BAB I. Pendahuluan UKDW

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I. Pendahuluan UKDW"

Transkripsi

1 BAB I Pendahuluan 1. Latar Belakang masalah Doktrin Trinitas merupakan warisan Bapa-bapa gereja yang menjadi salah satu ajaran pokok di dalam iman kekristenan. Doktrin Trinitas ini adalah ajaran yang sangat penting dalam hidup gereja, tetapi sekaligus menjadi ajaran yang sulit dijelaskan oleh warga gereja itu sebabnya sering memicu banyak perdebatan dalam perjalanan sejarah ajaran gereja dan sulit diterima oleh pihak lain di luar gereja. Bahkan pada saat inipun, di negeri ini doktrin Trinitas ini mendapat kritikan bahkan bisa dikatakan serangan keras dari komunitas Kristen Tauhid yang mengklaim diri sebagai penganut Unitarian. 1 Di Semarang ada Gereja Jemaat Allah Global Indonesia [JAGI], Gereja ini berada dibawah pimpinan Pendeta Tjahjadi Nugroho sebagai pengajar doktrin kontra Trinitas suatu aliran Kristen Tauhid. 2 Apa itu Kristen Tauhid? Kristen Tauhid ini adalah gereja yang mengklaim memiliki satu perbedaan mendasar dibandingkan gereja Kristen yang umum, yaitu tidak mengakui ajaran Trinitas Allah Bapa, Allah Putra, dan Roh Kudus. Pada intinya, sebagai Kristen Tauhid, Tuhan saya Esa bukan Trinitas. Mereka tidak percaya Tuhan itu satu dalam tiga pribadi [Allah Bapa, Allah Anak, Allah Roh Kudus]. Jadi mereka menekankan monoteisme yang sederhana: hanya ada satu Allah, tak terbagi, tanpa keruwetan. Dan Allah yang mereka sembah adalah Allah dari Yesus Kristus, yang juga Allah dari nabi Muhammad s.a.w., Ibrahim, Ismail, Ishak, dan Yakub, serta para nabi lainnya. 3 Jadi ada pemahaman bahwa agama Yahudi, Kristen dan Islam yang 1 Serangan atau kritikan ini bisa ditemukan dalam buku-buku tulisan kelompok kristen Tauhid ini, seperti yang ditulis antara lain oleh Frans Donald: Allah Dalam Alkitab & Al Qur an, Semarang : Borobudur Indonesia Publishing, 2008; Menjawab Doktrin Tritunggal, Semarang: Borobudur Indonesia Publishing, 2009; Kasus Besar Yang Keliru: Ternyata Yesus Malaikat, Semarang: Borobudur Indonesia Publishing, Juga tulisan Ellen Kristi: Bukan Allah Tapi Tuhan, Semarang: Borobudur Indonesia Publishing, Kata Tauhid ini memiliki arti: keesaan Allah, kepercayaan bahwa Allah hanya satu. Lihat juga Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI v1.1 diambil dari 3 Frans Donald, Allah Dalam Alkitab & Al Qor an, p lihat juga Ellen Kristi, Bukan Allah, Tapi Tuhan, p. vii. 1

2 mengaku Abraham sebagai leluhurnya seharusnya memiliki keyakinan pokok Monoteisme. Sekalipun muncul sendiri tanpa pengaruh apa pun dari luar negeri, pergerakan Kristen Tauhid di Indonesia sebenarnya bukanlah pergerakan Kristen Tauhid yang pertama. Di dunia internasional, khususnya Eropa, pemahaman yang menekankan monoteisme ini sudah lebih lama dikenal dengan sebutan Unitarianisme. Kaum Unitarian modern muncul sebagai produk Reformasi Protestan. Nama Unitarian ini berasal dari pernyataan Allah itu esa, atau satu. 4 Setelah gerakan reformasi Martin Luther [ ] terhadap Gereja Roma Katolik, tampil seorang Transylvania bernama Francis David [ ]. Dalam semangat Reformasi, Francis David percaya bahwa hanya Alkitab saja, khususnya empat kitab Injil pertama, adalah sumber kebenaran religius. Secara terbuka ia menyatakan bahwa doktrin Trinitas tidak punya dasar dalam Alkitab, juga tidak masuk akal. Baginya, Trinitas adalah ajaran tambahan dari konsili-konsili gereja yang sangat dipengaruhi oleh filsafat Yunani populer masa itu. Tokoh Unitarian lain yang berpengaruh besar adalah Michael Servetus [ ]. Servetus mendapati bahwa kredo dan pengakuan iman tradisional tidak sepenuhnya didasarkan atas Alkitab, salah satunya ialah doktrin Trinitas. Ia percaya Yesus Kristus tidak bisa disejajarkan dengan Allah Bapa. Servetus pada akhirnya mati dibakar atas perintah John Calvin yang menuduhnya penyesat [bid ah]. 5 Berbicara tentang Unitarianisme, kita juga tidak bisa mengabaikan nama Faustus Socinus [ ] dan John Biddle [ ]. Socinus adalah seorang Italia yang berdomisili di Polandia. Ia menulis sebuah katekismus yang menegaskan bahwa Alkitab adalah sumber otoritas satu-satunya dan bahwa Allah itu satu, bukan tiga. Sementara Biddle ialah seorang reformator radikal dari Inggris. Tentang Trinitas, baginya yang penting adalah apa kata Alkitab, bukan kata kredo atau pengakuan iman tradisional hasil konsili-konsili sepanjang sejarah Gereja. 6 Yang ditemukan oleh para pemikir merdeka ini dalam Alkitab adalah monoteisme yang sederhana: hanya ada satu Allah, tak terbagi, tanpa keruwetan. Dan yang mereka temukan adalah seorang Yesus yang sekalipun sangat dekat dengan Allah, diutus oleh 4 Ellen Kristi, Bukan Allah, Tapi Tuhan, p.viii. 5 Ibid, p. viii-ix. 6 Ibid, p. ix. 2

3 Allah, mengemban amanat-nya, bahkan diangkat menjadi Tuhan [Lord] dan Anak Tunggal Allah, namun Yesus bukanlah Allah itu sendiri dan tidak pernah mengaku begitu. Yesus Kristus adalah guru religius fenomenal, Nabi, serta Mesias yang menyumbangkan makna spiritual sangat penting lewat ajaran-ajaran serta teladan hidupnya bagi seluruh umat manusia. 7 Namun, lebih dari sekedar mempersoalkan apakah Allah itu Trinitas atau Esa, semangat dari Kristen Tauhid atau Unitarianisme adalah memperjuangkan kebebasan bagi setiap orang untuk mempercayai apa yang dikatakan oleh nurani sesuai dengan akal sehatnya, bahkan sekalipun harus bertentangan dengan doktrin atau kredo yang lazim dianut mayoritas umat [mainstream]. 8 Komunitas Kristen Tauhid yang mengklaim sebagai penganut Unitarian ini menganggap agama mereka sebagai aliran liberal yang tidak bergantung pada doktrin, keyakinan, maupun pengakuan iman tertentu, melainkan menganggap kesadaran, pengalaman, dan akal budi sebagai fondasi dalam keyakinan agama. 9 Walaupun kelompok Kristen Tauhid ini tidak memiliki pengakuan iman [kredo], namun sebagai sebuah komunitas, kelompok Kristen Tauhid ini tetap membutuhkan nilai bersama yang membentuk identitas mereka. Hanya saja nilai tersebut bukan merupakan dogma tertutup yang menyeragamkan pengalaman iman masing-masing pribadi anggota komunitas, atau dogma yang tidak dapat berubah [dapat berubah sesuai perkembangan zaman]. Setiap ajaran yang berdasarkan firman Allah, akan diterima sebagai nilai bersama yang kemudian mereka sebut Dasar Kepercayaan. Kemudian mengapa komunitas Kristen Tauhid ini tidak memiliki pengakuan iman [credo] dalam pengajaran mereka, dan menolak otoritas dogma yang disusun dewandewan gerejawi? Sebab bagi mereka iman monotheisme radikal yang dimiliki agama Yahudi adalah yang benar, sedangkan Dogma [Doktrin Trinitas] adalah upaya alam pikir Yunani untuk mengungkapkan iman kepada Allah Israel, tetapi dengan mendudukkan Yesus Kristus dan Roh Kudus sebagai Allah Sejati. 10 Komunitas Kristen Tauhid berpendapat bahwa kekristenan, sama seperti agamaagama pewaris iman Abrahamik lain, menyembah Allah dari Abraham, Ishak, Yakub, 7 Ellen Kristi, Bukan Allah, Tapi Tuhan, p. ix. 8 Ibid, p. ix-x. 9 Herlianto, Kristen Tauhid: Siapa dan Bagaimana Ajaran Mereka, Seri Buku Saku Yabina, Bandung: Mitra Pustaka dan YABINA Ministry, Ellen Kristi, Bukan Allah, Tapi Tuhan, p

4 nenek moyang bangsa Israel yakni Yahweh. Dan untuk mengenal Yahweh, kita harus belajar dari bangsa Yahudi. 11 Iman bangsa Yahudi kepada Allah dikenal sebagai monoteisme radikal. Artinya, Allah yang mereka sembah Esa adanya. Kata esa di sini berasal dari kata Ibrani echad yang berarti satu secara bilangan. Bahasa Ibrani bersifat konkret, satu ya satu. Allah yang echad berarti Dia adalah satu-satunya Allah, bukan kesatuan [himpunan]. Itu sebabnya monotheisme Israel menuntut kita menempatkan Allah sebagai satu-satunya yang terbesar, pusat kehidupan kita. Tidak ada kekuatan lain yang setara dengan-nya. Di alam semesta ini tidak ada Allah lain selain Dia. Allah Abraham adalah Dia yang Esa. Dia bukan sekedar lebih unggul dari dewa-dewa yang lain, seperti cara pikir henoteisme. Lebih dari itu, Dia memang tidak dapat dibandingkan dengan semua allah-allah dalam politeisme, sebab hanya Dia satu-satunya Allah yang sejati. Dia satu-satunya Allah yang menciptakan dan memerintah alam semesta. Hanya kepada-nya manusia patut menyembah. 12 Bagi komunitas Kristen Tauhid jika kekristenan kembali pada tradisi monotheisme Yahudi maka kita akan dapat menemukan titik temu tentang Allah yang tertulis dalam Kitab Suci Al Qur an dengan Allah yang tertulis dalam Alkitab. 13 Sehingga kita bisa menemukan persamaan dengan saudara-saudara beragama Islam yang notabene mayoritas di negeri ini. Sebab pertentangan dan perdebatan antara Islam dan Kristen mengenai Allah yang telah terjadi selama berabad-abad ini dikarenakan dogma Trinitas. 14 Dogma Trinitas menurut komunitas Kristen Tauhid, merupakan perpindahan agama Kristen dari alam pikir Yahudi ke alam pikir Yunani. 15 Sedangkan Alkitab dan bahkan Paulus sendiri tidak mengajarkan Trinitas. Trinitas itu hanyalah sekedar dogma yang baru ditetapkan tahun 300-an Masehi. Dan buku seperti When Jesus Become God: The Struggle to Define Christianity during the Last Days of Rome [Terj. Kala Yesus Jadi Tuhan ] tulisan Prof. Richard E. Rubenstein, yang menceritakan konflik yang sangat lama sekali antara kelompok Arian melawan kelompok Athanasius mengenai perdebatan derajat keilahian Yesus, di mana perdebatan itu meningkat dari perbedaan yang hangat 11 Ellen Kristi, Bukan Allah, Tapi Tuhan, p Ibid, p Frans Donald, Allah Dalam Alkitab & Al Qor an, p Band. Muhammad Ataur Rahim, dalam Misteri Yesus Dalam Sejarah, Pustaka Da i, p Ellen Kristi, Bukan Allah, Tapi Tuhan, p

5 menjadi kekerasan dan pertumpahan darah juga menjadi salah satu acuan bagi kelompok Unitarian ini untuk mendukung pemahaman mereka Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka saya membatasi permasalahan yang diteliti hanya pada komunitas Kristen Tauhid [Unitarian] di Indonesia. Sebab penulis menyadari akan keterbatasannya dan melihat bahwa kaum Unitarian secara umum bisa memiliki berbagai pemahaman yang berbeda, seperti halnya kelompok Trinitaris juga memiliki berbagai interpretasi yang berbeda terhadap doktrin Trinitas itu sendiri. Itu sebabnya rumusan permasalahan yang hendak didalami oleh penulis adalah sebagai berikut: 1. Apa itu komunitas Kristen Tauhid? Pemahaman Dasar apa yang mereka gunakan untuk menolak doktrin Trinitas? 2. Apakah kelemahan ataupun kelebihan komunitas Kristen Tauhid ini? 3. Bagaimanakah pemahaman Monotheisme Trinitarian menjelaskan doktrin Trinitas dalam konteks Indonesia? 3. Tujuan Penulisan Pengkajian doktrin ini saya rasa cukup penting agar bisa menjelaskan secara jauh lebih jelas kepada umat tentang apa itu Kristen Tauhid, bagaimana pemahaman dogma dari komunitas Kristen Tauhid Unitarian dan Monotheisme Trinitarian itu, serta bagaimana seharusnya kita menyikapi perbedaan dogma diantara Monotheisme Trinitarian dan Kristen Tauhid Unitarian. 4. Landasan Teoretis Bagi saya, komunitas Kristen Tauhid ini muncul karena tradisi keagamaan yang berbeda dan dalam bentuk konteks agama serta bahasa berbeda yang membentuk 16 Jarar Siahaan, Gereja Kristen Tauhid Tidak Mengakui Trinitas, diunduh tanggal 17 Januari

6 pemahaman mereka menjadi berbeda dengan kekristenan secara umum [mainstream]. Untuk mengkaji pemahaman iman komunitas Kristen Tauhid [Unitarian] ini, serta mendialogkannya dengan pemahaman Monoteisme Trinitarian, saya akan mempergunakan keramahan linguistik [hospitalitas linguistik] sebagai sarana untuk dialog interreligius di tengah dunia postmodern dan pluralistik saat ini. Menurut Lindbeck [seorang teolog partikularisme post-liberal] sebagaimana dikutip oleh Moyaert dalam teori agama sebagai model budaya-linguistik [linguistikkultural] pendekatan pluralisme dalam dialog interreligius telah menyebabkan erosi, pada kekhasan agama. Lindbeck mengklaim bahwa pendekatan pluralisme didasarkan pada teori yang salah mengenai agama, dia menyebut sebagai panggilan pengalamanexpressivism. Bagi Lindbeck agama adalah skema interpretatif yang komprehensif, yang biasanya diwujudkan dalam mitos atau narasi dan sangat ritual, yaitu dalam struktur pengalaman manusia dan pemahaman kita tentang diri dan dunia. Hal tersebut membentuk setiap agama memiliki kosakata tertentu, baik yang bersifat diskursif dan non diskursif, serta tata bahasa yang menentukan bagaimana kosa kata yang digunakan dapat bermakna. Teori budaya-linguistik ini bertentangan dengan hipotesis pluralis. Bagi Lindbeck, tradisi keagamaan yang berbeda-beda dan dalam bentuk konteks agama serta bahasa yang berbeda telah membentuk agama menjadi berbeda. Jadi menurutnya agaknya tidak memungkinkan bagi orang percaya yang memiliki agama berbeda, berbagi pengalaman sebagai agama yang sama. 17 Dari pengalaman yang beraneka ragam inilah Lindbeck mengambil langkah logis postmodern berikutnya dan sampai pada kesimpulan tentang yang tak dapat dibandingkan [incommensurability]. Kita tidak bisa memahami satu bahasa agama dengan menerjemahkannya ke dalam satu bahasa agama lainnya. Inilah yang dipakai Lindbeck untuk menjelaskan kesenjangan yang tidak terjembatani antar agama: bahwa agama tidak bisa diterjemahkan [untranslatability]. Jadi walaupun kata-kata yang dipakai dalam berbagai agama itu sama, namun kata-kata tersebut mempunyai makna yang benar-benar berbeda karena tiap kata itu bermakna hanya di dalam sistem yang lebih luas daripada bahasa lain. Istilah teknis yang dipakai oleh Lindbeck untuk 17 Marianne Moyaert, The [Un-] translability of Religion? Ricceurs Linguistic Hospitality as Model for Inter-religious Dialogue, Exchange 37, Journal of Missiological and Ecumenical Research, 2008, p

7 anggapan semacam ini adalah intratekstualitas. Istilah agama dan pengalaman beragama bisa dimengerti dan diyakini sebagai benar hanya di dalam teks tertentu atau sistem bahasa dari agama tertentu. Jadi istilah agama hanya dapat dimengerti di dalam konteksnya. 18 Berkaitan dengan teologi terjemahan ini penulis melihat bahwa Moyaert telah berusaha memberikan sebuah jalan baru. Moyaert terinspirasi oleh publikasi Ricoeur terbaru On Translation [2006], yang didedikasikan untuk teka-teki keanekaragaman linguistik dan pertanyaan tentang [un-] translatability bahasa. Ricoeur menyatakan bahwa sikap yang tepat penerjemah merupakan salah satu keramahan linguistik [linguistic hospitality]. 19 Ricoeur menunjukkan bahwa keramahan linguistik ini dapat menjadi model untuk dialog antar-agama. 20 Sejalan dengan posisi Ricoeur, Moyaert berpendapat bahwa bila bahasa agama tidak diterjemahkan maka dialog antar-agama tetap memungkinkan, asalkan sikap etis dari hospitalitas/keramahan hermeneutis untuk agama lain bisa diadopsi. 21 Dan untuk mengadopsi itu dibutuhkan keterbukaan sebagai keramahan linguistik. Berkaitan dengan keterbukaan sebagai hospitalitas lingistik ini Ricoeur membandingkannya dengan sikap keterbukaan bagi yang asing, di mana sebuah keterbukaan tidak harus berarti bahwa penerjemah mulai dengan tabularasa, yaitu meninggalkan konteks linguistik mereka sendiri di belakang. Terjemahan tidak memerlukan pelepasan, tetapi lebih cinta untuk menetapkan linguistik sendiri. Ini bukan kemunduran, melainkan lebih merupakan komitmen, bahwa bahasa ibu tidak mengunci orang dalam sebuah eksklusivitas, melainkan berpotensi membuka ke seluruh kemanusiaan. 22 Mengikuti alur pemikiran ini, Ricceur berpendapat untuk etika terjemahan, yang ia namai keramahan linguistik, di mana kesenangan hunian dalam bahasa yang lain adalah diimbangi dengan kenikmatan menerima kata asing di rumah, juga tidak diinginkan untuk menghapus ketidakselarasan antara yang lazim dan asing, dan karenanya tidak akan mungkin sepenuhnya di rumah dalam konteks linguistik asing. 18 Paul F. Knitter, Pengantar Teologi Agama-agama, Yogyakarta: Kanisius, 2008, p Paul Ricoeur, On Translation, Translated by Eileen Brennan, with an introduction by Richard Kearney, London: Routledge, 2006, p Ibid, p Marianne Moyaert, The [Un-] translability of Religion? Ricceurs Linguistic Hospitality as Model for Inter-religious Dialogue, p Ibid, p

8 Di satu sisi, hospitalitas linguistik ini menolak untuk menggelembungkan perbedaan antara yang lazim dan asing serta menolak kecenderungan etnosentris, di sisi lain, juga masing-masing mencoba untuk mendominasi atau menyerap yang asing, dengan demikian menetralkan di-antara ketidakselarasan. 23 Ricoeur selain menjelaskan terjemahan dalam pengertiannya yang sempit, ia juga mengusulkan terjemahan sebagai sebuah paradigma untuk hermeneutika. Untuk memahami terjemahan, analogi antara terjemahan dan hermeneutika merupakan salah satu cara untuk mengatakan hal yang berbeda dalam membungkus makna. Menerjemahkan dalam arti luas dari kata tersebut adalah untuk menjelaskan, untuk mengklarifikasi, untuk menerangi, misalnya, praktek agama tertentu, ritual, doktrin, dengan menghubungkan mereka dengan arti dari idiom yang asing. Untuk menjelaskan agama sebagai suatu bentuk yang berbeda, orang harus mengkorelasikan yang lazim dan yang asing. 24 Keramahan juga menyiratkan kesiapan untuk meninggalkan kecenderungan dari menelan yang lain. Di sini, yang lain bukan proyeksi atas dirinya. Keramahan seseorang adalah sebuah kategori etis. Ini menyiratkan membuat ruang dalam konteks sendiri untuk menyambut yang lain dalam perbedaannya. 25 Konsep keramahan linguistik ini yaitu dengan menolak untuk menggelembungkan perbedaan antara yang lazim dan asing serta menolak kecenderungan untuk mendominasi atau menyerap yang asing dengan demkian menetralkan di-antara ketidakselarasan inilah yang akan saya pergunakan dalam mencoba mendialogkan iman monotheisme Trinitarian dengan Unitarian [Kristen Tauhid]. 5. Hipotesis Berdasarkan rumusan permasalahan yang telah diuraikan diatas, saya memiliki hipotesis sebagai berikut: 1. Kristen Tauhid ini termasuk dalam kelompok Unitarian yang menekankan pemahaman Monotheisme Yahudi. 23 Marianne Moyaert, The [Un-] translability of Religion? Ricceurs Linguistic Hospitality as Model for Inter-religious Dialogue, p Ibid, p Ibid, p

9 2. Ada kelebihan dan kelemahan dari kelompok Kristen Tauhid ini yang bisa kita pelajari. 3. Pemahaman Monotheisme Trinitarian bisa menjelaskan doktrin Trinitas dalam bentuk Monotheis yang sesuai dengan konteks Indonesia, yang mayoritas beragama Islam.. 6. Metode Penelitian Dalam penulisan tesis nanti saya akan mempergunakan metode kepustakaan dan wawancara. Wawancara saya perlukan untuk mengenal lebih dekat kelompok Unitarian ini yang memperkenalkan identitas imannya sebagai Kristen Tauhid di Indonesia ini serta memahami lebih jauh akan pengajaran mereka. 7. Gambaran Sistematika Penulisan I. Pendahuluan 1. Latar Belakang Masalah 2. Perumusan Masalah 3. Tujuan Penulisan 4. Landasan Teoretis 5. Hipotesis 6. Metode Penelitian 7. Gambaran Sistematika Penulisan II. Kristen Tauhid di Indonesia; disini saya akan menjelaskan pengajaran kelompok ini. III. Mengkaji Pemahaman Dasar komunitas Kristen Tauhid berdasarkan hospitalitas linguistik VI. Menjelaskan pemahaman Monotheisme Trinitarian dalam konteks Indonesia V. Akan disimpulkan seluruh hasil pembahasan dalam tesis, kemudian saya akan tambahkan saran. 9

Tanggapan balik untuk tulisan Esra Alfred Soru Apakah Tuhan Yesus = Allah Sejati? (1)

Tanggapan balik untuk tulisan Esra Alfred Soru Apakah Tuhan Yesus = Allah Sejati? (1) Tanggapan balik untuk tulisan Esra Alfred Soru Apakah Tuhan Yesus = Allah Sejati? (1) Frans Donald Shalom elekhem (=[as]salamu'alaikum) para pembaca yang bersahaja di NTT. Pertama-tama saya mengucapkan

Lebih terperinci

Dasar Kebersatuan Umat Kristen. Efesus 2: Pdt. Andi Halim, S.Th.

Dasar Kebersatuan Umat Kristen. Efesus 2: Pdt. Andi Halim, S.Th. Dasar Kebersatuan Umat Kristen Efesus 2:11-22 Pdt. Andi Halim, S.Th. Bicara soal kebersatuan, bukan hanya umat Kristen yang bisa bersatu. Bangsa Indonesia pun bersatu. Ada semboyan Bhineka Tunggal Ika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad s.a.w. sebagai pedoman hidup umat manusia dalam menata kehidupan dunia dan akhiratnya. Konsep-konsep

Lebih terperinci

Eksposisi Surat 1 Petrus: Penerima Surat 1Pet.1:1 2 Ev. Calvin Renata

Eksposisi Surat 1 Petrus: Penerima Surat 1Pet.1:1 2 Ev. Calvin Renata Eksposisi Surat 1 Petrus: Penerima Surat 1Pet.1:1 2 Ev. Calvin Renata Tidak seperti surat rasul Paulus yang ditujukan kepada satu jemaat, Petrus langsung menuliskan suratnya untuk ke-5 jemaatnya. Suratnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Restu Nur Karimah, 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Restu Nur Karimah, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam mempelajari suatu agama, aspek yang pertama dipertimbangkan sekaligus harus dikaji ialah konsep ketuhanannya. Dari konsep ketuhanan, akan diketahui

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latarbelakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latarbelakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latarbelakang Pluralitas agama merupakan sebuah kenyataan yang tidak dapat lagi dihindari atau disisihkan dari kehidupan masyarakat umat beragama. Kenyataan akan adanya pluralitas

Lebih terperinci

Allah dan Pelayan-Pelayan-Nya 1Tim.3:1-13 Ev. Calvin Renata

Allah dan Pelayan-Pelayan-Nya 1Tim.3:1-13 Ev. Calvin Renata Allah dan Pelayan-Pelayan-Nya 1Tim.3:1-13 Ev. Calvin Renata Tatkala Allah membuat satu perjanjian (covenant) dengan manusia, kita melihat ada semacam satu paradoks yang sering dilupakan sekaligus sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. E.P. Ginting, Religi Karo: Membaca Religi Karo dengan Mata yang Baru (Kabanjahe: Abdi Karya, 1999), hlm.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. E.P. Ginting, Religi Karo: Membaca Religi Karo dengan Mata yang Baru (Kabanjahe: Abdi Karya, 1999), hlm. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Secara umum masyarakat Karo menganggap bahwa agama Hindu-Karo adalah agama Pemena (Agama Pertama/Awal). Dalam agama Pemena, terdapat pencampuran konsep

Lebih terperinci

UKDW BAB I. Pendahuluan. 1. Latar Belakang Masalah. Secara umum dipahami bahwa orang Indonesia harus beragama. Ini salah

UKDW BAB I. Pendahuluan. 1. Latar Belakang Masalah. Secara umum dipahami bahwa orang Indonesia harus beragama. Ini salah BAB I Pendahuluan 1. Latar Belakang Masalah Secara umum dipahami bahwa orang Indonesia harus beragama. Ini salah satunya karena Indonesia berdasar pada Pancasila, dan butir sila pertamanya adalah Ketuhanan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN 1. Latar Belakang Masalah a) Gambaran GKP Dan Konteksnya Secara Umum Gereja Kristen Pasundan atau disingkat GKP melaksanakan panggilan dan pelayanannya di wilayah Jawa

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Permasalahan The Meeting Place of World Religions. 1 Demikianlah predikat yang dikenakan pada Indonesia berkaitan dengan kemajemukan agama yang ada. Selain majemuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Paham Dosa Kekristenan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Paham Dosa Kekristenan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1 Paham Dosa Kekristenan Dosa merupakan fenomena aktual dari masa ke masa yang seolah tidak punya jalan keluar yang pasti. Manusia mengakui keberdosaannya,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Dalam bagian ini, akan di buat kesimpulan dari pembahasan bab 1 sampai. dengan bab 4 serta saran-saran. 5.1.

BAB V PENUTUP. Dalam bagian ini, akan di buat kesimpulan dari pembahasan bab 1 sampai. dengan bab 4 serta saran-saran. 5.1. BAB V PENUTUP Dalam bagian ini, akan di buat kesimpulan dari pembahasan bab 1 sampai dengan bab 4 serta saran-saran. 5.1. Kesimpulan Teologi pluralisme agama memang simpatik karena ingin membangun teologi

Lebih terperinci

1 Petrus 1:1. Para penerima. 1 Petrus 1:2. Orang-orang percaya yang dipilih. 1 Petrus 1:3-12. Topik.

1 Petrus 1:1. Para penerima. 1 Petrus 1:2. Orang-orang percaya yang dipilih. 1 Petrus 1:3-12. Topik. Lesson 2 for April 8, 2017 Sebagian besar Kitab Perjanjian Baru ditulis dalam bentuk surat. Surat-surat itu ditulis kepada personal, gereja atau sekelompok jemaat. Kitab 1 dan 2 Petrus adalah surat universal

Lebih terperinci

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB GEREJA YANG YESUS DIRIKAN

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB GEREJA YANG YESUS DIRIKAN MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB GEREJA YANG YESUS DIRIKAN Dari Kisah 2 kita tahu bahwa ketika seseorang dibaptis, Tuhan menambahkan dia kepada gereja-nya. Nas lain yang mengajarkan

Lebih terperinci

Yesus yang Asli. oleh Kermit Zarley

Yesus yang Asli. oleh Kermit Zarley Yesus yang Asli oleh Kermit Zarley Yesus dari Nazaret adalah manusia yang paling terkenal yang pernah hidup di muka bumi ini. Namun siapakah dia? Untuk mengenal dia, kita perlu mengarahkan perhatian kepada

Lebih terperinci

Kerohanian Zakharia Luk 1:5 7, Ev. Andrew Kristanto

Kerohanian Zakharia Luk 1:5 7, Ev. Andrew Kristanto Kerohanian Zakharia Luk 1:5 7, 24 25 Ev. Andrew Kristanto Dalam Kitab Suci, Tuhan membangkitkan orang-orang untuk membuka jalan bagi Yesus Kristus. Salah satunya adalah Yohanes Pembaptis. Tuhan juga menggunakan

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam sebuah percakapan dengan teman-teman penulis yang berasal dari Talaud, Sulawesi Utara, yang saat ini sedang belajar di beberapa perguruan tinggi di Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa tahap ketika kekristenan mulai berkembang tanah air Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. beberapa tahap ketika kekristenan mulai berkembang tanah air Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perjalanan agama Kristen masuk ke Indonesia memang panjang. Ada beberapa tahap ketika kekristenan mulai berkembang tanah air Indonesia. Agama Kristen memang bukan agama

Lebih terperinci

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu?

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu? Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan 21-23 Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu? Orang-orang yang percaya kepada Kristus terpecah-belah menjadi ratusan gereja. Merek agama Kristen sama

Lebih terperinci

PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK 1 MODUL PERKULIAHAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK IMAN KATOLIK Fakultas Program Studi Tatap Muka Reguler Kode MK Disusun Oleh MKCU PSIKOLOGI 02 MK900022 Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. Abstract Pada Bab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin modern dan maju secara tidak langsung menuntut setiap orang untuk mampu bersaing dalam mewujudkan tujuan

Lebih terperinci

SIKAP JEMAAT DALAM BERIBADAH

SIKAP JEMAAT DALAM BERIBADAH SIKAP JEMAAT DALAM BERIBADAH Ibrani 10:19-25 Tujuan : Agar jemaat mengerti sikap dalam beribadah yang berfokus pada Kristus dan karya- Nya serta bukan pada fenomena lahiriah saja. PENDAHULUAN: Seorang

Lebih terperinci

Buku yang Diberikan Allah kepada I(ita

Buku yang Diberikan Allah kepada I(ita Buku yang Diberikan Allah kepada I(ita Pernahkah saudara bertanya-tanya dalam hati bagaimana Allah memberikan Alkitab kepada kita? Apakah Alkitab itu mungkin disiapkan oleh malaikat dan kemudian ditinggalkan

Lebih terperinci

Gereja Membaptis Orang Percaya

Gereja Membaptis Orang Percaya Gereja Membaptis Orang Percaya Beberapa tahun lalu di daratan Cina ada beberapa orang Kristen yang sedang membicarakan pandangan berbagai gereja tentang baptisan. Salah seorang pemimpin awam mengatakannya

Lebih terperinci

BAB V. Penutup. GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus

BAB V. Penutup. GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus BAB V Penutup 5.1 Kesimpulan dan Refleksi Upacara slametan sebagai salah satu tradisi yang dilaksanakan jemaat GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus sebagai juruslamat

Lebih terperinci

Apa Gereja 1Uhan Itu?

Apa Gereja 1Uhan Itu? Apa Gereja 1Uhan Itu? Yesus berkata, "Aku akan mendirikanjemaatku" (Matius 16 :18). Apa yang dimaksudkannya dengan kata jemaat? Apakah pengertian murid-muridnya tentang kata ini? Mungkin saudara telah

Lebih terperinci

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD)

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) 11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan

Lebih terperinci

Gereja untuk Apa? Ef.1:1-14. Pdt. Andi Halim, S.Th.

Gereja untuk Apa? Ef.1:1-14. Pdt. Andi Halim, S.Th. Gereja untuk Apa? Ef.1:1-14 Pdt. Andi Halim, S.Th. Ayat 1. Orang-orang kudus bukan orang yang sama sekali tidak ada cacatnya. Di dunia ini semua orang berdosa, tanpa kecuali, temasuk bunda Maria, santo-santa

Lebih terperinci

Surat-surat Am DR Wenas Kalangit

Surat-surat Am DR Wenas Kalangit Surat-surat Am DR Wenas Kalangit 22 Januari 2008 Jakarta 1 Surat-surat Ibrani dan Am Catatan Umum Delapan surat terakhir dalam PB disebut juga dengan nama: Surat-surat Am atau Umum. Disebut demikian karena

Lebih terperinci

Firman Tuhan Datang Kepada Nabi William Marrion Branham

Firman Tuhan Datang Kepada Nabi William Marrion Branham Firman Tuhan Datang Kepada Nabi William Marrion Branham Yesus Kristus Adalah Tuhan Nah itulah wahyunya: Yesus Kristus adalah Tuhan. Yehova di Perjanjian Lama adalah Yesus di Perjanjian Baru. Tidak peduli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam komunitas sebagai anggota gereja (Gereja sebagai Institusi). 1

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam komunitas sebagai anggota gereja (Gereja sebagai Institusi). 1 BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Nabeel Jabbour menepis pemahaman tentang gereja hanya sebatas bangunan, gedung dan persekutuan yang institusional. Berangkat dari pengalaman hidup Nabeel Jabbour selama

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara akan persoalan Perjamuan Kudus maka ada banyak sekali pemahaman antar jemaat, bahkan antar pendeta pun kadang memiliki dasar pemahaman berbeda walau serupa.

Lebih terperinci

Agama Sebagai Sarana Mengenal Tuhan POKOK GAGASAN

Agama Sebagai Sarana Mengenal Tuhan POKOK GAGASAN Agama Sebagai Sarana Mengenal Tuhan POKOK GAGASAN Kerinduan manusia akan Tuhan sudah terukir dalam hati manusia sejak awal eksistensinya. Akal budi dan nurani manusia sebagai sarana yang ditujukan untuk

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Kristen Protestan

Pendidikan Agama Kristen Protestan Modul ke: 07Fakultas PSIKOLOGI Program Studi PSIKOLOGI Pendidikan Agama Kristen Protestan PEKABARAN INJIL DI INDONESIA Oleh : Drs. Sugeng Baskoro, M.M. Istilah "Injil" berasal dari bahasa Arab Inǧīl, yang

Lebih terperinci

BAGIAN SATU PENGAKUAN IMAN

BAGIAN SATU PENGAKUAN IMAN Bagian Satu 11 Kompendium Katekismus Gereja Katolik *************************************************************** BAGIAN SATU PENGAKUAN IMAN 12 Kompendium 14 Kompendium Lukisan ini menggambarkan tindakan

Lebih terperinci

HIDUP DALAM KEKUDUSAN 1 Petrus 1:14-19 Herman Yeremia

HIDUP DALAM KEKUDUSAN 1 Petrus 1:14-19 Herman Yeremia HIDUP DALAM KEKUDUSAN 1 Petrus 1:14-19 Herman Yeremia Tujuan: Jemaat memahami bahwa Allah menghendaki umat-nya hidup dalam kekudusan Jemaat bertekad untuk hidup dalam kekudusan Jemaat menerapkan kehidupan

Lebih terperinci

PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus.

PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus. PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) Berbeda dengan mereka yang sekarang mengubah pengaturan Yesus, Kisah 2 memberi contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus. Cerita Awalnya Dalam Kisah 2 Petrus

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Konsep Tuhan Dalam Perspektif Agama Islam, Kristen, Dan Hindu. berbilang tidak bergantung pada siapa-siapa melainkan ciptaan-nyalah

BAB V PENUTUP. 1. Konsep Tuhan Dalam Perspektif Agama Islam, Kristen, Dan Hindu. berbilang tidak bergantung pada siapa-siapa melainkan ciptaan-nyalah 124 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Konsep Tuhan Dalam Perspektif Agama Islam, Kristen, Dan Hindu Antara Lain: Agama Islam Tuhan adalah Allah, Esa, Ahad, Ia merupakan dirin-nya sendiri tunggal dalam sifatnya

Lebih terperinci

Berkenalan dengan Kitab Wahyu DR Wenas Kalangit

Berkenalan dengan Kitab Wahyu DR Wenas Kalangit Berkenalan dengan Kitab Wahyu DR Wenas Kalangit 19 Februari 2008 Jakarta 1 Berkenalan dengan Kitab Wahyu Sedikit tentang Sastra Apokaliptik Kitab terakhir dalam Alkitab bernama: Wahyu. Ini sebetulnya adalah

Lebih terperinci

MENJAWAB BUKU MENJAWAB DOKTRIN TRITUNGGAL KARANGAN FRANS DONALD

MENJAWAB BUKU MENJAWAB DOKTRIN TRITUNGGAL KARANGAN FRANS DONALD MENJAWAB BUKU MENJAWAB DOKTRIN TRITUNGGAL KARANGAN FRANS DONALD Oleh: Sonny Prayitno Halaman 78-80 Yesus Maha Tahu dan berkuasa Membuat Mujizat KLAIM TRINITARIAN: Kitab suci menunjukkan bahwa Yesus mempunyai

Lebih terperinci

TINJAUAN KRITIS TERHADAP THEOLOGIA REFORMED ABAD 16 DALAM ERA KONTEMPORER

TINJAUAN KRITIS TERHADAP THEOLOGIA REFORMED ABAD 16 DALAM ERA KONTEMPORER TINJAUAN KRITIS TERHADAP THEOLOGIA REFORMED ABAD 16 DALAM ERA KONTEMPORER Pedas, Oktober Ketika mempertanyakan relevansi pergumulan reformator abad 16 & 17 mengenai Alkitab untuk zaman sekarang, Pdt. Gatot

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. PERMASALAHAN A.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. PERMASALAHAN A.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN A.1. Latar Belakang Masalah Sesuai dengan hakekat keberadaan Gereja sebagai yang diutus oleh Kristus ke dalam dunia, maka gereja mempunyai hakekat yang unik sebagai berikut

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Kristen Protestan

Pendidikan Agama Kristen Protestan Modul ke: 05Fakultas Psikologi Pendidikan Agama Kristen Protestan GERAKAN PEMBARUAN GEREJA Program Studi Psikologi Drs. Sugeng Baskoro,M.M. BAHAN KAJIAN Pengertian Gerakan Pembaruan Gereja (Reformasi Gereja).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, Tuhan Allah menyatakan diri sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal.

Lebih terperinci

Hukum dan iman. Roma 3:31. Iman Abraham. Roma 4:1-5. Iman Daud. Roma 4:6-8.

Hukum dan iman. Roma 3:31. Iman Abraham. Roma 4:1-5. Iman Daud. Roma 4:6-8. Lesson 5 for November 4, 2017 Pada tanggal 31 Oktober 1517, Martin Luther menempelkan 95 tesis pada pintu gereja Wittenberg. Tesis tersebut mempertanyakan keefektifan indulgensi dalam membawa keselamatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Gereja Kristen Pasundan (GKP) berada dalam konteks masyarakat Jawa bagian barat yang majemuk baik suku, agama, budaya daerah dan status sosial ekonomi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Tidak seorangpun ingin dilahirkan tanpa dekapan lembut seorang ibu dan perlindungan seorang ayah. Sebuah kehidupan baru yang telah hadir membutuhkan kasih untuk bertahan

Lebih terperinci

Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.

Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela. Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #5 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #5 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

ALLAH SEBAGAI PENCIPTA

ALLAH SEBAGAI PENCIPTA ALLAH SEBAGAI PENCIPTA Bacaan Alkitab: Kej. 1:1-31 Bapa yang Mahakuasa, khalik langit dan bumi AT : Allah adalah Pencipta langit dan bumi beserta segala isinya. AK : Allah sebagai sumber dan Penyebab Awal

Lebih terperinci

BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA

BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA A. KOMPETENSI 1. Standar Kompetensi Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah dan penerusannya oleh Gereja, sehingga dapat mengembangkan hidup bersama dan

Lebih terperinci

Alkitab. Persiapan untuk Penelaahan

Alkitab. Persiapan untuk Penelaahan Persiapan untuk Penelaahan Alkitab Sekarang setelah kita membicarakan alasan-alasan untuk penelaahan Alkitab dan dengan singkat menguraikan tentang Alkitab, kita perlu membicarakan bagaimana menelaah Alkitab.

Lebih terperinci

BUAH-BUAH ROH & KARUNIA ROH KUDUS

BUAH-BUAH ROH & KARUNIA ROH KUDUS MAKALAH 3 BUAH-BUAH ROH & KARUNIA ROH KUDUS Oleh Herlianto herlianto@yabina.org (Depok, Indonesia) ( Ya y a s a n b in a a w a m ) *) Makalah ini disampaikan dalam rangka Seminar Pneumatologi yang diselenggarakan

Lebih terperinci

Keterangan Dasar Tentang Alkitab

Keterangan Dasar Tentang Alkitab Keterangan Dasar Tentang Alkitab Alkitab ditulis untuk segala macam manusia - muda dan tua, tidak terpelajar dan terpelajar, kaya dan miskin. Alkitab adalah pedoman rohani untuk mengajar orang bagaimana

Lebih terperinci

Misiologi David Bosch

Misiologi David Bosch Misiologi David Bosch Definisi Sementara Misi. 1. Iman Kristen bersifat misioner, atau menyangkali dirinya sendiri. Berpegang pada suatu penyingkapan yang besar dari kebenaran puncak yang dipercayai penting

Lebih terperinci

Darwin H Pangaribuan NPM

Darwin H Pangaribuan NPM TUGAS LAPORAN BUKU TRANSFORMASI MISI KRISTEN MATA KULIAH TEOLOGI MISI LANJUTAN Dosen Pengampu: Dr Drs Jerry Rumahlatu, M.Th. Darwin H Pangaribuan NPM 512036 PROGRAM PASCASARJANA TEOLOGI SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #33 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #33 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #33 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #33 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

TEOLOGI PETRUS Surat Pertama Petrus

TEOLOGI PETRUS Surat Pertama Petrus TEOLOGI PETRUS Surat Pertama Petrus Surat Pertama Petrus ditulis sebagai surat edaran untuk gereja di lima provinsi barat laut, Asia Kecil. Karena pertobatan mereka kepada Kristus, orang-orang ini telah

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (3/6)

Siapakah Yesus Kristus? (3/6) Siapakah Yesus Kristus? (3/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus adalah Allah Sejati dan Manusia Sejati Tanpa Dosa Kode Pelajaran : SYK-P03 Pelajaran 03 - YESUS ADALAH ALLAH SEJATI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. agama-agama asli (agama suku) dengan pemisahan negeri, pulau, adat yang

I. PENDAHULUAN. agama-agama asli (agama suku) dengan pemisahan negeri, pulau, adat yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberagamaan orang Maluku, dapat dipahami melalui penelusuran sejarah yang memberi arti penting bagi kehidupan bersama di Maluku. Interaksiinteraksi keagamaan

Lebih terperinci

Tanggapan balik untuk tulisan Esra Alfred Soru Apakah Tuhan Yesus = Allah Sejati? (2)

Tanggapan balik untuk tulisan Esra Alfred Soru Apakah Tuhan Yesus = Allah Sejati? (2) Tanggapan balik untuk tulisan Esra Alfred Soru Apakah Tuhan Yesus = Allah Sejati? (2) Frans Donald Tulisan-tulisan Esra Alfred Soru tgl 13-17 Nop.2006, yang mencoba membahas mengupas ayat demi ayat dengan

Lebih terperinci

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB. Kasih Allah Untuk Orang Berdosa

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB. Kasih Allah Untuk Orang Berdosa MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB Kasih Allah Untuk Orang Berdosa Hari ini kita mau belajar tentang kasih Allah. Untuk menghargai kasih Allah kepada kita, kita harus pertama-tama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Bapa dan Anak dan Roh Kudus adalah nama-nama yang sangat familiar bagi agama Kristen. Ketiga nama tersebut merupakan unsur-unsur yang menjadi pokok dalam konsep

Lebih terperinci

IMAN YANG SUPERNATURAL IMAN YANG SUPERNATURAL Sesi 1: Bagaimana Bertumbuh Dalam Iman

IMAN YANG SUPERNATURAL IMAN YANG SUPERNATURAL Sesi 1: Bagaimana Bertumbuh Dalam Iman IMAN YANG SUPERNATURAL Sesi 1: Bagaimana Bertumbuh Dalam Iman PENDAHULUAN Allah telah menyatukan kita untuk memberi kesan khusus atas iman yang luar biasa. Kita bukan saja hanya akan mempelajarinya tetapi

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan UKDW

BAB I. Pendahuluan UKDW BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Permasalahan Belakangan ini banyak gereja mencoba menghadirkan variasi ibadah dengan maksud supaya ibadah lebih hidup. Contohnya dalam lagu pujian yang dinyanyikan dan

Lebih terperinci

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama

Lebih terperinci

Ellen White & Tes Kesempurnaan yang Salah

Ellen White & Tes Kesempurnaan yang Salah Ellen White & Tes Kesempurnaan yang Salah Orang-orang yang percaya pada pelayanan Ellen G. White sebagai seorang nabi sejati, seringkali menjadi yang paling sulit untuk menerima Sabat lunar. Alasannya

Lebih terperinci

Pertanyaan Alkitab (24-26)

Pertanyaan Alkitab (24-26) Pertanyaan Alkitab (24-26) Bagaimanakah orang Kristen Bisa Menentukan Dia Tidak Jatuh Dari Iman/Berpaling Dari Tuhan? Menurut Alkitab seorang Kristen bisa jatuh dari kasih karunia, imannya bisa hilang.

Lebih terperinci

MENJAWAB SAKSI YEHUWA: YESUS ADALAH ALLAH (Bagian 3)

MENJAWAB SAKSI YEHUWA: YESUS ADALAH ALLAH (Bagian 3) MENJAWAB SAKSI YEHUWA: YESUS ADALAH ALLAH (Bagian 3) Oleh: Pdt. Budi Asali, M.Div. Alkitab menggunakan kata Yunani yang sama pada diri Yesus di Yohanes 1:14,18 dengan diri Ishak (anak Abraham) di Ibrani

Lebih terperinci

Seperti Musa, Paulus rela kehilangan keselamatannya sendiri untuk menyelamatkan bangsa Israel.

Seperti Musa, Paulus rela kehilangan keselamatannya sendiri untuk menyelamatkan bangsa Israel. Lesson 10 for December 9, 2017 Aku mengatakan kebenaran dalam Kristus, aku tidak berdusta. Suara hatiku turut bersaksi dalam Roh Kudus, bahwa aku sangat berdukacita dan selalu bersedih hati. (Roma 9:1-2)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Konsep tentang panggilan sudah ada sejak jaman Israel kuno seiring dengan pengenalan mereka tentang Allah. Misalnya panggilan Tuhan kepada Abraham (Kej 12:

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN KATA-KATA PERJANJIAN BARU A Systematic Theology In the Reformed and Premillennial Tradition of J Oliver Buswell By Timothy Tow and Jeffrey Khoo http://febc.edu.sg/assets/pdfs/febc_press/theology_for_every_christian.pdf

Lebih terperinci

By Daniel Ronda (untuk mata kuliah Sistem-Sistem Teologi) Sejarah Singkat

By Daniel Ronda (untuk mata kuliah Sistem-Sistem Teologi) Sejarah Singkat By Daniel Ronda (untuk mata kuliah Sistem-Sistem Teologi) Sejarah Singkat Istilah ini muncul sebagai akibat dari pertikaian pada awal abad ke 17 di Belanda tentang ajaran predestinasi. Jacobus Arminius

Lebih terperinci

UNITARIANISME. Pdt. Budi Asali, M. Div.

UNITARIANISME. Pdt. Budi Asali, M. Div. UNITARIANISME Pdt. Budi Asali, M. Div. I) Apa yang disebut Unitarianisme? Sebetulnya istilah Unitarianisme berarti ajaran yang mempercayai bahwa Allah itu tunggal secara mutlak. Dalam arti ini, Yudaisme

Lebih terperinci

Revelation 11, Study No. 27 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 27, oleh Chris McCann

Revelation 11, Study No. 27 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 27, oleh Chris McCann Revelation 11, Study No. 27 in Indonesian Language Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 27, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 1, oleh Chris McCann. Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible

Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 1, oleh Chris McCann. Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 1, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini kita akan membicarakan Pembahasan No.

Lebih terperinci

KARUNIA NUBUAT SEPANJANG ZAMAN

KARUNIA NUBUAT SEPANJANG ZAMAN KARUNIA NUBUAT SEPANJANG ZAMAN Seorang yang diangkat menjadi Juru Bicara ALLAH, KARUNIA NUBUAT PADA ZAMAN PERJANJIAN LAMA Orang yang dikaruniakan disebut Nabi (Prophet) Kel 7:1, 2 Berfirmanlah TUHAN kepada

Lebih terperinci

Level 3 Pelajaran 6. RAJA DAN KERAJAAN-NYA Oleh Don Krow

Level 3 Pelajaran 6. RAJA DAN KERAJAAN-NYA Oleh Don Krow Level 3 Pelajaran 6 RAJA DAN KERAJAAN-NYA Oleh Don Krow Di Perjanjian Lama, apa yang membedakan bangsa Israel dari bangsa-bangsa lain adalah mereka merupakan sebuah teokrasi. Dengan kata lain, mereka diperintah

Lebih terperinci

Berkenalan dengan PB. DR Wenas Kalangit. Bina Teologia Jemaat GKI Kavling Polri 23 Oktober 2007 Jakarta

Berkenalan dengan PB. DR Wenas Kalangit. Bina Teologia Jemaat GKI Kavling Polri 23 Oktober 2007 Jakarta Berkenalan dengan PB DR Wenas Kalangit 23 Oktober 2007 Jakarta 1 Berkenalan dengan PB Pengantar Secara tradisional, studi biblika (Perjanjian Lama [PL] dan Perjanjian Baru [PB]) di sekolah-sekolah tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Permasalahan Di dalam dogma Kristen dinyatakan bahwa hanya karena anugerah Allah di dalam Yesus Kristus, manusia dapat dibenarkan ataupun dibebaskan dari kuasa dan

Lebih terperinci

Predestinasi Kristus 1 Ptr. 1:20-21 Ev. Calvin Renata

Predestinasi Kristus 1 Ptr. 1:20-21 Ev. Calvin Renata Predestinasi Kristus 1 Ptr. 1:20-21 Ev. Calvin Renata Pada bulan lalu kita telah belajar tentang Kristus yang mati disalibkan untuk menebus kita dari hidup yang sia-sia bukan dengan emas atau perak tetapi

Lebih terperinci

SIGNIFIKANSI FIRMAN YANG BERSIFAT TERTULIS

SIGNIFIKANSI FIRMAN YANG BERSIFAT TERTULIS SIGNIFIKANSI FIRMAN YANG BERSIFAT TERTULIS SEBUAH KARYA TULIS ILMIAH DITUJUKAN KEPADA: Dr. Suhento Liauw, S.Th., M.R.E., D.R.E., Th.D DOSEN GRAPHE INTERNATIONAL THEOLOGICAL SEMINARY UNTUK MEMENUHI TUNTUTAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Dengan sengaja ditulis Calvinis, bukan Kalvinis, karena istilah ini berasal dari nama Johannes Calvin.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Dengan sengaja ditulis Calvinis, bukan Kalvinis, karena istilah ini berasal dari nama Johannes Calvin. BAB I PENDAHULUAN 1. PERMASALAHAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di lingkungan gereja-gereja Protestan sedunia, aliran atau denominasi Calvinis 1 (lebih sering disebut Reformed ataupun Presbyterian) hampir

Lebih terperinci

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB BANGUNLAH, BERILAH DIRIMU DIBAPTIS (2)

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB BANGUNLAH, BERILAH DIRIMU DIBAPTIS (2) MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB BANGUNLAH, BERILAH DIRIMU DIBAPTIS (2) Kursi berkaki tiga bisa digunakan. Bayangkanlah kursi berkaki tiga dalam pikiran Anda. Lalu, bayangkanlah

Lebih terperinci

Revelation 11, Study No. 38 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No.38, oleh Chris McCann

Revelation 11, Study No. 38 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No.38, oleh Chris McCann Revelation 11, Study No. 38 in Indonesian Language Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No.38, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.

Lebih terperinci

Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann

Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.

Lebih terperinci

Status Rohani Seorang Anak

Status Rohani Seorang Anak Status Rohani Seorang Anak PENDAHULUAN Kita yang melayani anak-anak di gereja atau di yayasan gerejawi perlu memiliki keyakinan tentang status rohani seorang anak di hadapan Tuhan, berdasarkan Firman Tuhan.

Lebih terperinci

Allah Adalah Pola Bagi Hidup Kita

Allah Adalah Pola Bagi Hidup Kita Allah Adalah Pola Bagi Hidup Kita Banyak negara yang memiliki peribahasa seperti "Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga." Suatu hal yang menarik tentang keluarga ialah kemiripan antara anggotaanggota

Lebih terperinci

ALLAH, UNIVERSALITAS, DAN PLURALITAS

ALLAH, UNIVERSALITAS, DAN PLURALITAS ALLAH, UNIVERSALITAS, DAN PLURALITAS Achmad Jainuri, PhD IAIN Sunan Ampel, Surabaya Abstraksi Harold Coward menulis sebuah buku menarik, Pluralism Challenge to World Religions. Gagasan pluralisme dewasa

Lebih terperinci

Kristologi Dalam Paham Pluralisme Agama Suatu Kajian Kristologi Alkitabiah Terhadap Pandangan Kristologi Dalam Pluralisme. Skripsi

Kristologi Dalam Paham Pluralisme Agama Suatu Kajian Kristologi Alkitabiah Terhadap Pandangan Kristologi Dalam Pluralisme. Skripsi Kristologi Dalam Paham Pluralisme Agama Suatu Kajian Kristologi Alkitabiah Terhadap Pandangan Kristologi Dalam Pluralisme Skripsi Diajukan kepada Fakultas Teologi Dalam Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk

Lebih terperinci

Pilihlah jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (X) pada lembar jawaban yang telah tersedia!

Pilihlah jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (X) pada lembar jawaban yang telah tersedia! I Pilihlah jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (X) pada lembar jawaban yang telah tersedia! 1 Persekutuan orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus di sebut... A Persekutuan D. Ibadah

Lebih terperinci

PROSPEK TEOLOGI SEBAGAI ILMU 1

PROSPEK TEOLOGI SEBAGAI ILMU 1 12 PROSPEK TEOLOGI SEBAGAI ILMU 1 Pdt. Daniel Ronda, Th.M. 2 Abstrak Teologi adalah Ilmu yang bersifat multi dimensi. Karena itu, ilmu teologi harus bekerjasama dengan ilmu-ilmu lainnya sebagai pendukung

Lebih terperinci

UKDW. Bab I PENDAHULUAN

UKDW. Bab I PENDAHULUAN Bab I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah 1.1 Krisis Dalam Pelayanan Jemaat Dalam kehidupan dan pelayanan jemaat tak pernah luput dari krisis pelayanan. Krisis dapat berupa perasaan jenuh dan bosan dalam

Lebih terperinci

Kitab Perjanjian Baru tidak memberikan informasi tanggal kelahiran Yesus sehingga pemunculan tanggal 25 Desember menimbulkan berbagai kontroversi

Kitab Perjanjian Baru tidak memberikan informasi tanggal kelahiran Yesus sehingga pemunculan tanggal 25 Desember menimbulkan berbagai kontroversi Kitab Perjanjian Baru tidak memberikan informasi tanggal kelahiran Yesus sehingga pemunculan tanggal 25 Desember menimbulkan berbagai kontroversi diantara kalangan Kristen sendiri. Darimana asal usul perayaan

Lebih terperinci

BAB 6: ETIKA KRISTIAN

BAB 6: ETIKA KRISTIAN BAB 6: ETIKA KRISTIAN Konsep tritunggal yang menjadi asas kepada kepercayaan agama Kristian terdiri daripada perhubungan tiga hala antara Tuhan dan manusia. Agama Kristian Agama Kristian adalah agama monotheis

Lebih terperinci

Belajar dari Kristus

Belajar dari Kristus SAAT TEDUH HARI KE-2 Belajar dari Kristus Bacaan Alkitab: Mazmur 33; Roma 6:5-11 supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah

Lebih terperinci

MAKNA DAN ARTI KATA EVANGELIS 1

MAKNA DAN ARTI KATA EVANGELIS 1 MAKNA DAN ARTI KATA EVANGELIS 1 Abstrak Diskusi tentang arti kata Evangelis dalam sejarah pembentukan nama gereja Kalimantan Evangelis cukup menyita banyak waktu. Studi yang konsen atas pemakaian nama

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Indonesia merupakan negara di wilayah Asia secara geografis yang diwarnai oleh dua kenyataan, yaitu kemajemukan agama dan kebudayaan, serta situasi kemiskinan

Lebih terperinci

ROH KUDUS DAN JEMAAT Lesson 9 for March 4, 2017

ROH KUDUS DAN JEMAAT Lesson 9 for March 4, 2017 ROH KUDUS DAN JEMAAT Lesson 9 for March 4, 2017 Selain bekerja atas masing-masing kita, Roh Kudus juga bekerja dalam Gereja sebagai satu tubuh. Roh Kudus memelihara Gereja tetap bersatu sehingga kita dapat

Lebih terperinci

Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus.

Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus. Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #31 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #31 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci