ANALISIS FATIGUE LIFE STRUKTUR AKIBAT MISALIGNMENT PADA SAMBUNGAN PELAT
|
|
- Widyawati Sanjaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS FATIGUE LIFE STRUKTUR AKIBAT MISALIGNMENT PADA SAMBUNGAN PELAT Qudhori Anwar Rudin 1, Mohammad Nurul Misbah S.T., M.T. 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Perkapalan, 2 Dosen Pembimbing Jurusan Teknik Perkapalan Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ABSTRAK Dalam bidang perkapalan, cacat retak sering terjadi di mana-mana. Cacat tersebut umumnya dimulai dengan surface crack akibat proses kerja. Terjadinya sebuah keretakan (crack) dapat menyebabkan adanya kegagalan (failure) pada struktur. Pelat sisi Bulk Carrier telah mengalami initial crack dipastikan akan berkurang ketangguhannya. Tugas akhir ini bertujuan untuk menganalisis umur kelelahan Bulk Carrier dengan inisiasi retak pelat sisi dengan kondisi pelat misalignment. Analisis fracture mechanics pada sambungan antar pelat menggunakan software ANSYS yang hasilnya digunakan untuk menghitung umur kelelahan akibat crack.. Kelelahan struktur di pelat sisi karena efek dari beban gelombang dapat dihitung. Umumnya kelelahan dimulai dari retak permukaan siklus gelombang. Dan diperoleh umur pada saat retak awal m umur kelelahan struktur adalah tahun, sedangkan pada pertambahan kedalaman retak berikutnya da adalah mm. Diperoleh umur pada saat retak awal m umur kelelahan struktur pada kondisi misalignment adalah tahun, sedangkan pada pertambahan kedalaman berikutnya retak da adalah mm Dari studi Newman-Raju dan metode elemen hingga ini, didapatkan nilai stress intensity factor tiap model. Selanjutnya dengan Persamaan Paris akan didapatkan kecepatan perambatan retak tersebut. Dari simulasi yang telah dilakukan, setiap penambahan kedalaman retak 0.005t akan mengakibatkan pertambahan intensitas tegangan pada crack front. sambungan pelat alignment ke misalignment. Dan dari kedua simulasi bentuk sambungan, perambatan retak pada sambungan misalignment cenderung meningkat lebih cepat dibandingkan sambungan alignment. Kata kunci: retak permukaan semi eliptik, faktor intensitas tegangan, metode elemen hingga. 1. PENDAHULUAN Di bidang pembangunan perkapalan, mekanik, dan kimia industri, dan lain lain, sebagian besar komponen struktur mengalami beban berulang (cyclics load). Dalam komponen ini konsentrasi tegangan tinggi lebih sensitif untuk memudahkan terjadinya fatigue. Dalam kasus tertentu kapal Bulk Carrier, sambungan misalignment yang berada di kontruksi lambung (hull girder) merupakan bagian penting dalam analisis kegagalan fatik. Misalignment sambungan Aksial dan sudut yang disebabkan oleh detail desain, kesalahan, fabrikasi dan distorsi las. Misalignment di aksial dimuat menyebabkan peningkatan tegangan di sambungan karena terjadinya tegangan lentur pada shell. Dalam kasus ini, penelitian dari life time kelelahan harus sangat diperinci, terutama jika daerah tersebut mengalami pengelasan. Perhitungan umur lelah pada lambung kapal Bulk Carrier, mempertimbangkan tinjauan kritis terhadap tekanan eksternal dan internal kapal. Kondisi pembebanan ini dilakukan menggunakan aturan Common Structure Rules Bulk Carrier. 2. DASAR TEORI 2.1. Proses Terjadinya Tegangan Bila sebuah balok panjang ditumpu di bagian tengahnya dan ujungujungnya dibiarkan bebas maka secara umum balok tersebut akan melengkung dan timbul tegangan-tegangan tekan (tension) dan tegangan tegangan tarik (compression). Dalam hal demikian ini tegangan tekan maksimum berada kapal di bagian alasnya dan tegangan tersebut mencapai harga nol disebut 1
2 sumbu netral (neutral axis). Di dekat sumbu netral ini tegangan geser (shearing stress) mencapai harga terbesar. Bila badan kapal mengalami kelengkungan demikian ini maka kapal dikatakan dalam keadaan hogging. Di lain pihak, bila ujung-ujung balok mendapatkan tumpuan sedangkan tengahnya bebas maka balok itupun akan melengkung, tetapi dalam keadaan ini tegangan tekan yang terbesar berada di bagian atas sedangkan tegangan tarik terbesar berada di bagian bawah. Kelengkapan demikian ini juga dialami oleh badan kapal dan badan kapal dikatakan dalam keadaan sagging Perhitungann Beban Eksternal Sesuai Common Struktur Rules Total dari beban tekan luar adalah akumulasi dari beban hidrostatik dan beban hidro dinamika yang dipengaruhi load case ( kondisi pembebanan ). Kondisi pembebanan full load untuk nilai fatigue kondisi load case ( bentuk gelombang ) antara lain adalah H1,H2 R1,R2 F1,F2,dan P1,P2. Karena dalam Tugas Akhir ini untuk menganalisa fatigue menggunakan Fracture mechanic maka hanya kondisi pembebanan yang diambil antaraa lain : H1,R1,dan P1 dan pf untuk load case H1, dalam satuan kn/m 2 dapat dihitung dengan persamaan dibawah ini : p HF 3 f p f nl C Gambar. 2.2 Pembebanan Hidrodianmik H1 Tekanan hidrodinamika untuk load case R1 dan R2 disetiap titik pada lambung kapal dibawah garis air dapat dihitung dengan menggunakann persamaan dibawah inii : R 10ysin L 125 z L 2 y 1 TLC B 1 f p C L 125 2y L 1 B P = Ps+ Pw dimana : Ps : beban hidrostatik Pw :beban hidrodnamika akibat pengaruh gelombang Beban tekanan hidrostatik dalam kn/m 2 merupakan fungsi dari sarat kapal pada kondisi kapal berada di air tenang dengan formula seperti pada gambar dibawah ini : Gambar 2.3 Pembebanann Hidrodianmik R1 Tekanan hidrodinamika untuk load case P1 dan P2 dihitung dengan menggunakan persamaan dibawah ini : Pp 4.5 f p L 125 z f nl C L 2 T LC 2y 3 B Gambar 2.1 Pembebanan Tekanan Hidrostatik Tekanan Hidrodinamik Untuk Load Case H1, H2, F1 dan F2. Tekanan hidrostatik ph Gambar 2.4 Pembebanan Hidrodianmik P1 2
3 2.3. Mekanika Kepecahan Elastik Linier Parameter yang menggambarkan kelelahan pada ujung retak dalam hal retak propagasi adalah faktor intensitas tegangan (SIF) kisaran ΔK. Teknik mekanika kepecahan elastik linier didasarkan padaa prosedur analitis yang menghubungkan besaran medan tegangan serta distribusinya disekitar ujung retak dengan: σ nom yang bekerja pada struktur Bentuk, ukuran dan orientasi dari retak tersebut atau diskontinuitas yang berbentuk menyerupai retak Sifat-sifa dari material Untuk melakukan suatu analisa tegangan pada sebuah retak perlu dilakukan pendefinisian jenis-jeniyang dianggap bekerja adalah mode retak retak. Pada Tugas Akhir ini retak I: Mode I (OpeningMode) Tegangan normal menyebabkan retak seolah- retak.permukaan retak yang terjadi arahnya tegak lurus dengan arah tegangan yang olah di buka lebar pada permukaan bekerja. Pada mode I, dimana tegangan pada ujung retak dapat dituliskan sebagai berikut : (Broek, 1987) x x x y K I 3 cos (1 sin sin 2r K I 2r K I 2r 3 cos ( 1 sin sin sin (cos sin Gambar 2.5 Mode I ( opening mode ) 2.4. Semi Eliptical Surface Crack Retak (surface crack) dideskripsikan sebagai retak setengah elips. Ketebalan dijadikan parameter untuk mendefinisikan retak permukaan.jika a/t >0.75 maka cacat biasaa dikategorikan retak permukaan. Batas inisial crack a i dan retak akhir a f adalah 0.75 ketebalan pelat. Surface crack dengan pembebanan tension seperti gambar berikut, mendapat perhatian akan persamaan yang digunakan. Pada retak permukaan yang berbentuk semi elliptical, perhitungan SIF sering kali menggunakann fungsi geometris dari Newman dan Raju. Mereka merumuskannyaa sebagai berikut: a a c K I ( t H b ) a / QF,,, ) c t b Gambar 2.6 Model Retak dengan Tensionn Stress 2.5 J- Integral Pada kondisi dimanaa daerah plastis pada ujung retak sangat besar maka paremeter K tidak dapat digunakan. Untuk kondisi elastis- plastis, tegangan pada ujung retak dapat dituliskan sebagai berikut : [Broek, 1987] j ij c r dimana n ij merupakan strain hardening exponent dan parameter J merupakan J- integral. J-integral merupakan integral garis yang berhubungan dengan energi di sekitar retak. J-integral dirumuskan sebagai berikut : du J Wdy T ds dx Dengan 1/ n1 W W ( x, y) W ( ) ijdd yang merupakan strain energy density, T=σ ij n j adalah vektor tegangan yang tegak lurus ke arah luar dengan Ѓ, dan Ѓ adalah kontur tertutup searah jarum jam. ij 3
4 3. METODOLOGI PENELITIAN Gambar 2.7 Definisi J-integral 2.6 Hubungan J, G dan K Pada kasus linier-elastis, - V/a = G. Dan G=KI 2 /E, dimana E adalah modulus elastisitas. Jadi : 2 KI J G (plane stress) E J G ( 1 v 2 KI 2 ) (plane strain) E 2.5. Perhitungann Laju Perambatan Retak Laju perambatan retak merupakan fungsi dari faktor intensitas tegangan. Laju perambatan retak fatik padaa material elastis dapat diungkapkan dengan persamaan berikut: [Broek, 1987] da dn f ( S) f S maks Menurut Paris persamaan diatas ditulis dalam bentuk : da n C(K) dn Konstanta C dan n tergantung dari da material, jika plot antara dan dn d ibuat dalam bentuk double log maka akan diperoleh hubungan linier antara kedua besaran tersebut. Karakteristik laju perambatan retak, da dn ternyata dipengaruhi oleh besarnya ratio tegangan pada amplitude konstan, yang Smin didefinisikan sebagai R S max S min a Dengan S mak dan S min adalah tegangan maksimum dan minimum, a = panjang retak. 3.1 Material Properties Model Globall Pada bagian struktur konstruksi kapal yang berupa pelat akan dimodelkan dengan shell element yang memiliki harga ketebalan pelat dan arah orientasii pembebanan. Shell element yang dimodelkan hanyaa berupa elemen segi empat (quad) atau "Geometri SHELL93." Material Properties Kapal AH 32 High Tensile Steel σ y = 315 N/mmm 2 Ukuran untuk meshing dari elemen adalah sama atau tidak boleh lebih besar dari jarak antara frame baik secara memanjang atau melintang. Apabila kapal dilengkapi dengan double hull maka web transverse antara side shell dengan long bulkhead dibuat minimum dengan tiga elemen. Pada kapal Bulk carrier DWT ukuran rata-rata jarak antar frame adalah 800 mmm sehingga ukuran meshing element rata-rata adalah 800 x 800 ( mm 2 ). Harga properties dari material tersebut akan dipengaruhi oleh ketebalan pelat dan ukuran profil yang dipakai. Menurut regulasi CSR for Bulk Carrier Chapter 3, section 2, bahwa untuk perhitungan fatigue semua ketebalan dari bagian konstruksi kapal harus dikurangi dengan faktor korosi sebesar 0.5t C. t net-offered = t as s-buit-up 0.5t C t net-offered : tebal pelat yang akan di- yang inputkan dalam perhitungan t as-buit-up : tebal pelat terpasang pada kapal. t C : faktor korosi Faktor korosi t C ditentukan sesuai dengan posisi bagian konstruksi. Besarnya harga faktor korosi dapat dilihat Gambar 1.0 (for Bulk Carrier Chapter 3, section 3, tabel 1). Gambar 3.1 Model Kapal bulk Carrier 4
5 Model yang digunakan padaa tugas akhir ini merupakan bentuk sambungan pelat bagian sisi dari kapal bulk carrier dengan dimensi sebagai berikut: Dimensi dan signifikasi pelat sebagai spesimen yang digunakan untuk pemodelan pengelasan ini dijabarkan sebagai gerikut; Dimensi pelat : panjang x lebar x tebal = 600 x 400 x 14 mm Untuk membuat bagian local model misalingment harus menggunakan kaidah yang berlaku pada proses penyambungan pelat dan batas misalignment yang diijinkan sesuai dengan regulasi yang digunakan. Jarak misalignment dalam Sambungan ini adalan m 3.2 Dimensi retak Retak yang akan dianalisa adalah jenis semi circular. Artinya kedalaman (a) dan lebar (c) retak sama besar. Kedalaman retak tersebut akan divariasi terhadap tebal pelat yaitu pada a/ /t sebesar dengann dimensi retak awal a: mm, c: m dengan petambahan retak ke arak a dan c (da dan dc) sebesar mm. Gambar 3.2 Model sambungan pelat Gambar 3.5 Model Retak 4. ANALISIS DATA 4.1 Analisa Tegangan nominal Model Global Hasil tegangan masksimum di daerah pelat sisi adalah dalam load case H1 adalah N/mm 2 ( pembebanan pada kondisi hogging ). Hasil tegaagan ini digunakan dalam model pembebanan selanjutnya. Tegangan ini dalam model global keseluruhan ( vonmises ) memenuhi persyaratan dari maksimum tegangan yang diijinkan dari suatu jenis material yang digunakan. Tegangan model global yang dimiliki dalam pembebanan H1 adalah 309,256 kn/m 2. Gambar 3.3 Meshing Sambungann Pelat Alignment Gambar. 4.1 Tekanan Hidrodinamika load case H1 Gambar 3.4 Meshing Sambungann Pelat Alignment 4.2 Analisa Tegangan Sambungan Pelat. Pada masing-masing pemodelan sambungan, distribusi intensitas tegangan mencapai titik tertinggi pada ujung retaknya ( crack front). Distribusi intensitas tegangan 5
6 pada pelat dengan retak terjadi di daerah ujung retak. Hal ini sesuai dengan analisaa dari Newman-Raju, bahwa padaa pelat dengan surface crack intensitas tegangan terjadi di sepanjang ujung retak dan intensitas tegangan hanyaa terjadi di daerah crack tip. Gambar 4.2 Hasil Permodelan Ansys dengan Retak Dengan menggunakan persamaan Newman Raju..Nilai SIF terendah terdapat pada model dengan geometri retak terkecil (a:0.5; c:0.55). Nilai SIF terkecil pada masing-masing variasi terdapat pada model yang memiliki retak (a) terkecil. Dari hasil di atas, disimpulkan bahwa hasil dari perhitungan rumus empiris lebih besar dari hasil numerik. Permodelan alignment diatas dapat digunakan sebagai acuan untuk membuat model misalignment dengan menaikkan salah satu pelat dengan bergerser m serta menambahkann retak awal pada sambungan pelat. 4.3 Laju Perambatan Retak Hasil dari permodelan sambungan pelat kondisi misalignment akan menghasilkan J integral, perhitungan SIF sesuai dengan permodelan sebelumnya. Nilai J-Integral yang didapat dari hasil permodelan misalignment jauh lebih besar dari permodelan alignment. Hasil J integral ini berdampak pada nilai K 1 yang juga lebih besar dari nilai permodelan pada sambungan pelat alignment. Pada model sambungan pelat alignment, perambatan retak dari retak m sampai m. Besarnya cycle yang dibutuhkan dalam perambatan retak ( N) pada permodelan ini semakin lama semakin mengecil seiring dengan bertambahnya kedalaman retak. Hal ini menunjukkan n bahwa perambatan retaknya semakin cepat. Total cylce yang dibutuhkan model pada permodelan alignment untuk merambat dari retak awal mm sampai m adalah Fatigue life = tahun Besarnya cycle yang dibutuhkan dalam perambatan retak ( N) pada permodelan sambungan misalignment semakin lama semakin mengecil seiring dengan bertambahnya kedalaman retak. Hal ini menunjukkan n bahwa perambatan retaknya semakin cepat. Total cylce yang dibutuhkan model pada permodelan dengan kondisi sambungan pelat misalignment untuk merambat dari retak awal mmm sampai m adalah cycle Fatigue life = tahun Gambar 4.3 Jumlah Siklus Tegangan Terhadap Retak Awal di Sambungan Pelat Gambar 4.4 Jumlah Siklus Tegangan terhadap Retak Awal di Sambungan Pelat 6
7 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari analisa di atas dan hasil pemodelan dengan metode elemen hingga yang menggunakan program aplikasi ANSYS 11.0, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Dari model yang telah dibahas di atas, intensitas tegangan tertinggi terjadi di daerah crack front material sebagai akibat adanya crack yang disimulasikan dengan crack tip yang mempunyai alur elips. 2. Dari dua pemodelan sambungan pelat dengan kondisi yang berbeda, dapat disimpulkan bahwa sambungan pelat misalignment mengalami peningkatan faktor intesitas tegangan sebesar 2 kali lipat daripada sambungan pelat alignment. Misalnya nilai SIF yang diperoleh dari perhitungan numerikpada sambungan pelat alignment dengan kedalaman retak mm adalah MN m/m 2, Sedangkan untuk sambungan pelat misalignment dengan kedalaman retak mm adalah MN m/m Umur kelelahan pada side shell Bulk Carrier akibat kegagalan fatigue (setelah adanya retak) diketahui bahwa semakin dalam retak semakin kecil umur kelelahan struktur side shell mengikuti trend polynomial orde 2. Pada saat retak sambungan pelat alignment mencapai mm umur kelelahan struktur adalah tahunsedangkan pada pertambahan kedalaman retak pada sambungan pelat misalignment mencapai umur kelelahan struktur mm 7.96 tahun 4. Dari selisih nilai faktor intensitas tegangan dan umur lelah kedua model dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk pemodelan sambungan misalignment pelat dapat mempersingkat umur lelah dari suatu struktur kapal, hal ini dikarenakan adanya pengurangan alignment ketebalan dimensisambungan pelat. 5. Dengan pemodelan elemen hingga pada program aplikasi ANSYS ini, evaluasi cacat retak pada pelat mild steel dapat dilakukan. Karena prosedur pemodelan ini telah memberikan output dengan tingkat keakuratan baik meskipun terjadi perbedaan sebagai akibat sifat model yang tidak sama dengan kondisi nyatanya Saran 1. Analisis umur kelelahan side shell setelah adanya crack hanya dilakukan pada mode I (opening crack), sehingga pembebanan yang dilakukan hanya pembebanan aksial. Untuk itu perlu dilakukan pembebanan inplane bending dan out-plane bending (mode II) karena retak pada struktur bisa diakibatkan oleh kombinasi ketiga mode pembebanan pada struktur. 2. Dalam perhitungan maupun model ANSYS, crack di asumsikan berupa single notch edge crack (surface crack). Padahal jenis crack ada bermacammacam. Retak tengah menjalar ( through center crack, retak tepi di satu sisi (single edge crack, retak tepi di dua sisi ( double edge crack). Maka dalam analisa berikutnya perlu dipertimbangkan variasi dari bentuk crack. DAFTAR PUSTAKA Anderson, T., Fracture Mechanics fundamental and applications, Department of Mechanical engineering Texas A&M University College Station, Texas, second edition, 1995 ANSYS, Inc., Structural Analysis Guide, ANSYS Release 11.0 Documentation, ANSYS, Inc., Ansys, Inc. Theory Reference, ANSYS Release 11.0 Documentation, Broek, David, Elementary Engineering Fracture Mechanics, Martinus Nijhoff publisher, Gelena, USA, 4 th edition, Newman, J.C. Jr dan I.S. Raju Stress Intensity Factor for a Wide Range of Semi Ellpitical Surface Cracks in Finite Thickness Plates. Virgina. Newman, J.C. Jr dan I.S. Raju Stress Intensity Factor Equation for Cracks in Three Dimensional Finite Bodies Subjected to Tension and Bending Loads. NASA : Virgina. 7
8 Hobbacher,A. December Recommendations For Fatigue Design of Welded joints and Component. International Institute of Welding. Paris: France. IACS "Joint Bulk Carrier Project". IACS Common Structural Rules for Bulk Carriers. UK, 1 Januari 2006.: Biro Klasifikasi Indonesia. ABS, April Bulk Carrier Solution: Safer and Stronger Vessels. Amercan Bureau of Shipping 2003, New York, NY, 1 Friis Hansen,P. & Winterstein t, S. R., October1994. Fatigue Damage in the Side Shells of Ships. Marine Structures 8 (1995) 631~555 Robles, L.B.R. Buelta M.A.& Gonc alves E., Souza G.F.M., February 1999 " A method for the evaluation of the fatigue operational life of submarine pressure hulls". International Journal of Fatigue 22 (2000)
ANALISA PERKIRAAN UMUR PADA CROSS DECK KAPAL IKAN KATAMARAN 10 GT MENGGUNAKAN METODE FRACTURE MECHANICS BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA
LOGO ANALISA PERKIRAAN UMUR PADA CROSS DECK KAPAL IKAN KATAMARAN 10 GT MENGGUNAKAN METODE FRACTURE MECHANICS BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA Erik Sugianto (4108 100 094) Dosen Pembimbing: Dony Setyawan ST
Lebih terperinciAPLIKASI METODE ELEMEN HINGGA SEKITAR BUKAAN PALKAH. Disusun oleh : Harquita Rama Dio Nugraha ( ) M. NURUL MISBAH, S.T., M.T.
Presentasi Tugas Akhir APLIKASI METODE ELEMEN HINGGA PADA PERHITUNGAN TEGANGAN DI SEKITAR BUKAAN PALKAH Disusun oleh : Harquita Rama Dio Nugraha (4105 100 046) Dosen Pembimbing: M. NURUL MISBAH, S.T.,
Lebih terperinciAnalisis Kegagalan Akibat Kepecahan Pada Sambungan Ponton dan Kolom Struktur Semisubmersible Essar Wildcat
Analisis Kegagalan Akibat Kepecahan Pada Sambungan Ponton dan Kolom Struktur Semisubmersible Essar Wildcat Oleh: Maresda Satria 4309100086 Dosen Pembimbing : 1. Prof. Ir. Eko Budi Djatmiko, M. Sc., Ph.D
Lebih terperinciPERKIRAAN UMUR KONSTRUKSI KAPAL DENGAN ANALISA FATIGUE: STUDI KASUS PADA KAPAL TANKER DWT. Oleh: OKY ADITYA PUTRA
PERKIRAAN UMUR KONSTRUKSI KAPAL DENGAN ANALISA FATIGUE: STUDI KASUS PADA KAPAL TANKER 24.000 DWT Oleh: OKY ADITYA PUTRA 4106 100 040 LATAR BELAKANG Metode perhitungan konvensional memiliki banyak kekurangan
Lebih terperinciAnalisis Kekuatan Konstruksi Sekat Melintang Kapal Tanker dengan Metode Elemen Hingga
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-183 Analisis Kekuatan Konstruksi Sekat Melintang Kapal Tanker dengan Metode Elemen Hingga Ardianus, Septia Hardy Sujiatanti,
Lebih terperinciAnalisis Fatigue Life pada Bracket Oil Tanker dengan Beban Sloshing
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018), 2337-3520 (2301-928X Print) G 42 Analisis Fatigue Life pada Bracket Oil Tanker dengan Beban Sloshing Muhamad Gifari Rusdi, M. Nurul Misbah, dan Totok Yulianto Departemen
Lebih terperinciEVALUASI FAKTOR INTENSITAS TEGANGAN PADA UJUNG RETAK DENGAN LUBANG PENGHAMBAR RAMBAT RETAK
EVALUASI FAKTOR INTENSITAS TEGANGAN PADA UJUNG RETAK DENGAN LUBANG PENGHAMBAR RAMBAT RETAK Anindito Purnowidodo Teknik Mesin, Universitas Brawijaya Jl. MT. Haryono 167 Malang 65145 Tlp: 0341-571147 E-mail
Lebih terperinciPENGARUH PEREGANGAN TERHADAP PENURUNAN LAJU PERAMBATAN RETAK MATERIAL AL T3 Susilo Adi Widyanto
PENGARUH PEREGANGAN TERHADAP PENURUNAN LAJU PERAMBATAN RETAK MATERIAL AL- 2024 T3 Susilo Adi Widyanto Abstract Streching process of sheet materials is one of any process to increasing of material strength.
Lebih terperinciOPTIMISASI UKURAN UTAMA BULK CARRIER UNTUK PERAIRAN SUNGAI DENGAN MUATAN BERSIH MAKSIMAL TON
OPTIMISASI UKURAN UTAMA BULK CARRIER UNTUK PERAIRAN SUNGAI DENGAN MUATAN BERSIH MAKSIMAL 10000 TON Yopi Priyo Utomo (1), Wasis Dwi Aryawan (2). Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut
Lebih terperinciANALISA TEGANGAN GESER PADA STRUKTUR KAPAL BULK CARRIER
ANALISA TEGANGAN GESER PADA STRUKTUR KAPAL BULK CARRIER Totok Yulianto, S.T, M.T*, Nevi Eko Yuliananto** *Staf Pengajar Jurusan Teknik Perkapalan **Mahasiswa Jurusan Teknik Perkapalan Institut Teknologi
Lebih terperinciAnalisa Perambatan Retak Pada Bagian Poros KM. Surya Tulus Akibat Torsi Dengan Metode Elemen Hingga
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 G-109 Analisa Perambatan Retak Pada Bagian Poros KM. Surya Tulus Akibat Torsi Dengan Metode Elemen Hingga Taufiq Estu Raharjo, Soeweify dan Totok
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Tumpuan Rol
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Rangka Rangka adalah struktur datar yang terdiri dari sejumlah batang-batang yang disambung-sambung satu dengan yang lain pada ujungnya, sehingga membentuk suatu rangka
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: G-340
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 G-340 Analisa Pengaruh Variasi Tanggem Pada Pengelasan Pipa Carbon Steel Dengan Metode Pengelasan SMAW dan FCAW Terhadap Deformasi dan Tegangan
Lebih terperinci2. DASAR TEORI. Jurnal Tugas Akhir. Analisa Umur Kelelahan Pada Bottom Plate FPSO Dengan Metode Elastic Plastic Frature Mechanics Berbasis Keandalan
Analisa Umur Kelelahan Pada Bottom Plate FPSO Dengan Metode Elastic Plastic Frature Mechanics Berbasis Keandalan Khusnul Abdi (1), Murdjito (2), Jusuf Sutomo (3) 1 Mahasiswa Teknik Kelautan, 2,3 Staf Pengajar
Lebih terperinciANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA
ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA Jatmoko Awali, Asroni Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hjar Dewantara No. 116 Kota Metro E-mail : asroni49@yahoo.com
Lebih terperinciAnalisa Kekuatan Sekat Bergelombang Kapal Tanker Menggunakan Metode Elemen Hingga
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-282 Analisa Kekuatan Sekat Bergelombang Kapal Tanker Menggunakan Metode Elemen Hingga Zaki Rabbani, Achmad Zubaydi, dan Septia
Lebih terperinciPERHITUNGAN FATIGUE LIFE KAPAL TANKER SINGLE HULL DIATAS DWT YANG BEROPERASI DI INDONESIA USIA LEBIH DARI 15 TAHUN PADA TAHUN 2012
PRESENTASI TUGAS AKHIR PERHITUNGAN FATIGUE LIFE KAPAL TANKER SINGLE HULL DIATAS 20.000 DWT YANG BEROPERASI DI INDONESIA USIA LEBIH DARI 15 TAHUN PADA TAHUN 2012 Oleh : Argo Yogiarto- 4109 100 055 Dosen
Lebih terperincitugas akhir Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2012
tugas akhir Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2012 Latar Belakang suasana yang tidak kondusif membutuhkan tindakan protektif lebih ditingkatkan Dibutuhkan material pelindung tahan beban
Lebih terperinciAnalisa Tegangan pada Pipa yang Memiliki Korosi Sumuran Berbentuk Limas dengan Variasi Kedalaman Korosi
1 Analisa Tegangan pada Pipa yang Memiliki Sumuran Berbentuk Limas dengan Variasi Kedalaman Muhammad S. Sholikhin, Imam Rochani, dan Yoyok S. Hadiwidodo Jurusan Teknik Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan,
Lebih terperinciPRESENTASI TUGAS AKHIR (P3)
PRESENTASI TUGAS AKHIR (P3) OLEH : AHMAD ADILAH 4310 100 012 DOSEN PEMBIMBING : 1. Prof. Eko Budi Djatmiko, M. Sc., Ph. D 2. Dr. Eng. Rudi Walujo Prastianto, ST., MT. Jurusan Teknik Kelautan Fakultas Teknologi
Lebih terperinciPEMASANGAN STRUKTUR RANGKA ATAP YANG EFISIEN
ANALISIS PROFIL CFS (COLD FORMED STEEL) DALAM PEMASANGAN STRUKTUR RANGKA ATAP YANG EFISIEN Torkista Suadamara NRP : 0521014 Pembimbing : Ir. GINARDY HUSADA, MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS
Lebih terperinciAnalisa Delaminasi Pada Glass Fiber Reinforced Polymer Komposit Laminat Dengan Pembebanan Fatigue
Analisa Delaminasi Pada Glass Fiber Reinforced Polymer Komposit Laminat Dengan Pembebanan Fatigue I Made Astika* *Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Unud, Kampus Bukit Jimbaran E-mail: made.astika@me.unud.ac.id
Lebih terperinciANALISIS KAPASITAS TEKAN PROFIL-C BAJA CANAI DINGIN MENGGUNAKAN SNI 7971:2013 DAN AISI 2002
Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 ANALISIS KAPASITAS TEKAN PROFIL-C BAJA CANAI DINGIN MENGGUNAKAN SNI 7971:2013 DAN AISI 2002 Tania Windariana Gunarto 1 dan
Lebih terperinciDosen Pembimbing Dr. Ir. Agus Sigit Pramono, DEA.
TUGAS AKHIR ANALISA BALISTIK IMPACT DENGAN VARIASI KECEPATAN AWAL PROYEKTIL MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA Andi Rizkiawan NRP 2106 100 124 Dosen Pembimbing Dr. Ir. Agus Sigit Pramono, DEA. PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian rangka
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian rangka Rangka adalah struktur datar yang terdiri dari sejumlah batang-batang yang disambung-sambung satu dengan yang lain pada ujungnya, sehingga membentuk suatu rangka
Lebih terperinciPENGGAMBARAN DIAGRAM INTERAKSI KOLOM BAJA BERDASARKAN TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG (SNI ) MENGGUNAKAN MATLAB
PENGGAMBARAN DIAGRAM INTERAKSI KOLOM BAJA BERDASARKAN TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG (SNI 03-1729-2002) MENGGUNAKAN MATLAB R. Dhinny Nuraeni NRP : 0321072 Pembimbing : Ir. Ginardy
Lebih terperinciStudi Perancangan Sistem Konstruksi Kapal Liquified Natural Gas (LNG) CBM
Studi Perancangan Sistem Konstruksi Kapal Liquified Natural Gas (LNG) 30.000 CBM Zamzamil Huda Abstrak Sering kali dalam perancangan dan pembuatan kapal baru mengalami kelebihan dan pengurangan berat konstruksi
Lebih terperinciOleh : Fadhila Sahari Dosen Pembimbing : Budianto, ST. MT.
Oleh : Fadhila Sahari 6108 030 028 Dosen Pembimbing : Budianto, ST. MT. PROGRAM STUDI TEKNIK PERENCANAAN DAN KONSTRUKSI KAPAL JURUSAN TEKNIK BANGUNAN KAPAL POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA INSTITUT
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Ukuran Stopper Pada Sambungan Pelat Kapal Terhadap Tegangan Sisa Dan Deformasi Menggunakan Metode Elemen Hingga
G77 Analisis Pengaruh Ukuran Stopper Pada Sambungan Pelat Kapal Terhadap Tegangan Sisa Dan Deformasi Menggunakan Metode Elemen Hingga Rafid Buana Putra, Achmad Zubaydi, Septia Hardy Sujiatanti Departemen
Lebih terperinciBab II STUDI PUSTAKA
Bab II STUDI PUSTAKA 2.1 Pengertian Sambungan, dan Momen 1. Sambungan adalah lokasi dimana ujung-ujung batang bertemu. Umumnya sambungan dapat menyalurkan ketiga jenis gaya dalam. Beberapa jenis sambungan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. metoda desain elastis. Perencana menghitung beban kerja atau beban yang akan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENULISAN Umumnya, pada masa lalu semua perencanaan struktur direncanakan dengan metoda desain elastis. Perencana menghitung beban kerja atau beban yang akan dipikul
Lebih terperinciPLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder
PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder Dalam penggunaan profil baja tunggal (seperti profil I) sebagai elemen lentur jika ukuran profilnya masih belum cukup memenuhi karena gaya dalam (momen dan gaya
Lebih terperinciLAJU PERAMBATAN RETAK PADA CANTILEVER BEAM. Oleh: Sutarno ABSTRACT
iteks IN 1978-497 LAJU PERAMBATAN RETA PADA CANTILEVER BEAM Oleh: utarno ABTRACT This paper discuss about the Crack Growth Rate (CGR) at the cantilever beam which its propagation is perpendicular against
Lebih terperinciANALISIS KEKUATAN STRUKTUR TANK DECK KAPAL LCT AT 117 M TNI AL
Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK) Volume 14, Nomor 1, Januari - Juni 2016 ANALISIS KEKUATAN STRUKTUR TANK DECK KAPAL LCT AT 117 M TNI AL Ganding Sitepu dan Hamzah Dosen Program Studi Teknik Perkapalan
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Ukuran Stopper Pada Sambungan Pelat Kapal Terhadap Tegangan Sisa Dan Deformasi Menggunakan Metode Elemen Hingga
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-77 Analisis Pengaruh Ukuran Stopper Pada Sambungan Pelat Kapal Terhadap Tegangan Sisa Dan Deformasi Menggunakan Metode Elemen
Lebih terperinciLaporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul D Uji Lentur dan Kekakuan
Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul D Uji Lentur dan Kekakuan oleh : Nama : Catia Julie Aulia NIM : Kelompok : 7 Anggota (NIM) : 1. Conrad Cleave Bonar (13714008) 2. Catia Julie Aulia
Lebih terperinciPLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder
PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder Dalam penggunaan profil baja tunggal (seperti profil I) sebagai elemen lentur jika ukuran profilnya masih belum cukup memenuhi karena gaya dalam (momen dan gaya
Lebih terperinciEstimasi Nilai Faktor Intensitas Tegangan (K I
Seminar SENATIK Nasional Vol. II, 26 Teknologi November Informasi 2016, ISSN: dan 2528-1666 Kedirgantaraan (SENATIK) Vol. II, 26 November 2016, ISSN: 2528-1666 RPT- 11 Estimasi Nilai Faktor Intensitas
Lebih terperinciKAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU
Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009 KAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU Estika 1 dan Bernardinus Herbudiman 2 1 Jurusan Teknik Sipil,
Lebih terperinciANALISA KEKUATAN KONSTRUKSI MODIFIKASI DOUBLE BOTTOM AKIBAT ALIH FUNGSI PADA KAPAL ACCOMODATION WORK BARGE (AWB) 5640 DWT DENGAN METODE ELEMEN HINGGA
ANALISA KEKUATAN KONSTRUKSI MODIFIKASI DOUBLE BOTTOM AKIBAT ALIH FUNGSI PADA KAPAL ACCOMODATION WORK BARGE (AWB) 5640 DWT DENGAN METODE ELEMEN HINGGA Yuli Prastyo, Imam Pujo Mulyatno, Hartono Yudho S1
Lebih terperinciPENENTUAN WELDING SEQUENCE TERBAIK PADA PENGELASAN SAMBUNGAN-T PADA SISTEM PERPIPAAN KAPAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA
Tugas Akhir PENENTUAN WELDING SEQUENCE TERBAIK PADA PENGELASAN SAMBUNGAN-T PADA SISTEM PERPIPAAN KAPAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA Disusun oleh : Awang Dwi Andika 4105 100 036 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciANALISIS SAMBUNGAN PORTAL BAJA ANTARA BALOK DAN KOLOM DENGAN MENGGUNAKAN SAMBUNGAN BAUT MUTU TINGGI (HTB) (Studi Literatur) TUGAS AKHIR
ANALISIS SAMBUNGAN PORTAL BAJA ANTARA BALOK DAN KOLOM DENGAN MENGGUNAKAN SAMBUNGAN BAUT MUTU TINGGI (HTB) (Studi Literatur) TUGAS AKHIR DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS-TUGAS DAN MEMENUHI SYARAT UNTUK MENEMPUH
Lebih terperinciSUSTAINABLE PRODUCT DEVELOPMENT FOR SHIP DESIGN USING FINITE ELEMENT APLICATION AND PUGH S CONCEPT SELECTION METHOD
SUSTAINABLE PRODUCT DEVELOPMENT FOR SHIP DESIGN USING FINITE ELEMENT APLICATION AND PUGH S CONCEPT SELECTION METHOD Case study: Deciding the Optimum Ship Bow Design Willyanto Anggono 1), La Ode M. Gafaruddin
Lebih terperinciAnalisa Kekuatan Material Velg Sepeda Motor Jenis Casting Wheel Terhadap Tumbukan dengan Variasi Kecepatan
Tugas Akhir Analisa Kekuatan Material Velg Sepeda Motor Jenis Casting Wheel Terhadap Tumbukan dengan Variasi Kecepatan Oleh : Aldila Ningtyas 2108 100 003 Dosen Pembimbing : Ir. J. Lubi Jurusan Teknik
Lebih terperinciPENENTUAN PERBANDINGAN DIAMETER NOZZLE TERHADAP DIAMETER SHELL MAKSIMUM PADA AIR RECEIVER TANK HORISONTAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA
PENENTUAN PERBANDINGAN DIAMETER NOZZLE TERHADAP DIAMETER SHELL MAKSIMUM PADA AIR RECEIVER TANK HORISONTAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA Willyanto Anggono 1), Hariyanto Gunawan 2), Ian Hardianto
Lebih terperinciPERHITUNGAN SCF UNTUK ANALISA FATIGUE PADA SAMBUNGAN STRUKTUR ANJUNGAN LEPAS PANTAI
VOLUME 13, NO. 2, EDISI XXXII JUNI 2005 PERHITUNGAN SCF UNTUK ANALISA FATIGUE PADA SAMBUNGAN STRUKTUR ANJUNGAN LEPAS PANTAI Ricky L. Tawekal 1 ABSTRACT Fatigue is one of the failure modes on offshore structures
Lebih terperinciAnalisis Kekuatan dan Deformasi Piston Mesin Bensin-Bio Etanol dan Gas dengan Injeksi Langsung untuk Kendaraan Nasional dengan Simulasi Numerik
Analisis Kekuatan dan Deformasi Piston Mesin Bensin-Bio Etanol dan Gas dengan Injeksi Langsung untuk Kendaraan Nasional dengan Simulasi Numerik Oleh : Moch. Wahyu Kurniawan 219172 Jurusan Teknik Mesin
Lebih terperinciTIN107 - Material Teknik #5 - Mechanical Failure #1. TIN107 Material Teknik
#5 - Mechanical Failure #1 1 TIN107 Material Teknik Pembahasan 2 Jenis Perpatahan Mekanisme Perpatahan Perambatan Retakan Perpatahan Intergranular Mekanika Perpatahan Pemusatan Tekanan Ductile vs Brittle
Lebih terperinciSTUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )
TUGAS AKHIR STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7 Oleh : RACHMAWATY ASRI (3109 106 044) Dosen Pembimbing: Budi Suswanto, ST. MT. Ph.D
Lebih terperinciPada beberapa alloi/paduan, perambatan retak adalah sepanjang batas butir, patah ini disebut intergranular. (gb. 6b).
Pada beberapa alloi/paduan, perambatan retak adalah sepanjang batas butir, patah ini disebut intergranular. (gb. 6b). PRINSIP MEKANIKA PERPATAHAN Kekuatan rekat bahan getas biasanya sebesar E/10 (e= modulus
Lebih terperinciAsyari D. Yunus - Struktur dan Sifat Material Universitas Darma Persada - Jakarta
Perbedaannya pada spesimen diletakan. Pada uji impak yang diukur adalah energi impak dan disebut juga ketangguhan takik ( notch toughness ). Bahan yang diuji diberi takik, kemudian dipukul sampai patah
Lebih terperinciJurusan Teknik Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
TUGAS AKHIR MN 091382 ANALISA PENGARUH VARIASI TANGGEM PADA PENGELASAN PIPA CARBON STEEL DENGAN METODE PENGELASAN SMAW DAN FCAW TERHADAP DEFORMASI DAN TEGANGAN SISA MENGGUNAKAN ANALISA PEMODELAN ANSYS
Lebih terperinciAnalisis Kekuatan Struktur Konstruksi Tower untuk Catwalk dan Chain Conveyor pada Silo (Studi Kasus di PT. Srikaya Putra Mas)
Analisis Kekuatan Struktur Konstruksi Tower untuk Catwalk dan Chain Conveyor pada Silo (Studi Kasus di PT. Srikaya Putra Mas) Nur Azizah 1*, Muhamad Ari 2, Ruddianto 3 1 Program Studi Teknik Desain dan
Lebih terperinciMECHANICAL FAILURE (KERUSAKAN MEKANIS)
1 MECHANICAL FAILURE (KERUSAKAN MEKANIS) TIN107 Material Teknik Jenis Perpatahan (Fracture) 2 Perpatahan sederhana adalah pemisahan material menjadi dua atau lebih sebagai reaksi terhadap tegangan statis
Lebih terperinciTegangan Dalam Balok
Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 05 SKS : SKS Tegangan Dalam Balok Pertemuan 9, 0, TIU : Mahasiswa dapat menghitung tegangan yang timbul pada elemen balok akibat momen lentur, gaya normal, gaya
Lebih terperinciSTUDI KEKUATAN SPUR GEAR DENGAN PROFIL GIGI ASYMMETRIC INVOLUTE DAN SYMMETRIC INVOLUTE. Disusun oleh Mohamad Zainulloh Rizal
STUDI KEKUATAN SPUR GEAR DENGAN PROFIL GIGI ASYMMETRIC INVOLUTE DAN SYMMETRIC INVOLUTE Disusun oleh Mohamad Zainulloh Rizal 2110100112 STUDI KEKUATAN SPUR GEAR DENGAN PROFIL GIGI ASYMMETRIC INVOLUTE DAN
Lebih terperinciSidang Tugas Akhir (TM091486)
Sidang Tugas Akhir (TM091486) Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Soeharto, DEA Oleh : Budi Darmawan NRP 2105 100 160 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Lebih terperinciANALISIS RESIKO PERAMBATAN RETAK PADA BOTTOM PLATE FPSO DENGAN PENDEKATAN ELASTIC PLASTIC FRACTURE MECHANICS
Jurnal Tugas Akhir ANALISIS RESIKO PERAMBATAN RETAK PADA BOTTOM PLATE FPSO DENGAN PENDEKATAN ELASTIC PLASTIC FRACTURE MECHANICS Yuangga Yanuar R 1, Murdjito 2, Rudi Walujo 3 1 Mahasiswa Teknik Kelautan,
Lebih terperinciBEARING STRESS PADA BASEPLATE DENGAN CARA TEORITIS DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM SIMULASI ANSYS
BEARING STRESS PADA BASEPLATE DENGAN CARA TEORITIS DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM SIMULASI ANSYS TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas tugas dan melengkapi syarat untuk menempuh Ujian Sarjana Teknik
Lebih terperinci6 Analisis Fatigue BAB Parameter Analisis Fatigue Kurva S-N
BAB 6 6 Analisis Fatigue 6.1 Parameter Analisis Fatigue Analisis fatigue dilakukan untuk mengecek kekuatan struktur terhadap pembebanan siklik dari gelombang. Dengan melakukan analisis fatigue, kita dapat
Lebih terperinciANALISA KEKUATAN DECK PADA PONTON BATUBARA PRAWIRAMAS PURI PRIMA II 1036 DWT DENGAN SOFTWARE BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA
ANALISA KEKUATAN DECK PADA PONTON BATUBARA PRAWIRAMAS PURI PRIMA II 1036 DWT DENGAN SOFTWARE BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA Berlian Arswendo A, Burhan Arifin Abstrak Ponton merupakan alat apung yang bentuknya
Lebih terperinciPerancangan Konstruksi Turbin Angin di Atas Hybrid Energi Gelombang Laut
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-168 Perancangan Konstruksi Turbin Angin di Atas Hybrid Energi Gelombang Laut Musfirotul Ula, Irfan Syarief Arief, Tony Bambang
Lebih terperinciAnalisa Kegagalan akibat Kepecahan pada Sambungan Ponton dan Kolom Struktur Semi-submersible Essar Wildcat
Analisa Kegagalan akibat Kepecahan pada Sambungan Ponton dan Kolom Struktur Semi-submersible Essar Wildcat Maresda Satria, Eko B. Djatmiko, dan Rudi Walujo P. Teknik Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan,
Lebih terperincid b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek
DAFTAR NOTASI A g = Luas bruto penampang (mm 2 ) A n = Luas bersih penampang (mm 2 ) A tp = Luas penampang tiang pancang (mm 2 ) A l =Luas total tulangan longitudinal yang menahan torsi (mm 2 ) A s = Luas
Lebih terperinciPERKIRAAN UMUR KONSTRUKSI FPSO KONVERSI DARI TANKER DENGAN ANALISIS FATIGUE
PERKIRAAN UMUR KONSTRUKSI FPSO KONVERSI DARI TANKER DENGAN ANALISIS FATIGUE Pradetya Kurnianto 1, Soeweify 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Perkapalan, 2 Staf Pengajar Jurusan Teknik Perkapalan Jurusan Teknik
Lebih terperinciPERENCANAAN ELEMEN MESIN RESUME JURNAL BERKAITAN DENGAN POROS
Judul : PERENCANAAN ELEMEN MESIN RESUME JURNAL BERKAITAN DENGAN POROS ANALISA KEKUATAN PUNTIR DAN KEKUATAN LENTUR PUTAR POROS BAJA ST 60 SEBAGAI APLIKASI PERANCANGAN BAHAN POROS BALING-BALING KAPAL Pengarang
Lebih terperinciSTUDI KARAKTERISTIK BUCKLING PADA KOLOM CRANE KAPAL FLOATING LOADING FACILITY (FLF) BERBASIS FINITE ELEMENT METHOD (FEM)
STUDI KARAKTERISTIK BUCKLING PADA KOLOM CRANE KAPAL FLOATING LOADING FACILITY (FLF) BERBASIS FINITE ELEMENT METHOD (FEM) Ihsan Aldi Prasetyo 1, Ahmad Fauzan Zakki 1, Hartono Yudo 1 1) Departemen Teknik
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
33 III. METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan dalam penelitian, sehingga pelaksanaan dan hasil penelitian bisa untuk dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penelitian ini menggunakan
Lebih terperinciLANDASAN TEORI. Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Tinjauan Umum Menurut Supriyadi dan Muntohar (2007) dalam Perencanaan Jembatan Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan mengumpulkan data dan informasi
Lebih terperinciI.1 Latar Belakang I-1
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Berbagai jenis struktur, seperti terowongan, struktur atap stadion, struktur lepas pantai, maupun jembatan banyak dibentuk dengan menggunakan struktur shell silindris.
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH RAKE ANGLE TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA EXCAVATOR BUCKET TEETH MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA
C.7 ANALISIS PENGARUH RAKE ANGLE TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA EXCAVATOR BUCKET TEETH MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA Sumar Hadi Suryo 1, Hendrawan Surya Hadijaya 2, Moch. Fihki Fahrizal 3 Department
Lebih terperinciPENGARUH BENTUK TAKIKAN (NOTCHED) PADA POROS BAJA KARBON ST. 60 AKIBAT BEBAN TARIK
PENGARUH BENTUK TAKIKAN (NOTCHED) PADA POROS BAJA KARBON ST. 60 AKIBAT BEBAN TARIK Hendri Nurdin (1), Mulianti (1) (1) Dosen Jurusan Teknik Mesin, FT-UNP ABSTRACT Shaft failure often occurs due to stress
Lebih terperinciBAB 3 MODEL ELEMEN HINGGA
BAB 3 MODEL ELEMEN HINGGA Bab 3 Model Elemen Hingga Pemodelan numerik tumbukan tabung bujursangkar dilakukan dengan menggunakan LS-Dyna. Perangkat lunak ini biasa digunakan untuk mensimulasikan peristiwa-peristiwa
Lebih terperinciStruktur Baja 2. Kolom
Struktur Baja 2 Kolom Perencanaan Berdasarkan LRFD (Load and Resistance Factor Design) fr n Q i i R n = Kekuatan nominal Q = Beban nominal f = Faktor reduksi kekuatan = Faktor beban Kombinasi pembebanan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Model tabung gas LPG dibuat berdasarkan tabung gas LPG yang digunakan oleh
III. METODE PENELITIAN Model tabung gas LPG dibuat berdasarkan tabung gas LPG yang digunakan oleh rumah tangga yaitu tabung gas 3 kg, dengan data: Tabung 3 kg 1. Temperature -40 sd 60 o C 2. Volume 7.3
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG
STUDI KONFIGURASI LAS SUDUT PADA STRUKTUR BAJA YANG MEMIKUL MOMEN SEBIDANG BERDASARKAN SPESIFIKASI SNI 03 1729 2002 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG Elfrida Evalina NRP
Lebih terperinciFaktor Intensitas Tegangan Pada Part Through Crack Untuk Kasus Surface Crack Dengan Metode Elemen Hingga
JURNA TEKNIK MESIN Vol. 5, No., Oktober 3: 48 55 Faktor Intensitas Tegangan Pada Part Through Crack Untuk Kasus Surface Crack Dengan Metode Elemen Hingga Wajan Berata Dosen Fakultas Teknologi Industri,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lab. Mekanika Struktur Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung untuk mensimulasikan kemampuan tangki toroidal penampang
Lebih terperinciANALISA LENTURAN DAN KONSENTRASI TEGANGAN PADA PELAT SISI AKIBAT BEBAN SISI DAN VARIASI JARAK GADING DENGAN METODE ELEMEN HINGGA
ANALISA LENTURAN DAN KONSENTRASI TEGANGAN PADA PELAT SISI AKIBAT BEBAN SISI DAN VARIASI JARAK GADING DENGAN METODE ELEMEN HINGGA Nama : Teguh Putranto NRP : 4108100063 Dosen Pembimbing : Ir. Asjhar Imron,
Lebih terperinci\ / BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Bahan. Spesimen uji yang digunakan pada pengujian ini adalah kayu kamfer. 1. UjiTarik
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Spesimen uji yang digunakan pada pengujian ini adalah kayu kamfer. 1. UjiTarik Spesimen uji dibuat dengan memenuhi standar (American Standart for Testing Material) Wood
Lebih terperinciANALISA UMUR KELELAHAN PADA BOTTOM PLATE FPSO DENGAN METODE ELASTIC PLASTIC FRACTURE MECHANICS BERBASIS KEANDALAN
HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR MO.091336 ANALISA UMUR KELELAHAN PADA BOTTOM PLATE FPSO DENGAN METODE ELASTIC PLASTIC FRACTURE MECHANICS BERBASIS KEANDALAN KHUSNUL ABDI NRP. 4306 100 072 Dosen Pembimbing Murdjito,
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mekanika Struktur Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan
Lebih terperinciPERENCANAAN FIXED TRIPOD STEEL STRUCTURE JACKET PADA LINGKUNGAN MONSOON EKSTRIM
PERENCANAAN FIXED TRIPOD STEEL STRUCTURE JACKET PADA LINGKUNGAN MONSOON EKSTRIM Edwin Dwi Chandra, Mudji Irmawan dan Murdjito Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi
Lebih terperinciSUSTAINABLE PRODUCT DESIGN FOR MOTOR CYCLE CAST WHEEL USING FINITE ELEMENT APPLICATION AND PUGH S CONCEPT SELECTION METHOD
SUSTAINABLE PRODUCT DESIGN FOR MOTOR CYCLE CAST WHEEL USING FINITE ELEMENT APPLICATION AND PUGH S CONCEPT SELECTION METHOD Case Study: Deciding the Optimum Number of Motor Cycle Cast Wheel Willyanto Anggono
Lebih terperinciPENDAHULUAN PERUMUSAN MASALAH. Bagaimana pengaruh interaksi antar korosi terhadap tegangan pada pipa?
PENDAHULUAN Korosi yang menyerang sebuah pipa akan berbeda kedalaman dan ukurannya Jarak antara korosi satu dengan yang lain juga akan mempengaruhi kondisi pipa. Dibutuhkan analisa lebih lanjut mengenai
Lebih terperinciAnalisis Desain Struktur Integritas Single Point Mooring (SPM) DWT PT. Pertamina (Persero) Terminal BBM Tuban Dengan Metode Elemen Hingga
TUGAS AKHIR Analisis Desain Struktur Integritas Single Point Mooring (SPM) 35.000 DWT PT. Pertamina (Persero) Terminal BBM Tuban Dengan Metode Elemen Hingga Bagus Wijanarto - 4211105015 Pembimbing : Edi
Lebih terperinciANALISIS ELEMEN HINGGA UNTUK FAKTOR KONSENTRASI TEGANGAN PADA PELAT ISOTROPIK BERLUBANG DENGAN PIN-LOADED
Analisis Elemen Hingga Untuk Faktor Konsentrasi Tegangan Pada Pelat Isotropik Berlubang ANALISIS ELEMEN HINGGA UNTUK FAKTOR KONSENTRASI TEGANGAN PADA PELAT ISOTROPIK BERLUBANG DENGAN PIN-LOADED Dwi Hartini
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini, analisis yang dilakukan menggunakan metode elemen
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisis Dalam penelitian ini, analisis yang dilakukan menggunakan metode elemen hingga atau Finite Element Method (FEM) dengan software ANSYS 10. Tabung 3 kg yang dimodelkan
Lebih terperinciPengaruh Korosi Tulangan Balok Beton Bertulang Terhadap Kuat Lentur Berbasis Waktu Dengan Menggunakan Software LUSAS
Pengaruh Korosi Tulangan Balok Beton Bertulang Terhadap Kuat Lentur Berbasis Waktu Dengan Menggunakan Software LUSAS Agus Apriyanto, Mudji Irmawan, Ir, MS. 2, dan Endah Wahyuni, ST, MSc, PhD. 3 Jurusan
Lebih terperinciANALISA RESPON HARMONIK STRUKTUR POROS PROPELLER KAPAL MENGGUNAKAN ANSYS WORKBENCH 14.5
ANALISA RESPON HARMONIK STRUKTUR POROS PROPELLER KAPAL MENGGUNAKAN ANSYS WORKBENCH 14.5 Wahyu Nirbito 1),, Triwahyu Rahmatu Januar 1)* 1) Fakultas Teknik, Depok, Indonesia *Kontak penulis Tel: +62 8569136764
Lebih terperinciAnalisa Faktor Intensitas Tegangan Modus I pada Compact Tension Specimen 2D dan 3D dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga
Analisa Faktor Intensitas Tegangan Modus I pada Compact Tension Specimen D dan 3D dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga Agus Sigit Pramono, I Wajan Berata, Agus umiawan, aboratorium Mekanika Benda Padat,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Statika rangka Dalam konstruksi rangka terdapat gaya-gaya yang bekerja pada rangka tersebut. Dalam ilmu statika keberadaan gaya-gaya yang mempengaruhi sistem menjadi suatu obyek
Lebih terperinciStudi Kekuatan Spur Gear Dengan Profil Gigi Cycloid dan Involute
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Studi Kekuatan Spur Gear Dengan Profil Gigi Cycloid dan Involute Novreza Aditya Taufan dan Agus Sigit Pramono Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri,
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Dasar Mesin Pencacah Rumput
BAB II DASAR TEORI 2.1 Prinsip Dasar Mesin Pencacah Rumput Mesin ini merupakan mesin serbaguna untuk perajang hijauan, khususnya digunakan untuk merajang rumput pakan ternak. Pencacahan ini dimaksudkan
Lebih terperinciKomparasi Bentuk Daun Kemudi terhadap Gaya Belok dengan Pendekatan CFD
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 G-104 Komparasi Bentuk Daun Kemudi terhadap Gaya Belok dengan Pendekatan CFD Prima Ihda Kusuma Wardana, I Ketut Aria Pria Utama Jurusan Teknik Perkapalan,
Lebih terperinciPERHITUNGAN IKATAN ANGIN (TIE ROD BRACING )
PERHITUNGAN IKATAN ANGIN (TIE ROD BRACING ) [C]2011 : M. Noer Ilham Gaya tarik pada track stank akibat beban terfaktor, T u = 50000 N 1. DATA BAHAN PLAT SAMBUNG DATA PLAT SAMBUNG Tegangan leleh baja, f
Lebih terperinciSTUDI NUMERIK POLA GESER BLOK ALTERNATIF PADA SAMBUNGAN UJUNG BATANG TARIK PROFIL T
STUDI NUMERIK POLA GESER BLOK ALTERNATIF PADA SAMBUNGAN UJUNG BATANG TARIK PROFIL T Hendy Wijaya 1 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Tarumanagara Jakarta rm.hendy@yahoo.com ABSTRAK Geser blok merupakan
Lebih terperinciLAPORAN HASIL PENELITIAN FUNDAMENTAL TAHUN ANGGARAN 2010
TEKNIK MESIN LAPORAN HASIL PENELITIAN FUNDAMENTAL TAHUN ANGGARAN 2010 Hubungan Kontraksi Lateral, Ketebalan Material dan Kondisi Siklus Beban Terhadap Kondisi Tegangan Sisa di Depan Ujung Retak Oleh: Dr.
Lebih terperinciV. BATANG TEKAN. I. Gaya tekan kritis. column), maka serat-serat kayu pada penampang kolom akan gagal
V. BATANG TEKAN Elemen struktur dengan fungsi utama mendukung beban tekan sering dijumpai pada struktur truss atau frame. Pada struktur frame, elemen struktur ini lebih dikenal dengan nama kolom. Perencanaan
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR BALOK NON PRISMATIS MENGGUNAKAN METODE PERSAMAAN SLOPE DEFLECTION
ANALISIS STRUKTUR BALOK NON PRISMATIS MENGGUNAKAN METODE PERSAMAAN SLOPE DEFLECTION Agus Setiawan Civil Engineering Department, Faculty of Engineering, Binus University Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah,
Lebih terperinci