telah ditetapkan, serta menjadi sarana evaluasi atas pencapaian kinerja dan umpan balik bagi langkah perbaikan di masa mendatang.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "telah ditetapkan, serta menjadi sarana evaluasi atas pencapaian kinerja dan umpan balik bagi langkah perbaikan di masa mendatang."

Transkripsi

1 I. KATA PENGANTAR Seiring puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan curahan karunia-nya, kami dengan gembira dan bangga dapat mempersembahkan Laporan Kinerja Kementerian Agama Tahun Laporan Kinerja ini disusun sebagai implementasi Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Kinerja Tahun 2016 menjabarkan capaian kinerja tahunan dalam pencapaian tujuan/sasaran strategi Kementerian Agama selama tahun kerja Laporan ini menggambarkan capaian sasaran strategi selama kurun waktu satu tahun dan tantangan yang dihadapi serta solusi yang direkomendasikan. Secara keseluruhan program yang dilaksanakan adalah untuk mencapai visi Kementerian Agama dalam rangka mendukung visi pembangunan nasional yaitu Terwujudnya masyarakat Lampung yang taat beragama, rukun, cerdas, mandiri dan sejahtera lahir dan batin". Pelaksanaan program yang efektif, efisien dan akuntabel telah menjadi perhatian semua Satker pusat dan daerah. Sebagai wujud pelaksanaan kinerja organisasi laporan kinerja Kementerian Agama Tahun 2016 menyajikan pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian Agama yang berorientasi pada hasil sebagai bentuk penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam tata kelola kepemerintahan yang baik (good governance). Metode penyusunan laporan kinerja secara maksimal menerapkan sistem pengumpulan dan pengolahan data melalui sistem berjenjang serta monitoring dan evaluasi Penetapan Kinerja dari setiap satuan organisasi. Laporan kinerja Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung tahun 2016 merupakan media pertanggungjawaban atas mandat dan capaian kinerja yang

2 telah ditetapkan, serta menjadi sarana evaluasi atas pencapaian kinerja dan umpan balik bagi langkah perbaikan di masa mendatang. Bandar Lampung, 19 April 2017 Kepala, Drs. H. Suhaili, M.Ag. NIP

3 II. DAFTAR ISI Hal I. KATA PENGANTAR... 1 II. DAFTAR ISI... 3 III. IKHTISAR EKSEKUTIF... 4 IV. PERJANJIAN KINERJA... 8 BAB I PENDAHULUAN... 8 A. Latar Belakang... 8 B. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi C. Aspek Strategis D. Sistem Penyajian BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RPJMN B. Rencana Strategis Tahun C. Perjanjian Kinerja Tahun V. CAPAIAN KINERJA A. CAPAIAN KINERJA B. CAPAIAN ANGGARAN C. HAMBATAN/KENDALA C.1. HAMBATAN UMUM C.2. HAMBATAN DALAM PENCAPAIAN TARGET PER INDIKATOR D. UPAYA TINDAK LANJUT VI. PENUTUP (Kesimpulan)

4 III. IKHTISAR EKSEKUTIF Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung menjalankan peran dan tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Peran strategis Kementerian Agama dilaksanakan sesuai dengan arah Kebijakan Strategis Nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) periode Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung diperhadapkan dengan berbagai tantangan yang semakin berat khususnya dalam pelayanan dan pembinaan keagamaan. Dalam mencapai fokus prioritas bidang agama, Kementerian Agama menetapkan Visi Terwujudnya Masyarakat Lampung yang Taat Beragama, Rukun, Cerdas, dan Sejahtera Lahir Batin Dalam Rangka Mewujudkan Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong. Sesuai tugas dan fungsinya, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung memiliki Kebijakan dan strategi maka Kementerian Agama Lampung menetapkan 5 (lima) strategi pembinaan dan pelayanan, yang juga merupakan arah kebijakan dan strategi Kementerian Agama RI. Lima hal pokok yang menjadi sasaran strategis Kementerian Agama Lampung dalam penetapan/perjanjian kinerja, yaitu: (1) terwujudnya peningkatan kualitas kehidupan umat beragama; (2) terwujudnya peningkatan kualitas kerukunan umat beragama; (3) terwujudnya peningkatan kualitas Raudhatul Athfal, madrasah, pendidikan agama Islam, dan pendidikan keagamaan Islam; (4) peningkatan kualitas penyelenggaraan ibadah haji dan umrah, dan; (5) perwujudan tata kelola kepemerintahan yang bersih dan berwibawa serta terwujudnya aparatur pelayanan keagamaan yang profesional. Dari 5 (lima) Sasaran Strategis tersebut, oleh Kementerian Agama Provinsi Lampung, menjabarkan dalam 9 (sembilan) program dan 26 (dua puluh enam) indikator kinerja. Adapun rincian capaian kinerja masing-masing indikator tiap sasaran strategis tersebut dapat diilustrasikan dalam tabel pengukuran kinerja tahun 2016 triwulan I sampai dengan triwulan IV sebagai berikut :

5 Sasaran Strategis 1 Terwujudnya peningkatan kualitas kehidupan umat beragama Indikator Kinerja 1. Kualitas bimbingan, Pelayanan, Pemberdayaan dan Pengembangan terhadap masyarakat umat beragama Islam 2. Kualitas bimbingan, Pelayanan, Pemberdayaan dan Pengembangan terhadap masyarakat umat beragama Kristen 3. Kualitas bimbingan, Pelayanan, Pemberdayaan dan Pengembangan terhadap masyarakat umat beragama Katolik 4. Kualitas bimbingan, Pelayanan, Pemberdayaan dan Pengembangan terhadap masyarakat umat beragama Hindu 5. Kualitas bimbingan, Pelayanan, Pemberdayaan dan Pengembangan terhadap masyarakat umat beragama Budha Triwulan I Triwulan IV Target Realisasi % Target Realisasi % 41,803,743,500 15,265,388, % 2,461,355,000 2,484,850, % 1,893,096,750 1,498,172, % 748,200, ,788, % 3,547,930, ,669, % 1,297,125,000 1,051,007,200 81,03% 3,366,487,250 3,473,338, % 1,526,250,000 1,484,808, % 2,674,013,250 1,168,375, % 1,258,257,000 1,123,799, % Sasaran Strategis 2 Terwujudnya peningkatan kualitas kerukunan umat beragama Indikator Kinerja 1. Kualitas pembinaan kerukunan hidup umat beragama dan pemberdayaan KUB Triwulan I Triwulan IV Target Realisasi % Target Realisasi % 778,475,250 61,450, % 1,730,000,000 1,709,233, % Sasaran Strategis 3 Terwujudnya peningkatan kualitas Raudhatul Athfal, madrasah, pendidikan agama Islam, dan pendidikan keagamaan Islam Indikator Kinerja 1. Peningkatan Akses, Mutu, Kesejahteraan dan Subsidi RA/BA dan Madrasah Triwulan I Triwulan IV Target Realisasi % Target Realisasi % 126,834,504,000 14,997,792, % 502,650,093, ,197,838, %

6 2. Peningkatan Akses, Mutu, Kesejahteraan dan Subsidi Pendidikan Agama Islam 3. Peningkatan Akses, Mutu, Kesejahteraan dan Subsidi Pendidikan Keagamaan Islam 4. Dukungan Manajemen Pendidikan dan Pelayanan Tugas Teknis Lainnya Pendidikan Islam 3,403,250, ,035, % 10,332,188,000 8,156,866, % 6,159,237, ,650, % 18,411,000,000 10,625,093, % 189,235,266,000 88,106,463, % 681,264,299, ,655,694, % Sasaran Strategis 4 Peningkatan kualitas penyelenggaraan ibadah haji dan umrah Triwulan I Triwulan IV Indikator Kinerja Target Realisasi % Target Realisasi % 1. Kualitas Pelayanan Haji 249,696,500 31,090, % 291,675, ,986, % 2. Kualitas Pembinaan Haji dan Umrah 781,845, ,170, % 2,740,596,000 2,545,799, % 3. Pengelolaan Dana Haji 25,275, % 100,625,000 91,480, % 4. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Penyelenggaraan Haji dan Umrah 2,299,955,750 1,252,253, % 9,927,342,000 9,464,368, % Sasaran Strategis 5 Terwujudnya tata kelola kepemerintahan yang bersih dan berwibawa serta terwujudnya aparatur pelayanan keagamaan yang profesional Indikator Kinerja Triwulan I Triwulan IV Target Realisasi % Target Realisasi % 1. Pembinaan Administrasi Hukum dan KLN 41,487, % 523,066, ,850, % 2. Pembinaan Administrasi Kepegawaian 476,171,250 17,850, % 1,398,870,000 1,341,046, % 3. Pembinaan Administrasi Keuangan dan BMN 4. Pembinaan Administrasi Organisasi dan Tata Laksana 9,033,671,000 3,651,936, % 35,359,808,000 30,663,860, % 242,612, % 559,220, ,450, % 5. Pembinaan Administrasi Perencanaan 1,265,288,750 61,450, % 3,007,017,000 2,906,816, % 6. Pembinaan Administrasi Umum 5,288,400,750 1,404,216, % 16,633,209,000 15,420,904, %

7 7. Pembinaan Administrasi Informasi Keagamaan dan Kehumasan 8. Penyediaan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Agama 219,458, % 536,901, ,595, % Berdasarkan data di atas, secara keseluruhan kinerja Kementerian Agama dalam tahun 2016 triwulan I sampai dengan triwulan IV mencapai rata-rata sebesar 51,37%. Secara umum sasaran strategis Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung Tahun 2016 triwulan I sampai dengan triwulan IV telah dapat dilaksanakan dengan baik, namun demikian hasil yang diperoleh masih perlu mendapat perhatian pada masa yang akan datang. Dalam Penyelenggaraan ibadah haji dan umrah misalnya, yang merupakan program rutin tahunan Kementerian Agama, program ini dilaksanakan dengan memperhatikan aspek kualitas penyelenggaraan yang ditandai dengan tingkat kepuasan jamaah. Kegiatannya meliputi pembinaan, pelayanan, perlindungan kepada jamaah, penyediaan sarana informasi yang memadai, tata kelola yang baik dan bersih, serta penataan sistem kerja sama yang baik dengan pihak eksternal. Dalam Program Pendidikan Islam bertujuan untuk meningkatkan akses, mutu, relevansi dan daya saing serta tata kelola, akuntabilitas, pencitraan, dan penguatan Pendidikan Islam sehingga peningkatan akses, mutu, kesejahteraan, dan subsidi pada RA, Madrasah dan Pendidikan Agama Islam serta Keagamaan Islam dapat tercapai. Laporan kinerja dapat memberikan gambaran yang jelas dan transparan tentang tercapainya keluaran dan hasil pelaksanaan program kegiatan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung Tahun 2016 triwulan I sampai dengan triwulan IV.

8 IV. PERJANJIAN KINERJA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan bidang Agama merupakan salah satu bidang pembangunan yang berperan penting dalam mewujudkan suasana kehidupan yang agamis. Peran itu lahir karena agama memiliki landasan filosofi dalam mengatur dan menata kehidupan manusia sebagai subyek pembangunan. Agama pada sisi definisi, merupakan seperangkat aturan dan peraturan yang mengatur hubungan manusia dengan yang ghaib, khususnya dengan Tuhannya; mengatur hubungan manusia dengan sesamanya, dan mengatur hubungan manusia dengan lingkungannya. Kemudian secara khusus dapat diterjemahkan sebagai suatu sistem keyakinan yang dianut manusia dalam bertindak dan berbuat memberi respon terhadap apa yang diyakininya. Terjemahan itu yang kemudian dirumuskan menjadi konsep dasar pembangunan bidang agama. Ada lima konsep dasar yang menjadi filosofi pembangunan bidang agama, yaitu; (1) agama merupakan sumber nilai spiritual, moral, dan etika manusia dalam hidup berbangsa dan bernegara; (2) agama menjadi penghormatan dan perlindungan atas hak asasi manusia sebagai warga Negara; (3) agama menjamin manusia untuk hidup rukun, damai, tentram, bahagia, dan sejahtera; (4) agama sebagai dasar keyakinan manusia untuk dapat hidup bersama; (5) agama sebagai acuan pengembangan karakter dan jati diri bangsa. Nilai-nilai filosofi itu menjadi bagian dari isi landasan konstitusional negara yang menjadi sumber produk hukum.

9 Pada kerangka pembangunan nasional, pembangunan bidang agama selain memiliki fungsi nilai spritual, juga memiliki fungsi edukatif (mendidik), salvatif (penyelamatan), profetik (kenabian), integratif (pemersatu), transformatif (perubahan), dan solutif (pemecah masalah) dalam berbagai dimensi pembangunan. Berbagai fungsi di atas menandakan bahwa pembangunan bidang agama tidak hanya berfokus pada aspek spritual tetapi mencakup berbagai dimensi kehidupan manusia, sehingga dalam pelaksanaan perlu dibuat Rencana Strategi (Renstra) secara terarah, komprehensif, efektif, dan efisien. Agar penyelenggaraan pemerintahan berjalan dengan baik dan memenuhi harapan masyarakat dengan menunjukkan kinerja yang optimal dan sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional dan maka seluruh instansi pemerintah menyusun rencana strategis (Renstra) setiap lima tahun sekali sehingga dicapai tujuan yang obyektif, terukur, dan tepat sasaran. Renstra dijabarkan lebih lanjut dengan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) setiap setahun sekali guna menentukan dan melaksanakan prioritas pembangunan. Sedangkan hasil pencapaian sasaran, kemudian dilaporkan dan dievaluasi melalui instrumen SAKIP. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 mengamanatkan pelaksanaan anggaran berbasis kinerja maka peranan LAKINJ menjadi sangat strategis, sebagaimana ditegaskan dalam PP Nomor 8 Tahun Permenpan dan RB Nomor 29 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah menyebutkan bahwa setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara negara untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tupoksi serta kewenangan dalam mengelola sumber daya dan kebijakan yang dipercayakan kepadanya berdasarkan perencanaan strategis (strategic plan).

10 B. Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama, maka kedudukan, tugas dan fungsi, susunan organisasi dan tata kerja Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung adalah sebagai berikut: 1. Kedudukan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung dalam Pasal 3 Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 berkedudukan di provinsi, berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Agama dan di pimpin oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung. 2. Tugas Pokok Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung dalam Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 Pasal 4: Kantor Wilayah Kementerian Agama provinsi mempunyai tugas melaksanakan tugas dan fungsi Kementerian Agama dalam wilayah provinsi berdasarkan kebijakan Menteri Agama dan ketentuan peraturan perundang-undangan. 3. Fungsi Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung Wilayah menyelenggarakan fungsi: 1) Perumusan dan penetapan visi, misi, dan kebijakan teknis di bidang pelayanan dan bimbingan kehidupan umat beragama kepada masyarakat di provinsi;

11 2) Pelayanan, bimbingan, dan pembinaan di bidang haji dan umrah; 3) Pelayanan, bimbingan, dan pembinaan di bidang pendidikan madrasah, pendidikan agama dan keagamaan; 4) Pembinaan kerukunan umat beragama; 5) Perumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan administrasi dan informasi; 6) Pengkoordinasian perencanaan, pengendalian, pengawasan, dan evaluasi program; dan 7) Pelaksanaan hubungan dengan pemerintah daerah, instansi terkait, dan lembaga masyarakat dalam rangka pelaksanaan tugas kementerian di provinsi. Bagan struktur organisasi Kementerian Agama dapat dilihat dalam gambar 1.

12 Gambar 1.

13 C. Aspek Strategis Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) telah menetapkan 3 Dimensi Pembangunan : 1. Dimensi Pembangunan Manusia, meliputi : - Pendidikan - Kesehatan - Perumahan - Mental/Karekter 2. Dimensi Pembangunan Sektor Unggulan - Kedaulatan Pangan - Kedaulatan Energi dan Ketenagalistrikan - Kemaritiman dan Kelautan - Pariwisata dan Industri 3. Dimensi Pemerataan dan Kewilayahan - Antar Kelompok Pendapatan - Antar Wilayah: 1).Desa, 2).Pinggiran,3).Luar Jawa,4). Kawasan Timur Prioritas yang menjadi tanggung jawab dan terkait dengan tugas fungsi Kementerian Agama adalah prioritas bidang pendidikan dan yang berhubungan dengan lintas bidang revolusi mental dan bidang pembangunan sosial budaya dan kehidupan beragama (bab 2) Buku II : Agenda Pembangunan Bidang. Selain itu Kementerian Agama juga mendukung keseluruhan kegiatan prioritas lainnya dalam upaya peningkatan pelayanan di berbagai sektor. Berkaitan dengan pencapaian target prioritas dalam RPJMN Tahun , maka ditetapkan pokok-pokok strategi dan kebijakan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung Tahun yang difokuskan pada 5 bidang yaitu:

14 1. Meningkatan kualitas kehidupan umat beragama; 2. Meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama; 3. Meningkatkan kualitas Raudhatul Athfal, madrasah, pendidikan agama Islam, dan pendidikan keagamaan Islam; 4. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadah haji dan umrah; 5. Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang bersih dan berwibawa serta terwujudnya aparatur pelayanan keagamaan yang profesional. E. Sistematika Penyajian Pada dasarnya Laporan Kinerja ini menyampaikan capaian kinerja Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung Triwulan I sampai dengan IV Tahun Capaian kinerja tersebut diperbandingkan dengan perjanjian/penetapan kinerja yang ditargetkan tahun sebagai tolok ukur keberhasilan kinerja Kementerian Agama. Analisis capaian kinerja terhadap perencanaan kinerja yang sudah ditetapkan ini akan diketahui masalah atau kendala demi perbaikan kinerja di masa datang. Sistematika penyajian Laporan Kinerja K a n w i l Kementerian Agama Provinsi Lampung berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah sebagai berikut: BAB I Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang, maksud dan tujuan, kedudukan, taugas pokok dan fungsi, program strategis dan sistematika penyajian. BAB II Perencanaan Kinerja, menjelaskan secara ringkas dokumen perencanaan yang menjadi dasar pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung Tahun 2016 meliputi RPJMN , Rencana Strategis Kantor Wilayah

15 Kementerian Agama Provinsi Lampung Tahun dan Penetapan Kinerja Tahun BAB III Akuntabilitas Kinerja Tahun Triwulan I sampai dengan IV tahun 2016, menjelaskan analisis pencapaian kinerja Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung dikaitkan dengan pertanggungjawaban publik terhadap pencapaian sasaran strategis untuk triwulan I sampai dengan IV tahun 2016 yang dikaitkan dengan dukungan anggaran/keuangan. BAB IV Penutup, menjelaskan simpulan menyeluruh dari Laporan Kinerja Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung dan menguraikan rekomendasi yang diperlukan untuk perbaikan kinerja di masa datang.

16 BAB II PERENCANAAN KINERJA Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama, memiliki tugas memiliki tugas membantu Menteri Agama untuk menyelenggarakan urusan di bidang keagamaan dalam wilayah Provinsi Lampung. Tugas dan tanggung jawab bidang agama diarahkan pada upaya pemerintah untuk memantapkan fungsi dan peran agama sebagai landasan moral, landasan etika, pembinaan akhlak mulia dan menjadi orientasi dan motivasi bagi daya dorong umat dalam mewujudkan Indonesia yang religius, aman, damai dan sejahtera. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung menyelenggarakan fungsi: 1. Perumusan dan penetapan visi, misi, dan kebijakan teknis di bidang pelayanan dan bimbingan kehidupan umat beragama kepada masyarakat di provinsi; 2. Pelayanan, bimbingan, dan pembinaan di bidang haji dan umrah; 3. Pelayanan, bimbingan, dan pembinaan di bidang pendidikan madrasah, pendidikan agama dan keagamaan; 4. Pembinaan kerukunan umat beragama; 5. Perumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan administrasi dan informasi; 6. Pengkoordinasian perencanaan, pengendalian, pengawasan, dan evaluasi program; dan 7. Pelaksanaan hubungan dengan pemerintah daerah, instansi terkait, dan lembaga masyarakat dalam rangka pelaksanaan tugas kementerian di provinsi.

17 A. RPJM Kebijakan dan strategi pembangunan nasional diarahkan pada peningkatan kualitas kehidupan umat beragama. Di dalam RPJMN disebutkan bahwa peningkatan kualitas kehidupan umat beragama dilakukan melalui empat fokus prioritas, yaitu Pertama, peningkatan kualitas pemahaman dan pengamalan agama masyarakat melalui: (a) peningkatan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai budaya yang terkandung dalam ajaran agama; (b) peningkatan wawasan keagamaan yang selaras dengan wawasan dan komitmen kebangsaan dengan mengaplikasikan sikap toleransi antara pemeluk agama dan penganut kepercayaan, Hak Asasi Manusia (HAM), dan gender yang berwawasan multikultural; (c) peningkatan motivasi dan partisipasi umat beragama dalam pembangunan nasional; (d) peningkatan wawasan keagamaan masyarakat untuk mengurangi berbagai aliran sempalan dan tindakan kekerasan yang mengatasnamakan agama; (e) peningkatan ketahanan umat beragama terhadap ekses negatif ideologi-ideologi yang tidak sesuai dengan nilai luhur bangsa; (f) peningkatan upaya mewujudkan kesalehan sosial sejalan dengan kesalehan ritual; (g) pengembangan pusat kajian keagamaaan dan sumber belajar masyarakat; (h) peningkatan pemanfaatan sumber-sumber informasi keagamaan dan perpustakaan rumah ibadah; (i) penguatan peran media massa dan teknologi informasi sebagai wahana internalisasi nilai-nilai agama; dan (j) penguatan peran agama dalam pembentukan karakter dan peradaban bangsa. Kedua, peningkatan kualitas kerukunan umat beragama, yang dilaksanakan melalui: (a) pembentukan dan peningkatan efektivitas forum kerukunan umat beragama; (b) pengembangan sikap dan perilaku keberagamaan yang inklusif dan toleran; (c) penguatan kapasitas masyarakat dalam menyampaikan dan mengartikulasikan aspirasiaspirasi keagamaan melalui cara-cara damai; (d) peningkatan dialog dan

18 kerjasama intern dan antarumat beragama dengan pemerintah dalam pembinaan kerukunan umat beragama; (e) peningkatan koordinasi antarinstansi/lembaga pemerintah dalam upaya penanganan konflik terkait isu-isu keagamaan; (f) pengembangan wawasan multikultur bagi guru-guru agama, penyuluh agama, siswa, mahasiswa, dan para pemuda calon pemimpin agama; (g) peningkatan peran Indonesia dalam dialog lintas agama di dunia internasional; dan (h) penguatan peraturan perundang-undangan terkait kehidupan keagamaan, seperti perlunya penyusunan undang-undang tentang perlindungan dan kebebasan beragama. Ketiga, peningkatan kualitas pelayanan kehidupan umat beragama, melalui: (a) peningkatan pengelolaan dan fungsi rumah ibadat; (b) peningkatan mutu pelayanan dan pengelolaan dana sosial keagamaan (zakat, wakaf, infak, sedekah, dana persembahan kasih/dana kolektif, dana punia, dan dana paramita serta dana ibadah sosial lainnya); (c) peningkatan kapasitas lembaga-lembaga sosial keagamaan; (d) peningkatan jaringan dan sistem informasi lembaga sosial keagamaan; (e) pengembangan berbagai kebijakan dan peraturan perundangundangan yang secara jelas menjabarkan kewenangan dan kewajiban pemerintah dalam memberikan perlindungan atas hak beragama masyarakat; dan (f) penerapan sistem pemantauan dan evaluasi pembangunan bidang agama yang berkelanjutan dan efektif; (g) reformasi birokrasi; (h) penyiapan laporan keuangan dengan opini wajar tanpa pengecualian; dan (i) penguatan struktur organisasi instansi pusat dan instansi vertikal yang sesuai dengan tuntutan perkembangan. Keempat, pelaksanaan ibadah haji yang tertib dan lancar melalui: (a) peningkatan kualitas penyelenggaraan ibadah haji sesuai standar pelayanan minimal dalam rangka memperoleh sertifikati SO9000: 2001; (b) pemantapan penerapan dan pemanfaatan sistem informasi haji terpadu (Siskohat); (c) penyediaan jaringan Siskohat di seluruh

19 kabupaten/kota; (d) peningkatan efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas penyelenggaraan ibadah haji; (e) pemantapan landasan peraturan perundang-undangan tentang profesionalisme penyelenggaraan ibadah haji; dan (f) penyiapan draft undang-undang tentang pengelolaan dana haji. Selain itu, keempat fokus prioritas pembangunan bidang agama di atas juga perlu didukung oleh: (a) peningkatan kualitas manajemen dan tata kelola pembangunan bidang agama; (b) peningkatan sistem informasi dan pelayanan publik; (c) peningkatan penelitian dan pengembangan pembangunan bidang agama; (d) peningkatan pendidikan dan pelatihan; dan (e) peningkatan koordinasi dan kerjasama lintas bidang, lintas sektor, lintas program, lintas pelaku, dan lintas kementerian/lembaga (K/L). Selain kebijakan di dalam kehidupan umat beragama, dirumuskan pula kebijakan pada bidang pendidikan nasional yang diarahkan kepada peningkatan akses, kualitas dan relevansi pendidikan menuju terangkatnya kesejahteraan hidup rakyat, kemandirian, keluhuran budi pekerti, dan kemandirian bangsa yang kuat. Kebijakan ini dilakukan melalui delapan fokus prioritas, yaitu: Pertama, peningkatan kualitas wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun yang merata melalui: (a) penyelenggaraan pendidikan dasar bermutu yang terjangkau bagi semua dalam kerangka pelaksanaan standar pelayanan minimal untuk mencapai standar nasional pendidikan; (b) pemantapan/rasionalisasi implementasi Bantuan Operasional Sekolah (BOS); (c) peningkatan daya tampung SMP/MTs/sederajat terutama di daerah terpencil dan kepulauan; (d) penurunan angka putus sekolah dan angka mengulang, peningkatan angka melanjutkan, serta penurunan rata-rata lama penyelesaian pendidikan diberbagai jenjang untuk mendukung peningkatan efisiensi internal pendidikan; (e) penuntasan rehabilitasi ruang kelas SD/MI/sederajat dan SMP/MTs/ sederajat untuk memenuhi standar

20 pelayanan minimal; (f) peningkatan mutu proses pembelajaran; (g) peningkatan pendidikan inklusif untuk anak-anak cerdas dan berkebutuhan khusus; dan (h) peningkatan kesempatan lulusan SD/MI/sederajat yang berasal dari keluarga miskin untuk dapat melanjutkan ke SMP/MTs/sederajat, serta (i) penguatan pelaksanaan proses belajar mengajar dengan iklim yang mendukung tumbuhnya sikap saling menghargai, sportif, kerjasama, kepemimpinan, kemandirian, partisipatif, kreatif, dan inovatif (soft skills), jiwa kewirausahaan, serta memperkuat pendidikan akhlak mulia, kewarganegaraan, dan pendidikan multikultural serta toleransi beragama guna mewujudkan peserta didik yang bermoral, beretika, berbudaya, beradab, toleran, dan memahami keberagaman. Kedua, peningkatan akses, kualitas, dan relevansi pendidikan menengah, melalui: (a) peningkatan akses pendidikan menengah jalur formal dan non-formal untuk dapat menampung meningkatnya lulusan SMP/MTs/sederajat sebagai dampak penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun; (b) rehabilitasi gedung-gedung SMA/SMK/MA/sederajat; (c) peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan menengah untuk memberikan landasan yang kuat bagi lulusan agar dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya atau memasuki dunia kerja; (d) peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan menengah kejuruan, dan pelatihan keterampilan sesuai dengan kebutuhan pembangunan termasuk kebutuhan lokal untuk menghasilkan lulusan yang siap memasuki dunia kerja dan memiliki etos kewirausahaan; (e) harmonisasi pendidikan menengah kejuruan, pendidikan tinggi vokasi dan pelatihan keterampilan untuk membangun sinergi dalam rangka merespons kebutuhan pasar yang dinamis; (f) peningkatan kemitraan antara pendidikan kejuruan, pendidikan tinggi vokasi, dan pelatihan keterampilan dengan dunia industri dalam rangka memperkuat intermediasi dan memperluas kesempatan pemagangan

21 serta penyelarasan pendidikan/pelatihan dengan dunia kerja; (g) peningkatan pendidikan kewirausahaan untuk jenjang pendidikan menengah; dan (h) peningkatan ketersediaan guru satuan pendidikan kejuruan yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan pembangunan termasuk kebutuhan lokal. Ketiga, peningkatan profesionalisme dan pemerataan distribusi guru dan tenaga kependidikan, melalui: (a) peningkatan kualifikasi akademik, sertifikasi, evaluasi, pelatihan, pendidikan, dan penyediaan berbagai tunjangan guru; (b) penguatan kemampuan guru, termasuk kepala sekolah dan pengawas sekolah dalam menjalankan paradigma pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, entrepreneurial, dan menyenangkan; (c) peningkatan kompetensi guru melalui pengembangan profesional berkelanjutan (continuous professional development); (d) pemberdayaan peran kepala sekolah sebagai manager sistem pendidikan yang unggul; (e) revitalisasi peran pengawas sekolah sebagai entitas quality assurance; (f) peningkatan kapasitas dan kualitas lembaga pendidik tenaga kependidikan (LPTK) untuk mencetak guru yang berkualitas secara masif, termasuk dalam menyelenggarakan pre-service training yang bermutu; (g) peningkatan pengawasan pendirian LPTK dan pengendalian mutu penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan guru; (h) peningkatan efisiensi, efektivitas, pengelolaan, dan pemerataan distribusi guru; dan (i) penyediaan tenaga pendidik di daerah terpencil, perbatasan, dan kepulauan sesuai dengan standar pelayanan minimal. Keempat, peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan nonformal, melalui: (a) penguatan kapasitas lembaga penyelenggara pendidikan non-formal; (b) peningkatan pendidikan kecakapan hidup untuk warga negara usia sekolah yang putus sekolah atau tidak melanjutkan sekolah dan bagi warga usia dewasa; (c) peningkatan pengetahuan dan kecakapan keorangtuaan (parenting education) dan homeschooling serta pendidikan sepanjang hayat; dan (d) peningkatan

22 keberaksaraan penduduk yang diikuti dengan upaya pelestarian kemampuan keberaksaraan dan peningkatan minat baca. Kelima, peningkatan minat dan budaya gemar membaca masyarakat, melalui: (a) penyelenggaraan dan pengelolaan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar masyarakat; (b) revitalisasi perpustakaan; (c) peningkatan ketersediaan layanan perpustakaan secara merata; (d) peningkatan kualitas dan keberagaman koleksi perpustakaan; (e) peningkatan promosi gemar membaca dan pemanfaatan perpustakaan; dan (f) pengembangan kompetensi dan profesionalitas tenaga perpustakaan. Keenam, peningkatan akses dan kualitas pendidikan anak usia dini yang holistik dan integratif untuk mendukung tumbuh kembang secara optimal sehingga memiliki kesiapan untuk memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. Ketujuh, peningkatan kualitas pendidikan agama dan keagamaan, melalui peningkatan jumlah dan kapasitas guru, kapasitas penyelenggara, pemberian bantuan, dan fasilitasi penyelenggaraan pendidikan, serta pengembangan kurikulum dan metodologi pembelajaran pendidikan agama dan keagamaan yang efektif sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP). Kedelapan, pemantapan pelaksanaan sistem pendidikan nasional, dengan meningkatkan: (a) percepatan penyusunan peraturan perundangan untuk mendukung pemantapan pelaksanaan sistem pendidikan nasional; (b) penataan pelaksanaan pendidikan yang diselenggarakan oleh berbagai kementerian/lembaga dan pemerintah daerah secara menyeluruh sesuai dengan peraturan perundangan; dan (c) pengembangan kurikulum baik nasional maupun lokal yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, budaya, dan seni serta perkembangan global, regional, nasional, dan lokal termasuk pendidikan agama, pengembangan kinestetika dan integrasi pendidikan kecakapan hidup untuk meningkatkan etos kerja dan

23 kemampuan kewirausahaan peserta didik dalam rangka mendukung pendidikan berwawasan pembangunan berkelanjutan. Selain delapan fokus prioritas di atas, juga perlu didukung oleh kebijakan-kebijakan strategis lainnya. Pertama, peningkatan efisiensi dan efektivitas manajemen pelayanan pendidikan melalui: (a) pemantapan pelaksanaan desentralisasi pendidikan; (b) pengelolaan pendanaan di tingkat pusat dan daerah yang transparan, efektif, dan akuntabel serta didukung oleh sistem pendanaan yang andal; (c) peningkatan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan, antara lain dalam bentuk komite sekolah; (d) peningkatan kapasitas pemerintah pusat dan daerah untuk memperkuat pelaksanaan desentralisasi pendidikan termasuk di antaranya dalam bentuk dewan pendidikan di tingkat kabupaten/kota; (e) peningkatan kapasitas satuan pendidikan untuk mengoptimalkan pelaksanaan otonomi pendidikan, termasuk manajemen berbasis sekolah (MBS); dan (f) konsolidasi sistem informasi dan hasil penelitian dan pengembangan pendidikan untuk dimanfaatkan dalam proses pengambilan keputusan, memperkuat monitoring, evaluasi, dan pengawasan pelaksanaan program-program pendidikan. Kedua, penguatan sistem evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi termasuk sistem pengujian dan penilaian pendidikan dalam rangka penilaian kualitas dan akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, dan nasional. Ketiga, penyusunan peraturan perundang-undangan yang menjamin tercapainya pendidikan dasar sembilan tahun yang bermutu dan terjangkau. Keempat, peningkatan ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan seperti laboratorium, perpustakaan, dan didukung oleh ketersediaan buku-buku mata pelajaran yang berkualitas dan murah, untuk memenuhi standar pelayanan minimal termasuk di daerah

24 pemekaran baru. Kelima, peningkatan penerapan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di bidang pendidikan termasuk penyediaan internet bercontent pendidikan mulai jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Keenam, peningkatan karakter bangsa peserta didik termasuk internalisasi nilai-nilai budaya ke dalam proses pembelajaran, kurikulum, dan kegiatan ekstrakurikuler, serta peningkatan mutu bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan teknologi dan seni serta bahasa perhubungan luas antara bangsa. Upaya peningkatan akses dan kualitas pelayanan pendidikan tersebut juga ditujukan untuk mengurangi kesenjangan taraf pendidikan antarwilayah, gender, dan antartingkat sosial ekonomi dengan meningkatkan: (a) pemihakan pada siswa dan mahasiswa yang berasal dari keluarga miskin melalui pemberian bantuan beasiswa bagi siswa dan mahasiswa miskin; (b) pemihakan kebijakan bagi daerah dan satuan pendidikan yang tertinggal (underprivileged); (c) pengalokasian sumberdaya yang lebih memihak kepada daerah dan satuan pendidikan yang tertinggal; (d) pemihakan kebijakan pendidikan yang responsif gender di seluruh jenjang pendidikan; (e) pengembangan instrumen untuk memonitor kesenjangan antarwilayah, gender, dan antar tingkat sosial ekonomi; dan (f) peningkatan advokasi dan capacity building bagi daerah dan satuan pendidikan yang tertinggal. Arah kebijakan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung juga terkait erat dengan sasaran strategis nasional bidang pendidikan yang diarahkan kepada peningkatan akses, kualitas dan relevansi pendidikan menuju terangkatnya kesejahteraan hidup rakyat, kemandirian, keluhuran budi pekerti, dan kemandirian bangsa yang kuat. Selaras dengan sasaran strategis nasional bidang agama dan pendidikan, kebijakan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

25 Lampung tahun diarahkan kepada lima hal pokok, yaitu: 1. Peningkatan kualitas kehidupan umat beragama; 2. Peningkatkan kualitas kerukunan umat beragama; 3. Peningkatkan kualitas Raudhatul Athfal, madrasah, pendidikan agama Islam, dan pendidikan keagamaan Islam; 4. Peningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadah haji dan umrah; 5. Pewujudkan tata kelola kepemerintahan yang bersih dan berwibawa serta terwujudnya aparatur pelayanan keagamaan yang profesional. B. Rencana Strategis Tahun Propinsi Lampung dibentuk berdasarkan Undang Undang Nomor 14 Tahun 1964 tanggal 8 Maret 1964, yang secara geografis luas wilayah seluruhnya 35,376,5 km2 termasuk sungai, danau dan tepi pantai. Propinsi Lampung terletak pada ujung tenggara Pulau Sumatera dengan letak giografis berada antara 103º40-105º.50 Bujur Timur dan 3º45-6º45 Lintang Selatan. Secara administrasi batas-batas wilayah Propinsi Lampung adalah sebelah selatan ber batasan dengan Selat Sunda, sebelah utara berbatasan dengan Propinsi Sumatera Selatan dan Propinsi Bengkulu, sebelah Timur berbatasan dengan Laut Jawa, dan sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia. Dalam perspektif historis, Lampung sejak resmi diakui sebagai propinsi memiliki tiga kabupaten dan satu kotamadya, yaitu Lampung Selatan, Lampung Tengah, Lampung Utara, dan Bandar Lampung. Daerah propinsi Lampung ditetapkan sebagai propinsi berdasarkan undang-undang nomor 14 tahun Sebelum itu ia merupakan daerah keresidenan yang termasuk dalam wilayah propinsi Sumatera Selatan. Ibu kota propinsi Lampung yang kini berada di Bandar Lampung pada awalnya merupakan gabungan dari Kota Kembar Tanjungkarang dan Telukbetung yang terletak di mulut Teluk Lampung. Berdasarkan sensus tahun 2010 (BPS. Provinsi Lampung, 2010) jumlah penduduk Provinsi

26 Lampung tercatat 7.104,572 jiwa atau mengalami peningkatan 1,01% dari sensus tahun 2000 yang tercatat jiwa. Letak geografis Provinsi Lampung cukup strategis karena merupakan pintu gerbang Pulau Sumatera baik masuk ke Pulau Jawa maupun sebaliknya, sekaligus juga merupakan penyangga Ibukota Negara. Daerah ini memiliki 15 Kabupaten/kota yang terdiri dari 13 kabupaten yaitu: Lampung Selatan, Lampung Tengah, Lampung Utara, Lampung Barat, Tulang Bawang, Tangamus, Lampung Timur, Way Kanan, Pesawaran, Pringsewu, Tulang Bawang Barat, Mesuji, Pesisir Barat dan 2 Kota yaitu Kota Bandar Lampung dan Kota Metro, yang meliputi 227 kecamatan dan 2627 desa/kelurahan.

27 Dengan kondisi geografis dan kependudukan sebagaimana diuraikan diatas, Bagian pokok rencana strategis Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung menjabarkan arah kebijakan dan strategi yang selanjutnya akan dijabarkan dalam bentuk program jangka menengah yang hendak dicapai dan indikator pencapaiannya (outcomes), kegiatan strategis, keluaran (output); strategi implementasi dan pendanaan. Rencana Strategis Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung disusun berdasarkan kerangka logis dan alur berpikir, sebagaimana telah diuraikan tersebut. Proses penyusunan juga telah dilakukan secara partisipatif antar unit-unit di bawah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung. Secara ringkas substansi Renstra Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung dapat diilustrasikan sebagai berikut: 1. Visi Visi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung dirumuskan berdasarkan visi Kementerian Agama RI yang berbunyi, Terwujudnya masyarakat Indonesia yang taat beragama, rukun, cerdas, mandiri, dan sejahtera lahir dan batin. Mengacu pada visi ini, maka Kementerian Agama Provinsi Lampung merumuskan visi, Terwujudnya masyarakat Lampung yang taat beragama, rukun, cerdas, mandiri dan sejahtera lahir dan batin" 2. Misi Untuk mencapai visi di atas, dirumuskan misi sebagai berikut: a) Peningkatan kualitas pemahaman dan pengamalan agama masyarakat; b) Meningkatkan pembinaan dan pengkajian keluarga sakinah, produk halal, ibadah sosial, dan kemitraan umat; c) Meningkatkan akses dan mutu Raudhatul Atfal, Madrasah, dan Pendidikan Agama dan Keagamaan; d) Meningkatkan kulaitas penyelenggaraan ibadah haji dan umrah; e) Meningkatkan kualitas pelayanan zakat dan wakaf;

28 f) Meningkat mutu penyelenggaraan Madrasah Diniyah dan Pondok Pesantren; g) Meningkatkan dan melestarikan kerukunan hidup umat beragama melalui pemberdayaan rumah ibadah; h) Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang bersih dan 3. Tujuan berwibawa. Tujuan jangka panjang pembangunan di bidang agama yang hendak dicapai oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung adalah Terwujudnya masyarakat Indonesia yang beragama, maju, sejahtera, dan cerdas, serta saling menghormati antar pemeluk agama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 5. Manfaat Manfaat yang dapat diperoleh dari penyusunan Renstra ini adalah sebagai acuan penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program kegiatan pembangunan jangkah menengah tahun 2015 s.d. tahun 2019 di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung. 6. Sasaran Berdasarkan atas tujuan dan dengan mempertimbangkan kondisi, potensi dan permasalahan yang ada, dan sinergi dengan visi, misi dan tujuan jangka panjang yang telah ditetapkan, selanjutnya Kementerian Agama menetapkan dan menjabarkan dalam sasaran- sasaran strategis yang hendak dicapai selama tahunan pada periode tahun menurut lima bidang prioritas, yaitu: kehidupan umat beragama, kerukunan umat beragama, pendidikan agama dan pendidikan keagamaan, penyelenggaraan ibadah haji dan tata kelola pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Sasaran strategis dan indikator kinerja sebagai alat ukur keberhasilan sasaran strategis selama

29 tahun adalah sebagai berikut : 1) Terwujudnya peningkatan kualitas kehidupan umat beragama; 2) Terwujudnya peningkatan kualitas kerukunan umat beragama; 3) Terwujudnya peningkatan kualitas Raudhatul Athfal, madrasah, pendidikan agama Islam, dan pendidikan keagamaan Islam; 4) Peningkatan kualitas penyelenggaraan ibadah haji dan umrah, 5) Terwujudnya tata kelola kepemerintahan yang bersih dan berwibawa serta terwujudnya aparatur pelayanan keagamaan yang profesional. Adapun lima sasaran strategis yang hendak dicapai Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung menurut lima bidang prioritas sebagai berikut: a. Bidang Kehidupan umat beragama Sasaran strategis bidang kehidupan umat beragama adalah Terwujudnya peningkatan kualitas kehidupan umat beragama yang ditandai antara lain dengan: 1) Meningkatnya pemahaman dan perilaku keagamaan umat beragama yang seimbang, moderat dan inklusif; 2)Meningkatnya motivasi dan partisipasi umat beragama dalam pembangunan nasional; 3) Menurunnya aliran sempalan dan tindakan kekerasan yang mengatasnamakan agama; 4) Meningkatnya kualitas pribadi umat beragama yang berakhlak mulia dan beretika; 5) Meningkatnya harkat dan martabat umat beragama dalam membangun jati diri bangsa; 6) Meningkatnya peran umat beragama dalam membangun harmoni antar peradaban; 7) Meningkatnya pemberdayaan potensi ekonomi keagamaan; 8) Menguatnya sinergi kebijakan dalam pengelolaan potensi ekonomi keagamaan; 9) Meningkatnya akses umat beragama terhadap sumberdaya ekonomi keagamaan dalam upaya meningkatkan taraf hidup dan kesejateraan umat beragama; 10) Meningkatnya peran dan kualitas penyuluh agama; dan 11)

30 Meningkatnya pelayanan administrasi keagamaan sesuai dengan SPO (StandarProsedur Operasional). b. Bidang Kerukunan Umat Beragama Sasaran strategis bidang kerukunan umat beragama adalah Terwujudnya peningkatan kualitas kerukunan umat beragama yang ditandai antara lain dengan: 1) Meningkatnya dialog dan kerjasama antar umat beragama dalam rangka memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa; 2) Meningkatnya peran Indonesia dalam dialog lintas agama di dunia Internasional; 3) Meningkatnya harmoni intern dan antar umat beragama; 4) Berdirinya Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di setiap Kabupaten/Kota; 5) Berkembangnya pemahaman keagamaan masyarakat berwawasan multikultural, gender, dan HAM; dan 6) Tersedianya program siaga dini pencegahan konflik umat beragama; c. Bidang Raudhatul Athfal, Madrasah, Pendidikan Agama Islam, dan Pendidikan Keagamaan Islam Sasaran strategis bidang Raudhatul Athfal, madrasah, pendidikan agama Islam, dan pendidikan keagamaan Islam adalah Terwujudnya peningkatan kualitas Raudhatul Athfal, madrasah, pendidikan agama Islam, dan pendidikan keagamaan Islam, yang ditandai antara lain dengan: 1) Meningkatnya akses masyarakat terhadap pendidikan anak usia dini berbasis keagamaan yang bermutu (RA, BA, TA, TPA, TPQ dan sejenisnya); 2) Meningkatnya akses masyarakat terhadap Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Pesantren Salafiyah Ula dan Pesantren Salafiyah Wustho yang bermutu; 3) Meningkatnya akses masyarakat terhadap Madrasah Aliyah (MA) dan Pesantren Salafiyah Ulya bermutu; 4) Terwujudnya Madrasah Aliyah bertaraf internasional di setiap provinsi; 5) Meningkatnya akses masyarakat terhadap pendidikan

31 tinggi agama; 6) Meningkatnya mutu dan daya saing pendidikan tinggi agama; 7) Tercapainya Standar Nasional Pendidikan (SNP) bagi satuan pendidikan agama dan pendidikan keagamaan; 8) Tersedianya Ma had Aly pada pondok pesantren; 9) Tersedianya layanan pendidikan non formal (Paket A, B, dan C) serta pendidikan vokasional pada pondok pesantren; 10) Meningkatnya mutu pengelolaan dan layanan pendidikan pesantren dan pendidikan diniyah; 11) Meningkatnya mutu pendidikan agama di sekolah; 12) Meningkatnya mutu, profesionalitas dan kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan; 13) Meningkatnya mutu pengelolaan pendidikan agama dan pendidikan keagamaan; 14) Terwujudnya pesantren sebagai pusat pendidikan dan pemberdayaan ekonomi umat; 15) Tersedianya layanan pendidikan madrasah satu atap dan pesantren terpadu di wilayah perbatasan atau daerah khusus; dan 16) Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan agama dan pendidikan keagamaan. d. Bidang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah Sasaran strategis penyelenggaraan ibadah haji dan umrah adalah Peningkatan kualitas penyelenggaraan ibadah haji dan umrah, yang ditandai antara lain dengan: 1) Terwujudnya jemaah haji dan Umrah mandiri; 2) Terwujudnya petugas profesional dan dedikatif; 3) Terwujudnya standar pelayanan minimal pada seluruh komponen pelayanan haji dan umrah; 4) Terwujudnya sistem informasi yang handal; 5) Terwujudnya dukungan manajemen yang menyeluruh dalam penyelenggaraan haji; 6) Tersedianya peraturan perundangundangan yang memadai; dan 7) Meningkatnya pengelolaan dana haji dan umrah.

32 e. Bidang Tata Kelola Kepemerintahan Sasaran strategis bidang tata kelola kepemerintahan adalah Peningkatan kualitas penyelenggaraan ibadah haji dan umrah, dan; (5) perwujudan tata kelola kepemerintahan yang bersih dan berwibawa serta terwujudnya aparatur pelayanan keagamaan yang profesional, yang ditandai antara lain dengan: 1) Terwujudnya reformasi birokrasi secara menyeluruh baik di instansi pusat maupun daerah; 2) Meningkatnya jumlah aparatur yang mengikuti diklat dengan siklus minimal 5 (lima) tahunan; 3) Terwujudnya laporan keuangan Kementerian Agama dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP); 4) Terwujudnya struktur organisasi instasi pusat dan instansi vertikal Kementerian Agama yang sesuai dengan tuntutan perkembangan; 5) Menurunnya jumlah dan nilai temuan hasil pemeriksaan BPK, BPKP dan Inspektorat Jenderal; 6) Meningkatnya recovery, revaluasi, pemanfaatan, dan kualitas pengelolaan aset; 7) Terbangunnya rintisan e-government dalam rangka efektivitas dan efisiensi pelayanan; 8) Meningkatnya kualitas aparatur sumberdaya manusia melalui sistem rekrutmen, penempatan dan pembinaan yang profesional; 9) Terbangunnya sistem informasi dan komunikasi yang efektif dan efisien; 10) Meningkatnya pemanfaatan hasil-hasil penelitian sebagai basis kebijakan; dan 11) Terbangunnya citra positif Kementerian Agama sebagai institusi Pemerintah yang bersih dan berwibawa. Dalam rangka upaya untuk mewujudkan keberhasilan pencapaian tujuan dan kelima sasaran starategis jangka menengah tersebut, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung telah menetapkan berbagai kebijakan dan program dengan menetapkan indikator-indikator kinerja untuk mengukur keberhasilan pencapaian program tersebut. Adapun program-program yang akan

33 dilaksanakan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung sebagai berikut: 1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Agama Tujuan utama program ini adalah meningkatnya koordinasi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, pembinaan, serta pemberian dukungan manajemen kepada semua unit organisasi di lingkungan Kementerian Agama Lampung. Hasil jangka menengah yang hendak dicapai pada program ini adalah meningkatnya kualitas penyelenggaraan koordinasi pelaksanaan tugas serta pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada semua unit yang ada, sehingga dapat meningkatkan kinerja keseluruhan karyawan Kementerian Agama. Pelaksanaan program ini menjadi tanggung jawab Bagian Sekretariat Kantor Wilayah kementerian Agama Provinisi Lampung. Ada 10 kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan dalam rangka mencapai hasil jangka menengah (outcomes) yang diharapkan, yaitu: a. Pembinaan Administrasi Perencanaan Keluaran yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah: 1) Tersedianya data dan informasi perencanaan; 2) Tersedianya dokumen perencanaan dan anggaran; 3) Tersedianya laporan pengendalian dan evaluasi program. Keluaran tersebut dapat dicapai melalui pengelolaan data dan informasi perencanaan; penyiapan bahan perencanaan dan pengalokasian anggaran; pelayanan revisi dokumen anggaran; penyusunan laporan; pengendalian dan evaluasi

34 pelaksanaan program; penyiapan draft RPJMN, penyusunan rencana strategis, penyusunan RKT, sehingga dapat meningkatkan kinerja keseluruhan karyawan Kementerian Agama Provinsi Lampung. Pelaksanaan program ini menjadi tanggung jawab Bagian Tata Usaha Kantor Wilayah Kementerian Agama. b. Pembinaan administrasi kepegawaian Keluaran yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah: 1) Tersedianya pegawai sesuai kebutuhan dan formasi; 2) Meningkatnya kompetensi dan profesionalitas pegawai; 3) Terlaksananya pelayanan mutasi; 4) Terlaksanannya pelayanan kenaikan pangkat dan golongan pegawai; 5) Tersedianya data dan informasi kepegawaian secara on line dan akurat. Keluaran tersebut dicapai antara lain melalui pemetaan kebutuhan dan formasi pegawai; peningkatan kualitas system kerja karyawan, penciptaan mekanisme dan sistem rekruitmen pegawai yang baik; pelaksanaan diklat, workshop, dan sejenisnya secara bermutu; penciptaan model pelayanan yang efektif di bidang administrasi kepegawaian; pengangkatan, kepangkatan, pensiunan dan pemberhentian pegawai; pengumpulan, pengolahan dan penyajian data kepegawaian; pengembangan sistem aplikasi pendataan; pengembangan jaringan kelembagaan; serta sosialisasi dan publikasi. c. Administrasi Keuangan dan BMN Keluaran yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:

35 1) Tersedianya dokumen pembiayaan dan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP); 2) Terkelolanya keuangan secara efektif dan efisien; 3) Tersedianya dokumen keuangan; 4) Tersedianya dokumen Barang Milik Negara (BMN); 5) Tersedianya laporan keuangan secara periodik yang akuntabel. Keluaran tersebut dapat dicapai melalui pembinaan dan peningkatan pelayanan administrasi pembiayaan; pembayaran gaji; pembinaan dan pelaksanaan PNBP; pelaksanaan pengujian dokumen tagihan; pembinaan perbendaharaan satuan kerja dan penyelenggaraan tata usaha; recovery, revaluasi, pendataan dan penertiban Barang Milik Negara (BMN); optimalisasi penerapan aplikasi pelaporan setiap periodik; serta peningkatan mutu penyusunan laporan keuangan. d. Pembinaan administrasi organisasi dan tata laksana Keluaran yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah: 1) Adanya kebijakan pembinaan administrasi, manajemen, dan organisasi; 2) Tertatanya organisasi dan manajemen kerja yang profesional; 3) Tersedianya standar pelayanan minimal serta sistem dan prosedur kerja yang tepat; 4) Tersedianya laporan evaluasi kinerja organisasi secara periodik; 5) Terciptanya mekanisme kerja yang prosedural. Keluaran tersebut dapat dicapai melalui analisis dan koordinasi perumusan visi, misi, kebijakan, dan pembakuan organisasi; penyiapan bahan koordinasi pimpinan; pengembangan kelembagaan; analisis jabatan;

BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENTERIAN AGAMA

BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENTERIAN AGAMA BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENTERIAN AGAMA Berdasarkan PP Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, yang telah

Lebih terperinci

MATRIKS RENCANA STRATEGIS KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI BENGKULU TAHUN

MATRIKS RENCANA STRATEGIS KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI BENGKULU TAHUN MATRIKS RENCANA STRATEGIS KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI BENGKULU TAHUN 2010-2014 Visi : terwujudnya masyarakat Provinsi Bengkulu yang taat beragama, rukun, cerdas, mandiri dan sejahtera Misi : 1. Meningkatkan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN KEMENTERIAN AGAMA RI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2012 Jakarta, Maret 2013 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa,

Lebih terperinci

BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEMENTERIAN AGAMA

BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEMENTERIAN AGAMA BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEMENTERIAN AGAMA A. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL Dalam RPJMN 2010-2014 disebutkan bahwa peningkatan kualitas kehidupan beragama dilakukan melalui empat fokus

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2014 PENDIDIKAN. Pelatihan. Penyuluhan. Perikanan. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5564) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa tujuan pendidikan keagamaan

Lebih terperinci

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenan-nya kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Dalam periode Tahun 2013-2018, Visi Pembangunan adalah Terwujudnya yang Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berwawasan Lingkungan dan Berakhlak Mulia. Sehingga

Lebih terperinci

Pemerintah Kota Tangerang

Pemerintah Kota Tangerang RINGKASAN RENCANA KERJA TA. 2017 DPAD KOTA TANGERANG TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1. Telahaan Terhadap Kebijakan Nasional dan Provinsi Kebijakan-kebijakan terkait dengan urusan perpustakaan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Nomor : /Kw.19.1/2/OT.01/01/2017

LAMPIRAN I KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Nomor : /Kw.19.1/2/OT.01/01/2017 LAMPIRAN I KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Nomor : /Kw.9.//OT.0/0/07 TENTANG RENCANA KINERJA TAHUNAN KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI NUSA TENGGARA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERJANJIAN KINERJA BAB II PERJANJIAN KINERJA Untuk mencapai visi dan misi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik, yang salah satu misinya adalah Mengajak masyarakat Katolik untuk berperan serta secara aktif dan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 09 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

RPJM PROVINSI JAWA TIMUR (1) Visi Terwujudnya Jawa Timur yang Makmur dan Berakhlak dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

RPJM PROVINSI JAWA TIMUR (1) Visi Terwujudnya Jawa Timur yang Makmur dan Berakhlak dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia LEVEL : VISI MISI LEVEL : ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN RPJM PROVINSI JAWA TIMUR Visi Terwujudnya Jawa Timur yang Makmur dan Berakhlak dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia Misi 1) Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan sampai sekarang ini

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun 2013 2.1 BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 DAN CAPAIAN RENSTRA SAMPAI DENGAN

Lebih terperinci

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Ringkasan Eksekutif

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksekutif Pendidikan telah menjadi sebuah kekuatan bangsa khususnya dalam proses pembangunan di Jawa Timur. Sesuai taraf keragaman yang begitu tinggi, Jawa Timur memiliki karakter yang kaya dengan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang : a. bahwa agar dalam penyelenggaraan pendidikan di

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI AGAMA PADA PERINGATAN HARI AMAL BAKTI KE-68 KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA TANGGAL 3 JANUARI 2014

SAMBUTAN MENTERI AGAMA PADA PERINGATAN HARI AMAL BAKTI KE-68 KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA TANGGAL 3 JANUARI 2014 SAMBUTAN MENTERI AGAMA PADA PERINGATAN HARI AMAL BAKTI KE-68 KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA TANGGAL 3 JANUARI 2014 Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu alaikum wr. wb, Salam sejahtera bagi kita semua.

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara No.107, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PENDIDIKAN. Guru. Perubahan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6058) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

KEMENTERIAN AGAMA RI SAMBUTAN MENTERI AGAMA PADA PERINGATAN HARI AMAL BAKTI KE - 68 KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN AGAMA RI SAMBUTAN MENTERI AGAMA PADA PERINGATAN HARI AMAL BAKTI KE - 68 KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA 1 KEMENTERIAN AGAMA RI SAMBUTAN MENTERI AGAMA PADA PERINGATAN HARI AMAL BAKTI KE - 68 KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA TANGGAL 3 JANUARI 2014 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2 Bismillahirrahmanirrahim,

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI SKPD Analisis Isu-isu strategis dalam perencanaan pembangunan selama 5 (lima) tahun periode

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL KEMENTERIAN AGAMA

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL KEMENTERIAN AGAMA PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Sesuai dengan amanat Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Kubu Raya Tahun 2009-2029, bahwa RPJMD

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR PROFIL BAGIAN PEMERINTAHAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BLITAR

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR PROFIL BAGIAN PEMERINTAHAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BLITAR PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR PROFIL BAGIAN PEMERINTAHAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BLITAR Disusun oleh : BAGIAN PEMERINTAHAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kami

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI AGAMA RI PADA PERINGATAN HARI AMAL BAKTI KE 65 KEMENTERIAN AGAMA RI TANGGAL 3 JANUARI 2011

SAMBUTAN MENTERI AGAMA RI PADA PERINGATAN HARI AMAL BAKTI KE 65 KEMENTERIAN AGAMA RI TANGGAL 3 JANUARI 2011 SAMBUTAN MENTERI AGAMA RI PADA PERINGATAN HARI AMAL BAKTI KE 65 KEMENTERIAN AGAMA RI TANGGAL 3 JANUARI 2011 Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu alaikum wr. wb, Salam sejahtera bagi kita semua, Para Pejabat

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013 DAFTAR ISI

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013 DAFTAR ISI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013 KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2014 DAFTAR ISI Hal KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GRAFIK... v DAFTAR GAMBAR... vi RINGKASAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG PENDIDIKAN BERBASIS KAWASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS Identifikasi Isu-Isu strategis Lingkungan Internal

BAB III ISU-ISU STRATEGIS Identifikasi Isu-Isu strategis Lingkungan Internal BAB III ISU-ISU STRATEGIS 3.1. Identifikasi Permasalahan Identifikasi permasalahan berisikan Isu-isu strategis yaitu isu-isu yang berkaitan dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumbawa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG, Menimbang : a. bahwa bidang pendidikan merupakan

Lebih terperinci

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA Pembangunan adalah suatu orientasi dan kegiatan usaha yang tanpa akhir. Development is not a static concept. It is continuously changing. Atau bisa

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapantahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan, guna pemanfaatan dan pengalokasian

Lebih terperinci

Sasaran yang ingin dicapai oleh Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan adalah :

Sasaran yang ingin dicapai oleh Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan adalah : CAPAIAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I DAN II TAHUN 2017 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan dalam menyelenggarakan program dan kegiatan, serta mengembangkan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI DAN TUJUAN PEMERINTAHAN KABUPATEN SOLOK TAHUN

BAB V VISI, MISI DAN TUJUAN PEMERINTAHAN KABUPATEN SOLOK TAHUN BAB V VISI, MISI DAN TUJUAN PEMERINTAHAN KABUPATEN SOLOK TAHUN 2011-2015 5.1. Visi Paradigma pembangunan moderen yang dipandang paling efektif dan dikembangkan di banyak kawasan untuk merebut peluang dan

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

MATRIK TAHAPAN RPJP KABUPATEN SEMARANG TAHUN

MATRIK TAHAPAN RPJP KABUPATEN SEMARANG TAHUN MATRIK TAHAPAN RPJP KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2005-2025 TAHAPAN I (2005-2009) TAHAPAN I (2010-2014) TAHAPAN II (2015-2019) TAHAPAN IV (2020-2024) 1. Meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat Kabupaten

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BPPSDMP TAHUN 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BPPSDMP TAHUN 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BPPSDMP TAHUN 2013 BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN JAKARTA - 2012 KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Sekretariat Badan Pengembangan Sumber

Lebih terperinci

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH A. KONDISI UMUM 1. PENCAPAIAN 2004 DAN PRAKIRAAN PENCAPAIAN 2005 Pencapaian kelompok Program Pengembangan Otonomi Daerah pada tahun 2004, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah mencerdaskan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : bahwa dalam mewujudkan masyarakat Bantul

Lebih terperinci

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK A. Latar Belakang Pemikiran Indonesia merupakan negara kepulauan dengan keragamannya yang terdapat

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N 1 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Arah kebijakan Inspektorat Kabupaten Bandung adalah Pembangunan Budaya Organisasi Pemerintah yang bersih, akuntabel, efektif dan Profesional dan Peningkatan

Lebih terperinci

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013 2018 Visi Terwujudnya Kudus Yang Semakin Sejahtera Visi tersebut mengandung kata kunci yang dapat diuraikan sebagai berikut: Semakin sejahtera mengandung makna lebih

Lebih terperinci

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

, No.1735 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

, No.1735 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, No.1735, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Kantor Wilayah. Provinsi Kalimantan Utara. Tata Kerja. Organisasi. Pembentukan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH A. KONDISI UMUM 1. PENCAPAIAN 2004 DAN PRAKIRAAN PENCAPAIAN 2005 Pencapaian kelompok

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa sebagai tindak lanjut

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014 LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Jakarta, Januari 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas

Lebih terperinci

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA TAHUN 2014

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN DAERAH

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN DAERAH BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN DAERAH 5.1 VISI DAN MISI KOTA CIMAHI. Sesuai dengan ketentuan yang diatur di dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi, BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien.

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I. VISI Pembangunan di Kabupaten Flores Timur pada tahap kedua RPJPD atau RPJMD tahun 2005-2010 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

Agenda dan Prioritas Pembangunan Jawa Timur

Agenda dan Prioritas Pembangunan Jawa Timur IV Agenda dan Prioritas Pembangunan Jawa Timur IV.1 Agenda Pembangunan Berdasarkan visi, misi, dan strategi pembangunan, serta permasalahan pembangunan yang telah diuraikan sebelumnya, maka disusun sembilan

Lebih terperinci

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

Jambi, Januari 2017 INSPEKTUR KOTA JAMBI, Drs. H. HAFNI ILYAS. Pembina Utama Muda. NIP

Jambi, Januari 2017 INSPEKTUR KOTA JAMBI, Drs. H. HAFNI ILYAS. Pembina Utama Muda. NIP KATA PENGANTAR Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya dengan petunjuk, taufik dan hidayah-nya, Indikator Kinerja Utama (IKU) Inspektorat Kota Jambi Tahun 2017

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TERNATE NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PERATURAN DAERAH KOTA TERNATE NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PERATURAN DAERAH KOTA TERNATE NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, WALIKOTA TERNATE, Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkan

Lebih terperinci

Bandar Lampung, Desember 2015 KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI LAMPUNG,

Bandar Lampung, Desember 2015 KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI LAMPUNG, Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung 2015-2019 ini disusun melalui beberapa tahapan dengan mengacu kepada visi RPJMD Provinsi Lampung tahun 2015-2019, yaitu Lampung

Lebih terperinci

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAPPEDA KABUPATEN LAHAT

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAPPEDA KABUPATEN LAHAT ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAPPEDA KABUPATEN LAHAT 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN BAPPEDA KABUPATEN LAHAT Sumber daya Bappeda Kabupaten Lahat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. menengah.

KATA PENGANTAR. menengah. KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

PEMELIHARAAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA BAHAN PAPARAN [ARAH KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PEMELIHARAAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA S U M A T E R A K A L I M A N T A N I R I A N J A Y A J A V A Ps 28E (1) setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa penyelenggaraan desentralisasi dilaksanakan dalam bentuk pemberian kewenangan Pemerintah

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013- BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi 2017 adalah : Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013- ACEH TAMIANG SEJAHTERA DAN MADANI MELALUI PENINGKATAN PRASARANA DAN SARANA

Lebih terperinci

Rencana Aksi Kegiatan

Rencana Aksi Kegiatan Rencana Aksi Kegiatan 2015-2019 DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA PADA PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan umum dari penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Dengan terbitnya Undang-undang

Lebih terperinci

BAB 31 PENINGKATAN KUALITAS KEHIDUPAN BERAGAMA

BAB 31 PENINGKATAN KUALITAS KEHIDUPAN BERAGAMA BAB 31 PENINGKATAN KUALITAS KEHIDUPAN BERAGAMA Beragama dan beribadat menurut keyakinan masing-masing adalah salah satu unsur dari hak azasi manusia (HAM) yang wajib dihormati dan dilindungi keberadaannya.

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan kondisi sosial, ekonomi dan budaya, Kota Medan tumbuh dan berkembang menjadi salah satu kota metropolitan baru di Indonesia, serta menjadi

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M

P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M SEKRETARIAT DAERAH KEPUTUSAN SEKRETARIS DAERAH KOTA MATARAM NOMOR : 188.4/747/Org./X/2017 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) SEKRETARIAT DAERAH KOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Tahunan Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Tahunan Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dokumen rencana strategis yang pada subtansinya diarahkan untuk mendukung terwujudnya tujuan dan sasaran renstra Kabupaten Bandung, yaitu tujuan sasaran capaian kinerja

Lebih terperinci

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N 2 0 1 5 Puji dan syukur kami panjatkan ke Khadirat Allah SWT, atas Rahmat

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Tenaga Kerja Permasalahan pembangunan daerah merupakan gap expectation

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah- Nya kami dapat menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2016 Dinas Koperasi UKM dan Perindag Kota Bandung Tahun

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DASAR & FUNGSI Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH. hasil yang diharapkan dari program dan kegiatan selama periode tertentu.

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH. hasil yang diharapkan dari program dan kegiatan selama periode tertentu. BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH Prioritas dan sasaran pembangunan merupakan penetapan target atau hasil yang diharapkan dari program dan kegiatan selama periode tertentu. Penetapan prioritas

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 5.1 Visi 2014-2018 adalah : Visi pembangunan Kabupaten Bondowoso tahun 2014-2018 TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

Visi, Misi, Tujuan Dan Sasaran

Visi, Misi, Tujuan Dan Sasaran Visi, Misi, Tujuan Dan Sasaran Visi Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Visi tersebut harus bersifat dapat dibayangkan (imaginable), diinginkan oleh

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DENGAN RAHMAT YANG MAHA ESA WALIKOTA SAMARINDA,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 4 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 4 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN Menimbang : Mengingat : LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 4 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi : Terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih menuju maju dan sejahtera Misi I : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang profesional, transparan, akuntabel

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RENCANA STRATEGIS TAHUN 2015-2019 KATA PENGANTAR Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Camat Kandis Kabupaten Siak Tahun 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Camat Kandis Kabupaten Siak Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN 1. GAMBARAN UMUM a. Kondisi Umum 1. Kedudukan Kecamatan Kandis merupakan bagian dari Kabupaten Siak, yang dibentuk berdasarkan pemekaran dari kecamatan Minas yang diundangkan sesuai Perda

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. Kota Metro secara geoafis terletak pada 105, ,190 bujur timur dan 5,60-

BAB IV GAMBARAN UMUM. Kota Metro secara geoafis terletak pada 105, ,190 bujur timur dan 5,60- BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1.Kota Metro Kota Metro secara geoafis terletak pada 105,170-105,190 bujur timur dan 5,60-5,80 lintang selatan, berjarak 45 km dari Kota Bandar Lampung (Ibukota Provinsi Lampung).Wilayah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RINGKASAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN PASURUAN TAHUN

RINGKASAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN PASURUAN TAHUN RINGKASAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2005-2025 VISI : Kabupaten Pasuruan yang Agamis, Berdaya Saing, Mandiri, dan Sejahtera MISI : 1. Penerapan nilai-nilai

Lebih terperinci