BAB II LANDASAN TEORI
|
|
- Suhendra Sumadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 2.1 Penelitian Sebelumnya BAB II LANDASAN TEORI Beberapa penelitian terdahulu telah membahas faktor-faktor yang mempengaruhi tanggung jawab sosial perusahaan, yaitu faktor debt-to equity ratio dan firm size. CSR secara signifikan dipengaruhi oleh faktor debt-to equity ratio diantaranya yaitu penelitian dari Sari dan Budiasih (2014), Jang (2013) serta Murekefu dan Ouma (2012). Menurut Jang (2013) faktor ukuran perusahaan (firm size) secara signifikan mempengaruhi CSR, tetapi tidak signifikan menurut Sari dan Budiasih (2014), Kurnianingsih (2013) serta Hirigoyen dan Poulain-rehm (2012). Beberapa penelitian sebelumnya juga membahas tanggung jawab sosial perusahaan terhadap profitabilitas perusahaan. Penelitian sebelumnya menunjukan ketidakkonsistenan hasil. (Nadeem & Malik, 2014; Candrayanthi & Saputra, 2013; Kurniawansyah & Mutmainah, 2013; Jang, 2013; Arsoy, et al., 2012; dan Ehsan & Kaleem, 2012) menunjukan faktor tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) secara signifikan mempengaruhi profitabilitas, tetapi tidak signifikan menurut Iqbal, et al. (2012). Penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Budiasih (2014) menunjukkan bahwa variabel debt-to equity ratio berpengaruh signifikan pada CSR di perusahaan wholesale and retail trade yang terdaftar di BEI. Penelitian ini juga memperoleh hasil bahwa firm size tidak berpengaruh pada CSR di perusahaan 12
2 wholesale and retail trade yang terdaftar di BEI. Profitabilitas sangat penting bagi perusahaan, karena menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada. Sari dan Budiasih (2014) menyarankan agar peneliti selanjutnya dapat lebih memperhatikan variabelvariabel lain dalam mempertahankan dan meningkatkan profitabilitas perusahaan melalui faktor yang mempengaruhi CSR, seperti umur perusahaan, receivable turnover, dan current ratio. Murekefu dan Ouma (2012) menyatakan bahwa pembayaran dividen secara kuat dan postif mempengaruhi profitabilitas melalui CSR. Temuan penelitian ini juga menunjukkan bahwa dividen dalam bentuk kas paling umum digunakan dalam perusahaan yang terdaftar di Kenya. Mayoritas perusahaan memilih untuk tidak membayar atau menurunkan dividen mereka ketika tidak terdapat uang tunai. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa faktor utama yang mempengaruhi kebijakan dividen dari perusahaan yang terdaftar adalah; profitabilitas, pola dividen masa lalu, aturan hukum, leverage keuangan, peluang investasi, tahap pertumbuhan dan struktur modal. Penelitian yang dilakukan oleh Kurnianingsih (2013) menyatakan bahwa firm size tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Hal ini dijelaskan melalui besarnya nilai pengaruh profitabilitas dan size perusahaan yang ditunjukkan oleh Adjust R 2 yaitu sebesar Persentase pengaruh ROA dan ln of total asset terhadap pengungkapan CSR pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI adalah 13
3 sebesar 0.8% dan selebihnya 99.2% dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian ini. Hirigoyen dan Poulain-rehm (2012) menyatakan bahwa firm size tidak berpengaruh signifikan terhadap CSR. Variabel ukuran perusahaan menunjukkan tingkat "humanisasi" perusahaan. Ini menyangkut pengaruh kedekatan yang diciptakan oleh perusahaan pada perhatian dibayar oleh manajer untuk berbagai masalah manusia yang menjadi ciri tanggung jawab sosial perusahaan. Variabel ukuran dioperasionalkan oleh logaritma dari total angkatan kerja dalam penelitian ini. Penelitian yang dilakukan oleh Nadeem dan Malik (2014) menunjukkan bahwa CSR secara signifikan dan positif mempengaruhi ROA, ROE dan NPM perusahaan perbankan di Pakistan. Perusahaan menggunakan CSR sebagai strategi untuk menciptakan keunggulan kompetitif dan mendapatkan peningkatan kinerja keuangan. Perusahaan di negara-negara maju sedang mempertimbangkan CSR sebagai perencanaan strategis mereka untuk mendapatkan keuntungan jangka panjang. Candrayanthi dan Saputra (2013) menyebutkan bahwa Corporate Social Responsibility berpengaruh terhadap ROA dan ROE perusahaan. Namun Corporate Social Responsibility berpengaruh negatif terhadap NPM perusahaan. Ini berarti dengan mengungkapkan CSR kinerja perusahaan yang di diukur dengan ROA dan ROE akan meningkat. Sementara dengan mengungkapkan CSR kinerja perusahaan yang di diukur dengan NPM akan mengalami penurunan. 14
4 Pada penelitian yang dilakukan oleh Kurniawansyah dan Mutmainah (2013) secara parsial CSR perbankan tahun 2010 berpengaruh terhadap variabel Return on Asset (ROA). Hal ini dikarenakan dalam penelitian ini menggunakan data primer berupa kuesioner yang memungkinkan terjadinya perbedaan persepsi antara setiap orang dalam menilai pengungkapan CSR perusahaan. Rendahnya nilai Adjusted R Square dalam penelitian ini juga mempengaruhi pengaruh CSR terhadap ROA. Nilai Adjusted R Square berkisar antara 6%-13%, hal ini menunjukan bahwa kemampuan variabel independen untuk menerangkan variabel dependen masih sangat rendah. Jang (2013) menyebutkan bahwa kinerja CSR yang lebih tinggi akan memiliki profitabilitas yang lebih tinggi, biaya modal yang lebih rendah, dan nilai perusahaan yang lebih tinggi dibandingkan jika CSR yang dilakukan perusahaan rendah. Maka penelitian ini menyebutkan bahwa CSR berpengaruh positif terhadap Return on Asset (ROA). Hasil penelitiannya juga menyebutkan bahwa faktor debt to equity ratio dan firm size secara signifikan mempengaruhi CSR. Hipotesis ini diuji dengan menggunakan 130 perusahaan Korea selama periode delapan tahun ( ). Indeks yang diterbitkan oleh Korea Economic Justice Institute (KEJI) digunakan sebagai ukuran kinerja CSR. Arsoy, Arabaci, dan Ciftcioglu (2012) menemukan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan memiliki korelasi positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Dengan kata lain, kinerja keuangan perusahaan di Turki menentukan kinerja tanggung jawab sosial perusahaan. Secara umum, analisis menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang luar biasa antara indikator keuangan dan tanggung 15
5 jawab sosial dalam konteks Turki. Perusahaan-perusahaan yang memiliki indikator kinerja keuangan yang lebih baik, juga memiliki nilai tanggung jawab sosial yang lebih baik. Sedangkan, keterbatasan dalam penelitian ini adalah jumlah sampel yang lebih rendah dari perusahaan yang diamati. Ehsan dan Kaleem (2012) menyatakan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan memiliki korelasi positif terhadap kinerja keuangan perusahaan di Pakistan. Perusahaan Pakistan berkontribusi dalam kesejahteraan sosial masyarakat, meningkatkan standar hidup dengan mempromosikan pendidikan dan fasilitas kesehatan yang lebih baik, melindungi lingkungan dari perubahan yang berbahaya. Mereka juga merawat karyawan mereka untuk membangun kepercayaan dan keyakinan mereka. Dengan demikian maka tanggung jawab sosial memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja keuangan. Sedangkan Iqbal, dkk. (2012) menyatakan bahwa tanggung jawab sosial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. Disimpulkan bahwa ketidaksignifikanan disebabkan oleh beberapa keterbatasan, antara lain keterbatasan jumlah sampel yang relative lebih rendah daripada perusahaan yang ada. Oleh karena itu saya menetapkan jumlah sampel yang tidak terlalu kecil dari jumlah perusahaan pertambangan yang ada di Indonesia. Penelitian Sari dan Budiasih (2014), Jang (2013) serta Murekefu dan Ouma (2012) memiliki hasil yang sama bahwa variabel debt-to equity ratio berpengaruh signifikan pada CSR. Ketiganya menggunakan teknik analisis data regresi linier berganda. Menurut Jang (2013) debt-to equity ratio menyediakan informasi pada 16
6 kemampuan perusahaan untuk membayar utang dan mencerminkan risiko perusahaan. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa DER terkait dengan CSR serta kinerja keuangan. Waddock dan Grave (1997) menggunakan variabel ini untuk mengendalikan risiko perusahaan dalam penyelidikan mereka pada link antara CSR dan kinerja keuangan. Sedangkan faktor firm size secara signifikan mempengaruhi CSR menurut Jang (2013), namun tidak signifikan mempengaruhi CSR menurut Sari dan Budiasih (2014), Kurnianingsih (2013) serta Hirigoyen dan Poulain-rehm (2012). Keterbatasan lain adalah bahwa penelitian memiliki keterbatasan pada rasio yang digunakan untuk mengukur profitabilitas perusahaan. Penggunaan Return On Assets (ROA) saja hanya dapat menunjukkan laba yang diperoleh dari besarnya tingkat pengembalian atas penggunaan asset yang dimiliki oleh perusahaan, namun tidak dapat mencerminkan laba yang diperoleh oleh perusahaan secara keseluruhan. Hal ini dapat dikatakan bahwa rasio Return On Assets (ROA) belum cukup untuk menggambarkan profitabilitas perusahaan keseluruhan (Candrayanthi & Saputra, 2013). Secara umum, untuk mengatasi kelemahan yang telah dijelaskan di atas terdapat beberapa solusi. Sari dan Budiasih (2014), Kurnianingsih (2013) dan Jang (2013) menyebutkan solusi yang bisa disampaikan mengenai ketidakkonsistenan ini yaitu peneliti selanjutnya dapat menggunakan firm size dan debt to equity ratio sebagai variabel independen, serta menggunakan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai variabel mediasi. Sedangkan untuk dapat mencerminkan laba yang diperoleh oleh perusahaan secara keseluruhan, peneliti 17
7 selanjutnya dapat menambahkan rasio dalam pengukuran financial profitability, yaitu Return On Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM) sebagai rasio profitabilitas perusahaan yang lebih akurat (Kurniawansyah & Mutmainah, 2013; Ehsan & Kaleem, 2012). Sementara itu, terdapat beberapa teori yang mendasari penelitian mengenai pengaruh tanggung jawab sosial perusahaan terhadap profitabilitas perusahaan. Teori ini meliputi teori stakeholder, teori sinyal, dan teori legitimasi. 2.2 Landasan Teori Teori Stakeholder (Stakeholder Theory) Teori Stakeholder dapat digunakan untuk menjawab keterkaitan antara financial performance dan corporate social responsibility. Dalam teori stakeholder dijelaskan bahwa stakeholder pada dasarnya memiliki power yang dapat mengendalikan pemakaian sumber-sumber ekonomi yang digunakan perusahaan seperti membatasi pemakaian sumber ekonomi (modal dan tenaga kerja) dan kemampuan untuk mempengaruhi konsumsi barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan (Kurniawansyah & Mutmainah, 2013). Oleh karena itu, ketika stakeholder mulai mengendalikan sumber ekonomi yang penting bagi perusahaan, maka perusahaan akan bereaksi dengan memuaskan keinginan stakeholdernya. Salah satu cara reaksi yang dapat dilakukan perusahaan untuk memuaskan stakeholdernya adalah dengan memberikan kinerja keuangan yang baik dari perusahaan (Kurniawansyah & Mutmainah, 2013). 18
8 Berdasarkan teori stakeholder, dalam melakukan kegiatan operasinya, selain beroperasi untuk kepentinganya sendiri, perusahaan harus memberikan manfaat bagi para stakeholder, misalnya konsumen, pemerintah dan masyarakat. Semua stakeholder mempunyai hak untuk memperoleh informasi mengenai aktivitas perusahaan selama periode tertentu yang mampu mempengaruhi pengambilan keputusan (Sindhudiptha & Yasa, 2013). Kaitannya dengan CSR adalah segala informasi yang diberikan perusahaan mengenai kinerja perusahaan kepada stakeholder tidak hanya didasarkan pada kinerja keuangan saja, tetapi juga memberikan informasi tambahan mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan yang telah dilakukan perusahaan yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan. CSR mengharuskan perusahaan untuk bertanggung jawab kepada stakeholder dan melaporkan pertanggungjawaban yang telah dilakukan oleh perusahaan (Sindhudiptha & Yasa, 2013) Teori Sinyal (Signalling Theory) Signalling Theory adalah teori yang menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal (Putri & Christiawan, 2014). Teori ini membahas pengungkapan CSR dianggap sebagai sinyal yang diberikan perusahaan kepada publik bahwa perusahaan telah melakukan tanggung jawab sosial (Rosiana, Juliarsa, & Sari, 2013). Oleh sebab itu, semua informasi perusahaan, baik itu informasi keuangan maupun non keuangan harus diungkapkan oleh perusahaan. Sinyal tersebut diharapkan mampu diterima secara positif oleh pasar sehingga nantinya akan mempengaruhi kinerja perusahaan dalam bentuk keuntungan bagi pemegang 19
9 saham berupa profitabilitas, perubahan resiko saham, tingkat likuiditas, dan dapat meningkatkan nilai perusahaan Teori Legitimasi (Legitimacy Theory) Legitimacy theory mengungkapkan bahwa perusahaan secara kontinyu berusaha untuk bertindak sesuai dengan batas-batas dan norma-norma dalam masyarakat, atas usahanya tersebut perusahaan berusaha agar aktivitasnya diterima menurut persepsi pihak eksternal (Sindhudiptha & Yasa, 2013). Legitimasi didapatkan jika apa yang dijalankan oleh perusahaan telah selaras dengan apa yang juga diinginkan oleh masyarakat. Kesenjangan harapan antara operasional perusahaan dengan harapan masyarakat dapat menimbulkan kesenjangan legitimasi, yang menyebabkan perusahaan tidak memperoleh legitimasi dan terancamnya kelangsungan hidup perusahaan. Untuk mengurangi kesenjangan legitimasi tersebut, perusahaan perlu melakukan seperangkat strategi legitimasi, seperti meningkatkan tanggung jawab sosial (social responsibility) dan keterbukaan berupa pengungkapan sosial. Jadi, pengungkapan CSR merupakan hal penting untuk membangun, mempertahankan, dan melegitimasi kontribusi perusahaan dari sisi ekonomi dan politis, sehingga akan menjamin kelangsungan hidup perusahaan (Rosiana, et al., 2013) Ukuran Perusahaan (Firm Size) Perusahaan berskala besar akan menikmati kemampuan melaba dari skala ekonomi mereka yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan berskala 20
10 kecil. Sehingga, perusahaan besar lebih mampu berinvestasi dalam kegiatan CSR. Size perusahaan bisa didasarkan pada total asset (aktiva tetap, tidak berwujud dan lain-lain), jumlah tenaga kerja, volume penjualan dan kapitalisasi pasar (Kurnianingsih, 2013) Debt to Equity Ratio Rasio ini sering disebut leverage keuangan (LEV). Debt to equity ratio menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk membayar utang dan mencerminkan risiko perusahaan. LEV diukur dengan rasio nilai buku total hutang terhadap nilai buku total asset. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa LEV terkait dengan CSR serta kinerja keuangan, variabel ini digunakan untuk mengendalikan risiko perusahaan dalam penyelidikan mereka pada link antara CSR dan kinerja keuangan (Jang, 2013) Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) Menurut The World Bussiness Council for Sustainable Development (WBCSD), CSR adalah suatu komitmen dalam dunia bisnis yang memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerja sama dengan karyawan dan komunitas setempat dalam rangka peningkatan kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat bagi perusahaan itu sendiri maupun untuk pembangunan. CSR menurut ISO yaitu tanggung jawab sebuah organisasi terhadap dampak-dampak dari keputusan-keputusan dan kegiatan-kegiatannya pada 21
11 masyarakat dan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis yang sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan, sejalan dengan hukum yang ditetapkan dan norma-norma perilaku internasional, serta terintegrasi dengan organisasi secara menyeluruh (draft 3, 2007). Variabel mediasi dalam penelitian ini adalah tingkat CSR pada Laporan Tahunan perusahaan. Kategori pengungkapan sosial yang digunakan dalam penelitian ini mengadopsi Global Report Initiative (GRI) yang telah disesuaikan dengan pelaksanaan CSR di Indonesia. Indikator pengungkapan tanggung jawab ini antara lain mencakup indikator kinerja ekonomi, kinerja lingkungan, dan indikator kinerja sosial Profitabilitas Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dilihat dari laba atau profitabilitasnya. Profitabilitas adalah kemampuan menghasilkan laba (profit) selama periode tertentu dengan menggunakan aktiva yang produktif atau modal, baik modal secara keseluruhan maupun modal sendiri (Horne & Wachowicz, 1997). Pendapat lain menyebutkan bahwa profitabilitas merupakan salah satu parameter kinerja perusahaan yang mendapat perhatian utama dari investor. Profitabilitas merupakan faktor yang membuat manajemen menjadi bebas dan fleksibel untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial kepada pemegang saham. Hal ini dilakukan mengingat daya tarik bisnis (business attractiveness) merupakan salah satu indikator penting dalam persaingan usaha. Indikator daya 22
12 tarik bisnis dapat diukur dari rasio profitabilitas usaha, yaitu Return on Assets (ROA), Return On Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM) (Candrayanthi & Saputra, 2013) Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas yaitu rasio yang melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio profitabilitas merupakan aspek fundamental perusahaan, karena selain memberikan daya tarik yang besar bagi investor yang akan menanamkan dananya pada perusahaan juga sebagai alat ukur terhadap efektivitas dan efisiensi penggunaan semua sumber daya yang ada di dalam proses operasional perusahaan. Rasio profitabilitas dapat diukur dengan beberapa indikator : 1. ROA (Return On Assets) Return On Assets (ROA) adalah rasio yang membandingkan laba bersih sebelum pajak untuk menganalisis besarnya tingkat pengembalian dari penggunaan asset yang dimiliki oleh perusahaan. ROA merupakan parameter yang baik, dalam hal ini karena akan terlihat kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan total asset yang dimilikinya untuk memperoleh laba selama beroperasi. Semakin besar ROA, semakin baik kinerja keuangan perusahaan. Hal ini menjadi daya tarik investor dalam memiliki saham perusahaan tersebut (Karjaya & Sisdyani, 2014). 23
13 2. ROE (Return OnEquity) Return On Equity (rentabilitas modal sendiri) adalah kemampuan modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi para pemegang saham. Pengertian rentabilitas modal sendiri yang digunakan sebagai pengukur efisiensi adalah besarnya laba bersih dari jumlah modal sendiri yang digunakan perusahaan (Candrayanthi & Saputra, 2013). 3. NPM (Net Profit Margin) Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio yang menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini diinterpretasikan juga sebagai kemampuan perusahaan menekan biayabiaya perusahaan pada peiode tertentu (Candrayanthi & Saputra, 2013) Kerangka Pemikiran Teoritis Gambar 2.1 Model Penelitian Variabel Independen Debt-to Equity Ukuran Perusahaan H1 H2 Variabel Mediasi: Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) Variabel Kontrol: Likuiditas Risk H3 H4 H5 Variabel Dependen: Profitabilitas Perusahaan ROA ROE NPM Sumber: Dikembangkan ditujukan untuk penelitian ini 24
14 2.3 Hipotesis Penelitian Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap CSR Setiap perusahaan membutuhkan dana untuk menjalankan aktivitas operasionalnya, sehingga dibutuhkan peran manajemen dalam membuat keputusan pendanaan yang tepat untuk perusahaan. Dana yang diperlukan oleh perusahaan bersumber dari pemilik perusahaan maupun dari pinjaman. Penggunaan utang dalam sumber pendanaan mempunyai manfaat, seperti dapat mengurangi jumlah pembayaran pajak karena beban bunga tetap yang ditimbulkan dari utang berbeda dengan pembayaran deviden yang tidak dapat mengurangi pembayaran pajak. Namun, penggunaan utang juga mempunyai kerugian karena timbulnya ancaman akan biaya keagenan dan kebangkrutan. Salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat penggunaan utang di perusahaan adalah debtto equity ratio. Debt to equity ratio menunjukkan kemampuan modal sendiri dalam membiayai utang yang dimiliki perusahaan. Berdasarkan Legitimacy Theory, apabila dalam menjalankan kegiatan operasionalnya perusahaan telah menciptakan keseimbangan antara manfaat yang diperoleh dengan pengorbanan yang ditimbulkan dari akibat penggunaan utang, maka aktivitas tersebut dapat diterima oleh pihak eksternal yang berarti legitimasi telah didapatkan perusahaan (Murekefu & Ouma, 2012). Sebaliknya, apabila penggunaan utang menyebabkan adanya ancaman kebangkrutan, maka hal ini akan menimbulkan kesenjangan legitimasi yang akan mengancam kelangsungan hidup perusahaan. 25
15 Penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Budiasih (2014) menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif terhadap CSR. Sedangkan Jang (2013) serta Murekefu dan Ouma (2012) menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio berpengaruh positif terhadap CSR. Berdasarkan uraian di atas, dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H1 : Debt to Equity Ratio berpengaruh positif terhadap CSR Pengaruh Firm Size Terhadap CSR Ukuran perusahaan (firm size) merupakan suatu skala yang berfungsi untuk mengklasifikasikan besar kecilnya entitas bisnis. Skala ukuran perusahaan dapat mempengaruhi luas pengungkapan informasi dalam laporan keuangan mereka. Perusahaan besar cenderung akan mengungkapkan informasi lebih banyak daripada perusahaan kecil. Hal ini karena perusahaan besar akan menghadapi resiko politis yang lebih besar dibanding perusahaan kecil. Secara teoritis perusahaan besar tidak akan lepas dari tekanan politis, yaitu tekanan untuk melakukan pertanggungjawaban sosial. Sehingga perusahaan besar cenderung akan mengeluarkan biaya untuk mengungkapkan informasi sosial yang lebih besar dibandingkan perusahaan kecil. Pengungkapan sosial yang lebih besar merupakan pengurangan biaya politis bagi perusahaan. Dengan mengungkapkan kepedulian pada lingkungan melalui pelaporan keuangan, maka perusahaan dalam jangka waktu panjang bisa terhindar dari biaya yang sangat besar akibat dari tuntutan masyarakat. 26
16 Ukuran perusahaan bisa didasarkan pada total asset (aktiva tetap, tidak berwujud dan lain-lain), jumlah tenaga kerja, volume penjualan dan kapitalisasi pasar (Kurniawansyah & Mutmainah, 2013). Ukuran perusahaan yang diukur dengan total asset akan ditransformasikan dalam logaritma of natural untuk menyamakan dengan variabel lain karena total aset perusahaan nilainya relatif besar dibandingkan variabel-variabel lain (ln of total asset). Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui bahwa semakin besar total aset yang dimiliki maka akan semakin besar pula tanggung jawab sosialyang harus diungkapkan. Firm size merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan profitabilitas (Ammar, 2003). Semakin besar firm size akan mengakibatkan biaya yang lebih besar, sehingga dapat mengurangi profitabilitas. Perusahaan besar cenderung memiliki skala dan keleluasan ekonomis yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan kecil, sehingga akan lebih mudah untuk mendapatkan pinjaman yang pada akhirnya akan meningkatkan profitabilitas perusahaan (Sari & Budiasih, 2014). Berdasarkan Signalling theory, apabila profitabilitas perusahaan semakin tinggi maka perusahaan akan memiliki dorongan yang lebih besar untuk memberikan informasi laporan keuangannya tersebut kepada pihak eksternal. Berdasarkan Stakeholder theory, selain untuk kepentingan pribadi pemegang saham, sebuah perusahaan juga akan memuaskan pihak stakeholder salah satu caranya dengan memberikan kinerja keuangan yang baik (Kurniawansyah & Mutmainah, 2013). Skala ukuran perusahaan dapat mempengaruhi luas pengungkapan informasi dalam laporan keuangan mereka. Perusahaan besar 27
17 cenderung akan mengungkapkan informasi lebih banyak daripada perusahaan kecil, maka perusahaan berskala besar berpotensi lebih besar untuk mendapatkan profitabilitas yang lebih tinggi daripada perusahaan berskala kecil. Dengan tercapainya profitabilitas yang tinggi, maka kepuasan pihak stakeholder pun akan terjamin. Penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Budiasih (2014), Kurnianingsih (2013) serta Hirigoyen dan Poulain-rehm (2012) menunjukkan bahwa firm size berpengaruh positif terhadap CSR. Berdasarkan uraian di atas, dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H2 : Firm Size berpengaruh positif terhadap CSR Pengaruh CSR Terhadap Profitabilitas Perusahaan CSR yang dimaksudkan dalam variabel ini terkait dengan jenis program Socially Responsible Business Practice (SRBP). Menurut Kotler (2005), SRBP adalah: Praktek bisnis dimana perusahaan melakukan investasi yang mendukung pemecahan suatu masalah sosial untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas dan melindungi lingkungan. Komunitas yang dimaksud diatas diantaranya adalah pihak stakeholder yang berada di eksternal perusahaan, seperti investor, distributor, organisasi nirlaba dan sektor publik yang menjadi mitra perusahaan, serta masyarakat secara umum. Program (SRBP) terfokus pada Program Kemitraan dan Bina Lingkungan, dimana PKBL adalah istilah CSR untuk BUMN di seluruh Indonesia. 28
18 Pengaruh pengungkapan CSR terhadap kinerja keuangan dilakukan dengan melalui beberapa rasio profitabilitas. Rasio Profitabilitas dalam variabel ini adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan beroperasi sehingga menghasilkan keuntungan pada perusahaan. Semakin besar rasio profitabilitas, semakin baik kinerja keuangan perusahaan. Berdasarkan Teori Sinyal, semakin baik kinerja keuangan perusahaan yang tercerminkan melalui profitabilitasnya, maka pengungkapan CSR perusahaan akan lebih luas. Pengungkapan yang semakin luas akan memberikan sinyal positif kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan (stakeholder) maupun para pemegang saham perusahaan (shareholder). Semakin luas informasi yang disampaikan kepada stakeholder dan shareholder maka akan semakin memperbanyak informasi yang diterima mengenai perusahaan. Berdasarkan teori Stakeholder, ketika stakeholder mulai mengendalikan sumber ekonomi yang penting bagi perusahaan, maka perusahaan akan bereaksi dengan memuaskan keinginan stakeholdernya. Dalam meningkatkan eksistensinya, perusahaan memerlukan dukungan stakeholders sehingga aktivitas perusahaan harus mempertimbangkan persetujuan dari stakeholders. Semakin kuat stakeholders, maka perusahaan harus semakin beradaptasi dan memperhatikan stakeholders. Perusahaan berusaha memperhatikan seluruh stakeholders salah satunya dengan melakukan aktivitas CSR sehingga perusahaan memperoleh kredibilitas dan reputasi yang baik dari seluruh stakeholders, dan hal itu diharapkan mampu meningkatkan kredibilitas dan reputasi terhadap perusahaan. Dengan meningkatnya kredibilitas dan reputasi maka akan ada timbal balik dari 29
19 stakeholders ke perusahaan, seperti menambah loyalitas konsumen, memanfaatkan pengetahuan dan tenaga lokal, keamanan usaha yang lebih besar, dan lisensi untuk beroperasi, sehingga timbal balik tersebut akan mengurangi resiko jangka panjang dan kemudian mampu meningkatkan profitabilitas perusahaan dimasa depan. Berdasarkan Legitimacy theory, Legitimasi didapatkan jika apa yang dijalankan oleh perusahaan telah selaras dengan apa yang juga diinginkan oleh masyarakat. Kesenjangan harapan antara operasional perusahaan dengan harapan masyarakat dapat menimbulkan kesenjangan legitimasi, yang menyebabkan perusahaan tidak memperoleh legitimasi dan terancamnya kelangsungan hidup perusahaan. Untuk mengurangi kesenjangan legitimasi tersebut, perusahaan perlu melakukan seperangkat strategi legitimasi, seperti meningkatkan tanggung jawab sosial (social responsibility) dan keterbukaan berupa pengungkapan sosial. Jadi, disamping suatu perusahaan melaporkan operasional dengan kinerja keuangan yang baik, pengungkapan CSR merupakan hal penting untuk membangun, mempertahankan, dan melegitimasi kontribusi perusahaan dari sisi ekonomi dan politis, sehingga akan menjamin kelangsungan hidup perusahaan (Rosiana, Juliarsa, & Sari, 2013). Dengan terjaminnya kelangsungan hidup perusahaan, maka profitabilitas jangka panjang perusahaan juga akan terjamin. Penelitian yang dilakukan oleh Kurniawansyah dan Mutmainah (2013), Wardhani (2013), serta Candrayanthi dan Saputra (2013) menunjukkan bahwa CSR berpengaruh positif terhadap ROA. Penelitian yang dilakukan oleh Candrayanthi dan Saputra (2013) dan Adhiwardana (2013) menunjukkan bahwa 30
20 CSR berpengaruh positif terhadap ROE, dan penelitian yang dilakukan oleh Candrayanthi dan Saputra (2013) menunjukkan bahwa CSR berpengaruh negatif terhadap NPM sebagai proksi dari kinerja keuangan. Berdasarkan uraian di atas, dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H3 : CSR berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan 31
BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling, yaitu berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Adapun kriteria yang digunakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sejak awal tahun 1970an yang secara umum dikenal dengan stakeholder
BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian pustaka 1. Teori Stakeholder (stakeholder theory) Konsep tanggung jawab sosial telah mulai dikenal sejak awal tahun 1970an yang secara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian saat ini. Berikut merupakan penelitian terdahulu yang berkaitan:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu telah menguraikan secara sistematis hasil dari penelitian yang didapat oleh peneliti terdahulu dan berhubungan dengan penelitian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Signal Theory Teori sinyal atau signal theory menjelaskan mengenai bagaimana manajemen mampu memberikan sinyal-sinyal keberhasilan atau kegagalan yang akan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dimasa yang akan datang. Signalling theory menjelaskan tentang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Signalling Theory Informasi merupakan unsur yang penting bagi investor dan pelaku bisnis lainnya, karena pada dasarnya informasi menyajikan gambaran atau keterangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. investasi di pasar modal berakibat pada meningkatnya investor yang beralih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu penggerak utama perekonomian dunia termasuk Indonesia, karena melalui pasar modal tersebut perusahaan dapat memperoleh sumber
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset 2.1.1 Pengertian Aset Aset merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan yang bentuknya dapat berupa hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki perusahaan yang bersangkutan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan penunjang perekonomian yang dianggap semakin penting pada suatu negara. Salah satu cara untuk mengukur indikator perekonomian suatu negara adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi di suatu Negara dapat dilihat dan diukur dari kinerja perusahaan, yaitu melihat perkembangan dan pertumbuhan perusahaan tersebut melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.6 Latar Belakang Masalah. Investasi merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan, karena dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.6 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan, karena dengan berinvestasi harta yang dimiliki menjadi lebih produktif dan juga mendatangkan manfaat bagi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki keinginan untuk memperkuat dan memperluas
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan memiliki keinginan untuk memperkuat dan memperluas bisnis mereka. Terutama dalam era globalisasi ini, persaingan antar perusahaan menjadi semakin
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. jumlah cabang, dan sebagainya. Profitabilitas adalah hasil bersih dari
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Profitabilitas Profitabilitas menurut Sofyan (2007) merupakan gambaran kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui semua kemampuan sumber yang ada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Nilai Perusahaan Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (Salvatore, 2005).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan mendapat perhatian besar dari pihak - pihak yang berkepentingan melalui
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kinerja keuangan perusahaan merupakan prestasi di bidang keuangan yang telah dicapai oleh perusahaan dalam periode waktu tertentu yang dapat dilihat melalui laporan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keputusan pendanaan merupakan salah satu keputusan penting yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keputusan pendanaan merupakan salah satu keputusan penting yang harus diambil oleh manajer keuangan yang berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan. Keputusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modal sehingga mengakibatkan orientasi perusahaan lebih berpihak kepada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi mengalami perkembangan pesat dengan hadirnya revolusi industri. Pelaporan akuntansi digunakan sebagai alat pertanggungjawaban kepada pemilik modal
Lebih terperinciPengaruh Leverage dan Profitabilitas terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Otomotif dan Komponen di Bursa Efek Indonesia
Pengaruh Leverage dan Profitabilitas terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Otomotif dan Komponen di Bursa Efek Indonesia NAMA : NUR ANNISA NPM : 16209855 Latar Belakang Masalah Investasi adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen satu dengan elemen lain dalam suatu laporan keuangan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai awal munculnya konsep pembangunan berkelanjutan adalah karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai awal munculnya konsep pembangunan berkelanjutan adalah karena perhatian kepada lingkungan. Terutama sumber daya alam yang tidak bisa diperbaharui sedang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, perusahaan merupakan salah satu bentuk organisasi yang memiliki tujuan. Salah satu tujuan perusahaan yaitu untuk memenuhi kepentingan para stakeholder.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) masih kurang popular dikalangan pelaku usaha nasional, karena masih banyak perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian Laba Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial (Social Responsibility. sosial perusahaan, serta prosedur pengukurannya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial (Social Responsibility Accounting) Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial mempunyai arti suatu proses pemilihan variable-variabel
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara deskriptif maupun verifikatif menggunakan analisis regresi linier berganda mengenai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. refrensi penulisan pada penelitian sekarang. Berikut ini adalah uraian penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini dilakukan menggunakan beberapa peneliti terdahulu sebagai refrensi penulisan pada penelitian sekarang. Berikut ini adalah uraian penelitian
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dalam Bustanul et.al., (2012), yaitu:
BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Legitimasi (Legitimacy Theory) Pengertian legitimasi teori dikemukakan oleh O Donovan (2002) dalam Bustanul et.al., (2012), yaitu: Legitimacy theory as the idea that in order
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berkembangnya teknologi dan pengetahuan dari tahun ke tahun mendorong
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya teknologi dan pengetahuan dari tahun ke tahun mendorong masyarakat saat ini untuk terus kreatif, inovatif serta mampu bersaing secara global untuk meciptakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Struktur Modal a. Pengertian Pemenuhan dana perusahaan untuk kebutuhan operasi sehari-hari maupun untuk mengembangkan perusahaan dapat berasal dari modal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia berkembang sangat pesat dari tahun ke tahun, hal tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal Indonesia berkembang sangat pesat dari tahun ke tahun, hal tersebut terbukti dari pertumbuhan ekonomi yang cukup baik dan tingkat bunga yang relatif rendah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Tandelin (2010) pasar modal itu sendiri adalah pertemuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pasar modal memiliki peran penting dalam kegiatan ekonomi. Di banyak negara, pasar modal telah menjadi salah satu sumber kemajuan ekonomi, sebab pasar modal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan agar dapat bertahan dan mampu bersaing dalam dunia bisnis. Tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi seperti sekarang sudah banyak berdiri peusahaan go public dalam berbagai sektor, serta pertumbuhan ekonomi yang semakin baik berdampak
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori utama (grand theory) yang mendasari penelitian ini adalah agency
BAB II KAJIAN PUSTAKA Teori utama (grand theory) yang mendasari penelitian ini adalah agency theory dan teori pendukung (supporting theory) adalah Legitimacy theory dan Stakeholder Theory. Berikut ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Harahap (2011) menyatakan perusahaan yang berorientasi pada laba
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya adalah untuk menghasilkan profitabilitas yang tinggi. Sartono (2010) menyatakan bahwa profitabilitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai acuan penelitian ini, yaitu : 1. Kadek dan Luh (2016) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. mengambil keputusan investasi. Keuntungan dan kerugian yang dihasilkan oleh
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori sinyal Jogiyanto (2010:517) menyatakan bahwa suatu informasi yang dipublikasikan sebagai sebuah pengumuman akan bisa memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rekayasa, melalui tindakan oportunis manajemen (agent) untuk memaksimumkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan dunia bisnis yang kompetitif menuntut pelaku bisnis untuk mengelola perusahaannya secara efektif dan efisien agar dapat memenangkan persaingan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harga saham merupakan salah satu indikator minat dari calon investor untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memenuhi target yang telah ditetapkan. Artinya besar keuntungan haruslah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan perusahaan yang terpenting adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal. Dengan memperoleh laba yang maksimal seperti yang ditargetkan, perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Nilai Perusahaan Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Semakin
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Tujuan utama dari pendirian sebuah perusahaan adalah mendapatkan tingkat profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba (Sartono,2002).
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Profitabilitas 1. Pengertian Profitabilitas Salah satu tujuan perusahaan adalah untuk menghasilkan laba atau profit. Laba merupakan peran
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Perputaran Piutang (Receivable Turnover) Perputaran piutang (Receivable Turnover) termasuk dalam rasio aktivitas. Menurut Hanafi
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Dari total populasi penelitian 119 perusahaan hanya 35 perusahaan yang
66 BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Dari total populasi penelitian 119 perusahaan hanya 35 perusahaan yang memenuhi kriteria pemilihan sampel. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur tahun 2010-2014.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen. Jensen dan Meckling (1976)
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan menjelaskan hubungan antara pemegang saham sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen. Jensen dan Meckling
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial (Social Responsibility) pada hakekatnya adalah hal
PENDAHULUAN 1.5 Latar Belakang Tanggung jawab sosial (Social Responsibility) pada hakekatnya adalah hal yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Tanggung jawab sosial merupakan suatu kewajiban yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan acuan yaitu: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh leverage dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan acuan yaitu: 1. Komang Adik dan I Made (2016) Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh leverage
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan dapat tercapai dan lebih unggul dari perusahaan lain dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan mempunyai tujuan yang sama yaitu mencari keuntungan untuk memastikan kelangsungan hidup perusahaan. Di Indonesia saat ini banyak perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia bisnis semakin hari semakin ketat dan sangat kompetitif. Terbukti jika perusahaan tidak dapat menghadapi tantangan ini sangat banyak perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis menjadi pemicu yang kuat bagi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk menampilkan performa terbaik dari perusahaan yang dipimpinnya,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersedia bagi pemegang saham (Sartono, 2012:263). Setiap keputusan pendanaan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Financial Leverage Financial Leverage adalah penggunanaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar daripada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan sebuah perusahaan. Karena melalui pasar modal dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peran yang penting dalam perekonomian dan juga pertumbuhan sebuah perusahaan. Karena melalui pasar modal dapat menghubungkan pihak yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Analisa Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisa rasio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai pedoman agar dapat digunakan didalam penelitian ini. Sebagai berikut
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peneliti Terdahulu Pada penelitian ini menggunakan hasil dari para penelitian terdahulu sebagai pedoman agar dapat digunakan didalam penelitian ini. Sebagai berikut panelitian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Analisa Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisa rasio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen untuk menunjukkan efektivitas pencapaian tujuan dan untuk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengukur tingkat kesehatan keuangan (financial health) suatu perusahaan. yaitu menggunakan analisis rasio keuangan.
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kinerja Keuangan Informasi mengenai kinerja keuangan sangat diperlukan investor dalam menentukan kebijakan investasi. Kinerja keuangan digunakan untuk mengukur
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel pengembalian yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Dividen Dividen merupakan aliran tunai bersih bebas yang didistribusikan perusahaan kepada pemilik saham. Dividen tunai yang diharapkan merupakan variabel
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Return Saham Menurut Jogiyanto (2000:107), return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa : 1. Return realisasi (realized
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era persaingan yang sangat ketat, keunggulan kompetitif telah berkembang dan melibatkan pada pentingnya kinerja keuangan perusahaan. Oleh karena itu sangat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Kecenderungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kecenderungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Menurut Gray et al., (1995) teori kecenderungan pengungkapan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dari pengaruh profitabilitas terhadap harga saham pada perusahaan tekstil yang terdaftar di BEI periode 2006 sampai dengan 2010, maka
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Return Saham Salah satu faktor yang memotivasi investor dalam melakukan kegiatan investasi yaitu adanya return saham yang merupakan imbalan atas keberanian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan dapat menghasilkan laba dan juga mengalami kerugian dalam aktivitasnya. Laba yang diperoleh perusahaan ada dalam dua bentuk yaitu diinvestasikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar terhadap keadaan perekonomian. Keberadaan perusahaan menimbulkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan salah satu pelaku ekonomi yang mempunyai pengaruh besar terhadap keadaan perekonomian. Keberadaan perusahaan menimbulkan dampak positif
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Profitabilitas a. Pengertian Profitabilitas Profitabilitas merupakan alat yang digunakan untuk menganalisis kinerja manajemen, tingkat profitabilitas akan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang. atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi
28 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada umumnya tujuan utama sebuah perusahaan adalah memperoleh laba yang maksimal. Dengan memperoleh laba yang maksimal, maka perusahaan dapat mempertahankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perusahaan di Indonesia yang semakin lama semakin pesat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perusahaan di Indonesia yang semakin lama semakin pesat terutama di era globalisasi saat ini, menuntut setiap perusahaan untuk memproduksi barang-barang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Leverage, Dividend Payout Ratio dan Net Profit Margin terhadap Perataan. Laba membutuhkan kajian teori sebagai berikut:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian tentang Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, Dividend Payout Ratio dan Net Profit Margin terhadap Perataan Laba membutuhkan kajian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua perusahaan termasuk perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman pada dasarnya melaksanakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua perusahaan termasuk perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman pada dasarnya melaksanakan berbagai kegiatan baik yang bersifat operasional maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan semakin sengitnya persaingan antar perusahaan, kini perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang besar untuk
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
BAB 2 LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kerangka Teori dan Literatur Bab ini akan menguraikan dan membahas kajian pustaka yang relevan terhadap topik penelitian. Kajian pustaka tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk dapat lebih transparan dalam mengungkapkan informasi keuangan perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi lingkungan ekonomi yang berubah-ubah berpengaruh banyak pada dunia usaha. Untuk dapat bersaing, setiap perusahaan akan dihadapkan pada kondisi untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Brigham et.al,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nilai Perusahaan Nilai perusahaan sangat penting, karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Brigham et.al, 1996). Semakin
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam
Lebih terperinci: Fernando Saroinsong NPM : : Bambang Darmadi, SE., MM
ANALISIS PENGARUH CURRENT RATIO (CR), INVENTORY TURNOVER, DAN DEBT TO EQUITY RATIO (DER) TERHADAP RETURN ON ASSETS (ROA) PADA PERUSAHAAN FARMASI DI BURSA EFEK INDONESIA Nama NPM : 22210747 Pembimbing :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Miftahurrohman (2014), tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu organisasi yang mengkombinasikan dan mengorganisasikan berbagai sumber daya dengan tujuan untuk memproduksi barang atau jasa untuk dijual.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. fungsi pasar modal inilah maka kebutuhan atas informasi yang relevan dalam
17 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk memperoleh dana, baik dari dalam maupun luar negeri dimana terjadi alokasi dana dari pihak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nilai perusahaan merupakan kondisi tertentu yang telah dicapai oleh suatu perusahaan
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nilai Perusahaan Nilai perusahaan merupakan kondisi tertentu yang telah dicapai oleh suatu perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Pasar modal juga menjadi sumber dana bagi pelaku dunia usaha dimana sumber dana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yang belum memiliki rumah. Disisi lain pemerintah juga sulit untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011, menyebutkan bahwa masih ada sekitar 14 juta keluarga, atau 23% dari 61 juta keluarga di Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ke publik, dalam era sekarang ini berkembangnya perusahaan-perusahaan juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan sebuah tempat dimana diperdagangkannya sahamsaham dari perusahaan-perusahaan atau emiten yang mengeluarkan saham mereka ke publik, dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Lancar (Current Ratio) Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber dana jangka pendek
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. (shahib al-mal) juga memiliki tujuan investasi yang berbeda, yaitu untuk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Return Saham Setiap investor yang ingin melakukan investasi memilki tujuan yang sama, yaitu mendapatkan keuntungan (return). Selain memiliki tujuan yang sama, investor (shahib
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak cara, salah satunya dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar modal pada negara tersebut.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk memobilisasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Teori burung di tangan (Bird in the Hand)
BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Landasan Teori a. Teori burung di tangan (Bird in the Hand) Teori the bird in the hand dikemukakan oleh Gordon (1959) dan Lintner
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. laba menurut beberapa ahli:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba Setiap perusahaan berusaha untuk memperoleh laba yang maksimal. Laba yang diperoleh perusahaan akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Berikut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa penelitian terdahulu yang mrendukung penelitian ini : 1. Danny Oktanto dan Muhammad Nuryatno (2014)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini menggunakan beberapa penelitian terdahulu yang digunakan sebagai referensi sebagai penulisan dalam penelitian ini. Berikut adalah uraian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai suatu entitas bisnis, sebuah perusahaan bertujuan untuk mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin. Tujuan tersebut terkadang menyebabkan perusahaan
Lebih terperinciNama : Ryan Adi Putra ( )
ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN (SIZE), PROFITABILITAS, DAN LEVERAGE TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE) Nama : Ryan Adi Putra (26210292)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan suatu perusahaan bergantung pada kinerja dari perusahaan itu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan suatu perusahaan bergantung pada kinerja dari perusahaan itu sendiri untuk dapat mempertahankan perusahaan dari ketatnya persaingan dengan perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Seiring dengan laju perekonomian Indonesia yang terus mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seiring dengan laju perekonomian Indonesia yang terus mengalami perkembangan maka persaingan pun akan semakin meningkat. Dalam persaingan tersebut perusahaan terdorong
Lebih terperinci