Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2014 Volume 19 Nomor 2

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2014 Volume 19 Nomor 2"

Transkripsi

1 Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2014 Volume 19 Nomor 2 93 KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL SISWA KELAS VII SMP Oleh Muhammad Isa* *Drs. Muhammad Isa, M.Pd adalah Dosen dpk pada FKIP Univeritas Serambi Mekkah Abstrak Pertidaksamaan linear satu variabel merupakan salah satu materi yang diajarkan di tingkat-tingkat SMP atau MTsN. Materi ini diharapkan dapat dipahami dan dikuasai dengan baik, namun pada kenyataannya masih banyak siswa yang belum memahami materi tersebut dikarenakan kurangnya pemahaman siswa terhadap penerapan sifat-sifat pertidaksamaan. Adapun permasalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kemampuan menyelesaikan soal pertidaksamaan linear satu variabel siswa kelas VII SMP N 3 Ingin Jaya, sedangkan tujuannya adalah untuk menelaah kemampuan siswa dalammenyelesaikan soal pertidaksamaan linear satu variabel. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP N 3 Ingin Jaya yang terdiri dari 7 kelas yang berjumlah 196 siswa, sedangkan sampel yang diambil adalah kelas VII 1 yang berjumlah 28 siswa. Pengumpulan data dilakukan melalui tes yang berupa soal berbentuk uraian sebanyak 15 butir soal, setelah seluruh data terkumpul data diolah dengan menggunakan statistik-t dengan kriteria ujipihak kiri pada taraf signifikan α = 0,05 dan dk = 27. Hasil pengolahan data dan analisis data dapat disimpulkan bahwa kemampuan menyelesaikan soal pertidaksamaan linear satu variabel siswa SMP N 3 Ingin Jaya Aceh Besar belum mencapai standar ketuntasan. Kata Kunci : Kemampuan Menyelesaikan Soal, Pertidaksamaan Linear Satu Variabel PENDAHULUAN Matematika mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia sebab matematika sebagai ilmu adalah merupakan bahasa atau alat untuk menyelesaikan masalah masalah sosial, ekonomi, fisika, kimia dan teknik. Namun banyak siswa yang menganggap bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit padahal matematika sangat diperlukan didalam kehidupan. Menurut Abdurahman (2003:250). Matematika merupakan ilmu yang mendasari perkembangan teknologi modrn, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan mengembangkan daya pikir manusia Menurut Depdiknas (2005:345). Matematika juga merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di tiap tiap tingkat satuan pendidikan. Pendidikan matematika dapat membentuk kemampuan berfikir logis, analisis, sistematis, kritis, dan kreatif agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memamfaatkan informasi guna meningkatkan perbaikan kehidupan. Demikian pentingnya peranan matematika sehingga perlu diajarkan pada setiap jenjang pendidikan misalnya: SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi. Memperhatikan pentingnya peran matematika seperti disebutkan diatas, maka dalam mempelajari matematika siswa disiapkan melalui suatu proses pembelajaran agar mereka dapat mengetahui, memahami dan menguasai materi atau bahan ajar matematika. Namun demikian pada kenyataannya bahwa tidak semua siswa dapat mengetahui bagaimana belajar matematika, banyak siswa tidak memahami dengan benar materi yang telah diajarkan dikelas dan banyak siswa yang tidak menguasai konsep-konsep dari materi matematika disampaikan oleh gurunya. Oleh karena itu siswa hanya mempelajari begitu saja sehingga pemahaman siswa terhadap

2 Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2014 Volume 19 Nomor 2 94 pelajaran matematika jauh dari apa yang diharapkan. Salah satu materi pelajaran yang diajarkan di SMP adalah Pertidaksamaan Linear Satu Variabel. Diantara tujuan yang ingin dicapai melalui pengajaran materi ini adalah siswa diharapkan mampu menyelesaikan soal soal pertidaksamaan linear dengan satu variabel dalam berbagai bentuk penyajian baik dalam bentuk soa yang abstrak maupun dalam bentuk soal cerita, oleh karena itu, guru memiliki peran yang sangat penting untuk melatih dan menjelaskan kepada siswa tentang bentuk bentuk soal soal serta penyelesaian pertidaksamaan linear satu variabel tersebut. Secara umum materi pertidaksamaan linear satu variabel bukanlah materi yang sulit namun, namun karena kurangnya pemahaman siswa terhadap penerapan sifat- sifat pertidaksamaan dan juga masih ada siswa yang kurang kreatif dan aktif dalam mengerjakan soal latihan yang diberikan sehingga materi tersebut menjadi sulit. Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul Kemampuan Menyelesaikan Soal Pertidaksamaan linear satu variabel siswa SMP Negeri 3 Ingin Jaya. Sesuai dengan latar belakang yang telah disampaikan maka rumusan permasalahan yang di ajukan adalah Bagaimana Kemampuan Menyelesaikan Soal Pertidaksamaan linear satu variabel siswa kelas 1 SMP Negeri 3 Ingin Jaya Aceh Besar. Setiap penelitian dilakukan pasti memiliki tujuan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam Menyelesaikan Soal Pertidaksamaan linear satu variabel pada siswa Kelas 1 SMP Negeri 3 Ingin Jaya Aceh Besar. Menurut Arikunto (2000:14): anggapan dasar merupakan suatu pernyataan yang tidak perlu diteliti kebenarannya. Adapun anggapan dasar dalam penelitian ini adalah: a. Pertidaksamaan linear satu variabel ada pada kurikulum yang diajarkan di SMP Negeri 3 Ingin Jaya Aceh Besar. b. Semua siswa kelas V11 mendapatkan materi pertidaksamaan linear satu variabel. c. Siswa dianggap berhasil terhadap materi pertidaksamaan linear satu variabel apabila menguasai lebih atau sama dengan 65% dari materi yang diajarkan. Sudarato (2002:115): mengemukakan bahwa: Hipotesis adalah pendapat atau kesimpulan sementara, dengan kata lain, suatu pendapat yang kita gunakan untuk menangkap kenyataan kebenarandari suatu hal yang belum terbukti kebenarannya. Adapun hipotesisi dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa SMP Negeri 3 Ingin Jaya dalam menyelesaikan soal pertidaksamaan linear satu variabel belum mencapai standar yang diinginkan. Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat: a. Sebagai bahan masukan bagi penulis sendiri dan juga bagi guru matematika dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran matematika dengan cara mencari jalan keluar dalam mengatasi kesulitan siswa menyelesaikan PtLSV. b. Siswa dapat lebih terampil dalam menyelesaikan PtLSV. c. Sebagai informasi bagi lembaga terkait dalam upaya meningkatkan kualitas guru matematika dan mutu pendidikan. A. Tujuan Pembelajaran Matematika Di SMP Pada hakikatnya pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan manusia untuk meningkatkan taraf hidup kearah yang lebih sempurna.disamping itu pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dinamis yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan fisik, mental, etika dan seluruh aspek dalam kehidupan manusia. Definisi atau ungkapan mengenai pengertian matematika yang dikemukakan oleh para pakar matematika sangat beragam. Secara etimologis matematika berarti ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar. Herman Hudojo(2005: 103) menyatakan, matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan atau menelaah bentuk-bentuk atau sruktur-struktur abstrak dan hubungan-hubungan di antara hal-hal itu. James dan Jemes (Erman Suherman,2001:18) menyatakan, matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep- konsep yang berhubungan satu dengan yang lain dengan

3 Muhammad Isa, Kemampuan Menyelesaikan Soal Pertidaksamaan Linear Satu Variabel 95 jumlah yang banyak yang terbagi kedalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis, dan geometri. Tujuan umum diberikan matematika kepada anak didik sejak dari sekolah dasar sampai sekolah menengah atas adalah seperti yang tercantum dalam kurikulum 2004 (Depdiknas) yaitu :Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan. 1. Mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen original rasa ingin tau membuat membuat prediksi dan dugaan serta mencoba coba 2. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah 3. Mengembangkan kemampuan menyampaikan imformasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui, pembicaraan lisan, grafik, peta diagram dan menjelaskan gagasan. Adapun tujuan khusus pengajaran matematika di SMP menurut Depdiknas (2006:6) adalah : 1. Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan, ekspolarasi, menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsisten dan inkonsisten. 2. Mengembangkan aktifitas kreatif yang mengembangkan imajinasi, intuisi dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran yang divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan sementaraserta mencoba- coba. 3. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah 4. Mengembangkan kemampuan menyampaikan imformasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, catatan, diagram dalam menyelesaikan masalah. Tujuan pendidikan dan pengajaran matematika di SMP sebagai mana yang dimuat dalam kurikulumsatuan pendidikan (Departemen Pendidikan Nasional 2006:346) adalah: 1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antara konsep dan mengaplikasikan konsep atau logaritma secar luwes, akurat, efisien dantepat dalam pemecahan masalah 2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan penjelasan matematika 3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,merancang model matematika, menyelesaika model dan menafsirkan solusi yang diperoleh 4. Mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, table, diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah 5. Memiliki sikap menhargai kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Dari kutipan tadi jelaslah bahwa tujuan diberikan matematika di SMP adalah untuk membentuk sikap befikir logis, cermat kreatif dan disiplin kepada siswa juga untuk mempersiapkan siswa dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi juga berguna untuk membantu siswa mempelajari ilmu ilmu lain. Mengingat pentingnya matematika dalam berbagai bidang kehidupan maka perlu diperhatikan mutu pelajaran bidang study matematika yang di ajarkan disetiap jenjang dan jenis pendidikan, disini tentunya guru memegang peranan penting dalam mentransfer ilmu matematikanya kepada anak didik, agar mereka mampu mengatasi semua persoalan yang ada dalam metamatika yang diajarkan di SMP tersebut. B. Pengertian Kemampuan Belajar Matematika Dalam kehidupan sehari hari setiap manusia melaksanakan segala kegiatan dalam upaya mempertahankan kelangsungan hidup. Merupakan cara atau usaha pribadi manusia untuk membuktikan kemampuan dalam hidupnya. Hal ini tidak terlepas dari kemampuan yang dimiliki individu tersebut. Kemampuan dapat di miliki dan diperoleh berdasarkan belajar dan pengalaman dari berbagai peristiwa yang di alami. Menurut Hasan Alwi dkk (2002:707) kemampuan berasal dari kata dasar mampu yang artinya kuasa (sanggup, bisa, dapat), Dari definisi tersebut dapat dipahami bahwa kemampuan merupakan suatu kesanggupan yang dimiliki oleh setiap manusia dalam melakukan serta memahami suatu objek atau pekerjaan yang

4 Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2014 Volume 19 Nomor 2 96 sederhana yang dihadapi. Menurut Robert, M. Gagne (2003:69): kemampuan adalah kacakapan untuk melakukan suatu tugas khusu dalam kondisi yang telah ditentukan. Apabila dikaitkan dengan pembelajaran, kemampuan khusus yang dimaksud adalah kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas dari guru, misalnya kemampuan mengerjakan latihan, ulangan maupun tugas lainnya. Menurut Robert (2003:70): kemampuan didefinisikan sebagai perwujudan pengetahuan, ketrampilan dan nilai dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah kopetensi mandasar yang perlu dimiliki siswa yang mempelajari lingkup materi tertentu dalam suatu mata pelajaran pada jenjang tertentu. Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan setiap siswa dapat ditempuh melalui jenjang pendidikan dengan cara belajar yang intensif untuk dapat menghadapi dan memecahkan persoalan belajar. Dengan demikian bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula tingkat kemampuan yang di peroleh. Maka dalam penelitian ini, untuk melihat kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal pertidaksamaan linear satu variabel dianggap berhasil apabila nilai rata-rata 65. C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Belajar Pada dasarnya semua anak didik berusaha untuk mencapai prestasi belajar semaksimal mungkin. Dalam kenyataan tidak semua anak didik mencapai prestasi belajar sebagaimana yang diharapkan. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang ada pada dirinya yaitu IQ, bakal, minat dan sebagainya, serta tidak tertutup kemungkinan disebabkan oleh faktor yang berada di luar dirinya seperti latar belakang tempat tinggal, keadaan ekonomi dan dorongan orang tua. Secara garis besar ada dua faktor yang mempengaruhi kemampuan belajar siswa, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. a. Faktor Intern Faktor intern merupakan faktor yang sumbernya berasal dari dalam diri seseorang, faktor tersebut meliputi faktor fisiologis dan psikologis. 1. Faktor fisiologis Faktor fisiologis merupakan salah satu faktor yang berasal dari diri seseorang yang menyangkut dengan keadaan jasmani. Faktor fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap belajar seseorang. Seseorang yang sehat jasmaninya akan berlainan dengan orang yang kurang sehat jasmaninya. 2. Faktor psikologis Faktor psikologis adalah salah satu faktor yang berasal dari dalam diri seseorang yang menyangkut jiwa dan keadaan rohani, yang termasuk ke dalam faktor psikologis antara lain : a) Kecerdasan inteligensi Inteligensi kecerdasan di definisikan sebagai kemampuan dasar seseorang yang dibawa sejak lahir, untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan atau kemampuan seseorang memecahkan suatu masalah, b) Minat Minat adalah keinginan seseorang untuk menyenangi suatu objek dan dari objek dan dari objek tersebut dapat menimbulkan hasrat untuk terus ingin mencapainya. c) Bakat Bakat merupakan salah satu potensi yang ada pada diri seseorang yang dapat dikembangkan melalui proses belajar, setiap individu mempunyai bakat, faktor bakat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dalam belajar. b. Faktor Ekstern Faktor ekstern adalah faktor yang berada di luar diri siswa yang meliputi lingkungan-lingkungan sosial, seperti : 1) Lingkungan Keluarga Lingkungan keluarga adalah tempat pertama anak mengenal dan mengecap pendidikan dari orang tua, karena di lingkungan inilah anak belajar segala sesuatu yang memungkinkan ia tumbuh dan berkembang keadaan ekonomi dart suasana dalam keluarga atau kebiasaankebiasaan yang dihadapi dalam keluarga mempunyai pengaruh bagi kemajuan belajarnya kelak.

5 97 2) Lingkungan Sekolah Sekolah merupakan sarana pendidikan formal yang mempunyai peranan penting C. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah semua dalam Muhammad menentukan Isa, Kemampuan prestasi belajar Menyelesaikan siswa. Soal Pertidaksamaan alat yang digunakan Linear Satu untuk Variabel mengumpulkan, Lingkungan sekolah yang baik dapat memeriksa atau menyelidiki suatu masalah. mendorong siswa belajar lebih giat, Menurut hasan alwi (2002:437) instrumen sedangkan lingkungan sekolah yang penelitian adalah suatu sasaran peneliti berupa kurang baik dapat menyebabkan seperangkat tes tertentu untuk mengumpulkan kegairahan siswa dalam belajar akan berkurang. 3) Lingkungan Masyarakat data sebagai bahan pengolahan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Tes ini digunakan Lingkungan masyarakat merupakan untuk menelaah kemampuan siswa lembaga nonformal yang juga disebut menyelesaikan soal soal pertidaksamaan sebagai faktor eksternal yang linear satu variabel di SMP. Amir dalam berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Di dalam lingkungan masyarakat terdapat berbagai ragam dengan latar belakang sosial budaya yang berbeda-- beda, lingkungan masyarakat yang tidak Suharsimi (2007:32) mengatakan bahwa : tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data data atau keterangan keterangan yang di inginkan seseorang dengan cara boleh dikatakan tepat mendukung dengan sendirinya akan dan cepat mempengaruhi perkembangan anak dalam belajar yang juga mengakibatkan menurunnya prestasi anak tersebut. METODA PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian Sehubungan dengan tujuan penelitian pada bab 1 maka untuk mendapatkan hasil tentang kemampuan siswa menyelesaikan soal soal pertidaksamaan linear dengan satu variabel penulis mengadakan penelitian di SMP Negeri 3 Ingin Jaya yang berlokasi di Jl. Banda Aceh Blang Bintang, desa Siron Aceh Besar. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan siswa menyelesaikan soal soal pertidaksamaan linear satu variabel. B. Populasi Dan Sampel Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, sedangkan sampel adalah sebagian dari keseluruhan yang diteliti (salasih,2002:2). Yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 3 Ingin Jaya, sedangkan sampel dari populasi tersebut adalah siswa kelas V11 1 untuk menentukan besarnya populasi dalam penelitian tersebut menurut Arikunto (2000:107) mengemukakan bahwa Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diamati semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya lebih besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. D. Metode Pengumpulan Data Pada tahapan pengumpulan data ini, data akan dikumpulkan secara kuantitatif Jadi instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada tes. Tes berbentuk uraian sebanyak 15 soal, Saat tes diberikan kepada siswa yang menjadi sampel penelitian dikerjakan dengan waktu 2 x 40 menit. Skor yang diberikan untuk setiap butir soal berbeda, disesuaikan dengan tingkat kesulitan soal. Total skor yang diberikan adalah 100. E. Metode Pengolahan Data Data yang di olah merupakan jawaban siswa terhadap soal yang diberikan, untuk keperluan analisis tersebut, maka terlebih dahulu di tentukan rata rata x dan standar deviasi S atau tafsiran simpangan baku sampel. Rata rata x menurut Sudjana (2002:70) dihitung dengan rumus x fixi fi Dengan deviasi (S 2 ) standar menurut Sudjana (2002:95) dihitung dengan rumus : fi ( xi x )2 S 2 = n 1 Selanjutnya untuk menguji normalitas data, digunakan statistik chi kuadrat. Adapun rumus chi kuadrat yang dikemukakan sudjana (2005:273) adalah :

6 Jurnal Serambi Ilmu, Edisi September 2014 Volume 19 Nomor 2 98 k x 2 = (O i E i ) E i i=1 Untuk pengujian digunakan dk = (k 3) dengan kriteria penguji adalah tolak HO jika x 2 x 2 (1-) (k 1) dengan = taraf nyata untuk pengujian. F. Pengujian hipotesis. Statistik yang digunakan dalam penelitian ini adistribusi student, maka rumus yang dipakai menurut sudjana (2005:227) yaitu : t = x μ o S/ n Dengan kriteria penguji hipotesis adalah tolak H O jika t hitung t (1-) dan terima Ho jika berharga lainnya. Dengan derajat kebebasan untuk taraf distribusi t adalah dk = n 1 dengan peluang (1-). Perumusan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternative (Ha) dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Ho : µ µ o (kemampuan dalam menyelesaikan soal soal pertidaksamaan linear satu variabel siswa SMP Negeri 3 Ingin Jaya sudah mencapai standar ketuntasan) Ha : µ < µ o (kemampuan dalam menyelesaikan soal soal pertidaksamaan linear satu variabel siswa SMP Negeri 3 Ingin Jaya belum mencapai standar ketuntasan) Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji pihak kiri pada taraf nyata α = 0,05 dengan dk = ( n 1 ). Kriteria pengujian hipotesis adalah menolak Ho jika t t (1 α ), dengan t ( 1 - α ) didapat dari derajat distribusi student t menggunakan peluang ( 1 - α ) dan dk = ( n 1 ). Untuk t > t (1 - α), hipotesis Ho diterima. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengumpulan Data Bab ini menguraikan hasil penelitian yang telah dilakukan pada siswa SMP N 3 Ingin Jaya Aceh Besar tahun pelajaran 2013/2014 yang telah dilaksanakan dari tanggal 1 sampai 9 Oktober Sesuai dengan metode pengolahan data pada bagian III, maka data akan diolah berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Adapun data yang diperoleh dari hasil penelitian adalah sebagai berikut: B. Pengolahan Data 1. Menghitung nilai rata rata ( x ), varians (S 2 ) dan simpangan baku (S) Pengolahan data untuk tes kemampuan siswa menyelesaikan soal pertidaksamaan linear satu variabel kelas VII SMP N 3 Ingin Jaya tahun pelajaran 2013/2014 berdasarkan data yang telah terkumpul dalam bentuk tabel adalah sebagai berikut: Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Dari Nilai Tes Siswa SMP N 3 Ingin Jaya Untuk Mengetahui Nilai Rata Rata Dan Standar Deviasi. Skor siswa f i x i f ix i x i - x (x i x ) 2 f i (x i x ) ,5 76,5-37, , , , ,29 639, , ,5 247,5-13,29 176,62 883, ,5 307,5-1,29 1,66 8, ,5 367,5 10,71 114,7 573, , ,71 515,7 4125,6 Jumlah , ,3 Berdasarkan tabel tersebut didapat nilai rata - rata sebagai berikut: x fi. xi fi

7 x = 28 x = 62,79 S 2 = 1799,5 S = S = 42,42 Muhammad Isa, Kemampuan Menyelesaikan Soal Pertidaksamaan Berdasarkan Linear perhitungan Satu Variabel diperoleh x = 62,79 dan s = 42,42 Selanjutnya menentukan batas - batas interval, untuk menghitung luas dibawah kurva normal, bagi tiap interval batas kelas ke Jadi, nilai rata rata siswa kelas VII dalam satu di batasi oleh 19,5 dan 31,5 atau dalam menyelesaikan soal pertidaksamaan linear satu angka standar z score dibatasi oleh -1,02 dan - xi x variable adalah x = 62,79, selanjutnya 0,74 dengan z score =.Jika dengan s menghitung standar deviasi sebagai berikut: perhitungan yang sama dilakukan untuk kelas S 2 fi ( xi x )2 = interval lainnya, maka diperoleh : n 1 S 2 = 48586, Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Uji Normalitas Sebaran Data Nilai Tes Siswa SMP N 3 Ingin Jaya. Interval Batas kelas ( x ) Z score Batas daerah Luas daerah Frekuensi harapan (Ei) Frekuensi diamati (Oi) 19,5-1,02 0, ,0757 2, ,5-0,74 0, ,0968 2, ,5-0,45 0, ,1061 2, ,5-0,17 0, ,0237 0, ,5 0,11 0, ,1079 3, ,5 0,39 0, ,1001 2, ,5 0,68 0,2518 k x 2 = (O i E i ) x 2 = E i i=1 ( 3 2,12 )2 2,12 ( 5 0,66 )2 ( 5 3,02 )2 0,66 x 2 = 27,04 3,02 ( 2 2,71 )2 2,71 ( 8 2,80 )2 2,80 ( 5 2,97 )2 2,97 0,77 0,50 4,12 18,84 3,92 2,12 2,71 2,97 0,66 3,02 2,80 x 2 = 0,36 0,18 1,39 28,54 1,3 9,66 x 2 = 41,43. Dengan taraf signifikan α = 0,05 dan banyak kelas 6, maka derajat kebebasan dk = ( k 3 ) = 6 3 = 3 maka tabel ini di peroleh x 2 (1 α )( k 1) = x 2 (0,95)(3) = 7,81. Dari hasil penelitian ini di peroleh x 2 hitung > x 2 tabel yaitu 41,43 > 7,81 maka dapat disimpulkan bahwa sebaran data dari kemampuan menyelesaikan soal-soal pertidaksamaan inear satu variabel siswa kelas VII SMP N 3 Ingin Jaya menolak Ho dan menerima Ha sehingga dapat disimpulkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal pertidaksamaan linear satu variabel belum mencapai standar ketuntasan. C. Tinjauan Terhadap Hipotesis. Untuk pengujian hipotesis pada penelitian ini, penelitian diuji dengan menggunakan statistik t, pada taraf signifikan α = 0,05. Hipotesis itu akan di uji dengan menggunakan uji pihak kiri. Selanjutnya dari hasil pengolahan data dengan n = 28, x = 62,79 dan s = 42,42. Berdasarkan hipotesis maka dalam penelitian ini diambil nilai µ o = 65 yang merupakan nilai standar ketuntasan yang telah ditetapkan. Pengujian hipotesis

8 100 dengan menggunakan uji-t adalah sebagai berikut: t = x µo S n t = 62, ,42 28 t = 2,21 8,02 t = -0,28 Pada taraf signifikan α = 0,05 dan dk = n 1= 6 1 = 5, maka di daftar distribusi t di dapat t (0,95)(5) = 2,02. Karena t hitung < t tabel yaitu -0,28 < 2,02, maka terjadi penolakan terhadap Ho dengan demikian Ha diterima. Sehingga hipotesis dalam penelitian ini menyatakan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal pertidaksamaan linear satu variabel belum mencapai standar ketuntasan. D. Pembahasan Berdasarkan data diatas dengan taraf signifikan α = 0,05 dan derajat kebebasan dk = n 1 = 28 1 =27, dari daftar distribusi t didapat t (0,95) (27) = 1,70. Karena -0,28 < 1,70 maka sesuai dengan kriteria pengujian pihak kiri sebagai dikemukakan oleh Sudjana ( 2005: 232) yaitu Kriteria pengujian didapat dari daftar distribusi student t dengan dk = n 1 dan peluang = 1- α. jadi tolak H 0 jika t hitung t (1-) dan terima H a. Dengan demikian H a diterima dan H o ditolak sehingga hipotesis yang berbunyi: kemampuan menyelesaikan soal pertidaksamaan linear satu variabel siswa kelas VII SMP N 3 Ingin Jaya Aceh Besar belum mencapai standard ketuntasan. Diterima. Bila dilihat dari hasil tes yang diperoleh, terlihat bahwa pada umumnya siswa masih kurang mampu dalam memahami penerapan sifat-sifat pertidaksamaan dengan baik, hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut: Misalkan kita ambil soal no 2c yaitu 3x 17 < 5x 3 3x < 5x x < 5x 14 3x 5x < 5x 5x 14-2x < -14-2x x -½ < -14 x -½ X < 7 Sesuai dengan ketentuan dari sifat pertidaksamaan apabila kedua ruas dikalikan atau dibagi dengan bilangan bulat negative maka terjadi perubahan tanda dari x < 7 menjadi x > 7). Sebagian siswa menjawab dengan benar dan ada juga sebagian yang menjawab salah. Kemudian pada soal no 4 yaitu soal cerita tidak ada satupun siswa mampu mendifinisikan apa yang di jabarkan pada soal cerita tersebut itu dikarenakan siswa belum mampu memahami soal pertidaksamaan dalam bentuk cerita. Setelah pengujian hipotesis, ternyata siswa kelas VII SMP N 3 ingin jaya belum mampu menyelesaikan soal-soal pertidaksamaan linear satu variabel. Hal ini dapat dilihat dari nilai standar yang di berikan dalam penelitian ini karena nilai 65 merupakan penguasaan 65 % dari penguasaan materi pertidaksamaan linear satu variabel tersebut. Secara umum siswa kelas VII SMP N 3 ingin jaya belum sepenuhnya menguasai materi pertidaksamaan linear satu variabel. Namun tak dapat dipungkiri bahwa ada beberapa siswa yang sudah menguasai materi pertidaksamaan linear satu variabel dan hal ini dapat dibuktikan dari 28 siswa kelas VII 1 terdapat 15 siswa yang mendapat nilai diatas 65. Proses penelitian ini berjalan dengan lancar dan sesuai dengan prosedurnya, seperti materi yang diberikan telah diajarkan oleh guru yang bersangkutan. Seperti yang sudah kita ketahui bersama bahwa dasar pelajaran ini adalah harus sudah mengetahui tentang pertidaksamaan itu sendiri. Tanpa pemahaman yang memadai akan menghambat proses penyelesaian soal-soal mengenai materi tersebut. Selain itu masih ada siswa yang kurang serius dengan penelitian ini yang mengakibatkan nilai yang mereka perolah bukan nilai yang mutlak. Seperti, dalam penelitian ini waktu yang diberikan adalah 2 x 45 menit atau 2 jam pelajaran. Masih ada siswa yang hanya duduk-duduk saja bukan langsung menjawab soal yang telah diberikan, Sehingga waktu pengerjaan penyelesaian soal mereka sudah berkurang dan tidak mungkin lagi mereka meminta penambahan waktu karena akan mengakibatkan ketidaktercapaian hasil yang diharapkan dalam proses penelitian ini. Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2014 Volume 19 Nomor 2 KESIIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat kita simpulkan bahwa siswa kelas VII SMP N 3 ingin jaya belum mampu

9 Muhammad Isa, Kemampuan Menyelesaikan Soal Pertidaksamaan Linear Satu Variabel 101 menyelesaikan soal-soal pertidaksamaan linear satu variabel. Hal ini dapat kita lihat dari nilai rata-rata yang diperoleh siswa. Nilai rata-rata yang diperoleh adalah 62,79 sementara nilai standar yang telah ditetapkan adalah 65. Masih sedikit jauh tertinggal dari nilai yang telah ditetapkan. Namun hal ini dapat kita jadikan tolak ukur untuk dijadikan suatu kesimpulan dalam sebuah penelitian sehngga dari jumlah 28 siswa kelas VII khususnya kelas VII 1 hanya 15 siswa yang sudah memenuhi nilai standar dalam penelitian ini. Sudarato, Metode penelitian, Bandung: Rineka Cipta Suharsimi, Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi aksara. Jakarta DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, M pendidikan bagi anak berkesulitan belajar, jakarta: Rineke Cipta Arikunto, Suharsimi. (2000). Dasar dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: bumi Aksara. Candra Himawan, S.Pd Buku Sakti Matematika (Bandung: Kaifa,) Dewi Nurhani, Triwahyuni Matematika Konsep dan Aplikasi Kelas VIII SMP dan MTsN. (Jakarta : Aneka Ilmu, 2008). Djamarah, 1996, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta Rineka Cipta. Hasan Alwi, Kamus besar bahasa indonesia. balai pustaka, jakarta Robert,M. Gagne, Pengertian kemampuan, kemampuan.com Salasi, Stastistik dasar, FKIP USM. Banda Aceh. Simajuntak, Proses Belajar Mengajar. Penerbit Tarsito. Slamet Dalam Djamarah Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta Bina Aksara. Sudjana, Metode Statistika. Bandung Tarsito.

Diajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A

Diajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A -USAHA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERNALAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN BELAJAR SOMATIS, AUDITORI, VISUAL DAN INTELEKTUAL (SAVI) ( PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII SMP N II Wuryantoro)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasar sampai pendidikan menengah,bahkan hingga perguruan tinggi. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. dasar sampai pendidikan menengah,bahkan hingga perguruan tinggi. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan dari pendidikan dasar sampai pendidikan menengah,bahkan hingga perguruan tinggi. Hal ini menunjukkan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL MELAUI MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY. Oleh Yuhasriati 1 Nanda Diana 2

PEMBELAJARAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL MELAUI MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY. Oleh Yuhasriati 1 Nanda Diana 2 PEMBELAJARAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL MELAUI MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY Oleh Yuhasriati 1 Nanda Diana 2 1,2 Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah ABSTRAK Materi sistem persamaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Fatima Dwi Ratna, 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Fatima Dwi Ratna, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang harus diajarkan di sekolah dasar maupun sekolah lanjutan, yang tentunya memiliki peranan penting dalam mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ataupun pendapat sangatlah kurang. Seseorang tidak akan pernah mendapat

BAB I PENDAHULUAN. ataupun pendapat sangatlah kurang. Seseorang tidak akan pernah mendapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini kemampuan seseorang mengkomunikasikan ide, pikiran, ataupun pendapat sangatlah kurang. Seseorang tidak akan pernah mendapat gelar master dan doktor sebelum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelajaran Matematika merupakan wahana yang dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelajaran Matematika merupakan wahana yang dapat digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelajaran Matematika merupakan wahana yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan intelektual. Matematika adalah salah satu cabang ilmu yang penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti belajar

BAB I PENDAHULUAN. Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti belajar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti belajar atau hal yang dipelajari. Matematika dalam bahasa Belanda disebut wiskunde atau ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyempurnaan kurikulum, latihan kerja guru, penyediaan sarana, pengadaan alat

BAB I PENDAHULUAN. penyempurnaan kurikulum, latihan kerja guru, penyediaan sarana, pengadaan alat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, berbagai usaha telah dilakukan oleh pihak yang berkompeten dalam bidang pendidikan antara lain penyempurnaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. didiknya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan berusaha secara terus menerus dan

I. PENDAHULUAN. didiknya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan berusaha secara terus menerus dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus segera direspon secara positif oleh dunia pendidikan. Salah satu bentuk respon positif dunia pendidikan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan, matematika diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam rangka mengembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Di dalam penelitian ini, tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh metode observasi lingkungan alam sekitar

Lebih terperinci

48. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang

48. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang 48. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. semu, karena itu diadakan Pre-test atau tes awal sebelum kegiatan eksperimen. Tabel 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. semu, karena itu diadakan Pre-test atau tes awal sebelum kegiatan eksperimen. Tabel 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. Deskripsi Hasil Penelitian 4.. Deskripsi Hasil Penelitian Variabel 0 (skor tes awal) Kegiatan penelitan ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperiman semu,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di

I. PENDAHULUAN. informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan pemerintah dalam standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah yang dirumuskan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) menyebutkan matematika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, penilitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi pokok lingkaran dengan menggunakan multimedia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan penelitian. Berdasarkan

BAB III METODE PENELITIAN. didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan penelitian. Berdasarkan BAB III METODE PENELITIAN Metode dalam sebuah penelitian dapat diartikan sebagai suatu cara yang didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan penelitian. Berdasarkan buku pedoman penulisan karya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Menurut Syaodih Sukmadinata, N (2005:52) metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi dasar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi. tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.

BAB I PENDAHULUAN. kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi. tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika mempunyai peranan sangat penting dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Matematika juga dapat menjadikan siswa menjadi manusia

Lebih terperinci

Penerapan Metode Drill pada Materi Statistika Kelas VII SMP Negeri 10 Banda Aceh Tahun Pelajaran 2015/2016

Penerapan Metode Drill pada Materi Statistika Kelas VII SMP Negeri 10 Banda Aceh Tahun Pelajaran 2015/2016 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Matematika Volume 1, Nomor 1, Hal 86-97 Agustus 2016 Penerapan Metode Drill pada Materi Statistika Kelas VII SMP Negeri 10 Banda Aceh Tahun Pelajaran 2015/2016 Linil

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Geografi FKIP Unsyiah Volume 2, Nomor 1, Hal 15-25, Februari 2017

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Geografi FKIP Unsyiah Volume 2, Nomor 1, Hal 15-25, Februari 2017 PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN REACT DAN QUANTUM TEACHING DALAM MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI 8 BANDA ACEH Amalia Husna 1, Hasmunir 2, Thamrin Kamaruddin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Pada penelitian ini jenis penelitiannya adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

JSEE - Vol. III, No. 1 April 2015 ISSN : Jurnal Sains Ekonomi dan Edukasi

JSEE - Vol. III, No. 1 April 2015 ISSN : Jurnal Sains Ekonomi dan Edukasi JSEE - Vol. III, No. 1 April 015 ISSN : 35-6719 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI TINDAKAN, PRINSIP DAN MOTIF EKONOMI DI KELAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang maju. Dalam Allah SWT berfirman Q.S. surah Ar-Ra du ayat 11,

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang maju. Dalam Allah SWT berfirman Q.S. surah Ar-Ra du ayat 11, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Peningkatan mutu pendidikan mutlak terus dilaksanakan, terutama untuk menunjang penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi demi mewujudkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar dengan bahasa akhlak dalam menyelesaikan persoalan penjumlahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang diterapkan untuk menghadapi kemampuan siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mempunyai peran penting

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mempunyai peran penting 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Mata pelajaran Matematika perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rosdakarya, 2010), Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), 2.

BAB I PENDAHULUAN. Rosdakarya, 2010), Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sebuah proses kegiatan yang disengaja atas input peserta didik untuk menimbulkan suatu hasil yang diinginkan sesuai tujuan yang ditetapkan. 1 Sebagai

Lebih terperinci

KEMAMPUAN SISWA MEMECAHKAN MASALAH MELALUI STRATEGI MEANS ENDS ANALYSIS PADA MATERI DIFFERENSIAL DI KELAS XI IPA MAN MODEL BANDA ACEH.

KEMAMPUAN SISWA MEMECAHKAN MASALAH MELALUI STRATEGI MEANS ENDS ANALYSIS PADA MATERI DIFFERENSIAL DI KELAS XI IPA MAN MODEL BANDA ACEH. KEMAMPUAN SISWA MEMECAHKAN MASALAH MELALUI STRATEGI MEANS ENDS ANALYSIS PADA MATERI DIFFERENSIAL DI KELAS XI IPA MAN MODEL BANDA ACEH Famela Yulita Pendidikan Matematika FKIP Universitas Syiah Kuala Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam mata pelajaran matematika sejauh ini telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam mata pelajaran matematika sejauh ini telah mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Balakang Penelitian Pendidikan adalah salah satu faktor penting dalam perkembangan suatu negara. Dengan pendidikan yang lebih baik akan mengarah pada perkembangan suatu negara

Lebih terperinci

Gayus Simarmata FKIP Universitas HKBP Nomensen Pematangsiantar

Gayus Simarmata FKIP Universitas HKBP Nomensen Pematangsiantar PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN PENDEKATAN KONVENSIONAL PADA MATERI OPERASI PECAHAN DI KELAS VII SMP NEGERI 1 SIANTAR T.A. 2012/2013 Gayus Simarmata FKIP Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika mempunyai peran yang sangat besar baik dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika mempunyai peran yang sangat besar baik dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika mempunyai peran yang sangat besar baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pengembangan ilmu pengetahuan lain. Dengan tidak mengesampingkan pentingnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika merupakan ilmu yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia (In am, 2012).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 1 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 1 Ajibarang kabupaten Banyumas pada semester genap bulan April tahun ajaran 2011/2012.

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. evaluasi akhir pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. evaluasi akhir pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV). 40 BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Data hasil penelitian ini berupa data kuantitatif, yaitu berupa skor tes evaluasi akhir pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), maksudnya adalah penelitian yang langsung dilakukan di medan terjadinya gejala-gejala. 34

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen. Desain penelitian ini menggunakan quasi experimental design dan jenis

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Matematika 2.1.2 Pengertian Matematika Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti belajar atau hal yang dipelajari.

Lebih terperinci

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang dewasa ini telah berkembang cukup pesat, baik secara teori maupun praktik. Oleh sebab itu maka konsep-konsep

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat,

I. PENDAHULUAN. depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang kehidupan masa depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat, memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research ), maksudnya adalah penelitian yang langsung dilakukan di medan terjadinya gejala-gejala. 1

Lebih terperinci

JSEE - Vol. II, No. 2 November 2014 ISSN : Jurnal Sains Ekonomi dan Edukasi

JSEE - Vol. II, No. 2 November 2014 ISSN : Jurnal Sains Ekonomi dan Edukasi JSEE - Vol. II, No. November 014 ISSN : 354-6719 PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERAIF NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KETENAGAKERJAAN DI KELAS

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan open-ended terhadap pemahaman konsep matematika peserta didik pada materi Persamaan Garis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ine Riani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ine Riani, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan tidak hanya merupakan sebuah kewajiban sebagai tuntutan dari kebijakan pemerintah, tetapi pendidikan pada hakikatnya merupakan sebuah kebutuhan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA p-issn: 337-5973 e-issn: 44-4838 HUUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP PENERAPAN MODEL PEMELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEAYA DENGAN PRESTASI ELAJAR FISIKA Effendi Program Studi Pendidikan Fisika STKIP Nurul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar tingkat SD/MI

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar tingkat SD/MI BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar tingkat SD/MI dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Rini Apriliani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Rini Apriliani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendatangkan berbagai efek negatif bagi manusia. Penyikapan atas

BAB I PENDAHULUAN. mendatangkan berbagai efek negatif bagi manusia. Penyikapan atas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat sangat membantu mempermudah kegiatan dan keperluan kehidupan manusia. Namun manusia tidak bisa menipu diri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah menjawab permasalahan yang telah dipaparkan pada Bab I. Berdasarkan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 pasal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 pasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) merupakan usaha sadar dan terencana untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dedi Abdurozak, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dedi Abdurozak, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika sebagai bagian dari kurikulum di sekolah, memegang peranan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas lulusan yang mampu bertindak atas

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. siswa dan tersebar dalam lima kelas yaitu XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, XI IPA 4

III. METODOLOGI PENELITIAN. siswa dan tersebar dalam lima kelas yaitu XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, XI IPA 4 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA yang berjumlah 200 siswa dan tersebar dalam lima kelas yaitu XI IPA 1, XI IPA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Matematika merupakan salah satu ilmu yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Matematika merupakan salah satu ilmu yang memiliki peranan penting BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Matematika merupakan salah satu ilmu yang memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Karena itu, pemerintah selalu berusaha agar mutu pendidikan matematika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian oleh Arikunto (2002:136) adalah cara yang digunakan oleh penliti dalam mengumpulkan data penelitian. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek atau variabel dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa yang

BAB III METODE PENELITIAN. Objek atau variabel dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa yang 57 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Objek atau variabel dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa yang menggunakan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Melalui Metode Diskusi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang didalamnya melibatkan manipulasi terhadap kondisi subjek yang diteliti, disertai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan masyarakat menyebabkan perubahan-perubahan dalam masyarakat, perubahan ini akan menyebabkan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dhias Mei Artanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dhias Mei Artanti, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas pada dasarnya merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh guru sebagai pendidik dan siswa sebagai

Lebih terperinci

EKPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

EKPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION EKPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION PADA SUB POKOK BAHASAN PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL DITINJAU DARI INTENSITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SEMESTER I SMP

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL DENGAN MEDIA KOLASE PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VIII SMP 18 BANDA ACEH

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL DENGAN MEDIA KOLASE PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VIII SMP 18 BANDA ACEH PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL DENGAN MEDIA KOLASE PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VIII SMP 18 BANDA ACEH Ikram 1, Hasmunir, Thamrin Kamaruddin 3 1 Email: ikramrasyidin@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak tunarungu merupakan anak yang mengalami hambatan pendengaran. Adanya hambatan pendengaran tersebut menimbulkan dampak terhadap perkembangan pada berbagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT 8 BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT A. Metode Kerja Kelompok Salah satu upaya yang ditempuh guru untuk menciptakan kondisi belajar mengajar yang kondusif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN R X O 2 R O 4

BAB III METODE PENELITIAN R X O 2 R O 4 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Menurut Juliansyah Noor penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu disiplin ilmu pengetahuan yang memegang peranan penting dalam kehidupan dan kehadirannya sangat terkait erat dengan dunia pendidikan adalah Matematika.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka dan demokratis.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang digunakan untuk menemukan jawaban dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang digunakan untuk menemukan jawaban dari BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode merupakan cara yang digunakan untuk menemukan jawaban dari permasalahan yang sedang diteliti. Sehubungan dengan hal ini, Suharsimi Arikunto (00:136)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang secara pesat sehingga cara berpikir

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang secara pesat sehingga cara berpikir 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang secara pesat sehingga cara berpikir manusia pun dituntut untuk semakin berkembang. Hal ini mewajibkan setiap individu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Ada beberapa hal yang lebih dahulu perlu dipahami dalam penelitian ini, diantaranya: pengertian belajar dan pembelajaran, hasil belajar, pembelajaran matematika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterkaitannya dengan perkembangan ilmu sosial sampai saat ini. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. keterkaitannya dengan perkembangan ilmu sosial sampai saat ini. Setiap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika adalah ilmu yang mendasari berbagai ilmu pengetahuan sains sekaligus ilmu yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir. Selain dipelajari di setiap jenjang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif yang mempunyai tujuan untuk menguji hipotesa dari data-data yang dikumpulkan sesuai teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya informasi yang disampaikan dalam bahasa matematika seperti tabel, grafik, diagram dan persamaan semakin menjadikan pembelajaran matematika sebagai suatu kajian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak dan terbagi

Lebih terperinci

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 TIBAWA

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 TIBAWA 1 DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 TIBAWA Ingko Humonggio, Nurhayati Abbas, Yamin Ismail Jurusan Matematika, Program Studi S1. Pend.

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: DERIA EGA FITRIAWATI NPM:

SKRIPSI. Oleh: DERIA EGA FITRIAWATI NPM: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SDN BULU II KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU 1 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU Oleh: Adillah Harniati 1 Sehatta Saragih 2 Syarifah Nur Siregar 2 flo_anteredium@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sumber data penelitian didapat dari siswa SMKN 6 Bandung, oleh karena

BAB III METODE PENELITIAN. Sumber data penelitian didapat dari siswa SMKN 6 Bandung, oleh karena BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Sumber data penelitian didapat dari siswa SMKN 6 Bandung, oleh karena itu tempat penelitian akan dilakukan di lingkungan sekolah SMKN 6 Bandung.

Lebih terperinci

Distribusi Rata-rata Kualitas Catatan

Distribusi Rata-rata Kualitas Catatan Rata-rata 34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Data yang dideskripsikan dalam penelitian ini terdiri dari kualitas catatan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki zaman modern seperti sekarang ini, manusia dihadapkan pada berbagai tantangan yang ditandai oleh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Lebih terperinci

DATAR MELALUI METODE STAD. Winarni

DATAR MELALUI METODE STAD. Winarni Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 SD Negeri 01 Rembun Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SEKOLAH DASAR PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SEKOLAH DASAR Eryuni, Sri Utami, Kartono Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan Email : eryunisingkawang@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pembelajaran berbasis penilaian performance dengan menggunakan media

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. 1 Pendekatan yang dilakukan berbentuk Posttest-Only Control Design,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode penelitian true experimental design. Metode ini penelitian eksprimen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mengerti tentang konsep dasar matematika. Matematika menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. dan mengerti tentang konsep dasar matematika. Matematika menjadi salah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan cabang mata pelajaran yang luas cakupannya dan mencakup beberapa kompetensi yang menjadikan siswa dapat memahami dan mengerti tentang

Lebih terperinci

Puji Asih Program Studi Pendidikan Matematika ABSTRAK

Puji Asih Program Studi Pendidikan Matematika ABSTRAK PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ATI TERHADAP PRESTASI DAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA PADA SUB POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK SISWA KELAS V SDIT DARUL FALAH SUKOREJO TAHUN AJARAN 2013/2014 Puji Asih Program Studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah di dalam judul skripsi. Sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN X O

BAB III METODE PENELITIAN X O BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian ini berdesain One-Shot Case Study. yaitu dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Penelitian tentang Bimbingan Orang Tua

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Penelitian tentang Bimbingan Orang Tua 20 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian tentang Bimbingan Orang Tua Data yang dikumpulkan dari jawaban responden terhadap hasil sebaran angket penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan setiap Negara. Melalui pendidikan, generasi muda penerus bangsa harus mampu mengembangkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Saputro (2012), soal matematika adalah soal yang berkaitan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Saputro (2012), soal matematika adalah soal yang berkaitan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Soal Matematika Menurut Saputro (2012), soal matematika adalah soal yang berkaitan dengan matematika. Soal tersebut dapat berupa soal pilihan ganda ataupun soal uraian. Setiap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini mengunakan metode penelitian eksperimen (experimental research). Metode penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang

KAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi kepada orang lain. Komunikasi merupakan bagian. dalam matematika dan pendidikan matematika.

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi kepada orang lain. Komunikasi merupakan bagian. dalam matematika dan pendidikan matematika. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar adalah salah satu bagian dari pendidikan. Belajar dapat dilakukan di rumah, di masyarakat ataupun di sekolah. Pada saat belajar kita akan mengenal proses komunikasi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghubungkan dan menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan. 1

BAB III METODE PENELITIAN. menghubungkan dan menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan. 1 60 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah ilmu yang membahas metode ilmiah dalam mencari, menghubungkan dan menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan. 1 Metode penelitian adalah cara-cara kerja

Lebih terperinci

Kata Kunci: Struktur, Ciri Kebahasaan, Menulis, Teks Prosedur Kompleks.

Kata Kunci: Struktur, Ciri Kebahasaan, Menulis, Teks Prosedur Kompleks. 0 PENGARUH PEMAHAMAN STRUKTUR DAN CIRI KEBAHASAAN TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKSSISWA KELAS X SMA NEGERI 2 KABANJAHETAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016 Oleh Hot Seri Yanti Br L Drs. Basyaruddin,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang padasarnya mengunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) kuantitatif yang dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen, yaitu prosedur untuk menyelidiki

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode yang digunakan adalah metode studi eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang sisitematis, logis dan teliti didalam melakukan kontrol

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah merupakan suatu hal yang sangat melekat di. kehidupan manusia, mulai dari masalah yang dengan mudah dipecahkan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah merupakan suatu hal yang sangat melekat di. kehidupan manusia, mulai dari masalah yang dengan mudah dipecahkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah merupakan suatu hal yang sangat melekat di setiap kehidupan manusia, mulai dari masalah yang dengan mudah dipecahkan sampai kepada masalah yang sulit untuk didapatkan

Lebih terperinci