BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori legitimasi dilandasi oleh kontrak sosial yang terjadi antara
|
|
- Doddy Yuwono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Teori Legitimasi Teori legitimasi dilandasi oleh kontrak sosial yang terjadi antara perusahaan dengan masyarakat sekitar dimana perusahaan beroperasi dan menggunakan sumber ekonomi. Dalam pengertian secara mendasar, legitimasi adalah tentang hubungan sosial tertentu yang dilakukan sebagai hal yang benar dan tepat secara moral. Legitimasi adalah status atau kondisi yang terjadi ketika sistem nilai suatu entitas adalah sama dan sebanding dengan masyarakat. Shocker (1973) memberikan penjelasan tentang konsep kontrak sosial sebagia berikut : Secara institusi sosial tidak terkecuali perusahaan beroperasi dimasyarakat melalui kontrak sosial, baik eksplisit maupun implisit, dimana kelangsungan hidup dan pertumbuhannya didasarkan pada hasil akhir yang secara sosial dapat diberikan kepada masyarakat luas dan distribusi manfaat ekonomi, sosial atau politik kepada kelompok sesuai dengan power yang dimiliki. Dowling dan Pfeffer (1975) menyatakan bahwa legitimasi merupakan sesuatu yang diberikan masyarakat perusahaan dan sekaligus sesuatu yang dibutuhkan (diinginkan perusahaan). Legitimasi merupakan manfaat, kesempatan dan sumber daya potensial yang dibutuhkan dalam rangka menjaga going concern perusahaan. Menurut Patten (1992) salah satu upaya yang perlu dilakukan perusahaan dalam rangka mengelola legitimasi agar efektif adalah
2 dengan melakukan strategi legitimasi dan pengungkapan terkait dengan CSR. Dengan adanya pengungkapan CSR yang baik maka diharapkan perusahaan akan mendapatkan legitimasi dari masyarakat sehingga berpengaruh eksistensi perusahaan Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Menurut The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) dalam Rudito dan Famiola (2013) Corporate Social Responsibility didefinisikan sebagai komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerja sama dengan para karyawan serta perwakilan mereka, keluarga mereka, komunitas setempat maupun masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat baik bagi bisnis sendiri maupun untuk pembangunan. Pengungkapan CSR merupakan salah satu media yang dipilih untuk memperlihatkan kepedulian perusahaan masyarakat disekitarnya. Dengan kata lain, apabilia perusahaan memiliki kontrak dengan foreign stakeholders baik dalam ownership dan trade, maka perusahaan akan lebih didukung dalam melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial (Djakman, 2008). Aktivitas CSR dapat diinformasikan dan dikomunikasikan oleh perusahaan kepada stakeholder melalui sebuah pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan atau laporan sosial terpisah (Sembiring, 2005). Menurut Djakman (2008) laporan tersebut merupakan salah satu cara untuk mencerminkan tingkat akuntabilitas, responsibilitas dan transparansi korporat kepada investor dan stakeholders lainnya.
3 Di Indonesia praktek pengungkapan CSR diatur oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 Paragraf 9, yang menyatakan bahwa : Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang laporan penting. Begitu pula dalam UU nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pada bab IV bagian kedua pasal 66 (2) poin c menyebutkan bahwa dalam laporan tahunan perusahaan harus memuat laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan, berarti laporan tanggung jawab sosial merupakan laporan yang wajib dilaporkan pada laporan tahunan perusahaan yang dipublikasikan untuk shareholder dan stakeholder oleh perusahaan. Terdapat 10 prinsip etika bisnis dalam konsep CSR yang wajib dilakukan korporasi global menurut Global Compact PBB (Lako, 2011) : Hak Asasi Manusia (Human Rights) 1. Dunia bisnis harus mendukung dan menghormati perlindungan hak asasi manusia (HAM) yang telah diproklamirkan secara universal. 2. Memastikan bahwa dunia bisnis tidak terlibat secara langsung atau tidak langsung pada pelanggaran HAM. Tenaga Kerja (Labour) 3. Dunia bisnis harus menjamin kebebasan berserikat dan mengakui hak buruh menyampaikan aspirasi.
4 4. Menghapus segala bentuk kerja paksa dan pemaksaaan lainnya. 5. Menghapus pekerja anak 6. Mengeliminasi diskriminasi pekerja dan pekerjaannya. Lingkungan (Enviroment) 7. Dunia bisnis dituntut untuk mendukung suatu pendekatan pencegahan kerusakan lingkungan. 8. Dunia bisnis mengambil inisiatif untuk bertanggung jawab melestarikan lingkungan 9. Mendorong pengembangan dan difusi teknologi yang ramah lingkungan Anti Korupsi (Anti-Corruption) 10. Dunia bisnis harus mencegah segala bentuk korupsi, termasuk ancaman dan penyuapan Teori Agensi Teori agensi menyebutkan bahwa perusahaan adalah tempat atau intersection point bagi hubungan kontrak yang terjadi antara manjemen, pemilik, kreditor, dan pemerintah (Harahap, 2008). Selanjutnya, menurut Mc Colgan (2001) menyatakan bahwa teori keagenan sebagai salah satu kontrak dimana satu pihak (principal) mempekerjakan pihak lain (agent) untuk melakukan pekerjaan atas nama principal. Kedua belah pihak yang terlibat dalam kontrak tersebut akan berusaha untuk memaksimalkan utilitas mereka, sehingga terdapat kemungkinan bahwa agen tidak akan selalu bertindak untuk kepentingan terbaik principal.
5 Rawi dan Muchlish (2010) menyatakan bahwa Teori agensi merupakan teori yang menjelaskan adanya konflik akibat pemisahan fungsi pengelolaan dan fungsi pengawasan. Pihak manajemen sebagai kepanjangan tangan dari principal lebih menginginkan keuntungan jangka pendek agar mendapatkan insentif lebih. Pemegang saham lebih memilih perusahaan dalam jangka panjang, yaitu keberlangsungan hidup (going concern) perusahaan. Konflik tersebut mendorong munculnya biaya keagenan. Hal ini memungkinkan agar perusahaan lebih banyak mengungkapkan informasi perusahaan baik itu kinerja perusahaan maupun pengungkapan tentang CSR perusahaan untuk meminimalisir biaya keagenan tersebut. Pengungkapan sosial yang diungkapkan merupakan informasi yang sifatnya sukarela karenanya perusahaan memiliki kebebasan untuk mengungkapkan informasi yang tidak diharuskan oleh penyelenggara pasar modal. Keluasan tersebut menyebabkan terjadinya keragaman dalam kualitas pengungkapan diantara perusahaan publik (Purnama, 2014). Adapun dampak sosial yang ditimbulkan oleh masing-masing perusahaan tentunya tidak selalu sama, mengingat banyak faktor yang membedakan satu perusahan dengan perusahaan lainnya meskipun perusahaan tersebut dalam satu jenis usaha yang sama. Faktor-faktor yang membedakan perusahaan terebut disebut juga sebagai karakteristik perusahaan, yang diantaranya adalah size (ukuran perusahaan), tingkat likuiditas, tingkat profitabilitas, tingkat leverage, kendala sosial yang dimiliki, umur perusahaan, profil perusahaan, struktur
6 kepemilikan, Negara pemilik suatu perusahaan, Negara tempat didirikannya perusahaan dan lain-lain (Maulana, 2014). Perusahaan yang berukuran lebih besar cenderung memiliki publik demand akan informasi yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan yang berukuran kecil (Purnama, 2014). Hal ini dikaitkan dengan teori agensi, dimana perusahaan besar memiliki biaya keagenan yang lebih besar sehingga untuk mengurangi biaya keagenan perusahaan akan mengungkapkan informasi yang lebih luas Struktur Kepemilikan dengan Pengungkapan CSR Struktur kepemilikan perusahaan merupakan salah satu mekanisme dalam corporate governance. Struktur kepemilikan menggambarkan komposisi kepemilikan saham dari suatu perusahaan. Struktur kepemilikan juga menjelaskan komitmen pemilik untuk mengelola dan menyelamatkan perusahaan (Wardhani,2006). Dalam suatu perusahaan, ada dua jenis shareholder yaitu affiliated shareholder dan nonaffiliated shareholder. Non affiliated shareholder merupakan pemegang saham yang tidak terkait langsung dengan kegiatan perusahaan, seperti kepemilikan saham oleh institusi dan individu. Sedangkan affiliated shareholder merupakan pemegang saham yang terkait langsung dengan aktivitas perusahaan, seperti manajer Struktur Kepemilikan Institusi Kepemilikan institusi merupakan kepemilikan saham perusahaan yang mayoritas dimiliki oleh institusi atau lembaga (perusahaan asuransi, bank,
7 perusahaan investasi, asset management dan kepemilikan institusi lain) (Fitriyani, 2014). Adanya kepemilikan institusi disuatu perusahaan akan mendorong peningkatan pengawasan agar lebih optimal kinerja manajemen, karena kepemilikan saham mewakili suatu sumber kekuasaaan yang dapat digunakan untuk mendukung atau sebaliknya tidak dapat mendukung kinerja manajemen. Institusi dianggap sebagi pihak yang paling mampu dalam mengawasi dan mengelola investasinya, baik dari segi pengetahuan, sistem informasi, maupun sumber daya yang dimiliki. Semakin tinggi kepemilikan institusi dalam saham perusahaan, maka perusahaan tersebut diprediksi akan melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial yang lebih tinggi. Hal ini terjadi karena adanya hubungan timbal balik yang kuat antara tanggung jawab perusahaan dengan pihal luar yaitu masyarakat ( Purnama, 2014). Studi empiris yang dilakukan Purnama (2014) menghasilkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemilikan institusi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam laporan tahunan perusahaan, namun studi ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan Krisna (2014) dan Djakman (2008) dimana kepemilikan institusi tidak mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial. Institusi terlihat tidak mengutamakan kontrak sosial dan legitimasi dari publik. Institusi mencapai going concern investasinya bukan melalui pelaksanaan tanggung jawab sosial. Sebaliknya, tidak menutup kemungkinan bahwa institusi memperhatikan legitimasi publik, namun hanya melalui otorisasi untuk menambah kualitas atau
8 kuantitas kegiatan yang sudah ada sebelumnya, sehingga secara luas pelaksanaan dan pengungkapan tanggung jawab sosial tidak berubah (Krisna, 2014) Struktur Kepemilikan Asing Kepemilikan asing merupakan kepemilikan saham yang dimiliki oleh perusahaan multinasional. Kepemilikan asing dalam perusahaan merupakan pihak yang dianggap concern pengungkapan pertanggungjawaban sosial perusahaan (Djakman, 2008) Pengungkapan tanggung jawab sosial merupakan salah satu media yang dipilih untuk memperlihatkan kepedulian perusahaan masyarakat di sekitarnya. Dengan kata lain, apabila perusahaan memiliki kontrak dengan foreign stakeholders baik dalam ownership dan trade, maka perusahaan akan lebih didukung dalam melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial. Perusahaan multinasional atau dengan kepemilikan asing utamanya melihat keuntungan legitimasi berasal dari para stakeholder-nya dimana secara tipikal berdasarkan atas home market (pasar tempat beroperasi) yang dapat memberikan eksistensi yang tinggi dalam jangka panjang (Djakman, 2008). Tanimoto dan Suzuki (2005) melihat luas adopsi GRI dalam laporan tanggung jawab sosial pada perusahaan publik di Jepang, membuktikan bahwa kepemilikan asing pada perusahaan publik di Jepang menjadi faktor pendorong adopsi GRI dalam pengungkapan tanggung jawab sosial. Berbeda dengan hasil penelitian oleh Djakman (2008) menemukan bahwa kepemilikan asing tidak mempengaruhi luas pengungkapan CSR dalama laporan tahunan perusahaan. Dengan kata lain, pihak asing yang memiliki saham di
9 perusahaan domestik cenderung tidak menuntut pengungkapan CSR yang luas dalam laporan tahunan, khususnya yang sesuai dengan indicator GRI Struktur Kepemilikan Manajemen Kepemilikan manajemen adalah situasi dimana manajer memiliki saham perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan (Fitriyani, 2014). Konflik kepentingan antara manajer dengan pemilik menjadi besar ketika kepemilikan manajer perusahaan semakin kecil. Manajer akan berusaha untuk memaksimalkan kepentingan dirinya dibandingkan kepentingan perusahaan. Sebaliknya semakin besar kepemilikan manajer di dalam perusahaan maka semakin produktif tindakan manajer dalam memaksimalkan nilai perusahaan, dengan kata lain biaya kontrak dan pengawasan menjadi rendah. Anggraini (2006) meneliti mengenai pengungkapan informasi sosial dan faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan informasi sosial dalam laporan tahunan (studi empiris pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI). Perusahaan dengan kepemilikan manajemen yang besar dan termasuk dalam industri yang memiliki resiko politis yang tinggi cenderung mengungkapkan informasi sosial yang lebih banyak dibandingkan perusahaan lain Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Pengungkapan CSR Pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan perbaikan atas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Bagi investor informasi mengenai kinerja perusahaan dapat digunakan untuk melihat
10 apakah mereka akan mempertahankan investasi mereka di perusahaan tersebut atau mencari alternatif lain (Fitriyani, 2014). Analisis rasio keuangan bertujuan untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan (Mardiyanto, 2009).Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba jenis rasio keuangan yang digunakan adalah rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas adalah rasio untuk mengukur kinerja perusahaan secara keseluruhan dan efesiensi dalam pengelolaan aktiva, kewajiban dan kekayakan. Rasio ini terdiri atas gross profit margin, operating profit margin, net profit margin (NPM), cash flow margin, return on asset (ROA), return on equity (ROE) dan cash return asset (Fraser dan Ormiston, 2001) ROA Terhadap Pengungkapan CSR Return On Asset merupakan rasio untuk mengukur tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh aset yang ada. Rasio ini menggambarkan efisiensi pada dana yang digunakan dalam perusahaan (Sugiono dan Untung, 2016). Perusahaan dengan nilai ROA yang baik menunjukkan bahwa perusahaan berada dalam kondisi kinerja yang baik dan memiliki posisi persaingan yang kuat. Hal ini akan memicu reaksi dari para stakeholder untuk mendorong perusahaan dalam melakukan pencapaian usaha perbaikan dan kepedulian masalah lingkungan dan sosial (Putri, 2013). Berdasarkan teori legitimasi dapat dijelaskan dalam sebuah argumentasi bahwa dengan melalui nilai ROA yang tinggi, perusahaan dapat mempunyai peluang untuk membentuk suatu kontrak sosial dengan masyarakat yakni dengan
11 melaksanakan dan melaporkan segala kegiatan CSR. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan legitimasi atau reaksi positif bagi perusahaan sebagai upaya untuk mendapatkan kepercayaan publik yang mengarah pada kekuatan perusahaan dalam jangka panjang Ekowati (2012) menyatakan bahwa tingkat profitabilitas yang semakin tinggi mencerminkan kemampuan entitas dalam menghasilkan laba yang semakin tinggi, sehingga entitas mampu untuk meningkatkan tanggung jawab sosial, serta melakukan pengungkapan tanggung jawab sosialnya dalan laporan keuangan dengan lebih luas. Hal ini sejalan dengan pernyataan Almilia (2011) bahwa terdapat hubungan yang positif antara profitabilitas (ROA) pengungkapan CSR ROE Terhadap Pengungkapan CSR Return On Equity merupakan rasio untuk mengukur tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh modal yang ada. ROE merupakan salah satu indikator yang digunakan pemegang saham untuk mengukur keberhasilan bisnis yang dijalani (Sugiono dan Untung, 2016). Berdasarkan teori legitimasi, salah satu argument dalam hubungan antara profitabilitas dan tingkat pengungkapan CSR adalah bahwa ketika perusahaan memiliki tingkat laba yang tinggi, perusahaan menganggap tidak perlu melaporkan hal-hal yang dapat mengganggu informasi tentang sukses keuangan perusahaan (Sembiring, 2005). Argumen lain yang mendukung pernyataan bahwa nilai ROE berpengaruh secara negatif pengungkapan CSR disinyalir
12 karena adanya motif dari para pemegang saham yang ingin memperoleh kemakmuran sebesar-besarnya untuk dirinya sendiri. Hal ini dapat dipacu dari tingginya nilai ROE yang dihasilkan oleh perusahaan akan memberikan indikasi bagi pemegang saham tentang tingkat pengembalian investasi yang diperuntukkan bagi mereka akan mempunyai nilai yang besar ( Putri, 2013). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Putri (2013) yang menyatakan bahwa ROE berpengaruh negatif pengungkapan CSR. Dimana semakin besar nilai ROE yang dihasilkan maka justru semakin sedikit pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan NPM Terhadap Pengungkapan CSR Net Profit Margin (NPM) adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memberikan return yang didapat dari penjualan bersih, sehingga semakin besar rasio NPM akan menunjukan kinerja yang bagus bagi perusahaan ( Putri, 2013). Bedasarkan teori legitimasi, pengungkapan CSR dapat digunakan sebagai alat untuk membentuk suatu kontrak sosial dengan masyarakat sehingga pengungkapan CSR merupakan jalan bagi perusahaan untuk mendapatkan dan mempertahankan legitimasi. Melalui hasil NPM yang tinggi akan memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk membentuk suatu kontrak sosial dengan masyarakat. Perusahaan yang telah mendapatkan legitimasi dan dukungan dari masyarakat mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut dapat terus melanjutkan eksistensinya sehingga memberikan kepercayaan publik yang kuat.
13 Menurut Putri (2013) terdapat hubungan positif antara profitabilitas (NPM) suatu perusahaan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial. Hal ini dikaitkan dengan teori agensi dengan premis bahwa perolehan laba yang semakin besar akan membuat perusahaan mengungkapkan informasi sosial lebih besar. Pernyataan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri (2013) bahwa Profitabilitas yang diproksikan dengan NPM memiliki pengaruh yang positif pengungkapan CSR Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Moderasi Ukuran perusahaaan didefinisikan sebagai ukuran suatu perusahaan yang dapat diukur dengan jumlah aset suatu perusahaan, penjualan dan kapasitas pasar. Dalam penelitian ini menggunakan jumlah aset sebagai cara untuk mengukur ukuran perusahaan. Menurut Lako (2011) kenaikan laba otomatis akan meningkatkan jumlah aset dan jumlah ekuitas perusahaan. Dalam teori agensi menyatakan bahwa perolehan laba yang semakin besar akan membuat perusahaan mengungkapkan informasi sosial lebih banyak (Putri, 2013). Semakin banyak jumlah aset suatu perusahaan seharusnya semakin baik juga kondisi suatu perusahaan tersebut dan menarik perhatian bagi para investor untuk menanamkan sahamnya pada perusahaan tersebut (Maulana, 2014). Banyaknya investor yang menanamkan saham pada perusahaan tersebut diharapkan perusahaan lebih banyak mengungkapkan informasi sosial. Perusahaan besar lebih banyak menjadi perhatian pemerintah dan masyarakat. Dalam hal ini perusahaan yang besar memandang arti pentingnya pengungkapan sosial dalam menjelaskan kemungkinan- kemungkinan biaya lain-
14 lain yang dikeluarkan (Maulana, 2014). Hal ini dikaitkan dengan teori agensi, dimana perusahaan besar yang memiliki biaya keagenan yang lebih besar akan mengungkapkan informasi yang lebih luas untuk mengurangi biaya keagenan tersebut (Purnama, 2014). Dalam penelitian ini ukuran perusahaan sebagai variabel moderasi dimana ukuran perusahaan diharapkan menjadi faktor perantara yang dapat memperkuat atau memperlemah dalam hubungan struktur kepemilikan dan kinerja keuangan perusahaan dengan pengungkapan CSR. Terdapat beberapa penelitian yang telah menggunakan ukuran perusahaan sebagai variabel moderasi seperti pada penelitian Yustiana (2010), Orlitzky (2001) dan Fauzi (2007) Review Peneliti Terdahulu Dalam penelitian empiris, beberapa peneliti telah mencoba untuk mengungkapkan mengenai CSR dalam berbagai perspektif yang berbeda. Sari (2012) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap CSR Disclosure Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI dengan sampel sebanyak 48 perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya variabel profil, size dan profitabilitas yang berpengaruh signifikan CSR Disclosure. Secara simultan variabel profil, size dan profitabilitas, leverage dan growth berpengaruh CSR Disclosure. Almilia (2011) yang meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial dan dampaknya kinerja keuangan dan ukuran perusahaan pada perusahaan yang go public dengan melihat data
15 perusahaan yang menerima Indonesia Sustainability Reporting Award (ISRA) Dari Hasil penelitian ini menunjukakan bahwa ROA mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, sementara ROE tidak mempengaruhi pengungkapan laporan tanggung jawab perusahaan, dan menunjukan bahwa ukiran perusahaan penerima ISRA lebih tinggi dibandingkan perusahaan yang tidak menerima ISRA. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kinerja keuangan yang diukur dengan ROA dan ROE pada perusahaan penerima ISRA dan perusahaan yang tidak menerima ISRA. Penelitian Yustiana (2011) yang berjudul Analisis Pengaruh Variabel Moderating (Company Size dan Financial Leverage) Terhadap Hubungan CSR Disclosure dan Financial Performance (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di BEI ) menyimpulkan bahwa apabila perusahaan yang melaksanakan kegiatan CSR lebih luas tidak dapat berpengaruh nilai ROA yang diterima oleh perusahaan. Sedangkan CSRD berpengaruh Deviden Payout (DPR) dengan arah negatif, apabila dana yang dialokasikan untuk kegiatan CSR lebih besar maka dana yang dialokasikan untuk pembagian dividen kepada para shareholder akan berkurang dan berbanding terbalik dengan dana yang dialokasikan untuk kegiatan CSR. Dari hasil penelitian hanya variabel financial leverage (DER) yang dapat memoderasi hubungan antara CSRD dengan financial performance tetapi hanya kepada ROA sedangkan DPR belum dapat memoderasi. Sedangkan company size belum dapat memoderasi hubungan antara CSRD dengan financial performance (ROA dan DPR) perusahaan.
16 Ekowati (2014) meneliti dengan judul Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Growth, dan Media Exposure Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahan studi pada perusahan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun Hasil dari penelitian ini adalah profitabilitas dan Media exposure berpengaruh pengungkapan CSR, sedangkan Likuiditas dan Growth tidak berpengaruh pengungkapan CSR. Dalam penelitian Putri (2013) yang berjudul Pengaruh profitabilitas pengungkapan CSR pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI tahun menunjukkan bahwa terdapat pengaruh profitabilitas melalui ROA, ROE dan NPM pengungkapan CSR. ROA dan NPM berpengaruh positif pengungkapan CSR, sementara ROE berpengaruh negatif pengungkapan CSR. Maulana (2013) yang meneliti pengaruh karakteristik perusahaan pengungkapan CSR pada perusahaan asuransi yang terdaftar di BEI tahun menyimpulkan bahwa secara parsial profitabilitas dan leverage tidak memiliki pengaruh signifikan kelengkapan pengungkapan CSR, sementara ukuran perusahaan berpengaruh siginifikan kelengkapan pengungkapan CSR dimana perusahaan yang lebih besar akan mengungkapkan laporan keuangan yang lebih luas dan secara parsial juga ukuran dewan komisaris memiliki pengaruh signifikan pengungkapan CSR. Pradnyani (2015) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Ukuran Dewan Komisaris pada Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahan memiliki hasil profitabilitas
17 dan ukuran dewan komisaris dinyatakan berpengaruh positif CSR. Uji yang dilakukan dalam penilitian tersebut juga menyatakan adanya variabel yang tidak berpengaruh yaitu ukuran perusahaan yang dikarenakan seluruh perusahaan yang diteliti baik perusahaan dengan total aset yang besar maupun kecil sama - sama mengungkapkan CSR. Leverage juga tidak berpengaruh CSR diindikasikan karena manajemen lebih mengoptimalkan laba agar tidak menjadi perhatian staketholders. Dalam Penelitian Fauzi, et.al (2007) yang berjudul The Link Between CSP and Financial Performance : Evidence From Indonesia Companies, menghasilkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara CSP dan financial performance, namun ukuran perusahan mampu memoderasi antara hubungan CSP dengan financial performance. Krisna dan Suhardianto (2014) meneliti faktor- faktor yang mempengaruhi tanggung jawab sosial pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI yang menghasilkan bahwa adanya pengaruh antara ukuran perusahaan dan komite audit pengungkapan CSR namun tidak adanya pengaruh antara profitabilitas dan leverage luas pengungkapan CSR begitu juga dengan kepemilikan institusi tidak memiliki pengaruh pengungkapan CSR. Dalam penelitian Djakman (2008) yang berjudul Pengaruh Struktur Kepemilikan Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (CSR Disclosure) pada Laporan Tahunan Perusahaan : Studit empiris pada Perusahaan Publik yang Tercatat di BEI Tahun 2006 menenemukan hasil bahwa struktur kepemilikan asing tidak berpengaruh luas pengungkapan tanggung jawab
18 sosial yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang tercatat di BEI pada tahun Selanjutkanya hasil penelitian tersebut tidak berhasil mendukung organizational legitimacy theory yang menyatakan bahwa perusahaan multinasional atau dengan kepemilikan asing utamanya melihat keuntungan legitimasi berasal daru stakeholder-nya dimana secara tipikal berdasarkan atas home market (pasar tempat beroperasi) yang dapat memberikan eksistensi yang tinggi dalam jangka panjang. Penelitian tersebut juga menemukan bahwa kepemilikan institusi tidak mempengaruhi luas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam laporan tahunan. Purnama (2014) meneliti tentang pengaruh size, profitabilitas, leverage dan kepemilikan institusi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR Disclosure) dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur pada BEI periode yang menghasilkan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara size perusahaan dan kepemilikan institusi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur di BEI, namun terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara profitabilitas perusahaan dan leverage pengungkapan CSR. Dan terdapat pengaruh yang signifikan antara size perusahaan, proftabilitas perusahaan, leverage perusahaan, kepemilikan institusi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Dalam Penelitian Orlitzky, (2001) yang berjudul Does Firm Size Confound the Relationship Between Corporte Social Performance and Firm
19 Financial Performance, menghasilkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara CSP dan firm financial performance, dan tidak dapat membuktikan bahwa ukuran perusahan mampu memoderasi antara hubungan CSP dengan firm financial performance. Tabel 2.1 Review Peneliti Terdahulu(Theoritical Mapping) Nama Judul Variabel yang Hasil Yang Diperoleh Peneliti Digunakan Sari, Rizkia Pengaruh Variabel dependen : - Profil perusahaan Anggita Karakteristik CSRD berpengaruh negatif (2012) Perusahaan Variabel Independen pengungkapan CSR Disklosure pada :Tipe industri (profile), CSR Perusahaan Size, ROA, Leverage - Size dan ROA Manufaktur di BEI (DER), Growth, berpengaruh positif pengungkapan CSR - DER dan Growth tudak memiliki pengaruh pengungkapan CSR Almilia, Faktor-faktor Yang Variabel dependen : - ROA dan Ukuran Luciana Spica Mempengaruhi CSRD Perusahan Berpengaruh (2011) Pengungkapan Variabel independen positif Tanggung Jawab Sosial dan Dampak :ROA, ROE, Size, pengungkapan CSR - ROE memiliki pengaruh Terhadap Kinerja negatif
20 Keuangan dan pengungkapan CSR Ukuran Perusahan Yustiana, Analisis Pengaruh Variabel Dependen : - CSRD tidak berpengaruh Hana (2011) Variabel Moderating ROA, Deviden Payout siginifikan ROA (Company Size dan Ratio (DPR) - CSRD berpengaruh Financial Leverage) Variabel Independen : signifikan DPR, Terhaddap Hubungan CSRD - DER berhasil CSR Disclosure dan Moderating : Ukuran memoderasi hubungan Financial Performance (Studi Empiris pada Perusahaan, financial leverage (DER) antara CSRD dengan ROA dengan arah negatif - Ukuran Perusahaan tidak Perusahaan dapat memoderasi Manufaktur di BEI ) hubungan CSRD dengan DER, namun dapat memoderasikan hubungan CSRD dengan ROA Ekowati, Lilis Pengaruh Variabel dependen - ROA dan media expose (2014) Profitabilitas, :CSRD berpengaruh positif LIkuiditas, Growth, Variabel independen pengungkapan dan Media Exposure :ROA, Likuiditas, CSR Growth, Media - Likuiditas dan Growth Pengungkapan Exposure, tidak memiliki pengaruh Tanggung Jawab pengungkapan Sosial CSR
21 Putri, Rani Pengaruh Variabel dependen : - ROA dan NPM Widiasari Eko Profitabilitas CSRD berpengaruh positif (2013) Terhadap Variabel independen Pengaruh Pengungkapan CSR :ROA, ROE, NPM pengungkapan CSR - ROE berpengaruh negatif pengungkapan CSR Maulana, Pengaruh Variabel dependen - Profitabilitas dan Fahry (2014) Karakteristik :CSRD Leverage tidak memliki Perusahaan Terhadap Variabel independen pengaruh pengungkapan CSR :Profitabilitas, Leverage, Firm size,ukuran dewan direksi, pengungkapan CSR - Firm Size dan ukuran dewan direksi memiliki pengaruh pengungkapan CSR Pradnyani, I Pengaruh Ukuran Variabel dependen : - Ukuran komisaris dan Gusti Agung Perusahaan, CSRD profitabilitas berpengaruh Arista (2015) Profitabilitas, Variabel independen positif Leverage dan Ukuran dewan Komisaris :Ukuran dewan komisaris, profitabilitas, pengungkapan CSR - Size dan Leverage tidak pada Pengungkapan Size, Leverage memiliki pengaruh CSR pengungkapan CSR
22 Krisna, Faktor-faktor yang Variabel dependen : - ROA. leverage dan DER Adhitya mempengaruhi CSRD tidak memiliki pengaruh Darmawan Tanggung Jawab Variabel independen pengungkapan (2014) Sosial Studi empiris :ROA, Leverage, DER, CSR pada Sektor Pertambangan Yang Ukuran Perusahaan, Ukuran dewan Komite - Ukuran perusahaan dan ukuran komite audit terdaftar di BEI Audit, memiliki pengaruh pengungkapan CSR Fauzi, et.al The Link between Variabel dependen : CSP - CSP tidak berpengaruh (2007) Corporate Social Variabel independen : signifikan FFP Performance and FFP - Firm Size dapat Financial Varaibel moderasi : Firm memoderasi antara CSP Performance: Size dan FPP Evidence from Indonesian Companies Djakman Pengaruh struktur Variabel dependen : - Kepemilikan asing tidak (2008) kepemilikan CSRD berpengaruh luas pengungkapan tanggung jawab Variabel independen :Kepemilikan asing, pengungkapan CSR - Kepemilikn institusi tidak sosial perusahan pada kepemilikan institusi, berpengaruh perusahaan yang terdaftar di BEI 2006 ukuran perusahaan, tipe industri pengungkapan CSR
23 Purnama Pengaruh size, Variabel dependen (2014) profitabilitas, :CSRD - terdapat pengaruh positif laverage dan Variabel independen (+) signifikan antara size kepemilikan institusi :Size, perusahaan tehadap pengungkapan tanggung jawab profitabilitas,kepemilikan institusi pengungkapan CSR, - terdapat pengaruh negatif (-) signifikan antara sosial perusahaan (csr profitabilitas disclosure) dalam laporan tahunan perusahaan penungkapan CSR, - terdapat pengaruh negatif (-) signifikan antara manufaktur pada laverage bursa efek indonesia periode pengungkapan CSR, - terdapat pengaruh positif (+) signifikan antara kepemilikan institusi CSR, Orlitzky, 2001 Does Firm Size Variabel dependen :CSP - Tidak dapat Confound the Variabel Independen : membuktikan Relationship Between FFP hubungan antara CSP Corporate Social Moderasi : Firm Size dan FFP Performance and - Tidak dapat Firm Financial membuktikan bahwa Performance Firm size dapat memoderasi antara CSP dan FFP Sumber : Hasil Penelitian Terdahulu
BAB I PENDAHULUAN. operasional perusahaan akan memberikan dampak sosial dan lingkungan disekitar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Untuk menjaga keberlangsungannya, perusahaan tidak bisa hanya memperhatikan aspek keuangan namun juga harus memperhatikan aspek sosial dan lingkungan karena
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sejak awal tahun 1970an yang secara umum dikenal dengan stakeholder
BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian pustaka 1. Teori Stakeholder (stakeholder theory) Konsep tanggung jawab sosial telah mulai dikenal sejak awal tahun 1970an yang secara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, perusahaan merupakan salah satu bentuk organisasi yang memiliki tujuan. Salah satu tujuan perusahaan yaitu untuk memenuhi kepentingan para stakeholder.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan semata (single bottom line), melainkan juga beberapa aspek penting
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini dunia usaha tidak hanya memperhatikan informasi laporan keuangan perusahaan semata (single bottom line), melainkan juga beberapa aspek penting lainnya yaitu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai suatu entitas bisnis, sebuah perusahaan bertujuan untuk mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin. Tujuan tersebut terkadang menyebabkan perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial (Social Responsibility. sosial perusahaan, serta prosedur pengukurannya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial (Social Responsibility Accounting) Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial mempunyai arti suatu proses pemilihan variable-variabel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beroperasi untuk mewujudkan tujuan perusahaan baik jangka pendek maupun dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini perkembangan teknologi sangat maju dan dinamis, yang mengakibatkan persaingan di dunia bisnis juga semakin meningkat. Hal ini mendorong perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kegiatan sosial yang dilakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kegiatan sosial yang dilakukan oleh perusahaan sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap lingkungan dan stakeholder,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan-perusahaan pada masa kini mengalami pergeseran paradigma. Perusahaan tidak satu-satunya mempunyai tujuan utama dalam menghasilkan laba, namun perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Maraknya isu kedermawanan sosial perusahaan belakangan ini mengalami perkembangan yang sangat pesat sejalan dengan berkembangnya konsep tanggung jawab sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberadaan perusahaan di tengah masyarakat, secara langsung. lingkungan di sekitarnya. Dampak positif yang mungkin timbul adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan perusahaan di tengah masyarakat, secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak terhadap masyarakat ataupun lingkungan di sekitarnya. Dampak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan merupakan tujuan yang dicapai untuk menarik stakeholders untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada Era Globalisasi ini, persaingan negara- negara maju dan berkembang tak terkecuali pada bidang bisnis manufakturnya semakin ketat seiring dengan perkembangan perekonomian
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Teori Legitimasi (Legitimacy Theory) Definisi teori legitimasi adalah suatu kondisi atau status, yang ada ketika suatu sistem nilai perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hal inilah yang mendorong perubahan paradigma para pemegang saham dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era yang sekarang ini, sektor bisnis di Indonesia mulai berkembang. Tentu saja kebanyakan dari mereka masih memfokuskan tujuan utamanya pada pencarian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang diukur menggunakan analisis rasio keuangan, untuk mengetahui kemampuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Signal Theory Teori sinyal atau signal theory menjelaskan mengenai bagaimana manajemen mampu memberikan sinyal-sinyal keberhasilan atau kegagalan yang akan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. untuk memakmurkan pemilik perusahaan atau pemegang saham. Tujuan ini dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan didirikan mempunyai tujuan yang jelas, tujuan perusahaan didirikan adalah untuk memakmurkan pemilik perusahaan atau pemegang saham. Tujuan ini dapat diwujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerataan kesejahteraan dalam bidang sosial, ekonomi, pendidikan, dan bidangbidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara berkembang, Indonesia masih perlu merealisasikan pemerataan kesejahteraan dalam bidang sosial, ekonomi, pendidikan, dan bidangbidang lainnya sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan usaha yang semakin keras menuntut perusahaan untuk semakin meningkatkan nilai perusahaannya. Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting bagi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Kecenderungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kecenderungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Menurut Gray et al., (1995) teori kecenderungan pengungkapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pergerakan dana jangka panjang dari masyarakat (investor) yang kemudian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membangun sebuah perusahaan membutuhkan biaya atau dana yang tidak sedikit, dimana dana tersebut dapat diperoleh dari pinjaman maupun modal sendiri. Dana yang diperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility), tentang komitmen
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu isu menarik di tahun ini adalah pertanggungjawaban sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility), tentang komitmen perusahaan dalam berkontribusi terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Corporate social responsibility (CSR) merupakan klaim agar. perusahaan tak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Corporate social responsibility (CSR) merupakan klaim agar perusahaan tak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham (shareholders) tapi juga untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan tersebut secara maksimal. Nilai perusahaan dicerminkan dari harga saham
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dalam Bustanul et.al., (2012), yaitu:
BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Legitimasi (Legitimacy Theory) Pengertian legitimasi teori dikemukakan oleh O Donovan (2002) dalam Bustanul et.al., (2012), yaitu: Legitimacy theory as the idea that in order
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengukur tingkat kesehatan keuangan (financial health) suatu perusahaan. yaitu menggunakan analisis rasio keuangan.
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kinerja Keuangan Informasi mengenai kinerja keuangan sangat diperlukan investor dalam menentukan kebijakan investasi. Kinerja keuangan digunakan untuk mengukur
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Stakeholders Stakeholders merupakan hal yang sangat penting untuk mendukung keberlangsungan suatu perusahaan, sebab tanpa stakeholders suatu perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan dengan Gross Domestic Product (GDP) Indonesia yang terus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini Indonesia merupakan negara berkembang yang mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Dengan tingginya pertumbuhan ekonomi di Indonesia membuat para investor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelaporan keuangan merupakan sarana yang digunakan perusahaan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaporan keuangan merupakan sarana yang digunakan perusahaan untuk menyediakan dan menyampaikan informasi keuangan bagi pihak investor, kreditur, dan pemakai eksternal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan semakin sengitnya persaingan antar perusahaan, kini perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang besar untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. Tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility mungkin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility mungkin masih kurang populer di kalangan pelaku bisnis di Indonesia. Namun, tidak berlaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan hal yang perlu. diperhatikan bagi perusahaan dewasa ini karena berkaitan dengan isu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan hal yang perlu diperhatikan bagi perusahaan dewasa ini karena berkaitan dengan isu lingkungan yang menarik investor.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sah dari pihak-pihak yang memiliki klaim atas perusahaan. Para pihak ini tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjaga eksistensinya, perusahaan tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat sebagai lingkungan eksternalnya. Ada hubungan resiprokal (timbal balik) antara perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modal sehingga mengakibatkan orientasi perusahaan lebih berpihak kepada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi mengalami perkembangan pesat dengan hadirnya revolusi industri. Pelaporan akuntansi digunakan sebagai alat pertanggungjawaban kepada pemilik modal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Maraknya pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Maraknya pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR), belakangan ini patut untuk dirayakan. Corporate Social Responsibility (CSR) memang sedang menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai awal munculnya konsep pembangunan berkelanjutan adalah karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai awal munculnya konsep pembangunan berkelanjutan adalah karena perhatian kepada lingkungan. Terutama sumber daya alam yang tidak bisa diperbaharui sedang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Teori legitimasi dan teori
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Terdapat beberapa perspektif teori yang digunakan untuk menjelaskan. Teori legitimasi dan teori stakeholder digunakan sebagai dasar untuk menjelaskan praktek.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Agensi Jensen dan Meckling (1976) dalam Valeria (2013) menyebutkan bahwa teori agensi adalah teori yang menjelaskan tentang
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan
BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Stakeholder Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu kepedulian organisasi bisnis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial atau yang biasa disebut dengan CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu kepedulian organisasi bisnis untuk bertindak dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu lingkup dimana orang melakukan kegiatan usaha demi mendatangkan keuntungan atau laba. Selain mencari keuntungan, perusahaan juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. investasi di pasar modal berakibat pada meningkatnya investor yang beralih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu penggerak utama perekonomian dunia termasuk Indonesia, karena melalui pasar modal tersebut perusahaan dapat memperoleh sumber
Lebih terperinciBAB I. Pada awalnya bisnis dibangun dengan paradigma single bottom line
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagian besar perusahaan, terutama di Indonesia saat ini masih fokus untuk mengungkapkan laporan keuangan yang berkaitan dengan kinerja keuangan saja. Laporan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian saat ini. Berikut merupakan penelitian terdahulu yang berkaitan:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu telah menguraikan secara sistematis hasil dari penelitian yang didapat oleh peneliti terdahulu dan berhubungan dengan penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengenai pengungkapan laporan keuangan (disclosure of financial
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu isu menarik dalam dunia bisnis dan pasar modal adalah mengenai pengungkapan laporan keuangan (disclosure of financial statement). Isu pengungkapan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Stakeholder Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam akuntansi konvensional, pusat perhatian perusahaan hanya terbatas kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan kontribusinya bagi perusahaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diterima lagi. Perkembangan dunia usaha saat ini menuntut perusahaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pandangan dalam dunia usaha dimana perusahaan hanya bertujuan untuk mendapatkan laba yang setinggi-tingginya tanpa memperhatikan dampak yang muncul dalam kegiatan usahanya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ditengah perkembangan ekonomi yang semakin meningkat, hampir
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ditengah perkembangan ekonomi yang semakin meningkat, hampir seluruh perusahaan yang ada di setiap negara berlomba-lomba untuk menjalankan bisnisnya dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai
18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya, laporan keuangan digunakan sebagai salah satu sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai kinerja perusahaan, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam akuntansi konvensional (mainstream accounting), tanggung
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Di dalam akuntansi konvensional (mainstream accounting), tanggung jawab perusahaan semata-mata berorientasi hanya kepada pemilik modal (investor dan kreditur), sedangkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kontribusinya dalam kehidupan komunitas lokal sebagai rekanan dalam kehidupan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran perusahaan sebagai bagian dari masyarakat seharusnya memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar dan dituntut untuk memberikan kontribusinya dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan dan untuk meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengungkapan Sukarela (Voluntary disclosure) maupun secara sukarela dilakukan perusahaan, yang berupa laporan euangan,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengungkapan Sukarela (Voluntary disclosure) Menurut Marwata (2001), pengungkapan didefinisikan sebagai penyediaan sejumlah informasi untuk membantu investor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga setiap keputusan yang dibuat oleh institusi dan setiap tindakan yang
digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama setengah abad terakhir ini, dunia bisnis telah menjadi institusi paling berkuasa. Setiap institusi yang paling dominan di masyarakat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Sinyal Pengungkapan sustainability report bertujuan untuk menyediakan informasi tambahan mengenai kegiatan perusahaan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial (Social Responsibility) pada hakekatnya adalah hal
PENDAHULUAN 1.5 Latar Belakang Tanggung jawab sosial (Social Responsibility) pada hakekatnya adalah hal yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Tanggung jawab sosial merupakan suatu kewajiban yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan sebuah komunitas negaranegara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal Tahun 2016 telah berlaku ASEAN Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan sebuah komunitas negaranegara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam periode beberapa tahun belakangan banyak terjadi masalah-masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam periode beberapa tahun belakangan banyak terjadi masalah-masalah sosial pada perkembangan industri perusahaan di Indonesia seperti : masalah kerusakan lingkungan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN
54 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui pengujian statistik serta pembahasan seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Penelitian ini menggunakan teori keagenan, dimana teori ini sering kali digunakan sebagai landasan dalam penelitian mengenai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan mendapat perhatian besar dari pihak - pihak yang berkepentingan melalui
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kinerja keuangan perusahaan merupakan prestasi di bidang keuangan yang telah dicapai oleh perusahaan dalam periode waktu tertentu yang dapat dilihat melalui laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pembangunan dan tekhnologi saat ini berdampak pada semakin maju
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan pembangunan dan tekhnologi saat ini berdampak pada semakin maju dan kompleksnya aktivitas operasional serta tanggung jawab sosial perusahaan. Hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan sistem teknologi informasi dan bertambah luasnya ilmu pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era globalisasi seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan perusahaan (stakeholder). Perusahaan seharusnya juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan tidak hanya bertujuan untuk memaksimalkan laba yang diperoleh. Namun dalam menjalankan perusahaannya diperlukan sebuah tanggung jawab social dan peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) masih kurang popular dikalangan pelaku usaha nasional, karena masih banyak perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. media pengungkapan (disclosure) maupun perangkat evaluasi dan monitoring
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelaporan merupakan komponen penting dalam setiap kegiatan, baik sebagai media pengungkapan (disclosure) maupun perangkat evaluasi dan monitoring bagi perusahaan terbuka.
Lebih terperinciRepositori STIE Ekuitas
Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Banking Accounting 2015-12-21 Pengaruh Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Pengungkapan CSR (Corporate
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jalal (2013) dalam tulisan artikelnya mengatakan bahwa tanggungjawab
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalal (2013) dalam tulisan artikelnya mengatakan bahwa tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate social responsibility sejak beberapa tahun belakangan seperti
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN
191 BAB VI KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN 6.1. KESIMPULAN ATAS MASALAH PENELITIAN Kontribusi utama dalam penelitian ini adalah memberikan bukti empiris bahwa CSR bukan hanya sebagai bentuk tanggung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negatif. Oleh karena kondisi itulah, perusahaan dituntut untuk semakin peduli
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri yang semakin maju menimbulkan berbagai dampak bagi lingkungan dan masyarakat, termasuk di dalamnya adalah efek negatif. Oleh karena
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keduanya saling memberi dan membutuhkan. Untuk menjaga keberlanjutannya,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dengan masayarakat memiliki hubungan timbal balik dimana keduanya saling memberi dan membutuhkan. Untuk menjaga keberlanjutannya, perusahaan tidak dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan mempunyai tujuan yang sama yaitu menghasilkan laba. Dalam proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu organisasi dimana sumber daya dasar seperti: bahan, tenaga kerja dikelola dan diolah untuk menghasilkan suatu barang atau jasa.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan dunia usaha bagi perusahaan yang sudah Go Public semakin
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dunia usaha bagi perusahaan yang sudah Go Public semakin meningkat, tidak hanya dalam satu sektor industri melainkan juga terjadi antara sektor
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Nilai Perusahaan Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. depan dan mendapatkan pengembalian dalam jangka waktu tertentu.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam lingkungan bisnis yang tidak pasti, sebuah perusahaan perlu memperhatikan risiko yang melekat pada setiap aktivitas yang dijalankan oleh perusahaan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen satu dengan elemen lain dalam suatu laporan keuangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kepada berbagai pihak, diantaranya pihak investor dan kreditor. Investor dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan informasi yang menggambarkan kinerja suatu perusahaan. Laporan keuangan menginformasikan posisi keuangan perusahaan kepada berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era persaingan yang semakin ketat serta kondisi ekonomi yang tidak menentu, suatu perusahaan dihadapkan pada kondisi yang mendorong mereka untuk lebih transparan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2012 yang tumbuh sebesar 6,23 persen
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi yang pesat di Indonesia dapat dilihat dari peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2012 yang tumbuh sebesar 6,23 persen dibandingkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori utama (grand theory) yang mendasari penelitian ini adalah agency
BAB II KAJIAN PUSTAKA Teori utama (grand theory) yang mendasari penelitian ini adalah agency theory dan teori pendukung (supporting theory) adalah Legitimacy theory dan Stakeholder Theory. Berikut ini
Lebih terperincipemerintah melalui peraturan daerah. Contoh kerugian jangka panjang adalah menurunnya tingkat kepercayaan perusahaan di mata masyarakat, menurunnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era pertumbuhan perusahaan yang semakin tinggi membuat kesadaran akan penerapan tanggung jawab sosial menjadi penting seiring dengan semakin maraknya kepedulian
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
2.1 Penelitian Sebelumnya BAB II LANDASAN TEORI Beberapa penelitian terdahulu telah membahas faktor-faktor yang mempengaruhi tanggung jawab sosial perusahaan, yaitu faktor debt-to equity ratio dan firm
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan informasi perusahaannya. Peran perusahaan tidak. hubungan yang harmonis dengan masyarakat sosial.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perubahan kondisi lingkungan dan ekonomi pada dunia usaha seperti tingkat persaingan yang tinggi, biaya ekonomi yang tinggi, adanya undang-undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemilik. Nilai perusahaan yang go public di pasar modal tercermin
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan didirikan mempunyai tujuan yang jelas, tujuan perusahaan didirikan adalah untuk memakmurkan pemilik perusahaan atau pemegang saham. Tujuan ini
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Definisi dan Konsep Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Definisi dan Konsep Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Pada umumnya Definisi dari Pengungkapan (disclosure) adalah penyajian informasi-informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting perusahaan yaitu untuk mengoptimalkan nilai perusahaan. Nilai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Suatu perusahaan didirikan tentu memiliki tujuan, salah satu tujuan penting perusahaan yaitu untuk mengoptimalkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan berbanding
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Penelitian tentang pengaruh corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas perusahaan sebagai variabel moderasi pada perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan sebagai pedoman bagi peneliti. Selain itu juga untuk menghindari adanya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu bertujuan sebagai bahan untuk membandingkan dan sebagai pedoman bagi peneliti. Selain itu juga untuk menghindari adanya kesamaan dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pasangan hidup yang saling memberi dan membutuhkan. Kontribusi dan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjaga eksistensinya, perusahaan tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat sebagai lingkungan eksternalnya. Ada hubungan resiprokal (timbal balik) antara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi yang semakin berkembang pesat,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi yang semakin berkembang pesat, membuat masyarakat semakin membutuhkan teknologi informasi tersebut sesuai dengan kebutuhan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini perusahaan tidak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham (shareholders), tetapi juga untuk kemaslahatan sosial. Dari segi ekonomi, perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring bertumbuhnya perekonomian di Indonesia selama beberapa tahun terakhir ini, secara tidak langsung kegiatan investasi di pasar modal Indonesia pun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan memiliki kewajiban sosial atas apa yang terjadi di sekitar
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Perusahaan memiliki kewajiban sosial atas apa yang terjadi di sekitar lingkungan masyarakat. Selain menggunakan dana dari pemegang saham, perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility (CSR)).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, menghadapi dampak globalisasi, kemajuan informasi teknologi, dan keterbukaan pasar, perusahaan harus secara serius dan terbuka memperhatikan Pertanggungjawaban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terakhir. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), terjadi peningkatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perusahaan manufaktur yang sangat pesat menciptakan persaingan usaha yang semakin ketat di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pemenuhan secara etika tidak hanya profit yang menjadi tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keberadaan perusahaan dapat berperan dalam kemajuan masyarakat, daerah dan negara. Dalam menjalankan kegiatan usahanya perusahaan memiliki tanggungjawab tidak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. tahunan perusahaan merupakan media komunikasi antara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan tahunan perusahaan merupakan media komunikasi antara perusahaan dan masyarakat yang membutuhkan informasi keuangan dan perkembangan perusahaan. Bagi
Lebih terperinci