk BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Narkoba sudah menjadi istilah popular di masyarakat, namun masih sedikit yang memahami arti narkoba. Narkoba merupakan singkatan dari narkotika psikotropika dan bahan

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP REMAJA TENTANG BAHAYA NARKOBA DI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP REMAJA TENTANG BAHAYA NARKOBA DI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP REMAJA TENTANG BAHAYA NARKOBA DI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran Diajukan oleh:

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG NARKOBA DAN SIKAP MENGGUNAKAN NARKOBAPADASISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KABUPATEN SLEMAN.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG NARKOBA DAN SIKAP MENGGUNAKAN NARKOBAPADASISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KABUPATEN SLEMAN. HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG NARKOBA DAN SIKAP MENGGUNAKAN NARKOBAPADASISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KABUPATEN SLEMAN Sunaryo 1 1 Dosen STIKES Wira Husada Yogyakarta, Email: sunsun.sunaryo@gmail.com

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA DENGAN KEJADIAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK KELAS II B PEKANBARU TAHUN 2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA DENGAN KEJADIAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK KELAS II B PEKANBARU TAHUN 2015 HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA DENGAN KEJADIAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK KELAS II B PEKANBARU TAHUN 2015 Dewinny Septalia Dale Akademi Kebidanan Internasional Pekanbaru Korespondensi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG NAPZA DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA SISWA SMA NEGERI 3 SEMARANG SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG NAPZA DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA SISWA SMA NEGERI 3 SEMARANG SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG NAPZA DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA SISWA SMA NEGERI 3 SEMARANG SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Mahardika

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA PELAJAR SEKOLAH DASAR NEGERI SAPA KECAMATAN TENGA KABUPATEN MINAHASA SELATAN CORRELATION BETWEEN KNOWLEDGE AND ATTITUDE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Psikotropika, dan Zat adiktif lainnya) adalah sejenis zat (substance) yang

BAB I PENDAHULUAN. Psikotropika, dan Zat adiktif lainnya) adalah sejenis zat (substance) yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Narkoba (Narkotika dan obat-obat terlarang) atau Napza (Narkotika, Psikotropika, dan Zat adiktif lainnya) adalah sejenis zat (substance) yang penggunaannya di

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PELAJAR DI SALAH SATU SMA DI BANJARMASIN MENGENAI MASALAH MEROKOK

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PELAJAR DI SALAH SATU SMA DI BANJARMASIN MENGENAI MASALAH MEROKOK ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PELAJAR DI SALAH SATU SMA DI BANJARMASIN MENGENAI MASALAH MEROKOK Anna Erliana Oetarman, 2010; Pembimbing I : dr. J. Teguh Widjaja, SpP. Pembimbing II :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere (kata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere (kata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere (kata bendanya, adolescentia yang berarti remaja) yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa.

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PERILAKU SEKSUAL SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PERILAKU SEKSUAL SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PERILAKU SEKSUAL SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI SMAN 1 SIDAREJA DI DESA DAN DI SMAN 1 CILACAP DI KOTA Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

ABSTRAK PERBANDINGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMA SWASTA DAN SMA NEGERI DI PONTIANAK TAHUN 2014

ABSTRAK PERBANDINGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMA SWASTA DAN SMA NEGERI DI PONTIANAK TAHUN 2014 ABSTRAK PERBANDINGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMA SWASTA DAN SMA NEGERI DI PONTIANAK TAHUN 2014 Maria Justitia Parantika, 2014 Pembimbing I : Dr. J. Teguh Widjaja, dr., SpP.,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH Maria Novianti Nino a, Yohanes Dion S.Kep.,Ns.,M.Kes b, dan Maryati

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN BAHAYA MEROKOK TERHADAP KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA MASYARAKAT DI DUSUN NGEBEL, KASIHAN BANTUL

GAMBARAN PENGETAHUAN BAHAYA MEROKOK TERHADAP KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA MASYARAKAT DI DUSUN NGEBEL, KASIHAN BANTUL GAMBARAN PENGETAHUAN BAHAYA MEROKOK TERHADAP KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA MASYARAKAT DI DUSUN NGEBEL, KASIHAN BANTUL THE DESCRIPTION OF KNOWLEDGE ABOUT THE DANGERS OF SMOKING FOR ORAL HEALTH AMONG THE

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN SUMBER INFORMASI DENGAN UPAYA PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KOMUNITAS ANAK JALANAN DI BANJARMASIN TAHUN 2016

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN SUMBER INFORMASI DENGAN UPAYA PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KOMUNITAS ANAK JALANAN DI BANJARMASIN TAHUN 2016 HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN SUMBER INFORMASI DENGAN UPAYA PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KOMUNITAS ANAK JALANAN DI BANJARMASIN TAHUN 2016 Noorhidayah 1, Asrinawaty 2, Perdana 3 1,2,3 Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

DUKUNGAN KELUARGA PADA KEKAMBUHAN PENYALAHGUNA NARKOTIKA

DUKUNGAN KELUARGA PADA KEKAMBUHAN PENYALAHGUNA NARKOTIKA 45 DUKUNGAN KELUARGA PADA KEKAMBUHAN PENYALAHGUNA NARKOTIKA Filia Linda Hapsari ¹, Induniasih² 1 STIKES Jenderal A. Yani Yogyakarta 2 Poltekes Kepmenkes Yogyakarta ABSTRACT Background : Drug abuse is one

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sering digambarkan sebagai masa yang paling indah dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. yang sering digambarkan sebagai masa yang paling indah dan tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia yang sering digambarkan sebagai masa yang paling indah dan tidak terlupakan karena penuh dengan kegembiraan

Lebih terperinci

PENGARUH PAPARAN INFORMASI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN PENYAKIT MENULAR SEKSUAL SISWA SMA DI KECAMATAN BANJARSARI SURAKARTA

PENGARUH PAPARAN INFORMASI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN PENYAKIT MENULAR SEKSUAL SISWA SMA DI KECAMATAN BANJARSARI SURAKARTA PENGARUH PAPARAN INFORMASI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN PENYAKIT MENULAR SEKSUAL SISWA SMA DI KECAMATAN BANJARSARI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN PADA PELAJAR SMAN 1 BANTUL TENTANG PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA DENGAN INTERVENSI CBIA-NARKOBA

UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN PADA PELAJAR SMAN 1 BANTUL TENTANG PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA DENGAN INTERVENSI CBIA-NARKOBA UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN PADA PELAJAR SMAN 1 BANTUL TENTANG PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA DENGAN INTERVENSI CBIA-NARKOBA Sinta Rachmawati Staf Pengajar Bagian Farmasi Klinik dan Komunitas Fakultas

Lebih terperinci

HUBUNGAN TERPAAN PESAN PERINGATAN BAHAYA MEROKOK DAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ROKOK DENGAN MINAT BERHENTI MEROKOK PADA REMAJA BELLA PRAWILIA

HUBUNGAN TERPAAN PESAN PERINGATAN BAHAYA MEROKOK DAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ROKOK DENGAN MINAT BERHENTI MEROKOK PADA REMAJA BELLA PRAWILIA HUBUNGAN TERPAAN PESAN PERINGATAN BAHAYA MEROKOK DAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ROKOK DENGAN MINAT BERHENTI MEROKOK PADA REMAJA BELLA PRAWILIA NIM: 14030110130108 ABSTRAKSI Jumlah perokok remaja di Indonesia

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG NAPZA DI SMK BATIK 1 SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG NAPZA DI SMK BATIK 1 SURAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG NAPZA DI SMK BATIK 1 SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S -1 Keperawatan

Lebih terperinci

Kata Kunci: Pengetahuan, Sumber Informasi, Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

Kata Kunci: Pengetahuan, Sumber Informasi, Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Gambaran Pengetahuan dan Sumber Informasi tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) pada Siswi Sekolah Menengah Kesehatan (SMK) Aisyiyah Palembang Tahun 2016 Risa Devita Program Studi DIII Kebidanan,

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN SUMBER INFORMASI DENGAN TINDAKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP NEGERI 9 MANADO. Junita Ch. Wenas*, Adisti A. Rumayar*, Grace D. Kandou* *Fakultas Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA SMA TENTANG BAHAYA ROKOK DI KOTA DENPASAR PASCA PENERAPAN PERINGATAN BERGAMBAR PADA KEMASAN ROKOK

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA SMA TENTANG BAHAYA ROKOK DI KOTA DENPASAR PASCA PENERAPAN PERINGATAN BERGAMBAR PADA KEMASAN ROKOK UNIVERSITAS UDAYANA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA SMA TENTANG BAHAYA ROKOK DI KOTA DENPASAR PASCA PENERAPAN PERINGATAN BERGAMBAR PADA KEMASAN ROKOK LUH DEVI PRIYANTHI ASDIANA 1120025061 PROGRAM

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN SEKS TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMA NEGERI RONGKOP GUNUNG KIDUL TAHUN 2012

PENGARUH PENDIDIKAN SEKS TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMA NEGERI RONGKOP GUNUNG KIDUL TAHUN 2012 1 PENGARUH PENDIDIKAN SEKS TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMA NEGERI RONGKOP GUNUNG KIDUL TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh DWI PUTRI RUPITA SARI 201110104247 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Syahrial, Volume 1 Nomor 2 Tahun Pengetahuan Siswa Kelas X dan XI Tentang Narkoba di SMKN 1 Bangkinang Tahun 2015

Syahrial, Volume 1 Nomor 2 Tahun Pengetahuan Siswa Kelas X dan XI Tentang Narkoba di SMKN 1 Bangkinang Tahun 2015 Syahrial, 71-78 Volume 1 Nomor 2 Tahun 2015 Pengetahuan Siswa Kelas X dan XI Tentang Narkoba di SMKN 1 Bangkinang Tahun 2015 Syahrial Dosen Prodi DIV Kebidanan, STIKes Tuanku Tambusai Riau ABSTRAK Laporan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PENYEBAB DENGAN KEKAMBUHAN PADA PENYALAHGUNA NARKOBA DI YAYASAN MAHA KASIH KUNINGAN TAHUN 2013

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PENYEBAB DENGAN KEKAMBUHAN PADA PENYALAHGUNA NARKOBA DI YAYASAN MAHA KASIH KUNINGAN TAHUN 2013 P-ISSN : 2549-9629 E-ISSN : 2549-9866 Tersedia online di http://stikesbanisaleh.ac.id/jnh/index.php HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PENYEBAB DENGAN KEKAMBUHAN PADA PENYALAHGUNA NARKOBA DI YAYASAN MAHA KASIH KUNINGAN

Lebih terperinci

Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKes Guna Bangsa Yogyakarta ABSTRACT

Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKes Guna Bangsa Yogyakarta   ABSTRACT THE RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUTH PUBERTY WITH ADOLESCENTS ATTITUDE IN THE FACE OF PUBERTY IN ADOLESCENTS IN JUNIOR HIGH SCHOOL 3 DEPOK, MAGUWOHARJO, SLEMAN, YOGYAKARTA Dwi Agustiana Sari, Wiwin Lismidiati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (NAPZA) atau yang lebih sering dikenal masyarakat dengan NARKOBA

BAB I PENDAHULUAN. (NAPZA) atau yang lebih sering dikenal masyarakat dengan NARKOBA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya (NAPZA) atau yang lebih sering dikenal masyarakat dengan NARKOBA (Narkotika dan bahan/obat berbahaya)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya. juga dianggap sebagai pelanggaran hukum.

BAB I PENDAHULUAN. penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya. juga dianggap sebagai pelanggaran hukum. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) di Indonesia merupakan sesuatu yang bersifat komplek dan urgent, permasalahan ini menjadi marak

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANGTUA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG PELECEHAN SEKSUAL PADA ANAK REMAJA DI SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANGTUA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG PELECEHAN SEKSUAL PADA ANAK REMAJA DI SURAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANGTUA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG PELECEHAN SEKSUAL PADA ANAK REMAJA DI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Pritha Fajar

Lebih terperinci

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014 386 Artikel Penelitian Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014 Selvia Emilya 1, Yuniar Lestari 2, Asterina 3 Abstrak

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU DENGAN KEJADIAN ANEMIA REMAJA PUTRI KELAS X DAN XI SMA NEGERI 1 POLOKARTO

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU DENGAN KEJADIAN ANEMIA REMAJA PUTRI KELAS X DAN XI SMA NEGERI 1 POLOKARTO HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU DENGAN KEJADIAN ANEMIA REMAJA PUTRI KELAS X DAN XI SMA NEGERI 1 POLOKARTO Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1

Lebih terperinci

60 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN

60 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN PENDAHULUAN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS Eny Pemilu Kusparlina (Akademi Kebidanan Muhammadiyah Madiun) ABSTRAK Pendahuluan: Angka aborsi di

Lebih terperinci

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOKOAU TAHUN 2015

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOKOAU TAHUN 2015 HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOKOAU TAHUN 2015 Meuthya Aulia Dodhy Putri* Drs. H. Junaid., M.Kes** Lisnawaty, S.KM., M.Kes** Email: meuthyaaulia@gmail.com*

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI Nama : Kartika Pradita Andriani NPM : 13510847 Jurusan : Psikologi Pembimbing : Prof. Dr. AM. Heru

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN Oleh MAHARDIKA CAHYANINGRUM NIM: 030113a050 PROGRAM

Lebih terperinci

PERSEPSI ANAK SEKOLAH DASAR MENGENAI BAHAYA ROKOK (STUDI PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI PERKOTAAN DAN PEDESAAN DI KOTA DEMAK)

PERSEPSI ANAK SEKOLAH DASAR MENGENAI BAHAYA ROKOK (STUDI PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI PERKOTAAN DAN PEDESAAN DI KOTA DEMAK) J. Kesehat. Masy. Indones. 10(1): 2015 ISSN 1693-3443 PERSEPSI ANAK SEKOLAH DASAR MENGENAI BAHAYA ROKOK (STUDI PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI PERKOTAAN DAN PEDESAAN DI KOTA DEMAK) Risti Dwi Arfiningtyas 1

Lebih terperinci

PERSEPSI REMAJA TENTANG PENYALAHANGUNAAN NARKOBA DI SMK KUSUMA BANGSA BANGSAL KABUPATEN MOJOKERTO. Wiwit Widyawati

PERSEPSI REMAJA TENTANG PENYALAHANGUNAAN NARKOBA DI SMK KUSUMA BANGSA BANGSAL KABUPATEN MOJOKERTO. Wiwit Widyawati PERSEPSI REMAJA TENTANG PENYALAHANGUNAAN NARKOBA DI SMK KUSUMA BANGSA BANGSAL KABUPATEN MOJOKERTO Wiwit Widyawati 1211010139 Subject : Persepsi, Remaja, Narkoba DESCRIPTION Masalah penyalahgunaan narkoba

Lebih terperinci

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN METODE RELAKSASI DENGAN SIKAP DAN PERILAKU MENGATASI NYERI HAID PADA MAHASISWI D III KEBIDANAN FK UNS KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Siswa SMA Negeri 1 Bandung terhadap Penularan dan Pencegahan HIV/AIDS Tahun 2016 Relationship Between Knowledge

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muncul pula tingkat kecanduan yang berbeda-beda dan bentuk implementasi

BAB I PENDAHULUAN. muncul pula tingkat kecanduan yang berbeda-beda dan bentuk implementasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebiasaan merokok sangat melekat dalam keseharian banyak orang, muncul pula tingkat kecanduan yang berbeda-beda dan bentuk implementasi yang juga tidak sama, antara

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK SISWA SMP/MTs DI KECAMATAN MOJOAGUNG, KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK SISWA SMP/MTs DI KECAMATAN MOJOAGUNG, KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2014 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK SISWA SMP/MTs DI KECAMATAN MOJOAGUNG, KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2014 Ichsanu Rofiq 1, Sudijanto Kamso 2 Departemen Biostatistika dan Ilmu Kependudukan,

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGETAHUAN HIV/AIDS PADA REMAJA SEKOLAH DENGAN METODE PEMUTARAN FILM DAN METODE LEAFLET DI SMK BINA DIRGANTARA KARANGANYAR

PERBEDAAN PENGETAHUAN HIV/AIDS PADA REMAJA SEKOLAH DENGAN METODE PEMUTARAN FILM DAN METODE LEAFLET DI SMK BINA DIRGANTARA KARANGANYAR PERBEDAAN PENGETAHUAN HIV/AIDS PADA REMAJA SEKOLAH DENGAN METODE PEMUTARAN FILM DAN METODE LEAFLET DI SMK BINA DIRGANTARA KARANGANYAR ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah

Lebih terperinci

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI (Studi Observasional di Wilayah Kerja Puskesmas Martapura Timur Kabupaten Banjar Tahun 2017) Elsa Mahdalena

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Karakteristik Umum Responden, Perilaku Mencuci Tangan, Diare, Balita

ABSTRAK. Kata Kunci: Karakteristik Umum Responden, Perilaku Mencuci Tangan, Diare, Balita ABSTRAK GAMBARAN PERILAKU MENCUCI TANGAN PADAPENDERITA DIARE DI DESA KINTAMANI KABUPATEN BANGLI BALI TAHUN 2015 Steven Awyono Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Diare masih merupakan penyebab kematian

Lebih terperinci

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN METODE RELAKSASI DENGAN SIKAP DAN PERILAKU MENGATASI NYERI HAID PADA MAHASISWI D III KEBIDANAN FK UNS KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN STATUS GIZI REMAJA

HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN STATUS GIZI REMAJA HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN STATUS GIZI REMAJA Iftita Rochman 1, Merryana Adriani 2 1 Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat,Universitas Airlangga, Surabaya 2 Departemen Gizi

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT SISWA SD NEGERI IV BATURETNO KECAMATAN BATURETNO KABUPATEN WONOGIRI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT SISWA SD NEGERI IV BATURETNO KECAMATAN BATURETNO KABUPATEN WONOGIRI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT SISWA SD NEGERI IV BATURETNO KECAMATAN BATURETNO KABUPATEN WONOGIRI Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA

HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA ABSTRACT Chusnul Chotimah Dosen Prodi D3 Kebidanan Politeknik Kebidanan Bhakti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjadi masalah baru di negara kita. Melalui The World Program of Action for

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjadi masalah baru di negara kita. Melalui The World Program of Action for BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif) bukan menjadi masalah baru di negara kita. Melalui The World Program of Action for Youth on Drug, badan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan yang terjadi pada remaja melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa dewasa dimana remaja menjadi labil

Lebih terperinci

FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA SMA DAN SMK DI KOTA BENGKAYANG

FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA SMA DAN SMK DI KOTA BENGKAYANG 1 FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA SMA DAN SMK DI KOTA BENGKAYANG Robertus Richard Louise, Mardjan, Abduh Ridha Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Pontianak,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha ABSTRAK Penelitian ini berjudul Studi Deskriptif Mengenai Profil Subjective Well- Being (SWB) Pada Residen Tahap Re-entry di UPT Terapi dan Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Lido. Responden dari penelitian

Lebih terperinci

Hubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung

Hubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung The Relation Of Socially With Friends Againts Act Of Smoking Elementary School Students In District Panjang Bandar Lampung Firdaus, E.D., Larasati, TA., Zuraida, R., Sukohar, A. Medical Faculty of Lampung

Lebih terperinci

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Perilaku tentang gizi terhadap Kejadian Anemia pada Remaja Putri. Ratih Puspitasari 1,Ekorini Listiowati 2

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Perilaku tentang gizi terhadap Kejadian Anemia pada Remaja Putri. Ratih Puspitasari 1,Ekorini Listiowati 2 Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Perilaku tentang gizi terhadap Kejadian Anemia pada Remaja Putri Ratih Puspitasari 1,Ekorini Listiowati 2 1 Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kefokteran dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. konsekuen dan konsisten. Menurut NIDA (National Institute on Drug Abuse), badan

BAB 1 PENDAHULUAN. konsekuen dan konsisten. Menurut NIDA (National Institute on Drug Abuse), badan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyalahgunaan obat seperti narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya merupakan masalah yang sangat kompleks dan memerlukan upaya penanggulangan secara komprehensif

Lebih terperinci

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : REIHAN ULFAH J

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : REIHAN ULFAH J HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN DAN SIKAP DOKTER DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN LEMBAR INFORMED CONSENT DI RS ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia sesuai Visi Indonesia Sehat 2010 ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia sesuai Visi Indonesia Sehat 2010 ditandai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat Indonesia sesuai Visi Indonesia Sehat 2010 ditandai dengan penduduknya yang hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMA SWASTA DAN SMA NEGERI DI PONTIANAK TAHUN 2014

PERBANDINGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMA SWASTA DAN SMA NEGERI DI PONTIANAK TAHUN 2014 PERBANDINGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMA SWASTA DAN SMA NEGERI DI PONTIANAK TAHUN 2014 THE COMPARISON BETWEEN KNOWLEDGE, ATTITUDE AND BEHAVIOR TO SMOKING OF PRIVATE SENIOR HIGH

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG Dessy Yunita Dewi Program Studi DIV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran

Lebih terperinci