BAB I PENDAHULUAN. mempunyai bahasa tersendiri yang membedakannya dengan suku lain. Bahasa
|
|
- Teguh Sudirman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dan setiap suku bangsa mempunyai bahasa tersendiri yang membedakannya dengan suku lain. Bahasa yang dipergunakan setiap suku bangsa tersebut, disebut bahasa daerah. Bahasa daerah yang tersebar di seluruh tanah air merupakan salah satu kekayaan budaya bangsa dan merupakan alat untuk berkomunikasi dan berinteraksi, akan tetapi bangsa Indonesia juga memiliki satu bahasa nasional sebagai alat komunikasi yaitu bahasa Indonesia. Bahasa resmi dan bahasa nasional, bahasa Indonesia itu disebut juga bahasa pemersatu yang diharapkan dapat mengikat dan mempersatukan semua warga negara Republik Indonesia. Demikian, sebagian besar anggota masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang memiliki dan menggunakan paling sedikit dua bahasa (bilingual), yakni bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Pembinaan dan pengembangan bahasa-bahasa daerah sangatlah penting dalam memperkaya kebudayaan nasional. Itulah sebabnya bahasa-bahasa daerah harus dipelihara dan dilestarikan agar tetap menjadi wadah pengekspresian budaya masyarakat.
2 Pembinaan dan pengembangan bahasa daerah tidak saja bertujuan menjaga kelestarian bahasa daerah itu, tetapi juga bermanfaat bagi pembinaan, pengembangan, dan pembakuan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Pembinaan bahasa nasional tidak bisa dilepaskan dari pembinaan bahasa daerah karena kedua-duanya mempunyai hubungan timbal balik yang erat. Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting dan menentukan dalam kehidupan manusia. Bahasa digunkan oleh manusia dalam berkomunikasi seharihari untuk menjalankan segala aktivitas hidup, seperti penelitian, penyuluhan, pemberitaan bahkan untuk menyampaikan pikiran dan pandangan. Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional atau bahasa kebangsaan bagi bangsa Indonesia. Hal ini sesuai dengan undang-undang dasar 1945 pasal 36, yang didalamnya dinyatakan bahwa bahasa Negara ialah bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia dipakai diseluruh wilayah Indonesia yang terdiri dari berbagai daerah yang mempunyai latar belakang social, budaya dan kebahasaan yang beraneka ragam. Salah satu bahasa daerah yang ada di Indonesia adalah bahasa Melayu. Bahasa Melayu adalah salah satu bagian dari bahasa daerah yang perlu dikembangkan dan dilestarikan, karena bahasa Melayu berpengaruh besar terhadap perkembangan bahasa Indonesia. Kita mengetahui bahwa bahasa daerah yang paling dominan terhadap kosa kata bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu.
3 Oleh karena itu kita berkewajiban memelihara bahasa Melayu, tanpa harus melupakan pembinaan bahasa daerah lainnya yang juga merupakan pendukung berkembangnya bahasa Indonesia. Ada beberapa dialek bahasa Melayu di Sumatera Utara, di antaranya adalah bahasa Melayu Deli, bahasa Melayu Langkat, bahasa Melayu Serdang, dan lainnya. Bahasa Melayu Serdang, merupakan suatu bahasa daerah yang digunakan sebagai bahasa sehari-hari dan juga dalam upacara adat. Bahasa daerah ini berbeda dalam pengucapan, seperti bunyi akhiran a dalam bahasa Indonesia diucapkan menjadi o, misalnya ada menjadi ado, siapa menjadi siapo. Berbicara mengenai bahasa sebagai alat komunikasi akan terkait erat dengan semantik, yaitu cabang ilmu bahasa yang mempelajari tentang makna bahasa. Selain semantik seluruh bidang kajian linguistik berkembang sangat pesat melalui penelitian-penelitian bahasa yang sering menghasilkan sejumlah teori dan konsep baru tentang bahasa pada umumnya, serta konsep baru tentang fonologi, morfologi dan sintaksis khususnya. Akibatnya bidang kajian semantik jauh tertinggal dari bidang kajian lainnya sehingga teori dan konsep semantik hanya mengandalkan teori dan konsep yang sama dalam kurun waktu yang cukup lama. Chomsky (1957:95), bapak linguistik transformasi generatif dalam bukunya yang
4 pertama (1957) tidak menyingung-nyinggung masalah makna. Baru kemudian dalam bukunya yang kedua (1965) beliau menyatakan, bahwa semantik merupakan salah satu komponen tata bahasa (dua komponen lain adalah fonologi dan sintaksis), dan makna kalimat sangat ditentukan oleh komponen semantik ini, (Chaer, 1994 : 285). Semantik sebagai salah satu bidang kajian linguistik, sebenarnya memegang peranan yang sangat penting dalam pengkajian bahasa karena tanpa makna bahasa tidak mungkin berfungsi dengan baik. Hal ini dapat dibuktikan dari pernyataan Parera sebagai berikut : [...] pembahasan linguistik tanpa mempersoalkan makna adalah tidak manusiawi. Bahasa adalah fenomena kemaknaan dalam Komunikasi antar manusia di manapun dia berada, kebermaknaan komunikasi inilah yang menjadi ciri khas bahasa sebagai satu isyarat komunikasi (Parera, 1990 : 12). Penelitian tentang semantikpun tidak banyak dilakukan. Hal ini disebabkan antara lain oleh kaitan makna dengan penutur bahasa. Selain itu makna juga terkait erat tidak saja dengan struktur bahasa itu sendiri tetapi juga dengan sosial budaya masyarakat pengguna bahasa itu, sehingga adanya kesan bahwa makna itu bersifat subjektif. Berdasarkan uraian di atas, maka dianggap perlu diadakan suatu penelitian tentang makna bahasa dari sudut pandang semantik, terutama semantik bahasa daerah, yaitu bahasa Melayu.
5 Pengkaji membahas tentang relasi makna atau sering juga kita sebut hubungan makna. Relasi makna adalah bermacam-macam hubungan makna yang terdapat pada sebuah kata atau leksem. Makna kata-kata itu membentuk pola tautan semantik atau relasi leksikal. Tautan antara kata-kata itu berwujud kesamaan makna (sinonimi), kebalikan makna (antonimi), kegandaan makna (polisemi dan ambiguitas), ketercakupan makna (hiponimi), kelainan makna (homonimi), kelebihan makna (redundansi). Penelitian ini memaparkan relasi makna yang ada dalam bahasa Melayu Deli Serdang. Berdasarkan hal di atas, judul yang dipilih dalam penulisan skripsi ini adalah Relasi Makna Dalam Bahasa Melayu Desa Pantai Labu Baru, Kabupaten Deli Serdang (selanjutnya disingkat dengan BMS). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : Bagaimanakah Jenis-Jenis Relasi Makna dalam Bahasa Melayu Serdang di Desa Pantai Labu Baru, Kabupaten Deli Serdang? 1.3 Tujuan Penelitian
6 Berdasarkan permasalahan yang ada di atas, tujuan penelitian skripsi ini adalah : Mendeskripsikan Jenis-Jenis Relasi Makna dalam Bahasa Melayu Serdang di desa Pantai Labu Baru, Kabupaten Deli Serdang. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis. Adapun manfaat penelitian yang dapat diambil dari hasil penelitian terhadap Relasi makna dalam bahasa Melayu desa Pantai Labu Baru, Kabupaten Deli Serdang, yaitu : 1. Sebagai sarana untuk menunjang pengembangan ilmu pengetahuan melalui penyediaan informasi yang berhubungan dengan analisis semantik. 2. Sebagai referensi dan pengembangan konsep bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian lebih lanjut, analisis bahasa umumnya dan analisis semantik khususnya. 3. Mengembangkan dan membina kelestarian bahasa daerah khususnya tentang relasi makna. 4. Sebagai penambah pengetahuan dan penambah data kepustakaan di Departemen Sastra Daerah, khususnya program studi Bahasa dan Sastra Melayu, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatra Utara.
7 5. Melengkapi syarat ujian dan menempuh sarjana di Fakultas Ilmu Budaya,, Medan. 1.5 Sosial Budaya Masyarakat Melayu Serdang Letak Geografis Kecamatan Pantai Labu, Kab Deli Serdang Penelitian dilakukan di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara. Kecamatan Pantai Labu merupakan daerah pesisir yang terletak di wilayah Pantai Timur Provinsi Sumatera Utara. Kecamatan Pantai Labu memiliki luas wilayah 81,85 km2 atau Ha. Secara administrasi Kecamatan Pantai Labu terdiri dari 19 desa dan 76 dusun dengan ibukota Desa Kelambir. Secara geografis Kecamatan Pantai Labu terletak antara Lintang Utara dan Bujur Timur, serta berada pada ketinggian 0 8 meter dari permukaan laut, di mana Pantai Labu berbatasan langsung dengan Selat Malaka. Pantai Labu beriklim tropis, di mana musim penghujan terjadi pada bulan Maret, April serta September sampai Desember. Sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan Januari, Februari, serta Mei sampai Agustus. Pantai Labu beriklim cukup panas dengan suhu maksimum mencapai 340C dan minimum 230C.
8 Kecamatan Pantai Labu memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut: 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Beringin 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Batang Kuis dan Kecamatan Percut Sei Tuan Berdasarkan keadaan letak dan geografisnya tersebut, posisi Pantai Labu memiliki nilai strategis sebagai salah satu akses dalam pemanfaatan potensi sumber daya perairan Pantai Timur Sumatera. Potensi perikanan tangkap, Pantai Labu juga memiliki potensi wisata bahari yang cukup potensial untuk dikembangkan Keadaan Penduduk Penduduk Kecamatan Pantai Labu berjumlah jiwa yang terdiri dari jiwa laki-laki dan jiwa wanita. Jumlah penduduk di tiap desa di Kecamatan Pantai Labu dapat dilihat pada tabel berikut: No Desa Luas/km 1 Bagan Serdang Binjai Bakung Denai Kuala Denai Lama 2.67
9 5 Denai Sarang Burung Durian Kelambir Kubah Sentang Paluh Sibaji P Labu Pekan Pantai Labu Baru Pematang Biara Perkebunan Ramunia Ramunia I Ramunia II Rantau panjang Rugemuk Sei Tuan Tengah 1.20 Sumber : BPS sumatera Utara, kecamatan Pantai Labu dalam angka 2008 Tahun 2007 Keadaan Penduduk Menurut Suku Bangsa di Kecamatan Pantai Labu No Suku Bangsa Jumlah/jiwa 1 Melayu Jawa Toba China Banjar Simalungun 586
10 7 Mandailing Karo Minang Aceh Lainnya 326 Sumber : BPS sumatera Utara, kecamatan Pantai Labu dalam angka Kondisi Bahasa Melayu di Lokasi Penelitian Bahasa Melayu Serdang (disingkat BMS) merupakan salah satu bahasa Melayu yang ada di daerah kabupaten Deli Serdang, yang masih dipergunakan sebagai bahasa sehari-hari dan dalam upacara adat. Saat ini, penutur asli BMS berkurang dibandingkan dengan jumlah pemakai BMS yang ada. Hal ini disebabkan pengaruh masyarakat pendatang seperti suku Banjar, Jawa, Mandailing dan lainnya. Kewajaran tersebut sesuai dengan fungsi BMS yang hanya terlihat dalam pergaulan sehari-hari dan dalam upacara adat masyarakat pendukungnya. Pendidikan formal, BMS tidak lagi dipakai. BMS dipakai dalam lingkungan keluarga dan dalam upacara adat. Hal ini dapat dimaklumi karena bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu Riau atau disingkat BMR. Pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan formal di kabupaten Deli Serdang sudah mulai sejak awal abad 101 yang ditandai dengan berdirinya beberapa madrasah, SD, SMP, dan SMA-SMK.
11 Pemakaian BMS dalam kehidupan sehari-hari terlihat berdampingan dengan bahasa daerah pendatang seperti bahasa Banjar, Jawa, Minangkabau serta Karo masih terlihat pada daerah yang diteliti. Penelitian yang sudah dilakukan, orang pendatang sudah mulai bisa berbahasa Melayu Serdang dan sebaliknya. Yang perlu diperhatikan disini ialah masalah kelangsungan hidup BMS saat ini dan akan datang.
12 1.5.4 Peran Bahasa Melayu Serdang (BMS) di Lokasi Penelitian Peranan BMS sangat fungsional pemakaiannya dalam pergaulan seharihari. Pemakaiannya tidak saja terbatas pada suku Melayu, akan tetapi juga pada suku pendatang. Peranan BMS tampak dalam berbagai aspek kehidupan mereka, seperti dalam tutur sapa, berbasa basi sewaktu berjumpa di jalan atau di pasar, di sawah, dan lain sebagainya. Dapat terlihat dalam komunikasi lisan, bila dalam komunikasi tertulis, masyarakat lebih memakai bahasa Indonesia dan bahasa Arab. Di daerah ini juga, penulis menemukan bahwa dalam upacara adat suku bangsa Melayu Serdang berkaitan dengan belief sistem sistem kepercayaan, nenek moyangnya yang masih dipercayai dan dilaksankan sampai saat ini. Kepercayaan tradisional yang ada di dalam masyarakat dituangkan dalam bentuk upacara-upacara adat, termasuk di dalamnya upacara meminang, perkawinan, memasuki rumah baru, jamu laut, melenggang perut atau mandi tian, membelah mulut, dan sebagainya. Dalam upacara tersebut, BMS sangat berperan. Pemakaian BMS dalam upacara adat memperlihatkan corak tertentu, bila dibandingkan pemakainya dalam bahasa pergaulan sehari-hari. Yang dimaksud dengan corak tertentu di sini ialah adanya variasi yang terlihat berbeda dari penggunaan bahasa sehari-hari. Variasi itu terutama menyangkut pilihan kata,
13 istilah kekerabatan, dan bahasa bangsawan Melayu yang penggunaanya jarang dipakai secara umum. Di upacara adat tersebut, masyarakat biasanya dipandang dari segi umur, bukan dari segi gelar kebangsawan Melayu. Saat upacara keagamaan peranan BMS tidak menonjol, seperti khotbah di mesjid, upacara penguburan mayat, dan akad nikah selain menggunakan bahasa Arab dipakai juga bahasa Indonesia. Masyarakat Melayu Serdang juga memiliki sastra lisan, yang dimiliki oleh orang-orang yang dulunya pernah bekerja atau tinggal di sekitar Kesultanan Serdang Adat Budaya Melayu Serdang Keanekaragaman bangsa Indonesia ditandai dengan adat istiadatnya masing-masing dan sesuai dengan kebudayaan yang dipatuhi dan dilaksanakan warganya. Umpamanya dalam pelaksanaan upacara perkawinan yang walaupun sudah dilaksanakan secara agama, namun masih harus diiringi dengan acara adat. Anggapan bahwa adat itu sudah usang dan tidak sesuai dengan perkembangan zaman adalah tidak tepat. Adat selalu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman bagi bangsa Indonesia adat merupakan nilai-nilai luhur yang tidak mungkin dapat dipisahkan dari jiwa bagi bangsa Indonesia. Setiap kelompok masyarakat mempunyai ketentuan-ketentuan yang harus diikuti dan dipatuhi oleh warganya untuk mencapai kesejahteraan. Ketentuan-
14 ketentuan ini selalu didasari oleh falsafah hidup yang merupakan nilai luhur dari masyarakat itu sendiri. Masyarakat Melayu terkait erat dengan pilar utama peradatan budaya Melayu, yang berbunyi Adat bersendikan syara, syara bersendikan qitabullah. Demikian pula konsep budaya bagi masyarakat Melayu tidak boleh bergeser dari konsep Islami. Bagi orang Melayu walaupun budaya dan agama saling mendukung dan terkait namun agama bukan merupakan bagian dari kebudayaan. Agama merupakan kehendak dan karunia dari Allah SWT, sedangkan budaya merupakan hasil karya manusia. Masyarakat Melayu Serdang mempunyai kebiasaan-kebiasaan tertentu. Kebiasaan-kebiasaan ini ada yang sangat tebal, sehingga menjadi adat istiadat, ataupun menjadi adat atau kebiasaan yang diadatkan. Kata adat berasal dari bahasa Arab, yaitu adhi, akhiran i mempunyai arti alam atau tempat dimana adh atau adat itu berlaku (Husny, 1972: 53). Menurut Koentjaraningrat (1985 : 11) adat adalah wujud ideal dari kebudayaan. Pendiri-pendiri adat menurut zamannya sangat mementingkan alam sekitarnya sebagai sokoguru untuk masyarakat yang dibentuknya. Apa saja yang terdapat pada alam dipelajari, diselidiki dengan teliti, mulai dari kejadian dan sifat-sifat benda di alam, makhluk dan tumbuh-tumbuhan sampai pada hal-hal yang abstrak. Falsafah yang timbul dari pengetahuan dan pengalaman-pengalaman di alam sekitarnya, menjurus kepada ilmuilmu dan susunan hukum masyarakat yang berbudaya Larang dan Suruh serta kias dilambangkan dalam bentuk simbol benda yang mencerminkan gerak jiwa masyarakat adat yang bersangkutan. Masyarakat
15 Melayu mengatakan sesuatu dengan perumpamaan, seolah-olah menyuruh orang untuk berpikir Upacara Adat Perkawinan Masyarakat Melayu Serdang Masyarakat Melayu Serdang upacara perkawinan merupakan upacara yang sangat sakral, upacara ini sangat penting dan merupakan bagian yang paling utama dalam ritus-ritus peralihan (rites of the passage). Sebagai makhluk yang berbudaya, manusia mengenal adat istiadat, salah satunya adat istiadat perkawinan yang harus dipatuhi dan dilaksanakan dalam kegiatan yang berkaitan dengan upacara perkawinan. Dalam upacara perkawinan adat istiadat masyarakat Melayu Serdang, adat istiadat berfungsi sebagai pengatur tingkah laku dalam melaksanakan upacara perkawinan. Seseorang yang sudah melaksanakan upacara perkawinan akan mengalami perubahan status, yaitu dari bujangan berubah menjadi berkeluarga, dan di dalam masyarakat pasangan tersebut juga diperlakukan sebagai anggota penuh. Sistem perkawinan juga dapat merubah sistem kekeluargaan, dan bahkan dapat juga menggeser hak dan kewajiban anggota kerabat lainnya, misalnya kewajiban seorang abang yang harus melindungi adik perempuannya, setelah perkawinan kewajiban ini akan jatuh kepada suami si adik. Masyarakat Melayu Serdang rangkaian penyelenggaraan proses perkawinan menurut adat terdiri atas beberapa tahap, yaitu: 1. Merisik
16 2. Jamu sukut 3. Meminang 4. Ikat janji 5. Mengantar bunga sirih 6. Akad nikah 7. Berinai yang terdiri atas: a. Berinai tengah b. Berinai tengah c. Berinai dan mandi berhias 8. Berandam dan mandi berhias 9. Bersanding 10. Nasi hadap-hadapan 11. Mandi berdimbar 12. Mandi selamat (lepas Halangan) (Basyarsyah II, 2005 : 52) Zaman dahulu, semua, adat istiadat di atas musti dijalani satu persatu, tetapi pada zaman sekarang adat istiadat ini lebih disederhanakan sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak, yaitu pihak laki-laki dan pihak perempuan, hal ini disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Upacara-upacara yang dilakukan sebelum upacara pernikahan adalah, merisik, jamu sukut, meminang ikat janji dan, mengantar bunga sirih. Ini dilakukan sekaligus untuk mempersingkat waktu, pada acara merisik dan meminang ini pihak laki-laki dan perempuan menggunakan jasa telangkai, tugas telangkai ini adalah untuk menyampaikan maksud hati sang pemuda kepada pihak perempuan. Seperti yang dikatakan di depan bahwa masyarakat Melayu dalam menyampaikan maksud hati tidak pernah secara terangterangan selalu menggunakan kiasan dan sindiran, dan ini dilakukan dengan cara petatah petitih dan berpantun. Ketika acara meminang ini pihak laki-laki membawa 1 tepak pembuka kata, 1 tepak sirih perisik, 1 tepak sirih peminang, 1
17 tepak sirih ikat janji dan 4 tepak sirih pengiring, dan semua tepak ini dibungkus dengan kain songket. Dan dari pihak perempuan juga sudah ada 1 tepak sirih menanti, 1 tepak sirih ikat janji dan 1 tepak sirih tukar tanda. Acara meminang kedua orang tua si gadis tidak hadir dalam perundingan. Pada acara akad nikah dilakukan dengan amat sakral dan seluruhnya dilakukan dengan cara agama Islam tidak diganggu dengan adat. Sewaktu acara bersanding, sebelumnya dilakukan upacara-upacara adat, seperti upacara penyambutan pengantin pria dengan pencak silat, hempang batang/buluh, tukar tepak, tengah halaman, tukar payung, perang bertih/bunga rampai disambut tari persembahan dan hempang pintu. Upacara-upacara ini dilakukan di luar rumah. Upacara yang dilakukan di dalam rumah adalah hempang kipas di pelaminan bersanding, marhaban, doa, tepung tawar, makan nasi hadap-hadapan dan penyerahan pengantin laki-laki kepada pihak perempuan.
RELASI MAKNA DALAM BAHASA MELAYU DESA PANTAI LABU BARU, KABUPATEN DELI SERDANG. Skripsi. Dikerjakan Oleh, NAMA : SATRIA SINAGA NIM :
RELASI MAKNA DALAM BAHASA MELAYU DESA PANTAI LABU BARU, KABUPATEN DELI SERDANG Skripsi Dikerjakan Oleh, NAMA : SATRIA SINAGA NIM : 090702005 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA DEPARTEMEN SASTRA
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM DESA TELUK BATIL KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK. Sungai Apit Kabupaten Siak yang memiliki luas daerah 300 Ha.
BAB II GAMBARAN UMUM DESA TELUK BATIL KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK A. Letak Geografis dan Demografis 1. Geografis Desa Teluk Batil merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Sungai Apit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tetap dilaksanakan oleh masyarakat Melayu sejak nenek moyang dahulu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suku Melayu kaya akan upacara-upacara tradisional. Adat kebiasaan yang tetap dilaksanakan oleh masyarakat Melayu sejak nenek moyang dahulu hingga sekarang walaupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki makna yang sama. Salah satu fungsi dari bahasa adalah sebagai alat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan cerminan dari suatu masyarakat penuturnya dan karya manusia yang hidup. Sebagai sesuatu yang hidup, ia mengalami perkembangan; yaitu mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nilai budaya yang dimaksud adalah nilai budaya daerah yang dipandang sebagai suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku yang masing-masing suku tersebut memiliki nilai budaya yang dapat membedakan ciri yang satu dengan yang lainnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu daerah di Indonesia dan suku Simalungun menjadikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Batak Simalungun merupakan bahasa yang digunakan oleh suku Simalungun yang mendiami Kabupaten Simalungun. Bahasa Batak Simalungun merupakan salah satu
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive (sengaja), karena Desa
III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penetuan Daerah Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di desa Paluh Sibaji, Kecamatan Pantai Labu. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive (sengaja), karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara yang sangat luas dan memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara yang sangat luas dan memiliki beranekaragam suku bangsa, tentu memiliki puluhan bahkan ratusan adat budaya. Salah satunya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. nasional terutama dalam penyediaan lapangan kerja, sumber pendapatan bagi
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor perikanan memegang peranan penting dalam perekonomian nasional terutama dalam penyediaan lapangan kerja, sumber pendapatan bagi nelayan / petani ikan, sumber protein
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MELAYU BATANG KUIS. merupakan sebuah kecamatan yang termasuk ke dalam bagian Kabupaten Deli
BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MELAYU BATANG KUIS 2.1 Identifikasi Kecamatan Batang Kuis, termasuk di dalamnya Desa Bintang Meriah, merupakan sebuah kecamatan yang termasuk ke dalam bagian Kabupaten Deli
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap upacara biasanya diiringi dengan syair, dan pantun yang berisi petuahpetuah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adat tidaklah sempurna apabila tidak diiringi dengan kesenian yang akan membuat sebuah acara jadi lebih menarik terutama pada upacara pernikahan. Setiap upacara
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM DESA MUARA JALAI
BAB II GAMBARAN UMUM DESA MUARA JALAI A. Kondisi Geografis dan Demografis 1. Keadaan Geografis Desa Muara Jalai merupakan salah satu dari Desa yang berada di Kecamatan Kampar utara Kabupaten Kampar sekitar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku (etnis) yang masing-masing
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku (etnis) yang masing-masing suku tersebut memiliki nilai budaya yang dapat membedakan ciri satu dengan yang lainya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya merupakan simbol peradaban. Apabila sebuah budaya luntur dan tidak lagi dipedulikan oleh sebuah bangsa, peradaban bangsa tersebut tinggal menunggu waktu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Kisaran adalah Ibu Kota dari Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota Kisaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu adalah sesuatu yang difikirkan, dilakukan, diciptakan oleh manusia. Manusia adalah makhluk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa berperanan penting dalam kehidupan manusia dengan fungsinya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa berperanan penting dalam kehidupan manusia dengan fungsinya sebagai alat komunikasi. Dengan bahasa seseorang dapat mengungkapkan ide-ide di dalam pikirannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. turun temurun. Kebiasaan tersebut terkait dengan kebudayaan yang terdapat dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tradisi merupakan kebiasaan dalam suatu masyarakat yang diwariskan secara turun temurun. Kebiasaan tersebut terkait dengan kebudayaan yang terdapat dalam suatu masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat tersebut yang berusaha menjaga dan melestarikannya sehingga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bhineka Tunggal Ika adalah semboyan bangsa Indonesia terhadap perbedaan suku bangsa dan budaya yang menjadi kekayaan bangsa Indonesia. Setiap daerah masing-masing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk berbudaya mengenal adat istiadat yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk berbudaya mengenal adat istiadat yang dipatuhi dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan suatu acara adat perkawinan atau hajatan. Dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. belakang sosiokultural seperti ras, suku bangsa, agama yang diwujudkan dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Struktur masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai perbedaan latar belakang sosiokultural seperti ras, suku bangsa, agama yang diwujudkan dalam ciri-ciri fisik,
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM DESA SIMPANG PELITA. A. Geografis dan demografis desa Simpang Pelita
BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIMPANG PELITA A. Geografis dan demografis desa Simpang Pelita 1. Keadaan geografis Pasar Pelita merupakan salah satu pasar yang ada di kecamatan Kubu Babussalam tepatnya di desa
Lebih terperinciini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara dengan beraneka ragam macam budaya. Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh daerah di
Lebih terperinciBAB 11 PROFIL DESA KOTO PERAMBAHAN. Kampar Timur Kabupaten Kampar. Menurut beberapa tokoh masyarakat, Desa
17 BAB 11 PROFIL DESA KOTO PERAMBAHAN A. Sejarah Perkembangan Desa Koto Perambahan Desa Koto Perambahan adalah nama suatu wilayah di Kecamatan Kampar Timur Kabupaten Kampar. Menurut beberapa tokoh masyarakat,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia dengan semboyan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan suatu negara kesatuan yang menganut paham demokrasi dan memiliki 33 provinsi. Terdapat lebih dari tiga ratus etnik atau suku bangsa di Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang luas di dunia, karena Indonesia tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang luas di dunia, karena Indonesia tidak hanya memiliki kekayaan alam yang subur, tetapi juga terdiri atas berbagai suku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut membuat orang lebih berpikir maju dan berwawasan tinggi. Pendidikan. majunya teknologi informasi dalam dunia pendidikan.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu upaya yang dilakukan oleh manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Pendidikan akan membawa perubahan sikap, perilaku, nilai-nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kabupaten Tapanuli Tengah dikenal dengan sebutan Negeri Wisata Sejuta Pesona. Julukan ini diberikan kepada Kabupaten Tapanuli Tengah dikarenakan dibeberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu alat penghubung antara yang satu dengan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan suatu alat penghubung antara yang satu dengan yang lain, baik itu komunikasi Verbal maupun Non verbal. Dimana tanpa adanya komunikasi maka
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DESA PENANGGUNGAN KECAMATAN WANAYASA KABUPATEN BANJARNEGARA. daerahnya sejuk dan sangat berpotensial.
BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DESA PENANGGUNGAN KECAMATAN WANAYASA KABUPATEN BANJARNEGARA A. Keadaan Geografi Wanayasa merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah, terletak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan, baik melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penuturnya dilindungi oleh Undang-undang Dasar Dalam penjelasan Undangundang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia terdapat berbagai ragam bahasa daerah. Bahasa daerah hidup berdampingan dengan bahasa Indonesia. Semua bahasa daerah yang dipakai penuturnya dilindungi
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Tualang terdiri dari empat Kadus (Kepala Dusun), 8 RW, dan 79 RT,
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geografi dan Demografi DesaTualang merupakan salah satu Desa dari sembilan Desa yang terdapat di KecamatanTualang Kabupaten Siak Sri Indrapura di Provinsi Riau.
Lebih terperincimenghubungkan satu kebudayaan dengan kebudayaan lain.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya merupakan sebuah kebisaan yang lahir atas dasar perilaku seharihari yang dianggap berkaitan erat dengan kehidupan dan proses perilaku kebiasaan itu menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya merupakan kebutuhan hidup manusia secara kodrati, dan sekaligus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya merupakan kebutuhan hidup manusia secara kodrati, dan sekaligus sebagai salah satu unsur pokok dalam pembangunan manusia Indonesia dalam kehidupan berbangsa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini mobilitas penduduk di berbagai wilayah Indonesia sering terjadi bahkan di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini mobilitas penduduk di berbagai wilayah Indonesia sering terjadi bahkan di sekitar lingkungan kita. Perpindahan yang kita temukan seperti perpindahan
Lebih terperinciBAB IV SISTEM PERNIKAHAN ADAT MASYARAKAT SAD SETELAH BERLAKUNYA UU NO. 1 TAHUN A. Pelaksanaan Pernikahan SAD Sebelum dan Sedudah UU NO.
42 BAB IV SISTEM PERNIKAHAN ADAT MASYARAKAT SAD SETELAH BERLAKUNYA UU NO. 1 TAHUN 1974 A. Pelaksanaan Pernikahan SAD Sebelum dan Sedudah UU NO.1/1974 Pelaksanaan Pernikahan Suku Anak Dalam merupakan tradisi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam pelaksanaan upacara perkawinan, setiap suku bangsa di Indonesia memiliki
9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Konsep Pelaksanaan Adat Perkawinan Dalam pelaksanaan upacara perkawinan, setiap suku bangsa di Indonesia memiliki dan senantiasa menggunakan adat-istiadat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karo merupakan etnis yang berada di Sumatera Utara dan mendiami
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karo merupakan etnis yang berada di Sumatera Utara dan mendiami beberapa wilayah sebagai tempat bermukim. Wilayah permukiman suku Karo jauh lebih luas dari pada Kabupaten
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perumusan dari berbagai kalangan dalam suatu masyarakat. Terlebih di dalam bangsa
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan merupakan salah satu praktek kebudayaan yang paling mengundang upaya perumusan dari berbagai kalangan dalam suatu masyarakat. Terlebih di dalam bangsa Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi dominan adalah Suku Dayak bukit sebagai penduduk asli kesamaan itu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Asal-usul suku Banjar berasal dari percampuran beberapa suku, yang menjadi dominan adalah Suku Dayak bukit sebagai penduduk asli kesamaan itu dapat diidentifikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku yang masing-masing suku
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku yang masing-masing suku memiliki bahasa daerah tersendiri yang membedakan bahasa suku yang satu dengan bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri atas beribu pulau, yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri atas beribu pulau, yang didiami oleh berbagai suku bangsa. Setiap suku bangsa mempunyai ciri khas tersendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dalam menyampaikan pendapat terhadap masyarakat, baik berupa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang dipergunakan sebagai alat untuk berinteraksi dalam menyampaikan pendapat terhadap masyarakat, baik berupa pesan lisan, maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Linguistik adalah ilmu tentang bahasa; penyelidikan bahasa secara ilmiah (Kridalaksana,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Linguistik adalah ilmu tentang bahasa; penyelidikan bahasa secara ilmiah (Kridalaksana, 2008:143). Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh para anggota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai pada kegiatan industri yang rumit sekalipun. Di bidang pertanian air atau yang
1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Air sangat penting bagi kehidupan manusia, hampir semua kegiatan makhluk hidup dimuka bumi memerlukan air, mulai dari kegiatan rumah tangga sehari-hari sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan serta memiliki beraneka ragam budaya. Kekayaan budaya tersebut tumbuh karena banyaknya suku ataupun etnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk mengkomunikasikan segala
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa sangat berperan penting bagi kehidupan manusia. Bahasa dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk mengkomunikasikan segala sesuatu. Satuan kebahasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULAUAN. budaya yang mewarnai kehidupan bangsa ini. Dalam mengembangkan kebudayaan di
BAB I PENDAHULAUAN 1.1 Latar Belakang Kemajemukan suku dan budaya yang berada di Indonesia menunjukkan kepada kita selaku warga negara dan masyarakat dunia bahwa indonesia memiliki kekayaan alam dan budaya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sumarsono (2009) mengemukakan bahwa bahasa sebagai alat manusia untuk. apabila manusia menggunakan bahasa. Tanpa bahasa, manusia akan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumarsono (2009) mengemukakan bahwa bahasa sebagai alat manusia untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan. Pikiran dan perasaan akan terwujud apabila manusia menggunakan
Lebih terperinciKONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam sekelompok masyarakat. Masyarakat terbentuk oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan merupakan suatu sistem yang membentuk tatanan kehidupan dalam sekelompok masyarakat. Masyarakat terbentuk oleh individu dengan individu lainnya atau antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan kenyataan, bangsa Indonesia terdiri dari suku-suku bangsa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan kenyataan, bangsa Indonesia terdiri dari suku-suku bangsa yang mempunyai latar belakang sosio budaya yang berbeda-beda. Keragaman ini terdiri dari kebudayaan-kebudayaan
Lebih terperinciSEMINAR KESUSASTERAAN MELAYU ANTAR BANGSA ( INDONESIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND DAN MALAYSIA ) 21 MEI 2001 DI LABORATORIUM PARIWISATA USU O L E H
SEMINAR KESUSASTERAAN MELAYU ANTAR BANGSA ( INDONESIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND DAN MALAYSIA ) 21 MEI 2001 DI LABORATORIUM PARIWISATA USU O L E H Dra. ROZANNA MULYANI, M.A BAHASA MELAYU DIALEK BATU
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dunia pendidikan. Anak sekolah di taman kanak-kanak hingga mahasiswa di
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setelah bangsa Indonesia berhasil lepas dari belenggu penjajahan dengan diproklamasikannya Negara Kesatuan Republik Indonesia, bahasa Indonesia memiliki peran yang lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. budaya. Indonesia merupakan negara di dunia ini yang memiliki ragam budaya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hidup adalah sebuah karunia sang Ilahi dimana didalam hidup ini banyak hal-hal yang dapat menambah gairah untuk hidup, salah satunya adalah seni dan budaya. Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rezki Puteri Syahrani Nurul Fatimah, 2015
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Adat adalah aturan, kebiasaan-kebiasaan yang tumbuh dan terbentuk dari suatu masyarakat atau daerah yang dianggap memiliki nilai dan dijunjung serta dipatuhi
Lebih terperinciBAB VI SIMPULAN DAN SARAN
234 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Perkawinan merupakan rentetan daur kehidupan manusia sejak zaman leluhur. Setiap insan pada waktunya merasa terpanggil untuk membentuk satu kehidupan baru, hidup
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi, digunakan baik sebagai bahasa pengantar sehari-hari ataupun bahasa pengantar di lingkungan formal seperti bahasa pengantar sekolah,
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. disepakati bersama oleh pemakai bahasa sehingga dapat dimengerti (Bolinger
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Makna Makna merupakan hubungan antara bahasa dengan dunia luar yang telah disepakati bersama oleh pemakai bahasa sehingga dapat dimengerti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa daerah. Masyarakatnya terdiri dari atas beberapa suku seperti, Batak Toba,
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sumatera Utara merupakan salah satu Provinsi yang memiliki kekayaan budaya yang beraneka ragam dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional maupun bahasa daerah. Masyarakatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tata kalimat, dan tata makna. Ciri-ciri merupakan hakikat bahasa, antara lain:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai rangkaian bunyi yang mempunyai makna tertentu yang dikenal sebagai kata, melambangkan suatu konsep. Setiap bahasa sebenarnya mempunyai ketetapan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekunder yang akan mendukung penelitian, juga diperlukan untuk mengetahui sampai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan Yang Relevan Pengkajian teori tidak akan terlepas dari kajian pustaka atau studi pustaka karena teori secara nyata dapat dipeoleh melalui studi atau kajian kepustakaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hal yang harus ditempuh dalam adat Melayu Deli diantaranya adalah kegiatan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan sunah nabi. Untuk menuju suatu perkawinan banyak hal yang harus ditempuh dalam adat Melayu Deli diantaranya adalah kegiatan merisik,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. harus mendapat pengakuan dari masyarakat. Begawai, begitulah istilah yang
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Konsep Begawai Pernikahan adalah suatu momen yang sakral, dimana penyatuan dua insan ini juga harus mendapat pengakuan dari masyarakat. Begawai, begitulah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional dan bahasa daerah. Sumatera
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia memiliki kekayaan budaya yang beraneka ragam dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional dan bahasa daerah. Sumatera merupakan pulau keenam terbesar
Lebih terperinciBAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian. Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian
BAB II Deskripsi Lokasi Penelitian Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian di setiap bagian yang diperlukan dalam penelitian ini. Kita dapat mulai untuk meneliti apa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juta km2 terdiri dari luas daratan 1,9 juta km2, laut teritorial 0,3 juta km2, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dengan wilayah laut yang lebih luas daripada luas daratannya. Luas seluruh wilayah Indonesia dengan jalur laut 12 mil adalah lima
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan Kecamatan Bangkinang Barat. Hal ini disebabkan karena Salo telah
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sekilas Tentang Sejarah Kecamatan Kuok Kuok adalah salah satu Kecamatan yang ada di Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Sebelum dinamai Kecamatan Kuok, Kecamatan ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Istilah komunikasi bukanlah suatu istilah yang baru bagi kita. Bahkan komunikasi itu sendiri tidak bisa dilepaskan dari sejarah peradaban umat manusia, dimana pesan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki berbagai kebudayaan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, kebudayaan ini tersebar
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kampar Kabupaten Kampar. Desa Koto Tuo Barat adalah salah satu desa dari 13
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Geografis dan Demografis Desa Koto Tuo Barat adalah Desa yang terletak di Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar. Desa Koto Tuo Barat adalah salah
Lebih terperinciBAB II KONSEP,LANDASAN TEORI,DAN TINJAUAN PUSTAKA. Irawati (2011 : 6) menyatakan bahwa konsep merupakan ide-ide, penggambaran halhal
BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI,DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Irawati (2011 : 6) menyatakan bahwa konsep merupakan ide-ide, penggambaran halhal atau benda-benda ataupun gejala sosial yang dinyatakan dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yakni berbeda-beda tetapi tetap satu. Maknanya meskipun berbeda-beda namun
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia memiliki moto atau semboyan Bhineka Tunggal Ika, artinya yakni berbeda-beda tetapi tetap satu. Maknanya meskipun berbeda-beda namun pada hakikatnya bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lepas dari pemanfaatan wilayah pesisir dan lautan. Oleh sebab itu, banyak
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara kepulauan, dimana sebagian besar wilayahnya terdiri dari perairan. Berbicara tentang kelautan dan perikanan tidak lepas dari pemanfaatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, yang memiliki keragaman atas dasar suku (etnis), adat istiadat, agama, bahasa dan lainnya. Masyarakat etnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara dengan ibu kotanya Medan. Sumatera Utara terdiri dari 33. dan Dokumentasi Ornamen Tradisional di Sumatera Utara:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang terbentang dari Sabang sampai Marauke yang terdiri dari lima pulau besar yaitu pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai Negara yang terdiri atas berbagai suku bangsa. Masing-masing suku bangsa memiliki warisan budaya yang tak ternilai harganya.kata budaya
Lebih terperincib. Untuk memperkenalkan bahasa Batak Toba kepada masyarakat sebagai salah satu bahasa daerah yang turut memperkaya kebudayaan nasional.
1.4.2 Manfaat Penelitian a. Untuk mengetahui bagaimana sebenarnya pemakaian kata sapaan dalam bahasa Batak Toba. b. Untuk memperkenalkan bahasa Batak Toba kepada masyarakat sebagai salah satu bahasa daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Humbang Hasundutan, Kabupaten Toba Samosir, dan Kabupaten Samosir.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara geografis di Provinsi Sumatera Utara, suku Batak terdiri dari 5 sub etnis yaitu : Batak Toba (Tapanuli), Batak Simalungun, Batak Karo, Batak Mandailing,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat merupakan suatu perwujudan kehidupan bersama manusia sebagai makhluk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat merupakan suatu perwujudan kehidupan bersama manusia sebagai makhluk sosial. Dimana sebagai makhluk sosial manusia mempunyai naluri untuk selalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, peneliti melakukan batasan
1 BAB I PENDAHULUAN Bab I ini berisi pendahuluan yang membahas latar belakang penelitian. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, peneliti melakukan batasan masalah dan rumusan masalah. Tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mulai berlakunya konstitusi. Bahasa Indonesia adalah varian bahasa Melayu, sebuah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaanya setelah proklamasi kemerdekaan
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,
Lebih terperinciPEMAKAIAN ISTILAH-ISTILAH DALAM BAHASA JAWA DIALEK SURABAYA PADA BERITA POJOK KAMPUNG JTV YANG MELANGGAR KESOPAN-SANTUNAN BERBAHASA SKRIPSI
PEMAKAIAN ISTILAH-ISTILAH DALAM BAHASA JAWA DIALEK SURABAYA PADA BERITA POJOK KAMPUNG JTV YANG MELANGGAR KESOPAN-SANTUNAN BERBAHASA SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi syarat-syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lampau dimana kawasan Sumatera Utara masuk dalam wilayah Sumatera Timur
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumatera Utara adalah suatu kawasan yang banyak menyimpan bentukbentuk kesenian tradisional Melayu. Hal ini berkaitan dengan sejarah masa lampau dimana kawasan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mempunyai keinginan untuk hidup bersama dan membina rumah tangga yaitu. dengan melangsungkan pernikahan atau perkawinan.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia dalam perjalanan hidupnya mengalami tiga peristiwa penting, yaitu waktu dilahirkan, waktu menikah atau berkeluarga dan ketika meninggal dunia. Meskipun semuanya
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. yang signifikan, dimana pada tahun 2010 yaitu mencapai 8,58% meningkat. hingga pada tahun 2014 yaitu mencapai sebesar 9,91%.
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor perikanan memberikan kontribusi terhadap PDRB sektor pertanian di Provinsi Sumatera Utara tahun 2010 s/d 2014 mengalami peningkatan yang signifikan, dimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dita Marisa, 2013
BAB I PENDAHULUAN Dalam bagian ini akan diuraikan, latar belakang penelitian, masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penulisan. Adapun uraiannya sebagai berikut.
Lebih terperinciBAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Senada dengan tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini, yakni berusaha
16 BAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN 3.1 Metode Kajian Senada dengan tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini, yakni berusaha menggambarkan secara objektif dan tepat aspek fonologi bahasa yang ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia hampir tidak dapat terlepas dari peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia memerlukan sarana untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuh unsur kebudayaan universal juga dilestarikan di dalam kegiatan suatu suku
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap suku bangsa memiliki kekhasan pada budayanya masing-masing. Tujuh unsur kebudayaan universal juga dilestarikan di dalam kegiatan suatu suku bangsa. Unsur unsur
Lebih terperinciBAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389
BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN 1988 2.1. Kondisi Geografis Desa Namo Rambe merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. [Type text]
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tari adalah suatu pertunjukan yang melibatkan seluruh elemen masyarakat pendukungnya. Tari merupakan warisan budaya leluhur dari beberapa abad yang lampau. Tari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Kalimantan Selatan merupakan salah satu dari lima provinsi yang ada di Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan keanekaragaman
Lebih terperinciWAWASAN BUDAYA NUSANTARA SUKU BATAK
WAWASAN BUDAYA NUSANTARA SUKU BATAK Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Wawasan Budaya Nusantara Dosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn FERI JULLIANTO Disusun oleh : GREGORIAN ANJAR P NIM 14148107
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Agama Republik Indonesia (1975:2) menyatakan bahwa : maka dilakukan perkawinan melalui akad nikah, lambang kesucian dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkawinan merupakan peristiwa hukum yang terjadi didalam hidup bermasyarakat yang menyangkut nama baik keluarga ataupun masyarakat. Hal ini diterangkan dalam buku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan dapat diterima orang lain, sehingga tercipta interaksi sosial sesama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai mahluk sosial memerlukan bahasa untuk berkomunikasi satu sama lain. Melalui bahasa pula, semua informasi yang ingin kita sampaikan akan dapat diterima
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, beberapa budaya Indonesia yang terkikis oleh budaya barat sehingga generasi muda hampir melupakan budaya bangsa sendiri. Banyak
Lebih terperinci