SKRIPSI. Oleh: Marlina Pransiska A1B110026

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKRIPSI. Oleh: Marlina Pransiska A1B110026"

Transkripsi

1 ANALISIS TEMA DAN AMANAT FABEL DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA SMP KELAS VIII KURIKULUM 2013 PENERBIT KEMENDIKBUD RI 2014 SKRIPSI Oleh: Marlina Pransiska A1B FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2015

2 ANALISIS TEMA DAN AMANAT FABEL DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA SMP KELAS VIII KURIKULUM 2013 PENERBIT KEMENDIKBUD RI 2014 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Jambi untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Seni Oleh: Marlina Pransiska A1B FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2015

3 i

4 ii

5 PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama NIM Program Studi Jurusan : Marlina Pransiska : A1B : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia : Pendidikan Bahasa dan Seni Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri dan bukan merupakan jiplakan dari hasil penelitian pihak lain. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini merupakan jiplakan atau plagiat, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Demikian pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Jambi, Februari 2015 Yang Membuat Pernyataan, Marlina Pransiska NIM A1B iii

6 MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Barangsiapamenuntutilmu, maka Allah akanmemudahkanbaginyajalanmenujusurga. Dan tidaklahberkumpulsuatukaum disalahsatudarirumah-rumah Allah, merekamembacakitabullahdansalingmengajarkannyadiantaramereka, kecualiakanturunkepadamerekaketenangan, diliputidenganrahmah, dikelilingiolehparamalaikat, dan Allah akanmenyebut-nyebutmerekakepadasiapasaja yang adadisisi-nya. Barangsiapaberlambat-lambatdalamamalannya, niscayatidakakanbisadipercepatolehnasabnya. (H. R Muslim dalamshahih-nya) Sesungguhnyasesudahkesulitanituadakemudahan.Makaapabilaengkau telahselesai (darisesuatuurusan), tetaplahbekerjakeras (untukurusan yang lain). Dan hanyakepadatuhanmulahhendaknyaengkauberharap. (Q.S. Al-Insyirah: 6-8) Keberhasilanadalahsebuah proses. Niatadalahawalkeberhasilan.Peluhkeringatadalahpenyedap.Tetesan air mataadalahpenawar.do amudando a orang-orang sekitaradalahbaraapi yang mematangkan. Kegagalandisetiaplangkahadalahpengawet.Makadariitu, bersabarlah. Allah selalumenyertai orang-orang yang penuhkesabarandalam proses keberhasilan. Sesungguhnyakesabaranakanmembuatkitamengertibagaimanacaramensyukuriartisebuahkeberh asilan. (Penulis) PERSEMBAHAN Ku olah kata, kubacamakna, kuikatdalamalinea, kubingkaidalambabsejumlah lima. Jadilahmahakaryadangelarsarjanakuterima, orang tua, keluarga,kekasihtercintadansahabat punturutbahagia. Ku persembahkansebuahkaryakeciliniuntukorang orang tercinta : AyahandaOrbantoPrasetio, S. E IbundaMastutyInawaty Adik-adikku Bella Pratiwi, MarsyaPratingga, dan M. Tito Pradana Teruntuk orangterkasih, yang selalusenantiasamenemanidantetapbertahansampaisaatini. iv

7 ABSTRAK Siska, Marlina AnalisisTemadanAmanatFabeldalamBukuTeksBahasa Indonesia SMP Kelas VIII Kurikulum 2013 TerbitanKemendikbud RI 2014.Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP Universitas Jambi. Pembimbing (1)Drs. Larlen, M.Pd., (2) Rustam, S.Pd., M.Hum. Katakunci: tema, amanat, fabeldalambukuteks Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan tentang tema dan amanat dalam Buku Teks Bahasa Indonesia SMP Kelas VIII Kurikulum 2013 Terbitan Kemendikbud RI Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif.data dalam penelitian ini adalah tema dan amanat dalam fabel dalam buku teks Bahasa Indonesia dan sumber datanya adalah data verbal yang diperoleh dari buku teks bahasa Indonesia SMP Kelas VIII kurikulum 2013 terbitan Kemendikbud RI Hasil penelitian ini adalah unsur tema dan amanatkupu-kupu Berhati Mulia karya Umi Syarofah, Jiji Jerapah dan Kus Tikus karya Ali, dan Landak yang Kesepian karya Rio dalam buku teks bahasa Indonesia SMP Kelas VIII kurikulum 2013 terbitan Kemendikbud RI Unsur tema dan amanat tersebut adalah sebagai berikut: (1) tema dan amanat fabel Kupu-kupu Berhati Mulia karya Umisyarofah memiliki tema tentang kesombongan. Amanat yang disampaikan oleh pengarang adalah Kita tidak boleh sombong terhadap makhluk ciptaant uhan, (2) tema dan amanat fabel Jiji Jerapah dan Kus Tikus karya Ali, memiliki tema tentang persahabatan. Amanat yang disampaikan oleh pengarang adalah kita harus bekerjasama dan berusaha, (3) tema dan amanat fabel yang berjudul Landak yang Kesepian karya Rio memiliki tema tentang rela berkorban. Amanat yang disampaikan adalah rela berkorban demi orang lain. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa analisis yang terdapat dalam fabelkupu-kupu Berhati Mulia karya Umi Syarofah, Jiji Jerapah dan Kus Tikus karya Ali, dan Landak yang Kesepiankarya Rio yang terdapat dalam buku teks bahasa Indonesia SMP Kelas VIII kurikulum 2013 terbitan Kemendikbud RI 2014 berupa tema dan amanat. v

8 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis sampaikan ke hadirat Allah swt, karena atas rahmat, karunia, dan hidayah-nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis TemadanAmanatdalamBukuTeksBahasa Indonesia SMP Kelas VIII Kurikulum 2013 PenerbitKemendikbud RI Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, tidak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada BapakDrs. Larlen, M.Pd., selaku pembimbing I, dan Bapak Rustam, S.Pd., M.Hum., selaku pembimbing II, serta Ibu Dra.Hj.Nazurty, M.Pd.,Ibu Dra.Rasdawita, M.M., dan Bapak Drs. Andiopenta P., M.Hum. M.Div selaku dewan penguji yang telah banyak memberikan masukan dan arahan demi kesempurnaan skripsi ini. Terima kasih penulis sampaikan pula kepada Bapak Drs. Larlen, M.Pd., selaku pembimbing akademik yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis selama menuntut ilmu di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. M. Rusdi, S.Pd. M.Sc., selaku dekan FKIP Universitas Jambi, Ibu Dra. Hj. Yusra D., M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Universitas Jambi. Selanjutnya, terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Drs. AlbertusSinaga.M.Pd., selaku Ketua Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, kepada staf dan karyawan vi

9 FKIP Universitas Jambi, dan seluruh staf perpustakaan Universitas Jambi yang telah memberikan kemudahan dan fasilitas kepada penulis untuk menyelesaikan studi di Universitas Jambi. Selanjutnya, terima kasih penulis sampaikan kepada keluarga tercinta, khususnya kepada Ayah OrbantoPrasetio, S.E danibundamastutyinawaty, adikku Bella Pratiwi, MarsyaPratingga, M. Tito Pradana, serta seluruh keluarga yang senantiasa memberikan semangat, dukungan, perhatian dan doa demi untuk kesuksesan penulis. Tidak lupa pula, kepada orang yang selalu memberikan semangat yaitu kekasih tercinta, serta terima kasih kepada sahabat-sahabat tercinta yaitu Nurjannah,Rts. Fuji,Endah,serta teman-teman seperjuangan, mahasiswa Angkatan, 2009, 2010,terima kasih atas kebersamaan, dukungan, serta motivasi yang diberikan kepada penulis. Seiring dengan rasa tersebut, penulis menyampaikan doa semoga bimbingan, arahan, motivasi, dan bantuan yang telah diberikan selama ini menjadi amal ibadah dan mendapatkan berkah dari Allah swt. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua. Aamiin. Jambi, Februari2015 Penulis vii

10 DAFTARISI Halaman HALAMAN PERSETUJUAN. i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN. iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN iv ABSTRAK.. v KATA PENGANTAR vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR LAMPIRAN.. x BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah BatasanMasalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PengertianSastra PengertianFiksi PengertianFabel UnsurIntrinsikFabel Tema Amanat BAB III METODE PENELITIAN 3.1 JenisPenelitiandanPendekatanPenelitian Instrumen Penelitian Data dansumber Data viii

11 3.4 TeknikPengumpulan Data TeknikAnalisis Data PengecekanKeabsahan Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 HasilPenelitian TemadanAmanat TemadanAmanatFabel yang Berjudul Kupu-kupuBerhatiMulia KaryaUmiSyarofah TemadanAmanatFabel yang Berjudul JijiJerapahdanKusTikus Karya Ali TemadanAmanatFabel yang Berjudul Landak yang Kesepian Karya Rio Pembahasan 38 BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Saran DAFTARRUJUKAN ix

12 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman Lampiran 1 HasilAnalisisFabel Kupu-kupuBerhatiMulia Lampiran 2HasilAnalisisFabel JijiJerapahdanKusTikus Lampiran 3HasilAnalisisFabel Landak yang Kesepian Lampiran 4Fabel Kupu-kupuBerhatiMulia Lampiran 5Fabel JijiJerapahdanKusTikus Lampiran 6Fabel Landak yang Kesepian Lampiran 7Analisis Data Lampiran 8RiwayatPenulis. 76 x

13 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil aktivitas manusia yang hidup dalam masyarakat dengan segenap persoalan. Menurut Semi (Dewi, 2012 : 11) Sastra itu adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Karya sastra pada umumnya berisi tentang permasalahan yang melengkapi kehidupan manusia. Permasalahan itu dapat berupa permasalahan yang terjadi dalam diri sendiri. Karena itu, karya sastra memiliki dunia sendiri yang merupakan hasil dari pengamatan sastrawan terhadap kehidupan yang diciptakan itu sendiri baik berupa novel, puisi maupun drama yang berguna untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Karya sastra yang baik memiliki dua fungsi yang saling berkaitan satu sama lain, yakni fungsi komunikasi dan fungsi otonom. Fungsi komunikasi ialah dimana sebuah karya sastra terlahir sebagai media penyambung lidah, dalam artian sebagai penyampai gagasan dan pemikiran dari seorang pengarang kepada penikmat atau pembacanya, sedangkan fungsi otonom ialah berkaitan dengan struktur bentuk yang merupakan kesatuan unsur pembangun sebuah karya sastra. Selain dua fungsi tersebut, sastra juga memiliki beberapa fungsi lain, yaitu: sastra sebagai media hiburan yang menyenangkan bagi penikmat atau pembacanya; 1

14 2 sastra mampu mengarahkan atau mendidik pembacanya karena nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang terkandung di dalamnya, dan sastra juga mampu memberikan keindahan bagi penikmat/pembacanya karena sifat keindahannya, serta sastra mampu memberikan pengetahuan kepada pembaca sehingga tahu moral yang baik dan buruk, karena sastra yang baik selalu mengandung nilai-nilai moral yang tinggi. Salah satu bentuk karya sastra adalah fabel. Fabel merupakan salah satu bentuk karya sastra yang dikelompokkan ke dalam bidang prosa. Prosa sebagai bagian dari karya sastra bila ditinjau secara struktural, dapat dibedakan menjadi intrinsik dan ekstrinsik. Kedua unsur tersebut menjadi dasar pengkajian sastra secara umum. Unsur intrinsik biasanya memuat segala hal yang berkaitan dengan aspek pembangun sebuah karya dari dalam yang berupa tema, latar, penokohan, alur, sudut pandang, amanat dan gaya bahasa. Unsur ekstrinsik meliputi aspek pembangun dari luar berkenan dengan aspek sosial dan segala hal yang melatarbelakangi lahirnya karya sastra tersebut. Secara garis besar, karya sastra dibagi menjadi beberapa macam, yaitu cerita pendek (cerpen), dongeng, fabel, mite, legenda, dan novel. Dalam penelitian ini penulis mengambil fabel, karena fabel merupakan karangan yang berbentuk prosa yang mengisahkan sepenggal kehidupan tokoh para binatang yang sifatnya menghibur. Tokoh dalam fabel merupakan para binatang yang seolah-olah menyerupai manusia.

15 3 Fabel merupakan cerita yang menceritakan tentang kehidupan hewan yang berprilaku seperti manusia. Cerita fabel merupakan cerita yang tidak nyata. Fabel yang akan diteliti merupakan kumpulan fabel yang terdapat dalam buku teks bahasa Indonesia SMP kelas VIII kurikulum 2013 terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Alasan pemilihan fabel karena untuk mengetahui fabel yang dipelajari oleh siswa kelas VIII sudah memenuhi pembelajaran atau tidak sama sekali. Menurut Aminuddin (2011 : 66) Sebagai salah satu karya sastra, karya fiksi seperti fabel mengandung unsur-unsur intrinsik meliputi: (1) pengarang atau narrator, (2) isi penciptaan, (3) media penyampai isi berupa bahasa, dan (4) elemen-elemen fiksional atau unsur-unsur intrinsik yang membangun karya fiksi itu sendiri sehingga menjadi suatu wacana. Penulis akan meneliti tentang unsur intrinsik khususnya tema dan amanat fabel yang terdapat dalam buku teks bahasa Indonesia SMP kelas VIII kurikulum 2013 terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Selain itu, alasan penulis memilih fabel karena ada banyak hal yang terkandung dalam sebuah fabel mengenai watak tokoh dalam cerita, latar, amanat dan unsur intrinsik lainnya yang ada di dalam fabel tersebut. Dengan mengapresiasi fabel, kita akan mendapatkan pengalaman yang menarik dari suatu kehidupan para binatang dari watak tokoh dalam cerita. Ada banyak sekali cara mengapresiasi fabel, salah satunya yaitu dengan cara menganalisis unsur-unsur intrinsik fabel terutama pada unsur tema dan amanat dalam buku teks bahasa Indonesia kelas VIII SMP kurikulum 2013.

16 4 Fabel yang diambil dalam buku teks bahasa Indonesia kurikulum 2013 merupakan fabel yang dipelajari oleh siswa kelas VIII. Alasan mengambil tiga fabel tersebut untuk melihat jenis fabel yang dipelajari layak atau tidak dalam pembelajaran seusia siswa kelas VIII SMP. Selain itu, buku teks bahasa Indonesia kurikulum 2013 merupakan buku yang baru terbit dan baru dipelajari oleh siswa SMP kelas VIII. Alasan tidak memilih buku terbitan lainnya karena buku tersebut merupakan kurikulum KTSP (kurikulum tingkat satuan pendidikan). Jadi dalam buku tersebut cerita fabel tidak dipelajari. Fabel yang di ambil dalam buku ada tiga fabel yaitu: (1) Kupu-kupu Berhati Mulia (2) Jiji Jerapah dan Kus Tikus, dan (3) Landak yang Kesepian. Alasan mengambil tiga fabel karena fabel tersebut memiliki banyak pesan yang disampaikan oleh pengarang karena isi ceritanya tentang realita kehidupan dan memiliki unsur intrinsik yang lengkap serta bisa untuk dianalisis. Selain itu, dalam buku teks yang dipelajari siswa hanya memiliki tiga fabel. Penelitian ini, unsur-unsur fabel seperti unsur intrinsik yang mencakup (1) tema, (2) amanat, (3) penokohan, (4) alur, (5) sudut pandang, (6) latar, dan (7) gaya bahasa. Peneliti hanya memfokuskan pada unsur tema dan amanat. Sesuai dengan pendapat Addin (2009 : 9) Unsur-unsur fiksi dapat dijadikan bahan evaluasi sebab jika suatu karya tanpa memperhatikan unsur-unsur tersebut, karya itu belum tentu dapat dikatakan baik, unsur yang dimaksud adalah unsur intrinsik.

17 5 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: Bagaimana tema dan amanat yang terdapat dalam fabel pada buku teks bahasa Indonesia SMP kelas VIII kurikulum 2013? 1.3 Batasan Masalah Agar permasalahan tidak terlalu luas, maka peneliti membatasi masalah yang merujuk pada deskripsi tema dan amanat dalam fabel (1) Kupu-kupu Berhati Mulia (2) Jiji Jerapah dan Kus Tikus, dan (3) Landak yang Kesepian yang termuat dalam buku teks bahasa Indonesia SMP kelas VIII kurikulum Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan unsur tema dan amanat fabel dalam buku teks bahasa Indonesia SMP kelas VIII kurikulum Manfaat Penelitian Manfaat Teoretis Secara teoretis, hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk memperkaya dan penerapan teori struktural analisis dengan mengkaji unsur intrinsik fabel khususnya tema dan amanat Manfaat Praktis 1. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang unsur-unsur intrinsik terutama pada tema dan amanat fabel dalam buku teks bahasa Indonesia pada kurikulum 2013.

18 6 2. Sebagai media meningkatkan apresiasi sastra dikalangan pelajar dan masyarakat. 3. Membantu pembaca dalam memahami isi yang terkandung dalam karya sastra terutama fabel mengenai unsur-unsur intrinsik khususnya tema dan amanat. 4. Dapat dijadikan bahan ajar bagi para calon atau Guru Bahasa dan Sastra Indonesia dalam melaksanakan proses belajar mengajar bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia.

19 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sastra Sastra adalah karangan yang baik untuk melukiskan sesuatu tentang kehidupan manusia yang penuh dengan nilai-nilai. Menurut Semi (1988 : 25), Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Menurut Damono (Priyatni, 2012 : 12) Sastra adalah lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai medium: bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial. Begitu ragamnya variasi-variasi bahasa yang diungkapkan dalam kehidupan masyarakat sehingga muncul keindahan dalam bahasa. Menurut Priyatni (2012 : 12) Sastra adalah pengungkapan realitas kehidupan masyarakat secara imajiner atau secara fiktif. Sering kita mendengar bahwa bahasa yang diungkapkan masyarakat memiliki makna yang sulit untuk diartikan. Hal ini, disebabkan banyaknya unsur budaya yang bervariasi. Karya sastra diciptakan adalah untuk dapat dinikmati oleh pembaca. Untuk dapat menikmati sebuah karya sastra, pembaca harus benar-benar bisa memahami tentang sebuah karya sastra. Tanpa adanya pemahaman yang mendalam terhadap sebuah karya sastra, penikmatan tersebut hanya bersipat dangkal dan sepintas karena kurangnya pemahaman si pembaca mengenai karya sastra. Oleh karena itu, si pembaca harus betul-betul memahami apa yang dimaksud dengan karya sastra karena 7

20 8 karya sastra adalah sebuah seni yang dimana di dalamnya terdapat unsur kemanusiaan. Keberadaan karya sastra sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, karena karya sastra dapat memberi pemahaman dan kesadaran mengenai kebenarankebenaran hidup bagi pembaca. Dan dapat memberikan kegembiraan dan kepuasan tersendiri bagi batin dan rohani si pembaca maupun si pengarangnya. Karya sastra juga dapat dijadikan sebagai pengalaman untuk berkarya, karena siapa pun bisa menuangkan isi hati dan pikirannya ke dalam sebuah tulisan yang bernilai seni. Karya sastra dibangun oleh unsur-unsur yang membangunnya. Unsur-unsur tersebut ialah unsur intrinsik dan ektrinsik. Unsur intrinsik ialah unsur yang membangun sebuah karya sastra dari dalam karya sastra. Unsur intrinsik ini meliputi: tema, latar atau setting, penokohan atau perwatakan, alur atau plot, sudut pandang, amanat dan gaya bahasa. Sedangkan unsur ektrinsik merupakan unsur yang membangun sebuah karya sastra dari luar karya sastra. Unsur ektrinsik ini menyangkut aspek sosiologi, psikologi, dan lain-lain. Aspek sosiologi tersebut meliputi kehidupan sosial manusia, yaitu contohnya seperti kehidupan bermasyarakat. 2.2 Pengertian Fiksi Menurut Aminuddin (2011 : 66) Prosa fiksi adalah kisahan atau cerita yang diemban oleh pelaku-pelaku tertentu dengan pemeranan, latar, serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita.

21 9 Fiksi merupakan cerita rekaan tentang imajinasi pengarang yang dituangkan melalui peristiwa-peristiwa yang dialaminya dan hanya terjadi dalam khayalannya saja. Karangan fiksi perlu diperhatikan karena tidak harus pengalaman manusia, tetapi ada juga fiksi yang berbentuk fabel. Namun, cerita fabel yang tokohnya binatang itu merupakan simbolis dari pengalaman hidup manusia. Menurut Dewi (2012: 12) fiksi sering disebut cerita rekaan, ialah cerita dalam prosa, hasil olahan pengarang berdasarkan pandangan, tafsiran, dan penilaiannya tentang peristiwa yang hanya berlangsung dalam khayalannya. Fiksi itu bisa berupa suatu penceritaan tentang tafsiran atau imajinasi pengarang tentang peristiwa yang pernah terjadi dalam khayalannya saja. Biasanya fiksi juga tidak harus berbicara tentang pengalaman manusia, tetapi juga bisa dimunculkan dalam bentuk fabel, namun binatang yang digambarkan itu harus berwujud simbolis dari pengalaman hidup manusia. 2.3 Pengertian Fabel Fabel merupakan cerita dengan para tokoh binatang. Menurut Haryanta (2012 : 71) fabel adalah cerita yang menggambarkan watak dan budi manusia yang pelakunya diperankan oleh binatang. Fabel lahir di Yunani pada abad ke-6 SM. Cerita fabel merupakan kesustraan dunia yang tertua. Penulis pertamanya adalah seorang budak bernama Äsop, Beuti (1984 : 142) Dari awal fabel merupakan suatu alat/perantara yang paling tepat untuk menyampaikan suatu kebenaran, yang pada saat itu tidak mudah untuk dikatakan secara langsung terutama untuk kalangan rakyat jelata.

22 10 Fabel merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk fiksi. Menurut Dewi (2011 : 11) menyatakan Fiksi sering disebut cerita rekaan, ialah cerita dalam prosa, hasil olahan pengarang berdasarkan pandangan, tafsiran, dan penilaiannya tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi, ataupun pengolahan tentang peristiwa yang hanya berlangsung dalam khayalannya. Menurut Kusuma (2013) Fabel adalah cerita yang menceritakan kehidupan hewan yang berperilaku menyerupai manusia. Cerita tersebut tidak mungkin kisah nyata. Fabel merupakan cerita fiksi, maksudnya khayalan belaka (fantasi). Kadang fabel memasukkan karakter minoritas berupa manusia. Tiap-tiap Negara memiliki tokoh binatang tertentu sebagai pelaku utama fabel. Di Indonesia tokoh utama itu adalah pelanduk atau kancil. Binatang ini digambarkan sebagai makhluk yang cerdik. Ia adang menghadapi lawan-lawan tangguh dan berbahaya seperti harimau, buaya, serigala, ular, dan sebagainya. Pelanduk atau kelinci bukan hanya mampu mengecoh lawan-lawannya yang sangat kuat dan mempermalukan lawan-lawannya itu hingga tak berdaya. 2.4 Unsur Intrinsik Fabel Unsur intrinsik fabel merupakan unsur-unsur yang membangun suatu cerita dari dalam fabel. Proses memahami dan menghayatinya perlu proses pendekatan serta teliti. Sebuah karya sastra, khsususnya fabel memiliki unsur-unsur yang membangunnya. Unsur-unsur yang membangun dalam fabel ialah latar/setting, gaya bahasa, penokohan, alur, sudut pandang, tema, dan amanat (Aminuddin, 2011 : 66). Sebagai salah satu genre sastra, karya fiksi mengandung unsure-unsur meliputi (1) pengarang atau narrator, (2) isi penciptaan, (3) media penyampaian isi berupa

23 11 bahasa, dan (4) elemen-elemen fiksional atau unsur-unsur intrinsic yang membangun karya fiksi itu sendiri sehingga menjadi suatu wacana (Aminuddn, 2012: 66) Tema Tema pada dasarnya adalah permasalahan pokok yang ingin dipecahkan oleh pengarang. Menurut Aminudin (2011 : 91) Tema adalah ide yang mendasari suatu cerita sehingga berperan juga sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya fiksi yang diciptakannya. Hal tersebut sejalan dengan Kosasih (2012 : 40) Tema merupakan suatu gagasan yang menjalin struktur isi cerita. Tema sebuah cerita menyangkut semua persoalan, baik itu berupa masalah kemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang, kecemburuan dan sebagainya. Sebuah cerita pendek (cerpen) keberadaan tema ada yang tersurat dan tersirat. Tema tersurat yaitu tema yang dinyatakan pengarangnya. Sedangkan tema tersirat yaitu tema yang tersebar di seluruh isi cerita. Tema terbagi menjadi dua jenis, yaitu tema mayor dan tema minor. Tema mayor yaitu makna pokok cerita yang menjadi dasar atau gagasan dasar umum karya itu, sedangkan tema minor yaitu makna yang terdapat pada bagian tertentu cerita (Nurgiyantoro, 1994 : 83). Tema yang akan disampaikan sebagai perincian dari tujuan utama, dan kemampuan penulis untuk memperinci dan mengemukakan ilustrasi-ilustrasi yang jelas dan terarah. Perbandingan antara tema dengan karangan dapat disamakan, yang terdiri dari subjek dan predikat. Semua bagian kalimat lainnya dapat berfungsi untuk memperjelas gagasan-gagasan utama. Begitu pula, kedudukan tema secara lebih konkrit dapat kita lihat dalam hubungan antara kalimat topik dan paragraf. Kalimat

24 12 topik merupakan tema dari paragraf itu. Sedangkan kalimat-kalimat lainnya hanya berfungsi untuk memperjelas kalimat topik atau tema paragraf tersebut. Cara menentukan tema, menurut Thobroni (2008 : 30) Tema sebuah cerita dapat ditemui di bagian pangkal dari alasan yang membuat tokoh cerita melakukan sebuah tindakan. Pendapat tersebut dipertegas oleh pendapat Aminuddin (2011 : 91) menjelaskan: tema yaitu: Dalam upaya pemahaman tema, pembaca perlu memperhatikan beberapa langkah berikut: 1. Memahami setting dalam prosa fiksi yang dibaca. 2. Memahami penokohan dan perwatakan para pelaku dalam prosa fiksi yang dibaca. 3. Memahami satuan peristiwa, pokok pikiran serta tahapan peristiwa dalam prosa fiksi yang dibaca. 4. Memahami plot atau alur cerita dalam prosa fiksi yang dibaca. 5. Menghubungkan pokok-pokok pikiran yang satu dengan yang lainnya yang disimpulkan dari satuan-satuan peristiwa yang terpapar dalam suatu cerita. 6. Menentukan sikap penyair terhadap pokok-pokok pikiran yang ditampilkannya. 7. Mengidentifikasi tujuan pengarang memaparkan ceritanya dengan bertolak dari satuan pokok pikiran yang ditampilkan. 8. Menafsirkan tema dalam cerita yang dibaca serta menyimpulkannya dalam satu dua kalimat yang diharapkan merupakan ide dasar cerita yang dipaparkan pengarangnya. Menurut Stanton (Kusnadi, 2010: 11) cara menentukan dan menafsirkan 1. Penafsiran sebuah tema dalam karya fiksi mestinya mempertimbangkan setiap detail dalam cerita (utamanya yang menonjol). 2. Penafsiran tema dalam karya fiksi mestinya tidak bersifat bertentangan dengan tiap detail cerita. 3. Penafsiran tema mestinya tidak berdasarkan pada bukti-bukti yang kurang akurat (tidak baik penyajiannya) baik langsung maupun tidak. 4. Penafsiran tema dalam karya fiksi mestinya mendasarkan kepada bukti-bukti yang secara langsung ada di dalam cerita. Unsur lain yang diperoleh pembaca sewaktu berusaha memahami tema biasanya berupa pokok pikiran ataupun pokok persoalan. Lewat pemahaman pokok persoalan itu pembaca juga menemukan nilai-nilai yang berhubungan dengan masalah manusia dan kemanusiaan serta hidup dalam kehidupan.

25 Amanat Pengarang berusaha menyampaikan pesan moral kepada pembaca melalui karyanya. Amanat yang hendak disampaikan pengarang melalui cerita harus dicari oleh pembaca. Menurut Sumardjo dan Saini (1997 : 56) menyatakan bahwa Amanat adalah ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui karyanya. Seorang pengarang cerita sadar atau tidak sadar pasti akan menyampaikan amanat dalam karyanya itu. Pembaca akan menangkap apa yang tersirat dalam yang tersurat. Jika tema karya sastra berhubungan dengan arti dari karya sastra itu, maka amanat berhubungan dengan makna dari karya cerpen. Tema bersifat sangat lugas, objektif, dan khusus, sedangkan amanat bersifat kias, subjektif, dan umum. Amanat yang hendak disampaikan oleh pengarang perlu diberikan beberapa alternatif. Untuk menafsirkan amanat, kita dapat bersikap akomodatif. Amanat sebuah cerita akan lebih mudah dihayati penikmat apabila penikmat teliti dalam membaca karya sastra tersebut. Amanat biasanya memberikan manfaat dalam kehidupan secara praktis (Nurgiyantoro, 2005: 52). Amanat pada dasarnya merupakan pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembacanya (Wiyatmi, 2008: 49). Amanat, yakni maksud yang terkandung dalam suatu cerita. Amanat sangat erat hubungannya dengan tema. Bentuk penyampaian amanat yang bersifat langsung, boleh dikatakan identik dengan cara pelukisan watak tokoh yang bersifat uraian penjelas.

26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Metode deskriptif ini berfungsi untuk mendeskripsikan data yang terdapat dalam fabel pada buku teks bahasa Indonesia kurikulum Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berusaha memahami objek pada kondisi yang alamiah berdasarkan pandangan subyek para pelaku. Menurut Sudjarma (2008 : 10) Metodologi kualitatif merupakan prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa data tertulis atau lisan di masyarakat bahasa. Pendekatan kualitatif selalu bersifat deskriptif artinya, data yang diperoleh berupa kata-kata, tuturan atau perilaku, tidak dituangkan dalam bentuk bilangan atau angka statistik melainkan tetap dalam bentuk kualitatif, dengan memberikan gambaran mengenai situasi yang diteliti dalam penggambaran suatu fenomena yang terjadi dalam lingkungan. Penelitian deskriptif dan pendekatan kualitatif ini dipilih karena sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu untuk mendeskripsikan tema dan amanat yang terdapat dalam fabel pada buku teks bahasa Indonesia kurikulum Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri, peran peneliti dalam penelitian ini sebagai pengamat yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan. Menurut Sugiyono (2009: 307) Dalam penelitian 14

27 15 kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas. Peneliti melakukan penelitian dengan pengamatan penuh terhadap unsur intrinsik khususnya pada unsure tema dan amanat fabel pada buku teks bahasa Indonesia kurikulum Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kajian kepustakaan (studi pustaka). Menurut Semi (1988 : 30) penelitian kajian perpustakaan adalah Penelitian yang dilakukan di kamar kerja peneliti atau di ruang perpustakaan, peneliti memperoleh data dan informasi tentang objek penelitiannya lewat buku-buku atau alat-alat audiovisual lainnya. 3.3 Data dan Sumber Data Data penelitian ini berupa unsur tema dan amanat fabel dalam buku teks bahasa Indonesia SMP kelas VIII SMP kurikulum Sumber data penelitian ini berupa fabel yang terdapat dalam buku teks bahasa Indonesia SMP kelas VIII kurikulum Jumlah fabel yang diteliti ada tiga judul. Ketiga judul fabel tersebut yaitu : (1) Kupu-kupu Berhati Mulia (2) Jiji Jerapah dan Kus Tikus, dan (3) Landak yang Kesepian. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik dokumentasi. Arikunto (2010 : 274) menyatakan Teknik dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau veriabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. Kelebihan teknik dokumentasi ini adalah karena teknik dalam pengumpulan datanya tidak begitu sulit, apabila ada kekeliruan dalam pengumpulan data, sumber datanya masih tetap dan tidak berubah.

28 16 Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah teknik studi pustaka, yaitu membaca dan mempelajari secara keseluruhan fabel pada buku teks bahasa Indonesia kurikulum 2013, kemudian mencari unsur tema dan amanat yang muncul berdasarkan fabel tersebut. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Berbekal pengetahuan, wawasan, kemampuan dan kepekaan, peneliti membaca data dari sejumlah fabel pada buku teks bahasa Indonesia kurikulum 2013 secara berulang dengan sikap kritis, cermat dan teliti. Membaca berulang tujuannya ialah untuk lebih memperdalam penghayatan mengenai tiap fabel yang telah menjadi sumber data tersebut. Sikap kritis, cermat, dan teliti bertujuan untuk mengintensifkan dan meningkatkan pemikiran peneliti agar mampu memahami bagaimana unsure tema dan amanat di dalamnya. b. Mencari dan menandai kutipan yang berhubungan dengan unsur intrinsik fabel, yaitu tema dan amanat dan gaya bahasa dalam sejumlah cerpen yang terdapat dalam buku teks bahasa Indonesia kurikulum c. Mencatat dan mengumpulkan kata-kata, kalimat dan paragraf yang telah dicari dan ditandai kemudian menganalisis unsur tema dan amanat yang telah terkumpul secara runtut dan mendasar yang dilandasi oleh rumusan masalah dan tujuan dilakukannya penelitian. 3.5 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data kualitatif. Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data

29 17 yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu atau menjadi hipotesis (Moleong, 2004 : 335). Dalam menganalisis data tentu ada beberapa langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti, tujuannya untuk mempermudah dalam memperoleh data. Menurut Endraswara (2008: 162) langkah-langkah teknik analisis data dalam karya sastra, dilakukan melalui: 1. Pembacaan secara cermat wacana fabel tersebut, pembacaan secara berulang-ulang membantu peneliti mengadakan data. 2. Peneliti menandai dan mencatat, bagian-bagian dalam fabel yang diangkat menjadi data dan dianalisis lebih lanjut. 3. Selanjutnya peneliti menandai dan menyusun data berupa tema dan amanat yang terdapat dalam fabel pada buku teks bahasa Indonesia kelas VIII. Menganalisis tema tentu memiliki kriteria tema yaitu: Aminuddin (2011 : 91) menjelaskan: Dalam upaya pemahaman tema, pembaca perlu memperhatikan beberapa langkah berikut: 9. Memahami setting dalam prosa fiksi yang dibaca. 10. Memahami penokohan dan perwatakan para pelaku dalam prosa fiksi yang dibaca. 11. Memahami satuan peristiwa, pokok pikiran serta tahapan peristiwa dalam prosa fiksi yang dibaca. 12. Memahami plot atau alur cerita dalam prosa fiksi yang dibaca. 13. Menghubungkan pokok-pokok pikiran yang satu dengan yang lainnya yang disimpulkan dari satuan-satuan peristiwa yang terpapar dalam suatu cerita. 14. Menentukan sikap penyair terhadap pokok-pokok pikiran yang ditampilkannya. 15. Mengidentifikasi tujuan pengarang memaparkan ceritanya dengan bertolak dari satuan pokok pikiran yang ditampilkan. 16. Menafsirkan tema dalam cerita yang dibaca serta menyimpulkannya dalam satu dua kalimat yang diharapkan merupakan ide dasar cerita yang dipaparkan pengarangnya.

30 18 Selanjutnya dalam menganalisi amanat tentu ada hal yang harus diperhatikan, yaitu Amanat yang hendak disampaikan oleh pengarang perlu diberikan beberapa alternatif. Untuk menafsirkan amanat, kita dapat bersikap akomodatif. Amanat sebuah cerita akan lebih mudah dihayati penikmat apabila penikmat teliti dalam membaca karya sastra tersebut. Amanat biasanya memberikan manfaat dalam kehidupan secara praktis (Nurgiyantoro, 2005: 52). 4. Sehingga data ini akan peneliti klasifikasikan berdasarkan tema dan amanat yang terdapat dalam fabel pada buku teks bahasa Indonesia kelas VIII. 3.6 Pengecekan keabsahan data Menurut Moleong (2010 : 171) Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbarui dari konsep kesahihan (validitas), dan keandalan (reabilitas) yang menurut versi postivisme dan disesuaikan dengan tuntutan pengetahuan, kriteria, dan paradigmanya sendiri. Agar data yang dikumpulkan itu dapat dipertanggungjawabkan, pemeriksaan keabsahan data perlu direncakan sebelumnya. Pada bagian ini cukup dengan teknik triangulasi, dan hasil temuan ditriangulasi dengan teori. Data dalam unsur tema dan amanat fabel dalam buku teks bahasa Indonesia kurikulum 2013 ini tampil apa adanya. Peneliti tidak melakukan rekayasa sehingga dapat dianggap sah sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Dalam pemeriksaan keabsahan data, peneliti menggunakan validitas dengan cara striangulasi. Moleong (2004 : 178) Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

31 19 memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi teori yaitu memanfaatkan dua teori atau lebih untuk diadu atau dipadu. Digunakannya triangulasi teori dilakukan dengan menguji kesesuaian atau kecocokan data dari sumber data yaitu fabel dalam buku teks bahasa Indonesia kurikulum 2013 yang ditemukan.

32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini dideskripsikan unsur tema dan amanat fabel yang terdapat dalam buku teks bahasa Indonesia SMP kelas VIII kurikulum Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian deskriptif-kualitatif. Oleh karena itu, hasil penelitian dan pembahasan tidak dipisahkan atau dengan kata lain dipaparkan dalam satu kesatuan. Seluruh unsur instrisik yang terdapat dalam fabel yang terdapat dalam buku teks bahasa Indonesia SMP kelas VIII kurikulum 2013 tersaji sebagai hasil penelitian berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Dalam paparan berikut akan dikemukakan unsur tema dan amanat fabel yang terdapat dalam buku teks bahasa Indonesia SMP kelas VIII kurikulum tersebut. Unsur tema dan amanat fabel yang terdapat dalam buku teks bahasa Indonesia SMP kelas VIII kurikulum 2013 merupakan fokus dalam penelitian ini. Fabel yang terdapat dalam buku teks bahasa Indonesia SMP kelas VIII kurikulum 2013 yang diteliti ada tiga judul. Ketiga judul fabel tersebut yaitu : (1) Kupu-kupu Berhati Mulia karya Umi Syarofah, (2) Jiji Jerapah dan Kus Tikus karya Ali, dan (3) Landak yang Kesepian karya Rio. 4.1 Hasil Penelitian Tema dan Amanat Tema pada dasarnya adalah permasalahan pokok yang ingin dipecahkan oleh pengarang. Tema sebuah cerita menyangkut semua persoalan, baik itu berupa

33 21 masalah kemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang, kecemburuan dan sebagainya. Berikut ini akan dijelaskan beberapa kutipan tentang tema fabel yang berjudul: (1) Kupu-kupu Berhati Mulia (2) Jiji Jerapah dan Kus Tikus, dan (3) Landak yang Kesepian yang terdapat dalam buku teks bahasa Indonesia SMP kelas VIII Tema dan Amanat Fabel yang Berjudul Kupu-kupu Berhati Mulia Karya Umi Syarofah Pertama Tema, Fabel Kupu-kupu Berhati Mulia menceritakan tentang sebuah kisah antara kepompong dan semut yang memiliki sifat sombong, dengan latar tempat di sebuah hutan. Seekor semut yang memiliki tubuh sempurna sedangkan kepompong masih belum bisa berbuat apa-apa. Pada suatu hari si semut sedang berjalan-jalan dan bertemu kepompong dengan bangganya serta sombongnya si semut mengejek dan menjelekkan fisik si kepompong. Peda beberapa hari kemudian ada hujan dan angin kencang si semut terjatuh di kubangan lumpur, ia meminta pertolongan dan akhirnya datanglah si kupu-kupu yang indah ia pun menolong si semut. Ternyata kupu-kupu yang indah itu adalah kepompong yang sudah di ejek oleh si semut. Si semut pun sadar dan meminta maaf atas perbuatannya. Setelah melakukan analisis data terhadap fabel yang berjudul Kupu-kupu Berhati Mulia yang terdapat dalam buku teks bahasa Indonesia SMP kelas VIII memiliki tema tentang kesombongan, tema ini tergolong dalam tema mayor karena kesombongan masih memiliki makna yang luas. Hal ini pengarang menyampaikan tema tersebut secara utuh dan mudah dipahami. Selanjutnya akan dijelaskan tema

34 22 minor dalam kutipan-kutipan fabel Kupu-kupu Berhati Mulia. Kutipan ini dapat dilihat di bawah ini: T.1 Ia melihat sebuah kepompong di atas pohon. Sang semut mengejek bentuk kepompong yang jelek yang tidak bisa pergi kemana-mana. (Hal.10) Penggalan kutipan tersebut menggambarkan sosok yang memiliki fisik sempurna tetapi sombong terhadap sesama. Artinya dia adalah sosok yang sempurna dan tidak memiliki kekurangan suatu apapun. Berikut kutipan tentang kesombongan semut. T.2 Hey, kepompong alangkah jelek nasibmu. Hanya bisa menggantung di ranting itu. Ayo jalan-jalan, lihat dunia yang luas ini, bagaimana nasibmu jika ranting itu patah?. (Hal.10) Kutipan tersebut menceritakan seekor semut yang merasa bangga atas dirinya yang sempurna dan bias berjalan-jalan yang dia mau. Artinya jika dikaitkan dengan kehidupan nyata ada seorang yang fisiknya sempurna tetapi dia selalu meremehkan kepada orang yang fisiknya tidak sempurna contohnya orang yang cacat. Setiap kesombongan tentu ada balasan dari yang maha kuasa, seperti yang digambarkan pada seekor semut. Dengan kesombongannya dia pun mendapatkan petaka yaitu terjatuh di genangan lumpur. Kutipan tersebut yaitu: T.3 Pada suatu pagi sang semut kembali berjalan ke taman itu. Karena hujan, di mana-mana terdapat genangan lumpur. Lumpur yang licin membuat semut tergelincir ke dalam lumpur. Ia jatuh ke dalam lumpur. Sang semut hamper tenggelam dalam genangan itu. Semut berteriak sekencang mungkin untuk meminta bantuan.

35 23 (Hal.11) Kutipan tersebut menggambarkan bahwa setiap kehidupan sebenarnya kita tidak terlepas dari orang lain. Artinya kita selalu memerlukan bantuan orang lain. Hal ini tentu ada sifat orang yang bisa memaafkan kesalahan orang dan juga ada yang tidak terima atas perlakuan yang sudah dilakukannya. Hal ini dapat tergambar oleh sifat si kupu-kupu yang sudah diejek oleh seekor semut. Padahal kepompong yang diejeknya itu adalah seekor kupu-kupu yang indah. Kupu-kupu tersebut tidak memiliki sifat yang dendam ia pun menolong si semut yang sedang kesusahan. Berikut kutipan dari gambaran tersebut: T.4 Untunglah saat itu ada seekor kupu-kupu yang terbang melintas. Kemudian kupu-kupu menjulurkan sebuah ranting kea rah semut. Aku adalah kepompong yang pernah kau ejek. Kata si kupu-kupu (Hal.11) Dalam penyampaian cerita fabel ini, pengarang telah memlih tema yang sangat menarik. Artinya pembaca juga merasa terkesan atas kebaikan si kupu-kupu yang memiliki hati mulia. Fabel ini sudah baik dan pantas untuk diajarkan dalam pembelajaran kurikulum 2013 yang sudah tertera pada buku teks bahasa Indonesia SMP kelas VIII. Kedua amanat, Setelah melakukan analisis data pada fabel yang berjudul Kupu-kupu Berhati Mulia yang terdapat dalam buku teks bahasa Indonesia SMP kelas VIII, dapat ditemukan beberapa kutipan tentang unsur amanat, yaitu: 1. Janganlah kita menjelekkan orang lain yang fisiknya belum sempurna

36 24 Pesan ini memberikan gambaran bahwa setiap kehidupan pasti memiliki kekurangan dan kelebihan. Fabel tersebut menyampaikan pesan kepada pembaca bahwa kita tidak boleh menjelekkan atau meremehkan orang lain. Karena orang yang kita ejek belum tentu suatu saat dia akan jelek. Berikut kutipan yang menggambarkan pesan tersebut: A.1 Dari balik tanah, muncullah seekor semut yang dengan sombongnya berkata "Hai kepompong, lihatlah aku, aku terlindungi dari badai kemarin, tidak seperti kau yang ada diatas tanah, lihat tubuhmu, kau hanya menempel di pohon yang tumbang dan tidak bisa berlindung dari badai" kata sang Semut dengan sombongnya. (Hal.10) Pada kutipan tersebut terlihat bahwa seekor semut yang bangga dan sombong atas dirinya. Sehingga Ia mengejek salah satu temanya yaitu kepompong yang sedang kedinginan dan ketakutan karena angin dan hujan. 2. Kita tidak boleh sombong terhadap makhluk ciptaan Tuhan Fabel ini memberikan pesan kepada pembaca yang disampaikan oleh pengarang dimana kita tidak boleh sombong atas kesempurnaan yang kita miliki. Karena orang yang kita remehkan belum tentu lebih baik dari apa yang kita sombongkan. Fabel ini memberikan pelajaran hidup bahwa kesombongan hanya membawa petaka dalam hidup. Apapun keadaan orang lain seharusnya kita tetap menghargai orang tersebut. Kutipan yang mendukung dari hal tersebut adalah: A.2 Sang semut selalu membanggakan dirinya yang bias pergi ke tempat yang Ia suka. Bahkan sang semut kuat mengangkat beban yang lebih besar dari tubuhnya. Sang semut merasa bahwa dirinya adalah binatang yang paling hebat. Si kepompong hanya diam saja mendengar ejekan tersebut. (Hal.10)

37 25 Kutipan tersebut menceritakan seekor semut yang terus sombong dan mengejek si kepompong. Ia tidak peduli perasaan si kempompong, ia pun terus menerus mengejek. 3. Jika seseorang memiliki sifat sombong pasti akan mendapatkan ganjaran Setiap makhluk hidup jika memiliki sifat sombong tentu akan mendapatkan ganjaran. Hal ini sesuai dengan yang digambarkan dalam cerita fabel tersebut. Seekor semut yang selalu mengejek temannya tanpa memikirkan perasaannya ternyata semut tersebut mendapatkan ganjaran. Semut tersebut jatuh dari kubangan lumpur dan tidak bisa menyelamatkan dirinya. Berikut ini kutipannya: A.3 Si Semut semakin sombong dan terus berkata demikian kepada semua hewan yang ada di hutan tersebut, sampai pada suatu hari si Semut berjalan diatas lumpur hidup. Si Semut tidak tahu kalau ia berjalan diatas lumpur hidup yang bisa menelan dan menariknya kedalam lumpur tersebut. (Hal.11) Cerita tersebut memberikan pesan kepada kita bahwa setiap yang kita lakukan tentu ada sebuah ganjaran. Jadi, kita sebagai makhluk hidup tidak boleh saling menghina ataupun mengejek orang lain. 4. Setiap kehidupan tentu kita tidak terlepas dari pertolongan orang lain Pesan tersebut memberikan motivasi terhadap pembaca bahwa setiap makhluk hidup tidak terlepas dari orang lain. Suatu saat kita pasti membutuhkan bantuan kepada orang lain. Hal ini sesuai deng fabel tersebut. Seekor semut yang sombong atas kesempurnaanya ternyata tidak bisa berbuat apa-apa. Sesuai dengan kutipan berikut: A.4 "Tolong...tolong...aku terjebak di lumpur hidup..tolong", teriak si semut.

38 26 Lalu terdengar suara dari atas, "Kayaknya kamu lagi sedang kesulitan ya, semut?" si Semut menengok ke atas mencari sumber suara tadi, ternyata suara tadi berasal dari seekor kupu-kupu yang sedang terbang diatas lumpur hidup tadi. (Hal.11) Kutipan tersebut menceritakan tentang si semut yang mengalami kesulitan, tetapi ada seekor kupu-kupu yang membantunya. Kupu-kupu tersebut tidak keberatan membantu si semut. 5. Meskipun sering diejek dan dihina, tentu kita jangan memiliki sifat dendam. Pesan tersebut memberikan gambaran bahwa kita tidak boleh memiliki sifat dendam karena dendam tidak baik hanya merusak hubungan kepada orang lain. Meskipun kita sudah dihina dan diejek kita harus memiliki sifat yang bijaksana. Karena suatu saat orang yang telah menghina pasti mendapat sebuah ganjaran. Hal ini sesuai dengan cerita fabel tersebut, ternyata seekor kupu-kupu yang sudah diejek oleh si semut adalah kepompong yang tidak bisa berbuat apa-apa. Tetapi kupu-kupu tersebut tidak memiliki sifat dendam, Ia tetap menjaga hubungan persahabatan dan akhirnya si kupu-kupu menolong si semut tersebut. Berikut kutipan terhadap gambaran tersebut: A.5 "Siapa kau?" tanya si Semut galau. "Aku adalah kepompong yang waktu itu kau hina" jawab si Kupu-kupu. Semut merasa malu sekali dan meminta bantuan si Kupu-kupu untuk menolong dia dari lumpur yang menghisapnya. "Tolong aku kupu-kupu, aku minta maaf waktu itu aku sangat sombong sekali bisa bertahan dari badai cuma hanya karena aku berlindung dibawah tanah". Si kupu-kupu akhirnya menolong si Semut dan semutpun selamat serta berjanji ia tidak akan menghina semua makhluk ciptaan Tuhan yang ada di hutan tersebut. (Hal.11) Dari kutipan tersebut memberikan gambaran kepada kita bahwa setiap kehidupan kita tidak boleh memiliki sifat dendam. Seperti sosok si kupu-kupu dia

39 27 memiliki jiwa yang sabar dan penolong serta pemaaf. Dan akhirnya si semutpun bertobat dan tidak ingin menjadi semut yang jahat dan suka mengejek Tema dan Amanat Fabel yang Berjudul Jiji Jerapah dan Kus Tikus Karya Ali Pertama Tema, Fabel yang berjudul Jiji Jerapah dan Kus Tikus menceritakan seekor Jerapah yang memiliki kelebihan fisik yang terlalu panjang sehingga dia susah untuk bekerja. Pada suatu hari Jerapah ingin mencari pekerjaan tetapi tidak ada yang cocok. Jerapah pun terus semangat mencari kerja dan pada akhirnya Jerapah bertemu dengan semut yang sedang membutuhkan bantuan. Si semutpun tidak keberatan Ia suka dengan si Jerapah. Pada akhirnya mereka berkenalan dan menjadi sahabat yang bisa saling bekerja sama. Fabel yang berjudul Jiji Jerapah dan Kus Tikus dalam buku teks bahasa Indonesia SMP kelas VIII memiliki tema tentang persahabatan. Tema tersebut merupakan tema mayor yang memiliki makna luas. Sedangkan untuk tema minor akan di jelaskan pada kutipan fabel Fabel yang berjudul Jiji Jerapah dan Kus Tikus. Berikut ini beberapa kutipan tentang cerita tersebut: T.5 Pada suatu hari ada seekor jerapah yang tengah mencari pekerjaan. Sang jerapah itu bernama Jiji. Dia ingin segera mendapat pekerjaan. Pekerjaan apa saja yang penting tidak merugikan orang lain. (Hal.16) Kutipan tersebut mengisahkan seekor jerapah yang ingin sekali mencari pekerjaan tetapi banyak yang tidak cocok. Masalahnya jerapah tersebut terlalu tinggi. Sesuai dengan ktipan di bawah ini: T.6

40 28 Jiji terlalu tinggi untuk menjadi kondektur bus. Ketika berdiri di dalam bus, ia harus menekuk leher dan itu membuat lehernya nyeri. Ia juga terlalu tinggi untuk menjadi supir truk. Lehernya panjang di ruang kemudi. Saat ia tekuk, hidungnya menyentuh kemudi truk. (Hal.16) Meskipun demikian jerapah terus mencari pekerjaan yang diinginkan. Sehingga pada suatu hari jerapa bertemu tikus yang sedang kesusahan dalam bekerja yaitu mengecat rumah dan akhirnya merekapun bertemu. Kutipan tersebut yaitu: T.7 Jiji mendatangi sebuah rumah Ia menemui seekor tikus. Si tikus itu bernama Kus. Si tikus tengah mengecat rumah itu. Kus beridiri di sebuah tangga pendek sambil tangannya memegan kaleng cat. Kus kelihtan berat mengecat di situ. (Hal.16) Kutipan tersebut menceritakan tentang pertemuan jerapah dan tikus yang nantinya akan menjadi sahabat. Pertemuan tersebut si tikus merasa senang dan tidak keberatan bisa bertemu dengan jerapah. Artinya jika kita kaitkan dengan kehidupan nyata persahabatan itu selalu ada dan selalu mengisi satu anatara yang lainnya. Akhirnya jerapahpun menawarkan diri untuk membantu si tikus Karena jerapah sedang membutuhkan pekerjaan. Si tikus pun merasa senang dan tidak keberatan. Berikut kutipan tersebut: T.8 Halo, teman! Sapa Jiji Hai, sahut Kus Tikus. Lalu, dari mulut keluar keluhan, Oh! Ada apa? Tanya Jiji. Tangan ini terlalu pendek. Aku jadi tidak bias mencapai langit-langit, ucap Kus Tikus. Ah andai saja aku punya teman kerja yang tinggi sepertimu! Ia pasti dapat membantuku. Aku bisa membantumu, Jiji menawarkan diri. (Hal.17)

41 29 Dari kutipan tersebut perkenalan dan pertemuan tersebut mereka semakin akrab dan semakin bekerja sama dalam melakukan suatu pekerjaan. Sehingga banyak yang memerlukan tenaga mereka. Seperti dalam kutipan berikut: T.9 Akhirnya, mulai saat itu Jiji dan Kus Tikus bekerja sama sebagai tukang cat di kampung tersebut. Mereka tidak pernah kehabisan pekerjaan. di kampung-kampung lain pun mereka banyak ditawari pekerjaan. Di mana pun mereka bekerja dengan baik. Pekerjaan mereka selalu rapi dan memuaskan sehingga banyak yang menggunakan jasa mereka. Hati mereka senang dan gembira. (Hal.16) Dalam cerita fabel yang berjudul Jiji Jerapah dan Kus Tikus pengarang sangat baik sekali dalam menyampaikan cerita. Karena banyak kisah teladan yang di petik dari fabel tersebut. Kedua amanat, Setelah melakukan analisis data terhadap amanat dalam fabel Jiji Jerapah dan Kus Tikus yang terdapat dalam buku teks bahasa Indonesia SMP kelas VIII dapat ditemukan beberapa amanat yang disampaikan oleh pengarangan, yaitu: 1. Kita tidak boleh memiliki sifat malas, kita harus bekerja dan berusaha Cerita fabel yang berjudul Jiji Jerapah dan Kus Tikus dapat memberikan gambaran bahwa kita tidak boleh memiliki sifat malas karena kita tidak disenangi oleh orang lain. Tentu kita harus memiliki sifat yang rajin, ulet, dan suka bekerja. Hal ini sesuai dengan sosok si Jiji yang memiliki sifat ingin bekerja dan berusaha

42 30 meskipun Ia memilik kelebihan terhadap tubuhnya. Tetapi Ia tidak menyerah dengan kondisinya tersebut. Berikut kutipan terhadap amanat tersebut: A.6 Pada suatu hari ada seekor jerapah yang tengah mencari pekerjaan. Sang jerapah itu bernama Jiji. Dia ingin segera mendapat pekerjaan. Pekerjaan apa saja yang penting tidak merugikan orang lain. (Hal.16) 2. Setiap kehidupan tentu memiliki kekurangan dan kelebihan Setiap kehidupan tidak ada makhluk yang sempurna, pasti kita memiliki kekurangan dan kelebihan. Seperti halnya dalam fabel tersebut, seorang Jerapah yang memiliki kelebihan terhadap tubuhnya tetapi Ia tidak bisa bekerja yang Ia inginkan. Seperti dalam kutipan berikut: A.7 Jiji terlalu tinggi untuk menjadi kondektur bus. Ketika berdiri di dalam bus, ia harus menekuk leher dan itu membuat lehernya nyeri. Ia juga terlalu tinggi untuk menjadi supir truk. Lehernya panjang di ruang kemudi. Saat ia tekuk, hidungnya menyentuh kemudi truk. (Hal.16) 3. Sifat tolong menolong akan disenangi orang lain Sifat tolong menolong merupak sifat yang terpuji dan akan disenangi oleh orang lain. Contoh dalam cerita fabel tersebut, seekor jerapah yang sedang kesulitan mencari pekerjaan tetapi si tikus tidak memiliki sifat pelit. Ia pun senag terhadap jerapah dan Ia menolong jerapah tersebut. Sehingga mereka menjadi sahabat yang saling bekerja sama. Berikut kutipannya: A.8 Aku bisa membantumu, Jiji menawarkan diri. Kau bisa menggunakan aku sebagai tangga. Sungguh? Ya, Jawab Jiji yakin Terimakasih, teman. (Hal.17)

43 31 4. Jika kita melakukan pekerjaan dengan kerja sama tentu hasilnya akan lebih baik Dalam melakukan suatu pekerjaan dalam tim tentu kita harus bekerja sama dengan baik agar hasil yang kita peroleh akan mendapatkan hasil yang sempurna. Hal ini tergambar dalam fabel Jiji Jerapah dan Kus Tikus. Si jerapah memiliki jiwa semangat dan tanggung jawab terhadap pekerjaannya begitu juga si tikus. Dengan kerja sama yang baik mreka pun mendapatkan hasil yang baik, serta banyak yang suka terhadapnya. Berikut kutipan dari gambaran tersebut: A.9 Akhirnya mulai saat itu Jiji dan Kus Tikus bekerja sama sebagai tukang cat di kampong tersebut. Mereka tidak pernah kehabisan pekerjaan. di kampung-kampung lain pun mereka banyak ditawari pekerjaan. Di mana pun mereka bekerja dengan baik. Pekerjaan mereka selalu rapid an memuaskan sehingga banyak yang menggunakan jasa mereka. Hati mereka senang dan gembira (Hal.17) Cerita fabel Jiji Jerapah dan Kus Tikus sangat baik sekali dibaca dan dijadikan bahan ajar disekolah. Pengarang sangat baik sekali menyajikan cerita tersebut, karena sesuai dengan usia kelas VIII SMP. Sehingga siswa dapat mengambil pesan yang dibaca dan diajarkan oleh guru Tema dan Amanat Fabel yang Berjudul Landak yang Kesepian Karya Rio Fabel yang berjudul Landak yang Kesepian menceritakan tentang seekor landak yang tidak mempunyai rasa percaya diri, sehingga dia kesepian dan tidak memiliki banyak teman. Pada suatu hari Landak berjalan-jalan keliling hutan, Ia berkenalan dengan binatang lainnya untuk mencari teman atau sahabat tetapi tidak

44 32 ada yang mau berkenalan dengannya karena takut dengan duri yang ada ditubuh landak. Ia pun akhirnya bertemu dengan si Kura-kura yang baik hati, kura-kura tersebut menjelaskan kelebihan si Landak dan pada suatu malam Landak diajak menghadiri acara ultah temennya. Di sana sangat ramai dan beberapa saat ketika pesta berlangsung datang beberapa ekor srigala, si Landakpun yang berani menghadapinya. Akhirnya Srigala tersebut ketakutan dan pergi, kemudian si Landak dipuji oleh teman-teman yang lain. Setelah melakukan penelitian mengenai tema fabel yang berjudul Landak yang Kesepian dalam buku teks bahasa Indonesia SMP kelas VIII memiliki tema tentang rela berkorban. Tema tersebut merupakan tema mayor, sedangkan tema minor akan dijelaskan pada masing-masing kutipan fabel Landak yang Kesepian. Hal ini terlihat pada kutipan berikut: T.10 Di hutan yang rindang, hidup seekor anak landak yang merasa kesepian. Landi namanya. Landi tidak mempunyai teman karena teman-temannya takut tertusuk duri tajam yang ada di badannya. Maaf Landi, kami ingin bermain denganmu, tapi durimu sangat tajam, kata Cici dan temantemannya. Tinggallah Landi sendirian. Ia hanya bisa bersedih. Mengapa mereka tidak mau berteman dan bermain denganku?, padahal tidak ada seekor binatang pun yang pernah tertusuk duriku, gumam Landi. (Hal.26) Kutipan tersebut tentu membuat kita merasa kasihan karena dirinya yang selalu dikucilkan oleh yang lain. Tetapi sosok seekor landak tersebut pun tidak putus asa, Ia selalu tetap bersikap ramah terhadap yang lainnya. Salah satunya adalah kura-

45 33 kura yang bernama Kuku. Kuku pun ternyata memiliki hati yang baik karena mau berkenalan dengan si Landi. Kutpan tersebut yaitu: T.11 Kuku kura-kura kemudian duduk di sebelah Landi. Lalu Landi mulai bercerita tentang masalahnya. Kau tak perlu khawatir. Aku bersedia menjadi sahabatmu. Percayalah! kata kuku sambil menjabat tangan Landi. Betapa girangnya hati Landi. Kini ia mempunyai teman. Tempurungmu tampak begitu berat. Apa kau tidak merasa tersiksa? tanya Landi. Oh, sama sekali tidak. Justru tempurung ini sangat berguna. Tempurung ini bisa melindungiku. Jika ada bahaya, aku hanya perlu menarik kaki dan kepalaku ke dalam. Hebat kan? Selain itu aku tak perlu repot mencari tempat tinggal. Rumahku ini bisa berpindah-pindah sesuai keinginanku, kata Kuku kura-kura sambil mempraktekkan apa yang dikatakannya. Landi landak merasa terhibur. (Hal.26) Pada akhirnya, merekapun menjadi sahabat satu-satunya yang mau menerima si Landi. Pada suatu hari si Landi diajak oleh Kuku untuk dating di pesta temannya. Tetapi si Landi tidak percaya diri karena Ia taku di ejek oleh teman-temannya. Kuripan tersebut dapat dilihat di bawah ini: T.12 Suatu hari, teman Landi yang bernama Sam Kodok berulang tahun. Semua diundang, termasuk Landi Landak. Ayo Landi, kau harus datang ke pesta itu, bujuk Kuku kura-kura. Aku tidak mau karena nanti temanteman yang lain pasti akan menjauhiku karena takut tertusuk duri, kata Landi dengan sedih. Jangan khawatir, kau kan tidak sendirian. Aku akan menemanimu. Di sana banyak kue yang lezat dam tentu saja buah apel loh! Mendengar kata apel, Landi menjadi tergoda. Ia memang sangat menyukai apel. Akhirnya Landi mau juga berangkat bersama Kuku kurakura. (Hal.26) Jika kutipan tersebut dikaitkan dengan kehidupan nyata tentu setiap manusia memiliki kekurangan dan kelebihan. Seperti yang dimiliki oleh si Landi meskipun Ia memiliki tubuh yang berduri tetapi memiliki manfaat yang bias membuat yang lainnya kagum. Seperti pada acara teman-temannya, pada saat itu dating

46 34 segerombolan srigala yang ingin menangkap binatang-binatang yang berkumpul dia acara pesta. Si Landi tersebut lah yang menolong mereka. Seperti pada kutipan berikut: T.13 Tiba-tiba, pesta yang mengasyikkan itu terhenti dengan teriakan Tito. Ia datang sambil berlari ketakutan. Awas! Serigala jahat datang! Tolong! Tolong! Teriaknya dengan napas tersengal-sengal. Semua menjadi ketakutan. Mereka berlarian menyelamatkan diri. Karena tidak bisa berlari, Kuku kura-kura langsung memasukkan kepala dan kakinya ke tempurung rumahnya. Sedangkan Landi Landak segera menggulung tubuhnya menjadi seperti bola. Serigala jahat yang mengejar temanteman Landi tidak melihat tubuh Landi. Tiba-tiba, Brukk, aduhhh teriak serigala jahat. Ia tertusuk duri tajam Landi Landak. Sambil menahan sakit, Serigala jahat langsung lari tunggang langgang. Maka selamatlah Landi dan teman-temannya.. (Hal.27) Dari peristiwa tersebut, para binatang kagum dan merasa menyesal atas perbuatan yang pernah dilakukan kepada si Landi. Dan akhirnya pun mereka menjadi senang terhadap si Landi atau Landak. Kutipan tersebut yaitu: T.14 Hore..! Hore! Hidup Landi Landak! semua binatang mengelukan Landi. Landi menjadi tersipu malu karenanya. Maafkan aku Landi, selama ini aku menjauhimu. Padahal kau tidak pernah menyakitiku. Ternyata duri tajammu itu telah menyelamatkan kita semua, sesal Cici Kelinci. Akhirnya semua yang datang ke pesta Sam Kodok meminta maaf pada Landi Landak karena telah menjauhinya kemudian mereka pun berterima kasih pada Landi Landak karena telah melindungi mereka dari serigala jahat. Kini, Landi Landak tidak merasa kesepian lagi. (Hal.27) Dari beberapa kutipn tersebut, maka cerita tersebut sangat menarik untuk dijadikan bahan ajar. Sesuai yang sudah tertera dalam buku teks bahasa Indonesia SMP kelas VIII. Pengarang sangat baik sekali memilih tema sehingga banyak pelajaran yang diambil oleh siswa ketika fabel tersebut diajarkan.

47 35 Kedua amanat, Setelah melakukan analisis data terhadap fabel Landak yang Kesepian dalam buku teks bahasa Indonesia SMP kelas VIII terdapat beberapa amanat yang disampaikan oleh pengarang, yaitu: 1. Kita harus saling menghargai antar sesama Fabel tersebut memberikan gambaran kepada kita bahwa kita harus saling menghargai antar sesama. Dalam kondisi apapun kita harus menerima keadaan seseorang. Karena setiap kehidupan tentunya memiliki perbedaan satu sama lain. Seperti pada cerita fabel Landak yang Kesepian, si landak yang memiliki tubuh berduri tetapi banyak yang tidak suka akan tubuhnya. Seperti pada kutipan berikut: A.10 Di hutan yang rindang, hidup seekor anak landak yang merasa kesepian. Landi namanya. Landi tidak mempunyai teman karena teman-temannya takut tertusuk duri tajam yang ada di badannya. Maaf Landi, kami ingin bermain denganmu, tapi durimu sangat tajam, kata Cici dan temantemannya. Tinggallah Landi sendirian. Ia hanya bisa bersedih. Mengapa mereka tidak mau berteman dan bermain denganku?, padahal tidak ada seekor binatang pun yang pernah tertusuk duriku, gumam Landi. (Hal.27) 2. Kita tidak boleh menyesali atas kekurangan kita Fabel tersebut memberikan amanat kepada kita untuk selalu menerima apa yang sudah menjadi milik kita. Kita tidak boleh menyesali dan tetap bersyukur atas apa yang sudah diberikan pada kita. Seperti pada fabel Landak yang Kesepian, Landak memiliki tubuh yang berduri Ia menyesal dan ingin seperti teman-temannya yang lain. Seperti pada kutipan berikut: A.11 Hari-hari berikutnya Landi hanya melamun di tepi sungai. Ah, andai saja semua duriku ini hilang, aku bisa bebas bermain dengan temantemanku, kata Landi dalam hati. Landi merasa tidaklah adil hidupnya ini, selalu dijauhi teman-temannya. Ketika sedang asyik dengan

48 36 lamunannya, muncullah Kuku Kura-kura. Apa yang sedang kau lamunkan, Landi? sapa kuku mengejutkan. Ah, tidak ada, jawab Landi malu. Jika kau mempunyai masalah, aku siap mendengarkannya, kata Kuku. (Hal.27) 3. Jika kita berteman kita tidak boleh memilih Fabel tersebut memberikan amanat kepada kita bahwa dalam berteman kita tidak boleh memilih. Kita harus menghargai teman dalam keadaan apapun. Karena teman dapat memberikan kebahagiaan ketika kita sedang sedih. Hal ini sesuai dengan sikap si kura-kura yang memiliki sifat ramah. Ia tidak memilih dalam berteman. Berikut kutipan dari gambaran tersebut: A.12 Kuku kura-kura kemudian duduk di sebelah Landi. Lalu Landi mulai bercerita tentang masalahnya. Kau tak perlu khawatir. Aku bersedia menjadi sahabatmu. Percayalah! kata kuku sambil menjabat tangan Landi. Betapa girangnya hati Landi. Kini ia mempunyai teman. Tempurungmu tampak begitu berat. Apa kau tidak merasa tersiksa? tanya Landi. Oh, sama sekali tidak. Justru tempurung ini sangat berguna. Tempurung ini bisa melindungiku. Jika ada bahaya, aku hanya perlu menarik kaki dan kepalaku ke dalam. Hebat kan? Selain itu aku tak perlu repot mencari tempat tinggal. Rumahku ini bisa berpindah-pindah sesuai keinginanku, kata Kuku kura-kura sambil mempraktekkan apa yang dikatakannya. Landi landak merasa terhibur. (Hal.28) 4. Rela berkorban demi orang lain Fabel Landak yang Kesepian memberikan gambaran bahwa kita harus rela berkorban terhadap orang lain. Karena manfaatnya kita akan disenangi oleh orang lain. Seperti sifat si Landak yang sudah banyak tidak disenangi oleh teman-temannya tetapi Ia tidak memiliki sifat dendam. Ia rela berkorban meskipun dapat mengancam jiwanya, Ia berani melawan seekor srigala yang buas. Karena memiliki kelebihan pada tubuhnya Ia pun berani. Dan pada akhirnya Landakpun disenangi oleh temantemannya. Berikut kutipan yang menggambarkan kutipan tersebut:

49 37 A.14 Tiba-tiba, pesta yang mengasyikkan itu terhenti dengan teriakan Tito. Ia datang sambil berlari ketakutan. Awas! Serigala jahat datang! Tolong! Tolong! Teriaknya dengan napas tersengal-sengal. Semua menjadi ketakutan. Mereka berlarian menyelamatkan diri. Karena tidak bisa berlari, Kuku kura-kura langsung memasukkan kepala dan kakinya ke tempurung rumahnya. Sedangkan Landi Landak segera menggulung tubuhnya menjadi seperti bola. Serigala jahat yang mengejar temanteman Landi tidak melihat tubuh Landi. Tiba-tiba, Brukk, aduhhh teriak serigala jahat. Ia tertusuk duri tajam Landi Landak. Sambil menahan sakit, Serigala jahat langsung lari tunggang langgang. Maka selamatlah Landi dan teman-temannya. Berkat keikhlasan si Landak, maka landak pun banyak yang disenangi karena Ia tidak memiliki rasa dendam terhadap orang lain. Kini si Landak menjadi bahagi dan memiliki banyak teman. Berikut kutipan tersebut: A.15 Hore..! Hore! Hidup Landi Landak! semua binatang mengelukan Landi. Landi menjadi tersipu malu karenanya. Maafkan aku Landi, selama ini aku menjauhimu. Padahal kau tidak pernah menyakitiku. Ternyata duri tajammu itu telah menyelamatkan kita semua, sesal Cici Kelinci. Akhirnya semua yang datang ke pesta Sam Kodok meminta maaf pada Landi Landak karena telah menjauhinya kemudian mereka pun berterima kasih pada Landi Landak karena telah melindungi mereka dari serigala jahat. Kini, Landi Landak tidak merasa kesepian lagi. Temantemannya tidak takut lagi akan durinya yang tajam. Dari beberapa kutipan tersebut, fabel yang berjudul Landak yang Kesepian karya Rio memiliki banyak pesan yang disampaikan oleh pembaca. Fabel ini mengajarkan kita untuk menjadi sabar, rela berkorban, dan tidak memiliki sifat dendam. Fabel ini sudah sesuai untuk menjadi bahan ajar oleh siswa SMP kelas VIII. 4.2 Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang dibahas unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam fabel yang berjudul: (1) Kupu-kupu Berhati Mulia (2) Jiji Jerapah dan Kus

50 38 Tikus, dan (3) Landak yang Kesepian yang terdapat dalam buku teks bahasa Indonesia SMP kelas VIII. meliputi: tema dan amanat. Pertama, Tema fabel yang berjudul Kupu-kupu Berhati Mulia yang terdapat dalam buku teks bahasa Indonesia SMP kelas VIII memiliki tema tentang kesombongan. Hal ini pengarang menyampaikan tema tersebut secara utuh dan mudah dipahami. Cerita ini menceritakan tentang sebuah kisah antara kepompong dan semut yang memiliki sifat sombong, dengan latar tempat di sebuah hutan. Dalam penggalan beberapa kutipan menggambarkan sosok yang memiliki fisik sempurna tetapi sombong terhadap sesama. Artinya dia adalah sosok yang sempurna dan tidak memiliki kekurangan suatu apapun. Selain itu juga, seekor semut yang merasa bangga atas dirinya yang sempurna dan bias berjalan-jalan yang dia mau. Artinya jika dikaitkan dengan kehidupan nyata ada seorang yang fisiknya sempurna tetapi dia selalu meremehkan kepada orang yang fisiknya tidak sempurna contohnya orang yang cacat. Setiap kesombongan tentu ada balasan dari yang maha kuasa, seperti yang digambarkan pada seekor semut. Dengan kesombongannya dia pun mendapatkan petaka yaitu terjatuh di genangan lumpur. Setiap kehidupan sebenarnya kita tidak terlepas dari orang lain. Artinya kita selalu memerlukan bantuan orang lain. Hal ini tentu ada sifat orang yang bisa memaafkan kesalahan orang dan juga ada yang tidak terima atas perlakuan yang sudah dilakukannya. Hal ini dapat tergambar oleh sifat si kupu-kupu yang sudah diejek oleh seekor semut. Padahal kepompong yang diejeknya

51 39 itu adalah seekor kupu-kupu yang indah. Kupu-kupu tersebut tidak memiliki sifat yang dendam ia pun menolong si semut yang sedang kesusahan. Dalam penyampaian cerita fabel ini, pengarang telah memlih tema yang sangat menarik. Artinya pembaca juga merasa terkesan atas kebaikan si kupu-kupu yang memiliki hati mulia. Fabel ini sudah baik dan pantas untuk diajarkan dalam pembelajaran kurikulum 2013 yang sudah tertera pada buku teks bahasa Indonesia SMP kelas VIII. Amanat fabel yang berjudul Kupu-kupu Berhati Mulia yang terdapat dalam buku teks bahasa Indonesia SMP kelas VIII, dapat ditemukan beberapa kutipan tentang unsur amanat, yaitu: (1) Janganlah kita menjelekkan orang lain yang fisiknya belum sempurna. Pesan ini memberikan gambaran bahwa setiap kehidupan pasti memiliki kekurangan dan kelebihan. Fabel tersebut menyampaikan pesan kepada pembaca bahwa kita tidak boleh menjelekkan atau meremehkan orang lain. Karena orang yang kita ejek belum tentu suatu saat dia akan jelek. (2) Kita tidak boleh sombong terhadap makhluk ciptaan Tuhan. Fabel ini memberikan pesan kepada pembaca yang disampaikan oleh pengarang dimana kita tidak boleh sombong atas kesempurnaan yang kita miliki. Karena orang yang kita remehkan belum tentu lebih baik dari apa yang kita sombongkan. Fabel ini memberikan pelajaran hidup bahwa kesombongan hanya membawa petaka dalam hidup. Apapun keadaan orang lain seharusnya kita tetap menghargai orang tersebut. (3) Jika seseorang memiliki sifat sombong pasti akan mendapatkan ganjaran. Setiap makhluk hidup jika memiliki sifat sombong tentu akan mendapatkan ganjaran. Hal ini sesuai dengan yang digambarkan dalam cerita fabel tersebut. Seekor semut

52 40 yang selalu mengejek temannya tanpa memikirkan perasaannya ternyata semut tersebut mendapatkan ganjaran. Semut tersebut jatuh dari kubangan lumpur dan tidak bisa menyelamatkan dirinya. (4) Setiap kehidupan tentu kita tidak terlepas dari pertolongan orang lain. Pesan tersebut memberikan motivasi terhadap pembaca bahwa setiap makhluk hidup tidak terlepas dari orang lain. Suatu saat kita pasti membutuhkan bantuan kepada orang lain. Hal ini sesuai deng fabel tersebut. Seekor semut yang sombong atas kesempurnaanya ternyata tidak bisa berbuat apa-apa. (5) Meskipun sering diejek dan dihina, tentu kita jangan memiliki sifat dendam. Pesan tersebut memberikan gambaran bahwa kita tidak boleh memiliki sifat dendam karena dendam tidak baik hanya merusak hubungan kepada orang lain. Meskipun kita sudah dihina dan diejek kita harus memiliki sifat yang bijaksana. Karena suatu saat orang yang telah menghina pasti mendapat sebuah ganjaran. Hal ini sesuai dengan cerita fabel tersebut, ternyata seekor kupu-kupu yang sudah diejek oleh si semut adalah kepompong yang tidak bisa berbuat apa-apa. Tetapi kupu-kupu tersebut tidak memiliki sifat dendam, Ia tetap menjaga hubungan persahabatan dan akhirnya si kupu-kupu menolong si semut tersebut. Kedua, Fabel yang berjudul Jiji Jerapah dan Kus Tikus dalam buku teks bahasa Indonesia SMP kelas VIII memiliki tema tentang persahabatan. Cerita ini mengisahkan seekor jerapah yang memiliki tubuh sangat tinggi dan susah untuk bekerja maka jerapah tersebut kurang percaya diri. Meskipun demikian jerapah tidak putus asa dia selalu mencari pekerjaan yang pantas sesuai dengan tubuhnya.

53 41 Beberapa kutipan yang dianalisis dapat seekor jerapah yang ingin sekali mencari pekerjaan tetapi banyak yang tidak cocok. Masalahnya jerapah tersebut terlalu tinggi. Meskipun demikian jerapah terus mencari pekerjaan yang diinginkan. Sehingga pada suatu hari jerapa bertemu tikus yang sedang kesusahan dalam bekerja yaitu mengecat rumah dan akhirnya merekapun bertemu. Pertemuan jerapah dan tikus yang nantinya akan menjadi sahabat. Pertemuan tersebut si tikus merasa senang dan tidak keberatan bisa bertemu dengan jerapah. Artinya jika kita kaitkan dengan kehidupan nyata persahabatan itu selalu ada dan selalu mengisi satu anatara yang lainnya. Akhirnya jerapahpun menawarkan diri untuk membantu si tikus Karena jerapah sedang membutuhkan pekerjaan. Si tikus pun merasa senang dan tidak keberatan. Dalam cerita fabel yang berjudul Jiji Jerapah dan Kus Tikus pengarang sangat baik sekali dalam menyampaikan cerita. Karena banyak kisah teladan yang di petik dari fabel tersebut. Selanjutnya, Setelah melakukan analisis data terhadap amanat dalam fabel Jiji Jerapah dan Kus Tikus yang terdapat dalam buku teks bahasa Indonesia SMP kelas VIII dapat ditemukan beberapa amanat yang disampaikan oleh pengarangan, yaitu: (1) Kita tidak boleh memiliki sifat malas, kita harus bekerja dan berusaha, Memberikan gambaran bahwa kita tidak boleh memiliki sifat malas karena kita tidak disenangi oleh orang lain. Tentu kita harus memiliki sifat yang rajin, ulet, dan suka bekerja. Hal ini sesuai dengan sosok si Jiji yang memiliki sifat ingin bekerja dan berusaha meskipun Ia memilik kelebihan terhadap tubuhnya. Tetapi Ia tidak menyerah dengan kondisinya tersebut.

54 42 (2) Setiap kehidupan tentu memiliki kekurangan dan kelebihan. Setiap kehidupan tidak ada makhluk yang sempurna, pasti kita memiliki kekurangan dan kelebihan. Seperti halnya dalam fabel tersebut, seorang Jerapah yang memiliki kelebihan terhadap tubuhnya tetapi Ia tidak bisa bekerja yang Ia inginkan. (4) Sifat tolong menolong akan disenangi orang lain. Sifat tolong menolong merupak sifat yang terpuji dan akan disenangi oleh orang lain. Contoh dalam cerita fabel tersebut, seekor jerapah yang sedang kesulitan mencari pekerjaan tetapi si tikus tidak memiliki sifat pelit. Ia pun senag terhadap jerapah dan Ia menolong jerapah tersebut. Sehingga mereka menjadi sahabat yang saling bekerja sama. (5) Jika kita melakukan pekerjaan dengan kerja sama tentu hasilnya akan lebih baik. Dalam melakukan suatu pekerjaan dalam tim tentu kita harus bekerja sama dengan baik agar hasil yang kita peroleh akan mendapatkan hasil yang sempurna. Hal ini tergambar dalam fabel Jiji Jerapah dan Kus Tikus. Si jerapah memiliki jiwa semangat dan tanggung jawab terhadap pekerjaannya begitu juga si tikus. Dengan kerja sama yang baik mreka pun mendapatkan hasil yang baik, serta banyak yang suka terhadapnya. Cerita fabel Jiji Jerapah dan Kus Tikus sangat baik sekali dibaca dan dijadikan bahan ajar disekolah. Pengarang sangat baik sekali menyajikan cerita tersebut, karena sesuai dengan usia kelas VIII SMP. Sehingga siswa dapat mengambil pesan yang dibaca dan diajarkan oleh guru. Ketiga, tema fabel yang berjudul Landak yang Kesepian dalam buku teks bahasa Indonesia SMP kelas VIII memiliki tema tentang rela berkorban. Cerita fabel

55 43 ini mengisahkan seekor landak yang kesepian dan tidak memiliki teman Ia selalu di ejek dan tidak ditemani oleh binatang lainnya. Beberapa kutipan yang telah dianalisis membuat kita merasa kasihan karena dirinya yang selalu dikucilkan oleh yang lain. Tetapi sosok seekor landak tersebut pun tidak putus asa, Ia selalu tetap bersikap ramah terhadap yang lainnya. Salah satunya adalah kura-kura yang bernama Kuku. Kuku pun ternyata memiliki hati yang baik karena mau berkenalan dengan si Landi. Pada akhirnya, merekapun menjadi sahabat satu-satunya yang mau menerima si Landi. Pada suatu hari si Landi diajak oleh Kuku untuk datang di pesta temannya. Tetapi si Landi tidak percaya diri karena Ia taku di ejek oleh teman-temannya. Jika dikaitkan dengan kehidupan nyata tentu setiap manusia memiliki kekurangan dan kelebihan. Seperti yang dimiliki oleh si Landi meskipun Ia memiliki tubuh yang berduri tetapi memiliki manfaat yang bias membuat yang lainnya kagum. Seperti pada acara teman-temannya, pada saat itu dating segerombolan srigala yang ingin menangkap binatang-binatang yang berkumpul dia acara pesta. Si Landi tersebut lah yang menolong mereka. Dari beberapa kutipn tersebut, maka cerita tersebut sangat menarik untuk dijadikan bahan ajar. Sesuai yang sudah tertera dalam buku teks bahasa Indonesia SMP kelas VIII. Pengarang sangat baik sekali memilih tema sehingga banyak pelajaran yang diambil oleh siswa ketika fabel tersebut diajarkan. Terakhir, amanat terhadap fabel Landak yang Kesepian dalam buku teks bahasa Indonesia SMP kelas VIII terdapat beberapa amanat yang disampaikan oleh pengarang, yaitu: (1) Kita harus saling menghargai antar sesama. Fabel tersebut

56 44 memberikan gambaran kepada kita bahwa kita harus saling menghargai antar sesama. Dalam kondisi apapun kita harus menerima keadaan seseorang. Karena setiap kehidupan tentunya memiliki perbedaan satu sama lain. Seperti pada cerita fabel Landak yang Kesepian, si landak yang memiliki tubuh berduri tetapi banyak yang tidak suka akan tubuhnya. (2) Kita tidak boleh menyesali atas kekurangan kita. Fabel tersebut memberikan amanat kepada kita untuk selalu menerima apa yang sudah menjadi milik kita. Kita tidak boleh menyesali dan tetap bersyukur atas apa yang sudah diberikan pada kita. Seperti pada fabel Landak yang Kesepian, Landak memiliki tubuh yang berduri Ia menyesal dan ingin seperti teman-temannya yang lain. (3) Jika kita berteman kita tidak boleh memilih. Fabel tersebut memberikan amanat kepada kita bahwa dalam berteman kita tidak boleh memilih. Kita harus menghargai teman dalam keadaan apapun. Karena teman dapat memberikan kebahagiaan ketika kita sedang sedih. Hal ini sesuai dengan sikap si kura-kura yang memiliki sifat ramah. Ia tidak memilih dalam berteman. (4) Rela berkorban demi orang lain. Fabel Landak yang Kesepian memberikan gambaran bahwa kita harus rela berkorban terhadap orang lain. Karena manfaatnya kita akan disenangi oleh orang lain. Seperti sifat si Landak yang sudah banyak tidak disenangi oleh teman-temannya tetapi Ia tidak memiliki sifat dendam. Ia rela berkorban meskipun dapat mengancam jiwanya, Ia berani melawan seekor srigala yang buas. Karena memiliki kelebihan pada tubuhnya Ia pun berani. Dan pada akhirnya Landakpun disenango oleh teman-temannya.

57 45 Pembahasan di atas telah mendeskripsikan unsur tema dan amanat (1) Kupukupu Berhati Mulia (2) Jiji Jerapah dan Kus Tikus, dan (3) Landak yang Kesepian yang terdapat dalam buku teks bahasa Indonesia SMP kelas VIII, memiliki perbedaan cara masing-masing pengarang menyampaikan isi cerita tersebut. Ada pengarang yang menyampaikan isi secara langsung seperti pada judul fabel Kupu-kupu yang Mulia dan Jiji Jerapah dan Kus Tikus. Ada pula penyampaiannya secara halus seperti judul Landak yang Kesepian. Ketiga judul tersebut sangat menarik untuk dibaca atau pun menjadi bahan ajar di sekolah khsusunya kelas VIII SMP. Dalam penelitian ini, penulis belum menemukan penelitian yang sama dengan penelitan sekarang yaitu Analisis Tema dan Amanat Fabel dalam Buku Teks Bahasa Indonesia SMP Kelas VIII Kurikulum 2013 Terbitan KEMENDIKBUD.

58 BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dibahas, unsur-unsur intrinsik khususnya pada tema dan amanat fabel yang berjudul (1) Kupu-kupu Berhati Mulia (2) Jiji Jerapah dan Kus Tikus, dan (3) Landak yang Kesepianter dalam buku teks bahasa Indonesia SMP kelas VIII kurikulum 2013 telah ditemukan secara rinci. Penelitian ini memfokuskan pada unsur tema dan amanat yang terdapat dalam fabel. Pertama, tema yang terdapat dalam fabel berjudul Kupu-kupu Berhati Mulia dalam buku teks bahasa Indonesia, memiliki tema tentang kesombongan. Hal ini pengarang menyampaikan tema tersebut secara utuh dan mudah dipahami. Cerita ini menceritakan seekor semut yang memiliki fisik sempurna dan suka mengejek teman-teman binatang lainnya salah satunya adalah seekor kupu-kupu. Amanat fabel yang berjudul Kupu-kupu Berhati Mulia yang terdapat dalam buku teks bahasa Indonesia SMP kelas VIII, dapat ditemukan beberapa kesimpulan tentang unsur amanat, yaitu: (1) Janganlah kita menjelekkan orang lain yang fisiknya belum sempurna. (2) Kita tidak boleh sombong terhadap makhluk ciptaan Tuhan. (3) Jika seseorang memiliki sifat sombong pasti akan mendapatkan ganjaran. (4) Setiap kehidupan tentu kita tidak terlepas dari pertolongan orang lain. (5) Meskipun sering diejek dan dihina, tentu kita jangan memiliki sifat dendam. 46

59 47 Kedua, tema yang terdapat dalam fabel berjudul Jiji Jerapah dan Kus Tikus dalam buku teks bahasa Indonesia, memiliki tema tentang persahabatan. Cerita ini mengisahkan seekor jerapah yang memiliki tubuh sangat tinggi dan susah untuk bekerja maka jerapah tersebut kurang percaya diri. Meskipun demikian jerapah tidak putus asa dia selalu mencari pekerjaan yang pantas sesuai dengan tubuhnya. Amanat dalam fabel Jiji Jerapah dan Kus Tikus yang terdapat dalam buku teks bahasa Indonesia SMP kelas VIII dapat ditemukan beberapa amanat yang disampaikan oleh pengarangan, yaitu: (1) Kita tidak boleh memiliki sifat malas, kita harus bekerja dan berusaha, (2) Setiap kehidupan tentu memiliki kekurangan dan kelebihan. (4) Sifat tolong menolong akan disenangi orang lain. Sifat tolong menolong merupakan sifat yang terpuji dan akan disenangi oleh orang lain. (5) Jika kita melakukan pekerjaan dengan kerja sama tentu hasilnya akan lebih baik. Ketiga, tema yang terdapat dalam fabel berjudul Si Landak yang Kesepian dalam buku teks bahasa Indonesia, memiliki tema tentang rela berkorban. Cerita fabel ini mengisahkan seekor landak yang kesepian dan tidak memiliki teman Ia selalu di ejek dan tidak ditemani oleh binatang lainnya. Amanat terhadap fabel Landak yang Kesepian dalam buku teks bahasa Indonesia SMP kelas VIII terdapat beberapa amanat yang disampaikan oleh pengarang, yaitu: (1) Kita harus saling menghargai antar sesama. (2) Kita tidak boleh menyesali atas kekurangan kita. (3) Jika kita berteman kita tidak boleh memilih. (4) Rela berkorban demi orang lain.

60 48 Dalam penelitian ini, penulis belum menemukan penelitian yang sama dengan penelitan sekarang yaitu Analisis Tema dan Amanat Fabel dalam Buku Teks Bahasa Indonesia SMP kelas VIII Kurikulum Saran Penelitian yang dilakukan peneliti terhadap fabel Analisis Tema dan Amanat Fabel dalam Buku Teks Bahasa Indonesia SMP Kelas VIII Kurikulum Untuk melengkapi mengenai Analisis tema dan amanat fabel dalam buku teks bahasa Indonesia SMP kelas VIII kurikulum 2013, penulis menyampaikan saran agar: Dilakukan penelitian lain terkait dengan fabel dari aspek yang berbeda, sehingga hasil penelitian dapat memperkaya penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pengajaran apresiasi sastra dalam mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia atau muatan lokal khususnya dalam menganalisis unsur-unsur intrinsik fabel terutama tema dan amanat. Melakukan inventarisasi atau apresiasi terhadap karya sastra khususnya fabel, agar fabel dapat di minati para generasi muda sekaligus memahami unsur-unsur fabel.

61 DAFTAR RUJUKAN Addin Menulis Naskah Drama. Bandung: Puri Delco. Aminuddin, Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Anonim Buku Bahasa Indonesi Wahana Pengetahuan. Jakarta: KEMENDIKBUD RI Arikunto Prosedur Penelitian. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta. Beuti, Wolfgang, dkk Deutsche Literatur Geschichte von den Anfängen bis zur Gegenwart. Stuttgart: J.B Metzlersche Verlangsbuchhandlung. Dewi, Y Kajian Prosa Fiksi. Jambi: Universitas Jambi. Endraswa, S Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Media Presindo. Esten Sastra Indonesia dan Tradisi Sub Kultur. Bandung: Angkasa. Haryanta Kamus Kebahasaan dan Kesusastraan. Surakarta: PT Aksara. Jabrohim Cara Menulis Kreatif. Cetakan 2. Yogyakarta: Puastaka Pelajar. Keraf. G Diksi dan Gaya Bahasa.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Kusuma Pengertian Fabel. behaviorurldefaultvmlo.html (diakses pada tanggal 16 November 2014) Kusnadi Kajian Prosa: Kiat Menyisir Dunia Prosa. Ponorogo: P2MP Pustaka Felicha. Kosasih, E Apresiasi Sastra Indonesia. Jakarta: Nobel Edumedia. Luxemburg Tentang Sastra. Jakarta: Intermasa. 49

62 Moleong, L.J Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nurgiyantoro. B Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Priyatni, E.T Membaca Sastra dengan Ancangan Literasi Kritis. Jakarta: Bumi Aksara. Semi, A Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya. Sudjana, N. H. Dr Proposal Penelitian. Cetakan 5. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Sugiono Metode Peneltian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sumarjo, Jakob dan Saini Apresiasi Kesusastraan. Yogyakarta: CV. Nur Cahaya. Tarigan Prinsip-prisip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa Dasar-dasar Psikosastra. Bandung: Angkasa. Tim Penyusun Kamus Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Tim Penyusun Pedoman Penulisan Skripsi. Jambi: FKIP Universitas Jambi. Thobroni Asyiknya Prosa Fiksi. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani. Waluyo Drama : Naskah, Pementasan, dan Pengajarannya. Cetakan 1. Surakarta: LPP, UNS Press. Wiyatmi Pengantar Kajian Sastra. Cetakan ketiga. Yogyakarta: Pustaka. 50

63 51

64 52

65 53

66 54

67 55 Lampiran 4 KUPU-KUPU BERHATI MULIA Karya Umi Syarofah Dikisahkan ada sebuah hutan yang sangat lebat, tinggallah disana bermacammacam hewan, mulai dari semut, gajah, harimau, badak, burung dan sebagainya. Pada suatu hari datanglah badai yang sangat dahsyat. Badai itu datang seketika sehingga membuat panik seluruh hewan penghuni hutan itu. Semua hewan panik dan berlari ketakutan menghindari badai yang datang tersebut. Keesokan harinya, matahari muncul dengan sangat hangatnya dan kicauan burung terdengar dengan merdunya, namun apa yang terjadi? banyak pohon di hutan tersebut tumbang berserakan sehingga membuat hutan tersebut menjadi hutan yang berantakan. Seekor Kepompong sedang menangis dan bersedih akan apa yang telah terjadi di sebuah pohon yang sudah tumbang. "Hu..huu...betapa sedihnya kita, diterjang badai tapi tak ada tempat satupun yang aman untuk berlindung..huhu.." sedih sang Kepompong meratapi keadaan. Dari balik tanah, muncullah seekor semut yang dengan sombongnya berkata "Hai kepompong, lihatlah aku, aku terlindungi dari badai kemarin, tidak seperti kau yang ada diatas tanah, lihat tubuhmu, kau hanya menempel di pohon yang tumbang dan tidak bisa berlindung dari badai" kata sang Semut dengan sombongnya. Si Semut semakin sombong dan terus berkata demikian kepada semua hewan yang ada di hutan tersebut, sampai pada suatu hari si Semut berjalan diatas lumpur

68 56 hidup. Si Semut tidak tahu kalau ia berjalan diatas lumpur hidup yang bisa menelan dan menariknya kedalam lumpur tersebut. "Tolong...tolong...aku terjebak di lumpur hidup..tolong", teriak si semut. Lalu terdengar suara dari atas, "Kayaknya kamu lagi sedang kesulitan ya, semut?" si Semut menengok ke atas mencari sumber suara tadi, ternyata suara tadi berasal dari seekor kupu-kupu yang sedang terbang diatas lumpur hidup tadi. "Siapa kau?" tanya si Semut galau. "Aku adalah kepompong yang waktu itu kau hina" jawab si Kupu-kupu. Semut merasa malu sekali dan meminta bantuan si Kupu-kupu untuk menolong dia dari lumpur yang menghisapnya. "Tolong aku kupukupu, aku minta maaf waktu itu aku sangat sombong sekali bisa bertahan dari badai cuma hanya karena aku berlindung dibawah tanah". Si kupu-kupu akhirnya menolong si Semut dan semutpun selamat serta berjanji ia tidak akan menghina semua makhluk ciptaan Tuhan yang ada di hutan tersebut. Nah, hikmah yang bisa kita tarik dari dongeng diatas adalah, kita harus menyayangi dan menghormati semua makhluk ciptaan Tuhan. Intinya semua ciptaan Tuhan harus kita kasihi dan tidak boleh kita menghina makhluk yang lain. (SELESAI)

69 58 Lampiran 5 Jiji Jerapah dan Kus Tikus Karya Ali Dikisahkan hiduplah sekelompok binatang di sebuah kampung. Binatang-binatang itu bekerja sesuai dengan keahliannya masing-masing. Di kampung itu mereka saling bekerja sama untuk menyelesaikan pekerjaan. Pada suatu hari ada seekor jerapah yang tengah mencari pekerjaan. Sang Jerapah itu bernama Jiji. Dia ingin segera mendapat pekerjaan. Pekerjaan apa saja yang penting tidak merugikan orang lain. Masalahnya, Jiji terlalu tinggi untuk melakukan pekerjaan yang ditawarkan padanya. Jiji terlalu terlalu tinggi untuk menjadi kondektur bus. Ketika berdiri di dalam bus, ia harus menekuk leher dan itu membuat lehernya nyeri. Ia juga terlalu tinggi untuk menjadi sopir truk. Lehernya terlalu panjang di ruang kemudi.saat ia tekuk, hidungnya menyentuh kemudi truk. Hm, sepertinya, aku hanya cocok untuk melakukan pekerjaan di luar ruangan.ya, ya gumam Jiji pada suatu pagi, sambil matanya menerawang memperhatikan sekitarnya. Jiji mendatangi sebuah rumah. Ia menemui seekor tikus. Si tikus itu bernama Kus. Si tikus tengah mengecat rumah itu. Kus berdiri di sebuah tangga pendek sambil tangannya memegang kaleng cat. Kus kelihatan berat mengecat di situ. Halo, teman! Sapa Jiji. Hai, sahut Kus Tikus. Lalu, dari mulut keluar keluhan, oh!. Ada apa? Tanya Jiji. Tangga ini terlalu pendek. Aku jadi tidak bisa mencapai langit-langit, ucap Kus. Ah andai saja aku punya teman kerja yang tinggi sepertimu pasti ia dapat membantuku. Aku bisa membantumu, Jiji menawarkan diri. Kau bisa menggunakan aku sebagai tangga. Sungguh? Ya, jawab jiji yakin Terima kasih, teman.

70 59 Dengan gembira KusTikus naik keleher sang Jerapah. Kemudian, dia memegang kaleng cat dengan mulutnya. Dia merasa nyaman menempel di leher sang Jerapah. Dengan mudah si tikus menjangkau tempat-tempat yang sulit. Si tikus mengecat langit-langit. Pekerjaan mereka sangat rapi. Pak Beruang, sang pemilik rumah, sangat suka. Lalu, ia member ongkos lebih untuk Kus Tikus dan Jiji Jerapah. Hore! Seru Jiji senang. aku mendapat gaji pertamaku Eh, teman, bagaimana kalau mulai saat ini kita bekerjasama daripada aku membeli tangga yang lebih tinggi lebih baik aku menggunakanmu saja sebagai tangga. Bagaimana? usul Kus. Ya, ya,aku mau, sahut Jiji gembira. Akhirnya, mulai saat itu Jiji dan Kus bekerja sama sebagai tukang cat di kampong tersebut. Mereka tidak pernah kehabisan pekerjaan. Di kampung-kampung lain pun mereka banyak ditawari pekerjaan. Di mana pun mereka bekerja dengan baik. Pekerjaan mereka selalu rapi dan memuaskan sehingga banyak yang menggunakan jasa mereka. Hati mereka senang dan gembira. (SELESAI)

71 60 Lampiran 6 Landak yang Kesepian Karya: Rio Di hutan yang rindang, hidup seekor anak landak yang merasa kesepian. Landi namanya. Landi tidak mempunyai teman karena teman-temannya takut tertusuk duri tajam yang ada di badannya. Maaf Landi, kami ingin bermain denganmu, tapi durimu sangat tajam, kata Cici dan teman-temannya. Tinggallah Landi sendirian. Ia hanya bisa bersedih. Mengapa mereka tidak mau berteman dan bermain denganku?, padahal tidak ada seekor binatang pun yang pernah tertusuk duriku, gumam Landi. Hari-hari berikutnya Landi hanya melamun di tepi sungai. Ah, andai saja semua duriku ini hilang, aku bisa bebas bermain dengan teman-temanku, kata Landi dalam hati. Landi merasa tidaklah adil hidupnya ini, selalu dijauhi teman-temannya. Ketika sedang asyik dengan lamunannya, muncullah Kuku Kura-kura. Apa yang sedang kau lamunkan, Landi? sapa kuku mengejutkan. Ah, tidak ada, jawab Landi malu. Jika kau mempunyai masalah, aku siap mendengarkannya, kata Kuku. Kuku kura-kura kemudian duduk di sebelah Landi. Lalu Landi mulai bercerita tentang masalahnya. Kau tak perlu khawatir. Aku bersedia menjadi sahabatmu. Percayalah! kata kuku sambil menjabat tangan Landi. Betapa girangnya hati Landi. Kini ia mempunyai teman. Tempurungmu tampak begitu berat. Apa kau tidak merasa tersiksa? tanya Landi. Oh, sama sekali tidak. Justru tempurung ini sangat berguna. Tempurung ini bisa melindungiku. Jika ada bahaya, aku hanya perlu menarik kaki dan kepalaku ke dalam. Hebat kan? Selain itu aku tak perlu repot mencari tempat tinggal. Rumahku ini bisa berpindah-pindah sesuai keinginanku,

72 61 kata Kuku kura-kura sambil mempraktekkan apa yang dikatakannya. Landi landak merasa terhibur. Suatu hari, teman Landi yang bernama Sam Kodok berulang tahun. Semua diundang, termasuk Landi Landak. Ayo Landi, kau harus datang ke pesta itu, bujuk Kuku kura-kura. Aku tidak mau karena nanti teman-teman yang lain pasti akan menjauhiku karena takut tertusuk duri, kata Landi dengan sedih. Jangan khawatir, kau kan tidak sendirian. Aku akan menemanimu. Di sana banyak kue yang lezat dam tentu saja buah apel loh! Mendengar kata apel, Landi menjadi tergoda. Ia memang sangat menyukai apel. Akhirnya Landi mau juga berangkat bersama Kuku kura-kura. Pesta Sam kodok sangat meriah. Wangi aneka bunga tercium disetiap sudut ruangan. Ada dua meja panjang diletakkan di sisi kiri dan kanan halaman Sam kodok. Di atasnya tersedia berbagai macam kue dan buah-buahan. Lihat! Di dekat meja ada satu tong sirup apel!, kata Landi. Landi dan Kuku kura-kura memberikan selamat pada Sam kodok. Setelah meniup lilin. Semua bertepuk tangan sambil bernyanyi Selamat Ulang Tahun. Pada saat berdansa, semua yang diundang menghindar dari Landi landak. Mereka takut tertusuk duri Landi landak. Akhirnya, Kuku kura-kura lah yang menemani Landi berdansa. Tiba-tiba, pesta yang mengasyikkan itu terhenti dengan teriakan Tito. Ia datang sambil berlari ketakutan. Awas! Serigala jahat datang! Tolong! Tolong! Teriaknya dengan napas tersengal-sengal. Semua menjadi ketakutan. Mereka berlarian menyelamatkan diri. Karena tidak bisa berlari, Kuku kura-kura langsung memasukkan kepala dan kakinya ke tempurung rumahnya. Sedangkan Landi Landak segera menggulung tubuhnya menjadi seperti bola. Serigala jahat yang mengejar teman-teman Landi tidak melihat tubuh Landi. Tiba-tiba, Brukk, aduhhh teriak

73 62 serigala jahat. Ia tertusuk duri tajam Landi Landak. Sambil menahan sakit, Serigala jahat langsung lari tunggang langgang. Maka selamatlah Landi dan teman-temannya. Hore..! Hore! Hidup Landi Landak! semua binatang mengelukan Landi. Landi menjadi tersipu malu karenanya. Maafkan aku Landi, selama ini aku menjauhimu. Padahal kau tidak pernah menyakitiku. Ternyata duri tajammu itu telah menyelamatkan kita semua, sesal Cici Kelinci. Akhirnya semua yang datang ke pesta Sam Kodok meminta maaf pada Landi Landak karena telah menjauhinya kemudian mereka pun berterima kasih pada Landi Landak karena telah melindungi mereka dari serigala jahat. Kini, Landi Landak tidak merasa kesepian lagi. Teman-temannya tidak takut lagi akan durinya yang tajam. Bahkan mereka merasa aman jika Landi berada didekat mereka. (SELESAI)

74 63 Lampiran 7 Tabel.1 Analisis Tema dan Amanat Fabel Kupu-kupu Berhati Mulia, Jiji Jerapah dan Kus Tikus, dan Landak yang Kesepian dalam Buku Teks Bahasa Indonesia No Unsur Fabel Judul Fabel Kutipan Penjelasan Ceckhlis 1 Tema Kupu-kupu Berhati Mulia karya Umi Syarofah T.1 Ia melihat sebuah kepompong di atas pohon. Sang semut mengejek bentuk kepompong yang jelek yang tidak bias pergi kemana-mana. (Hal.10) T.2 Hey, kepompong alangkah jelek nasibmu. Hanya bias menggantung di ranting itu. Ayo jalan-jalan, lihat dunia yang luas ini, bagaimana nasibmu jika ranting itu patah?. (Hal.10) T.3 Pada suatu pagi sang semut kembali berjalan ke taman itu. Karena hujan, di mana-mana terdapat genangan lumpur. Lumpur yang licin membuat semut tergelincir ke dalam lumpur. Ia jatuh ke dalam lumpur. Sang semut hamper tenggelam dalam genangan Memiliki tema tentang kesombongan yang membawa petaka. Hal ini pengarang menyampaikan tema tersebut secara utuh dan mudah dipahami. Cerita ini menceritakan tentang sebuah kisah antara kepompong dan semut yang memiliki sifat sombong, dengan latar tempat di sebuah hutan. Kutipan tersebut menceritakan seekor semut yang merasa bangga atas dirinya yang sempurna dan bias berjalan-jalan yang dia mau. Artinya jika dikaitkan dengan kehidupan nyata ada seorang yang fisiknya sempurna tetapi dia selalu meremehkan kepada orang yang fisiknya tidak sempurna contohnya orang yang cacat. Setiap kesombongan tentu ada balasan dari yang maha kuasa, seperti yang digambarkan pada seekor semut. Dengan kesombongannya dia pun mendapatkan petaka yaitu terjatuh di genangan lumpur.

75 64 Jiji Jerapah dan Kus Tikus karya Ali itu. Semut berteriak sekencang mungkin untuk meminta bantuan. (Hal.11) T.4 Untunglah saat itu ada seekor kupukupu yang terbang melintas. Kemudian kupu-kupu menjulurkan sebuah ranting kea rah semut. Aku adalah kepompong yang pernah kau ejek. Kata si kupu-kupu (Hal.11) T.5 Pada suatu hari ada seekor jerapah yang tengah mencari pekerjaan. Sang jerapah itu bernama Jiji. Dia ingin segera mendapat pekerjaan. Pekerjaan apa saja yang penting tidak merugikan orang lain. (Hal.16) T.6 Jiji terlalu tinggi untuk menjadi kondektur bus. Ketika berdiri di dalam Kutipan tersebut menggambarkan bahwa setiap kehidupan sebenarnya kita tidak terlepas dari orang lain. Artinya kita selalu memerlukan bantuan orang lain. Hal ini tentu ada sifat orang yang bisa memaafkan kesalahan orang dan juga ada yang tidak terima atas perlakuan yang sudah dilakukannya. Hal ini dapat tergambar oleh sifat si kupu-kupu yang sudah diejek oleh seekor semut. Padahal kepompong yang diejeknya itu adalah seekor kupu-kupu yang indah. Kupu-kupu tersebut tidak memiliki sifat yang dendam ia pun menolong si semut yang sedang kesusahan. Cerita ini mengisahkan seekor jerapah yang memiliki tubuh sangat tinggi dan susah untuk bekerja maka jerapah tersebut kurang percaya diri. Meskipun demikian jerapah tidak putus asa dia selalu mencari pekerjaan yang pantas sesuai dengan tubuhnya. Berikut ini beberapa kutipan tentang cerita tersebut: Kutipan tersebut mengisahkan seekor jerapah yang ingin sekali mencari pekerjaan tetapi banyak yang tidak

76 65 bus, ia harus menekuk leher dan itu membuat lehernya nyeri. Ia juga terlalu tinggi untuk menjadi supir truk. Lehernya panjang di ruang kemudi. Saat ia tekuk, hidungnya menyentuh kemudi truk. (Hal.16) T.7 Jiji mendatangi sebuah rumah Ia menemui seekor tikus. Si tikus itu bernama Kus. Si tikus tengah mengecat rumah itu. Kus beridiri di sebuah tangga pendek sambil tangannya memegan kaleng cat. Kus kelihtan berat mengecat di situ. (Hal.16) T.8 Halo, teman! Sapa Jiji Hai, sahut Kus Tikus. Lalu, dari mulut keluar keluhan, Oh! Ada apa? Tanya Jiji. Tangan ini terlalu pendek. Aku jadi tidak bias mencapai langit-langit, ucap Kus Tikus. Ah andai saja aku punya teman kerja yang tinggi sepertimu! Ia pasti dapat membantuku. Aku bisa membantumu, Jiji menawarkan diri. (Hal.17) cocok. Masalahnya jerapah tersebut terlalu tinggi. Sesuai dengan ktipan di bawah ini: Meskipun demikian jerapah terus mencari pekerjaan yang diinginkan. Sehingga pada suatu hari jerapa bertemu tikus yang sedang kesusahan dalam bekerja yaitu mengecat rumah dan akhirnya merekapun bertemu. Kutipan tersebut menceritakan tentang pertemuan jerapah dan tikus yang nantinya akan menjadi sahabat. Pertemuan tersebut si tikus merasa senang dan tidak keberatan bisa bertemu dengan jerapah. Artinya jika kita kaitkan dengan kehidupan nyata persahabatan itu selalu ada dan selalu mengisi satu anatara yang lainnya. Akhirnya jerapahpun menawarkan diri untuk membantu si tikus Karena jerapah sedang membutuhkan pekerjaan. Si tikus pun merasa senang dan tidak keberatan.

77 66 Landak yang Kesepian karya Rio T.9 Akhirnya, mulai saat itu Jiji dan Kus Tikus bekerja sama sebagai tukang cat di kampung tersebut. Mereka tidak pernah kehabisan pekerjaan. di kampung-kampung lain pun mereka banyak ditawari pekerjaan. Di mana pun mereka bekerja dengan baik. Pekerjaan mereka selalu rapi dan memuaskan sehingga banyak yang menggunakan jasa mereka. Hati mereka senang dan gembira. (Hal.16) T.10 Di hutan yang rindang, hidup seekor anak landak yang merasa kesepian. Landi namanya. Landi tidak mempunyai teman karena temantemannya takut tertusuk duri tajam yang ada di badannya. Maaf Landi, kami ingin bermain denganmu, tapi durimu sangat tajam, kata Cici dan teman-temannya. Tinggallah Landi sendirian. Ia hanya bisa bersedih. Mengapa mereka tidak mau berteman dan bermain denganku?, padahal tidak ada seekor binatang pun yang pernah tertusuk duriku, gumam Landi. (Hal.26) Dari kutipan tersebut perkenalan dan pertemuan tersebut mereka semakin akrab dan semakin bekerja sama dalam melakukan suatu pekerjaan. Sehingga banyak yang memerlukan tenaga mereka. Memiliki tema tentang rela berkorban mekipun banyak yang tidak senang. Cerita fabel ini mengisahkan seekor landak yang kesepian dan tidak memiliki teman Ia selalu di ejek dan tidak ditemani oleh binatang lainnya

78 67 T.11 Kuku kura-kura kemudian duduk di sebelah Landi. Lalu Landi mulai bercerita tentang masalahnya. Kau tak perlu khawatir. Aku bersedia menjadi sahabatmu. Percayalah! kata kuku sambil menjabat tangan Landi. Betapa girangnya hati Landi. Kini ia mempunyai teman. Tempurungmu tampak begitu berat. Apa kau tidak merasa tersiksa? tanya Landi. Oh, sama sekali tidak. Justru tempurung ini sangat berguna. Tempurung ini bisa melindungiku. Jika ada bahaya, aku hanya perlu menarik kaki dan kepalaku ke dalam. Hebat kan? Selain itu aku tak perlu repot mencari tempat tinggal. Rumahku ini bisa berpindah-pindah sesuai keinginanku, kata Kuku kura-kura sambil mempraktekkan apa yang dikatakannya. Landi landak merasa terhibur. (Hal.26) T.12 Suatu hari, teman Landi yang bernama Sam Kodok berulang tahun. Semua diundang, termasuk Landi Landak. Ayo Landi, kau harus datang ke pesta itu, bujuk Kuku kura-kura. Aku tidak mau karena nanti teman- Kutipan tersebut tentu membuat kita merasa kasihan karena dirinya yang selalu dikucilkan oleh yang lain. Tetapi sosok seekor landak tersebut pun tidak putus asa, Ia selalu tetap bersikap ramah terhadap yang lainnya. Salah satunya adalah kurakura yang bernama Kuku. Kuku pun ternyata memiliki hati yang baik karena mau berkenalan dengan si Landi. Pada akhirnya, merekapun menjadi sahabat satu-satunya yang mau menerima si Landi. Pada suatu hari si Landi diajak oleh Kuku untuk dating di pesta temannya. Tetapi si Landi tidak percaya diri karena Ia taku di ejek oleh teman-temannya.

79 68 teman yang lain pasti akan menjauhiku karena takut tertusuk duri, kata Landi dengan sedih. Jangan khawatir, kau kan tidak sendirian. Aku akan menemanimu. Di sana banyak kue yang lezat dam tentu saja buah apel loh! Mendengar kata apel, Landi menjadi tergoda. Ia memang sangat menyukai apel. Akhirnya Landi mau juga berangkat bersama Kuku kura-kura. (Hal.26) T.13 Tiba-tiba, pesta yang mengasyikkan itu terhenti dengan teriakan Tito. Ia datang sambil berlari ketakutan. Awas! Serigala jahat datang! Tolong! Tolong! Teriaknya dengan napas tersengal-sengal. Semua menjadi ketakutan. Mereka berlarian menyelamatkan diri. Karena tidak bisa berlari, Kuku kura-kura langsung memasukkan kepala dan kakinya ke tempurung rumahnya. Sedangkan Landi Landak segera menggulung tubuhnya menjadi seperti bola. Serigala jahat yang mengejar temanteman Landi tidak melihat tubuh Landi. Tiba-tiba, Brukk, aduhhh teriak serigala jahat. Ia tertusuk duri tajam Landi Landak. Sambil menahan sakit, Serigala jahat langsung lari tunggang langgang. Maka selamatlah Landi dan teman-temannya. Jika kutipan tersebut dikaitkan dengan kehidupan nyata tentu setiap manusia memiliki kekurangan dan kelebihan. Seperti yang dimiliki oleh si Landi meskipun Ia memiliki tubuh yang berduri tetapi memiliki manfaat yang bias membuat yang lainnya kagum. Seperti pada acara teman-temannya, pada saat itu dating segerombolan srigala yang ingin menangkap binatang-binatang yang berkumpul dia acara pesta. Si Landi tersebut lah yang menolong mereka.

80 69 2 Amanat Kupu-kupu Berhati Mulia Karya Umi Syarofah (Hal.27) T.14 Hore..! Hore! Hidup Landi Landak! semua binatang mengelukan Landi. Landi menjadi tersipu malu karenanya. Maafkan aku Landi, selama ini aku menjauhimu. Padahal kau tidak pernah menyakitiku. Ternyata duri tajammu itu telah menyelamatkan kita semua, sesal Cici Kelinci. Akhirnya semua yang datang ke pesta Sam Kodok meminta maaf pada Landi Landak karena telah menjauhinya kemudian mereka pun berterima kasih pada Landi Landak karena telah melindungi mereka dari serigala jahat. Kini, Landi Landak tidak merasa kesepian lagi. (Hal.27) A.1 Dari balik tanah, muncullah seekor semut yang dengan sombongnya berkata "Hai kepompong, lihatlah aku, aku terlindungi dari badai kemarin, tidak seperti kau yang ada diatas tanah, lihat tubuhmu, kau hanya menempel di pohon yang tumbang dan tidak bisa berlindung dari badai" kata sang Semut dengan sombongnya. (Hal.10) Dari peristiwa tersebut, para binatang kagum dan merasa menyesal atas perbuatan yang pernah dilakukan kepada si Landi. Dan akhirnya pun mereka menjadi senang terhadap si Landi atau Landak. Pesan ini memberikan gambaran bahwa setiap kehidupan pasti memiliki kekurangan dan kelebihan. Fabel tersebut menyampaikan pesan kepada pembaca bahwa kita tidak boleh menjelekkan atau meremehkan orang lain. Karena orang yang kita ejek belum tentu suatu saat dia akan jelek.

81 70 A.2 Sang semut selalu membanggakan dirinya yang bias pergi ke tempat yang Ia suka. Bahkan sang semut kuat mengangkat beban yang lebih besar dari tubuhnya. Sang semut merasa bahwa dirinya adalah binatang yang paling hebat. Si kepompong hanya diam saja mendengar ejekan tersebut. (Hal.10) A.3 Si Semut semakin sombong dan terus berkata demikian kepada semua hewan yang ada di hutan tersebut, sampai pada suatu hari si Semut berjalan diatas lumpur hidup. Si Semut tidak tahu kalau ia berjalan diatas lumpur hidup yang bisa menelan dan menariknya kedalam lumpur tersebut. (Hal.11) A.4 "Tolong...tolong...aku terjebak di lumpur hidup..tolong", teriak si semut. Lalu terdengar suara dari atas, "Kayaknya kamu lagi sedang kesulitan ya, semut?" si Semut menengok ke atas mencari sumber suara tadi, ternyata suara tadi berasal dari seekor kupu- Fabel ini memberikan pesan kepada pembaca yang disampaikan oleh pengarang dimana kita tidak boleh sombong atas kesempurnaan yang kita miliki. Karena orang yang kita remehkan belum tentu lebih baik dari apa yang kita sombongkan. Fabel ini memberikan pelajaran hidup bahwa kesombongan hanya membawa petaka dalam hidup. Apapun keadaan orang lain seharusnya kita tetap menghargai orang tersebut. Setiap makhluk hidup jika memiliki sifat sombong tentu akan mendapatkan ganjaran. Hal ini sesuai dengan yang digambarkan dalam cerita fabel tersebut. Seekor semut yang selalu mengejek temannya tanpa memikirkan perasaannya ternyata semut tersebut mendapatkan ganjaran. Semut tersebut jatuh dari kubangan lumpur dan tidak bisa menyelamatkan dirinya. Pesan tersebut memberikan motivasi terhadap pembaca bahwa setiap makhluk hidup tidak terlepas dari orang lain. Suatu saat kita pasti membutuhkan bantuan kepada orang lain. Hal ini sesuai deng fabel tersebut. Seekor semut yang sombong atas kesempurnaanya ternyata tidak

82 71 Jiji Jerapah dan Kus Tikus Karya Ali kupu yang sedang terbang diatas lumpur hidup tadi. (Hal.11) A.5 "Siapa kau?" tanya si Semut galau. "Aku adalah kepompong yang waktu itu kau hina" jawab si Kupu-kupu. Semut merasa malu sekali dan meminta bantuan si Kupu-kupu untuk menolong dia dari lumpur yang menghisapnya. "Tolong aku kupukupu, aku minta maaf waktu itu aku sangat sombong sekali bisa bertahan dari badai cuma hanya karena aku berlindung dibawah tanah". Si kupukupu akhirnya menolong si Semut dan semutpun selamat serta berjanji ia tidak akan menghina semua makhluk ciptaan Tuhan yang ada di hutan tersebut. (Hal.11) A.6 Pada suatu hari ada seekor jerapah yang tengah mencari pekerjaan. Sang jerapah itu bernama Jiji. Dia ingin segera mendapat pekerjaan. Pekerjaan apa saja yang penting tidak merugikan orang lain. (Hal.16) bisa berbuat apa-apa. Pesan tersebut memberikan gambaran bahwa kita tidak boleh memiliki sifat dendam karena dendam tidak baik hanya merusak hubungan kepada orang lain. Meskipun kita sudah dihina dan diejek kita harus memiliki sifat yang bijaksana. Karena suatu saat orang yang telah menghina pasti mendapat sebuah ganjaran. Hal ini sesuai dengan cerita fabel tersebut, ternyata seekor kupu-kupu yang sudah diejek oleh si semut adalah kepompong yang tidak bisa berbuat apa-apa. Tetapi kupu-kupu tersebut tidak memiliki sifat dendam, Ia tetap menjaga hubungan persahabatan dan akhirnya si kupu-kupu menolong si semut tersebut. Cerita fabel yang berjudul Jiji Jerapah dan Kus Tikus dapat memberikan gambaran bahwa kita tidak boleh memiliki sifat malas karena kita tidak disenangi oleh orang lain. Tentu kita harus memiliki sifat yang rajin, ulet, dan suka bekerja. Hal ini sesuai dengan sosok si Jiji yang memiliki sifat ingin bekerja dan berusaha meskipun Ia memilik kelebihan terhadap tubuhnya. Tetapi Ia tidak menyerah dengan kondisinya

83 72 A.7 Jiji terlalu tinggi untuk menjadi kondektur bus. Ketika berdiri di dalam bus, ia harus menekuk leher dan itu membuat lehernya nyeri. Ia juga terlalu tinggi untuk menjadi supir truk.lehernya panjang di ruang kemudi. Saat ia tekuk, hidungnya menyentuh kemudi truk. (Hal.16) A.8 Aku bisa membantumu, Jiji menawarkan diri. Kau bisa menggunakan aku sebagai tangga. Sungguh? Ya, Jawab Jiji yakin Terimakasih, teman. (Hal.17) A.9 Akhirnya mulai saat itu Jiji dan Kus Tikus bekerja sama sebagai tukang cat di kampong tersebut. Mereka tidak pernah kehabisan pekerjaan. di kampung-kampung lain pun mereka banyak ditawari pekerjaan. Di mana pun mereka bekerja dengan baik. Pekerjaan mereka selalu rapid an memuaskan sehingga banyak yang menggunakan jasa mereka. Hati tersebut. Setiap kehidupan tidak ada makhluk yang sempurna, pasti kita memiliki kekurangan dan kelebihan. Seperti halnya dalam fabel tersebut, seorang Jerapah yang memiliki kelebihan terhadap tubuhnya tetapi Ia tidak bisa bekerja yang Ia inginkan. Sifat tolong menolong merupak sifat yang terpuji dan akan disenangi oleh orang lain. Contoh dalam cerita fabel tersebut, seekor jerapah yang sedang kesulitan mencari pekerjaan tetapi si tikus tidak memiliki sifat pelit. Ia pun senag terhadap jerapah dan Ia menolong jerapah tersebut. Sehingga mereka menjadi sahabat yang saling bekerja sama. Dalam melakukan suatu pekerjaan dalam tim tentu kita harus bekerja sama dengan baik agar hasil yang kita peroleh akan mendapatkan hasil yang sempurna. Hal ini tergambar dalam fabel Jiji Jerapah dan Kus Tikus. Si jerapah memiliki jiwa semangat dan tanggung jawab terhadap pekerjaannya begitu juga si tikus. Dengan kerja sama yang baik mreka pun mendapatkan hasil yang baik,

84 73 Landak yang Kesepian karya Rio mereka senang dan gembira (Hal.17) A.10 Di hutan yang rindang, hidup seekor anak landak yang merasa kesepian. Landi namanya. Landi tidak mempunyai teman karena temantemannya takut tertusuk duri tajam yang ada di badannya. Maaf Landi, kami ingin bermain denganmu, tapi durimu sangat tajam, kata Cici dan teman-temannya. Tinggallah Landi sendirian. Ia hanya bisa bersedih. Mengapa mereka tidak mau berteman dan bermain denganku?, padahal tidak ada seekor binatang pun yang pernah tertusuk duriku, gumam Landi. (Hal.27) A.11 Hari-hari berikutnya Landi hanya melamun di tepi sungai. Ah, andai saja semua duriku ini hilang, aku bisa bebas bermain dengan temantemanku, kata Landi dalam hati. Landi merasa tidaklah adil hidupnya ini, selalu dijauhi teman-temannya. Ketika sedang asyik dengan lamunannya, muncullah Kuku Kurakura. Apa yang sedang kau lamunkan, Landi? sapa kuku mengejutkan. Ah, tidak ada, jawab Landi malu. Jika kau mempunyai masalah, aku siap mendengarkannya, kata Kuku. (Hal.27) serta banyak yang suka terhadapnya. Fabel tersebut memberikan gambaran kepada kita bahwa kita harus saling menghargai antar sesama. Dalam kondisi apapun kita harus menerima keadaan seseorang. Karena setiap kehidupan tentunya memiliki perbedaan satu sama lain. Seperti pada cerita fabel Landak yang Kesepian, si landak yang memiliki tubuh berduri tetapi banyak yang tidak suka akan tubuhnya. Fabel tersebut memberikan amanat kepada kita untuk selalu menerima apa yang sudah menjadi milik kita. Kita tidak boleh menyesali dan tetap bersyukur atas apa yang sudah diberikan pada kita. Seperti pada fabel Landak yang Kesepian, Landak memiliki tubuh yang berduri Ia menyesal dan ingin seperti temantemannya yang lain.

85 74 A.12 Kuku kura-kura kemudian duduk di sebelah Landi. Lalu Landi mulai bercerita tentang masalahnya. Kau tak perlu khawatir. Aku bersedia menjadi sahabatmu. Percayalah! kata kuku sambil menjabat tangan Landi. Betapa girangnya hati Landi. Kini ia mempunyai teman. Tempurungmu tampak begitu berat. Apa kau tidak merasa tersiksa? tanya Landi. Oh, sama sekali tidak. Justru tempurung ini sangat berguna. Tempurung ini bisa melindungiku. Jika ada bahaya, aku hanya perlu menarik kaki dan kepalaku ke dalam. Hebat kan? Selain itu aku tak perlu repot mencari tempat tinggal. Rumahku ini bisa berpindah-pindah sesuai keinginanku, kata Kuku kura-kura sambil mempraktekkan apa yang dikatakannya. Landi landak merasa terhibur. (Hal.28) A.14 Tiba-tiba, pesta yang mengasyikkan itu terhenti dengan teriakan Tito. Ia datang sambil berlari ketakutan. Awas! Serigala jahat datang! Tolong! Tolong! Teriaknya dengan napas tersengal-sengal. Semua menjadi ketakutan. Mereka berlarian Fabel tersebut memberikan amanat kepada kita bahwa dalam berteman kita tidak boleh memilih. Kita harus menghargai teman dalam keadaan apapun. Karena teman dapat memberikan kebahagiaan ketika kita sedang sedih. Hal ini sesuai dengan sikap si kura-kura yang memiliki sifat ramah. Ia tidak memilih dalam berteman. Fabel Landak yang Kesepian memberikan gambaran bahwa kita harus rela berkorban terhadap orang lain. Karena manfaatnya kita akan disenangi oleh orang lain. Seperti sifat si Landak yang sudah banyak tidak disenangi oleh teman-temannya tetapi Ia tidak memiliki sifat dendam. Ia rela berkorban meskipun dapat

86 75 menyelamatkan diri. Karena tidak bisa berlari, Kuku kura-kura langsung memasukkan kepala dan kakinya ke tempurung rumahnya. Sedangkan Landi Landak segera menggulung tubuhnya menjadi seperti bola. Serigala jahat yang mengejar temanteman Landi tidak melihat tubuhlandi. Tiba-tiba, Brukk, aduhhh teriak serigala jahat. Ia tertusuk duri tajam Landi Landak. Sambil menahan sakit, Serigala jahat langsung lari tunggang langgang. Maka selamatlah Landi dan teman-temannya. A.15 Hore..! Hore! Hidup Landi Landak! semua binatang mengelukan Landi. Landi menjadi tersipu malu karenanya. Maafkan aku Landi, selama ini aku menjauhimu. Padahal kau tidak pernah menyakitiku. Ternyata duri tajammu itu telah menyelamatkan kita semua, sesal Cici Kelinci. Akhirnya semua yang datang ke pesta Sam Kodok meminta maaf pada Landi Landak karena telah menjauhinya kemudian mereka pun berterima kasih pada Landi Landak karena telah melindungi mereka dari serigala jahat. Kini, Landi Landak tidak merasa kesepian lagi. Temantemannya tidak takut lagi akan durinya yang tajam. mengancam jiwanya, Ia berani melawan seekor srigala yang buas. Karena memiliki kelebihan pada tubuhnya Ia pun berani. Dan pada akhirnya Landakpun disenangi oleh teman-temannya. Berkat keikhlasan si Landak, maka landak pun banyak yang disenangi karena Ia tidak memiliki rasa dendam terhadap orang lain. Kini si Landak menjadi bahagi dan memiliki banyak teman.

87 76 RIWAYAT HIDUP Marlina Pransiska, lahir di Ma. Tembesi, 12 April Anak pertama dari empat bersaudara pasangan Bapak Orbanto Prasetio, S.E dan Ibu Mastuty Inawaty. Penulis menyelesaikan pendidikan di SDN 112/1 Batanghari pada tahun 2004, melanjutkan pendidikan ke SMPN 3 Batanghari selesai pada tahun Pendidikan selanjutnya di SMAN 6 Batanghari selesai pada tahun Pada tahun 2010 penulis diterima sebagai Mahasiswa Universitas Jambi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia melalui jalur PPI. Memasuki semester ke tiga pada tahun 2011 penulis memilih bidang keteateran sebagai mata kuliah kekhususan. Pada tahun 2013 penulis mengikuti praktek kependidikan (PPL) di SMPN 1 Muaro Jambi. Selanjutnya pada tahun 2014 melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KUKERTA) di Desa Teluk Langkap Kabupaten Tebo. Pada tanggal 17 Februari 2015 penulis berhasil mempertahankan skripsi ini dihadapan dewan penguji dan dinyatakan lulus serta memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd).

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.4

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.4 1. Perhatikan penggalan cerita moral di bawah ini! Elangpun menyambar seekor anak ayam. Ayam betina : Jangan ambil anakku. Ayam jantan : Sebaiknya kita mencari jarum emas itu. Ayam betina : Baiklah. SMP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari kebudayaan. Usianya sudah cukup tua. Kehadiran hampir bersamaan dengan adanya manusia. Karena ia diciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.5

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.5 1. Perhatikan penggalan teks fabel di bawah ini! SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.5 Sayembara yang dinanti sudah tiba. Semua bintang berkumpul. Termasuk binatang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud dari pengabdian perasaan dan pikiran pengarang yang muncul ketika ia berhubungan dengan lingkungan sekitar. Sastra dianggap sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai objeknya dan bahasa sebagai mediumnya. Menurut Esten (2000: 9), sastra merupakan pengungkapan

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.2

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.2 SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.2 1. Dia sudah diperingatkan supaya jangan keluar dari lingkaran, tetapi dia tetap nekat. Saat kelinci sadar, dia melihat Singa

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Umi Fatonah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan seni yang bermediumkan bahasa dan dalam proses terciptanya melalui intensif, selektif, dan subjektif. Penciptaan suatu karya sastra bermula

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN Pada bab ini akan diuraikan empat hal pokok yaitu: (1) kajian pustaka, (2) landasan teori, (3) kerangka berpikir, dan

Lebih terperinci

NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA.

NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA. NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA. Oleh : Gilang Ratnasari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP-Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra selalu muncul dari zaman ke zaman di kalangan masyarakat. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan manusia yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka merupakan kajian terhadap penelitian yang ada sebelumnya dan ada kaitannya dengan masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di sekitarnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti baik dan sastra (dari bahasa Sansekerta) berarti tulisan atau karangan. Dari pengertian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalamnya terdapat pengilustrasian, pelukisan, atau penggambaran kehidupan

I. PENDAHULUAN. dalamnya terdapat pengilustrasian, pelukisan, atau penggambaran kehidupan ` I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil ciptaan manusia melalui kesadaran yang tinggi serta dialog antara diri pengarang dengan lingkungannya. Sebuah karya sastra di dalamnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan pelbagai

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.3

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.3 SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.3 1. Sesampainya di ladang, Kancil segera mencari tempat yang tersembunyi. Saat itu Pak Tani sedang menanam timun. Kata kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek dan Warren, 1990: 3). Karya sastra adalah suatu kegiatan kreatif, hasil kreasi pengarang. Ide

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan medium bahasa. Sebagai

Lebih terperinci

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang 1 PENDAHULUAN Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan berbagai masalah yang dihadapinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Bahasa digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lain. Bahasa mempunyai fungsi intelektual,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah cerita fiksi atau rekaan yang dihasilkan lewat proses kreatif dan imajinasi pengarang. Tetapi, dalam proses kreatif penciptaan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini, akan diuraikan beberapa hal sebagai berikut: (1)

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini, akan diuraikan beberapa hal sebagai berikut: (1) BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini, akan diuraikan beberapa hal sebagai berikut: (1) latar belakang penelitian, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, dan (4) manfaat penelitian. Keempat hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah salah satu seni yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya dan kehidupan manusia subjeknya. Kata sastra dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sansekerta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut tersebar di daerah-daerah sehingga setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi, sastra berasal dari bahasa latin, yaitu literatur

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi, sastra berasal dari bahasa latin, yaitu literatur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologi, sastra berasal dari bahasa latin, yaitu literatur (litera=huruf atau karya tulis). Dalam bahasa Indonesia karya sastra berasal dari bahasa sansakerta,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah ungkapan pribadi seorang penulis yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2)

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra yang lahir di tengah-tengah masyarakat merupakan hasil imajinasi atau ungkapan jiwa sastrawan, baik tentang kehidupan, peristiwa, maupun pengalaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati dan dipahami serta dimanfaatkan oleh masyarakat pembaca. Karya sastra memberikan kesenangan dan pemahaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar, memberi petunjuk atau intruksi, tra artinya alat atau sarana sehingga dapat disimpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu bentuk institusi sosial dan hasil pekerjaan seni kreatif dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Hubungan antara sastra, masyarakat

Lebih terperinci

ANALISIS AMANAT DAN PENOKOHAN CERITA PENDEK PADA BUKU ANAK BERHATI SURGA KARYA MH. PUTRA SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA

ANALISIS AMANAT DAN PENOKOHAN CERITA PENDEK PADA BUKU ANAK BERHATI SURGA KARYA MH. PUTRA SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA ANALISIS AMANAT DAN PENOKOHAN CERITA PENDEK PADA BUKU ANAK BERHATI SURGA KARYA MH. PUTRA SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA oleh INEU NURAENI Inneu.nuraeni@yahoo.com Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan problematika yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena kehidupan

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA Oleh: Intani Nurkasanah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya

BAB I PENDAHULUAN. dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesusastraan ditulis karena motivasi manusia mengekspresikan dirinya sendiri dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. nilai-nilai moral terhadap cerita rakyat Deleng Pertektekkendengan menggunakan kajian

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. nilai-nilai moral terhadap cerita rakyat Deleng Pertektekkendengan menggunakan kajian BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Sepanjang pengamatan peneliti, tidak ditemukan penelitian yang membahas nilai-nilai moral terhadap cerita rakyat Deleng Pertektekkendengan

Lebih terperinci

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom RAGAM TULISAN KREATIF C Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom HAKIKAT MENULIS Menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa. Menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991: 11) seperti halnya budaya, sejarah dan kebudayaan sastra yang merupakan bagian dari ilmu humaniora.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi, maka karya sastra sangat banyak mengandung unsur kemanusiaan.

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi, maka karya sastra sangat banyak mengandung unsur kemanusiaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata sastra diambil dari bahasa latin dan juga sansekerta yang secara harafiah keduanya diartikan sebagai tulisan. Sastra merupakan seni dan karya yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan jabaran dari kehidupan yang terjadi di muka bumi ini. Sastra merupakan salah satu seni yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia yang berupa karya bahasa. Dari zaman ke zaman sudah banyak orang menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya terdapat daya kreatif dan daya imajinasi. Kedua kemampuan tersebut sudah melekat pada jiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan emosi yang spontan yang mampu mengungkapkan aspek estetik baik yang berdasarkan aspek kebahasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah, BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian mengenai karakterisasi dalam novel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan seni dan karya yang sangat berhubungan erat dengan ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka karya sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia yang berupa karya bahasa. Dari zaman ke zaman sudah banyak orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil ungkapan kejiwaan seorang pengarang, yang berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik suasana pikir maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah ciptaan, sebuah kreasi, bukan semata-mata sebuah

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah ciptaan, sebuah kreasi, bukan semata-mata sebuah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan sebuah ciptaan, sebuah kreasi, bukan semata-mata sebuah imitasi (Luxemburg, 1984: 1). Sastra, tidak seperti halnya ilmu kimia atau sejarah, tidaklah

Lebih terperinci

BAHAN PELATIHAN PROSA FIKSI

BAHAN PELATIHAN PROSA FIKSI BAHAN PELATIHAN PROSA FIKSI Ma mur Saadie SASTRA GENRE SASTRA nonimajinatif - esai - kritik - biografi - otobiografi - sejarah - memoar - catatan harian Puisi imajinatif Prosa Fiksi Drama GENRE SASTRA

Lebih terperinci

MENU UTAMA UNSUR PROSA FIKSI PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN

MENU UTAMA UNSUR PROSA FIKSI PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN ENCEP KUSUMAH MENU UTAMA PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN UNSUR PROSA FIKSI CERPEN NOVELET NOVEL GENRE SASTRA SASTRA nonimajinatif Puisi - esai - kritik - biografi - otobiografi - sejarah - memoar - catatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, Jabrohim, dkk. (2003:4) menjelaskan yaitu, Bahasa memang media

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, Jabrohim, dkk. (2003:4) menjelaskan yaitu, Bahasa memang media BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah sebuah kreasi yang indah, baik lisan maupun tulisan yang memiliki peran penting dalam menciptakan karya sastra dengan hakikat kreatif dan imajinatif,

Lebih terperinci

ANALISIS PERUBAHAN STATUS SOSIAL TOKOH UTAMA PADA NOVEL PARA PRIYAYI KARYA UMAR KAYAM

ANALISIS PERUBAHAN STATUS SOSIAL TOKOH UTAMA PADA NOVEL PARA PRIYAYI KARYA UMAR KAYAM ANALISIS PERUBAHAN STATUS SOSIAL TOKOH UTAMA PADA NOVEL PARA PRIYAYI KARYA UMAR KAYAM SKRIPSI Oleh: Tuchfatul Ummah NIM 100210402028 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KAJIAN PSIKOLOGI WANITA TERHADAP NOVEL SOLD KARYA PATRICIA McCORMICK SKRIPSI. Oleh. Yunita Trisnaningtyas NIM

KAJIAN PSIKOLOGI WANITA TERHADAP NOVEL SOLD KARYA PATRICIA McCORMICK SKRIPSI. Oleh. Yunita Trisnaningtyas NIM KAJIAN PSIKOLOGI WANITA TERHADAP NOVEL SOLD KARYA PATRICIA McCORMICK SKRIPSI Oleh Yunita Trisnaningtyas NIM 070110201032 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS JEMBER 2011 KAJIAN PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan struktural (objektif). Metode dan pendekatan ini dianggap

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan struktural (objektif). Metode dan pendekatan ini dianggap BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Pendekatan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan struktural (objektif). Metode dan pendekatan ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Sastra juga cabang ilmu

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Sastra juga cabang ilmu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Sastra juga cabang ilmu pengetahuan. Studi sastra memiliki metode-metode yang absah dan ilmiah, walau tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam peradaban manusia semenjak ribuan tahun yang lalu. Kehadiran sastra di tengah peradaban manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. Ungkapan tersebut berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, semangat, dan keyakinan dalam suatu kehidupan, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan pengungkapan realitas kehidupan masyarakat secara imajiner. Dalam hal ini, pengarang mengemukakan realitas dalam karyanya berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penikmatnya. Karya sastra ditulis pada kurun waktu tertentu langsung berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. penikmatnya. Karya sastra ditulis pada kurun waktu tertentu langsung berkaitan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra terbentuk atas dasar gambaran kehidupan masyarakat, karena dalam menciptakan karya sastra pengarang memadukan apa yang dialami dengan apa yang diketahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya sebuah karya sastra tentu tidak akan terlepas dari kehidupan pengarang baik karya sastra yang berbentuk novel, cerpen, drama, maupun puisi. Latar belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan membaca karya sastra pembaca atau masyarakat umum dapat mengetahui kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin dari

Lebih terperinci

NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN ROBOHNYA SURAU KAMI

NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN ROBOHNYA SURAU KAMI NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN ROBOHNYA SURAU KAMI KARYA A.A. NAVIS DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI ALTERNATIF MATERI PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA DI SMA SKRIPSI oleh Muhammad Sirojudin NIM 070210402078

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Karya satra merupakan hasil dokumentasi sosial budaya di setiap daerah. Hal ini berdasarkan sebuah pandangan bahwa karya sastra mencatat kenyataan sosial budaya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan problematika yang dialaminya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah ungkapan atau pikiran seseorang yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah ungkapan atau pikiran seseorang yang dituangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan sebuah ungkapan atau pikiran seseorang yang dituangkan menggunakan bahasa yang indah sebagai sarana pengucapannya dan dapat berguna bagi manusia, yakni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan struktur dunia rekaan, artinya realitas dalam karya sastra adalah realitas rekaan yang tidak sama dengan realitas dunia nyata. Karya sastra itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa dan negara hendaknya sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa dan negara hendaknya sejalan dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan suatu bangsa dan negara hendaknya sejalan dengan pembangunan dan peningkatan sumber daya manusia. Peningkatan sumber daya manusia dapat dilakukan

Lebih terperinci

KAJIAN NILAI DIDAKTIS CERITA RAKYAT SEBAGAI KONSTRIBUSI PENYUSUNAN BAHAN BACAAN PESERTA DIDIK DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA

KAJIAN NILAI DIDAKTIS CERITA RAKYAT SEBAGAI KONSTRIBUSI PENYUSUNAN BAHAN BACAAN PESERTA DIDIK DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KAJIAN NILAI DIDAKTIS CERITA RAKYAT SEBAGAI KONSTRIBUSI PENYUSUNAN BAHAN BACAAN PESERTA DIDIK DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA Ayu Puspita Indah Sari dan Hastari Mayrita Universitas Bina Darma Abstrak

Lebih terperinci

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY SKRIPSI DiajukankepadaUniversitas Jambi untukmemenuhi Salah SatuPersyaratandalamMenyelesaikan Program SarjanaPendidikanBahasadanSastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegigihan adalah semangat pantang menyerah yang harus dimiliki untuk mencapai kesuksesan. Setiap manusia harus dapat membiasakan diri melihat setiap masalah yang muncul

Lebih terperinci

INTISARI BAB I PENDAHULUAN

INTISARI BAB I PENDAHULUAN INTISARI Novel teenlit menjadi fenomena menarik dalam perkembangan dunia fiksi di Indonesia. Hal itu terbukti dengan semakin bertambahnya novel-novel teenlit yang beredar di pasaran. Tidak sedikit pula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Psikologi berasal dari kata Yunani, psycheyang berarti jiwa dan logosyang berarti ilmu atau ilmu pengetahuan (Jaenudin, 2012:1). Psikologi terus berkembang seiring

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1.1.1. Latar Belakang Sastra 1 merupakan curahan hati manusia berupa pengalaman atau pikiran tentang suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah mempertinggi kemahiran siswa dalam menggunakan bahasa meliputi kemahiran menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia yang berupa karya bahasa yang bersifat estetik (dalam arti seni), hasilnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkrit yang membangkitkan

Lebih terperinci

UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN MENJELANG LEBARAN, MBOK JAH, DAN DRS CITRAKSI DAN DRS CITRAKSA

UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN MENJELANG LEBARAN, MBOK JAH, DAN DRS CITRAKSI DAN DRS CITRAKSA UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN MENJELANG LEBARAN, MBOK JAH, DAN DRS CITRAKSI DAN DRS CITRAKSA KARYA UMAR KAYAM SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA DI SMA Sun Suntini Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah hasil ciptaan manusia yang mengandung nilai keindahan yang estetik. Sebuah karya sastra menjadi cermin kehidupan yang terjadi pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan suatu ungkapan diri pribadi manusia yang berupa

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan suatu ungkapan diri pribadi manusia yang berupa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan suatu ungkapan diri pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan cerminan keadaan sosial masyarakat yang dialami pengarang, yang diungkapkan kembali melalui perasaannya ke dalam sebuah tulisan. Dalam tulisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah penelitian, (3) tujuan penelitian, dan (4) manfaat penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah penelitian, (3) tujuan penelitian, dan (4) manfaat penelitian. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, akan diuraikan beberapa hal yaitu : (1) latar belakang, (2) rumusan masalah penelitian, (3) tujuan penelitian, dan (4) manfaat penelitian. Secara rinci hal tersebut diuraikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra sangat berperan penting sebagai suatu kekayaan budaya bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal, mempelajari adat

Lebih terperinci

ANALISIS KARAKTER TOKOH DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL AYAHKU (BUKAN) PEMBOHONG

ANALISIS KARAKTER TOKOH DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL AYAHKU (BUKAN) PEMBOHONG ANALISIS KARAKTER TOKOH DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL AYAHKU (BUKAN) PEMBOHONG KARYA TERE LIYE SERTA KESESUAIANNYA SEBAGAI MATERI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA (TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA) SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sosiologi dan Sastra Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, sedangkan objek ilmu-ilmu kealaman adalah gejala alam. Masyarakat adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang penelitian. Ruang lingkup penelitian dibatasi pada unsur intrinsik novel, khususnya latar dan objek penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif manusia dalam kehidupannya, dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Sastra seni kreatif menggunakan

Lebih terperinci

NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE (KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA)

NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE (KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA) NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE (KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA) SKRIPSI Oleh: UMI LAELY LUTFIANA K1209069 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL ASSALAMUALAIKUM BEIJING KARYA ASMA NADIA

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL ASSALAMUALAIKUM BEIJING KARYA ASMA NADIA IMPLEMENTASI NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL ASSALAMUALAIKUM BEIJING KARYA ASMA NADIA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI Pada bab ini penulis akan memaparkan beberapa penelitian sebelumnya,konsep dan landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini. Pertama-tama penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang dan menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan keyakinan pengarang. Karya sastra lahir

Lebih terperinci