KEPUTUSAN. KEPALA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI RIAU Nomor : Kpts./ VIII / 2017 T E N T A N G

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEPUTUSAN. KEPALA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI RIAU Nomor : Kpts./ VIII / 2017 T E N T A N G"

Transkripsi

1

2 PEMERINTAH PROVINSI RIAU SATUAN POLISI PAMONG PRAJA Jl. Letkol Hasan Basri No. 04 Telp. (0761) Fax. (0761) PEKANBARU - RIAU KODE POS : KEPUTUSAN KEPALA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI RIAU Nomor : Kpts./ VIII / 2017 T E N T A N G PENETAPAN PERUBAHAN RENCANA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI RIAU TAHUN 2017 Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 2 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, setiap di lingkungan Pemerintah Daerah diamanatkan untuk menyusun dokumen perencanaan yang sesuai dengan Peraturan Perundang undangan yang berlaku; b. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 153 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, rancangan akhir Rencana Kerja Organisasi Perangkat Daerah ditetapkan dengan Keputusan Gubernur; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b diatas, perlu menetapkan keputusan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau Tahun Mengingat : 1. Undang undang Nomor 61 Tahun 1958 tentang penetapan Undang undang Darurat Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah daerah Swatantra Tingkat I Sumatra Barat, Jambi dan Riau Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1957 Nomor 75) Sebagau Undang-undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1646); 2. Undang undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 3. Undang-undang...

3 3. Undang undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang undangan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 4. Undang undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5094); 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah ( Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517 ); 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah ( Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036); 9. Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 9 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Riau Tahun (Lembaran Daerah Provinsi Riau Tahun 2009 Nomor 9); 10. Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 7 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Riau Tahun (Lembaran Daerah Provinsi Riau Tahun 2014 Nomor 7); 11. Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 4 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Riau (Lembaran Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 Nomor 4); 12. Peraturan Gubernur Riau Nomor 31 Tahun 2017 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi Riau Tahun 2018 (Berita Daerah Provinsi Riau Tahun 2017 Nomor 31); 13. Keputusan...

4 Menetapkan PERTAMA 13. Keputusan Gubernur Riau Nomor Kpts. 784/XI/2014 Tahun 2014 tentang Pengesahan Rencana Strategis Organisasi Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Riau Thaun 2014; 14. Keputusan Gubernur Riau Nomor 485 Tahun 2017 tanggal 9 Juni 2017 tentang Pengesahan Rencana Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Riau Tahun M E M U T U S K A N : : Menetapkan Perubahan Rencana Kerja (RENJA) Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau Tahun 2017 sebagaimana tercantum dalam lampiran Keputusan ini; KEDUA : Setiap pejabat yang menduduki jabatan di Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau agar menjadikan Perubahan Rencana Kerja (RENJA) ini sebagai pedoman dalam menyusun Rencana Kerja Anggaran (RKA) Program dan Kegiatan pada APBD Tahun 2017 di Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau; KETIGA : Keputusan ini berlaku mulai tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila kemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di Pada tanggal Pekanbaru Agustus 2017

5 Kata Pengantar Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatu Syukur Alhamdulillah senantiasa disampaikan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunia-nya Revisi Rencana Strategis Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau ini dapat diselesaikan sebagai bentuk kewajiban saya selaku Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau. Revisi Rencana Strategis Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau disusun berdasarkan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Riau Revisi Rencana Strategis Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau ini memuat gambaran pelayanan, isu-isu strategis, visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, pendanaan indikatif serta indikator kinerja dari Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau dalam waktu 5 tahun. Harapan saya, Revisi Rencana Strategis Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau ini dapat memberikan gambaran perencanaan yang berisikan program-program prioritas yang dilaksanakan langsung oleh Satuan Polisi Pamong Praja i

6 Provinsi Riau, dengan dukungan pembiayaan dari Pemerintah Provinsi Riau dalam kurun waktu tahun anggaran , serta bermanfaat dalam mendukung pencapaian Visi dan Misi Provinsi Riau Akhir kata, ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya disampaikan kepada Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Riau, serta semua pihak yang telah memberikan perhatian, masukan, saran dan berpartisipasi aktif dalam penyusunan Revisi Rencana Strategis Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau Wassalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Pekanbaru, Agustus 2017 ii

7 DAFTAR ISI Kata Pengantar... Daftar Isi. Daftar Tabel... BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Landasan Hukum Maksud dan Tujuan Sistematika Penulisan Rencana Srategis SATPOL PP Provinsi Riau... i iii V BAB II GAMBARAN PELAYANAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI RIAU 2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SATPOL PP Provinsi Riau Tugas Fungsi Struktur Organisasi SATPOL PP Provinsi Riau Sumber Daya SATPOL PP Provinsi Riau Kinerja Pelayanan SATPOL PP Provinsi Riau Tantangan & Peluang Pengembangan Pelayanan SATPOL PP Provinsi Riau BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SATPOL PP Provinsi Riau Telaahan Visi, Misi, Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih Telaahan Renstra K/L Kementerian dan Lembaga iii

8 3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Penentuan Isu-isu Strategis BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI RIAU 4.1. Visi dan Misi SATPOL PP Provinsi Riau Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SATPOL PP Provinsi Riau Strategi dan Kebijakan BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF BAB VI INDIKATOR KINERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI RIAU YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD BAB VII PENUTUP LAMPIRAN iiii

9 DAFTAR TABEL Tabel 1-1 Tabel II - 1 Tabel II - 2 Tabel II - 3 Tabel II - 4 Tabel II - 5 Tabel II - 6 Skema Formulasi Renstra Satpol PP Provinsi Riau... 4 Struktur Organisasi Tata Kerja (SOTK) Satpol PP Prov. Riau (Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 4 Tahun 2016) Pegawai Negeri Sipil dan Banpol PP/PTT Satpol PP Provinsi Riau Berdasarkan Golongan Ruang Gaji Tahun Pegawai Negeri Sipil dan Banpol PP/PTT Satpol PP Provinsi Riau Menurut Jabatan / Eselonering Pegawai Negeri Sipil dan Banpol PP/PTT Satpol PP Provinsi Riau Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal Tahun Pegawai Negeri Sipil dan Banpol PP/PTT Satpol PP Provinsi Riau Berdasarkan Pendidikan Penjenjangan Tahun Fasilitas Penunjang (Perlengkapan) Satpol PP Provinsi Riau s/d Tahun Anggaran Tabel II - 7 Rekapitulasi Daftar Urut Kepangkatan (DUK) Tabel II - 8 Tabel II - 9 Review Pencapaian Kinerja Pelayanan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau ivi

10 Tabel II - 10 Tabel II - 11 Rasio dan Pertumbuhan Anggaran Pelayanan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau Komparasi Capaian Sasaran Renstra Satpol PP Kabupaten/Kota, Sasaran Renstra Satpol PP Provinsi dan Renstra Kementerian/Lembaga Tabel III - 1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Tabel III - 2 Tabel III - 3 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah... Telaahan Sasaran Renstra Kementerian Dalam Negeri Tabel III - 4 Telaahan Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten/Kota Tabel III - 5 Hasil Telaahan Struktur Ruang Wilayah Provinsi/Kabupaten/Kota Tabel III - 6 Skor Kriteria Penentuan Isu-Isu Strategis Tabel III - 7 Nilai Skala Kriteria Tabel III - 8 Rata-Rata Skor Isu-Isu Strategis Tabel IV - 1 Tabel IV - 2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau Matrik Rencana Strategis Satpol PP Provinsi Riau Tahun Tabel IV - 3 Strategi dan Arah Kebijakan Tabel V - 1 Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau vi

11 Tabel VI - 1 Tabel VI - 2 Tujuan dan Sasaran RPJMD yang Menjadi Acuan Satpol PP Provinsi Riau... Indikator Kinerja Satpol PP Provinsi Riau yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD vii

12 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era reformasi yang membawa berbagai perubahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara telah mendorong pemerintah baik pusat maupun daerah untuk lebih bersungguh-sungguh membangun dan mengimplementasikan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik (Good Governance) dan pemerintahan yang bersih (Clean Government). Perubahan dimaksud diantaranya adalah tatanan hukum, politik dan administrasi publik. Dalam hal administrasi publik, termasuk diantaranya upaya membangun akuntabilitas publik dan peningkatan sistem pengelolaan keuangan pemerintah pusat dan daerah. Pada dasarnya perubahan tersebut mencakup dua aspek yaitu aspek Psiko- Sosial dan Teknis-Ekonomis. Aspek psiko-sosial terdiri dari perubahanperubahan paradigma, perubahan visi, perubahan nilai-nilai, penguatan komitmen untuk berubah dan pembangkit keberanian untuk berubah. Sedangkan aspek teknis-ekonomis mencakup perubahan struktur organisasi dan sistem kerja yang merupakan perubahan bentuk fisik organisasi. Dalam proses perubahan tersebut, tiga pilar dari Good Governance yaitu transparansi, partisipasi dan akuntabilitas, harus tercermin didalamnya. 1

13 Berkaitan dengan hal tersebut, sejak tahun 1999 pemerintah sudah berusaha membangun dan menata akuntabilitas publik yaitu dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden No. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang antara lain mewajibkan instansi pemerintah sampai dengan tingkat eselon II untuk menyusun Rencana Strategis. Selanjutnya penataan akuntabilitas lebih diperkuat lagi dengan diterbitkannya Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah dan Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang sistem perencanaan pembangunan nasional. Dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tersebut, pemerintah daerah diamanatkan menyusun rencana pembangunan daerah yang sistematis, terarah, terpadu dan tanggap terhadap perubahan. Perencanaan daerah dimaksud mencakup perencanaan daerah jangka panjang, jangka menengah dan tahunan. Perencanaan daerah jangka panjang tersebut nantinya dituangkan dalam bentuk Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), sedangkan perencanaan daerah jangka menengah dituangkan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan perencanaan daerah tahunan nantinya dituangkan dalam bentuk dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Mengingat Revisi RPJMD Provinsi Riau telah selesai disusun, Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau sebagai salah satu OPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau diwajibkan menyusun Revisi 2

14 Rencana Strategis (Renstra) dengan mengacu kepada Revisi RPJMD tersebut. Saat ini tugas yang dijalankan Satuan Polisi Pamong Praja setiap harinya semakin berat. Tuntutan masyarakat akan suasana yang aman dan tertib semakin tinggi. Namun disisi lain, jumlah aparat serta anggaran yang tersedia untuk melaksanakan tugas dimaksud sangatlah terbatas. Kondisi ini yang membuat Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau harus merencanakan setiap kegiatan dan penganggaran yang akan dilaksanakan setiap tahunnya harus lebih terperinci dan akurat. Revisi Rencana Strategis Satuan Polisi Pamong Praja lahir sebagai acuan dalam setiap pelaksanaan tugas pokok Satuan Polisi Pamong Praja dalam 3 (tiga) tahun kedepan. Rencana Strategis berisikan visi, misi, tujuan, sasaran dan kebijakan, program dan kegiatan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau serta anggaran yang akan mendukung untuk tercapainya Visi Riau pada umumnya dan Visi Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau khususnya. Secara skematis, proses penyusunan rencana strategis digambarkan sebagai berikut: 3

15 Tabel 1.1 Skema Formulasi Renstra Satpol PP Provinsi Riau VISI dan MISI PROV.RIAU VISI MISI ANALISIS LINGKUNGAN CSF DAN KLHS TUJUAN SASARAN Strategi KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN 1.2. Landasan Hukum Yang menjadi landasan hukum bagi Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau dalam membuat Rencana Strategis adalah sebagai berikut : 1. Undang-undang Nomor 61 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tk.I Sumatera Barat, Jambi dan Riau (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1646); 4

16 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4421); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4700); 4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja (Ketentuan baru yang mengatur tentang Pol PP- Perda SOTK Pol PP sudah masuk dalam prolegda Provinsi Riau tahun 2012) ; 5

17 9. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); 10. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 11. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun ; 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 73 Tahun 2009 tentang Tatacara, Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah; 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara, Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 15. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 16. Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 9 tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Provinsi Riau Tahun (Lembaran Daerah Provinsi Riau Tahun 2009 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Riau Nomor 9); 17. Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 7 tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Riau Tahun ; 6

18 18. Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Riau (Lembaran Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 Nomor 4); 19. Peraturan Gubernur Riau Nomor 34 Tahun 2014 tentang Perubahan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Riau Tahun 2014; 20. Peraturan Gubernur Riau Nomor 82 Tahun 2015 tentang Perubahan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Riau Tahun 2015; 21. Peraturan Gubernur Riau Nomor 38 Tahun 2016 tentang Perubahan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Riau Tahun Maksud Dan Tujuan Maksud dari penyusunan Rencana Strategis Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau ini adalah untuk mengetahui dan mendokumenkan perencanaan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun yang berisikan program-program prioritas yang dilaksanakan langsung oleh Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau dengan dukungan pembiayaan dari Pemerintah Provinsi Riau. Selain itu, Revisi Rencana Strategis Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau diharapkan dapat meningkatkan penegakan Peraturan Daerah, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta perlindungan masyarakat yang merupakan tugas pokok dari Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau. 7

19 Adapun tujuan penyusunan Revisi Rencana Strategis Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau adalah : a. Mendiskripsikan tentang program-program prioritas yang akan dilaksanakan langsung oleh Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau. b. Sebagai panduan dan pedoman dalam menyusun Rencana Kerja (Renja) setiap tahunnya agar lebih terarah, fokus dan sesuai dengan perencanaan sebelumnya. c. Terwujudnya sinergitas antar unit kerja di lingkungan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau dan pemangku kepentingan lainnya tentang program dan kegiatan tahun Sistematika Penulisan Sistematika Penulisan Revisi Rencana Strategis Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau disusun dengan sistematika sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Sistematika Penulisan Rencana Srategis SATPOL PP Provinsi Riau 8

20 BAB II GAMBARAN PELAYANAN SATPOL PP 2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SATPOL PP Provinsi Riau; 2.2 Sumber Daya SATPOL PP Provinsi Riau; 2.3 Kinerja Pelayanan SATPOL PP Provinsi Riau; 24 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SATPOL PP Provinsi Riau. BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SATPOL PP; 3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih; 3.3 Telaahan Renstra K/L Kementerian dan Lembaga; 3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis; 3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis. BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi SATPOL PP Provinsi Riau; 4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SATPOL PP Provinsi Riau; 4.3 Strategi dan Kebijakan. BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF 5.1 Rencana Program dan Kegiatan 9

21 BAB VI INDIKATOR KINERJA SATPOL PP PROVINSI RIAU YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Pada bagian ini dikemukakan rencana program dan kegiatan,indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif sebagaimana dihasilkan dari C1.12 (Perumusan Rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif). Adapun penyajian menggunakan Tabel 5.1 yang bersumber dari Tabel T-IV.C.28. BAB VII PENUTUP Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja SATPOL PP Provinsi Riau yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai SATPOL PP Provinsi Riau dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran. 10

22 BABA II GAMBARAN PELAYANAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI RIAU 2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SATPOL PP Provinsi Riau Tugas Keberadaan Satpol PP pada pemerintah Daerah sangat tegas terdapat pada Pasal 255 ayat (1) Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, bahwa Satpol PP dibentuk untuk membantu Kepala Daerah dalam Menegakkan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah, Menyelenggarakan Ketertiban Umum dan Ketentraman serta Menyelenggarakan perlindungan masyarakat. Pembentukan dan susunan organisasi Satuan Polisi Pamong Praja berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas terdapat pada Pasal 4 yang berbunyi Menegakkan Peraturan Daerah, Menyelenggarakan Ketertiban Umum dan Ketentraman serta Menyelenggarakan perlindungan masyarakat dan berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Riau, dan dijabarkan dalam Peraturan Gubernur Riau Nomor 90 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi, Serta Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau Fungsi Dalam penyelenggaraan tugasnya yang berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja 11

23 terdapat pada Pasal 5 disebutkan bahwa fungsi Satuan Polisi Pamong Praja adalah: a. Penyusunan program dan pelaksanaan penegakkan peraturan daerah, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta perlindungan masyarakat; b. Pelaksanaan kebijakan penegakkan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah; c. Pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat di daerah; d. Pelaksanaan kebijakan perlindungan masyarakat di daerah; e. Pelaksanaan koordinasi penegakkan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia, Penyidik Pegawai Negeri Sipil Daerah, dan/atau aparatur lainnya; f. Pengawasan terhadap masyarakat, aparatur, atau badan hukum agar mematuhi dan mentaati peraturan daerah dan peraturan kepala daerah; g. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh Kepala Daerah Struktur Organisasi Adapun susunan organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau menurut Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Riau, dan dijabarkan dalam Peraturan Gubernur Riau Nomor 90 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi, Serta Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau terdiri dari: 1. Kepala Satuan: 2. Sekretariat terdiri dari: Subbagian Perencanaan Program; Sub Bagian Keuangan, Perlengkapan dan Pengelolaan Barang Milik Daerah; 12

24 Subbagian Kepegawaian dan Umum. 3. Bidang Pembinaan Masyaraka terdiri dari: Seksi Fasilitasi Hubungan Kerjasama; Seksi Kewaspadaan Dini; Seksi Bimbingan dan Penyuluhan. 4. Bidang Operasi terdiri dari: Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum dan Pengendalian Masyarakat; Seksi Pengamanan Asset; Seksi Intelijen. 5. Bidang Penegakan Peraturan Daerah terdiri dari: Seksi Hubungan Antar Lembaga; Seksi Penegakan dan Pengawasan; Seksi Tindak Internal. 6. Bidang Pembinaan Satuan Perlindungan Masyarakat terdiri dari: Seksi Data, Informasi dan Pemberdayaan; Seksi Tindak Reaksi Cepat; Seksi Pengerahan dan Pengendalian. 13

25 Tabel II 1 Struktur Organisasi Tata Kerja (SOTK) Satpol PP Prov. Riau (Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 4 Tahun 2016) KEPALA SATUAN Kelompok Jabatan Fungsional Sekretariat Sub Bagian Perencanaa n Program Sub Bagian Keuangan, Perlengkapan dan Pengelolaan Barang Milik Daerah Sub Bagian Kepegawai an Umum Bidang Pembinaan Masyarakat Bidang Operasi Bidang Penegakan Peraturan Daerah Bidang Pembinaan Satuan Perlindungan Masyarakat Seksi Fasilitasi Hubungan Kerjasama Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum dan Pengendalian Masyarakat Seksi Hubungan Antar Lembaga Seksi Data, Informasi dan Pemberdayaan Seksi Kewaspadaan Dini Seksi Pengamanan Aset Seksi Penegakan dan Pengawasan Seksi Tindak Reaksi Cepat Seksi Bimbingan dan Penyuluhan Seksi Intelijen Seksi Tindak Internal Seksi Pengerahan dan Pengendalian 14

26 1. KEPALA SATUAN a. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas membantu Gubernur melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan yang ditugaskan kepada Daerah pada Bidang Satuan Polisi Pamong Praja. b. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud ayat (1) Kepala Satuan Polisi Pamong Praja menyelenggarakan fungsi perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, pelaksanaan evaluasi dan pelaporan, pelaksanaan administrasi dan pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur terkait dengan tugas dan fungsi pada Satuan Polisi Pamong Praja. 2. SEKRETARIAT 1. Sekretaris mempunyai tugas melakukan koordinasi, fasilitasi dan evaluasi pada Subbag Perencanaan Program, Subbag Keuangan, Perlengkapan dan Pengelolaan Barang Milik Daerah dan Subbagian Kepegawaian dan Umum. 2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Sekretaris menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan program kerja dan rencana operasional pada Sekretariat; b. penyelenggaraan pelaksanaan koordinasi, fasilitasi dan memeriksa hasil pelaksanaan tugas di lingkungan Sekretariat; c. penyelenggaraan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan kepada Kepala Satuan Polisi Pamong Praja; dan d. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan sesuai tugas dan fungsinya. 15

27 Sekretariat terdiri dari: a. Sub Bagian Perencanaan Program; B Sub Bagian Keuangan, Perlengkapan dan Pengelolaan Barang Milik Daerah c. Sub Bagian Kepegawaian dan Umum. Masing-masing Subbag dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Satuan Polisi Pamong Praja. a. Kepala Sub Bagian Perencanaan Program mempunyai tugas: (1) merencanakan program/kegiatan dan penganggaran pada Subbagian Perencanaan Program; (2) membagi tugas, memberi petunjuk dan memeriksa hasil pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Subbagian Perencanaan Program; (3) menyiapkan bahan dan menghimpun usulan rencana program/kegiatan dari masing-masing bidang; (4) melaksanakan penyusunan Rencana Strategis, Rencana Kerja Perangkat Daerah, Perjanjian Kinerja, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Unit Kerja; (5) melaksanakan koordinasi penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP); (6) mempersiapkan bahan-bahan untuk pra-rapat koordinasi dan rapat koordinasi musyawarah perencanaan pembangunan daerah serta rapat koordinasi teknis; (7) Melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas dan kegiatan pada Subbagian Perencanaan Program; (8) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan sesuai tugas dan fungsinya. 16

28 b. Kepala Sub Bagian Keuangan, Perlengkapan dan Pengelolaan Barang Milik Daerah mempunyai tugas: (1) merencanakan program/kegiatan dan penganggaran pada Subbagian Keuangan, Perlengkapan dan Pengelolaan Barang Milik Daerah; (2) membagi tugas, memberi petunjuk dan memeriksa hasil pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Subbagian Keuangan dan Pengelolaan Aset Daerah; (3) mengelola keuangan dan penyiapan pembayaran gaji pegawai; (4) melakukan urusan perbendaharaan dan akuntansi keuangan dan aset; (5) melaksanakan penyelesaian tindak lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atau pemutakhiran data hasil pemeriksaan pelaksanaan kegiatan; (6) melaksanakan proses administrasi Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi (TP-TGR); (7) melaksanakan verifikasi dan pertanggungjawaban anggaran; (8) Melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan secara berkala; (9) melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan baik lisan maupun tertulis sesuai tugas dan fungsinya. c. Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan Umum mempunyai tugas: (1) Merencanakan program/kegiatan dan penganggaran pada Sub Bagian Kepegawaian dan Umum; (2) Membagi tugas, memberi petunjuk dan memeriksa hasil pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Subbagian Kepegawaian dan Umum; 17

29 (3) Mengagendakan dan mendistribusikan surat menyusat; (4) Melaksanakan fasilitasi administrasi kepegawaian; (5) Melaksanakan koordinasi penyusunan Analisa Jabatan, Analisa Beban Kerja, peta jabatan, proyeksi kebutuhan pegawai, standar kompentensi dan evaluasi jabatan; (6) Melaksanakan proses penegakan disiplin pegawai; (7) Membuat laporan perkembangan kepegawaian; (8) Menyelenggarakan urusan kehumasan; (9) Melaksanakan pengelolaan kearsipan dan dokumentasi; (10) Melaksanakan dan mengatur fasilitas rapat, pertemuan dan upacara, serta melakukan kegiatan keprotokolan dan administrasi perjalanan dinas; (11) Melaksanakan pengadaan sarana dan prasarana kantor setelah berkoordinasi dengan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah; (12) Mengumpulkan, menyusun dan mengolah bahan data informasi untuk kepentingan masyarakat; (13) Melaksanakan pemeliharaan sarana dan prasarana kantor, kebersihan, keindahan, keamanan dan ketertiban kantor; (14) Melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas dan kegiatan pada Subbagian Kepegawaian dan Umum; dan (15) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan sesuai tugas dan fungsinya. 3. KEPALA BIDANG PEMBINAAN MASYARAKAT a. Kepala Bidang Pembinaan Mayarakat mempunyai tugas menyelenggarakan Fasilitasi Hubungan Kerjasama, Kewaspadaan Dini, Bimbingan dan Penyuluhan. 18

30 b. Bidang Pembinaan Mayarakat dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Satuan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Pembinaan Mayarakat mempunyai fungsi: (1) penyusunan program kerja dan rencana operasional pada Bidang Pembinaan Masyarakat, sebagai pedoman pelaksanaan tugas; (2) penyelenggaraan koordinasi, fasilitasi dan memeriksa hasil pelaksanaan tugas di lingkungan Bidang Pembinaan Masyarakat; (3) penyelenggaraan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan secara berkala kepada Kepala Satuan Polisi Pamong Praja; (4) pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja baik lisan maupun tertulis sesuai tugas dan fungsinya; Bidang Pembinaan Masyarakat terdiri dari: a. Kepala Seksi Fasilitasi Hubungan Kerjasama; b. Kepala Seksi Kewaspadaan Dini; c. Kepala Seksi Bimbingan Dan Penyuluhan. Masing-masing Kasi dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Satuan Polisi Pamong Praja. a. Kepala Seksi Fasilitasi Hubungan Kerjasama mempunyai tugas: (1) merencanakan kegiatan pada Seksi Fasilitasi Hubungan Kerjasama; (2) membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Fasilitasi Hubungan Kerjasama; 19

31 (3) menyiapkan bentuk-bentuk fasilitasi hubungan Masyarakat dan Oraganisasi Masyarakat dengan Pemerintah Daerah di bidang ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat; (4) menyiapkan bentuk-bentuk fasilitasi hubungan Masyarakat dan Organisasi Masyarakat dengan Pemerintah Daerah di bidang Penegakan Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah; (5) menyiapkan bentuk-bentuk fasilitasi hubungan Masyarakat dan Oraganisasi Masyarakat dengan Pemerintah Daerah di bidang Perlindungan Masyarakat; (6) mengevaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan secara berkala; (7) melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan baik lisan maupun tertulis sesuai tugas dan fungsinya; b. Kepala Seksi Kewaspadaan Dini mempunyai tugas: (1) merencanakan kegiatan pada Seksi Kewaspadaan Dini; (2) membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Kewaspadaan Dini; (3) Menghimpun dan menyiapkan data sistem informasi untuk ketenteraman dan ketertiban umum, penegakan Perturan Daerah dan Perlindungan Masyarakat; (4) mengevaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan secara berkala; (5) melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan baik lisan maupun tertulis sesuai tugas dan fungsinya; c. Kepala Seksi Bimbingan Dan Penyuluhan mempunyai tugas: (1) merencanakan program kerja dan kegiatan pada Seksi Bimbingan Dan Penyuluhan; 20

32 (2) membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Bimbingan Dan Penyuluhan; (3) melaksanakan bimbingan dan penyuluhan masalah-masalah strategis di bidang ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat, Penegakan Peraturan Daerah dan Perlindungan Masyarakat; (4) mengevaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan secara berkala; (5) melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan baik lisan maupun tertulis sesuai tugas dan fungsinya; 4. KEPALA BIDANG OPERASI a. Kepala Bidang Operasi mempunyai tugas menyelenggarakan urusan Ketentraman, Ketertiban Umum dan Pengendalian Masyarakat, Pengamanan Asset dan Intelijen; b. Bidang Operasi dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Satuan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana di maksud, Bidang Operasi mempunyai fungsi: (1) penyusunan program kerja dan rencana operasional pada Bidang Operasi; (2) penyelenggaraan koordinasi, fasilitasi dan memeriksa hasil pelaksanaan tugas di lingkungan Bidang Operasi; (3) penyelenggaraan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan secara berkala kepada Kepala Satuan Polisi Pamong Praja; (4) pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja baik lisan maupun tertulis sesuai tugas dan fungsinya. 21

33 Bidang Operasi terdiri dari : a. Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum dan Pengendalian Masyarakat; b. Kepala Seksi Pengamanan Asset; c. Kepala Seksi Intelijen. Masing-masing Kasi dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Satuan Polisi Pamong Praja. a. Kepala Seksi Ketertiban Umum dan Pengendalian Masyarakat mempunyai tugas: (1) merencanakan kegiatan pada Seksi Ketertiban Umum dan Pengendalian Masyarakat; (2) membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Ketertiban Umum dan Pengendalian Masyarakat; (3) Menyusun bahan kebijakan teknis fasilitasi dan melaksanakan ketertiban umum dan Pengendalian Masyarakat; (4) Menyiapkan pedoman teknis ketertiban umum dan Pengendalian Masyarakat; (5) Menyelenggarakan Patroli, Pengawalan Pejabat dan pengendalian Unjuk Rasa dalam rangka ketertiban umum; (6) Menyelenggarakan Monitoring ketertiban umum dan Pengendalian Masyarakat; (7) mengevaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan secara berkala; (8) melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan baik lisan maupun tertulis sesuai tugas dan fungsinya. 22

34 b. Kepala Seksi Pengamanan Asset mempunyai tugas : (1) merencanakan program kerja dan kegiatan pada Seksi Pengamanan Asset; (2) membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Pengamanan Asset; (3) Menyelenggarakan Pengawasan dan Pengamanan Tempattempat penting dan Gedung/Asset dilingkungan Pemerintah Provinsi Riau; (4) mengevaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan secara berkala; (5) melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan baik lisan maupun tertulis sesuai tugas dan fungsinya. c. Kepala Seksi Intelijen mempunyai tugas : (1) merencanakan program kerja dan kegiatan pada Seksi Intelijen; (2) membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Intelijen; (3) melaksanakan Pemantauan, Penyelidikan terhadap potensi potensi ancaman yang dapat mengganggu Ketentraman, Ketertiban Umum dan Pelanggaran Peraturan Daerah; (4) Melakukan Penggalangan terhadap kegiatan masyarakat yang akan membahayakan dan berdampak kepada Ketentraman, Ketertiban Umum dan Pelanggaran Peraturan Daerah; (5) Melaksanakan Pemantauan terhadap aksi Unjuk rasa dan Kerusuhan massa; 23

35 (6) mengevaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan secara berkala; (7) melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan baik lisan maupun tertulis sesuai tugas dan fungsinya. 5. KEPALA BIDANG PENEGAKAN PERATURAN DAERAH a. Kepala Bidang Penegakan Peraturan Daerah mempunyai tugas menyelenggarakan Seksi Hubungan Antar Lembaga, Seksi Penegakan dan Pengawasan serta Seksi Tindak Internal; b. Bidang Penegakan Peraturan Daerah dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Satuan. Untuk melaksanakan tugas sebagai mana dimaksud, Bidang Penegakan Peraturan Daerah menyelenggarakan fungsi: (1) penyusunan program kerja dan rencana operasional pada Bidang Penegakan Peraturan Daerah; (2) penyelenggaraan koordinasi, fasilitasi dan memeriksa hasil pelaksanaan tugas di lingkungan Bidang Penegakan Peraturan Daerah; (3) penyelenggaraan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan secara berkala kepada Kepala Satuan Pamong Praja; (4) pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan Kepala Satuan baik lisan maupun tertulis sesuai tugas dan fungsinya. Bidang Penegakan Peraturan Daerah terdiri dari: a. Kepala Seksi Hubungan Antar Lembaga; b. Kepala Seksi Penegakan dan Pengawasan; 24

36 c. Kepala Seksi Tindak Internal. Masing-masing Kasi dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Satuan Polisi Pamong Praja. a. Kepala Seksi Hubungan Antar Lembaga mempunyai tugas: (1) merencanakan program kerja dan kegiatan pada Seksi Hubungan Antar Lembaga; (2) membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Hubungan Antar Lembaga; (3) Menginventarisir dan menelaah Peraturan Daerah, Peraturan Kepala Daerah dan Keputusan Kepala Daerah di lingkungan Pemprov. Riau; (4) menginventarisir data PPNS di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau dan kab/kota se Prov. Riau; (5) melaksanakan sinergitas PPNS selaku penyidik pelanggaran Perda dengan PPNS Satuan Polisi Pamong Praja selaku penegak Perda; (6) mengelola secretariat PPNS; (7) mengevaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan secara berkala pada Seksi Hubungan Antar Lembaga; (8) melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan baik lisan maupun tertulis sesuai tugas dan fungsinya. b. Kepala Seksi Penegakan dan Pengawasan mempunyai tugas: (1) merencanakan program kerja dan kegiatan pada Seksi Penegakan dan Pengawasan; 25

37 (2) membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Penegakan dan Pengawasan; (3) membentuk tim terpadu penegakan dan pengawasan perda terhadap pelanggar perda, perkada dan keputusan kepala daerah yang memuat sanksi; (4) penyelidikan dan penyidikan terhadap pelanggaran perda, perkada dan keputusan kepala daerah yang memuat sanksi; (5) mengevaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan secara berkala pada Seksi Penegakan dan Pengawasan; (6) melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan baik lisan maupun tertulis sesuai tugas dan fungsinya. c. Kepala Seksi Tindak Internal mempunyai tugas: (1) merencanakan kegiatan pada Seksi Tindak Internal; (2) membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Tindak Internal; (3) melaksanakan penegakan hukum, disiplin, tata tertib dan pengamanan dilingkungan internal; (4) melaksanakan penegakan disiplin ASN se-provinsi Riau; (5) melakasanakan Pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah, Peraturan Kepala Daerah dan Keputusan Kepala Daerah yang memuat sanksi; (6) melakukan Pembinaan Terhadap Pelanggaran Peraturan Daerah, Peraturan Kepala Daerah dan Keputusan Kepala Daerah yang memuat sanksi; 26

38 (7) mengevaluasi hasil kegiatan per tahun anggaran Seksi pembinaan dan pengawasan berdasarkan capaian pelaksanaan kegiatan sebagai bahan penyempurnannya; (8) melaporkan hasil pelaksanaan tugas dan kegiatan kepada kepala bidang penegakan peraturan daerah secara periodic sebagai bahan pertanggung jawaban; (9) mengevaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan secara berkala pada Seksi Tindak Internal; (10) melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan baik lisan maupun tertulis sesuai tugas dan fungsinya. 6. KEPALA BIDANG PEMBINAAN SATUAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT a. Kepala Bidang Pembinaan Satuan Perlindungan Masyarakat mempunyai tugas menyelenggarakan Seksi Data, Informasi dan Pemberdayaan, Seksi Kesiapsiagaan, dan Seksi Pengerahan dan pengendalian pada Bidang Pembinaan Satuan Perlindungan Masyarakat; b. Bidang Pembinaan Satuan Perlindungan Masyarakat dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Satuan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Pembinaan Satuan Perlindungan Masyarakat menyelenggarakan fungsi: (1) penyusunan program kerja dan rencana operasional pada Bidang Pembinaan Satuan Perlindungan Masyarakat; (2) penyelenggaraan koordinasi, fasilitasi dan memeriksa hasil pelaksanaan tugas di lingkungan Bidang Pembinaan Satuan Perlindungan Masyarakat; 27

39 (3) penyelenggaraan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan secara berkala kepada Kepala Satuan; (4) pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan Kepala Dinas baik lisan maupun tertulis sesuai tugas dan fungsinya. Bidang Pembinaan Satuan Perlindungan Masyarakat terdiri dari: a. Kepala Seksi Data, Informasi dan Pemberdayaan; b. Kepala Seksi Tindak Reaksi Cepat; c. Kepala Seksi Pengerahan dan pengendalian. Masing-masing Kasi dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Satuan Polisi Pamong Praja. a. Kepala Seksi Data, Informasi dan Pemberdayaan mempunyai tugas: (1) merencanakan kegiatan pada Seksi Data, Informasi dan Pemberdayaan; (2) membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Data, Informasi Dan Pemberdayaan; (3) mengumpulkan, mengolah, menganalisa data dan informasi satlinmas; (4) memetakan dan memantau secara berkala daerah rawan bencana; (5) menyiapkan bahan pengembangan potensi sumber daya manusia melalui pendidikan dan Pelatihan bela Negara; (6) mengkoordinasikan pengembangan satuan perlindungan masyarakat dengan instasi terkait; (7) menyiapkan buku panduan / standarisasi / juklak / juknis / protap dan pedoman untuk pemberdayaan Satlinmas dan potensi masyarakat; 28

40 (8) mengumpulkan dan mengolah data potensi masyarakat dan satuan perlindungan masyarakat yang ditugaskan dalam pemilihan Presiden / Wakil Presiden dan Pemilu, dan pemilukada; (9) menyiapkan dan memelihara data, arsip Satuan perlindungan Masyarakat dan potensi masyarakat serta kebencanaan; (10) melakukan pendataan jumlah pengungsi, korban jiwa dan kerugian materi akibat bencana dan gangguan keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat; (11) melaksanakan pendidikan dan pelatihan sat linmas; (12) mengevaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan secara berkala; (13) melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan baik lisan maupun tertulis sesuai tugas dan fungsinya. b. Kepala Seksi Tindak Reaksi Cepat mempunyai tugas: (1) merencanakan kegiatan pada Seksi Tindak Reaksi Cepat; (2) membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Tindak Reaksi Cepat; (3) menyiapkan bahan Pedoman dan petunjuk teknis untuk penyusunan rencana program dan rencana kerja anggaran; (4) membina dan mensosialisasikan sistem keamanan lingkungan serta kegiatan sosial kemasyarakatan; (5) mempersiapkan dan membina sumberdaya satlinmas dan potensi masyarakat; (6) menyiapkan dan menyusun bahan kubutuhan sarana dan prasarana satuan perlindungan masyarakat; (7) melakukan koordinasi tentang penyiapan anggota satlinmas dalam pengamanan pemilu, pilpres / wapres serta pilkada; 29

41 (8) membantu penyiapan satlinmas untuk penugasan, pencarian, pertolongan dan penyelamatan korban bencana; (9) membantu melakukan rehabilitasi, relokasi, rekonsiliasi dan rekonstruksi darurat pada fasilitasi umum yang rusak akibat bencana dan gangguan keamanan, ketentraman dan ketertiban umum; (10) membuka pos pantau bencana sebagai media informasi Satlinmas; (11) mengevaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan secara berkala; (12) melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan baik lisan maupun tertulis sesuai tugas dan fungsinya. c. Kepala Seksi Pengerahan dan pengendalian mempunyai tugas: (1) merencanakan program kerja dan kegiatan pada Seksi Pengerahan dan Pengendalian; (2) membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Pengerahan dan Pengendalian; (3) menyusun bahan rencana strategis dan bahan rencana kerja dan dokumen serta anggaran sub bidang pengerahan dan pengendalian; (4) menyusun bahan rencana teknis pengerahan dan pengendalian sat linmas; (5) memfasilitasi pelaksanaan pengerahan personil satlinmas sebagai antisipasi terhadap gangguan keamanan, ketentraman dan ketertiban serta gangguan sosial kemasyarakatan; (6) melaksanakan pengerahan personil satlinmas pada acaraacara penting; 30

42 (7) memfasilitasi persiapan pengerahan personil satlinmas pada kejadian gangguan keamanan, ketentraman dan ketertiban serta gangguan sosial kemsyarakatan; (8) memfasilitasi pengerahan dukungan personil satlinmas pada kegiatan kebencanaan; (9) melaksanakan pengendalian penugasan personil satlinmas; (10) mengevaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan secara berkala pada Seksi Antisipasi, Pengendalian Dan Penanggulangan Bencana; (11) melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan baik lisan maupun tertulis sesuai tugas dan fungsinya; 2.2. Sumber Daya SATPOL PP Provinsi Riau Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau, didukung dengan 592 orang Pegawai Negeri Sipil, dengan perincian sebagai berikut: a. Keadaan Pegawai Negeri Sipil dan Banpol PP/PTT Menurut Golongan Ruang Gaji. Berdasarkan data pada tabel II - 2 diketahui bahwa Pegawai negeri Sipil dan Banpol PP/PTT di Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau didominasi oleh Banpol PP, yang berjumlah 325 orang atau 54,90%, pegawai golongan II, yang berjumlah 167 orang atau 28,21%, pegawai golongan III, yang berjumlah 87 orang atau 14,7%, pegawai golongan IV, yang berjumlah 8 orang, atau 1,35% dan golongan ruang gaji terkecil adalah golongan I yang berjumlah 5 orang atau 0,84%. 31

43 Tabel II - 2 Pegawai Negeri Sipil dan Banpol PP/PTT Satpol PP Provinsi Riau Berdasarkan Golongan Ruang Gaji Tahun 2016 NO. GOLONGAN RUANG GAJI JUMLAH % 1. Gol. IV 8 1,35 2. Gol. III 87 14,7 3. Gol. II ,21 4. Gol. I 5 0,84 5. BANPOL PP / PTT ,90 JUMLAH ,00 Sumber : Sekretariat SATPOL PP Prov. Riau Tahun 2016 Secara sederhana kondisi Pegawai Negeri Sipil menurut golongan ruang gaji dapat dilihat gambar berikut ini. Golongan Ruang Gaji Gol. IV Gol. III Gol. II Gol. I BANPOL PP/PTT Golongan Ruang Gaji Gambar II - 2 Keadaan Golongan Ruang Gaji Pegawai Negeri Sipil dan Banpol PP/PTT Satpol PP Provinsi Riau Tahun

44 b. Keadaan Pegawai Negeri Sipil Menurut Jabatan / Eselonering. Pegawai Negeri Sipil SATPOL PP Provinsi yang berjumlah 592 orang, berdasarkan jabatan dan eselonering terbagi dalam 6 (enam) kelompok sebagaimana data pada tabel II - 3 berikut ini. Tabel II - 3 Pegawai Negeri Sipil dan Banpol PP/PTT Satpol PP Provinsi Riau Menurut Jabatan / Eselonering NO. JABATAN/ESELON JUMLAH % 1. Eselon II 1 0,17 2. Eselon III 5 0,84 3. Eselon IV 15 2,53 4. Pejabat Fungsional Perencana 1 0,17 5. Staf/Non Struktural ,38 6. BANPOL PP/PTT ,90 JUMLAH ,00 Sumber : Sekretariat SATPOL PP Prov. Riau Tahun 2016 Secara sederhana gambaran Pegawai Negeri Sipil / Banpol PP /PTT menurut golongan ruang gaji dapat dilihat gambar berikut ini. 33

45 Jabatan / Eselonering Eselon II Eselon III Eselon IV Pejabat Fungsional Jabatan / Eselonering Perencana Staf/Non Struktural BANPOL PP/PTT Gambar II - 3 Keadaan Pegawai Negeri Sipil dan Banpol PP/PTT Menurut Jabatan/ Esselonering Tahun 2016 c. Keadaan PNS Menurut Tingkat Pendidikan Formal. Dari data pada tabel II - 4 diketahui bahwa pendidikan pegawai negeri sipil dan Banpol PP/PTT di lingkungan Satuan Polisi Pamong Praja, didominasi oleh tingkat pendidikan SLTA Sederajat yang berjumlah 486 orang atau 82,1%. Tabel II - 4 Pegawai Negeri Sipil dan Banpol PP/PTT Satpol PP Provinsi Riau Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal Tahun 2016 NO. TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH % 1. Sarjana Strata II (S.2) 8 1,35 2. Sarjana Strata I (S.1) 84 14,19 3. Diploma 3 0,51 4. SLTA Sederajat ,1 5. SLTP 3 0,51 6. SD 8 1,35 JUMLAH ,00 Sumber : Sekretariat SATPOL PP Prov. Riau Tahun

46 Secara umum tingkat pendidikan Pegawai Negeri Sipil/Banpol/PTT Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau kurang baik, dimana dari 592 orang Pegawai Negeri Sipil dan Banpol PP/PTT terdapat 486 orang atau 82,1% yang berpendidikan tamatan SLTA Sederajat. Secara sederhana dapat lihat gambar berikut ini Tingkat Pendidikan Formal 0 Sarjana Strata Sarjana Strata II (S.2) I (S.1) Diploma SLTA Sederajat SLTP SD Tingkat Pendidikan Formal Gambar II - 4 Tingkat Pendidikan Pegawai Negeri Sipil dan Banpol PP/PTT SATPOL PP Provinsi Riau Tahun 2016 d. Keadaan PNS Menurut Tingkat Pendidikan Penjenjangan. Data pada Tabel II - 5 menggambarkan bahwa Pegawai Negeri Sipil yang telah mengikuti pendidikan penjenjangan berjumlah 17 orang. Tabel II - 5 Pegawai Negeri Sipil dan Banpol PP/PTT Satpol PP Provinsi Riau Berdasarkan Pendidikan Penjenjangan Tahun 2016 NO. TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH 1. Diklatpim IV Diklatpim III 5 3. Diklatpim II 1 4. Diklatpim I - JUMLAH 17 Sumber : Sekretariat SATPOL PP Prov. Riau Tahun

47 Secara sederhana gambaran pegawai negeri sipil Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau yang telah mengikuti pendidikan penjenjangan dapat dilihat gambar berikut ini. Pendidikan Penjenjangan Diklatpim IV Diklatpim III Diklatpim II Diklatpim I Pendidikan Penjenjangan Gambar II - 5 Tingkat Pendidikan Penjenjangan Pegawai Negeri Sipil SATPOL PP Provinsi Riau Tahun Sarana dan Prasarana Untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau, memiliki 2 (dua) gedung yang terdiri dari 2 (dua) lantai. Setiap lantai ada ruangan kerja Pegawai Negeri Sipil dilengkapi dengan fasilitas pendingin ruangan Air Condition (AC). di setiap ruangan juga dilengkapi prarasana dan sarana kerja berupa meja dan kursi kerja, komputer, printer, mesin photo copy, serta jaringan WiFi, untuk mendukung penggunaan teknologi informasi, sumber data dan literatur dalam penyusunan perencanaan Satpol PP. Khusus untuk pejabat struktural eselon II dan III untuk kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi disediakan kendaraan dinas atau operasional. 36

48 Tabel II - 6 Fasilitas Penunjang (Perlengkapan) Satpol PP Provinsi Riau s/d Tahun Anggaran 2016 NO. KLASIFIKASI ASSET JUMLAH SATUAN 1 Gedung 2 Gedung 2 Genset 4 Unit 3 Alat Angkutan 17 Unit 4 Alat-alat kantor dan rumah tangga Unit 5 Alat Studio dan Komunikasi 430 Unit 6 Alat Keamanan Unit 7 Aset Tetap Lainnya : a. Buku Perpustakaan 42 Buku b. Barang Bercorak Kesenian 662 Unit c. Aset Lain-Lainnya 14 Unit Sumber : Sekretariat SATPOL PP Provinsi Riau Tahun 2016 Secara sederhana gambaran Fasilitas Pendukung (perlengkapan) Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau dapat dilihat gambar berikut ini Fasilitas Penunjang (Perlengkapan) Gedung Genset Alat-alat kantor dan rumah tangga Fasilitas Penunjang (Perlengkapan) Alat Studio dan Alat Keamanan Komunikasi Aset Tetap Lainnya Gambar II - 6 Fasilitasi Penunjang (perlengkapan) SATPOL PP Provinsi Riau Tahun

49 Tabel II - 7 Rekapitulasi Daftar Urut Kepangkatan (DUK) JUMLAH PNS MENURUT JUMLAH PEJABAT GOLONGAN JENIS JM PENDIDIKAN STRUKTURAL KELAMIN JML L LK PR SD SLTP SLTA D-1 D-II D-III D-IV/S1 S2 S3 I II III IV JM L JUMLAH FUNGSIONAL IV/e IV/d IV/c IV/b IV/a III/d III/c III/b III/a II/d II/c II/b II/a

50 I/d I/c I/b I/a JUMLAH

51 Berdasarkan tabel II-7 diatas, terlihat bahwa tingkat pendidikan PNS Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau masih rendah, dimana yang sudah mengikuti pendidikan strata 1 hanya berjumlah 80 orang sementara yang berpendidikan tamat SLTA berjumlah 165 orang. Kondisi ini tentu perlu menjadi perhatian serius bagi Pemerintah Provinsi Riau dalam menempatkan PNS yang akan bertugas di Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau. Selain itu, Pemerintah Provinsi Riau harus lebih serius dalam meningkatkan kapasitas PNS di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau terutama di Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau, dimana merupakan salah satu OPD yang memiliki tugas sebagai penegakan peraturan daerah, Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat serta Perlindungan Masyarakat Kinerja Pelayanan SATPOL PP Provinsi Riau Pemeliharaan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat Dalam menegakkan Peraturan Daerah dan Pemeliharaan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau selalu mengikut sertakan aparat Penegak Hukum terutama dengan kepolisian di Tingkat Daerah, OPD Provinsi dan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten/Kota serta OPD Kabupaten/Kota se Provinsi Riau. Kinerja Pelayanan lainnya yaitu membantu pengamanan dan Pengawasan VVIP termasuk pengamanan dan pengawasan pejabat negara dan tamu negara, pelaksanaan pengamanan dan penertiban aset yang belum teradministrasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pelaksanaan Operasi dan Pengendalian Dalam rangka penyelenggaraan pemeliharaan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat, Satpol PP Provinsi Riau memiliki peran strategis sebagai refresentasi pemerintah daerah dalam mewujudkan suatu keadaan dinamis yang memungkinkan pemerintah, pemerintah 40

52 daerah dan masyarakat melakukan kegiatan dengan tentram, tertib serta teratur. Pelaksanaan Operasi dilaksanakan dalam bentuk patroli di lokasi yang memiliki potensi gangguan ketertiban umum dan sebagai upaya deteksi dini terhadap kemungkinan bentuk gangguan yang lebih luas, lingkup kerja dalam pelaksanaan patroli meliputi 12 Kabupaten dan kota se-provinsi Riau, mengingat saat ini pembangunan, situasi politik dan aktifitas masyarakat relatif meningkat di seluruh wilayah provinsi Riau. Upaya pengendalian ketertiban umum dan ketentraman masyarakat dilaksanakan sesuai dengan kewenangan Polisi Pamong Praja dalam membantu menciptakan suasana tertib dan tentram pada kegiatan-kegiatan yang melibatkan masyarakat banyak, dalam rangka menciptakan kondisi ideal dalam menyelenggaraan pemerintah Satpol PP melaksanakan tugas pengamanan keseharian Gubernur dan Wakil Gubernur dalam melaksanakan tugasnya sebagai Kepala Daerah. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN SATPOL PP Di era reformasi pengalaman telah banyak membuktikan bahwa keberagaman atau perkembangan masyarakat yang makin maju, di satu sisi mungkin bisa di manfaatkan sebagai potensi dan modal sosial untuk pembangunan tetapi di sisi lain keberagaman itu tidak jarang juga menyulut ketidak serasian, menggoyah ketentraman dan mengancam ketertiban umum, dan bahkan tidak mustahil berpotensi memicu terjadinya pergesekan bila semua perbedaan itu tidak dikelola dengan baik. Pergesekan atau konflik yang terjadi di masyarakat biasanya akan terjadi bila ada kondisi-kondisi sebagai berikut : Pertama : bila ada terjadi kesenjangan budaya (cultural gap) yang memperkecil peluang atau bahkan sama sekali tidak memungkinkan bagi penduduk dari golongan marjinal untuk dapat terserap dalam kegiatan industri dan pembangunan yang sedang dilakukan. Dengan demikian 41

53 tingginya jumlah penduduk dan semakin sempitnya peluang lapangan pekerjaan maka dapat diprediksi kemungkinan munculnya berbagai masalah sosial yang semakin luas, dan ini sudah menjadi tugas Satpol PP untuk sejak awal mengantisipasi berbagai permasalahan yang mungkin akan terjadi. Kedua : bila kepastian dan supremasi hukum tidak lagi berwibawa. Hukum yang memihak dan menyinggung rasa keadilan dan terlebih jika melanggar hak-hak rakyat, yang kemudian menghasilkan berbagai gerakan masa, aksi unjuk rasa atau demonstrasi, aksi perlawanan dan sebagainya yang ujung-ujungnya akan menyebabkan ketertiban masyarakat menjadi tidak terhindari. Diberbagai daerah di Provinsi Riau. Penegakan Peraturan Perundang-Undangan Daerah dalam hal Peningkatan Disiplin Aparatur Pemerintah Provinsi Riau, Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau bekerjasama dengan Badan Kepegawaian Daerah dan Inspektorat Provinsi Riau melakukan monitoring ke Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Riau serta melakukan sidak ke tempat-tempat keramaian pada waktu jam kerja, diharapkan menurunnya penilaian negatif masyarakat terhadap kinerja aparatur. Dalam pelaksanaan kegiatan Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Pelaksanaanya akan lebih banyak perannya Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dan Satuan Polisi Pamong Praja, hal ini merupakan salah satu kewenangan yang dimiliki dari organisasi Penegak Peraturan Daerah yang ada dilingkungan Pemerintah Daerah. Tidak berlebihan kiranya apabila kedua organisasi tersebut adalah merupakan salah satu bagian atau unsur dari satu sistem peradilan pidana terpadu (integrated criminal justice system) dalam penegakan hukum (Peraturan Daerah) sehingga pada gilirannya kegiatan tersebut baru akan tercapai target yang optimal apabila dilaksanakan secara terkoordinasi dengan cara membina suatu kerjasama yang dilandasi jiwa semangat keterpaduan, keterbukaan dan keakraban guna mewujudkan keberhasilan yang optimal. 42

54 Namun pada pelaksanaanya Tim diupayakan bertindak dengan ramah dan bijak, bersahabat, tetapi tegas dalam bentuk dan mengedepankan Metode Prepentif sebagai pendekatan utama, mengedepankan sifat persuasif dan edukatif menggunakan kemampuan berkomunikasi yang baik. Untuk mewujudkan keberhasilan dalam Penegakan Peraturan Daerah diperlukan beberapa tahap diantaranya : 1. Melaksanakan Pembinaan, Pengawasan dan Penyuluhan kepada Aparatur, Masyarakat dan atau Badan Usaha/Hukum dengan adanya kewajiban dan larangan yang tertuang dalam Peraturan Daerah. 2. Mengadakan inventarisasi dugaan pelanggaran Peraturan Daerah yang dilakukan Aparatur, Masyarakat atau Badan Usaha/Hukum yang menjadi objek Penegakan Peraturan Daerah. 3. Melaksanakan Penyelidikan dan Penyidikan kepada Aparatur, Masyarakat atau Badan Usaha/Hukum yang diduga melakukan pelanggaran Penegakan Peraturan Daerah. 4. Mengadakan rapat persiapan dan konsolidasi dengan semua personil/instansi/opd yang akan terlibat dalam pelaksanaan Penegakan Peraturan Daerah terlebih dahulu, hal ini dilaksanakan untuk menyamakan persepsi serta persiapan dalam pelaksanaan operasi terpadu Penegakan Peraturan Daerah. Pelaksanaan Pembinaan, Pengawasan dan Penyuluhan a) Melakukan operasional pengawasan dilapangan kepada Aparatur, Masyarakat atau Badan Usaha/Hukum untuk mematuhi kewajiban dan larangan dalam Peraturan Daerah. b) Memberikan Pembinaan dan Penyuluhan diruangan/aula kepada Aparatur, Masyarakat atau Badan Usaha/Hukum untuk mematuhi kewajiban dan larangan dalam Peraturan Daerah. 43

55 Pelaksanaan Penyelidikan a. Teliti identitas tersangka agar tidak terjadi kekeliruan dengan cara pengecekan/pemeriksaan kartu identitas yang dibawa (misalnya KTP, SIM atau identitas lainnya). b. Tunjukkan hak-hak tersangka untuk mendapatkan Bantuan Hukum (Penasehat Hukum/Pengacara) atas tuduhan pelanggaran tersebut. c. Setelah melakukan wawancara/interviw yang mengarah pada pelanggaran Peraturan Daerah, baru kemudian dilakukan interogasi dengan membuat berita acara pemeriksaan tersangka seperti yang telah dipersiapkan sebelumnya. d. Setelah selesai pembuatan BAP tersangka diperintahkan untuk meneliti dan membacanya/dibacakan dengan bahasa yang mudah dimengerti, untuk selanjutnya ditandatangani, serta membuat surat pernyataan yang dapat dipergunakan sebagai bukti/dasar untuk diajukan ke Pengadilan Negeri setempat. e. Apabila dalam pelaksanaan operasional ada penyitaan barang, jika pemeriksa di anggap cukup selesai maka barang bukti harus segera di kembalikan lagi kepada tersangka dengan dibuatkan Berira Acara Pengembalian Barang Bukti. Pelaksanaan Penyidikan Apabila diduga kuat telah terjadi pelanggaran terhadap suatu Peraturan Daerah, Maka langkah-langkah yang harus dilakukan oleh PPNS adalah : 1. Menunjukkan Surat Perintah Tugas dan Kartu Tanda Pengenal (KTP, PPNS) yang masih berlaku. 2. Memberikan penjelasan mengenai maksud dan tujuan diadakannya operasi dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti serta 44

56 denga sikap yang tidak emosional tertapi berwibawa sehingga tersangka akan memberikan keterangan secara jujur. 3. Melakukan interogasi di tempat kejadian perkara (TKP) guna mendapatkan data yang diperlukan dikaitkan dengan pelanggaran Peraturan Daerah. 4. Setelah pemeriksaan/ interogasi di TKP di anggap cukup dan ternyata diduga kuat bahwa yang bersangkutan telah melakukan pelanggaran terhadap berlakunya Peraturan Daerah, maka segera dapat dikeluarkan/ dibuatkan Bukti Pelanggaran Peraturan Daerah (BPPD) oleh PNS. Pengembangan Sumber Daya Aparatur Pemerintah Provinsi Riau sangat menyadari bahwa suksesnya pelaksaan program pembinaan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat sangat bergantung pada kualitas sumber daya manusia. Untuk itu Satpol PP Provinsi Riau berusaha meningkatkan upaya-upaya pembinaan terhadap anggota Satpol PP. Upaya pembinaan yang paling menonjol, selain melalui pengarahan dan rapat-rapat rutin setiap bulannya, adalah menyusun Standar Kopetensi Kerja Pol PP, mengikut sertakan pendidikan Dasar Pol PP serta Bintek-bintek tentang ke Pol PP-an, serta kegiatan Kesamaptaan. Pembinaan potensi dan Perlindungan Masyarakat Dalam upaya pelaksanaan pembinaan bagi Satuan Perlindungan Masyarakat, bekerjasama dengan Satpol PP Kabupaten/ Kota Kesbangpol Kabupaten/Kota melakukan pendataan potensi Satlinmas di Kabupaten/Kota, di samping itu upaya menjaga ketertiban umum dan ketentraman masyarakat dalam pelaksanaan Pemilihan Gubernur Provinsi Riau Tahun 2018, Satuan Perlindungan Masyarakat Desa dan Kecamatan dilibatkan dalam pelaksanaannya, sebagai langkah perbantuan dalam pengamanan Pemilu Kepala Daerah. 45

57 Satuan Perlindungan Masyarakat Dalam peningkatan kapasitas Satuan Perlindungan Msyarakat di daerah rawan bencana, Bidang Perlindungan Masyarakat selalu mengikut sertakan Satpol PP Kabupaten/Kota, Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten/Kota dan Kesbangpol Kabupaten/Kota serta terlibat dalam perbantuan penanggulangan bencana di Kabupaten/Kota. 46

58 Tabel II - 8 Review Pencapaian Kinerja Pelayanan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau No Indikator Kinerja sesuai tugas dan fungsi Target SPM Target IKK Target Indikator Lainnya Target Renstra OPD Tahun Realisasi Capaian Tahun Rasio Capaian pada Tahun Ke- Ke- Ke A. Meningkatnya keamanan, ketentraman dan ketertiban lingkungan 1. Terciptanya peningkatan keamanan lingkungan Pemerintah Provinsi Riau dan terciptanya antisipasi terhadap penanganan unjuk rasa yang anarkis Jumlah anggota Satpol a) Pengendalian PP Prov. Riau yang Keamanan - - melaksanakan % 100% 100% 100% 100% Lingkungan penanganan unjuk rasa yang anarkis b) Pengamanan Jumlah pengamanan Khusus terhadap Gubernur dan Gubernur dan - - Wakil Gubernur ke % 100% 100% Wakil Kabupaten/Kota se- Gubernur Provinsi Riau 47

59 c) Pelatihan dan Pengendalian Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan - - Jumlah anggota Satpol PP Prov. Riau yang mengikuti Pelatihan dan Pengendalian Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan % 100% 100% 100% 100% B. Adanya data yang berkaitan dengan potensi kerawanan sosial dan tindakan kriminal yang terjadi di masyarakat 1. Terciptanya langkah antisipatif dalam menangani kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerawanan sosial serta berkurangnya tindakan kriminal yang terjadi di masyarakat a) Monitoring, Jumlah dokumen dari Evaluasi dan - - Monitoring, Evaluasi Pelaporan dan Pelaporan % 100% 100% 100% 100% C. Munculnya kesadaran untuk melaksanakan tugas pada jam kerja dan semangat untuk berdisiplin sebagai PNS 1. Meningkatnya kehadiran PNS pada jam kerja a) Pelaksanaan Jumlah pelaksanaan Penertiban di razia/sidak Lingkungan - - Penegakkan Disiplin % 100% Pemerintah PNS di Lingkungan Provinsi Riau Pemerintah Provinsi 48

60 (Razia/Sidak) dan Penegakkan Disiplin PNS Riau D. Meningkatnya pemahaman pengetahuan hukum bagi PNS di lingkungan Satpol PP Provinsi Riau 1. Terwujudnya PNS Satpol PP Provinsi Riau yang memahami Bidang Penegakan Peraturan Perundang-undangan dengan persentase sebanyak 12% a) Bimbingan Teknis Peningkatan Pemahaman Pengetahuan Peraturan Hukum bagi Satpol PP Provinsi Riau - - Jumlah anggota Satpol PP Prov. Riau yang mengikuti Bimbingan Teknis Peningkatan Pemahaman Pengetahuan Peraturan Hukum % 100% b) Bimbingan Jumlah anggota Satpol Manajemen PP se-prov. Riau yang Peningkatan Penegakan - - mengikuti Bimbingan Manajemen % Peraturan Daerah Peningkatan Satpol PP se- Penegakan Peraturan 49

61 Provinsi Riau Daerah E. Munculnya pemahaman dari masyarakat, para pelaku usaha dan target grup lainnya terhadap peraturan daerah yang ada di Provinsi Riau 1. Terjadinya peningkatan PAD Provinsi Riau dan berkurangnya tingkat kerusakan jalan-jalan lintas baik Provinsi maupun Nasional di Provinsi Riau serta untuk mengurangi kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh eksploitasi air bawah tanah yang berlebihan a) Sosialisasi Jumlah Sosialisasi Penertiban - - Penertiban Peraturan % 100% Peraturan Daerah Daerah b) Penegakan Peraturan Daerah - - Jumlah peraturan daerah yang ditegakkan % 100% 100% 100% F. Terpeliharanya aset yang dimiliki/dikuasai oleh Pemerintah Provinsi Riau 1. Terjadinya peningkatan nilai pemanfaatan aset baik segi ekonomis maupun teknis serta keterjaminan penggunaan aset sesuai peruntukannya a) Pengawasan dan Penertiban Aset Pemerintah Provinsi Riau - - Jumlah perda tentang aset yang diawasi dan ditertibkan % 100% 50

62 Tabel II - 9 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau Uraian Anggaran pada Tahun Ke- Realisasi Anggaran pada Tahun Ke BELANJA DAERAH , , , , , , , , , ,00 Belanja Tidak Langsung , , , , , , , , , ,00 Belanja Pegawai , , , , , , , , , ,00 Belanja Langsung , , , , , , , , , ,00 Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,00 Belanja Modal , , , , , , , , , ,00 51

63 Tabel II - 10 Rasio dan Pertumbuhan Anggaran Pelayanan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau Uraian Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke- Rata-rata Pertumbuhan Anggaran Realisasi BELANJA DAERAH 67 % 87 % 91 % 89 % 90 % , ,50 Belanja Tidak Langsung 65 % 89 % 91 % 95 % 88 % , ,00 Belanja Pegawai 65 % 89 % 91 % 95 % 88 % , ,00 Belanja Langsung 71 % 84 % 92 % 82 % 94 % , ,50 Belanja Pegawai 67 % 82 % 96 % 92 % 97 % , ,00 Belanja Barang dan Jasa 77 % 86 % 85 % 71 % 91 % , ,50 Belanja Modal 98 % 93 % 93 % 94 % 87 % , ,00 52

64 Pada tabel II-8 diatas, terlihat bahwa target indikator yang dikembangkan oleh Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau belum tercapai secara optimal. Sebagian besar program dan kegiatan yang menjadi prioritas Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau jauh dari target indikator yang ditetapkan pada periode sebelumnya, hanya fungsi Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau tentang pengawasan dan penertiban aset Pemerintah Provinsi Riau pada periode sebelumnya berjalan cukup maksimal. Adapun faktor utama yang mempengaruhi belum berhasilnya pelayanan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau pada periode sebelumnya adalah masalah keterbatasan anggaran yang dimiliki setiap tahunnya. Selain itu, faktor-faktor seperti masih rendahnya SDM aparatur, keterbatasan sarana dan prasarana serta tingginya tingkat konflik sosial masyarakat turut mempengaruhi ketidakberhasilan pelayanan yang dilakukan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau. Sementara itu dari sisi realisasi keuangan, Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau dari tahun 2009 hingga tahun 2013 selalu diatas 90% lebih. Ini mencerminkan bahwa Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau selalu memanfaatkan anggaran yang terbatas tersebut untuk menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dalam menciptakan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat Tantangan Dan Peluang Pengembangan Pelayanan SATPOL PP Provinsi Riau Kondisi eforia reformasi berkaitan dengan otonomi daerah memberikan peluang kepada masyarakat untuk menentukan kebijakannya. Akibatnya, ketika tuntutan masyarakat tidak tersalurkan dan terselesaikan secara memadai telah menimbulkan kerawanan sosial yang pada gilirannya menyebabkan terjadinya gejolak dan kerusuhan sosial di lingkungan masyarakat termasuk tindakan anarkis. Adanya berbagai varian gangguan ketertiban dan ketentraman yang terjadi adalah sebagai dampak dari perkembangan kehidupan 53

65 masyarakat, berbangsa dan bernegara. Konflik horizontal maupun vertikal yang mengarah pada gerakan SARA, anarkisme, separatisme serta berbagai bentuk gangguan lainnya mengancam masyarakat dan dapat merugikan kekayaan negara. Meningkatnya potensi konflik kepentingan dan pengaruh negatif arus globalisasi yang penuh dengan keterbukaan juga cenderung mengurangi wawasan kebangsaan dan kesadaran bela negara. Protes ketidakpuasan terhadap suatu masalah mengarah kepada kerusakan fasilitas umum sering kali terjadi. Upaya meningkatkan ketertiban dan ketentraman masyarakat terutama terkait dengan ancaman stabilitas dan tuntutan perubahan seiring perubahan sosial politik serta dinamika perkembangan masyarakat yang begitu cepat membawa implikasi pada segala bidang kehidupan. Namun secara keseluruhan sikap masyarakat untuk mendukung terciptanya tertib sosial melalui upaya mewujudkan ketertiban dan ketentraman cukup baik. Isu-isu Strategis di Provinsi Riau tersebut menjadi tantangan dan peluang bagi Satpol PP dalam pengembangan kepada masyarakat. Dalam konteks membangun kemitraan untuk menciptakan kondisi ketertiban dan ketentraman, perlu didukung iklim birokrasi yang mengedepankan aspek kebersamaan. Selain itu, konsisten dan sejalan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta menumbuhkan kesadaran penciptaan ketertiban dan ketentraman masyarakt merupakan tanggung jawab bersama, bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata. Sinergitas semua komponen termasuk masyarakat dan didukung paradigma saling bekerja sama dan saling bekerja sama dan saling memberdayakan dalam menciptakan trantibmas merupakan syarat mutlak yang tidak bisa ditawar lagi. Sebagai sebuah institusi penyelenggara ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta perlindungan masyarakat, Satpol PP harus menampilkan wajah yang tegas namun tetap humanis. 54

66 Selain itu, Satpol PP agar meningkatkan kualitas aparat penegaknya. Terutama tetkait peran barunya dalam pemberdayaan potensi Satuan Perlindungan Masyarakat ( Satlinmas) dalam mendukung penanggulangan bencana, pengamanan pemilu dan perbantuan pemeliharaan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat. Seiring dengan rencana pengembangan kelembagaan Satpol PP yang memasukkan Bidang Linmas, diharapkan adanya peningkatan kualitas aparat Penegak Peraturan Daerah yang mumpuni dan mengayomi masyarakat. Sesuai dengan isi dan jiwa Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja, disebutkan bahwa tugas pokok Satuan Polisi Pamong Praja adalah untuk membantu Kepala Daerah dalam menegakkan Peraturan Daerah, menyelenggarakan Ketertiban Umum, Ketentraman dan Perlindungan Masyarakat. Saat ini tugas dan tantangan yang dijalankan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau semakin kompleks. Disisi lain, tuntutan masyarakat akan suasana yang aman dan tertib semakin tinggi. Menyikapi hal tersebut, Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau intensif melaksanakan program dan kegiatan dalam rangka mengantisipasi dan menangani adanya gangguan trantibum dan transmas yang ada di Provinsi Riau secara koordinatif, komprehensif dan profesional. Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau memiliki aspek pendukung yang dapat membantu mewujudkan visi organisasi, yaitu adanya kebijakan yang tertuang dalam bentuk Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 3 tahun 2014 tentang Organisasi Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Riau serta adanya sarana dan prasarana untuk membantu pelaksanaan tugas administrasi maupun operasional. Didalam mencapai visi Satuan Polisi Pamong Praja dimasa depan, tidak terlepas dari pengaruh capaian sasaran Renstra Satuan 55

67 Polisi Pamong Praja Kabupaten/Kota, sasaran Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau serta sasaran pada Renstra Kementerian terkait. Hal tersebut dapat dillihat pada tabel berikut: Tabel II 11 Komparasi Capaian Sasaran Renstra Satpol PP Kabupaten/Kota, Sasaran Renstra Satpol PP Provinsi dan Renstra Kementerian/Lembaga No Indikator Kinerja Capaian Sasaran Renstra Satpol PP Kabupaten/Kota Sasaran Renstra Satpol PP Provinsi Sasaran Renstra pada K/L Meningkatnya Terwujudnya Terciptanya peningkatan Meningkatnya keamanan, ketentraman keamanan lingkungan kualitas ketentraman masyarakat, tertib Pemerintah Provinsi Riau kelembagaan dan dan ketertiban hukum dan tertib dan terciptanya antisipasi aparat Satuan lingkungan sosial terhadap penanganan Polisi Pamong unujuk rasa yang anarkis Praja dan Satuan Perlindungan Masyarakat 2 Adanya data yang berkaitan dengan potensi kerawanan sosial dan tindakan kriminal yang terjadi di masyarakat - Terciptanya langkah antisipatif dalam menangani kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerawanan sosial serta berkurangnya tindakan kriminal yang terjadi di masyarakat - 3 Munculnya Terwujudnya Meningkatnya kehadiran - kesadaran untuk penegakan PNS pada jam kerja melaksanakan Peraturan Daerah tugas pada jam dan peraturan 56

68 kerja dan pelaksanaannya semangat untuk berdisiplin sebagai PNS 4 Meningkatnya Terwujudnya polisi Terwujudnya PNS Satpol Terfasilitasinya pemahaman pamong praja yang PP Provinsi Riau yang Peningkatan pengetahuan profesional dalam memahami Bidang Kapasitas Aparat hukum bagi pelaksanaan tugas Penegakan Peraturan dan Kelembagaan PNS di Perundang-undangan Satuan Polisi lingkungan dengan persentase Pamong Praja dan Satpol PP sebanyak 12% Satuan Provinsi Riau Perlindungan Masyarakat dalam Menciptakan Ketentraman, Ketertiban dan Perlindungan Masyarakat. 5 Munculnya Terwujudnya Terjadinya peningkatan - pemahaman penegakan PAD Provinsi Riau dan dari masyarakat, Peraturan Daerah berkurangnya tingkat para pelaku dan peraturan kerusakan jalan-jalan lintas usaha dan pelaksanaannya baik Provinsi maupun target grup Nasional di Provinsi Riau lainnya terhadap serta untuk mengurangi peraturan kerusakan lingkungan yang daerah yang diakibatkan oleh eksploitasi ada di Provinsi air bawah tanah yang Riau berlebihan 6 Terpeliharanya Terwujudnya Terjadinya peningkatan - aset yang penegakan nilai pemanfaatan aset baik dimiliki/dikuasai Peraturan Daerah segi ekonomis maupun oleh Pemerintah dan peraturan teknis serta keterjaminan 57

69 Provinsi Riau pelaksanaannya penggunaan aset sesuai peruntukannya Jika melihat data komparasi diatas, semua indikator kinerja yang disajikan sudah terfasilitasi pada Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau maupun pada program ataupun kegiatan yang ada. Pelaksanaan terhadap indikator kinerja yang dilakukan oleh Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau pada periode sebelumnya juga berjalan cukup maksimal meskipun terdapat beberapa hambatan dalam pelaksanaannya. Namun data indikator tentang adanya data yang berkaitan dengan potensi kerawanan sosial dan tindakan kriminal yang terjadi di masyarakat, tidak terdapat pada sasaran renstra Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten/Kota. Indikator tersebut seharusnya menjadi perhatian serius bagi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten/Kota karena merupakan kewenangan dari Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten/Kota yang langsung berhubungan dengan masyarakat. Hal ini akan semakin memperberat tugas dari Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau dalam memelihara ketertiban umum dan ketentraman masyarakat dikarenakan ketidaktahuan akan kawasan di Provinsi Riau dengan potensi kerawanan sosial dan tindakan kriminal. Disisi lain, yang menjadi sasaran pada Renstra Kementerian sudah terakomodir dalam Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau sebagai langkah dalam mensukseskan program nasional. Akan tetapi dalam tahap pelaksanaannya, keterbatasan anggaran utama menjadi permasalahan utama dalam mendukung sasaran dari Renstra Kementerian tersebut. 58

70 ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SATPOL PP Provinsi Riau Keberadaan SATPOL PP tak bisa dipungkiri mempunyai pranan yang sangat penting untuk membantu Kepala Daerah dalam menegakkan Perda serta menyelenggarakan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat. Selain itu juga berperan dalam membantu penyelenggaraan pemerintahan di daerah yang sudah m,elakukan otonomi daerah. Hal ini sesuai dengan Undang undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah Pasal 255 bahwa Satuan Polisi Pamong Praja dibentuk untuk menegakkan Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah, Menyelenggarakan Ketertiban Umum dan Ketentraman serta Menyelenggarakan Perlindungan Masyarakat. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap pelaksanaan pelayanan tugas pokok dan fungsi Satpol PP dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2016, telah diidentifikasi beberapa permasalahan, diantaranya : a. Struktur Organisasi yang ada sekarang ternyata masih belum efektif dan belum sesuai dengan PP Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satpol PP; b. Belum semua Bagian/Bidang mampu melaksanakan uraian tugas dan fungsi yang menjadi kewajibannya, hal tersebut menyebabkan terjadinya ketidaknyamanan dalam manajemen penyelenggaraan kedinasan; c. Masih adanya permasalahan dan tantangan klasik terhadap Satpol PP misalnya opini masyarakat yang negatif, SDM yang terbatas, sarana dan prasarana yang kurang seimbang serta pemberitaan pers yang tidak seimbang; d. Belum jelasnya hubungan komunikasi antara Satpol PP dengan Satpol PP Kabupaten/Kota, dalam bidang pembinaan, pengawasan dan kerjasama. 59

71 Permasalahan tersebut, sangat menganggu kinerja pelayanan tugas pokok Satpol PP, karena sesuai dengan PP Nomor 6 Tahun 2010 adalah sebagai institusi penyelenggara ketertiban umum dan ketentraman masyarakat. Dalam penjabarannya, secara teknis tugas Satpol PP adalah mengawal dan menyukseskan pelaksanaan perda dan peraturan perundang-undangan kepala daerah lainnya. Agar hal tersebut dapat terwujud, sudah seharusnya seluruh jajaran Anggota Satuan Polisi Pamong Prajadapat menjadi panutan bagi masyarakat. Anggota Pol PP harus mampu menunjukkan kinerja yang optimal dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sehingga dapat menghapus kesan negatif bahwa Pol PP berlaku tidak profesional. Kesan ini membawa citra yang tidak menguntungkan begi seluruh jajaran Satpol PP. Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Polisi Pamong Praja harus lebih mengedepankan prinsip penataan bukan penertiban karena dalam penataan terkandung semangat kebersamaan antara masyarakatdengan aparat dalam mewujudkan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat, sementara penertiban cendrung bersifat represif. Lebih lanjut, Satpol PP harus menampilkan wajah yang tegas namun tetap humanis. Wajah tegas bukan merupakan arogan atau mau menantg sendiri, tetapi harus tampil semakin kuat dan kokoh dalam menjalankan tugasnya.selain itu, wajah tegas tidak mengenal kompromi dan tidak terpengaruh oleh berbagai godaan yang melanggar hukum dan sumpahnya. Disisi lain, wajah humanis bersikap melindungi dan melayaniserta berorientasi pada prestasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Permasalahan-permasalahan yang diprediksi berkembang dalam konstelasi dinamika tata kelola pemerintahan, sesuai dengan kewenangan lembaga Satpol PP Provinsi Riau dalam kurun waktu , adalah : Pembinaan Potensi dan Perlindungan Masyarakat Seiring dengan dengan berpindahnya fungsi Linmas dari Kesbangpol kepada Satpol PP sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan Nomor 6 Tahun 2010, Satuan Perlindungan Masyarakat di Kabupaten/Kota terutama di Desa/Kelurahan dan Kecamatan, perlu dilakukan sosialisasi melalui Kabupaten/Kota dan Kecamatan, sesuai dengan hasil pendataan potensi 60

72 Satlinmas di Kabupaten/Kota se-provinsi Riau. Usia anggota Satlinmas hampir 60% di atas 50 Tahun dan 40% usia yang setara, sehingga perlu adanya penataan kembali keberadaan Satlinmas. Satuan Perlindungan Masyarakat diperkirakan 70% anggota Satlinmas belum mengikuti Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) dan Diklat Lainnya. Untuk mengatasi permasalahan terkait tugas dan fungsi pelayanan Satpol PP perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut : 1. Dalam rangka membangun kemitraan Satpol PP dengan masyarakat ke depan lebih profesional dan akuntabel di butuhkan rencana strategi melalui perlunya disusun regulasi yang mengatur dan mengakomodir hak, kewajiban dan wewenang Satpol PP, mulai dari pola rekruitmen, pendidikan dan pelatihan, pembinaan karier sampai dengan perlindungan (asuransi, kekebalan hukumtertentu dan bantuan hukum), kesejahteraan dan sebagainya. 2. Upaya meningkatkan profesionalisme dan disiplin pribadi dalam setiap pelaksanaan tugas, dengan mengedepankan sikap etis dan humanis namun tegas. 3. Menhindari tindakan kekerasan dalam setiap pelaksanaan tugas serta senantiasa menjunjung tinggi hak asasi manusia. 4. Menjalin kerjasama dan hubungan yang harmonis dengan instansi terkait dan segenap komponen masyarakat lainnya baik dalam melaksanakan tugas maupun dalam kehidupan sehari-hari. 5. Memberikan pelayanan yang terbaik kepada seluruh warga masyarakat. 6. Memegang teguh komitmen terhadap organisasi, untuk membuktikan bahwa Satpol PP mampu menjalankan perannya sebagai penegak perda, serta peraturan pelaksanaanya, ketertiban umum dan ketentraman masyarakt serta perlindungan masyarakat. 61

73 Tabel III 1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi No Aspek Kajian Capaian/Kondisi Saat ini Standar yang Digunakan Faktor yang Mempengaruhi Internal Eksternal Permasalahan Gambaran Pelaksanaan 1. UU No.23/2014 ttg Pemerintahan Daerah 1. Pelaksanaan 1. Ketidakpedulian 1. Keterbatasan Pelayanan sosialisasi dan penegakan peraturan daerah serta peraturan maupun keputusan 2. PP No. 6/2010 ttg Satuan Polisi Pamong Praja 3. Permendagri No. 54/2011 tentang SOP Satpol PP sosialisasi, bimtek dan workshop 2. Pelaksanaan pengawasan dan penegakkan peraturan masyarakat terhadap peraturan yang ada 2. Wilayah Provinsi Riau yang cukup luas anggaran, sarana, dan prasarana 2. Masih rendahnya gubernur masih 4. Perda No.4/2016 ttg organisasi Inspektorat, kapasitas SDM minim Badan Perencanaan Pembangunan Daerah aparatur Satpol dan Lembaga Teknis Daerah Prov. Riau PP Prov. Riau 5. Pergub No.25/2012 ttg SOP Satpol PP Prov. Riau Jumlah anggota 1. UU No. 8/1974 ttg Pokok-Pokok 1. Pelaksanaan Kebijakan penempatan Masih kurangnya Satuan Polisi kepegawaian sebagaimana telah diubah pendidikan dan Pegawai anggota Satpol PP Pamong Praja dengan UU No.43/1999 pelatihan dasar bagi Prov. Riau secara Provinsi Riau sebanyak PP No. 6/2010 ttg Satuan Polisi Pamong Praja anggota Satpol PP kualitas dan kuantitas 62

74 orang dengan kompetensi yang terbatas 3. Permendagri No.38/2010 ttg Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan 2. Penugasan anggota Satpol PP untuk Bagi Polisi Pamong Praja mengikuti diklat, 4. Permendagri No. 54/2011 tentang SOP bimtek dan sosialisasi Satpol PP Tersedianya Kepres No. 80/2003 berikut perubahannya dan Prioritas penentuan Kebijakan penganggaran Keterbatasan kendaraan sebagaimana telah diubah dengan Perpres No. kegiatan sarana dan operasional, 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan prasarana Satpol peralatan kantor, Barang/Jasa Pemerintah PP Prov. Riau komunikasi, dan keamanan Koordinasi dengan PP No 38/2007 ttg Pembagian Urusan Penganggaran kegiatan Perbedaan tugas dan 1. Kurangnya instansi terkait Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah fungsi serta cara pandang kerjasama sudah berjalan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah dalam penanganan dalam bentuk namun belum Kabupaten/Kota permasalahan dalam kegiatan optimal masyarakat bersama dengan instansi terkait 2. Keterbatasan anggaran Satpol PP Prov. 63

75 Riau Penyelenggaraan 1. UU No.23/2014 ttg Pemerintahan 1. Peningkatan operasi Tingginya konflik sosial 1. Masih ketertiban umum Daerah ketentraman dan dan aksi demonstrasi rendahnya dan ketentraman masyarakat masih belum optimal 2. PP No. 6/2010 ttg Satuan Polisi Pamong Praja 3. Permendagri No. 54/2011 tentang SOP Satpol PP 4. Perda No.4/2016 ttg organisasi Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Prov. Riau ketertiban di lingkungan Pemerintah Prov. Riau 2. Pengumpulan data yang berkaitan dengan potensi kerawanan sosial dan tindakan kriminal yang yang berujung anarkis pada masyarakat Provinsi Riau kapasitas SDM aparatur Satpol PP Prov. Riau 2. Keterbatasan anggaran Satpol PP Prov. Riau 5. Pergub No.25/2012 ttg SOP Satpol PP terjadi di masyarakat Prov. Riau 2 Kajian Terhadap Belum optimalnya 1. UU No.23/2016 ttg Pemerintahan Daerah 1. Penganggaran 1. Penanganan 1. Kurangnya Renstra Satpol PP Kab/Kota kerjasama dan koordinasi antara Satuan Polisi 2. PP No. 6/2010 ttg Satuan Polisi Pamong Praja kegiatan 2. Pelaksanaan monitoring, evaluasi ketertiban umum dan ketentraman masyarakat di kerjasama dalam bentuk kegiatan 64

76 Pamong Praja Provinsi Riau dengan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten/Kota 3. Permendagri No. 54/2011 tentang SOP Satpol PP 4. Perda No.4/2016 ttg organisasi Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Prov. Riau 5. Pergub No.25/2012 ttg SOP Satpol PP Prov. Riau dan pelaporan terkait ketertiban umum dan ketentraman masyarakat di Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota merupakan tugas dan wewenang penuh dari Satpol PP Kabupaten/Kota bersama dengan Satpol PP Kabupaten/Kota 2. Keterbatasan anggaran Satpol PP Prov. Riau 3. Belum optimalnya jumlah SDM dan kemampuan aparat Satpol PP Prov. Riau 3 Kajian Terhadap Jumlah anggota 1. UU No. 8/1974 ttg Pokok-Pokok 1. Pelaksanaan pendidikan 1. Kebijakan 1. Masih Renstra Satuan Polisi kepegawaian sebagaimana telah diubah dan pelatihan dasar bagi penempatan Pegawai kurangnya Kementerian Pamong Praja dengan UU No.43/1999 anggota Satpol PP anggota Satpol Dalam Negeri Provinsi Riau sebanyak 592 orang dengan kompetensi yang terbatas 2. PP No. 6/2010 ttg Satuan Polisi Pamong Praja 3. Permendagri No.38/2010 ttg Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan 2. Penugasan anggota Satpol PP untuk mengikuti diklat, bimtek dan sosialisasi PP Prov. Riau secara kualitas dan kuantitas 65

77 Bagi Polisi Pamong Praja 4. Permendagri No. 54/2011 tentang SOP Satpol PP Tersedianya Kepres No. 80/2003 berikut perubahannya dan Prioritas penentuan Kebijakan penganggaran Keterbatasan kendaraan sebagaimana telah diubah dengan Perpres No. kegiatan sarana dan operasional, 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan prasarana Satpol peralatan kantor, Barang/Jasa Pemerintah PP Prov. Riau komunikasi, dan keamanan 4 Kajian RTRW Kajian KLHS

78 3.2. Telaahan Visi, Misi, Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih Dalam merumuskan Visi dan Misi Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau , harus tetap mengacu pada Visi dan Misi Provinsi Riau sehingga mendukung tercapainya program-program Provinsi Riau yang tertuang dalam RPJMD Provinsi Riau Acuan perumusan Visi dan Misi Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau didasarkan pada telaah yang dilakukan terhadap Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, kemudian disajikan pada tabel berikut: Tabel III 2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Visi : Terwujudnya Provinsi Riau yang maju, masyarakat sejahtera, berbudaya Melayu dan berdaya saing tinggi, menurunnya kemiskinan, tersedianya lapangan kerja serta kerja serta pemantapan aparatur. Misi dan Program Kepala Faktor No Daerah dan Wakil Kepala Daerah Permasalahan Pelayanan OPD Penghambat Pendorong Misi 5 : 1. Belum optimalnya penyusunan Belum tersedianya target jangka menengah 1. Permendagri No. 54 Tahun 2010 tentang 1) Mewujudkan Pemerintahan yang perencanaan kinerja Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau yang terukur dalam renstra Tahapan, Tata cara Penyusunan, Pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah 67

79 Handal dan Terpercaya serta Pemantapan 2. Belum tersedianya pengukuran kinerja Satuan Polisi Pamong Belum terlaksananya perumusan indikator kinerja sasaran yang baik 2. Rencana strategis, rencana kerja tahunan dan penetapan kinerja Satuan Polisi Pamong Kehidupan Politik Praja Provinsi Riau Praja Prov. Riau 1. Belum taatnya pelaporan kinerja Belum tersedianya informasi mengenai 3. Ketersediaan anggaran pada APBD Provinsi Satuan Polisi Pamong Praja pencapaian kinerja Riau Provinsi Riau 2 Misi 6 : Belum optimalnya kinerja Satuan 1. Masih tingginya frekuensi konflik di 1. Undang-undang nomor 23 tahun 2014 Pembangunan Masyarakat yang Berbudaya Melayu, Beriman dan Bertaqwa Polisi Pamong Praja Provinsi Riau dalam penanganan permasalahan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat masyarakat 2. Masih tingginya aksi unjuk rasa yang berujung anarkis 3. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk patuh terhadap peraturan tentang Pemerintahan Daerah 2. Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 4 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Riau ( Lembaran Daerah Provinsi Riau Nomor 8/291/2016; 3. SOP Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau nomor 25 tahun Ketersediaan anggaran pada APBD Provinsi Riau 68

80 Dari tabel diatas, terlihat bahwa misi kelima dan misi keenam Provinsi Riau yang tercantum dalam RPJMD Provinsi Riau merupakan permasalahan mendasar dalam pelaksanaan tugas Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau. Permasalahan tersebut juga terjadi pada pelaksanaan tugas Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau pada periode sebelumnya. Permasalahan yang terdapat pada tabel diatas menjadi perhatian serius bagi Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau dalam pelaksanaan tugas yang akan dilaksanakan pada periode mendatang. Dengan mengetahui apa yang menjadi faktor penghambat dalam mendukung Visi dan Misi Provinsi Riau , penetapan program dan kegiatan yang akan dicantumkan dalam Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau akan lebih difokuskan dalam mengatasi permasalahan dan faktor penghambat yang terjadi pada periode sebelumnya dan periode mendatang Telaahan Renstra Kementerian dan Lembaga Dalam penyusunan renstra Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau , dilakukan juga kajian terhadap sasaran jangka menengah renstra Kementerian Dalam Negeri, khususnya pada Dirjen Bina Administrasi Kewilayahan yang merupakan jalur koordinasi bagi Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau. Berikut disajikan tabel telaahan sasaran renstra Kementerian Dalam Negeri: 69

81 Tabel III 3 Telaahan Sasaran Renstra Kementerian Dalam Negeri No Sasaran Renstra Kementrian Dalam Negeri Permasalahan Pelayanan OPD Penghambat Faktor Pendorong Meningkatnya kualitas 1. Kurangnya 1. Keterbatasan 1. Ketersediaan kelembagaan dan aparat Sumber Daya anggaran dalam anggaran pada Satuan Polisi Pamong Praja Aparatur yang pelaksanaan APBD Provinsi dan Satuan Perlindungan ada. kegiatan. Riau Masyarakat 2 Terfasilitasinya Peningkatan 1. Keterbatasan 1. Tidak lengkapnya 1. Ketersediaan Kapasitas Aparat dan Sarana dan Sarana dan Prasaran anggaran pada Kelembagaan Satuan Polisi Prasana Di dalam melaksanakan APBD Provinsi Pamong Praja dan Satuan Satuan Polisi Tugas. Riau Perlindungan Masyarakat dalam Menciptakan Ketentraman, Ketertiban dan Perlindungan Masyarakat. Pamong Praja Provinsi Riau 2. Keterbatasan anggaran Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa yang menjadi fokus dari sasaran renstra kementerian adalah permasalahan mengenai peningkatan kualitas dan kapasitas aparat maupun kelembagaan Satuan Polisi Pamong Praja serta Satuan Perlindungan Masyarakat. Setelah dilakukan pendataan permasalahan dan faktor penghambat bagi Satuan Polisi 70

82 Pamong Praja Provinsi Riau terhadap sasaran Renstra Kementerian, program dan kegiatan yang akan dilaksanakan pada periode mendatang akan disesuaikan guna mendukung tercapainya sasaran Renstra Kementerian tersebut Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Strategis Rencana daftar kawasan lindung, kawasan budidaya, kawasan strategis yang telah direncanakan oleh Kabupaten/Kota maupun yang telah ada di wilayah Provinsi/Kabupaten/Kota tidak memiliki keterkaitan langsung maupun tidak langsung dengan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau. Ketidakterkaitan tersebut berimbas dengan tidak terdapatnya program maupun kegiatan yang berhubungan dengan struktur ruang wilayah untuk mendukung perwujudan pola ruang wilayah. Tabel III-4 Hasil Telaahan Struktur Ruang Wilayah Provinsi/Kabupaten/Kota 2 dst No Rencana Struktur Struktur Ruang Indikator Program Pemanfaatan Pengaruh Rencana Struktur Arahan Lokasi Ruang Saat ini Ruang pada Ruang terhadap Pengembang Periode Perencanaan Kebutuhan Pelayanan OPD an Pelayanan OPD Berkenaan Tugas Pelayanan Satpol PP tidak berhubungan langsung dengan aspekaspek tersebut 71

83 3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis Isu strategis merupakan permasalahan yang berkaitan dengan fenomena atau yang masih belum dapat diselesaikan pada periode sebelumnya dan memiliki dampak berkelanjutan dalam pelaksanaan Penegakan Peraturan Daerah, Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat serta perlindungan masyarakat sehingga perlu diatasi secara bertahap. Adapun isu strategis terkait dengan pelaksanaan Penegakan Peraturan Daerah, Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat serta perlindungan masyarakat dapat disimpulkan beberapa isu strategis yang akan dihadapi oleh Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau dalam rentang waktu sebagai berikut: 1. Penegakan Perda dan Peraturan Pelaksanaannya secara konsisten; 2. Pemberdayaan masyarakat untuk menciptakan suasana tentram dan kondisi tertib di masyarakat; 3. Pengembangan kemitraan yang sinergi dengan kepolisian, Aparat Penegak Hukum lainnya dan TNI, Dinas/Instansi terkait, dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam menegakkan supremasi hukum; 4. Peningkatan dan kualitas anggota SATPOL PP dan PPNS serta LINMAS; 5. Peningkatan kerjasama dengan seluruh komponen masyarakat dalam pembinaan kesadaran hukum masyarakat; 6. Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana, sesuai dengan standar kebutuhan; 72

84 7. Belum optimalnya sosialisasi dan penegakan Peraturan Daerah serta Peraturan maupun Keputusan Gubernur; 8. Masih rendahnya kapasitas aparat maupun kelembagaan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau; 9. Keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau; 10. Belum optimalnya kerjasama dan koordinasi antara Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau dengan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten/Kota 11. Masih lemahnya koordinasi dengan instansi terkait; 12. Tingginya konflik sosial dan aksi demonstrasi yang berujung anarkis pada masyarakat Provinsi Riau. 73

85 3.5.1 Telahaan Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten/Kota Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten/Kota juga merupakan salah satu unsur penting dalam mendukung tercapainya Visi dan Misi yang ditetapkan oleh Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau. Keberadaan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten/Kota yang langsung berhubungan dengan masyarakat menjadi kunci suksesnya penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat di Provinsi Riau, sehingga perlu dilakukan kajian terhadap sasaran renstra Satpol PP Kabupaten/Kota. Berikut disajikan telaahan dimaksud: Tabel III 5 Telaahan Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten/Kota Sasaran Jangka Faktor No Menengah Renstra Satpol PP Kabupaten/Kota Permasalahan Penghambat Pendorong Terwujudnya ketentraman Belum optimalnya kinerja Satpol 1. Masih tingginya konflik sosial yang 1. UU 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah. masyarakat, tertib hukum dan tertib sosial PP Prov. Riau dalam penanganan permasalahan ketertiban umum dan mengganggu ketentraman masyarakat 2. Masih tingginya aksi unjuk rasa yang mengarah anarkis 2. Peraturan daerah No. 4 Tahun 2016 tentang Organisasi Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis 74

86 ketentraman masyarakat 3. Kurangnya kemampuan aparat dalam Daerah Provinsi Riau mengidentifikasi dan mendeteksi secara 3. Pergub No. 25 Tahun 2012 tentang Standar dini berbagai konflik yang dapat Operasional Prosedur (SOP) Satuan Polisi mengganggu ketentraman dan ketertiban Pamong Praja Provinsi Riau umum 4. Ketersediaan anggaran pada APBD Provinsi Riau 2 Terwujudnya penegakan Belum optimalnya Sosialisasi 1. Masih tingginya pelanggaran terhadap Peraturan Daerah dan Peraturan Daerah peraturan daerah dan peraturan peraturan pelaksanaannya pelaksanaannya 2. Masih rendahnya penindakan pelanggaran peraturan daerah dan peraturan pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku 3 Terwujudnya polisi pamong Belum optimalnya jumlah SDM 1. Belum terpenuhinya jumlah polisi pamong 1. Permendagri No. 54 Tahun 2010 tentang Tahapan, praja yang profesional dan kemampuan aparat Satuan praja yang sesuai dengan kebutuhan Tata cara Penyusunan, Pengendalian dan evaluasi dalam pelaksanaan tugas Polisi Pamong Praja Provinsi objektif pembamngunan daerah Riau 2. Masih rendahnya kemampuan teknis polisi 2. Ketersediaan anggaran pada APBD Provinsi Riau pamong praja dalam pelaksanaan tugas 3. Masih rendahnya jumlah PPNS yang sesuai dengan kebutuhan objektif 75

87 4. Masih rendahnya kemampuan kompetensi PPNS sesuai kualitas keberhasilan dalam pelaksanaan tugas 5. Belum adanya petunjuk teknis dan petunjuk pelaksana bagi PPNS dalam pelaksanaan tugas 4 Terwujudnya kerjasama Lemahnya koordinasi Satuan 1. Belum adanya perencanaan yang matang 1. UU 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah antara satuan polisi pamong praja dengan aparat penegak hukum dan instansi terkait lainnya dalam memelihara ketentraman dan ketertiban umum serta penegakan peraturan daerah Polisi Pamong Praja Provinsi Riau dengan instansi terkait dalam pelaksanaan kerjasama pemeliharaan ketentraman dan ketertiban umum 2. Peraturan daerah No. 4 Tahun 2016 tentang Organisasi Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Riau 3. Pergub No. 25 Tahun 2012 tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau 4. Ketersediaan Anggaran pada APBD Provinsi Riau 76

88 Dari tabel diatas terlihat bahwa sasaran yang ingin dicapai oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten/Kota merupakan permasalahan yang dihadapi oleh Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau pada periode sebelumnya, sehingga perlu menjadi perhatian serius dari Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau dalam penetapan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan pada periode selanjutnya. Hal ini berguna untuk mendukung terwujudnya ketertiban umum dan ketentraman masyarakat di Provinsi Riau serta tercapainya Visi dan Misi Provinsi Riau Telaahan terhadap Dokumen KLHS Aspek kajian yang terdapat pada dokumen kajian lingkungan hidup strategis tidak memiliki keterkaitan langsung maupun tidak langsung dengan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau. Ketidakterkaitan tersebut berimbas dengan tidak terdapatnya program maupun kegiatan yang berhubungan dengan kajian lingkungan hidup strategis serta tidak berpengaruh tehadap kebijakan pelayanan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau. Tabel III 6 Skor Kriteria Penentuan Isu-Isu Strategis No Kriteria Bobot 1 Merupakan tugas dan tanggung jawab OPD 25 2 Prioritas janji politik yang perlu diwujudkan 20 3 Dampak yang ditimbulkannya terhadap publik 20 77

89 4 Memiliki daya ungkit untuk pembangunan daerah 15 5 Kemungkinan atau kemudahannya untuk ditangani 10 6 Memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap pencapaian sasaran Renstra K/L /Renstra Provinsi/ Kabupaten/Kota 10 T o t a l 100 Kemudian dilakukan penilaian terhadap isu strategis yang telah ditetapkan berdasarkan skala sebagai berikut: Tabel III 7 Nilai Skala Kriteria No Isu Strategis Nilai Skala Kriteria Total Skor Belum optimalnya sosialisasi dan penegakan Peraturan Daerah serta Peraturan maupun Keputusan Gubernur 2 Masih rendahnya Kapasitas dan Kapabilitas aparat maupun kelembagaan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau 3 Keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau 4 Belum optimalnya kerjasama dan koordinasi antara Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau dengan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten/Kota Masih lemahnya koordinasi dalam rangka

90 Pengembangan kemitraan yang sinergi dengan kepolisian, TNI, Kejaksaan, Dinas/Instansi terkait, dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam menegakkan supremasi hukum 6 Tingginya konflik sosial dan aksi demonstrasi yang berujung anarkis pada masyarakat Provinsi Riau *Catatan: 1 = Sangat rendah, 2 = Rendah, 3 = Rata-rata, 4 = Tinggi, 5 = Sangat Tinggi Setelah itu, dilakukan penghitungan rata-rata skor/ bobot setiap isu strategis dengan mengakumulasikan nilai tiap-tiap isu strategis dibagi dengan jumlah kriteria, yang dituangkan dalam tabel dalam tabel sebagai berikut: Tabel III 8 Rata-Rata Skor Isu-Isu Strategis No Isu-Isu Strategis Total Skor Rata-rata Skor 1 Belum optimalnya sosialisasi dan penegakan Peraturan Daerah serta Peraturan maupun Keputusan Gubernur 2 Masih rendahnya kapasitas aparat maupun kelembagaan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau 3 Keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau 4 Belum optimalnya kerjasama dan koordinasi antara Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau dengan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten/Kota

91 5 Masih lemahnya koordinasi dalam rangka Pengembangan kemitraan yang sinergi dengan kepolisian, TNI, Kejaksaan, Dinas/Instansi terkait, dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam menegakkan supremasi hukum 6 Tingginya konflik sosial dan aksi demonstrasi pada masyarakat Provinsi Riau Analisa Lingkungan Strategis Pelaksanaan analisis lingkungan strategis merupakan bagian dari komponen perencanaan strategis dan merupakan suatu proses untuk selalu menempatkan organisasi pada posisi strategis sehingga dalam perkembangannya akan selalu berada pada posisi yang menguntungkan. Lingkup analisis lingkungan strategis meliputi Snalisis Lingkungan Internal (ALI) dan Analisis Lingkungan Eksternal (ALE). Analisis lingkungan internal dalam bingkai SWOT analisis merupakan uraian tentang dimensi kekuatan (S) dan Kelemahan (W). Sedangkan Analisis lingkungan eksternal adalah aktivitas analisis tentang dimensi peluang (O) dengan ancaman (T). Analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman (SWOT Analysis) menentukan asumsi strategis perkembangan SATPOL PP Provinsi Riau, yaitu : a). Menggunakan kekuatan yang ada pada organisasi untuk memanfaatkan peluang; b) Memanfaatkan peluang untuk mengatasi ancaman; c) Mengatasi kelemahan yang ada dengan memanfaatkan peluang; d) Mewaspadai dan mencegah ancaman kelemahan yang menjadi ancaman bagi pencapaian Visi dan Misi. 80

92 Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan analisis terhadap lingkungan strategis tersebut, untuk melakukan identifikasi kekuatan (strength), kelemahan (Weaknesses), peluang (opportunity, dan ancaman (threat) yang dapat mempengaruhi eksistensi dan kinerja SATPOL PP pada tahun Analisa Lingkungan Internal 4.1. Kekuatan (Streanghs) a. Jumlah Sumber Daya Manusia b. Dukungan finansial/anggaran yang memadai melalui APBD, hal ini terlihat dari adanya anggaran yang cukup setiap tahunnya. c. Adanya perangkat Peraturan Perundangan yang mendukung Satuan Polisi Pamong Praja. a) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Polisi Pamong Praja dibidang Penegakan Peraturan Daerah, Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman serta Perlindungan Masyarakat (Pemerintah Daerah). b) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 26 Tahun 2005 tentang Prosedur Tetap Operasional Satuan Polisi Pamong Praja. c) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja. 81

93 d) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun tentang Pedoman Pakaian Dinas, Perlengkapan dan Peralatan Operasional Satuan Polisi Pamong Praja. e) Aspek kewenangan dibidang Satuan Polisi Pamong Praja sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 26 Tahun 2005 yang memberi peluang pada peningkatan Ketentraman dan Ketertiban Umum. f) Kewenangan melakukan tindakan terhadap aparatur, masyarakat, dan badan hukum yang melakukan pelanggaran perda. g) Dukungan sarana dan prasarana Satuan Polisi Pamong Praja yang cukup memadai gedung kantor, fasilitas perkantoran, dan perangkat alat komunikasi Kelemahan (Weaknesses) a) Belum adanya sinergitas dalam melaksanakan program kegiatan antar bidang. b) Kualitas SDM yang belum sesuai dengan kompetensi di bidang Penegakan Peraturan Daerah, Ketertiban Umum dan Ketentraman dan peraturan pelaksanaanya. c) Kurangnya pemahaman anggota Pol PP terhadap Tugas Pokok dan Fungsi. d) Kurangnya pemahaman anggota Pol PP dan PPNS terhadap Peraturan Perundang Undangan. e) Sistem Informasi yang berjalan dengan optimal. 82

94 Analisa Lingkungan Eksternal Analisis lingkungan ekternal mencakup lingkungan yang berada di luar SATPOL PP, mencakup seluruh peluang dan ancaman yang ada, dalam rangka memanfaatkan setiap peluang serta mencegah dan mengatasi setiap ancaman, sehingga dikembangkan strategi-strategi yang efektif dalam perjalanan Satpol PP tahun Peluang (Opportunities) a. Komitmen dan kemauan dari pimpinan untuk memperbaiki kinerja SATPOL PP. b. Adanya kemitraan antara Pemerintah,TNI,POLRI, LSM, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan Komponen Masyarakat. c. Terjalinnya kerjasama yang sinergi di bidang keamanan dan ketertiban dengan semua pihak untuk menciptakan masyarakat Provinsi Riau yang cinta akan perdamaian dan persatuan. d. Semakin meningkatnya proses perdamaian seluruh perangkat aparatur dalam memanfaatkan potensi Sumber Daya yang tersedia yang mengarah pada ketertiban dan keamanan yang baik secara struktural maupun sosial structural. e. Meningkatnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam fungsi perlindungan masyarakat Ancaman (Threats) a. Kurangnya pemahaman Masyarakat, Aparatur, dan Badan Hukum terhadap peraturan perundang-undangan. 83

95 b. Kurang akuratnya data dan informasi tentang keamanan dan ketertiban umum dan keterbatasan sarana pendukungnya. c. Penataan management kelembagaan/struktur organisasi sampai ke tingkat terendah. d. Semakin rendahnya koordinasi yang menimbulkan kesenjangan dalam pelaksanaannya sebagai akibat dari perbedaan pemahamanterhadap otonomi yang memberi kewenangan luas kepada pemerintah kabupaten dan kota. e. Adanya perubahan politik dan kebijakan nasional yang berdampak pada peran SATPOL PP dimas depan tidak hanya dalam bela negara namun peranan tersebut meluas pada bidang lain dan menyentuh kepentingan masyarakat banyak. 84

96 VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI RIAU 4.1. Visi dan Misi SATPOL PP Provinsi Riau Visi Perencanaan strategis merupakan proses yang berorientasi hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai dengan lima tahun secara sistematis dan berkesinambungan dengan memperhatikan potensi, peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbul. Visi merupakan pandangan jauh ke depan kemana organisasi pemerintah harus dibawa dan diarahkan agar dapat berkarya secara konsisten dan tetap eksis, antisipatif, inovatif serta produktif. Visi juga merupakan gambaran cita dan citra yang ingin diwujudkan oleh segenap anggota organisasi. Bagi suatu organisasi, Visi memiliki peran memberikan arah, menciptakan kesadaran untuk mengendalikan dan mengawasi (sense of control), mendorong anggota organisasi untuk menunjukan kinerja yang lebih baik (outperform), menggalakan anggota organisasi untuk bersaing, menciptakan daya dorong untuk perubahan dan mempersatukan anggota organisasi. 85

97 Yang menjadi landasan perumusan visi Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau adalah Visi Provinsi Riau yang tertuang dalam RPJMD Provinsi Riau , dengan visi : Terwujudnya Provinsi Riau yang maju, masyarakat sejahtera, berbudaya Melayu dan berdaya saing tinggi, menurunnya kemiskinan, tersedianya lapangan kerja serta pemantapan aparatur. Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau yang merupakan bagian dari sistem pemerintahan dilingkungan Pemerintah Provinsi Riau, juga memiliki visi yang mendukung terwujudnya visi Provinsi Riau sesuai dengan tugas yang diemban yaitu: Terwujudnya kondisi masyarakat Provinsi Riau yang tentram, tertib dan terlindungi. Dari pernyataan visi tersebut terdapat kata-kata kunci yang mengandung makna : 1. Tentram adalah suatu tatanan yang sesuai dengan kaidah hukum, norma agama, norma sosial dan peraturan perundang-undangan sehingga terselenggara sendi-sendi kehidupan yang menjamin rasa aman dan tenang di daerah. 2. Tertib adalah suatu keadaan kehidupan yang serba teratur dan tertata dengan baik sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku guna mewujudkan kehidupan masyarakat yang dinamis, aman, tenteram lahir dan bathin. 3. Terlindungi adalah suatu keadaan kehidupan yang menjamin timbulnya rasa aman dan tenang pada masyarakat di daerah. 86

98 4.1.2 Misi Misi organisasi merupakan sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan organisasi dalam rangka mewujudkan visi. Dengan pernyataan misi ini diharapkan seluruh anggota organisasi dan pihak yang berkepentingan dapat mengetahui dan mengenal keberadaan serta perannya. Berdasarkan Visi yang ditetapkan tersebut di atas, maka Misi Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau adalah: 1. Meningkatkan kapasitas kelembagaan, sarana dan prasarana serta mengembangkan sumber daya aparatur yang handal, tangguh dan berwawasan global dalam menunjang kelancaran tugas. 2. Menyelenggarakan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta perlindungan masyarakat di Provinsi Riau. 3. Menegakkan Peraturan Daerah dan Peraturan Pelaksanaanya Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SATPOL PP Provinsi Riau Penetapan tujuan dan sasaran organisasi hendaknya memperhatikan atau didasarkan kepada faktor-faktor kunci keberhasilan organisasi. Selain itu, karena tujuan dimaksudkan untuk mempertajam fokus pelaksanaan misi organisasi, maka tujuan organisasi harus dapat menunjukan kerangka prioritas dalam memfokuskan arah semua sasaran, program dan aktivitas pelaksanaan Misi tersebut. Hal ini dimaksudkan 87

99 agar tujuan dan sasaran dapat dicapai sesuai rencana. Berikut ini tujuan dan sasaran Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau : a. Tujuan : Meningkatnya Penyelenggaraan Penegakan Peraturan Daerah, Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat serta Perlindungan Masyarakat yang Berkualitas, dengan sasaran: 1.1. Meningkatnya Kualitas Pelayanan Internal OPD Meningkatnya penanganan dan Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat serta Perlindungan Masyarakat Meningkatnya Penegakan Perda dan Perkada. 88

100 Tabel IV - 1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA PADA TAHUN KE (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Persentase Ketersediaan Data / informasi 100% 100% 100% Persentase layanan administrasi perkantoran yang baik 90% 100% 100% 1 Meningkatnya Penyelenggaraan Penegakan Peraturan Daerah, Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat serta Perlindungan Masyarakat yang Berkualitas Meningkatnya Kualitas Pelayanan Internal OPD Persentase kecukupan sarana dan prasarana kerja aparatur yang sesuai dengan standar kerja Persentase meningkatnya kualitas dan disiplin aparatur 88% 100% 100% 96% 100% 100% Persentase meningkatnya kualitas sumberdaya aparatur sipil negara 93% 100% 100% Persentase ketepatan penyampaian laporan 93% 100% 100% 89

101 Meningkatnya Penegakan Perda dan Perkada Meningkatnya penanganan dan Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat serta Perlindungan Masyarakat Meningkatnya Penegakan Perda dan Perkada Persentase Penegakan Perda dan Perkada (IKU) Persentase Penyelesaian Gangguan Ketertiban Umum dan Ketentraman masyarakat (IKU) 70% 80% 92% 70% 80% 92% Persentase Pembinaan Satlinmas (IKU) 70% 80% 92% 90

102 Tabel IV - 2 MATRIK RENCANA STRATEGIS SATPOL PP PROVINSI RIAU TAHUN MISI 5 Tujuan Misi 3 Sasaran Misi 3 Strategi : Mewujudkan Pemerintahan yang Handal dan Terpercaya serta Pemantapan Kehidupan Politik : Mewujudkan Pemerintahan Yang handal dan Terpercaya serta Pemantapan Kehidupan Politik : Terwujudnya good governance and clean goverment : Peningkatan kualitas pelayanan dan tatakelola pemerintahan VISI MISI TUJUAN Terwujudn ya kondisi masyarakat Provinsi Riau yang tentram, tertib dan terlindungi. Meningkatkan kapasitas kelembagaan, sarana dan prasarana serta mengembangka n sumber daya aparatur yang handal, tangguh dan berwawasan global dalam menunjang kelancaran tugas Meningkatnya Penyelenggaraa n Penegakan Peraturan Daerah yang Berkualitas, Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat serta Perlindungan Masyarakat SASARAN STRATEGIS Meningkatnya Kualitas Pelayanan Internal OPD INDIKATOR SASARAN STRATEGIS Persentase Ketersediaan Data / informasi Persentase layanan administrasi perkantoran yang baik Persentase kecukupan sarana dan prasarana kerja aparatur yang sesuai dengan standar kerja Persentase meningkatnya kualitas dan disiplin aparatur SATU AN TARGET KINERJA SASARAN % % % %

103 Menegakkan Peraturan Daerah dan Peraturan Pelaksanaanya Menyelenggarak an ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta perlindungan masyarakat di Provinsi Riau Meningkatnya Penegakan Perda dan Perkada Meningkatnya penanganan dan Penyelenggara an Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat serta Perlindungan Masyarakat Persentase meningkatnya kualitas sumberdaya aparatur % sipil negara Persentase ketepatan penyampaian laporan % Persentase Penegakan Perda dan Perkada % Persentase Penyelesaian Gangguan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat % Persentase Pembinaan Satlinmas %

104 4.3. Strategi dan Arah Kebijakan Strategi Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran organisasi, Satuan Polisi Pamong Praja merumuskan strategi yang merupakan rencana menyeluruh dan terpadu. Berikut strategi Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau : 1. Mengintensifkan pelaksanaan pendidikan, pelatihan, kursus, bimtek, workshop serta kegiatan peningkatan kapasitas lainnya secara berkesinambungan dan terarah. 2. Menginventarisir kebutuhan formasi SDM Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau berdasarkan kompetensi SDM. 3. Penambahan jumlah SDM Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau berdasarkan kebutuhan organisasi. 4. Menginventarisir kebutuhan sarana dan prasarana Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau. 5. Penambahan jumlah sarana dan prasarana Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau berdasarkan kebutuhan dalam pelaksanaan tugas. 6. Menginventarisir setiap peraturan yang berkaitan dengan masyarakat Provinsi Riau. 7. Menyampaikan informasi dan sosialisasi peraturan kepada masyarakat. 8. Menginventarisir semua aset milik Pemerintah Provinsi Riau. 9. Meningkatkan kemampuan pengawasan aparatur Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau terhadap aset milik Pemerintah Provinsi Riau. 10. Meningkatkan kompetensi aparatur Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau dalam penegakan peraturan. 11. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam penegakan peraturan. 12. Meningkatkan kemampuan penanganan demonstrasi dan unjuk rasa aparatur Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau. 93

105 13. Meningkatkan kemampuan deteksi dan penanganan ancaman aparatur Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau. 14. Menginventarisir daerah rawan kerusuhan di Provinsi Riau. 15. Menginventarisir daerah rawan penyakit masyarakat di Provinsi Riau. 16. Meningkatkan peran serta Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten/Kota dalam penanganan ketentraman dan ketertiban umum di wilayah Provinsi Riau. 17. Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait dalam penanganan ketentraman dan ketertiban umum di wilayah Provinsi Riau Kebijakan Kebijakan ditetapkan untuk mengarahkan program dan kegiatan organisasi agar fokus terhadap pencapaian tujuan dan sasaran yang sudah ditetapkan. Berikut ini kebijakan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau : 1. Penilaian kesesuaian jumlah dan sebaran SDM berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban kerja. 2. Optimalisasi pemberdayaan SDM Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau. 3. Pelaksanaan pengadaan sarana dan prasarana yang menjadi kebutuhan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau. 4. Pelaksanaan sosialisasi, penyuluhan dan bimbingan bagi masyarakat dan aparat Satuan Polisi Pamong Praja se Provinsi Riau. 5. Pengambilan keputusan terhadap pelanggaran peraturan yang berlaku. 6. Pelaksanaan pengamanan terhadap Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, pejabat dan orang-orang penting, gedung kantor Pemerintah Provinsi Riau, tempat atau lokasi rawan gangguan serta upacara dan acara-acara penting lainnya. 7. Pelaksanaan operasi pengendalian ketertiban umum dan ketentraman masyarakat. 8. Peningkatan operasi penyakit masyarakat di Provinsi Riau. 94

106 9. Pelaksanaan koordinasi dan asistensi dengan Satuan Polisi Pamong Praja se Provinsi Riau. 10. Pelaksanaan kerjasama dan kemitraan dengan instansi terkait dalam penanganan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat. Tabel IV - 3 Strategi dan Arah Kebijakan VISI : Terwujudnya kondisi masyarakat Provinsi Riau yang tentram, tertib dan terlindungi. Misi 1. Meningkatkan kapasitas kelembagaan, sarana dan prasarana serta mengembangkan sumber daya aparatur yang handal, tangguh dan berwawasan global dalam menunjang kelancaran tugas TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN 1. Mengintensifkan 1. Penilaian pelaksanaan kesesuaian jumlah pendidikan, dan sebaran SDM pelatihan, kursus, berdasarkan analisis bimtek, workshop jabatan dan analisis Meningkatnya Penyelenggaraan Penegakan Peraturan Daerah, Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat serta Perlindungan Masyarakat yang Berkualitas - Meningkatnya Kualitas Pelayanan Internal OPD serta kegiatan peningkatan kapasitas lainnya secara berkesinambungan dan terarah. 2. Menginventarisir kebutuhan formasi SDM Satuan Polisi beban kerja. 2. Optimalisasi pemberdayaan SDM Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau. 3. Pelaksanaan pengadaan sarana dan prasarana yang Pamong Praja menjadi kebutuhan Provinsi Riau Satuan Polisi berdasarkan Pamong Praja kompetensi SDM. Provinsi Riau. 3. Penambahan 95

107 jumlah SDM Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau berdasarkan kebutuhan organisasi. 4. Menginventarisir kebutuhan sarana dan prasarana Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau. 5. Penambahan jumlah sarana dan prasarana Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau berdasarkan kebutuhan dalam pelaksanaan tugas. Misi 2. Menyelenggarakan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta perlindungan masyarakat di Provinsi Riau. Meningkatnya Penyelenggaraan Penegakan Peraturan Daerah, Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat serta Perlindungan Masyarakat yang Berkualitas - Meningkatnya penanganan dan Penyelenggaraa n Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat serta Perlindungan Masyarakat 1. Meningkatkan kemampuan penanganan demonstrasi dan unjuk rasa aparatur Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau. 2. Meningkatkan kemampuan deteksi 1. Pelaksanaan pengamanan terhadap Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, pejabat dan orangorang penting, gedung kantor Pemerintah Provinsi Riau, tempat atau lokasi rawan gangguan serta upacara dan acara- 96

108 dan penanganan ancaman aparatur Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau. 3. Menginventarisir daerah rawan kerusuhan di Provinsi Riau. 4. Menginventarisir daerah rawan penyakit masyarakat di Provinsi Riau. 5. Meningkatkan peran serta Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten/Kota dalam penanganan ketentraman dan ketertiban umum di wilayah Provinsi Riau. 6. Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait dalam penanganan ketentraman dan ketertiban umum di wilayah Provinsi Riau. Misi 3. Menegakkan Peraturan Daerah dan Peraturan Pelaksanaanya. acara penting lainnya. 2. Pelaksanaan operasi pengendalian ketertiban umum dan ketentraman masyarakat. 3. Peningkatan operasi penyakit masyarakat di Provinsi Riau. 4. Pelaksanaan kerjasama dan kemitraan dengan instansi terkait dalam penanganan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat. 97

109 1. Menginventarisir setiap peraturan yang berkaitan dengan masyarakat Provinsi Riau. Meningkatnya Penyelenggaraan Penegakan Peraturan Daerah, Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat serta Perlindungan Masyarakat yang Berkualitas - Meningkatnya Penegakan Perda dan Perkada 2. Menyampaikan informasi dan sosialisasi peraturan kepada masyarakat. 3. Menginventarisir semua aset milik Pemerintah Provinsi Riau. 4. Meningkatkan kemampuan pengawasan aparatur Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau terhadap aset milik Pemerintah Provinsi Riau. 5. Meningkatkan kompetensi aparatur 1. Pelaksanaan sosialisasi, penyuluhan dan bimbingan bagi masyarakat dan aparat Satuan Polisi Pamong Praja se Provinsi Riau. 2. Pengambilan keputusan terhadap pelanggaran peraturan yang berlaku Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau dalam penegakan peraturan. 6. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam penegakan peraturan. 98

110 Tabel 5.1 Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tujuan Indikator Sasaran Program dan Kegiatan Indikator Kinerja Program Data Capaian (outcome) dan Kegiatan (Output) pada Tahun Awal (Revisi Renstra) Perencanaan Masa Transisi ( 2019) Kondisi Kinerja pada Akhir Periode Renstra SKPD Unit Kerja SKPD Penanggung Jawab Lokasi target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp PROGRAM : PENGEMBANGAN DATA/INFORMASI Persentase ketersediaan data sektoral per kewenangan urusan ( N / A ) 0% % % % % 135,000, % 135,000, Persentase Ketersediaan Data / informasi Partisipasi Dalam Pelaksanaan Pameran Tahunan Jumlah Pameran yang diikuti Satpol PP ( N / A ) ,000, ,000, Publikasi Secara Visual Kegiatan Kantor Satpol PP Provinsi Riau Jumlah kegiatan kantor satpol pp yang dipublikasikan ( N / A ) ,000, ,000, PROGRAM : PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN Persentase layanan administrasi perkantoran yang baik ( N / A ) 48% 2,823,024, % 3,254,863, % 1,470,404, % 1,683,078, % 2,805,000, % 12,036,371, Penyediaan jasa surat menyurat Jumlah surat yang dikirim ( N / A ) 27 72,800, ,300, ,133 10,000, ,133 10,000, ,133 65,000, , ,100, Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik Rentang waktu penyediaan jasa komunikasi, air dan listrik ( N / A ) 4 391,000, ,000, ,000, ,800, ,000, ,271,800, Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas / operasional Jumlah kendaraan dinas/operasional yang dipelihara ( N / A ) ,644, ,229, ,000, ,000, ,000, ,478,873, Penyediaan jasa kebersihan kantor Rentang waktu penyediaan jasa kebersihan kantor ( N / A ) ,000, ,332, ,200, ,800, ,000, ,524,332, Meningkatkan penyelenggaraan penegakan peraturan Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja Jumlah tenaga perbaikan peralatan kerja ( N / A ) ,000, ,000, ,550, ,300, ,000, ,850, daerah, ketertiban Meningkatnya kualitas SATUAN POLISI umum dan pelayanan internal PAMONG PRAJA PROVINSI RIAU ketentraman masyarakat serta perlindungan OPD Penyediaan alat tulis kantor Rentang waktu penyediaan alat tulis kantor ( N / A ) ,000, ,000, ,905, ,325, ,000, ,230, PROVINSI RIAU masyarakat Persentase layanan administrasi Penyediaan barang cetakan dan penggandaan perkantoran yang baik Rentang waktu penyediaan barang cetakan dan penggandaan ( N / A ) 18 75,000, ,000, ,669, ,982, ,000, ,652, Penyediaan komponen instalasi listrik / penerangan bangunan kantor Rentang waktu penyediaan komponen instalasi listrik ( N / A ) 25 50,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, Penyediaan peralatan rumah tangga Jumlah peralatan rumah tangga yang disediakan ( N / A ) 30 60,000, ,827, ,000, ,000, ,827, Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundangundangan Rentang waktu penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundangundangan ( N / A ) ,000, ,152 65,328, ,480, ,000, ,000, , ,808, Penyediaan makanan dan minuman Jumlah makanan dan minuman yang disediakan ( N / A ) 16, ,000, , ,000, , ,600, , ,300, , ,000, ,824 1,274,900, Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah Frekuensi rapat koordinasi dan konsultasi keluar kota ( N / A ) ,580, ,847, ,000, ,571, ,000, ,204,998, Penataan Aset Satpol PP Jumlah dokumen penataan aset Satpol PP yang dihasilkan ( N / A ) ,000, ,000,

111 PROGRAM : PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR Persentase kecukupan sarana dan prasarana kerja aparatur yang sesuai dengan standar kerja ( N / A ) 20% 3,440,550, % 4,330,570, % 413,310, % 156,880, % 1,246,472, % 9,587,782, Pengadaan kendaraan dinas/operasional Jumlah kendaraan dinas/operasional satpol pp ( N / A ) ,190, ,000, ,140,190, Pengadaan perlengkapan gedung kantor Jumlah perlengkapan gedung kantor yang diadakan ( N / A ) ,000, ,099,000, ,410, ,000, ,000, ,956,410, Pengadaan peralatan gedung kantor Jumlah peralatan gedung kantor yang diadakan ( N / A ) ,000, ,000, ,320, ,960, ,000, ,632,280, Pengadaan Perlengkapan Kantor Jumlah peralatan pengamanan Satpol PP yang diadakan ( N / A ) ,000, ,670, ,670, Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor Luasan gedung kantor yang dipelihara ( N / A ) 2 350,000, ,000, ,6 M2 69,350, ,6 M2 48,960, ,6 M2 200,000, ,6 M2 1,429,310, Persentase kecukupan sarana dan prasarana kerja aparatur yang Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana sesuai dengan standar Penunjang Kantor Luasan sarana dan prasarana penunjang kantor yang dipelihara ( N / A ) ,000, M2 6,000, M2 9,960, M2 24,000, M2 60,960, kerja Pembangunan Barak Satpol PP Provinsi Riau Jumlah Gedung Barak yang dibangun ( N / A ) 1 2,131,550, ,158,570, ,290,120, Pengadaan peralatan studio dan komunikasi kantor Jumlah peralatan studio dan komunikasi kantor yang diadakan ( N / A ) ,000, ,060, ,472, ,532, Meningkatkan Pemeliharaan rutin/berkala Khusus Lapangan Jumlah peralatan khusus lapangan yang dilakukan perawatan ( N / A ) ,000, ,000, ,000, ,000, penyelenggaraan penegakan peraturan daerah, ketertiban umum dan Meningkatnya kualitas pelayanan internal Pengadaan peralatan dan perlengkapan olahraga Jumlah peralatan dan perlengkapan olahraga yang diadakan ( N / A ) ,000, ,500, ,000, ,500, SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI RIAU ketentraman OPD PROVINSI RIAU masyarakat serta perlindungan masyarakat Pengadaan Peralatan Pengamanan Satpol PP Jumlah peralatan pengamanan Satpol PP yang diadakan ( N / A ) ,000, ,000, Pembangunan Mushalla Satpol PP Jumlah 'Pembangunan Mushalla Satpol PP yang diadakan ( N / A ) ,000, ,000, Persentase meningkatnya kualitas dan disiplin aparatur PROGRAM : PENINGKATAN DISIPLIN APARATUR Persentase meningkatnya kualitas dan disiplin aparatur ( N / A ) 15% 1,388,074, % 1,916,000, % 721,510, % % 2,117,000, % 6,142,584, Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya Jumlah pakaian dinas beserta perlengkapannya yang diadakan ( N / A ) ,700, ,000, ,960, ,000, ,096 1,330,660, Pengadaan pakaian kerja lapangan Jumlah pakaian kerja lapangan yang diadakan ( N / A ) ,174, ,000, ,550, ,000, ,388 3,191,724, Pengadaan pakaian korpri Jumlah pakaian korpri yang diadakan ( N / A ) ,200, ,000, ,200, Jumlah pakaian batik yang Pengadaan pakaian khusus hari-hari tertentu diadakan - Jumlah pakaian melayu yang ( N / A ) ,000, ,000, ,000, diadakan Penyediaan pakaian olahraga dan perlengkapannya Jumlah pakaian olahraga yang diadakan ( N / A ) ,000, ,000, , ,000, PROGRAM : PENINGKATAN KAPASITAS SUMBER DAYA APARATUR Persentase meningkatnya kualitas sumberdaya aparatur sipil negara ( N / A ) 7% 1,050,000, % 711,725, % 100,800, % 72,900, % 463,000, % 2,398,425,

112 Pendidikan dan pelatihan formal Jumlah ASN yang mengikuti pendidikan dan pelatihan formal ( N / A ) 92 1,050,000, ,525, ,000, ,686,525, Persentase Pembinaan fisik dan mental aparatur meningkatnya kualitas sumberdaya aparatur Jumlah anggota Satpol PP Provinsi Riau yang mengikuti kegiatan pembinaan fisik dan mental aparatur ( N / A ) ,200, ,800, ,900, ,000, ,900, sipil negara Jumlah anggota Satpol PP yang Pembinaan dan Pelaksanaan (Penampilan) Marching Band Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau mengikuti pembinaan dan pelaksanaan (penampilan) Marching ( N / A ) ,000, ,000, Band Pelaksanaan Grand Prix Marching Band ( GPMB ) Jumlah Anggota Satpol PP yang mengikuti Grand Prix marching band ( N / A ) ,000, ,000, Pelaksanaan Tata Upacara Korps Musik ke Satuan Polisi Pamong Praja Se-Provinsi Riau Jumlah Kabupaten / Kota yang dilaksanakan Tata Upacara Korps Musik ( N / A ) ,000, ,000, PROGRAM : PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEM PELAPORAN CAPAIAN KINERJA DAN KEUANGAN Persentase ketepatan penyampaian laporan ( N / A ) 10% 476,832, % 1,020,132, % 436,538, % % 1,255,000, % 3,188,502, Meningkatnya kualitas Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD Jumlah laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD yang disusun ( N / A ) 4 156,282, ,000, ,400, ,000, ,682, pelayanan internal OPD Penyusunan pelaporan keuangan akhir tahun Jumlah pelaporan keuangan akhir tahun yang disusun ( N / A ) 3 75,000, ,838, ,800, ,000, ,638, Penyusunan rencana kerja SKPD Jumlah dokumen renja SKPD yang disusun ( N / A ) 4 145,550, ,000, ,850, ,000, ,400, Meningkatkan Persentase ketepatan penyampaian laporan Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Jumlah Dokumen Rencana Strategis Satpol PP Provinsi Riau ( N / A ) ,000, ,000, penyelenggaraan penegakan peraturan daerah, ketertiban umum dan ketentraman Rapat Koordinasi pada setiap SKPD Jumlah anggota Satpol PP Se- Provinsi Riau yang mengikuti rapat koordinasi ( N / A ) ,244, ,770, ,000, ,014, SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI RIAU PROVINSI RIAU masyarakat serta perlindungan masyarakat Monitoring Evaluasi dan Pelaporan Jumlah pelaporan Satpol PP yang dihasilkan ( N / A ) ,140, ,541, ,000, ,681, Penyusunan Penetapan Kinerja ( Penja ), Rencana Kinerja Tahunan ( RKT ), Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LKJIP ) Jumlah dokumen tahunan Satpol PP yang dihasilkan ( N / A ) 5 100,000, ,000, ,177, ,000, ,177, Rapat Koordinasi dan Sinkronisasi Penyusunan Program Jumlah anggota Satpol PP yang mengikuti rapat koordinasi dan sinkronisasi penyusunan program ( N / A ) ,910, ,000, ,910, Persentase penanganan dan PROGRAM : PENINGKATAN KEAMANAN DAN KENYAMANAN LINGKUNGAN penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman ( N / A ) 100% 11,949,764, % 11,436,137, % 8,882,647, % 10,620,790, % 16,008,000, % 35,511,437, masyarakat Jumlah anggota Satpol PP yang Penyiapan tenaga pengendali keamanan dan kenyamanan lingkungan melaksanakan pengendalian keamanan dan kenyamanan ( N / A ) 326 8,321,868, ,460,000, ,195,850, ,750,000, ,755,850, ,626 44,483,568, lingkungan Meningkatnya penanganan dan Persentase Pelatihan Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Jumlah anggota Satpol PP yang mempunyai kemampuan beladiri ( N / A ) ,896, ,732, ,797, ,000, ,277,426, penyelenggaraan Penyelesaian ketertiban umum dan Gangguan Ketertiban ketentraman Umum dan masyarakat serta Perlindungan Masyarakat Ketentraman Masyarakat Pengamanan unjuk rasa dan kerusuhan massa Jumlah pengamanan terhadap unjuk rasa dan kerusuhan massa ( N / A ) ,000, ,000, ,000, ,400, ,000, ,699,400, pengawalan pejabat dan orang-orang penting Jumlah pengawalan terhadap Pejabat dan orang-orang penting ( N / A ) ,000, ,000, ,000, ,800, ,000, ,219,800, Jumlah Tempat-tempat Penting dan Pengamanan dan pengawasan tempat-tempat penting dan gedung/aset pemprov Gedung/Aset di Lingkungan Pemprov Riau yang diamankan dan ( N / A ) ,000, ,000, ,000, ,390, ,000, ,390, diawasi 106

113 Pengamanan upacara dan acara penting hari-hari besar Jumlah Pengamanan Upacara dan Acara Penting Hari - Hari Besar ( N / A ) ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,614,000, Patroli Wilayah, Tempat/Lokasi Rawan Gangguan Jumlah Wilayah/Lokasi Rawan Gangguan yang dilakukan patroli ( N / A ) ,000, ,000, ,000, Operasi pengendalian ketertiban umum dan ketentraman masyarakat Jumlah Operasi trantibum Satpol PP yang dilaksanakan ( N / A ) ,000, ,405, ,000, ,000, ,878,405, Persentase Penyelesaian Gangguan Ketertiban Kerjasama dengan Instansi Terkait dalam Rangka Umum dan Peningkatan Keamanan dan kenyamanan Lingkungan Ketentraman Jumlah anggota Satpol PP yang mengikuti rakor kerjasama teknis dan operasional ( N / A ) ,000, ,000, ,000, Masyarakat Jumlah Monitoring, Evaluasi dan Monitoring Evaluasi dan Pelaporan Satpol PP Pelaporan yang dilakukan oleh ( N / A ) 1 280,000, ,000, Satpol PP Peningkatan Kerjasama dengan Aparat Keamanan dalam Teknik Pencegahan Kejahatan Jumlah kegiatan kerjasama dalam teknik pencegahan kejahatan ( N / A ) ,000, ,000, Patroli wilayah tempat / lokasi rawan gangguan Jumlah Wilayah, Tempat/Lokasi Rawan Gangguan yang dipatrolikan ( N / A ) ,000, ,000, ,000, Peningkatan dan Fasilitasi kapasitas Satlinmas dan masyarakat se-provinsi Riau Jumlah anggota Satlinmas Se- Provinsi Riau yang mengikuti peningkatan kapasitas ( N / A ) ,000, ,000, Pertemuan dengan tokoh masyarakat, tokoh agama dalam rangka menciptakan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat Jumlah masyarakat yang bertemu dalam rangka menciptakan trantibum dan tranmas di Provinsi Riau ( N / A ) ,000, ,000, Jumlah anggota satlinmas dan Pemberdayaan satlinmas dan masyarakat dalam pengamanan swakarsa Meningkatkan Meningkatnya Persentase Pembinaan penyelenggaraan penanganan dan Satlinmas penegakan peraturan penyelenggaraan daerah, ketertiban Penyiapan anggota Satpol PP / Satlinmas dalam ketertiban umum dan umum dan pemilihan Kepala Daerah ketentraman ketentraman masyarakat serta masyarakat serta Perlindungan perlindungan Masyarakat masyarakat Pelaksanaan Tim Reaksi Cepat (TRC) Satpol PP masyarakat yang mengikuti pemberdayaan pengamanan swakarsa Jumlah anggota Satpol PP/ Satlinmas yang mengikuti pemilihan umum,pilkada dan pilpres Jumlah penanganan gangguan bencana yang dilakukan tim reaksi cepat ( TRC) Satpol PP ( N / A ) ,000, ,000, ( N / A ) ,500, ,000, ,029,500, ( N / A ) ,000, ,000, ,000, SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI RIAU PROVINSI RIAU Peningkatan Kewaspadaan Dini tentang Ketentraman dan Ketertiban Masyarakat Jumlah masyarakat yang mengikuti sosialisasi kewaspadaan dini ( N / A ) ,700, ,000, ,700, Operasi pemberantasan penyakit masyarakat di Provinsi Riau Jumlah operasi pekat yang dilakukan Satpol PP ( N / A ) ,000, ,000, Jumlah Masyarakat yang mengikuti Penyuluhan pencegahan dan Penanggulangan Penyakit penyuluhan pencegahan dan Masyarakat penanggulangan penyakit masyarakat ( N / A ) ,000, ,000, Penyuluhan pencegahan dan Penanggulangan Radikalisme Terorisme bagi Masyarakat Jumlah Masyarakat yang mengikuti penyuluhan pencegahan dan Penanggulangan Radikalisme Terorisme ( N / A ) ,150, ,150, Persentase Bimbingan dan Penyuluhan Bahaya Penyalahgunaan Penyelesaian Narkoba bagi Generasi Muda Gangguan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat Penyuluhan Pencegahan dan Penanggulangan kebakaran Hutan dan Lahan Jumlah generasi muda yang mengikuti penyuluhan bahaya penyalahgunaan narkoba Jumlah Masyarakat yang mengikuti penyuluhan bahaya akibat pembakaran lahan dan hutan ( N / A ) ,000, ,000, ( N / A ) ,000, ,000, Sosialisasi Peningkatan Rasa Solidaritas dan Ikatan Sosial dikalangan Masyarakat Se-Provinsi Riau Jumlah masyarakat yang mengikuti Sosialisasi Peningkatan Rasa Solidaritas dan Ikatan Sosial dikalangan Masyarakat ( N / A ) ,000, ,000, Kerjasama dengan Instansi Terkait dalam rangka Peningkatan Keamanan Aset Milik Pemprov Riau Jumlah Kerjasama yang dilakukan dengan Instansi Terkait dalam rangka Peningkatan Keamanan Aset Milik Pemprov Riau ( N / A ) ,000, ,000,

114 Investigasi masalah aktual dan aksi unjuk rasa PROGRAM : PEMELIHARAAN KANTRANTIBMAS DAN PENCEGAHAN TINDAK KRIMINAL Jumlah Pemantauan Unjuk Rasa/Trantibum dan Pejabat dilingkungan Pemerintah Provinsi Riau Persentase penanganan dan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat ( N / A ) ,000, ,000, ( N / A ) 100% 1,420,500, % 950,000, % 60,000, % % % 1,205,000, Persentase Peningkatan Kerjasama dengan Aparat Keamanan Penyelesaian dalam Teknik Pencegahan Kejahatan Gangguan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat Patroli wilayah tempat / lokasi rawan gangguan Jumlah kegiatan kerjasama dalam teknik pencegahan kejahatan Jumlah Wilayah, Tempat/Lokasi Rawan Gangguan yang dipatrolikan ( N / A ) ,000, ,000, ( N / A ) ,000, ,000, ,000, ,000, Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Ketentraman, Ketertiban dan Penegakan Perda Jumlah Laporan Pelaksanaan tugas Satpol PP Se-Provinsi Riau persemester ( N / A ) 2 110,000, ,000, ,000, Peningkatan Kerjasama dengan Aparat Keamanan dalam Teknik Pencegahan Kejahatan Jumlah Kegiatan Kerjasama dalam teknik pencegahan kejahatan dalam 1 tahun ( N / A ) 4 915,500, ,500, PROGRAM : PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNTUK MENJAGA KETERTIBAN DAN KEAMANAN Persentase penanganan dan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat ( N / A ) 100% 1,115,000, % 601,025, % % % % 1,716,025, Peningkatan kapasitas linmas dan masyarakat se- Provinsi Riau Jumlah anggota Linmas Se-Provinsi Riau yang mengikuti peningkatan kapasitas Linmas ( N / A ) ,000, ,925, ,925, Pertemuan dengan tokoh masyarakat, tokoh agama dalam rangka menciptakan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat Jumlah masyarakat yang bertemu dalam rangka menciptakan trantibum dan tranmas di Provinsi Riau ( N / A ) ,000, ,000, ,000, Jumlah anggota Linmas dan Pemberdayaan satlinmas dan masyarakat dalam Meningkatkan masyarakat yang melakukan pengamanan swakarsa penyelenggaraan Meningkatnya pengamanan swakarsa penanganan dan penegakan peraturan penyelenggaraan daerah, ketertiban ketertiban umum dan Jumlah anggota Linmas Se-Provinsi umum dan Perlindungan Masyarakat dalam menghadapi Pemilihan ketentraman Riau yang mengikuti peningkatan ketentraman Kepala Daerah Serentak Se-Provinsi Riau masyarakat serta Swakarsa masyarakat serta Perlindungan perlindungan Masyarakat masyarakat Persentase Pembinaan Penyiapan anggota Linmas dalam pemilihan Kepala Jumlah anggota Linmas terlatih Satlinmas Daerah dalam pemilihan kepala daerah ( N / A ) ,000, ,100, ,100, ( N / A ) ,000, ,000, ( N / A ) SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI RIAU PROVINSI RIAU PROGRAM : PENINGKATAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MASYARAKAT Persentase penanganan dan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat ( N / A ) 100% 300,000, % 436,209, % 132,163, % % % 868,372, Pelaksanaan penertiban dan penegakkan disiplin pegawai negeri sipil di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau (razia / sidak) Jumlah penertiban dan penegakan disiplin PNS ( N / A ) ,000, ,809, ,163, ,972, Operasi pemberantasan penyakit masyarakat di Provinsi Riau Jumlah operasi pekat yang dilakukan Satpol PP ( N / A ) ,400, ,400, PROGRAM : PENCEGAHAN DINI DAN PENANGGULANGAN KORBAN BENCANA ALAM Persentase penanganan dan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat ( N / A ) 20% 325,000, % 259,000, % 278,750, % % % 993,750, Pelaksanaan Tim Reaksi Cepat (TRC) Satpol PP Jumlah penanganan gangguan bencana yang dilakukan tim reaksi cepat ( TRC) Satpol PP ( N / A ) 6 325,000, ,000, ,750, ,750, PROGRAM : PENINGKATAN KAPASITAS SUMBER DAYA PENEGAK HUKUM Persentase aparatur satpol pp yang sigap, tanggap dan terlatih ( N / A ) 100% 2,447,105, % 2,462,696, % 302,000, % 387,900, % 4,237,800, % 8,246,621, Persentase Penyelesaian Kerjasama pengembangan kemampuan aparat Polisi Gangguan Ketertiban Pamong Praja dengan TNI / POLRI / KEJAKSAAN Umum dan Ketentraman Masyarakat Jumlah anggota Satpol PP yang mengikuti kerjasama pengembangan kemampuan aparat dengan TNI/POLRI/Kejaksaan ( N / A ) ,000, ,551, ,000, ,020,551, Pelatihan PPNS Satpol PP Jumlah PNS Satpol PP yang mengikuti pelatihan PPNS ( N / A ) 9 314,355, ,032, ,800, ,187,

115 Bimbingan teknis peningkatan pemahaman Jumlah anggota Satpol PP yang pengetahuan peraturan hukum bagi anggota satpol PP memahami pengetahuan peraturan ( N / A ) ,000, ,759, ,000, ,000, ,759, Provinsi Riau hukum Jumlah PPNS Satpol PP yang Pembinaan dan pemberdayaan PPNS mengikuti pembinaan dan ( N / A ) ,000, ,376, ,000, ,000, ,238,376, pemberdayaan PPNS Training of trainers (TOT) Satpol PP Provinsi Riau Jumlah anggota Satpol PP Provinsi Riau yang mengikuti TOT ( N / A ) 4 120,000, ,247, ,000, ,247, Jumlah anggota Satpol PP Se- Bimbingan manajemen peningkatan penegakan peraturan daerah Satpol PP se-provinsi Riau Provinsi Riau yang mengikuti bimbingan manajemen peningkatan ( N / A ) ,000, ,000, ,000, ,000, penegakan perda Pelatihan Dasar Satuan Polisi Pamong Praja Se- Provinsi Riau Jumlah anggota Satpol PP Provinsi Riau yang mengikuti pelatihan dasar ( N / A ) ,000, ,000, ,000, Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Perda tentang PPNS Jumlah Naskah Akademik dan Ranperda tentang PPNS yang dihasilkan ( N / A ) Bakti Sosial Satpol PP Jumlah anggota Satpol PP yang mengikuti bakti sosial ( N / A ) ,000, ,000, Jumlah anggota Satpol PP yang Peningkatan Teknis Anggota TRC Satpol PP mengikuti peningkatan Teknis TRC ( N / A ) ,000, ,000, penanggulangan bencana Pelatihan Intel Satpol PP Provinsi Riau Jumlah anggota Satpol PP yang mengikuti pelatihan intel PAM ( N / A ) ,000, ,000, Meningkatkan penyelenggaraan Meningkatnya penanganan dan penegakan peraturan penyelenggaraan daerah, ketertiban ketertiban umum dan umum dan ketentraman ketentraman masyarakat serta masyarakat serta Perlindungan perlindungan Masyarakat masyarakat Pelatihan PHH dan Penyegaran Fisik Anggota Satpol PP Provinsi Riau Persentase Penyelesaian Gangguan Ketertiban Gelar Pasukan Satpol PP Umum dan Ketentraman Masyarakat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Penyuluh bagi Anggota Satpol PP Provinsi Riau Jumlah anggota Satpol PP dan PTT yang mengikuti pelatihan PHH dan penyegaran fisik Jumlah anggota Satpol PP yang mengikuti gelar pasukan Jumlah anggota Satpol PP Provinsi Riau yang mengikuti pendidikan dan pelatihan tenaga penyuluh ( N / A ) ,000, ,000, ( N / A ) ,000, ,600, ,900, ,000, ,000 1,197,500, ( N / A ) ,000, ,000, SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI RIAU PROVINSI RIAU Penyusunan Perubahan PERDA PPNS Jumlah Perda perubahan PPNS yang yelah tersusun ( N / A ) ,000, ,000, Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Satpol PP Jumlah aparatur yang mengikuti peningkatan kapasitas ( N / A ) ,000, ,000, Jumlah ASN yang mengikuti Bimtek Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas Sumberdaya peningkatan kapasitas sumber daya Petugas Tindak Internal Se-Provinsi Riau PTI Se-Provinsi Riau ( N / A ) ,000, ,000, Penyediaan Jasa Asuransi Jiwa Satpol PP Jumlah Penyediaan jasa asuransi jiwa Satpol PP ( N / A ) ,750, ,750, Pelatihan Dasar Anggota Banpol Pamong Praja Se- Provinsi Riau Jumlah Anggota Banpol Pamong Praja yang mengikuti Pelatihan Dasar ( N / A ) ,000, ,130, ,304,130, Jumlah Sosialisasi korps musik dan Sosialisasi Korps Musik dan Tata Upacara ke Satpol PP tata upacara se-provinsi Riau dalam se-provinsi Riau 1 tahun ( N / A ) ,000, ,000, PROGRAM : KEMITRAAN PENGEMBANGAN WAWASAN KEBANGSAAN Persentase Masyarakat / Generasi Muda yang Memahami Tentang Nilai-nilai Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan ( N / A ) 100% 1,775,546, % 5,279,088, % % % % 7,054,634, Pembinaan Marching Band Satpol PP Prov. Riau Jumlah anggota Satpol PP yang mengikuti pembinaan dan pelaksanaan (penampilan) Marching Band ( N / A ) ,546, ,792,088, ,367,634,

116 Pelaksanaan Grand Prix Marching Band ( GPMB ) Jumlah Anggota Marching Band Satpol PP yang mengikuti ( N / A ) 61 1,200,000, ,487,000, ,687,000, PROGRAM : PENINGKATAN KAPASITAS SUMBERDAYA APARATUR Persentase aparatur satpol pp yang sigap, tanggap dan terlatih ( N / A ) 100% % 2,360,170, % 1,074,862, % % % 3,435,032, Bimtek Motivasi Kerja bagi Anggota Satpol PP Jumlah anggota Satpol PP yang mengikuti bimtek motivasi kerja ( N / A ) ,000, ,000, Bakti Sosial Satpol PP Jumlah anggota Satpol PP yang mengikuti bakti sosial ( N / A ) ,500, ,500, In House Training Satpol PP Provinsi Riau Jumlah anggota Satpol PP yang mengikuti In House Training ( N / A ) ,700, ,700, Publikasi Secara Visual Kegiatan Kantor Satpol PP Melaui Media TV On line Jumlah publikasi kantor Satpol PP melalui media ( N / A ) ,400, ,400, Jumlah anggota Satpol PP Se- Jambore Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau yang mengikuti ( N / A ) ,000, ,000, ,000, Meningkatnya jambore penanganan dan Persentase penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman Penyelesaian Gangguan Ketertiban Peningkatan Teknis Anggota TRC Satpol PP Umum dan Jumlah anggota Satpol PP yang mengikuti peningkatan Teknis TRC ( N / A ) ,732, ,078, ,810, masyarakat serta Ketentraman Perlindungan Masyarakat Masyarakat Pelatihan Intel Satpol PP Provinsi Riau Jumlah anggota Satpol PP yang mengikuti pelatihan intel PAM ( N / A ) ,478, ,000, ,478, Meningkatkan penyelenggaraan Pelatihan Petugas Tindak Internal ( PTI ) Satpol PP Provinsi Riau Jumlah anggota Satpol PP yang Mengikuti Pelatihan Petugas Tindak Internal (PTI) ( N / A ) ,484, ,000, ,484, penegakan peraturan daerah, ketertiban umum dan ketentraman Pelatihan PHH Satpol PP Provinsi Riau Jumlah anggota Satpol PP yang mengikuti pelatihan PHH ( N / A ) ,802, ,802, SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI RIAU PROVINSI RIAU masyarakat serta perlindungan masyarakat Pelatihan Menembak Satpol PP Provinsi Riau Jumlah anggota Satpol PP yang mengikuti pelatihan menembak ( N / A ) ,474, ,474, Jumlah anggota Satpol PP yang Pembinaan dan Pelaksanaan (Penampilan) Marching Band Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau mengikuti pembinaan dan pelaksanaan (penampilan) Marching ( N / A ) ,000, ,000, Band Pelaksanaan Grand Prix Marching Band ( GPMB ) Jumlah anggota Marching Band Satpol PP yang mengikuti Grand Prix ( N / A ) Gelar Pasukan Satpol PP Jumlah anggota Satpol PP yang mengikuti gelar pasukan ( N / A ) ,384, ,384, PROGRAM : SOSIALISASI DAN PENEGAKAN PERATURAN DAERAH Persentase Perda/Perkada yang disosialisasikan dan ditegakkan ( N / A ) 100% 600,000, % 487,474, % 191,000, % 53,490, % 765,000, % 2,096,964, Sosialisasi Peraturan Daerah Jumlah Perda yang di sosialisasikan kepada masyarakat ( N / A ) ,682, ,000, ,682, Jumlah peraturan daerah yang Penegakkan Peraturan Daerah ditegakkan Meningkatnya Persentase Penegakan Penegakan Perda dan Perda dan Perkada Perkada Pembinaan dan pengawasan terhadap peraturan Jumlah aset daerah yang diawasi daerah no 2 tahun 2013 tentang pedoman pengelolaan Satpol PP barang milik daerah ( N / A ) 6 350,000, ,566, ,000, ,566, ( N / A ) ,000, ,224, ,224, Penegakkan Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah Jumlah peraturan daerah yang di tegakkan ( N / A ) ,580, ,000, ,580, Pelaksanaan penertiban dan penegakkan disiplin pegawai negeri sipil di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau (razia / sidak) Jumlah pelaksanaan penertiban dan penegakan disiplin PNS di lingkungan pemerintah provinsi riau ( N / A ) ,910, ,000, ,910,

117 Pemantapan Mekanisme PPNS dalam proses penyelidikan Penegakan Peraturan Daerah Jumlah PPNS Satpol PP yang mengikuti pemantapan mekanisme dalam proses penyidikan penegakan peraturan daerah ( N / A ) ,000, ,000, Meningkatkan penyelenggaraan Pelaksanaan Pemberkasan Pemeriksaan terhadap penegakan peraturan Pelanggaran Disiplin PNS daerah, ketertiban Meningkatnya Persentase Penegakan umum dan Penegakan Perda dan Perda dan Perkada ketentraman Perkada masyarakat serta Pelaksanaan Pengawasan Petugas Tindak Internal perlindungan (PTI) Terhadap Kinerja Aparatur Satpol PP Provinsi masyarakat Riau Jumlah petugas tindak internal yang melaksanakan pemberkasan, pemeriksaan terhadap pelanggaran disiplin dan kode etik satpol pp Jumlah tempat yang diawasi PTI terhadap kinerja anggota satpol pp provinsi riau ( N / A ) ,000, ,000, ( N / A ) ,000, ,000, Pelaksanaan Pembinaan terhadap anggota Satpol PP yang telah dijatuhi sanksi hukuman disiplin Jumlah pelaksanaan pembinaan terhadap anggota satpol pp yang dijatuhi sanksi hukuman disiplin ( N / A ) ,000, ,000,

118 INDIKATOR KINERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI RIAU YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Pada bab ini dikemukakan Indikator kinerja merupakan alat atau media yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan suatu instansi dalam mencapai tujuan dan sasarannya. Penetapan indikator kinerja Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau untuk memberikan gambaran ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau, yang secara khusus mengukur keberhasilan. pembangunan dari sisi Perencanaan Pembangunan yang berkualitas, melalui lembaga yang profesional dan berintegritas. Penetapan indikator kinerja atau ukuran kinerja yang akan digunakan untuk mengukur kinerja atau keberhasilan SATPOL PP, harus ditetapkan secara cermat dengan memperhatikan kondisi riil saat ini serta memperhatikan berbagai pertimbangan yang mempengaruhi kinerja SATPOL PP kedepan baik pengaruh dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal) SATPOL PP Provinsi itu sendiri, karena itu penetapan indikator kinerja merupakan syarat penting untuk mengukur keberhasilan dalam menetapkan rencana kinerja harus mengacu pada tujuan dan sasaran serta indikator kinerja yang termuat dalam Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Riau Tahun Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai SATPOL PP Provinsi Riau dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD Provinsi Riau Indikator adalah variabel-variabel yang memprediksi atau memberi petunjuk kepada kita tentang suatu keadaan tertentu, sehingga dapat digunakan untuk mengukur perubahan (Green, 1992). Tabel 6.1 Tujuan dan Sasaran RPJMD yang Menjadi Acuan Satpol PP Provinsi Riau M I S I 5 : MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG HANDAL DAN TERPERCAYA SERTA PEMANTAPAN KEHIDUPAN POLITIK Tujuan 5.1 Sasaran 5.1 Mewujudkan Pemerintahan Yang handal dan Terpercaya serta Pemantapan Kehidupan Politik Terwujudnya good governance and clean goverment 117

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT Faksimili : (022) 4236219 DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar Tabel... i ii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Maksud dan Tujuan... 7 1.3. Sistematika Penulisan...

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI JAMBI

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI JAMBI GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI Menimbang :

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KLATEN DENGAN

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU GUBERNUR KEPULAUAN RIAU PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU GUBERNUR KEPULAUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan berbangsa dan bernegara telah mendorong pemerintah. baik pusat maupun daerah untuk lebih bersungguh-sungguh

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan berbangsa dan bernegara telah mendorong pemerintah. baik pusat maupun daerah untuk lebih bersungguh-sungguh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era reformasi yang membawa berbagai perubahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara telah mendorong pemerintah baik pusat maupun daerah untuk lebih bersungguh-sungguh

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 97 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 97 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 97 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

- 1 - WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG

- 1 - WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG - 1 - WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURAKARTA,

Lebih terperinci

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN PEMADAM KEBAKARAN KABUPATEN BARITO

Lebih terperinci

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); SALINAN BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN PEMADAM

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM,

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 100 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 100 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 100 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT DAERAH PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU,

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

Lebih terperinci

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG -1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN WAY KANAN

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA UTARA

GUBERNUR SUMATERA UTARA 1 GUBERNUR SUMATERA UTARA PERATURAN GUBERNUR SUMATERA UTARA NOMOR : 31 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Umum.

BAB I PENDAHULUAN Umum. 1.1. Umum. BAB I PENDAHULUAN Negara Republik Indonesia adalah negara kesatuan yang berlandaskan falsafah Negara yang berdasarkan Pancasila Ung-Ung Dasar 1945. Sebagai negara kesatuan Indonesia merupakan

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG FUNGSI BADAN, SEKRETARIAT, BIDANG DAN RINCIAN TUGAS SUB BAGIAN, SEKSI SERTA TATA KERJA PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAN PEMADAM KEBAKARAN

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PANDEGLANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PANDEGLANG Bupati Pandeglang PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TUGAS, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA UNSUR-UNSUR ORGANISASI SATPOL PP DAN DAMKAR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA 1 GUBERNUR KALIMANTAN UTARA PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN UTARA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN LEMBAGA

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 63 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 63 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 63 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

WALIKOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG,

WALIKOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG, WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 1401 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, WEWENANG, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 41 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 41 TAHUN SALINAN BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI KATA PENGANTAR Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal

Lebih terperinci

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENDAPATAN DAERAH PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 98 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEMADAM KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BATU

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 101 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENGHUBUNG PROVINSI RIAU

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 101 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENGHUBUNG PROVINSI RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 101 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENGHUBUNG PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN CILACAP DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

TUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN PEMADAM KEBAKARAN

TUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN PEMADAM KEBAKARAN TUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN PEMADAM KEBAKARAN (Berdasarkan Peraturan Bupati Sigi Nomor 28 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Perangkat

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BLITAR RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA SKPD) TAHUN 2015 SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BLITAR RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA SKPD) TAHUN 2015 SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BLITAR RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA SKPD) TAHUN 25 SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR SATUAN POLISI PAMONG PRAJA Jl. Semeru No. 4 Telp./Fax

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL PROVINSI RIAU

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL PROVINSI RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU, Menimbang

Lebih terperinci

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA MADIUN No Jabatan Tugas :

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA MADIUN No Jabatan Tugas : URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA MADIUN No 1. Kepala Satuan Memimpin, merumuskan, mengatur, membina, mengendalikan, mengkoordinasikan dan mempertanggungjawabkan kebijakan teknis

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 52 TAHUN 2014 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

Lebih terperinci

WALIKOTA PAREPARE WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 24 TAHUN 2011

WALIKOTA PAREPARE WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 24 TAHUN 2011 WALIKOTA PAREPARE WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PAREPARE,

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN PEMADAM

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2013 T E N T A N G

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2013 T E N T A N G GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2013 T E N T A N G PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN PROVINSI

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN BARAT, PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 98 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN PEMADAM

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG 1 SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN PEMADAM

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 42 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 42 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 42 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

Lebih terperinci

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 139 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 139 TAHUN 2016 TENTANG 1 GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 139 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN WILAYATUL HISBAH ACEH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. DAFTAR TABEL... iv. IKHTISAR EKSEKUTIF... v

KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. DAFTAR TABEL... iv. IKHTISAR EKSEKUTIF... v Dalam rangka mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau, maka perlu untuk membuat laporan hasil kinerja, hal tersebut didasari oleh Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

GubernurJawaBarat GUBERNUR JAWA BARAT,

GubernurJawaBarat GUBERNUR JAWA BARAT, GubernurJawaBarat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 20-G TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA WALIKOTA SURAKARTA,

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 20-G TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA WALIKOTA SURAKARTA, PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 20-G TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut ditetapkannya

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, - 1 - PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 55 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG URAIAN TUGAS UNSUR UNSUR ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN TAPIN

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG URAIAN TUGAS UNSUR UNSUR ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN TAPIN BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG URAIAN TUGAS UNSUR UNSUR ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN TAPIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang BUPATI TAPIN,

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO,

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU,

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KATINGAN

PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KATINGAN SALINAN BUPATI KATINGAN BUPATI KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KATINGAN

Lebih terperinci

BUPATI TOBA SAMOSIR PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI TOBA SAMOSIR NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TOBA SAMOSIR PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI TOBA SAMOSIR NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN Menimbang BUPATI TOBA SAMOSIR PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI TOBA SAMOSIR NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI

BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR : 2009 PERATURAN BUPATI BEKASI NOMOR : 44 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA BUPATI BEKASI Menimbang : a. bahwa dengan telah diundangkannya

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 99 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 99 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 99 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN TANGERANG

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT 1 BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 55 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 55 TAHUN 2008 TENTANG DRAFT PER TGL 15 OKT 2008 BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 55 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT BUPATI

Lebih terperinci

WALIKOTA BEKASI WALIKOTA BEKASI

WALIKOTA BEKASI WALIKOTA BEKASI WALIKOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 04 TAHUN 2005 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI JABATAN STRUKTURAL PADA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PEMERINTAH KOTA BEKASI WALIKOTA BEKASI Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BREBES LEMBARAN DAERAH NO. 9 TAHUN 2011

PEMERINTAH KABUPATEN BREBES LEMBARAN DAERAH NO. 9 TAHUN 2011 PEMERINTAH KABUPATEN BREBES LEMBARAN DAERAH NO. 9 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 43 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 43 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 43 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATAKERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 87 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 87 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 87 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dengan pembangunan nasional, yang pelaksanaannya tetap dan senantiasa memperhatikan kondisi, potensi dan sumber daya daerah

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA WALIKOTA MADIUN,

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA WALIKOTA MADIUN, WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Kota

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN JOMBANG SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD)

RENCANA KINERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN JOMBANG SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) RENCANA KINERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan ditetapkannya UU No. 25 tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BANDUNG

BUPATI BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BANDUNG BUPATI BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 29 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 51 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 29 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 51 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 29 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, TATA KERJA DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN SATUAN POLISI

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 75 TAHUN 2016

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 75 TAHUN 2016 PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN, PENCATATAN SIPIL, PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA

Lebih terperinci

BUPATI KONAWE UTARA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA A KERJA POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KONAWE UTARA

BUPATI KONAWE UTARA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA A KERJA POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KONAWE UTARA BUPATI KONAWE UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE UTARA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA A KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KONAWE UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT,

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BLITAR

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR, Menimbang : a. bahwa untuk pelaksanaan lebih lanjut

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAMBI

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAMBI GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG BH INNEKA TU NGGAL IKA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH SALINAN NOMOR 44, 2014 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

Lebih terperinci

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATPOL PP

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATPOL PP TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATPOL PP Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bandung Dibentuk melalui peraturan daerah Kabupaten Bandung Nomor 24 Tahun 2012 Tentang Pembentukan Organisasi Satuan Polisi Pamong

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KEPAHIANG NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KEPAHIANG

PERATURAN BUPATI KEPAHIANG NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KEPAHIANG PERATURAN BUPATI KEPAHIANG NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KEPAHIANG DENGAN RAKMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPAHIANG, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN SIDOARJO

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 88 TAHUN 2007

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 88 TAHUN 2007 PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 88 TAHUN 2007 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : Mengingat

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT No. Urut: 09, 2012 LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI SUMATERA BARAT

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN NUNUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN DEMAK

Lebih terperinci

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 5 Ayat ( 3) Peraturan Daerah

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 5 Ayat ( 3) Peraturan Daerah 9 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN. NOMOR : 027 / Kep. 002a / Kec.Sur.Ban / 2014 TENTANG PENETAPAN RENCANA STRATEGIS KECAMATAN SUMUR BANDUNG KOTA BANDUNG TAHUN

KEPUTUSAN. NOMOR : 027 / Kep. 002a / Kec.Sur.Ban / 2014 TENTANG PENETAPAN RENCANA STRATEGIS KECAMATAN SUMUR BANDUNG KOTA BANDUNG TAHUN PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN SUMUR BANDUNG Jalan Lombok No. 6 Bandung 40113 Telp: (022) 4205668 Fax: (022) 4205668 email: kec.surban@bandung.go.id KEPUTUSAN NOMOR : 027 / Kep. 002a / Kec.Sur.Ban /

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA YANG DIBENTUK DENGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TERSENDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN LEMBAGA LAIN KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci