BAB I PENDAHULUAN Umum.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN Umum."

Transkripsi

1 1.1. Umum. BAB I PENDAHULUAN Negara Republik Indonesia adalah negara kesatuan yang berlandaskan falsafah Negara yang berdasarkan Pancasila Ung-Ung Dasar Sebagai negara kesatuan Indonesia merupakan negara yang memiliki provinsi, kota kabupaten, pada awalnya roda pemerintahan di dasarkan pada otonomi pusat, namun sejalan dengan perkembangan ketatanegaraan maka dicetuskanlah otonomi daerah. Otonomi daerah tersebut menimbulkan tanggung jawab kepada pemerintah daerah untuk menjalankan tatanan pemerintahan anggaran daerah masing-masing tentunya membina ketentraman ketertiban di wilayahnya mengupayakan agar semua peraturan perung-ungan ditaati dilaksanakan oleh instansi pemerintah maupun non pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Peraturan tersebut dituangkan dalam bentuk Peraturan Daerah (PERDA) yang didalamnya terdapat berbagai peraturan apabila terjadi pelanggaran terhadap PERDA maka yang bertugas untuk menjaga ketentraman, ketertiban umum perlindungan adalah Polisi Pamong Praja, sebagaimana tersebut dalam pasal 12 ayat (1) Ung Ung Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah juga diberi wewenang untuk menegakkan peraturan PERDA. Kabupaten Kuningan yang terletak sebelah Selatan Cirebon, mempunyai luas wilayah 1.195,71 Km2, dengan jumlah penduduk jiwa (Data: Sistem Informasi Pemetaan Tahun 2016), terdiri dari 32 Kecamatan dengan 367 Desa/Kelurahan. Sebagai Kabupaten yang terletak diujung timur Provinsi Jawa Barat sekaligus juga merupakan pintu gerbang Jawa Barat dari arah timur, mobilitas penduduk pendatang menjadi sangat tinggi, Kabupaten Kuningan memiliki potensi gangguan keamanan ketertiban yang juga cukup tinggi. Dalam penanganan antisipasi permasalahan tersebut di atas, adalah sudah merupakan tugas Pemerintah Daerah dengan dibantu oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD), terutama Satpol PP yang mempunyai tugas seperti tercantum dalam ketentuan Pasal 27 huruf c huruf e Ung-ung (UU) Nomor 23 Tahun 2014 dimana Kepala Daerah mempunyai kewajiban memelihara ketentraman ketertiban serta mentaati menegakkan seluruh peraturan perung-ungan selanjutnya pada Pasal 148 ayat (1) UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, disebutkan bahwa Satuan Polisi Pamong Praja dibentuk untuk menegakkan Perda Perkada, menyelenggarakan ketertiban umum ketenteraman, serta menyelenggarakan perlindungan. Sejalan dengan hal tersebut Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja telah mengamanatkan kepada Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan untuk melaksanakan Program Kegiatan dalam rangka Memelihara menyelenggarakan ketentraman ketertiban umum, menegakkan Peraturan Daerah Keputusan Kepala Daerah. 1

2 Pelaksanaan Program Kegiatan mengacu pada Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemeritah (Sistem AKIP). Sistem AKIP tidak saja menekankan pada output (keluaran) sebuah kegiatan, tetapi lebih menekankan pada outcomes (hasil), dengan demikian, maka dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) penekanan pada hasil kegiatan sangat perlu mendapat perhatian. LAKIP sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban kegiatan Tahunan yang telah disusun dalam Rencana Kerja Tahunan (RKT) sangat tepat dipakai sebagai salah satu tolok ukur untuk mengukur keberhasilan maupun kegagalan dalam melaksanakan kegiatan. Untuk mengukur keberhasilan maupun kegagalan dalam melaksanakan kegiatan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan telah menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU). Indikator Kinerja Utama (IKU) tersebut sebagaimana amanat Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 20 Tahun 2013 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama. Menurut Tim Penilai LAKIP Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara, penyusunan IKU wajib bagi unit kerja. IKU merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran atau tujuan instansi pemerintah yang mengindikasikan tingkat keberhasilan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program kebijakan yang ditetapkan. Indikator Kinerja Utama Satuan Polisi Pamong Praja untuk pencapaian Tahun 2016 ditetapkan sebagai berikut: Tabel. 1.1 Indikator Kinerja Utama Satpol PP Kab. Kuningan IKU 1. Tingkat penyelesaian pelanggaran Ketentraman Ketertiban 2. Angka penurunan pelanggar Perda 3. Persentase jumlah kasus/pengaduan yang tertangani 4. Cakupan petugas Linmas di Kabupaten 1.2. Dasar Hukum Penyusunan LAKIP Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan A. Landasan Idiil yaitu Pancasila, B. Landasan Konstitusional yaitu UUD 1945, C. Landasan Operasional : 1. Ung-Ung Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah- Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950) Sebagaimana telah diubah dengan Ung-Ung Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta Kabupaten Subang dengan Mengubah Ung-Ung Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Barat (Lembaran Negara Republik 2

3 Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851); 2. Ung-Ung Nomor 28 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih Bebas dari Korupsi, Kolusi Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 75; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Ung-Ung Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47 ; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286) 4. Ung-Ung Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5 ; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 5. Ung-Ung Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66 ; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 6. Ung-Ung Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126 ; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 7. Ung-Ung Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara; 8. Ung-Ung Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah dengan Ung-Ung Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Ung-Ung Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140 ; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 10. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas 11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan Kinerja Instansi Pemerintah( Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 25; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4616); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89 Tambahan Lembaran Negar Republik Indonesia Nomor 4741); 3

4 14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Laporan Keuangan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 25; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 9); 16. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi; 17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 40 Tahun 2011 tentang Pedoman Organisasi Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja; 18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 69 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 62 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Big Pemerintahan Dalam Negeri di Kabupaten/Kota (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 1058); 19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Tahun 2014 Nomor 32); 20. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 12 Tahun 2013 tentang Pembentukan Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja (Lembaran Daerah Kabupaten Kuningan Tahun 2013 Nomor 12 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 11); 21. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 21 Tahun 2013 tentang Pedoman Pembentukan Produk Hukum Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Kuningan Tahun 2013 Nomor 21 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 20); 22. Peraturan Bupati Kuningan Nomor 26 tahun 2015 tentang Standar Operasional Prosedur Satuan Polisi Pamong Praja; 23. Peraturan Bupati Kuningan Nomor 32 Tahun 2015 tentang Ketentuan Tata Naskah Dinas Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Kuningan; 24. Peraturan Bupati Kuningan Nomor 55 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Kuningan Profil Layanan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan 4 Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2013 tentang Pembentukan Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan serta berpedoman dengan Peraturan Bupati Kuningan Nomor 42 Tahun 2013 yang mengatur tentang Tugas Pokok Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan Tugas Pokok Dan Fungsi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan

5 Tugas Fungsi Pasal 4 (1) Satpol PP yang merupakan unsur pengamanan pembantu mempunyai tugas membantu kelancaran tugas-tugas Bupati dalam perumusan, perencanaan kebijakan operasional program pelaksanaan penegakan Perda, penanganan memelihara ketertiban umum ketenteraman, serta memfasilitasi pemberdayaan kapasitas penyelenggaraan kebijakan perlindungan. (2) Dalam menyelenggarakan upaya pengamanan penegakan ketentuan Perda Peraturan Bupati secara berdaya guna berhasil guna sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatas, Satpol PP berada berintegrasi dalam sistem keamanan daerah. Pasal 5 (1) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Satuan Polisi Pamong Praja menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan program pelaksanaan penegakkan Perda Peraturan Bupati, penyelenggaraan ketertiban umum ketentraman serta perlindungan ; b. pelaksanaan kebijakan penegakkan Perda Peraturan Bupati; c. pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan ketertiban umum ketentraman di daerah; d. pelaksanaan kebijakan perlindungan ; e. pelaksanaan koordinasi penegakan Perda Peraturan Bupati serta penyelenggaraan ketertiban umum ketentraman dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia, Penyidik Pegawai Negeri Sipil daerah, /atau aparatur lainnya; f. pengawasan terhadap, aparatur, atau ba hukum agar mematuhi mentaati penegakkan Perda Peraturan Bupati; g. pelaksanaan tugas lainnya. (2) Pelaksanaan tugas lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g meliputi: a. mengikuti proses penyusunan peraturan perung- ungan serta kegiatan pembinaan penyebarluasan produk hukum daerah; b. membantu pengamanan pengawalan tamu VVIP termasuk pejabat negara tamu negara; c. pelaksanaan pengamanan penertiban aset yang belum teradministrasi sesuai dengan ketentuan peraturan perungungan; d. membantu pengamanan penertiban penyelenggaraan pemilihan umum pemilihan umum kepala daerah; e. membantu pengamanan penertiban penyelenggaraan keramaian daerah /atau kegiatan yang berskala massal; 5

6 f. pelaksanaan tugas pemerintahan umum lainnya yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan prosedur ketentuan peraturan perungungan. Selain tugas pokok fungsi tersebut di atas juga secara terperinci terdapat dalam Peraturan Bupati Kuningan Nomor 42 Tahun 2013 yang mengatur tentang Tugas Pokok Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan. Kepala Satuan (1) Kepala Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas pokok merumuskan, menyelenggarakan, membina mengevaluasi penyusunan pelaksanaan kebijakan daerah penyelenggaraan penegakan peraturan daerah, peraturan bupati keputusan bupati, ketertiban umum ketentraman, sumber daya aparatur perlindungan serta pembinaan penyidik pegawai negeri sipil. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai fungsi : a. Penyusunan program pelaksanaan penegakkan peraturan daerah, peraturan bupati keputusan bupati, penyelenggaraan ketertiban umum ketentraman, serta perlindungan ; b. Pelaksanaan kebijakan penegakan peraturan daerah, peraturan bupati keputusan bupati; c. Pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan ketertiban serta perlindungan di daerah; d. Pelaksanaan koordinasi pemeliharaan penegakkan Peraturan Daerah Peraturan/Keputusan Bupati penyelenggaraan ketertiban umum ketentraman serta dengan aparat Kepolisian Negara, Penyidik Pegawai negeri Sipil / atau aparatur lainnya; e. Pengawasan terhadap, aparatur, atau ba hukum agar mematuhi menaati penegakkan peraturan daerah, peraturan bupati keputusan bupati. (3) Untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai uraian tugas : a. Menyusun rencana program kerja Satuan Polisi Pamong Praja; b. Memimpin, membina, mengendalikan pelaksanaan tugas Satuan Polisi Pamong Praja; c. Merumuskan menetapkan kebijakan teknis di big ketertiban umum ketentraman serta perlindungan ; d. Melaksanakan kebijakan penyelenggaraan penegakkan peraturan daerah, peraturan bupati keputusan bupati; e. Melaksanakan koordinasi pemeliharaan penyelenggaraan penegakkan peraturan daerah, peraturan bupati keputusan bupati, ketertiban umum ketentraman dengan aparat Kepolisian Negara, Penyidik Pegawai Negeri Sipil atau aparatur lainnya; 6

7 f. Melaksanakan pembinaan pengawasan terhadap, aparatur, atau ba hukum agar mematuhi menaati penegakan peraturan daerah, peraturan bupati keputusan bupati; g. Mengesahkan menandatangani naskah dinas sesuai dengan kewenangannya; h. Memberikan rekomendasi perizinan teknis, serta pelayanan umum sesuai dengan kewenangannya; i. Melaksanakan pembinaan pegawai di lingkungan Satuan Polisi Pamong Praja; j. Memberikan saran pertimbangan teknis kepada Bupati dalam pelaksanaan sebagian urusan pemerintahan sesuai big tugasnya; k. Membuat menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah; l. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Bupati. Sekretaris (1) Sekretaris mempunyai tugas pokok merencanakan operasional, mengelola, mengoordinasikan, mengendalikan, mengevaluasi, melaporkan urusan umum kepegawaian, keuangan Program. 2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretaris mempunyai fungsi : a. Perencanaan operasional urusan umum kepegawaian, keuangan ; b. Pengelolaan urusan program, keuangan, umum kepegawaian; c. Pengendalian, evaluasi pelaporan urusan program, keuangan, umum kepegawaian; d. Pengoordinasian urusan program, keuangan, umum kepegawaian; (3) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Sekretaris mempunyai uraian tugas : a. Merencanakan operasional ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kehumasan dokumentasi, perlengkapan, perbekalan, evaluasi pelaporan program kegiatan sebagai pedoman pelaksanaan tugas; b. Menyelenggarakan mengoordinasikan penyusunan RENSTRA RENJA, RKA, DPA, LPPD, LKPJ, LAKIP, laporan kegiatan sejenisnya ; c. Menyusun laporan akuntabilitas kinerja Satuan Polisi Pamong Praja sebagai pertanggungjawaban kepada bupati; d. Menyelenggarakan kegiatan ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kehumasan dokumentasi, perlengkapan, perbekalan, evaluasi pelaporan program kegiatan; e. Mengoordinasikan big-big lingkup Satuan Polisi Pamong Praja dalam pelaksanaan akuntansi pertanggungjawaban atas penyusunan penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan barang; 7

8 f. Mengoordinasikan pemeliharaan aset milik daerah yang berada dalam penguasaan Satuan Polisi Pamong Praja; g. Mengoordinasikan penyusunan kebijakan peraturan lainnya dalam penyelenggaraan pelaksanaan urusan big penegakan peraturan daerah, peraturan bupati keputusan bupati, ketertiban umum ketentraman, sumber daya aparatur serta perlindungan ; h. Mengoordinasikan penyusunan standar operasional prosedur urusan big penegakan Perung - ungan Daerah, ketertiban umum ketentraman, sumber daya aparatur serta perlindungan ; i. Mengoordinasikan penyelenggaraan kerja sama dengan instansi vertikal /atau pihak swasta; j. Mengoordinasikan penyelenggaraan penerimaan pendapatan asli daerah yang menjadi kewenangan Satuan Polisi Pamong Praja; k. Mengoordinasikan pengaduan terkait dengan penyelenggaraan urusan big penegakan peraturan daerah, peraturan bupati keputusan bupati, ketertiban umum ketentraman, sumber daya aparatur serta perlindungan ; l. Mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan-kegiatan KORPRI di lingkup Satuan Polisi Pamong Praja; m. Mengoordinasikan pelaksanaan gerakan disiplin pegawai di lingkuangan Satuan Polisi Pamong Praja; n. Mengoordinasikan penyusunan dokumentasi kegiatan Satuan Polisi Pamong Praja; o. Mengoordinasikan menghimpun penyusunan laporan evaluasi kinerja Satuan Polisi Pamong Praja; p. Mengoordinasikan pelaksanaan standar pelayanan minimal penegakan peraturan daerah, peraturan bupati keputusan bupati, ketertiban umum ketentraman, sumber daya aparatur serta perlindungan di lingkup Satuan Polisi Pamong Praja; q. Mengevaluasi pelaksanaan tugas menginventarisasi permasalahan dilingkup tugasnya serta mencari alternatif pemecahannya; r. Membina bertanggungjawab atas Korps Musik Satpol PP; s. Memberikan saran pertimbangan teknis kepada atasan; t. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas /atau kegiatan kepada atasan; u. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan; 8 Sekretariat, membawahkan : a. Sub Bagian Program; b. Sub Bagian Keuangan; c. Sub Bagian Umum Kepegawaian;

9 Sub Bagian Program (1) Sub Bagian Program mempunyai tugas pokok merencanakan kegiatan, melaksanakan, membagi tugas mengontrol urusan program yang meliputi penghimpunan rencana program atau kegiatan, evaluasi laporan dari masing-masing big pada Satuan Polisi Pamong Praja. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub Bagian Program mempunyai fungsi : a. Perencanaan kegiatan program yang meliputi penghimpunan rencana program kegiatan, evaluasi laporan dari masing-masing big pada Satuan Polisi Pamong Praja; b. Pelaksanaan program yang meliputi penghimpunan rencana program kegiatan, evaluasi laporan dari masing-masing big pada Satuan Polisi Pamong Praja; c. Pengawasan pembagian pelaksanaan tugas program yang meliputi penghimpunan rencana program kegiatan, evaluasi laporan dari masing-masing big pada Satuan Polisi Pamong Praja; (3) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud di atas, Sub Bagian Program mempunyai uraian tugas : a. Merencanakan kegiatan sub bagian program pada Satuan Polisi Pamong Praja; b. Melaksanakan penyusunan menghimpun RENSTRA, RENJA, RKA, DPA, LPPD, LKPJ, LAKIP, laporan kegiatan sejenisnya dari masingmasing big pada Satuan Polisi Pamong Praja; c. Menghimpun, memaduserasikan mengolah perencanaan program kegiatan dari big-big pada Satuan Polisi Pamong Praja; d. Menyusun laporan evaluasi kinerja Satuan Polisi Pamong Praja; e. Menyusun bahan koordinasi perencanaan terpadu penyelenggaraan urusan penegakan peraturan daerah, peraturan bupati keputusan bupati, ketertiban umum ketentraman, sumber daya aparatur perlindungan tingkat kabupaten; f. Melaksanakan pencapaian standar pelayanan minimal urusan penegakan peraturan daerah, peraturan bupati keputusan bupati, ketertiban umum ketentraman, sumber daya aparatur perlindungan di lingkup Satuan Polisi Pamong Praja; g. Melaksanakan penyusunan standar operasional prosedur urusan big penegakan peraturan bupati, peraturan bupati keputusan bupati, ketertiban umum ketentraman, sumber daya aparatur perlindungan h. Menyusun bahan persetujuan bahan penetapan urusan pemerintahan daerah kabupaten yang dapat ditugas pembantuankan kepada pemerintah desa sesuai dengan lingkup tugasnya; i. Mengevaluasi pelaksanaan tugas menginventarisasi permasalahan dilingkup tugasnya serta mencari alternatif pemecahannya; j. Memberikan saran pertimbangan teknis kepada atasan; k. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas /atau kegiatan kepada atasan; l. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan. 9

10 Sub Bagian Keuangan (1) Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok merencanakan kegiatan, melaksanakan, membagi tugas mengontrol urusan administrasi keuangan pada Satuan Polisi Pamong Praja. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub Bagian Keuangan mempunyai fungsi : a. Perencanaan kegiatan administrasi keuangan pada Satuan Polisi Pamong Praja; b. Pelaksanaan administrasi keuangan pada Satuan Polisi Pamong Praja; c. Pengawasan pembagian pelaksanaan tugas administrasi keuangan pada Satuan Polisi Pamong Praja; (3) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Sub Bagian Keuangan mempunyai uraian tugas : a. Menyusun rencana kerja kegiatan administrasi keuangan pada Satuan Polisi Pamong Praja; b. Melaksanakan kegiatan administrasi keuangan pada Satuan Polisi Pamong Praja; c. Melaksanakan penerimaan, penyimpanan pembayaran uang sesuai dengan peraturan yang berlaku; d. Mengevaluasi pelaksanaan tugas menginventarisasi permasalahan dilingkup tugasnya serta mencari alternatif pemecahannya; e. Memberikan saran pertimbangan teknis kepada atasan; f. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas /atau kegiatan kepada atasan; g. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan. Sub Bagian Umum Kepegawaian (1) Sub Bagian Umum Kepegawaian mempunyai tugas pokok merencanakan kegiatan, melaksanakan, membagi tugas mengontrol urusan tata warkat, kepegawaian, kehumasan dokumentasi, perlengkapan, perbekalan keperluan alat tulis serta ruang perkantoran pada Satuan Polisi Pamong Praja. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub Bagian Umum Kepegawaian mempunyai fungsi : a. Perencanaan kegiatan kearsipan, kepegawaian, kehumasan, dokumentasi, perlengkapan, perbekalan pemeliharaan asset Satuan Polisi Pamong Praja; b. Pelaksanaan kegiatan kearsipan, kepegawaian, kehumasan, dokumentasi, perlengkapan, perbekalan pemeliharaan asset Satuan Polisi Pamong Praja; c. Pengawasan pembagian pelaksanaan tugas kegiatan kearsipan, kepegawaian, kehumasan, dokumentasi, perlengkapan, perbekalan pemeliharaan asset Satuan Polisi Pamong Praja; 10

11 (3) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Sub Bagian Umum Kepegawaian mempunyai uraian tugas : a. Menyusun rencana kegiatan Sub Bagian Umum Kepegawaian Satuan Polisi Pamong Praja; b. Menyiapkan bahan kegiatan kehumasan Satuan Polisi Pamong Praja; c. Menyusun menganalisis rencana kebutuhan pemeliharaan Satuan Polisi Pamong Praja; d. Melaksanakan pengadaan perlengkapan, perbekalan, pemeliharaan asset pemerintah daerah yang berada dalam penguasaan Satuan Polisi Pamong Praja; e. Melaksanakan urusan administrasi kepegawaian lingkup Satuan Polisi Pamong Praja; f. Melaksanakan kegiatan-kegiatan Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) di lingkup Satuan Polisi Pamong Praja; g. Menyelenggarakan pembinaan pengawasan pegawai di lingkup Satuan Polisi Pamong Praja; h. Melaksanakan pengelolaan kearsipan di lingkup Satuan Polisi Pamong Praja; i. Mengevaluasi pelaksanaan tugas menginventarisasi permasalahan dilingkup tugasnya serta mencari alternatif pemecahannya; j. Melaksanakan pembinaan bertanggungjawab atas Korps Musik Satuan Polisi Pamong Praja; k. Memberikan saran pertimbangan teknis kepada atasan; l. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas /atau kegiatan kepada atasan; m. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan. Big Penegakan Perung - ungan Daerah (1) Big Penegakan Perung-ungan Daerah mempunyai tugas pokok merencanakan operasional, mengelola, mengoordinasikan, mengendalikan, mengevaluasi melaporkan urusan kegiatan pembinaan, pengawasan penyuluhan serta penyelidikan penyidikan. (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Big Penegakan Perung - ungan Daerah mempunyai fungsi : a. Perencanaan operasional kegiatan penegakan peraturan daerah, peraturan bupati keputusan bupati; b. Pengoordinasian kegiatan penegakan peraturan daerah, peraturan bupati keputusan bupati; c. Penyelenggaraan kegiatan penegakan peraturan daerah, peraturan bupati keputusan bupati. (3) Dalam menyelenggarakan fungsinya sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Big Penegakan Perung-ungan Daerah mempunyai uraian tugas : a. Menyusun rencana kegiatan Big Penegakan Perung-ungan Daerah sebagai pedoman pelaksanaan tugas; 11

12 b. Merumuskan rencana operasional penyelenggaraan urusan penegakan peraturan daerah, peraturan bupati keputusan bupati; c. Menyelenggarakan urusan penegakan peraturan daerah, peraturan bupati keputusan bupati; d. Menghimpun bahan penyusunan kebijakan /atau peraturan lainnya urusan penegakan peraturan daerah, peraturan bupati keputusan bupati; e. Menghimpun bahan pelaksanaan koordinasi dengan Kepolisian Negara instansi vertikal lainnya dalam penyelenggaraan penegakan peraturan daerah, peraturan bupati keputusan bupati; f. Menghimpun serta menindak lanjuti pengaduan keluhan atas pelanggaran peraturan daerah, peraturan bupati keputusan bupati; g. Menyelenggarakan fasilitasi mediasi kegiatan penegakan peraturan daerah, peraturan bupati keputusan bupati; h. Mengoordinasikan kegiatan penegakan peraturan daerah, peraturan bupati keputusan bupati dengan instansi terkait; i. Melaksanakan pembinaan, pengawasan penyuluhan terhadap warga / atau ba hukum yang melakukan pelanggaran atas perung ungan daerah; j. Melaksanakan pembinaan, pengawasan penyuluhan terhadap / atau ba hukum yang melakukan aktifitas usaha; k. Mengoordinasikan operasi gabungan penertiban pengendalian bangunan, tempat-tempat usaha kegiatan usaha tanpa izin dengan instansi lainnya; l. Menyelenggarakan operasi gabungan penegakan peraturan daerah, peraturan bupati keputusan bupati dengan instansi terkait; m. Menyelenggarakan operasi pengawasan pengendalian disiplin pegawai tingkat Kabupaten; n. Mengoordinasikan operasi yustisi penegakan peraturan daerah, peraturan bupati keputusan bupati; o. Menghimpun bahan-bahan penyusunan standar operasional prosedur penegakan peraturan daerah, peraturan bupati keputusan bupati; p. Menyelenggarakan penyelidikan, penyidikan pemeriksaan terhadap warga /atau ba hukum yang melakukan pelanggaran atas peraturan daerah, peraturan bupati keputusan bupati; q. Membantu menyelenggarakan upaya usaha dalam rangka meningkatkan target penerimaan pendapatan asli daerah; r. Menyelenggarakan kegiatan pembongkaran penyegelan terhadap warga /atau ba hukum yang diduga melakukan pelanggaran atas peraturan daerah, peraturan bupati keputusan bupati; s. Memberitahukan kepada Kepolisian Negara mengenai tindak lanjut berita acara pemeriksaan warga atau ba hukum 12

13 yang di duga melakukan pelanggaran atas peraturan daerah, peraturan bupati keputusan bupati; t. Menyelenggarkan penyusunan berita acara pemeriksaan warga atau ba hukum yang melakukan pelanggaran atas peraturan daerah, peraturan bupati keputusan bupati; u. Menyelenggarakan penyitaan barang bukti warga /atau ba hukum yang di duga melakukan pelanggaran atas peraturan daerah, peraturan bupati keputusan bupati; v. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas atau kegiatan lainnya kepada atasan; w. Memberikan saran pertimbangan teknis kepada atasan; x. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan. Big Penegakan Perung - ungan Daerah, membawahkan : a. Seksi Pembinaan, Pengawasan Penyuluhan; b. Seksi Penyelidikan Penyidikan. Seksi Pembinaan Pengawasan Penyuluhan (1) Seksi Pembinaan, Pengawasan Penyuluhan mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan, mengoordinasikan, mengendalikan, mengevaluasi melaporkan kegiatan Pembinaan, Pengawasan Penyuluhan; (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi pembinaan, pengawasan penyuluhan mempunyai fungsi : a. Perencanaan kegiatan urusan pembinaan, pengawasan penyuluhan; b. Pelaksanaan kegiatan urusan pembinaan, pengawasan penyuluhan; c. Pengawasan pembagian pelaksanaan tugas penyelenggaraan urusan pembinaan, pengawasan penyuluhan. (3) Dalam menyelenggarakan fungsinya sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi Pembinaan, Pengawasan Penyuluhan mempunyai uraian tugas: a. Menyusun rencana kegiatan seksi pembinaan, pengawasan penyuluhan; b. Menyusun menghimpun bahan-bahan dalam perumusan kebijakan peraturan lainnya tentang urusan pembinaan, pengawasan penyuluhan; c. Melaksanakan koordinasi dengan intansi lain dalam urusan pembinaan, pengawasan penyuluhan tingkat Kabupaten; d. Menyiapkan bahan koordinasi kegiatan urusan pembinaan, pengawasan penyuluhan peraturan daerah, peraturan bupati keputusan bupati; e. Melaksanakan pembinaan, pengawasan penyuluhan terhadap warga / atau ba hukum yang melakukan pelanggaran atas perung ungan daerah; f. Melaksanakan pembinaan, pengawasan penyuluhan terhadap / atau ba hukum yang melakukan aktifitas usaha; 13

14 g. Melaksanakan operasi pengawasan pengendalian gerakan disiplin pegawai tingkat Kabupaten; h. Menyiapkan bahan koordinasi kepada Kepolisian Negara sebagai tindak lanjut berita acara pemeriksaan warga /atau ba hukum yang melakukan pelanggaran atas peraturan daerah, peraturan bupati keputusan bupati; i. Menyusun berita acara pemeriksaan warga /atau ba hukum yang melakukan pelanggaran atas peraturan daerah, peraturan bupati keputusan bupati; j. Menyusun berita acara penyitaan barang bukti warga /atau ba hukum yang diduga melakukan pelanggaran peraturan daerah, peraturan bupati keputusan bupati; k. Menyusun berita acara saksi warga /atau ba hukum yang terkait dengan pelanggaran peraturan daerah, peraturan bupati keputusan bupati; l. Menyusun berita acara pemeriksaan tempat kejadian yang terkait dengan pelanggaran peraturan daerah, peraturan bupati keputusan bupati; m. Melaksanakan penyelesaian pengaduan keluhan terkait dengan urusan pembinaan, pengawasan penyuluhan peraturan daerah, peraturan bupati keputusan bupati; n. Menyelenggarakan penyuluhan, sosialisasi pembinaan dalam rangka penegakan peraturan daerah, peraturan bupati keputusan bupati; o. Menyelenggarakan pembentukan Tim Kehormatan kode Etik PPNS; p. Mengordinasikan usulan pengangkatan PPNS pemberhentian PPNS tingkat Kabupaten; q. Mengoordinasikan pengambilan sumpah pelantikan PPNS; r. Mengoordinasikan pembuatan kartu tanda pengenal PPNS; s. Menyusun bahan-bahan perencanaan kegiatan, evaluasi laporan hasil kegiatan; t. Menghimpun, mengolah, menyajikan menganalisa data hasil kegiatan; u. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas atau kegiatan lainnya kepada atasan; v. Mengevaluasi pelaksanaan tugas menginventarisasi permasalahan di lingkup tugasnya serta mencari alternatif pemecahannya; w. Memberikan saran pertimbangan teknis kepada atasan; x. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan. 14 Seksi Penyelidikan Penyidikan (1) Seksi Penyelidikan Penyidikan mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan, mengoordinasikan, mengendalikan, mengevaluasi melaporkan kegiatan penyelidikan penyidikan.

15 (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi penyelidikan penyidikan mempunyai fungsi : a. Perencanaan kegiatan urusan penyelidikan penyidikan; b. Pelaksanaan urusan penyelidikan penyidikan; c. Pengawasan pembagian pelaksanaan tugas penyelenggaraan urusan penyelidikan penyidikan. (3) Dalam menyelenggarakan fungsinya sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi penyelidikan Penyidikan mempunyai uraian tugas : a. Menyusun rencana kegiatan Seksi Penyelidikan Penyidikan; b. Menyusun menghimpun bahan-bahan dalam perumusan kebijakan peraturan lainnya tentang urusan penyelidikan penyidikan; c. Melaksanakan urusan penyelidikan penyidikan pelanggaran peraturan daerah, peraturan bupati keputusan bupati; d. Menyiapkan bahan koordinasi kegiatan urusan penyelidikan penyidikan pelanggaran peraturan daerah, peraturan bupati keputusan bupati; e. Melaksanakan penyelidikan, penyidikan pemeriksaan terhadap bangunan, tempat-tempat usaha kegiatan usaha tanpa izin; f. Melaksanakan penyelidikan, penyidikan pemeriksaan terhadap /atau ba hukum yang melakukan pelanggaran atas peraturan daerah, peraturan bupati keputusan bupati; g. Menyiapkan bahan koordinasi kepada Kepolisian Negara mengenai tindak lanjut berita acara pemeriksaan warga /atau ba hukum yang melakukan pelanggaran atas peraturan daerah, peraturan bupati keputusan bupati; h. Menyusun berita acara pemeriksaan warga /atau ba hukum yang melakukan pelanggaran peraturan daerah, peraturan bupati keputusan bupati; i. Menyusun berita acara penyitaan barang bukti warga /atau ba hukum yang diduga melakukan pelanggaran peraturan daerah, peraturan bupati keputusan bupati; j. Menyusun berita acara saksi warga /atau ba hukum yang terkait dengan pelanggaran peraturan daerah, peraturan bupati keputusan bupati; k. Menyusun berita acara pemeriksaan tempat kejadian yang terkait dengan pelanggaran peraturan daerah, peraturan bupati keputusan bupati; l. Melaksanakan penyelesaian pengaduan keluhan terkait dengan urusan penyelidikan penyidikan peraturan daerah, peraturan bupati keputusan bupati; m. Menyusun bahan-bahan perencanaan kegiatan, evaluasi laporan hasil kegiatan; n. Menghimpun, mengolah, menyajikan menganalisa data hasil kegiatan; 15

16 o. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas atau kegiatan lainnya kepada atasan; p. Mengevaluasi pelaksanaan tugas menginventarisasi permasalahan di lingkup tugasnya serta mencari alternatif pemecahannya; q. Memberikan saran pertimbangan teknis kepada atasan; r. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan. Big Ketertiban Umum Ketentraman Masyarakat (1) Big Ketertiban umum Ketentraman Masyarakat mempunyai tugas pokok merencanakan, mengelola, mengoordinasikan, mengendalikan, mengevaluasi melaporkan urusan operasi pengendalian serta kerja sama. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Big Ketertiban Umum katentraman mempunyai fungsi : a. Perencanaan operasional urusan big Ketertiban Umum katentraman ; b. Pengoordinasian urusan big ketertiban umum ketentraman ; c. Pengelolaan urusan big ketertiban umum ketentraman ; (3) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Big ketertiban umum ketentraman mempunyai uraian tugas : a. Menyusun rencana kegiatan big ketertiban umum ketentraman sebagai pedoman pelaksanaan tugas; b. Menghimpun bahan penyusunan kebijakan /atau rancangan peraturan daerah tentang penyelenggaraan ketertiban umum ketentraman ; c. Mengoordinasikan penyelenggaraan ketertiban umum ketentraman tingkat kabupaten dengan intansi terkait lainnya; d. Menghimpun bahan pelaksanaan koordinasi dengan Kepolisian Negara instansi vertikal lainnya dalam penyelenggaraan ketertiban umum ketentraman tingkat Kabupaten; e. Mengoordinasikan penyelenggaraan ketertiban umum ketenteraman dengan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kecamatan (exofficio Kepala Seksi Ketertiban Umum Ketenteraman ); f. Melaksanakan pemberian rekomendasi terhadap pendirian bangunan, tempat usaha / kegiatan usaha, penggunaan fasilitas umum kegiatan keramaian yang mengung massa; g. Menyelenggarakan pengawasan pengendalian masa demonstrasi tingkat Kabupaten; h. Menyelenggarakan operasi ketertiban umum ketentraman tingkat Kabupaten; 16

17 i. Menyelenggarakan operasi gabungan ketertiban umum ketentraman dengan perangkat daerah lainnya, aparat Kepolisian instansi vertikal lainnya tingkat Kabupaten; j. Menyelenggarakan pengamanan, pengawasan penertiban aset-aset pemerintah daerah; k. Menyelenggarakan pengamanan pengawalan pejabat pemerintah tamu-tamu penting (VIP VVIP) lainnya dalam penyelenggaraan ketertiban umum ketentraman ; l. Melaksanakan pengamanan penertiban penyelenggaraan pemilihan umum pemilihan umum kepala daerah; m. Melaksanakan pengamanan penertiban penyelenggaraan keramaian daerah /atau kegiatan yang berskala massal; n. Menyelenggarakan pengamanan penjagaan tempat-tempat penting untuk menghindari gangguan ketertiban umum ketenteraman ; o. Menyelenggarakan usaha preventif dalam penanggulangan kriminalitas tingkat Kabupaten; p. Menghimpun bahan kebutuhan perlengkapan peralatan teknis anggota Satuan Polisi Pamong Praja dalam penyelenggaraan ketertiban umum ketentraman ; q. Menyusun standar operasional prosedur penyelenggaraan ketertiban umum ketentraman tingkat Kabupaten; r. Menghimpun bahan penyelenggaraan kerja sama dengan instansi vertikal atau pihak swasta lainnya dalam pelaksanaan big ketertiban umum ketenteraman ; s. Menyelenggarakan penyelesaian pengaduan keluhan terkait dengan penyelenggaraan urusan big ketertiban umum ketentraman ; t. Menghimpun bahan penyusunan dokumentasi kegiatan penyelenggaraan urusan big ketertiban umum ketenteraman di lingkungan Satuan Polisi Pamong Praja; u. Menghimpun bahan penyusunan laporan evaluasi kinerja urusan big ketertiban umum ketenteraman ; v. Menghimpun, mengolah menganalisa data serta penyajian data hasil kegiatan; w. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas /atau kegiatan lainnya kepada atasan; x. Mengelola melaksanakan administrasi ketatausahaan di lingkup tugasnya; y. Memberikan saran pertimbangan teknis kepada atasan; z. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan. 17 Big Ketertiban umum Ketentraman Masyarakat, membawahkan : a. Seksi Operasi Pengendalian; b. Seksi Kerjasama.

18 Seksi Operasi Pengendalian (1) Seksi Operasi Pengendalian mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan, mengoordinasikan, mengendalikan, mengevaluasi melaporkan kegiatan operasi pengendalian. (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Operasi Pengendalian mempunyai fungsi : a. Perencanaan kegiatan urusan operasi pengendalian; b. Pelaksanaan urusan operasi pengendalian; c. Pengawasan pembagian pelaksanaan tugas penyelenggaraan pengendalian operasi pengendalian. (3) Dalam menyelenggarakan fungsinya sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi Operasi Pengendalian mempunyai uraian tugas : a. Menyusun rencana kegiatan seksi operasi pengendalian; b. Menghimpun bahan-bahan dalam perumusan kebijakan peraturan lainnya tentang penyelenggaraan operasi pengendalian; c. Menyusun standar operasional prosedur penyelengaraan operasi pengendalian tingkat Kabupaten; d. Melaksanakan operasi pengendalian ketertiban umum ketentraman tingkat Kabupaten serta lintas Kecamatan; e. Melaksanakan pengawasan pengendalian masa demonstrasi tingkat Kabupaten; f. Melaksanakan operasi pengendalian gabungan dengan instansi lainnya Kepolisian Negara Republik Indonesia tingkat Kabupaten; g. Melaksanakan pengamanan, pengawasan penjagaan aset-aset pemerintah daerah; h. Melaksanakan pengamanan pengawalan pejabat pemerintah tamu-tamu penting (VIP VVIP) kegiatan lainnya; i. Melaksanakan pengamanan penertiban penyelenggaraan pemilihan umum pemilihan umum kepala daerah; j. Melaksanakan pengamanan penertiban penyelenggaraan keramaian daerah /atau kegiatan yang berskala massal; k. Melaksanakan pengamanan penjagaan tempat-tempat penting untuk menghindari gangguan ketertiban umum ketentraman ; l. Melaksanakan pengawasan pengendalian operasional anggota Satpol PP; m. Melaksanakan usaha preventif dalam penanggulangan kriminalitas tingkat Kabupaten; n. Melaksanakan penyelesaian pengaduan keluhan terkait dengan pelaksanaan urusan operasi pengendalian; o. Menyusun bahan-bahan perencanaan kegiatan, evaluasi laporan hasil kegiatan; 18

19 p. Menghimpun, mengolah, menyajikan menganalisa data hasil kegiatan; q. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas /atau kegiatan lainnya kepada atasan; r. Mengevaluasi pelaksanaan tugas menginventarisasi permasalahan di lingkup tugasnya serta mencari alternatif pemecahannya; s. Memberikan saran pertimbangan teknis kepada atasan; t. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan. Seksi Kerjasama (1) Seksi Kerjasama mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan, mengoordinasikan, mengendalikan, mengevaluasi melaporkan kegiatan Kerjasama. (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Kerjasama mempunyai fungsi : a. Perencanaan kegiatan urusan kerjasama; b. Pelaksanaan urusan kerjasama; c. Pengawasan pembagian pelaksanaan tugas penyelenggaraan pengendalian kerjasama; (3) Dalam menyelenggarakan fungsinya sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi Kerjasama mempunyai uraian tugas : a. Menyusun rencana kegiatan seksi kerjasama; b. Menyusun menghimpun bahan-bahan dalam perumusan kebijakan peraturan lainnya tentang penyelenggaraan kerjasama; c. Menyusun standar operasional prosedur penyelengaraan kerja sama tingkat Kabupaten; d. Melaksanakan kerjasama dibig ketertiban umum ketentraman tingkat Kabupaten serta lintas Kecamatan dengan intansi terkait; e. Melaksanakan kerjasama fasilitasi mediasi kegiatan pengendalian; f. Melaksanakan kerjasama dalam penyelesaian pengaduan keluhan ; g. Menyusun bahan-bahan perencanaan kegiatan, evaluasi laporan hasil kegiatan; h. Menghimpun, mengolah, menyajikan menganalisa data yang berhubungan dengan penyelenggaraan ketertiban umum ketentraman ; i. Melaksanakan pemberian rekomendasi terhadap pendirian bangunan, tempat usaha / kegiatan usaha, penggunaan fasilitas umum kegiatan keramaian yang mengung massa; j. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas /atau kegiatan lainnya kepada atasan; 19

20 k. Mengevaluasi pelaksanaan tugas menginventarisasi permasalahan di lingkup tugasnya serta mencari alternatif pemecahannya; l. Memberikan saran pertimbangan teknis kepada atasan; m. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan. Big Sumber Daya Aparatur (1) Big Sumber Daya Aparatur mempunyai tugas pokok merencanakan, mengelola, mengoordinasikan, mengendalikan, mengevaluasi melaporkan urusan kegiatan pelatihan dasar teknis fungsional. (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Big Sumber Daya Aparatur mempunyai fungsi : a. Perencanaan sumber daya aparatur Satuan Polisi Pamong Praja; b. Pengoordinasian sumber daya aparatur Satuan Polisi Pamong Praja; c. Penyelenggaraan sumber daya aparatur Satuan Polisi Pamong Praja. (3) Dalam menyelenggarakan fungsinya sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Big Sumber Daya Aparatur mempunyai uraian tugas : a. Menyusun rencana kegiatan big sumber daya aparatur Satuan Polisi Pamong Praja; b. Menyelenggarakan urusan big sumber daya aparatur Satuan Polisi Pamong Praja; c. Menghimpun bahan penyusunan kebijakan /atau peraturan lainnya urusan big sumber daya aparatur Satuan Polisi Pamong Praja; d. Mengoordinasikan sumber daya aparatur Satuan Polisi Pamong Praja; e. Melaksanakan pelatihan korps musik Satuan Polisi Pamong Praja; f. Menghimpun bahan pelaksanaan koordinasi dengan kepolisian negara instansi vertikal lainnya dalam penyelenggaraan sumber daya aparatur Satuan Polisi Pamong Praja; g. Menyelenggarakan hubungan kerjasama dengan kepolisian instansi lainnya dalam rangka penyelenggaraan sumber daya aparatur Satuan Polisi Pamong Praja; h. Menyelenggarakan penyuluhan bimbingan teknis bagi sumber daya aparatur Satuan Polisi Pamong Praja; i. Melaksanakan fasilitasi mediasi kegiatan sumber daya aparatur Satuan Polisi Pamong Praja; j. Mengoordinasikan kegiatan sumber daya aparatur Satuan Polisi Pamong Praja dengan instansi terkait; k. Menghimpun bahan-bahan perencanaan kegiatan, evaluasi laporan hasil kegiatan; l. Menghimpun, mengolah menganalisa data serta penyajian data hasil kegiatan; m. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas /atau kegiatan lainnya kepada atasan; 20

21 n. Mengelola melaksanakan administrasi ketatausahaan di lingkup tugasnya; o. Mengevaluasi pelaksanaan tugas menginventarisasi permasalahan di lingkup tugasnya serta mencari alternatif pemecahannya; p. Memberikan saran pertimbangan teknis kepada atasan; q. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan. (4) Big Sumber Daya Aparatur, membawahkan : a. Seksi Pelatihan Dasar; b. Seksi Teknis Fungsional. Seksi Pelatihan Dasar (1) Seksi Pelatihan Dasar mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan, mengoordinasikan, mengendalikan, mengevaluasi melaporkan kegiatan pelatihan dasar. (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Pelatihan Dasar mempunyai fungsi: a. Perencanaan kegiatan urusan pelatihan dasar anggota polisi pamong praja; b. Pelaksanaan urusan pelatihan dasar anggota polisi pamong praja; c. Pengawasan pembagian pelaksanaan tugas penyelenggaraan pengendalian pelatihan dasar anggota polisi pamong praja. (3) Dalam menyelenggarakan fungsinya sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi Pelatihan Dasar mempunyai uraian tugas : a. Menyusun rencana kegiatan seksi pelatihan dasar; b. Menyusun menghimpun bahan-bahan dalam perumusan kebijakan peraturan lainnya tentang pelatihan dasar; c. Menyusun standar operasional prosedur penyelengaraan pelatihan Satuan Polisi Pamong Praja tingkat Kabupaten; d. Melaksanakan pelatihan dasar bagi anggota Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten; e. Melaksanakan pelatihan korps musik Satuan Polisi Pamong Praja; f. Menyusun bahan-bahan perencanaan kegiatan, evaluasi laporan hasil kegiatan; g. Menghimpun, mengolah, menyajikan menganalisa data hasil kegiatan; h. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas atau kegiatan lainnya kepada atasan; i. Mengevaluasi pelaksanaan tugas menginventarisasi permasalahan di lingkup tugasnya serta mencari alternatif pemecahannya; j. Memberikan saran pertimbangan teknis kepada atasan; k. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan. 21

22 Seksi Teknis Fungsional (1) Seksi Teknis Fungsional mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan, mengoordinasikan, mengendalikan, mengevaluasi melaporkan kegiatan teknis fungsional. (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Teknis Fungsional mempunyai fungsi : a. Perencanaan kegiatan urusan teknis fungsional; b. Pelaksanaan urusan teknis fungsional; c. Pengawasan pembagian pelaksanaan tugas penyelenggaraan urusan teknis fungsional. (4) Dalam menyelenggarakan fungsinya sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi Teknis Fungsional mempunyai uraian tugas : a. Menyusun rencana kegiatan seksi teknis fungsional; b. Menyusun menghimpun bahan-bahan dalam perumusan kebijakan peraturan lainnya tentang urusan teknis fungsional; c. Menyiapkan bahan koordinasi kegiatan urusan big teknis fungsional; d. Menyiapkan bahan koordinasi teknis fungsional dengan instansi terkait Kepolisian Negara Republik Indonesia; e. Menyusun bahan-bahan perencanaan kegiatan, evaluasi laporan hasil kegiatan; f. Menghimpun, mengolah, menyajikan menganalisa data hasil kegiatan; g. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas /atau kegiatan lainnya kepada atasan; h. Mengevaluasi pelaksanaan tugas menginventarisasi permasalahan di lingkup tugasnya serta mencari alternatif pemecahannya; i. Memberikan saran pertimbangan teknis kepada atasan; j. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan. Big Perlindungan Masyarakat (1) Big Perlindungan Masyarakat mempunyai tugas pokok merencanakan, mengelola, mengoordinasikan, mengendalikan, mengevaluasi melaporkan urusan satuan linmas bina potensi. (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Big Pelindungan Masyarakat mempunyai fungsi : a. Perencanaan kegiatan perlindungan ; b. Pengoordinasian kegiatan perlindungan ; c. Penyelenggaraan kegiatan perlindungan ; (3) Dalam menyelenggarakan fungsinya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Big Perlindungan Masyarakat mempunyai uraian tugas : a. Menyusun rencana kegiatan big perlindungan sebagai pedoman pelaksanaan tugas; 22

23 b. Merumuskan rencana operasional penyelenggaraan urusan big perlindungan tingkat Kabupaten; c. Memberdayakan satuan Linmas dalam kesiagaan penanggulangan bencana serta kegiatan pemilu pemilukada, pemilihan kepala desa bekerja sama dengan instansi terkait; d. Menghimpun bahan penyusunan kebijakan /atau peraturan lainnya urusan perlindungan ; e. Mengoordinasikan pembinaan perlindungan tingkat Kabupaten; f. Menghimpun bahan pelaksanaan koordinasi dengan kepolisian negara instansi vertikal lainnya dalam penyelenggaraan perlindungan tingkat Kabupaten; g. Menyelenggarakan pengawasan pembinaan kegiatan tingkat kabupaten; h. Menyelenggarakan hubungan kerja sama dengan kepolisian instansi lainnya dalam rangka penyelenggaraan perlindungan ; i. Menghimpun bahan-bahan penyuluhan bimbingan teknis perlindungan ; j. Menyelenggarakan penyuluhan bimbingan teknis perlindungan ; k. Mengoordinasikan kegiatan perlindungan dengan instansi terkait; l. Menghimpun, mengolah menganalisa data serta penyajian data hasil kegiatan; m. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas /atau kegiatan lainnya kepada atasan; n. Mengelola melaksanakan administrasi ketatausahaan di lingkup tugasnya; o. Mengevaluasi pelaksanaan tugas menginventarisasi permasalahan di lingkup tugasnya serta mencari alternatif pemecahannya; p. Memberikan saran pertimbangan teknis kepada atasan; q. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan. (4) Big Perlindungan Masyarakat, membawahkan : a. Seksi Satuan Linmas; b. Seksi Bina Potensi Masyarakat. 23 Seksi Satuan Linmas (1) Seksi Satuan Linmas mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan, mengoordinasikan, mengendalikan, mengevaluasi melaporkan kegiatan satuan linmas. (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Satuan Linmas mempunyai fungsi : a. Penyusunan rencana kegiatan seksi satuan linmas;

24 b. Pelaksanaan urusan perlindungan satuan linmas; c. Pengawasan pembagian pelaksanaan tugas penyelenggaraan satuan linmas; (3) Dalam menyelenggarakan fungsinya sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi Satuan Linmas mempunyai uraian tugas : a. Menyusun rencana kegiatan seksi satuan linmas; b. Menyusun menghimpun bahan-bahan dalam perumusan kebijakan peraturan lainnya tentang satuan linmas; c. Melaksanakan urusan satuan linmas tingkat Kabupaten serta lintas Kecamatan; d. Menyiapkan bahan koordinasi kegiatan satuan linmas; e. Melaksanakan koordinasi pengerahan satuan linmas dalam penanggulangan bencana dengan instansi terkait; f. Melaksanakan bimbingan teknis, supervisi pelatihan sumber daya satuan linmas tingkat Kabupaten; g. Melaksanakan pengadaan alat perlengkapan anggota Linmas; h. Melaksanakan kesiagaan penanggulangan bencana, pengamanan penyelenggaraan pemilihan umum, pemilihan kepala daerah pemilihan kepada desa bekerja sama dengan instansi terkait; i. Melaksanakan tugas perbantuan pengamanan ketentraman ketertiban lainnya; j. Merencanakan santunan uang duka, perawatan anggota satuan perlindungan ; k. Merencanakan peningkatan kesejahteraan anggota satuan perlindungan ; l. Melaksanakan koordinasi kegiatan satuan linmas lintas kecamatan dengan instansi terkait; m. Menghimpun bahan-bahan penyelenggaraan kegiatan satuan linmas; n. Menyelenggarakan kerja sama latihan satuan linmas di lingkup tugasnya dengan instansi terkait; o. Melaksanakan penyelesaian pengaduan keluhan terkait dengan urusan satuan linmas; p. Menghimpun bahan-bahan perencanaan kegiatan, evaluasi laporan hasil kegiatan; q. Menghimpun, mengolah, menyajikan menganalisa data hasil kegiatan; r. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas /atau kegiatan lainnya kepada atasan; s. Mengevaluasi pelaksanaan tugas menginventarisasi permasalahan di lingkup tugasnya serta mencari alternatif pemecahannya; t. Memberikan saran pertimbangan teknis kepada atasan; u. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan. 24

25 Seksi Bina Potensi Masyarakat (1) Seksi Bina Potensi Masyarakat mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan, mengoordinasikan, mengendalikan, mengevaluasi melaporkan kegiatan bina potensi. (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Bina Potensi Masyarakat mempunyai fungsi : a. Penyusunan rencana kegiatan seksi bina potensi ; b. Pelaksanaan urusan bina potensi ; c. Pengawasan pembagian pelaksanaan tugas penyelenggaraan urusan bina potensi ; (3) Dalam menyelenggarakan fungsinya sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi Bina Potensi Masyarakat mempunyai uraian tugas : a. Menyusunan rencana kegiatan seksi bina potensi ; b. Menyusun menghimpun bahan-bahan dalam perumusan kebijakan peraturan lainnya tentang urusan bina potensi ; c. Menghimpun potensi rakyat melaksanakan pendaftaran anggota Perlindungan Masyarakat; d. Menyiapkan bahan koordinasi kegiatan urusan big bina potensi ; e. Menyiapkan menyusun bahan pembinaan potensi ; f. Melaksanakan kegiatan pembinaan potensi tingkat Kabupaten; g. Menyiapkan bahan koordinasi bina potensi dengan instansi terkait Kepolisian Negara Republik Indonesia; h. Melaksanakan pembinaan pengawasan pengamanan lingkungan wilayah tingkat Kabupaten; i. Melaksanakan pembinaan bimbingan teknis petugas siskamling di wilayah tingkat Kabupaten; j. Menyusun standar operasional prosedur sistem keamanan llingkungan tingkat Kabupaten; k. Melaksanakan penyelesaian pengaduan keluhan terkait dengan urusan bina potensi ; l. Menyusun bahan-bahan perencanaan kegiatan, evaluasi laporan hasil kegiatan; m. Menghimpun, mengolah, menyajikan menganalisa data hasil kegiatan; n. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas /atau kegiatan lainnya kepada atasan; o. Mengevaluasi pelaksanaan tugas menginventarisasi permasalahan di lingkup tugasnya serta mencari alternatif pemecahannya; p. Memberikan saran pertimbangan teknis kepada atasan; q. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan. 25

26 Kelompok Jabatan Fungsional (1) Kelompok jabatan Fungsional di lingkungan Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas menunjang tugas pokok Satuan sesuai dengan keahliannya masing-masing. (2) Kelompok jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang berada di bawah bertanggung jawab langsung kepada Kepala Satuan. (3) Kelompok jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri atas sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan big keahliannya. (4) Jumlah Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditentukan berdasarkan sifat, jenis, kebutuhan beban kerja. (5) Pembinaan terhadap Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan sesuai dengan peraturan perung-ungan yang berlaku. 26

27 STRUKTUR ORGANISASI SATPOL PP KAB. KUNINGAN KEPALA SATUAN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIAT SUBBAGIAN PROGRAM SUBBAGIAN KEUANGAN SUBBAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN BIDANG PENEGAKKAN PERUNDANG-UNDANGAN DAERAH BIDANG KETERTIBAN UMUM DAN KETENTRAMAN MASYARAKAT BIDANG SUMBER DAYA APARATUR BIDANG PERLINDUNGAN MASYARAKAT 27 SEKSI PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENYULUHAN SEKSI OPERASI DAN PENGENDALIAN SEKSI PELATIHAN DASAR SEKSI SATUAN LINMAS SEKSI PENYELIDIKAN DAN PENYIDIKAN SEKSI KERJASAMA SEKSI TEKNIS FUNGSIONAL SEKSI BINA POTENSI MASYARAKAT UNIT PELAKSANA SATPOL PP KECAMATAN

28 Untuk kelancaran pelaksanaan tugas pemberian pelayanan kepada maka Sat Pol PP yang merupakan salah satu unsur penunjang Pemerintah Daerah dalam perencanaan pembangunan membutuhkan sumber daya manusia yang seharusnya melebihi standar. Sumber daya manusia yang ada di Sat Pol PP Kabupaten Kuningan dapat dilihat berdasarkan Struktur organisasi yang diisi oleh kepegawaian di Satuan Polisi Pamong Praja, secara keseluruhan adalah berjumlah 275 Orang, dengan rincian sebagai berikut : 1. Berdasarkan status kepegawaian : a. PNS : 151 orang b. PTT : 124 orang 2. Berdasarkan Kepangkatan/Golongan : a. Golongan IV : 6 orang b. Golongan III : 40 orang c. Golongan II : 103 orang d. Golongan I : 2 orang e. THL : 124 orang 3. Berdasarkan tingkat pendidikan : Tabel REKAPITULASI PNS /CPNS KEADAAN BULAN OKTOBER 2016 BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN TINGKAT JUMLAH TOTAL PENDIDIKAN LAKI-LAKI PEREMPUAN SD SLTP SLTA D D D S S S Sumber Data: Sub Bagian Umum Kepegawaian Satpol PP 28

29 4. Berdasarkan Kelompok Usia Tabel 1.3. BERDASARKAN KELOMPOK USIA KEADAAN BULAN OKTOBER 2016 USIA JUMLAH TOTAL LAKI-LAKI PEREMPUAN Aspek strategis <= Aspek-aspek strategis merupakan aspek-aspek yang menjadi visi, misi, tujuan organisasi sehingga diperoleh kejelasan tentang nilai-nilai dalam organisasi Visi Misi Satuan Polisi Pamong Praja a. Visi Visi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan merupakan skenario masa depan pangan ke depan menyangkut kemana Satuan Polisi Pamong Praja harus dibawa diarahkan agar dapat berkarya secara konsisten tetap eksis, antisipatif, inovatif, serta produktif. Visi Satuan Polisi adalah suatu gambaran menantang tentang keadaan masa depan yang berisikan cita citra yang ingin diwujudkan oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan. Kemudian berdasarkan prespektif sejarah Satuan Polisi Pamong Praja, dimana telah mengalami perubahan ruang lingkup pelaksanaan tugas fungsi mengikuti dinamika tuntutan kebutuhan maka Visi Satpol PP Kabupaten Kuningan telah ditetapkan adalah : 29

30 TERPELIHARANYA KETERTIBAN, KETENTRAMAN DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT SERTA TEGAKNYA PERUNDANG-UNDANGAN DAERAH DI KABUPATEN KUNINGAN TAHUN 2018 Visi ini bertujuan : Pemantapan Stabilitas lingkungan dalam kondisi yang tertib, tentram dengan didukung peningkatan kesadaran hukum di seluruh Wilayah Kabupaten Kuningan. b. Misi Untuk mewujudkan visi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan yang telah ditetapkan, maka diperlukan misi yang jelas, karena Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan sasaran yang ingin dicapai. Pernyataan misi membawa organisasi kepada suatu fokus. Misi menjelaskan mengapa organisasi itu ada, apa yang akan dilakukannya bagaimana melakukannya. Misi adalah suatu yang harus dilaksanakan oleh Instansi pemerintah agar tujuan organisasi dapat terlaksana berhasil dengan baik. Dengan pernyataan misi tersebut, diharapkan seluruh pegawai pihak yang berkepentingan dapat mengenal instansi pemerintah mengetahui peran program-programnya serta hasil yang diperoleh di masa mendatang. Misi dari setiap organisasi adalah tonggak dari perencanaan strategiknya. Misi harus memperlihatkan secara jelas hal apa yang penting buat organisasi apa big usaha dari organisasi tersebut. Maka ditetapkan Misi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan untuk tahun adalah : 1. Memelihara ketertiban umum, ketentraman serta menegakkan peraturan perung-ungan daerah perlindungan. 2. Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur yang professional menjunjung tinggi hak azasi manusia. 3. Membangun pola hubungan kerjasama dengan prinsip utama pelaksanaan tugas Satpol PP yaitu koordinasi, integrasi, singkronisasi, edukasi, kemitraan. Adapun penjabaran Misi Satpol PP adalah sebagai berikut : Misi 1 Memelihara ketertiban umum, ketentraman serta menegakkan peraturan perung-ungan daerah perlindungan. 30 Bahwa tugas-tugas pokok Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan adalah untuk menjaga keamanan ketentraman serta ketertiban, untuk menciptakan suasana atau situasi yang aman tertib di lingkungan, sehingga dapat melakukan aktifitas dengan baik lancar. Dalam melaksanakan tugas pokok Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan yaitu menjaga

31 keamanan ketertiban sering kali terjadi pelanggaran peraturan oleh, untuk menindaklanjuti pelanggaran Peraturan Daerah dilaksanakanlah fungsi pengawasan fungsi penyidikan. Misi 2 Kualitas Sumber Daya Aparatur Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Aparatur melalui pola pemberdayaan, pelatihan fisik, pembekaan pengetahuan, peningkatan keterampilan pemantapan sikap perilaku didukung optimalisasi sarana prasarana Misi 3 Pola Hubungan Kerjasama Meningkatkan hubungan kerjasama dengan instansi terkait yang mengacu pada prinsip-prinsip utama yaitu ; koordinasi, integrasi, singkronisasi edukasi serta kemitraan dengan pihak lainnya terutama Tujuan Sasaran Jangka Menengah Satuan Polisi Pamong Praja a. Tujuan Penjabaran Penetapan Visi Misi yang lebih realistis akan tampak pada pada perumusan Sasaran, Kebijakan, Program Kegiatan. Adapun tujuan yang akan dicapai dalam jangka waktu 5 (lima) tahun, adalah : a. Meminimalisir tingkat gangguan tibumtranmas b. Meningkatkan upaya penertiban penyakit c. Meningkatkan Sarana Prasarana Aparatur d. Meningkatkan Penegakan Peraturan Perung-ungan Daerah e. Meningkatkan Kapasitas Sumber Daya Aparatur f. Meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait yang mengacu pada prinsip-prinsip utama yaitu koordinasi, integrasi, sinkronisasi edukasi serta kemitraan dengan pihak lainnya b. Sasaran Dalam rangka upaya pencapaian tujuan misi yang telah ditetapkan maka perlu ditetapkan pula sasaran sebagai wujud dari target apa yang hendak diperoleh selama rentang waktu 5 tahun, dari tahun 2014 s.d Dan untuk penentuan sasarannya sendiri dilakukan melalui analisis terhadap kemampuan diri SKPD melalui metode SMART-C sebagai berikut ini : 1. Specific (spesifik), yaitu sifat tingkat sasaran dapat diidentifikasi dengan jelas; 2. Measurable (dapat diukur), yaitu target sasaran dinyatakan dengan jelas terukur; 3. Achievable (dapat dicapai), yaitu sasaran dapat dicapai terkait dengan kapasitas sumber daya yang ada; 31

32 4. Relevant (relevan), yakni mencerminkan keterkaitan antara target sasaran dengan tujuan; 5. Time Bond (batas waktu), yaitu periode pencapaian sasaran ditetapkan; 6. Continuously Improve (perbaikan berkelanjutan), yaitu sasaran dapat dicapai secara bertahap. Dalam kaitannya dengan tujuan yang telah ditetapkan, keinginan untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan penjabaran yang lebih terinci dalam bentuk sasaran yang harus dilaksanakan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun. Dengan metode ini maka kami susun tujuan sasaran kinerja yang ingin dicapai dalam Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan adalah : Tabel 1.4 TUJUAN DAN SASARAN TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN Meminimalisir tingkat gangguan tibumtranmas Meningkatkan upaya penertiban Penyakit Masyarakat Meningkatkan peran pemberdayaan Linmas Terwujudnya keamanan pejabat, unjuk rasa asset Negara serta kegiatan kedaerahan lainnya. Berkurangnya tingkat gangguan lingkungan berupa PKL yang tidak tertib spanduk/banner yang melanggar ketetntuan serta gangguan lingkungan lainnya Berkurangnya pelanggaran berupa Penyakit Masyarakat, peredaran minuman keras,praktek asusila PGOT yang berkeliaran Berkurangnya gangguan katrantibum melalui pemantapan system keamanan lingkungan dengan mengendapankan prinsip koordinasi, integrasi, sikronisasi, edukasi serta kemitraan dengan pihak lainnya. Meningkatnya keamanan pejabat, aset daerah serta kegiatan kedaerahan lainnya Terciptanya kondisi lingkungan yang tertib rapi aman Menurunnya rata-rata jumlah hasil operasi penertiban PEKAT Meningkatnya profesionalisme anggota Linmas Meningkatkan Penegakan Peraturan Perungungan Daerah Meningkatnya kapasitas Sumber Daya Aparatur Meningkatnya pola kerjasama yang melibatkan dalam menciptakan kondisi aman tentram tertib di lingkungan Meningkatnya Pelayanan kepada Meningkatnya profesionalisme aparat Satpol PP 32 Meningkatnya kualitas Pelayanan Umum

33 optimalisasi peranan tugas fungsi Satpol PP dalam melaksanakan pemeliharaan ketentraman ketertiban umum serta penegakan Peraturan Daerah. Terkendalinya stabilitas keamanan ketentraman Meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait yang mengacu pada prinsip-prinsip utama yaitu koordinasi, integrasi, sinkronisasi edukasi serta kemitraan dengan pihak lainnya. Tegaknya Perda/Peraturan lainnya melalui pola pemberdayaan PPNS, sosialisasi, rapat koordinasi kemitraan dengan. jumlah Kerjasama Strategi Dan Kebijakan Satuan Polisi Pamong Praja Sebelum kita bahas strategi arah kebijakan Satpol PP dalam kurun waktu 5 tahun, terlebih dahulu kita ulas skenario tahapan Pembangunan Kabupaten Kuningan yang mempedomani seluruh strategi kebijakan Satpol PP. Untuk mencapai visi misi Kabupaten Kuningan seperti diulas pada bab pendahuluan, Pemerintah Kabupaten Kuningan menetapkan Skenario tahapan pembangunan yang dapat digunakan sebagai fokus pelaksanaan pembangunan setiap tahunnya. Skenario ini dapat dijadikan sebagai pedoman bagi organisasi perangkat daerah dalam menentukan kebijakannya guna capaian tujuan yang lebih terarah. Satpol PP sebagai salah satu perangkat daerah berkewajiban pula mengawal setiap tahapan pembangunan yang telah ditetapkan, karena pengertian ketertiban umum ketenteraman sendiri seperti tertuang dalam ketentuan umum PP Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja bahwa : Suatu keadaan dinamis yang memungkinkan pemerintah, pemerintah daerah dapat melakukan kegiatannya dengan tentram, tertib teratur. Artinya bahwa pembangunan akan sulit dilaksanakan apabila Ketertiban Umum Ketentraman Masyarakat tidak tercapai. Dengan semakin kompleks luasnya wilayah jangkauan tugas yang dihadapi oleh Satpol PP Kabupaten Kuningan, diperlukan strategi karena meskipun tujuan sasaran telah ditentukan, akan tetapi masih sulit mengimplementasikannya dalam meraih visi misi Satpol PP. Pemilihan strategi adalah proses pembuatan keputusan untuk memilih alternatif terbaik dalam upaya pencapaian tujuan sasaran dengan cara yang paling baik. Strategi akan memperjelas makna hakikat suatu rencana strategis khususnya sasaran tahunan dengan identifikasi rincian yang sifatnya spesifik tentang bagaiamana para pimpinan harus mengelolanya. Dalam membuat strategi perlu mempelajari beberapa dokumen yang berkaitan tentang data, fakta informasi dalam penyelenggaraan ketentraman ketertiban serta penegakkan Peraturan Daerah Keputusan/Peraturan 33

34 Kepala Daerah baik kekuatan peluang maupun juga dalam menghadapi kelemahan ancaman yang mendasar. Atas dasar tersebut harus disusun strategi umum agar dapat menjawab beberapa tantangan yang dihadapi sebagai berikut : - Strategi SO, menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang; - Strategi WO, meminimalkan kelemahan dengan memanfaatkan peluang; - Strategi ST, menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman; - Strategi WT, meminimalkan kelemahan menghindari ancaman; Perumusan strategi dilakukan dengan terlebih dahulu menganalisa faktor-faktor yang ada di sekeliling dari kelembagaan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan melalui analisis SWOT sederhana yaitu melalui analisa Kondisi Lingkungan Strategis Eksternal Internal Dalam pencapaian Visi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan tidak terlepas dari pengaruh faktor internal yang berupa kekuatan (Strenghts) maupun Kelemahan (Weaknesses) yang ada pada organisasi karenanya diperlukan upaya untuk memperbesar peranan kekuatan memperkecil kelemahan. Demikian pula terdapat pengaruh faktor Eksternal berupa Peluang (Opportunities) Ancaman (Threat ) dimana dapat dimanfaatkan faktor peluang yang muncul, serta memperkecil dampak yang ditimbulkan dari ancaman. Mengingat penilaian eksternal internal dirasa penting, maka berikut komponen-komponen baik internal maupun eksternal. I. Kondisi lingkungan Strategis Internal Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan sebagai berikut : A. Kekuatan ( Strenghts ) a. Kekuatan dasar hukum yang sangat kuat menaungi pembentukan tugas organisasi Satpol PP yaitu di bawah Ung-Ung Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pasal 255 lalu diturunkan dalam perung-ungan di bawahnya seperti Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja, Perda Nomor 12 Tahun 2013 Peraturan Bupati Kuningan Nomor 42 Tahun 2013 tentang Tugas Pokok, Fungsi Uraian Tugas Satuan Polisi Pamong Praja. Peraturan Pemerintah (PP) No 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja pada pasal 4 Bab II Pembentukan, Kedudukan, Tugas Fungsi disebutkan bahwa Satpol PP mempunyai tugas menegakkan Perda Menyelenggarakan Ketertiban umum ketentraman serta perlindungan. Artinya Satpol. PP bukan saja bertugas dalam hal penegakkan Peraturan Daerah penyelenggaraan ketertiban umum ketentraman tetapi juga termasuk dalam hal perlindungan hal ini menunjukkan bahwa ruang lingkup pelaksanaan tugas Fungsi selalu mengikuti perubahan kebutuhan, tuntutan masalah nyata di yang merupakan prinsip yang harus dipenuhi 34

35 di dalam rancangan masa depan. Salah satu kekuatan bagi Satpol. PP Kabupaten Kuningan adalah tersedianya peraturan perungan yang mengatur kedudukan, tugas fungsi serta wewenang, Hak kewajiban sehingga memberi keleluasaan dalam menegakkan Peraturan Daerah Peraturan /Keputusan Bupati, memelihara menyelenggarakan ketertiban umum ketentraman, serta perlindungan. b. Pada tanggal 1 Agustus 2013 telah ditetapkan melalui Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Kuningan Nomor 12 tahun 2013 tentang Pembentukan Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja pada tanggal 20 November 2013 ditetapkan Peraturan Bupati Kuningan nomor 42 tahun 2013 tentang Tugas Pokok, Fungsi Uraian Tugas Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan. c. Sudah terbangunnya Jejaring Kerja. Terbangunnya kolaborasi jejaring kerja merupakan modal berharga karena merupakan pilar-pilar kolaborasi pemeliharaan ketentraman umum Penegakkan Peraturan Daerah. Kolaborasi jejaring kerja selama ini sudah terjalin dengan baik dengan instansi TNI/POLRI, Kejaksaan, Pengadilan Negeri, LSM maupun para tokoh lainnya. d. Aya Paradigma baru. Paradigma baru tentang kewenangan Polisi Pamong Praja, dimana semula Polisi Pamong Praja membantu Kepala Wilayah (Gubernur, Bupati/Walikota, Camat) di big pemerintahan umum meliputi pembinaan politik dalam negeri, pengawasan, koordinasi serta ketentraman ketertiban umum. Adapun paradigma baru bahwa keberadaan Satuan Polisi Pamong Praja dibentuk untuk membantu Kepala Daerah di big Penegakkan Peraturan Daerah Pemeliharaan Ketertiban Umum Ketentraman Masyarakat perlindungan. Maka berdasarkan Perda No 12 tahun 2013 tentang pembentukan organisasi Satuan Polisi Pamong Praja pasal 6 disebutkan bahwa, Polisi Pamong Praja berwenang : a. melakukan tindakan penertiban nonyustisial terhadap warga, aparatur atau ba hukum yang melakukan pelanggaran atas Peraturan Daerah / atau Peraturan / Keputusan Bupati; b. menindak warga, aparatur atau ba hukum yang mengganggu ketertiban umum ketentraman ; c. fasilitasi pemberdayaan kapasitas penyelenggaraan perlindungan ; d. melakukan tindakan penyelidikan terhadap warga, aparatur, atau ba hukum yang diduga melakukan pelanggaran atas Peraturan Daerah / atau Peraturan / Keputusan Bupati; 35

36 e. melakukan tindakan administratif terhadap warga, aparatur, atau ba hukum yang diduga melakukan pelanggaran atas Peraturan Daerah / atau Peraturan / Keputusan Bupati; f. melakukan kewenangan lainnya sesuai peraturan perungungan. e. Aya komitmen aparatur untuk mewujudkan Akuntabilitas Kinerja Akuntabilitas kinerja adalah pengembangan tanggung jawab kinerja atau prestasi kerja tentang pelaksanaan tugas pemeliharaan ketentraman ketertiban serta penegakkan Peraturan Daerah Peraturan/Keputusan Bupati yang tidak terbatas kepada atasan menurut jalur hirarkhi organisasi, tetapi juga kepada stakesholder ba/lembaga yang berkepentingan terhadap kinerja Satuan Polisi Pamong Praja. Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan sebagai salah satu perangkat daerah memiliki komitmen yang kuat terhadap terwujudnya akuntabilitas kinerja pemeliharaan ketentraman ketertiban serta penegakkan Peraturan Daerah Peraturan/Keputusan Bupati. B. Kelemahan ( Weakness ) 1. Kurangnya Kemampuan Kompetensi Anggota Satpol PP a. Masalah kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM), di beberapa tingkat/ level menjadikan perhatian khusus kaitan dengan penguatan kelembagaan. Untuk tingkat pimpinan harus pernah bertugas dibig teknis operasional, seperti Ba/Dinas Sospol, Kesbang dinas teknis lainnya; Untuk tingkat staf anggota selain sikap perilaku, wajib pula memiliki pengetahuan, keahlian, keterampilan, ketangkasan, serta ketahanan fisik yang lebih dari PNS lainnya. b. Masalah rasio kebutuhan anggota Satpol PP dilihat dari beban serta luasnya jangkauan wilayah tugas, juga menjadi permasalahan internal, baik penegakan Perda, Tibum Tranmas Perlindungan. 36 Kedua kelemahan SDM ini akan menghambat kelancaran pelaksanaan tugas akan berdampak pada cara menangani setiap masalah di lapangan, terlebih lagi penguatan kelembagaan melalui peningkatan SDM (kualitas Kuantitas) mutlak diperlukan seiring dengan peningkatan kapasitas kelembagaan Satpol PP itu sendiri. 2. Sumber Daya Keuangan belum memadai

37 Aktivitas Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan dalam menjalankan tugas pokok fungsinya dalam penegakkan Peraturan Daerah penyelenggaraan ketentraman ketertiban serta perlindungan belum sepenuhnya ditunjang oleh sumber daya keuangan yang memadai baik dilihat dari jumlah a yang diperlukan maupun penggunaan a yang tersedia dapat secara ekonomis, effisien effektif. Untuk menjamin kelancaran pelaksanaan tugas pokok fungsi, maka Satuan Polisi Pamong Praja membutuhkan a yang relative besar. Dalam kegiatan operasional mulai dari identifikasi masalah, pendataan, monitoring kegiatan operasi/razia terhadap pelanggaran Peraturan Daerah, sangat terbatas jumlahnya sehingga tidak dapat mendukung kegiatan tersebut secara optimal. 3. Belum memadainya Perlengkapan/peralatan. Perlengkapan/peralatan untuk menunjang tugas-tugas baik administrasi maupun operasional belum memadai seperti : gedung kantor, kendaraan operasional ; roda empat roda dua sebagai sarana operasional sangat perlu aya perbaikan, penambahan atau peremajaan, serta peralatan kerja kelengkapan tugas, masih harus menjadi perhatian khusus pula. Kemudian selain kekuatan kelemahan yang merupakan faktor internal di atas bahwa untuk mencapai Visi Satuan Polisi Pamong Praja berbagai usaha dilakukan untuk memanfaatkan faktor eksternal berupa peluang (Opportunities) yang muncul perlu dilakukan, disamping memperkecil dampak yang ditimbulkan dari Ancaman (Threats). II. Kondisi lingkungan Strategis Eksternal Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan sebagai berikut : C. Peluang ( Opportunities ) 1. Dasar Hukum Kebijakan yang memadai Dasar hukum yang mendasari Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan dalam menjalankan tugas fungsinya adalah sebagai berikut : a. Ung-Ung Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. b. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja c. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No. 26 Tahun 2005 tentang Pedoman Prosedur Tetap Polisi Pamong Praja. d. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No. 27 tahun 2010 tentang Pedoman Pelaporan Satuan Polisi Pamong Praja 37

38 e. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No. 38 tahun 2010 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Pelatihan Pol. PP f. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No. 40 tahun 2011 tentang Pedoman Organisasi Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja g. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No. 54 tahun 2011 tentang Standar Operasional Prosedur Satpol. PP h. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No. 60 tahun 2012 tentang Penetapan Jumlah Polisi Pamong Praja i. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No. 19 th 2013 tentang Pedoman Pakaian Dinas, Perlengkapan Peralatan Oprasional Satpol. PP j. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan No. 23 tahun 2003 tentang Ketentraman Ketertiban Umum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah No. 26 tahun 2010 tentang perubahan Atas Perda Nomor 23 tahun 2003 tentang Ketentraman Ketertiban Umum k. Peraturan Daerah No. 12 tahun 2013 tentang pembentukan Satuan Polisi Pamong Praja l. Peraturan Bupati Kuningan No. 42 tahun 2013 tentang Tugas Pokok, Fungsi Urusan Tugas Satuan Polisi Pamong Praja 2. Komitmen untuk menegakkan Supremasi Hukum mulai tumbuh Krisis multidimensi yang melanda Indonesia tidak terkecuali Kabupaten Kuningan antara lain disebabkan oleh lemahnya penegakkan supremasi hukum. Berangkat dari kondisi tersebut, maka saat ini mulai tumbuh kesadaran komitmen pemerintah bersamasama untuk sesegera mungkin menegakkan supremasi hukum. Kesadaran akan komitmen ini muncul diyakini melalui penegakkan hukum diharapkan lahir ketentraman ketertiban yang merupakan modal dasar bagi upaya pemulihan krisis serta pelaksanaan pembangunan daerah. 3. Budaya Kebersamaan & Jiwa religius sudah tumbuh berkembang Potensi yang dimiliki Kabupaten Kuningan adalah perilaku sosial saling mengasihi, saling memberikan pengetahuan saling menjaga diantara warga. Disamping itu selain taat menjalankan ibadah juga tatanan kehidupan yang senantiasa menyelesaikan masalah dengan mengedepankan kekeluargaan. Budaya yang demikian merupakan pondasi nilai yang perlu diartikulasikan dalam pemberdayaan menuju partisipasi aktif dalam mengelola ketentraman ketertiban umum. Sehingga terlihat selama ini di Kabupaten Kuningan selalu dapat menjaga kondusifitas berkat aya nilai-nilai positif yang tertanam dara setiap individu. 38

39 4. Akses terhadap perkembangan informasi relatif tinggi. Perkembangan informasi membuka peluang bagi terbentuknya akses terhadap kemudahan memperoleh informasi secara dini. Aya akses ini peluang bagi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan untuk memperoleh informasi secara dini tentang segala peristiwa yang dapat menimbulkan gangguan ketentraman ketertiban umum sehingga akan memudahkan upaya-upaya pencegahan penangkalan. D. Ancaman (Threats) 1. Tolak ukur penilaian kinerja dalam menurunkan angka pelanggaran perda/ perkada sering disalah-tafsirkan. Naik atau turunnya angka pelanggaran serig ditafsirkan searah dengan baik tidaknya kinerja Satpol PP. Padahal kedua hal tersebut merupakan penafsiran yang kontraindikasi yaitu bahwa semakin rendah angka pelanggaran, artinya semakin baik tingkat kinerja Satpol PP, bukan pada pengertian semakin tinggi angka pelanggaran, semakin baik kinerja Pol PP. 2. Kurangnya Kesadaran Masyarakat Kurangnya kesadaran terhadap Penegakkan Peraturan Daerah trantibum, dimana dalam menjalankan aktivitas sehari-hari di tempat umum kag-kag kurang memahami atau kurang menyadari petunjuk-petunjuk big trantibum yang telah diberikan oleh pemerintah. Hal ini disebabkan kurangnya upaya edukasi dari Pemerintah Daerah. 3. Cepatnya perkembangan Teknologi Informasi. Perkembangan Teknologi Informasi kag-kag merupakan ancaman bagi ketentraman ketertiban umum, yang tentu saja beritaberita yang sifatnya negatif atau yang memprovokasi sehingga ketentraman ketertiban umum terganggu. 4. Lemahnya koordinasi lintas sektoral. Lemahnya koodinasi disebabkan oleh ego sektoral yang sangat kuat, terlebih dengan Kepolisian TNI. Hal ini sangat berpengaruh dalam pelaksanaan tugas karena koordinasi yang baik antar Instansi/ Dinas akan saling menguntungkan kedua belah pihak. Maka kelemahan koordinasi dapat menghambat tugas fungsi Satuan Polisi Pamong Praja Suasana tidak komunikatif saling mencurigai. Suasana tidak komunikatif saling mencurigai dalam hubungan antara Pemerintah Daerah Masyarakat berakibat timbulnya kesulitan bagi Pemerintah Daerah untuk mengambil langkah

40 tindakan, termasuk untuk melakukan upaya-upaya penyelenggara ketentraman ketertiban umum. 6. Kebijakan yang tidak responsif aspiratif Produk kebijakan kerap kali tidak responsif aspiratif atau berbeda dengan aspirasi, kebutuhan tuntutan dalam implementasinya cenderung ditolak tidak dipatuhi oleh Tujuan Sasaran Adapun Tujuan Sasaran sesuai Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan adalah : Tabel 1.5 TUJUAN, SASARAN DAN INDIKATOR SASARAN TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN Meminimalisir tingkat gangguan tibumtranmas Terwujudnya keamanan pejabat, unjuk rasa asset Negara serta kegiatan kedaerahan lainnya. Meningkatnya keamanan pejabat, aset daerah serta kegiatan kedaerahan lainnya Berkurangnya tingkat gangguan lingkungan berupa PKL yang tidak tertib spanduk/banner yang melanggar ketetntuan serta gangguan lingkungan lainnya Terciptanya kondisi lingkungan yang tertib rapi aman Meningkatkan upaya penertiban Penyakit Masyarakat Berkurangnya pelanggaran berupa Penyakit Masyarakat, peredaran minuman keras,praktek asusila PGOT yang berkeliaran Menurunnya rata-rata jumlah hasil operasi penertiban PEKAT Meningkatkan peran pemberdayaan Linmas Berkurangnya gangguan katrantibum melalui pemantapan system keamanan lingkungan dengan mengendapankan prinsip koordinasi, integrasi, sikronisasi, edukasi serta kemitraan dengan pihak lainnya. Meningkatnya profesionalisme anggota Linmas Meningkatnya pola kerjasama yang melibatkan dalam menciptakan kondisi aman tentram tertib di lingkungan 40 Meningkatkan Penegakan Peraturan Perungungan Daerah Meningkatnya kapasitas Sumber Daya Aparatur Meningkatnya Pelayanan kepada Meningkatnya profesionalisme aparat Satpol PP

41 Meningkatnya kualitas Pelayanan Umum optimalisasi peranan tugas fungsi Satpol PP dalam melaksanakan pemeliharaan ketentraman ketertiban umum serta penegakan Peraturan Daerah. Terkendalinya stabilitas keamanan ketentraman Meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait yang mengacu pada prinsip-prinsip utama yaitu koordinasi, integrasi, sinkronisasi edukasi serta kemitraan dengan pihak lainnya. Tegaknya Perda/Peraturan lainnya melalui pola pemberdayaan PPNS, sosialisasi, rapat koordinasi kemitraan dengan. jumlah Kerjasama Keterkaitan Aspek Strategis Satpol PP Hubungan dengan Visi Kabupaten Kuningan V i s i Kabupaten Kuningan KUNINGAN MANDIRI, AGAMIS, SEJAHTERA TAHUN 2018 Visi ini bertujuan : kemandirian ekonomi, kehidupan beragama berbudaya, pemerataan hasil pembangunan berupa kesejahteraan di seluruh Wilayah Kabupaten Kuningan. Dengan rentang waktu 5 (lima) tahun, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Dengan menggunakan sumberdaya : Pemerintah, Masyarakat Kebijakan Perencanaan. Untuk mencapai Visi tersebut ditetapkan Misi sebagai berikut : MISI 1 : Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui penanaman nilai agama, peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, daya saing pengarusutamaan gender dalam kehidupan berbudaya harmonis. 41 Misi 2 : Memantapkan keunggulan kawasan agropolitan, pariwisata daerah, sektor unggul lainnya, peningkatan investasi ramah lingkungan, serta peningkatan sarana prasarana daerah.

42 Misi 3 : Misi 4 : Misi 5 : Meningkatkan percepatan penanggulangan kemiskinan melalui pelayanan sosial terpadu pemberdayaan. Memantapkan pelestarian sumber daya alam lingkungan hidup dalam kerangka kabupaten konservasi dengan menerapkan asas kehidupan berkelanjutan. mewujudkan tata pemerintahan yang baik pengembangan kerjasama daerah. Dari Visi Misi Kabupaten Kuningan ini, posisi Satpol PP sangatlah strategis, peranan Satpol PP sangat menentukan terwujudkan pencapaian Visi Kabupaten Kuningan sampai dengan tahun Seperti disebutkan dalam Bab I Ketentuan Umum Perda 12 tahun 2013 tentang Pembentukan Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja bahwa ; Ketertiban umum Ketentraman adalah suatu keadaan dinamis yang memungkinkan Pemerintah, Pemerintah Daerah dapat melakukan kegiatannya dengan tentram, tertib teratur. Dan pada pasal 4 perda ini disebutkan bahwa : Satpol PP yang merupakan unsur pengamanan pembantu mempunyai tugas membantu kelancaran tugas-tugas Bupati dalam perumusan, perencanaan kebijakan operasional program pelaksanaan penegakan Perda, penanganan memelihara ketertiban umum ketenteraman, serta memfasilitasi pemberdayaan kapasitas penyelenggaraan kebijakan perlindungan. Artinya bahwa kondisi tentram tertib di adalah suatu kondisi pokok yang harus terwujud guna menjamin lancarnya kegiatan pemerintah dalam rangka pelaksanaan pembangunan Satpol PP adalah salah satu Organisasi Perangkat Daerah yang memegang peranan penting dalam pemeliharaannya. Posisi Satpol PP sendiri secara konsep pada Visi Misi Kabupaten Kuningan tahun 2018 berada pada Misi I yaitu : Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui penanaman nilai agama, peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, daya saing pengarusutamaan gender dalam kehidupan berbudaya harmonis. 42 Dan berada pada tujuan misi I yaitu : Membangun Sumber Daya Manusia yang unggul berbudaya. Selanjutnya tujuan ini difokuskan pada salah satu sasaran misi yaitu : Meningkatnya pelestarian nilai-nilai budaya

43 Selanjutnya untuk mengaktualisasikan sasaran misi tersebut maka posisi Satpol PP berada pada salah satu strategi yaitu Meningkatkan kondusifitas dalam meningkatkan keimanan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha EsaDan berada pada arah kebijakan yaitu : Kondisi Keamanan Ketertiban Masyarakat. Masing-masing arah kebijakan tersebut dilaksanakan oleh Satpol PP Kabupaten Kuningan melalui : 1. Program Pemberdayaan untuk menjaga ketertiban keamanan 2. Program Keamanan Kenyamanan Lingkungan 3. Program Pemeliharaan Kantrantibmas Pencegahan Tindak Kriminal 4. Program Pemberantasan Penyakit Masyarakat. Keterkaitan Dokumen Perencanaan Satpol PP dengan dokumen Perencanaan Pemerintah Daerah dapat digambarkan sebagai berikut: 43

44 Tabel 1.6 KETERKAITAN PERENCANAAN KABUPATEN KUNINGAN DAN PERENCANAAN ORGANISASI SATPOL PP KAB. KUNINGAN PERENCANAAN KABUPATEN PERENCANAAN ORGANISASI SATPOL PP VISI : KUNINGAN MANDIRI, AGAMIS, SEJAHTERA TAHUN 2018 VISI : TERPELIHARANYA KETERTIBAN, KETENTRAMAN DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT SERTA TEGAKNYA PERUNDANG-UNDANGAN DAERAH DI KABUPATEN KUNINGAN TAHUN 2018 TUJUAN VISI MISI SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKA N MISI TUJUAN SASARAN INDIKATO R SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN kemandirian ekonomi, kehidupan beragama berbudaya, pemerataan hasil pembanguna n berupa kesejahteraa n di seluruh Wilayah Kabupaten Kuningan. Meningkatk an kualitas sumber daya manusia melalui penanaman nilai agama, peningkata n kualitas pendidikan, kesehatan, daya saing pengarusut amaan gender dalam Meningkatn ya pelestarian nilai-nilai budaya Meningkatka n kondusifitas dalam meningkatka n keimanan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa Peningkata n Kondisi keamanan ketertiban Memelihara ketertiban umum, ketetntrama n serta menegakka n peraturan perungungan daerah perlindunga n Meminimali sir tingkat gangguan tibumtran mas Terwujudn ya keamanan pejabat, unjuk rasa asset Negara serta kegiatan kedaeraha n lainnya. Meningkat nya keamanan pejabat, aset daerah serta kegiatan kedaeraha n lainnya kualitas pengamanan pengamanan pejabat, unjuk rasa, asset, serta pengamanan kegiatan lainnya. Keamanan Kenyamanan Lingkungan Keamanan Kenyamanan Lingkungan Pengamanan Pengawalan Pejabat Daerah maupun Pusat PAM Unjuk Rasa 44 Pengamanan Pelaksanaan Pemilihan Pelantikan Pilkades Serentak

45 kehidupan berbudaya harmonis. Meningkatk an upaya penertiban Penyakit Masyarakat Berkurang nya tingkat gangguan lingkungan berupa PKL yang tidak tertib spanduk/b anner yang melanggar ketetntuan serta gangguan lingkungan lainnya Berkurang nya pelanggara n berupa Penyakit Masyaraka t, peredaran minuman keras,prakt ek asusila PGOT yang berkeliaran Terciptany a kondisi lingkungan yang tertib rapi aman Menurunn ya ratarata jumlah hasil operasi penertiban PEKAT efektifitas penertiban terhadap gangguan trantibum gangguan lingkungan lainnya Meningkatny a ketertiban umum ketentraman pembinaan penertiban PKL. Operasional penertiban spanduk/ banner yang melanggar ketentuan. Berkurangnya peredaran minuman keras (Miras) Berkurangnya Pekerja Seks Komersial (PSK)/ Wanita Malam Berkurangnya Gepeng/ orgil/ Anak Jalanan yang berkeliaran Keamanan Kenyamanan Lingkungan Keamanan Kenyamanan Lingkungan Keamanan Kenyamanan Lingkungan Pemberantasa n PEKAT Keamanan Kenyamanan Lingkungan Pembinaan Penertiban Pedagang Kaki Lima Pengendalian Pedagang Kaki Lima Penertiban Reklame banner tidak berijin atau kadaluarsa Penertiban Penanggulanga n Penyakit Masyarakat 45 Rapat Forum Koordinasi Pendampingan Pengiriman PGOT Psikotik Jalanan ke Panti Rehabilitasi RSJ

46 Meningkatk an peran pemberday aan Linmas Berkurang nya gangguan katrantibu m melalui pemantapa n system keamanan lingkungan dengan mengendap ankan prinsip koordinasi, integrasi, sikronisasi, edukasi serta kemitraan dengan masyaraka t pihak lainnya. Meningkat nya profesionali sme anggota Linmas effektivitas kebijakan pemberdayaa n untuk menciptakan kondisi aman, tentram tertib di lingkungan dengan melibatkan Satlinmas, tokoh / agama/orma s organisasi politik Pemantapan kemandirian melalui pola kemitraan yang harmonis dengan tokoh, tokoh agama organisasi politik Monitoring kantrantibmas di wilayah perbatasan Pembinaan siskamling Pemberdayaa n untuk menjaga ketertiban keamanan Pemberdayaa n untuk menjaga ketertiban keamanan Pemberdayaa n untuk menjaga ketertiban keamanan Pemberdayaa n untuk menjaga ketertiban keamanan Forum Koordinasi Kemitraan Ketertiban Masyarakat Pemberdayaan (Penunjang Operasional) Anggota Linmas Desa/Keluraha n Pembinaan Potensi Perlindungan 46 Masyarakat di Daerah Perbatasan (Monitoring Daerah Perbatasan) Pembinaan siskamling

47 Meningkatk an kualitas sumber daya aparatur yang profesional menjunjung tinggi Hak Azazi Manusia Meningkatk an Penegakan Peraturan Perungungan Daerah Meningkat nya kapasitas Sumber Daya Aparatur Meningkat nya pola kerjasama yang melibatkan masyaraka t dalam menciptaka n kondisi aman tentram tertib di lingkungan masyaraka t Meningkat nya Pelayanan kepada masyaraka t Penguatan fasilitasi peningkatan kualitas kuantitas Sumber Daya Satpol PP didukung sarana prasarana yang memadai pemberdayaan dengan mengikutsertak an Satlinmas dalam setiap kegiatan pemeliharaan kantrantibmas, pelatihan, pembinaan, serta kegiatan kea n lainnya. Pembekalan pengetahuan peningkatan keterampilan ; pemahaman tupoksi, penyelesaian kasus, manajemen konflik, negosiasi dll. Pemberdayaa n untuk menjaga ketertiban keamanan Pemeliharaan Katrantibmas Pencegahan Tindak Kriminal Pembinaan Anggota Linmas desa/keluraha n Periode Siap Pembekalan Pengetahuan Keterampilan Anggota Satpol PP 47

48 Pelatihan fisik melalui pembinaan kesemaptaan. Pelatihan keterampilan melalui pelatihan Drumband, penanggulanga n huru hara bencana serta keterampilan penunjang lainnya. Pembinaan sikap perilaku melalui pelatihan mental disiplin, pendidikan manajemen qolbu/ ESQ pelatihan kepribadian. Pemeliharaan Katrantibmas Pencegahan Tindak Kriminal Pemeliharaan Katrantibmas Pencegahan Tindak Kriminal Pembinaan Kesemaptaan Penanggulanga n Anti Huru Hara Anggota Satpol PP Linmas Pembinaan Anggota Korsik/Drumba nd 48

49 Optimalisasi sarana prasarana serta sumber daya penunjang lainnya guna mendukung pelaksanaan tugas kedinasan Meningkat nya profesionali sme aparat Satpol PP Pelatihan dasar ke-pol PP-an lainnya yang mengacu pada Permendagri no 38 tahun 2010 tentang pedoman penyelenggaraa n pendidikan pelatihan Pol PP. kualitas kuantitas PPNS Satpol PP. Pemeliharaan Katrantibmas Pencegahan Tindak Kriminal Pemeliharaan Katrantibmas Pencegahan Tindak Kriminal Latihan Dasar Mental Kedisipilinan Anggota Satpol PP Pemberdayaan PPNS dalam Penegakan 49 Perda Pelatihan Calon PPNS Meningkat nya kualitas Pelayanan Umum Penguatan Kapasitas Penyidik Pegawai Negeri Sipil pada Satpol PP

50 optimalisas i peranan tugas fungsi Satpol PP dalam melaksana kan pemelihara an ketentrama n ketertiban umum serta penegakan Peraturan Daerah. Terkendali nya stabilitas keamanan ketentrama n masyaraka t efektivitas penegakan Perda melalui sosialisasi, monitoring evaluasi serta penguatan penyidikan penyelidikan sistem monitoring evaluasi terhadap kemungkinan aya pelanggaran perda. Penyelidikan penyidikan kasus pelanggaran perda /peraturan lain yang dilakukan oleh ataupun lembaga. Pemeliharaan Katrantibmas Pencegahan Tindak Kriminal Pengawasan Pembinaan Pelaksanaan Peraturan Perungungan Daerah Sosialisasi peraturan perda perung ungan lainnya. 50 kualitas kuantitas PPNS Satpol PP. Pemeliharaan Katrantibmas Pencegahan Tindak Kriminal Pemberdayaan PPNS dalam Penegakan Perda Pelatihan Calon PPNS

51 Penguatan Kapasitas Penyidik Pegawai Negeri Sipil pada Satpol PP efektifitas penertiban terhadap gangguan trantibum gangguan lingkungan lainnya Membangun pola kemitraan dng instansi terkait lainnya dlm penegakkan perda. pembinaan penertiban PKL. Operasional penertiban spanduk/ banner yang melanggar ketentuan. 51 Membangun pola hubungan kerjasama dengan prinsip utama pelaksanaan Meningkatk an kerjasama dengan instansi terkait yang mengacu Tegaknya Perda/Pera turan lainnya melalui pola pemberday aan PPNS, Peningkata n jumlah Kerjasama Penguatan jalinan koordinasi kerjasama dengan instansi terkait guna Rakor trantibum tingkat kabupaten kuningan. Pemeliharaan Katrantibmas Pencegahan Tindak Kriminal Rapat Koordinasi Trantibum Tingkat Kabupaten Kuningan

52 tugas Satpol PP yaitu koordinasi, integrasi, singkronisas i, edukasi kemitraan pada prinsipprinsip utama yaitu koordinasi, integrasi, sinkronisas i edukasi serta kemitraan dengan pihak lainnya. sosialisasi, rapat koordinasi kemitraan dengan masyaraka t. mendukung pemeliharaa n kantrantibm as; Rakor trantibum daerah perbatasan jabar-jateng. Kerjasama antar daerah perbatasan dalam peningkatan keamanan ketentraman di wilayah perbatasan kabupaten & propinsi. Pemeliharaan Katrantibmas Pencegahan Tindak Kriminal Penyelenggaraa n Rapat Koordinasi Trantibum Perbatasan dengan 19 Kabupaten/kot a 2 Provinsi 52 koordinasi lain dalam pelaksanaan tugas di lapangan.

53 KONSEPTUALISASI POSISI SATPOL PP DALAM VISI MISI KABUPATEN (INDIKATOR RPJMD) Visi : KUNINGAN MANDIRI, AGAMIS, SEJAHTERA TAHUN 2018 MISI 1 : Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui penanaman nilai agama, peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, daya sing pengarusutamaan gender dalam kehidupan berbudaya harmonis. Misi 2 : Memantapkan keunggulan kawasan agropolitan, pariwisata daerah, sektor unggul lainnya, peningkatan investasi ramah lingkungan, serta peningkatan sarana prasarana daerah. Misi 3 : Meningkatan percepatan penanggulangan kemiskinan melalui pelayanan sosial terpadu pemberdayaan. Misi 4 : Memantapkan pelestarian sumber daya alam lingkungan hidup dalam kerangka kabupaten konservasi dengan menerapkan asas kehidupan berkelanjutan. Misi 5 : mewujudkan tata pemerintahan yang baik pengembangan kerjasama daerah. TUJUAN MISI I : Membangun Sumber Daya Manusia yang unggul berbudaya SASARAN MISI : Meningkatkan pelestarian nilai-nilai budaya STRATEGI Meningkatkan kondusifitas dalam meningkatkan keimanan ketakwaan kpd Tuhan YME PROGRAM : 1. Pemberdayaan untuk menjaga ketertiban keamanan 2. keamanan kenyamanan lingkungan 3. Pemeliharaan kantrantibmas pencegahan tindak kriminal 4. pemberantasan penyakit ARAH KEBIJAKAN Kondisi keamanan ketertiban 53

54 54

55 Hubungan dengan upaya pencapaian pembangunan pengarusutamaan gender di Kabupaten Kuningan Isu gender (ketidak adilan yang menimpa baik laki laki maupun perempuan), sebagai konstruksi sosial biologis, sampai saat ini masih menjadi perdebatan di kalangan. Pembangunan Nasional pada dasarnya ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia, tanpa membedakan laki laki maupun perempuan, termasuk warga negara Indonesia yang memiliki kebutuhan khusus (Manusia Usia Lanjut, Cacat Mental, Keterbelakangan Sosial, Remaja Puteri, Remaja Putera, Anak Usia Dini lain sebagainya). Kesadaran pentingnya pembangunan gender di Indonesia baru terjadi paska-reformasi saat Presiden Abdurrahman Wahid mengeluarkan Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional. Isinya adalah untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip kesetaraan gender keadilan gender ke dalam perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan evaluasi atas kebijakan program pembangunan nasional. Seiring dengan perkembangan otonomi daerah maka Kabupaten/Kota berlomba untuk mengaktualisasi kualitas SDM perempuan yang dilaksanakan melalui berbagai program pembangunan (prioritas penunjang) termasuk di dalamnya pembangunan big ketertiban umum ketentraman. Mengapa perlu dilakukan kajian peran perempuan dalam big ketertiban umum ketentraman selain peran yang sudah biasa dilakukan oleh kaum lelaki sebagai suatu kajian gender. Karena gender merupakan peran sosial yang dilekatkan oleh terhadap jenis kelamin yang ada. Jenis kelamin (laki-laki, perempuan interseks) adalah hal yang kodrati, sementara gender interaksinya dalam dapat berubah seiring dengan berkembangnya tersebut. Stereotipe gender yang kerap dilekatkan pada perempuan sebagai makhluk yang lemah tidak bisa ikut terlibat pembuatan kebijakan pemerintah (karena dianggap kurang pendidikan atau emosional) membuat aya peminggiran perempuan dari isuisu ketertiban ketentraman. Oleh karena itu penting untuk melakukan pengarusutamaan gender di sektor ketertiban ketrentaman untuk menciptakan akses bagi representasi yang adil bagi perempuan di parlemen juga keterlibatannya pada aktor-aktor keamanan ketertiban. 55 Peran perempuan parlemen dalam kebijakan di big ketertiban ketentraman: 1. Pengalaman perempuan berbeda dengan laki-laki, terutama dalam suatu yang masih belum setara secara gender, sehingga diperlukan perwakilan rakyat yang mengerti memperjuangkan isu-isu yang

56 penting bagi perempuan memberi sumbangan pada isi kebijakan (gerakan perempuan menyebutnya substance atau sumbangan isi). Ada banyak salah paham mengenai jenis isu yang dapat berdampak pada perempuan, tidak hanya masalah Keluarga Berencana, usaha ekonomi perempuan dll tapi juga kebijakan lain seperti anggaran kesehatan, pendidikan juga keamanan ketertiban. 2. Perempuan dapat menjadi penyeimbang maskulinitas dalam parlemen jika wakil perempuan tersebut memiliki pangan yang peka gender. Pergerakan perempuan menyebutnya style dalam berpolitik, yang mana akan berpengaruh pada pilihan-pilihan kebijakan yang akan diprioritaskan tanggapan terhadap sejumlah isu yang tidak hanya akan dilihat secara male-centric. Ahli politik Francis Fukuyama menyatakan bahwa perempuan cenderung membuat kebijakan yang kooperatif lebih mengedepankan pada penciptaan keamanan daripada konflik. 3. Perempuan wakil rakyat dapat menjadi contoh (role model atau simbol) bagi perempuan lain sehingga mampu menjadi pemacu untuk terbebas dari batasan tak terlihat yang umumnya ada di (glass ceiling and sticky floor) khususnya bahwa perempuan dapat turut serta dalam pembuatan kebijakan mengenai keamanan ketertiban, yang selama ini dipang sebagai domain laki-laki. Konsep pembangunan pengarusutamaan gender dalam big ketertiban ketentraman diantaranya adalah sebagai berikut: a. kapasitas Wanita Polisi Pamong Praja terutama dalam menjalankan tugasnya untuk menegakkan peraturan perungungan daerah, peningkatan pemahaman tentang Hukum perung-ungan untuk menunjang. b. kemampuan beladiri ketahanan fisik bagi Wanita Polisi Pamong Praja dalam menunjang pelaksanaan tugas di Satpol PP c. Pemberdayaan Wanita Polisi Pamong Praja dalam penanganan/penindakan korban atau pelaku pelanggaran trantibum. Ketentuan ini dapat saja dicantumkan dalam SOP yang lebih detail. d. keterampilan Wanita Polisi Pamong Praja dalam teknik kerjasama negosiasi, mengingat perempuan lebih mempunyai kelebihan berkomunikasi ketimbang laki-laki. Hal ini dapat mengurangi intensitas terjadinya crash fisik antara aparat dengan. e. Pemberdayaan Wanita Polisi Pamong Praja dalam Pengamanan Pengawalan Pejabat Perempuan 56

57 Hubungan dengan Upaya Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Dalam Permendagri Nomor 69 tahun 2012 Periubahan atas Permendagri nomor 62 tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Big Pemerintahan Dalam Negeri di Kabupaten/Kota, Satpol PP menjalankan salah satu urusan yaitu Pelayanan Big Pemerintahan Dalam Negeri. Kabupaten/kota menyelenggarakan pelayanan big pemerintahan dalam negeri tersebut berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Big Pemerintahan Dalam Negeri. SPM Big Pemerintahan Dalam Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan target standar pelayanan big pemerintahan dalam negeri, yang meliputi: a. jenis pelayanan dasar; b. indikator kinerja; c. nilai SPM; d. batas waktu pencapaian; e. satuan kerja/lembaga penanggung jawab Salah satu Jenis pelayanan dasar sebagaimana dimaksud adalah pemeliharaan ketertiban umum, ketentraman perlindungan. SPM Big Pemerintahan Dalam Negeri menjadi salah satu acuan bagi pemerintahan kabupaten/kota dalam penyusunan perencanaan program pencapaian target masing-masing daerah kabupaten/kota sebagaimana di bawah ini: Tabel 1.7. Indikator SPM Jenis Pelayanan Indikator Target Perhitungan Dasar Pemeliharaan ketertiban umum, ketentraman perlindungan A. Cakupan penegakan peraturan daerah peraturan kepala daerah di kabupaten/kot a B. Cakupan patroli siaga ketertiban umum ketentraman 100 % pelanggaran perda/ perkada yang diselesaikan..x 100% pelanggaran yang dilaporkan/dipantau 3 x patroli dalam sehari Rasio = Kelp Patroli x 3 Kecamatan 57

58 C. Cakupan rasio petugas perlindungan (Linmas) di Kabupaten/Ko ta 1 org setiap RT atau sebutan lainnya Rasio = Petugas Linmas RT Hubungan dengan Hak Azasi Manusia Unsur-unsur Hak Asasi Manusia ialah: 1) Hak asasi manusia merupakan hak yang dimiliki manusia menurut kodratnya 2) Hak asasi manusia melekat pada diri setiap manusia 3) Hak asasi manusia merupakan pemberian Tuhan 4) Hak asasi manusia harus dipertahankan 5) Hak asasi manusia bersifat suci luhur 6) Hak asai manusia bersifat universal, artinya menyeluruh, dimiliki semua manusia tanpa perbedaan. Di dalam UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah aturanaturan mengenai HAM tersebut juga tersirat dengan menegaskan bahwa pemerintah disebut sebagai pemangku kewajiban segkan sebagai pemangku hak. Hal itu berarti, dalam ung-ung tersebut secara eksplisit juga menerapkan menjunjung tinggi hak asasi manusia dalam pelaksanaan pelayanan pemerintah daerah kepada warga negara (), termasuk yang dilakukan oleh Satpol PP selaku organisasi yang dibentuk Pemerintah untuk menegakkan peraturan perung-ungan daerah, menyelenggarakan trantibum perlindungan. Masih banyak tantangan yang dihadapi dalam penegakan HAM, dalam konteks pelaksanaan tugas Satpol PP diantaranya adalah masih kurangnya pemahaman sebagian anggota Pol PP akan pemenuhan penegakan HAM dalam pelaksanaan tugas fungsinya. Masih ada beberapa kelompok yang memahami namun ada juga yang belum memahaminya. Karenanya diperlukan pangan secara menyeluruh dalam konteks ini. Penegakan aturan juga harus berstandarkan norma HAM. Masih ada pangan yang belum menyeluruh tentang penegakan hukum yang harus sejalan dengan perwuju HAM, berdasarkan norma standar HAM. Satpol PP dalam penegakan Perda dituntut untuk harus benar-benar terukur dengan baik tidak melanggar HAM, misalnya menertibkan PKL pemukiman kumuh harus bisa dengan bijak tidak melakukan kekerasan yang pada akhirnya menganggap sebagai sebuah pelanggaran HAM. Selain itu, penertiban juga harus memberikan solusi yang konkrit. Pendekatan kepada masyakat harus terus dilakukan. Masyarakat perlu diberikan terus pemahaman difasilitasi. 58

59 Dalam Ung-Ung Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Azasi manusia pasal 30 bahwa Setiap orang berhak atas rasa aman tenteram serta perlindungan terhadap ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu. Apabila dikaitkan dengan kewajiban di pasal 8 Perlindungan, pemajuan, penegakan, pemenuhan hak asasi manusia terutama menjadi tanggung jawab Pemerintah maka hal tersebut juga menjadi kewajiban Satuan Polisi Pamong Praja selaku unsur Pemerintah untuk mampu memberikan perlindungan terhadap HAM Hubungan dengan Pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) Millenium Development Goals (MDGs) atau tujuan pembangunan millennium adalah sebuah paradigma pembangunan global yang dideklarasikan pada KTT Millenium oleh 189 negara anggota PBB pada bulan September Semua Negara yang hadir pada pertemuan tersebut (termasuk Indonesia) bersepakat berkomitmen untuk mengintegrasikan MDGs sebagai bagian dari program pembangunan nasionalnya dalam upaya menangani pemenuhan hak asazi manusia kebebasan manusia, perdamaian serta keamanan baik global maupun regional nasional. Kabupaten Kuningan juga sangat mendukung MDGs melalui pencapaian sektor-sektor pembangunan yang dilaksanakannya pencapaian tujuan MDGs Kabupaten Kuningan. Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) baru saja meluncurkan program pembangunan berkelanjutan yang diberi nama Sustainable Development Goals (SDGs) menggantikan program sebelumnya MDGs yang telah selesai pada tahun SDGS tersebut akan otomatis berlaku bagi negara-negara maju berkembang untuk tahun 2015 ke depan. Rumusan SDG sterdiri atas 17 tujuan 169 target yang meliputi penghapusan kemiskinan kelaparan, pendidikaninklusif, kesehatan, kesamaan gender, kesediaan air bersih sanitasi untuk semua, serta akses kesediaan sumber energi untuk semua. Kemudian pertumbuhan ekonomi berkelanjutan ketersediaan lapangan kerja, pembangunan infrastruktur inovasi, mengurangi kesenjangan, mengatasi dampak perubahan iklim, pemanfaatan sumber daya laut yang berkelanjutan, mendorong tatanan yang damai, mendorong kerja sama global. Masing-masing dari 17 tujuan kemudian dipecah menjadi target yang lebih terukur untuk menciptakan dunia 2030 jauh lebih baik dari saat ini. Dari elemen-elemen tersebut dapat dikelompokkan menjadi enam elemen kunci, yaitu dignity untuk mengakhiri kemiskinan memerangi ketimpangan, prosperity melalui pertumbuhan yang inklusif mentransformasi, justice melalui perwuju yang aman damai serta penguatan kelembagaan, partnership dengan mendorong solidaritas global untuk pembangunan berkelanjutan, planet dengan melindungi bumi ekosistem 59

60 untuk generasi saat ini ke depan, people dengan memastikan hidup sehat inklusi perempuan serta anak-anak. Target pembangunan universal yang tertuang dalam SDGs membutuhkan dukungan dari semua elemen dunia. Termasuk di dalamnya pemerintahan, LSM, swasta, perguruan tinggi,. Di setiap negara, tidak hanya negara miskin berkembang tetapi juga negara maju, rumusan SDGs merupakan sumber penting untuk menyelaraskan strategi kebijakan demi membuat kehidupan di muka bumi menjadi lebih baik. Namun hingga akhir tahun 2016 ini, Pemerintah Kabupaten Kuningan masih melaksanakan pencapaian MDGs karena SDGs sendiri masih dalam tahap Sosialisasi. Dengan demikian pencapaian MDGs yang telah dicapai oleh Kabupaten Kuningan adalah: Tujuan 1: Menanggulangi Kemiskinan Dan Kelaparan 1. Berdasarkan Susenas 2014 bahwa Data Kemiskinan 12,72 %, angka terpaut yang tidak terpaut jauh dengan data Pra Sejahtera dari Ba Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan, bahwa jumlah Pra Sejahtera mencapai 11,95 %. Angka dimaksud lebih tinggi dari Target MDG s Target RPJMD Kabupaten Kuningan, seharusnya turun lebih kecil dari target. Berarti untuk target RPJM Kab. Kuningan target MDG s belum tercapai. Sehingga perlu keseriusan untuk menurunkannya agar tercapai target MDG s. 2. Berdasarkan Suseda Kab. Kuningan Tahun 2015 menunjukan, untuk tahun 2015 Gini Ratio mencapai 0,226 digit lebih kecil dari Target RPJMD Kabupaten Kuningan lebih besar dari target MDG s. Berarti target RPJMD Kabupaten Kuningan tercapai segkan target MDG s belum tercapai. Karena kalau berhasil harus lebih kecil dari capaian MDG s. Sehingga perlu keseriusan untuk menurunkankan agar tercapai target MDG s 3. Berdasarkan Suseda Kab. Kuningan 2015, bab IV. Hal 32.menerangkan bahwa Proporsi pencari kerja/tpt 5,47% lebih tinggi dari Target MDG s RPJM Kab. Kuningan. Seharusnya lebih rendah. Berarti untuk target RPJMD Kab. Kuningan target MDG s belum tercapai. Sehingga perlu keseriusan untuk menurunkannya agar tercapai target MDG s TUJUAN 2 : MENCAPAI PENDIDIKAN DASAR UNTUK SEMUA 1. Berdasarkan Suseda Kab. Kuningan 2015, hal 28 menunjukan bahwa Angka Melek Huruf Penduduk usia tahun 98,51 lebih rendah dari Target MDG s, hampir mencapai target MDG s karena tinggal 1,29 digit lagi. Berarti untuk target RPJMD Kab. Kuningan tercapai, bahkan melampaui sebesar 0,39 digit. segkan target MDG s belum tercapai. Sehingga perlu keseriusan untuk menaikannya agar tercapai target MDG s 2. Berdasarkan Suseda Kab. Kuningan 2015, hal 29 menunjukan bahwa Ratarata lama sekolah 8,2, berarti untuk target RPJM Kab. Kuningan tercapai 60

61 segkan target MDG s belum tercapai. Sehingga perlu keseriusan untuk menaikannya agar tercapai target MDG s. TUJUAN 3 : MENDORONG KESETARAAN GENDER DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN 1. Berdasarkan Suseda 2015, lampiran Tabel 4.5 Kontribusi perempuan dalam pekerja upahan di sektor non pertanian 59,3 % berarti untuk target MDG s tercapai. Sehingga perlu mempertahankan untuk meningkatkan capaian target MDG s yang lebih tinggi 2. Berdasarkan Kuningan Satu Data 2015, hal 17, bahwa jumlah Perempuan yang duduk di DPRD (Partisipasi Perempuan di Jabatan Publik) ada 11 orang.segkan jumlah seluruh DPRD adalah 50 orang sehingga menunjukan Proporsi Kursi yang diduduki Perempuan di Parlemen/DPRD mencapai 22% berarti untuk target RPJMD Kab. Kuningan tercapai segkan target MDG s belum tercapai. Sehingga perlu keseriusan untuk menaikannya agar tercapai target MDG s TUJUAN 4 : MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK 1. Berdasarkan Profil Kesehatan hal 32, bahwa kematian bayi 128 kasus kelahiran hidup sehingga AKB nya 6,1%, seharusnya turun kecil dari target. Berarti untuk target RPJMD Kab. Kuningan target MDG s belum tercapai. Sehingga perlu keseriusan untuk menurunkannya agar tercapai target MDG s TUJUAN 5 : MENINGKATKAN KESEHATAN IBU 1. Berdasarkan Suseda Kab. Kuningan 2015, hal 26 menunjukan bahwa Proporsi kelahiran yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih 98,31%. Berarti untuk target RPJM Kab. Kuningan target MDG s tercapai. Bahkan melampaui target, sehingga harus dipertahankan ditingkatkan. 2. Berdasarkan Sumber : Lap. Tahunan Seksi Yandas Dinkes Kab.Kuningan th menunjukan bahwa Angka Kematian Ibu bersalin 27 kasus dari ,sama 129 seharusnya turun kecil dari target. Berarti untuk target MDG s belum tercapai. Sehingga perlu keseriusan untuk menurunkannya agar tercapai target MDG s 61 TUJUAN 6 : MEMERANGI HIV/AIDS, DAN PENYAKIT MENULAR LAINNYA 1. Berdasarkan Profil Kesehatan 2015, menunjukan bahwa : Penyakit HIV/AIDs menurun, tahun 2015 jumlahnya ada 52 kasus.sehingga perlu penanganan lebih sungguh sungguh Penyakit Malaria, tahun 2015 tidak ada kasus.

62 Penyakit Menular meningkat, tahun 2015 seperti Infeksi Gonokok jumlah 9 kasus penyakit kelamin lainnya 382 kasus sehingga perlu penanganan lebih sungguh sungguh Penyakit DBD meningkat, tahun 2015 jumlah ada 1008 kasus meninggal 3 kasus sehingga perlu penanganan lebih sungguh sungguh Penyakit Diare meningkat, tahun 2015 jumlah ada kasus sehingga perlu penanganan lebih sungguh sungguh Penyakit Kusta meningkat, tahun 2015 jumlah ada 109 kasus sehingga perlu penanganan lebih sungguh sungguh Penyakit TBC meningkat, tahun 2015 jumlah ada 984 kasus sehingga perlu penanganan lebih sungguh sungguh Penyakit TBC menurun, tahun 2015 jumlah ada 18 kasus sehingga perlu penanganan lebih sungguh sungguh 7. TUJUAN : MENJAMIN KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP 1. Berdasarkan Suseda Kab. Kuningan 2015, hal 35 bahwa Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap air minum layak 94,42%. Berarti melampaui capaian target MDG s Target RPJMD Kabupaten Kuningan tercapai. Namun demikian perlu keseriusan untuk menaikan agar tercapai 100% sehingga setiap penduduk dapat akses air minum layak 2. Berdasarkan Suseda Kab. Kuningan 2015, hal 34 bahwa. Rumah tidak layak huni (Kumuh) 2,24%.Berarti untuk target RPJMD Kab. Kuningan target MDG s tercapai. Namun demikian upaya untuk mengurangi harus senatiasa di programkan. Agar seluruh penduduk di Kabupaten Kuningan memiliki rumah yang layak huni 3. Berdasarkan Profil Kesehatan Tahun 2015, lampiran 62 Penduduk Dengan Akses Sanitasi Layak (Jamban Sehat) dari jumlah penduduk jiwa yang menggunakan jamban sehat ada jiwa.sehingga prosentasinya mencapai 79,4%. Berarti Penduduk Dengan Akses Sanitasi Layak (Jamban Sehat) melampaui target MDG s. Namun demikian upaya untuk meningkatkan harus senatiasa di programkan. Agar seluruh penduduk di Kabupaten Kuningan memiliki Jamban Sehat. 4. Berdasarkan Web Site Pemkab Kuningan Potensi Daerah Kehutanan menunjukan bahwa Hutan 48,78%. Lebih tinggi dari Target RPJMD Kab. Kuningan Target MDG s. Berarti untuk target RPJM Kab. Kuningan target MDG s tercapai. Sehingga perlu 62

63 mempertahankannya kalau memungkinkan untuk meningkatkan capaian dari target MDG s yang lebih tinggi. Peran Satuan Polisi Pamong Praja dalam pencapaian MDGs tetap sebagai unsur pengaman kondisi situasi ketertiban kenyamanan di agar Pemerintah dapat melaksanakan program kegiatannya untuk mencapai target hasil pembangunan berkelanjutan sebagaimana yang telah ditentukan Hubungan dengan pencapaian target Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indeks Pembangunan Manusia sebagai ukuran kinerja pembangunan secara keseluruhan dibentuk melalui pendekatan tiga dimensi dasar, yaitu umur panjang sehat, pengetahuan serta penghidupan yang layak. Dimensi umur panjang sehat direpresentasikan oleh indikator angka harapan hidup; dimensi pengetahuan direpresentasikan oleh indikator angka melek huruf rata-rata lamanya sekolah; sementara dimensi kehidupan yang layak direpresentasikan oleh indikator kemampuan daya beli. Penyajian angka IPM Kabupaten Kuningan juga bertujuan untuk mengetahui peta pembangunan manusia baik pencapaian, posisi, maupun disparitas antar daerah, dengan mengetahui peta pembangunan manusia di seluruh daerah, maka diharapkan setiap daerah dapat terpacu untuk berupaya meningkatkan kinerja pembangunan melalui peningkatan kapasitas dasar penduduk. Di sisi lain upaya mewujudkan pembangunan manusia yang produktif memerlukan pemantauan evaluasi yang berkelanjutan. Hasil Suseda tahun 2016 menunjukkan IPM Kabupaten Kuningan terus dalam tren positif. IPM terus naik, dengan capaian tahun 2015 adalah pada angka 74,11 persen naik 0,41 %n dari capaian tahun lalu. Tahun 2016 IPM Kabupaten Kuningan berada pada angka 74,84 atau naik 0,09 %. Dari capaian IPM tersebut pencapaian indeks pendidikan adalah sebesar 85,50. Capaian indeks kesehatan sebesar 79,37, indeks angka melek huruf 98,79 pencapaian indeks daya beli sebesar 59,66. ( Sumber Data: Bappeda 2016) Gambaran IPM 2016 tersebut menunjukkan keberhasilan pemerintah daerah dalam pencapaian target kinerja tahun 2016 sebagaimana tercantum dalam indikator kinerja RPJMD Keberhasilan itu tidak lepas dari peran Satpol PP yang diberikan amanat oleh Ung-Ung tentang Pemerintah Daerah sebagai organisasi yang bertugas membantu Kepala Daerah dalam mewujudkan ketertiban keamanan serta menjamin bahwa semua perung-ungan daerah dipatuhi oleh baik, lembaga pemerintah maupun non pemerintah yang berkoordinasi dengan para pemelihara keamanan lainnya seperti Kepolisian RI Tentara Nasional RI di Kabupaten Kuningan, karena dengan lingkungan yang kondusif dalam sangat berdampak signifikan pada keberhasilan jalannya pembangunan baik fisik maupun non fisik. 63

64 Permasalahan Utama a. Komitmen Penguatan komitmen Ung-Ung Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang diperbaharui dalam Ung-Ung Nomor 23 Tahun 2014 terutama di pasal 255, bahwa Satuan Polisi Pamong Praja adalah bagian perangkat daerah dalam penegakan Perda penyelenggaraan ketertiban umum ketenteraman, yang masuk dalam urusan Kesatuan Bangsa Politik Dalam Negeri. Komitmen Ung-ung ini hendaknya juga dipegang kuat oleh para pemegang kebijakan tertinggi seperti Gubernur, Bupati DPRD bahwa komitmen ini membawa konsekuensi terhadap perlindungan pemenuhan fasilitasi kelembagaan Satpol PP yang langsung diamanahkan oleh Ungung. b. Kebijakan Satpol PP mempunyai tugas menegakkan perda menyelenggarakan ketertiban umum ketentraman serta perlindungan, maka dalam melaksanakan tugasnya tersebut Satpol PP mempunyai fungsi pelaksanaan kebijakan daerah. Hingga akhir tahun 2015 Satpol PP nyaris tidak pernah dilibatkan dalam proses pembentukan kebijakan daerah seperti pembahasan perda/perbup yang mengandung sanksi. Namun dengan semakin gencarnya koordinasi yang dilakukan Satpol PP, kini perlahan Satpol PP mulai dilibatkan dalam penyusunan peraturan daerah. c. Kelembagaan 1. Pada struktur organisasi Satpol PP sebagaimana ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja pada pasal 13 ayat 1 (satu) disebutkan bahwa pada kecamatan dapat dibentuk Unit Pelaksana Satpol PP Kabupaten/Kota dimana Unit Pelaksana di Kecamatan tersebut dipimpin oleh seorang Kepala Satuan yang secara ex-officio dijabat oleh Kepala Seksi Ketentraman Ketertiban Umum pada Kecamatan. Hal ini menjadi duplikasi kelembagaan karena Kasi Trantibum tersebut merupakan pegawai Kecamatan. 2. Satpol dianggap sebagai tempat orang-orang buangan dari instansi lain yang bermasalah. Satpol PP dianggap tempat sampah yaitu pembuangan pegawai bermasalah atau tempat pembinaan PNS bermasalah. Padahal jelas tupoksinya bahwa pembinaan kepegawaian ada di Ba Kepegawaian Daerah. 3. Mindset yang melekat di pada Satpol PP bahwa Satpol PP bukan mitra utama, Satpol pp merupakan sumber masalah 64

65 bukan sumber solusi, penertiban yang dilakukan oleh Satpol PP dianggap instansi yang selalu merugikan tertentu 4. Cultuurset yang ada pada tubuh Satpol PP bahwa dalam bekerja cukup mengandalkan fisik saja (otot saja bukan otak) 5. Tugas Satpol PP hanya dikenal dalam arti sempit saja yaitu penertiban PKL, razia PSK, pembongkaran bangunan, padahal kalau dicermati secara mendalam bahwa Satpol PP dalam arti luas memiliki fungsi peran strategis mewujudkan ketentraman ketertiban di big ideologi, politik, sosial budaya, ekonomi, pendidikan, kesehatan, kean, pembangunan melalui kegiatan penegakan perda perkada dengan segala aspek yang melingkupinya. 6. Setiap ada permasalahan di / di lapangan terhadap pelanggaran perda selalu langsung diarahkan kepada Satpol PP, padahal perda tersebut merupakan kepunyaan SKPD tertentu. d. Penguatan Koordinasi Dalam Bab X pasal 28 dari PP Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja dikatakan bahwa Satpol PP dapat bekerja sama dengan Kepolisian RI /atau lembaga lainnya dalam menjalankan tugasnya Satpol PP bertindak sebagai koordinator operasi lapangan. Kondisi di lapangan adalah bahwa ketika Satpol PP bekerjasama dengan Kepolisian/Lembaga lainnya maka : a. Satpol PP seolah dijadikan tameng (tumbal) ketika situasi rusuh di. b. Perlindungan terhadap personel Satpol PP tidak mendapatkan prioritas oleh penegak hukum lainnya. Terutama dalam hal perlindungan HAM dalam penanganan kerusuhan di. Apabila terdapat anggota yang mengalami kecelakaan dalam situasi kerusuhan biasanya akan menjadi bahan atau alat untuk menyalahkan Pemerintah Daerah (dalam hal ini Satpol PP). Namun tidak demikian halnya dengan personil Satpol PP yang mengalami kecelakaan saat menjalankan tugas, nyaris tidak ada perlindungan bahkan perhatian baik dari Pemerintah maupun. c. Arogansi instansi vertikal kepada Satpol PP sebagai instansi Pemerintah Daerah. d. Belum terjalinnya koordinasi yang baik antara SKPD-SKPD dengan Satpol PP. Satpol PP dipang hanya sebagai pengawal saja. Ini merupakan sikap skeptis SKPD yang lain. e. Terdapatnya rasa kurang senang terhadap satuan polisi pamong praja yang kagkala memperlihatkan sikap permusuhan. f. Hingga saat ini Polisi masih menganggap bahwa Satpol PP adalah Polisi Khusus yang notabene menjadi bawahan/anak dari Kepolisian. 65 e. Sumber Daya Manusia

66 - Masih terbatasnya kemampuan jumlah PPNS terutama dalam upaya mendukung pelaksanaan penyelidikan penyidikan pelanggaran perda. - Dengan beratnya tugas amanat Ung-Ung kepada Polisi Pamong Praja untuk mewujudkan ketentraman ketertiban dalam segala big, penegakan perda perkada, mengamankan aset memberikan rasa aman kepada pejabat daerah, maka Polisi Pamong Praja berhadapan langsung dengan masalah di sehingga diperlukan tidak hanya kecukupan jumlah personel namun juga kualitas kapasitas sumber daya manusia Polisi Pamong Praja. - Jumlah SDM Pol PP Kabupaten Kuningan : PNS : 151 orang Non PNS (THL) : 124 orang (per-oktober 2015) Jumlah: 275 orang Pol PP Laki-laki : 242 orang Pol PP Wanita : 33 orang. Masih terjadi ketidakseimbangan gender sehingga berdampak pada belum optimalnya pemberdayaan Wanita Pol PP. - Jumlah personil yang kurang ini tidak sepa dengan tuntutan lapangan yang sangat besar. Luas wilayah 1.195,71 km2 jumlah penduduk Kabupaten Kuningan sebanyak jiwa. (Data 2016) - Masih rendahnya SDM yang dimiliki oleh personil Satpol PP, adalah juga sangat mempengaruhi kinerja Satpol PP Kabupaten Kuningan. Hal ini disebabkan karena belum aya rekruitmen khusus personil Satpol PP belum aya sekolah khusus Satpol PP. - Sikap kerja anggota Satpol PP dalam mengemban tugas memberikan pelayanan kepada merupakan cermin refleksi dari organisasi Satuan Polisi Pamong Praja secara keseluruhan. Maka kualitas sumber daya manusia Pol PP harus dapat dioptimalkan baik pada saat rekruitment maupun pada saat menjalankan tugas di lembaga Satpol PP melalui penambahan pendidikan pelatihan. - Belum aya standarisasi rekruitmen personil polisi pamong praja sementara tugas yang diberikan merupakan amanat ung-ung. Semestinya Pegawai negeri sipil dengan tugas yang menjadi amanat langsung ung-ung mendapatkan perhatian lebih seperti rekruitmen, pembinaan, kesejahteraan evaluasi kerjanya. - Pengembangan sumber daya manusia pol pp akan memberikan kualitas kemampuan kerja yang akan berdampak pada peningkatan kinerja organisasi Satpol PP. Saat ini Satpol PP Kab Kuningan masih kekurangan penyelenggaraan maupun keikutsertaan pada kegiatan Pelatihanpelatihan untuk meningkatkan kapasitas pegawai, anggota Pol PP Linmas. - Belum aya standar yang baku/ kurikulum yang jelas untuk penyelenggaraan diklat bagi satpol pp penyelenggaraan diklat satpol pp dianggap bukan merupakan kebutuhan - Walaupun dalam Permendagri No 38 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyelenggaraan Diklat Polisi Pamong Praja sudah ada pola jam 66

67 pelaksanaan diklat, namun kabupaten/kota tidak diberikan kewenangan untuk menyelenggarakan diklat tempat diklatnya pun belum punya - Rendahnya kepekaan kepedulian dari anggota Satpol PP terhadap situasi kondisi yang seg terjadi di lingkungan, hanya menunggu perintah dari atasan atau pimpinan saja - Tidak aya keseragaman pola rekruitmen Polisi pamong praja secara nasional yang jelas baku - Kualitas SDM yang masih rendah cenderung tertinggal dengan kualitas SDM SKPD lainnya maupun yang dihadapi - Mindset yang melekat di pada Satpol PP bahwa Satpol PP bukan mitra utama Satpol PP merupakan sumber masalah bukan sumber solusi, penertiban yang dilakukan oleh Satpol pp dianggap merugikan tertentu f. Sumber Daya Anggaran - Dalam hal alokasi anggaran dari APBD Kabupaten Kuningan, Satpol PP Kabupaten Kuningan sebenarnya tidak mempunyai banyak masalah. Permasalahan paling krusial hanyalah pada pelaksanaan pertanggungjawaban anggaran tersebut dikarenakan belum banyak SDM Satpol PP yang mumpuni. - Belum ditemukannya teknis legal untuk alokasi tambahan penghasilan untuk Pol PP sebagaimana amanat Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2010 pada pengelolaan APBD Kab. Kuningan. g. Fasilitas 1. Perencanaan, Pelaporan Data Pendukung - dalam menghitung capaian kinerja cakupan penegakan Perda/Perkada oleh Satpol PP digunakan dasar Permendagri Nomor 69 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 62 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Big Pemerintahan Dalam Negeri Di Kabupaten/Kota. Penghitungan tersebut tentu saja menggunakan data informasi yang masuk ke Satpol PP baik dari, pantauan yang dilaksanakan oleh Satpol PP di lapangan maupun informasi dari SKPD lainnya. Kelemahannya adalah karena sangat jarang memberikan informasi karena persepsi yang masih Police minded atau selalu lapor Polisi jika ada kejadian di. - Sebagian SKPD/instansi masih menerapkan ego sektoral dalam sharing data - Masih belum aya data yang singkron antara big di Satpol PP, pelaporan sering terlambat data yang diberikan terkesan asalasalan karena tidak disertai analisa data. 67

68 - Perlunya peningkatan pemahaman bahwa kaitan antara perencanaan pelaporan/evaluasi itu sangat besar. Seringkali pelaporan menjadi hal yang kurang mendapat perhatian lebih. Padahal melalui pelaporan, kita akan tahu sejauh mana program kegiatan dilaksanakan berdasarkan perencanaan yang sudah ditetapkan. - Harus dipahami bahwa dalam membuat perencanaan program kegiatan yang dituangkan dalam RKA/DPA, harus disusun suatu perencanaan yang efektif, artinya mudah dilaksanakan mudah pula dipertanggungjawabkan ( SPJ sudah mampu tergambar dapat diselesaikan dengan baik saat kita menyusun RKA) - Sub bagian program dituntut untuk bekerja cepat. Ini dikarenakan big program/perencanaan selalu terkait dengan instansi di luar Satpol PP yaitu instansi perencana pengendali program kegiatan yang meliputi se-kab. Kuningan. Terlebih dengan aya pembatasan waktu yang sudah ditetapkan untuk penyerahan pelaporan baik ke bappeda, inspektorat, bagian pembangunan dinas komunikasi informasi. Oleh karena itu keterlambatan pelaporan dari big-big akan sangat mempengaruhi ketepatan waktu kami dari program ( atas nama Satpol PP Kab. Kuningan) untuk menyerahkan pelaporan kepada instansi-instansi tersebut. - Perlunya peningkatan kecermatan keakuratan pelaporan yang berkaitan dengan data kuantitas. Baik itu dari sisi rencana capaian target (prosentase anggaran kinerja) dari program kegiatan. Karena hal ini akan sangat mempengaruhi perolehan nilai Satpol PP pada penilaian akuntabilitas kinerja Satpol PP. 2. Alat Dan Gedung - Masih terbatasnya sarana prasarana baik dari sarana mobilitas maupun sarana pendukung dalam pelaksanaan kegiatan. - Masih kurangnya sarana prasarana penunjang operasional terutama kendaraan operasional. Saat ini Satpol PP Kabupaten Kuningan baru mempunyai kendaraan R2 patroli 3 buah, kendaraan dinas R2 nya 1 buah kendaraan angkut R4 8 buah. Segkan pencapaian SPM menurut Permendagri Nomor 69 Tahun 2012 tentang Perubahan Permendagri Nomor 62 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Big Pemerintahan Dalam Negeri di Kabupaten/Kota mengisyaratkan bahwa patroli dilaksanakan 3x sehari dalam 32 wilayah kecamatan sehingga keberadaan kendaraan patroli sangat dirasa kurang. 68

69 BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. Perencanaan Strategik Dalam perencanaan pada dasarnya memuat tentang tujuan, sasaran serta cara mencapai tujuan sasaran, segkan sasaran itu sendiri terdiri dari uraian indikator, untuk mencapai tujuan sasaran harus ada kebijakan program yang merupakan penjabaran daripada visi misi organisasi. Guna menjamin keberhasilan pencapaian visi misi sebagaimana telah dijabarkan pada Bab I, maka ditetapkan tujuan sasaran strategis pada Tahun Anggaran adalah : Tujuan 1. Meminimalisir tingkat gangguan tibumtranmas 2. Meningkatkan upaya penertiban penyakit 3. Meningkatkan Sarana Prasarana Aparatur 4. Meningkatkan Penegakan Peraturan Perung-ungan Daerah 5. Meningkatkan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 6. Meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait yang mengacu pada prinsip-prinsip utama yaitu koordinasi, integrasi, sinkronisasi edukasi serta kemitraan dengan pihak lainnya Sasaran : 1. Sumberdaya aparatur yang handal professional melalui pemantapan; sikap prilaku, fisik, pengatahuan keterampilan dengan dukungan sarana prasarana yang memadai. 2. Optimalisasi peranan tugas fungsi Satuan Polisi Pamong Praja dalam melaksanakan pemeliharaan ketentraman ketertiban umum serta penegakkan Peraturan Daerah 3. Berkurangnya pelanggaran berupa penyakit (Pekat) ; Peredaran Miras, Praktek Assusila, PGOT yang berkeliaran 4. Berkurangnya tingkat gangguan lingkungan berupa PKL yang tidak tertib spanduk/banner yang melanggar ketentuan serta gangguan lingkungan lainnya. 5. Terwujudnya keamanan pejabat, unjuk rasa asset negara serta kegiatan kedaerahan lainnya. 6. Tegaknya Perda/ peraturan lainnya melalui pola pemberdayaan PPNS, sosialisasi, rapat koordinasi kemitraan dengan 7. Berkurangnya gangguan kantrantibum melalui pemantapan sistem keamanan lingkungan dengan mengedepankan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, edukasi serta kemitraan dengan pihak lainnya. 69 Dengan semakin kompleks luasnya tugas yang dihadapi oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan maka diperlukan Strategi karena

70 meskipun tujuan sasaran telah ditentukan, akan tetapi masih sulit mengimplementasikannya dalam meraih Visi Misi Satuan Polisi Pamong Praja. Pemilihan strategi adalah proses pembuatan keputusan untuk memilih alternatif terbaik dalam upaya pencapaian tujuan sasaran dengan cara yang paling baik. Strategi akan memperjelas makna hakikat suatu rencana strategis khususnya sasaran tahunan dengan identifikasi rincian yang sifatnya spesifik tentang bagaiamana para pimpinan harus mengelolanya. Dalam membuat strategi perlu mempelajari beberapa dokumen yang berkaitan dengan dalam rangka mewujudkan ketentraman ketertiban serta penegakkan Peraturan Daerah Keputusan/Peraturan Kepala Daerah baik Kekuatan Peluang maupun juga dalam menhadapi Kelemahan Ancaman yang mendasar. Atas dasar tersebut harus disusun strategi umum agar dapat menjawab beberapa tantangan yang dihadapi sebagaimana kami uraikan pada point Aspek Strategis Arah Kebijakan Secara lengkap penetapan strategi arah kebijakan Renstra Satpol PP Kabupaten Kuningan disajikan sebagai berikut : 70

71 Tabel 2.1. Strategi Arah Kebijakan Renstra Satpol PP Kabupaten Kuningan MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN INDIKATOR KINERJA SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN Memelihara ketertiban umum, ketetntraman serta menegakkan peraturan perungungan daerah perlindungan Meminimalisir tingkat gangguan tibumtranmas Terwujudnya keamanan pejabat, unjuk rasa asset Negara serta kegiatan kedaerahan lainnya. Berkurangnya tingkat gangguan lingkungan berupa PKL yang tidak tertib spanduk/banner yang melanggar ketetntuan serta gangguan lingkungan lainnya Meningkatnya keamanan pejabat, aset daerah serta kegiatan kedaerahan lainnya Terciptanya kondisi lingkungan yang tertib rapi aman persentase Pengawalan Pejabat/aset daerah kegiatan kedaerahan lainnya persentase penataan Titik Lokasi PKL tahun ini tahun kemarin Selisih pelanggaran pemasangan spanduk tahun ini tahun kemarin kualitas pengamanan efektifitas penertiban terhadap gangguan trantibum gangguan lingkungan lainnya pengamanan pejabat, unjuk rasa, asset, serta pengamanan kegiatan lainnya. pembinaan penertiban PKL. Operasional penertiban spanduk/ banner yang melanggar ketentuan. Keamanan Kenyamanan Lingkungan Keamanan Kenyamanan Lingkungan Keamanan Kenyamanan Lingkungan Keamanan Kenyamanan Lingkungan Keamanan Kenyamanan Lingkungan Pengamanan Pengawalan Pejabat Daerah maupun Pusat PAM Unjuk Rasa Pengamanan Pelaksanaan Pemilihan Pelantikan Pilkades Serentak Pembinaan Penertiban Pedagang Kaki Lima Pengendalian Pedagang Kaki Lima Penertiban Reklame banner tidak berijin atau kadaluarsa 71

72 Meningkatkan upaya penertiban Penyakit Masyarakat Meningkatkan peran pemberdayaan Linmas Berkurangnya pelanggaran berupa Penyakit Masyarakat, peredaran minuman keras,praktek asusila PGOT yang berkeliaran Berkurangnya gangguan katrantibum melalui pemantapan system keamanan lingkungan dengan mengendapankan prinsip koordinasi, integrasi, sikronisasi, edukasi serta kemitraan dengan pihak lainnya. Menurunnya rata-rata jumlah hasil operasi penertiban PEKAT Meningkatnya profesionalisme anggota Linmas Penurunan jumlahpasangan Bukan Muhrim/asusila, Mirs, praktek asusila, PGOT Rasio Jumlah Linmas per penduduk Meningkatnya ketertiban umum ketentraman effektivitas kebijakan pemberdayaan untuk menciptakan kondisi aman, tentram tertib di lingkungan dengan melibatkan Satlinmas, tokoh /agam a/ormas organisasi politik Berkurangnya peredaran minuman keras (Miras) Berkurangnya Pekerja Seks Komersial (PSK)/ Wanita Malam Berkurangnya Gepeng/ orgil/ Anak Jalanan yang berkeliaran Pemantapan kemandirian melalui pola kemitraan yang harmonis dengan tokoh, tokoh agama organisasi politik Pemberantasan PEKAT Keamanan Kenyamanan Lingkungan Pemberdayaan untuk menjaga ketertiban keamanan Pemberdayaan untuk menjaga ketertiban keamanan Penertiban Penanggulangan Penyakit Masyarakat Rapat Forum Koordinasi Pendampingan Pengiriman PGOT Psikotik Jalanan ke Panti Rehabilitasi RSJ Forum Koordinasi Kemitraan Ketertiban Masyarakat Pemberdayaan (Penunjang Operasional) Anggota Linmas Desa/Kelurahan 72

73 Rasio Pos siskamling per-jumlah desa/kelurahan Monitoring kantrantibmas di wilayah perbatasan Pembinaan siskamling Pemberdayaan untuk menjaga ketertiban keamanan Pemberdayaan untuk menjaga ketertiban keamanan Pembinaan Potensi Perlindungan Masyarakat di Daerah Perbatasan (Monitoring Daerah Perbatasan) Pembinaan siskamling Cakupan petugas Linmas pada saat Pilkades serentak Meningkatnya pola kerjasama yang melibatkan dalam menciptakan kondisi aman tentram tertib di lingkungan persentase kegiatan melibatkan partisipasi Jumlah yang pemberdayaan dengan mengikutsertakan Satlinmas dalam setiap kegiatan pemeliharaan kantrantibmas, pelatihan, pembinaan, serta kegiatan kean lainnya. Pemberdayaan untuk menjaga ketertiban keamanan Pembinaan Anggota Linmas desa/kelurahan Periode Siap 73

74 Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur yang profesional menjunjung tinggi Hak Azazi Manusia Meningkatkan Penegakan Peraturan Perungungan Daerah Meningkatnya kapasitas Sumber Daya Aparatur Meningkatnya Pelayanan kepada Meningkatnya profesionalisme aparat Satpol PP Rasio Jumlah Anggota Satpol PP Persentase (tahun lalu Tahun ini ) terhadap rekomendasi kegiatan yang diberikan Satpol PP kepada Masyarakat Rasio Jumlah Petugas Linmas per-rt jumlah anggota Satpol PP yang mengikuti diklatsar Penguatan fasilitasi peningkatan kualitas kuantitas Sumber Daya Satpol PP didukung sarana prasarana yang memadai Pembekalan pengetahuan peningkatan keterampilan ; pemahaman tupoksi, penyelesaian kasus, manajemen konflik, negosiasi dll. Pelatihan fisik melalui pembinaan kesemaptaan. Pelatihan keterampilan melalui pelatihan Drumband, penanggulangan huru hara bencana serta keterampilan penunjang lainnya. Pelatihan dasar ke- Pol PP-an lainnya yang mengacu pada Permendagri no 38 tahun 2010 tentang pedoman penyelenggaraan pendidikan pelatihan Pol PP. Pemeliharaan Katrantibmas Pencegahan Tindak Kriminal Pemeliharaan Katrantibmas Pencegahan Tindak Kriminal Pemeliharaan Katrantibmas Pencegahan Tindak Kriminal Pemeliharaan Katrantibmas Pencegahan Tindak Kriminal Pembekalan Pengetahuan Keterampilan Anggota Satpol PP Pembinaan Kesemaptaan Penanggulangan Anti Huru Hara Anggota Satpol PP Linmas Pembinaan Anggota Korsik/Drumband 74 Latihan Dasar Mental Kedisipilinan Anggota Satpol PP

75 optimalisasi peranan tugas fungsi Satpol PP dalam melaksanakan pemeliharaan ketentraman ketertiban umum serta penegakan Peraturan Daerah. Meningkatnya kualitas Pelayanan Umum Terkendalinya stabilitas keamanan ketentraman Rata-rata Pemberdayaan PPNS jumlah pralatan perlengkapan gedung kantor Tingkat penyelesaian pelanggaran trantibum efektivitas penegakan Perda melalui sosialisasi, monitoring evaluasi serta penguatan penyidikan penyelidikan kualitas kuantitas PPNS Satpol PP. sistem monitoring evaluasi terhadap kemungkinan aya pelanggaran perda. Penyelidikan penyidikan kasus pelanggaran perda /peraturan lain yang dilakukan oleh ataupun lembaga. kualitas kuantitas PPNS Satpol PP. Pemeliharaan Katrantibmas Pencegahan Tindak Kriminal Pemeliharaan Katrantibmas Pencegahan Tindak Kriminal Pemeliharaan Katrantibmas Pencegahan Tindak Kriminal Pemberdayaan PPNS dalam Penegakan Perda Pelatihan Calon PPNS Penguatan Kapasitas Penyidik Pegawai Negeri Sipil pada Satpol PP Pengawasan Pembinaan Pelaksanaan Peraturan Perungungan Daerah 75 Pemberdayaan PPNS dalam Penegakan Perda Pelatihan Calon PPNS Penguatan Kapasitas Penyidik PNS pada Satpol PP

76 Membangun pola hubungan kerjasama dengan prinsip utama pelaksanaan tugas Satpol PP yaitu koordinasi, integrasi, singkronisasi, edukasi kemitraan Meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait yang mengacu pada prinsipprinsip utama yaitu koordinasi, integrasi, sinkronisasi edukasi serta kemitraan dengan pihak lainnya. Tegaknya Perda/Peraturan lainnya melalui pola pemberdayaan PPNS, sosialisasi, rapat koordinasi kemitraan dengan. jumlah Kerjasama Selisih Jumlah produk hukum Kerjasama yang dihasilkan tahun ini tahun kemarin efektifitas pembinaan penertiban terhadap penertiban PKL. gangguan Operasional trantibum penertiban spanduk/ gangguan banner yang lingkungan melanggar ketentuan. lainnya Penguatan jalinan koordinasi kerjasama dengan instansi terkait guna mendukung pemeliharaan kantrantibmas; Rakor trantibum tingkat kabupaten kuningan. Rakor trantibum daerah perbatasan jabar-jateng. Pemeliharaan Katrantibmas Pencegahan Tindak Kriminal Pemeliharaan Katrantibmas Pencegahan Tindak Kriminal Rapat Koordinasi Trantibum Tingkat Kabupaten Kuningan 76 Penyelenggaraan Rapat Koordinasi Trantibum Perbatasan dengan 19 Kabupaten/kota 2 Provinsi

77 77

78 2.2. Rencana Kinerja Tahun 2016 Untuk menjamin tercapainya Visi, Misi Satpol PP sesuai dengan tujuan sasaran strategis Satpol PP Kabupaten Kuningan tahun 2016, maka rencana kerja tahun 2016 ditetapkan dengan susunan sebagai berikut : Program Dalam rangka mewujudkan ketertiban umum, ketentraman perlindungan serta penegakkan peraturan daerah peraturan pelaksanaan lainnya di Kabupaten Kuningan, kami berkomitmen untuk membangun sinergitas penyelenggaraan Pemerintahan, Pembangunan Kean serta bertekad untuk memberikan pelayanan pengayoman kepada dalam aktifitas kehidupan berbangsa bernegara dengan program-program sebagai berikut : 1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 2. Program Sarana Prasarana Aparatur 3. Program Peringatan Hari-hari Besar 4. Program Keamanan Kenyamanan Lingkungan 5. Program Pemeliharaan Kantrantibmas Pencegahan Tindak Kriminal 6. Program Pemberantasan Penyakit Masyarakat (PEKAT) 7. Program Pemberdayaan Masyarakat untuk menjaga ketertiban keamanan 8. Program Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan Kegiatan Program-program tersebut di atas dijabarkan dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut : Tabel 2.2. Program Kegiatan PROGRAM NON URUSAN 78 NO PROGRAM/KEGIATAN I. PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN 1. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air Listrik 2. Penyediaan Jasa peralatan perlengkapan kantor 3. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor 4. Penyediaan Alat Tulis Kantor 5. Penyediaan Barang Cetakan penggandaan 6. Penyediaan Komponen instalasi listrik/penerangan bangunan

79 kantor 7. Penyediaan Peralatan Rumah Tangga 8. Penyediaan Bahan Bacaan Peraturan Perung-ungan 9. Penyediaan Makanan Minuman 10. Rapat-rapat Koordinasi Konsultasi 11. Penyediaan Jasa Pengamanan Kantor 12. Penyediaan Jasa Tenaga Harian Lepas JUMLAH II. PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR 1. Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor 2. Pengadaan Peralatan Gedung Kantor 3. Pengadaan Peralatan Drumband 4. Pemeliharaan Rutin / Berkala Gedung Kantor 5. Pemeliharaan Rutin / Berkala Kendaraan Dinas Operasional 6. Pemeliharaan Rutin /Berkala Perlengkapan Gedung Kantor 7. Pemeliharaan Rutin / Berkala Peralatan Gedung Kantor JUMLAH III. PROGRAM PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEM PELAPORAN CAPAIAN KINERJA DAN KEUANGAN 1. Penyelenggaraan Perencanaan, Monitoring, Pelaporan Keuangan JUMLAH IV. PROGRAM PERINGATAN HARI-HARI BESAR 1. Peringatan Hari-hari Besar Nasional Hari Jadi Kuningan 2. Peringatan Apel Besar HUT Jawa Barat 3. Peringatan Apel Jambore Nasional JUMLAH PROGRAM URUSAN V. PROGRAM PENINGKATAN KEAMANAN DAN KENYAMANAN LINGKUNGAN Pembinaan Penertiban Pedagang Kaki Lima ( PKL ) 2. Penertiban Reklame banner Tidak Berijin atau Kadaluarsa 3. Pengamanan Pengawalan Pejabat Daerah maupun Pusat PAM Unjuk Rasa 4. Pendampingan Pengiriman PGOT Psikotik Jalanan ke Panti Rehabilitasi/RSJ 5. Pengendalian Pedagang Kaki Lima JUMLAH

80 VI. PROGRAM PEMELIHARAAN KATRANTIBMAS DAN PENCEGAHAN TINDAKAN KRIMINAL 1. Pembinaan Anggota Korsik/Drumband 2. Pembinaan Kesemaptaan dn Penanggulangan Anti Huru hara Anggota Satpol PP 3. Latihan Dasar Mental Kedisplinan Anggota Satpol PP 4. Pemberdayaan PPNS dalam rangka Penegakan Perda 5. Pembekalan Pengetahuan Keterampilan Anggota Satpol PP 6. Rapat koordinasi Trantibum Tingkat Kabupaten Kuningan 7. Rapat Koordinasi Implementasi Perda Nomor 3 Tahun 2015 ttg Penyelenggaraan Trantibum 8. Kapasitas PPNS 9. Pembinaan, Pengawasan Penyuluhan dalam rangka Penegakan Pelaksanaan Peraturan Perung-ungan Daerah 10. Pelatihan Calon PPNS JUMLAH VI. PROGRAM PENINGKATAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MASYARAKAT 1. Penertiban Penanggulangan Penyakit Masyarakat JUMLAH VI. PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNTUK MENJAGA KETERTIBAN DAN KEAMANAN 1. Pembinaan Siskamling 2. Forum Koordinasi Kemitraan Ketertiban Masyarakat 3. Pembinaan Potensi Perlindungan Masyarakat di Daerah Perbatasan 4. Pemutakhirn Data Anggota Linmas 5. Pembinaan Anggota Linmas Desa/Kelurahan Periode Siap 6. Pemberdayaan Anggota Linmas Desa/Kelurahan JUMLAH Perjanjian Kinerja Perjanjian kinerja menjadi perwuju komitmen penerima amanah kesepakatan antara penerima pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi wewenang serta sumber daya yang tersedia.

81 81

82 82

83 Adapun upaya yang dilakukan untuk dapat memenuhi Perjanjian Kinerja di atas adalah dengan melaksanakan program kegiatan yang telah mendapatkan anggaran sebagai berikut: 83

BAB I PENDAHULUAN Umum.

BAB I PENDAHULUAN Umum. 1.1. Umum. BAB I PENDAHULUAN Kabupaten Kuningan yang terletak sebelah Selatan Cirebon, mempunyai luas wilayah 1.195,71 Km2, dengan jumlah penduduk 1.138.399 jiwa, terdiri dari 32 Kecamatan dengan 367 Desa/Kelurahan.

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 10 TAHUN 2011

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 10 TAHUN 2011 BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 10 TAHUN 2011 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN MAJALENGKA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

Lebih terperinci

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG -1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN WAY KANAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 41 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 41 TAHUN SALINAN BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PANDEGLANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PANDEGLANG Bupati Pandeglang PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI JAMBI

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI JAMBI GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI Menimbang :

Lebih terperinci

WALIKOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG,

WALIKOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG, WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 1401 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, WEWENANG, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BATU

PEMERINTAH KOTA BATU PEMERINTAH KOTA BATU \ PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang :

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT 1 BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 42 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 42 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 42 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN NUNUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI PURWAKARTA,

NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI PURWAKARTA, PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWAKARTA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO,

Lebih terperinci

BUPATI BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BANDUNG

BUPATI BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BANDUNG BUPATI BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG, Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KLATEN DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA AMBON PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 5 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA AMBON PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 5 TAHUN 2014 TENTANG WALIKOTA AMBON PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 5 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA AMBON TIPE A DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2016 SERI D.5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2016 SERI D.5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2016 SERI D.5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN CIREBON DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN CILACAP DENGAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI

BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR : 2009 PERATURAN BUPATI BEKASI NOMOR : 44 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA BUPATI BEKASI Menimbang : a. bahwa dengan telah diundangkannya

Lebih terperinci

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 5 Ayat ( 3) Peraturan Daerah

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 5 Ayat ( 3) Peraturan Daerah 9 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Kecil dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara RI Tahun 1956 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 1091) ; 3.

Kecil dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara RI Tahun 1956 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 1091) ; 3. WALIKOTA BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BENGKULU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BUPATI LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 04 TAHUN 2013 T E N T A N G

BUPATI LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 04 TAHUN 2013 T E N T A N G BUPATI LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 04 TAHUN 2013 T E N T A N G PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN LAHAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN SIGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BALIKPAPAN

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BALIKPAPAN PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang : a.bahwa

Lebih terperinci

GubernurJawaBarat GUBERNUR JAWA BARAT,

GubernurJawaBarat GUBERNUR JAWA BARAT, GubernurJawaBarat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT BUPATI MALANG, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN PEMADAM KEBAKARAN KABUPATEN BARITO

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang : a. bahwa Satuan Polisi Pamong

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KATINGAN

PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KATINGAN SALINAN BUPATI KATINGAN BUPATI KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KATINGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN WAKATOBI BAGIAN HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 4 2013 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 04 TAHUN 2013 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN DAERAH NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 110 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 110 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 110 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MERANG

PEMERINTAH KABUPATEN MERANG PEMERINTAH KABUPATEN MERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERANGIN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MERANGIN,

Lebih terperinci

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BENGKULU dan WALIKOTA BENGKULU MEMUTUSKAN:

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BENGKULU dan WALIKOTA BENGKULU MEMUTUSKAN: WALIKOTA BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 198 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BENGKULU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN JEPARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 31 TAHUN 2009 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG BH INNEKA TU NGGAL IKA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 112 TAHUN 2016 T E N T A N G

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 112 TAHUN 2016 T E N T A N G BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 112 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN SIDOARJO

Lebih terperinci

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI,TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI KENDAL PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 49 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI KENDAL PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 49 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI KENDAL PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 49 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL DAN TATA KERJA PADA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KENDAL DENGAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 29 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 51 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 29 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 51 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 29 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, TATA KERJA DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN SATUAN POLISI

Lebih terperinci

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BATU

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA 20 PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BARITO UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA UTARA

GUBERNUR SUMATERA UTARA 1 GUBERNUR SUMATERA UTARA PERATURAN GUBERNUR SUMATERA UTARA NOMOR : 31 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN PEMADAM

Lebih terperinci

2011, No Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan P

2011, No Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan P No.590, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Organisasi. Tata Kerja. Satpol PP. Pedoman. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BUKITTINGGI

WALIKOTA BUKITTINGGI s WALIKOTA BUKITTINGGI PERATURAN DAERAH KOTA BUKITTINGGI NOMOR : 11 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BUKITTINGGI NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 31 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 31 TAHUN 2009 TENTANG BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 31 TAHUN 2009 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BANYUWANGI BUPATI BANYUWANGI Menimbang : a. bahwa sebagai

Lebih terperinci

- 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

- 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG - 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA

Lebih terperinci

SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

SATUAN POLISI PAMONG PRAJA LAMPIRAN : PERATURAN WALIKOTA CIMAHI Nomor : 30 Tahun 2008 Tanggal : 28 Nopember 2008 Tentang : TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS PADA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA CIMAHI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 98 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN PEMADAM

Lebih terperinci

LAMPIRAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG

LAMPIRAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG LAMPIRAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NO: 4 2010 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 4 TAHUN 2010 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KARAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 9 SERI D

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 9 SERI D LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 9 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

Lebih terperinci

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA BARAT NOMOR 25 TAHUN 2017 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG NO. 8 2011 SERI. D PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 8 TAHUN 2011 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KARAWANG DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU GUBERNUR KEPULAUAN RIAU PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU GUBERNUR KEPULAUAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 58 TAHUN 2012 PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 58 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 58 TAHUN 2012 PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 58 TAHUN 2012 TENTANG BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 58 TAHUN 2012 PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 58 TAHUN 2012 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA TYPE A DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

PEMERINTAH KOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PEMERINTAH KOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT No. Urut: 09, 2012 LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI SUMATERA BARAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BATAM

PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BATAM SALINAN OLEH : WALIKOTA BATAM NOMOR : 6 TAHUN 2013 TANGGAL : 15 MEI 2013 SUMBER

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, FUNGSI DAN TUGAS SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

Lebih terperinci

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG URAIAN TUGAS UNSUR UNSUR ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN TAPIN

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG URAIAN TUGAS UNSUR UNSUR ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN TAPIN BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG URAIAN TUGAS UNSUR UNSUR ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN TAPIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang BUPATI TAPIN,

Lebih terperinci

BUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN NATUNA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN NATUNA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN NATUNA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN NATUNA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, - 1 - PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 55 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT TIPE A KABUPATEN

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA,

WALIKOTA TASIKMALAYA, WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 15 TAHUN 2005 TENTANG TUGAS POKOK DAN RINCIAN TUGAS UNIT SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

NO NAMA JABATAN TUGAS POKOK FUNGSI URAIAN TUGAS

NO NAMA JABATAN TUGAS POKOK FUNGSI URAIAN TUGAS LAMPIRAN : PERATURAN WALIKOTA CIMAHI Nomor : 30 Tahun 2008 Tanggal : 28 Nopember 2008 Tentang : TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS PADA KECAMATAN DAN KELURAHAN KOTA CIMAHI KECAMATAN NO NAMA JABATAN TUGAS

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN

Lebih terperinci

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI, TATA KERJA, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS SATUAN POLISI

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 52 TAHUN 2014 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PONOROGO

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PONOROGO PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PONOROGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PONOROGO, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

- 1 - WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG

- 1 - WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG - 1 - WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURAKARTA,

Lebih terperinci

2011, No Sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Re

2011, No Sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Re No.591, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Organisasi. Tata Kerja. Satpol PP. Prov. DKI Jakarta. Pedoman. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011

Lebih terperinci

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); SALINAN BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN PEMADAM

Lebih terperinci

WALIKOTA PAREPARE WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 24 TAHUN 2011

WALIKOTA PAREPARE WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 24 TAHUN 2011 WALIKOTA PAREPARE WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PAREPARE,

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 63 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 63 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 63 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BAUBAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BAUBAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BAUBAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BAUBAU, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 11 TAHUN 2014 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN MUSI RAWAS

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 11 TAHUN 2014 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 11 TAHUN 2014 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI RAWAS, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 104 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 104 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 104 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATPOL PP

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATPOL PP TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATPOL PP Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bandung Dibentuk melalui peraturan daerah Kabupaten Bandung Nomor 24 Tahun 2012 Tentang Pembentukan Organisasi Satuan Polisi Pamong

Lebih terperinci

BUPATI MOJOKERTO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

BUPATI MOJOKERTO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA BUPATI MOJOKERTO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YAN MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA Nomor 05 Tahun 2012 PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 05 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 20-G TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA WALIKOTA SURAKARTA,

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 20-G TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA WALIKOTA SURAKARTA, PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 20-G TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut ditetapkannya

Lebih terperinci