M. Pujodarmo 1, Muhtasim 2, Naomi Lastri Maysanti 3

Transkripsi

1 STUDI TENTANG KESADARAN MASYARAKAT TERHADAP PELAKSANAAN PELAPORAN PERISTIWA KEPENDUDUKAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI DESA KAJEN, KECAMATAN CEPER, KABUPATEN KLATEN TAHUN 2016 M. Pujodarmo 1, Muhtasim 2, Naomi Lastri Maysanti 3 Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengkaji kesadaran masyarakat terhadap pelaksanaan pelaporan peristiwa kependudukan menurut Undang-undang Nomor 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan di Desa Kajen, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten tahun Penelitian ini menggunakan tipe penelitian hukum normatif, yaitu suatu prosedur penelitian untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan yang konsisten. Di samping itu, digunakan penelitian yuridis sosiologis guna mencari jawaban terhadap kesadaran masyarakat dalam memenuhi kewajiban untuk melaporkan dokumen kependudukan sebagai bentuk peristiwa kependudukan yang dialaminya berdasarkan UU no 23 tahun Hasil penelitian ini adalah dari proses wawancara yang dilakukan dengan informan di lapangan diperoleh data sebagai berikut : 1) Pada umumnya masyarakat sudah mengetahui bahwa peristiwa kependudukan yang mereka alami harus dilaporkan kepada petugas Dukcapil (Kependudukan dan Catatan Sipil) melalui pemerintah desa, karena peristiwa tersebut berkaitan dengan perubahan data seperti KTP, Kartu Keluarga, pindah alamat dan sebagainya. 2) Umumnya anggota masyarakat telah dengan kesadarannya melaporkan kelahiran anggota keluarga baru kepada petugas kelurahan untuk ditindaklanjuti ke Dukcapil. 3) Terhadap perubahan nama dari anggota keluarga masyarakat Desa Kajen telah pula dilaporkan kepada pemerintah desa yang kemudian dilanjutkan ke Dukcapil. 4) Terhadap peristiwa pindah datang dan pindah pergi informan juga menyatakan telah dilaporkan kepada pemerintah Desa setempat. Kata Kunci : Undang-undang, Dukcapil, kependudukan PENDAHULUAN Permasalahan kependudukan di Indonesia sampai tahun 2000 an masih cukup memprihatinkan. Hal ini dapat dilihat pada kasus pemenuhan hak penduduk terutama di bidang pencatatan sipil, masih ditemukan penggolongan penduduk yang didasarkan pada perlakukan diskriminatif yang membeda-bedakan suku, keturunan, dan agama sebagaimana diatur dalam berbagai aturan produk kolonial Belanda. Penggolongan penduduk dan pelayanan diskriminatif yang demikian itu tidak sesuai dengan Pancasila dan UUD Kondisi tersebut mengakibatkan pengadministrasian kependudukan mengalami kendala yang mendasar sebab sumber data kependudukan 1,2 Progdi PPKn, FKIP, Universitas Widya Dharma Klaten 3 Mahasiswa Progdi PPKn, FKIP, Universitas Widya Dharma Klaten Magistra No. 102 Th. XXIX Desember

2 belum terkoordinasi dan terintegrasi serta terbatasnya cakupan pelaporan yang belum terwujud dalam satu sistem. Kondisi di atas harus diakhiri dengan upaya pembentukan regulasi tentang administrasi kependudukan yang sejalan dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi untuk memenuhi tuntutan masyarakat atas pelayanan kependudukan yang profesional. Regulasi tersebut berupa Undangundang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan yang telah diundangkan dan diberlakukan sejak tanggal 29 Desember Dalam pelaksanaan Undang-undang dimaksud ternyata masih banyak permasalahan yang muncul dalam kaitannya dengan dokumen kependudukan, misalnya dalam pelaksanaan pemilihan umum legislatif, pemilihan umum presiden dan pemilihan kepala daerah masih dijumpai banyak persoalan, misalnya orang yang telah meninggal masih masuk dalam daftar pemilih, orang yang pindah alamat masih masuk dalam daftar pemilih di tempat semula dan sebagainya. Keadaan ini menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan Undang-undang tersebut dibutuhkan partisipasi aktif dari masyarakat untuk dapat mewujudkan pelaksanaan Undang-undang dimaksud, khususnya pelaksanaan pasal yang berkaitan dengan dokumen kependudukan (Pasal 39 ayat (1) dan (2)). PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah kesadaran hukum masyarakat di desa Kajen Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten dalam melaksanakan pelapor an peristiwa kependudukan yang dialami menurut Undang-Undang nomor 23 tahun 2006? TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kesadaran hukum masyarakat di desa Kajen Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten dalam melaksanakan pelapor an peristiwa kependudukan yang dialami sesuai dengan amanat Undang-undang nomor 23 tahun KAJIAN PUSTAKA Peristiwa Kependudukan Yang dimaksud dengan peristiwa kependudukan adalah kejadian yang dialami penduduk yang harus dilaporkan karena membawa akibat terhadap penerbitan atau perubahan kartu keluarga, kartu tanda penduduk, dan/atau surat keterangan kependudukan lainnya meliputi pindah datang, perubahan alamat serta status tinggal terbatas menjadi tinggal tetap. Selanjutnya dalam praktek kehidupan dijumpai peristiwa penting yang berkaitan dengan kependudukan yaitu berupa kejadian yang dialami oleh seseorang yang meliputi: kelahiran, kematian, perceraian, pengakuan anak, pengesahan anak, pengangkatan anak, perubahan nama dan perubahan status kewarganegaraan (Pasal 1 butir 17 UU no 23 tahun 2006). Peristiwa penting ini berkaitan dengan dokumen kependudukan sebagaimana diatur dalam pasal 59 ayat (1) dan (2) UU no 23 tahun 2006 yang meliputi: 1. Dokumen Kependudukan a. Bio data penduduk b. Kartu Keluarga (KK) c. KTP d. Surat keterangan kependudukan, dan 28 Magistra No. 102 Th. XXIX Desember 2017

3 e. Akte pencatatan sipil. 2. Surat Keterangan Kependudukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d meliputi: a. Surat keterangan pindah b. Surat keterangan pindah datang c. Surat keterangan pindah ke luar negeri d. Surat keterangan datang dari luar negeri e. Surat keterangan tempat tinggal f. Surat keterangan kelahiran g. Surat keterangan lahir mati h. Surat keterangan pembatalan perkawinan i. Surat keterangan pembatalan perceraian j. Surat keterangan kematian k. Surat keterangan pengangkatan anak l. Surat keterangan pelepasan kewarganegaraan Indonesia m. Surat keterangan pengganti tanda identitas, dan n. Surat keterangan pencatatan sipil. Terhadap peristiwa kependudukan dan peristiwa penting yang dialami oleh penduduk menurut Undang-undang nomor 23 tahun 2006 setiap penduduk Indonesia mempunyai kewajiban untuk melaporkan peristiwa kependudukan dan peristiwa penting yang dialaminya kepada instansi pelaksana dengan memenuhi persyaratan yang diperlukan dalam pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil (Pasal 3 UU no 23 tahun 2006). Kesadaran Masyarakat Yang dimaksud kesadaran masyarakat dalam penelitian ini adalah kesadaran dari masyarakat Desa Kajen Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten terhadap aturan hukum khususnya terhadap pelaksanaan Undang-undang nomor 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan. Kesadaran diartikan sebagai keinsafan, keadaan mengerti. Sedangkan kesadaran hukum berarti kesadaran seseorang akan nilai-nilai yang terdapat dalam diri manusia mengenai hukum yang ada, kesadaran seseorang akan pengetahuan bahwa suatu perilaku tertentu diatur oleh hukum (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002: 975). Menurut Soeryono Soekanto kesadaran hukum sebenarnya merupakan kesadaran atau nilai-nilai yang terdapat di dalam diri manusia tentang hukum yang ada atau tentang hukum yang diharapkan ada (Soeryono Soekanto, 1982: 152). Sedangkan menurut Kartohadipradjo bahwa kesadaran hukum itu adalah keinginan batin untuk mencapai keadilan tata tertib dalam pergaulan hidup manusia. Atas dasar pengertian di atas maka kesadaran hukum yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kesadaran mengerti dan kesediaan untuk mentaati peraturan hukum atau Undang-undang yang berlaku dalam kehidupan khususnya undang-undang tentang Administrasi Kependudukan sesuai fokus dalam penelitian ini. Menurut Utrecht orang-orang yang mempunyai kesadaran terhadap hukum atau sebabsebab orang mentaati hukum adalah sebagai berikut. a. Orang menerimanya oleh karena peraturan itu sungguh-sungguh dirasakan sebagai hukum. b. Orang menerima peraturan itu karena harus menerimanya supaya ada ketentraman dalam masyarakat. Jika mereka menerimanya dengan alasan rasional. Penerima rasional ini terjadi pula sebagai akibat adanya saksi hukum. Dan orang memilih taat saja dari pada mendapat kesukaran akibat melanggar peraturan hukum. c. Masyarakat itu anggotanya sebagian besar tidak bertanya apakah sesuatu terjadi hukum atau bukan hukum. Mereka taat kepada hukum itu oleh karena Magistra No. 102 Th. XXIX Desember

4 biasanya masyarakat menghendaki kebanyakan orang baru mau memikirkan hukum akibat mereka telah melanggar itu telah dirasakannya. d. Sebagai kaidah-kaidah (sosial) ditaati oleh karena ada paksaan (sanksi) sosial misalnya: orang maki, sakit dikatakan sosial, tidak lumrah, dapat diejek dan sebagainya (Utrecht, 1966: 39). METODOLOGI PENELITIAN Untuk memperoleh jawaban dari permasalahan penelitian, maka peneliti memilih menggunakan jenis penelitian hukum normatif, yaitu suatu prosedur penelitian untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan yang konsisten. Dalam penelitian hukum normatif dibangun berdasarkan disiplin ilmiah dan cara-cara kerja ilmu hokum normatif, yaitu hukum itu sendiri. Selain itu, peneliti juga mempergunakan pendekatan penelitian yuridis sosiologis guna mencari jawaban ter hadap kesadar an dan partisipasi masyarakat dalam memenuhi kewajiban untuk melaporkan dokumen kependudukan sebagai bentuk peristiwa kependudukan yang dialaminya berdasar Undang-undang nomor 23 tahun Subjek Penelitian Yang menjadi subjek penelitian ini adalah masyarakat Desa Kajen Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten. Jenis Data Ada dua jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini yakni data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan berdasarkan hasil angket atau questioner dan berdasarkan hasil wawancara atas masalah yang diteliti. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari bahan-bahan tertulis atau karya ilmiah. Dengan kata lain ia adalah bahan-bahan hukum yang terdapat dalam berbagai tulisan yang dibedakan atas: 1. Bahan hukum primer 2. Bahan hukum sekunder, dan 3. Bahan-bahan hukum tersier Cara Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini ialah: 1. Studi Pustaka, yakni studi atas berbagai data sekunder atau dokumen, baik terhadap hukum primer maupun tersier dan klarifikasi berdasarkan materinya masing-masing. 2. Studi lapangan, yakni dengan membagikan angket kepada responden ataupun dengan wawancara dengan responden penelitian yang telah disepakati. Pengolahan dan Analisis Data Sebagaimana dikemukakan di atas bahwa kajian penelitian ini menggunakan bahan hukum dengan data sebagai penunjang, maka bahan-bahan hukum yang diperoleh akan diolah secara tematik sesuai dengan fokus pertanyaan untuk selanjutnya dianalisis secara kualitatif. Pelaksanaan analisis demikian dilakukan bukan dengan cara hipotesis melainkan dengan cara melakukan penalaran yuridis yang argumentatif. Penalaran ini menggunakan tiga tolok ukur penting sebagaimana dikemukakan oleh PH Visserkouf (lihat Ahmad Boedianto, 2010: 53-54). Adapun tiga tolok ukur tersebut untuk mewujudkan: a. Positibitas: hukum harus memiliki otoritas, sehingga dalam hal ini harus dianalisis mengenai eksistensi dan kompetensi Undang-undang Administrasi Kependudukan yang mengatur mengenai 30 Magistra No. 102 Th. XXIX Desember 2017

5 kewajiban bagi warga negara/masyarakat untuk melaporkan dokumen kependudukan yang dialaminya. b. Koheren: hukum sebagai tatanan yang logis, maka analisis diarahkan pada sinkronisasi perangkat hukum tentang partisipasi/kesadaran masyarakat untuk melaporkan peristiwa penting kependudukan yang dialaminya. c. Keadilan: hukum diterima sebagai pengaturan hubungan antar manusia yang tepat. Lebih dari itu, bahan hukum juga ditelaah melalui konsepkonsep hukum yang dalam konsepsi ilmu hukum mencakup pengertian-pengertian hukum, normanorma hukum dan sistematika hukum (Ahmad Boedianto, 2010: 54-55). Yang berkaitan dengan kesadaran masyarakat untuk melaporkan peristiwa penting kependudukan yang dialaminya. Dalam melakukan analisis mengenai hal ini, dilakukan sesuai dengan apa yang dipaparkan oleh Dr. H.M. Meirorisner sebagai pengkajian diskriptik analitik yang dilakukan dengan memaparkan, menelaah, mensistemisasi, menginterpretasi dan mengevaluasi hukum positif yang berlaku bagi kesadaran masyarakat untuk melaporkan peristiwa penting yang dialaminya. HASIL PENELITIAN Dari proses wawancara yang dilakukan dengan informan di lapangan diperoleh hasil penelitian sebagai berikut: 1. Pada umumnya masyarakat sudah mengetahui bahwa peristiwa kependudukan yang mereka alami harus dilaporkan kepada petugas Dukcapil/Kependudukan dan Catatan Sipil melalui pemerintah desa, karena peristiwa tersebut dapat merubah data-data kependudukan pada masyarakat setempat seperti untuk pembaharuan KTP kepala keluarga, nomor induk kependudukan dan sebagainya. Adapun peristiwa kependudukan tersebut misalnya: pindah alamat, kelahiran, kematian, lahir mati, dan sebagainya. Pengetahuan tersebut mereka peroleh dari petugas pemerintah desa, baik yang diadakan melalui pertemuan rutin Bapak/Bapak, ibu-ibu PKK maupun pertemuan khusus yang membahas masalah kependudukan. 2. Umumnya anggota masyarakat telah dengan kesadaran melaporkan kelahiran anggota keluarga baru mereka kepada petugas kelurahan untuk kemudahan mengurus akte kelahiran ke kantor dinas Dukcapil. Data ini diperkuat dengan dokumen milik kantor desa dimana anggota masyarakat telah melaporkan kelahiran anggota baru keluarganya ke kantor kelurahan. 3. Terhadap perubahan nama dari anggota keluarga masyarakat Desa Kajen telah pula dilaporkan kepada pemerintah desa dan diteruskan ke kantor Dukcapil Kabupaten Klaten sehingga hal yang berhubungan dengan hak warga negara dapat diselesaikan. 4. Terhadap peristiwa pindah datang dan pindah pergi para informan juga mengatakan bahwa mereka telah mengetahui ketika ada anggota mereka yang pindah pergi ke luar desa mereka, mereka telah melaporkan kepindahan tersebut ke kantor desa. Demikian pula jika ada peristiwa pindah datang mereka mengatakan telah melaporkan ke kantor desa untuk mendapatkan pelayanan berikutnya. Magistra No. 102 Th. XXIX Desember

6 DAFTAR PUSTAKA Assidiqie, Jimly. Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu. Balai Pustaka Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Hendra, Karianga Partisipasi Masyarakat dalam Penyelenggaraan Keuangan Daerah, Perspektif Hukum dan Demokrasi. Bandung: PT. Alumni. Herkim, Budiono Kumpulan Tulisan Hukum Perdata di Bidang Kenotariatan. Buku Ketiga. Bandung: PT. Citra Aditya Bhakti. Komaruddin, Sahid Memahami Sosiologi Politik. Jakarta: Ghalia Indonesia. Soeryono, Soekanto Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan PPRI Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang No 23 Tahun 2006 Administrasi Kependudukan. Bupati Boyolali Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan. Johny, Ibrahim. Teori dan Metode Penelitian Hukum Normatif. Malang: Daya Media Publishing. 32 Magistra No. 102 Th. XXIX Desember 2017