PILIHAN KEBIJAKAN MAKRO DALAM PEREKONOMIAN TERBUKA. Iswanto Staf Pengajar Akademi Maritim Yogyakarta ( AMY ) ABSTRAK
|
|
- Susanto Iskandar
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PILIHAN KEBIJAKAN MAKRO DALAM PEREKONOMIAN TERBUKA Iswanto Staf Pengajar Akademi Maritim Yogyakarta ( AMY ) ABSTRAK Pilihan kebijakan makro dalam perekonomian terbuka akan dapat di lakukan dengan cara pembiayaan ketidakseimbangan neraca pembayaran bersifat sementara, yang indikatornya adalah adanya pembiyaan defisit dan penumpukan surplus, hal ini akan terkait dengan keadaan yang ada dalam geografi kewilayahan atau terjadinya gelombang konjungtur perekonomian, disamping itu juga dapat menggunakan pembiayaan dengan mata uang yang kuat dan dengan pengawasan devisa, hanya saja dengan pengawasan devisa ini melibatkan negara-negara yang berhubungan dan harus mau menyesuaikan dan ini secara otomatis negara lain akan terkena akibat dari kebijakan tersebut. Sehingga apabila ada suatu negara tidak bisa menyesuaikan dengan kondisi tersebut maka akan membiarkan kondisi pertukaran berjalan secara alami atau dengan jalan membuat ketentuan penerapan penggunaan nilai tukar yang terikat dan fleksibel. I. PENDAHULUAN Dalam pemilihan kebijakan makro suatu negara akan selalu didasari oleh kondisi devisa luar negeri yang merupakan bagian proses penyesuaian pembayaran, dari sini barulah kita dapat membuat pilihan kebijakan bagi negara dalam rangka mempertahankan stabilitasnya dalam kondisi ekonomi yang berkembang antara negara yang satu dengan negara yang lain. Mempertahankan stabilisasi disini mengandung maksus sebagai upaya untuk mempertahankan kondisi tingkat harga dan pertumbuhan yang semakin mantap, sehingga kegiatan ekonomi nasional semakin baik. Dalam rangka mempertahankan tingkat harga dan pertumbuhan ini akan tidak bisa terhindar dari upaya pengelolaan pembayaran luar negeri, hal tersebut ini dilakukan agar dapat menghindari adanya krisis pada sektor ini. Apabila terjadi kondisi defisit (dengan nilai tukar tetap) dan jika ini berlangsung lama akan memperkecil uang yang beredar dan akhirnya akan berakibat pada merosotnya nilai uang (depresiasi) dan selanjutnya akan terjadi dislokasi ekonomi demikian pula sebaliknya 53
2 apabila terjadi apresiasi terhadap mata uang dan bahkan terjadi surplus yang berkelanjutan akan mengakibatkan inflasi yang tidak terkendali dengan ditetapkannya nilai tukar tetap yang dipertahankan. Dengan demikian baik defisit kondisi depresiasi maupun surplus (apresiasi) secara terus menerus akan dapat merusak tatanan ekonomi suatu negara, sehingga kebijakan yang baik adalah baik defisit maupun surplus semuanya bersifat sementara. II. PILIHAN KEBIJAKAN BAGI SUATU NEGARA Untuk memilih kebijakan sangat terbuka bagi suatu negara dalam rangka stabilitas makro ekonomi dapat dimulai dengan kebijakan mengambil lima cara dalam menghadapi kepincangan pembayaran luar negeri atau karena terjadi ketidakstabilan nilai tukar suatu negara baik dalam kondisi defisit (depresiasi) maupun dalam kondisi surplus (apresiasi). Ada lima pilihan dalam menghadapi defisit atau depresiasi yaitu: (Kindleberger Lindert 1983 :369) 1. Pembiayaan/Pembelanjaan (Financiing) 2. Kurs Mengambang 3. Pengawasan Devisa 4. Penyesuaian perekonomian terhadap nilai tukar 5. Mengikuti sistem nilai tukar terikat (the adjustable peg) Untuk memberikan fokus bahasan maka pilihan kebijakan yang ada tersebut perlu dipersempit dari lima pilihan yang ada bagi suatu negara dan dengan hanya menghadapi beberapa persoalan mengenai perlunya koordinasi kebijakan internasional dibawah sistem nilai tukar tetap dan nilai tukar yang dapat disesuaikan (Adjustable peg). 1. Pembiayaan /Pembelanjaan (Financiing) Pembiayaan/Pembelanjaan ini sering dikenal dengan pembiayaan ketidakseimbangan sementara, dalam hal ini ada dua keadaan yang dapat dipilih atau adanya kemungkinan untuk terjadi yaitu: a. Pembiayaan defisit yaitu apabila sebuah negara mempunyai kemungkinan/ kesempatan untuk dapat terus menerus membiayainya maka kondisi seperti ini dapat dianggap bahwa negara tersebut senang/diuntungkan karena dapat memaksa 54
3 negara lain untuk menerima kenyataan meningkatkan tagihannya. Keadaan seperti ini bagi negara yang mengalami defisit yang bahkan tidak perlu membayar bunga atas kewajiban-kewjiban yang harus ditanggung tersebut, ini juga akan menyebabkan terjadinya harga yang semakin tinggi sehingga negara lain akan menanggung beban dari negara-negara yang mengalami defisit yang akhirnya akan memperoleh tingkat hasil nyata yang negatif ( negative real rate of return) karena mereka menerima mata uang yang daya belinya sudah merosot b. Negara yang memupuk surplus kebalikan dari point pertama negara yang memupuk surplus akan kehilangan kesabaran mereka atas derma yang dipaksa ini, hal ini terjadi apabila negara yang mengalami defisit mempunyai posisi hubungan dengan negara yang mata uangnya kuat, atau memang menggunakan dasar mata uang yang kuat. Keadaan ini biasanya akan diikuti adanya fihak swasta pada negara surplus akan menukarkan depositonya ke mata uang yang negaranya sedang defisit melalui bank sentral, selanjutnya bank sentral (negara surplus) akan meminta kepada yang berwenang negara defisit untuk menanggung kewajiban dengan melepas cadangan devisanya atau cadangan emas, akibatnya kalau hal ini berkelanjutan negara defisit akan kehabisan devisa yang akhirnya pembiayaan (finacing) defisit neraca pembayaran tidak bisa dilakukan dan apabila hal ini bersifat pemanen maka penyesuaian yang sesungguhnya merupakan jalan yang paling tepat. Sebagaimana negara yang menggunakan nilai tukar tetap pembiayaan defisit maupun surplus secara terus menerus (karena adanya pergantian musim atau gelombang konjungtur) merupakan hal yang tepat yaitu keadaan dimana defisit dan surplus neraca pembayaran itu jelas bersifat sementara yang berarti negara membiayai dan secara tidak terbatas tanpa batas waktu akan kehabisan cadangan atau sebaliknya akan menumpuk cadangan devisa yang amat besar. Suatu contoh penggunaan kebijakan defisit atau surplus bagi suatu negara yang dapat menggunakan sistem nilai tukar tetap yaitu pembiayaan defisit pada suatu musim kemarau (Semi/Panas) 55
4 dengan cadangan devisa yang dikumpulkan pada musim hujan (gugur/dingin) yang akibatnya akan membawa keuntungan sosial (net social gain) (Kindleberger Lindert 1983 : 372) Dari contoh diatas ketidakseimbangan neraca pembayaran karena terjadinya fluktuasi ekonomi yang sering terjadi dalam suatu negara. Ada tiga macam ketidakseimbangan neraca pembayaran internasional yang sering terjadi yaitu : (Soediyono 1984 :76) a. Musiman b. Siklus c. Struktural Disektor yang disebabkan oleh gejala ekonomi yang berifat musiman surplus pada suatu saat dapat menutup defisit disaat lain. Disektor yang disebabkan oleh siklus (gelombang konjungtur) yang merupakan pola berbeda atau elastisitas pendapatan berbeda, atau elastisitas harganya berbeda, hal ini yang menyebabkan ketidakseimbangan siklus. Untuk mengatasinya dengan cara dipergunakan kebijakan moneter/fiskal Disektor yang disebabkan oleh ketidakseimbangan karena struktur karena adanya perubahan penawaran dan permintaan akan barang perdagangan internasional dengan perubahan pada faktor produksi seperti: a. berkurangnya stock Kapital nasional b. berubahnya pola produksi c. berubahnya pola permintaan d. berubahnya term of trade e. berubahnya pola perdagangan f. berubahnya pola aliran kapital jangka panjang g. berubahnya dalam institusi Selanjutnya menurut Nopirin dalam bukunya ekonomi Internasional 1985 : 37 Ketidakseimbangan neraca pembayaran karena disamping ketiga sektor tersebut (musiman, Siklus dan struktur) ada Sektor aliran modal sebagai akibat kegiatan spekulasi (destabilizing speculation) 56
5 Rp Dalam grafik dapat digambarkan sebagai barikut : R 1 R 0 D 0 D 1 S O X 0 X 1 US $ Keseimbangan awal pada OR 0 dengan valuta asing X 0 karena terdapat permintaan terhadap valuta asing sebesar X 0 X 1 maka untuk mengatasi keadaan tersebut (dalam menjaga ketidakseimbangan) dengan cara : a. Membiarkan kurs naik menjadi OR 1 (kurs nya yang berubah) b. Membiarkan proses penyeimbangan bergerak secara otomatis melalui perubahan harga dan pendapatan dengan (kurs tetap) c. Pemerintah dapat menambah penawaran devisa di Pasar dengan cadangan yang dimiliki. d. Kebijakan deflasi untuk menurunkan ongkos produksi dan harga serta mengurangi permintaan total dan pendapatan guna menekan impor. e. Melakukan pengawsan devisa (exchange control) Selanjutnya agar supaya ketidakseimbangan sementara ini dapat dikatakan merupakan pilihan yang tepat maka diperlukan syarat antara lain : a. Bahwa calon spekulan tidak mempunyai kesempatan atau tidak ada peluang membeli devisa pada musim gugur atau dingin b. Investasi untuk beberapa bulan dan selanjutnya menjualnya pada musim lain yang menguntungkan. c. Nilai tukar tetap dipertahankan sepanjang tahun. 57
6 2. Kurs Mengambang (Pembiayaan dengan mata uang yang kuat) Mata uang yang kuat sebagaimana dolar Amerika serikat sangat terbuka dan mempunyai banyak kesempatan dijadikan cadangan devisa negara lain (recerve center country) walaupun negara yang terlibat transaksi tidak melibatkan negara yang mempunyai mata uang kuat tersebut. Akibat dari penggunaan cara tersebut maka mata uang dolar ($) akan semakin berkembang karena sebagai mata uang yang digunakan untuk alat pembayaran internasional. Sebagai akibat dari penggunaan mata uang yang kuat ini Indonesia yang mempunyai pasaran Ekspor ke seluruh penjurun dunia dengan kemampuan beberapa Perusahaan pelayaran yang ada termasuk Penerbangan maka devisa yang ditibulkan merupakan sumbangan besar dari sektor Pelayaran ini karena disamping devisa yang semuanya didasarkan pada dolar Amerika baik dari perdagangan Internasionalnya (impor dan ekspornya) maupun devisa dari jasa angkutan yang dilakukan oleh Perusahaan Pelayaran, jasa sumber daya manusianya juga merupakan devisa bagi negara yang sangat besar sektor terakhir ini tidak hanya sumber daya manusia yang bekerja pada perusahaan pelayaran dalam negeri namun sumber daya manusia yang mengoperasikan alat angkutan negara asing. Karena semua kegiatan baik perdagangan, jasa angkutan maupun jasa sumber daya manusia nasional maupun asing yang kesemuanya ukurannya adalah menggunakan mata uang dolar amerika maka bagi Indonesia pemupukan devisa dengan mata uang kuat ini jelas sangat terdukung dengan aktifitas yang ditimbulkan oleh Peruasahaan Pelayaran tersebut. Namun demikian walaupun indonesia diuntungkan karena dapat memupuk devisa dengan mata uang kuat tetapi masih saja akan sangat menguntungkan Amerika karena dengan keadaan defisitpun negara masih dapat membiayai tanpa susah payah seperti negara lain kondisi seperti ini sering disebut (to run deficits without tears ) (Kindleberger-Lindert 1983:375) hal ini juga sering disebut (makan tanpa bayar) dengan cara merangsang dunia untuk memupuk devisanya dalam dolar sehingga Amerika secara otomatis akan mempunyai kemudahan dalam membiayai defisitnya. 58
7 Bagi Negara lain yang mempunyai mata uang yang kuat mempunyai kesempatan untuk mengimpor barang melebihi barang dan jasa luar negeri dan perusahaan-perusahaan, yang jumlahnya melebihi kemampuan penjualannya (ekspor) Demikian juga negara-negara yang dapat memupuk cadangan devisa dalam bentuk dolar sebagaiman Indonesia juga akan memperoleh manfaat yaitu seperti jasa-jasa implisit dari suatu mata uang yang diakui sebagai alat pembayaran internasional, juga berpengaruh terhadap hasil produksi karena dapat bersaing dipasar. 3. Pengawasan Devisa ( Exchange Control) Pengawasan devisa tidak ubahnya dengan pembatasan (kwota) Impor karena dalam kondisi tertentu bisa dikatakan tepat, sehingga kesejahteraan ekonomi (the welfare economics) yang diakibatkan pengawasan devisa juga kesejahteraan ekonomi karena pembatasan impor termasuk dalam golongan ini adalah pinjaman luar negeri dan jasa-jasa tourisme. Pengawasan devisa, pembatasan impor tarip impor yang mendasarkan pada basis kesejahteraan dan didasarkan dengan nilai uang dolar sama buruknya dengan pengenaan pajak setiap transaksi internasional. Walupun untuk menggambarkan bduruknya kerugian ekonomi dalam pengawasan devisa sangatlah sulit bahkan hampir pasti tidak akan mampu memperlihatkan seluruh kerugian ekonomi yang diakibatkan oleh pengawasan devisa tersebut. Sebagai contoh pengawasan devisa yang mensyaratkan bahwa nilai tukar mata uang asing harus lebih rendah, sehingga para eksportir akan menyerahkan tagihannya dengan nilai mata uang negara yang mengadakan pengawasan devisa, namun sebagai gantinya eksportir hanya menerima nilai mata uang yang lebih rendah tersebut. Disamping itu negara yang mengadakan pengawasan devisa harus dapat membuat keseimbangan permintaan dan penawaran dengan nilai mata uang yang ditetapkan. Akaibat dari hal tersebut pemerintah harus membatasi hak pembelian mata uang asing kecuali untuk membiayai kebutuhan impor. Kebijakan ini pemerintah harus menanggung/mengeluarkan biaya sosial yang lebih besar Tujuan utama pengawasan devisa ini untuk memberikan keuntungan bagi masyarakat, namun dalam prakteknya daya guna 59
8 pengawasan devisa ini masih harus dipertanyakan termasuk bagaimana untuk memberikan tercapainya tujuan sosial di dalam negeri bila dibandingkan dengan cara yang langsung tanpa pengawasan devisa. Pengawasan devisa merupakan alternatif dari pengambangan nilai mata uang juga digunakan untuk mengurangi ketidakpastian dengan menetapkan nilai tukar resmi terhadap dunia luar. Dalam pengawasan devisa ini mensyaratkan adanya alokasi sumber daya yang lebih efisien, yang berarti adanya fihak swasta dan perseorangan akan mendapatkan kesempatan untuk memiliki devisa yang diperlukan atau bahkan ada yang mengambil kesempatan bagi para pejabat untuk meningkatkan kemampuan pribadinya dan sekaligus melibatkan diri pada kegiatan yang menguntungkan. Alternatif lain disamping pengawasan devisa yang memerlukan biaya besar sehingga tidak mungkin dilaksanakan ada 3 alternatif (Kindleberger Lindert 1983 hal 379) a. Pengambangan nilai tukar. b. Nilai tukar tetap c. Variasi dari nilai tukar yang terikat (the adjustable peg.) 4. Penyesuaian Perekonomian Terhadap Nilai tukar Kebijakan yang dihadapi sebuah negara dalam ketidakseimbangan neraca pembayaran telah banyak kita bahas diatas namun dalam memilih mana yang akan digunakan sebagai kebijakan pemerintah perlu memperhatikan bahwa sistem nilai tukar tetap dan nilai tukar terikat mensyaratkan bukan hanya suatu negara harus mengikuti aturan permainan tetapi juga negara-negara lain turut bekerja sama dalam menghapus ketidakseimbangan tersebut, apabila terjadi perbedaan penilaiaan terhadap nilai tukarnya. Setiap satua nilai tukar akan menciptakan ketidakseimbangn yang tidak stabil, sehingga jalan yang terbaik untuk mengatasinya adalah menyeimbangkan nilai tukar sesuai dengan mekanisme pasar jika kedua belah fihak menyetujui kebijakan tersebut. Pada kenyataannya bahwa penyesuaian terhadap keseimbangan tersebut lebih pada negara yang menderita defisit 60
9 yang akhirnya akan memberatkan karena cadangan devisanya lama kelamaan akan habis selanjutnya sulit mendapatkan kredit dibanding dengan negara yang mempunyai surplus neraca pembayaran. 5. The adjustable peg Kebijakan yang dapat ditempuh dengan mengambil jalan menggunakan pilihan dengan menyesuaikan perekonomian terhadap nilai tukar dengan sedikit saja menyesuaikan ekonomi dalam negerinya akan dapat mempertahankan nikai tukar tetap, atau dengan melakukan devaluasi nilai mata uangnya dan menetapkan sebagai nilai tukar resmi yang baru bilamana mempertahankan nilai tukar tetap yang lama memerlukan terlalu banyak penyesuaian dalam perekonomiannya. Selanjutnya kebijakan penyesuaian dengan lebih mempersempit berbagai pilihan kebijakan bagi suatu negara dan dengan menghadapi beberapa persoalan mengenai kebijakan internasional dibawah sistem nilai tukar tetap dan nilai tukar yang dapat disisuaikan tersebut. (adjustable peg). III. KESIMPULAN Ketidakseimbangan neraca pembayaran suatu negara mempunyai lima macam pilihan kebijakan yaitu : 1. Membiayai ketidakseimbangan 2. Mengambangkan nilai tukar 3. Mengenakan pengawasan devisa 4. Menyesuaikan perekonomiannya dengan nilai tukar tetap 5. Dan mengikuti sistem nilai tukar terikat. Kebijakan ketiga dapat diambil apabila hanya bersifat sementara dan dengan asumsi bahwa fihak spekulan swasta tidak dapat melakukan peranan sebagai stabilisator dan pemerintah secara tepat dapat meramalkan perkembangan nilai tukar yang akan datang. Dan bila asumsi ini tidak berlaku maka usaha untuk membiayai defisit atau surplus dengan nilai tukar yang tetap akan mengalami kegagalan. Mengadakan pengawasan devisa membutuhkan biaya sosial yang besar disamping kesejahteraan akan mandek dan berhentinya trnsaksi bebas, juga besarnya biaya administrasi, borosnya sumber ekonomi, sehingga semua ini akan menghambat kebijkan pengawasan devisa dibanding dengan sistem pengambangan nilai tukar, nilai tukar 61
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Inflasi Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus maksudnya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Produk Domestik Bruto Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu negara sebagai ukuran utama bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan tersebut sangat terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut setiap manusia tidak dapat
Lebih terperinciSISTEM MONETER INTERNASIONAL. Oleh : Dr. Chairul Anam, SE
SISTEM MONETER INTERNASIONAL Oleh : Dr. Chairul Anam, SE PENGERTIAN KURS VALAS VALUTA ASING (FOREX) Valas atau Forex (Foreign Currency) adalah mata uang asing atau alat pembayaran lainnya yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Guncangan (shock) dalam suatu perekonomian adalah suatu keniscayaan. Terminologi ini merujuk pada apa-apa yang menjadi penyebab ekspansi dan kontraksi atau sering juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu indikator yang menunjukan bahwa perekonomian sebuah negara lebih baik dari negara lain adalah melihat nilai tukar atau kurs mata uang negara tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nilai mata uang Rupiah dan perbandingan dengan nilai mata uang acuan internasional yaitu Dollar Amerika, merupakan salah satu gambaran pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kurs (Nilai Tukar) a. Pengertian Kurs Beberapa pengertian kurs di kemukakan beberapa tokoh antara lain, menurut Krugman (1999) kurs atau exchange rate adalah
Lebih terperinciDEVISA DAN KESEIMBANGAN DAN KETIDAKSEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
DEVISA DAN KESEIMBANGAN DAN KETIDAKSEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL PENGERTIAN : DEVISA Adalah semua benda yang bisa digunakan untuk transaksi pembayaran dengan luar negeri yang diterima
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan
Lebih terperinci2. Derivasi Atau Perolehan Kurva BP (Neraca Pembayaran BOP)
Bahan 5 - Ekonomi Terbuka PEREKONOMIAN TERBUKA (AN OPEN ECONOMY) DAN DERIVASI KURVA BP (NERACA PEMBAYARAN) SERTA SISTEM KURS DAN SISTEM DEVISA YANG DIBERLAKUKAN 1. Transaksi Internasional Perekonomian
Lebih terperinciTransaksi NPI terdiri dari transaksi berjalan, transaksi modal dan finansial.
BY : DIANA MA RIFAH Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) merupakan statistik yang mencatat transaksi ekonomi antara penduduk Indonesia dengan bukan penduduk pada suatu periode tertentu (biasanya satu tahun).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara telah menunjukkan bahwa ketidakseimbangan kebijakan moneter dapat menyebabkan konsekuensi serius
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan 1997, kinerja pasar modal mengalami penurunan tajam bahkan diantaranya mengalami kerugian. Kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan ekonomi suatu negara pada dewasa ini tidak dapat dipisahkan dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan negara lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional mempunyai peranan sangat penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat didefinisikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas (freely floating system) yang dimulai sejak Agustus 1997, posisi nilai tukar rupiah terhadap mata uang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara penganut sistem perekonomian terbuka yang tidak terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional yang dilakukan oleh
Lebih terperinciTEORI KEUANGAN INTERNASIONAL. Makalah Bisnis Internasional. Dosen Pengampu: Dian Perwitasari, S. Ak, M. Si
TEORI KEUANGAN INTERNASIONAL Makalah Bisnis Internasional Dosen Pengampu: Dian Perwitasari, S. Ak, M. Si Disusun Oleh : 14.0102.0094 Febri Nurdian Cahya 14.0102.0113 Dwi Saputri 14.0102.0136 Sulistiyanti
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan
I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nilai tukar atau kurs merupakan indikator ekonomi yang sangat penting karena pergerakan nilai tukar berpengaruh luas terhadap aspek perekonomian suatu negara. Saat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah sektor riil dalam pembahasan mengenai ekonomi makro menggambarkan kondisi perekonomian dipandang dari sisi permintaan dan penawaran barang dan jasa. Oleh karena
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar Rupiah terus mengalami tekanan depresiasi. Ketidakpastian pemulihan ekonomi dunia juga telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pasar modal di Indonesia, ada beberapa kelompok saham yang paling banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, seperti Indonesia serta dalam era globalisasi sekarang ini, suatu negara tidak terlepas dari kegiatan
Lebih terperinciMateri Minggu 6. Lalu Lintas Pembayaran Internasional
E k o n o m i I n t e r n a s i o n a l 43 Materi Minggu 6 Lalu Lintas Pembayaran Internasional 6.1. Gambaran Umum Lalu Lintas Pembayaran Internasional Transaksi-transaksi pembayaran antar daerah tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di zaman era globalisasi ini persaingan perekonomian antar negara semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman era globalisasi ini persaingan perekonomian antar negara semakin ketat, ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap negara selalu berbeda bila ditinjau dari sumber daya alamnya, iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga, keadaan struktur
Lebih terperinciSkripsi ANALISA PENGARUH CAPITAL INFLOW DAN VOLATILITASNYA TERHADAP NILAI TUKAR DI INDONESIA OLEH : MURTINI
Skripsi ANALISA PENGARUH CAPITAL INFLOW DAN VOLATILITASNYA TERHADAP NILAI TUKAR DI INDONESIA OLEH : MURTINI 0810512077 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS Mahasiswa Strata 1 Jurusan Ilmu Ekonomi Diajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tinggi rendahnya nilai mata uang ditentukan oleh besar kecilnya jumlah penawaran dan permintaan terhadap mata uang tersebut (Hadiwinata, 2004:163). Kurs
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. Meningkatnya peran perdagangan internasional dibandingkan dengan. perdagangan domestik merupakan salah satu ciri yang menandai semakin
I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meningkatnya peran perdagangan internasional dibandingkan dengan perdagangan domestik merupakan salah satu ciri yang menandai semakin berkembangnya globalisasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemungkinan kelebihan produksi barang dan jasa tersebut demikian juga negara lain. Jika
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap negara berusaha memenuhi kebutuhannya baik barang dan jasa, atinya akan ada kemungkinan kelebihan produksi barang dan jasa tersebut demikian juga negara lain.
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS MATA UANG SUATU NEGARA
1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS MATA UANG SUATU NEGARA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1 Ekonomi Jurusan Ekonomi Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara ke arah yang lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat aktivitas perdagangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki mata uang yang menunjukkan harga-harga barang dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap negara memiliki mata uang yang menunjukkan harga-harga barang dan jasa. Jika suatu negara memiliki hubungan ekonomi dengan negara-negara lain maka
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan perekonomian dunia. Hal ini terjadi setelah dianutnya sistem perekonomian terbuka yang dalam aktivitasnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan liberalisasi perdagangan barang dan jasa semakin tinggi intensitasnya sehingga
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian dalam perdagangan internasional tidak lepas dari negara yang menganut sistem perekonomian terbuka. Apalagi adanya keterbukaan dan liberalisasi
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan upaya pembangunan yang berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,
BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai ekonomis. Hal ini dikarenakan adanya permintaan yang timbul karena adanya kepentingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Uang mempermudah manusia untuk saling memenuhi kebutuhan hidup dengan cara melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif melaksanakan pembangunan. Dalam melaksanakan pembangunan sudah tentu membutuhkan dana yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. negara yaitu nilai tukar (exchange rate) atau yang biasa dikenal dengan
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Berkembangnya proses globalisasi, dimana seperti tidak adanya batas antar negara di dunia serta nampaknya setiap negara menjadi terintegrasi, maka kegiatan atau
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE
BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE 2014-2015 A. Analisis Fundamental Nilai Tukar Rupiah 1. Faktor Ekonomi Faktor Ekonomi yaitu hal-hal yang
Lebih terperinciBAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN Hubungan Nilai Tukar Riil dengan Indeks Harga Saham Gabungan
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian 3.1.1 Hubungan Antar Variabel 3.1.1.1 Hubungan Nilai Tukar Riil dengan Indeks Harga Saham Gabungan Melemahnya nilai
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis ekonomi tabun 1997, perekonomian Indonesia
BABl PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Helakang Pennasalahan Sejak terjadinya krisis ekonomi tabun 1997, perekonomian Indonesia mengalami banyak perubahan dalam berbagai aspek. Salah satu indikator
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang lebih terbuka (oppeness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat aktivitas perdagangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang. Oleh. masyarakat Indonesia yang maju dan mandiri.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang. Oleh karena itu Indonesia harus giat melaksanakan pembangunan disegala bidang. Tujuan utama pembangunan adalah tercapainya
Lebih terperinciSISTEM MONETER INTERNASIONAL
SISTEM MONETER INTERNASIONAL Sejarah sistem Moneter Internasional 1. Zaman Emas (1876-1913): penggunaan emas sebagai standar alat tukar Standar emas pada dasarnya menetapkan nilai tukar mata uang negara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam bidang ekonomi secara global ini, menyebabkan berkembangnya
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bidang ekonomi secara global ini, menyebabkan berkembangnya sistem perekonomian yang lebih terbuka antara negara satu dengan negara yang lain. Perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era perdagangan bebas saat ini telah meningkatkan interaksi antara Negara berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keadaan perekonomian dunia pada era sekarang ini semakin bebas dan terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal menjadi semakin mudah menembus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam penggerakan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia karena pasar modal merupakan sarana pembentuk modal dan akumulasi dana jangka panjang yang diarahkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebutuhan cadangan devisa bagi suatu negara mempunyai tujuan dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Cadangan Devisa Kebutuhan cadangan devisa bagi suatu negara mempunyai tujuan dan manfaat seperti halnya manfaat kekayaan bagi suatu individu. Motif kepemilikan international
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bank Indonesia sebagai otoritas moneter atau bank sentral mempunyai tujuan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank Indonesia sebagai otoritas moneter atau bank sentral mempunyai tujuan utama yaitu mencapai dan menjaga kestabilan nilai rupiah. Hal ini tertulis dalam UU No. 3 tahun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh masyarakat. Dalam kehidupannya, manusia memerlukan uang untuk melakukan kegiatan ekonomi, karena uang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan Ekonomi Indonesia didominasi sektor pertanian dan perkebunan yang lebih dikenal dengan istilah negara agraris. Sejak dari proklamasi kemerdekaan, hingga dikeluarkannya
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Perkembangan Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Perkembangan Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia PMDN dapat diartikan sebagai kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pasar modal merupakan lahan untuk mendapatkan modal investasi, sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan uangnya. Setiap investor dalam
Lebih terperinciSISTEM MONETER INTERNASIONAL. JURUSAN ILMU EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL Veteran JAWA TIMUR
SISTEM MONETER INTERNASIONAL JURUSAN ILMU EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL Veteran JAWA TIMUR PENGERTIAN KURS VALAS VALUTA ASING (FOREX) Valas atau Forex (Foreign Currency) adalah mata uang asing
Lebih terperinciBAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. diambil dari mata uang India Rupee. Sebelumnya di daerah yang sekarang disebut
BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Rupiah Rupiah (Rp) adalah mata uang Indonesia (kodenya adalah IDR). Nama ini diambil dari mata uang India Rupee. Sebelumnya di daerah yang sekarang disebut Indonesia menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kompleksitas sistem pembayaran dalam perdagangan internasional semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang berkembang akhir-akhir ini.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai perekonomian terbuka kecil, perkembangan nilai tukar merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum. Pengaruh nilai tukar
Lebih terperinci1. Tinjauan Umum
1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Pengertian Perdagangan Internasional
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perdagangan Internasional Menurut Boediono (2005:10) perdagangan diartika n sebagai proses tukar menukar yang didasarkan
Lebih terperinciSEJARAH BANK INDONESIA : MONETER Periode
SEJARAH BANK INDONESIA : MONETER Periode 1983-1997 Cakupan : Halaman 1. Sekilas Sejarah Bank Indonesia di Bidang Moneter Periode 1983-2 1997 2. Arah Kebijakan 1983-1997 5 3. Langkah-Langkah Strategis 1983-1997
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nilai tukar sering digunakan untuk mengukur tingkat perekonomian suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nilai tukar sering digunakan untuk mengukur tingkat perekonomian suatu negara. Nilai tukar mata uang memegang peranan penting dalam perdagangan antar negara, dimana
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Nilai tukar mata uang adalah catatan harga pasar dari mata uang asing (foreign
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nilai tukar mata uang adalah catatan harga pasar dari mata uang asing (foreign currency) dalam harga mata uang domestik (domestic currency) atau harga mata uang domestik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Serikat Periode 2004Q.!-2013Q.3
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi internasional pada saat ini semakin berkembang pesat sehingga setiap negara di dunia mempunyai hubungan yang kuat dan transparan. Kegiatan
Lebih terperinciNERACA PEMBAYARAN ANDRI HELMI M, SE., MM. SISTEM EKONOMI INDONESIA
NERACA PEMBAYARAN ANDRI HELMI M, SE., MM. SISTEM EKONOMI INDONESIA III. NERACA PEMBAYARAN PENDAHULUAN REKENING NERACA PEMBAYARAN REKENING TRANSAKSI BERJALAN REKENING MODAL KETIDAKSESUAIAN STATISTIK REKENING
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian masih sangat bergantung pada negara lain. Teori David Ricardo menerangkan perdagangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. R Serfianto D. Purnomo et al. Buku Pintar Pasar Uang & Pasar Valas (Jakarta, Gramedia 2013), h. 98.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nilai Tukar adalah harga mata uang dari suatu negara yang diukur, dibandingkan, dan dinyatakan dalam nilai mata uang negara lainnya. 1 Krisis moneter yang terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin lama semakin tak terkendali. Setelah krisis moneter 1998, perekonomian Indonesia mengalami peningkatan
Lebih terperinciAndri Helmi M, SE., MM. Sistem Ekonomi Indonesia
Andri Helmi M, SE., MM Sistem Ekonomi Indonesia Pemerintah bertugas menjaga stabilitas ekonomi, politik, dan sosial budaya kesejahteraan seluruh masyarakat. Siapa itu pemerintah? Bagaimana stabilitas di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu studi yang masih menimbulkan kontroversi hingga saat ini,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu studi yang masih menimbulkan kontroversi hingga saat ini, khususnya dibidang moneter adalah tentang permintaan uang. Kontroversi tersebut berawal dari dua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hutang luar negeri Indonesia memiliki sejarah yang sangat panjang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hutang luar negeri Indonesia memiliki sejarah yang sangat panjang. Selama 30 tahun dimulai dari pemerintahan orde lama, Selama masa orde baru saja jumlah hutang luar
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: PDB, Kurs, Impor, Utang luar negeri
Judul : Pengaruh Kurs dan Impor Terhadap Produk Domestik Bruto Melalui Utang Luar Negeri di Indonesia Tahun 1996-2015 Nama : Nur Hamimah Nim : 1306105143 ABSTRAK Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat
Lebih terperinciPlease purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark. NILAI TUKAR DAN NERACA PEMBAYARAN MEET-11
NILAI TUKAR DAN NERACA PEMBAYARAN MEET-11 HAKEKAT TRANSAKSI VALUTA ASING Pasar valuta asing Pasar valuta asing (foreign exchange market / forex) atau disingkat valas merupakan suatu jenis perdagangan atau
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito, Gross Domestic Product (GDP), Nilai Kurs, Tingkat Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar
Lebih terperinciMAKALAH NERACA PEMBAYARAN. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perekonomian Indonesia Yang Dibina Oleh Ibu Dra. Sudarti, M.Si.
MAKALAH NERACA PEMBAYARAN Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perekonomian Indonesia Yang Dibina Oleh Ibu Dra. Sudarti, M.Si Disusun oleh : Rahdi Noor Hayat 201110160311331 Firda Silviatul H 201110160311333
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kebutuhannya sendiri tanpa mengimpor barang dan jasa dari negara lain.
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Perdagangan Internasional Dewasa ini perdagangan internasional tidak dapat dihindari oleh setiap negara di dunia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu negara sangat ditunjang oleh indikator tabungan dan investasi domestik yang digunakan untuk menentukan tingkat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang dihasilkannya (Hariyani dan Serfianto, 2010 : 1). Menurut Tri Wibowo dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi perdagangan saat ini, kemajuan suatu negara tidak dapat dilepaskan dari keberhasilan negara tersebut melakukan ekspor barang dan jasa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian A. Pasar Valuta Asing Pasar Valuta Asing menyediakan mekanisme bagi transfer daya beli dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Pasar ini bukan entitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia mengakibatkan perkembangan ekonomi Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian dunia mengakibatkan perkembangan ekonomi Indonesia semakin terintegrasi sebagai konsekuensi dari sistem perekonomian terbuka yang berhubungan
Lebih terperinciPerekonomian Indonesia
Perekonomian Indonesia Modul ke: Membahas Konsep Neraca Pembayaran Luar Negeri - Indonesia Fakultas Ekonomi & Bisnis Abdul Gani,SE MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id NERACA PEMBAYARAN REKENING
Lebih terperinciHerdiansyah Eka Putra B
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI EKSPOR INDONESIA SEBELUM DAN SESUDAH KRISIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE CHOW TEST PERIODE TAHUN 1991.1-2005.4 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai nilai tambah total yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk domestik bruto (PDB) merupakan salah satu di antara beberapa variabel ekonomi makro yang paling diperhatikan oleh para ekonom. Alasannya, karena PDB merupakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Joesron dan Fathorozzi (2003) produksi adalah berkaitan dengan
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Produksi Menurut Joesron dan Fathorozzi (2003) produksi adalah berkaitan dengan bagaimana sumber daya (input) digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Model moneter adalah suatu upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Model moneter adalah suatu upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan tetap mempertahankan kestabilan harga (Kindleberger,2005). Namun
Lebih terperinciPERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010
PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak Juni 2010 viii Ringkasan Eksekutif: Keberlanjutan di tengah gejolak Indonesia terus memantapkan kinerja ekonominya yang kuat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian internasional, diantaranya yaitu impor. Kegiatan impor yang dilakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, seperti Indonesia serta dalam era globalisasi sekarang ini, suatu negara tidak terlepas dari kegiatan perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian negara dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan
0 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Harga mata uang suatu negara dalam harga mata uang negara lain disebut kurs atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan perekonomian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. moneter, bunga itu adalah sebuah pembayaran untuk menggunakan uang. Karena
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Umum Suku Bunga Keynes berpendapat bahwa suku bunga itu adalah semata-mata gejala moneter, bunga itu adalah sebuah pembayaran untuk menggunakan uang. Karena tingkat bunga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian, baik di dalam negeri maupun di tingkat dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang masalah Pada tahun 2008 terjadi krisis global dan berlanjut pada krisis nilai tukar. Krisis ekonomi 2008 disebabkan karena adanya resesi ekonomi yang melanda Amerika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki era globalisasi, perekonomian dunia memberikan peluang yang besar bagi berbagai negara untuk saling melakukan hubunga antarnegara, salah satunya dibidang ekomomi.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. negara atau lintas negara yang mencakup ekspor dan impor. Tambunan
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Perdagangan Internasional Perdagangan Internasional dapat didefinisikan sebagai perdagangan antar negara atau lintas negara yang mencakup ekspor dan
Lebih terperinciPengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM
Pengantar Ekonomi Makro Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Materi Perkuliahan: 1. Ruang Lingkup Analisis Makroekonomi (Konsep dasar ekonomi makro) 2. Aliran kegiatan perekonomian (aliran sirkular atau circular
Lebih terperinci