BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2012 Populasi ayam pedaging dan produksi peternakan di Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2012 Populasi ayam pedaging dan produksi peternakan di Indonesia"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul 1. Aktualitas Peternakan ayam di Indonesia setiap tahun jumlahnya selalu mengalami perubahan. Perubahan jumlah peternakan mengalami kenaikan, misalnya saja pada tahun 2012 Populasi ayam pedaging dan produksi peternakan di Indonesia sebesar 1,177, dan pada tahun 2013 naik menjadi 1,244, (BPS yogyakarta 2013). Peningkatan jumlah populasi ayam berarti jumlah peternak ayam semakin banyak dan pertambahan kandang ayam yang semakin banyak. Pada sisi ekonomi pertumbuhan industri peternakan ayam adalah hal yang menggembirakan, akan tetapi disisi sosial peternakan ini akan membawa dampak negatif jika keberadaan peternakan tidak sesuai aturan. Peternakan dapat membawa dampak negatif terhadap lingkungan sosial jika mengganggu aktifitas masyarakat. Kasus yang sering muncul adalah konflik diakibatkan peternakan di area pemungkiman warga yang sebagian besar bukanlah peternak ayam. Bentuk konflik misalnya demonstrasi penolakan kandang ternak kasus yang pernah terjadi adalah 1

2 Di Desa Krebet Masaran Sragen, kandang ternak Di Klaten, dan konflik protes penutupan kandang ayam yang ada di Jember, Jatim dan di lokasi penelitian ini yaitu Dusun Ngruno, Desa Karangsari. Banyaknya kasus konflik yang terjadi maka perlu adanya sebuah solusi yang efektif dan efisien dalam mengatasinya. Oleh karena itu, penelitian ini mempunyai syarat terkait aktualitas dalam penelitian. Konflik dimungkinkan bukan disebabkan hanya oleh limbah ternak saja. Hal ini karena peternakan dulunya hanya satu sekarang ini bertambah jumlahnya menjadi 13 dan justru banyak warga yang mendukung adanya peternakan ayam. Sehingga dari adanya penelitian ini dapat diketahui perilaku warga terhadap keberadaan peternakan ayam. 2. Orisinalitas Ada beberapa penelitian terkait tentang peternakan ayam, yaitu berjudul Dampak sosial keberadaan usaha peternakan ayam ras petelur pada wilayah pemungkiman di Kabupaten Lima Puluh Kota. Penelitian terdahulu tersebut menjadi salah satu sumbangan pemikiran untuk menyusun skripsi ini. Meskipun demikian, peneliti tidak melakukan plagiasi terhadap penelitian manapun dalam penyusunan skripsi ini. Ada banyak perbedaan skripsi ini dengan penelitian tersebut walaupun secara garis besar penelitian yang dilakukan adalah tentang peternakan ayam. Dapat dilihat dari tujuan penelitian ini untuk mengetahui perilaku masyarakat terhadap keberadaan peternakan ayam, sedangkan Dampak sosial keberadaan 2

3 usaha peternakan ayam ras petelur pada wilayah pemungkiman di Kabupaten Lima Puluh Kota bertujuan mengetahui pengelolaan lingkunngan usaha peternakan ayam ras petelur. Perbedaan lain terdapat pada obyek kajian, bahwa penelitian ini mempunyai obyek kajian pada masyarakat daerah peternakan ayam sedangkan penelitian yang berjudul Dampak sosial keberadaan usaha peternakan ayam ras petelur pada wilayah pemungkiman di Kabupaten Lima Puluh Kota hanya pada peternakan ayam ras petelur. Selain penelitian tersebut peneliti belum menemukan penelitian lain terkait dengan respon masyarakat terhadap keberadaan peternakan ayam meskipun ada banyak penelitian lain yang terkait dengan peternakan. 3. Relevansi Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan merupakan salah satu cabang dari ilmu sosial yang mempelajari berbagai aspek kehidupan sosial dalam masyarakat begitu kompleks dengan berbagai permasalahan serta cara mendapatkan solusinya. Ilmu Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan mempunyai tiga konsentrasi keilmuan yang dikembangkan yaitu kebijakan sosial (Social Policy), pemberdayaan masyarakat (Community Development), dan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility). Ketiga konsentrasi yang dikembangkan jurusan Ilmu Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan mempunyai cakupan luas dalam keilmuan sosial. Berdasarkan konsentrasi yang telah dikembangkan jurusan PSdK tersebut penelitian ini mempunyai keterkaitan erat dengan konsentrasi jurusan yakni dalam bidang pemberdayaan masyarakat. 3

4 Permasalahan dalam melakukan pemberdayaan masyarakat dapat bermacam-macam, salah satunya adalah perilaku masyarakat. Suatu pemberdayaan mempunyai tujuan utama tercapainya kesejahteraan sosial. Hal ini perilaku masyarakat adalah kunci untuk proses pemberdayaan. Oleh karena itu penelitian ini fokus utama mengetahui respon masyarakat terhadap keberadaan peternakan ayam diharapkan setelah tersusun maka mampu menjadi referensi kajian untuk mengatasi menjelaskan masalah dari keberadaan peternakan ayam. B. Latar Belakang Masalah Indonesia mempunyai topografi wilayah bermacam-macam dan budaya beranekaragam. Kondisi topografi dan budaya yang beranekaragam pada akhirnya mempengaruhi jenis pekerjaan masyarakat. Kondisi geografis indonesia secara umum cocok untuk pertanian dan peternakan. Kondisi iklim yang mendukung pertanian dan peternakan maka banyak masyarakat Indonesia mempunyai pekerjaan utama sebagai petani dan peternak. Banyaknya masyarakat indonesia yang bermata pencaharian sebagai petani dan peternak menjadikan Indonesia harus lebih memperhatikan pembangunan dalam bidang pertanian dan peternakan untuk mewujudkan kesejahteraan. Terutama pada bidang peternakan yang didalamnya terdapat berbagai permasalahan kompleks. Peternakan yang banyak dilakukan oleh masyarakat di Indonesia adalah peternakan ayam, sapi dan kambing. Pada bidang peternakan terdapat berbagai permasalahan, bukan hanya pada bidang ekonomi tertapi juga sosial-budaya dan lingkungan. 4

5 Peternakan yang banyak mendapatkan sorotan karena adanyarespon berupa protes dari masyarakat adalah ternak ayam. Hal ini karena ternak ayam mempunyai limbah yang lebih mengganggu daripada peternakan sapi ataupun kambing. Terutama jika peternakan ayam berada di daerah padat penduduk seperti halnya di pulau jawa. Industri peternakan ayam dan kebutuhan daging ayam yang semakin banyak sehingga peternakan ayam mempunyai prospek ekonomi bagus, karena kondisi inilah banyak mendorong masyarakat untuk menjadi peternak. Sebagai sebuah studi yaitu di Kulon Progo yang merupakan kabupaten paling barat di DI Yogyakarta. Penduduk Kabupaten Kulonprogo dengan jumlah penduduk jiwa per tahun 2010 ini sebagian besar warganya adalah bermata pencaharian sebagai peternak. Pengeluaran perkapita sebulan di Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2010 sampai tahun 2012 adalah: Tabel 1 Komposisi pengeluaran perkapita sebulan menurut kelompok makanan di Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2010 sampai tahun Telur, susu dan hasilnya 4,54 3,42 3,25 Daging dan hasilnya 1,88 1,73 1,66 Sumber: BPS 2013 Peternakan Di Indonesia terus mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan pertenakan ini tidak terlepas dari permintaan pasar terhadap hasil peternakan terutama hasil peternakan ayam. Berikut adalah data peternakan Di Indonesia oleh jenderal peternakan,: 5

6 Tabel 2 Populasi dan produksi peternakan di Indonesia No. Jenis Tahun Pertumbuhan ASEM 2013 terhadap 2012 (%) I Populasi (000 ekor) Sapi Perah Sapi Potong Kerbau Kambing Domba Babi Kuda Ayam Buras Ayam Ras Petelur Ayam Ras Pedaging Itik , , , , , , , ,177, , , , , , , , , ,244, , II Produksi Daging (000 ton) Sapi Kerbau Kambing Domba Babi Kuda Ayam Buras Ayam Ras Petelur Ayam Ras Pedaging Itik , , (1.73) (5.49) III Produksi Telur (000 ton) Ayam Buras Ayam Ras Petelur Itik , , IV Produksi Susu (000 ton) Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan (1.56) Keterangan: ASEM = Angka Sementara Data peternakan tersebut menunjukan perkembangan peternakan dari tahun 2012 ke tahun Dapat dilihat pada peternakan ayam baik ayam buras, petelur dan pedaging mempunyai peningkatan yang cukup banyak. Semakin banyaknya peternak ayam berarti menunjukan perkembangan peternakan ayam Di Indonesia juga semakin baik yang akan berdampak pada pertumbuhan perekonomian oleh masyarakat. 6

7 Permasalahannya adalah limbah ternak ayam seringkali memunculkan respon negatif dalam masyarakat. Respon berupa tuntutan untuk menutup peternakan ayam. Pernah terjadi respon yang memunculkan konflik untuk menuntut penutupan peternakan ayam disertai demonstrasi penolakan kandang ternak kasus yang pernah terjadi adalah Di Desa Krebet Masaran Sragen. Kasus lain adalah di Klaten tentang perizinan pendirian ternak, terjadi konflik antara warga pro dan kontra terhadap pendirian kandang ternak. Konflik tersebut terjadi antara warga yang semuanya bukan peternak ayam dan pendirian kandang ternak berada di area perumahan warga. Pemerintah dalam usaha mengatasi respon berupa konflik adalah dengan menghimbau peternak untuk tidak mendirikan kandang ternak dekat dengan perumahan, akan tetapi para peternak yang tidak mempunyai lahan tentu tidak dapat melaksakan himbauan pemerintah. Disisi lain, peternakan adalah pekerjaan utama yang bila ditutup akan mematikan ekonomi para peternak. Hal ini karena kondisi peternak Di Indonesia bukan hanya peternak ayam dengan modal besar yang mampu membeli lahan luas di luar area pemungkiman, tetapi juga para peternak kecil lebih memanfaatkan lahan pekarangan di area pekarangan rumah. Melihat konflik terjadi Di Desa Krebet Masaran Sragen dan Klaten menunjukan bahwa respon yang positif dan negatif bisa memunculkan permasalahan konflik. Di Klaten terkait dengan rencana pendirian kandang ternak ada masyarakat pro dan kontra bukan peternak mempunyai respon yang berbeda. Hal ini berarti permasalahan mempunyai dimensi kompleks, bukan hanya oleh rangsangan limbah yang dihasilkan dari peternakan. Kasus Di Dusun Ngruno, Desa 7

8 Karangsari peternakan ayam mendapatkan dukungan mayoritas warga bukan peternak ayam. Permasalahan limbah sebagai alasan utama seharusnya menjadi masalah publik artinya dampak negatifnya dirasakan oleh seluruh masyarkat, tetapi pada kenyataannya hanya sebagaian kecil warga protes terhadap peternakan ayam. Masyarakat mempunyai respon yang berbeda-beda dari keberadaan peternakan ayam. Perbedaan respon masyarakat yang berbeda-beda perlu ada sebuah identifikasi dan pembahasan serius agar permasalahan dapat diatasi. Mengingat peternakan ayam merupakan jenis pekerjaan yang utama oleh seorang peternak ayam. Jika masalah konflik peternakan ayam yang ada tidak segera diselesaikan maka akan mengarah pada kekerasan. Sehingga penelitian ini membahas respon dari masyarakat terhadap keberadaan peternakan ayam. Permasalahan konflik peternakan ayam ini sudah banyak terjadi, bukan hanya di Kulon Progo saja tetapi juga di daerah lain. Dalam penelitian ini diambil sebagai sebuah studi kasus pembahasan peternakan Di Dusun Ngruno, tepatnya berada di Desa Karangsari Kabupaten Kulon Progo. Dusun Ngruno dipilih sebagai lokasi penelitian karena didusun tersebut terdapat peternak yang jumlahnya minoritas. Dusun Ngruno terdapat 180 kepala keluarga dan ada 12 peternak yang letak kandang ternaknya berada di area perumahan Dusun Ngruno dan 1 peternak memiliki kandang di luar Dusun Ngruno. Peternak ayam minoritas ini justru mendapat dukungan dari warga bukan peternak ayam. 8

9 Kandang ternak didirikan di lahan pekarangan rumah peternak dan ada yang menyewa lahan tetangga. Pada kehidupan sehari-hari limbah ternak dirasakan memiiki bau mengganggu masyarakat, bahkan ada yang terkena penyakit sesak nafas. Pada umumnya limbah selalu dijadikan alasan utama tuntutan warga. Sebenarnya limbah ini dapat diatasi dengan memberikan obat atau pengolahan lebih lanjut pada kotoran. Tetapi dengan pengolahan maka akan mengeluarkan biaya lebih bagi peternak ayam, karena keuntungan maksimal akan diperoleh pada tingkat dimana perbedaan diantara nilai produksi dan biaya produksi adalah yang paling besar 1. Sehingga pengolahan limbah akan mengurangi keuntungan ekonomis peternak ayam. Peternakan yang mendapat protes secara masif oleh warga tersebut ternyata tidak ditutup dan hingga sekarang masih berdiri. Pada tahun 2011 justru muncul peternak baru yang salah satunya adalah seseorang dahulu juga ikut melakukan protes terhadap peternakan ayam pada tahun Ada beberapa warga yang mengadu kepada kepala dusun terkait bau limbah ternak ayam dan ingin menutup ternak ayam. Disisi lain adanya protes warga ini justru ada kepala RT yang berencana mendirikan kandang ternak akan tetapi tidak jadi mendirikan kandang karena larangan dari keluarganya. Fenomena Di Dusun Ngruno memberi gambaran respon masyarakat terhadap peternakan ayam hingga muncul konflik tidaklah sederhana, bukan hanya disebabkan oleh bau limbah ternak semata. Oleh sebab itu, perlu adanya pembahasan lebih lanjut terkait dengan respon masyarakat daerah peternakan 1 Sadono Sukirno (1981). Pengantar Teori Makroekonomi. Hal 25 9

10 ayam. Hal ini untuk mengatasi permasalahan yang muncul dari adanya respon positif maupun negatif. C. Rumusan masalah Penelitian ini mempunyai rumusan masalah bagaimana respon masyarakat terhadap keberadaan peternakan ayam. Di Dusun Ngruno kebanyakan warga non peternak mendukung adanya peternakan ayam Di Dusun Ngruno. Selanjutnya untuk mengetahui perilaku masayarakat maka perlu diketahui tentang: 1. Bagaimana interaksi keseharian antara warga dengan peternak ayam? 2. Bagaimana kontribusi peternakan ayam dalam masyarakat? 3. Apakah ada kecemburuan sosial-ekonomi didalam masyarakat antara peternak dan warga? 4. Keuntungan apa yang diterima oleh masyarakat dengan adanya peternakan ayam dan mengapa terjadi pertambahan para peternak ayam Di Dusun Ngruno? D. Tujuan Penelitian ini mempunyai dua tujuan yaitu: 1. Tujuan substansial Tujuan utama substansial dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui respon masyarakat terhadap keberadaan peternakan ayam. Selain itu, juga bertujuan untuk: a. Mengetahui perilaku masyarakat terhadap keberadaan peternakan ayam. b. Mendeskripsikan proses terjadinya konflik warga yang melakukan protes peternakan ayam. 10

11 c. Mengetahui interaksi warga yang melakukan protes terhadap keberadaan peternakan ayam. d. Mengetahui tentang ada atau tidaknya kecemburuan sosial dalam masyarakat. 2. Tujuan operasional a. Memberikan tambahan referensi bagi civitas akademik, baik oleh akademisi umum maupun yang berasal dari jurusan Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan. b. Dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada penelitian selanjutnya terhadap isu terkait dengan konflik peternak. c. Sebagai sumbangan untuk masyarakat terutama bagi para peternak untuk lebih mempertimbangkan kondisi lingkungan sosial. d. Untuk memberikan tambahan acuan bagi pemerintah dalam upaya menyelesaikan permasalahan peternak dalam konflik yang terjadi dalam lingkungan sosialnya. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi ilmu pengetahuan Dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan, artinya dapat mengetahui motif dibalik konflik antara sebagian warga non peternak terhadap keberadaan peternakan ayam. Sehingga akan menjadikan tambahan pemikiran dalam kajian akademik. 2. Bagi civitas akademika jurusan Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan 11

12 Memberikan tambahan referensi bagi civitas akademika di jurusan Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan terkait dengan permasalahan dilingkungan sosial peternakan ayam. 3. Bagi Warga Dusun Ngruno Memberikan pelajaran untuk lebih kritis dalam bersosial, yakni dalam memenuhi hak dan kewajiban sebagai anggota masyarakat sehingga dalam menjalani aktifitasnya lebih memperhatikan lingkungan fisik maupun sosialnya. 4. Bagi penulis Hasil dari pemahaman dan pengalaman penelitian yang telah dilakukan diharapkan menjadi bekal dan tambahan pengetahuan untuk memberikan solusisolusi di masyarakat secara praktis terkait dengan permasalahan paa lingkungan peternakan ayam. F. Kerangka Konseptual Penelitian ini berpedoman pada Paradigma Perilaku Sosial oleh B.F Skinner dijelaskan bahwa sosiologi merupakan studi obyek konkrit dimana perilaku sosial selalu dilakukan berulang-ulang (behavior of man and contigencies of reinforcement). B.F Skinner menekankan pada studi ilmiah tentang respon perilaku dan determinan lingkungan. Paradigma perilaku sosial digambarkan sebagai perilaku yang berdasar pada adanya hadiah (reward) dan hukuman (punishment). Hadiah (reward) adalah pendorong orang untuk melakukan 12

13 tindakan, sedangkan hukuman (punishment) adalah penghambat orang untuk melakukan tindakan. Pada penelitian ini digunakan teori pertukaran George Homans. Teori ini digunakan karena mampu membantu untuk menjawab permasalahan penelitian yang dilakukan. Masyarakat Dusun Ngruno mempunyai respon yang berbeda dari keberadaan peternakan ayam. Masyarakat ada protes dan pendukung peternakan ayam. Pada teori ini dijelaskan tindakan manusia sebagai makhluk sosial memandang perilaku sosial sebagai pertukaran aktivitas, yakni menguntungkan atau merugikan. Perilaku manusia ini terjadi karena ada interaksi sosial minimal melibatkan dua orang. Perilaku sosial didasarkan pada imbalan dan biaya. Homans pada teorinya mengembangkan beberapa proposisi sebagai alasan dasar manusia untuk melakukan tindakan, yaitu: a. Proposisi sukses Semakin sering tindakan yang dilakukan orang dan memperoleh imbalan, maka semakin besar kecenderungan orang untuk mengulangi tindakannya. Adanya keuntungan dari peternakan ayam mendorong orang untuk mendukungnya, sebaliknya kerugian yang dimunculkan dari peternakan ayam akan mendorong orang untuk protes. Homans menyebutkan beberapa hal khusus terkait dengan proposisi sukses, yaitu 1. Frekuensi tindakan seseorang, yakni semakin sering seseorang melakukan tindakan maka keuntungan yang diperoleh semakin besar. 2. Hasil atas sesuatu yang telah dilakukan, yaitu orientasi tindakan berdasar besar kecilnya reward dan punishment. 13

14 3. Pengulangan tindakan terjadi ketika imbalan dioperoleh tidak teratur. Imbalan yang diterima secara teratur berakibat pada munculnya rasa bosan dan muak. b. Proposisi stimulus atau pendorong Tiindakan masyarakat Dusun Ngruno didasarkan pada pengalaman yang diperolehnya pada masa lalu terkait dengan kebneradaan peternak ayam. Jika masa lalu pernah terjadi stimulus misalnya saja adanya imbalan, maka masyarakat akan melakukan tindakan sesuai stimulus yang diperoleh. Seseorang mengulangi tindakannya dengan harapan akan memperoleh hasil yang telah diperoleh sebelumnya. Imbalan yang diberikan tidak tidak harus sama dengan di masa lalu, tetapi bisa menyerupai, atau bisa lebih dari yang diterima sebelumnya. c. Proposisi nilai Tindakan seseorang sebagai respon dari adanya peternakan didasarkan pada nilai yang diterima. Semakin bernilai hasil tindakan bagi seseorang, maka cinderung ia melakukan tindakan yang serupa. Reward adalah tindakan yang bernilai positif, sebaliknya punishment adalah tindakan bernilai negatif. Homans juga menjelaskan bahwa imbalan yang diperoleh tidak hanya berupa materi (uang), tapi juga kebaikan balasan dari orang lain. d. Proposisi Kelebihan-Kekurangan Semakin sering seseorang menerima imbalan tertentu dia akan menjadi bosan. Peternakan ayam didukung karena adanya keuntungan yang diberikan kepada warga. Jika reward itu diberikan dengan bentuk sama dan waktu yang sering makla seseorang akan bosan. Homans mendefininiskan konsep yaitu 14

15 adanya ongkos sebagai biaya dalam alur tindakan dan Keuntungan adalah jumlah imbalan yang lebih besar daripada ongkos dikeluarkan. Semakin besar keuntungan yang di dapat seorang akibat usaha dari tindakannya maka orang itu cenderung semakin sering mengulang tindakannya. e. Proposisi Agresi-Pujian Proposisi A Jika seorang warga tidak mendapatkan imbalan yang diharapkan dari peternakan ayam atas tindakannya, maka orang tersebut cenderung menjadi agresif, marah, frustasi, dan melakukan tindakan negatif lainnya. Proposisi B Jika seorang warga mendapatkan imbalan yang ia harapkan maka tindakannya cenderung memberi dan menerima serta memberikan respon positif terhadap peternakan ayam. f. Proposisi Rasionalitas Proposisi rasionalitas menunjukkan adanya keterkaitan seseorang melakukan suatu tindakan dipengaruhi oleh persepsi tentang probabilitas sukses. Jika seseorang melihat suatu imbalan dapat diperoleh dengan mudah maka nilai imbalan tersebut menjadi tinggi. Sehingga orang akan melakukan tindakan untuk mendapatkan imbalan tersebut. Jika orang melihat kemungkinan imbalan untuk memperolehnya sulit maka nilanya adalah rendah meskipun sebenarnya nilainya tinggi. Hal ini karena akan semakin banyak biaya yang dikeluarkan. Seseorang melakukan sesuatu jika ada keuntungan, yang dalam konteks ini lebih kepada keuntungan ekonomis. Terkait dengan fokus penelitian ini yaitu 15

16 respon masyarakat terhadap keberadaan peternakan ayam maka teori ini dapat membantu menjelaskan tentang perilaku seseorang. Seorang bisa bertindak berbeda-beda karena harapan memperoleh keuntungan dan juga karena adanya punishment. Berikut adalah konsep yang dapat menjadi kata kunci dalam penelitian ini: 1. Interaksi antara warga dan peternak ayam Peternak dan masyarakat sekitarnya selalu berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari. Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan individu. Interaksi terjadi karena peternak ayam adalah juga bagian dari warga masyarakat Dusun Ngruno. Peternak ayam dan masyarakat hidup berdampingan dalam satu dusun yang terjadi interaksi yang terus menerus pada setiap harinya. Didalam penelitian ini interaksi dijelaskan sebagai proses hubungan sosial antara peternak ayam dengan warga sekitar. Interaksi dapat terjadi karena adanya komunikasi dan kontak. Masyarakat di Dusun Ngruno yang didalamnya termasuk peternak ayam selalu terjadi kontak. Sering terjadinya kontak antara peternak ayam dengan warga yang bukan peternak karena secara geografis luas Dusun Ngruno yang tidak terlalu luas dan jumlah kepala keluarga yang relatif kecil, yakni sebesar 180 kepala keluarga. Kontak yang terjadi dapat berupa tatapan mata atau saling bertemu selanjutnya bisa terjadi komunikasi atau saling menyapa. Kontak sosial secara harfiah berarti 16

17 bersentuhan. Sehingga dapat diartikan sebagai hubungan antar individu yang saling bersinggungan. Sedangkan komunikasi diartikan sebagai reaksi dari adanya hubungan terhadap perasaan yang ingin disampaikan individu. Adanya intraksi sosial ini banyak akibat, misalnya terjadinya kerjasama, akomodasi dan bisa memunculkan konflik. Konflik bisa terjadi karena kesalahpahaman dan bisa terjadi karena perbedaan kepentingan. Benturan kepentingan dan kesalahpahaman bisa terjadi pada saat adanya interaksi antara peternak dengan masyarakat. Kemudian adanya konflik bisa mempengaruhi keberlanjutan interaksi antara pihak yang berkonflik. Pada akhirnya seringnya interaksi ini terjadi ada masyarakat pendukung peternakan ayam dan ada yang protes. Sehingga, dalam penelitian ini interaksi sosial perlu dijadikan sebagai alat atau instrumen dalam upaya mengetahui motif dibalik konflik yang ada. Hal ini karena dengan interaksi maka dapat dilihat apakah interaksi yang terjadi berjalan baik atau tidak. Interaksi ini dalam arti berjalan secara normal atau ada sesuatu hal lain yang mendasari terjadinya interaksi atau bahkan tidak melakukan interaksi antara warga pendukung dan warga yang protes. 2. Kontribusi Peternakan Ayam Pengertian kontribusi peternakan ayam dalam pengertian ini berarti berupa segala sesuatu baik sumbangan ekonomi, sosial dan budaya dari keberadaan peternakan ayam terhadap masyarakat. adanya kontribusi peternakan ayam ini dijadikan tabungan kebaikan yang hasilanya dapat dinikmati yakni dukungan warga terhadap adanya peternakan ayam. Kontribusi peternakan ayam adalah nilai-nilai positif dari peternak melalui perbuatan atau kesantunan dalam 17

18 kehidupan bersosial di masyarakat hingga mendapatkan timbal balik berupa adanya mayoritas dukungan warga. Semakin banyak peternak menabung dalam kehidupan sosialnya maka akan semakin dihormati dan disegani dilingkungan sosialnya. Sehingga dalam penelitian ini kontribusi sosial peternak menjadi hal penting dalam upaya melihat motif dibalik konflik antara peternak ayam dengan warga sekitar peternak. semakin banyak kontribusi dari adanya peternakan ayam ini maka peternakan ayam akan terus berkembang dan protes yang diberikan minoritas warga tidak akan berpengaruh besar terhadap perkembangan peternakan ayam. 3. Respon Masyarakat Respon adalah tanggapan terhadap rangsangan yang diterima. Respon merupakan suatu akibat dari adanya sebab yang diterima. Setiap orang dapat mewujudkan respon dalam tindakan dimasyarakat akibat dari rangsangan dari lingkungan. Respon dapat berupa sikap, persepsi dan partisipasi. Respon ini dapat dipengaruhi oleh pengalaman dan kondisi seseorang. Respon dalam penelitian ini adalah disebabkan oleh rangsangan keberadaan peternakan ayam. Seseorang mempunyai respon yang berbeda dalam menanggapi keberadaan peternakan ayam. Hal ini tergantung rangsangan yang diterima, jika rangsangan positif maka respon juga positif. G. Metode Penelitian Pada metode penelitian ini dapat diketahui seluruh proses yang telah dilakukan peneliti saat awal penelitian hingga pada akhirnya tersusunnya laporan 18

19 ini. Dalam metode penelitian terdapat cara penelitian yang dijalankan, yakni terdapat gambaran tentang: jenis penelitian, lokasi penelitian, unit analisis, teknik pengumpulan data, teknik analisa data, teknik pemeriksaan keabsahan data dan tahap-tahap penelitian. Sehingga dengan adanya metode penelitian maka dapat diketahui gambaran penelitian yang sudah dijalankan peneliti. Berikut adalah kegiatan yang sudah dijalankan oleh peneliti dalam proses penelitian hingga tersusunnya laporan: 1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode penelitian kualitatif. Metode kualitatif dipilih karena sesuai untuk menjelaskan rumusan masalah yang diambil peneliti. Motif dibalik terjadinya konflik dapat dikupas lebih mendalam dan sesuai dengan menggunakan metode kualitatif. Hal ini karena fenomena didalam masyarakat bukanlah suatu fakta yang langsung bisa decerna dan dijelaskan hanya dengan melihatnya secara sekilas. Perlu adanya penelitian yang lebih mendalam dan bukan sekedar data realita tampak dipermukaan saja. Menurut Bogdan dan taylor, penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu secara holistik (utuh). Jadi, dalam hal ini peneliti ketika dilapangan tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi kedalam variabel atau hipotesis, tetapi informan dilihat oleh peneliti sebagai bagian dari suatu keutuhan 19

20 yang memiliki makna yang berbeda setiap individunya. Menurut Whitney dalam Moh. Nazir, metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Dengan menggunakan penelitian kualitatif jenis deskriptif, masalahmasalah dalam masyarakat, tata cara dalam masyarakat, hubungan, kegiatan, sikap, pandangan, dan proses yang berlangsung serta pengaruh dari suatu fenomena dapat difahami oleh peneliti saat berada dilapangan. Pada dasarnya peneliti ketika dilapangan lebih berdasar spontanitas dalam mendapatkan data. Data dari adanya konflik Di Dusun Ngruno ini memiliki sifat yang mengalir dan tidak terduga sehingga dalam penelitian kualitatif ini peneliti ketika berbaur dimasyarakat harus lebih jeli dalam melihat situasi yang ada. Bahwa metode kualitatif dapat digunakan untuk mengungkapkan dan memahami sesuatu dibalik fenomena yang sedikit pun belum diketahui. Penelitian ini sesuai dijelaskan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Pertimbangan yang diambil oleh peneliti adalah bahwa fenomena yang ada ini lebih tepat saat ditafsirkan dengan menggunakan metode kualitatif dan bisa dibahas lebih dalam dengan deskripsi fakta yang diperoleh dilapangan. Pada metode kualitatif peneliti ini peneliti melakukan observasi partisipan, hal ini lebih mendekatkan peneliti dengan informan sehinggga motif dibalik konflik sebagian warga non peternak terhadap keberadaan peternakan ayam dapat dideskripsikan secara utuh. Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah metode kualitatif dalam penelitian ini tidak menghindari deskripsi berupa angka. Pada hakikatnya metode kualitatif bukanlah tentang angka dan bukan angka tetapi lebih dari itu yakni 20

21 tentang model sebuah penelitian yang dijalankan. Bahwa peneliti juga menggunakan data kuantitatif sebagai keburtuhan data agregat agar penjelasan konflik lebih mendetail. Penelitian kualitatif lebih menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika hubungan antarfenomena yang diamati, dengan menggunakan logika ilmiah. Penggunaan metode penelitian kualitatif maka permasalahan konflik peternakan ayam yang berada Di Dusun Ngruno dapat digambarkan secara utuh dalam penelitian ini. 2. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian berada Di Dusun Ngruno, Desa Karangsari, Kabupaten Kulon Progo Provinsi DIY. Dilokasi ini terdapat 9 peternak ayam yang kandang ternaknya berada diarea perumahan warga Dusun Ngruno. Lokasi ini dipilih karena disana terdapat peternakan ayam yang jumlahnya sedikit dan semakin berkembang. Ada perilaku masyarakat yang mendukung dan menolak keberadaan peternakan ayam. 3. Sumber Data Berdasarkan rumusan masalah maka sumber data dari penelitian ini adalah warga lingkungan peternakan ayam khususnya tetangga peternak ayam. Tetangga peternak ayam menjadi perioritas dijadikan informan karena para tetangga peternak ayam adalah warga yang paling terkena dampak dari peternakan ayam dan sering berinteraksi dengan peternak ayam. Selain itu juga warga yang rumahnya dekat dengan kandang ayam dan paling mendapat dampak dari 21

22 peternakan. Hal ini dilakukan peneliti karena sebagai pembanding antara warga sebagai pendukung dan protes tentang dampak yang dirasakan dari peternakan ayam. Bahwa asumsinya jarak dapat mempengaruhi besar dan kecilnya protes peternakan ayam. Setelah itu juga ketua kelompok ternak Ngrumboko yakni kelompok ternak Di Dusun Ngruno sebagai kelompok ternak yang mewadahi kegiatan peternakan ayam. Kemudian perangkat Dusun Ngruno dan Desa Karangsari yang merupakan tempat untuk menampung aspirasi dan mengayomi warga dan peternak. Selain dengan tehnik purposive sampling untuk menentukan unit analisis maka pneliti ketika dilapangan juga menggunakan tehnik snowball sampling agar tidak ada informan kunci yang dilewatkan, sehingga informasi dapat diperoleh lebih akurat. Purposive sampling adalah informan yang dijadikan narasumber sudah ditentukan sesuai tujuan, sedangkan snowball sampling merupakan cara pengambilan sampel dengan teknik berantai ketika dilapangan. Dengan semakin kompleksnya informasi yang diperoleh maka akan semakin baik dalam penelitian. Unit analisis penelitian ini adalah masyarakat dusun ngruno. Dari teknik purposive sampling dan snowball sampling diperoleh informan sebanyak 31 orang. Informan 31 orang ini adalah 1 orang perangkat Desa Karangsari, Kepala Dusun Ngruno, Ketua Kelompok Ternak Ngrumboko, Bendahara RT 44, ketua RT 45 dan ketua RT 46, ketua RW 44 dan 23 orang adalah tetangga peternak ayam. Informan yang ada dibagi oleh peneliti menjadi warga yang kontra terhadap peternakan ayam, warga yang pro, pemerintah Dusun Ngruno dan Desa Karangsari, warga yang netral serta peternak ayam. Jumlah 22

23 informan dirasa cukup karena peneliti sudah menemukan keterangan berulang dari informan dan informan yang diambil sudah mencakup kebutuhan penelitian. Selain dengan wawancara mendalam peneliti juga menggunakan kuesioner untuk memperoleh data agregat yakni sebanyak 31 orang. 4. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi Dalam mengumpulkan data dari penelitian ini peneliti melakukan observasi partisipan. Peneliti terjun langsung dalam masyarakat Di Dusun Ngruno dan terlibat dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti telah menginap ditempat warga agar bisa berbaur dan informasi yang diperoleh lebih mendalam. Observasi diawali pada waktu KKN PPM UGM 2013 dalam jangka waktu selama 2 bulan terlibat langsung dalam kehidupan sehari-hari warga masyarakat. Pengalaman berbaur dengan masyarakat Dusun Ngruno ini dilanjutkan pada bulan mei sampai dengan september tahun 2014 yakni ketika proses pengerjaan skripsi. Selama bulan mei sampai september tersebut peneliti sekali menginap Di Dusun Ngruno dan pergi-pulang ke Dusun Ngruno. Peneliti berangkat pada pagi hari dan pulang pada menjelang malam. Observasi yang dilakukan oleh peneliti hampir setiap hari itu maka dapat mengetahui kehidupan sehari-hari dari masyarakat Dusun Ngruno. Observasi partisipan ditujukan untuk lebih mendalami interaksi sehari-hari antara sebagian warga non peternak terhadap keberadaan peternakan ayam. Sehingga dengan mengetahui proses terjadinya konflik maka dapat diketahui akar permasalahan konflik yang ada. Observasi partisipatif menempatkan peneliti 23

24 sebagai pengamat langsung dilapangan sekaligus berpartisipasi langsung dalam kehidupan sehari-hari subyek penelitian. b. Wawancara Mendalam Tehnik pengumpulan data berikutnya adalah dengan melakukan wawancara mendalam kepada informan yang sudah ditentukan dan juga informan dilapangan dengan metode snowball sampling. Pertama wawancara dilakukan kepada Pak Dukuh, kemudian berkembang kepada aktor kunci dan informan yang relevan untuk tujuan penelitian. Wawancara yang dilakukan adalah komunikasi dua arah antara peneliti dengan informan menggunakan proses wawancara yang terstruktur. Wawancara yang terstruktur yaitu dengan menggunakan panduan interview guide agar tidak melenceng dari substansi penelitian. Wawancara mendalam yang dilakukan peneliti merupakan tehnik pengumpulan data primer. Peneliti selain dengan menggunakan interview guide dalam wawancara juga terlepas dari itu, wawancara yang dilakukan mengalir hingga seluruh informasi yang ada dapat diketahui. Wawancara yang dilakukan tidak harus formal, tetapi juga dilakukan di warung atau di masjid dengan mengobrol. Dengan demikian informan tidak merasa diinterogasi oleh peneliti. c. Kuesioner Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai data agregat. Kuesioner diharapakan mampu untuk menambah pemenuhan data dalam penelitian. Semakin banyak data yang diperoleh dilapangan maka dapat lebih mengetahui perilaku masyarakat Dusun Ngruno. Pertanyaan kuesioner dilakukan kepada 31 orang 24

25 yakni terutama tetangga dekat peternakan ayam. Kuesioner digunakan agar memperoleh data lebih banyak terkait respon masyarakat, sebagai dukungan data. d. Studi Pustaka Data penelitian dalam penelitian ini didapatkan pula melalui studi pustaka. Studi pustaka yang dimanfaatkan dalam penelitian ini melalui penelitian terdahulu dan buku-buku ilmiah lainnya. Pemanfaatan buku dan penelitian terkait bermanfaat untuk menambah referensi sehingga penelitian ini menjadi semakin baik karena orientasi semakin bertambah luas. Dengan studi pustaka maka dapat diketahui tentang pemahaman konsep-konsep dan teori yang pada akhirnya bermanfaat untuk penelitian ini. Studi pustaka berarti pengumpulan data sekunder atau bisa disebut dokumentasi. Peneliti dapat memperoleh informasi atau data bukan dari orang sebagai narasumber, tetapi memperoleh informasi dari macam-macam sumber tertulis atau dari dokumen yang ada pada informan dalam bentuk peninggalan budaya, karya seni dan karya pikir. Dalam hal ini peneliti mendatangi perpustakaan UGM, perpustakaan kota, dan Badan Pusat Statistik DI Yogyakarta untuk memperoleh tambahan data lebih banyak. 5. Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif analisis. Teknik ini menurut Miles dan Hubermen diterangkan melalui tiga alur 2, yaitu: a. Reduksi data 2 satori, djam an dan komariah, aan Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta hal

26 Pada penelitian ini peneliti melakukan seleksi, merangkum, menggabungkan dan memilah data sesuai dengan kebutuhan dari pembahasan penelitian. Pemilahan data ini dilakukan peneliti untuk mempermudah proses memahami data yang telah diperoleh. Data yang diperoleh peneliti dilapangan adalah berupa rekaman wawancara, catatan lapangan. Data ini masih belum terstruktur dengan baik. Data reduksi tersebut diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan studi kasus yang telah dijalankan saat berada dilokasi penelitian. Data yang diperoleh selanjutnya di ubah formatnya sesuai kebutuhan penelitian agar lebih mudah untuk difahami. Data observasi kemudian didokumenatasikan oleh peneliti menjadi skrip dokumen agar lebih mudah dalam penyajian data. b. Penyajian data Pada tahap penyajian data, peneliti melakukan pengolahan data yang setengah jadi dari hasil reduksi data. Penyajian data berwujud narasi, grafik dan tabel. Pada proses penyajian data hasil dari reduksi data dikategorisasikan berdasarkan tema dan sub tema laporan penelitian sesuai dengan tema-tema yang sudah ditentukan. Penyajian data ini dilakukan peneliti agar data yang disajikan dalam laporan penelitian dapat sesederhana mungkin dan bisa lebih mudah difahami. Dalam penelitian ini peneliti telah menyajikan data dengan tabel, diagram, dan bukti dokumentasi. Tabel yang telah disajikan berasal dari kuesioner dan wawancara yang telah diolah dengan statistik dan interpretasi. 26

27 c. Penarikan Kesimpulan Selanjutnya tahap terakhir yang dilakukan peneliti yaitu menarik kesimpulan dari data-data yang sudah diperoleh dan telah direduksi serta siap disajikan. Penarikan kesimpulan adalah deskripsi dari data dan mengarah pada jawaban rumusan masalah dari penelitian yang dilakukan peneliti. Penarikan kesimpulan ini berarti pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan, sehingga penarikan kesimpulan adalah tahap akhir dari tehnik analisa data. Pada proses ini peneliti menyusun laporan yakni pembahasan data yang sudah disajikan. 6. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Teknik pemeriksaan keabsahan data diperlukan dalam sebuah penelitian agar tidak terjadi bias dalam interpretasi dan penafsiran data. Penelitian kualitatif dinyatakan absah jika mempunyai derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependendability) dan kepastian (confirmability). Pada penelitian ini peneliti dalam melakukan uji pemeriksaan keabsahan data peneliti sudah melakukan dua cara, yaitu: a. Member chek Member chek adalah proses pengecekan data yang telah diperoleh peneliti kepada informan. Sehingga Data yang sudah diperoleh oleh peneliti harus diterima kebenarannya oleh sumber informasi. Saat para pemberi data sudah menyepakati data yang diberikan berarti data tersebut valid. Peneliti menanyakan kembali data yang telah diperoleh agar tidak terjadi kesalahfahaman peneliti dengan informan. Sehingga data dan informasi yang telah diperoleh dapat 27

28 digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan yang dimaksud informan. Jadi proses ini merupakan proses pengecekan kembali hasil temuan kepada para informan yang telah dimintai informasi sebelumnya. Peneliti ketika seesai bertanya kepada informan maka akan kembali mengulangi pertanyaannya tetapi dengan lebih menegaskan agar tidak terjadi kesalahan, ketika jawaban yang diberikan informan sama maka data sudah valid. b. Trianggulasi Pada penelitian peneliti memperoleh data dari berbagai sumber dan berbagai cara. Data diperoleh peneliti didapatkan dari berbagai sumber yang berbeda, yakni dari peternak, warga masyarakat dan perangkat Dusun Ngruno dan Desa Karangsari. Hal ini ditujukan untuk mengecek kebenaran informasi yang disampaikan oleh informan. Selanjutnya, peneliti melakukan cara yang berbeda untuk mendapatkan informasi, yakni dengan melakukan wawancara, observasi partisipan dan mencari informasi dari kepustakaan. Informasi diperbandingkan waktu antara informasi yang diperoleh kemarin, sekarang dan keesokan harinya. Peneliti melakukan observasi partisipan sebagai perbandingan informasi yang diperoleh setiap waktu. 7. Tahap-Tahap Penelitian Ada tiga tahapan yang akan dilakukan dalam penelitian ini, yaitu: a. Pra-lapangan Pada tahap pra-lapangan peneliti telah melakukan persiapan seluruh keperluan sebelum terjun kelapangan untuk pengambilan data. Pada tahapan ini 28

29 peneliti melakukan penentuan rumusan masalah hingga penyusunan proposal penelitian. Setelah rancangan penelitian terbentuk dan telah disetujui dosen pembimbing selanjutnya peneliti mengurus perizinan lokasi penelitian. Selain itu melakukan survey tempat penelitian, hal ini dilakukan karena peneliti melakukan observasi partisipan dan perlu tinggal dilokasi peneltian. Sehingga Pra-lapangan ini dipersiapkan sematang mungkin sehingga tidak terjadi kesalahan, khususnya terkait administratif penelitian. b. Lapangan Setelah menyelesaikan tahap pra-lapangan maka selanjutnya peneliti melakukan pengambilan data dilapangan. Pada tahap ini disebut tahap lapangan yang didalamnya secara penuh dilakukan untuk memperoleh data sebanyakbanyaknya. Tahap lapangan ini peneliti menjalankan rencana penelitian yang sudah disusun selama tahap pra-lapangan. Pada tahap lapangan peneliti melakukan observasi partisipan sekaligus wawancara secara mendalam kepada informan yang telah direncanakan. Peneliti berada dilapangan sampai data yang diperoleh dirasa cukup untuk menjawab rumusan masalah. Pada tahap ini peneliti berbaur dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Dusun Ngruno guna memperoleh informasi penelitian. Penelitian kualitatif lebih kepada seni seorang peneliti mendapatkan data ketika berada dilapangan. Baik buruknya penelitian ditentukan pada saat pengambilan data dilapangan. 29

30 c. Analisis Intensif Analisis intensif adalah tahap menganalisis data lapangan. Peneliti dalam menganalisis data bukan hanya dilakukan setelah selesai tahap lapangan, tetapi sebelumnya data sudah dianalisis ketika masih berada dilapangan. Hal ini dilakukan agar data yang sudah diperoleh diketahui masih kurang atau sudah cukup. Sehingga setelah selesai pada tahap lapangan maka analisis yang dilakukan terhadap data sudah tinggal pengecekan. Setelah itu data yang sudah diperoleh dan dianalisis dilanjutkan dengan melakukan penyusunan laporan penelitian. 30

BAB VI PENUTUP. Peternakan ayam jika berada pada area perumahan maka akan. menimbukan berbagai masalah. Seringkali peternakan ayam ini mendapat respon

BAB VI PENUTUP. Peternakan ayam jika berada pada area perumahan maka akan. menimbukan berbagai masalah. Seringkali peternakan ayam ini mendapat respon BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Peternakan ayam jika berada pada area perumahan maka akan menimbukan berbagai masalah. Seringkali peternakan ayam ini mendapat respon buruk dari warga yang merasa terganggu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam Penelitian diperlukan metode penelitian, agar penelitian dapat berjalan sesuai rencana, dapat dipertanggung jawabkan, serta tujuan penelitian dapat tercapai. Beberapa hal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian membutuhkan data yang obyektif, pembahasan penelitian dibahas secara teoritis dan empiris. Pembahasan teoritis bersumber pada kepustakaan yang merupakan karangan ahli

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang peneliti gunakan adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan analisis deskriptif. Metode penelitian kualitatif sering disebut metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian ke lapangan, seorang peneliti harus melakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian ke lapangan, seorang peneliti harus melakukan 60 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Sebelum melakukan penelitian ke lapangan, seorang peneliti harus melakukan persiapan yang sesuai dengan prosedur penelitian. Persiapan-persiapan ini akan membantu kelancaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dari sudut atau perspektif partisipasipan. Partisipasipan adalah orang-orang yang

BAB III METODE PENELITIAN. dari sudut atau perspektif partisipasipan. Partisipasipan adalah orang-orang yang 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian kualitatif bertujuan untuk menggambarkan realitas yang kompleks dan memperoleh pemahaman makna dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi sosial negara sedang berkembang dengan membantu membangun struktur ekonomi dan sosial yang kuat (Partomo,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan. Di sini subjek dipandang secara holistik (menyeluruh) dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan. Di sini subjek dipandang secara holistik (menyeluruh) dengan cara BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena, tentang apa yang dialami

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Prosedur Penelitian Penelitian ini pada dasarnya merupakan penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang berusaha memahami fenomena apa yang dialami

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini penulis mengemukakan metode penelitian yang berisi tentang (1) Jenis dan pendekatan penelitian, (2) lokasi penelitian, (3) data dan sumber data, (4) prosedur pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Dusun Sremo, Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Lokasi tersebut dipilih sebagai lokasi dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah pelaporan Corporate Social

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah pelaporan Corporate Social BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah pelaporan Corporate Social Responsibility (CSR) sehubungan dengan fenomena yang peneliti temui yaitu terdapat perbedaaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Disebut kualitatif karena penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang terdapat di dalam skripsi ini adalah penelitian field research yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan, dan memprediksi kejadian-kejadian pada setting sosial.

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan, dan memprediksi kejadian-kejadian pada setting sosial. 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian ilmiah dengan menyandarkan kebenaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Lexy J.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Lexy J. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Lexy J. Moleong (2004: 6) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan model studi kasus. Creswell (1998, dalam Herdiansyah, 2010) menyatakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan yang bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif yaitu suatu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan yang bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif yaitu suatu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian field research yaitu penelitian lapangan yang bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif yaitu suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Metode penelitian kualitatif merupakan proses penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini, yaitu mengetahui perilaku konsumtif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan ( field reseach) dengan metode kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tambun Selatan Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Barat. Alasan peneliti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tambun Selatan Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Barat. Alasan peneliti BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Perumahan Bulak Kapal Permai Bekasi Timur yang terletak di RW 014 Kelurahan Jatimulya Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. umum pembentukan pengetahuan (Knowlage), (Juliansyah Noor, 2011:22).

BAB III METODE PENELITIAN. umum pembentukan pengetahuan (Knowlage), (Juliansyah Noor, 2011:22). BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metodologi adalah ilmu tentang kerangka kerja untuk melaksanakan penelitian yang bersistem: sekumpulan peraturan, kegiatan dan prosedur yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan data deskriptif, berupa kata-kata atau tulisan dari perilaku orangorang

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan data deskriptif, berupa kata-kata atau tulisan dari perilaku orangorang BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Keberhasilan dari suatu penelitian, salah satunya ditentukan oleh pendekatan penelitian yang digunakan. Pendekatan

Lebih terperinci

Moleong (2012: 6) mengemukakan pengertian metode penelitian kualitatif sebagai berikut:

Moleong (2012: 6) mengemukakan pengertian metode penelitian kualitatif sebagai berikut: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE PENELITIAN 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yaitu suatu proses penelitian dan

Lebih terperinci

BAB II PERTUKARAN SOSIAL GEORGE CASPAR HOMANS

BAB II PERTUKARAN SOSIAL GEORGE CASPAR HOMANS BAB II PERTUKARAN SOSIAL GEORGE CASPAR HOMANS George Ritzer menjelaskan gagasan George C Homans tantang teori Pertukaran sebagai berikut : Homans memandang perilaku sosial sebagai pertukaran aktivitas,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang menerangkan cara-cara untuk mengadakan penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. yang menerangkan cara-cara untuk mengadakan penelitian. 44 BAB III METODE PENELITIAN Dalam sebuah penelitian, metode merupakan suatu hal yang sangat penting karena dengan metode yang baik dan benar akan memungkinkan tercapainya suatu tujuan penelitian, disamping

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan,

BAB III METODE PENELITIAN. melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini, desain penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Pendekatan kualitatif berarti mengumpulkan data bukan berupa angkaangka,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Nazir (1986) dalam Husain (2013: 159) pendekatan kualitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Nazir (1986) dalam Husain (2013: 159) pendekatan kualitatif 51 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Nazir (1986) dalam Husain (2013: 159) pendekatan kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan Penelitian, Metode Penelitian Dan Teknik Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan Penelitian, Metode Penelitian Dan Teknik Pengumpulan Data 92 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian, Metode Penelitian Dan Teknik Pengumpulan Data 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan pada hakekatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yaitu suatu penelitian dimana peneliti langsung terjun ke lapangan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

BAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN Pendekatan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Disebut kualitatif karena penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu peneliti terjun kelapangan untuk memperoleh data. Penelitian dilakukan di MI Imaduddin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Yang dimaksud penelitian kualitatif menurut Bodgan dan Taylor

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Yang dimaksud penelitian kualitatif menurut Bodgan dan Taylor 74 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang peneliti gunakan adalah pendekatan kualitatif. Yang dimaksud penelitian kualitatif menurut Bodgan dan Taylor yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Bogdan dan Taylor (dalam Basrowi, 2008: 21) mendefinisikan kualitatif sebagai prosedur penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang menggunakan Latar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode dan teknik tertentu dalam rangka mencari jawaban atas permasalahan

BAB III METODE PENELITIAN. metode dan teknik tertentu dalam rangka mencari jawaban atas permasalahan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sistematik untuk mengumpulkan, mengolah dan menyimpulkan data dengan menggunakan metode dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kunci yang perlu diperhatikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

III. METODE PENELITIAN. data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif didefinisikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bogdan Dan Taylor (Andi Prastowo, 2011: 22) menyatakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Bogdan Dan Taylor (Andi Prastowo, 2011: 22) menyatakan metode BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Bogdan Dan Taylor (Andi Prastowo, 2011: 22) menyatakan metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif kualitatif berupa kata-kata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan Taylor (Moleong, 2000:3) penelitian kualitatif adalah prosedur

BAB III METODE PENELITIAN. dan Taylor (Moleong, 2000:3) penelitian kualitatif adalah prosedur BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2000:3) penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. baru saja diadakan pemilihan kepala dusun atau biasa disebut Dukuh, disini. menjabat yakni pada usia dukuh 65 tahun.

BAB III METODE PENELITIAN. baru saja diadakan pemilihan kepala dusun atau biasa disebut Dukuh, disini. menjabat yakni pada usia dukuh 65 tahun. BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian mengenai pola interaksi masyarakat pasca pemilihan dukuh di dusun Nogosari, Desa Sidokarto, kecamatan Godean, Kabupaten Sleman Yogyakarta. Alasan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian diskriptif kualitatif dengan pendekatan evaluatif karena berusaha mengambarkan situasi sosial yang dihadapi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian untuk menggambarkan

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian untuk menggambarkan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian untuk menggambarkan bagaimana strategi membangun loyalitas pelanggan PT. ISS Indonesia cabanga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian field research, yaitu penelitian yang dilakukan di lapangan. Tujuan studi kasus atau lapangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kegiatan ilmiah. Adapun dalam penelitian ini digunakan beberapa tehnik atau

BAB III METODE PENELITIAN. kegiatan ilmiah. Adapun dalam penelitian ini digunakan beberapa tehnik atau BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan dalam mengumpulkan data penelitian dan dibandingkan dengan standar ukuran yang telah ditentukan. 47 Seorang peneliti yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data yang bersifat deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan, dokumen

BAB III METODE PENELITIAN. data yang bersifat deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan, dokumen BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan pendekatan penelitian yang bersifat kualitatif, maksudnya yaitu suatu pendekatan penelitian yang menghasilkan data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian merupakan suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji suatu pengetahuan dengan menggunakan metode-metode ilmiah Suatu penelitian tidak akan berjalan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 Metode penelitian digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Pantai Depok yang letaknya masih satu kompleks dengan Pantai Parangtritis dan Pantai Parangkusumo.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ceramah ( Kajian Komunikasi Simbolik Dalam Ceramah Maulid Nabi Oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Ceramah ( Kajian Komunikasi Simbolik Dalam Ceramah Maulid Nabi Oleh BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu Komunikasi Nonverbal Dalam Ceramah ( Kajian Komunikasi Simbolik Dalam Ceramah Maulid Nabi Oleh Nasiri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Kualitatif. Metode Penelitian Kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. seksama dalam mencapai suatu tujuan. Sedangkan penelitian adalah suatu kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. seksama dalam mencapai suatu tujuan. Sedangkan penelitian adalah suatu kegiatan BAB III METODE PENELITIAN Dalam suatu penelitian untuk memperoleh suatu hasil penelitian yang tepat dan akurat diperlukan suatu metode yang tepat, teratur, dan penuh kecermatan. Metode adalah cara yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantungan dengan orang-orang

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantungan dengan orang-orang 35 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Krik and Miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif karena dengan menggunakan pendekatan ini akan mempermudah peneliti dalam mengungkap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan informasi untuk digunakan sebagai solusi atau jawaban atas

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan informasi untuk digunakan sebagai solusi atau jawaban atas 64 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah tertentu dengan maksud mendapatkan informasi untuk digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif, sementara

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif, sementara BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif, sementara pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Nazir (2002:61),

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. tipe penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif. Sesuai dengan tujuan

BAB III. METODE PENELITIAN. tipe penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif. Sesuai dengan tujuan BAB III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Data-data serta argumentasi yang dibangun dalam penelitian ini, menggunakan tipe penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif. Sesuai dengan tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Fenomena Kehidupan Anak Pekerja Ojek Payung di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Fenomena Kehidupan Anak Pekerja Ojek Payung di BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Malioboro, yang merupakan pusat perbelanjaan oleh-oleh di Yogyakarta. Peneliti memilih lokasi tersebut selain objek yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang akan peneliti lakukan termasuk dalam penelitian kualitatif, sebab pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan deskriptif kualitatif.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif deskriptif, dengan tipe penelitian studi kasus (case studies).

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif deskriptif, dengan tipe penelitian studi kasus (case studies). 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif, dengan tipe penelitian studi kasus (case studies).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Sebuah penelitian sosial, baik dalam masalah penelitian, tema, topik, dan judul penelitian berbeda secara kualitatif maupun kuantitatif. Baik substansial maupun materiil kedua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu cara atau proses yang digunakan di

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu cara atau proses yang digunakan di BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara atau proses yang digunakan di dalam melakukan penelitian. Sebagaimana metode penelitian dibutuhkan oleh peneliti untuk tahapan di dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pos PAUD di RW 04 Desa Kertamukti Kecamatan Haurwangi dan sekitarnya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pos PAUD di RW 04 Desa Kertamukti Kecamatan Haurwangi dan sekitarnya. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pos PAUD di RW 04 Desa Kertamukti Kecamatan Haurwangi dan sekitarnya. B. Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu cara atau proses yang digunakan di

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu cara atau proses yang digunakan di 51 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara atau proses yang digunakan di dalam melakukan penelitian. Sebagaimana metode penelitian dibutuhkan oleh peneliti untuk tahapan di dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan proses berfikir yang bersifat deduktif,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan proses berfikir yang bersifat deduktif, BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan proses berfikir yang bersifat deduktif, yaitu suatu penelitian yang didekati dari segi konsep dan teori

Lebih terperinci

Penelitian ini tidak tergolong kepada penelitian kuantitatif karena tujuan pokok

Penelitian ini tidak tergolong kepada penelitian kuantitatif karena tujuan pokok BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metoda deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Penggunaan metoda penelitian dengan pendekatan ini disesuaikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip

BAB III METODE PENELITIAN. pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip 63 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu landasan gerak yang memegang peranan penting dalam menentukan berhasil tidaknya suatu penelitian. Metode di sini diartikan sebagai suatu cara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di mana data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di mana data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan 52 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian diskriptif kualitatif di mana data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian merupakan serangkaian kegiatan pengumpulan, pengolahan dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis untuk menjawab masalah penelitian. Untuk melaksanakan penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dipengaruhi atau ditentukan oleh tepat tidaknya penelitian atau penentuan metode

BAB III METODE PENELITIAN. dipengaruhi atau ditentukan oleh tepat tidaknya penelitian atau penentuan metode BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah salah satu faktor yang terpenting dan sangat menentukan dalam penelitian, hal ini disebabkan karena berhasil tidaknya suatu penelitian banyak dipengaruhi atau ditentukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah tertentu dengan maksud mendapatkan informasi untuk digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan suatu hal yang sangat penting, karena metode merupakan salah satu upaya ilmiah yang menyangkut cara kerja untuk dapat memahami dan mengkritisi obyek atau sasaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian sangat penting keberadaannya didalam proses penelitian yang dilakukan secara terencana dan sistematis, metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam menyelesaikan penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam menyelesaikan penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan deskriptif. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam menyelesaikan penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan deskriptif. Artinya, data yang dikumpulkan bukan berupa data angka, melainkan data yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (Tohirin, 2012:2), penelitian kualitatif

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, hal tersebut

III. METODE PENELITIAN. penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, hal tersebut 35 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif (menggambarkan) dengan pendekatan kualitatif. Menurut Nazir (2005: 55), penelitian deskriptif yakni tipe

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. masalah dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau obyek

III. METODE PENELITIAN. masalah dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau obyek 34 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini merupakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Artinya penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak

BAB III METODE PENELITIAN. Artinya penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah kualitatif. Artinya penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN Dalam bab ini di uraikan mengenai prosedur penelitian berupa langkahlangkah yang ditempuh dalam kegiatan penelitian ini untuk mengungkapkan data dan fakta di lapangan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. realitas subyektif yang dianut oleh objek penelitian, dalam hal ini adalah Jaringan

BAB III METODE PENELITIAN. realitas subyektif yang dianut oleh objek penelitian, dalam hal ini adalah Jaringan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mempertimbangkan : 1) realitas subyektif yang dianut oleh objek penelitian, dalam hal ini adalah Jaringan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Menentukan pendekatan penelitian yang dilakukan harus disesuaikan dengan jenis fenomena atau fakta yang terjadi di lapangan. Ada perbedaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian lapangan ( fied research), dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang berdasarkan pada kenyataan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (2008:24) penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bermaksud membuat

BAB III METODE PENELITIAN. (2008:24) penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bermaksud membuat 42 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif, yakni jenis penelitian yang berupaya menggambarkan fenomena/kejadian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan cara kerja atau tata kerja untuk dapat memahami objek menjadi sasaran dari ilmu pengetahuan yang bersangkutan. Untuk mendapatkan kajian yang dapat dipertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 69 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif yaitu suatu pendekatan penelitian yang menghasilkan data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Jenis Penelitan Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan analisis kualitatif. Penelitian ini bermaksud mendiskripsikan sebuah dinamika konflik kepentingaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif analitis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif analitis 65 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif analitis dengan didukung metode penelitian kualitatif. Alasan mengapa dipilihnya metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian lapangan (field reseach) yaitu penelitian untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu pada manajemen kurikulum pendidikan agama Islam (PAI).

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu pada manajemen kurikulum pendidikan agama Islam (PAI). 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian field research (penelitian lapang) karena penelitian ini dilakukan langsung di lapangan (Moleong, 2010:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Berdasarkan sumber data, jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah berupa penelitian lapangan (Field Research). Penelitian lapangan (Field

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Adapun pendekatan yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan atau paradigma naturalistik atau disebut juga paradigma definisi sosial

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Skripsi ini menggunakan pendekatan yang menjadi landasan kerja

BAB III METODE PENELITIAN. Skripsi ini menggunakan pendekatan yang menjadi landasan kerja BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Skripsi ini menggunakan pendekatan yang menjadi landasan kerja adalah penelitian kualitatif yang berdasarkan fenomenologis. Dimana pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini akan meneliti mengenai dampak ibu bekerja sebagai TKW di luar negeri terhadap berubahnya peran dan fungsi anggota keluarga. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ditujukan untuk menganalisis secara mendalam dan mendeskripsikan suatu

BAB III METODE PENELITIAN. ditujukan untuk menganalisis secara mendalam dan mendeskripsikan suatu 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan Kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE PENELITIAN 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ialah pendekatan kualitatif. Nasution (2003: 9) menjelaskan bahwa dalam

Lebih terperinci