BAB 1 PENDAHULUAN. dapat diprediksi (Ariffandita dan Sudarno, 2012). auditor untuk mengeluarkan kembali opini audit going concern pada tahun

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menentukan opini audit suatu perusahaan auditor juga harus memperhatikan likuiditas, profitabilitas dan solvabilitas perusahaan tersebut, karena likuiditas menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek dengan asset-asset likuid yang dimiliki perusahaan. Profitabilitas menunjukan keuntungan yang diperoleh perusahaan selama membayar kewajibannya dalam jangka panjang. Melalui perhitungan rasio-rasio ini auditor dapat mengetahui tentang baik dan buruknya kinerja suatu perusahaan (Susanto, 2009). Going concern merupakan kemampuan suatu badan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya selama periode tertentu, yaitu tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan auditan (Wulandari, 2014). Pada kenyataannya, masalah going concern merupakan hal yang kompleks dan terus ada, sehingga perlu memahami tolak ukur yang pasti untuk menentukan status going concern pada perusahaan. Kekonsistenan faktor-faktor tersebut harus diuji agar dalam keadaan ekonomi yang fluktuatif, status going concern tetap dapat diprediksi (Ariffandita dan Sudarno, 2012). Opini audit tahun sebelumnya akan menjadi faktor pertimbangan penting auditor untuk mengeluarkan kembali opini audit going concern pada tahun berikutnya. Apabila seorang auditor menerbitkan opini audit going concern tahun

2 sebelumnya maka akan semakin besar kemungkinan perusahaan mendapatkan kembali opini audit going concern pada tahun berjalan (Santosa dan Wedari, 2007). Opini auditor merupakan sumber informasi bagi pihak di luar perusahaan sebagai pedoman untuk pengambilan keputusan. Hanya auditor yang berkualitas yang dapat menjamin bahwa laporan (informasi) yang dihasilkannya reliable, yaitu informasi laporan keuangan harus dapat diandalkan dalam penyajiannya. Selama ini, penelitian mengenai kualitas auditor banyak dihubungkan dengan ukuran KAP dan reputasi KAP (Praptitorini dan Januarti,2011). Kondisi keuangan perusahaan merupakan suatu tampilan secara utuh atas keuangan perusahaan selama periode tertentu (Dewayanto, 2011). Kondisi keuangan perusahaan merupakan tingkat kesehatan pada perusahaan sesungguhnya, perusahaan yang kondisi keuangannya kurang baik (sehat) ditemukan banyak masalah going concern (Ramadany, 2004), karena kondisi keuangan suatu perusahaan mencerminkan tingkat kemampuan perusahaan yang informasinya dapat diandalkan oleh para pengguna laporan keuangan, akan banyak ditemui masalah going concern, sebaliknya jika kondisi suatu perusahaan tidak pernah mengalami kesulitan keuangan, maka auditor tidak akan memberikan opini audit going concern. Return on assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Return on assets merupakan perbandingan antara laba sebelum

3 bunga dan pajak (EBIT) dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Return on assets (ROA) yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk beroperasi, perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan. Sebaliknya apabila return on assets yang negatif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan, perusahaan mendapatkan kerugian. Jadi jika suatu perusahaan mempunyai ROA yang tinggi maka perusahaan tersebut berpeluang besar dalam meningkatkan pertumbuhan, tetapi jika total aktiva yang digunakan perusahaan tidak memberikan laba maka perusahaan akan mengalami kerugian dan akan menghambat pertumbuhan. Kualitas audit merupakan kualitas jasa yang diberikan seorang auditor kepada kliennya. Kualitas audit ini dapat dilihat dari kompetensi dan tingkat independensi auditor. Seorang auditor bertanggung jawab untuk dapat menyajikan informasi yang mempunyai kualitas tinggi yang berguna untuk membuat suatu keputusan oleh para pemakai laporan keuangan. Auditor yang mempunyai kualitas tinggi lebih cenderung akan mengeluarkan opini audit going concern apabila klien terdapat masalah going concern karena seorang auditor yang mempunyai kualitas tinggi tidak akan terpengaruh terhadap situasi yang ada di perusahaan tersebut (Santosa dan Wedari, 2007). Sedangkan menurut Ramadany (2004) berpendapat bahwa perusahaan skala besar memiliki intensif yang lebih untuk menghindari kritikan kerusakan reputasi dibandingkan pada perusahaan audit skala kecil. Perusahaan audit besar juga cenderung mengungkapkan masalah-masalah yang ada karena mereka lebih kuat menghadapi risiko proses pengadilan.

4 Opini audit going concern merupakan opini yang dikeluarkan oleh auditor untuk memastikan apakah perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya (SPAP,2001). Dalam pelaporan keuangan tahunan, opini going concern diberikan oleh auditor setelah paragraf pendapat. Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan anggapan bahwa perusahaan akan melanjutkan operasinya sebagai entitas yang berkemampuan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern). Catatan atau laporan keuangan konsolidasi berisi pengungkapan dampak suatu kondisi ekonomi terhadap perusahaan serta tindakan yang ditempuh dan rencana yang dibuat oleh manajemen untuk menghadapi kondisi tersebut ( Abdul dan Baldric 2010). Masalah going concern suatu perusahaan merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui dan diungkapkan, agar perusahaan dapat mengambil tindakan selanjutnya dan memberikan pertimbangan pada keputusan yang tepat untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan sehingga terhindar dari kebangkrutan (Susanto, 2009). Auditor juga bertanggungjawab untuk menilai apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern) dalam periode waktu yang tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan audit (SPAP seksi 341, 2001). Saat ini, auditor harus mengemukakan secara eksplisit apakah perusahaan klien akan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya sampai setahun kemudian setelah pelaporan (AICPA, 1988). Masalah yang timbul karena banyak terjadi kesalahan

5 dalam opini (audit failures) yang dibuat oleh auditor menyangkut opini going concern (Praptitorini dan Januarti, 2011). Penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan audit going concern telah banyak dilakukan. Susanto (2009) berpendapat bahwa kondisi keuangan berpengaruh negatif terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern. Penelitian mengenai return on assets terhadap keputusan audit going concern yang dilakukan oleh Susanto (2009) berpendapat bahwa return on assets berpengaruh positif pada pengambilan keputusan audit going concern. Penelitian mengenai kualitas audit terhadap keputusan audit going concern yang telah dilakukan oleh Santosa dan Wedari (2007) berpendapat bahwa kualitas audit tidak berpengaruh terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern. Penelitia yang sama juga dilakukan oleh Susanto (2009) yang menyatakan bahwa kualitas audit tidak berpengaruh terhadap kecenderungan penerimaan penerimaan audit going concern. Penelitian mengenai opini audit tahun sebelumnya terhadap keputusan audit going concern yang dilakukan oleh Susanto (2009) berpendapat bahwa opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap opini audit going concern, hasil yang sama diperoleh Santosa dan Wedari (2007) berpendapat bahwa opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap opini audit going concern.

6 Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Susanto (2009) dengan judul faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan opini audit going concern pada perusahaan publik sektor manufaktur. Penelitian ini penting dilakukan karena kelangsungan hidup suatu perusahaan akan terlihat dari pernyataan yang dikeluaran oleh auditor yang diungkapkan melalui opini audit. Terbongkarnya kasus manipulasi data keuangan perusahaan besar seperti Enron, telah mencoreng citra auditor yang dianggap gagal dalam memberikan peringatan pada investor. Pihak investor akan mengalami kerugian, apabila informasi keuangan audit tidak menunjukan informasi keuangan yang sebenarnya. Para pemakai laporan keuangan merasa bahwa pengeluaran opini audit going concern dapat digunakan sebagai prediksi kelangsungan hidup suatu perusahaan. Oleh karena itu dengan menggunakan laporan keuangan yang telah diaudit, para pemakai laporan keuangan dapat mengambil keputusan dengan tepat. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu pada sampel yang digunakan yaitu perusahaan sektor pertambangan dengan menggunakan laporan keuangan tahun yang listing di BEI. Alasan dalam pengambilan sampel perusahaan sektor pertambangan karena sektor pertambangan merupakan sektor yang memiliki nilai kapasitas yang cukup besar dibandingkan sektor lain, sehingga membuat sektor pertambangan ini diminati oleh investor. Hal ini dapat dilihat dari daftar perusahaan yang tergabung dalam LQ45 periode 1 Agustus s/d 31 Januari 2009, mayoritas perusahaan pertambangan termasuk dalam kondisi tersebut. Disamping itu pula pengambilan

7 data laporan keuangan telah diaudit oleh auditor independen sehingga dipercaya dan dapat dipertanggungjawabkan dalam penyajian laporan keuangan Perumusan Masalah Dari latar belakang diatas dan uraian pada penelitian terdahulu, maka masalah penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : 1. Apakah kondisi keuangan berpengaruh negatif terhadap kecenderungan keputusan opini audit going concern? 2. Apakah return on assets berpengaruh positif terhadap kecenderungan keputusan opini audit going concern? 3. Apakah kualitas audit berpengaruh negatif terhadap kecenderungan keputusan opini audit going concern? 4. Apakah opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap kecenderungan keputusan opini audit going concern? 1.3. Pembatasan Masalah Agar pembahasan tidak meluas dan tidak menimbulkan penyimpangan pada permasalahan dan dapat mencapai sasaran yang diharapkan, maka penulis membatasi permasalahan pada kondisi keuangan, return on assets, kualitas audit, dan opini audit tahun sebelumnya selain itu data yang digunakan lebih fokus pada sektor pertambangan yang memberikan laporan keuangan per 31 Desember lengkap dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun

8 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisis apakah kondisi keuangan berpengaruh negatif terhadap kecenderungan keputusan opini audit going concern. 2. Untuk menganalisis return on assets berpengaruh positif terhadap kecenderungan keputusan opini audit going concern. 3. Untuk menganalisis kualitas audit berpengaruh negatif terhadap kecenderungan keputusan opini audit going concern. 4. Untuk menganalisis opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap kecenderungan keputusan opini audit going concern Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis Bagi penembangan ilmu pengetahuan, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai masukan pengetahuan terutama dalam bidang auditing.

9 1.5.2 Manfaat Praktis 1. Bagi Investor Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi investor yang ingin berinvestasi, agar mempunyai bahan pertimbangan dalam menetapkan keputusan berinvestasi. 2. Bagi Akademisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan para pembaca maupun sebagai salah satu bahan refrensi atau bahan pertimbangan dalam penelitian selanjutnya dan sebagai penambah wacana keilmuan. 3. Bagi Peneliti Penelitian ini dapat menambah pengetahuan peneliti dan dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan opini audit going concern.