PENGGUNAAN TUNGKU HEMAT ENERGI DALAM UPAYA PEMANFAATAN SUMBER DAYA LOKAL PADA PERAJIN GULA NIPAH DI DESA NUSADADI
|
|
- Yandi Kurnia
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Tema: 6 (Rekayasa Sosial dan Pengembangan Perdesaan) PENGGUNAAN TUNGKU HEMAT ENERGI DALAM UPAYA PEMANFAATAN SUMBER DAYA LOKAL PADA PERAJIN GULA NIPAH DI DESA NUSADADI Oleh: Endang Sriningsih, Ulfah Nurdiani Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman Jl. Dr.Soeparno No.61 Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah nurdiani.kuliah@gmail.com ABSTRAK Usaha gula nipah berkembang di Desa Nusadadi Kecamatan Sumpiuh Kabupaten Banyumas kirakira sejak tahun 2005 secara konvensional.padahal daerah ini memiliki potensi yang cukup besar dalam hal usaha gula nipah. Usaha penggergajian kayu dan penggilingan padi yang limbahnya belum dimanfaaatkan secara optimal yaitu untuk bahan bakar kegiatan pengolahan gula nipah sebagai pengganti kayu bakar.limbah ini merupakan bahan bakar utama untuk tungku hemat energi dan secara ekonomi lebih efisien.tujuan penelitian adalah (1) menganalisis pendapatan perajin gula nipah konvensional, (2) menganalisis pendapatan perajin gula nipah yang menggunakan teknologi tungku hemat energy, (3) membandingkan pendapatan perajian konvensional denganyang menggunakantungku hemat energy. Metode penelitian yang digunakan adalah action research. Hasil penelitian menunjukkan Pendapatan perajin gula nipah konvensional adalah sebesar Rp per bulan.pendapatan perajin gula nipah yang menggunakan teknologi tungku hemat energy sebesar Rp per bulan.pemakaian teknologi tungku hemat energy pada usaha gula nipah dapat meningkatkan pendapatan perajin sebesar Rp per bulan dibandingkan pendapatan perajin konvesional. Kata Kunci: Perajin, Gula Nipah, Tungku Hemat Energy, Pendapatan ABSTRACT The nipah sugar business has grown in Nusadadi Village, Sumpiuh Sub-district, Banyumas District, since 2005 conventionally. Whereas this area has considerable potential in the case of nipah sugar business, sawmills and rice mills whose waste has not been optimally utilized to fuel the processing of palm sugar as a substitute for firewood. This waste is the main fuel for energy efficient furnaces and is economically more efficient.the objectives of the study were (1) to analyze the income of conventional nipah sugar craftsmen, (2) to analyze the income of nipple craftsmen using energy-efficient furnace technology, (3) to compare the income of conventional cooking with those using energy-efficient stoves. The research method is used action research. The results showed that conventional nipah craftsman income is Rp 524,875 per month. The income of nipah craftsmen using energy-efficient furnace technology is Rp 1,350,180 per month. The use of energy-efficient furnace technology in the palm sugar business can increase the craft income of Rp 825,305 per month compared to the income of conventional craftsmen. Keywords: Crafter, Nipah Sugar, Energy Efficient Furnace, Revenue 1314
2 PENDAHULUAN Gula nipah mulai diusahakan di Desa Nusadadi Kecamatan Sumpiuh sekitar tahun 2005 tepatnya pada saat harga gula kelapa meningkat sehingga perajin gula kelapa berusaha mencoba membuat gula nipah yang biaya produksinya relatif masih rendah karena tidak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk mengambil nira dari pohon. Hal itu karena ketinggian pohon nipah yang lebih rendah dari pohon kelapa. Oleh karena itu peluang usaha gula nipah masih sangat menjanjikan untuk dikembangkan mengingat : 1. Potensi Desa Nusadadi untuk meyediakan nira nipah sebagai bahan baku pembuatan gula masih cukup besar. Hal itu tercermin dari potensi daerah tersebut yang mempunyai lahan rawa terluas dikecamatan sumpiuh yaitu sebesar 180 ha. Yang ditumbuhi tanaman nipah dan merupakan sumber bahan baku dalam pembuatan gula nipah. 2. Usaha gula nipah mempunyai kontribusi terhadap pendapatan rumah tangga perajin sebesar Rp.303,64/bulan atau sebesar 35,65% dan memberikan lapangan kerja bagi tenaga kerja pedesaan sebesar 1,25 orang/hari/perajin atau 37,5 orang /bulan (Sriningsih, 2009) 3. Desa Nusadadi memiliki banyak usaha penggergajian kayu dan usaha penggilingan padi yang cukup banyak yang limbahnya yaitu serbuk gergaji dan merang dapat digunakan untuk bahan bakar sebagai pengganti kayu bakar yang harganya sekitar /kubik dan habis dalam 3 hari proses produksi. Produksi gula nipah di Desa Nusadadi baru mencapai kira-kira 1-10 kg/perhari/perajin.hal ini disebabkan karena mereka masih berusaha secara tradisional dan sederhana, khususnya dalam pemakaian tungku untuk memasak nira.mereka masih menggunakan tungku yang terbuat dari tumpukan batu bata merah yang dilepa dengan tanah.bahan bakar menggunakan kayu bakar.tungku batu bata dinilai masih boros bahan bakar karena panas yang dihasilkan tungku ini masih menyebar keseluruh ruangan tungku sehingga kurang efektif. Tungku hemat engergi merupakan tungku yang dapat mengurangi biaya bahan bakar karena bahan bakar tungku ini menggunakan merang atau serbuk gergaji yang merupakan limbah kegiatan penggergajian kayu dan penggilingan padi sehingga harganya relative lebih murah yaitu kira-kira 3000/kandi. Panas yang dihasilkan oleh tungku hemat energy ini tidak menyebar keluar sehingga dapat menghemat waktu dan biaya bahan bakar. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Suyono dan Tarjoko (2016) di Desa Kemawi Somagede yang menyebutkan bahwa dengan tungku hemat energy dapat menguragi rata-rata biaya produksi gula kelapa organic sebesar Rp /bulan. Tujuan penelitian ini adalah: 1) Menganalisi pendapatan perajin gula nipah konvensional; 2) Menganalisis pendapatan perajin gula nipah yang menggunakan teknologi tungku hemat energy; 3) Membandingkan pendapatan perajian yang menggunakan tungku hemat energy dan melakukan diversifikasi produk dengan perajin konvensional. 1315
3 METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode action research dan pendekatan partisipatif atas dasar masalah yang ada.peneliti mentransfer pengetahuan, memotivasi dan merealisasikan kegiatan dan mendampingi kegiatan.populasi dibagi dalam tiga kelompok yang pertama adalah kelompok perajin konvensional sebagai control, perajin yang menggunakan tungku hemat energy, dan perajin yang melakukan diversifikasi produk. Masing-masing kelompok akan diamati pendapatan dan efisiensi usaha kemudian dibandingkan. Analisis Pendapatan digunakan rumus Menurut Soekartawi (1995), biaya usahatani adalah semua pengeluaran yang dipergunakan dalam usahatani. Biaya usahatani dibedakan menjadi dua yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap.biaya tetap adalah biaya yang besarnya tidak tergantung pada besar kecilnya produksi yang akan dihasilkan, sedangkan biaya tidak tetap adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh volume produksi. Secara matematis untuk menghitung pendapatan usahatani dapat ditulis sebagai berikut : π = Y. Py Σ Xi.Pxi - BTT Keterangan : π Y Py Xi Pxi BTT = Pendapatan (Rp) = Hasil produksi (Kg) = Harga hasil produksi (Rp) = Faktor produksi (i = 1,2,3,.,n) = Harga faktor produksi ke-i (Rp) = Biaya tetap total (Rp) Untuk mengetahui usahatani menguntungkan atau tidak secara ekonomi dapat dianalisis dengan menggunakan nisbah atau perbandingan antara penerimaan dengan biaya (Revenue Cost Ratio). Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut: Keterangan: R/C = PT / BT R/C = Nisbah penerimaan dan biaya PT = Penerimaan Total (Rp) BT = Biaya Total (Rp) Adapun kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: a. Jika R/C > 1, maka usahatani mengalami keuntungan karena penerimaan lebih besar dari biaya. b. Jika R/C < 1, maka usahatani mengalami kerugian karena penerimaan lebih kecil dari biaya. c. Jika R/C = 1, maka usahatani mengalami impas karena penerimaan sama dengan biaya. 1316
4 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Biaya dan Pendapatan Pada Usaha Gula Nipah Biaya usaha gula nipah adalah seluruh biaya atau korbanan yang dikeluarkan perajin untuk memproduksi dan memasarkan produk gula nipah. Biaya tersebut meliputi biaya nira sebgai bahan baku tetepi karena perajin tidak mengeluarkan biaya untuk beli nira maka biaya nira tidak diperhitungkan, kayu bakar, biaya tenaga kerja efektif dan biaya bahan pengawet serta biaya pemasaran produk pada perajin gula nipah konvensional. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. menunjukkan rata-rata biaya penggunaan faktor produksi dan pemasaran per bulan pada perajin gula nipah konvesional di dukuh Nusapule desa Nusadadi sebesar Rp /bulan. Biaya terbesar dikeluarkan untuk pembeliah kayu bakar yaitu sebesar Rp /bulan, sedangkan biaya terkecil untuk pembelian natrium bisulfit iatu sebesar Rp7.995/bulan karena perajin sudah memiliki edukasi bahan pengguanaan natrium bisulfit jika terlalu banyak. Selain itu ada perajin yang mengguanakan kulit manggis sebagai pengganti natrium bisulfit. Tabel 1. Biaya Rata-rata Penggunaan Faktor Produksi dan Pemasaran Per Bulan Pada Perajin Gula Nipah Konvensional No Faktor Produksi Jumlah Penggunaan Harga per Satuan ( Fisik ) (Rp) Total Biaya Rp/Bulan 1 Nira nipah 844 liter -- ( tdk diperhitungkan ) 2 Kayu bakar 4,32 Kubik Tenaga kerja Efektif 24,75 Jam atau 3, ( HKSP) HKSP 4 Bahan pengawet nira 4 Bungkus (Natrium Bisulfit) 5 Biaya pemasaran 2 kali Jumlah Sumber: Diolah dari data primer, 2017 Tabel 2. Biaya Rata-rata Penggunaan Faktor Produksi Dan Pemasaran Per Bulan Pada Perajin Gula Nipah Yang Menggunakan Tungku Hemat Energi di dukuh Nusapule desa Nusadadi No Faktor Produksi Jumlah Penggunaan Fisik Harga per Satuan Total Biaya (Rp) (Rp) 1 Nira Liter Kayu bakar 5,833 Kubik Tenaga kerja efektif 34,5 jam = 4,313 HKSP Bahan Pengawet Nira 6 Bungkus ( Na bisulfit ) 5 Biaya pemasaran 6 kali Total Biaya Rata-rata Per Bulan Sumber: Data Primer Diolah, 2017 Tabel 2. menunjukkan rata-rata biaya penggunaan faktor produksi dan pemasaran per bulan pada perajin gula nipah yang menggunakan tungku hemat energi di dukuh Nusapule desa Nusadadi sebesar Rp /bulan. Biaya terbesar dikeluarkan untuk pembelian kayu bakar yaitu sebesar 1317
5 Rp /bulan, sedangkan biaya terkecil untuk pembelian natrium bisulfit iatu sebesar Rp12.000/bulan. Tabel 3. Jumlah Nira, Kayu Bakar, Dan Waktu Yg Digunakan Dalam Proses Produksi, Serta Produksi Gula Nipah Per Bulan Pada perajin Gula Nipah Konvesional dan Produksi Jumlah Nira Waktu Waktu TK Efektif Produksi yang No Jumlah Kayu yang Dimasak Pemasakan yang digunakan Diperoleh Sampel Bakar (Rp) (liter) (Jam) (Jam) (Kg) ,5 214, , ,5 120 Jumlah ,5 733,2 Rata-rata ,75 122,2 Sumber: data primer diolah, 2017 Tabel 3menunjukkan bahwa rata-rata perajin gula nipah mengolah nira sebanyak 844 Liter per bulan, dengan lama waktu yang digunakan dalam pemasakan sebesar 128 jam per bulan dan jumlah pemakaian kayu bakar rata-rata sebesar Rp atau setara dengan 4,32 kubik per bulan. Pemakaian tenaga kerja efektif rata-rata sebesar 24,75 jam per bulan dan produksi gula nipah yang diperoleh rata-rata sebesar 122,2 Kg per bulan atau rata-rata per ikg produksi gula nipah dibutuhkan nira sebanyak 6,9 liter nira dengan waktu pemasakan sebanyak 1,047 jam dibutuhkan jumlah kayu bakar sebanyak Rp 3.183,3 atau 0,035 kubik kayu bakar dan dibutuhkan waktu kerja efektif sebesar 0,2 jam. Tabel 4. Jumlah Nira, Kayu Bakar,Jumlah Waktu Yang Digunakan Dalam Proses Produksi Serta Produksi Gula Nipah Per Bulan Pada Perajin Dengan Penggunaan Tungku Hemat Energi No Jumlah Nira Waktu Penggunaan Produksi Kayu Bakar Yg Dimasak Pemasakan TK Efektif Gula nipah (Rp) (Liter) (Jam) (Jam) (Kg) , Jumlah ,20 Rata-rata , ,5 234,6 Sumber: data primer diolah, 2017 Dari Tabel 4 dan 5 dapat diambil kesimpulan bahwa dengan pemakaian tungku hemat energy dapat mengurangi waktu pemasakan nira dari 1,047 jam turun menjadi 0,99 jam,sehingga ada pengurangan waktu pemasakan nira sebesar 0,057 jam, penggunaan kayu bakar berkurang dari 0,035 kubik menjadi 0,0248 kubik atau biaya kayu bakar turun dari RP 3.183,3 menjadi Rp.2.237,8, ada penurunan biaya kayu bakar sebesar Rp 845,5 penggunaan waktu TK efektif juga turun dari 0,2 jam menjadi 0,147 jam jadi ada pengurangan waktu TK efektif sebesar 0,053 jam utk 1318
6 menghasilkan 1 kg gula nipah. Hal ini disebabkan karena pada pemakaian tungku hemat energi api di dalam tungku tidak menyebar keluar tungku sehingga panas yang dihasilkan tinggi dan dapat mempercepat proses pemasakan hal ini sejalan dengan hasil penelitian Suyono dan Tarjoko (2016)yang menyatakan bahwa pemakaian teknologi tungku hemat energy dapat mengurangi ratarata biaya produksi gula kelapa Kristal organic sebesar Rp per bulan. Tabel 5. Produksi, Penerimaan, Biaya Produksi dan Pendapatan Usaha Gula Nipah Per Bulan Pada perajin Gula Nipah Konvensional No Produksi gula Harga Jual Gula Biaya Produksi Keuntungan / Penerimaan per bulan Nipah per kg per bulan pendapatan (Rp / bulan) (kg ) ( Rp ) ( Rp ) (Rp/bln) 1 214, Jumlah 733, Rata-rata 122, Sumber: Data primer diolah Tahun 2017 Dari Tabel 5. dapat diketahui bahwa rata-rata produksi perajin per bulan sebanyak 122,2 kg dengan harga jual bervariasi dari Rp8.000 sampai dengan Rp9.2000, Harga yang tinggi diatas Rp9.000 diperoleh pada perajin yang menjual produknya ke pasaran yg ada di kota Sumpiuh dengan tambahan biaya transport sebesar Rp per bulan utk 6 kali pemasaran. Untuk harga Rp8.000 Rp8.700 biasanya perajin menjual produknya di warung di Desa Nusadadi. Pekerjaan yg menghasilkan pendapatan yg rendah masih dibawah UMR ini masih tetap mereka tekuni dan lakukan karena tidak ada pilihan usaha lain, selain itu pekerjaan tersebut dapat memberikan pendapatan setiap hari utk memenuhi kebutuhan mereka. Tabel 6.Produksi, Penerimaan, Biaya dan Pendapatan Perajin Gula Nipah Per Bulan Yang Menggunakan Tungku Hemat Energi No Pendapatan Produksi Gula Harga jual Penerimaan Biaya Produksi Rp per Nipah Kg/Bulan Produk Rp/Kg Rp per Bulan Rp per Bulan Bulan 1 214, Jumlah 469, Ratarata 234, Sumber: data primer diolah, 2017 Dari tabel6 dapat diketahui bahwa produksi gula nipah yang dihasilkan perajin per bulan yang menggunakan tungku Hemat Energi rata-rata sebesar 234,6 Kg, atau lebih tinggi dari pada produk yang dihasilkan oleh perajin gula nipah konvensional yaitu sebesar 122,2 Kg per bulan.demikian juga pada pendapatan per bulan antara perajin gula nipah yang 1319
7 konfensional`dengan pendapatan perajin gula nipah yang menggunakan tungku hemat energy akan terlihat lebih menguntungkan usaha gula nipah yg menggunakan tungku hemat energi yaitu ada selisih pendapatan sebesar Rp , yang berasal dari pendapatan usaha gula nipah yg menggunakan tungku hemat energy sebesar Rp , sedang pendapatan usaha gula nipah perajin konvensional sebesar Rp Sehingga ada selisih sebesar Rp , bisa disimpulkan lebih menguntungkan usaha gula nipah yang menggunakan tungku hemat energi, hal ini disebabkan karena biaya produksi pada tungku hemat energi khususnya biaya kayu bakar dan biaya penggunaan tenaga kerja efektif lebih rendah, yaitu untuk biaya produksi gula per Kg dibebani biaya sebesar Rp3.310,4 per kg gula yg dihasilkan, sedangkan usaha gula nipah yang konvensional dibebani biaya produksi sebesar Rp4.578,5 per Kg gula nipah yg dihasilkan. KESIMPULAN 1. Pendapatan perajin gula nipah yang konvensional atau yang memakai tungku konvensional adalah sebesar Rp per bulan. 2. Pendapatan perajin gula nipah yang menggunakan teknologi tungku hemat energy sebesar Rp per bulan. 3. Pemakaian teknologi tungku hemat energi pada usaha gula nipah dapat meningkatkan pendapatan perajin sebesar Rp per bulan. Dibandingkan pendapatan perajin konvesional. DAFTAR PUSTAKA Asosiasi Gula Indonesia, Tahun 2016 Produksi Gula Menurun, Tahun 2017 Impor Menggila impor-menggila/. Diakses pada tanggal 1 Desember 2016 Bandini,1996. Nipah Pemanis Alami Baru. Penebar Swadaya. Jakarta. Nipah November 2016 Purwaningsih, A., dan Sriningsih E., Profil Usaha Gula Nipah di Desa Nusadadi Kecamatan Sumpiuh. Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Sumberdaya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan II. Universitas Jenderal Soedirman. Rachman, A.K. dan Sudarto,Y Nipah Sumber Pemanis Baru. Kanisius. Yogyakarta Sriningsih, E., Hastuti, P., dan Widarni S., Kajian Pemanfaatan Tanaman Nipah Sebagai Bahan Baku Alternatif Pembuatan Gula Merah dan Kontribusinya terhadap Rumah Tngga. Prosseding Seminar Nasional Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2010, dilaksanakan 12 Juni Pascasarjana Universitas Jenderal Soedirman. Trisnowati, H Motivasi Petani wanita Perajin Gula Nipah dalam Meningkatkan Pendapatan Rumah Tangga di Desa Nusadadi Kabupaten Banyumas. Skripsi. Universitas Jenderal Soedirman 1320
8 Trjoko dan Suyono, Evaluasi Peningkatan Pendapatan Perajin Gula Kelapa melalui Aplikasi Tungku Hemat Energi dan Pupuk Organik Cair. Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Sumberdaya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan VI. Universitas Jenderal Soedirman. 1321
ANALISIS PENDAPATAN DAN TITIK IMPAS AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Desa Sindangasih Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis) Abstrak
ANALISIS PENDAPATAN DAN TITIK IMPAS AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Desa Sindangasih Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis) Oleh: Andi Hendarto 1), Sotoro 2), Cecep Pardani 3) 1) Mahasiswa Fakultas
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. untuk mengelola faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, dan modal yang
46 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN EKONOMI AGROINDUSTRI GULA KELAPA DI DESA JALATUNDA KECAMATAN MANDIRAJA ABSTRAK
1 ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI AGROINDUSTRI GULA KELAPA DI DESA JALATUNDA KECAMATAN MANDIRAJA Anton Martono 1), Sulistyani Budiningsih 2), dan Watemin 2) 1) Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Banjarnegara
Lebih terperinciAGUS PRANOTO
ANALISIS USAHA PENGGILINGAN PADI DI DESA RAMBAH BARU KECAMATAN RAMBAH SAMO KABUPATEN ROKAN HULU ARTIKEL ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas
Lebih terperinciANALISIS NILAI TAMBAH USAHA PENGOLAHAN GULA AREN DI DESA SUKA MAJU KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG
1 ANALISIS NILAI TAMBAH USAHA PENGOLAHAN GULA AREN DI DESA SUKA MAJU KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG Analysis of Value Added Palm Sugar Processing Business at Suka Maju Village Sibolangit District
Lebih terperinciWa Ode Yusria 1), Sitti Kurniansi 2) 1 Staf Pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian UHO 2 Alumni Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian UHO
1 Analisis Biaya dan Pendapatan Pengolahan Gula Aren Di Desa Tolowe Ponre Waru Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka (Cost and Income Analysis of Palm Sugar Processing in Tolowe Ponre Waru Village, Wolo Subdistrict,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Semua konsep dan defenisi operasional ini mencakup pengertian yang
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Defenisi Operasional Semua konsep dan defenisi operasional ini mencakup pengertian yang digunakan dari perolehan data yang dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian pedesaan merupakan perekonomian yang dihasilkan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian pedesaan merupakan perekonomian yang dihasilkan berdasarkan hasil produksi di daerah pedesaan.hasil produksi tersebut sangat mempengaruhi pendapatan pedesaan.mayoritas
Lebih terperinciANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI GULA SEMUT (Studi Kasus pada Perajin Gula Semut di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis)
ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI GULA SEMUT (Studi Kasus pada Perajin Gula Semut di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis) Oleh: 1 Idin Hadwa, 2 Soetoro, 3 Zulfikar Noormansyah
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI GULA KELAPA DI DESA PANERUSAN KULON KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA
36 ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI GULA KELAPA DI DESA PANERUSAN KULON KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA Sukiman 1), Dumasari 2), dan Sulistyani Budiningsih 2) 1) Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Lebih terperinciANALISIS USAHA AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Kecamatan Langensari Kota Banjar) Abstrak
ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Kecamatan Langensari Kota Banjar) Oleh: Muhroil 1, Dini Rochdiani 2, Cecep Pardani 3 1) Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2) Dosen Fakultas
Lebih terperinciEFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA PEMBUATAN GULA KELAPA DI DESA GUMELEM WETAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA ABSTRAK
22 EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA PEMBUATAN GULA KELAPA DI DESA GUMELEM WETAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA Affan Suyudi 1), Pujiharto 2), dan Pujiati Utami 2) 1) Dinas
Lebih terperinciAnalisis Pendapatan Usaha Pengrajin Gula Aren Di Desa Tulo a Kecamatan Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango
Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Vol. 1 No. 4, April-Juni 2014 ISSN: 2338-4603 Analisis Pendapatan Usaha Pengrajin Gula Aren Di Desa Tulo a Kecamatan Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS
121 STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS Siti Mutmainah, Dumasari, dan Pujiharto Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuhwaluh
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN USAHA GULA AREN STUDI KASUS: DESA MANCANG, KEC. SELESAI, KAB. LANGKAT ABSTRAK
ANALISIS KELAYAKAN USAHA GULA AREN STUDI KASUS: DESA MANCANG, KEC. SELESAI, KAB. LANGKAT Karina Shafira*), Lily Fauzia **), Iskandarini ***) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan
III. METODELOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan
Lebih terperinciOleh: Ari Purwaningsih, Endang Sriningsih, dan Anisur Rosyad Fakultas Pertanian UNSOED Purwokerto (Diterima: 11 Januari 2005, disetujui 7 Juli 2005)
PERANAN KELOMPOK USAHA BERSAMA DALAM PERBAIKAN POSISI TAWAR DAN PENDAPATAN PERAJIN GULA KELAPA DI KABUPATEN BANYUMAS THE ROLE OF COOPERATIVE BUSINESS GROUP IN IMPROVING INCOME AND BARGAIN POSITION OF COCONUT
Lebih terperinciBayu Sasmita Aji 1, Bambang Suyadi 1, Titin Kartini 1 1
49 ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BIAYA PADA PELAKU USAHA BATU BATA MERAH DILIHAT DARI SEGI PENDAPATAN DI DESA KEMBIRITAN KECAMATAN GENTENG KABUPATEN BANYUWANGI Bayu Sasmita Aji 1, Bambang Suyadi 1, Titin
Lebih terperinciPENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH USAHA KOPI BUBUK ROBUSTA DI KABUPATEN LEBONG (STUDI KASUS PADA USAHA KOPI BUBUK CAP PADI)
PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH USAHA KOPI BUBUK ROBUSTA DI KABUPATEN LEBONG (STUDI KASUS PADA USAHA KOPI BUBUK CAP PADI) Income and Value Added of Robusta Ground Coffee in North Lebong Subdistrict Lebong
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN USAHA PENGRAJIN GULA AREN DI DESA TULO A KECAMATAN BULANGO UTARA KABUPATEN BONE BOLANGO
ANALISIS PENDAPATAN USAHA PENGRAJIN GULA AREN DI DESA TULO A KECAMATAN BULANGO UTARA KABUPATEN BONE BOLANGO (SUGAR ANALYSIS OF OPERATING REVENUES CRAFTSMEN AREN TULO'A VILLAGE NORTH DISTRICT BULANGO REGENCY
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. dengan cara mengumpulkan informasi-informasi tentang keadaan nyata yang ada
III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif yaitu metode penelitian tentang kelayakan produksi gula kelapa dengan cara mengumpulkan informasi-informasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pulahenti, Kecamatan Sumalata, Kabupaten Gorontalo Utara. Waktu penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu
Lebih terperinciPERAN AGROINDUSTRI PADI DALAM MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN SUMBANG
PERAN AGROINDUSTRI PADI DALAM MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN SUMBANG Endang Sriningsih, Tatang Widjojoko, Ari Purwaningsih Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman,
Lebih terperinciISSN : AGRITEPA, Vol. II, No.2, Januari Juni 2016
ANALISIS FINANSIAL INDUSTRI PENGOLAHAN GULA MERAH DI DESA PENAGO II KECAMATAN ILIR TALO (Kajian : Industri Rumah Tangga Kelompok Sumber Rezeki di Desa Penago II Kec. Ilir Talo Kabupaten Seluma) FINANCIAL
Lebih terperinciANALISIS EKONOMI DAN PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SUSU KEDELAI BERBAGAI SKALA USAHA DI WILAYAH KABUPATEN JEMBER
ANALISIS EKONOMI DAN PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SUSU KEDELAI BERBAGAI SKALA USAHA DI WILAYAH KABUPATEN JEMBER 1 Nanang Agus Winandhoyo, 2 Imam Syafi i, 2 Djoko Soejono 1 Mahasiswa,Program Studi Agribisnis,
Lebih terperinciSumatera Utara ***) Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ABSTRACT
ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBUATAN BATU BATA DENGAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKAR DI DESA JENTERA STABAT KECAMATAN WAMPU KABUPATEN LANGKAT Finka Adisti Nst*), Lily Fauzia**), A.T.Hutajulu***)
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT
ANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT ( Studi Kasus : Desa Kampung Dalam, Kecamatan Bilah Hulu, Kabupaten Labuhan Batu ) Cindi Melani
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup semua pengertian yang
32 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Konsep dasar dan definisi operasional mencakup semua pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan data yang dianalisis sesuai
Lebih terperinciANALISIS USAHA AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Desa Sindangangin Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis)
ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Desa Sindangangin Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis) Oleh: Yuri Tiara 1, Yus Rusman 2, Cecep Pardani 3 1) Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup dimasa mendatang. Jumlah penduduk yang. sangat tinggi membuat kebutuhan bahan bakar fosil semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Konsumsi bahan bakar fosil dan kebutuhan sumber daya alam yang semakin meningkat adalah masalah yang penting untuk kelangsungan hidup dimasa mendatang. Jumlah penduduk
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Cipeuyeum, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat dengan responden para petani yang menggunakan
Lebih terperinciANALISIS PERBEDAAN BIAYA, PENDAPATAN DAN RENTABILITAS PADA AGROINDUSTRI TEMPE ANTARA PENGGUNAAN MODAL SENDIRI DENGAN MODAL PINJAMAN
ANALISIS PERBEDAAN BIAYA, PENDAPATAN DAN RENTABILITAS PADA AGROINDUSTRI TEMPE ANTARA PENGGUNAAN MODAL SENDIRI DENGAN MODAL PINJAMAN (Studi Kasus di Kecamatan Banjar Kota Banjar) Oleh: Ani Sulistiani 1,
Lebih terperinciPERFORMANSI NILAI TAMBAH KEDELAI MENJADI TAHU DI KABUPATEN SAMBAS
99 Buana Sains Vol 12 No 1: 99-103, 2012 PERFORMANSI NILAI TAMBAH KEDELAI MENJADI TAHU DI KABUPATEN SAMBAS Muhsina, S. Masduki dan A A. Sa diyah PS. Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Tribhuwana
Lebih terperinci226 ZIRAA AH, Volume 32 Nomor 3, Oktober 2011 Halaman ISSN
226 ANALISIS USAHA TANI KELAPA SAWIT DI DESA HAMPALIT KECAMATAN KATINGAN HILIR KABUPATEN KATINGAN (Analysis of oil palm farming in Hampalit Village, Katingan Hilir Sub district, Katingan District) Asro
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu
8 II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu Hasil penelitian Widjojoko,. et all (2009) dengan judul Kajian Finansial dan Nilai Tambah Gula Semut (Granular Sugar) di Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas
Lebih terperinciANALISIS USAHA TANI BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN MENGGUNAKAN REVENUE COST RATIO (R/C RATIO) Untari 1) ABSTRACT PENDAHULUAN
Agricola, Vol 4 (1), Maret 2014, 1-7 p-issn : 2088-1673., e-issn 2354-7731 ANALISIS USAHA TANI BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN MENGGUNAKAN REVENUE COST RATIO (R/C RATIO) Untari 1) Surel: untari_83@yahoo.com
Lebih terperinciEndang Sri Sudalmi, JM Sri Hardiatmi Fakultas Pertanian UNISRI Surakarta. Kata kunci: biaya, penerimaan, pendapatan usahatani
ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI DI DESA JERUK, KECAMATAN SELO, KABUPATEN BOYOLALI COST AND REVENUE ANALYSIS OF THE FARMER IN JERUK VILLAGE,SELO DISTRICT, BOYOLALI REGION Endang Sri Sudalmi, JM
Lebih terperinciANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C AGROINDUSTRI TEMPE (Studi Kasus pada Perajin Tempe di Desa Pananjung Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran)
ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C AGROINDUSTRI TEMPE (Studi Kasus pada Perajin Tempe di Desa Pananjung Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran) Oleh: 1 Sunarti, 2 Dedi Herdiansah Sujaya, 3 Tito Hardiyanto
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan metode survey melalui pengamatan langsung di
40 III. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dengan metode survey melalui pengamatan langsung di lapangan dan menggunakan kuisioner, dengan populasi petani kopi di Kabupaten Lampung Barat. Secara rinci
Lebih terperinciANALISIS EKONOMI PAKAN TERNAK TERFERMENTASI BERBASIS LIMBAH AGROINDUSTRI PISANG DI KABUPATEN LUMAJANG
Volume 01, No 02- Maret 2017 ANALISIS EKONOMI PAKAN TERNAK TERFERMENTASI BERBASIS LIMBAH AGROINDUSTRI PISANG DI KABUPATEN LUMAJANG ECONOMICS ANALYSIS OF FERMENTED FEED BASED ON BANANA AGROINDUSTRY WASTE
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN AGROINDUSTRI KERIPIK NENAS DAN KERIPIK NANGKA DI DESA KUALU NENAS KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR
ANALISIS PENDAPATAN AGROINDUSTRI KERIPIK NENAS DAN KERIPIK NANGKA DI DESA KUALU NENAS KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR INCOME ANALYSIS OF PINEAPPLE CHIPS AND JACKFRUIT CHIPS AGROINDUSTRY IN KUALU NENAS
Lebih terperinciProgram Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
ANALISIS USAHA PENGOLAHAN INDUSTRI BATU BATA DAN DAMPAKNYA TERHADAP LUAS LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN DELI SERDANG (Studi Kasus : Desa Tanjung Mulia, Kecamatan Pagar Merbau) Roima Novita Sari Sianturi
Lebih terperinciBIAYA PRODUKSI IKAN PATIN (Pangasius pangasius) (Kasus :Desa Kuok, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau)
BIAYA PRODUKSI IKAN PATIN (Pangasius pangasius) (Kasus :Desa Kuok, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau) Boyon Stefanus Simbolon*), Salmiah**), Yusak Maryunianta **) *) Alumni Program Studi
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG
e-j. Agrotekbis 2 (3) : 337-342, Juni 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG Feasibility Analysis Of Milkfish Farms
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA
e-j. Agrotekbis 4 (4) : 456-460, Agustus 2016 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA Income Analysis of Corn Farming Systemin Labuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terus menerus akan mengakibatkan menipisnya ketersediaan bahan. konsumsi energi 7 % per tahun. Konsumsi energi Indonesia tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bahan bakar fosil adalah termasuk bahan bakar yang tidak dapat diperbaharui (non renewable).jumlah konsumsi bahan bakar fosil baik minyak bumi, gas alam, ataupun batu
Lebih terperinciArang Kaya Manfaat Ramah Lingkungan
Arang Kaya Manfaat Ramah Lingkungan Oleh : Endang Dwi Hastuti Siwi Tri Utami Arang sering kita gunakan dalam kehidupan sehari hari. Arang merupakan salah satu produk yang dihasilkan dari teknologi arang
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. tebu, bit, maple, siwalan, bunga dahlia dan memiliki rasa manis. Pohon aren adalah
I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesa
Lebih terperinciJurnal Manajemen dan Bisnis MEDIA EKONOMI Volume XVII, NO. 1 Januari 2017
DAMPAK PROGRAM IbPE BAGI UKM GULA KELAPA DI KABUPATEN BANYUMAS PROVINSI JAWA TENGAH Suliyanto Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jenderal Soedirman Weni Novandari Dosen Fakultas Ekonomi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara dalam hal menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. penting dilakukan untuk menekan penggunaan energi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor industri merupakan sektor yang berperan dalam meningkatkan pendapatan negara dalam hal menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Namun demikian
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHA GULA MERAH DENGAN USAHA GULA TAPO (STUDI KASUS DI DESA AMBESIA KACAMATAN TOMINI KABUPATEN PARIGI MOUTONG)
e-j. Agrotekbis 1 (1) : 60-66, April 2013 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHA GULA MERAH DENGAN USAHA GULA TAPO (STUDI KASUS DI DESA AMBESIA KACAMATAN TOMINI KABUPATEN PARIGI MOUTONG)
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis penelitian ini meliputi konsep usahatani, biaya usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C
Lebih terperinciKUISIONER PRAKTIKUM LAPANG ILMU USAHATANI (Responden : Petani)
I. GAMBARAN UMUM RESPONDEN KUISIONER PRAKTIKUM LAPANG ILMU USAHATANI (Responden : Petani) a. Tanaman di usahakan : ( ) Padi, ( ) Palawija, ( ) Hortikultura, ( ) Lainnya :. b. Luas lahan : Ha c. Luas Lahan
Lebih terperinciANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C PADA AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Desa Bantar Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap) ABSTRAK
ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C PADA AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Desa Bantar Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap) Oleh: Waris 1, Dedi Herdiansah S 2, Tito Hardiyanto 3 1,2,3 Fakultas Pertanian
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH DODOL RUMPUT LAUT PADA INDUSTRI CITA RASA DI KELURAHAN TINGGEDE KABUPATEN SIGI
e-j. Agrotekbis 2 (5) : 495-499, Oktober 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH DODOL RUMPUT LAUT PADA INDUSTRI CITA RASA DI KELURAHAN TINGGEDE KABUPATEN SIGI Analysis of Income and
Lebih terperinciANALISIS AGROINDUSTRI TEMPE (Studi Kasus pada Seorang Perajin di Desa Cikembulan Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran)
ANALISIS AGROINDUSTRI TEMPE (Studi Kasus pada Seorang Perajin di Desa Cikembulan Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran) Oleh : 1 Roroh Rohmanah, 2 Dedi Herdiansah Sujaya, 3 Fitri Yuroh 1 Mahasiswa
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Usahatani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana. produksi danpendapatanyang diinginkan pada waktu tertentu.
37 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Usahatani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang petani mengalokasikan sumberdaya yang ada, baik lahan, tenaga
Lebih terperinciI. METODE PENELITIAN. A. Metode Dasar Penelitian
A. Metode Dasar Penelitian I. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Metode deskriptif analitis merupakan metode yang bertujuan untuk mendeskripsikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan ekonomi daerah di era otonomi sekarang ini, setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pembangunan ekonomi daerah di era otonomi sekarang ini, setiap daerah dituntut untuk dapat mengenali setiap potensi yang ada di wilayahnya. Pembangunan ekonomi
Lebih terperinciKELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN IKAN ASIN DI KELURAHAN SUMBER JAYA KECAMATAN KAMPUNG MELAYU KOTA BENGKULU
KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN IKAN ASIN DI KELURAHAN SUMBER JAYA KECAMATAN KAMPUNG MELAYU KOTA BENGKULU BUSINESS FEASIBILITY OF SALTED FISH PROCESSING IN SUMBER JAYA VILLAGE KAMPUNG MELAYU BENGKULU CITY Reswita
Lebih terperinciSURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013
KONTRIBUSI PENDAPATAN AGROINDUSTRI DAWET IRENG TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA PENGRAJIN DI KECAMATAN BUTUH KABUPATEN PURWOREJO Dian Setiawati 1), Eni Istiyanti 2) dan Uswatun Hasanah 1) 1) Program Studi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa , , ,16
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industrialisasi (agroindustri) dapat menjadi salah satu pilihan strategis dalam menghadapi masalah dalam upaya peningkatan perekonomian masyarakat di pedesaan serta mampu
Lebih terperinciANALYSIS OF COST EFFICIENCY AND CONRTIBUTION OF INCOME FROM KASTURI TOBACCO, RICE AND CORN TO THE TOTAL FARM HOUSEHOLD INCOME
ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN BIAYA DAN KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHA TANI TEMBAKAU KASTURI, PADI DAN JAGUNG TRHADAP TOTAL PENDAPATAN USAHA TANI KELUARGA ANALYSIS OF COST EFFICIENCY AND CONRTIBUTION OF INCOME
Lebih terperinciANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK
1 ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK FARMING ANALYSIS OF PADDY IN KEMUNINGMUDA VILLAGE BUNGARAYA SUB DISTRICT SIAK REGENCY Sopan Sujeri 1), Evy Maharani
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sehubungan dengan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian kelayak usahatani dengan
III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian kelayak usahatani dengan sistem jajar legowo di Kabupaten Bantul menggunakan metode dekriptif analisis. Metode deskriptif bertujuan untuk
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep usahatani Soekartawi (1995) menyatakan bahwa ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN USAHATANI TANAMAN PADI DI KECAMATAN SEBANGKI KABUPATEN LANDAK JURNAL PENELITIAN
ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI TANAMAN PADI DI KECAMATAN SEBANGKI KABUPATEN LANDAK JURNAL PENELITIAN OLEH: GUNARDI DWI SULISTYANTO DR. NOVIRA KUSRINI, SP, M.SI MASWADI, SP, M.SC SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Sebagian besar para petani yang tinggal di daerah pedesaan nyatanya tidak hanya melakukan pekerjaan di bidang
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus di Kelurahan Sindang Barang dan Kelurahan Situ Gede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Penentuan
Lebih terperinciANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TEMPE (Suatu Kasus di Kelurahan Banjar Kecamatan Banjar Kota Banjar) Abstrak
ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TEMPE (Suatu Kasus di Kelurahan Banjar Kecamatan Banjar Kota Banjar) Oleh: Fanky Soehyono 1), Dini Rochdiani 2), Muhamad Nurdin Yusuf 3) 1) Mahasiswa Fakultas
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI PADA KELOMPOK TANI PATEMON II DI DESA PATEMON KECAMATAN TLOGOSARI KABUPATEN BONDOWOSO
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI PADA KELOMPOK TANI PATEMON II DI DESA PATEMON KECAMATAN TLOGOSARI KABUPATEN BONDOWOSO Kiki Diantoro 1, M. Sunarsih 2, Djoko Soejono 3 1) Alumni Mahasiswa Jurusan
Lebih terperinciANALISIS AGROINDUSTRI GULA KELAPA (SuatuKasus di Desa Sukamulya Kecamatan Purwadadi Kabupaten Ciamis) Abstrak
ANALISIS AGROINDUSTRI GULA KELAPA (SuatuKasus di Desa Sukamulya Kecamatan Purwadadi Kabupaten Ciamis) Oleh: Eris Yuliana 1, Soetoro 2, Mochamad Ramdan 3 1) Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Galuh
Lebih terperinciEFISIENSI USAHATANI PADI BERAS HITAM DI KABUPATEN KARANGANYAR
SEPA : Vol. 13 No.1 September 2016 : 48 52 ISSN : 1829-9946 EFISIENSI USAHATANI PADI BERAS HITAM DI KABUPATEN KARANGANYAR Arya Senna Putra, Nuning Setyowati, Susi Wuri Ani Program Studi Agribisnis, Fakultas
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN USAHATANI POLA DIVERSIFIKASI DENGAN MONOKULTUR PADA LAHAN SEMPIT
ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN USAHATANI POLA DIVERSIFIKASI DENGAN MONOKULTUR PADA LAHAN SEMPIT (Kasus : Desa Sei Mencirim, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang) COMPARISON ANALYSIS OF THE
Lebih terperinciANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU
ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU Andi Ishak, Umi Pudji Astuti dan Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian
Lebih terperinciANALISIS PROFITABILITAS USAHA PENGOLAHAN KEDELAI PADA IRT TASIK GARUT DI KABUPATEN LEBONG
ANALISIS PROFITABILITAS USAHA PENGOLAHAN KEDELAI PADA IRT TASIK GARUT DI KABUPATEN LEBONG (PROFITABILITY ANALISYS OF SOYBEANS PROSSESING IN HOUSEHOLD INDUSTRY OF TASIK GARUT IN LEBONG DISTRICT) Reswita
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN KELAYAKAN USAHATANI CABAI MERAH
ANALISIS PERBANDINGAN KELAYAKAN USAHATANI CABAI MERAH (Capsiccum Annum L.) DENGAN CABAI RAWIT (Capsiccum Frutescens L.) (Studi Kasus : Desa Hinalang, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun) Agri Mandasari
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng,
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian berdasarkan
Lebih terperinci22 Siti Masithoh et al Pemanfaatan lahan pekarangan
22 Siti Masithoh et al Pemanfaatan lahan pekarangan KERAGAAN USAHA BUDIDAYA IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) DALAM PEMANFATAAN LAHAN PEKARANGAN DI DESA JANTI KECAMATAN POLANHARJO KABUPATEN KLATEN PROVINSI
Lebih terperinciKajian Biaya, Penerimaan & Keuntungan Usahatani
Kajian Biaya, Penerimaan & Keuntungan Usahatani I. Pendahuluan Setiap kegiatan pada proses produksi dalam usahatani menimbulkan pengorbanan hasil yg diperoleh Korbanan yang dicurahkan dalam proses produksi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Metode
38 III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Metode survey adalah metode yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN. Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal yang berdasar pada teori yang digunakan dalam penelitian. Penelitian
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI USAHA DAN PENDAPATAN PADA PERUSAHAAN PETERNAKAN KELINCI PEDAGING BUSINESS EFFICIENCY AND INCOME ANALYSIS ON MEAT RABBIT COMPANY
ANALISIS EFISIENSI USAHA DAN PENDAPATAN PADA PERUSAHAAN PETERNAKAN KELINCI PEDAGING BUSINESS EFFICIENCY AND INCOME ANALYSIS ON MEAT RABBIT COMPANY Kevin Novarsy*, Linda Herlina**, Adjat Sudradjat**. Universitas
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN. elastisitas, konsep return to scale, konsep efisiensi penggunaan faktor produksi
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis berisi teori dan konsep kajian ilmu yang akan digunakan dalam penelitian. Teori dan konsep yang digunakan dalam penelitian
Lebih terperinci23 ZIRAA AH, Volume 38 Nomor 3, Oktober 2013 Halaman ISSN
23 ANALISIS USAHA PEMBUATAN TAHU (Studi Kasus pada Pabrik Tahu Berkat Sekumpul Martapura) (Farm Analysis of Tofu Produce) (Case Study in Berkat Sekumpul Tofu Produce Factory at Martapura District) Fitriani,
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN PETANI PADI LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKO-MUKO, PROVINSI BENGKULU. Ahmad Damiri dan Herlena Budi Astuti
ANALISIS PENDAPATAN PETANI PADI LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKO-MUKO, PROVINSI BENGKULU Ahmad Damiri dan Herlena Budi Astuti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian KM 6,5 Bengkulu
Lebih terperinciDAMPAK TEKNOLOGI MULSA PLASTIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI TOMAT
EPP.Vo. 7. No 1. 2010 : 14-19 14 DAMPAK TEKNOLOGI MULSA PLASTIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI TOMAT (Lycopersicum Esculentum L. Mill) DI DESA BANGUNREJO KECAMATAN TENGGARONG SEBERANG KABUPATEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperbaharui (non renewable ). Jumlah konsumsi bahan bakar fosil baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Bahan bakar fosil adalah termasuk bahan bakar yang tidak dapat diperbaharui (non renewable ). Jumlah konsumsi bahan bakar fosil baik minyak bumi, gas alam, ataupun
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM PETELUR HJ. SARI INTAN DI DESA POTOYA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI
ej. Agrotekbis 3 (6) : 725 730, Desember 2015 ISSN : 23383011 ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM PETELUR HJ. SARI INTAN DI DESA POTOYA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI Analisys of Income
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Saat ini, bahan bakar fosil seperti minyak, batubara dan gas alam merupakan
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Saat ini, bahan bakar fosil seperti minyak, batubara dan gas alam merupakan sumber energi utama di dunia (sekitar 80% dari penggunaan total lebih dari 400 EJ per tahun).
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Nira adalah cairan yang rasanya manis dan diperoleh dari bagian tandan
PENDAHULUAN Latar Belakang Nira adalah cairan yang rasanya manis dan diperoleh dari bagian tandan bunga jantan tanaman penghasil nira seperti aren, kelapa, tebu, bit, sagu, kurma, nipah, siwalan, mapel,
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TAPE SINGKONG DI KOTA PEKANBARU
1 ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TAPE SINGKONG DI KOTA PEKANBARU ANALYSIS OF INCOME AND VALUE ADDED OF CASSAVA TAPAI AGROINDUSTRY IN PEKANBARU CITY Ari Nurhayati Praptiwi 1, Ermi Tety
Lebih terperinciANALISIS NILAI TAMBAH USAHA AGROINDUSTRI DAN PEMASARAN PRODUK GULA AREN DI KECAMATAN GUNUNGSARI KABUPATEN LOMBOK BARAT ABSTRAK
1 ANALISIS NILAI TAMBAH USAHA AGROINDUSTRI DAN PEMASARAN PRODUK GULA AREN DI KECAMATAN GUNUNGSARI KABUPATEN LOMBOK BARAT Value Added Analysis of Palm Sugar Agro-industry and It s Marketing In Gunungsari
Lebih terperinciKERANGKA PENDEKATAN TEORI
II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Industri Rumah Tangga Menurut Badan Pusat Statistik (2017), Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu
Lebih terperinciPENDAPATAN USAHATANI KACANG TANAH DI DESA TAGAWITI KECAMATAN ILE APE KABUPATEN LEMBATA
25 Buana Sains Vol 9 No 1: 25-30, 2009 PENDAPATAN USAHATANI KACANG TANAH DI DESA TAGAWITI KECAMATAN ILE APE KABUPATEN LEMBATA Asnah 1) dan Virgilius Natal 2) 1) PS Agribisnis Universitas Tribhuwana Tunggadewi
Lebih terperinciANALISIS KEUNTUNGAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK (Studi Kasus di Koperasi Agung Jaya Kec. Pandaan, Kab. Pasuruan)
AGRISE Volume XI No. 3 Bulan Agustus 2011 ISSN: 1412-1425 ANALISIS KEUNTUNGAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK (Studi Kasus di Koperasi Agung Jaya Kec. Pandaan, Kab. Pasuruan) (BENEFIT ANALYSIS OF MAKING ORGANIC
Lebih terperinciKata Kunci : biaya, pendapatan, karet rakyat, kelapa sawit rakyat
ANALISIS KOMPARASI TINGKAT PENDAPATAN USAHA TANI KARET RAKYAT DENGAN USAHA TANI KELAPA SAWIT RAKYAT DI DESA BUNTU BAYU KECAMATAN HATONDUHAN KABUPATEN SIMALUNGUN Selly Natalia 1), Salmiah 2) dan Sinar Indra
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional dipergunakan sebagai standar dan ukuran
21 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional dipergunakan sebagai standar dan ukuran dalam penelitian. Konsep dasar dan definisi operasional
Lebih terperinciPENGARUH PERBANDINGAN GULA MERAH CAIR DAN NIRA TERHADAP KARAKTERISTIK GULA SEMUT (Palm Sugar)
PENGARUH PERBANDINGAN GULA MERAH CAIR DAN NIRA TERHADAP KARAKTERISTIK GULA SEMUT (Palm Sugar) Siti Zahratun Hasanah 123020139 Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping Dr. Ir. Yudi Garnida, MS. Penguji Ir.Hervelly,
Lebih terperinci