Keywords: Model, Type Snowball Throwing Cooperative Learning, Learning Outcomes IPS

Transkripsi

1 1 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD Negeri 26 Air Jamban Kec. Mandau Kab. Bengkalis Oleh Melia Putri 1, Hendri Marhadi 2, Zulkifli 3 Abstract This research is a classroom action research that aims to improve learning outcomes IPS grade V primary School 26 Air Jamban Mandau District. The research was conducted in march 2013 which amouted to 30 people. Learning outcomes of students categorized as low as 64.00, because it is caused by the weakness of teachers I delivering course material always use the lecture method. Learning outcomes in this study increased where the base score students average score is and the average value of UH I became 70,16 increase learning outcomes from baseline score to UH I is 9,62%. UH II study average yield increased to 73,83. Improved learning outcomes from baseline score to UH II was 15,35%. The results of the analysis activities for learning teacher at the first meeting of the first cycle and the second meeting 56,25% increase to 71,87%.second cycle of the first meeting and the second meeting 78,12% increase to 93,75%. From this study it can be concluded that the application of Snowball Throwing cooperative models con improve learning outcomes IPS grade V Elementary school District 26 Air Jamban Mandau District Academic year 2012/2013. Keywords: Model, Type Snowball Throwing Cooperative Learning, Learning Outcomes IPS 1. PENDAHULUAN Sistem pembelajaran yang merupakan perpaduan kegiatan belajar yang di lakukan siswa dengan kegiatan mengajar yang di lakukan guru.merupakan syarat mutlak untuk menjadi pandai dalam segala hal, baik dalam ilmu pengetahuan, maupun keterampilan atau kecakapan, dalam buku M.Dalyono (2001), dapat di defenisikan suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sebagainya. Pembelajaran IPS sebetulnya merupakan pembelajaran yang menyenangkan karena mempelajari aspek-aspek kehidupan manusia, tetapi pembelajaran ini menjadi membosankan karena guru hanya menggunakan model ceramah sehingga hasil belajar siswapun menjadi rendah. Sehingga dalam kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dikelas V SD Negeri 26 Air Jamban Tahun Ajaran 2012/2013 terutama mata pelajaran IPS hasil belajar siswa tidak memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa hasil kriteria ketuntasan minimal (KKM) siswa tidak mencapai. Hasil belajar siswa rata-rata 64,00 sedangkan KKM disekolah 65. Dari 30 siswa hanya 14 siswa yang tuntas 1 Mahasiswa PGSD FKIP Universitas Riau, mhely.caem@yahoo.com 2 Dosen pembimbing I, Staf pengajar program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Hendri_ m29@yahoo.co.id 3 Dosen pembimbing II, Staf pengajar program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

2 dengan persentase 46,66% dan 16 siswa yang tidak tuntas dengan persentase 53,33 %. Menurut kurikulum berbasis kompetensi yang disempurnakan dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan,bahwa setiap individu mempunyai potensi yang harus dikembangkan.akan tetapi, guru masih sulit untuk mengembangkannya.karna sistem pembelajaran duduk tenang, informasi dari guru sepertinya sudah membudaya sejak dulu, sehingga untuk mengadakan perubahan kearah pembelajaran yang aktif, kreatif, menyenangkan agak sulit. Menurut Muhibbin Syah (2010) secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar seseorang dapat dibedakan menjadi tiga macam: 1. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yaitu keadaan / kondisi jasmani dan rohani siswa. 2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan disekitar siswa 3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar yang meliputi strategi dan metode yang digunakan untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. II. METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian ini yang menjadi subjek siswa kelas V yang berjumlah 30 orang yang terdiri dari 12 orang laki-laki dan 18 orang perempuan. Penelitian ini bertempat di SD Negeri 26 Air Jamban Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis, pada tanggal 14 Maret - 4 April semester genap tahun ajaran Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah, (a) Teknik Observasi Observasi sebagai alat penilaian yang banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu yang dapat diamati, (b) Tes hasil belajar adalah tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa. Tes hasil belajar yang dikembangkan disesuaikan dengan jenjang kemempuan kognitif. (c) Dokumenter adalah merekam atau mengambil semua kegiatan pembelajaran aktivitas guru dan siswa melalui pemotretan dengan kamera digital. Penelitian ini merupakan pengembangan model dan strategi pembelajaran. berbentuk penelitian tindakan kelas (PTK), yang terdiri dari 2 siklus, yaitu siklus pertama dilakukan dua kali pertemuan dan siklus kedua dilakukan dua kali pertemuan masing-masing komponen pada setiap siklus dalam penelitian ini berisikan: (a) Perencanaan (Planning), pada tahap perencanaan ini peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran seperti : Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Lembar Kerja Siswa, Lembar Evaluasi, Lembar Observasi Guru dan Siswa. (b) Pelaksanaan Tindakan (Acting), Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam proses pembelajaran sesuai dengan RPP dan lembar observasi dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing. (c) Pengamatan (Observing), Pengamatan atau observasi dilaksanakan dengan menggunakan lembaran observasi untuk mengetahui aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung. (d) Refleksi (Reflecting), Pada refleksi menggunakan hasil atau data yang diperoleh pada akhir siklus untuk dianalisis yang selanjutnya digunakan sebagai acuan untuk memperbaiki tindakan pada siklus selanjutnya. Kemudian membicarakan kelebihan dan kekurangan saat proses belajar mengajar. Dalam penelitian ini, proses pengumpulan data peneliti 2

3 3 menggunakan beberapa teknik yang digunakan untuk memperoleh data, yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber utama peneliti, dalam hal ini dengan melakukan: (a) Teknik Observasi, teknik observasi, untuk mengamati langsung aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran, (b) Teknik tes, digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa. 1. Hasil belajar Untuk menemukan hasil belajar siswa dapat dihitung dengan rumus: S = x 100 (Purwanto, 2006:112) Keterangan : S= Nilai yang diharapkan R= Jumlah Skor N= Nilai Maksimum Tabel 3.1 Hasil Belajar Siswa % Interval Kategori Sangat Baik Baik Cukup Kurang 54 Kurang Sekali Sumber (Purwanto, 2006:112) 2. Ketuntasan Klasikal PK = x 100 % (Purwanto dalam Syahrilfuddin, 2011:102) Keterangan PK= Ketuntasan Klasikal ST= Jumlah siswa yang tuntas N= Jumlah siswa keseluruhan Ketuntasan klasikal tercapai apabila 75% dari seluruh siswa memperoleh nilai minimal 70 maka kelas ini dikatakan tuntas. Untuk mengetahui persentase peningkatan hasil belajar digunakan analisis kuantitatif dengan rumus : P = x 100% Keterangan: P : Persentase Peningkatan Postrate : Nilai sesudah diberikan tindakan Basrate : Nilai sebelum tindakan Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan lembar aktivitas guru dan siswa yang diamati sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing 1. Aktivitas Guru dan Siswa Aktivitas guru dan siswa dapat diukur dari lembar observasi guru dan siswa dari data diolah dengan rumus: KN = x 100% (Tim Pustaka Yustisia, 2007:367)

4 4 Keterangan : KN = Konversi Nilai SD = Skor yang didapat SM = Skor Maksimum Adapun kriteria persentase tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 3.2 Interval dan Kategori Aktivitas Guru % Interval Kategori Sangat Baik Baik Cukup Kurang Kurang Sekali Sumber : (Tim Pustaka Yustisia, 2007:367) III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dikelas V SD Negeri 26 Air Jamban Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis. Tahun ajaran dilaksanakan pada semester 2 dengan jumlah siswa 30 orang, yang terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 18 orang siswa perempuan. Dalam penelitian ini menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing. Penelitian ini tepatnya dilakukan pada bulan Maret-April 2013 yang terdiri dari 2 siklus. Siklus I terdiri dari 2 kali pertemuan dan satu kali ulangan harian dengan materi pokok Perjuangan Para Pejuang Pada Masa Penjajahan Belanda. Sedangkan siklus II terdiri dari 2 kali pertemuan dan satu kali ulangan harian dengan materi pokok Perjuangan Para Pejuang Pada Masa Penjajahan Jepang. Kompetensi dasar sama tetapi indikator setiap pertemuan berbeda. Setiap pertemuan dilaksanakan 3 jam pelajaran dengan waktu 3 x 35 menit. Setiap materi dilakukan 2 kali pertemuan sesuai dengan indikator. Pelaksanaan Tindakan Siklus I 1. Pertemuan pertama (Kamis,14 Maret 2013) Dalam hal ini peneliti melakukan kegiatan pada tahap perencanaan dengan menetapkan kelas yang diteliti, yakni kelas V, menetapkan materi yang akan diteliti, menyusun program pembelajaran, silabus pada Lampiran B1, pengembangan silabus pada Lampiran B2, RPP pada Lampiran C1, membuat lembaran soal seperti LKS dan Evaluasi pada Lampiran D1, menyiapkan lembar observasi guru pada Lampiran F1, lembar observasi siswa pada Lampiran H1 dan menetapkan observer. Memasuki tahap pelaksanaan tindakan, sebelum memulai pelajaran guru dan siswa berdoa kemudian mengabsen siswa yang hadir pada pertemuan ini, siswa yang hadir sebanyak 30 orang siswa, kemudian guru melakukan appersepsi dengan cara menghubungkan pelajaran dahulu dengan pelajaran yang akan dipelajari hari ini. Anak-anak pernahkan kamu melihat gambar Pahlawan? dan Apa yang dimaksud dengan Pahlawan itu? Lalu guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa serta menyampaikan langkah-langkah pembelajaran.

5 5 Guru menuliskan materi pelajaran tentang perjuangan para pejuang pada masa penjajahan belanda dan menjelaskan kepada siswa dengan menggunakan Media, Kemudian guru membagi siswa menjadi kelompok dimana setiap kelompok beranggotakan 5 orang. 30 siswa dibentuk menjadi 6 kelompok. Setiap kelompok dibentuk secara heterogen baik dari jenis kelamin maupun intelektual, dan guru memanggil masing-masing ketua kelompok untuk menjelaskan materi pada masing-masing ketua kelompok, lalu ketua kelompok kembali kekelompok masing-masing dan menjelaskan materi yang telah disampaikan guru kepada temannya. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilemparkan dari satu siswa kesiswa lain selama ± 15 menit didalam pelaksanaan ini guru menggunakan hitungan, disaat hitungan berhenti siswa yang mendapat bola yang berisi pertanyaan lalu menjawab dan guru mengawasi setiap kerja kelompok dan memberikan bimbingan apabila terdapat kelompok yang mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan dan pertanyaan-pertanyaan tersebut dibuat dalam bentuk LKS. Setelah siswa mengerjakan LKS hasil diskusi tersebut dibacakan dan kelompok lain menanggapinya. Kemudian guru memberikan tugas berupa Evaluasi dengan materi perjuangan para pejuang pada masa penjajahan belanda. Siswa diminta untuk menyelesaikan Evaluasi secara individu. Selanjutnya guru memberikan penghargaan untuk kelompok dari nilai Evaluasi dengan hasil kerja individu dalam bentuk kelompok, yang dapat dilihat pada Lampiran T.1 yaitu berupa kelompok baik, kelompok hebat, dan kelompok super. Kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya menyampaikan permasalahan mengenai materi belajar. Pada pertemuan pertama pembelajaran diakhiri dengan menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari secara bersama-sama, kemudian guru memberikan tindak lanjut kepada siswa agar mempelajari materi pada pertemuan berikutnya dan Pelajaran diakhiri dengan berdoa. Berdasarkan hasil pengamatan pertemuan I yang dilihat dari lembar pengamatan diketahui bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing belum dapat berjalan dengan maksimal, karna dimana kerja sama antar kelompok masih kurang dan masih banyak siswa yang asik bermain-main dalam berdiskusi. Sehingga hasil belajar siswa juga masih belum ada perubahan yang berarti. Masih banyak siswa yang kurang aktiv dalam pembelajaran karena masih belum mengerti dengan model pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing. 2. Pertemuan Kedua (Kamis, 21 Maret 2013) Dalam hal ini peneliti melakukan kegiatan pertemuan kedua pada kelas V, dengan materi lanjutan pada pertemuan pertama mengenai Perjuangan para pejuang pada masa penjajahan Belanda, pengembangan silabus pada Lampiran B2, RPP pada Lampiran C2, membuat lembaran soal seperti LKS dan Evaluasi pada Lampiran D2, menyiapkan lembar observasi guru pada Lampiran F2, dan lembar observasi siswa pada Lampiran H2.

6 6 Memasuki tahap pelaksanaan tindakan, sebelum memulai pelajaran guru dan siswa berdoa kemudian mengabsen siswa yang hadir pada pertemuan ini, siswa yang hadir sebanyak 30 orang siswa, kemudian guru melakukan appersepsi dengan cara menghubungkan pelajaran sebelumnya dengan pelajaran yang akan dipelajari hari ini. Anak-anak sebelumnya kita sudah belajar tentang perjuangan para pejuang pada masa penjajahan Belanda? Sekarang apakah tujuan bangsa Belanda datang ke Indonesia?. Lalu guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa serta menyampaikan langkah-langkah pembelajaran. Guru menjelaskan kembali kepada siswa tentang materi lanjutan pada pertemuan pertama mengenai perjuangan para pejuang pada masa penjajahan belanda, Kemudian guru membagi siswa menjadi kelompok dimana setiap kelompok beranggotakan 5 orang. 30 siswa dibentuk menjadi 6 kelompok. Setiap kelompok dibentuk secara heterogen baik dari jenis kelamin maupun intelektual, dan guru memanggil masing-masing ketua kelompok untuk menjelaskan materi lanjutan dari pertemuan pertama pada masing-masing ketua kelompok, lalu ketua kelompok kembali kekelompok masing-masing dan menjelaskan materi yang telah disampaikan guru kepada temannya. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilemparkan dari satu siswa kesiswa lain selama ± 15 menit didalam pelaksanaan ini guru menggunakan hitungan, disaat hitungan berhenti siswa yang mendapat bola yang berisi pertanyaan lalu menjawab dan guru mengawasi setiap kerja kelompok dan memberikan bimbingan apabila terdapat kelompok yang mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan dan pertanyaan-pertanyaan tersebut dibuat dalam bentuk LKS. Setelah siswa mengerjakan LKS hasil diskusi tersebut dibacakan dan kelompok lain menanggapinya. Kemudian guru memberikan tugas berupa Evaluasi dengan materi perjuangan para pejuang pada masa penjajahan belanda. Siswa diminta untuk menyelesaikan Evaluasi secara individu. yang dapat dilihat pada Lampiran T.2 yaitu berupa kelompok baik, kelompok hebat, dan kelompok super. Penghargaan diberikan pada pertemuan berikutnya karena pada pertemuan kedua waktunya tidak cukup. Kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya menyampaikan permasalahan mengenai materi belajar. Pada pertemuan kedua pembelajaran diakhiri dengan menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari secara bersama-sama, kemudian guru memberikan tindak lanjut kepada siswa agar mempelajari materi pada pertemuan berikutnya dan Pelajaran diakhiri dengan berdoa. Berdasarkan hasil pengamatan pertemuan kedua pada siklus I yang dilihat dari lembar pengamatan diketahui bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing cukup maksimal dibandingkan pada pertemuan pertama, siswa sudah cukup mengerti dengan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing ini. Sehingga hasil belajar siswa sudah ada perubahan yang berarti. Siswa sudah mulai aktiv dalam pembelajaran dengan model pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing. 3. Pertemuan Ketiga ( Senin, 25 Maret 2013)

7 Pada pertemuan ketiga ini guru hanya melaksanakan ulangan harian (UH I). Pelaksanaan UH I ini diberikan instrument soal objektif sebanyak 20 soal dengan bobot masing-masing soal jika dijawab benar adalah 5. Siswa yang hadir sebanyak 30 Berdasarkan pengamatan melakukan tindakan selama 2 kali pertemuan sudah cukup baik tetapi disamping kelebihan masih ada banyak kekurangan yang peneliti temukan, diantaranya siswa masih ribut dalam diskusi kelompok Berdasarkan hasil ulangan harian yang diperoleh dari siswa, dapat dilihat hasil belajar dan ketuntasan siswa pada siklus pertama, yaitu hanya 20 siswa yang mencapai ketuntasan dapat dilihat pada Lampiran S setelah itu diadakan refleksi untuk pertemuan selanjutnya. Refleksi Siklus I Berdasarkan hasil pengamatan siklus I, maka perlu diadakan perbaikan pada beberapa hal, yaitu: 1. Pada pertemuan pertama tidak menyampaikan appersepsi. 2. Pada pertemuan kedua appersepsi disampaikan tetapi masih kurang sempurna. 3. Pada pertemuan pertama guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran tidak menuliskan materi pelajaran dipapan tulis. Dari kekurangan-kekurangan yang dituliskan diatas, maka akan dilakukan perbaikan pada siklus ke II. Pelaksanaan Tindakan Siklus II 4. Pertemuan Keempat ( Kamis, 28 Maret 2013) Proses pembelajaran pada siklus II dilakukan guna menyempurnakan kekurangankekurangan yang ditemui pada siklus I. Diharapkan dengan usaha guru dalam mengatasi kekurangan-kekurangan pada siklus I dapat lebih meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 26 Air Jamban. Pertemuan pertama pada siklus II ini berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP pertemuan keempat pada Lampiran C3 dan buku sumber). Selain itu juga mempergunakan lembar observasi aktivitas guru pada Lampiran F3 dan lembar observasi aktivitas siswa pada Lampiran H3. Untuk mengetahui hasil belajar siswa, mempergunakan tes hasil belajar siswa pada LKS dan Evaluasi pada Lampiran D3. Tahap Pelaksanaan Tindakan Sebelum memulai pelajaran seperti biasanya guru dan siswa berdoa bersama. Kemudian guru mengabsen siswa yang hadir 30 siswa. Selanjutnya guru memberikan appersepsi dengan cara memberikan pertanyaan tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Sebelumnya kita sudah belajar tentang sistem kerja paksa? Coba kamu sebutkan apa yang dimaksud dengan sistem kerja paksa? Setelah menyampaikan appersepsi guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa Guru menuliskan materi pelajaran tentang perjuangan para pejuang pada masa penjajahan Jepang dan menjelaskan kepada siswa dengan menggunakan Media, Kemudian guru membagi siswa menjadi kelompok yang berbeda dari kelompok pada pertemuan sebelumnya dimana setiap kelompok beranggotakan 5 orang. 30 siswa dibentuk menjadi 6 kelompok. Setiap kelompok dibentuk secara heterogen baik dari jenis kelamin maupun intelektual, dan guru memanggil masing-masing ketua kelompok untuk menjelaskan materi pada masing-masing ketua kelompok, lalu ketua kelompok kembali kekelompok masing-masing dan 7

8 8 menjelaskan materi yang telah disampaikan guru kepada temannya. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilemparkan dari satu siswa kesiswa lain selama ± 15 menit didalam pelaksanaan ini guru menggunakan hitungan, disaat hitungan berhenti siswa yang mendapat bola yang berisi pertanyaan lalu menjawab dan guru mengawasi setiap kerja kelompok dan memberikan bimbingan apabila terdapat kelompok yang mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan dan pertanyaan-pertanyaan tersebut dibuat dalam bentuk LKS. Setelah siswa mengerjakan LKS hasil diskusi tersebut dibacakan dan kelompok lain menanggapinya. Kemudian guru memberikan tugas berupa Evaluasi dengan materi perjuangan para pejuang pada masa penjajahan belanda. Siswa diminta untuk menyelesaikan Evaluasi secara individu, yang dapat dilihat pada Lampiran T.3 yaitu berupa kelompok baik, kelompok hebat, dan kelompok super. Penghargaan diberikan pada pertemuan berikutnya karena pada pertemuan kedua waktunya tidak cukup. Kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya menyampaikan permasalahan mengenai materi belajar. Pada siklus II pertemuan pertama ini pembelajaran diakhiri dengan menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari secara bersama-sama, kemudian guru memberikan tindak lanjut kepada siswa agar mempelajari materi pada pertemuan berikutnya dan Pelajaran diakhiri dengan berdoa. Berdasarkan hasil pengamatan pertemuan pertama siklus II yang dilihat dari lembar pengamatan diketahui bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dapat berjalan tetapi masih kurang sempurna, karna dimana kerja sama antar kelompok dalam berdiskusi masih kurang tepat. Pada siklus II pertemuan pertama ini siswa sudah mulai ada yang aktiv dalam melaksanakan pembelajaran ini.sehingga hasil belajar siswa juga sudah ada perubahan yang berarti. sudah mengerti dengan model pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing. 5. Pertemuan Kelima ( Kamis, 04 April 2013) Pertemuan kelima ini merupakan pertemuan pada siklus II sebelum melaksanakan evaluasi dan ulangan harian siklus II. Pada pertemuan ini guru berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran RPP pada Lampiran C4 pertemuan keempat dan buku sumber. Selain itu juga mempergunakan lembar observasi aktivitas guru pada Lampiran F4 dan lembar observasi aktivitas siswa pada Lampiran H4 serta soal tes belajar siswa berupa LKS dan evaluasi pada lampiran D4. Sebelum memulai pelajaran seperti biasanya guru dan siswa berdoa bersama. Kemudian guru mengabsen siswa yang hadir 30 siswa. Selanjutnya guru memberikan appersepsi dengan cara memberikan pertanyaan tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Sebelumnya kita sudah belajar tentang perang pasifik? Coba kamu sebutkan apa alasan jepang datang ke Indonesia? Setelah menyampaikan appersepsi guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa

9 9 Guru menuliskan materi pelajaran tentang perjuangan para pejuang pada masa penjajahan Jepang dan menjelaskan kembali kepada siswa, Kemudian guru membagi siswa menjadi kelompok yang berbeda dari kelompok pada pertemuan sebelumnya dimana setiap kelompok beranggotakan 5 orang. 30 siswa dibentuk menjadi 6 kelompok. Setiap kelompok dibentuk secara heterogen baik dari jenis kelamin maupun intelektual, dan guru memanggil masing-masing ketua kelompok untuk menjelaskan materi pada masing-masing ketua kelompok, lalu ketua kelompok kembali kekelompok masing-masing dan menjelaskan materi yang telah disampaikan guru kepada temannya. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilemparkan dari satu siswa kesiswa lain selama ± 15 menit didalam pelaksanaan ini guru menggunakan hitungan, disaat hitungan berhenti siswa yang mendapat bola yang berisi pertanyaan lalu menjawab dan guru mengawasi setiap kerja kelompok dan memberikan bimbingan apabila terdapat kelompok yang mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan dan pertanyaan-pertanyaan tersebut dibuat dalam bentuk LKS. Setelah siswa mengerjakan LKS hasil diskusi tersebut dibacakan dan kelompok lain menanggapinya. Kemudian guru memberikan tugas berupa Evaluasi dengan materi perjuangan para pejuang pada masa penjajahan belanda. Siswa diminta untuk menyelesaikan Evaluasi secara individu, yang dapat dilihat pada Lampiran T.4 yaitu berupa kelompok baik, kelompok hebat, dan kelompok super. Kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya menyampaikan permasalahan mengenai materi belajar. Pada siklus II pertemuan kedua ini pembelajaran diakhiri dengan menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari secara bersama-sama, kemudian guru memberikan tindak lanjut kepada siswa agar dapat memahami materi berikutnya dan Pelajaran diakhiri dengan berdoa. Berdasarkan hasil pengamatan pertemuan kedua siklus II yang dilihat dari lembar pengamatan diketahui bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing sudah sempurna, karna sudah ada kerja sama antar kelompok dalam berdiskusi. Pada siklus II pertemuan kedua ini siswa sudah aktiv dalam melaksanakan pembelajaran ini. Sehingga hasil belajar siswa juga sudah maksimal yang berarti siswa sudah mengerti dengan model pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing. 6. Pertemuan Keenam ( Senin, 08 April 2013) Pada pertemuan keenam ini guru hanya melaksanakan ulangan harian UH II pelaksanaan UH II juga diberikan instrument soal objektif sebanyak 20 soal dengan bobot masing-masing soal jika dijawab benar adalah 5. Siswa yang hadir sebanyak 30 Berdasarkan pengamatan melakukan tindakan selama 2 kali pertemuan sudah sangat baik tetapi masih ada beberapa siswa yang belum tuntas disamping kelebihan masih ada banyak kekurangan yang peneliti temukan, diantaranya siswa tidak ribut dalam diskusi kelompok Berdasarkan hasil ulangan harian yang diperoleh dari siswa, dapat dilihat hasil belajar dan ketuntasan siswa

10 10 pada siklus kedua, yaitu hanya 25 siswa yang mencapai ketuntasan dapat dilihat pada Lampiran S setelah itu diadakan refleksi untuk pertemuan selanjutnya. Refleksi Siklus II Berdasarkan hasil pengamatan siklis II, aktivitas guru dan siswa sudah baik dibandingkan pertemuan siklus I, begitu juga dengan hasil ulangan siswa meningkat setiap pertemuan. Ini terlihat dari keaktifan siswa dalam belajar sudah tampak dan guru sudah bisa mempergunakan waktu dengan baik. Dengan membiasakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dalam proses pembelajaran yang dilakukan dengan baikdan sesuai dengan langkah-langkah yang ditentukan serta memberikan bimbingan kepada siswa dengan sabar akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Analisis Deskriptif Hasil Keterampilan Data hasil observasi siklus I dan siklus II tentang aktivitas guru dapat dilihat pada tabel berikut : Pertemuan No. Aspek yang diamati Siklus I Siklus II 1. Guru menjelaskan materi pembelajaran dan bertanya pada siswa Guru membentuk kelompok Guru menginformasikan untuk satu pertanyaan pada kertas tentang materi yang diberikan ketua kelompok Guru mengawasi siswa dalam menjawab pertanyaan yang telah dilemparkan kepadanya 5. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran secara urut dan logis 6. Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran 7. Guru mengawasi siswa dalam mengerjakan evaluasi 8. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki nilai tertinggi Jumlah skor Persentase 56,25 71,87 78,12 93,75 Kriteria Cukup Baik Baik Sangat baik Pada tabel diatas dapat dilihat peningkatan aktivitas guru dari pertemuan pertama siklus I dengan jumlah yang diperoleh 18 dan persentase 56,25 dengan kategori cukup. Sedangkan pada pertemuan kedua siklus I jumlah nilai aktivitas siswa pada pertemuan ini berjumlah 23 nilai ini naik 5 poin dari pertemuan

11 11 pertama siklus I dengan persentase 71,87 dari pertemuan pertama siklus I dengan kategori baik.pada pertemuan pertama siklus II jumlah yang diperoleh dari aktivitas guru adalah 25 dengan persentase 78,12 dengan kategori baik naik 5 poin dari pertemuan kedua siklus I. Sedangkan pada pertemuan kedua siklus II nilai aktivitas guru pada pertemuan ini mendapat nilai 30 dengan persentase 93,75 dengan kategori sangat baik. Data hasil observasi siklus I dan siklus II tentang aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel berikut : Pertemuan No. Aspek yang diamati Siklus I Siklus II 1. Siswa mendengarkan penjelasan dan menjawab pertanyaan dari guru Siswa duduk pada kelompoknya Siswa membuat pertanyaan pada kertas 4. Siswa menjawab pertanyaan yang telah dilemparkan kepadanya 5. Siswa melakukan kegiatan pembelajaran secara tertib 6. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran 7. Siswa menyelesaikan evaluasi Siswa mendapat penghargaan dari guru Jumlah skor Persentase 53,12 62,5 75,0 90,62 Kriteria Cukup Cukup Baik Sangat baik Pada tabel diatas dapat dilihat peningkatan aktivitas siswa dari pertemuan pertama siklus I dengan jumlah yang diperoleh 17 dan persentase 53,12% dengan kategori cukup. Sedangkan pada pertemuan kedua siklus I jumlah nilai aktivitas siswa pada pertemuan ini berjumlah 20 nilai ini naik 3 poin dari pertemuan pertama siklus I dengan persentase 62,5% dari pertemuan pertama siklus I dengan kategori cukup. Pada pertemuan pertama siklus II jumlah yang diperoleh dari aktivitas siswa adalah 24 dengan persentase 75,0% dengan kategori baik naik 5 poin dari pertemuan kedua siklus I. Sedangkan pada pertemuan kedua siklus II nilai aktivitas siswa pada pertemuan ini mendapat nilai 29 dengan persentase 90,62% dengan kategori sangat baik. Penghargaan Kelompok Dalam pelaksanaan tipe Snowball Throwing siswa duduk dalam kelompok kelompok-kelompok kecil yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang yang sederajat tetapi heterogen kemampuan, jenis kelamin dan suku/ras sesuai langkah-langkah tipe Snowball Throwing,

12 12 Nilai perkembangan dan penghargaan kelompok Siklus I dan Siklus II Rata-rata nilai perkembangan dan penghagaan kelompok Kelomp Siklus I Siklus II ok Pert. 1 Pert. 2 Pert. 3 Pert (hebat) 16 (hebat) 19 (hebat) 24 (super) 2 17 (hebat) 17 (hebat) 21 (super) 22 (super) 3 12 (hebat) 16 (hebat) 14 (hebat) 13 (hebat) 4 18 (hebat) 18 (hebat) 11 (hebat) 22 (super) 5 10 (baik) 26 (super) 18 (hebat) 14 (hebat) 6 19 (hebat) 14 (hebat) 21 (super) 21 (super) Hasil Belajar IPS Siswa Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan ternyata hasil belajar siswa setelah dilakukan tindakan dengan penerapan model kooperatif tipe Snowball Throwing lebih meningkat dibanding dengan hasil belajar siswa sebelum diadakan tindakan. Dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.5 Hasil Belajar No Rata-rata Jumlah Siswa Rata-rata hasil belajar Skor UH I peningkatan Skor UH II Keterangan 1 Skor 30 64,00 Dasar 9,62% 15,35% Meningkat 2 Siklus I 30 70,16 3 Siklus II 30 73,83 Berdasarkan dalam tabel diatas diketahui rata-rata ketuntasan hasil belajar siswa dari skor dasar ke siklus I yaitu dengan rata-rata 56,5 ke 67,38 dengan persentase peningkatan sebesar 19,26%. Peningkatan hasil belajar IPS dari skor dasar ke siklus II yaitu, dari rata-rata 56,5 menjadi 83,38 dengan persentase sebesar 47,57%. Peningkatan hasil belajar pada UH1 dan UH II menunjukan bahwa ketuntasan individu dan klasikal hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Ketuntasan belajar siswa Tabel 4.8 Perbandingan ketuntasan hasil belajar No Tahapan Jumlah Ketuntasan Hasil belajar siswa Individu Ketuntasan klasikal Tuntas Tidak Tuntas 1 Skor dasar (46,66%) 16 (53,33%) Tidak Tuntas 2 Siklus I (66,66%) 10 (33,33%) Tidak Tuntas 3 Siklus II (83,33%) 5 (16,66%) Tuntas

13 Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat perbandingan peningkatan ketuntasan belajar IPS dari skor dasar hanya 14 siswa (46,66%) yang tuntas dan 16 siswa (53,33%) yang tidak tuntas. Setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing pada siklus I secara individu 20 siswa (66,66%) yang tuntas dan 10 siswa (33,33%) yang tidak tuntas. Jika diperhatikan pada siklus I masih ada 10 siswa yang tidak tuntas dikarenakan siswa belum mengerti dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing. Pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 25 siswa (83,33%) yang tuntas sedangkan 5 siswa (16,66%) tidak tuntas. Maka secara klasikal siklus II dapat dikatakan tuntas. IV.SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh simpulan dan saran sebagai berikut : Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah disampaikan pada bab IV dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas V SD Negeri 26 Air Jamban Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis. Keberhasilan ini disebabkan dengan penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing hasil belajar siswa menjadi lebih meningkat. 1. Penerapan model kooperatif tipe Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar siswa hal ini dibuktikan dengan meningkatkan hasil ulangan harian siswa dari skor dasar ke UH I sebesar 9,62% dan dari UH I ke UH II sebesar 5,23%. 2. Penerapan model kooperatif tipe Snowball Throwing dapat meningkatkan proses pembelajaran, hal ini dibuktikan dimana terjadi peningkatan aktivitas guru dari 56,25% menjadi 71,87% pada pertemuan siklus I dan 78,12% menjadi 93,75% pada pertemuan siklus II dan juga diikuti peningkatan aktivitas siswa dari 53,12% menjadi 62,5% pada pertemuan siklus I dan 75,0% menjadi 90,62% pada pertemuan siklus II. Saran Melalui penulisan skripsi ini peneliti mengajukan saran yang berhubungan dengan pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing: 1. Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa.disarankan guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dalam mengajarkan IPS guna meningkatkan hasil belajar siswa disekolah. 2. Model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Sehingga model ini sangat baik dipakai dalam proses pembelajaran. UCAPAN TERIMAKASIH Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan penghargaan, rasa hormat, dan ucapan terimakasih yang setulusnya kepada: 13

14 14 1. Dr.H.M. Nur Mustafa,M.Pd,Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau. 2. Drs.Zariul Antosa M.Sn selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Riau 3. Drs.H.Lazim N.M.Pd sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau. 4. Hendri Marhadi, SE, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak memberikan bantuan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. 5. Drs. Zulkifli, S.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan bantuan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. 6. Dosen-dosen Studi PGSD FKIP Universitas Riau yang memberikan bekal ilmu pengetahuan selama penulis mengikuti perkuliahan. 7. Kepala Sekolah dan Keluarga Besar SD Negeri 26 Air Jamban Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian 8. Orang tua tercinta, yang telah banyak memberikan perhatian dan dorongan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. 9. Abang, kakak, dan keponakan yang selalu menjadi penyemangat penulis 10. Teman sejawat yang telah banyak memberikan bantuan dan dukungan baik moril maupun materi. V. DAFTAR PUSTAKA Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Cipta Rhineka Sudjana,N Teori- Teori Belajar Untuk Pengajaran. Jakarta :Universitas Indonesia

15 15 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta Kusyati, Penerapan Model Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Di Kelas V SDN 010 Tandun, Pekanbaru, Noviana, Eddy Bahan Ajar Budaya Masyarakat Demokrasi. Pekanbaru : Cendekia Insani Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif - Progresif. Jakarta : Kencana Prenada media Group. Arikunto, Suharsimi.2008.Penelitian Tindakan Kelas Jakarta : PT Bumi Aksara Yustisia, Tim pustaka Panduan KTSP. Yogyakarta: Pustaka Yustisia. Suprijono Agus, (2010). Kooperatif learning. Yogyakarta: Pustaka pelajar. Sanjaya, Wina,(2006). Strategi pembelajaran. Jakarta: Kencana Handayani Amelia, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IVB SDIT Darul Hikmah kec.tampan Kota Pekanbaru Gimin Kromotaruno, Metodologi Penelitian, 2011, Pekanbaru. Muhibbin Syah, M.Ed, Psikologi Pendidikan, Penerbit Remaja Rosda Karya, Bandung, 2006.