UPGRADE SISTEM PERALATAN MAGNET BUMI. Oleh : Yohanes Tasar, Ahmad Kadarisman, Mahmud Yusuf, Abdul Aziz
|
|
- Devi Sudirman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 UPGRADE SISTEM PERALATAN MAGNET BUMI Oleh : Yohanes Tasar, Ahmad Kadarisman, Mahmud Yusuf, Abdul Aziz I. Pendahuluan Penelitian tentang perubahan nilai medan magnet bumi terkait dengan aktifitas stress pada mantel bumi bagian atas telah lama dilakukan, dan muncul istilah Tectonomagnetism ( Nagata, 1969). Sedangkan perubahan medan magnet bumi yang berhubungan dengan kejadian gempabumi adalah Seismomagnetic ( Stacey, 1963). Proses tektonik stress berhubungan dengan tiga jenis efek 1) Dilatancy (Scholz, 1973) 2) Electrokinetic 3) Piezomagnetic (Stacey,1972). Sumber magnetbumi yang terrekam oleh peralatan berasal dari sistem internal bumi dan Eksternal gambar 1. Sistem internal yang pertama yang dominan berkontribusi memberikan medan magnetbumi adalah efek hidodinamika dinamo dari pergerakan Fluida pada inti bumi, dan yang kedua adalah lapisan batuan yang sudah termagnetisasi pada saat pembekuan. Sedangkan faktor eksternal adalah aktifitas Matahari yang menyebabkan adanya penyebaran gelombang elektromagnetik dari Matahari.
2 Sumber Internal Sumber Eksternal Gambar 1. Sumber Magnet bumi Medan magnet bumi merupakan besaran vektor yang mempunyai arah dan besaran (Intensitas), dinyatakan dalam komponen-komponen horizontal dan vertical. Deklinasi dan Inklinasi merupakan besaran sudut komponen vector medan magnet bumi. Dijelaskan dalam gambar 2. Gambar 2. Komponen medan magnet bumi Sedangkan Deklinasi adalah sudut yang dibentuk oleh arah vektor medan magnet bumi disuatu tempat dengan arah utara geografis, Inklinasi adalah sudut yang dibentuk oleh arah medan magnet bumi disuatu tempat dengan bidang horisontal. Variasi harian yang direkam oleh fluxgate magnetometer. Gambar 3
3 Gambar 3. Variasi harian medan magnet bumi Pada tahun 2016 dilakukan upgrade sistem peralatan magnet bumi di stasiun Pelabuhan Ratu dan Kupang dengan tujuan untuk mengingkatkan output data dengan interval sampling 1 detik, dan diharapkan dapat mengamati anomali magnet pada saat terjadi gempa bumi. II. Metode Pengukuran variasi harian medan magnet bumi dapat diukur dengan Fluxgate magnetometer. Fluxgate magnetometer bekerja dengan prinsip dua buah kumparan primer dan sekunder yang mengubah medan listrik menjadi medan magnet, karena kedua kumparan memiliki arah lilitan yang berlawanan maka medan magnet yang dihasilkan akan saling meniadakan, tetapi jika ada medan magnet luar yang searah dengan inti sensor akan terukur nilai dan dapat dinyatakan sebagai medan magnet luar yang berada disekitar sensor. Stasiun observasi magnetbumi Pelabuhan Ratu dan kupang dibangun pada tahun 2006, dengan dipasang peralatan magnet bumi digital. Fungsi utama kedua stasiun tersebut dalam mengamati parameter magnet bumi melengkapi 3 stasiun magnetbumi yang telah ada sebelumnya yaitu Tangeng, Tuntungan dan Manado.
4 Peralatan yang dipasang di Pelabuhan Ratu dan Kupang memiliki spesifikasi yang sama diantaranya : 1. Fluxgate magnetometer 3 komponen ( Suspended version),gambar 4 2. Fluxgate electronic digital device 3. Proton Magnetometer 4. DI Flux Theodolite ( Alat Pengamatan Absolute ) Gambar 4. Fluxgate magnetometer Suspended Fluxgate magnetometer tipe Suspended keluaran dari Danish Meteorological Institute ini memiliki spesifikasi sebagai berikut : 1. Output range : ± nt 2. Resolusi : 0.2 nt 3. Sensitivity : 631 nt/volt 4. Long term drift : < 0.3 nt/years 5. ADC digitizer : 16 Bit Pada awal pemasangan perangkat Fluxgate magnetometer ditambah dengan perangkat Digitizer Indigo dengan tujuan untuk mengabungkan data fluxgate magnetometer dan Proton Magnetometer dengan output data samping 5 detik.
5 Kemudian pada bulan Agustus 2016 dilakukan upgrade system dan software akusisinya pada peralatan tersebut sehingga dapat mengeluarkan data dengan sampling 1 detik seperti digambarkan pada skema konfigurasi pada gambar 5. Konfigurasi Sebelum di Upgrade Konfigurasi Setelah Upgrade Gambar 5. Kofigurasi Peralatan Magnetometer
6 III. Hasil dan Pembahasan Upgrade sistem peralatan dengan output data sampling 1 detik cukup signifikan memberikan kontribusi untuk mengamatan gempabumi. Phenomena Seismomagnetic ( pengaruh perubahan sifat magnetik batuan pada saat terjadi gempa bumi) dapat terrekam dengan baik oleh stasiun magnet bumi di Pelabuhan Ratu, dan Kupang Dari 17 kali kejadian gempabumi dengan magnitude skala diatas 5 SR selama periode Juli 2016 Juli 2017, ada 15 kali kejadian gempa yang anomali perubahan variasi medan magnet bumi yang tercatat di Pelabuhan Ratu, dan 2 kali kejadian gempabumi disekitar Kupang Terrekam di stasiun observasi Bau Mata Kupang. Info Gempa bumi Tanggal 19 Oktober 2016 jam 00:26:01 Lokasi : LS ; BT Kedalaman : 614 Km Magnitute :6.6 SR Jarak : 120 Km Timurlaut Subang Jawabarat Gambar 6. Rekaman fluxgate Magnetometer pada saat gempa bumi di Laut Jawa
7 Info Gempa bumi Tanggal 05 Desember 2016 Jam 01:13:04 UTC Lokasi : LS ; BT Kedalaman : 526 Km Magnitute :6.3 SR Jarak : 147 Km Timurlaut Kupang, NTT Gambar 7. Rekaman Fluxgate magnetometer pada saat terjadi gempa bumi di Flores Gempa bumi yang terjadi di Laut Jawa terekam oleh Fluxgate magnetometer di stasiun Pelabuhan Ratu mengalami gangguan magnetik selama 4 menit dengan amplitude maksimum 40 nt (nanotesla) Gambar 6, sedangkan gempa bumi yang terjadi di Flores terekam oleh Fluxgate magnetometer di stasiun Kupang mengalami gangguan magnetic selama 5 detik dengan
8 amplitude 20 nt Gambar 7. Phase gelombang seismik P dan S terlihat jelas pada variasi magnetik. Selain itu ada perubahan pola variasi harian beberapa jam sebelum terjadinya gempa bumi, yang dapat diduga sebagai prekursor gempa bumi.gambar 8 Gambar 8. Anomali variasi medan Magnet Bumi sebelum terjadinya gempa bumi
9 Tabel 1. Rekap kejadian gempa bumi yang terekam pada Fluxgate magnetometer di stasiun Pelabuhan Ratu No Date Time Latitude Longitude Depth Mag MagType 1 7/8/ :48: mb 2 6/11/ :15: mww 3 4/24/ :29: mb 4 4/23/ :01: mb 5 3/21/ :13: mb 6 3/14/2017 4:36: mb 7 2/19/ :14: mb 8 2/15/ :53: mb 9 2/8/2017 8:34: mb 10 1/2/ :02: mb 11 11/7/ :31: mww 12 10/19/20160:26: mww 13 9/11/ :35: mb 14 8/12/2016 8:30: mb 15 8/12/2016 7:17: mb 16 8/7/ :02: mb 17 7/29/2016 9:07: mb
10 IV. Kesimpulan 1. Hasil upgrade system peralatan magnet bumi di stasiun Pelabuhan Ratu dan kupang dapat merekam gangguan magnetik pada saat terjadi gempa bumi. 2. Ada anomaly variasi medan magnet bumi beberapa saat sebelum terjadinya gempa bumi. V. Daftar Pustaka 1. Nagata, T. (1969) : Basic magnetic propesties of rock under the effect of mechanical stresses Tectonophysic, Stacey, F.D. (1963) ; Seismomagnetic effect and the possibility of forecasting earthquake. Nature Stacey F D and Johnston M J S (1972): Theory of the piezomagnetic effect in Titanomagnetic bearing rocks ; Pageoph Scholz C H, Sykes L R and Agarwal Y P. (1973): Earthquake Prediction : A Physical Basis ; Science 181,
PENGOLAHAN SINYAL GEOMAGNETIK SEBAGAI PREKURSOR GEMPA BUMI DI REGIONAL JEPANG
PENGOLAHAN SINYAL GEOMAGNETIK SEBAGAI PREKURSOR GEMPA BUMI DI REGIONAL JEPANG Bulkis Kanata 1), Teti Zubaidah 1,3), Budi Irmawati 2,4), Cipta Ramadhani 1,5) 1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode dan Desain Penelitian Data geomagnet yang dihasilkan dari proses akusisi data di lapangan merupakan data magnetik bumi yang dipengaruhi oleh banyak hal. Setidaknya
Lebih terperinciPengolahan awal metode magnetik
Modul 10 Pengolahan awal metode magnetik 1. Dasar Teori Tujuan praktikum kali ini adalah untuk melakukan pengolahan data magnetik, dengan menggunakan data lapangan sampai mendapatkan anomali medan magnet
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghasilkan variasi medan magnet bumi yang berhubungan dengan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Untuk menghasilkan variasi medan magnet bumi yang berhubungan dengan variasi kerentanan magnet batuan, dilakukan pemisahan atau koreksi terhadap medan magnet bumi utama, dan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif analitik, yang bertujuan untuk mengetahui gambaran struktur geologi Dasar Laut
Lebih terperinciOLEH : S I S W O Y O, S.Si MAHMUD YUSUF,ST MUHAMAD SANUSI,S.Si 1
INTERPRETASI ANOMALI MAGNETIK PADA PENENTUAN LOKASI BARU STASIUN MAGNET (STASIUN GEOFISIKA ANGKASA JAYAPURA) OLEH : S I S W O Y O, S.Si MAHMUD YUSUF,ST MUHAMAD SANUSI,S.Si 1 Pendahuluan Magnetisasi Batuan
Lebih terperinciBAB IV AKUISISI DAN PENGOLAHAN DATA LAPANGAN
BAB IV AKUISISI DAN PENGOLAHAN DATA LAPANGAN Penelitian ini dilakukan berdasarkan pada diagram alir survei mineral (bijih besi) pada tahap pendahuluan pada Gambar IV.1 yang meliputi ; Akuisisi data Geologi
Lebih terperinciJurusan Teknik Pertambangan Universitas Vetran Republik Indonesia
Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Vetran Republik Indonesia Sub Pokok Bahasan : Magnet Bumi Medan Magnet Luar Akuisisi dan Reduksi Data Pengolahan Data MetodaInterpretasi Metode Geomagnetik didasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia termasuk daerah yang rawan terjadi gempabumi karena berada pada pertemuan tiga lempeng, yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik. Aktivitas kegempaan
Lebih terperinciTeori Dasar GAYA MAGNETIK : (F) Jika dua buah benda atau kutub magnetik terpisah pada jarak r dan muatannya masing-masing m 1.
GEOMAGNETIK Metoda magnetik merupakan metoda pengolahan data potensial untuk memperoleh gambaran bawah permukaan bumi atau berdasarkan karakteristik magnetiknya. Metode ini didasarkan pada pengukuran intensitas
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU LOOPING TERHADAP NILAI KOREKSI HARIAN DAN ANOMALI MAGNETIK TOTAL PADA PENGOLAHAN DATA GEOMAGNET STUDI KASUS : DAERAH KARANG SAMBUNG
PENGARUH WAKTU LOOPING TERHADAP NILAI KOREKSI HARIAN DAN ANOMALI MAGNETIK TOTAL PADA PENGOLAHAN DATA GEOMAGNET STUDI KASUS : DAERAH KARANG SAMBUNG 1 La Ode Marzujriban, 2 Sabriabto Aswad 1 Mahasiswa Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Penerapan ilmu geofisika, geologi, maupun hidrografi dalam survey bawah laut menjadi suatu yang sangat krusial dalam menggambarkan keadaan, detail objek,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. dari katalog gempa BMKG Bandung, tetapi dikarenakan data gempa yang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah deskripsi analitik dari data gempa yang diperoleh. Pada awalnya data gempa yang akan digunakan berasal dari katalog
Lebih terperinciTeori Dasar GAYA MAGNETIK. Jika dua buah benda atau kutub magnetik terpisah pada jarak r dan muatannya masing-masing m 1. dan m 2
GEOMAGNETIK Metoda magnetik merupakan metoda pengolahan data potensial untuk memperoleh gambaran bawah permukaan bumi atau berdasarkan karakteristik magnetiknya. Metode ini didasarkan pada pengukuran intensitas
Lebih terperinciKALIBRASI MAGNETOMETER TIPE 1540 MENGGUNAKAN KALIBRATOR MAGNETOMETER
Kalibrasi Magnetometer...(Harry Bangkit dan Mamat Ruhimat) KALIBRASI MAGNETOMETER TIPE 1540 MENGGUNAKAN KALIBRATOR MAGNETOMETER Harry Bangkit, Mamat Ruhimat Pusat Sain Antariksa Lembaga Penerbangan dan
Lebih terperinciBAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran.. 66 DAFTAR PUSTAKA Lampiran-lampiran... 69
DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul.... i Lembar Pengesahan.... ii Abstrak.... iii Kata Pengantar.... v Daftar Isi. vii Daftar Gambar.... ix Daftar Tabel.... xi BAB 1 : PENDAHULUAN.... 1 1.1. Latar Belakang...
Lebih terperinciBahan Ajar BAB V. Pengukuran Magnetik Tatap muka : Minggu 11, Minggu 12
Bahan Ajar BAB V. Pengukuran Magnetik Tatap muka : Minggu 11, Minggu 12 1 PENGUKURAN MAGNETIK 1.1. Pendahuluan Medan magnet merupakan fenomena fisika yang berkaitan dengan besaran listrik. Arus listrik
Lebih terperinciRELOKASI SUMBER GEMPABUMI DI WILAYAH PROVINSI ACEH PERIODE MARET Oleh ZULHAM SUGITO 1, TATOK YATIMANTORO 2
RELOKASI SUMBER GEMPABUMI DI WILAYAH PROVINSI ACEH PERIODE MARET 2018 Oleh ZULHAM SUGITO 1, TATOK YATIMANTORO 2 1 Stasiun Geofisika Mata Ie Banda Aceh 2 Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Pendahuluan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode geofisika yang digunakan adalah metode seimik. Metode ini
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 METODE SEISMIK Metode geofisika yang digunakan adalah metode seimik. Metode ini memanfaatkan perambatan gelombang yang melewati bumi. Gelombang yang dirambatkannya berasal
Lebih terperinciPENERAPAN METODE POLARISASI SINYAL ULF DALAM PEMISAHAN PENGARUH AKTIVITAS MATAHARI DARI ANOMALI GEOMAGNET TERKAIT GEMPA BUMI
Fibusi (JoF) Vol.1 No.3, Desember 2013 PENERAPAN METODE POLARISASI SINYAL ULF DALAM PEMISAHAN PENGARUH AKTIVITAS MATAHARI DARI ANOMALI GEOMAGNET TERKAIT GEMPA BUMI S.F. Purba 1, F. Nuraeni 2,*, J.A. Utama
Lebih terperinciKarakteristik Gangguan Medan Magnet Bumi Akibat Ledakan Bom Hidrogen di Korea Utara
Karakteristik Gangguan Medan Magnet Bumi Akibat Ledakan Bom Hidrogen di Korea Utara Yosi Setiawan, 1 Suaidi Ahadi 2 1 Stasiun Geofisika Klas I Tuntungan, BMKG 2 Kepala Sub Bidang Analisis Geofisika Potensial
Lebih terperinciPENENTUAN HIPOSENTER GEMPABUMI DI WILAYAH PROVINSI ACEH PERIODE JANUARI Oleh ZULHAM SUGITO 1
PENENTUAN HIPOSENTER GEMPABUMI DI WILAYAH PROVINSI ACEH PERIODE JANUARI 2018 Oleh ZULHAM SUGITO 1 1 PMG Stasiun Geofisika Mata Ie Banda Aceh Pendahuluan Aktifitas tektonik di Provinsi Aceh dipengaruhi
Lebih terperinci1.2 Tujuan Makalah Makalah ini dibuat untuk membantu para taruna-taruni dalam hal memahami tentang hal-hal yang berkaitan dengan medan magnet Bumi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Magnet adalah suatu obyek yang mempunyai medan magnet. Pada saat ini, suatu magnet adalah suatu materi yang mempunyai suatu medan magnet. Materi tersebut bisa dalam
Lebih terperinciIDENTIFIKASI JALUR SESAR MINOR GRINDULU BERDASARKAN DATA ANOMALI MEDAN MAGNET
Identifikasi Jalur Sesar Minor Grindulu (Aryo Seno Nurrohman) 116 IDENTIFIKASI JALUR SESAR MINOR GRINDULU BERDASARKAN DATA ANOMALI MEDAN MAGNET IDENTIFICATION OF GRINDULU MINOR FAULT LINES BASED ON MAGNETIC
Lebih terperinciAnalisis Medan Magnet Bumi Sebelum dan Sesudah Kejadian Gempa (Studi Kasus: Gempa 18 November 2014 di Sabang)
JURNAL MIPA UNSRAT ONLINE 5 (2) 65--69 dapat diakses melalui http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmuo Analisis Medan Magnet Bumi Sebelum dan Sesudah Kejadian Gempa (Studi Kasus: Gempa 18 November 2014
Lebih terperinciMedan magnet bumi, Utara geografik D. Utara magnetik I. Timur
Magnetometer. Medan magnet bumi mempunyai arah utara-selatan dan besarnya 45000 gama ( 1 gama = 1 nano Tesla), untuk posisi di katulistiwa. Medan ini disebut juga dengan medan normal. Keberadaan mineral
Lebih terperinciMONITORING GUNUNG API DENGAN METODE MAGNETIK
MONITORING GUNUNG API DENGAN METODE MAGNETIK 1. Pendahuluan Monitoring gunung api merupakan serangkaian kegiatan pengukuran, analisa, dan interpretasi data Gunung Api dengan tujuan untuk dapat memprediksi
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Anomali TEC saat gempabumi tanggal 26 Desember 2004 bumi tanggal 26 Desember dengan kekuatan 9,0 SR, kedalaman 30 km, episenter pada 3,29 LU 95,98 BT merupakan gempabumi
Lebih terperinciANALISIS NILAI PEAK GROUND ACCELERATION DAN INDEKS KERENTANAN SEISMIK BERDASARKAN DATA MIKROSEISMIK PADA DAERAH RAWAN GEMPABUMI DI KOTA BENGKULU
ANALISIS NILAI PEAK GROUND ACCELERATION DAN INDEKS KERENTANAN SEISMIK BERDASARKAN DATA MIKROSEISMIK PADA DAERAH RAWAN GEMPABUMI DI KOTA BENGKULU Yeza Febriani, Ika Daruwati, Rindi Genesa Hatika Program
Lebih terperinciLAPORAN INFORMASI MKG TERKAIT AKTIFITAS GUNUNG AGUNG, PROVINSI BALI
BALAI BESAR METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH III Jl. Raya Tuban, Kuta, Bali 80361 Website : bbmkg3@bmkg.go.id Fax : (0361) 757975 Telp : (0361) 751122 LAPORAN INFORMASI MKG TERKAIT AKTIFITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sepertiga wilayah Indonesia berada di atas permukaan laut yakni belasan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepertiga wilayah Indonesia berada di atas permukaan laut yakni belasan ribu pulau besar dan kecil. Dengan begitu cukup sedikit potensi lahan bisa termanfaatkan karena
Lebih terperinciANALISIS PREKURSOR GEMPABUMI WILAYAH SUMATERA BARAT BERDASARKAN MAGNETIC DATA ACQUISITION SYSTEM PERIODE JULI 2016 MARET 2017
Pillar of Physics, Vol. 10. Oktober 2017, 78-85 ANALISIS PREKURSOR GEMPABUMI WILAYA SUMATERA BARAT BERDASARKAN MAGNETIC DATA ACQUISITION SYSTEM PERIODE JULI 2016 MARET 2017 Rahmi Yulyta 1), Syafriani 1),
Lebih terperinciGempabumi akibat Pemusnahan Ranjau Laut di Teluk Kendari. Oleh:
I. Pendahuluan bumi akibat Pemusnahan Ranjau Laut di Teluk Kendari Oleh: Waode Sitti Mudhalifana,S.Si PMG Pertama-Stasiun Geofisika Kendari waode.mudhalifana@bmkg.go.id Telah dilakukan peledakan bom untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Dalam penelitian ini, untuk mengetahu tingkat aktivitas kegempaan gununng Guntur dilakuakn dengan menggunakan metode seismik. Metode ini memanfaatkan
Lebih terperinciSTUDI TENTANG BADAI MAGNET MENGGUNAKAN DATA MAGNETOMETER DI INDONESIA
284 Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIV HFI Jateng & DIY, Semarang 10 April 2010 hal. 284-288 STUDI TENTANG BADAI MAGNET MENGGUNAKAN DATA MAGNETOMETER DI INDONESIA Setyanto Cahyo Pranoto Pusat Pemanfaatan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Pengambilan Data Koreksi Variasi Harian Koreksi IGRF Anomali magnet Total Pemisahan Anomali Magnet Total Anomali Regional menggunakan Metode Trend Surface
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi menggunakan kaidah atau prinsip-prinsip fisika. Secara umum, metode geofisika dibagi menjadi dua kategori
Lebih terperinciIDENTIFIKASI STRUKTUR PADA PROFIL MAGNET TOTAL DAN SEISMIK DANGKAL DI PERAIRAN TANJUNG SELOR KALIMANTAN TIMUR
Identifikasi Struktur Pada Profil Magnet Total dan Seismik Dangkal di Perairan Tanjung Selor Kalimantan Timur (Ilahude, et.al) IDENTIFIKASI STRUKTUR PADA PROFIL MAGNET TOTAL DAN SEISMIK DANGKAL DI PERAIRAN
Lebih terperinciMAGNET - Materi Ipa Fisika SMP Magnet magnítis líthos Magnet Elementer teori magnet elementer.
MAGNET - Materi Ipa Fisika SMP Magnet merupakan suatu benda yang dapat menimbulkan gejala berupa gaya, baik gaya tarik maupun gaya tolak terhadap jenis logam tertentu), misalnya : besi dan baja. Istilah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian berada di daerah provinsi Lampung. Secara geografis daerah penelitian terletak diantara 103 40-105 50 BT dan 5 00-6 00 LS. Secara umum
Lebih terperinciTINJAUAN KEGEMPAAN DI SULAWESI TENGGARA PADA TAHUN 2016 BERDASARKAN HASIL PENGAMATAN STASIUN GEOFISIKA KENDARI
TINJAUAN KEGEMPAAN DI SULAWESI TENGGARA PADA TAHUN 2016 BERDASARKAN HASIL PENGAMATAN STASIUN GEOFISIKA KENDARI Rosa Amelia* Waode Siti Mudhalifana** Irna Purwanti *** Ilham**** *Kepala Stasiun Geofisika
Lebih terperinciPENENTUAN BATAS KONTAK BATUAN GUNUNG PENDUL DAN GUNUNG SEMANGU, BAYAT, KLATEN MENGGUNAKAN METODA MAGNETIK
Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol. 4 No.3, Juli 2001, hal 63 68 PENENTUAN BATAS KONTAK BATUAN GUNUNG PENDUL DAN GUNUNG SEMANGU, BAYAT, KLATEN MENGGUNAKAN METODA MAGNETIK Yuliyanto, G 1 ; Hartantyo, E
Lebih terperinciPEMODELAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAERAH SUMBER AIR PANAS SONGGORITI KOTA BATU BERDASARKAN DATA GEOMAGNETIK
PEMODELAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAERAH SUMBER AIR PANAS SONGGORITI KOTA BATU BERDASARKAN DATA GEOMAGNETIK Oleh: Dafiqiy Ya lu Ulin Nuha 1, Novi Avisena 2 ABSTRAK: Telah dilakukan penelitian dengan metode
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
52 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Distribusi Hiposenter Gempa dan Mekanisme Vulkanik Pada persebaran hiposenter Gunung Sinabung (gambar 31), persebaran hiposenter untuk gempa vulkanik sangat terlihat adanya
Lebih terperinciLAPORAN INFORMASI MKG TERKAIT AKTIFITAS GUNUNG AGUNG, PROVINSI BALI UPDATE TANGGAL 28 SEPTEMBER 2017
LAPORAN INFORMASI MKG TERKAIT AKTIFITAS GUNUNG AGUNG, PROVINSI BALI UPDATE TANGGAL 28 SEPTEMBER 2017 STASIUN METEOROLOGI KELAS I NGURAH RAI DENPASAR Gedung GOI Lt. II Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali (80361)
Lebih terperinciAPLIKASI METODE MEAN DAN MEDIAN ABSOLUTE DEVIATION PADA DATA ELEKTROMAGNET SEBAGAI PREKURSOR GEMPA BUMI DI PELABUHAN RATU
DOI: doi.org/10.21009/03.snf2017.02.epa.07 APLIKASI METODE MEAN DAN MEDIAN ABSOLUTE DEVIATION PADA DATA ELEKTROMAGNET SEBAGAI PREKURSOR GEMPA BUMI DI PELABUHAN RATU Sulastri a), Supriyanto Rohadi b), Bambang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
DAFTAR ISI halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii ABSTRAK... iii KATA PENGANTAR... iv UCAPAN TERIMAKASIH... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR LAMPIRAN... xi
Lebih terperinciberhubungan dengan jumlah energi total seismic yang dilepaskan sumber gempa. Magnitude ialah skala besaran gempa pada sumbernya.
Magnitudo banyaknya energi yang dilepas pada suatu gempa yang tergambar dalam besarnya gelombang seismik di episenter. Besarnya gelombang ini tercermin dalam besarnya garis bergelombang pada seismogram.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komplek yang terletak pada lempeng benua Eurasia bagian tenggara (Gambar
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang memiliki tatanan geologi yang cukup komplek yang terletak pada lempeng benua Eurasia bagian tenggara (Gambar I.1). Indonesia dibatasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan desain penelitian Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode penelitian deskriptif analitis. Penelitian geomagnet ini dilakukan bertujuan untuk mendapatkan
Lebih terperinciULASAN GUNCANGAN TANAH AKIBAT GEMPA BARAT LAUT KEP. SANGIHE SULAWESI UTARA
ULASAN GUNCANGAN TANAH AKIBAT GEMPA BARAT LAUT KEP. SANGIHE SULAWESI UTARA ULASAN GUNCANGAN TANAH AKIBAT GEMPA BUMI BARAT LAUT KEP. SANGIHE SULAWESI UTARA Oleh Artadi Pria Sakti*, Robby Wallansha*, Ariska
Lebih terperinciANALISIS HIPOSENTER GEMPABUMI DI WILAYAH PROVINSI ACEH PERIODE FEBRUARI 2018 (GEMPABUMI PIDIE 08 FEBRUARI 2018) Oleh ZULHAM SUGITO 1
ANALISIS HIPOSENTER GEMPABUMI DI WILAYAH PROVINSI ACEH PERIODE FEBRUARI 2018 (GEMPABUMI PIDIE 08 FEBRUARI 2018) Oleh ZULHAM SUGITO 1 1 PMG Stasiun Geofisika Mata Ie Banda Aceh Pendahuluan Aceh merupakan
Lebih terperinciSeminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014
IDENTIFIKASI CEKUNGAN DARI POLA ANOMALI MAGNET TOTAL DAN NILAI SUSCEPTIBILITAS DARI BATUAN DASAR DI PERAIRAN TELUK BONE SULAWESI SELATAN Oleh Delyuzar Ilahude (*) dan Dicky Muslim (**) *) Mahasiswa Program
Lebih terperinciSeminar Nasional Gempabumi dan Tsunami Rangkaian Acara Bulan Kemerdekaan RI ke 72
Seminar Nasional Gempabumi dan Tsunami Rangkaian Acara Bulan Kemerdekaan RI ke 72 Indonesia Rawan Gempabumi dan Tsunami Tsunami Early Warning Sistem Shakemap dan SIG Penelitian Prekursor Gempabumi Penutup
Lebih terperinciKarakteristik mikrotremor dan analisis seismisitas pada jalur sesar Opak, kabupaten Bantul, Yogyakarta
J. Sains Dasar 2014 3(1) 95 101 Karakteristik mikrotremor dan analisis seismisitas pada jalur sesar Opak, kabupaten Bantul, Yogyakarta (Microtremor characteristics and analysis of seismicity on Opak fault
Lebih terperinciKISI-KISI SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER 2 KELAS IX TP 2016/2017
KISI-KISI SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER 2 KELAS IX TP 2016/2017 NO STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR MATERI INDIKATOR SOAL NO. SOAL 1 4. Memahami konsep dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari 4.1
Lebih terperinciPEMODELAN 3-D SUSEPTIBILITAS MAGNETIK BAWAH PERMUKAAN DASAR LAUT PERAIRAN LANGSA, SELAT MALAKA-SUMATERA UTARA
PEMODELAN 3-D SUSEPTIBILITAS MAGNETIK BAWAH PERMUKAAN DASAR LAUT PERAIRAN LANGSA, SELAT MALAKA-SUMATERA UTARA Oleh : B. Nhirwana dan Subarsyah Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan Jl. Dr.
Lebih terperinciIDENTIFIKASI SEBARAN BIJI BESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI DAERAH GUNUNG MELATI KABUPATEN TANAH LAUT
IDENTIFIKASI SEBARAN BIJI BESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI DAERAH GUNUNG MELATI KABUPATEN TANAH LAUT Tris Armando Hidayati 1, Ibrahim Sota 1, Sudarningsih 1 Abstrak. Sumber daya mineral merupakan
Lebih terperinciANALISA KEJADIAN LUBANG KORONA (CORONAL HOLE) TERHADAP NILAI KOMPONEN MEDAN MAGNET DI STASIUN PENGAMATAN MEDAN MAGNET BUMI BAUMATA KUPANG
ANALISA KEJADIAN LUBANG KORONA (CORONAL HOLE) TERHADAP NILAI KOMPONEN MEDAN MAGNET DI STASIUN PENGAMATAN MEDAN MAGNET BUMI BAUMATA KUPANG 1. Burchardus Vilarius Pape Man (PMG Pelaksana Lanjutan Stasiun
Lebih terperinci*
Jurnal Natural Vol.6, No.2, 26 ISSN 4-853 KAJIAN STATISTIK SEISMISITAS KAWASAN SUMATERA* Warni Asnita*, Didik Sugiyanto 2, Ibnu Rusydy 3 Department of Geophysics Engineering, Syiah Kuala University, Banda
Lebih terperinciSTUDI ANOMALI BAWAH PERMUKAAN DAERAH SEKITAR MANIFESTASI AIR PANAS, DESA WAGIR LOR, KEC. NGEBEL, KAB. PONOROGO DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK
STUDI ANOMALI BAWAH PERMUKAAN DAERAH SEKITAR MANIFESTASI AIR PANAS, DESA WAGIR LOR, KEC. NGEBEL, KAB. PONOROGO DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK Oleh: Khoiri Zamroni NRP: 1110100022 Dosen Pembimbing:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Pusat Vulkanologi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi khususnya Bidang Mitigasi Gempabumi dan Gerakan Tanah, yang
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengambilan data dipusatkan di kawasan Gunung Peben Pulau Belitung. Untuk
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengolahan Data Pengambilan data dipusatkan di kawasan Gunung Peben Pulau Belitung. Untuk dapat menginterpretasi daerah potensi bijih besi di daerah penelitian, maka data
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Geologi Regional Daerah Penelitian Keseluruhan negeri Terengganu terletak dalam Jalur Timur. Batuan yang paling dominan ialah batuan sedimen (termasuk metasedimen) berusia Karbon
Lebih terperinciKata kunci: Metode geomagnetik, bendungan Karangkates (Lahor-Sutami), jenis batuan
PENDUGAAN JENIS BATUAN BAWAH PERMUKAAN DAERAH BENDUNGAN KARANGKATES MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNETIK Faisol Mohammad Abdullah 1, Sunaryo 2, Adi Susilo 3 1) Mahasiswa Jurusan Fisika FMIPA Univ. Brawijaya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Magnitudo Gempabumi Magnitudo gempabumi adalah skala logaritmik kekuatan gempabumi atau ledakan berdasarkan pengukuran instrumental (Bormann, 2002). Pertama kali, konsep magnitudo
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode mikrozonasi dengan melakukan polarisasi rasio H/V pertama kali
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode dan Desain Penelitian Metode mikrozonasi dengan melakukan polarisasi rasio H/V pertama kali dikembangkan oleh Nakamura (1989) dengan tujuan untuk mengetahui frekuensi
Lebih terperinciLAPORAN GEMPABUMI Mentawai, 25 Oktober 2010
LAPORAN GEMPABUMI Mentawai, 25 Oktober 2010 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA JAKARTA 2010 1 OUTLINE I. LOKASI GEMPABUMI MENTAWAI SUMATERA BARAT II. 1. TIME LINE GEMPABUMI MENTAWAI SUMATERA BARAT.
Lebih terperinciAnalisis Daerah Dugaan Seismic Gap di Sulawesi Utara dan sekitarnya
JURNAL MIPA UNSRAT ONLINE 3 (1) 53-57 dapat diakses melalui http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmuo Analisis Daerah Dugaan Seismic Gap di Sulawesi Utara dan sekitarnya Sandy Nur Eko Wibowo a,b*, As
Lebih terperinciDielektrika, ISSN Vol. 3, No. 1 : 75-84, Pebruari 2016
Dielektrika, ISSN 286-9487 7 Vol. 3, No. 1 : 7-84, Pebruari 216 ANALISIS DATA GEOMAGNET MENGGUNAKAN METODE POLARISASI MAGNETIK KAITANNYA DENGAN GEMPA BUMI DI REGIONAL LOMBOK GEOMAGNETIC DATA ANALYSIS USING
Lebih terperinci2015 RANCANG BANGUN SUMBER MEDAN MAGNET DINAMIK UNTUK IDENTIFIKASI ANOMALI MAGNETIK LAPISAN TANAH
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Medan magnet adalah ruang di sekitar magnet yang menjadikan bendabenda tertentu mengalami gaya magnet. Sumber medan magnet yang paling awal dikenal adalah magnet permanen.
Lebih terperinciLAPORAN INFORMASI MKG TERKAIT AKTIFITAS GUNUNG AGUNG, PROVINSI BALI
BALAI BESAR METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH III Jl. Raya Tuban, Kuta, Bali 80361 Website : bbmkg3@bmkg.go.id Fax : (0361) 757975 Telp : (0361) 751122 LAPORAN INFORMASI MKG TERKAIT AKTIFITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan wilayah dengan kondisi geologi yang menarik, karena gugusan kepulauannya diapit oleh tiga lempeng tektonik besar (Triple Junction) yaitu lempeng
Lebih terperinciGambar 1. Perubahan nilai kandungan elektron di atmosfer sebelum terjadi Gempabumi Yogyakarta 26 Mei 2006 ( I Made Kris Adi Astra, 2009)
MENGENALI TANDA-TANDA GEMPABUMI DENGAN AKTIVITAS LISTRIK DI UDARA Gempabumi merupakan sebuah fenomena alam yang terjadi akibat adanya interaksi antar lempeng bumi. interaksi ini menjadi pemicu utama adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kawasan Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng besar dunia, antara lain Lempeng Indo-Australia, Lempeng Pasifik dan Lempeng Eurasia. Karena pertemuan ketiga
Lebih terperinciAkuisisi Data Magnetik
Modul 9 Akuisisi Data Magnetik 1. Peralatan Alat yang digunakan dalam survey metode magnetik adalah Proton Precission Magnetometer Geometrics model G-856. PPM merupakan alat yang portable dengan sistem
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan metode Single Event Determination(SED), alur kedua
38 BAB III METODE PENELITIAN Tahapan pengolahan data gempa mikro dilakukan seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa terdapat tiga alur pengolahan data. Alur
Lebih terperinciANALISIS MODEL VARIASI HARIAN KOMPONEN GEOMAGNET BERDASARKAN POSISI MATAHARI
ANALISIS MOEL VARIASI ARIAN KOMPONEN GEOMAGNET BERASARKAN POSISI MATAARI T-15 abirun Bidang Aplikasi Geomagnet an Magnet Antariksa Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa, LAPAN Jl. r. Junjunan No. 133 Bandung
Lebih terperinciGerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF)
FISIKA II Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF) Jika suatu kawat penghantar digerakkan memotong arah suatu medan magnetic, maka akan timbul suatu gaya gerak listrik pada kawat penghantar tersebut.
Lebih terperinciFENOMENA ELEKTROKINETIK DALAM SEISMOELEKTRIK DAN PENGOLAHAN DATANYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGURANGAN BLOK. Tugas Akhir
FENOMENA ELEKTROKINETIK DALAM SEISMOELEKTRIK DAN PENGOLAHAN DATANYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGURANGAN BLOK Tugas Akhir Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains di Program
Lebih terperinciPemisahan Sinyal Noise Pada Pengolahan Data Medan Magnet Bumi Menggunakan Transformasi Wavelet
Pemisahan Sinyal Noise Pada Pengolahan Data Medan Magnet Bumi Menggunakan Transformasi Wavelet Setyanto Cahyo Pranoto Pusat Sains Antariksa, Lembaga Penerbangan Dan Antariksa Nasional - LAPAN, Jl. DR.
Lebih terperinciAPLIKASI METODE GEOMAGNETIK UNTUK MEMETAKAN SITUS ARKEOLOGI CANDI BADUT MALANG JAWA TIMUR
APLIKASI METODE GEOMAGNETIK UNTUK MEMETAKAN SITUS ARKEOLOGI CANDI BADUT MALANG JAWA TIMUR Oleh: Dina Wulan Kencana 1, Abdul Basid 2 ABSTRAK: Arkeologi mengarahkan kajian pada benda-benda peninggalan manusia
Lebih terperinciKORELASI POLARISASI MAGNET Z/H UNTUK IDENTIFIKASI PREKURSOR GEMPA DI SEKITAR PELABUHAN RATU
http://doi.org/1.19/spektra Desember 17 DOI: doi.org/1.19/spektra.3.3 KORELASI POLARISASI MAGNET Z/H UNTUK IDENTIFIKASI PREKURSOR GEMPA DI SEKITAR PELABUHAN RATU Asep Saepul Ahyar 1, a), b), Bambang Sunardi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki kemampuan berpikir yang terus berkembang. Seiring
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Manusia memiliki kemampuan berpikir yang terus berkembang. Seiring dengan berjalannya waktu, manusia terus berpikir dan berusaha untuk membuat suatu alat bantu yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Sebaran episenter gempa di wilayah Indonesia (Irsyam dkk, 2010). P. Lombok
2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gempabumi sangat sering terjadi di daerah sekitar pertemuan lempeng, dalam hal ini antara lempeng benua dan lempeng samudra akibat dari tumbukan antar lempeng tersebut.
Lebih terperinciI. INFORMASI METEOROLOGI
I. INFORMASI METEOROLOGI I.1 ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER I.1.1 MONITORING DAN PRAKIRAAN FENOMENA GLOBAL a. ENSO ( La Nina dan El Nino ) Berdasarkan pantauan suhu muka laut di Samudra Pasifik selama bulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Seorang geologist, perlu mengetahui berbagai cara pembacaan dan pengolahan data. Untuk mengetahui mengetahui kondisi geologi permukaan bumipada suatu lapisan
Lebih terperinciAPLIKASI METODE GEOFISIKA UNTUK GEOTEKNIK. Oleh: Icksan Lingga Pradana Irfan Fernando Afdhal Joni Sulnardi
APLIKASI METODE GEOFISIKA UNTUK GEOTEKNIK Oleh: Icksan Lingga Pradana Irfan Fernando Afdhal Joni Sulnardi Pengertian Geofisika Geofisika: bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi melalui kaidah atau
Lebih terperinciBab IV Kegempaan dan Cakupan Sinar Gelombang di Kompleks Gunung Guntur
Bab IV Kegempaan dan Cakupan Sinar Gelombang di Kompleks Gunung Guntur IV.1 Seismisitas Gunung Guntur Seismisitas atau kegempaan Gunung Guntur diamati secara menerus dari Pos Pengamatan Gunungapi Guntur
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA
DAFTAR ISI SKRIPSI... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii KATA PENGANTAR... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v ABSTRAK... vi ABSTRACT... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR...
Lebih terperinciKompas Magnetik Digital dengan Output Suara
Kompas Magnetik Digital dengan Output Suara Thiang 1, Indar Sugiarto 2, David Wijaya 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro Universitas Kristen PetraSurabaya, Jl. Siwalankerto 121-131 Surabaya, 60236, Indonesia,
Lebih terperinciKata kunci : Metode geomagnet, Mineral Sulfida, Foward Modeling, Disseminated.
IDENTIFIKASI SEBARAN MINERAL SULFIDA (PIRIT) MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI DAERAH LIBURENG KABUPATEN BONE Muh. Zulfitrah 1, Dr. Lantu, M. Eng. Sc, DESS 2, Syamsuddin, S.Si, MT 3 e-mail: fitrafisikaunhas@gmail.com
Lebih terperinciDeliniasi Prospek Bijih Besi Dengan Mengunakan Metode Geomagnetik (Lokasi Penelitian Pelaihari, Kab Tanah Laut, Kalimantan Selatan)
Deliniasi Prospek Bijih Besi Dengan Mengunakan Metode Geomagnetik (Lokasi Penelitian Pelaihari, Kab Tanah Laut, Kalimantan Selatan) Zainul Arif 1, Piter Lepong 2, 1 Laboratorium Geofisika, Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Data Gempa di Pulau Jawa Bagian Barat. lempeng tektonik, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo Australia, dan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Judul Penelitian Penelitian ini berjudul Analisa Sudut Penunjaman Lempeng Tektonik Berdasarkan Data Gempa di Pulau Jawa Bagian Barat. I.2. Latar Belakang Indonesia merupakan negara
Lebih terperinciMEDAN MAGNET OLEH: ANDI SULIANA (15B08050) Program Studi Pendidikan Fisika Program Pascasarjana UNM 2016
MEDAN MAGNET OLEH: ANDI SULIANA (15B08050) Program Studi Pendidikan Fisika Program Pascasarjana UNM 2016 Magnet dapat Menarik Benda-benda dari Bahan tertentu Asal-usul Kemagnetan Kata magnet berasal dari
Lebih terperinci(a) Profil kecepatan arus IM03. (b) Profil arah arus IM03. Gambar III.19 Perekaman profil arus dan pasut stasiun IM03 III-17
(a) Profil kecepatan arus IM3 (b) Profil arah arus IM3 Gambar III.19 Perekaman profil arus dan pasut stasiun IM3 III-17 Gambar III.2 Spektrum daya komponen vektor arus stasiun IM2 Gambar III.21 Spektrum
Lebih terperinciKondisi Kestabilan dan Konsistensi Rencana Evakuasi (Evacuation Plan) Pendekatan Geografi
DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... i PERNYATAAN... ii PRAKATA... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix INTISARI... xii ABSTRACT... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 1. 1 Latar Belakang...
Lebih terperinciANALISIS PERCEPATAN TANAH MAKSIMUM DENGAN MENGGUNAKAN RUMUSAN ESTEVA DAN DONOVAN (Studi Kasus Pada Semenanjung Utara Pulau Sulawesi)
ANALISIS PERCEPATAN TANAH MAKSIMUM DENGAN MENGGUNAKAN RUMUSAN ESTEVA DAN DONOVAN (Studi Kasus Pada Semenanjung Utara Pulau Sulawesi) Cloudya Gabriella Kapojos 1), Gerald Tamuntuan 1), Guntur Pasau 1) 1)
Lebih terperinciMODEL KECEPATAN 1-D GELOMBANG P DAN RELOKASI HIPOSENTER GEMPA BUMI DI BENGKULU MENGGUNAKAN METODE COUPLED VELOCITY HIPOCENTER
Jurnal Fisika. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, hal 69-73 MODEL KECEPATAN 1-D GELOMBANG P DAN RELOKASI HIPOSENTER GEMPA BUMI DI BENGKULU MENGGUNAKAN METODE COUPLED VELOCITY HIPOCENTER Jihan Nia Shohaya,
Lebih terperinciULASAN GUNCANGAN TANAH AKIBAT GEMPA DELISERDANG SUMATRA UTARA
A ULASAN GUNCANGAN TANAH AKIBAT GEMPA DELISERDANG SUMATRA UTARA ULASAN GUNCANGAN TANAH AKIBAT GEMPA BUMI DELISERDANG SUMATRA UTARA Oleh Fajar Budi Utomo*, Trisnawati*, Nur Hidayati Oktavia*, Ariska Rudyanto*,
Lebih terperinci