PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia dilahirkan dalam kondisi yang tidak berdaya, ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang ya
|
|
- Shinta Tedjo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ABSTRAK Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Maret 2010 Nama : Femilia Widiantari Npm : Judul : Kontribusi Kemandirian terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah (Problem Solving) pada Remaja. Bibliografi 36 ( ) Remaja dihadapkan pada berbagai masalah, misalnya dalam hal pemilihan jurusan atau fakultas ketika masuk sekolah atau perguruan tinggi. Dalam hal ini masih banyak ditemui orang tua yang masih bersikeras untuk memasukkan putra atau putri mereka ke jurusan yang mereka kehendaki meskipun anaknya sama sekali tidak berminat untuk masuk kejurusan tersebut. Akibatnya remaja tersebut tidak memiliki motivasi belajar, kehilangan gairah untuk sekolah dan tidak jarang justru berakhir dengan drop out dari sekolah terseb ut. Kemampuan pemecahan masalah (problem solving) sangat penting karena supaya masalah dapat cepat terselesaikan dengan baik sesuai tujuan. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pemecahan masalah, salah satunya yang sangat penting adalah kemandirian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat kontribusi kemandirian terhadap pemecahan masalah (problem solving) pada remaja. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan uji hipotesis dilakukan dengan teknik analisis regresi sederhana. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa atau siswi kelas II SMK Karya wijaya Kusuma. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner untuk mengukur skala pemecahan masalah (problem solving) dan kemandirian pada remaja. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 100 subjek, yang terdiri dari 8 subjek pria dan 92 subjek wanita. Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa ada kontribusi yang signifikan dari kemandirian terhadap kemampuan pemecahan masalah (pr oblem solving) pada remaja. Peran kemandirian terhadap kemampuan pemecahan masalah (problem solving) pada remaja ditemukan 31,5%. Dari hasil penelitian juga dapat diketahui bahwa kemandirian pria lebih tinggi dibandingkan dengan kemandirian wanita. Kata Kunci : kemandirian, kemampuan pemecahan masalah (problem solving), rem aja.
2 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia dilahirkan dalam kondisi yang tidak berdaya, ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di lingkungannya hingga waktu tertentu. Seiring dengan berlalunya waktu dan perkembangan selanjutnya, seorang anak perlahan-lahan akan melepaskan diri dari ketergantungannya pada orang tua atau orang lain disekitarnya dan belajar untuk mandiri. Hal ini merupakan suatu proses alamiah yang dialami oleh semua mahluk hidup, tidak terkecuali manusia. Situasi kehidupan dewasa ini sudah semakin kompleks. Kompleksitas kehidupan seolah-olah telah menjadi bagian yang mapan dari kehidupan masyarakat, sebagian demi sebagian akan bergeser atau bahkan mungkin hilang sama sekali karena digantikan oleh pola kehidupan baru pada masa mendatang yang diperkirakan akan semakin kompleks (Ali dkk., 2009). Situasi kehidupan seperti itu memiliki pengaruh kuat terhadap dinamika kehidupan remaja, apalagi remaja secara psikologis, tengah berada pada masa topan dan badai serta tengah mencari jati diri (Hurlock dalam Ali dkk, 2009). Menurut Papalia (dalam Mukhtar, 2003) remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa, diawali dengan masa puber yaitu proses perubahan fisik yang ditandai dengan kematangan seksual, kognisi dan psikososial yang saling berkaitan satu sama lain. Dariyo (2004) mengatakan bahwa remaja (adolescence) adalah masa transisi atau peralihan dari masa kanakkanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis dan psikososial. Menurut Mutadin (2002) selama masa remaja, tuntutan terhadap kemandirian ini sangat besar dan jika tidak direspon secara tepat bisa saja menimbulkan dampak yang tidak menguntungkan bagi perkembangan psikologis sang remaja dimasa mendatang. Di tengah berbagai gejolak perubahan yang terjadi dimasa kini, banyak remaja yang mengalami kekecewaan dan frustrasi mendalam
3 terhadap orang tua karena tidak kunjung mendapatkan apa yang dinamakan kemandirian. Banyak hal-hal yang dialami remaja di dalam kehidupan ini yang masih diatur oleh orang tua meski usia mereka yang sudah berusia lebih dari 17 tahun. Salah satu contohnya adalah dalam hal pemilihan jurusan atau fakultas ketika masuk sekolah atau perguruan tinggi. Dalam hal ini masih banyak ditemui orang tua yang masih bersikeras untuk memasukkan putra atau putri mereka ke jurusan yang mereka kehendaki meskipun anaknya sama sekali tidak berminat untuk masuk kejurusan tersebut. Akibatnya remaja tersebut tidak memiliki motivasi belajar, kehilangan gairah untuk sekolah dan tidak jarang justru berakhir dengan drop out dari sekolah tersebut. Masalah remaja di atas merupakan salah satu keluh kesah yang dialami remaja karena banyak sekali aspek kehidupan mereka yang masih diatur oleh orang tua. Masalah merupakan bagian dari kehidupan manusia. Anderson (dalam Suharnan, 2005) mendefinisikan masalah sebagai suatu kesenjangan antara situasi sekarang dengan situasi yang akan datang atau tujuan yang diinginkan. Adanya berbagai masalah yang muncul di dalam kehidupan, orang dituntut untuk berpikir dan mencari penyelesaiannya atau dikenal dengan pemecahan masalah (problem solving). Polya (dalam Firdaus, 2009) mengartikan pemecahan masalah sebagai suatu usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan guna mencapai suatu tujuan yang tidak begitu segera dapat dicapai. Menurut Hunsaker (dalam Lasmahadi, 2005) pemecahan masalah (problem solving) adalah sebagai suatu proses penghilangan atau ketidaksesuaian yang terjadi antara hasil yang diperoleh dan hasil yang diinginkan. Selain itu Hunsaker, mengatakan bahwa salah satu bagian dari proses pemecahan masalah (problem solving) adalah pengambilan keputusan (decision making), yang didefinisikan sebagai memilih solusi terbaik dari sejumlah alternatif yang tersedia. Selain itu Hunsaker mengatakan bahwa pengambilan keputusan yang tidak tepat, akan mempengaruhi kualitas hasil dari pemecahan masalah. Ballack dan Slater (1999) mengatakan bahwa pemecahan masalah (problem solving) adalah mengidentifikasikan isu-isu atau faktor utama dalam suatu masalah atau situasi, menghasilkan gagasan atau solusi untuk memecahkan
4 masalah, memilih pendekatan yang terbaik, menguji dan mengevaluasinya, dan memilih solusi lain, jika perlu pemecahan masalah dapat diterapkan ke masalah orang lain, informasi dan data atau aktifasi dan proyek, pemecahan masalah (problem solving) menggunakan ketrampilan analitis. Selain itu tantangan yang sangat kompleks menuntut manusia untuk dapat mempertahankan hidupnya dan mengembangkan dirinya. Masrun, dkk (dalam Afiatin, 1993) mengatakan bahwa agar manusia dapat menghadapi tantangan serta mampu memainkan perannya sesuai dengan harkat dan martabat manusia maka perlu adanya peningkatan kualitas kepribadian. Salah satu unsur kepribadian yang diaggap sangat penting bagi kehidupan manusia dalam kaitannya dengan dunia sekitar adalah kemandirian. Mencermati kenyataan tersebut, peran orang tua sangatlah besar dalam proses pembentukan kemandirian seorang anak. Kemandirian seperti halnya kondisi psikologis lain, dapat berkembang dengan baik jika diberikan kesempatan untuk berkembang melalui latihan yang dilakukan terus-menerus dan dilakukan sejak dini. Latihan tersebut dapat berupa memberikan kesempatan pada anak agar dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya, belajar mengambil inisiatif, mengambil keputusan mengenai apa yang ingin dilakukan dan belajar mempertanggung jawabkan segala perbuatannya, dengan demikian anak akan dapat mengalami perubahan dari keadaan yang sepenuhnya tergantung pada orang tua menjadi mandiri. Mutadin (2002) mengatakan bahwa mandiri atau sering juga disebut berdiri di atas kaki sendiri merupakan kemampuan seseorang untuk tidak tergantung pada orang lain serta bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya. Selain itu menurut Mutadin, kemandirian merupakan suatu sikap individu yang diperoleh secara kumulatif selama perkembangan, dimana individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapai berbagai situasi di lingkungan, sehingga individu pada akhirnya akan mampu berpikir dan bertindak sendiri. Hurlock (2006) mengatakan bahwa kemandirian merupakan tugas utama remaja dengan penekanan yang kuat pada pengendalian diri sekalipun memperoleh kemandirian merupakan tugas yang harus dipenuhi oleh remaja namun sebagian besar remaja bersikap ambivalen terhadap kemandirian. Remaja
5 menginginkan dan menuntut kebebasan, tetapi seringkali tidak bertanggung jawab dan meragukan kemampuan sendiri untuk dapat mengatasi tanggung jawab yang diberikan. Steinberg (1993) mengemukakan pendapat yang didasari oleh teori Anne Freud bahwa kemandirian adalah permasalahan sepanjang rentang kehidupan, tetapi perkembangan kemandirian sangat dipengaruhi oleh perubahan fisik yang dapat memacu perubahan emosional, perubahan kognitif yang memberikan pemikiran logis tentang cara berpikir yang mendasari tingkah laku dan juga perubahan nilai dalam peran sosial serta aktivitas remaja pada periode ini. Selain itu menurut Steinberg, remaja yang memperoleh kemandirian adalah remaja yang dapat memiliki kemampuan untuk mengatur diri sendiri serta bertanggung jawab, meskipun tidak ada pengawasan dari orang tua ataupun guru. Kurangnya pengalaman remaja dalam menghadapi berbagai masalahnya, maka remaja akan mengalami kesulitan dalam menghadapi berbagai masalah untuk dapat memperoleh kemandirian emosional. Menurut Mutadin (2002) dengan kemandirian tersebut berarti remaja harus belajar dan berlatih dalam membuat rencana, memilih alternatif, membuat keputusan, bertindak sesuai dengan keputusannya sendiri serta bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dilakukannya. Dengan demikian remaja akan berangsurangsur melepaskan diri dari ketergantungan pada orang tua. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan Dariyo (2004) bahwa kemampuan pemecahan masalah (problem solving) sangat berhubungan dengan kemandirian, karena remaja yang yang mandiri pada dasarnya mampu tampil dalam segala situasi, dan sigap dalam mengambil sikap ketika situasi kritis. Remaja yang memiliki kemandirian yang baik cenderung akan bisa menyelesaikan setiap masalahnya dengan baik pula, seringnya berlatih dalam membuat rencana, memilih alternatif, membuat keputusan, bertindak sesuai dengan keputusannya sendiri serta bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dilakukannya. Lain halnya dengan remaja yang tidak memiliki kemandirian yang baik, mereka cenderung tidak bisa menyelesaikan masalahnya dengan baik, karena mereka biasanya malas untuk membuat rencana, memilih alternatif, membuat keputusan, bertindak sesuai dengan keputusan orang lain serta kurangnya tanggung jawab
6 dalam menyelesaikan masalahnya dan biasanya membutuhkan bantuan orang lain. Berdasarkan berbagai penjelasan di atas dapat diasumsikan bahwa remaja yang memiliki kemandirian yang baik, cenderung memiliki kemampuan pemecahan masalah (problem solving) yang baik pula. Walaupun dihadapkan dengan berbagai macam masalah yang sangat rumit, ia akan terus berusaha untuk mencari berbagai altenatif dan bertanggung jawab untuk dapat menyelesaikan masalahnya. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti seberapa besar sumbangan kemandirian terhadap kemampuan pemecahan masalah (problem solving). B. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang latar belakang tersebut di atas maka penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris peran kemandirian terhadap kemampuan pemecahan masalah (problem solving) pada remaja. C. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memiliki dua manfaat, yaitu: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pengetahuan dalam bidang psikologi perkembangan dan psikologi sosial, serta penelitian selanjutnya pada khususnya mengenai peran kemandirian terhadap kemampuan pemecahan masalah (problem solving) pada remaja. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pada remaja pada khususnya untuk mengurangi terjadi kekecewaan dan frustasi terhadap masalah yang dihadapinya dengan memiliki kemampuan pemecahan masalah (problem solving). Selain itu penelitian ini diharapkan dapat memberikan
7 informasi kepada orang tua untuk memberikan kesempatan pada anak mereka agar dapat mandiri dalam menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari dan diharapkan orang tua dapat melatih terus-menerus anaknya agar memiliki kemandirian yang baik. Dengan demikian dapat memberikan arahan kepada orang tua untuk memberikan kesempatan pada anak mereka agar bisa menyelesaikan masalahnya secara mandiri. METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel-variabel Penellitian Dalam penelitian ini variabel yang akan dikaji adalah: 1. Variabel Bebas : Kemandirian 2. Variabel Tergantung : Kemampuan Pemecahan Masalah (Problem Solving) B. Definisi Operasional Variabel Penelitian Definisi operasional dalam penelitian ini adalah: 1. Kemandirian Kemandirian adalah suatu keadaan dimana seseorang yang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya, mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk masalah yang dihadapinya, memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas-tugasnya, bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya. Untuk mengukur kemandirian digunakan skala kemandirian dengan menggunakan skala Likert yang disusun berdasarkan aspek-aspek kemandirian menurut Lamman, dkk (1998) yang meliputi percaya diri, kontrol diri, tanggunng jawab, kebebasan, ketegasan diri, inisiatif, dan mengambil keputusan. 2. Pemecahan masalah (problem solving) Pemecahan masalah (problem solving) adalah suatu keterampilan yang meliputi kemampuan untuk mencari informasi, menganalisa situasi dan
8 mengidentifikasi masalah dengan pendekatan yang baik dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif pemecahan masalah sehingga dapat mengambil suatu tindakan keputusan untuk mencapai sasaran. Untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah (problem solving) dengan menggunakan skala Likert yang disusun berdasarkan komponen-komponen pemecahan masalah ( problem solving) yang dikemukakan oleh Harris (1998), yang terdiri dari eksplorasi masalah, membuat tujuan, membuat ide, pemilihan ide, pelaksanaan, dan evaluasi. C. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitan ini adalah remaja baik pria maupun wanita yang berstatus sebagai siswa atau siswi SMK Karya Wijaya Kusuma. Sedangkan sampelnya adalah 100 orang siswa yang berada di kelas II. D. Teknik Pengumpulan data Data dalam penelitian ini diperoleh melalui metode angket. Angket yang digunakan berisi tentang identitas subjek, skala pemecahan masalah (problem solving), dan skala kemandirian. 1. Skala Kemandirian Skala ini disusun berdasarkan aspek-aspek kemandirian yang dikemukanan oleh Lamman, dkk (1998) yang terdiri dari: percaya diri, kontrol diri, tanggung jawab, kebebasan, ketegasan diri, inisiatif, dan pengambilan keputusan. Hal tersebut diukur untuk mengetahui seberapa besar tingkat kemandirian pada remaja. Jumlah item untuk masing-masing dimensi dapat dilihat pada tabel 2, seluruhnya berjumlah 35 item. Skala kemandirian ini berbentuk skala Likert. Item-itemnya terdiri dari atas pernyataan yang bersifat favorable dan unfavorable, dengan menggunakan kategori respon tingkat kesesuaian yang mempunyai variasi jawaban sebagai berikut :
9 berupa jawaban yang sangat sesuai, sesuai, agak sesuai, agak tidak sesuai, tidak sesuai, dan sangat tidak sesuai. Skor untuk item favorable adalah sebagai berikut: a. Sangat Sesuai (SS), diberi skor enam. b. Sesuai (S), diberi skor lima. c. Agak Sesuai (AS), diberi skor empat. d. Agak Tidak Sesuai (ATS), diberi skor tiga. e. Tidak sesuai (TS), diberi skor dua. f. Sangat Tidak Sesuai (STS), diberi skor satu. Sedangkan skor untuk item unfavorable adalah sebagai berikut: a. Sangat Sesuai (SS), diberi nilai satu. b. Sesuai (S), diberi nilai dua. c. Agak Sesuai, diberi nilai tiga. d. Agak Tidak Sesuai (ATS), diberi nilai empat. e. Tidak sesuai (TS), diberi nilai lima. f. Sangat Tidak Sesuai (STS), diberi skor enam. Tabel 1 Distribusi Item Skala Kemandirian No Item No Dimensi Total Favorable Unfavorable 1 Percaya Diri 1, 8, 15 22, Kontrol Diri 2, 9 16, 23, Tanggung Jawab 3, 10 17, 24, Kebebasan 4, 11, 18 25, Ketegasan Diri 5, 12 19, 26, Inisiatif 6, 13, 20 27, Pengambilan 7, 14,21 28, 35 5 Keputusan Total
10 2. Skala Pemecahan Masalah (Problem Solving) Skala ini disusun berdasarkan komponen-komponen pemecahan masalah (problem solving) yang dikemukanan oleh Haris (1998) yang terdiri dari; eksplorasi masalah, membuat tujuan, membuat ide, pemilihan ide, pelaksanaan dan evaluasi. Hal tersebut diukur untuk mengetahui seberapa besar tingkat kemampuan pemecahan masalah (problem solving) pada remaja. Jumlah item untuk masing-masing dimensi dapat dilihat pada tabel 1, seluruhnya berjumlah 22 item. Skala pemecahan masalah (problem solving) ini berbentuk skala Likert. Item-itemnya terdiri dari atas pernyataan yang bersifat favorable dan unfavorable, dengan menggunakan kategori respon tingkat kesesuaian yang mempunyai variasi jawaban sebagai berikut : berupa jawaban yang sangat sesuai, sesuai, agak sesuai, agak tidak sesuai, tidak sesuai, dan sangat tidak sesuai. Skor untuk item favorable adalah sebagai berikut: a. Sangat Sesuai (SS), diberi nilai enam. b. Sesuai (S), diberi nilai lima. c. Agak Sesuai, diberi nilai empat. d. Agak Tidak Sesuai (ATS), diberi nilai tiga. e. Tidak sesuai (TS), diberi nilai dua. f. Sangat Tidak Sesuai (STS), diberi skor satu. Sedangkan skor untuk item unfavorable adalah sebagai berikut: a. Sangat Sesuai (SS), diberi nilai satu. b. Sesuai (S), diberi nilai dua. c. Agak Sesuai, diberi nilai tiga. d. Agak Tidak Sesuai (ATS), diberi nilai empat. e. Tidak sesuai (TS), diberi nilai lima. f. Sangat Tidak Sesuai (STS), diberi skor enam.
11 Tabel 2 Distribusi Item Skala Kemampuan Pemecahan Masalah (problem Solving) No Item No Dimensi Total Favorable Unfavorable 1 Eksplorasi Masalah 1, 7, 13 19, Membuat Tujuan 2, Membuat Ide 3, Pemilihan Ide 4, 10 16, 20, Pelaksanaan 5 11, Evaluasi 6 12, 18 3 Total E. Validitas dan Reliabillitas 1. Validitas Validitas tes menyangkut apa yang diukur tes dan seberapa baik tes itu bisa mengukur (Anastasi & Urbina, 2007). Validitas berasal dari kata validity yang memiliki arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukur (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2002). Konsep ketepatan pada validitas mengandung arti bahwa suatu alat ukur tergantung pada kemampuan alat ukur tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat, sedangkan kecermatan berarti bahwa pengukuran itu dapat memberikan gambaran mengenai perbedaan yang sekecil-kecilnya diantara subjek yang satu dengan yang lain (Prabowo & Fakhrurrozi, 2004). Dalam penelitian ini untuk menguji validitas item dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor setiap item dengan skor total item menggunakan korelasi product moment dari Karl Person.
12 2. Reliabilitas Reliabilitas alat ukur adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran pada kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek dalam diri subjek yang diukur memang belum berubah (Prabowo & Fakhrurrozi, 2004). Reliabilitas memiliki berbagai nama lain seperti keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, konsistensi, dan lain sebagainya, namun ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2002). Untuk mengukur reliabilitas mengunakan analisis alpha cronbach. F. Teknik dan Analisis Data Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi sederhana, yaitu menganalisis kontribusi kemandirian terhadap pemecahan masalah (problem solving) pada remaja.. PEMBAHASAN Penelitian ini berusaha untuk menguji adanya peranan dari kemandirian terhadap kemampuan pemecahan masalah (problem solving) pada remaja. Hasil analisis setelah dilakukan uji regresi sederhana diketahui bahwa hipotesis diterima. Peranan kemandirian terhadap kemampuan pemecahan masalah (problem solving) diperoleh Adjusted R Square sebesar 0,315 Jadi terdapat peranan positif dari kemandirian terhadap kemampuan pemecahan masalah (problem solving) sebesar 31,5%. Selebihnya 67,8% diprediksi dari faktor-faktor lain. Menurut Davidoff (dalam Riyanti dkk, 1996) faktor-faktor yang mempengaruhi pemecahan masalah (problem solving) terdiri dari dua, yaitu: hasil
13 belajar sebelumnya, derajat kewaspadaan (arrousal). Selain itu menurut Rahmat (2001) faktor-faktor yang mempengaruhi pemecahahan masalah (problem solving) terdiri dari empat, yaitu: motivasi, kepercayaan dan sikap yang salah, kebiasaan, dan Emosi. Kemandirian memiliki peranan positif terhadap pemecahan masalah (problem solving), karena remaja yang memiliki kemandirian yang baik cenderung dapat menyelesaikan masalahnya dengan baik pula. Menurut Mutadin (2002) dengan kemandirian tersebut berarti remaja harus belajar dan berlatih dalam membuat rencana, memilih alternatif, membuat keputusan, bertindak sesuai dengan keputusannya sendiri serta bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dilakukannya. Dengan demikian remaja akan berangsur-angsur melepaskan diri dari ketergantungan pada orang tua. Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa remaja yang memiliki kemandirian yang baik, pasti memiliki kemampuan pemecahan masalah (problem solving) yang baik. Walaupun dihadapkan dengan berbagai macam masalah yang sangat rumit, ia akan terus berusaha untuk mencari berbagai altenatif dan bertanggung jawab untuk dapat menyelesaikan masalahnya. Berdasarkan hasil penelitian kategori subjek, dalam kemampuan pemecahan masalah (problem solving) pada subjek penelitian ini tergolong sedang, berarti memiliki tingkat kemampuan pemecahan masalah (problem solving) yang cukup baik. Mu qodin (2002) mengatakan bahwa pemecahan masalah (problem solving) merupakan suatu keterampilan yang meliputi kemampuan untuk mencari informasi, menganalisa situasi, mengidentifikasikan masalah dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif tindakan, kemudian mempertimbangkan alternatif tersebut sehubungan dengan hasil yang dicapai, dan pada akhirnya melaksanakan rencana dengan melakukan suatu tindakan yang tepat. Subjek dalam penelitian ini yang memiliki tingkat kemampuan pemecahan masalah (problem solving) yang sedang, mungkin masih kurang mempertimbangkan alternatif-alternatif tindakan lain. Pada umumnya remaja masih kurang melakukan pertimbangan dalam membuat keputusan atau memecahkan masalah.
14 Berdasarkan hasil penelitian kategori subjek, dalam kemampuan kemandirian pada subjek penelitian ini tergolong sedang. Menurut Bernadib (dalam Mutadin, 2002) kemandirian meliputi perilaku mampu berinisiatif, mampu mengatasi hambatan atau masalah, mempunyai rasa percaya diri dan dapat melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain. Remaja yang memiliki tingkat kemandirian yang sedang cenderung dapat menyelesaikan setiap masalahnya sendiri tanpa bantuan orang lain, tetapi terkadang cenderung dalam menyelesaikan masalahnya membutuhkan bantuan orang lain. Selain itu faktor lain yang yang mungkin dapat mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah dan kemandirian pada remaja dalam penelitian ini dapat dilihat dari segi jenis kelamin subjek. Dalam penelitian ini dapat dilihat perbedaan antara pria dan dan wanita pada skala pemecahan masalah (problem solving) dan skala kemandirian. Pada skala pemecahan masalah diketahui pria yang berjumlah 8 subjek dengan mean pemecahan masalah (problem solving) sebesar 66,75 dan wanita yang berjumlah 92 subjek dengan mean pemecahan masalah (problem solving) sebesar 58,30. Dalam penelitian ini dapat terlihat perbedaan antara kemampuan pemecahan masalah (problem solving) antara pria dan wanita. Pada penelitian ini pria lebih mendominasi. Hal itu mungkin karena pada umumnya pria cenderung lebih mampu menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa bantuan orang lain, karena pria cenderung merasa kuat, lebih dapat berpikir rasional, dan memiliki banyak strategi dalam memecahkan masalah. Sedangkan wanita yang cenderung merasa lemah, selalu menggunakan perasaan dalam memecahkan masalah. Sedangkan pada skala kemandirian diketahui pria yang berjumlah 8 subjek dengan mean kemandirian sebesar 104 dan wanita yang berjumlah 92 subjek dengan mean kemandirian sebesar 89,67. Dalam penelitian ini dapat terlihat perbedaan kemandirian pria dan wanita. Pada penelitian ini pria lebih mendominasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Conger (dalam Afiatin, 1993) menyatakan bahwa pria lebih beperan aktif dalam membentuk kemandirian dan dituntut untuk lebih mandiri sedangkan wanita mempunyai ketergantungan yang lebih stabil karena memang dimungkinkan untuk tergantung lebih lama.
15 PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa hipotesis penelitian ini diterima yang berarti ada kontribusi yang signifikan dari kemandirian terhadap kemampuan pemecahan masalah (problem solving) pada remaja sebesar 31,5%. Selain itu, diperoleh hasil tambahan, berdasarkan kategori subjek dalam pemecahan masalah (problem solving) dan kemandirian memiliki kesamaan bahwa subjek masuk ke dalam kategori sedang. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: 1. Saran untuk Subjek Penelitian Bagi siswa atau siswi SMK Karya Wijaya Kusuma diharapkan untuk dapat mempertahankan kemampuan pemecahan masalah (problem solving) dan kemandirian. Sehingga subjek dapat menyelesaikannya masalahnya sendiri. 2. Saran untuk Orang tua Bagi para pengajar dan orang tua diharapkan untuk terus melatih kemandirian dan kemampuan pemecahan masalah (problem solving) anak. Sehingga anak dapat menyelesaikan masalahnya sendiri. 3. Saran untuk Penelitian Lebih Lanjut Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini sehingga mendapatkan hasil yang jauh lebih baik, dan dapat menggali lebih dalam hal-hal yang berkaitan dengan pemecahan masalah (problem solving) dan kemandirian pada remaja. Serta peneliti lebih lanjut diharapkan memberikan tambahan alat ukur berdasarkan identitas subjek. Minimal meliputi variable, metode, dan subjek.
16 DAFTAR PUSTAKA Afiatin, T. (1993). Persepsi pria dan wanita terhadap kemandirian. Jurnal Psychology Ali, M & Asrori, M. (2009). Psikologi remaja: Perkembangan peserta didik. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Anastasi, A & Urbina, S. (2007). Tes psikologi: Psychological Testing. Jakarta:PT. Indeks. Azwar, S. (2002). Tes prestasi: Fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi Belajar. Edisi Kedua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ballack, J & Slater, J. (1999). Membuka potensi karier. Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo. Dariyo, A. (2004). Psikologi perkembangan remajai. Bogor: Ghalia Indonesia. Firdaus, A. (2009). Kemampuan pemecahan masalah matematika.(madfirdaus.wordpress.com/.../kemampuan-pemecahan masalah-matematika/). Diakses pada tanggal 15 Maret Haris, R (1998). Introduction To Problem Soving. www. Virtual ssalt.com. Diakses pada tanggal 15 Maret Hurlock, E. B. (2006). Psikologi perkembangan: suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan, Edisi kelima. Jakarta: Erlangga. Lamman, M. S; Catherine Battler Avery & Susan, J. F. (1998). Young adults perception of their relationships with their parents: Individual Differences in Conectedness, competence, an Emotional Autonomy. Journal of development psychology = Lasmahadi, A. (2005). Pemecahan maasalah ecara analitis & kreatif. ( Diakses pada tanggal 15 Maret Mutadin, Z. (2002). Kemandirian sebagai kebutuhan psikologis pada remaja. (http// Diakses pada tanggal 7 Februari 2010.
17 Mukhtar, A. N. (2003). Konsep diri remaja: Menuju pribadi mandiri. Jakarta: PT. Rakasta Samasta. Mu qodin, Z. (2002). Mengenal kecerdasan emosional remaja. Bandung: Kaifa. Prabowo, H., & Fakhrurrozi, M. (2005). Skala psikologi. Jakarta: Universitas Gunadarma. Riyanti, D. B. P, Prabowo, H & Puspitawati, I. (1996). Seri diktat kuliah: Psikologi umum I. Jakarta: Universitas Gunadarma. Suharnan (2005). psikologi kognitif. Surabaya: Srikandi. ( Diakses pada tanggal 15 Maret 2010.
BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa pencarian jati diri. Proses pencarian jati
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa pencarian jati diri. Proses pencarian jati diri ini diperlukan kemandirian, yang merupakan tugas perkembangan yang harus dicapai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian
43 BAB III METODE PEELITIA Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif diartikan sebagai suatu penelitian yang menggunakan alat bantu statistik paling utama dalam memberikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
46 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, yang suatu penelitian dituntut menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa.
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian yang bersifat kuantitatif, karena menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa. Penelitian kuantitatif
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
47 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Syarat utama sebelum melakukan sebuah penelitian adalah menentukan variabel-variabel penelitian agar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2009) adalah metode berlandaskan pada filsafat positivism,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Unsur yang paling penting di dalam suatu penelitian adalah metode penelitian,
33 BAB III METODE PENELITIAN Unsur yang paling penting di dalam suatu penelitian adalah metode penelitian, karena melalui proses tersebut dapat ditemukan apakah hasil dari suatu penelitian dapat dipertanggungjawabkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu : 1. Variabel terikat : Komitmen Organisasi (Y)
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu : 1. Variabel terikat : Komitmen Organisasi (Y) 2. Variabel bebas
Lebih terperinciBAB III METODEOLOGI DAN PENELITIAN. hasil penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis
BAB III METODEOLOGI DAN PENELITIAN A. Tipe Penelitian Metode penelitian sangat menentukan suatu penelitian karena menyangkut cara yang benar dalam pengumpulan data, analisa data dan pengambilan keputusan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan
BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan di uraikan tentang tipe penelitian, identifikasi variabel penelitian, defenisi operasional variabel penelitian, populasi dan teknik pengambilan sampel, metode
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang identik dengan pendekatan deduktif yang berangkat dari persoalan-persoalan umum
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan. Suatu penelitian akan memberi hasil dan kesimpulan yang benar bila
BAB III METODE PENELITIAN Kebenaran hasil dan kesimpulan dari suatu penelitian sangat ditentukan oleh metode yang digunakan. Suatu penelitian akan memberi hasil dan kesimpulan yang benar bila penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran terhadap
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PEELITIA Pembahasan metode penelitian ini akan menguraikan: a) jenis penelitian. b) Identifikasi variabel penelitian, c) Defenisi oprasional penelitian, d) populasi dan teknik pengambilan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. B. Definisi Operasional Variabel
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel 1. Variabel Bebas : Kecerdasan Emosi 2. Variabel Tergantung : Stres Akademik 1. Kecerdasan Emosi B. Definisi Operasional Variabel Kecerdasan emosi sebagai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan variasi dalam variabel lain (Trianto, 2010: 201). Penelitian ini terdiri dari 2 variabel
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan serangkaian proses yang akan dilakukan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional kuantitatif,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang Digunakan Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kuantitatif, yaitu metode yang menekankan analisis pada data-data numerikal (angka)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel Tergantung : Kecemasan sebelum berlomba Variabel Bebas : Dukungan sosial B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Kecemasan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang Digunakan Metode penelitian adalah ilmu mengenai jalan yang dilewati untuk mencapai pemahaman (Priyono, 201, h.3). Penelitian ini merupakan penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan suatu bentuk penelitian deskriptif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional kuantitatif. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah : B. Definisi Operasional
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah : 1. Variabel Tergantung : Prokrastinasi 2. Variabel Bebas : Kecemasan B. Definisi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu merupakan
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian dalam suatu penelitian ilmiah digunakan sebagai pedoman bagi peneliti untuk melakukan penelitian. Jenis penelitian pada penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian
28 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional yang menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitan. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
27 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitan Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel Tergantung : Perilaku Konsumtif 2. Variabel Bebas : Konformitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku.
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian adalah suatu proses mencari sesuatu secara sistematik dalam waktu yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel bebas : Psychological Well-Being 2. Variabel tergantung : Komitmen Organisasional B. Definisi Operasional 1. Komitmen Organisasional
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang diolah dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif yang menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif korelasional yang melihat hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat, penelitian kuantitatif
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak
34 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka-angka,
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN. tersebut, serta penampilan dan hasilnya. Serta kesimpulan akhir dari penelitian
BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunanakan metode kuantitatif. Metode kuantitatif adalah metode penelitian yang di dalamnya dituntut untuk menggunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya dalam bentuk data numerikal (Sumarsono, Kedua variabel tersebut seabagai berikut :
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah salah satu langkah yang penting dalam melakukan penelitian ilmiah. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan
Lebih terperincimembeli aksesoris yang sedang menjadi trend dengan kepercayaan diri pada siswi kelas XI jurusan sekretaris SMK Kristen 1 Salatiga.
2 Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional dimana penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai variabel yang timbul dimasyarakat yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menurut Usman (1996:
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Dalam metode penelitian ini akan diuraikan mengenai identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, populasi dan metode pengambilan sampel, metode
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi
BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguraikan mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi Operasional Penelitian, (D). Subjek
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Menurut Moh. Nazir variabel adalah konsep yang mempunyai
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Menurut Moh. Nazir variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam- macam nilai. 1 Adapun variabel terdiri dari macam, yaitu : 1. Variabel bebas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. bebas dan satu variabel tergantung. Variabel-variabel tersebut adalah sebagai
55 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel tergantung. Variabel-variabel tersebut adalah sebagai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan usaha yang harus ditempuh dalam penelitian untuk menemukan, mengembangkan dan menguji suatu kebenaran pengetahuan. Metode yang digunakan harus sesuai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Definisi Operasional. Variabel Variabel adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian adalah merupakan suatu rangkain kegiatan ilmiah yaitu dalam rangka pemecahan suatu permalasahan. Hasil penelitian tidak perna dimaksudkan sebagai suatu pemecahan langsung
Lebih terperinciHUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Artikel Skripsi HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI Jurusan Bimbingan Konseling FKIP UNP Kediri Oleh: SUCI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
40 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu daya tarik interpersonal dan kohesivitas kelompok. Untuk kepentingan penelitian ini, maka pelaksanaannya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dalam usaha menguji hipotesis yang telah disusun. Penelitian kuantitatif banyak dituntut menggunakan angka,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional, yakni penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional, yakni penelitian yang meneliti tentang ada tidaknya hubungan antara variabel variabel yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian komparatif untuk mengetahui perbedaan kinerja pegawai pria dan pegawai wanita Kantor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. artinya ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia terlahir dalam keadaan yang lemah, untuk memenuhi kebutuhannya tentu saja manusia membutuhkan orang lain untuk membantunya, artinya ia akan tergantung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan tergantung pada orangtua dan orang-orang yang berada di lingkungannya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia dilahirkan dalam kondisi yang tidak berdaya. Individu akan tergantung pada orangtua dan orang-orang yang berada di lingkungannya dan ketergantungan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain komparasional menurut Arikunto (2010:310) menyebutkan bahwa penelitian membandingkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan di bahas enam hal yang meliputi, identifikasi variabel
BAB III METODE PEELITIA Pada bab ini akan di bahas enam hal yang meliputi, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek penelitian, metode pengumpulan data, validitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang Digunakan Metode penelitian yang akan digunakan pada penelitiann ini adalah metode kuantitatif. Menurut Azwar (2013, h. 5) pada dasarnya pendekatan kuantitatif
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan pendekatan komparasi, yaitu penelitian yang menekankan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif dan menggunakan pendekatan komparasi, yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam penerapan metode penelitian, yang digunakan adalah penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam suatu penelitian ilmiah, rancangan penelitian digunakan sebagai pedoman bagi peneliti untuk melakukan pendekatan dalam mengumpulkan data penelitiannya.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian adalah keseluruhan rencana untuk membuat pertanyaan penelitian, termasuk spesifikasi dalam menambah integritas penelitian (Polit & Beck,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang. ada di dalam penelitian ini (Azwar, 2004, h.5).
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Yang Digunakan Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, yaitu metode yang menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. dilakukan secar hati-hati dan sitematis menurut Syatori, (2012). Data-data
49 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif. Metode pengumpulan data kuantitatif adalah cara untuk memperoleh ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kejadian dengan melihat penyebab-penyebabnya. Teknik analisis komparasional
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain dalam penelitian ini bersifat komparasional. Desain komparasional menurut Arikunto (2010 ) menyebutkan bahwa penelitian membandingkan dua kejadian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identitas Variabel Variabel merupakan suatu yang dapat berubah-ubah dan mempunyai nilai yang berbeda-beda, menurut (Sugioyo, 2001), variabel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. untuk melihat perbedaan (kepercayaan diri) ditinjau dari jenis kelamin.
BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini variabel yang diteliti yaitu kepercayaan diri. Untuk jenis penelitian kuantitatif ini, maka pelaksanaan penelitian dilakukan dengan cara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. banyak menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
50 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang bekerja
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. 1) Variabel Terikat (Dependent): Konflik Kerja (Y)
BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Korelasi (hubungan) dalam penelitian ini, digunakan untuk melihat hubungan antar variabel yang digunakan.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara kemandirian (X) dengan motivasi bekerja pada mahasiswa (Y), maka penelitian yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif, seperti yang dijelaskan oleh Arikunto (006. 1) bahwa penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. analisisnya menggunakan data-data numerikal (angka) yang diolah. penelitian sampel besar (Azwar, 2012, h.5).
BAB III METODE PENELITIAN H. Metode Penelitian yang Digunakan Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode kuantitatif yang analisisnya menggunakan data-data numerikal (angka) yang diolah menggunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. yaitu sebuah metode yang datanya dinyatakan dalam bentuk nilai atau angka (Sugiyono, 2009). Desain ini sangat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan
24 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif yang menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Berdasarkan permasalah yang diambil oleh peneliti tentang Hubungan antara kecerdasan emosional dan resiliensi pada siswa akselerasi. Rancangan penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Alasannya adalah peneliti ingin mengeneralisasikan suatu fenomena pada suatu kelompok. Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. berkaitan dengan variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2013)
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu dilakukan dengan mengumpulakan data yang berupa angka. Data tersebut kemudian diolah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang digunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Metode kuantitatif adalah metode yang hasil penelitiannya hanya dapat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Yakni penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada pola-pola numerikal (angka)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. terhadap data, serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006: 12). Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan angka-angka dari mulai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. hubungan antar variable yang digunakan dalam penelitian ini. Variable-variable
41 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini, korelasi (hubungan) digunakan untuk melihat hubungan antar variable yang digunakan dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
48 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu suatu penelitian yang datanya berupa angka atau data non angka
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variable penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Identifikasi variable penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu 1. Variabel terikat: Kebermaknaan Hidup (Y) 2. Variable bebas : Motivasi Kerja
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu hanya
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu hanya meneliti pada waktu tertentu. Data-data yang diteliti dan diolah merupakan data temuan di
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pembahasan pada bab metode penelitian ini meliputi: Identifikasi variabel
BAB III METODE PEELITIA Pembahasan pada bab metode penelitian ini meliputi: Identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, populasi dan metode pengambilan sampel, metode pengambilan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara Prestasi Akademik (Y) dengan Self-Efficacy (X1) dan Optimisme (X2).
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian korelasional yang menggabungkan antara Prestasi Akademik (Y) dengan Self-Efficacy (X1) dan Optimisme (X2). Secara sistematis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk menjelaskan hubungan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk menjelaskan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. meneliti sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional yang bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. lain yang harus dilakukan yaitu: yang akan dicapai.
59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian Sebelum mengadakan penelitian, langkah awal yang perlu dilakukan adalah persiapan penelitian agar tidak
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional yaitu suatu cara untuk menemukan hubungan antara variabel-variabel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. independent (bebas) dan variabel dependet (terikat). Variabel bebas yaitu
BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel yaitu variabel independent (bebas) dan variabel dependet (terikat).
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu syukur sebagai
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode korelasional, yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu syukur sebagai variabel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dan validitas dan reliabilitas dan analisis data. 2. Variabel Bebas : Dukungan Sosial
BAB III METODE PENELITIAN Unsur yang paling penting di dalam suatu penelitian adalah metode penelitian, karena melalui proses tersebut dapat ditemukan apakah hasil dari suatu penelitian dapat dipertanggungjawabkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang hati hati, teratur dan terus menerus, sedangkan untuk mengetahui bagaimana
19 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam pemecahan masalah yang ada suatu penelitian diperlukan penyelidikan yang hati hati, teratur dan terus menerus, sedangkan untuk mengetahui bagaimana
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis sehingga diperlukan. kuantitatif maupun kualitatif (Azwar, 2004).
BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel bebas : dukungan sosial keluarga. 2. Variabel tegantung : sikap ibu terhadap anak penyandang autisme
27 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel bebas : dukungan sosial keluarga 2. Variabel tegantung : sikap ibu terhadap anak penyandang autisme B. Definisi Operasional
Lebih terperinci1. Variabel bebas (X) : Dukungan sosial teman sebaya. 1. Variabel terikat (Y) : Kemampuan bersosialisasi. 1. Kemampuan Bersosialisasi
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Salah satu hal yang paling penting diharapkan dari sebuah penelitian adalah diperolehnya hal yang dapat dipertanggung jawabkan. Atas dasar itu, dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah
23 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah atau prosedur kerja sehingga
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. diolah dengan metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) tentang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
41 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah salah satu unsur penting dalam suatu penelitian ilmiah, karena ketepatan metode yang digunakan untuk memecahkan masalah yang ada akan menentukan hasil
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan dari hasilnya.
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Menurut Arikunto (2010) penelitian kuantitatif adalah penelitian yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Kerlinger (1998) rancangan penelitian adalah rancangan dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga penelitian akan memperoleh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti melakukan penelitian di lingkungan Kampus Universitas Pendidikan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT
HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT This study was aimed to investigate the relationship between social
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan teknik komparatif. Penelitian dengan teknik komparatif yakni jenis penelitian yang bertujuan membandingkannya dengan melihat persamaan
Lebih terperinci