PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK) MELALUI MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN SEKOLAH DI SMP NEGERI 29 BENGKULU UTARA. Irpan Nur

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK) MELALUI MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN SEKOLAH DI SMP NEGERI 29 BENGKULU UTARA. Irpan Nur"

Transkripsi

1 Irpan Nur, Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Melalui 325 PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK) MELALUI MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN SEKOLAH DI SMP NEGERI 29 BENGKULU UTARA Irpan Nur Abstract; The purpose of this article is to know the role of school principals in implementing the Strengthening of Character Education (SCD) through the management and leadership of the school in SMP Negeri 29 Bengkulu Utara.. The principal has performed management and leadership functions, as an inspirator, encouraging change, as an example figure, developing a school ecosystem. However, the role of headmaster in the dimension of academic and managerial supervision function, especially in following up the results of academic supervision of teachers in order to increase the professionalism of teachers and as a communicator needs to be improved again. The management and leadership of the school to implement the Strengthening Character Education (SCD) in State Junior High School 29 Bengkulu Utara has been running well (3.22) according to the leadership dimension of organizational dimension, intellectual dimension, relational dimension, education dimension, and personal dimension. Kata kunci: Pendidikan Karakter, Manajemen, Kepemimpinan A. Pendahuluan Kementerian Pendidikan Nasional pada tahun 2010 telah mengeluarkan Rencana Aksi Nasional (RAN) Pendidikan Karakter untuk mengembangkan rintisan di sekolah-sekolah seluruh Indonesia dengan 18 nilai karakter. Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan bagian integral Nawacita. Dalam hal ini butir 8 Nawacita: Revolusi Karakter bangsa dan Gerakan Revolusi Mental dalam pendidikan yang hendak mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk mengadakan perubahan paradigma, yaitu perubahan pola pikir dan cara bertindak dalam mengelola sekolah. Gerakan PPK nilai karakter sebagai dimensi terdalam pendidikan yang membudayakan menempatkan dan memberadabkan para pelaku pendidikan. 325

2 326 At-Ta lim, Vol. 16, No. 2, Juli 2017 Urgensi program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) adalah; (1) pembangunan sumber daya manusia merupakan pondasi pembangunan bangsa, (2) keterampilan abad XXI yang dibutuhkan siswa: kualitas karakter, literasi dasar, dan kompetensi 4C, guna menunjukkan keunggulan bersaing Generasi Emas 2045, (3) kecenderungan kondisi degradasi moralitas, etika dan budi pekerti (Program PPK, 2016). Lembaga pendidikan menjadi sarana strategis bagi pembentukan karakter bangsa karena memiliki struktur, sistem dan perangkat yang tersebar di seluruh Indonesia dari daerah sampai pusat. Pembentukan karakter bangsa ingin dilaksanakan secara masif dan sistematis melalui program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang terintegrasi dalam keseluruhan sistem pendidikan, budaya sekolah dan dalam kerjasama dengan komunitas. Tujuan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) adalah menanamkan nilai-nilai pembentukan karakter bangsa melalui implementasi nilai-nilai utama Gerakan Nasional Revolusi Mental (religius, nasionalis, mandiri, gotong royong dan integritas) yang akan menjadi fokus pembelajaran, pembiasaan, dan pembudayaan sehingga karakter bangsa dapat mengubah perilaku, cara berpikir dan cara bertindak menjadi lebih baik dan berintegritas. Penerapan penguatan pendidikan karakter akan berjalan dengan baik bila kepala sekolah sebagai pemimpin mampu menjadi pemimpin yang dapat dipercaya dan visioner. Menjadi orang yang dapat dipercaya berarti kepala sekolah merupakan sosok berintegritas, mampu menjadi manajer yang berfokus pada peningkatan kualitas pembelajaran melalui pembentukan karakter.visioner berarti kepala sekolah memiliki visi jauh ke depan tentang kekhasan, keunikan dan kualitas sekolah ( school branding) yang akan dibangun. Kemampuan manajerial kepala sekolah untuk menggali potensi lingkungan sebagai sumber belajar dan mengembangkan kerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan dalam ekosistem pendidikan yang ada untuk mendukung program sekolah.

3 Irpan Nur, Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Melalui 327 Kepala sekolah sebagai pemimpin formal bertanggung jawab terhadap terlaksananya Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di sekolah melalui pengelolaan (manajemen) sekolah dan kepemimpinan (leadership). Kepala sekolah melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dan kepemimpinan baik untuk mencapai tujuan pendidikan maupun dalam menciptakan iklim dan budaya sekolah yang kondusif untuk menumbuhkan semangat tenaga pendidik maupun peserta didik. Oleh karena itu, untuk tercapainya Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di SMPN 29 Bengkulu Utara, maka diperlukan suatu penelitian tentang Peranan Kepala Sekolah dalam Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) melalui Manajemen dan Kepemimpinan Sekolah di SMP Negeri 29 Bengkulu Utara. B. Pendidikan Karakter Terkait dengan mewujudkan pendidikan karakter sebagaimana yang diamanatkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) , yang menempatkan pendidikan karakter sebagai landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah pancasila. Pendidikan di Indonesia ditujukan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang dmokratis serta bertanggung jawab. Harapannya penyelenggaraan pendidikan di Indonesia dapat melahirkan generadi penerus bangsa Indonesia yang cerdas dan berkarakter (Najib, Wiyani, dan Sholichin, 2016: 62). Secara makro, pengembangan pendidikan karakter dapat dibagi dalam tiga tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan/implementasi, dan evaluasi hasil. Pada tahap perencanaan dikembangkan perangkaat/nilainilai karakter yang digali, dikristalisasikan, dan dirumuskan dengan

4 328 At-Ta lim, Vol. 16, No. 2, Juli 2017 menggunakan berbagai sumber antara lain; pertimbangan filosofis, pertimbangan teoritis, dan pertimbangan empiris. Pada tahap implementasi dikembangkan pengalaman belajar (learning experiences) dan proses pembelajaran yang bermuara pada pembentukan karakter dalam diri individu peserta didik. Pada tahap evaluasi hasil, dilakukan asesmen program untuk perbaikan berkelanjutan yang sengaja dirancang dan dilaksanakan untuk mendeteksi aktualisasi karakter dalam diri peserta didik sebagai indikator bahwa proses pembudayaan dan pemberdayaan karakter itu berhasil dengan baik (Syarbini, 2016: 15-16). Desain makro pengembangan pendidikan karakter seperti pada Gambar 2.1 berikut ini: C. Metode Penelitian Tahap analisis data yang terakhir adalah menarik kesimpulan atau verifikasi. Makna-makna yang muncul dari data harus selalu diuji kebenarannya dan kesesuaiannya sehingga validitasnya terjamin. Dalam tahap ini peneliti membuat rumusan proposisi yang terkait dengan prinsip logika, mengangkatnya sebagai temuan penelitian. Tahapantahapan analisis di atas pada dasarnya adalah untuk menjawab masalah bagaimana peranan kepala sekolah dalam implementasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) melalu i manajemen dan kepemimpinan sekolah di SMP Negeri 29 Bengkulu Utara. Analisis data dimulai dengan menelaah data yang diperoleh dari kajian dokumen. Kemudian membandingkannya dengan data yang diperoleh dari hasil observasi dan kuisioner. Analisa data dilakukan selama pengumpulan data dan setelah data terkumpul. Berdasarkan unit analisis data dan metode yang digunakan pada penelitian ini, maka data akan disajikan dalam bentuk analisis deskriptif kualitatif.

5 Irpan Nur, Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Melalui 329 D. Hasil Penelitian Berdasarkan temuan penelitian bahwa peranan kepala sekolah dalam implementasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) sangat baik (3,29). Dimana kepala sekolah dalam mengimplementasikan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) sudah menjalankan fungsi manajemen dan kepemimpinan, sebagai inspirator, mendorong terjadinya perubahan, sebagai figur keteladanan, mengembangkan ekosistem sekolah, sedangkan peran kepala sekolah dalam dimensi menjalankan fungsi supervisi akademik dan manajerial khususnya dalam menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru dan sebagai komunikator sudah baik, namun masih dibawah nilai rata-rata peran kepala sekolah dalam mengimplementasikan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) secara keseluruhan. 1. Tanggapan Responden Terhadap Manajemen dan Kepemimpinan Sekolah Persepsi responden terhadap manajemen dan kepemimpinan sekolah dengan dimensi pendidikan, personal, relasional, intelektual, dan organisasional dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini: Tabel 4.4 Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Kepemimpinan Sekolah No. Item Skor Jawaban Jumlah Rata Ket. Pernyataan Skor rata 1. Menciptakan lingkungan belajar; yang hidup, menantang, nyaman, dan menyenangkan. 2. Mengomunikasikan optimisme dan kepercayaan diri terhadap potensi anak di sekolahnya. 3. Terus mengkaji perkembangan pengetahuan di bidang pengajaran dan pembelajaran serta kurikulum dan penilaian , , ,15 Manajemen dan

6 330 At-Ta lim, Vol. 16, No. 2, Juli Menerapkan keadilan sosial kependidikan. 5. Kematangan emosional. 6. Menginspirasi terbentuknya iklim yang saling menghargai, saling percaya, dan saling mendukung , , ,21 Tinggi/ Sangat 7. Bersifat sabar, tekun, dan teguh ,06 8. Menghargai individu dan berinteraksi dengan orang lain secara menyeluruh dan ,30 bermartabat. 9. Bersikap jujur, apa adanya dan terbuka di dalam interaksi mereka dengan ,33 orang lain. 10. Menciptakan lingkungan kerja yang dinamis dan suportif dimana orang dapat ,30 saling bekerjasama dan saling perhatian. 11. Menginspirasi dan mengembangkan rasa kebersamaan dan berbagi ,21 tanggungjawab. 12. Terbuka terhadap masukan dan beragam pendapat ,97 Tinggi/ Sangat Tinggi/ Sangat Tinggi/ Sangat Tinggi/ Sangat 13. Mengelola dan memecahkan permasalahan secara efektif , Berorientasi masa depan serta dapat mempengaruhi perubahan yang memberikan keuntungan terhadap peserta didik dan komunitas sekolah. 15. Memanfaatkan informasi penting untuk menghasilkan solusi yang tepat dan mengimplementasikan strategi yang berkesinambungan , ,30 Tinggi/ Sangat

7 Irpan Nur, Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Melalui Menciptakan budaya organisasi yang kontruktif, inovatif dan dinamis yang memiliki komitmen terhadap pembelajaran peserta didik , Merencanakan, mengevaluasi, mencapai dan 13 melaporkan kinerja yang ,39 dihasilkan. 18. Mengembangkan, mengimplementasikan dan memonitor secara efektif dan 9 akuntabel sistem ,27 perencanaan, manajemen dan pelaporan. 19. Membangun tim, kemitraan dan jejaring ,15 Tinggi/ Sangat Total Rata-rata Sumber : Hasil Penelitian, Mei 2017 Keterangan : 1,00 1,75 : Sangat Rendah/ Kurang 1,76 2,51 : Rendah/ Cukup 2,52 3,27 : 3,28 4,00 : Tinggi/Sangat 3,22 Berdasarkan Tabel di atas terlihat bahwa responden menyatakan bahwa manajemen dan kepemimpinan sekolah sudah baik ( 3,22). Indikator/kegiatan manajemen dan kepemimpinan sudah melaksanakan perencanaan, evaluasi, mencapai dan melaporkan kinerja yang dihasilkan, mengembangkan dan mengimplementasikan serta memonitor secara efektif dan akuntabel sistem perencanaan, manajemen dan pelaporan, membangun tim, kemitraan dan jejaring, berorientasi masa depan serta dapat mempengaruhi perubahan yang memberikan keuntungan terhadap peserta didik dan komunitas sekolah, memanfaatkan informasi penting

8 332 At-Ta lim, Vol. 16, No. 2, Juli 2017 untuk menghasilkan solusi yang tepat dan mengimplementasikan strategi yang berkesinambungan, menciptakan budaya organisasi yang kontruktif, inovatif dan dinamis yang memiliki komitmen terhadap pembelajaran peserta didik. Kepemimpinan sekolah sudah menghargai individu dan berinteraksi dengan orang lain secara menyeluruh dan bermartabat, bersikap jujur, apa adanya dan terbuka di dalam interaksi mereka dengan orang lain, menciptakan lingkungan kerja yang dinamis dan suportif dimana orang dapat saling bekerjasama dan saling perhatian, menginspirasi dan mengembangkan rasa kebersamaan dan berbagi tanggungjawab, terbuka terhadap masukan dan beragam pendapat, serta mengelola dan memecahkan permasalahan secara efektif. Menciptakan lingkungan belajar; yang hidup, menantang, nyaman, dan menyenangkan, mengomunikasikan optimisme dan kepercayaan diri terhadap potensi anak di sekolahnya, terus mengkaji perkembangan pengetahuan di bidang pengajaran dan pembelajaran serta kurikulum dan penilaian, menerapkan keadilan sosial kependidikan, menjaga kematangan emosional, serta menginspirasi terbentuknya iklim yang saling menghargai, saling percaya, dan saling mendukung sudah baik, namun masih dibawah nilai rata-rata manajemen dan kepemimpinan sekolah secara keseluruhan. 2. Peranan Kepala Sekolah dalam Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Tanggapan responden terhadap peranan kepala sekolah dalam implementasi PPK di SMP Negeri 29 Bengkulu Utara sangat baik ( 3,29). Dimana kepala sekolah dalam mengimplementasikan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) sudah menjalankan fungsi manajemen dan kepemimpinan, sebagai inspirator, mendorong terjadinya perubahan,

9 Irpan Nur, Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Melalui 333 sebagai figur keteladanan, mengembangkan ekosistem sekolah, sedangkan peran kepala sekolah dalam dimensi menjalankan fungsi supervisi akademik dan manajerial khususnya dalam menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru dan sebagai komunikator sudah baik, namun masih dibawah nilai rata-rata peran kepala sekolah dalam mengimplementasikan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) secara keseluruhan. Peranan kepala sekolah dalam implementasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) menurut Kemendikbud (2016:51), yaitu: 1. Memiliki peranan sentral dalam rangka mengembangkan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dengan menjalankan fungsi manajemen dan kepemimpinan (pengelolaan SDM, sarana dan prasarana sekolah). 2. Menjadi semacam conductor orkestra yang mengarahkan, mengembangkan ekosistem sekolah. 3. Menjadi inspirator dan komunikator yang menghubungkan sekolah, orang tua, dan masyarakat dalam rangka mengembangkan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dengan mengelola dukungan masyarakat. 4. Mendorong terjadinya perubahan melalui manajemen perubahan di sekolah, pengembangan budaya dan kepemimpinan sekolah dalam Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) sebagai fungsi transformatif kepala sekolah. 5. Menjadi figur keteladanan melalui sikap, perilaku, tutur kata, dan pengelolaan organisasi dalam rangka pengembangan budaya sekolah, dan 6. Memiliki karakteristik kepemimpinan pembelajaran (instructional leader) yang berfokus pada lima nilai utama karakter dan ditunjukkan melalui supervisi akademik pada kegiatan intrakurikuler dan supervisi manajerial pada kegiatan kokurikuler serta ekstrakurikuler secara efektif dan berkelanjutan (kolaborasi KS dan PS.)

10 334 At-Ta lim, Vol. 16, No. 2, Juli 2017 Hal ini sesuai dengan hasil penelitian, bahwa peranan kepala sekolah dalam implementasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) sudah sangat baik. Peran kepala sekolah dalam fungsi manajemen dan kepemimpinan diantaranya telah menyusun perencanaan sekolah untuk berbagai tingkat pelaksanaan, mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal, serta mengelola sarana dan prasarana sekolah dalam rangka pendayagunaan secara optimal. Peran pengembangan ekosistem sekolah, kepala sekolah telah melakukan pengembangan organisasi sekolah sesuai dengan kebutuhan, memimpin sekolah dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah secara optimal, serta mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan, penempatan, dan pengembangan kapasitas peserta didik baru. Kepala sekolah menjadi conductor orkestra yang mengarahkan dan mengembangkan ekosistem sekolah. Sebagai inspirator, kepala sekolah bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah dan berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. Sebagai komunikator, kepala sekolah mengelola hubungan sekolah dengan masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah serta mengelola keuangan sekolah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien. Perannya dalam mendorong terjadinya perubahan, kepala sekolah bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi, mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala sekolah serta menciptakan budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif bagi peserta didik. Sebagai figur keteladanan, kepala sekolah mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas di sekolah, memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin, serta pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam

11 Irpan Nur, Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Melalui 335 menghadapi kendala yang dihadapi sekolah. Peran kepala sekolah dalam menjalankan fungsi supervisi akademik dan manajerial, kepala sekolah telah melaksanakan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kegiatan program sekolah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya, melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat serta menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru. Namun, peran kepala sekolah dalam menjalankan fungsi supervisi akademik dan manajerial serta sebagai komunikator perlu ditingkatkan lagi sehingga pelaksanaan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di sekolah akan tercapai secara maksimal. 3. Manajemen dan Kepemimpinan Sekolah Tanggapan responden dalam manajemen dan kepemimpinan sekolah sudah baik ( 3, 22). Indikator/ kegiatan manajemen dan kepemimpinan sudah melaksanakan perencanaan, evaluasi, mencapai dan melaporkan kinerja yang dihasilkan, mengembangkan dan mengimplementasikan serta memonitor secara efektif dan akuntabel sistem perencanaan, manajemen dan pelaporan, membangun tim, kemitraan dan jejaring, berorientasi masa depan serta dapat mempengaruhi perubahan yang memberikan keuntungan terhadap peserta didik dan komunitas sekolah, memanfaatkan informasi penting untuk menghasilkan solusi yang tepat dan mengimplementasikan strategi yang berkesinambungan, menciptakan budaya organisasi yang kontruktif, inovatif dan dinamis yang memiliki komitmen terhadap pembelajaran peserta didik. Kepemimpinan sekolah sudah menghargai individu dan berinteraksi dengan orang lain secara menyeluruh dan bermartabat, bersikap jujur, apa adanya dan terbuka di dalam interaksi mereka dengan orang lain,

12 336 At-Ta lim, Vol. 16, No. 2, Juli 2017 menciptakan lingkungan kerja yang dinamis dan suportif dimana orang dapat saling bekerjasama dan saling perhatian, menginspirasi dan mengembangkan rasa kebersamaan dan berbagi tanggungjawab, terbuka terhadap masukan dan beragam pendapat, serta mengelola dan memecahkan permasalahan secara efektif. Menciptakan lingkungan belajar; yang hidup, menantang, nyaman, dan menyenangkan, mengomunikasikan optimisme dan kepercayaan diri terhadap potensi anak di sekolahnya, terus mengkaji perkembangan pengetahuan di bidang pengajaran dan pembelajaran serta kurikulum dan penilaian, menerapkan keadilan sosial kependidikan, menjaga kematangan emosional, serta menginspirasi terbentuknya iklim yang saling menghargai, saling percaya, dan saling mendukung sudah baik, namun masih dibawah nilai rata-rata manajemen dan kepemimpinan sekolah secara keseluruhan. Peranan kepala sekolah sebagai manajer dan pemimpin sekolah dalam Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) sesuai dengan kompetensi kepala sekolah: 1. Menyusun perencanaan sekolah untuk berbagai tingkatan perencanaan; 2. Mengembangkan organisasi sekolah sesuai dengan kebutuhan; 3. Memimpin sekolah dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah secara maksimal; 4. Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah menuju organisasi pembelajaran yang efektif; 5. Menciptakan budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik; 6. Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal;

13 Irpan Nur, Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Melalui Mengelola sarana dan prasarana sekolah dalam rangka pendayagunaan secara optimal; 8. Mengelola hubungan sekolah dan masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah; 9. Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru, dan penempatan serta pengembangan kapasitas peserta didik; 10. Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional; 11. Mengelola keuangan sekolah sesuai dengaan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan dan efisien; 12. Mengelola ketatausahaan sekolah dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah; 13. Mengelola unit pelayanan khusus sekolah dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah; 14. Mengelola sistem informasi sekolah dalam mendukung penyusunan program dan pengambilan keputusan; 15. Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen sekolah; dan 16. Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya. (Kemendikbud, 2016: 50). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian, bahwa manajemen dan kepemimpinan sekolah untuk mengimplementasikan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di SMP Negeri 29 Bengkulu Utara sudah berjalan dengan baik sesuai dengan dimensi kepemimpinan yaitu dimensi organisasional, dimensi intelektual, dimensi relasional, dimensi

14 338 At-Ta lim, Vol. 16, No. 2, Juli 2017 pendidikan, dan dimensi personal (Duignan dalam Karwati dan Priansa, 2016:181). Namun, manajemen dan kepemimpinan sekolah pada dimensi pendidikan dan dimensi personal perlu ditingkatkan lagi agar manajemen dan kepemimpinan sekolah di SMP Negeri 29 Bengkulu Utara menjadi sangat baik. Adapun peran manajemen dan kepemimpinan sekolah pada dimensi organisasional yaitu; (1) kegiatan merencanakan, mengevaluasi, mencapai dan melaporkan kinerja yang dihasilkan, (2) mengembangkan, mengimplementasikan dan memonitor secara efektif dan akuntabel sistem perencanaan, manajemen dan pelaporan, (3) membangun tim, kemitraan dan jejaring. Dimensi intelektual dengan kegiatan; (1) berorientasi masa depan serta dapat mempengaruhi perubahan yang memberikan keuntungan terhadap peserta didik dan komunitas sekolah, (2) memanfaatkan informasi penting untuk menghasilkan solusi yang tepat dan mengimplementasikan strategi yang berkesinambungan, (3) menciptakan budaya organisasi yang kontruktif, inovatif dan dinamis yang memiliki komitmen terhadap pembelajaran peserta didik. Dimensi relasional diantaranya melaksanakan kegiatan; (1) menghargai individu dan berinteraksi dengan orang lain secara menyeluruh dan bermartabat, (2) bersikap jujur, apa adanya dan terbuka di dalam interaksi mereka dengan orang lain, (3) menciptakan lingkungan kerja yang dinamis dan suportif dimana orang dapat saling bekerjasama dan saling perhatian, (4) menginspirasi dan mengembangkan rasa kebersamaan dan berbagi tanggungjawab, (5) terbuka terhadap masukan dan beragam pendapat, dan (6) mengelola serta memecahkan permasalahan secara efektif. Kegiatan pada dimensi pendidikan diantaranya: (1) menciptakan lingkungan belajar; yang hidup, menantang, nyaman, dan menyenangkan, (2) mengomunikasikan optimisme dan kepercayaan diri terhadap potensi anak di sekolahnya, (3) terus mengkaji perkembangan pengetahuan di

15 Irpan Nur, Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Melalui 339 bidang pengajaran dan pembelajaran serta kurikulum dan penilaian, dan (4) menerapkan keadilan sosial kependidikan. Dimensi personal melaksanakan kegiatan; (1) kematangan emosional, (2) menginspirasi terbentuknya iklim yang saling menghargai, saling percaya, dan saling mendukung, serta (3) bersifat sabar, tekun, dan teguh. E. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Peranan kepala sekolah dalam implementasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di SMP Negeri 29 Bengkulu Utara sangat baik ( 3,29). Kepala sekolah sudah menjalankan fungsi manajemen dan kepemimpinan, sebagai inspirator, mendorong terjadinya perubahan, sebagai figur keteladanan, mengembangkan ekosistem sekolah. Namun peran kepala sekolah dalam dimensi menjalankan fungsi supervisi akademik dan manajerial khususnya dalam menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru dan sebagai komunikator perlu ditingkatkan lagi. 2. Manajemen dan kepemimpinan sekolah untuk mengimplementasikan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di SMP Negeri 29 Bengkulu Utara sudah berjalan dengan baik (3,22) sesuai dengan dimensi kepemimpinan yaitu dimensi organisasional, dimensi intelektual, dimensi relasional, dimensi pendidikan, dan dimensi personal. Penulis : Irpan Nur, S.Pd adalah Guru pada Sekolah Menengah Pertama Negeri Bengkulu Utara.

16 340 At-Ta lim, Vol. 16, No. 2, Juli 2017 Daftar Pustaka Basrowi dan Suwandi, 2008, Memahami Penelitian Kualitatif, Rineka Cipta, Jakarta. Hendarman, 2015, Revolusi Kinerja Kepala Sekolah, PT. Indeks, Jakarta Barat. Karwati, Euis dan Priansa, Donni Juni Kinerja dan Profesionalisme Kepala Sekolah Membangun Sekolah Yang Bermutu. Alfabeta. Bandung. Kemendikbud RI Modul Pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter Tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama.Tim PPK Kemendikbud. Jakarta , 2016, Modul Pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter Bagi Kepala Sekolah, Tim PPK Kemendikbud, Jakarta. Najib, Wiyani, dan Sholichin Manajemen Strategik Pendidikan Karakter Bagi Anak Usia Dini. Gava Media. Yogyakarta. Syarbini, Amirulloh, 2016, Pendidikan Karakter Berbasis Keluarga; Studi Tentang Model Pendidikan Karakter dalam Keluarga Perspektif Islam.Ar- Ruzz Media.Yogyakarta. Sulastri, Iis, 2014, Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Pendidikan Karakter di MIN 09 Petukangan Selatan Jakarta. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta. Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Alfabeta. Bandung.

MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN SEKOLAH

MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN SEKOLAH Bimbingan Teknis Program Penguatan Pendidikan Karakter bagi Kepala Sekolah & Pengawas Sekolah MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN SEKOLAH Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia KOSEP PPK Program

Lebih terperinci

Manajemen dan Kepemimpinan Sekolah Hotel Grand Mercure, DKI Jakarta, 2017

Manajemen dan Kepemimpinan Sekolah Hotel Grand Mercure, DKI Jakarta, 2017 Pelatihan Calon Fasilitator Penguatan Pendidikan Karakter Manajemen dan Kepemimpinan Sekolah Hotel Grand Mercure, DKI Jakarta, 2017 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Tujuan Tujuan

Lebih terperinci

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DALAM MEMBINA PROFESIONAL GURU IPA

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DALAM MEMBINA PROFESIONAL GURU IPA KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DALAM MEMBINA PROFESIONAL GURU IPA Intan Hastiningrum Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bengkulu e-mail : intan_hasti@yahoo.co.id Abstract: The purpose of this

Lebih terperinci

KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN 1. KOMPETENSI PENGAWAS/PENILIK PAUD

KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN 1. KOMPETENSI PENGAWAS/PENILIK PAUD LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN 1. KOMPETENSI PENGAWAS/PENILIK

Lebih terperinci

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Memimpin dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal Menciptakan budaya dan iklim yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran

Lebih terperinci

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS Berikut Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah (UKKS) DIMENSI KOMPETENSI INDIKATOR Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Merumuskan

Lebih terperinci

PERAN MUSEUM SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN SARANA PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA

PERAN MUSEUM SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN SARANA PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA PERAN MUSEUM SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN SARANA PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA OLEH: DR. SUKIMAN, M.PD. DIREKTUR PEMBINAAN PENDIDIKAN KELUARGA DITJEN PAUD DAN DIKMAS KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN YOGYAKARTA,

Lebih terperinci

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Memimpin dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal Menciptakan budaya dan iklim yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan karakter penting bagi bangsa Indonesia, karena untuk melahirkan generasi bangsa yang tangguh. Bung Karno menegaskan bahwa bangsa ini harus dibangun dengan

Lebih terperinci

Siaran Pers Kemendikbud: Penguatan Pendidikan Karakter, Pintu Masuk Pembenahan Pendidikan Nasional Senin, 17 Juli 2017

Siaran Pers Kemendikbud: Penguatan Pendidikan Karakter, Pintu Masuk Pembenahan Pendidikan Nasional Senin, 17 Juli 2017 Siaran Pers Kemendikbud: Penguatan Pendidikan Karakter, Pintu Masuk Pembenahan Pendidikan Nasional Senin, 17 Juli 2017 Penguatan karakter menjadi salah satu program prioritas Presiden Joko Widodo (Jokowi)

Lebih terperinci

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER Konsep Dasar PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER Senang Belajar di Rumah Kedua Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Definisi PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK) Program pendidikan di sekolah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah upaya yang dilakukan negara untuk mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan adalah untuk

Lebih terperinci

LAMPIRAN 3 INSTRUMEN PK GURU DENGAN TUGAS TAMBAHAN YANG RELEVAN DENGAN FUNGSI SEKOLAH/MADRASAH

LAMPIRAN 3 INSTRUMEN PK GURU DENGAN TUGAS TAMBAHAN YANG RELEVAN DENGAN FUNGSI SEKOLAH/MADRASAH LAMPIRAN 3 INSTRUMEN PK GURU DENGAN TUGAS TAMBAHAN YANG RELEVAN DENGAN FUNGSI SEKOLAH/MADRASAH 139 Lampiran 3A A. PETUNJUK PENILAIAN INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH (IPPKS) 1. Penilaian kinerja

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

GERAKAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

GERAKAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA I N F O G R A F I S GERAKAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK) NILAI-NILAI KARAKTER BANGSA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA DEFIN ISI P P K Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia sebagai negara berkembang dalam pembangunannya membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia Indonesia yang pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah mencerdaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara. Semua negara membutuhkan pendidikan berkualitas untuk mendukung kemajuan bangsa, termasuk Indonesia.

Lebih terperinci

2017, No tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indone

2017, No tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indone No.1627, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Kepala Madrasah. Pencabutan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2017 TENTANG KEPALA MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya dan upaya mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

GERAKAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

GERAKAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA I N F O G R A F I S GERAKAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK) NILAI-NILAI T K KARA ER BANGSA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA DEFIN ISI P P K Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1301, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Pendidikan. Agama. Madrasah. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG KEPALA MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku organisasi yang merupakan pencerminan dari perilaku dan sikap orang-orang yang terdapat dalam organisasi

Lebih terperinci

MODEL 2 INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH MEJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PD MUHAMMADIYAH MANDAILING NATAL

MODEL 2 INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH MEJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PD MUHAMMADIYAH MANDAILING NATAL MODEL 2 INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH MEJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PD MUHAMMADIYAH MANDAILING NATAL Nama Sekolah Alamat Cabang Daerah Nama Kasek : Mandailing Natal Petunjuk : Berikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bab II Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidkan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa. Sasaran pendidikan adalah manusia, dengan tujuan menumbuhkembangkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 3 INSTRUMEN PK GURU DENGAN TUGAS TAMBAHAN YANG RELEVAN DENGAN FUNGSI SEKOLAH/MADRASAH

LAMPIRAN 3 INSTRUMEN PK GURU DENGAN TUGAS TAMBAHAN YANG RELEVAN DENGAN FUNGSI SEKOLAH/MADRASAH LAMPIRAN 3 INSTRUMEN PK GURU DENGAN TUGAS TAMBAHAN YANG RELEVAN DENGAN FUNGSI SEKOLAH/MADRASAH 139 Lampiran 3B INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH (IPKWKS) A. PETUNJUK PENILAIAN 1. Penilaian

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2007 TANGGAL 17 APRIL 2007 TENTANG STANDAR KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2007 TANGGAL 17 APRIL 2007 TENTANG STANDAR KEPALA SEKOLAH/MADRASAH SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2007 TANGGAL 17 APRIL 2007 TENTANG STANDAR KEPALA SEKOLAH/MADRASAH A. KUALIFIKASI Kualifikasi Kepala Sekolah/Madrasah terdiri atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah dalam mengatasi dekadensi moral. Dekadensi moral terjadi di kalangan pelajar, berupa meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sesungguhnya memiliki modal besar untuk menjadi sebuah bangsa yang maju, adil, makmur, berdaulat, dan bermartabat. Hal itu didukung oleh sejumlah fakta

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH. Agus Munadlir Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Wates

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH. Agus Munadlir Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Wates PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH Agus Munadlir Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Wates (munadlir@yahoo.co.id) ABSTRAK Pendidikan di sekolah sampai saat kini masih dipercaya sebagai media yang

Lebih terperinci

BAB I. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 pasal 3. 2

BAB I. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 pasal 3. 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan

Lebih terperinci

PUSAT PENGEMBANGAN TENAGA KEPENDIDIKAN BADAN PSDMP DAN PMP KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2011

PUSAT PENGEMBANGAN TENAGA KEPENDIDIKAN BADAN PSDMP DAN PMP KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2011 PUSAT PENGEMBANGAN TENAGA KEPENDIDIKAN BADAN PSDMP DAN PMP KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2011 LATAR BELAKANG Wakil kepala sekolah / madrasah pada satuan pendidikan merupakan salah satu komponen tenaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan karakter siswa yang diharapkan bangsa

Lebih terperinci

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan Sumber Daya Manusiayang berkualitas dan berkarakter.

Lebih terperinci

INSTRUMEN PEMETAAN KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

INSTRUMEN PEMETAAN KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH FORMAT 2A dan 2B INSTRUMEN PEMETAAN KEPALA SEKOLAH TAHUN 2010 NAMA :... INSTANSI :... NUPTK :... KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN LEMBAGA

Lebih terperinci

KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SE KECAMATAN BANGUNTAPAN KABUPATEN BANTUL

KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SE KECAMATAN BANGUNTAPAN KABUPATEN BANTUL KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SE KECAMATAN BANGUNTAPAN KABUPATEN BANTUL ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012,

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu permasalahan yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Proses pendidikan diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber daya manusia yang professional secara akademik dan tangguh/kreatif secara karakter. Undang-Undang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayahnya, sehingga dunia pendidikan kita telah memiliki Standar Nasional Pendidikan. Standar Nasional Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya suatu negara diukur melalui sistem pendidikannya, pendidikan juga tumpuan harapan bagi peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendidik anak-anak bangsa untuk taat kepada hukum (Azizy, 2003: 3).

BAB I PENDAHULUAN. mendidik anak-anak bangsa untuk taat kepada hukum (Azizy, 2003: 3). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia dinilai banyak kalangan mengalami kegagalan. Kondisi ini ada benarnya apabila dilihat kondisi yang terjadi di masyarakat maupun dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan mempunyai peranan penting dalam kehidupan dan kemajuan manusia. Pendidikan berfungsi menyiapkan generasi yang terdidik, mandiri dan memiliki keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sekolah dasar merupakan bagian dari pendidikan nasional yang mempunyai peranan sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara padu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan manusia untuk merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan penting dalam proses

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Indonesia sebagai bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1 PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1 Oleh Drs. H. Syaifuddin, M.Pd.I Pengantar Ketika membaca tema yang disodorkan panita seperti yang tertuang dalam judul tulisan singkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan belajar atau proses pendidikan. Sebagai organisasi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan belajar atau proses pendidikan. Sebagai organisasi pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan lembaga atau sarana dalam melaksanakan pelayanan belajar atau proses pendidikan. Sebagai organisasi pendidikan formal, sekolah memiliki tanggung

Lebih terperinci

Penilaian potensi kepemimpinan. kepala sekolah. Suryanto Kepala Lembaga Pengembangan pembelajaran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Penilaian potensi kepemimpinan. kepala sekolah. Suryanto Kepala Lembaga Pengembangan pembelajaran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Penilaian potensi kepemimpinan kepala sekolah Suryanto Kepala Lembaga Pengembangan pembelajaran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Acuan penilain potensi kepala kepemimpinan kepala sekolah Pasal 1 Permendiknas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik. Oleh Karena itu, pendidikan secara terus-menerus. dipandang sebagai kebutuhan yang mendesak.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik. Oleh Karena itu, pendidikan secara terus-menerus. dipandang sebagai kebutuhan yang mendesak. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan hingga kini masih dipercaya sebagai media yang sangat ampuh dalam membangun kecerdasan sekaligus kepribadian anak manusia menjadi lebih baik. Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Era globalisasi ini, melihat realitas masyarakat baik kaum muda maupun tua banyak melakukan perilaku menyimpang dan keluar dari koridor yang ada, baik negara, adat

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 67 TAHUN : 2017 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 65 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Oleh: LITA AYU SOFIANA A

Oleh: LITA AYU SOFIANA A IMPLEMENTASI KARAKTER KEPEDULIAN SOSIAL MELALUI KEGIATAN GOTONG ROYONG (Studi Kasus Pembangunan Jalan di Desa Widodaren Kecamatan Widodaren Kabupaten Ngawi) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cinta kasih, dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. cinta kasih, dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya. Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sejak tahun 1920-an Ki Hajar Dewantara telah mengumandangkan pemikiran bahwa pendidikan pada dasarnya adalah memanusiakan manusia dalam artian menjadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan 1 BAB I PENDAHULUHAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan harus ditanamkan dalam satuan pendidikan, karena pendidikan karakter sebagai dasar pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah tertuang dalam fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional, yaitu Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar yang diarahkan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang kreatif, inovatif, berkepribadian mandiri dan bertanggung jawab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KEBIJAKAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEBIJAKAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Doni Koesoema A. Pertemuan Nasional MNPK, Malang, 6 Oktober 2017 Polemik Full Day School Vs PPK Kegaduhan publik plus gorengan

Lebih terperinci

RENCANA AKSI NASIONAL PENDIDIKAN KARAKTER KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

RENCANA AKSI NASIONAL PENDIDIKAN KARAKTER KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL RENCANA AKSI NASIONAL PENDIDIKAN KARAKTER KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2010 2014 A. Latar Belakang Karakater adalah kualitas individu atau kolektif yang menjadi ciri seseorang atau kelompok. Dalam hal

Lebih terperinci

UNIT 5 BAGAIMANA PERAN KEPALA SEKOLAH (KS) DAN PENGAWAS SEKOLAH (PS) DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN?

UNIT 5 BAGAIMANA PERAN KEPALA SEKOLAH (KS) DAN PENGAWAS SEKOLAH (PS) DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN? UNIT 5 BAGAIMANA PERAN KEPALA SEKOLAH (KS) DAN PENGAWAS SEKOLAH (PS) DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN? UNIT 5 BAGAIMANA PERAN KEPALA SEKOLAH (KS) DAN PENGAWAS SEKOLAH (PS) DALAM MENINGKATKAN MUTU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aspek yang paling utama dalam menghadapi era globalisasi dimana keberhasilan suatu bangsa dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0059 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN PEMUDA

PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0059 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN PEMUDA PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0059 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN PEMUDA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PROFESIONALITAS KEPALA SEKOLAH DALAM KEBERHASILAN KURIKULUM 2013

PROFESIONALITAS KEPALA SEKOLAH DALAM KEBERHASILAN KURIKULUM 2013 PROFESIONALITAS KEPALA SEKOLAH DALAM KEBERHASILAN KURIKULUM 2013 Muklisin 1 Abstrak Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mendapatkan pekerjaan yang baik. Sekolah harus mampu mendidik peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mendapatkan pekerjaan yang baik. Sekolah harus mampu mendidik peserta didik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha penting untuk membentuk martabat setiap manusia. Pendidikan di sekolah tidak cukup hanya dengan mengajar peserta didik membaca, menulis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan kewarganegaraan (PKn) menjadi bagian penting dalam suatu pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari keberadaan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan BAB I PENDAHULUAN Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan Masalah, D. Tujuan Penelitian, E. Manfaat Penelitian, F. Penegasan Istilah A. Latar Belakang Pendidikan

Lebih terperinci

URGENSI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPALA SEKOLAH DALAM UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME. Nurdin Hidayat STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK

URGENSI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPALA SEKOLAH DALAM UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME. Nurdin Hidayat STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK Nurdin Hidayat STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK Pengelolaan pendidikan terkait dengan Pemerintah secara makro sebagai pembuat kebijakan dan secara mikro Kepala Sekolah sebagai sebagai pengelola sekolah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad 21 ini adalah bagaimana menyiapkan manusia Indonesia yang cerdas, unggul dan berdaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional dinyatakan bahwa Pendidikan nasional...bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Nasional dinyatakan bahwa Pendidikan nasional...bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa Pendidikan nasional...bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Konteks penelitian Pendidikan merupakan wahana untuk membentuk manusia yang berkualitas, sebagaimana dalam undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan pasal 3, yang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. menengah.

KATA PENGANTAR. menengah. KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter

Lebih terperinci

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH Kompetensi Kepribadian 1. Memiliki integritas kepribadian yang kuat sebagai pemimpin : Selalu konsisten dalam berfikir, bersikap, berucap, dan berbuat dalam setiap melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi istilah. 1.1. Latar

Lebih terperinci

BA B I. dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran guna. dikenal dan diakui oleh masyarakat. Pendidikan memberikan konstribusi

BA B I. dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran guna. dikenal dan diakui oleh masyarakat. Pendidikan memberikan konstribusi BA B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupan agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran guna dikenal dan diakui oleh masyarakat.

Lebih terperinci

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN MELALUI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DI MTs. DARUL FALAH PONOROGO

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN MELALUI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DI MTs. DARUL FALAH PONOROGO PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN MELALUI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DI MTs. DARUL FALAH PONOROGO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Guru memiliki peran dan tanggung jawab yang besar dalam proses pendidikan, di mana tugas seorang guru bukan hanya memberikan transfer ilmu dan seperangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan sosial yang sering terjadi di masyarakat membuktikan adanya penurunan moralitas, kualitas sikap serta tidak tercapainya penanaman karakter yang berbudi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk terdiri dari berbagai suku, ras, adat istiadat, bahasa, budaya, agama, dan kepercayaan. Fenomena tersebut sebenarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun warga di luar sekolah yaitu orang tua, akademisi, dan pihak pihak lain.

BAB I PENDAHULUAN. maupun warga di luar sekolah yaitu orang tua, akademisi, dan pihak pihak lain. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan kurikulum yang terus menerus berganti menjadi fenomena yang memiliki dampak tersendiri dari berbagai pihak penyelenggara pendidikan di sekolah,

Lebih terperinci

INSTRUMEN PEMETAAN KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

INSTRUMEN PEMETAAN KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH FORMAT 1 INSTRUMEN PEMETAAN KEPALA SEKOLAH TAHUN 2010 NAMA :... INSTANSI :... NUPTK :... KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN LEMBAGA PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

Terobosan Pedagogis Mewujudkan Masyarakat Adil dan Makmur Melalui Penyelenggaraan Sistem Pendidikan Nasional

Terobosan Pedagogis Mewujudkan Masyarakat Adil dan Makmur Melalui Penyelenggaraan Sistem Pendidikan Nasional Terobosan Pedagogis Terobosan Pedagogis Mewujudkan Masyarakat Adil dan Makmur Melalui Penyelenggaraan Sistem Pendidikan Nasional Zawaqi Afadal Jamil E-mail: zawaqiafdaljamil@yahoo.com Abstrak Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Dalam sejarah perkembangan peradaban bangsa terlihat jelas bahwa kemajuan bangsa sangat terkait dengan pendidikan sebagai bagian yang tak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang pokok dan sangat penting didapat oleh setiap orang. Dengan pendidikan tersebut manusia selalu berproses menuju ke arah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang. Pendidikan bersifat umum bagi semua orang dan tidak terlepas dari segala hal yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan budi-pekerti dan akhlak-iman manusia seacara sistematis, baik aspek ekspresifnya yaitu kegairahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan pada Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya pendidikan merupakan suatu pembentukan dan pengembangan kepribadian manusia secara menyeluruh, yakni pembentukan dan pengembangan potensi ilmiah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah mempunyai tugas penting dalam menyiapkan siswa-siswi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah mempunyai tugas penting dalam menyiapkan siswa-siswi untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Sekolah mempunyai tugas penting dalam menyiapkan siswa-siswi untuk kehidupan bermasyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak mungkin terlepas dari kehidupan manusia. Pendidikan secara umum bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan sumber

Lebih terperinci

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan PENDIDIKAN KARAKTER LATAR BELAKANG Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005 2025 (UU No 17 Tahun 2007) antara lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD Negeri Wirosari sekolah yang unggul, kreatif, inovatif, kompetitif dan religius. Sedangkan misinya

Lebih terperinci