Penciptaan Wibawa Polri Berorientasi Zero Case. Oleh : Danny Siagian Rabu, 23 Oktober :22
|
|
- Harjanti Iskandar
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KOPI - Ada beberapa pertanyaan sederhana yang bisa menimbulkan berbagai tafsir, jika kita bicara soal wibawa Polri (Kepolisian Republik Indonesia). Terutama pasca reformasi, yang justru banyak terlibat dan malah jadi sumber masalah. Pertanyaannya adalah: Mengapa zaman dulu masyarakat lebih segan, bahkan lebih takut terhadap polisi? Mengapa belakangan ini justru polisi diejek, dikeroyok, bahkan ditembaki? Tapi kenapa juga masyarakat selalu mencari, mengadu, bahkan membutuhkan polisi jika ada masalah? Apa yang salah di kepolisian? Dimana letak kesalahannya? Sungguh ironis, jika kepolisian mengalami dilematis dalam posisinya, sebagai penegak hukum, sementara disisi lain sekaligus jadi pelindung dan pengayom masyarakat. Mungkin, disinilah letak permasalahannya. Ada peran ganda yang bertolak belakang. Jika zaman dulu, katakanlah misalnya dari tahun 70-an hingga tahun 90-an, polisi demikian disegani antara lain karena figur-figur yang menjadi pemimpinnya di berbagai jenjang kepangkatan maupun wilayahnya, mampu menyelesaikan berbagai masalah pelik. Selain itu, kemampuan polisi sering menjadi tumpuan masyarakat, untuk penyelesaian berbagai ketidak-adilan maupun kesewenang-wenangan misalnya, para bandit maupun preman, atau para penguasa yang bukan penegak hukum. Bahkan dulu, kalau dikatakan urusannya ke polisi, banyak masyarakat yang tidak mau. Karena bayangannya akan serba sulit, tegas, dan bahkan dianggap kejam. Karena unsur ketegasan maupun kewibawaannya masih kental. Banyak urusan yang kalau ke polisi, dirasakan menjadi berat dan sulit. Unsur penegakan hukumnya, masih sangat kental. Bahkan zaman dulu, rata-rata polisi pegang pistol. Jangankan polisi di bagian reserse maupun intel. Polisi lalu-lintas yang urusannya dominan mengatur lalulintas-pun, dipersenjatai pistol. Sehingga makin menjadikannya sebagai orang yang pantas menggunakan pistol sewaktu-waktu, jika situasi mendesak. 1 / 5
2 Demikian banyak simbol-simbol yang dapat dijadikan sebagai ukuran, sehingga polisi zaman dulu dipandang jauh lebih disegani. Belum lagi kalau masuk menjadi perwira polisi, yang demikian ketat dan selektif. Seolah-olah hanya orang pilihan yang bisa masuk. Namun, perlahan tapi pasti, sejak adanya Undang-undang No. 2/2002 tentang Polri, yang terutama berkaitan dengan tugas dan fungsi Polri, nampaknya ada perubahan signifikan. Kendati belum ada penelitian yang benar-benar sahih, untuk mendeteksi perubahan tersebut. Kebanyakan masyarakat lebih menganggap, polisi sekarang tidak berwibawa. Polisi tidak profesional. Polisi biang kerok banyak masalah, dan sederet tudingan jelek. Jika kita coba identifikasi, persoalan yang bersumber dari Polri sendiri seperti: Adanya bawahan yang berani menembak atasannya; Adanya Rekening gendut para perwira tinggi; Polisi yang menjadi dalang pembunuhan isterinya; Polisi yang dituding menembaki para demonstran secara membabi-buta; Polisi yang menjadi backing cukong judi gelap; Polisi yang pacaran dengan isteri orang lain; Kasus korupsi simulator yang merugikan Negara hingga ratusan miliar; dan sejumlah masalah yang buruk lainnya. Dan yang lebih parah lagi, beberapa peristiwa belakangan ini, polisi secara beruntun ditembak oleh orang-orang tak dikenal. Pertanyaannya, mengapa polisi jadi sasaran tembak? Padahal, harusnya polisi berada di posisi mencari sasaran tembak, khususnya bagi para bandit dan preman? Semakin parah lagi, ketika ada himbauan dari pimpinan Polri, untuk tidak menggunakan seragam, diluar dinas? Cilaka! Apakah karena takut jadi sasaran tembak? Bukankah itu malah berkontribusi menurunkan citra dan wibawa polisi, yang terkesan takut terhadap sekelompok orang yang dianggap sebagai teroris, misalnya? Idealnya, situasinya harus dibalik. Bukan menunjukkan rasa gentar. Bila perlu, polisi justru harus menunjukkan keberingasannya memberantas manusia-manusia tak bertanggungjawab itu. Kejar, buru dan tangkap. Justru polisi seharusnya menunjukkan kepiawaiannya menaklukkan mereka-mereka yang menembaki polisi itu. 2 / 5
3 Alangkah miris, jika kita dengan masyarakat berkata-kata, misalnya: Polisi saja jadi sasaran tembak. Apalagi masyarakat? ; Polisi saja terancam. Bagaimana dengan masyarakat yang terancam? ; atau bahkan dikatakan Polisi sudah tidak aman, bagaimana mereka bisa mengamankan? ; Polisi saja sudah tak ditakuti teroris, apalagi masyarakat?. Dan masih banyak perbincangan yang menjadi keseharian, yang biasanya berangkat dari kemurnian berpikir masyarakat. Oleh sebab itu, jelas ada banyak masalah di internal kepolisian itu sendiri. Bahkan sebuah hasil survei lembaga berkompeten tahun 2012 membuktikan, lembaga Kepolisian adalah lembaga yang paling korup. Sementara, kewibawaan itu bersumber dari kepercayaan masyarakat terhadap polisi. Yang jadi persoalan, bagaimana bisa kewibawaan tercipta, sementara polisi itu sendiri sekarang ini jadi sumber masalah? Dengan Zero Case Kembalikan Wibawa Ada beberapa hal penting yang menjadi tugas korps kepolisian diseluruh jajarannya, jika ingin masyarakat kembali percaya. Selain meningkatkan profesionalisme, masalah rekrutmen yang harus diperketat kembali, bahwa seharusnya, polisi tidak bisa menjadi sumber masalah. Polisi tidak menjadi biang masalah. Polisi harus mengacu kepada zero case atau tidak ada masalah. Atau boleh dikatakan nol masalah. Hal ini juga tentu berlaku bagi penegak hukum lainnya seperti: Hakim; Jaksa dan penegak hukum lainnya. Sebab, jika polisi sebagai penegak hukum, atau pihak yang harus menyelesaikan masalah, ternyata penuh permasalahan, bagaimana masyarakat bisa percaya? Cap bermasalah ini, justru menjadi masalah utama yang sangat berpengaruh terhadap kewibawaan polisi. Akhirnya, kredibilitasnyapun diragukan. 3 / 5
4 Sebaliknya, jika polisi yang seharusnya sebagai pihak yang menyelesaikan masalah, secara umum bersih dari berbagai masalah, maka dengan sendirinya masyarakat akan makin percaya terhadap polisi. Tentu, untuk mengacu kepada zero case tidak mudah. Yang paling utama dibutuhkan adalah, komitmen dan kejujuran sebagai penegak hukum. Polisi harus membiasakan diri untuk mengatakan salah, jika salah, dan mengatakan benar, jika memang benar. Termasuk jika polisi sendiri melakukan kesalahan, harus berani mengatakan salah. Jangan malah terkesan dibuat berbelit-belit, atau melindungi sesama korps. Hal lain yang penting adalah, menegakkan kedisiplinan di kalangan internal. Akan tetapi, kedisiplinan yang benar-benar konsekwen dijalankan. Bukan sekedar disiplin yang terlihat keluar saja. Bukan sekedar disiplin yang dilihat publik serbagai pemantas atau bahkan hanya pencitraan semata. Yang tak kalah pentting memang, polisi itu harus siap untuk tidak serakah, atau tidak buru-buru kaya. Sebab, dalam banyak kasus, arogansi dan keserakahan ini menjadi biang kerok permasalahan di kalangan polisi. Banyaknya perwira menengah hingga perwira tinggi yang tersandung kasus suap-menyuap, sangat signifikan memperburuk citra dan wibawa polisi. Sementara di kalangan bawah, polisi dengan berbagai macam ulah dan tingkah laku, membuat masalah dengan gayanya sendiri. Toh sama-sama menciptakan masalah, dengan sikap arogansi. Dengan momentum pergantian Kapolri dari Jend. Pol Timur Pradopo kepada calon Kapolri, Komjen. Pol Sutarman, diharapkan dapat mengembalikan citra dan kewibawaan polisi ke depan. Polri ke depan diharapkan tidak lagi bergelimang masalah. Akan tetapi, jika polisi dituntut tidak banyak masalah, tidak arogan dan harus sabar dengan pendapatan yang ada, maka sebaiknya Pemerintah juga harus memperhatikan tingkat kesejahteraan polisi. Polisi harusnya diberi insentif atau semacam renumerasi tambahan, jika dalam kurun waktu tertentu, mampu menjalankan tugas dengan baik, dengan tanpa ada 4 / 5
5 masalah, atau zero case itu tadi. Hal ini dapat dipandang menjadi kebijakan khusus, yang diupayakan Kapolri terhadap Pemerintah, dalam rangka mendukung kebijakan penegakan disiplin internal, dengan segala konsekwensinya. Termasuk membuat para polisi yang baik, tidak tergoda korupsi. Sebab, jika soal kesejahteraan polisi juga layak dalam berbagai jenjang karir maupun prestasinya, maka niscaya polisi akan melakukan tugas dengan sesungguhnya, dan sebenar-benarnya. Ibaratnya, polisi tidak akan curang dengan kewenangannya, jika mereka juga aman dalam kehidupan keluarganya. Coba saja ditanya, apakah ada polisi yang mau cari-cari masalah? Sebab, sebagai penegak hukum, polisi sangat tahu persis risiko yang muncul, jika dirinya cari masalah. Semua atribut, pangkat dan harga diri, bisa berantakan jika tersandung masalah. Bagaimanapun, polisi juga manusia. Apalagi, ada berbagai disiplin yang selalu mengikat dalam kewenangannya. Sehingga, ada koridor yang selalu menjadi demarkasi perilakunya. Nah, jika demikian halnya, maka sebenarnya, arah zero case akan mampu mendongkrak profesionalisme, citra dan kewibawaan polisi, baik dari dukungan personil maupun secara institusi. Bagaimana Polri tercinta, mampukah? Penulis: Danny PH Siagian, SE, MBA, MM; Pemerhati Kepolisian RI/ Dosen 5 / 5
I. PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil menurut undang-undang RI nomor 43 Tahun 1999 adalah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pegawai Negeri Sipil menurut undang-undang RI nomor 43 Tahun 1999 adalah warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat
Lebih terperinciMemilih Calon Anggota DPR RI yang Cermat (Cerdas dan Bermanfaat) (16/U)
KOPI - Sejak era reformasi hingga sekarang, Indonesia masih dihadapkan pada masalah-masalah klasik, misalnya penegakan hukum, pemberantasan korupsi, masalah desentralisasi dan otonomi daerah, serta masih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Berita adalah proses simbolis di mana realitas diproduksi, diubah, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Berita adalah proses simbolis di mana realitas diproduksi, diubah, dan dipelihara (Carey, 1999, h.243). Media massa memiliki kekuatan dalam membentuk persepsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia selalu erat kaitannya dengan etika, baik ketika manusia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata etika sudah melekat dalam setiap interaksi yang dilakukan manusia dengan sesamanya. Sebagai suatu subyek, etika berkaitan dengan konsep yang dimiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia secara normatif-konstitusional adalah negara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia secara normatif-konstitusional adalah negara berdasarkan hukum, atau yang sering disebut sebagai negara hukum. Ditengah-tengah itu, polisi merupakan
Lebih terperinciMemahami Kebingungan Jokowi. Written by Mudjia Rahardjo Tuesday, 10 February :50 -
Pasca 100 hari pertama usia pemerintahannya sejak dilantik pada 20 Oktober 2014 lalu, Jokowi benar-benar dihadapkan pada persoalan yang sangat pelik dan dilematis. Semua berawal dari pencalonan Komjen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Pasal 1 angka 3 UUD 1945 merumuskan
12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Negara Hukum yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pasal 1 angka 3 UUD 1945 merumuskan secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sejak bergulirnya era reformasi di Indonesia yang dimulai pada tahun 1998,
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sejak bergulirnya era reformasi di Indonesia yang dimulai pada tahun 1998, Polri sebagai salah satu organ pemerintahan dan alat negara penegak hukum mengalami beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecurangan tersebut menjadi berita utama (Mesmer-Magnus dan. Viswesvaran, 2005). Kasus kecurangan yang menghebohkan dunia pasar
BAB I PENDAHULUAN Bab I menjelaskan tentang latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, kontribusi penelitian, dan sistematika penulisan. 1.1
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejak berpisahnya Polri dari tubuh organisasi Angkatan Bersenjata Republik
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak berpisahnya Polri dari tubuh organisasi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia dan Derpartemen Pertahanan dan Keamanan, sekarang telah menjadi organisasi tersendiri
Lebih terperinciRANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN
1 RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI (KPK) ------------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas pelayanan publik di Indonesia saat ini belum baik. Hal ini dapat dilihat dari tingkat kekecewaan masyarakat terhadap pelayanan publik yang kian meningkat.
Lebih terperinciTrio Hukum dan Lembaga Peradilan
Trio Hukum dan Lembaga Peradilan Oleh : Drs. M. Amin, SH., MH Telah diterbitkan di Waspada tgl 20 Desember 2010 Dengan terpilihnya Trio Penegak Hukum Indonesia, yakni Bustro Muqaddas (58), sebagai Ketua
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN. Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik
1 Bab 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik dalam diri seseorang, terutama wartawan. Seorang wartawan sebagai penulis yang selalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Polri merupakan salah satu lembaga penegak hukum serta merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Polri merupakan salah satu lembaga penegak hukum serta merupakan harapan dan teladan bangsa, karena mengemban tugas-tugas untuk memelihara keamanan dan ketertiban
Lebih terperinciANALISA DAN EVALUASI BULAN JUNI TAHUN 2010 TENTANG KEJADIAN /PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA /PNS POLRI
MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DIVISI PROFESI DAN PENGAMANAN ANALISA DAN EVALUASI BULAN JUNI TAHUN 2010 TENTANG KEJADIAN /PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA /PNS POLRI I. PENDAHULUAN
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN :
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG PELAKSANAAN TEKNIS INSTITUSIONAL PERADILAN UMUM BAGI ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciREPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : Tahun 2011 TENTANG
KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 800-376 Tahun 2011 TENTANG KODE ETIK KHUSUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DITJEN KEUANGAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM
Lebih terperinciPENGARAHAN UMUM GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA RAPAT PEMBINAAN APARAT POLISI PAMONG PRAJA SE- KALIMANTAN BARAT TAHUN
1 PENGARAHAN UMUM GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA RAPAT PEMBINAAN APARAT POLISI PAMONG PRAJA SE- KALIMANTAN BARAT TAHUN 2008 Hari : Senin Tanggal : 13 Maret 2008 Pukul : 09.30 WIB Tempat : Balai Petitih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan Polri, merupakan salah satu pelaku penegak hukum disamping
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lembaga Kepolisian Negara Republik Indonesia atau yang disingkat dengan Polri, merupakan salah satu pelaku penegak hukum disamping pengacara, jaksa dan hakim.
Lebih terperinciRANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN
RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA ------------------------------------------------------------ (BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi sebagai polisi mempunyai nilai penting dalam menentukan tegaknya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi sebagai polisi mempunyai nilai penting dalam menentukan tegaknya hukum dalam masyarakat oleh aparat penegak hukum. Sebagai anggota polisi harus mengetahui
Lebih terperinciMEWUJUDKAN VISI PERADILAN MILITER YANG AGUNG
MEWUJUDKAN VISI PERADILAN MILITER YANG AGUNG Oleh: Mayjen TNI Drs. Burhan Dahlan, S.H.,M.H. 1. Pengantar Dalam bulan Juli 2004 berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 56 Tahun 2004, telah dilaksanakan
Lebih terperinciAMANAT PADAUPACARA BENDERA BULANAN SENIN, TANGGAL 19JANUARI2015
WAKIL KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA AMANAT PADAUPACARA BENDERA BULANAN SENIN, TANGGAL 19JANUARI2015 YANG SAYA HORMATI, PARA PEJABAT UTAMA MABES POLRI, PARA PERWIRA, BINTARA, PEGAWAI NEGERI
Lebih terperinciJokowi dan Skenario Kapolri Selasa, 20 Januari 2015
Jokowi dan Kapolri Selasa, 20 Januari 2015 Ketuk palu keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) atas pro dan kontra pengangkatan Komisaris Jenderal (Komjen) Budi Gunawan telah kita ketahui bersama. Pengangkatan
Lebih terperinciPimpinan, Anggota Dewan, dan hadirin yang kami hormati,
-------------------------------- LAPORAN KOMISI III DPR RI TERHADAP HASIL PEMBAHASAN DAN PERSETUJUAN MENGENAI PENGANGKATAN KAPOLRI (UJI KELAYAKAN CALON KAPOLRI) PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI Kamis, 16 April
Lebih terperinci2016, No Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesi
No.1388, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BIN. Kode Etik Intelijen. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN INTELIJEN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK INTELIJEN NEGARA DENGAN
Lebih terperinciBAB 11 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN
BAB 11 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN ATAS HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA Hak asasi merupakan hak yang bersifat dasar dan pokok. Pemenuhan hak asasi manusia merupakan suatu keharusan agar warga negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAAN. publiknya baik internal maupun publik eksternal. Dengan pengayatan unit Public
1 BAB I PENDAHULUAAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi yang baik dapat dilihat dari tercapainya maksud dan tujuan yang sesuai dengan apa yang diharapkan dari komunikasi tersebut. Berkaca kembali dari pentingnya
Lebih terperinciPeran KPK dalam Pemberantasan Korupsi di Indonesia. Oleh : Harrys Pratama Teguh Jumat, 25 Juni :05. Latar Belakang
Latar Belakang Pewarta-Indonesia, Perang terhadap korupsi merupakan fokus yang sangat signifikan dalam suatu Negara berdasarkan hukum, bahkan merupakan tolak ukur keberhasilan suatu pemerintahan. Salah
Lebih terperinciKAITAN EFEK JERA PENINDAKAN BERAT TERHADAP KEJAHATAN KORUPSI DENGAN MINIMNYA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAN PENYERAPAN ANGGARAN DAERAH
KAITAN EFEK JERA PENINDAKAN BERAT TERHADAP KEJAHATAN KORUPSI DENGAN MINIMNYA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAN PENYERAPAN ANGGARAN DAERAH I. Pendahuluan. Misi yang diemban dalam rangka reformasi hukum adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seperti yang kita ketahui, semua Negara pasti mempunyai peraturanperaturan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seperti yang kita ketahui, semua Negara pasti mempunyai peraturanperaturan dan hukum, begitu juga dengan Negara Indonesia.Negara Indonesia adalah Negara hukum,
Lebih terperinci2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 124, Tambahan Lem
No.449, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Kode Etik. Prinsip. Sanksi. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PERATURAN DISIPLIN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PERATURAN DISIPLIN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 /PM.4/2008 TENTANG
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 /PM.4/2008 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciMOTIVASI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA PERSONEL POLRI DI POLRES TANGGAMUS
MOTIVASI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA PERSONEL POLRI DI POLRES TANGGAMUS BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah merupakan salah satu bentuk organisasi
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa dalam rangka menunjang pelaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kondisi sosial, diatur dalam Undang-undang No 2 Tahun 2002 Tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Polisi merupakan aparat penegak hukum yang berkewajiban dalam mewujudkan keamanan dan kenyamanan dalam kehidupan bermasyarakat, kepolisian merupakan lembaga
Lebih terperinci1) Nasionalis. 2) Pemberani
KOPI - Seorang presiden adalah sosok yang terpenting di Indonesia karena presiden di negara ini tak hanya berperan sebagai kepala negara, tetapi juga sebagai kepala pemerintahan. Negara ini dapat menjadi
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG PELAKSANAAN TEKNIS INSTITUSIONAL PERADILAN UMUM BAGI ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam negara hukum. Karena dalam perspektif fungsi maupun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepolisian merupakan salah satu lembaga pemerintahan yang mempunyai peran penting dalam negara hukum. Karena dalam perspektif fungsi maupun lembaga polisi
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG
PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG SUMPAH ATAU JANJI PEJABAT DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 2 DAFTAR LAMPIRAN A. BERITA ACARA PENGANGKATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang bersifat terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi. Dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakekatnya perjudian merupakan perbuatan yang bertentangan dengan norma agama, moral, kesusilaan maupun hukum, serta membahayakan bagi penghidupan dan kehidupan
Lebih terperinciNOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA, KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, DAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA, KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, DAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR NO. POL. NOMOR : KEP-109/A/JA/09/2007 : B / 2718 /IX/2007
Lebih terperinciRANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN
RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI (KPK) DAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN (PPATK) -------------------------------------------------------
Lebih terperinci2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.263, 2015 LIPI. Pegawai. Kode Etik. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciUPAYA MEWUJUDKAN PERADILAN MILITER YANG BERSIH DAN BERWIBAWA
1 UPAYA MEWUJUDKAN PERADILAN MILITER YANG BERSIH DAN BERWIBAWA Oleh : Letkol Chk James F. Vandersloot, SH, MH. A. Pendahuluan Peradilan militer merupakan salah satu lembaga peradilan di bawah Mahkamah
Lebih terperinciEksistensi KPK Dalam Memberantas Tindak Pidana Korupsi Oleh Bintara Sura Priambada, S.Sos., M.H. Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta
Eksistensi KPK Dalam Memberantas Tindak Pidana Korupsi Oleh Bintara Sura Priambada, S.Sos., M.H. Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta A. Latar Belakang Hukum sebagai kumpulan peraturan atau kaedah
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG
PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG SUMPAH ATAU JANJI PEJABAT DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN
Lebih terperinciUPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA Oleh Putri Maha Dewi, S.H., M.H
1 UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA Oleh Putri Maha Dewi, S.H., M.H A. LATAR BELAKANG Pemerintah sangat menjunjung tinggi perlindungan hukum bagi setiap warga negaranya, sehingga diperlukan pemantapan-pemantapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membahayakan stabilitas politik suatu negara. 1 Korupsi juga dapat diindikasikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meningkatnya tindak pidana korupsi yang tidak terkendali akan membawa bencana, tidak saja terhadap kehidupan perekonomian nasional tetapi juga pada kehidupan
Lebih terperinciWALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KOTA PEKALONGAN
WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KOTA PEKALONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kekuasaan atau adat yang berlaku untuk semua orang dengan tujuan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum merupakan peraturan berupa norma yang dibuat oleh suatu kekuasaan atau adat yang berlaku untuk semua orang dengan tujuan untuk mengatur tingkah laku
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS YURIDIS PERATURAN KAPOLRI NOMOR 1 TAHUN 2009 TERKAIT PENGGUNAAN SENJATA API PADA TUGAS KEPOLISIAN PERSPEKTIF MAS}LAH}AH MURSALAH
BAB IV ANALISIS YURIDIS PERATURAN KAPOLRI NOMOR 1 TAHUN 2009 TERKAIT PENGGUNAAN SENJATA API PADA TUGAS KEPOLISIAN PERSPEKTIF MAS}LAH}AH MURSALAH A. Prinsip-Prinsip Penggunaan Senjata Api Dalam Tugas Kepolisian
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PERATURAN DISIPLIN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PERATURAN DISIPLIN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciKEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN NOMOR : PER.068/DJ-P2HP/2011 TENTANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebebasan pers merupakan salah satu indikator penting dalam membangun suatu negara yang menganut sistem demokrasi seperti Indonesia. Pasca reformasi 1998 media massa
Lebih terperinciKORUPSI DAN KECERDASAN. Oleh Yoseph Andreas Gual
KORUPSI DAN KECERDASAN Oleh Yoseph Andreas Gual Salah satu masalah sosial yang masih menjadi penyakit kronis dan sulit disembuhkan bangsa ini termasuk (NTT) adalah korupsi. Korupsi sudah mengakar dalam
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan... 1
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan telah diselesaikannya penyusunan Laporan Pengukuran Indeks Penerapan Nilai Dasar Budaya Kerja Aparatur Negara di STPP Medan periode semester
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENYELIDIKAN TINDAK PIDANA SATUAN RESERSE NARKOBA POLRES MATARAM Mataram, 02 Januari 2016
Lebih terperinciPenanganan Politik Uang oleh Bawaslu Melalui Sentra Gakkumdu
Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Gd. Nusantara I Lt. 2 Jl. Jend. Gatot Subroto Jakarta Pusat - 10270 c 5715409 d 5715245 m infosingkat@gmail.com BIDANG HUKUM KAJIAN SINGKAT TERHADAP ISU AKTUAL DAN
Lebih terperinciRANCANGAN. Tahun Sidang : Masa Persidangan : II Rapat ke :
RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT PLENO KOMISI III DPR RI TERHADAP UJI KELAYAKAN (FIT AND PROPER TEST) CALON KAPOLRI -------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN,
Lebih terperinci7. PENUTUP Kesimpulan
7. PENUTUP 7.1. Kesimpulan Tulisan ini ingin menunjukan bahwa keberadaan kelompok preman yang dipimpin oleh MT memiliki daerah kekuasaan di PD. Pasar Jaya Pasar Minggu dan sekitarnya, bahkan hampir seluruh
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dudih Sutrisman, 2015
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai sebuah negara berdaulat telah melalui perjalanan sejarah panjang dalam kepemimpinan nasional sejak kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencatat banyak pemimpin yang dipilih oleh rakyat karena mengangkat isu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Korupsi dalam lingkungan pejabat publik terutama penguasa bukanlah hal baru. Korupsi tidak hanya masalah nasional tetapi juga masalah internasional. Pelaku-pelaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia di sisi lain dapat juga mengakibatkan perubahan kondisi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Negara Indonesia sebagaimana termaktub dalam penjelasan UUD 1945 adalah negara yang berdasar atas hukum yang berarti hukum di Negara Indonesia ditegakkan dalam
Lebih terperinciBUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT
Menimbang : a. Mengingat : 1. BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara merupakan sekumpulan orang yang mendiami suatu wilayah dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara merupakan sekumpulan orang yang mendiami suatu wilayah dan diorganisasi oleh pemerintah. Negara yang sah pada umumnya memiliki kedaulatan. Negara merupakan organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penghargaan atas dasar prestasi dan kinerjanya. dengan meningkatkan profesionalisme dalam melakukan pekerjaan sebagai guru.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diterbitkannya Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen adalah suatu bukti pengakuan terhadap peningkatan profesionalitas pekerjaan guru dan
Lebih terperinciBUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL
BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciKrisis Kepemimpinan Polri di Tahun 1978, Tak Terjadi Lagi di Tahun Oleh Otto Ismail Rabu, 10 April :43
Dalam sejarah perjalanan Polri selama 68 tahun berkiprah ditengah masyarakat Indonesia, Polri pernah mengalami krisis Kepemimpinan. Saking tidak adanya calon Kapolri yang bermutu di tahun 1978, untuk menggantikan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. kendatipun disebut sebagai karya agung yang tidak dapat terhindar dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanggal 18 Agustus 1945 para pemimpin bangsa, negarawan pendiri NKRI dengan segala kekurangan dan kelebihannya telah berhasil merumuskan konstitusi Indonesia
Lebih terperinciPRIJANTO: TANGAN KEDUA YANG SETIA DAN BISA DIANDALKAN. Oleh: Niniek L. Karim, Bagus Takwin, Dicky Pelupessy, Nurlyta Hafiyah
PRIJANTO: TANGAN KEDUA YANG SETIA DAN BISA DIANDALKAN Oleh: Niniek L. Karim, Bagus Takwin, Dicky Pelupessy, Nurlyta Hafiyah Muncul dari kalangan perwira militer, Prijanto adalah sosok yang sebelumnya tidak
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2000 TENTANG TIM GABUNGAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2000 TENTANG TIM GABUNGAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2000 TENTANG TIM GABUNGAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2000 TENTANG TIM GABUNGAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas
Lebih terperinciSEKOLAH POLISI NEGARA(SPN) PADANG BESI
SEKOLAH POLISI NEGARA(SPN) PADANG BESI 1961-2002 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Salah Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya OLEH VITRY WIDYANINGSIH 07181035
Lebih terperinci2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Kepolisian Negar
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1810, 2016 POLRI. Pakaian Dinas. Pegawai Negeri. Perubahan. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Polisi pamong praja sebenarnya sudah ada ketika VOC menduduki Batavia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Polisi pamong praja sebenarnya sudah ada ketika VOC menduduki Batavia pada tahun 1602. Pada saat itu Gubernur Jenderal VOC telah membentuk Bailluw yaitu semacam
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NO : 7 2001 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR : 11 TAHUN 2001 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BEKASI Menimbang
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa keamanan dalam negeri
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG
GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS
PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciSUBSTANSI DAN KONTEN NILAI DASAR, KODE ETIK DAN KODE PERILAKU ASN
SUBSTANSI DAN KONTEN NILAI DASAR, KODE ETIK DAN KODE PERILAKU ASN Teguh Kurniawan Kepala UPMA & SPI, FIA Universitas Indonesia teguh.kurniawan@ui.ac.id; http://kurniawans.id OUTLINE Pengertian Nilai Dasar,
Lebih terperinciKINERJA ORGANISASI PEMERINTAH Oleh : AGUS RONALDI
KINERJA ORGANISASI PEMERINTAH Oleh : AGUS RONALDI Diberbagai negara berkembang termasuk Indonesia, aktivitas pembangunan menyangkut kepentingan dan kebutuhan masyarakat umum lebih dominan dilaksanakan
Lebih terperincidengan aparatnya demi tegaknya hukum, keadilan dan perlindungan harkat dan martabat manusia. Sejak berlakunya Undang-undang nomor 8 tahun 1981
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah merupakan negara hukum yang demokratis berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 bukan berdasarkan atas kekuasaan semata. Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Negara hukum. 1 Konsekuensi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Negara hukum. 1 Konsekuensi dari ketentuan ini adalah bahwa setiap sikap, pikiran, perilaku, dan kebijakan pemerintahan negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar. Berdasarkan penelitian Corruption Perception Index (CPI) tahun 2015
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Korupsi di Indonesia masih menjadi salah satu persoalan yang paling besar. Berdasarkan penelitian Corruption Perception Index (CPI) tahun 2015 menyatakan bahwa
Lebih terperinci2017, No Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Kepemilikan Barang yang Tergolong Mewah oleh Pegawai Negeri pada Kepoli
No.1039, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA POLRI. Kepemilikan Barang Mewah PN. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG KEPEMILIKAN BARANG YANG TERGOLONG MEWAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) merupakan suatu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) merupakan suatu institusi negara yang bertugas memastikan keamanan dan kenyamanan hidup masyarakat. POLRI mempunyai
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENGIRIMAN BERKAS PERKARA SATUAN RESERSE NARKOBA POLRES MATARAM Mataram, 07 Januari 2016
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pd Prasetya dan Pelantikan Perwira TNI dan Polri, 2 Juli 2013, di Surabaya Selasa, 02 Juli 2013
Sambutan Presiden RI pd Prasetya dan Pelantikan Perwira TNI dan Polri, 2 Juli 2013, di Surabaya Selasa, 02 Juli 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PRASETYA PERWIRA TENTARA NASIONAL INDONESIA
Lebih terperinciLAPORAN ANALISA DAN EVALUASI BULAN FEBRUARI DIBANDING BULAN JANUARI TAHUN 2010 TENTANG KEJADIAN /PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA /PNS POLRI
MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DIVISI PROFESI DAN PENGAMANAN LAPORAN ANALISA DAN EVALUASI BULAN FEBRUARI DIBANDING BULAN JANUARI TAHUN 2010 TENTANG KEJADIAN /PELANGGARAN YANG DILAKUKAN
Lebih terperinciINDEKS PERSEPSI KORUPSI INDONESIA 2017Survei Di Antara Pelaku Usaha. Survei di antara Pelaku Usaha 12 Kota di Indonesia
INDEKS PERSEPSI KORUPSI INDONESIA 2017Survei Di Antara Pelaku Usaha Survei di antara Pelaku Usaha 12 Kota di Indonesia 2012 2013 2014 2015 2016 SKOR 32 PERINGKAT 118 SKOR 32 PERINGKAT 114 SKOR 34 PERINGKAT
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2003 TENTANG PEMBERHENTIAN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2003 TENTANG PEMBERHENTIAN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciSambutan Presiden RI - Pembukaan KNPK dan Peluncuran Program Jaga, Jakarta, 1 Desember 2016 Kamis, 01 Desember 2016
Sambutan Presiden RI - Pembukaan KNPK dan Peluncuran Program Jaga, Jakarta, 1 Desember 2016 Kamis, 01 Desember 2016 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PEMBUKAAN KONFERENSI NASIONAL PEMBERANTASAN KORUPSI
Lebih terperinciMEWUJUDKAN DPR RI SEBAGAI LEMBAGA PERWAKILAN YANG KREDIBEL 1 Oleh: Muchamad Ali Safa at 2
MEWUJUDKAN DPR RI SEBAGAI LEMBAGA PERWAKILAN YANG KREDIBEL 1 Oleh: Muchamad Ali Safa at 2 Seiring dengan upaya reformasi birokrasi dan lembaga-lembaga negara, setiap lembaga negara dan instansi pemerintah
Lebih terperinciLampiran 1 Kuesioner Uji Coba Persepsi Sukses Polisi. Jakarta, Januari 2013
Lampiran 1 Kuesioner Uji Coba Persepsi Sukses Polisi Jakarta, Januari 2013 Selamat Pagi/Siang/Sore/Malam, Saya, Riana Kusumawardani, mahasiswi Universitas Bina Nusantara, Jurusan Psikologi, Fakultas Humaniora.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penegak hukum, tetapi lebih memberikan rasa aman kepada masyarakat.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang berlandaskan hukum, dimana segala aspek kehidupan masyarakatnya diatur dalam peraturan dan hukum yang berlaku. Dengan sistem
Lebih terperinci